BAB I
PENDAHULUAN
dan pakaian. Rumah memiliki arti penting bagi sebuah keluarga, karena rumah
merupakan tempat untuk istirahat dan mencurahkan kasih sayang setelah sibuk
bekerja atau beraktivitas di luar. Maka tidak heran apabila permintaan masyarakat
yang mampu membeli rumah secara tunai. Peluang inilah yang dima nfaatkan oleh
yang banyak dikenal dengan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Berbagai fasilitas
tingkat suku bunga dan sebagainya pun ditawarkan sebagai daya tarik. Sayangnya,
suku bunga bank konvensional yang fluktuatif dan tidak pasti terkadang membuat
orang merasa ragu untuk mengambil kredit kepemilikan rumah dari perbankan.
sebutan bank konvensional dan bank syariah. Bank berbasis syariah muncul akibat
pada riba, sebagai sikap kehati-hatian yang dilakukan adalah dengan menghindarkan
1
2
transaksi yang berbunga agar terhindar dari riba. Dari sahabat Jabir Abdilah
bahwasanya ia menuturkan:
َ َ َو ق،َش ِه َديِْه
(رواه.) ٌ ( ُه ْم َس َواء: ال لَ َع َن َر ُس ْو َل اهللِ َعلَْي ِه َو َسلَّ ْم اَكِ َل ِّلربَا َو َم ْوكِلَهُ َو َكا تِبَهُ َو
) مسلم
Artinya: “Rasulullah SAW telah melaknat pemakan Riba (rentenir), orang
yang memberikan/membayar riba (nasabah), penulisnya (sekretaris),dan juga dua
orang saksinya.Dan beliau juga bersabda: merika itu sama dalam hal dosa
nya.”(HR.Muslim) 1
Bank syariah mempunyai ciri yang berbeda dengan bank konvensional. ciri-
ciri ini bersifat universal dan kualitatif, artinya bank syariah beroperasi dimana harus
1
.Muhammad Arifin bin Badri, Riba dan Tinjauan Kritis Perbankan Syariah, (Yogyakarta:
Pustaka Darul Ilmi ,2009), h. 28.
2
www.bankberhaj.co m/ index.php/artcl?=5, diakses tanggal 20 Januari 2014 jam 21.00
3
e.
Pengarahan dana masyarakat dalam bentuk deposito atau tabungan oleh
penyimpan dianggap sebagai titipan (al-wadĭah) sedangkan bagi bank
dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai pernyataan dana
pada proyek yang dibiayai oleh bank sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah hingga kepada penyimpan tidak dijanjikan imbalan yang pasti.
Bentuk yang lain yaitu giro dianggap sebagai titipan murni (al-wadĭah)
karena sewaktu-waktu dapat ditarik kembali dan dapat dikenai biaya
penitipan.
f. Bank syariah tidak menerapkan jual beli atau sewa- menyewa uang dari
mata uang yang sama dan transaksinya itu dapat menghasilkan
keuntungan. Jadi mata uang itu dalam memberikan pinjaman pada
umumnya tidak dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk
pembiayaan pengadaan barang selama pembiayaan, barang tersebut
milik bank.
g. Adanya dewan syariah yang bertugas mengawasi bank dari sudut
syariah.
h. Bank syariah selalu menggunakan istilah- istilah dari bahasa arab di
mana istilah tersebut tercantum dalam fiqih Islam.
i. Adanya produk khusus yaitu pembiayaan tanpa beban murni yang
bersifat sosial, di mana nasabah tidak berkewajiban untuk
mengembalikan pembiayaan (al-qarḍ al-ḥasan).
j. Fungsi lembaga bank juga mempunyai fungsi amanah yang artinya
berkewajiban menjaga dan bertanggungjawab atas keamanan dana yang
telah dititipkan dan siap sewaktu-waktu apabila dana ditarik kembali
sesuai dengan perjanjian. 3
Secara umum, berdirinya lembaga keuangan syariah akhir-akhir ini beroperasi
pada 3 bidang, yakni penyaluran dana, penghimpun dana dan jasa perbankan. Selain
tabungan, produk yang kini diminati masyarakat adalah kredit kepemilkikan rumah
(KPR) syariah. Kelebihan KPR pada BRI Syariah dibandingkan KPR konvensional
diantaranya adalah, masyarakat yang mengambil kredit merasa lebih tenang, sebab
3
Muhammad Firdaus, dan Sofinyah Ghufron, Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah
Konsep dan Implementasi Bank Syariah, (Jakarta: Renaisan Anggota IKAPI, 2005), h. 29
4
dalam bidang penyaluran dana, sehingga cicilan KPR pada BRI Syariah tetap, tanpa
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan
oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau
Salah satu produk pembiayaan yang telah dikembangkan oleh bank syariah
adalah pembiayaan rumah, atau yang sering dikenal dengan istilah KPR pada BRI
dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan.
Harga jualnya biasanya sudah ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati
perjanjian pembiayaan jual beli rumah, dengan angsuran tetap hingga jatuh tempo
4
Muhammad, Lembaga Kuangan Umat Kontemporer. (Yogyakarta : UII Press, 2002) h.147
5
pembiayaan. Dengan adanya kepastian jumlah angsuran bulanan yang harus dibayar
sampai masa angsuran selesai, nasabah tidak akan dipusingkan dengan masalah
ketika ingin melunasi angsuran sebelum masa kontrak berakhir, karena bank syariah
tidak akan mengenakan pinalti. Bank syariah tidak memberlakukan sistem pinalti
akadnya. Pada bank konvensional, kontrak KPR didasarkan pada suku bunga tertentu
yang sifatnya bisa fluktuatif, sedangkan KPR pada BRI Syariah bisa dilakukan
antaranya KPR dengan prinsip jual beli (skema murabahah), KPR dengan prinsip
sewa (skema ijarah), KPR dengan prinsip sewa beli (skema Ijarah Muntahia
banyak ditawarkan oleh bank syariah adalah skema jual beli (skema murabahah).
pembelian rumah dengan perjanjian hutang piutang. Caranya, pihak yang hendak
membeli rumah mengajukan proposal kepada salah satu bank untuk menjaminnya
sejumlah uang seharga rumah tersebut. Pihak Bank membayarkan biaya rumah
tersebut bagi si pembeli, dan bank menarik pembayarannya secara kredit bulanan dari
si pembeli dengan bunganya, yang jumlahnya pada akhirnya nanti bisa mencapai tiga
Para ulama ahli fatwa telah sepakat bahwa pembelian rumah melalui
pendanaan bank (perjanjian hutang) itu hukumnya haram, karena dalam perjanjian
tersebut dianggap sebagai pinjaman berbunga yang jelas sekali mengandung riba. 5
Transaksi ini jelas merugikan pihak pembeli karena dalam pembayaran angsuran
setiap bulan bergantung pada fluktuasi suku bunganya. Konsep kredit rumah ini
akadnya. Pada bank konvensional, kontrak KPR didasarkan pada suku bunga tertentu
5
Abdullah Ash-Shawi, Shalah dan al-Muslih, Fikih ekonomi Keuangan Islam. (Jakarta:
Darul Haq, 2001) h.363.
7
yang sifatnya bisa fluktuatif, sedangkan KPR pada BRI Syariah bisa dilakukan
Keuntungan nasabah yang diperoleh dari KPR pada BRI Syariah, sebagai
berikut:
Nasabah tidak harus menyediakan dana secara tunai untuk membeli rumah.
Nasabah cukup menyediakan uang muka.
Karena KPR memiliki jangka waktu yang panjang, angsuran yang dibayar
dapat diiringi dengan ekspektasi peningkatan penghasilan.
Skim pembiayaan adalah jual beli (Murabahah), adalah akad jual beli barang
dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati oleh Bank dan Nasabah (fixed margin)
Cicilan tetap dan meringankan selama jangka waktu, serta tidak ada unsur
spekulatif
Bebas pinalti untuk pelunasan sebelum jatuh tempo. 6
Keunggulan-keunggulan yang dimiliki KPR pada BRI Syariah ini tidak serta
merta diikuti oleh peningkatan minat masyarakat untuk memilih KPR pada BRI
pembiayaan KPR menggunakan jasa bank konvensional seperti BTN, Cimb Niaga,
BRI, BNI dan lain- lain, bahkan tidak ada satu pun pengelola perumahan di Kota
konsekuensi. Bank syariah membebankan bunga yang jauh lebih besar dari bank
konvensional, yakni selisih 6% dengan bunga bank konvensional. Jadi jika rata-rata
6
Ahmad Ifham So lih in, Buku Pintar Ekonomi Syariah. (Jakarta: PT Gramedia, 2010) h. 115
8
bunga kredit KPR bank konvensional adalah 8%, maka bank syariah memberikan
Bank syariah juga tidak mau memberikan tenor sepanjang di bank umum. Di
Bank Syariah, tenor pembiayaan paling panjang biasanya adalah 15 tahun. Tapi
pembiayaan dengan tenor sepanjang itu sangat sedikit diberikan, karena terlalu lama.
Tercatat sejak tahun 2011 hingga tahun 2013 perkembangan nasabah KPR
BRI Syariah meningkat dengan signifikan, hal tersebut tergambar dalam data tabel
berikut:
Tabel 1.1. Gambaran Perkembangan Omzet KPR BRI Syariah Priode 2010 sampai
2013
No Priode Omzet KPR
1 2010-2011 Rp.73.550.000.000,-
2 2011-2012 Rp.102.500.000.000,-
Dari tabel di atas, omzet KPR pada BRI Syariah meningkat secara signifikan
dari tahun ke tahun. Dari priode 2010-2011 ke priode 2011-2012 omzet KPR BRI
Meskipun demikian, omzet KPR dari Bank BRI Syariah masih jauh di bawah
omzet KPR pada bank BRI (konvensional) sejak tahun 2010 hingga tahun 2013
Banjarmasin beragama Islam, maka keunggulan yang dimiliki oleh produk KPR pada
BRI Syariah secara finansial, ditambah produk yang digunakan bersumber dari
hukum Islam sudah seharusnya mendapat respon positif dari masyarakat kota
Banjarmasin.
Faktanya, pada penjajakan awal ke Bank BRI dan BRI Syariah kota
Banjarmasin, diketahui bahwa penyaluran KPR di bulan Juni 2014 pada Bank BRI
berkisar sekitar Rp 399 miliar 8 , sedangkan penyaluran KPR di bulan Juni 2014 pada
BRI Syariah masih pada Rp 160 miliar 9 . Data ini menunjukkan bahwa penyaluran
dana KPR pada bank BRI (konvensional) lebih banyak jika dibandingkan dengan
lapangan ini sudah pasti disebabkan oleh berbagai faktor, mungkin saja karena
kurangnya promosi dan sosialisasi berkenaan dengan KPR pada BRI Syariah, atau
7
Wawancara dengan Dyah Megasari, CSR Bank BRI Kota Ban jarmasin, Selasa,
Tanggal 08 Juli 2014
8
Ibid.
9
Wawancara dengan Ahmad Haekal Redhani, CSR Ban k BRI Syariah Kota
Banjarmasin, Rabu, Tanggal 09 Agustus 2014
10
juga kurangnya pengetahuan masyarakat tentang keberadaan produk KPR pada BRI
Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan bank yang memiliki reputasi yang
dilakukan dengan sangat teliti dengan kelengkapan administrasi yang sangat detail.
Upaya ini terbukti dapat meminimalisir resiko tunggakan dalam pinjaman yang
terhadap bank BRI, meskipun saat ini bank BRI Syariah sudah berdiri sendiri. Imbas
positif ini terbukti dengan pesatnya perkembangan bank BRI Syariah dari tahun ke
Dari latar belakang masalah ini penulis tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian dengan judul: Minat Masyarakat Terhadap Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan untuk memudahkan penelitian, maka penulis
Banjarmasin?
11
penulis merasa perlu untuk membatasi pengertian judul skripsi ini dengan definisi
1. Minat
sesuatu. Adapun yang dimaksud dengan minat pada penelitian ini adalah
2. KPR
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan
oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau
memperbaiki rumah.
Salah satu produk pembiayaan yang telah dikembangkan oleh bank BRI
prinsip diantaranya KPR dengan prinsip jual beli (skema murabahah), KPR dengan
prinsip sewa (skema ijarah), KPR dengan prinsip sewa beli (skema Ijarah Muntahia
banyak ditawarkan oleh bank syariah adalah skema jual beli (skema murabahah).
12
KPR dengan prinsip jual beli (skema murabahah), KPR dengan prinsip sewa (skema
ijarah), KPR dengan prinsip sewa beli (skema Ijarah Muntahia Bittamlik), dan KPR
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
bagi para pengelola bank syariah, terutama pengelola jasa KPR pada BRI
Syariah dalam rangka evaluasi dan usaha untuk meningkatkan minat para
calon nasabah dan sebagai bahan pemikiran dan acuan bagi masyarakat secara
umum yang berminat untuk membeli atau berinvestasi dengan rumah yang
berbasis syariah.
2. Secara praktis, penelitian ini berguna untuk perbandingan dan acuan bagi
F. Tinjauan Pustaka
Skripsi yang disusun oleh Hilmy Yunan yang berjudul “Pengaruh Pola Bagi
besarnya pengaruh penerapan pola bagi hasil pada minat nasabah untuk mengadopsi
produk pembiayaan dapat dilihat dari nilai R square sebesar 0,208. Ini berarti
penerapan pola bagi hasil memberikan kontribusi sebesar 20,8% terhadap minat
nasabah sedangkan 79,2% dipengaruhi faktor- faktor lain. 10 Penelitian ini juga
Adapun penelitian yang terkait dengan minat adalah penelitian yang dilakukan
oleh Sisca Aulia (2013) dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Menabung Nasabah pada PT bank Syariah Mandiri Cabang Yogyakarta. Hasil dari
penelitian ini menyatakan bahwa faktor pelayanan (X1), faktor nisbah bagi hasil (X2)
dan faktor kualitas produk (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
menabung (Y). Semakin baik pelayanan, nisbah bagi hasil yang diberikan dan
10
Hilmy Yunan, Pengaruh Pola Bagi Hasil (Profit Sharing) Pada Produk Pembiayaan
Mudharabah Terhadap Minat Nasabah Pada Baituttamwil Tamzis Cabang Yogyakarta , UIN Sunan
Kalijaga, 2005.
14
kualitas produk yang ditawarkan pihak BSM kepada nasabah, maka minat menabung
semakin tinggi.
Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Jumi Yati (2013)
gambaran yang berbeda tentang dimensi kualitas jasa seperti keandalan, daya
tanggap, jaminan, empati dan bukti nyata yang telah dilakukan pihak bank yang
masyarakat kota Banjarmasin terhadap produk KPR pada BRI Syariah belum pernah
dilakukan.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini akan penulis bagikan ke dalam lima
perumusan masalah, tujuan penelitian, alasan memilih judul, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab kedua, Landasan Teoritis, yang berisikan tentang pengertian kredit yang
dilanjutkan dengan pembahasan tentang risiko kredit, kredit pemilikan rumah (KPR)
yang dilanjutkan dengan pembahasan tentang KPR pada bank konvensional dengan
15
KPR yang ada di bank syariah. Pembahasan selanjutnya adalah tentang perilaku
Bab ketiga, metode penelitian yang berisikan tentang metode penelitian, objek
dan subjek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, serta teknik
analisis data.
Bab keempat, laporan hasil penelitian yang berisikan tentang gambaran umum