Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yuliana

Nim : 202226099

Unit : IV PGMI, Semester III

MK : Sejarah Peradaban Islam

Perubahan persepsi negatif terhadap Eropa/Barat terjadi sejak abad 20, khususnya selama
perang Dunia 1 dan lanjut hingga sekarang. Apa faktor yang membuat Muslim berubah
persepsi di awal abad ke 20?

Perubahan persepsi negatif terhadap Barat terjadi pada abad ke-20, khususnya selama

Perang Dunia I dan berlanjut hingga saat ini. Salah satu faktor yang menyebabkan perubahan

persepsi Muslim di awal abad ke-20 adalah dampak kolonialisme dan kebangkitan Zionisme.

Runtuhnya Kekaisaran Ottoman dan pembagian Timur Tengah oleh kekuatan Eropa, serta

munculnya gerakan Zionis, berkontribusi pada pergeseran cara umat Islam memandang

Barat.

Dampak kolonialisme dan pembongkaran Kekaisaran Ottoman menyebabkan rasa

pengkhianatan dan kekecewaan di kalangan umat Islam. Pembagian Timur Tengah oleh

kekuatan Eropa dan pemaksaan pemerintahan kolonial menciptakan perasaan kebencian dan

ketidakpercayaan terhadap Barat. Munculnya gerakan Zionis dan tujuannya untuk mendirikan

negara Yahudi di Palestina juga berkontribusi pada rasa ancaman dan ketidakamanan di

kalangan umat Islam.

Tindakan gerakan Zionis, termasuk pemindahan penduduk Palestina dan pendirian

permukiman Yahudi di Palestina, menyebabkan meningkatnya kesadaran di kalangan umat

Islam tentang tantangan yang mereka hadapi. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan evaluasi

ulang hubungan mereka dengan Barat dan pergeseran persepsi mereka. Singkatnya, dampak
kolonialisme dan kebangkitan Zionisme adalah faktor kunci yang menyebabkan perubahan

persepsi Muslim di awal abad ke-20.

Perkembangan ini menciptakan rasa pengkhianatan, kebencian, dan ketidakamanan di

kalangan umat Islam, yang mengarah pada evaluasi ulang hubungan mereka dengan Barat.

Pembagian wilayah dan penggantian kekuasaan di Timur Tengah setelah kekalahan

Kesultanan Utsmani di Perang Dunia 1. Hal ini dilakukan oleh Inggris dan Prancis sesuai

Perjanjian Sykes-Picot 1916 tanpa melibatkan pendapat rakyat di wilayah tersebut, sehingga

dianggap sebagai bentuk kolonialisme Barat.

Pendirian negara Israel pada 1948 berdasarkan Deklarasi Balfour yang dianggap

melanggar hak asli rakyat Palestina atas tanah air mereka. Hal ini mendorong timbulnya

nasionalisme Arab dan Islam.

Dukungan Barat terhadap rezim-rezim otoriter sekuler di Timur Tengah selama

Perang Dingin yang dianggap melanggar hak-hak dasar dan prinsip-prinsip Islam.

Kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang dianggap mendukung Israel secara

berlebihan dan menekan hak Palestina, seperti pengakuan unilateral atas Yerusalem sebagai

ibu kota Israel.

Intervensi militer dan campur tangan politik Barat di beberapa negara Timur Tengah

seperti Irak, Libya, dan Suriah sejak tahun 1990-an yang menimbulkan banyak korban jiwa di

kalangan warga sipil Muslim.

Jadi secara ringkas, perubahan persepsi negatif disebabkan oleh imperialisme,

kolonialisme, dan kebijakan double standard Barat di kawasan Timur Tengah yang dianggap

melanggar hak-hak rakyat Muslim.(Makdisi, 1977)

Persepsi umat Muslim terhadap dunia Barat dipengaruhi oleh pengalaman

kolonialisme Eropa, yang menciptakan sentimen anti-kolonial dan anti-imperialisme yang

kuat.
Gerakan pemikiran seperti Pan-Islamisme dan solidaritas global Muslim memberikan

kekuatan kepada pemimpin dan gerakan nasionalis abad ke-20. Pemikiran ini menegaskan

perbedaan antara dunia Islam dan Barat, serta menentang rasisme dan diskriminasi yang

dialami oleh umat Islam.

Media dan jurnalisme memainkan peran kunci dalam membentuk persepsi dan

informasi masyarakat tentang Barat dan Islam. Terkadang, liputan media Barat dan kelompok

Islamis memperkuat polarisasi antara "dunia Muslim" dan Barat, yang menyebabkan

pandangan negatif terhadap Eropa/Barat.

Kebijakan politik yang mempengaruhi hubungan antara dunia Islam dan Barat, seperti

kebijakan luar negeri India yang merdeka di bawah kepemimpinan Jawaharlal Nehru, dapat

meningkatkan persepsi negatif terhadap Eropa/Barat.

Globalisasi dan kemajuan teknologi memungkinkan umat Islam menyebarkan ide dan

informasi lebih luas secara geografis dan konseptual, yang pada gilirannya mempengaruhi

perubahan dalam pandangan dan sentimen anti-Eropa/Barat.

Secara keseluruhan, perubahan persepsi negatif terhadap Eropa/Barat terjadi karena

kombinasi faktor seperti pengalaman kolonialisme, pemikiran intelektual, pengaruh media

dan jurnalisme, politik internasional, dan globalisasi.(Aydin, 1919)

Untuk mengatasi perubahan persepsi negatif ini, sangat penting untuk

mengedepankan promosi pemahaman saling menghargai, menghadapi stereotip, dan

membangun dialog antarbudaya. Pendidikan dan kesadaran terkait keragaman budaya,

sejarah, dan kontribusi positif dari masyarakat Muslim juga dapat berperan besar dalam

meredakan ketegangan serta memperbaiki hubungan antarbangsa.

Lebih rinci lagi, langkah-langkah konkret dapat melibatkan pembentukan program-

program pendidikan yang mengintegrasikan materi pelajaran yang mencakup keragaman

budaya dan sejarah Islam. Pertukaran pelajar dan program kultural antarnegara dapat menjadi
sarana yang efektif untuk memperdalam pemahaman antarbudaya. Sementara itu, media

dapat didorong untuk menyajikan informasi secara objektif dan menghindari pemberitaan

yang merugikan atau memperkeruh situasi.

Tidak hanya itu, masyarakat perlu aktif terlibat dalam organisasi yang

mempromosikan pemahaman dan toleransi antarbudaya. Kampanye kesadaran publik juga

dapat digunakan untuk menyoroti kontribusi positif dari masyarakat Muslim dan mengatasi

stereotip yang merugikan. Melalui inisiatif bersama dalam bidang kemanusiaan, solidaritas

dapat dibangun, yang pada gilirannya dapat memperkuat hubungan antarbangsa.

Semua langkah ini perlu diimplementasikan secara berkesinambungan, melibatkan

berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga pendidikan, media, dan masyarakat sipil, guna

menciptakan perubahan positif dalam persepsi dan hubungan antarbudaya.

Anda mungkin juga menyukai