Anda di halaman 1dari 18

KARYA TULIS ILMIAH

DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PLASTIK PADA EKOSISTEM


LAUT

Disusun Oleh :

Faza Khairunnisa Yusran


Nabila Aghniya Aska Dini
Rahma Aisyah Said

SMA IT DARUL ISTIQAMAH


2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul “Dampak Pencemaran Limbah Plastik Pada Ekosistem Laut”. Dalam
karya tulis ilmiah ini dibahas mengenai Dampak Pencemaran Limbah Plastik Pada
Laut. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti learning exhibition, Jurusan
IPA SMA IT Darul Istiqamah Maros.

Selama penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah ini banyak sekali
hambatan yang kami alami, namun berkat bantuan, dorongan serta bimbingan dari
berbagai pihak, akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kami beranggapan bahwa karya tulis ilmiah ini merupakan karya terbaik
yang dapat kami persembahkan. Tetapi kami menyadari bahwa tidak tertutup
kemungkinan didalamnya terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga karya tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.

Maros, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................i
Lembar Pengesahan.................................................................................ii
Lembar Pernyataan...................................................................................iii
Daftar Isi .......................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................3
D. Manfaat Penulisan ....................................................................3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Limbah ...................................................................................... 4
B. Pencemaran Plastik................................................................. 5
C. Laut ............................................................................................ 6
D. Kandungan Plastik ………………………………………….. 6
E. Ekosistem …………………………………………………….. 7
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian.......................................................................9
B. Pengumpulan Data ....................................................................9
C. Analisis Data ...............................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laut adalah salah satu unsur yang memiliki banyak manfaat bagi

kehidupan manusia karena terdapat kekayaan yang bisa dimaksimalkan

dalam kehidupan (Silalahi, 2001). Tetapi hari demi hari kekayaan yang

bisa dimanfaatkan di kehidupan sehari-hari itu sedikit demi sedikit mulai

rusak akibat pencemaran plastik, termasuk ekosistem yang berada laut.

Plastik merupakan salah satu jenis sampah yang banyak di laut.

Sampah laut merupakan buangan manusia yang berbentuk benda padat

(keadaan benda, dengan volume dan bentuk yang tetap) atau materi yang

masuk ke dalam lingkungan air laut baik secara langsung maupun secara

tidak langsung (Engler, 2012). Sampah pada dasarnya merupakan sesuatu

yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas makhluk hidup dan

tidak mempunyai nilai ekonomi, akan tetapi ada beberapa jenis sampah

yang dapat didaur ulang sehingga memiliki nilai ekonomi.

Sampah laut dapat dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu sampah

organik dan sampah anorganik. Sampah organik dapat diurai oleh

mikroorganisme sedangkan sampah anorganik sulit atau bahkan tidak

dapat diurai oleh mikroorganisme. Pembuangan sampah organik ke laut

mengakibatkan penurunan kadar oksigen terlarut bagi ekosistem dan biota

yang berasosiasi (Pariwono, 1996).


Ekosistem merupakan tatanan kesatuan secara kompleks di sebuah

wilayah yang terdapat habitat, tumbuhan dan binatang (Woodbury 1954).

Saat ini, banyak ekosistem yang rusak akibat pencemaran plastik,

contohnya ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang. Plastik adalah

salah satu makromolekul yang dibentuk dengan proses polimerisasi

(Kumar, 2011). Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa

molekul sederhana (monomer) melalui proses kimia menjadi molekul

besar (makromolekul atau polimer). Beberapa dampak kerusakan hutan

mangrove adalah terjadinya abrasi pantai dan hilangnya habitat bagi

plankton dan beberapa jenis ikan.

Berdasarkan uraian di atas, artikel ini berfokus mengkaji dampak

yang diakibatkan dari pencemaran sampah terhadap ekosistem laut dan

mencari solusi akibat limbah plastik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang diuraikan pada latar belakang diatas, maka masalah

yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Apa Sajakah dampak limbah plastik terhadap ekosistem laut?

2. Bagaimana upaya mencegah kerusakan ekosistem yang terjadi

akibat limbah plastik

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ilmiah ini

antara lain :
1. Untuk mengetahui dampak pencemaran limbah plastik terhadap

ekosistem laut

2. Untuk mengetahui solusi mengatasi pencemaran laut akibat limbah

plastik

D. Manfaat Penulisan

Dan adapun manfaat penelitian sebagai berikut :

1. Untuk memberikan informasi tentang pentingnya menjaga

kelestarian laut

2. Untuk mengetahui bahaya limbah plastik terhadap kelestarian laut

3. Untuk mengetahui solusi mengatasi pencemaran laut yang

diakibatkan oleh limbah plastik


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik

industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di

sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Limbah merupakan sisa produksi,

baik dari alam maupun hasil kegiatan manusia. Ada sampah, ada air kakus

(black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya

(grey water).

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang sering kali tidak

dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau

secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan

Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran

limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan

manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya

keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik

limbah.

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah

berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat

keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep

sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama

proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-

jenisnya. Benda sisa yang tidak berguna dan tidak diinginkan dalam jangka

panjang akan menjadi permasalahan serius yang harus dilakukan pencegahan

dan diberi perhatian serius. Benda sisa yang dibuang di alam tersebut juga kita

sebut sebagai sampah.

B. Pencemaran Plastik

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik.

Plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa

juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan kualitas plastik. Ada beberapa

polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau

fiber sintetik. Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti

yang dapat mentoleransi panas, keras, ketahanan, dan lain-lain. Digabungkan

dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang

ringan, dipastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,

energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa

berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan

proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat

berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi di mana saja dengan laju

yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah

industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Pencemaran

lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup mengalami


perubahan sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya

terganggu. Ketidakseimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi karena

proses alam atau juga karena perbuatan manusia.

C. Laut

Laut adalah sebuah perairan asin besar yang dikelilingi secara

menyeluruh atau sebagian oleh daratan. Dalam arti yang lebih luas, "laut" adalah

sistem perairan samudra berair asin yang saling terhubung di Bumi yang

dianggap sebagai satu samudra global atau sebagai beberapa samudra utama.

Laut mempengaruhi iklim Bumi dan memiliki peran penting dalam siklus air,

siklus karbon, dan siklus nitrogen. Laut pada umumnya dibagi menjadi lima

samudra besar yang meliputi empat samudra yang diakui Organisasi Hidrografi

Internasional (Samudra Atlantik, Pasifik, Hindia, dan Arktik) dan Samudra

Selatan.

D. Kandungan Plastik

Plastik berasal pada material polyetilen, polypropilen, polyvinyl chlorida

(PVC) yang jika dibakar atau dipanaskan bisa menimbulkan dioksin, yaitu suatu

zat yang sangat beracun dan merupakan penyebab kanker serta dapat serta dapat

mengurangi sistem kekebalan tubuh seseorang

E. Ekosistem

Plastik berasal pada material polyetilen, polypropilen, polyvinyl chlorida

(PVC) yang jika dibakar atau dipanaskan bisa menimbulkan dioksin, yaitu suatu
zat yang sangat beracun dan merupakan penyebab kanker serta dapat serta dapat

mengurangi sistem kekebalan tubuh seseorang, seperti :

1. Mangrove

Ekosistem hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah

pasang surut, terutama pantai, laguna, dan muara sungai yang tergenang yang

tergenang pada saat pasang. kondisi habitat tanah berlumpur, berpasir, atau

lumpur berpasir. contoh tersebut termasuk ekosistem khas untuk daerah tropis

dan subtropis. Pada umumnya mangrove tumbuh di 4 zona, yaitu daerah

terbuka, daerah tengah, daerah yang memiliki sungai berair payau atau

hampir tawar, dan daerah arah daratan yang memiliki air tawar.

2. Lamun (seagrass)

Lamun tumbuh dengan berkerumunan dan biasanya menempati

perairan laut hangat yang dangkal, dan menghubungkan ekosistem mangrove

dan terumbu karang.

Ekosistem padang lamun merupakan salah satu ekosistem di wilayah

pesisir yang mempunyai produktivitas primer yang relatif tinggi dan

mempunyai peranan yang penting untuk menjaga kelestarian dan

keanekaragaman organisme laut (Riniatsih, 2016). Padang lamun mempunyai

fungsi sebagai daerah pemijahan, daerah mencari makan dan daerah asuhan

bagi organisme laut muda yang biasanya memanfaatkan daerah pasang surut

dan padang lamun sebagai tempat berlindung dan mencari makan pada masa

stadia larva (Riniatsih et al., 2007).


3. Terumbu Karang (coral reef)

Terumbu karang (coral reef) adalah sekumpulan hewan karang yang

bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang biasa disebut zooxanthellae.

Terumbu karang juga termasuk jenis filum cnidaria kelas Anthozoa yang

memiliki tentakel. Kelas Anthozoa ini juga terdiri dari dua subkelas yaitu

Hexacorallia atau bisa disebut Zoantharia dan Octocorallia.

Ada Pula habitat terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir

pantai atau di daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m

di bawah permukaan laut. ada beberapa tipe terumbu karang yang dapat hidup

jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya sama sekali, namun terumbu

karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanthellae dan tidak

membentuk karang
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan

deskriptif kualitatif. Dimana metode ini merupakan salah satu jenis penelitian

yang termasuk kedalam metode penelitian kualitatif. Adapun tujuan dari

metode ini adalah untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan,

fenomena, dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan

menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.

Adapun masalah yang dapat diteliti dan diselidiki oleh penelitian

deskriptif kualitatif ini mengacu pada metode penelitian kuantitatif, studi

komparatif (perbandingan), serta dapat juga menjadi sebuah studi

korelasional (hubungan) antara suatu unsur dengan unsur lainnya.

Kegiatan penelitian studi literatur ini juga meliputi pengumpulan data,

analisis data, interpretasi data, dan pada akhirnya dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan yang mengacu kepada analisis data tersebut.

B. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian studi literatur adalah studi

pustaka. Studi kepustakaan juga berarti teknik pengumpulan data dengan

melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai

laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan (Nazir, 1988).
C. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu data

sekunder. Data sekunder adalah data yang sudah diolah terlebih dahulu dan

baru didapatkan oleh peneliti dari sumber yang lain sebagai tambahan

informasi. Data yang diperoleh dikompilasi, dianalisis, dan disimpulkan

sehingga mendapatkan kesimpulan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan membahas mengenai hasil analisis yang telah kami

lakukan yaitu studi literatur.

Menurut penelitian Ratri Wikan Ningsih diperoleh data bahwa “Sampah

plastik akan berdampak pada lingkungan seperti sampah plastik dapat

membunuh terumbu karang, karena terumbu karang akan tertimbun oleh

sampah dan tidak dapat tumbuh serta berkembang biak dengan baik, atau

bahkan dapat mati. Adapun sampah plastik yang menimbun di dasar laut

akan menahan air untuk sulit meresap kedalam tanah dan sirkulasi udara

dalam tanah akan dapat terhambat. Penumpukan sampah di dasar laut juga

akan berpengaruh terhadap terumbu karang.”.

Sedangkan menurut penelitian M. Reza Cordova diperoleh data bahwa

“Sampah plastik ukuran besar, mega plastik dan makro plastik, menimbulkan

resiko kesehatan secara langsung bagi hewan air, termasuk ikan, penyu,

burung, serta penyu laut, karena salah konsumsi (Boerger et al., 2010). Efek

negatif dari plastik juga dapat memberikan dampak lain seperti terikatnya

invertebrata bentik, burung, ikan, mamalia dan penyu oleh kabel plastik dan

jaring (Besseling et al., 2013; Wegner et al., 2012; Foekema et al., 2013)”.

Dan adapun juga menurut peneliatian Nurhenu Karuniastut diperoleh

data bahwa “Upaya yang dilakukan adalah menggunakan barang dari bahan-
bahan yang mudah terurai dan aman terhadap kesehatan seperti misalnya

plastik yang berasal dari bahan organik.”

B. Pembahasan

Ada banyak sampah dampak buruk sampah plastik pada ekosistem laut

salah satunya adalah penumpukan sampah plastik di dasar laut. Penumpukan

sampah plastik di dasar laut dapat merusak terumbu karang karena terumbu

karang adalah tempat perlindungan bagi hewan hewan laut maupun biota laut

serta dapat berfungsi untuk melindungi pantai dari erosi apabila terdapat

gelombang laut tinggi, apabila terumbu karang tertutupi sampah maka

hewan-hewan laut tidak memiliki tempat untuk perlindungan sehingga akan

rentan terhadap kematian yang menyebabkan terjadinya kelestarian ekosistem

dan biota laut.

Plastik juga berbahaya bagi hewan air karena Konsumsi plastik oleh

hewan air dapat menyebabkan pendarahan internal dan bisul, serta

penyumbatan pada saluran pencernaan (Wright et al., 2013).

Adapun juga upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan ekosistem laut

adalah dengan menggunakan barang-barang yang mudah terurai misalnya,

plastik yang berasal dari bahan jagung. Di Jepang, jenis plastik baru ini sudah

beredar dan mempunyai kekuatan sebaik plastik konvensional. Bedanya,

setelah dibuang, plastik tersebut dapat terurai oleh mikroorganisme di dalam

tanah. Lalu, plastik jenis ini juga dapat dibuat menjadi aneka ragam benda,

seperti plastik untuk kemasan hingga serat untuk tekstil.


BAB V

KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dalam skripsi ini, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada banyak dampak sampah plastik yang bisa terjadi di pada

ekosistem laut

2. Salah contoh dampak yang terjadi pada ekosistem laut akibat

sampah plastik adalah sampah plastik dapat membunuh terumbu

karang

3. Salah satu upaya untuk mencegahnya kerusakan ekosistem laut

adalah dengan cara menggunakan barang-barang yang mudah

terurai misalnya, plastik yang berasal dari bahan jagung

B. Penutup

Demikian lah karya tulis ilmiah yang telah kami susun, dengan baik

semoga dapat bermanfaat kedepannya. Jika ada salah kata maka itu datang

nya dari kami sendiri dan jika ada kelebihan maka itu datang nya dari Allah

Subhanawwata’ala, saya Faza Khairunnisa bersama teman saya Nabila

Aghniya, dan Rahma Aisyah pamit undur diri, semoga tulisan kami dapat

bermanfaat bagi seluruh pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Bioteknologi Penanggulangan Plastik. (2013). Diakses pada 8 Oktober 2021,


dari:https://www.slideshare.net/shelvea/bioteknlogi-penanggulangan-plastik

Boerger et al., 2010. Plastic ingestion by planktivorous fishes in the North Pacific
Central Gyre.Diakses pada 4 Desember
2021,dari:https://www.cleanwateraction.org/files/publications/Fish%20ingestion
%20of%20plastic.pdf

Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Diakses pada 7


Oktober 2021, dari:https://kkp.go.id/djprl/p4k/page/4332-terumbu-karang

Engler. 2012. The Complex Interaction between Marine Debris and Toxic
Chemicals in the Ocean. Office of Wetlands, Oceans, and Watersheds, U.S.
Environmental Protection Agency, 1200 Pennsylvania Avenue, NW,
Washington, DC 20460, United States.

Extended Abstract Melfianora Riau. Diakses pada 8 Oktober 2021,


dari:file:///home/chronos/u-
31e0d63b43d368557549ed7489e42f5a63d76425/MyFiles/Downloads/KTI
%20dengan%20Studi%20Literatur.pdf

Jason Gooljar,“Top 20 Countries ranked by mass of mismanaged plastic waste”


sebagaimana dimaksud dalam:https://bit.ly/2x2kI99,diakses pada 27
September 2019

Nazir. 1988. International Journal of Educational Policies. Diakses pada 8


Oktober 2021, dari:file:///home/chronos/u-
31e0d63b43d368557549ed7489e42f5a63d76425/MyFiles/Downloads/
22723-36183-1-SM.pdf

Pariwono, J.I. 1996. Oseanografi Fisika dan Dinamika Perairan Pesisir. Materi
Pelatihan Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu
(iczpm). Pkspl IPB Kerjasama dengan Dirjen Bangda-Depdagri. Bogor.

Pengertian Data Primer & Perbedaannya dengan Data Sekunder. Diakses pada 8
Oktober 2021, dari:,://www.info.populix.co/post/data-primer-adalah

Riniatsih et al., 2007.Distribusi Jenis Lamun Dihubungkan Dengan Sebaran.


Diakses pada 7 Oktober 2021, dari:file:///home/chronos/u-
31e0d63b43d368557549ed7489e42f5a63d76425/MyFiles/Downloads/
Distribusi_Jenis_Lamun_Dihubungkan_dengan_Sebaran_.pdf
Sari, Permata Diah.2014. Teknik Kimia : Pembuatan Plastik Biodegradable
Menggunakan Pati Dari Umbi Keladi. Politeknik Negeri Sriwijaya:
Palembang. (tinjauan pustaka plastik)

Silalahi, Daud. 2001. Pengertian Laut Menurut Para Ahli. Diakses pada 7
Oktober 2021,
dari:https://www.kumpulanpengertian.com/2018/08/pengertian-laut-
menurut-para-ahli.html.

Wikipedia.2021.pengertian laut.https://id.wikipedia.org/wiki/Laut.diakses pada 8


Oktober 2021

Wikipedia.2021.pengertian limbah.https://id.wikipedia.org/wiki/Limbah.diakses
pada 8 Oktober 2021

Woodbury. 1954. Ekosistem: Pengertian, Komponen, dan Macam. Diakses pada 8


Oktober 2021, dari:https://www.gramedia.com/literasi/ekosistem/

Wright et al., 2013. The physical impacts of microplastics on marine organisms:


A review. Diakses pada 4 Desember
2021,dari:http://resodema.org/publications/publication9.pdf

Anda mungkin juga menyukai