Anda di halaman 1dari 19

IPA TERAPAN

KODE :1420

PENCEMARAN LAUT DI INDONESIA OLEH SAMPAH PLASTIK DAN


PENANGANANNYA MENGGUNAKAN BAKTERI PENGURAI PLASTIK

NAMA : NI KOMANG TRIANA DEWI

NIM : 1813071040

ALAMAT SUREL : trianadewinikomang88@gmail.com

KELAS 3B

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2019

i
PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa, karena atas Asung Kertha
Wara Nugraha-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah IPA Terapan yang berjudul
“Pencemaran Laut Di Indonesia Oleh Sampah Plastik Dan Penanganannya Menggunakan
Bakteri Pengurai Plastik” ini tepat pada waktunya tanpa hambatan dan halangan yang berarti.

Penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
memberikan bimbingan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini.
Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. I Wayan Subagia, M. App. Sc. Ph. D. dan Ibu Ni Luh Pande Latria
Devi, S.Pd. M. Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah IPA Terapan.
2. Orang tua saya yang telah memberikan dorongan moral maupun material, serta
3. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan makalah projek ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu
diharapkan pembaca dapat mengapresiasi makalah ini dengan memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik dan sempurna, karena
penulis menyadari tidak ada gading yang tak retak begitu juga halnya penulis tidak mungkin
sempurna dalam pengerjaan dan penyusunan makalah ini.

Singaraja, Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................. ii

Daftar Isi ....................................................................................................................... iii

Daftar Gambar .............................................................................................................. iv

Abstrak ..........................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................3

1.3 Tujuan .............................................................................................................4

1.4 Manfaat ...........................................................................................................4

KAJIAN TEORI .............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Laut Di Indonesia ...............................................................................9

2.2 Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Sampah Plastik Di Laut Indonesia ...........10

2.3Penanganan Menggunakan Bakteri Pengurai Plastik Untuk Mengatasi


Masalah Pencemaran Laut ............................................................................. 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………13

3.2 Saran...……………………………………………………………………...13

REFERENSI

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jenis-jenis plastik berdasarkan kemudahan terurainya di alam ................................... 7

Gambar 2. Grafik jumlah sampah plastik di lautan dalam (juta ton/ tahun) .................................. 9

Gambar 3. Marine wildlife found entangled in marine debris ...................................................... 11

iv
ABSTRAK

Pencemaran air khususnya air laut di Indonesia oleh sampah plastik mengakibatkan
menurunnya kualitas lingkungan yang berdampak buruk bagi seluruh mahluk hidup di bumi.
Tulisan ini diharapkan mampu membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk ikut
serta menanggulangi masalah pencemaran air laut di Indonesia oleh sampah plastik dengan
menggunakan bakteri Ideonella sakaiensis untuk membantu mempercepat proses penguraian dan
penghancuran polutan yang berupa plastik PET yang sulit terdegredasi secara alami di alam
menjadi zat-zat ramah lingkungan secara cepat dan efisien sehingga tidak membahayakan
lingkungan sekitar.

1
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan
bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Penggunaan
sampah yang selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang
berwawasan lingkungan telah menimbulkan dampak negative terhadap kesehatan masyarakat
dan lingkungan. Salah satu sampah yang pengelolaannya cukup sulit untuk dilakukan adalah
sampah plastik. Sampah plastik merupakan salah satu bentuk limbah sisa pakai yang sulit
terdegredasi secara alami di alam. Selain tindakan penanganan juga diperlukan tindakan
pencegahan baik secara administratif maupun secara teknologis. Menurut Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah bahwa sampah telah menjadi permasalahan
nasional sehingga pengelolaannya dipelukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir.

Berbagai bentuk kerusakan yang dihasilkan oleh limbah plastik telah mengakibatkan
berbagai bencana di bumi. Salah satu bentuk pencemaran akibat limbah plastik yang saat ini
sangat menghawatirkan adalah pencemaran terhadap laut. Menurut World Economic Forum pada
2016 menyatakan ada lebih dari 150 juta ton plastik di samudra planet ini. Tiap tahun, terdapat 8
juta ton plastik mengalir ke laut. Padahal plastik bisa berumur ratusan tahun di lautan dan untuk
terurai menjadi partikel kecil membutuhkan waktu yang sangat amat lama. Plastik ini akan terus
terakumulasi di laut. Bahkan pada tahun 2025, rasio plastik dibanding ikan di samudra
diperkirakan menjadi 1:3 yang artinya setiap ikan akan berbanding dengan tiga sampah yang
terdapat di samudra. Plastik di lautan akan terus bertambah menjadi 250 juta ton, sedangkan
jumlah ikan terus menurun akibat penangkapan yang semakin gencar dan dibarengi dengan
teknologi yang cukup mempuni nantinya. Jenna R Jambeck dan rekannya dari Universitas
Georgia yang dalam penelitiannya menuliskan terdapat 275 juta metrik ton sampah plastik di
192 negara berpantai. Dari 275 juta metrik ton sampah itu, sebanyak 4,8-12,7 juta metrik
ton masuk ke samudra akibatnya sampah-sampah itu akan terus membunuh makhluk hidup di
lautan dan berdasarkan penelitian yang diterbitkan Sekretariat Konvensi tentang
Keanekaragaman Hayati pada 2016, sampah di lautan telah membahayakan lebih dari 800

2
spesies. Dari 800 spesies itu, 40% adalah mamalia laut, 44% adalah spesies burung laut dan 12%
merupkan spesies non mamalia. Konferensi Laut PBB di New York 2017 juga telah menyebutkan
bahwa limbah plastik yang terdapat di lautan membunuh 1 juta burung laut, 100 ribu mamalia
laut, kura-kura laut, dan ikan-ikan yang sudah tidak dapat terhitung lagi jumlahnya, pada setiap
tahunnya.

Sumberdaya alam memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan


kelangsungan hidup seluruh mahluk hidup dibumi. Salah satu sumber daya alam yang sangat
vital bagi mahluk hidup adalah air. Sebagian besar daerah di Indonesia di kelilingi oleh laut.
Indonesia yang dikenal sebagai salah satu Negara maritim yang memiliki sumberdaya laut yang
melimpah. Namun, sungguh miris Indonesia memiliki banyak pemasalahan tentang laut yang
sangat merugikan diantaranya adalah masalah pencemaran. Mahluk hidup seperti manusia sering
mencemari lingkungannya karena tingkah laku dan gaya hidupnya yang tanpa disadarinya telah
mencemari linkungan dan berdampak buruk baginya. Sejak awal tahun 1970-an dunia telah
menyadari akan adanya krisis lingkungan ini. Dalam 300 tahun terakhir sudah sekitar 200 spesies
punah, terutama burung dan bintang menyusui. Dalam 100 tahun mendatang jika secara terus
menerus tindakan pencemaran lingkungan dilakukan tanpa adanya tindakan untuk
menanggulangi bayangkan berapa ratus hewan lagi yang harus punah akibat perilaku kita, berapa
banyak lagi kerugian yang dialami lingkungan dan mahluk hidup lain akibat manusia. Kesadaran
akan pentingnnya mencegah dan menangani pencemaran laut memang sangat penting, dengan
adanya tindakan pencegahan dan penanganan tidak hanya berdampak baik bagi kita manusia
namun bagi seluruh ekosistem yang ada di bumi.

II. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari pencemaran laut oleh sampah
plastik dan penanganannya menggunakan bakteri pengurai plastik di Indonesia
diantaranya:
1. Bagaimanakah kondisi laut Indonesia akibat adanya sampah plastik ?
2. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dari sampah plastic yang mencemari
laut di Indonesia?
3. Bagaimanakah penanganan pencemaran laut di Indonesia oleh sampah plastik
menggunakan bakteri pengurai plastik ?

3
III. Tujuan
Berdasarkan rumusan maslah di atas, tujuan dari makalah tentang pencemaran laut oleh
sampah plastik dan penanganannya menggunakan bakteri pengurai plastik di Indonesia
diantaranya:
1. Untuk dapat mengetahui dan menambah informasi tentang kondisi laut Indonesia
akibat adanya sampah plastik.
2. Untuk dapat mengetahui dan menambah informasi tentang dampak yang
ditimbulkan dari sampah plastik yang mencemari laut di Indonesia.
3. Untuk dapat mengetahui dan menambah informasi tentang penanganan
pencemaran laut di Indonesia oleh sampah plastik menggunakan bakteri pengurai
plastik.

IV. Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas, manfaat dari makalah tentang tentang pencemaran laut oleh
sampah plastik dan penanganannya menggunakan bakteri pengurai plastik di Indonesia
diantaranya:
1. Bagi Masyarakat
Makalah ini disusun untuk dapat menjadi sumber pengetahuan dan informasi bagi
masyarakat umum baik di dalam maupun di luar lingkungan kampus tentang
bagaimana kondisi alam khususnya laut akibat perilaku konsumtif terhadap
penggunaan plastik yang telah kita lakukan, melalui makalah ini diharapkan
masyarakat mampu menyadari bahaya penggunaan sampah plastik pada alam dan
mampu menerapkan penanggulangan secara efisien dan berkelanjutan guna
menjaga kelestarian alam.
2. Bagi Alam
Makalah ini disusun untuk dapat menciptakan keseimbangan ekosistem yang
berlandaskan filosofis Tri Hita Karana sehingga dapat terciptanya hubungan yang
harmoni antara seluruh aspek kehidupan di bumi ini, melalui makalah ini
diharapkan terciptanya kesadaran mengenai pentingnya alam bagi seluruh lini
kehidupan di bumi sehingga terciptanya suatu keserasian antara alam dan para
penghuninya.

4
KAJIAN TEORI

1. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu peristiwa dimana terjadi perubahan
terhadap lingkungan yang merugikan akibat adanya berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan
tanpa memperhatikan pola penggunaannya (Sastrawijaya, Tresna. 2000). Pencemaran
lingkungan menurut tempat terjadinya dapat dibagi menjadi beberapa bentuk diantaranya :
1. Pencemaran Tanah merupakan salah satu bentuk pencemaran yang terjadi pada
tanah yang disebabkan baik secara disengaja maupun tidak disengaja yang dapat
menurunkan kualitas dari tanah itu sendiri.
2. Pencemaran Air merupakan peristiwa pencemaran yang terjadi pada perairan air
tawar maupun air asin yang berdampak negative dan dapat merugikan berbagai
mahluk hidup yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat langsung di
dalamnya.
3. Pencemaran Udara merupakan pencemaran yang terjadi pada lapisan litosfer
bumi dimana pencemaran ini dapat terjadi secara alami maupun buatan yang
berakibat pada menurunya kualitas lingkungan sehingga merugikan berbagai
mahluk hidup di bumi.

Pencemaran lingkungan dapat disebabkan oleh berbagai bahan pencemar. Menurut


Tresna Sastrawijaya bahan pencemar ini dapat dibagi menjadi :

1. Bahan pencemar yang bersifat alami berupa bahan-bahan yang dihasilkan


secara alami di alam yang dapat mencemari lingkungan namun dalam jumlah
yang relative kecil. Contohnya : Gas metana hasil metabolisme mahluk
hidup, gas CO2 yang dihasilkan dari hasil respirasi beberapa mahluk hidup.
2. Bahan pencemar yang bersifat buatan berupa bahan-bahan yang dihasilkan
secara buatan yang biasanya merupakan hasil dari aktivitas manusia yang
dilakukan secara berlebihan dan tidak terkontrol. Contohnya : Gas hasil
penggunaan kendaraaan bermotor dan asap pabrik yang jumlahnya melebihi
batas normal sehingga tumbuhan tidak mampu mengabsorpsinya.

5
2. Pengertian plastik

Plastik tersusun dari rantai atom karbon yang panjang dan kompleks. Rantai panjang ini
disebut polimer dan unit terkecilnya disebut monomer (Muh. Zainul, 2017 : 44). Di alam,
penguraian polimer plastik terjadi melalui proses fisika seperti radiasi sinar matahari, panas,
tekanan, dan kelembapan yang berlangsung sangat lama. Plastik pertama kali ditemukan oleh
Alexander Parkes yang pertama kali memperkenalkan plastic pada sebuah eksibisi international
di London, Inggris pada tahun 1862. Plastik temuan Alexander Parkes disebut dengan Parkesine
yang dibuat dari bahan-bahan organik berupa selulosa. Temuan Parkes ini mempunyai
karakteristik mirip karet, namun memiliki harga yang jauh lebih terjangkau dibandingakan karet
dan dapat dibuat transparan dan mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Pada tahun 1907 bahan
sintetis pertama buatan manusia ditemukan oleh seorang ahli kimia bernama Leo Baekeland,
New York. Beliau mengembangkan resin cair yang diberi nama Barkelite. Material ini tidak
terbakar, tidak meleleh, dan tidak mencair di dalam larutan asam cuka. Pada tahun 1933 seorang
pekerja laboratorium yang bernama Ralph Dow telah menemukan plastic jenis lain yaitu
Polyvinylidene chloride yang digunakan pertama kali untuk peralatan militer dan prabotan
rumah tangga. Masih pada tahun 1933 dua orang ahli kimia yang bernama E.W Fawcett dan R.O
Gibson berhasil menemukan Polyethylene yang popular digunakan hingga saat ini.
Perkembangan penggunaan plastic sejak abad ke-20 hanya menghasilkan sekitar beberapa ratus
ton pada tahun 1930-an namun terus meningkat menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 2005, dan
saat ini penggunaaan material plastic di Negara-negara Eropa Barat mencapai 60 Kg/orang setiap
tahunnya sedangkan di Amerika mencapai 80 Kg/orang setiap tahunnya.

3. Jenis-Jenis Plastik Yang Sering Digunakan.

Plastik pada umumnya dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal diantaranya :

Berdasarkan sifat fisikanya :

1. Termoplastik adalah jenis plastik yang dapat didaur-ulang kembali menggunakan


proses pemanasan ulang. Contohnya : Polietilen (PE), Polistiren (PS), ABS,
Polikarbonat (PC).
2. Termoset adalah jenis plastik yang tidak dapat didaur-ulang kembali kerena
dengan melakukan proses pemanasan akan menyebabkan kerusakan pada

6
molekul-molekul penyusunya. Contohnya : Resin epoksi, Bakelit, Resin melamin,
Urea-formaldehida.

Berdasarkan kinerja dan penggunaannya :

1. Plastik komoditas adalah jenis plastik yang memiliki sifat mekanik yang kurang
bagus serta tidak tahan panas. Contohnya : PE, PS, ABS, PMMA, SAN
2. Plastik teknik adalah jenis plastik yang memiliki sifat mekanik yang bagus dan
tahan panas. Contohnya : PA, POM, PC, PBT
3. Plastik teknik khusus adalah jenis plastik yang memiliki sifatmekanik yang sangat
bagus dan memiliki daya tahan panaa yang tinggi. Contohnya : PSF< PES< PAI<
PAR

Berdasarkan sumbernya :

1. Polimer alami adalah plastic yang berbahan alami seperti : kayu, kulit binatang,
kapas, dan karet alam.
2. Polimer sintetis adalah plastic yang berbahan buatan manusia yang biasanya
berupa hasil olahan dan atau modifikasi dari hasil alam seperti : nylon, polyester,
polipropilen, dan sebagainya.

Berdasarkan kemudahan terurainya :

1. Polyethylene Terepthalate
2. High Density Polyethrlene
3. Polyvinyl Chloride
4. Low Density Polythelene
5. Polypropylene
6. Polystyrene
7. Polycarbonat, Polyester, Polyurethane

7
Gambar 1. Jenis-jenis plastik berdasarkan kemudahan terurainya di alam

Sumber : https://images.theconversation.com

8
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Kondisi Laut Di Indonesia
Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia memiliki
peranan dan andil yang sangat besar di sektor kelautan. Keanekaragaman hayati dan
sumber daya yang dimiliki, seperti minyak dan gas, terumbu karang, mangrove, flora dan
fauna, merupakan sumber daya yang sangat berarti, tidak hanya bagi Indonesia, tapi juga
bagi dunia. Namun demikian, keanekaragaman hayati dan sumber daya yang kita miliki
terancam oleh berbagai aktivitas pembangunan ekonomi dan aktivitas masyarakat lainnya
yang dapat menyebabkan timbulnya pencemaran, kerusakan lingkungan dan menurunnya
fungsi ekosistem yang ada. Salah satu yang menjadi keprihatinan berbagai pihak terhadap
kondisi perairan laut global adalah adanya pencemaran yang berasal dari sampah plastik.
Penggunaan sampah plastik dimasyarakat memang sangat mengkwatirkan
mengingat kontribusi besar sampah plastik berasal dari aktivitas masyarakat di darat yang
pada akhirnya terbawa ke laut (Muh. Zainul, 2017 : 44) . Jumlah plastik yang berasal dari
daratan ditengarai jauh lebih banyak dari pada yang berasal dari kegiatan di laut sendiri.
Kekhawatiran utama terhadap sampah plastik dikarenakan sifat plastik yang un-
degradable, dapat bertahan sangat lama di laut dan juga mengandung bahan berbahaya
dan beracun (B3). Hasil dari beberapa kajian telah mengindikasikan bahwa plastik telah
masuk ke rantai makanan karena plastik tersebut telah dikonsumsi oleh ikan(Muh. Zainul,
2017 : 45).
Berikut merupakan besarnya penggunaan plastik di Negara-negara yang tersebar
di berbagai belahan benua: Indonesia memiliki peringkat kedua terbesar sebagai
penghasil sampah plastik terbanyak dari total 20 negara (Jenna Jambeck, 2015).

9
Jumlah Polusi Laut Atas Sampah Plastik
(Juta Ton/Tahun)
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1 Jumlah
0.5 Polusi Laut
Atas
0

Amerika…
Sampah

Burma
Malaysia
Nigeria

India
Indonesia
China

Vietnam

Brazil

Korea Utara
Sri Lanka

Mesir

Algeria
Turki
Bangladesh

Maroko
Filipina

Thailand

Afrika Selatan

Pakistan
Plastik…

Gambar 2. Grafik jumlah sampah plastik di lautan dalam (juta ton/tahun)


Sumber : Riset tentang Marine Debris oleh Jenna Jambeck, 2015
Oleh karena itu, Indonesia merupkan salah satu Negara penghasil sampah terbesar
di dunia.
Selain berasal dari aktivitas masyarakat di darat yang pada akhirnya akan
terbawa ke laut, jika dilihat melalui konstelasi Indonesia sebagai Negara kepulauan dan
berada pada jalur arus dunia, sampah di laut akan berasal dari dua sumber yakni aktivitas
manusia yang membuang langsung ke laut atau terbawa oleh sungai, dan yang kedua
adalah sampah dari Negara lain yang dibawa oleh arus dunia dan terjebak di perairan
Indonesia. Poin kedua menjadi suatu gagasan yang strategis karena hal ini merupakan
Transborder issue. Melalui adanya sistem arus terbuka pada laut, Indonesia juga
merupakan penyumbang sampah ke Samudra Hindia melalui Arus Lintas Indonesia dan
Arus Lintas Khatulistiwa Selatan((Muh. Zainul, 2017 : 46). Arus-arus ini membawa
sampah dan materinya melewati berbagai provinsi di Indonesia terutama di wilayah
timur. Permasalahan sampah di laut Indonesia melalui faktor pertama secara jelas
merupakan akibat sebaran penduduk yang sebagian besar berada pada tepian badan air
seperti sungai dan laut maka di kepulauan jawa yang merupakan daerah sebaran
penduduk dengan kepadatan tertinggi mengancam keberlangsungan lautnya sendiri

10
(Wikan Ningsih, Ratri. 2018). Laut jawa dapat dikatan sebagai “Lumbung Sampah” dan
arus laut jawa dikenal sebagai “Giant River” yang mengindikasikan bahwa perairan ini
hanya mengalir dari timur ke barat dan sebaliknya. Kemudian di wilayah Selat Malaka,
Selat Makasar, Masalembo, Bali dan NTT merupakan wilayah yang terdapat pusaran air
yang bergerak dan terjebak akibat basin kepulauan (Muh. Zainul, 2017 : 46-47). Dengan
adanya beberapa jenis arus laut yang berbeda-beda di beberapa pulau Negara Indonesia
tentusaja berdampak pada sampah plastik yang dibuang dan mencemari laut. Limbah
plastik yang terbuang sebagai pencemar di laut Indonesia akan terakumulasi pada satu
titik. Plastik laut telah ditemukan memiliki konsentrasi polutan, seperti DDT (Dichloro
Diphenyl Trichloroethane), PCBs (Polychlorinated Biphenyls) dan PAHs (Polycyclic
Aromatic Hydrocarbon) (Muh. Zainul, 2017 : 47). Plastik yang ditemukan dilaut dapat
berubah menjadi sampah renik berupa potongan-potongan kecil plastik yang dapat
dikonsumsi ikan di laut (Prawiro, Ruslan H. 2000). Ini bermasalah karena pecahan
plastik tersebut berfungsi sebagai mekanisme transportasi untuk menyebarkan polutan di
seluruh lautan. Plastik renik berupa potongan-potongan kecil ini dapat mengambang
ataupun terendapkan pada dasar lautan yang dapat mengganggu kehidupan ekosistem laut
baik itu terumbu karang, ikan ataupun yang lainnya (Wikan Ningsih, Ratri. 2018).
3.2 Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Sampah Plastik Di Laut Indonesia
Sampah plastik yang terdapat di laut juga dapat mengubah habitat laut, karena
akumulasi dari potongan sampah (sampah renik) dapat menghalangi sinar matahari,
menghilangkan tanaman laut dari cahaya yang dibutuhkan dan mengurangi visibilitas
untuk organisme laut lainnya. Sampah renik juga dapat menumpuk di sepanjang sistem
terumbu karang yang secara fisik dapat merusak habitat di laut. Ketika sampah renik ini
tersapu ke air yang lebih dangkal atau tenggelam, potongan-potongan itu dapat mengkikis
atau merusak struktur terumbu karang secara sensitif atau menghancurkan organisme
yang dapat membangun habitat untuk terumbu karang. Bahan yang digunakan untuk
membuat plastik umumnya digunakan polimer Polivinil yaitu Polycloinated biphenyl
(PCB) dan atau Polyethylene Therepthalete (PET). PCB memiliki struktur mirip DDT
yang artinya zat ini sangat stabil dan sukar larut dan hilang begitu saja, yang jika telah
dilepaskan ke lingkungan dapat masuk ke dalam rantai makanan yang dapat berbahaya
bagi seluruh mahluk hidup (Muh. Zainul, 2017 : 47).

11
Dampak yang ditimbulkan dari sampah plastik di laut Indonesia Menurut
Peneliti dari Marine NOAA (National Oceanicand Atmospheric Administration)
diperkirakan setidaknya 86% spesies penyu laut, 44% dari semua spesies burung laut, dan
43% dari semua spesies mamalia laut di seluruh dunia terkena dampak negatif dari puing-
puing plastik. Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa di Pesisir Pasifik Utara
massa plastik enam kali lebih banyak dari pada massa plankton (organisme laut kecil),
meskipun fakta bahwa jumlah organisme individu lima kali lebih tinggi daripada jumlah
potongan plastik 4 Studi yang sama menemukan bahwa 98% plastik yang ditemukan
adalah Polyethylene dan fragmen plastik yang tidak teridentifikasi.

Gambar 3. Marine wildlife found entangled in marine debris


Sumber : https://www.marinedebris.noaa.com
3.3 Penanganan Menggunakan Bakteri Pengurai Plastik Untuk Mengatasi Masalah
Pencemaran Laut
Demi untuk mengatasi permasalahan mengenai sampah plastic, banyak peneliti
di berbagai belahan dunia berusaha untuk mencari bakteri yang dapat mengurai PET
dengan cepat. Beberapa tahun berlalu dan kini peneliti dari Jepang telah berhasil
menemukan bakteri yang dapat mengurai plastik yang terbuat dari PET. Tim peneliti
tersebut dipimpin oleh Dr. Kohei Oda dari Kyoto Institute of Technology dan Dr. Kenji
Miyamoto dari Keio University. Mereka memberikan nama Ideonella sakaiensis kepada
bakteri tersebut. Dalam penelitian ini, mereka menggunakan sampel sebanyak 250 berupa
potongan plastik PET dengan kualitas rendah. Kemudian semua sampel tersebut
mereka screening untuk mengetahui ada tidaknya bakteri yang pertumbuhan mereka

12
bergantung pada ketersediaan lapisan plastik PET. Ternyata telah terbukti bahwa bakteri
jenis ini memang ada. Dalam proses penguraian plastik PET, bakteri Ideonella sakaiensis
menggunakan dua macam enzim untuk menghancurkan plastik tersebut menjadi zat – zat
yang ramah lingkungan. Kemudian zat hasil penghancuran plastik PET tersebut
digunakan sebagai sumber makanan bagi koloni bakteri Ideonella sakaiensis. Bakteri
tersebut menggunakan zat hasil penguraian yang mengandung karbon untuk pertumbuhan
mereka. Bakteri tersebut membutuhkan waktu selama 6 minggu untuk mengurai plastik
PET kualitas rendah. Enzim yang dihasilkan oleh I. sakaiensis 201-F6 tidak beracun,
ramah lingkungan, dan dapat diproduksi dalam skala industry (Yoshie, Shosuke dkk.
2016 : 1196-1197). Hanya saja pada kenyataannya, plastik PET yang sering digunakan
bukanlah plastik dengan kualitas rendah. Maka dari itu perlu untuk menurunkan kualitas
sampah plastik PET terlebih dahulu. Penurunan kualitas dapat dilakukan dengan cara
memanaskan plastik kemudian didinginkan terlebih dahulu sebelum akhirnya digunakan
bakteri Ideonella sakaiensis sebagai pengurai. Memanaskan bertujuan untuk
menurunkan kualitas plastik PET yang dapat mempermudah bakteri untuk mengurai
plastik PET. Sedangkan mendinginkan bertujuan agar suhu plastik yang akan diurai
sesuai dengan kondisi optimum dimana bakteri tersebut dapat hidup dan berkembang
biak dengan cepat. Kondisi optimum bakteri ini untuk mengurai plastik PET adalah pada
suhu 30˚C (Yoshie, Shosuke dkk. 2016 : 1198-1199).

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kondisi laut di Indonesia akibat adanya pencemaran oleh sampah plastic adalah
menumpuknya sampah pada beberapa titik di laut Indonesia akibat adanya arus aliran laut
yang mengakibatkan sampah plastik yang mengambang ataupun terendapkan pada dasar laut
Indonesia terakumulasi sehingga pada titik tempat berakumulasinya sampah plastik ini
mencemari seluruh ekosistem di dalamnya baik terumbu karang ataupun ikan. Kondisi ini
sangat memperhatinkan mengingat Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki
laut yang cukup luas. Dampak dari adanya pencemaran laut oleh sampah plastik ini tidak
hanya mempengaruhi rantai makanan tetapi juga menyebabkan kerusakan terumbu karang
dan mencemari seluruh ekosistem akibat dari kandungan bahan kimia berbahaya pada
sampah plastik selain itu, ratusan juta mahluk hidup laut baik berupa penyu, ikan, burung,
anjing laut dan mahluk hidup lainnya juga terancam punah akibat mengkonsumsi sampah
renik yang terdapat pada permukaan ataupun dasar laut Indonesia. Penanganan terbarukan
untuk mengatasi permasalahan ini salah satunya adalah menggunakan bakteri Ideonella
sakaiensis 201-F6 sebagai pengurai plastik yang menghasilkan dua jenis enzim (PETase dan
MHETase) yang dapat memecah rantai PET sampai pada level yang aman bagi lingkungan.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan makalah diatas mengenai pencemaran laut di
Indonesia dan penanganannya menggunakan bakteri pengurai plastik dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

14
REFRENSI

Arifin, Muh. Zainul. Dampak Sampah Plastik Bagi Ekosistem Laut. Buletin Matric Vol. 14 No. ,
1 Juni 2017, 44- 47.

Jambeck, Jenna. 2015. Marine Debris. https://www.marinedebris.noaa.com

Prawiro, Ruslan H. 2000. Ekologi Lingkungan Pencemaran. PT Rineka Cipta : Jakarta.

Sastrawijaya, Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan. PT Rineka Cipta : Jakarta.

Wikan Ningsih, Ratri. 2018. Dampak Pencemaran Air Laut Akibat Sampah Terhadap
Kelestarian Laut Di Indonesia.
https://scholar.google.com/scholar?q=related:K7FCmbCU_1lJ:scholar.google.co
m/&hl=en&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p%3DK7FCmbCU_1lJ

Yoshie, Shosuke dkk. A Bacterium That Degrades And Assimilates Poly (ethylene
terephthalate). Science 351 (6278), 1196- 1199, 2016.
https://science.sciencemag.org/content/351/6278/1196.

https://images.theconversation.com

15

Anda mungkin juga menyukai