Anda di halaman 1dari 13

INFRASTRUKTUR KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU: KEKURANGAN DAN SOLUSINYA DARI PEMERINTAH Oleh: Oki Kurniawan (okiawan@gmail.

com), Dieny Izzaty (izzatydieny@yahoo.com), Yanis Suhada (peudotz@yahoo.com), Iqbal Restama (iqbalrestama@ymail.com), dkk 1.

Abstrak: Dilihat dari sistem pemerintahan, wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah wilayah unik, yaitu memiliki status sebagai daerah kabupaten administratif yang berada di bawah pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu ini merupakan satu-satunya kabupaten yang bersifat administratif yang ada di Indonesia. Dengan status tersebut, tentu segala kebijakan yang berkaitan dengan wilayah Kepulauan Seribu berada di tingkat pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Wilayah ini juga memiliki potensi yang cukup besar, yaitu di bidang kelautan, sumber daya alam, serta potensi pariwisata. Sebagai primadona baru pariwisata di Provinsi DKI Jakarta, tentu diperlukan pembangunan infrastruktur yang baik dan layak bagi kegiatan pariwisata. Kata Kunci: Kabupaten Administratif, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Otonomi Tunggal.

Mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fisip Universitas Padjadjaran, Bandung.

PENDAHULUAN Selayang Pandang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Sebagaimana dilansir dari website pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yaitu kepulauanseribujakarta.com, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu memiliki luas wilayah 8,76 Km2 (875,55Ha), yang tebagi menjadi dua Kecamatan dan 6 Kelurahan dan 111 pulau. Wilayah Kepulauan Seribu yang terletak di Laut Jawa dan Teluk Jakarta merupakan wilayah dengan karakteristik dan potensi alam yang berbeda dengan wilayah DKI Jakarta lainnya, sebab wilayah ini pada dasarnya merupakan gugusan pulau-pulau terumbu karang yang terbentuk dan dibentuk oleh biota koral dan biota asosiasinya (algae, malusho, foraminifera dan lain-lain) dengan bantuan proses dinamika alam. Sesuai dengan karakteristik tersebut dan kebijaksanaan pembangunan DKI Jakarta, maka pengembangan wilayah Kepulauan Seribu diarahkan terutama untuk : Meningkatkan kegiatan pariwisata Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat nelayan melalui peningkatan budidaya laut Pemanfaatan sumber daya perikanan dengan konvervasi ekosistem terumbu karang dan mangrove. Jumlah penduduk Kepulauan Seribu adalah sekitar 20.000 orang yang menempati 11 pulau, yaitu: Pulau Kelapa, Pulau Kelapa Dua, Pulau Panggang, Pulau Harapan, Pulau Pramuka, Pulau Tidung, Pulau Besar, Pulau Payung Besar, Pulau Pari, Pulau Untung Jawa, Pulau Lancong Besar dan Pulau Sebira. Pulau yang banyak ditinggali penduduk misalnya Pulau Kelapa, Pulau Pramuka, dan Pulau Karya. Otonomi Khusus Provinsi DKI Jakarta dan Sistem Pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Dalam penjelasan PP No. 55 Tahun 2001, disebutkan bahwa Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia, mempunyai peranan yang penting dalam mendukung penyelenggaraan Pemerintahan Negara Republik Indonesia. Untuk itu dalam membangun masyarakat Jakarta yang sejahtera dan mewujudkan citra Bangsa Indonesia, Jakarta dalam penyelenggaraan

pemerintahannya diberikan kedudukan sebagai Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta. Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dibagi dalam Kotamadya dan Kabupaten Administrasi. Otonomi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta diletakkan pada lingkup Provinsi dan dilaksanakan berdasarkan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan. Meskipun wilayah Provinsi DKI Jakarta terdiri dari 5 kotamadya dan satu kabupaten, namun, hak otonomi yang diterapkan berada pada tingkat provinsi. Khusus untuk Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu telah diatur dalam UU No. 34 tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah khusus Ibukota Jakarta. Sebelum menjadi Kabupaten Administrasi, wilayah Kepulauan Seribu berstatus sebagai Kecamatan yang berada di Kotamadya Jakarta Utara. Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terdiri dari Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Kepala Pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dipimpin oleh Bupati yang bertanggung jawab kepada Gubernur. Kabupaten administrasi dipimpin oleh seorang bupati dan dibantu oleh wakil bupati yang diangkat oleh gubernur dari kalangan pegawai negeri sipil. Perangkat daerah kabupaten administrasi terdiri atas Sekretariat Kabupaten Administrasi, Suku Dinas, lembaga teknis lain, kecamatan, dan kelurahan. Sesuai dengan Pasal 32 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999, Kecamatan Kepulauan Seribu yang merupakan bagian dari Kotamadya Jakarta Utara ditingkatkan statusnya menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dengan maksud untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, serta

pengelolaan Kepulauan Seribu yang terdiri atas 110 Pulau dalam segala aspek antara lain kelestarian lingkungan, konservasi sumber daya alam, ekonomi, kesejahteraan rakyat dan sosial budaya. Dalam kaitan tersebut untuk terwujudnya peningkatan status Kecamatan Kepulauan Seribu menjadi Kabupaten Administrasi ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2001 tentang Pembentukan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Walaupun secara administratif, wilayah kepulauan seribu masuk kedalam wilayah provinsi DKI Jakarta, akan tetapi wilayah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan wilayah kotamadya lainnya di DKI Jakarta. Pada umumnya wilayah kotamadya yang ada di DKI Jakarta merupakan kawasan perkotaan, sedangkan wilayah kepulauan seribu lebih mendekati karakteristik pedesaan. Disamping itu karakteristik geografisnya pun jauh berbeda dimana Kepulauan Seribu merupakan gugusan pulau-pulau kecil dengan struktur tanah berpasir yang kurang subur untuk dijadikan lahan pertanian. Dalam pasal 10 UU. No. 34 tahun 1999, disebutkan beberapa kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah Kotamadya dan Kabupaten Administrasi, yaitu mencakup kewenangan dalam menetapkan kebijakan operasional dan pelaksanaan pelayanan masyarakat yang terdiri atas : a. penyusunan dan penetapan kebijakan pelaksanaan pemerintahan

Kotamadya/Kabupaten Administrasi, Kecamatan, dan Kelurahan; b. perencanaan dan pelaksanaan program penyelenggaraan jasa perkotaan, sarana, dan prasarana Kotamadya/Kabupaten Administrasi; c. perencanaan program pelayanan masyarakat; d. penyelenggaraan kegiatan pelayanan masyarakat yang tidak didelegasikan kepada Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan; e. pengawasan pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat;

f. perencanaan

dan

pelaksanaan

kegiatan

untuk

terselenggaranya

ketentraman dan ketertiban; g. pembinaan penyelenggaraan pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan; h. perencanaan dan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat; i. pemeliharaan kelestarian lingkungan dan konservasi sumber daya alam; j. pengelolaan sumber daya kelautan sesuai dengan kewenangannya; k. perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan wisata laut; dan l. kewenangan lain yang dilimpahkan kemudian.

LANDASAN TEORITIS Peran dan Fungsi Pemerintahan Dalam pelaksanaan proses pemerintahan dan pembangunan di negara berkembang, pemerintah mempunyai kedudukan yang sangat strategis. Kedudukan yang strategis ini berkaitan dengan fungsinya selaku pelayan publik guna meningkatkan kesejahteraan, keadilan, keamanan, dan ketenteraman masyarakat. Pemerintah merupakan manifestasi dari kehendak rakyat, karena itu harus memperhatikan kepentingan rakyat dan melaksanakan fungsi pelayanan publik dan pengaturan warga negara. Untuk melakukan fungsi pemerintahan tersebut, pemerintah melakukan aktivitas pelayanan, pengaturan, pembinaan, koordinasi, pengelolaan, dan pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Berkenaan dengan peranan pemerintah, Ndraha (2003 : 110) mengemukakan bahwa sesungguhnya peranan pemerintah dalam pembangunan masyarakat amat luas, mulai dari hal yang bersifat pelayanan operasional sampai pada hal yang bersifat ideologi dan spiritual. Rasyid (2003 : 48) juga menyebutkan bahwa dalam menjalankan pemerintahan, maka tugas pokok yang harus dijalankan terdapat tiga fungsi yang hakiki yaitu : pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment), dan pembangunan (development). Dalam hubungan tersebut Rasyid (1997 : 48)
5

menjelaskan, bahwa :pelayanan akan membuahkan keadilan dalam masyarakat, dan pemberdayaan akan mendorong kemandirian masyarakat dan pembangunan akan menciptakan kemakmuran dalam masyarakat. Peranan pemerintah itu adalah, sejalan dengan definisi yang dinyatakan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) (dalam Ndraha, 2003 : 117) bahwa pemerintah berperan memberi bimbingan dan bantuan teknis kepada masyarakat desa dengan maksud agar pada suatu saat masyarakat mampu melaksanakannya sendiri. Pembangunan merupakan sebagian dari fungsi utama pemerintahan yang ditujukan untuk memecahkan masalah dan tuntutan masyarakat melalui aktivitas pemerintahan. pemerintah adalah pengelola kebutuhan masyarakat, seperti

dikemukakan oleh Ndraha (2003 : 730) bahwa : "pemerintah adalah semua badan yang memproduksi, mendistribusi atau menjual alat pemenuhan kebutuhan rakyat berbentuk jasa publik dan layanan civil. dimana penanganan kebutuhan masyarakat tersebut berlangsung pada tiga level, yaitu policy, manajemen dan teknis operasional". Pemerintah itu hadir untuk mengelola kemudian mendistribusikan berbagai kebutuhan masyarakatnya melalui organisasi pemerintahan, dan organisasi pemerintahan terendah yang berhadapan langsung dengan masyarakat adalah pemerintah desa atau kelurahan. Pemerintah desa atau kelurahan memegang peranan yang penting dalam pengelolaan kebutuhan masyarakat. Dalam melaksanakan peran dan fungsinya, pemerintah tidak dapat lepas dari kebijakan publik, aktivitas administratif, organisasi dan manajemen, pelayanan publik, serta kepentingan dan urusan publik. fungsi ini berkaitan erat dengan fungsi pemerintahan yang dilakukan oleh pemerintah yaitu menyediakan layanan civil dan jasa publik yang tidak diprivatisasikan bagi setiap orang pada saat yang dibutuhkan (dituntut) oleh orang yang bersangkutan (Ndraha, 2003: 543). Lebih lanjut dalam hubungan pemberdayaan masyarakat atau partisipasi, Ndraha (2003 : 80)

mengemukakan pendapat bahwa: mau tidak mau, pemerintah yang merupakan kumpulan orang-orang pandai dan pilihan, memiliki teknologi, kekuasaan dan kemampuan administratif yang memadai, memelopori pembangunan bangsa. Fungsi pemerintahan di samping memberi ruangan yang cukup luas bagi kepentingan rakyat, juga bertugas memenuhinya melalui kegiatan pembangunan, pembinaan, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam melaksanakan peran dan fungsinya, organisasi pemerintahan (menurut pendekatan administratif)

menggunakan pendekatan tata administrasi yang diawali oleh pematangan struktur kekuasaan, pembagian tugas, spesialisasi, fungsi kegiatan, koordinasi, jenjang pengawasan. Menurut pendekatan psikologi sosial; organisasi pemerintahan berhubungan erat dengan perilaku manusia selaku unsur birokrasi dalam struktur organisasi pemerintahan, baik perilaku individu dalam kelompok formal dan informal, maupun perilaku internal dan eksternal organisasi pemerintahan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Infrastruktur Semenjak dinaikan statusnya dari kecamatan menjadi kabupaten administrasi, kondisi infrastruktur di Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dinilai sudah cukup baik. Namun, infrastruktur belum merata di seluruh wilayah Kabupaten Adminstratif Kepulauan Seribu ini yang terdiri atas 110 pulau. Sebagai contoh yaitu, infrastruktur sekolah. Tidak semua pulau yang ada di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terdapat bangunan sekolah. Sekolah-sekolah terdapat di beberapa pulau yang memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak. Misalnya, di Pulau Pramuka, di pulau ini, terdapat bangunan sekolah dari tingkat SD sampai SMA, yaitu SDN 02 Pagi, SMPN 133 Jakarta, dan SMAN 69 Jakarta.

Gambar 1. SMAN 69 Jakarta di Pulau Pramuka Kab. Adm. Kep. Seribu

Infrastruktur yang perlu diperbaiki yaitu tempat pembuangan sampah. Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan di Pulau Pramuka, belum ditemukan adanya tempat pembuangan sampah yang memadai, yang terlihat adalah sampahsampah yang berbaris di bibir laut, seperti yang terekam pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Tumpukan sampah di pinggir laut di Pulau Pramuka

Selain itu, perlu dibangun juga infrastruktur untuk penataan kios atau pedagang, agar lebih menarik wisatawan untuk singgah.

Gambar 3. Salah satu kios/warung yang ada di Pulau Pramuka Beberapa Kendala yang Dihadapi Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu ini, diantaranya yaitu: 1. Kondisi Geografis. Kondisi geografis yang berbentuk gugusan kepulauan turut menjadi kendala dalam pembangunan infrastruktur. 2. Sarana transportasi yang minim; 3. Kondisi jumlah penduduk yang minim dan tersebar; Jumlah penduduk yang sedikit dan tersebar di berbagai pulau, turut menjadi kendala pemerintah dalam upaya pembangunan infrastruktur. Pemerintah

mengakui bahwa tidak bisa memaksakan pembangunan sekolah di pulau yang dihuni oleh penduduk yang sedikit. 4. Aturan/regulasi yang tidak sinkron dengan kondisi di lapangan. Hal ini tercermin pada keinginan pemerintah Pusat maupun pemerintah provinsi DKI Jakarta yang ingin menghapus ojek perahu. Penghapusan ini dikarenakan ojek perahu dinilai tidak memiliki standar keamanan.

Namun, pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu menilai penghapusan ojek perahu tersebut akan menimbulkan masalah di lapangan, karena ojek perahu masih diandalkan oleh masyarakat kepulauan Seribu dan juga para wisatawan sebagai alat transportasi mereka. Transportasi Masyakarat Umum dari Pelabuhan Muara Baru, Muara Angke, Jakarta Utara dan Tanjung Pasir, Tangerang dilayani dengan kapal ojek berjadwal tiap hari menuju pulau-pulau pemukiman penduduk di kawasan Kepulauan Seribu, seperti: Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Kelapa. 5. Anggaran. Faktor anggaran juga mempengaruhi dari pembangunan infrastruktur. Hal ini dikarenakan pada kebijakan anggaran yang tidak bisa multiyears sehingga ketika ada pembangunan infrastruktur yang membutuhkan anggaran yang multiyears, pembangunan tersebut harus mulai dari proses lelang di tahun berikutnya. Solusi yang Pernah Diterapkan Solusi yang pernah diterapkan untuk mengatasi permasalahan infrastruktur di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yaitu dengan melakukan sinkronisasi regulasi dan melakukan komunikasi dengan pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah Pusat. Dalam hal keterbatasan infrastruktur yang berbentuk fasilitas umum, misalnya sekolah. Karena pemerintah tidak bisa memaksakan pembangunan gedung sekolah di pulau yang memiliki penduduk yang sedikit. Untuk itu, pemerintah mengirim pelajar tersebut untuk bersekolah di pulau yang terdapat sekolah dan memberikan asrama bagi pelajar tersebut. Input Pembangunan

10

Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu ini, tidak memiliki hak otonomi seperti kabupaten lain yang ada di Indonesia. Daerah ini merupakan bagian dari pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Oleh karena itu, seluruh kebijakan yang ada di Kabupaten Adminstrasi Kepulauan Seribu ini merupakan kebijakan dari pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini sebagaimana penuturan dari staf pegawai pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, yaitu: Peran Pemerintah Peran pemerintah, dalam pembangunan infrastruktur di Kabupaten

Administratif Kepulauan Seribu ini juga terlihat dari adanya bantuan pemerintah kepada warga dalam pembuatan homestay (rumah singgah yang digunakan untuk wisatawan). Peran Masyarakat Partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur ini dapat dilihat dari pelaksanaan musrenbang. Partisipasi masyarakat dalam musrenbang ini cukup tinggi. Selain itu, partisipasi masyarakat juga terlihat dari keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur. Masyarakat bergotong-royong ketika ada pembangunan infrastruktur. Peran Swasta Peran pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur di Kabupaten Adminsitratif Kepulauan Seribu ini, belum begitu terlihat. Pihak swasta hanya berperan dalam pemberian CSR (Coorporate Social Responsibility), kepada masyarakat. Harapan Pembangunan Infrastruktur Harapan dari pemerintah kabupaten Administratif sendiri yaitu adanya pemberian kewenangan kepada pemerintah Kabupaten Administratif Kepulauan
11

Seribu dalam hal pembangunan infrastruktur objek-objek penting seperti pembangunan transportasi, dan pembangunan kawasan konservasi.

KESIMPULAN Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu ini memiliki potensi yang luar biasa untuk digunakan dalam rangka pembangunan bagi pemerintah provinsi DKI Jakarta dan juga pemerintah Pusat. Hal ini dapat dilihat dari potensi pariwisata yang mulai tumbuh dan kekayaan alam yang masih terjaga. Wilayah Kepulauan Seribu dinilai sebagai primadona baru pariwisata di provinsi DKI Jakarta. Untuk itu, pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan pengembangan kepariwisataan harus menjadi concern pemerintah. Selain itu, pemerataan pembangunan juga menjadi hal penting yang harus dilakukan di wilayah Kepulauan Seribu. Namun, posisi sebagai daerah kabupaten administrasi ini cenderung dipaksakan dan menjadi dilematis. Status sebagai kabupaten administrasi ini dinilai dapat menghambat kebebasan pemerintah kabupaten dalam mengelola kawasan Kepulauan Seribu. Seluruh kebijakan yang berkaitan dengan Kepulauan Seribu ini, dibahas di tingkat provinsi DKI Jakarta, yaitu antara pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan juga DPRD DKI Jakarta, yang kadangkala pembahasan kebijakan ini mengabaikan kondisi riil di wilayah Kepulauan Seribu. Sehingga terkadang muncul kebijakan yang tidak sinkron dengan kondisi di lapangan. Hal ini juga terdapat dalam hal kebijakan pembangunan infrastruktur di wilayah Kepulauan Seribu.

12

DAFTAR PUSTAKA Buku: Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru) 1 . Jakarta: Rineka Cipta. Rasyid,Ryass. 1997. Makna Pemrintahan Tinjauan dari Segi Etiks dan

Kepemimpinan. Jakarta: PT Yursif Wastampoe.

Perundang-undangan : Undang-Undang No. 34 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Pustaka Internet: Kerangka Konseptual: Peranan Pemerintah. Available Online at

http://2frameit.blogspot.com/2011/11/kerangka-konseptual-perananpemerintah.html(diakses pada tanggal 14 Mei 2013 pukul 21:10 WIB) http://www.kepulauanseribujakarta.com (diakses pada tanggal 14 Mei 2013 pukul 20:19 WIB)

13

Anda mungkin juga menyukai