Anda di halaman 1dari 9

Give your comments about 2000 words how the factual geographical urban condition of Jakarta urban

government is organized, from the lowest RT-level to Provincial level and how is the housing need
situation for the marginal communities levels are. Lastly, have you ever heard about GATED
LUXURIOUS HOUSING , OR BEAUTIFIED SLUMS or GREENING THE KAMPONGS ? Give
example.
Manajemen perkotaan harus beradaptasi dengan globalisasi abad ke-21 yang berubah menjadi
dua bentuk. Pertama, bentuk globalisasi saat ini muncul melalui konsep pembangunan ekonomi yang
berbasis pada arus perdagangan bebas. Aliran ini akan meningkatkan pergerakan modal, orang, barang,
informasi dan pengetahuan. Kedua, globalisasi yang berlandaskan solidaritas menuju peningkatan kualitas
hidup, pengurangan disparitas, dan pelestarian lingkungan. Berbagai perjanjian, protokol, agenda,
program, piagam dan komitmen untuk melindungi lingkungan dan hak asasi manusia menglobalisasi etika
dan nilai-nilai yang mempengaruhi pembangunan bangsa.
Urbanisasi adalah agen kedua globalisasi. Difasilitasi melalui arus investasi, pola konsumsi,
konfigurasi kawasan perkotaan dibentuk untuk mendukung arus dan pola tersebut. Melalui arus informasi
dan pengetahuan, musyawarah intelektual dan kemitraan antara organisasi sipil, urbanisasi menjadi agen
globalisasi nilai dan norma. Akibatnya, konflik, penyaringan dan persaingan dalam globalisasi dimulai di
daerah perkotaan. Berbagai peristiwa global, globalisasi solidaritas sangat bertentangan dengan
globalisasi perdagangan bebas. Persaingan adalah suatu kondisi dan kemampuan untuk mengungkap
manfaat dari globalisasi, terutama dalam menarik investasi. Menarik investasi dengan demikian tidak
dapat dengan mudah dilakukan tanpa memperhatikan proses penyaringan yang akan menyaring investasi
pada dampak eksploitatif dan negatif.
Pembangunan Daerah di Indonesia merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Nasional yang
dimaknai sebagai rencana daerah. Realokasi penduduk (atau proyek transmigrasi) sebagai respon terhadap
distribusi penduduk yang tidak merata di pulau Jawa yang padat penduduk, menyebabkan peningkatan
atau penciptaan lahan pusat kota yang melimpah di luar Jawa pada tahun 1970-an-1980-an. Hal tersebut
tidak mengimbangi tingginya tingkat urbanisasi yang dialami di provinsi-provinsi yang memiliki kota
otonom lebih seperti Sumatera Utara, sebagian besar Jawa dan Bali, Kalimantan Timur. Kota-kota justru
tumbuh dengan angka migrasi yang berkontribusi terhadap laju urbanisasi yang lebih tinggi di provinsi-
provinsi tersebut. Kesempatan kerja, infrastruktur yang berkembang dengan baik, penyediaan layanan
publik adalah faktor utama migrasi masuk tersebut.
Sejak tahun 1970-an, perluasan perumahan skala besar yang bersifat inkremental telah
berkembang, diprakarsai oleh pengembang. Perluasan ini terus berlanjut dan dialihkan ke wilayah
sekitarnya dan ditujukan pada berbagai kelompok pendapatan dan kepentingan. Hingga akhir 1980-an,
ada ratusan cluster perumahan di Jakarta yang menempati hingga ratusan hektar. Pertumbuhan pesat
permukiman tersebut berlangsung secara bertahap yang tidak merupakan cluster permukiman yang
terintegrasi dan tidak efisien bagi penghuninya. Pembangunan bertahap telah diidentifikasi sejak tahun
1970-an dan Undang-Undang Perumahan dan Permukiman tahun 1992 diberlakukan untuk mengelola
kawasan yang sudah terbangun yang dikelola oleh pemerintah.
UU tersebut tidak pernah mendapat kesempatan untuk dilaksanakan secara memuaskan sehingga
incremental development semakin intensif menjadi bagian dari permasalahan urbanisasi saat ini. Sehingga
UU Perumahan dan Pembangunan Perkotaan yang direvisi dan disempurnakan disahkan pada tahun 2011
yang memberikan lebih banyak peran kepada pemerintah daerah dan memberikan mandat kepada satu
kantor Kementerian nasional untuk mengoordinasikan kebijakan perumahan dan pembangunan perkotaan
yang lebih komprehensif secara nasional. Undang-undang ini belum sepenuhnya diterapkan dan semoga
dalam waktu dekat bisa diterapkan.
Ketika kepala negara mulai dipilih berdasarkan amandemen UUD 1945, maka diundangkan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. Tujuan dari Rencana tersebut antara lain
untuk mencapai pemenuhan kebutuhan permukiman dan pelayanan dasar yang mendukung bagi seluruh
anggota masyarakat, didukung oleh sistem keuangan perumahan jangka panjang yang berkelanjutan,
efisien dan akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh. Pemerintah Nasional,
Bappenas, menyusun Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Perkotaan (KSPPN) Menuju Kota
Berkelanjutan dan Berdaya Saing 2045 untuk kesejahteraan masyarakat. KSPPN mendefinisikan kota
berkelanjutan sebagai kawasan perkotaan yang ditetapkan, dikembangkan, dan dikelola untuk memenuhi
permintaan penduduknya dalam dimensi lingkungan, sosial, ekonomi tanpa mengorbankan kelestarian
habitat alam, ekosistem, lingkungan binaan, dan lingkungan sosial.
Tingkat urbanisasi secara keseluruhan di Indonesia rendah dibandingkan dengan negara lain yang
berada pada tahap pertumbuhan ekonomi yang sebanding. Hal ini sebagian dapat dijelaskan oleh
fenomena migrasi nonpermanen atau "sirkuler" di Jawa dan tempat lain: individu dari keluarga pedesaan
tinggal dan bekerja di kota, tetapi mereka kembali ke rumah setidaknya sekali setiap enam bulan.
Meskipun demikian, ada beberapa variasi regional dalam tingkat pertumbuhan perkotaan, kota dengan
setiap ukuran populasi, sebagian besar, tumbuh dengan cepat. Agar pembangunan merata dari kota besar
hingga pedesaan, maka pemerintah membuat lembaga pemerintahan yang dapat fokus mengurus masing-
masing satu daerah.
Contohnya DKI Jakarta Indonesia yang metropolitan negara Indonesia. Secara geografis luas
wilayah DKI Jakarta adalah sluas 7.660 km2 , dengan luas daratan sebesar 662 km2 (termasuk 110 pulau
yang tersebar di Kepulauan Seribu) dan luas lautan sebesar 6.998 km2. Batas sebelah utara Jakarta
terbentang pantai sepanjang 32 km yang menjadi tempat bermuaranya 13 sungai, 2 kanal, dan 2 flood
way. Sebagian besar karakteristik wilayah Provinsi DKI Jakarta berada di bawah permukaan air laut
pasang. Kondisi tersebut mengakibatkan sebagian wilayah di Provinsi DKI Jakarta rawan genangan, baik
karena curah hujan yang tinggi maupun karena semakin tingginya air laut pasang (rob). Provinsi DKI
Jakarta sendiri merupakan dataran rendah yang terletak pada posisi 5019’12” Lintang Selatan - 6 0 23’
54” Lintang Selatan dan 106022’ 42” Bujur Timur - 106058’ 18” Bujur Timur dengan ketinggian ratarata
±7 meter di atas permukaan laut. Lembaga yang paling kecil DI Jakarta disebut Lembaga
Kemasyarakatan Desa yang disingkat LKD yang merupakan wadah partisipasi masyarakat, sebagai mitra
Pemerintah Desa, ikut serta dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, serta
meningkatkan pelayanan masyarakat Desa. RT dan RW termasuk dalam LDK ini. Lalu terdapat lurah,
camat, walikota, dan gubernur. Masing-masing mereka memiliki tugas yang sudah dijelaskan dalam
undang-undang dan salah satunya mengurusi tentang pembangunan wilayah. DKI Jakarta terdiri dari 1
kabupaten, 5 kotamadya, 44 kecamatan dan 267 kelurahan, 30.687 RT dan 2.738 RW.
1. LKD bertugas:
a. Melakukan pemberdayaan masyarakat Desa;
b. Ikut serta dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan; dan
c. Meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.

• Dalam melaksanakan tugas LKD memiliki fungsi:


a. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
b. menanamkan dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan masyarakat;
c. meningkatkan kualitas dan mempercepat pelayanan Pemerintah Desa kepada masyarakat Desa;
d. menyusun rencana, melaksanakan, mengendalikan, melestarikan, dan mengembangkan hasil
pembangunan secara partisipatif;
e. menumbuhkan, mengembangkan, dan menggerakkan prakarsa, partisipasi, swadaya, serta
gotong royong masyarakat;
f. meningkatkan kesejahteraan keluarga; dan
g. meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

2. Lurah mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam:

a. Melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan;


b. Melakukan pemberdayaan masyarakat;
c. Melaksanakan pelayanan masyarakat;
d. Memelihara Ketentraman dan ketertiban umum; dan
e. Memelihara sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan umum.

• Dalam melaksanakan tugas, Lurah mempunyai fungsi:


1. penyusunan program dan kegiatan Kelurahan;
2. pengoordinasian penyelenggaraan pemerintahan di wilayah Kelurahan;
3. penyelenggaraan kegiatan pembinaan ideologi negara dan kesatuan bangsa lingkup rukun
warga;
4. pengoordinasian kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat;
5. pembinaan penyelenggaraan terhadap kegiatan di bidang POS YANDU dan kebersihan;
6. pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan bidang kesejahteraan sosial;
7. pelaksanaan penatausahaan Kelurahan;
8. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsiny
3. Tugas dan fungsi camat
• Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh
Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan juga menyelenggarakan tugas
umum pemerintahan yang meliputi :
a. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
b. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;
c. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan Peraturan Perundang-undangan;
d. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
• Camat dalam melaksanakan tugas, menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan program dan kegiatan Kecamatan;
b. pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan;
c. penyelenggaraan kegiatan pembinaan ideologi negara dan kesatauan bangsa;
d. pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;
e. pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan terhadap kegiatan di bidang ketentraman dan
ketertiban umum;
f. pelaksaaan pembinaan penyelenggaraan bidang ekonomi dan pembangunan;
g. pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan bidang sosial dan kemasyarakatan;
h. pelaksanaan penatausahaan Kecamatan;

4. Tugas walikota & bupati DKI Jakarta sebatas tugas administrasi dan melaksanakan instruksi
gubernur. Lengkapnya ada di Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 222 Tahun 2009
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kota Administrasi :

a. penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Kota Administrasi;
b. pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Kota Administrasi;
c. penetapan keputusan taktis operasional pelaksanaan tugas pemerintahan di wilayah Kota
Administrasi;
d. penyelenggaraan urusan pemerintahan um-um di wilayahnya;
e. pelaksanaan pemberdayaan kelembagaan masyarakat di wilayahnya;
f. pengoordinasian upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;
g. pengoordinasian penerapan dan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;
h. pengoordinasian pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum;
i. pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh Perangkat
Daerah di tingkat kota administrasi;
j. pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan Kecamatan dan Kelurahan;
k. pelaksanaan semua urusan pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan Daerah dan
tidak dilaksanakan oleh Instansi Vertikal;
l. pemantauan dan pemetaan situasi dan kondisi wilayah Kota Administrasi;
m. pelaksanaan dan fasilitasi forum koordinasi pimpinan daerah tingkat wilayah Kota
Administrasi;

5. Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat mempunyai tugas:


a. mengoordinasikan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di daerah
kabupaten/kota;
b. melakukan monitoring, evaluasi, dan supervisi terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah
kabupaten/kota yang ada di wilayahnya;
c. memberdayakan dan memfasilitasi daerah kabupaten/kota di wilayahnya;
d. melakukan evaluasi terhadap rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana
pembangunan jangka panjang daerah, anggaran pendapatan dan belanja daerah, perubahan
anggaran pendapatan dan belanja daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja daerah, tata ruang daerah, pajak daerah, dan retribusi daerah;
e. melakukan pengawasan terhadap peraturan daerah kabupaten/kota; dan
f. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan.
Dapat disimpulkan bahwa tugas dari Lembaga pemerintahan adalah memenuhi standar
kehidupan masyarakat dalam menyediakan fasilitas seperti rumah sakit, perbaikan jalan, sekolah,
sampai rumah tinggal layak dan harganya dapat dijangkau. Pemerintah juga membina masyarakat
dalam bidang sosial dengan membuat dan menegakan peraturan, mengadakan program-program
bakti sosial dan membantu masyarakat yang masih pengangguran mendapatkan pekerjaan yang
sesuai dengan keahliannya. Untuk memenuhi dalam bidang fasilitas, diperlukan adanya Housing
atau perumahan yang dibagi menjad beberapa dalam regional dan pada setiap regional memiliki
fasilitas pendidikan dan kesehatan yang layak.
Housing sangat diperlukan di Jakarta karena kota ini memiliki penduduk yang banyak dan
sangat padat dan rumah-rumah saat ini posisinya masih tidak tertata dengan rapih serta tidak
sesuai dengan aturan ruangan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan masyarakat setempat.
Hal yang dapat ditimbulkan jika hal ini tidak diperbaiki adalah kemacetan yang semakin parah,
habisnya lahan untuk perumahan, kebutuhan ruangan rumah tidak sesuai dengan penduduk, dan
dapat menyebabkan banjir Sehingga pembangunan rumah yang tertata sangat dibutuhkan agar
semua orang mendapat rumah yang layak, dan tidak adanya kesenjangan sosial antara para
penduduknya dan masyarakat marjinal mendapatkan hak nya. Masyarakat marjinal adalah suatu
kelompok yang jumlahnya sangat kecil atau bisa juga diartikan sebagai kelompok pra-sejahtera
dan terpinggirkan dari kehidupan sosial yang ada disebuah masyarakat. Marginal biasanya identic
dengan kelompok orang yang kumuh, tidak tertib, tidak berpendidikan.
Salah satu contohnya adalah pembuatan rumah susun yang dapat meminimalisir penggunaan
lahan dan juga memberikan fasilitas yang layak untuk semua penduduk. Rumah DP 0% juga
dapat diberlakukan untuk memudahkan penduduk yang ingin memiliki rumah. Cara lain bisa
membuat perumahan berpagar (komplek) yang tertata rapih dengan aturan pembangunan rumah
yang sesuai dengan undang-undang. Apartement dan studio room juga dapat menjadi cara untuk
meminimalisir penggunaan lahan. Kita juga perlu melakukan penghijauan agar memperbaiki
kualitas hidup manusia dan bumi. Untuk melaksanakan rencana ini, perlu adanya kontribusi
antara pemerintah dari rt hingga gubernur dan beberapa pihak yang dapat membuat penataan kota
ini terwujud.
1. Gated Luxurious Housing
Istilah "Gated Luxurious Housing" mengacu pada semua jenis lingkungan yang memiliki akses
terkontrol dengan menggunakan satu atau lebih gerbang yang harus dilewati oleh penduduk atau
pengunjung. Beberapa memiliki bilik penjaga dengan petugas keamanan untuk memastikan bahwa
hanya penghuni atau tamu yang melewati gerbang, sementara yang lain menggunakan gerbang
otomatis yang harus dibuka penghuni dengan kartu kunci atau remote control. Sebagian besar
perumahan yang terjaga keamanannya memiliki nama dan definisi geografis yang jelas seperti yang
ditandai dengan pembatas dan gerbang yang mengontrol akses ke kawasan tersebut.
Salah satu tujuan utama perumahan berpagar adalah untuk menawarkan keamanan penghuninya
yang tidak akan mereka alami di perumahan non-gerbang terdekat. Salah satu cara Gated Luxurious
Housing meningkatkan keamanan adalah dengan menghilangkan kepadatan kendraaan. Tanpa
pengemudi yang melewati gerbang perumahan, lalu lintas dibatasi untuk warga dan tamu. Hal ini
membuat lebih aman bagi anak-anak untuk berjalan atau bermain di dekat jalan raya, dan juga
mengurangi kecelakaan lalu lintas. Komunitas yang terjaga keamanannya dengan staf keamanan juga
membatasi akses pejalan kaki, yang mungkin dapat mengurangi kemungkinan vandalisme, pencurian,
dan kejahatan lainnya.
Perumahan yang terjaga keamanannya dapat mempengaruhi ekonomi lokal dalam beberapa cara.
Rumah di dalam perumahan berpagar cenderung mempertahankan nilainya dengan lebih baik selama
penurunan pasar. Bersama dengan penduduk berpenghasilan tinggi yang mendiami banyak komunitas
yang terjaga keamanannya, ini dapat menawarkan peningkatan pajak bagi kotamadya yang mencakup
komunitas yang terjaga keamanannya. Namun, perumahan yang terjaga keamanannya juga dapat
mendorong ketimpangan ekonomi dengan menciptakan penghalang fisik antara lingkungan
berpenghasilan tinggi dan rendah. Kehadiran perumahan berpagar di dekatnya sebenarnya dapat
menyebabkan nilai-nilai rumah di luar perumahan menderita jika dibandingkan.
Tidak semua perumahan yang terjaga keamanannya menawarkan tingkat keamanan yang
diharapkan penghuni. Akses tidak sah tersedia bagi siapa saja yang menonaktifkan gerbang atau
menyamar sebagai pengunjung, dan perumahan dengan keamanan yang lemah mungkin tidak lebih
aman daripada lingkungan sekitarnya. Mereka bahkan dapat menjadi sasaran penjahat yang
mengharapkan rumah di dalamnya berisi lebih banyak barang berharga. Gated Luxurious Housing
juga dapat mempromosikan perasaan paranoia sosial secara umum, yang menyiratkan bahwa bagian
lain dari kawasan itu tidak aman dan Gated Luxurious Housing diperlukan untuk melindungi
penduduk. Akhirnya, Gated Luxurious Housing mungkin merugikan penduduk lebih dari rumah yang
sebanding di wilayah yang tidak memiliki gerbang, terlepas dari manfaat nyata apa pun.
2. Beautified slums
Kawasan kumuh yang dipercantik merupakan permukiman kumuh dan hampir terlantar yang
terlihat menarik atau indah karena dipercantik dengan tambahan pencitraan visual. Proyek ini mulai
beredar di kalangan politisi, perencana, dan warga sebagai solusi ajaib yang menawarkan integrasi
sosial dan ekonomi ke kawasan perkotaan yang secara historis terpinggirkan. Misalnya, permukiman
kumuh Mumbai diubah menjadi karya seni. Permukiman kumuh Dharavi tampak seperti bagian kecil
dari kota Italia kuno dan penuh warna sebenarnya adalah Desa Asalpha di Mumbai yang baru saja
mengalami transformasi warna-warni. Rumah-rumah tersebut memiliki corak yang beragam, antara
lain merah cerah, merah jambu, dan corak kuning. Warna-warna tersebut dipilih karena ingin
mengubah daerah kumuh perkotaan di India menjadi kanvas seni sehingga terlihat indah.
Dedeepya Reddy, gagasan di balik Chal Rang De yang membuat inisiatif proyek ini
mengungkapkan pikirannya dengan mengatakan, “Dunia tanpa warna adalah tempat yang
menyedihkan. Hidup bisa jadi sulit dan menantang. Tetapi bagaimana saya bisa meringankan hal-hal
dengan sumber daya minimum? Apa yang paling bisa saya lakukan? Dan saya memutuskan untuk
mewarnai, mewarnai komunitas, mewarnai bukit, mewarnai kemanusiaan. Beberapa orang akan
mengatakan perbedaan apa yang bisa dibuat oleh warna? Saya percaya itu memberi mereka perasaan
gembira, identitas dan harapan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Warna memiliki kekuatan untuk
menciptakan perubahan. Perubahan kecil bersama-sama dapat membuat dampak besar dan dengan
pemikiran tersebut, Chal Rang De lahir. "

Before After
Ada juga Desa Pelangi di Indonesia, Pemerintah Menginvestasikan $ 22.467 Untuk Melukis 232 Rumah
Kumuh, Dan Hasilnya Luar Biasa. Sebuah bekas permukiman kumuh kumuh di Jawa Tengah, Indonesia
telah menerima perubahan yang mempesona.
3. Greening the Kampongs
Greening the Kampongs adalah proyek penghijauan desa atau kota yang kekurangan pepohonan.
Mengingat laju urbanisasi yang meningkat di seluruh dunia, terdapat bukti yang jelas bahwa bangunan
yang ada di kota kita saat ini tidak dapat mengatasi peningkatan permintaan akan kualitas hidup di
lingkungan tempat tinggal terdekat kita. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk mengembangkan kerangka
kerja dan model yang sesuai untuk kawasan hunian kita guna memenuhi persyaratan baru untuk
pembangunan kota yang berkelanjutan. Kita perlu mempromosikan lingkungan desa dan kota yang ramah
lingkungan. Bukan dunia yang kami coba selamatkan, tetapi kemampuan umat manusia untuk bertahan
hidup di bumi bersama ini. Peningkatan perlu terjadi SEKARANG atau kita akan terlambat.
Teknologi tidak selalu berarti kemajuan. Area pusat kota kami hampir tidak memiliki akses taman, dan
rumah kita berdekatan — tetapi kita tentu saja peduli dengan ruang hijau. Beberapa dari proyek kita yang
paling ambisius berfokus pada peningkatan habitat alami yang kita tinggali bersama. Kita juga bisa
menggunakan cara alternatif seperti membuat atap hijau.

Before After
References :
https://www.abc.net.au/news/2018-05-21/the-artist-painting-mumbais-slums/9720894
https://timesofindia.indiatimes.com/travel/destinations/mumbai-gets-its-first-ever-colourful-slum-painted-
by-the-citys-residents/as62064369.cms
https://greenbyjohn.com/green-kampong-%E2%80%93-inspiring-a-greener-today/
https://www.demilked.com/couple-replant-forest-sebastiao-leila-salgado-reforestation/
https://homeguides.sfgate.com/meaning-gated-community-8502.html
https://www.boredpanda.com/rainbow-village-kampung-pelangi-
indonesia/?utm_source=google&utm_medium=organic&utm_campaign=organic
https://www.britannica.com/place/Indonesia/Urban-settlement
https://inhabitat.com/new-initiative-explores-how-green-roofs-can-bring-jobs-and-environmental-
benefits-to-harlem/philadelphia-green-roof-before-and-after/
http://uploads.habitat3.org/hb3/National-Report_INDONESIA.pdf

Anda mungkin juga menyukai