Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan desa merupakan bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional.
Dalam Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999, jo. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 , tentang
pemerintah daerah memberi kewenangan yang lebih luas kepada daerah terutama daerah kabupaten/kota
untuk melaksanakan tugas pemerintah dan pembangunan yang bersifat multi sektoral. Sejalan dengan hal
di atas maka desa mempunyai peran yang sangat penting sebagai pusat kegiatan pembangunan. Tantangan
utama yang dihadapi pemerintah dan komponen masyarakat pada umumnya pada semua tingkatan dalam
masa yang akan datang adalah tantangan yang bersifat domestik, regional maupun nasional.
Pada tingkatan Desa Nao tantangan utama yang dihadapi adalah peningkatan pembangunan yang
diwujudkan dalam hal Peningkatan Pendapatan,Pendidikan, Kesehatan, Peningkatan Kinerja aparatur,
Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat serta pembangunan infrastruktur Penunjang ekonomi
rakyat.
Tantangan di atas dapat teratasi apabila masyarakat desa Nao telah siap dalam hal kemampuan dan
daya saing yang tinggi untuk dapat berintegrasi dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi
sekarang maupun yang akan datang. Kemampuan dan daya saing inilah yang akan menentukan sampai
sejauh mana komponen pemerintah dan masyarakat bahu-membahu mengatasi masalah baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sesuai
dengan cita-cita Undang-Undang Dasar 1945.
Perubahan pembangunan membutuhkan investasi yang sangat besar. Hal ini dapat terwujud apabila
masyarakat didorong untuk melakukan investasi bersama dengan investasi yang diembankan oleh
pemerintah tanpa harus tergantung kepada pemerintah itu sendiri. Perubahan dapat dirasakan langsung oleh
masyarakat apabila masyarakat secara proaktif dan berpartisipasi dalam setiap tahapan pembangunan.
Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi dewasa ini masyarakat desa perlu
diajak untuk mengabil suatu keputusan secara partisipatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Atau dengan kata lain pendekatan “Button Up” sangat diharapkan dari setiap tahapan pembangunan
sehingga apa yang dibutuhkan oleh masyarakat itulah yang dilaksanakan dalam pembangunan.
Untuk menunjang peningkatan pendapatan masyarakat secara bersama-sama, perlu adanya dukungan
dari pemerintah setempat yang dalam hal ini adalah partisipasi pemerintah desa dan lembaga-lembaga
penunjang ekonomi di desa dengan menerapkan pemerintah yang bersih dan memenuhi prinsip-prinsip
pemerintahan seperti partisipasi yang konstruktif, penegakan hukum, keterbukaan, melayani, berorientasi
pada kesepakatan, pemerataan, efektif dan efisien, bertanggung jawab dan memiliki visi dan misi yang
jelas dalam pelaksanaan proses pembangunan. Selain peran pemerintah, diharapkan kepada lembaga-
lembaga yang ada didesa juga bahu-membahu untuk mewujudkan hal dimaksud.
Hal utama yang menjadi sentral pembangunan adalah masyarakat itu sendiri dan secara aktif
menunjang pembangunan yang terpimpin sejalan dengan apa yang telah disepakati bersama dengan
mencipakan kondisi lingkungan yang kondusif untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.
Menyadari akan kondisi ini maka pemerintah bersama masyarakat desa Nao bertekad untuk
mengatasi berbagai kendala dan persoalan yang menghabat pembangunan baik ekonomi, pendidikan,
kesehatan, kelembagaan dan keimanan yang pada akhirnya diharapkan dapat memicu peningkatan
kesejahteraan masyarakat pada waktu atau masa yang akan datang.
Sejalan dengan hal-hal di atas maka perlu dilakukan satu dari keseluruhan sistem perencanaan, maka
perlu disusun suatu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES) ini. Yang selanjutnya
akan dijabarkan dalan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) setiap tahunnya

1
1.2 Dasar Hukum
Penyusunan RPJMDes adalah merupakan kewajiban konstitusional kepada Pemerintah dalam
penyelenggaraan Pemerintah Desa sesuai dengan amanat dan ketentuan Peraturan Perundang – undangan
yang berlaku.
Adapun penyusunan RPJMDes ini berpedoman pada:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421):
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125. Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 158. Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah:
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa.
7. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi
dan Tata Kerja Pemerintah Desa
8. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 8 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa
9. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 9 Tahun 2006 tentang, Lembaga Kemasyarakatan Desa
10. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 10 Tahun 2006 tentang Perencanaan Pembangunan
Desa.

1.3. Pengertian
1. Desa atau yang disebut dengan nama lain yang selanjutnya disebut desa. adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya disebut (Musrenbang Desa) adalah
forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan desa
(pihak berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa dan pihak yang akan terkena dampak hasil
musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan di desa 1(satu) tahunan.

3. Pembangunan desa adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang nyata. baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses
terhadap pengambilan keputusan, maupun indeks pembangunan manusia.
4. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan
pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia

5. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang
melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya
yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam
jangka waktu tertentu.

6. Perencanaan Pembangunan Desa dimaksud adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan
yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di desa guna pemanfaatan dan pengalokasian
sumber daya desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu desa dalam jangka waktu
tertentu. Wujud Perencanaan Pembangunan Desa adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
dan Rencana Kerja Pembangunan Desa

2
7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa selanjutnya disingkat (RPJMDesa) adalah dokumen
perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah
kebijakan keuangan desa, kebijakan umum, dan program, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja

8. Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (RKP-Desa) adalah dokumen perencanaan
untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan
kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program
prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta perkiraan maju, baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan
mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJM-Desa.
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat (APBDesa) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan Badan
Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan Peraturan Desa..
10. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang
dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban desa tersebut.
11. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan
masyarakat.
12. Peraturan Desa (yang selanjutnya disingkat Perdes) adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat
oleh BPD bersama Kepala Desa.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM DAN KONDISI DESA

2.1 Kondisi Desa


2.1.1 Sejarah Desa
Pada tahun 1955 – 1964 Kepala Kampung Nao di pimpin oleh bapak Kristo Jongo, Kepala Kampung
Wotol di pimpin oleh bapak Ambrosius Amal, Kepala Kampung Lolang di pimpin oleh bapak Hobertus
Hama, Kepala Kampung Jaong di pimpin oleh bapak Amba. Tahun 1964 – 1968 istilah keempat Kepala
Kampung tersebut digabungkan menjadi desa gaya lama Jaong yang di pimpin oleh bapak Paulus
Ntunu, dari tahun 1968 – 1981 desa gaya lama Jaong di pimpin oleh bapak Aloysius Belau.
Dengan berlakunya Undang – Undang Nomor 5 tahun 1979, maka nama desa gaya lama menjadi desa
gaya baru, sehingga mulai tahun 1981 – 1990 desa Jaong di pimpin oleh bapak Agustinus Agat. Pada
tahun 1990 desa Jaong di mekarkan menjadi dua yaitu desa Jaong dan desa persiapan Nao, desa
persiapan Nao dipimpin oleh bapak Albertus Babong dari tahun 1990 – 1992. Pada tahun 1993 desa
persiapan Nao menjadi desa defenitif dan di pimpin oleh bapak Albertus Babong dari tahun 1993 –
1998.
Pada tanggal 10 derember 1998 di adakan proses pergantian kepala desa Nao melalui demokrasi dengan
nama calon Bapak Albertus Babong dan Bapak Dominikus Liur. Hasil pemungutan suara yang menang
adalah bapak Dominikus Liur untuk periode 1998 – 2007. Pada tahun 2007 diadakan lagi pergantian
kepala desa Nao dengan jumlah calon sebanyak 5 orang. Yang menang pada pilkades saat itu adalah
bapak dominikus Liur untuk periode 2007 – 2013 dan sebagai Kepala Desa Nao periode 2013 – 2019
adalah Bapak Herman Lencung sebagai pemenang dari hasil PILKADES tahun 2013.

2.1.2 Demografi
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Nao keadaan November 2013 sebanyak 372 KK dengan jumlah jiwa sebanyak
1700 jiwa.

b. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk Desa Nao keadaan November 2013, adalah Laki – laki sebanyak 705 jiwa dan
perempuan sebanyak 759 Jiwa

c. Sebaran Penduduk
Sebaran penduduk perdusun pada tahun 2013 adalah Dusun Wotol sebanyak 768 jiwa, Dusun Tengger
sebanyak 696 jiwa

2.1.3. Keadaan Sosial

a. Tingkat Kesejateraan Masyarakat : (dalam KK)


Tingkat kesejahteraan masyarakat desa Nao secara sepintas tergambar dari keadaan keseharian mereka
dalam memenuhi kebutuhan hidup layak yang tergambar sesuai dengan 14 variabel kemiskinan yakni
dari aspek perumahan, pekerjaan, maka kami golongkan dalam tiga kategori:
- Kategori ekonomi keluarga mampu, artinya bisa memenuhi kebutuhan hidup
layak yang baik di tingkat desa, mempunyai mata pencarian tetap, rumah permanen, sebagai petani
yang mempunyai lahan luas dan hasil yang produktif, terdaftar sebagai pelanggan listrik, sebanyak
19 KK, yang tersebar di dusun Wotol sebanyak 8 KK, dusun Tengger sebanyak 11 KK.
- Kategori ekonomi keluarga sedang, artinya bisa memenuhi kebutuhan hidup
layak yang cukup ditingkat desa, mempunyai rumah semi permanen, sebagai petani yang punya

4
lahan pertanian cukup dengan hasil bisa mencukupi kebutuhan keluarga, sebagai pemakai listrik,
sebanyak 3 KK yang tersebar di dusun Wotol sebanyak 3 KK.

- Kategori ekonomi keluarga miskin, kelompok ini tidak bisa memenuhi


kebutuhan hidup layak, mempunyai rumah yang darurat (Atap Sengk , lantai tanah) tidak
mempunyai lahan pertanian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup layak, pekerjaan
sebagai buruh kasar bangunan, sebanyak 100 KK yang tersebar di dusun Wotol sebanyak 40 KK,
dudun Tengger sebanyak 60 KK.

b. Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan terlihat dari latar belakang pendidikan masyarakatnya sebagai berikut:
- Tidak tamat SD sebanyak 400 orang (termasuk yang belum/tidak sekolah)
- Tamat SD sebanyak : 910 orang
- Tamat SMP sebanyak : 75 orang
- Tamat SMA sebanyak : 50 orang
- Tamat Perguruan Tinggi sebanyak : 29 orang

c. Kesehatan
1. Terdapat satu buah PUSKESMAS yang terletak di Dusun Tengger. Dalam usaha meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat, peran Puskesmas ini sangat besar dengan pelayanan para medis
yang memuaskan .

2. POSYANDU : Pelayan posyandu untuk anak bayi, balita, ibu hamil dan ibu usia subur dilakukan
di tiap dusun : Wotol dan dusun Tengger oleh Bidan dan para Kader Posyandu desa.
Berdasarkan data per Oktober 2013 jumlah bayi (anak usia 0-12 bulan : 162 orang, balita (12-59
bulan) 220 orang, ibu hamil 25 orang, dan pasangan usia subur 315 orang.
Dari data riil PUSKESMAS Langke Majok bahwa pada tahun 2013 kematian ibu melahirkan
tidak ada, gizi buruk 115 orang dan gizi kurang 100 0rang , kematian bayi tidak ada.

3.MCK (Mandi Cuci Kakus)

Telah dibangun 1 buah WC Kantor Desa Nao di Tengger Tahun 2009. Pembangunan WC ini
dirasakan sangat perlu untuk kebersihan dan aspek kesehatan sebuah kantor. Sumber dana
APBdes,sebesar Rp. 5.000.000.
Jumlah rumah tangga yang memiliki sarana mck : 10 orang, yang sudah permanen 5 unit, dan
yang masih sederhana 139 unit. Sedangkan yang sama sekali tidak memiliki mck 203 rumah
tangga.

4.Air Bersih
Desa Nao tahun 2009 mendapat bantuan dari PNPM – MP dan pada tahun 2013 mendapatkan
Program PAMSIMAS untuk rehab sarana air minum bersih baik untuk minum maupun untuk
kebutuhan MCK.

d. Transportasi
Untuk kelancaran transportasi dalam desa Nao terdapat tiga jalan yang dirasakan sangat penting bagi
masyarakat desa Nao:
1. Jalan Pedang – Perang desa Cireng, Jalan ini dibangun samapai di ujung kampung Pedang
dan sudah di telford.

5
2. Jalan utama – gereja St. Pio Langke Majok, Jalan ini menghubungkan jalan utama – gereja
dalam wilayah dusun Tengger.Jalan ini panjang 200 M sudah di telford dan dibangun 1 buah
deker.
3. Jalan utama – Kantor Desa, Pasar dan Puskesmas, jalan ini panjang 500 M sudah di telford
dan belum dilapen
4. Jalan utama desa Nao – SMP Negri 6 Satar Mese – Golo Lambo
5. Jalan Menuju Lokasi SMAN 2 Satarmese

e. Sarana Prasarana Desa


Sejak berdirinya desa Nao samapai hari ini memiliki sarana dan prasarana untuk pelayanan
masyarakat sebagai berikut:

1. Kantor Desa 1 buah bertempat di Tengger dusun Tengger


2. PUSKESMAS, Ruang Rawat Inap, Ruang Nifas bertempat Tengger dusun Tengger
3. Gedung SDK 1 buah Dusun Tengger, 1 buah di SDI Dantar dusun Wotol
4. Gedung SMPN 6 Satarmese
5. Gedung SMA 2 Satarmese
6. Gedung Pasar
7. Rumah Adat 4 buah yaitu Tengger,Wotol, Nggepis dan Joeng
8. Gereja 1 buah bertempat di dusun Tengger
9. Gedung Paroki
10. Lapangan Sepak Bola 1 buah bertempat Langke Majok dusun Tengger
11. Jalan Desa 4 buah , yakni:
 Jalan Pedang – Perang desa Cireng
 Jalan Pela Ramut – gereja St. Pio Langke Majok – SMPN 6 Satarmese
 Jalan Pela Ramut – Kantor desa, Pasar dan Puskesmas.
 Jalan Pela Ramut – SMP Negri 6 Satar Mese – Golo Lambo
 Jalan menuju SMAN 2 Satarmese
12. Saluran Irigasi pedesaan wae Genor di persawahan dusun Wotol

2.1.4. Keadaan Ekonomi


a. Mata Pencaharian
Mata Pencaharian masyarakat desa Nao adalah bertani hal ini dapat dilihat dari kegiatan
keseharian para Kepala Keluarga (KK) dalam mencari nafkah, kelompok yang terbesar Petani :
352 KK , PNS : 25 KK , dan Pengusaha: 1 KK
b. Potensi Unggulan Desa

 Pertanian pangan
Jenis tanaman pangan yang dapat dikembangkan di desa Nao adalah padisawah, padi ladang,
jagung, ubi – ubian.

 Perkebunan
Luas areal beberapa komoditi sekitar 10 ha dengan hasil komoditi yang terbesar adalah Jeruk.

 Peternakan.
Ternak adalah merupakan salah satu potensi khusus yang dimiliki oleh masyarakat Desa Nao,
jenis ternak yang di usahakan oleh warga desa

2.2 Kondisi Pemerintahan Desa


2.2.1 Pembagian Wilayah Desa
a. Batas Wilayah :
Timur : Desa Ngkaer dan desa Golo Lambo, Kecamatan Satar Mese

6
Barat : Desa Kole dan desa Cireng
Utara : Desa Bulan, Kecamatan Ruteng
Selatan : Desa Popo
b. Luas Wilayah Administrasi Desa Nao : 7.719 ha.
Secara Administrasi Desa Nao terdiri dari 2 Dusun, 4 RW dan 8 RT

c. Topografi
Keadaan topografi Desa Nao secara umum adalah merupakan daerah rata dan sedikit berbukit.

7
2.2.2. STRUKTUR ORGANISASI
PEMERINTAH DESA NAO

BPD KEPALA DESA

SEKDES

KAUR PEM KAUR PEMB. KAUR UMUM

DUSUN TENGGER DUSUN WOTOL

RW 01 RW 02 RW 03 RW 04

RT RT RT RT RT RT RT RT
01 02 03 04 05 06 07 08

8
BAB III

POTENSI DAN MASALAH

3.1 Potensi
3.1.1 Potensi umum
Potensi umum yang ada di desa Nao terdiri dari:
1. Kantor Desa 1 buah bertempat di dusun Tengger
2. Lahan Desa : 1 Ha
3. Puskesmas,Ruang rawat Inap,Ruang Nifas dan Rumah Kopel yang terdiri dari 6 ruang dengan 20
tenaga penyedia layanan yakni tenaga dokter 1 orang, perawat 8 orang, bidan 2 orang, ahli gizi 1
orang, Analis 1 orang, sanitasi 2 orang, perawat gigi 2 orang,sopir 1 orang sedangkan tenaga
administrasi lainnya 3 orang.
4. Posyandu : pelayan posyandu untuk anak bayi, balita, ibu hamil dan ibu usia subur dilakukan di
tiap dusun : Wotol, dan Tengger oleh Bidan dari puskesmas dan para Kader Posyandu desa.
5. Pendidikan Usia Dini (PAUD) : kegiatan ini telah dijalankan di desa Nao tempat yang dikelolah
oleh Pater Yan Olecky dengan jumlah peserta didik 40 orang dan jumlah tenaga pengajar 2 orang
6. Sekolah Dasar:
a. SDI Dantar
Gedung SDI 2 unit yakni : 5 ruang belajar,1 ruangan kontor dan jumlah siswa 160 orang
yang terbagi dalam 6 rombongan belajar. Sedangkan jumlah guru 7 orang ( PNS : 4 dan
komite 3 orang ) Lahan sekolah 2 Ha
b. SDK Langke Majok
Gedung SDK 2 unit yakni : 5 ruangan belajar,1ruangan kantor,dan jumlah siswa 168
orang yang terbagi dalam 6 rombongan belajar. Sedangkan jumlah guru : 7 PNS,1 kontrak dan
2 komite. Luas lahan sekolah : 8 ha.
7. Sekolah Menengah Pertama
Gedung SMP 1 unit yakni : 16 dengan jumlah ruangan belajar 3 kelas, kantor 3, perpustakaan 3,
Katin 3, Rumah Ibadah 1, Rumah jaga 2, MCK 2, jumlah siswa 314 orang yang terbagi dalam 9
rombongan belajar. Sedangkan jumlah guru 20, Lahan Sekolah 4 Ha.
8. Gereja 1 buah bertempat di Langke Majok
9. Gedung SMAN 2 Satarmese
10. Lapangan Sepak Bola 1 bertempat di Langke Majok
11. Jalan Desa Nao Jalan Desa 4 buah , yakni:
 Jalan Pedang – Perang desa Cireng
 Jalan utama – gereja St. Pio Langke Majok
 Jalan utama – kantor desa, pasar dan Puskesmas.
 Jalan utama desa Nao – SMP Negri 6 Satar Mese – Golo Lambo
 Jalan Dantar - Jaong
12. Rumah adat (Mbaru Gendang) : 3 unit yakni: Rumah Gendang Tengger, Joeng, dan Wotol.
13. Tempat Wisata berupa Watu Tondol, Delta Ncerung, Tengku Rawuk, Tiwu Acu.
14. Saluran Irigasi
Saluran Irigasi Pedesaan ( PID ) 1 unit yang terletak di dusun Wotol ( PID Wae Ngenor ) dengan
luas areal yang di airi 8 Ha.

3.1.2. Potensi khusus


Desa Nao mempunyai banyak potensi khusus yang dimiliki oleh masyarakat antara lain:
 Pertanian pangan
Jenis tanaman pangan yang dapat dikembangkan di Ndrsa Nao adalah padi sawah dengan luas areal
10 ha (8 Ha PID, 2 Ha Tadah Hujan) Jagung dan ubi-ubian dan kacangan dengan luas areal 30 ha.

9
 Perkebunan
Luas areal beberpa komoditi sekitar 10 ha dengan hasil komoditi yang terbesar adalah Jeruk.
 Peternakan.
Jumlah kepemilikkam hewan ternak oleh penduduk desa Nao sebagai berikut:
1. Sapi : 45 ekor
2. Kerbau : 10 ekor
3. Kuda : 3 ekor
4. Kambing : 40 ekor
5. Babi : 350 ekor
6. Ayam : 750 ekor
7. Bebek : 20 ekor

3.2 Masalah

a. Masalah dalam bidang pendidikan :


Masih banyak jumlah anak-anak yang belum sekolah, anak-anak yang putus sekolah baik SD, SMP,
maupun SMA masih merupakan masalah utama dalam bidang pendidikan di desa Nao Jumlah
tenaga pengajar pun masih belum mencukupi kebutuhan bila dibandingkan dengan jumlah
rombongan belajar yang ada saat ini. Selain itu sarana dan prasarana masih sangat terbatas (Ruang
Laboratotium, Ruangan Kelas, Perlengkapan perpustakaan untuk SMP Negri 6 Satar Mese,
Komputer, ruang perpustakaan SDK Langk Majok).

b. Masalah di bidang kesehatan


Ruangan rawat nginap tidak ada, dan banyak penyakit yang di alami oleh masyarakat yang terjadi
khusunya pada saat perubahan musim (Kemarau - Hujan). Sarana air bersih yang ada di desa Nao
sekarang ini belum menjangkau seluruh wilayah desa

c. Sarana Prasarana
Masih banyak sarana dan prasana yang belum dibangun didesa Nao yaitu:
1. Pengaspalan jalan dari jalan utama ke Gereja dan SDK Langke Majok
2. Pengaspalan jalan dari jalan utama ke Puskesmas, Kantor Desa Nao dan Pasar Desa
3. Pengaspalan jalan dari jalan utama ke SMPN 6 Satar Mese – Desa Golo Lambo
4. Telford jalan dari Dantar Desa Nao – Desa Jaong
5. Penggalian jalan dari SDI Dantar Desa Nao – Perang Desa Cireng
6. Telford jalan dari jalan utama ke SDI Dantar
7. Pembangunan Rabat Beton dari jalan utama ke kampung Joeng
8. Pembangunan Rabat Beton dari jalan utama ke kampung Wotol
9. Pembangunan Rabat Beton dari jalan utama ke kampung Tengger
10. Pembangunan Rabat Beton dari jalan utama ke kampung Dantar
11. Telford jalan dari Kantor Desa Nao – Kampung Lala Desa Cireng
12. Penggalian jalan baru dari jalan utama (Pekuburan) ke kampung Tengger – Kampung Bangka
Randang – Kampung Nggepis
13. Pemasangan jaringan listrik ke Puskesmas dan Kantor Desa Nao
14. Pemasangan jaringan listrik ke SMPN 6 Satar Mese Barat
15. Pemasangan jaringan listrik ke SDK Langke Majok
16. Pemasangan jaringan listrik ke SDI Dantar
17. Pemasangan jaringan listrik ke Kampung Tengger – Bangka Randang
18. Pembangunan Ruang Rawat Inap di Puskesmas Langke Majok
19. Pembangunan Jaringan Pipa Air Minum Bersih di Dusun Wotol ( Kampung Joeng,Wotol,
Dantar, Pedang ).

10
20. Pembangunan Kantor Desa Nao yang Baru karena Kantor yang lama tidak layak pakai.
21. Pembngunan jalan baru menuju ke lokasi pemekaran kecamatan Satar Mese Barat.
22. Pembangunan BLK Desa Nao
23. Pembangunan Tiga (3) unit rumah Gendang (Gendang Tengger, Joeng, Wotol)

d. Lingkungan Hidup
- Masih banyak Petani yang membuka lahan baru dengan sistem Tebas Bakar
atau Tradisional.
- Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menanam pohon.
- Rendahnya kesadaran masyarakat untuk membersihkan Lingkungan tempat
tinggal

e. Sosial Budaya
- Masih ada warga yang memelihara ternak sapi dengan sistem lepas sehingga
banyak tanaman warga yang rusak
- Kaun Muda kurang memahami Adat Istiadat
- Lembaga Adat Masih Lemah
- Fungsionaris Adat tidak Berfungsi secara Maksimal

11
BAB IV

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA


( RPJM-Des )

4.1. Visi dan Misi Desa

Visi
Terwujudnya Kemakmuran dan Kesejahteraan Desa Nao secara adil dan merata yang diberkati
Tuhan Yang Maha Esa.

Misi.
Misi Pembangunan Desa Nao diwujudkan kedalam lima agenda Pokok Pembangunan Desa Nao
Tahun 2013 – 2018, yaitu:
a. Meningkatkan perekonomian masyarakat Nao;
b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Nao;
c. Mewujudkan iklim pendidikan yang demokratis dan bermutu;
d. Meningkatkan peran Institusi dan Hukum Adat ;
e. Meningkatkan mutu pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan Hidup

4.2. Kebijakan Pembanguan


4.2.1 Arah Kebijakan Pembangunan Desa

A. Bidang Ekonomi
Misi Pembangunan Desa Nao, meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menentukan
sasaran dan arah kebijakan:

a. Sasaran
1. Mendorong peningkatan jumlah dan mutu berbagai komoditi pertanian
2. Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.
3. Mengembangkan usaha non pertanian bagi kaum perempuan

b. Arah Kebijakan
1. Mengoptimalkan peran Kelompok Tani
2. Penyediaan kebutuhan bibit unggul padi, tanaman komoditi dan palawija
3. Melaksanakan pelatihan Pasca Panen
4. Meningkatkan promosi dan pemasaran produk – produk pertanian masyarakat

B. Bidang Kesehatan
Misi Pembangunan Desa Nao untuk meningkatkan derajat ksesehatan masyarakat dengan
menentukan sasaran dan arah kebijakan:
a. Sasaran
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa
2. Menekan angka kematian Ibu dan Anak
3. Menurunkan angka status Gizi kurang dan Gizi buruk Balita
4. Distribusi Air Minum Bersih di seluruh wilayah desa

12
b. Arah Kebijakan
1. Peningkatan jumlah tenaga kesehatan
2. Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat
3. Peningkatan kegiatan Penyuluhan Gizi keluarga
4. Perluasan jaringan Air Minum Bersih

C. Bidang Pendidikan
Misi Pembangunan Desa Nao untuk mewujudkan Pendidikan yang bermutu dan demokratis dengan
menentukan sasaran dan arah kebijakan:

a. Sasaran
1. Meningkatkan partisipasi orang tua murid untuk mendorong anak- anak usia sekolah dalam
menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun
2. Meningkatkan partisipasi anak usia sekolah untuk menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun
3. Menurunkan angka drop – out anak usia sekolah

b. Arah Kebijakan
1. Membuat kesepakatan lokal tentang kewajiban bagi anak usia sekolah untuk menyelesaikan
pendidikan dasar 9 tahun.
2. Peningkatan jumlah tenaga pengajar di lembaga pendidikan yang ada di desa Nao

D. Bidang Transportasi

Misi Pembangunan Desa Nao untuk bidang Transportasi dengan menentukan sasaran dan arah
kebijakan:

a. Sasaran
1. Pembukaan jalan baru untuk menghubungkan pemukiman warga yang padat penduduk
2. Meningkatkan Status jalan yang ada
b. Arah Kebijakan
1. Meningkatkan budaya gotong royong warga Desa.
2. Meningkatkan akses transportasi melalui peningkatan mutu jalan yang ada di Desa Nao
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pemeliharaan seluruh fasilitas umum yang
ada di desa.

E. Sosial Budaya

Misi Pembangunan Desa Nao untuk bidang sosial budaya dengan menentukan sasaran dan arah
kebijakan:

a. Sasaran
1) Penertiban perjudian,
2) Memperjelas status kepemilikan tanah
3) Meningkatkan ketertiban dan keamanan bagi warga des

b. Arah kebijakan
1) Memperkuat peran Lembaga Adat
2) Mengoptimalkan peran fungsionaris adat
3) Mengembangkan sistem Peradilan Adat

13
F. Lingkungan Hidup

Misi Pembangunan Desa Nao untuk pelestarian lingkuan hidup dengan menentukan sasaran dan
arah kebijakan:

a. Sasaran
1) Meningkatkan upaya pelestarian lingkungan hidup
2) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan hidup
3) Meningkatkan upaya pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan

b. Arah Kebijakan
1) Meningkatkan upara rehabilitasi terhadap Lingkungan Hidup yang rusak
2) Mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan secara berkelanjutan
3) Meningkatkan upaya Pelestarian Lingkungan Hidup

4.2.2. Potensi dan Masalah


4.2.3. Daftar Masalah dan Potensi

1. Bagan Kelembagaan

No Kelembagaan Masalah Potensi


1 BPD BPD kurang aktif melayani masyarakat Perangkat lengkap

2 Kepala Dusun Kurang Aktif Pembinaan dari Pemdes


3 Ketua RT Ketua RT tidak aktif melayani Pembinaan dari Pemdes
masyarakat
4 Puskesmas  Puskesmas belum memiliki Tenaga Medis Ada Kader
Rumah Tunggu Rawat Inap
 Puskesmas belum memilki Pagar
keliling
 Puskesmas Belum memiliki
Rumah Kopel gandeng tiga
 Di kampung Pedang dibutuhkan
satu bangunan POSKESDES
5 PKK Belum berperan Optimal Ketua dan Anggota
6 PEMDES Perangkat belum bekerja optimal karena Ada pemerintahan desa .
SDM terbatas
8 Adat Kurang optimalnya peran fungsionaris Ada Lembaga Adat
adat dalam penyelesaian masalah
9 Agama Mudika Paroki tidak berjalan secara Ada organisasi
optimal
10 Pendidikan Banyak Anak Putus Sekolah Ada sekolah Gratis
11 LPD Masyarakat tidak berminat untuk ikut LPD
serta menjadi anggota LPD
12 LSM Kelompok yang didampingi terbatas SDM
13 Kelompok Tani Tidak melaksanakan kegiatan Gotong Struktur organisasi jelas
Royong
14 Koperasi Tingkat Pengembalian Pinjaman Anggota Aturan Jelas
cukup rendah

14
15 Gapoktan Peran kurang optimal Struktur jelas
16 PPL Masyarakat kurang mendukung Program Pengetahuan Cukup
dari PPL

2. Kalender musim

No Masalah Potensi
1 Pada musim kemarau banyak ternak yang  Ada tenaga Poskeswan
diserang penyakit khususnya bulan Mei dan  Ada kelompok tani dan Masyarakat
Oktober ( Musim panca robah ) dan ini terjadi  Ada ternak
hampir setiap tahun  Ada PPL
2 Pada musim hujan dan musim kemarau banyak  PUSKESMAS
terserang panyakit : Muntaber, Panas Demam,  Tenaga Medis
ISPA, Penyakit Kulit, Asam Urat/Reumatik,  Ada posyandu
Darah tinggi, Mata merah, Asma, Paru-paru.  Ada obat alternatif (TOGA)
3 Rawan Pangan: pada bulan Desember – Maret  Ada lahan
setiap tahun  Ada Kelompok tani
 Ada PPL
4 Banyak lahan tidur yang tidak dikelola  Ada Kelompok tani
 Ada PPL
5 Pada musim hujan di kampung Tengger tidak  Ada jalan tanah
bisa dilwati kendaraan roda dua maupun roda  Ada batu,pasir
empat  Ada masyarakat
6 Pada Musim Kemarau kekurangan air untuk  ada sawah 8 ha
Mengairi sawah dipersawahan Wae Ngenor  Ada tanah sawah potensial 2 ha
Dusun Wotol
7 Sepanjang tahun masyarakt Dusun Wotol tidak  Ada jaringan pipa
mendapat jatah air minum bersih  Ada Masyarakat
 Ada bak penampung
8 Masih ada petani yang menjalankan usaha  Ada petani
taninya bersifat tradional  Ada PPL
9 Banyak masyarakat yang tidak menanam sayur-  Ada lahan
sayuran,sehingga setiap hari pasar sayur  Ada masyarakat.
datangkan dari desa tetangga.
10 Pada musim hujan banyak masyarakat tidak  Ada lahan
menanam tanaman perdagangan karena tidak ada  Ada PPL
bibit  Ada kelompok tani
11 Banyak tanaman : kopi,jeruk yang sudah tidak  Ada lahan
produksi lagi  Ada kelompok tani
 Ada PPL
12 Banyak tanaman coklat terserang hama pnggerek  Ada tanaman
buah dan penyakit busuk buah  Ada kelompok tani
 Ada PPL
13 Sering terjadi erosi permukaan tanah pada  Ada tanah
musim hujan  Ada tanaman
 Ada Petani
14 Banyak ternak sapi berkeliaran pada musim  Ada Pemdes, ada petani,ada pemilik
tanam menyebabkan banyak tanaman masyakat ternak,ada material lokal.
yang rusak
15 Pada musim hujan jalan jalur Pela-Ramut sering  Ada Masyarakat
terjadi becek karena rusaknya drainase sehingga  Ada deuker

15
air meluap di badan jalan.  Ada Pemdes.

3. Pengembangan Wilayah dan Sapras

NO MASALAH POTENSI
1 Belum dibukanya jalan raya dari SDI Dantar Ada masyarakat,Ada tanah
menuju Perang desa Cireng.
2 Belum Dibukanya jalan dari Pedang menuju -Ada masyarakat,Ada tanah
Kampung Dantar
3 Belum di Lapen jalan dari Dantar Desa Nao Satar Ada Maysyarakat,Ada Tanah
Mese Barat menuju Desa Jaong kecamatan Satar
Mese
4 Terhambatnya transportasi jalan dari Puskesmas -Ada umat,masyarakat
menuju Kampung Bangka Randang karena umum,pasir,tenaga kerja.
jalannya belum dibuka.
5 Belum dibukanya jalan dari pekuburan langke -Tenaga,Batu,Ada tanah
Majok menuju kampung tengger-Bangka Randang
– Kampung Nggepis.
6 Belum ditelford jalan dari kampung Bangka -Tenaga, Batu
Randang menuju kampung Nggepis.
7 Masih ada warga desa yang menghuni rumah yang Ada tanah, tenaga, material lokal untuk
tidak layak bangun rumah.
8 Belum dibuka jalan menuju lokasi pemekaran -Tenaga,Batu,Listrik,pasar
kecamatan satar Mese Barat. Desa,Puskesmas,Ada air minum
bersih,Ada tanah
9 Masih banyak KK yang belum memiliki MCK -Masyarakat, Ada batu,pasir,kayu,Ada
air
10 Peningkatan jalan ke Telford dari jl Pela rmut -Ada batu,pasir,Ada kendaraan,Ada
menuju Embung masyarakat.
11 Belum dibuka jaringan Listrik menuju Kampung -Ada masyarakat,Ada tanah,
Tengger-Bangka randang-Nggepis.
12 Belum di bukanya Jalan dari kampung Tengger -Ada masyarakat,Ada tanah,
menuju Lokasi Kecamatan
13 Belum dibukanya jalan Lintas Luar Desa Nao -Ada masyarakat,Ada tanah,
yaitu dari Kebe Gego – SMPN 6 – Pedang, Kebe
Gego – Purang Koe – Tengger – Pedang
14 Belum di bangun Jalan Rabat Beton Dari Gereja -Ada masyarakat,Ada tanah,Batu
Menuju SDK Langke Majok
15 Belum bangun Tembok Penahan diLapangan -Ada masyarakat,Ada tanah,Batu
langke Majok
16 Belum di bangun Setapak Ke Lokasi Mata Air -Ada masyarakat,Ada tanah,
Adat
17 Peningkatan Jalan telford dari gereja menuju ke -Ada masyarakat,Ada tanah,
SMPN 6 Satarmese
18 Belum dibangun Kantor Desa Nao yang baru -Ada masyarakat,Ada tanah,Perangkat
Desa
19 Rehabilitasi Pasar -Ada masyarakat,Ada tanah,
20 Pembangunan Serba Guna/Aula -Ada Masyarakat,Ada Tanah,Batu
21 Pelebaran jalan pela Ramut -Ada masyarakat,Ada tanah,
22 Lapen dari Golo Namut ke Jaong -Ada masyarakat,Ada tanah,Batu

16
23 Pembangunan Jalan ke Gua Maria -Ada masyarakat,Ada tanah,Gereja
24 Pembangunan Pagar Keliling di 3 TPU -Ada masyarakat,Ada tanah,
25 Pembangunan Tembok Penahan sepanjang jalan -Ada masyarakat,Ada tanah,Batu
pela ramut
26 Pelatihan Perangkat desa dan BPD -Ada Pernagkat Desa dan BPD

4. Ekonomi
NO MASALAH POTENSI
1 Hasil panen padi, kopi kurang optimal Lahan
2 Belum semua KK ikut Kelompok Tani Kelompok
3 Petani kurang mengembangkan tanaman untuk bahan Lahan
bangunan dan perdagangan
4 Kurangnya petani yang mengembangkan ternak Babi, Pakan
sapi, kerbau, kambing dan ayam
5 Tingginya ketergantungan petani pada pupuk kimia Bahal lokal
6 Keterampilan masyarakat kurang dalam pasca panen Pangan/Tenaga (PPL)
7 Petani kurang modal dalam pengembangkan usaha Kredit Kelompok Tani kerjasama
dengan BANK NTT Ruteng
8 Tidak ada modal untuk kembangkan usaha kerajianan Ada masyarakat yang terampil.
seperti : Penempa parang, Anyam Nyiru, Ayam tikar,
Menenun, Mebel kayu dan bambu
9 Ada Lahan Tidur yang tidak dikelola dengan baik Lahan, Tenaga
10 Belum adanya Bak Penampung air di Purang Ling Lahan, Tenaga
11 Belum adanya Balai Penyuluhan Lahan,PPL
12 Masyarakat Belum mengerti Pengembangan Makana PPL,Lahan
Hijau Ternak
13 Belum memiliki POSLUDES Lahan,PPL,kelompok Tani
14 Masayarakat belum memahami Pengolahan Bokasi Kelompok Tani, PPL
15 Masyarakat belum mengembangkan tanaman Lahan,Kelompok Tani,PPL
Holtikultura
16 Masyarakat memerlukan Mesin Pompa air Tenaga,Lahan
17 Tidak ada alat-alat pertukangan Kelompok tukang
18 Tidak ada benih sayur disetiap Posyandu Kader posyandu
19 Diperlukan Kursus Menjahit Kelompok tani, kelompok
perempuan
20 Pelatihan pembuatan Makanan Balita, Minuman Jahe Kelompok perempuan
dan Pembuatan Piring Bambu
21 Perlu diadakan Penyuluhan tentang gizi dan KIA Kelompok perempuan,kader
posyandu
22 Perlu adanaya alat MOL serbaguna Kelompok perempuan,kelompok
tani
23 Perlu diberi makanan tambahan bagi balita Puskesmas,kader posyandu

5. Kesehatan
NO MASALAH POTENSI
1 Perlu dibangun Ruang Tunggu Pasien di Ada Lahan/Tanah,Ada Material
PUSKESMAS Langke Majok lokal,Ada 5 desa pendukung
2 Pagar Keliling Puskesmas -Ada,Ada pasien,Ada tenaga
kesehatan.
3 Banyak Rumah Tangga yang sifat bangunannya Lahan/tenaga
darurat ( lantai tanah, dinding gedek) tidak memiliki

17
WC,
4 Banyak masyarakat tidak mendapat pelayanan PUSKESMAS
kesehatan yang baik, karena tidak memiliki kartu
JAMKESMAS
5 Penambahan Rumah Dinas Puskesmas,Tenaga Kesehtan
6 Banyak KK yang belum memiliki Rumah Layak Huni Tanah, batu, Kayu
7 Perlu adanya Tenaga Keamanan Puskesmas Tenaga Kesehatan,Pasien
8 Pembangunan POSKESDES Tenaga Kesehatan, Lahan
9 Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah di Paroki Lahan, Tenaga
st.Pio langke Majok
10 Belum ada ruang Laboratorium di Puskesmas L.Majok Tenaga kesehatan, Lahan
11 Perlu adanya peyuluhan tentang HIV/AIDS dan Petugas kesesehatan
Manfaat Donor Darah

6. Sosial Budaya
NO MASALAH POTENSI
1 Masih ada warga yang belum memahami adat istiadat Lembaga adat, tua adat
2 Masih terdapat Kekerasan Dalam Rumah Tangga Penyuluhan Hukum
3 Kurangnya Wisatawan yang datang berkunjung ke Delta Nderung, Tengku Rawuk,
tempat wisata Tiwu Acu, Watu Eko Anak
4 Rumah adat Joeng, Wotol dan Tengger tidak layak Tanah, Tenaga
huni
5 Tidak ada Gapura Desa SELAMAT DATANG/ Lahan, Batu, Pasir
SELAMAT JALAN
6 Kantor desa Lama tidak layak di gunakan Lahan, Tenaga
7 Terhambatnya Pelayanan Administrasi ke Kecamatan Lahan, Pegawai, Batu, Pasir
karena jauhnya lokasi Kecamatan
8 Banyak warga yang tidak meng-kandang-kan hewan Lahan
ternak
9 Warga belum mengenal peralatan adat seperti gong rumah adat, masyarakat
dan gendang karena rumah adat belum memiliki alat
tersebut
10 Masyarakat belum mengerti tentang petugas kesehatan
KDRT/HIV/AIDS/KB
11 Pelatihan Peningkatan Kapasitas kelompok Muda OMK,
12 Pemberian Honorarium bagi Guru PAUD PAUD Wotol dan Langke Majok
13 Pembuatan Sertifikat tanah Lahan
14 Pembangunan aula/serba guna Lahan, Paroki,
15 Pembangunan Menara dan Lonceng Gereja
16 Konservasi Embung tiga Lokasi embung
17 Pembibitan kayu lahan,tenaga
18 Pemberian insentif bagi Linmas empat petugas linmas

7. Bidang Pendidikan
NO MASALAH POTENSI
1 Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, dan 2 buahSD (SDI Dantar,SDK Langke
motivasi dari orang tua untuk menyekolahkan anak Majok ),Sekolah gratis,Tenaga
kurang, terutama pada pendidikan dasar Pendidik cukup
2 Kemampuan orang tua untuk menyekolah anak ke Ada anak tamat SLTA,Kelompok
perguruan Tinggi (PT) tidak ada biaya gotong-royong
3 Di SMPN 6 Satar Mese ruangan KBM-nya belum -Ada 21 tenaga pengajar,Ada

18
cukup siswa/siswi,Ada tanah
-Ada material lokal
4 Di SMPN 6 Satar Mese belum memiliki buku di -Ada ruangan perpustakaan
ruangan perpustakaan. -Ada banyak siswa
5 Di SDK Langke Majok belum memiliki ruangan Ada siswa,ada guru-guru,komite
khusus untuk kantor sekolah sekolah.
6 Di SDI Dantar belum memiliki ruangan khusus Ada guru-guru,komite sekolah.
untuk kantor
7 Perbaikan MCK Di SDK Langke Majok. Lahan, Guru, siswa
8 Di SDI Dantar belum memiliki perumahan guru- -Ada guru yang dari luar Langke
guru. Majok,Ada komite,Ada tanah
9 Belum ada gedung untuk kegiatan belajar mengajar -Ada siswa,ada 3 orang guru PAUD
PAUD Wotol
10 Belum alat permainan dan alat peraga untuk PAUD Ada siswa dan guru PAUD
Wotol
11 Masih ada kekurangan guru PNS di SDI Dantar dan Ada sekolah,siswa.
SDK Langke Majok dan SMPN 6 Satarmese
12 Belum ada rang khusus untuk kegiatan KKG Ada guru-guru,ada tutor KKG
ditingkat gugus
13 Penambahan Meubler di SMPN 6 Satarmese siswa, gedung
14 Penambahan Sarana Penerangan di SMPN 6 siswa,gedung
Satarmese
15 Penambahan Ruang Kelas di SMAN 2 Satarmese Ada tenaga, siwa/i,Guru
dan SDI Dantar
16 Tembok Penahan di SMAN 2 Satarmese lahan,Batu,Tenaga,siwa/i
17 Pagar Keliling SDK Langke Majok, SDI Dantar, lahan,Batu,Tenaga,siwa/i
SMPN 6 dan SMAN 2 Satarmese
18 Pemasangan Listrik di SMAN 2 Satarmese siswa/i dan guru
19 Pembangunan MCK di SDI Dantar lahan,Batu,Tenaga,siwa/i
20 Pemberian Honor kepada guru PAUD Langke Tenaga Pengajar,siswa/i
Majok dan PAUD Wotol

Program Pembangunan Desa

Berdasarkan Analisa dan Kajian Permasalahan yang ada di desa serta kesepakatan segenap warga desa
dalam acara Musrenbang Desa yang diselenggarakan pada hari sabtu, tanggal 08 Mei 2013, Kegiatan
Pembangunan Desa Nao sebagai berikut:

1. Pembangunan Skala Desa ( Terlampir )


2. Pembangunan Skala Kabupaten( Daftar Usulan Rencana Kegiatan ) Terlampir

Strategi Pencapaian

Untuk mencapai tujuan Program Desa perlu adanya Strategi Pencapaian, maka segenap warga Desa Nao
membuat Proses penyusunan program dan kegiatan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Membuat skala prioritas dengan teknik perangkingan dan pembobotan.
2. Menyusun alternatif tindakan pemecahan masalah. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan
alternatife tindakan pemecahan dengan memperhatikan akar penyebab masalah dan potensi yang
ada.
3. Menetapkan tindakan yang layak, dalam tahapan ini juga dipisahkan mana pembangunan Skala Desa
dan Skala Kabupaten.

19
BAB V

PENUTUP

Setelah melalui beberapa tahapan pengumpulan data, pengelompokan masalah dan tindakan yang layak,
akhirnya sampai pada hasil yakni Perencanaan Pembangunan yang dibiayai oleh swadaya masyarakat dan
Perencanaan Pembangunan yang dibiayai oleh Kabupaten/Propinsi.

Berdasarkan kekhasan dan kekhususan potensi sumber daya yang dimiliki serta permasalahan sosial
yang sering terjadi terutama yang erat hubungannya dengan kemiskinan dan berbagai bentuk keterbelakangan
lainnya yang diakibatkan oleh transportasi dan komunikasi yang tidak lancar kemudian disusunlah RPJM -Des
lima tahunan yang dijabarkan dalam RKP-Des Tahunan .Menimbang, mengingat begitu pentingnya penyusunan
RPJMDes sebagai dokumen dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan di lembaga Pemerintahan Desa
maka perlu mengaturnya dalam bentuk Keputusan dan Peraturan Kepala Desa serta di Setujui oleh Badan
Permusyawaratan Desa (BPD).

Demikian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Nao ini kami buat untuk menjadi pedoman
dalam pelaksanaan pembangunan lima tahunan mulai tahun 2013 – 2019. Dengan harapan terwujudnya
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Desa Nao secara adil dan merata yang diberkati Tuhan Yang Maha
Esa.

Langke Majok, 15 Desember 2013


Kepala Desa Nao

Herman Lencung

20
LAMPIRAN - LAMPIRAN
1. Peta Sosial Desa
2. Tabel data potensi Desa

21

Anda mungkin juga menyukai