Anda di halaman 1dari 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Kabupaten Magelang
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) merupakan organisasi atau lembaga

pada Pemerintahan Daerah yang bertanggungjawab kepada Kepala Daerah dalam

rangka penyelenggaraan pemerintah di daerah. Perangkat daerah dibentuk oleh

masing-masing daerah berdasarkan pertimbangan karakteristik, potensi, dan

kebutuhan daerah. Dasar utama penyusunan organisasi perangkat daerah dalam

bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintah yang menjadi

kewenangan daerah, yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Namun,

tidak berarti setiap penanganan urusan pemeritahan harus dibentuk ke dalam

organisasi tersendiri. Pembentukan perangkat daerah didasarkan pada

pertimbangan rasional untuk melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah secara efektif dan efisien.

Pemerintahan Kabupaten Magelang memiliki Organisasi Perangkat

Daerah yang dibagi menjadi enam bagian yaitu secretariat daerah tipe A,

sekertariat DPRD tipe A, inspektorat tipe A, dinas daerah, badan daerah dan

kecamatan. Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 56 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas

dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Magelang merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang

dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dasar pembentukan

Perangkat Daerah Kabupaten Magelang yaitu Perda Kabupaten Magelang No.10

30
tahun 2020.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Kepala

Dinas mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan bidang pemerintahan, kelembagaan, perencanaan

pembangunan, pengelolaan keuangan, pengelolaan aset, pemberdayaan

masyarakat, pengembangan sosial budaya, pertisipasi, dan swadaya masyarakat

desa serta kesekretariatan;

b. pelaksanaan koordinasi kebijakan bidang pemerintahan, kelembagaan, perencanaan

pembangunan, pengelolaan keuangan, pengelolaan aset, pemberdayaan

masyarakat, pengembangan sosial budaya, pertisipasi, dan swadaya masyarakat

desa;

c. pelaksanaan kebijakan bidang pemerintahan, kelembagaan, perencanaan

pembangunan, pengelolaan keuangan, pengelolaan aset, pemberdayaan

masyarakat, pengembangan sosial budaya, pertisipasi, dan swadaya masyarakat

desa;

d. pelaksanaan administrasi bidang pemerintahan, kelembagaan, perencanaan

pembangunan, pengelolaan keuangan, pengelolaan aset, pemberdayaan

masyarakat, pengembangan sosial budaya, pertisipasi, dan swadaya masyarakat

desa;

e. pelaksanaan fungsi kesekretariatan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

f. pengendalian penyelenggaraan tugas Unit Pelaksana Teknis;

g. pelaksanaan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada daerah bidang

pemerintahan, kelembagaan, perencanaan pembangunan, pengelolaan keuangan,

31
pengelolaan aset, pemberdayaan masyarakat, pengembangan sosial budaya,

pertisipasi, dan swadaya masyarakat desa;

h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pemerintahan,

kelembagaan, perencanaan pembangunan, pengelolaan keuangan, pengelolaan aset,

pemberdayaan masyarakat, pengembangan sosial budaya, pertisipasi, dan swadaya

masyarakat desa; dan

i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas dan

fungsinya.

4.1.1. Visi, Misi, dan Tujuan Dispermades Kabupaten Magelang

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Magelang

merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Magelang.

Visi dan misi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

Magelang juga selaras dengan visi misi Kabupaten Magelang.

Visi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

Magelang yaitu mendukung visi Pemerintah Kabupaten Magelang yakni

“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Magelang yang Sejahtera, Berdaya

Saing dan Amanah”.

Visi pembangunan Kabupaten Magelang tahun 2019-2024

sebagaimana tersebut di atas mengandung tiga kata kunci yaitu Sejahtera,

Berdaya Saing, dan Amanah disingkat menjadi “Sedaya Amanah”. Sedaya

dalam bahasa Jawa mempunyai arti semua (sedoyo) sehingga sedaya

amanah bermakna bahwa seluruh pemangku kebijakan dan pemangku

kepentingan, di semua tingkatan, harus menjaga amanah dalam

menjalankan peran dan fungsinya. Adapun makna dari ketiga kata kunci

32
yang terkandung pada visi adalah sebagai berikut.

Sejahtera adalah terwujudnya masyarakat Kabupaten Magelang

yang sejahtera, yaitu kondisi yang dapat terpenuhi kebutuhan dasar

meliputi kebutuhan ekonomi (materiil) maupun sosial (spirituil), dengan

kata lain kebutuhan dasar masyarakat telah terpenuhi secara lahir batin

secara adil dan merata. Dalam terminologi Jawa adalah wareg, wutuh,

waras dan wasis. Wareg adalah terpenuhinya kebutuhan pangan, wutuh

adalah terpenuhinya kebutuhan sandang dan papan, waras adalah

terjaminnya kesehatan masyarakat lahir batin, jasmani rohani dan wasis

adalah terwujudnya masyarakat yang cerdas dan berakhlak mulia.

Berdaya saing adalah terwujudnya masyarakat Kabupaten

Magelang yang berdaya saing, yaitu kemampuan masyarakat untuk

mencapai kemajuan yang lebih tinggi serta berkelanjutan di tengah

persaingan dengan daerah lain baik domestik maupun internasional. Hal ini

dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber daya yang dimiliki sehingga

menjadi keunggulan kompetitif. Pada akhirnya daerah akan memiliki daya

saing yang strategis dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif,

budaya inovasi serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi.

Amanah adalah terwujudnya masyarakat Kabupaten Magelang

yang amanah, yaitu keinginan kuat untuk mewujudkan pemerintahan yang

demokratis, baik dan bersih yang ditandai dengan transparansi, partisipasi,

inovasi dan akuntabel, sehingga mampu menciptakan dan menjaga

solidaritas, kepercayaan, kejujuran, kerjasama, dan komitmen yang baik

dalam pelayanan publik.

33
Untuk mencapai visi tersebut ditempuh melalui misi-misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera dan

berakhlak mulia.

Salah satu indikator tercapainya kesejahteraan masyarakat adalah

tercapainya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Komponen yang

sangat menentukan tercapainya peningkatan IPM adalah luasnya

jangkauan akses pelayanan dasar, mencakup pendidikan, kesehatan, dan

daya beli masyarakat.

Berbagai upaya dilakukan dalam rangka meningkatkan IPM.

Komponen pendidikan dalam mewujudkan peningkatan IPM dilakukan

melalui peningkatan kinerja pembangunan pendidikan, komponen

kesehatan dilakukan melalui peningkatan kinerja pembangunan

kesehatan, sedangkan komponen daya beli masyarakat dilakukan

melalui penurunan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS), peningkatan ketahanan pangan daerah dan penurunan tingkat

pengangguran terbuka.

Adapun upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat yang berakhlak mulia dilakukan dengan peningkatan

kualitas kehidupan beragama yang mencakup sarana prasarana publik

terkait peribadatan dan perhatian pemerintah daerah terhadap para

pelaku pembinaan masyarakat baik organisasi masyarakat maupun

pribadi masyarakat.

34
2. Meningkatkan daya saing daerah yang berbasis pada potensi lokal

dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Misi kedua ini akan mewujudkan kondisi masyarakat Kabupaten

Magelang yang lebih maju dengan memanfaatkan potensi lokal yang

ada dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Untuk

mencapai kondisi tersebut diwujudkan melalui pembangunan ekonomi

dan pembangunan infrastuktur wilayah yang berkelanjutan.

Upaya yang dilakukan dalam mencapai pembangunan ekonomi

diantaranya adalah dengan meningkatkan daya saing kemampuan

ekonomi daerah. Beberapa program prioritas dalam mendukung

pembangunan ekonomi antara lain pengembangan pertanian pariwisata

dan Usaha Kecil Menengah (UKM), pengembangan sarana dan

prasarana publik, serta pengembangan kepemudaan dan olahraga.

Sedangkan upaya dalam mencapai pembangunan wilayah berkelanjutan

dilakukan dengan cara meningkatkan cakupan dan kualitas layanan

infrastruktur wilayah.

Beberapa program prioritas dalam mendukung pembangunan

infrastuktur wilayah berkelanjutan adalah pengembangan sarana dan

prasarana publik dan pelestarian lingkungan hidup.

3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang amanah.

Misi ini menunjukkan adanya keinginan kuat Pemerintah

Kabupaten Magelang untuk mewujudkan pemerintahan yang

demokratis, baik, dan bersih. Pada periode yang lalu tata kelola

pemerintahan Kabupaten Magelang telah berjalan dengan baik yang

35
diindikasikan dengan pencapaian opini Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP) untuk pengelolaan keuangan daerah. Dalam periode 2019-2024

mendatang tata kelola pemerintahan yang amanah dilaksanakan dengan

reformasi birokrasi secara optimal.

Reformasi birokrasi ke depan diarahkan untuk meningkatkan

pelayanan publik yang semakin transparan, partisipatif, inovatif dan

akuntabel. Pelayanan publik yang transparan dan akuntabel akan

diwujudkan dengan smart regency dimana pelayanan yang dilaksanakan

oleh Pemerintah Kabupaten Magelang dapat diakses dan dikontrol oleh

masyarakat.

Pelayanan publik yang partisipatif dilaksanakan melalui pelibatan

masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan dengan

berbagai media.

Sedangkan pelayanan publik yang inovatif dilaksanakan melalui

penataan dan pengelolaan Aparatur Sipil Negara (ASN) secara

profesional serta optimalisasi pemanfaatan berbagai sumber

pembiayaan pembangunan.

4.1.2. Struktur Organisasi DISPERMADES Kabupaten Magelang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Deas Kabupaten Magelang yang digunakan adalah

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2020 tentang Susunan Kedudukan dan

Tugas Pokok Organisasi Dinas Daerah. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun

2020 tersebut merupakan pengganti Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun

2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah. Peraturan

36
Daerah Nomor 19 Tahun 2016 disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.

Struktur organisasi pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut:

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Dispermades Kabupaten Magelang

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Magelang

mempunyai strukturorganisasi yang terdiri dari :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, membawahi:

1. Subbagian Program;

2. Subbagian Keuangan; dan

3. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

37
c. Bidang Pemerintahan dan Kelembagaan Desa, membawahi:

1. Seksi Pemerintahan Desa; dan

2. Seksi Kelembagaan Desa.

d. Bidang Perencanaan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Desa, membawahi:

1. Seksi Perencanaan Pembangunan Desa; dan

2. Seksi Pengelolaan Keuangan dan Aset Desa.

e. Bidang Pemberdayaan Masyarakat, membawahi:

1. Seksi Pengembangan Ekonomi Masyarakat; dan

2. Seksi Pengembangan Sarana dan Prasarana Desa.

f. Bidang Pengembangan Sosial Budaya, Partisipasi dan Swadaya Masyarakat,

membawahi:

1. Seksi Pengembangan Sosial Budaya; dan

2. Seksi Pengembangan Partisipasi dan Swadaya Masyarakat.

g. UPT, membawahi Subbagian Tata Usaha;

h. Kelompok Jabatan Fungsional sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

4.2. Karakteristik Responden

Responden pegawai dalam penelitian ini adalah yang bekerja di Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Magelang yaitu sebanyak

29 orang. Berikut ini akan disajikan data identitas responden pegawai

berdasarkan jenis kelamin, tigkat usia dan pendidikan terakhir.

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah pegawai laki-laki

lebih banyak dari pegawai perempuan.

38
Tabel 4. 1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent
Valid Laki-laki 18 62
Perempuan 11 38
Total 29 100,0
Sumber: Data dioleh penelitian, 2021

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden pegawai

di Dinas Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Magelang

adalah laki-lakiyaitu 18 orang atau 62%, sedangkan pegawai perempuan

berjumlah 11 orang atau 38%.

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas usia

responden pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

Magelang adalah antara 41 tahun keatas.

Tabel 4. 2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent
Valid 21-30 5 17,3
31-40 6 20,7
41-50 9 31
51-60 9 31
Total 29 100,0
Sumber: Data diolah peneliti, 2021

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pegawai yang bekerja pada

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Magelang yang

juga menjadi responden dalam penelitian ini berusia antara 21-30 tahun

dengan jumlah 5 orang atau 17,3%, kemudian responden yang berusia

39
antara 31-40 tahun berjumlah 6 orang atau 20,7%, selanjutnya responden

yang berusia 41-50 tahun berjumlah 9 orang atau 31%, sedangkan

minoritas responden yang berusia antara 51-60 tahun berjumlah 9 orang

atau 31%

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden pegawai

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Magelang memiliki

tingkat pendidikan S1 yang berjumlah 11 orang.

Tabel 4. 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Frequency Percent
Valid S3 1 3,4
S2 7 24
S1 11 38
D3 4 13,8
SMA 6 20,7
Total 29 100,0
Sumber : Data diolah peneliti, 2021

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden

penelitian pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

Magelang mempunyai latar belakang S1 dengan jumlah 11 orang atau

38%, SMA/SMK dengan jumlah 6 orang atau 20,7%. Sedangkan minoritas

responden terdiri dari S2 dengan jumlah 7 orang atau 24%, D3 dengan

jumlah 4 orang atau 13,8%, dan S3 dengan jumlah seorang atau 3,4%.

4.3. Uji Prasyarat Data

4.3.1. Uji Validitas Data

Uji validitas data memiliki tujuan mengetahui sejauh mana

40
ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji

validitas menggunakan rumus statistika koefisien korelasi Product

Moment. Rekapitulasi item kuesioner hasil uji coba terlihat pada table

berikut :

1. Variabel Perencanaan

Tabel 4. 4 Uji Validitas Data Variabel X1

r r
No Item Pertanyaan hitung tabel Keterangan
1 x1.1 0,874 0,3673 Valid
2 x1.2 0,867 0,3673 Valid
3 x1.3 0,912 0,3673 Valid
4 x1.4 0,254 0,3673 Tidak Valid
5 x1.5 0,134 0,3673 Tidak Valid
6 x1.6 0,884 0,3673 Valid
7 x1.7 0,935 0,3673 Valid
8 x1.8 0,853 0,3673 Valid
9 x1.9 0,715 0,3673 Valid
10 x1.10 0,866 0,3673 Valid
Sumber : Data dioleh peneliti, 2021

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas di atas, dapat diketahui

bahwa dari 10 item pertanyaan variable Perencanaan (X1), 8 diantaranya

dinyatakan valid dengan r hitung > r tabel untuk n=29 dengan taraf

signifikasi 0,05 adalah 0,3673. Sehingga item pernyataan nomor 4 dan 5

dihapus karena tidak dapat digunakan untuk pengambilan data.

41
2. Variabel Pengawasan
Tabel 4. 5 Uji Validitas Data Variabel X2

r r
No Item Pertanyaan hitung tabel Keterangan
1 x2.1 0,738 0,3673 Valid
2 x2.2 0,820 0,3673 Valid
3 x2.3 0,598 0,3673 Valid
4 x2.4 0,220 0,3673 Tidak Valid
5 x2.5 0,823 0,3673 Valid
6 x2.6 0,796 0,3673 Valid
7 x2.7 0,857 0,3673 Valid
8 x2.8 0,950 0,3673 Valid
9 x2.9 0,882 0,3673 Valid
10 x2.10 0,820 0,3673 Valid
Sumber: Data diolah peneliti, 2021

Tebel diatas berfungsi untuk menguji validitas tiap pertanyaan

dalam kuesioner terkait dengan variabel pengawasan. Berdasarkan hasil

perhitungan uji validitas di atas, dapat diketahui bahwa dari 10 item

pernyataan variable Pengawasan (X2), 9 diantaranya dinyatakan valid

dengan r hitung > r tabel untuk n=29 dengan taraf signifikan 0,05 adalah

0,3673. Sehingga item pernyataan nomor 4 dihapus karena tidak dapat

digunakan untuk pengambilan data.

3. Variabel Keberhasilan Program BLT COVID-19

Tabel 4. 6 Validitas Variabel Y

r r
No Item Pertanyaan hitung tabel Keterangan
1 y1 0,775 0,3673 Valid
2 y2 0,834 0,3673 Valid
3 y3 0,888 0,3673 Valid
4 y4 0,945 0,3673 Valid
5 y5 0,552 0,3673 Valid
6 y6 0,863 0,3673 Valid
7 y7 0,939 0,3673 Valid
8 y8 0,954 0,3673 Valid
9 y9 0,724 0,3673 Valid
10 y10 0,957 0,3673 Valid
Sumber: Data diolah peneliti, 2021

42
Tebel diatas berfungsi untuk menguji validitas tiap pertanyaan

dalam kuesioner terkait dengan variabel keberhasilan. Berdasarkan hasil

perhitungan uji validitas di atas, dapat diketahui bahwa 10 item pernyataan

variabel Efektivitas Kerja (Y) dinyatakan validdengan r hitung > r tabel

untuk n=29 dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0,3673. Sehingga semua

pernyataan dapat digunakan untuk pengambilan data.

4.3.2. Uji Reliabilitas Data

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk menghitungnya

dapat menggunakan rumus Cronbach`s Alpha yang dilakukan dengan

bantuan program IMB SPSS Statistic 26.

Tabel 4. 7 Uji Reliabilitas Variabel Data

Variabel Crobach`s Alpha Nilai Keterangan


Crobach`s Alpha
Perencanaan 0,914 0,60 Reliabel

Pengawasam 0,918 0,60 Reliabel


Keberasilan 0,957 0,60 Reliabel
Program
Sumber: Data diolah peneliti, 2021

Tebel diatas berfungsi untuk menguji realibilitas kuesioner.

Berdasarkan hasil reliabilitas tersebut dapat diketahui bahwa hasil

Crobach`s Alpha setiap variabel lebih dari nilai minimal Crobach`s Alpha

yaitu 0,60. Sehingga instrument penelitian ini dikatakan reliabel.

4.4. Analisis Data


4.4.1. Distribusi frekuensi
1. Variabel Perecanaan(X1)

43
Variabel Perencanaan (X1) diukur melalui kuesioner yang

terdiri dari 8 item pernyataan dengan skala Linkert yang memiliki

5 alternatif jawaban. Dari item pernyataan yang ada diperoleh nilai

minimal 8 dan maksimal 31. Berikut adalah hasil dari perhitungan

distribusi frekuensi variabel perencanaan dengan menggunakan

IBM SPSS Statistic 26 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4. 8 Hasil Distribusi Frekuensi Variabel X1

No Kelas Interval Frekuensi Relatif


1 Sangat Rendah 5 17,24 %
2 Rendah 12 41,37%
3 Sedang 6 20,69%
4 Tinggi 5 17,24%
5 Sangat Tinggi 1 3,44%
Jumlah 29 100%
Sumber : Data diolah peneliti, 2021

Tebel diatas berfungsi untuk menunjukan persebaran kelas

dari jawaban responden yang telah dikonversi dengan skala

Linkert terkait dengan variabel perencanaan. Berdasarkan tabel

dapat diketahui bahwa dari 29 responden penelitian, 5 orang

(17,24%) diantaranya masuk kategori sangat rendah dalam

perencanaan, 12 orang (41,37%) diantaranya masuk kategori

rendah dalam perencanaan, 6 orang (20,69%) diantaranya masuk

kategori sedang dalam perencanaan, 5 orang (17,24%) diantaranya

masuk kategori tinggi dalam perencanaan, dan 1 orang (3,44%)

diantaranya masuk kategori sangat tinggi dalam perencanaan.

Frekuensi tertinggi variabel perencanaan terletak pada kelas

diinterval rendah dengan presentase 41,37%, sehingga

44
perencanaan di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Magelang dalam kategori rendah.

2. Variabel Pengawasan (X2)

Variabel Pengawasan (X2) diukur melalui kuesioner yang

terdiri dari 9 item pernyataan dengan skala Linkert yang memiliki

5 alternatif jawaban. Dari item pernyataan yang ada diperoleh nilai

minimal 11 dan maksimal 40. Berikut adalah hasil dari perhitungan

distribusi frekuensi variabel gaya pengawasan dengan

menggunakan IBM SPSS Statistic 26 yaitu sebagai berikut

Tabel 4. 9 Hasil Distribusi Frekuensi Variabel X2

No Kelas Interval Frekuensi Relatif


1 Sangat Rendah 7 24,14%
2 Rendah 14 48,28%
3 Sedang 3 10,3%
4 Tinggi 3 10,3%
5 Sangat Tinggi 2 6,9%
Jumlah 29 100%
Sumber : Data diolah peneliti, 2021

Tebel diatas berfungsi untuk menunjukan persebaran kelas

dari jawaban responden yang telah dikonversi dengan skala

Linkert terkait dengan variabel pengawasan. Berdasarkan tabel

dapat diketahui bahwa dari 29 responden penelitian, 7 orang

(24,14%) diantaranya masuk kategori sebagai jawaban sangat

rendah dalam variabel pengawasan, 14 orang (48,28%)

diantaranya masuk kategori sebagai jawaban rendah dalam

variabel pengawasan, 3 orang (10,3%) diantaranya masuk kategori

sebagai jawaban sangat rendah dalam variabel pengawasan, 3

45
orang (10,3%) diantaranya masuk kategori sebagai jawaban sangat

tinggi dalam variabel pengawasan, dan 2 orang (6,9%) diantaranya

masuk kategori sangat tinggi dalam pengawasan. Frekuensi

tertinggi variabel pengawasan terletak pada kelas diinterval rendah

dengan presentase 48,28%, sehingga pengawasan di Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Magelang dalam

kategori rendah.

3. Variabel Keberhasilan (Y)

Tebel diatas berfungsi untuk menunjukan persebaran kelas

dari jawaban responden yang telah dikonversi dengan skala

Linkert terkait dengan variabel keberhasilan. Variabel

Keberhasilan (Y) diukur melalui kuesioner yang terdiri dari 10

item pernyataan dengan skala Linkert yang memiliki 5 alternatif

jawaban. Dari item pernyataan yang ada diperoleh nilai minimal

10 dan maksimal 43. Berikut adalah hasil dari perhitungan

distribusi frekuensi variabel keberhasilan dengan menggunakan

IBM SPSS Statistic 26 yaitu sebagai berikut :

Tabel 4. 10 Hasil Distribusi Frekuensi Variabel Y

No Kelas Interval Frekuensi Relatif


1 Sangat Rendah 6 20,69 %
2 Rendah 16 55,17%
3 Sedang 3 10,34%
4 Tinggi 2 6,9%
5 Sangat Tinggi 2 6,9%
Jumlah 29 100%
Sumber : Data diolah peneliti, 2021

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa dari 29 responden

46
penelitian, 6 orang (20,69%) diantaranya masuk kategori sangat

rendah dalam keberhasilan, 16 orang (55,17%) diantaranya masuk

kategori rendah dalam keberhasilan, 3 orang (10,34%) diantaranya

masuk kategori sedang dalam keberhasilan, 2 orang (6,9%)

diantaranya masuk kategori tinggi dalam keberhasilan, dan 2 orang

(6,9%) diantaranya masuk kategori sangat tinggi dalam

keberhasilan. Frekuensi tertinggi variabel keberhasilan terletak

pada kelas diinterval rendah dengan presentase 55,17%, sehingga

keberhasilan program BLT VOVID-19 di Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Kabupaten Magelang dalam kategori rendah.

47
4.4.2. Deskriptif Stastik

1. Perencanaan

Variabel perencanaan pada kuesioner, penulis memasukkan 8 item

pernyataan yang mempresentasikan indicator-indikator dan variabel

tersebut,hasil outputnya adaah sebagai berikut :

Tabel 4. 11 Distribusi Jawaban Respnden Mengenai Perencanaan

No Pernyataan SS S N TS STS Skor


% % % % % %
1 Proses 20,69% 41,38% 24,14% 6,9% 6,9% 100
perencanaan %
program BLT
COVID-19 sudah
berjalan sesuai
dengan cakupan
agenda
2 Saya berpikir 13,8% 41,38% 20,69% 20,69% 3,45% 100%
bahwa cakupan
agenda dalam
penyusunan
rencana kerja
program BLT
COVID-19 dapat
ditampung dan
diselesaikan oleh
DISPERMADES
Kabupaten
Magelang
3 Saya pikir agenda 17,25% 44,83% 13,8% 17,25% 3,45% 100%
yang diterima dan
dirumuskan oleh
pengambil
keputusan sudah
baik

48
4 Dalam 6,9% 51,72% 27,59% 13,8% 0% 100%
penyusunan
prioritas
pembiayaan
sudah sesuai
dengan asas
efesiensi dan
efektifitas
5 Standar-standar 13,8% 51,72% 20,69% 10,34% 3,45% 100%
harga satuan
pokok untuk
kompoen-
komponen
pembiayaan sudah
bisa dikatan layak
sebagai acuan
penyusunan
anggaran
6 Menurut pendapat 10,34% 37,93% 37,93% 13,8% 0% 100%
saya rencana kerja
yang ditetapkan
untuk program
BLT COVID-19
sesuai dan atau
diterapkan di Desa
Payaman
7 Rencana kerja 3,45% 41,38% 37,93% 10,34% 6,9% 100%
yang ditetapkan
sudah
mempertimbangk
an kendala yang
mungkin terjadi
di lapangan
8 Rencana kerja 13,8% 55,17% 17,25% 10,34% 3,45% 100%
yang ditetapkan
juga sudah
mengakomodir
kepentingan
umum
Rata-rata 12,5% 45,69% 25% 12,93% 3,45% 100%
Sumber: Data diolah peneliti, 2021

49
Berdasarkan hasil distribusi jawaban responden terhadap

pernyataan mengenai perencanaan yang menerangkan bahwa Proses

perencanaan program BLT COVID-19 sudah berjalan sesuai dengan

cakupan agenda, ini dapat dilihat dari presentase jawaban responden yang

rata-rata menjawab sangat setuju yaitu sebesar 20,69%, setuju sebesar

41,38%, netral sebesar 24,14%, tidak setuju sebesar 6,9%, dan sangat tidak

setuju 6,9%. Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa

sebagian pegawai Dispermades Kabupaten Magelang setuju jika Proses

perencanaan program BLT COVID-19 sudah berjalan sesuai dengan

cakupan agenda.

Saya berpikir bahwa cakupan agenda dalam penyusunan rencana

kerja program BLT COVID-19 dapat ditampung dan diselesaikan oleh

DISPERMADES Kabupaten Magelang. Hasil distribusi jawaban

responden menunjukkan rata-rata menjawab sangat setuju yaitu 13,8%,

setuju sebesar 41,38%, netral sebesar 20,69%, tidak setuju sebesar 20,69%

dan sangat tidak setuju sebesar 3,45%. Dari jawaban responden tersebut

dapat diketahui bahwa pegawai Dispermades Kabupaten Magelang setuju

jika cakupan agenda dalam penyusunan rencana kerja program BLT

COVID-19 dapat ditampung dan diselesaikan oleh DISPERMADES

Kabupaten Magelang.

50
Saya pikir agenda yang diterima dan dirumuskan oleh pengambil

keputusan sudah baik. Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan

rata-rata menjawab sangat setuju 17,25%, setuju sebesar 44,83%, netral

sebesar 13,8%, tidak setuju sebesar 17,25%, dan sangat tidak setuju sebesar

3,45%. Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa pegawai

Dispermades Kabupaten Magelang setuju jika agenda yang diterima dan

dirumuskan oleh pengambil keputusan sudah baik.

Dalam penyusunan prioritas pembiayaan sudah sesuai dengan asas

efesiensi dan efektifitas. Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan

rata-rata menjawab sangat setuju yaitu sebesar 6,9%, setuju sebesar

51,72%, netral sebesar 27,59%, dan tidak setuju sebesar 13,8%. Dari

jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa pegawai Dispermades

Kabupaten Magelang setuju jika penyusunan prioritas pembiayaan sudah

sesuai dengan asas efesiensi dan efektifitas.

Standar-standar harga satuan pokok untuk kompoen-komponen

pembiayaan sudah bisa dikatan layak sebagai acuan penyusunan anggaran.

Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan rata-rata menjawab

sangat setuju yaitu sebesar 13,8%, setuju sebesar 51,72%, netral sebesar

20,69%, tidak setuju sebesar 10,34%, dan sangat tidak setuju sebesar

3,45%. Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa pegawai

Dispermades Kabupaten Magelang setuju jika Standar-standar harga

satuan pokok untuk kompoen-komponen pembiayaan sudah bisa dikatan

layak sebagai acuan penyusunan anggaran.

51
Menurut pendapat saya rencana kerja yang ditetapkan untuk

program BLT COVID-19 sesuai dan atau diterapkan di Desa Payaman.

Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan rata-rata menjawab

sangat setuju yaitu sebesar 10,34%, setuju sebesar 37,93%, netral sebesar

37,93%, dan tidak setuju sebesar 13,8%. Dari jawaban responden tersebut

dapat diketahui bahwa pegawai Dispermades Kabupaten Magelang setuju

jika rencana kerja yang ditetapkan untuk program BLT COVID-19 sesuai

dan atau diterapkan di Desa Payaman.

Rencana kerja yang ditetapkan sudah mempertimbangkan kendala

yang mungkin terjadi di lapangan. Hasil distribusi jawaban responden

menunjukkan rata-rata menjawab sangat setuju yaitu sebesar 3,45%, setuju

sebesar 41,38%, netral sebesar 37,93%, tidak setuju sebesar 10,34%, dan

sangat tidak setuju sebesar 6,9%. Dari jawaban responden tersebut dapat

diketahui bahwa pegawai Dispermades Kabupaten Magelang setuju jika

Rencana kerja yang ditetapkan sudah mempertimbangkan kendala yang

mungkin terjadi di lapangan.

Rencana kerja yang ditetapkan juga sudah mengakomodir

kepentingan umum. Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan rata-

rata menjawab sangat setuju yaitu sebesar 13,8%, setuju sebesar 55,17%,

netral sebesar 17,25%, tidak setuju sebesar 10,34%, dan sangat tidak setuju

sebesar 3,45%.

Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa pegawai

Dispermades Kabupaten Magelang setuju jika Rencana kerja yang

ditetapkan juga sudah mengakomodir kepentingan umum.

52
2. Pengawasan

Variabel pengawasan pada kuesioner, penulis memasukkan 9 item

pernyataan yang mempresentasikan indicator-indikator dan variabel

tersebut, hasiloutputnya adaah sebagai berikut :

Tabel 4. 12 Distribusi Jawaban Respnden Mengenai Pengawasan

No Pernyataan SS S N TS STS Skor


% % % % % %
1 Pengawas 17,25% 51,72% 17,25% 10,34% 3,45% 100%
an
merupaka
n bentuk
penilaian
pegawai
yang
sedang
diawasi
2 Pegawai 17,25% 41,38% 17,25% 20,69% 3,45% 100%
lapangan
akan
bekerja
lebih giat
saat
sedang
diawasi
3 Pengawas 3,45% 31,03% 13,8% 17,25% 3,45% 100%
an yang
ketat
membuat
anda
canggung
saat
bekerja
4 Pengawas 6,9% 62,06% 17,25% 10,34% 3,45% 100%
n adalah
alat yang
ampuh
untuk
meningkat
kan
kinerja
pegawai
khususnya
pegawai

53
lapangan

5 Pengawas 10,34% 55,17% 10,34% 20,69% 3,45% 100%


an adalah
proses
dimana
atasan
ingin
mengetah
ui hasil
pelaksana
an
kegiatan
yang
dilakukan
oleh
bawahan
6 Pengawas 20,69% 51,72% 6,9% 13,8% 6,9% 100%
an adalah
proses
yang
menjamin
tujuan
program
tercapai

7 Pengawas 17,25% 51,72% 6,9% 13,8% 6,9% 100%


an yang
buruk
akan
menimbul
lkan
kesalahan
atau
penyimpa
ngan
dalam
pelaksana
an
program
BLT
COVID-
19

54
8 Saya 24,14% 51,72% 10,34% 6,9% 6,9% 100%
merasa
sering
diawasi
oleh rekan
rekan
kerja
dalam
satu
organisasi
9 Pengawas 20,69% 51,72% 13,8% 6,9% 6,9% 100%
an yang
baik
adalah
Ketika
atasan
menegur
langsung
tiap kali
bawahan
melakuka
n
kesalahan/
penyelew
engan/pen
yimpanga
n
Rata-rata 15,33% 49,8% 12,65% 13,4% 5% 100%
Sumber: Data diolah peneliti, 2021

55
Berdasarkan hasil distribusi jawaban responden terhadap

pernyataan mengenai Pengawasan merupakan bentuk penilaian pegawai

yang sedang diawasi, ini dapat dilihat dari presentase jawaban responden

yang rata-rata menjawab sangat setuju yaitu sebesar 17,25%, setuju

sebesar 51,72%, netral sebesar 17,25%, tidak setuju sebesar 10,34%, dan

sangat tidak setuju sebesar 3,45%, Dari jawaban responden tersebut dapat

diketahui bahwa pegawai Dispermades Kabupaten Magelang setuju jika

Pengawasan merupakan bentuk penilaian pegawai yang sedang diawasi.

Pegawai lapangan akan bekerja lebih giat saat sedang diawasi.

Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan rata-rata menjawab

sangat setuju yaitu sebesar 17,25%, setuju sebesar 41,38%, netral sebesar

17,25%, tidak setuju sebesar 20,69%, dan sangat tidak setuju sebesar

3,45%. Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa pegawai

Dispemades Kabupaten Magelang setuju jika Pegawai lapangan akan

bekerja lebih giat saat sedang diawasi.

Pengawasan yang ketat membuat anda canggung saat bekerja.Hasil

distribusi jawaban responden menunjukkan rata-rata menjawab sangat

setuju yaitu sebesar 3,45%, setuju sebesar 31,03%, netral sebesar 13,8%,

tidak setuju sebesar 17,25%, dan sangat tidak setuju sebesar 3,45%. Dari

jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa pegawai Dispemades

Kabupaten Magelang setuju jika Pengawasan yang ketat membuat anda

canggung saat bekerja.

Pengawasan adalah alat yang ampuh untuk meningkatkan kinerja

pegawai khususnya pegawai lapangan. Hasil distribusi jawaban responden

56
menunjukkan rata-rata menjawab sangat setuju yaitu sebesar 6,9%, setuju

sebesar 62,06%, netral sebesar17,25% tidak setuju sebesar 10,34%, dan

sangat tidak setuju sebesar 3,45%. Dari jawaban responden tersebut dapat

diketahui bahwa pegawai Dispemades Kabupaten Magelang setuju jika

Pengawasan adalah alat yang ampuh untuk meningkatkan kinerja pegawai

khususnya pegawai lapangan.

Pengawasan adalah proses dimana atasan ingin mengetahui hasil

pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh bawahan. Hasil distribusi

jawaban responden menunjukkan rata-rata menjawab sangat setuju yaitu

sebesar 10,34%, setuju sebesar 55,17%, netral sebesar 10,34%, tidak

setuju sebesar 20,69%, dan sangat tidak setuju sebesar 3,45%. Dari

jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa pegawai Dispemades

Kabupaten Magelang setuju jika Pengawasan adalah proses dimana atasan

ingin mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh

bawahan.

Pengawasan adalah proses yang menjamin tujuan program tercapai.

Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan rata-rata menjawab

sangat setuju yaitu sebesar 20,69%, setuju sebesar 51,72%, netral sebesar

6,9%, tidak setuju sebesar 13,8%, dan sangat tidak setuju sebesar 6,9%.

Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa pegawai

Dispemades Kabupaten Magelang setuju jika Pengawasan adalah proses

yang menjamin tujuan program tercapai.

Pengawasan yang buruk akan menimbullkan kesalahan atau

57
penyimpangan dalam pelaksanaan program BLT COVID-19. Hasil

distribusi jawaban responden menunjukkan rata-rata menjawab sangat

setuju yaitu sebesar 17,25%, setuju sebesar 51,72%, netral sebesar 6,9%,

tidak setuju sebesar 13,8%, dan sangat tidak setuju sebesar 6,9%. Dari

jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa pegawai Dispemades

Kabupaten Magelang setuju jika Pengawasan yang buruk akan

menimbullkan kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan program

BLT COVID-19.

Saya merasa sering diawasi oleh rekan rekan kerja dalam satu

organisasi. Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan rata-rata

menjawab sangat setuju yaitu sebesar 24,14 %, setuju sebesar 51,72 %,

netral sebesar 10,34 %, tidak setuju sebesar 6,9 %, dan sangat tidak setuju

sebesar 6,9%. Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa

pegawai Dispemades Kabupaten Magelang setuju jika mereka merasa

sering diawasi oleh rekan rekan kerja dalam satu organisasi.

Pengawasan yang baik adalah Ketika atasan menegur langsung tiap

kali bawahan melakukan kesalahan/penyelewengan/penyimpangan. Hasil

distribusi jawaban responden menunjukkan rata-rata menjawab sangat

setuju yaitu sebesar 20,69%, setuju sebesar 51,72%, netral sebesar 13,8%,

tidak setuju sebesar 6,9 %, dan sangat tidak setuju sebesar 6,9%. Dari

jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa pegawai Dispemades

Kabupaten Magelang setuju jika Pengawasan yang baik adalah Ketika

atasan menegur langsung tiap kali bawahan melakukan

kesalahan/penyelewengan/penyimpangan.

58
3. Keberhasilan Program BLT COVID-19

Variabel Keberhasilan Program BLT COVID-19 pada kuesioner,

penulis memasukkan 10 item pernyataan yang mempresentasikan

indicator-indikator dan variabel tersebut, hasil outputnya adaah sebagai

berikut :

Tabel 4. 13 Distribusi Jawaban Respnden Keberhasilan Program BLT COVID-19

No Pernyataan SS S N TS STS Skor


% % % % % %
1 Program BLT 27,59 31,03 20,69 13,8 6,9 100%
COVID-19 sudah
diterima tanpa
komplain dari
Masyarakat desa
Payaman
2 Menurut pendapat 20,69 51,72 17,25 10,34 0 100%
saya dalam
pelaksanaan program
BLT COVID-19
tidak ada
kesalahan/penyelewe
ngan/penyimpangan
3 Agar program dapat 17,25 55,17 13,8 13,8 0 100%
berjalan sebagaimana
mestinya kadang kala
perlu jalan pintas
4 Berdasarkan hasil 17,25 48,27 17,25 13,8 3,45 100%
pelaksanaan dapat
dilihat dengan jelas
tujuan dari
pelaksanaan program
BLT COVID-19
5 Proses pelaksanaan 6,9 24,14 51,72 6,9 6,9 100%
program BLT
COVID-19 sudah
berjalan sesuai
dengan cakupan
rancangan kerja
6 Cakupan rencana 17,25 44,83 20,69 13,8 3,45 100%
kerja dalam
rancangan kerja ada
yang tidak terpenuhi

59
7 Dengan adanya 24,14 55,17 6,9 6,9 6,9 100%
perencanaan dan
pengawasan maka
kinerja dan kualitas
pegawai dalam
pekerja akan terlihat
8 Hasil yang didapat 6,9 62,07 6,9 6,9 6,9 100%
setelah pelaksanaan
tidak berbada jauh
dengan harapan atau
rencana awal
9 Tidak semua yang 6,9 48,27 17,25 6,9 6,9 100%
diharapkan/
direncanakan berjalan
sesua rencana awal
10 Program BLT 24,14 51,72 6,9 13,8 3,45 100%
COVID-19 perlu
terus dilakukan
karena sudah bisa
dikatakan berhasil
Rata-rata 16,9 47,23 17,93 10,69 4,48 100%
Sumber: Data diolah peneliti, 2021

Berdasarkan hasil distribusi jawaban responden terhadap

pernyataan mengenai keberhasilan program BLT COVID-19 yang

menerangkan bahwa Program BLT COVID-19 sudah diterima tanpa

komplain dari Masyarakat desa Payaman, ini dapat dilihat dari presentase

jawaban responden yang rata-rata menjawab sangat setuju yaitu sebesar

27,59%, setuju sebesar 31,03%, netral sebesar 20,69%, tidak setuju sebesar

13,8%, dan sangat tidak setuju sebesar 6,9%. Dari jawaban responden

tersebut dapat diketahui bahwapegawai Dispermades Kabupaten Magelang

setuju mengenai keberhasilan program BLT COVID-19 yang

menerangkan bahwa Program BLT COVID-19 sudah diterima tanpa

komplain dari Masyarakat desa Payaman.

60
Menurut pendapat saya dalam pelaksanaan program BLT COVID-

19 tidak ada kesalahan/penyelewengan/penyimpangan. Hasil distribusi

jawaban responden menunjukkan rata-rata menjawab sangat setuju yaitu

sebesar 20,69%, setuju sebesar 51,72%, netral sebesar 17,25%, dan tidak

setuju sebesar 10,34%. Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui

bahwa pegawai Dispermades Kabupaten Magelang setuju dalam

pelaksanaan program BLT COVID-19 tidak ada

kesalahan/penyelewengan/penyimpangan.

Agar program dapat berjalan sebagaimana mestinya kadang kala

perlu jalan pintas. Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan rata-

rata menjawab sangat setuju yaitu sebesar 17,25%, setuju sebesar 55,17%

netral sebesar 13,8%, dan tidak setuju sebesar 13,8%.

Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa pegawai

Dispermades Kabupaten Magelang setuju Agar program dapat berjalan

sebagaimana mestinya kadang kala perlu jalan pintas.

Berdasarkan hasil pelaksanaan dapat dilihat dengan jelas tujuan

dari pelaksanaan program BLT COVID-19. Hasil distribusi jawaban

responden menunjukkan rata-rata menjawab sangat setuju yaitu sebesar

17,25%, setuju sebesar 48,27%, netral sebesar 17,25%, tidak setuju sebesar

13,8%, dan sangat tidak setuju sebesar 3,45%. Dari jawaban responden

tersebut dapat diketahui bahwa pegawai pegawai Dispermades Kabupaten

Magelang setuju jika Berdasarkan hasil pelaksanaan dapat dilihat dengan

jelas tujuan dari pelaksanaan program BLT COVID-19.

61
Proses pelaksanaan program BLT COVID-19 sudah berjalan sesuai

dengan cakupan rancangan kerja. Hasil distribusi jawaban responden

menunjukkan rata-rata menjawab sangat setuju yaitu sebesar 6,9%, setuju

sebesar 24,14%, netral 51,72%, tidak setuju sebesar 6,9% dan sangat tidak

setuju sebesar 6,9%. Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui

bahwa pegawai Dispermades Kabupaten Magelang memilih untuk netral

dalam menyikapi proses pelaksanaan program BLT COVID-19 sudah

berjalan sesuai dengan cakupan rancangan kerja atau belum.

Cakupan rencana kerja dalam rancangan kerja ada yang tidak

terpenuhi. Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan rata-rata

menjawab sangat setuju yaitu sebesar 17,25%, setuju sebesar 44,83%, netral

sebesar 20,69%, tidak setuju sebesar 13,8%, dan sangat tidak setuju sebesar

3,45%. Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa pegawai

Dispermades Kabupaten Magelang setuju jika Cakupan rencana kerja

dalam rancangan kerja ada yang tidak terpenuhi.

Dengan adanya perencanaan dan pengawasan maka kinerja dan

kualitas pegawai dalam pekerja akan terlihat. Hasil distribusi jawaban

responden menunjukkan rata-rata menjawab sangat setuju yaitu sebesar

24,14 %, setuju sebesar 55,17 %, netral sebesar 6,9 %, tidak setuju sebesar

6,9 % dan sangat tidak setuju sebesar 6,9 %. Dari jawaban responden

tersebut dapat diketahui bahwa pegawai Dispermades Kabupaten

Magelang setuju Dengan adanya perencanaan dan pengawasan maka

kinerja dan kualitas pegawai dalam pekerja akan terlihat.

62
Hasil yang didapat setelah pelaksanaan tidak berbada jauh dengan

harapan atau rencana awal. Hasil distribusi jawaban responden

menunjukkan rata-rata menjawab sangat setuju yaitu sebesar 6,9%, setuju

sebesar 62,07%, netral sebesar 6,9%, tidak setuju sebesar 6,9% dan sangat

tidak setuju sebesar 6,9%. Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui

bahwa pegawai Dispermades Kabupaten Magelang setuju jika Hasil yang

didapat setelah pelaksanaan tidak berbada jauh dengan harapan atau

rencana awal.

Tidak semua yang diharapkan/ direncanakan berjalan sesua rencana

awal. Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan rata-rata menjawab

sangat setuju yaitu sebesar 6,9 %, setuju sebesar 48,27 % netral sebesar

17,25 %, tidak setuju sebesar 6,9% dan sangat tidak setuju sebesar 6,9%..

Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa pegawai

Dispermades Kabupaten Magelang setuju jika Tidak semua yang

diharapkan/ direncanakan berjalan sesua rencana awal.

Program BLT COVID-19 perlu terus dilakukan karena sudah bisa

dikatakan berhasil. Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan rata-

rata menjawab sangat setuju yaitu sebesar 24,14 %, setuju sebesar 51,72 %

netral sebesar 6,9 %, tidak setuju sebesar 13,8 % dan sangat tidak setuju

sebesar 3,45 %. Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa

pegawai Dispermades Kabupaten Magelang setuju jika Program BLT

COVID-19 perlu terus dilakukan karena sudah bisa dikatakan berhasil.

63
4.4.3. Korelasi Product Momen

Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan

membuktikan hipotesis hubungan antara dua variabel, bila data kedua

variabel berbentuk interval atau rasio. Untuk mengetahui keeratan

hubungan antar variabel, maka digunakan tabel dibawah ini :

Tabel 4. 14 Interprestasi Nilai Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi (r) Interpretasi


0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber: Statistika untuk Penelitian (Sugiyono, 2011:184)

64
a. perencanaan dengan Keberhasilan Program

Tabel 4. 15 Korelasi Product Moment perencanaan dengan Keberhasilan Program

Correlations
Perncanaan Keberhasilan
Perncanaan Pearson Correlation 1 .844**
Sig. (2-tailed) .000
N 29 29
Keberhasilan Pearson Correlation .844** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 29 29
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data diolah peneliti, 2021

Berdasarkan output dari program IBM SPSS Statistic 26 dapat

diketahui bahwa koefisien korelasi product moment Perencanaan dengan

keberhasilan Program sebesar 0,844 yang menunjukkan ada korelasi yang

sangat tinggi antara variabel Perencanaan dengan keberhasilan program,

dengan arah positif. Arah positif yang berarti semakin tinggi gaya

perencanaan semakin tinggi pula tingkat keberhasilan program BLT

COVID-19.

65
b. pengawasan dengan keberhasilan program

Tabel 4. 16 korelasi pengawasan dengan keberhasilan program

Correlations
Pengawasan Keberhasilan
Pengawasan Pearson Correlation 1 .947**
Sig. (2-tailed) .000
N 29 29
Keberhasilan Pearson Correlation .947** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 29 29
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data diolah peneliti, 2021

Berdasarkan output dari program IBM SPSS Statistic 26 dapat

diketahui bahwa koefisien korelasi product moment pengawasan dengan

keberhasilan sebesar 0,947 yang menunjukkan ada korelasi yang sangat

tinggi antara variabel pengawasan dengan keberhasilan, dengan arah

positif. Arah poditif yang berarti semakin tinggi pengawasan maka

semakin tinggi pula tingkat keberhasilan program BLT COVID-19.

66
Regresi Linier Sederhana

c. Perencanaan (X1) dengan Keberhasilan (Y)

Berikut hasil analisis regresi linier sederhana dari output

program IBM SPSS Statistic 26 terhadap data penelitian

diantaranya variabel gaya Perencanaan (X1) dengan Keberhasilan

(Y) adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 17 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Perencanaan dan Keberhasilan


dengan Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1552.975 1 1552.975 66.960 .000b
Residual 626.198 27 23.193
Total 2179.172 28
a. Dependent Variable: Keberhasilan
b. Predictors: (Constant), Perencanaan

Sumber: data diolah peneliti, 2021

Berdasarkan perhitungan tabel analisis regresi linier sederhana

diatas dapat diketahui bahwa nilai F hitung = 66.960 dengan taraf

signifikasi sebesar 0.000 < 0.05, maka model regresi dapat dipakai untuk

memprediksi perencanaan atau dengan kata lain ada pengaruh variabel

perencanaan (X1) terhadap Keberhasilan (Y)

Tabel 4. 18 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Perencanaan dan Keberhasilan


dengan Koefesien determinasi

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .844a .713 .702 4.816
a. Predictors: (Constant), Perencanaan

67
Sumber: data diolah peneliti, 2021

Tabel di atas memjelaskan besarnya nilai korelasi / hubungan (R)

yaitu sebesar 0,844. Dari output tersebut diperoleh koefisien determinasi

(R Square) sebesar 0,713, yang mengandung pengertian bahwa pengaruh

variabel bebas (Perencanaan) terhadap variabel terikat (kkeberhasilan)

adalah sebesar 71,3%

d. Pengawasan (X2) dengan Keberhasilan (Y)

Berikut hasil analisis regresi linier sederhana dari output program

IBM SPSS Statistic 26 terhadap data penelitian diantaranya variabel

Pengawasan (X2) dengan keberhasilan (Y) adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 19 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengawasan dan Keberhasilan


dengan Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1955.148 1 1955.148 235.639 .000b
Residual 224.025 27 8.297
Total 2179.172 28
a. Dependent Variable: Keberhasilan
b. Predictors: (Constant), Pengawasan

Sumber: Data diolah peneliti, 2021

Berdasarkan perhitungan tabel analisis regresi linier sederhana

diatas dapat diketahui bahwa nilai F hitung = 235.639 dengan taraf

signifikasi sebesar 0.000 < 0.05, maka model regresi dapat dipakai untuk

memprediksi perencanaan atau dengan kata lain ada pengaruh variabel

Pengawasan (X2) terhadap Keberhasilan (Y)

68
Tabel 4. 20 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengawasan dan Keberhasilan
dengan Koefesien determinasi

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .947a .897 .893 2.880
a. Predictors: (Constant), Pengawasan

Sumber: Data diolah peneliti, 2021

Tabel di atas memjelaskan besarnya nilai korelasi / hubungan (R)

yaitu sebesar 0,947. Dari output tersebut diperoleh koefisien determinasi

(R Square) sebesar 0,897, yang mengandung pengertian bahwa pengaruh

variabel bebas (Pengawasan) terhadap variabel terikat (keberhasilan)

adalah sebesar 89,7%

4.4.4. Uji Hipotesis (Regresi linear berganda)

Berikut hasil analisis uji hipotesis dari output program IBM SPSS

Statistic 26 terhadap data penenlitian diantaranya variabel perencanaan

(X1), pengawasan (X2) dengan keberhasilan (Y) adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 21 pengujian hipotesis H1 dan H2 dengan uji t

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.816 1.564 -.522 .606
Perencanaan .289 .122 .229 2.372 .025
Pengawasan .853 .108 .762 7.900 .000
a. Dependent Variable: Keberhasilan

Sumber: Data diolah peneliti, 2021

69
A Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Diketahui nilai Sig untuk pengaruh X1 terhadap Y adalah sebesar

0,025 < 0.05 dan nilai t hitung 2,372 > t table 2.055, sehingga dapat

disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh X1

terhadap Y.

B Pengujian Hipotesis kedua (H2)

Diketahui nilai Sig untuk pengaruh X2 terhadap Y adalah sebesar

0,000 < 0.05 dan nilai t hitung 7,9 > t table 2.055, sehingga dapat

disimpulkan bahwa H2 diterima yang berarti terdapat pengaruh X2

terhadap Y.

Tabel 4. 22 pengujian hipotesis H3 dengan uji f

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1995.002 2 997.501 140.821 .000b
Residual 184.171 26 7.083
Total 2179.172 28
a. Dependent Variable: Keberhasilan
b. Predictors: (Constant), Pengawasan, Perencanaan

Sumber: Data diolah peneliti, 2021


C Pengujian Hipotesis ketiga (H3)

Bedasarkan output di atas diketahui nilai signifikansi untuk

pengaruh X1 dan X2 secara simultan terhadap Y adalah sebesar 0,000 < 0,05

dan nilai F hitung 140,821 > F table 2,96, sehingga dapat disimpulkan bahwa

H3 diterima yang berarti terdapat pengaruh X1 dan X2 secara simultan

tehadap Y

70
Tabel 4. 23 koefisien diterminasi H3

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .957a .915 .909 2.661
a. Predictors: (Constant), Pengawasan, Perencanaan
Sumber: Data diolah peneliti, 2021
Berdasarkan output di atas diketahui nilai R Square sebesar 0,915,

hal ini menggandung arti bahwa pengaruh variabel X1 dan X2 secara simultan

terhadap variabel Y sebesar 91,5%

4.5. Uji Asumsi Klasik

4.5.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Dalam penelitian ini menggunakan program IBM SPSS Statistic 26 untuk

menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov.

Tabel 4. 24 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 29
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.56466885
Most Extreme Differences Absolute .126
Positive .106
Negative -.126
Test Statistic .126

71
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data diolah peneliti, 2021

Berdasarkan output diatas, nilai dignifikansi 0,2 > 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.

4.5.2. Uji Linieritas

Berdasarkan uji linieritas yang dilakukan melalui program IBM

SPSSStatistic 26 diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4. 25 Hasil Uji Linieritas variabel perencanaan dan keberhasilan

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Keberhasi Between (Combined) 2097.422 19 110.391 12.153 .000
lan * Groups Linearity 1552.975 1 1552.97 170.970 .000
Perencan 5
aan Deviation from 544.448 18 30.247 3.330 .035
Linearity
Within Groups 81.750 9 9.083
Total 2179.172 28

Sumber : Data diolah peneliti, 2021

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa pada variabel

perencanaan dan keberhasilan mempunyai nilai Sig. deviation from

linearity sebesar 0,035 < 0,05. Maka tidak terdapat hubungan yang linier

antar variabel Perencanaan dengan keberhasilan.

72
Tabel 4. 26 Hasil Uji Linieritas variabel pengawasan dan keberhasilan

ANOVA Table
Mean
Sum of Squares df Square F Sig.
Keberhasilan Between (Combined) 2106.756 15 140.450 25.213 .000
* Groups Linearity 1955.148 1 1955.148 350.982 .000
Pengawasan Deviation from Linearity 151.608 14 10.829 1.944 .120
Within Groups 72.417 13 5.571
Total 2179.172 28
Sumber : Data diolah peneliti, 2021

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa pada variabel

perencanaan dan keberhasilan mempunyai nilai Sig. deviation from

linearity sebesar 0,12 > 0,05. Maka terdapat hubungan yang linier antar

variabel pengawasan dengan keberhasilan.

73

Anda mungkin juga menyukai