Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

VISI MISI DAN SEJARAH KABUPATEN


BAB I.
SUMBAWA

Ketersediaan data dan informasi sangat mempengaruhi keberhasilan


pembangunan suatu daerah. Berbagai jenis data dan informasi yang akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan sangat dibutuhkan dalam penguatan perencanaan
dan evaluasi pembangunan daerah, hal ini bertujuan untuk mendukung setiap
kebijakan/langkah-langkah yang akan diambil oleh para decision maker
(pengambilan keputusan). Salah satu sarana informasi penyelenggaraan
pemerintah daerah adalah berupa profil daerah yang merupakan wujud nyata
dalam upaya memetakan kondisi potensi dan sumber daya daerah, sehingga
mudah diketahui adanya peluang pengembangan daerah dalam era persaingan
bebas dalam pelaksanaan otonomi. Profil daerah ini memuat gambaran wilayah
Kabupaten Sumbawa, baik kondisi fisik, sumber daya alam, sumberdaya manusia,
sosial budaya, ekonomi, pemerintahan, dan infrastruktur yang dapat menjadi
acuan dasar perencanaan pembangunan daerah, sekaligus sebagai sarana
publikasi hasil-hasil penyelenggaraan pembangunan dan potensi yang masih dapat
dikembangkan di Kabupaten Sumbawa.

H. M. HUSNI DJIBRIL, B.Sc Drs. H. MAHMUD ABDULLAH


BUPATI SUMBAWA WAKIL BUPATI SUMBAWA

Profil Kabupaten Sumbawa 2019 1


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

Visi dan Misi

Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Sumbawa dalam tahapan ketiga


Pembangunan Jangka Panjang Daerah, berpedoman pada Visi dan Misi yang
tertuang dalam RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2016–2021, dengan Visi :
“Terwujudnya Masyarakat Sumbawa Yang Berdaya Saing, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Semangat Gotong Royong”.

Pemahaman terhadap visi tersebut adalah sebagai berikut :


1. Masyarakat Sumbawa :
Masyarakat Sumbawa secara sosiologis memiliki pengertian kumpulan orang
per orang dengan beragam latar belakang suku, ras dan agama yang
bertempat tinggal pada wilayah administrasi Kabupaten Sumbawa Provinsi
NTB.
2. Berdaya Saing :
Berdaya saing, ditandai dengan adanya sumberdaya manusia yang
berkualitas, birokrasi yang bersih, handal dan profesional serta dukungan
infrastruktur yang memadai. Berdaya Saing adalah kondisi yang menjadi
syarat terwujudnya kedaulatan suatu bangsa sesuai dengan semangat Tri
Sakti yang menjadi rujukan utama penyusunan visi dan misi pembangunan
nasional. Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Nusa
Tenggara Barat 2013-2018 disebutkan bahwa masyarakat berdaya saing
adalah masyarakat yang sehat, cerdas, produktif, inovatif, kreatif agar
mampu bersaing secara global. Selanjutnya, visi masyarakat berdaya saing di
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sumbawa
diartikan sebagai Kemampuan pengelolaan Sumberdaya Daerah secara
bermutu, ekonomis, efektif dan efisien, sehingga lebih unggul dari daerah

Profil Kabupaten Sumbawa 2019 2


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

lainnya. Berdaya saing juga mengandung makna kemampuan untuk


berprestasi dalam bidang kerja masing-masing, dengan kualifikasi atau
kualitas tertentu, sehingga dapat sejajar atau bahkan lebih tinggi dengan
daerah lain.
3. Mandiri :
Mandiri, artinya masyarakat Kabupaten Sumbawa yang mampu memenuhi
kebutuhan dasar secara ekonomi, sosial dan berkeadilan. Mandiri juga
diartikan sebagai kondisi dimana Pemerintah Daerah mampu mengelola
potensi sumberdaya alam dan meningkatkan pendapatan daerah yang
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat.
4. Berkepribadian :
Berkepribadian, artinya masyarakat Kabupaten Sumbawa benar-benar
memahami dan melaksanakan prinsip hidup (parenti) Tau Samawa yakni
takit ke nene kangila boat lenge. Prinsip hidup ini ditandai dengan
terwujudnya masyarakat yang religius, patuh kepada hukum dan penuh
toleransi terhadap keberagaman.
5. Semangat Gotong Royong :
Semangat gotong royong merupakan landasan dalam rangka mewujudkan
masyarakat Sumbawa yang berdaya Saing, mandiri dan berkepribadian.

Sebagai pencerminan dari upaya-upaya menjalankan fungsi dan peran daerah


maka rangka mewujudkan visi pembangunan tersebut, dijabarkan lebih lanjut
dalam misi-misi sebagai berikut :
Misi 1 : Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia melalui
peningkatan kualitas pendidikan dan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.

Misi ini menekankan pada pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
yang ditandai dengan membaiknya taraf pendidikan dan derajat kesehatan

Profil Kabupaten Sumbawa 2019 3


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

penduduk, yang didukung oleh meningkatnya kualitas pelayanan publik, sosial


dasar bagi masyarakat serta mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya dan beradab serta berdaya saing untuk mencapai
kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera;
Aspek pendidikan dan kesehatan merupakan aspek dasar yang menjadi
tanggungjawab pemerintah daerah. Pendidikan dan kesehatan yang
diselenggarakan adalah yang berkeadilan dan merata, dalam arti semua warga
masyarakat memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan dan kesehatan
yang layak, terjangkau dan berkualitas.

Misi 2 : Mewujudkan birokrasi yang bersih, handal dan profesional


sehingga mampu menjalankan pemerintahan sesuai dengan
prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance).

Dimaknai sebagai misi yang di emban untuk mengupayakan pengelolaan


pemerintahan yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik,
terbentuknya birokrasi pemerintahan yang profesional dan berkinerja tinggi serta
meningkatnya pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Misi ini
menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik secara konsisten dan
berkelanjutan yang tercermin dari berkurangnya tingkat korupsi, makin banyaknya
keberhasilan pembangunan di berbagai bidang, dan terbentuknya birokrasi
pemerintahan yang professional dan berkinerja tinggi, menjamin kepastian
hukum, melindungi segenap masyarakat serta memberikan akses dan kesempatan
bagi penduduk agar memperoleh manfaat dari pembangunan yang adil dan
merata.
Inti dari misi ini adalah berlangsungnya pelayanan publik yang dapat diartikan
sebagai pemberian layanan oleh instansi, lembaga atau organisasi yang
memberikan layanan kepada publik atau masyarakat sebagai pelanggan, dengan
memperhatikan aturan atau prosedur yang ditetapkan serta memenuhi standar
Profil Kabupaten Sumbawa 2019 4
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

minimal layanannya, guna menciptakan kepuasan dan memenuhi kebutuhan


masyarakat. Untuk dapat memberikan pelayanan publik yang prima dan
memuaskan masyarakat diperlukan tata kelola pemerintahan yang baik.
Penerapan prinsip good governance dan clean government diharapkan mampu
memberikan dan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat memenuhi
harapan masyarakat.
Misi 3 : Mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur dengan
membangun sinergi yang kuat dengan pemerintah pusat dan
pemerintah provinsi.

Dimaknai sebagai misi yang diemban sebagai upaya meningkatkan kualitas dan
ketertersedian infrastruktur dasar dan wilayah untuk meningkatkan aksesibilitas
masyarakat, memacu peningkatan perekonomian daerah dan mengurangi
disparitas pembangunan antar kecamatan/desa/kelurahan serta mengoptimalkan
penataan ruang pembangunan wilayah yang partisipatif dan berkelanjutan.
Misi ini dihajatkan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan
aksesibilitas pelayanan umum yang memiliki daya dukung dan daya gerak
terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dan mengutamakan
kepentingan masyarakat umum untuk menunjang produktifitas dan mobilitas
publik. Sangat diyakini bahwa upaya pemenuhan pelayanan yang dilakukan
pemerintah kepada masyarakat serta pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan akan
berjalan dengan baik jika didukung oleh infrastruktur yang memadai. Ketersediaan
sarana dan prasarana wilayah yang memadai merupakan hal penting yang harus
diupayakan oleh pemerintah daerah. Pembangunan infrastruktur yang memadai di
segala bidang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing daerah.
Untuk mewujudkan semua harapan besar tersebut, pemerintah daerah akan
berupaya semaksimal mungkin untuk membangun sinergi yang kuat dengan
pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.

Profil Kabupaten Sumbawa 2019 5


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

Misi 4 : Mengembangkan potensi unggulan daerah dan


meningkatkan produktivitas usaha masyarakat demi
terwujudnya kesejahtaraan masyarakat, penurunan angka
kemiskinan dan perluasan lapangan kerja.

Dimaknai sebagai misi yang diemban untuk meningkatkan perekonomian daerah


dengan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya daerah secara berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan, menciptakan iklim investasi yang kondusif serta
meningkatkan ekonomi kerakyatan.
Semangat dari misi ini adalah mengembangkan perekonomian daerah yang
berlandaskan ekonomi kerakyatan dengan memberdayakan masyarakat dan
seluruh kekuatan ekonomi daerah, yang bertumpu pada pengembangan potensi
lokal berbasis agribisnis dan agroindustri sehingga mendorong penciptaan
lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Misi ini juga dihajatkan untuk memperkuat perekonomian daerah berbasis
keunggulan wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun
keterkaitan sistem produksi, industri pengolahan, dan pelayanan masyarakat;
mengedepankan pembangunan SDM berkualitas dan berdaya saing;
meningkatkan penguasaan, pemanfaatan dan penciptaan iptek;, serta
mewujudkan daerah yang maju dalam berinvestasi.

Misi 5 : Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan


hidup yang berkelanjutan.

Misi ini mengemban amanat untuk melaksanakan pembangunan yang


memanfaatkan ekonomi Sumberdaya Alam dengan tetap menjaga keseimbangan
antara pemanfaatan serta keberlanjutan SDA dan lingkungan hidup dengan tetap
menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan.

Profil Kabupaten Sumbawa 2019 6


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

Prinsip dari pembangunan berkelanjutan merupakan upaya untuk memenuhi


kebutuhan generasi sekarang dengan pemanfaatan Sumber Daya Alam yang
tersedia tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan.
Kondisi masyarakat Kabupaten Sumbawa memiliki pengertian dan kepedulian yang
tinggi terhadap keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan yang didasari oleh
kesadaran akan fungsi strategis lingkungan terhadap keberlangsungan hidup
manusia. Daya dukung dan kualitas lingkungan, harus menjadi acuan utama
segala aktivitas pembangunan, agar tercipta tatanan kehidupan yang seimbang,
nyaman dan berkelanjutan.

Misi 6 : Mewujudkan masyarakat yang religius dan memelihara


toleransi antar umat beragama.

Dimaknai sebagai misi yang diemban dalam menciptakan kondisi masyarakat yang
memiliki nilai-nilai, norma, semangat dan kaidah agama, khususnya Islam yang
diyakini dan dianut serta menjadi karakter dan identitas mayoritas Kabupaten
Sumbawa, yang harus menjiwai, mewarnai dan menjadi ruh atau pedoman bagi
seluruh aktivitas kehidupan, termasuk penyelengaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan, dengan tetap menjunjung tinggi toleransi dan
kerukunan hidup beragama.

Misi 7 : Memelihara dan mengembangkan potensi budaya dan kearifan


lokal.

Misi ini mengemban amanat untuk menciptakan kehidupan sosial kemasyarakatan


yang kokoh dan berbudaya yang bercirikan tingginya pemanfaatan modal sosial
dalam pembangunan, meningkatnya ketahanan keluarga, menurunnya jumlah
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda dalam

Profil Kabupaten Sumbawa 2019 7


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

pembangunan, meningkatnya prestasi olah raga, terpeliharanya seni dan warisan


budaya dan industri pariwisata yang berdaya saing dalam bingkai kearifan lokal.
Kondisi masyarakat Kabupaten Sumbawa yang memiliki nilai-nilai budaya yang
baik, melekat dan menjadi jati diri, yang harus terus tumbuh dan berkembang
seiring dengan laju pembangunan, serta menjadi perekat bagi keselarasan dan
kestabilan sosial. Pengembangan budaya tersebut dilakukan dengan tetap
menghargai pluralitas kehidupan masyarakat secara proporsional.

Sejarah Kabupaten Sumbawa

Kabupaten Sumbawa sebelum menjadi bagian Negara Kesatuan Republik


Indonesia (NKRI), berkembang dari cikal bakal wilayah Kesultanan Samawa.
Menurut Manca (1984), Kesultanan Samawa merupakan kumpulan dari berbagai
kerajaan kecil yang tersebar dari Jereweh hingga Empang, seperti di bagian barat
Sumbawa terdapat kerajaan Utan, Taliwang, Seran (Seteluk), Jereweh yang
sekarang telah menjadi bagian Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) hingga
Selaparang di Pulau Lombok. Di bagian tengah dan Selatan, bergabung Kerajaan
Dewa Mas Kuning di Selesek (Ropang), Datu Naga di Petonang (Ropang), Ai
Renung (Moyo Hulu), Dewa Awan Kuning di Sampar Semulan (Moyo Hulu),
Perumpak di dekat Pernek (Moyo Hulu), Gunung Setia (Sumbawa) dan Gunung
Galesa (Moyo Hilir). Serta di bagian Timur bergabung Kerajaan Tangko (Empang),
Kolong (Plampang), Ngali (Lape), dan Dongan (Lape).

Sejak penaklukan Gowa atas Sumbawa pada tahun 1618, maka pada tahun 1623
kerajaan-kerajaan kecil yang berada di Sumbawa bagian barat berhasil
dipersatukan menjadi satu kerajaan, yaitu kerajaan Sumbawa. Menurut Ligtvoet
(dalam Manca, 1984) kerajaan Sumbawa terdiri dari kerajaan itu sendiri dan tiga
daerah taklukannya, yaitu Taliwang, Jereweh, dan Seran. Ketiga kerajaan taklukan

Profil Kabupaten Sumbawa 2019 8


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

ini memiliki kedudukan yang sederajat, dan karena itu dikenal dengan sebutan
Kamutar Telu (de drie Kamutarlanden). Penaklukan Gowa atas Selaparang pada
tahun 1640 mengakibatkan Kerajaan Selaparang disatukan dengan Kerajaan
Sumbawa. Sejak itulah Kerajaan Sumbawa membawahi empat kerajaan: Jereweh,
Taliwang, Seran, dan Selaparang (di pulau Lombok), atau dikenal dengan Kamutar
Empat (de vier Kamutarlanden).

Dalam pembagian daerah kekuasaan Belanda, kerajaan Sumbawa menjadi wilayah


Gubernemen Selebes dan kepulauannya. Selanjutnya, menurut pembagian
wilayah Karesidenan Timor, pulau Sumbawa dan Pulau Sumba merupakan sebuah
afdeeling dengan Sumbawa Besar sebagai ibukotanya, dan asisten residen yang
pertama bernama Janson van Ray. Khusus untuk kerajaan Sumbawa dibagi ke
dalam dua wilayah onderafdeeling, yaitu onderafdeeling Sumbawa Barat yang
wilayahnya meliputi Jereweh hingga Rhee dengan Hoofd van Plaateselijk Bestuur-
nya di Taliwang (yang pertama bernama Luitenant Minderman dan yang kedua
bernama Gezaghebber Zantman – oleh orang Sumbawa dijuluki Piter Torok); dan
onderafdeeling Sumbawa Timur dengan Hoofd van Plaateselijk Bestuur-nya yang
pertama bernama Gezabheber Civiel en Militair Boomstra, yang kedua bernama
Assistant-Residen Groeneveld, dan yang ketiga bernama Couvereur. Dengan
diangkatnya Couvereur sebagai residen di Kupang, maka penggantinya
diangkatlah Controleur Philips, namun karena yang terakhir ini tidak berkenan
pindah tempat tinggal dari Bima ke Sumbawa, maka mulai saat itulah ibukota
afdeeling Sumbawa pindah ke Bima, dengan Assisten-Residentnya Philips.

Pola pemerintahan hasil introdusir pemerintahan Hindia Belanda ini telah


terjabarkan secara hirarkhis-struktural, dari sistem Onderafdeeling yang dibagi
dalam beberapa daerah administratif. Beberapa kampung digabung menjadi satu
lingkungan kekuasaan yang merupakan Onderdistrict, dan beberapa onderdistrict

Profil Kabupaten Sumbawa 2019 9


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

digabung menjadi satu district, sehingga dengan demikian dijumpai district-district


dalam wilayah kekuasaan kerajaan Sumbawa sebagai berikut :

a. District Punu-Kika, yang meliputi onderdistrict-onderdistrict: Empang (Punu)


dan Plampang, Lape/Lopok (Kika).
b. District Sumbawa Tengah dan Orong Telu, meliputi onderdistrict Brang Rea
Hilir (Sumbawa Besar), Brang Rea Hulu (PeraU), Moyo Hilir, Moyo hulu,
Ropang, Lunyuk, dan Batu Lanteh.
c. District Alas meliputi onderdistrict: Utan, Buer, Alas, dan Mapin.
d. District Taliwang yang meliputi onderdistrict: Seteluk, Taliwang, dan Jereweh.

Penggabungan onderdistrict tidak bertahan lama dan lalu dihapus, sehingga yang
tinggal adalah onderdistict yang kemudian berubah menjadi kedemungan
(kecamatan). Perubahan struktur pemerintahan ini telah berdampak pula pada
perubahan atau penghapusan terhadap konsep Kamutar Telu: Jereweh, Taliwang,
dan Seran (periksa Manca, 1984). Selanjutnya dinyatakan bahwa secara ringkas
masa kekuasaan Kesultanan Sumbawa adalah sebagai berikut :

- Tahun 1623 s.d 1637 : Zaman Dewa Maja Paruwa dan Mas Goa.
- Tahun 1637 s.d 1674 : Zaman Mas Cini.
- Tahun 1674 s.d 1702 : Zaman Mas Bantan, Dewa Dalam Bawa, Sultan
Harunnurrasyid I.
- Tahun 1702 s.d 1723 : Zaman Mas Madina, Amasa Samawa, Datu Bala
Balong, Datu Apitai yang bergelar Muhammad
Jalaluddin Syah I.
- Tahun 1723 s.d 1732 : Zaman Dewa Loka Lengit Ling Sampar atau Datu
Bala Sawo dan Zaman Dewa Ling Gunung Setia
atau Datu Taliwang.
- Tahun 1733 s.d 1758 : Zaman Dewa Mapasusung, Datu Poro yang
bergelar Sultan Muhammad Kaharuddin I
- Tahun 1758 s.d 1796 : Zaman Sultan Siti Aisyah, Datu Ungkap Sermin,
Dewa Pangeran, Dewa Mapaconga Mustafa,
Harunnurrasyid II, dan Sultan
Profil Kabupaten Sumbawa 2019 10
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

Syafiatuddin
- Tahun 1796 s.d 1836 : Zaman Sultan Muhammad Kaharuddin II Datu
Bau Balo, Nene Ranga Mele Manyurang, dan
Mele Abdullah.
- Tahun 1836 s.d 1883 : Zaman Sultan Amrullah.
- Tahun 1883 s.d 1931 : Zaman Sultan Muhammad Jalaluddin III
- Tahun 1931 s.d 1959 : Zaman Sultan Muhammad Kaharuddin Daeng
Manurung yang bergelar Sultan Muhammad
Kaharuddin III
- Tahun 2011-Sekarang : Sultan Kaharuddin IV

Dalam pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin III ( 1883 – 1931) inilah


dibangun Istana “Dalam Loka”. Hal ini sangat dimungkinkan karena Sultan
Muhammad Jalaluddin III menjalankan roda pemerintahan selama 48 tahun. Kini
Istana “Dalam Loka” menjadi aset Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa dalam
rangka mengembangkan pariwisata sejarah. Setelah wafat pada tahun 1931,
kekuasaan raja turun kepada putra mahkota yang mendapat gelar Sultan
Muhammad Kaharuddin III. Pada zaman pemerintahannya inilah menjadi masa
peralihan kolonialisme Belanda kepada Jepang.
Kesultanan Sumbawa telah memainkan peran penting dalam tata pemerintahan di
Pulau Sumbawa, paling tidak selama 1945 - 1957. Tentara sekutu menginjakkan
kakinya di Pulau Sumbawa pada tanggal 12 Januari 1946, kemudian menyusun
pemerintahannya di Pulau Sumbawa. Kesultanan Sumbawa dan Bima diatur dalam
satu ikatan yang dinamakan Federasi Pulau Sumbawa dalam lingkungan
Karesidenan Timor. Federasi ini dibentuk di Sumbawa Besar pada tanggal
27 Februari 1947 dan pemerintahan Federasi Pulau Sumbawa ini dijalankan oleh
Dewan Raja-raja federasi tersebut. Selanjutnya dibentuk Dewan Perwakilan
Rakyat yang anggota-anggotanya diangkat dan ditunjuk oleh Kepala Swapraja.
Dewan ini bertugas memberi nasehat.

Profil Kabupaten Sumbawa 2019 11


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

Pada tanggal 14 Desember 1948 Sultan Sumbawa menandatangani sebuah


perjanjian politik baru dengan Belanda. Isinya antara lain menjelaskan tentang
sisa-sisa kekuasaan yang masih dikuasai oleh Belanda di Sumbawa. Kekuasaan
tersebut ada tiga, yaitu bidang pertahanan, hubungan luar negeri dan monopoli
atas candu dan garam. Tanggal 1 Januari 1949 Dewan-dewan Kerajaan dan
Dewan Pulau Sumbawa diganti oleh Dewan Perwakilan Rakyat Pulau Sumbawa
dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat setempat (swapraja). Pada tanggal
26 Maret 1949 Assisten Resident menyerahkan kekuasaan kepada Ketua Dewan
Raja-raja Muhammad Salahuddin, Sultan Bima. Penyerahan tersebut dilakukan di
Sumbawa Besar yang disaksikan oleh Mr. S. Binol, Menteri Sosial NIT atas nama
Menteri Dalam Negeri NIT (periksa Sejarah Nusa Tenggara Barat, 1997).
Kemudian Pemerintah Indonesia Timur berdasarkan Undang – undang Nomor 44
tahun 1949 membentuk Daerah Statuta Federasi Pulau Sumbawa, yang ditetapkan
oleh Dewan Raja – Raja pada tanggal 6 September 1949.
Perubahan sistem Pemerintahan terjadi lagi dengan terbentuknya Propinsi Nusa
Tenggara Barat, yang didasarkan pada Undang –undang Nomor 64 Tahun 1958.
Propinsi Sunda Kecil dibagi menjadi tiga Daerah Swatantra Tingkat I yaitu Bali,
Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Khusus Daerah
Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Barat menjadi enam Daerah Swatantra
Tingkat II, dimana raja sekaligus menjadi Kepala Pemerintahan. Karena itu
otomatis Federasi Pulau dibubarkan. Federasi Pulau Lombok dibubarkan pada
tanggal 17 Desember 1958 dan tanggal tersebut hingga sekarang dijadikan
sebagai hari lahirnya Propinsi Nusa Tenggara Barat. Sedangkan Federasi Pulau
Sumbawa dibubarkan pada tanggal 22 Januari 1959 dan pada saat itu dilantiklah
Sultan Muhammad Kaharuddin III menjadi Pejabat Sementara Kepala Daerah
Swatantra Tingkat II Sumbawa. Oleh karena itu saat dibubarkannya Federasi
Pulau Sumbawa dan diangkat / dilantiknya Pejabat Sementara Kepala Daerah

Profil Kabupaten Sumbawa 2019 12


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

Swatantra Tingkat II Sumbawa, dijadikan sebagai hari lahirnya Kabupaten


Sumbawa (Husain, 2007).
Sejarah panjang proses transformasi pemerintahan di Kabupaten Sumbawa
tersebut membawa implikasi pada terbentuknya kultur masyarakat yang terus
berimplikasi pada kultur birokrasi dalam kehidupan modern masyarakat Kabupaten
Sumbawa yang sangat taat terhadap kepemimpinan formal.
Setelah melewati masa revolusi perjuangan kemerdekaan NKRI, Kabupaten
Sumbawa terus berkembang baik dari segi administrasi pemerintahan maupun
dalam kehidupan sosial masyarakat. Kabupaten Sumbawa dibentuk dengan
Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Tingkat II dalam wilayah daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur, bersama 5 (lima) Daerah Tingkat II lainnya dalam Wilayah
Daerah Tingkat I Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Daerah Tingkat II Lombok
Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Dompu, Bima,
Pada saat pembentukannya, Kabupaten Sumbawa terdiri dari 14 kecamatan yaitu
Kecamatan Empang, Plampang, Lape-Lopok, Moyo Hilir, Moyo Hulu, Ropang,
Lunyuk, Sumbawa, Batu Lanteh, Utan Rhee, Alas, Seteluk, Taliwang, dan Jereweh.
Dalam perkembangan selanjutnya pada saat implementasi UU Nomor 22 Tahun
1999, telah dibentuk lima kecamatan baru sebagai hasil pemekaran yaitu
Kecamatan Sekongkang (pemekaran Kecamatan Jereweh), Kecamatan Brang Rea
(pemekaran Kecamatan Taliwang), Kecamatan Alas Barat (pemekaran Kecamatan
Alas), Kecamatan Labangka (pemekaran KecamatanPlampang) dan Kecamatan
Labuhan Badas (pemekaran Kecamatan Sumbawa). Dan pada tahun 2003, dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 14, 15, 16, 17, 18, dan 19 Tahun
2003 telah dibentuk kecamatan baru yaitu Kecamatan Buer (Pemekaran
Kecamatan Alas), Kecamatan Rhee (Pemekaran Kecamatan Utan Rhee),
Kecamatan Unter Iwes (Pemekaran Kecamatan Sumbawa), Kecamatan Moyo
Utara (Pemekaran Kecamatan Moyo Hilir), Kecamatan Maronge (Pemekaran
Profil Kabupaten Sumbawa 2019 13
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

Kecamatan Plampang), Kecamatan Tarano (Pemekaran Kecamatan Empang).


Pada tahun 2003, lima kecamatan paling barat yaitu Kecamatan Sekongkang,
Jereweh, Taliwang, Brang Rea dan Seteluk dimekarkan menjadi Kabupaten
Sumbawa Barat (KSB) melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2003.
Pembentukan KSB mengurangi jumlah Kabupaten Sumbawa yang semula
24 kecamatan menjadi 19 kecamatan, dan pada Tahun 2005 dibentuk dua
kecamatan baru yaitu Kecamatan Orong Telu (pemekaran Kecamatan Lunyuk) dan
Kecamatan Lopok (pemekaran Kecamatan Lape Lopok). Dan pada tahun 2007
berdasarkan Perda Nomor 12, 13, dan 14 Tahun 2007, Kecamatan Ropang
dimekarkan menjadi 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Ropang, Lenangguar
dan Lantung. Sehingga awal tahun 2008 Kabupaten Sumbawa terdiri dari 24
kecamatan serta 8 kelurahan dan 157 desa.
Pada tanggal 5 April 2011
merupakan momentum
bersejarah bagi peradaban
dan perjalanan sejarah bagi
Tana dan Tau samawa, karena
pada tanggal tersebut
dilaksanakan penobatan
Sultan Kaharuddin IV.
Penobatan ini kembali
dilaksanakan dalam rentang waktu 80 tahun setelah penobatan Sultan Kaharuddin
III. Penobatan Sultan Kaharuddin IV sebagai Puin Rea Adat dapat menjadi
pengayom dan pelindung serta panutan bagi rakyat Sumbawa.
Upacara penobatan yang dihadiri oleh seluruh raja dan sultan yang berada
diwilayah Indonesia Bagian Timur dan tokoh adat yang ada di Nusa Tenggara
Barat ini diawali dengan proses Basiram, dimana Sultan Sumbawa melakukan
ritual mandi suci di Istana Bala Kuning yang dilanjutkan dengan sesalin
Profil Kabupaten Sumbawa 2019 14
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

Pengkenang, yaitu Sultan mengenakan pakaian kebesarannya tanpa mahkota.


Selanjutnya sultan diiringi oleh permaisuri Andi Tendri Djadjah Burhanuddin
beserta para tokoh adat menuju Istana Dalam Loka. Penobatan ini dimeriahkan
dengan pagelaran kesenian rakyat sekaligus menjadi pesta rakyat selama tiga hari
tiga malam yang dipusatkan di Istana Dalam Loka dengan menggelar berbagai
kesenian seperti Ratip Rabana Ode, Ngumang, Balawas, Sekeco, Malangko, Main
Iwak, Badempa, Karaci dan kesenian rakyat lainnya. Penobatan ini menjadi simbol
bahwa meskipun Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat berpisah
dalam hal administratif namun dari sisi sejarah kita adalah satu dibawah naungan
Kerajaan Sumbawa.

Metodologi
Penyusunan
Lingkup penyusunan profil Daerah Kabupaten Sumbawa tahun 2018 meliputi
koordinasi bersama SKPD se-Kabupaten Sumbawa mengenai kebutuhan data,
pengumpulan data, survey data, evaluasi data, kompilasi data, analisis data serta
pencetakan dokumen Profil Daerah Kabupaten Sumbawa 2018.

Kompilasi Data
Kabupaten
Kompilasi data merupakan salah satu tahapan proses seleksi data, tabulasi data
dan pengelompokan data sesuai kebutuhan. Diharapkan dari kegiatan ini adalah
tersusunnya dokumen Profil Daerah Kabupaten Sumbawa yang sistematik dan
dilengkapi dengan tabel-tabel, angka-angka, diagram-diagram, gambar-gambar
dan peta. Adapun jenis sistematika yang disajikan dalam dokumen Profil Daerah
Kabupaten Sumbawa adalah sebagai berikut.
A. Visi Misi dan Sejarah Kabupaten Sumbawa

Profil Kabupaten Sumbawa 2019 15


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

B. Data Umum Daerah


Data umum meliputi data geografis (luas wilayah, pulau-pulau kecil),
topografi (kemiringan lahan), iklim, penggunaan lahan (lahan sawah, lahan
kering, lahan lainnya), Pemerintahan (administrasi pemerintahan, aparatur
pemerintah daerah)
C. Data Sosial Budaya
D. Data Sumber Daya Alam
E. Data Infrastruktur
F. Data Ekonomi dan Keuangan
G. Data Politik, Hukum dan Keamanan

Profil Kabupaten Sumbawa 2019 16

Anda mungkin juga menyukai