Anda di halaman 1dari 19

PPSDM KEMENDAGRI

REGIONAL MAKASSAR

LAPORAN INDIVIDUAL
STUDI LAPANGAN

DINAS KESEHATAN
KOTA SURABAYA 2023

AGUS WIJAYA, ST. MT.


DINAS PUTR KAB. BULUKUMBA

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR


ANGKATAN 3 TAHUN 2023
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

A. PROFIL ORGANISASI DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA


1.1. Visi dan Misi Kota Surabaya
1.1.1. Visi
Sejalan dengan amanat di dalam pasal 263 ayat 3 Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah yang menjelaskan bahwa Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD merupakan penjabaran
dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan, pembangunan daerah dan keuangan daerah, serta program
perangkat daerah dan lintas perangkat daerah yang disertai dengan kerangka
pendanaan indikatif untuk jangka waktu 5 tahun yang disusun dengan
berpedoman RPJPD dan RPJMN.
Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah Visi kepala daerah dan wakil
daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah
(PILKADA). Visi kepala daerah dan wakil kepala daerah yang terpilih
menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin
dicapai dalam masa jabatan selama 5 tahun sesuai dengan misi yang diemban.
Visi pembangunan daerah Kota Surabaya untuk periode RPJMD 2021-2026
sesuai dengan Visi kepala daerah terpilih adalah sebagai berikut :

“Gotong Royong Menuju Kota Dunia Yang Maju, Humanis Dan


Berkelanjutan”

Perumusan dan penjelasan terhadap visi yang dimaksud dijabarkan lebih


lanjut dalam beberapa pokok-pokok visi sebagai berikut :
 Gotong Royong
Nilai Gotong Royong merupakan nilai luhur yang tumbuh di kawasan desa
di Jawa khususnya wilayah Jawa Timur. Gotong royong merupakan pengerahan
tenaga tambahan terhadap kekurangan tenaga dalam menjalankan berbagai
aktivitas. Gotong royong juga diyakini sebagai potensi sosial yang dapat dijadikan
sebagai bagian yang signifikan dalam pemecahan berbagai masalah yang
kemasyarakatan termasuk dalam upaya pembangunan daerah.
Kota Surabaya merupakan kota terbesar di Jawa Timur yang memiliki
dinamika pembangunan yang sangat komplek. Guna mencapai upaya
pembangunan Kota Surabaya menjadi kota dengan tatanan yang dinamis kelas

1
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

dunia maka dibutuhkan kerjasama dan semangat gotong royong dari berbagai
elemen masyarakat. Peran aktif serta gotong royong berbagai elemen tersebut
dapat diwujudkan melalui penyampaian aspirasi pembangunan, mendukung
program pembangunan sampai melestarikan hasil pembangunan.
 Maju
Kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia tentu menjadi
barometer perkembangan ekonomi bukan hanya di tingkat Jawa Timur namun juga
di tingkat Nasional. Perwujudan pada Visi menjadikan Kota Surabaya sebagai
wilayah dengan tingkat Maju perekonomiannya adalah sebagai wujud upaya
pembangunan daerah yang mengoptimalkan segala bentuk potensi ekonomi
daerah sebagai penopang perekonomian daerah. Pertumbuhan ekonomi yang
dituju bukan hanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi semata namun bagaimana
upaya pencapaian pertumbuhan ekonomi yang inklusif atau pertumbuhan ekonomi
yang manfaatnya mampu dirasakan oleh masyarakat Kota Surabaya.
Upaya pembangunan ekonomi Kota Surabaya kedepan harus berbasis
kepada sektor potensial dan potensi ekonomi lokal yang mampu menjadi motor
penggerak perekonomian daerah. Prioritas pembangunan ekonomi
kedepanharuslah berbasis kepada sektor yang mampu menciptakan lapangan
pekerjaan dan menjadi mata pencaharian masyarakat banyak, sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penciptaaan iklim investasi yang kondusif menjadi kunci utama dalam
mendukung pembangunan ekonomi di Kota Surabaya. Sistem birokrasi yang
efisien dan efektif menjadi perhatian utama dalam mendukung iklim investasi.
Sebagai sentra ekonomi dan sentra penghubung ekonomi antar wilayah di Jawa
Timur maupun di Nasional kebutuhan infrastruktur pendukung perdagangan
menjadi faktor penting untuk terus dikembangkan di Kota Surabaya.
 Humanis
Implementasi Undang-Undang No.23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah menyebutkan tujuan pemerintah daerah adalah mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan
peran serta masyarakat. Sejahtera direpresentasikan dengan konsep
terpenuhinya kebutuhan ekonomi, sosial, rasa aman dan nyaman. Kesejahteraan
mencakup unsur pembangunan kualitas manusia, kesejahteraan ekonomi,

2
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

kesejahteraan sosial, rasa aman dan nyaman untuk tinggal dan bekerja, serta
lingkungan hidup yang sehat berkelanjutan.
Dalam hal ini, Pemerintah Kota Surabaya menciptakan Kota Surabaya
sebagai tempat yang mendukung terwujudnya keamanan dan ketentraman
masyarakat. Aman yang berarti kesiagaan perlindungan atas resiko kejadian
bencana alam dan bencana sosial serta terjaganya kualitas lingkungan hidup,
dengan melakukan penataan ruang publik yang hijau sehingga nyaman dan ramah
untuk anak, lansia serta difabel. Kemudian rasa nyaman, yang berarti
menggambarkan sebagai daerah yang kondusif untuk tempat tinggal, tempat
berusaha atau bekerja, mengakses pelayanan publik, rekreasi dan berkreasi
melestarikan adat istiadat. Nyaman berarti juga lingkungan hidup yang sehat dan
baik untuk pertumbuhan generasi dan tersedianya sumber daya alam dengan daya
dukung lingkungan yang optimal.
 Kota Dunia Berkelanjutan
Pembangunan Kota Surabaya harus mengedepankan model pembangunan
yang berkelanjutan (Sustainablity Development) yaitu bagaimana pembangunan
yang menedepankan keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial serta
budaya. Pembangunan Kota Surabaya mengintegrasikan upaya pertumbuhan
ekonomi dengan upaya perwujudan keadilan sosial, kelestarian lingkungan,
partisipasi masyarakat serta keragaman budaya.
Kota Surabaya akan menjadi kota yang sehat, indah, nyaman serta aman
dengan memenuhi infrastruktur yang berkualitas dan merata yang mendukung
warganya dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-harinya. Penyediaan
sarana transportasi yang mendukung konektivitas pusat ekonomi serta
mendukung kelancaran mobilitas warga serta bebas macet. Kota Surabaya harus
mendukung dampak ekologi yang muncul dari aktivitas kota salah satunya dengan
membangun tata kelola sampah dengan teknologi modern yang ramah
lingkungan. Selain itu mengembangkan Kota Surabaya sebagai kota digital,
membangun fasilitas dan ruang olahraga, ruang seni, dan ruang ekspresi bagi
warganya. serta dapat terhubungnya tatanan landscape kota yang dapat
mendukung konektivitas ekonomi dan sosial masyarakat Kota Surabaya secara
berkelanjutan.

3
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

1.1.2. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan Kota Surabaya yang telah
ditetapkan, maka ditetapkan misi pembangunan Kota Surabaya tahun 2021-2026
serta dirumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai pada setiap misi. Tujuan
dan sasaran merupakan perumusan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan
pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar
penyusunan kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Adapun Misi,
serta Tujuan dan sasaran sebagai pelaksanaan dari masing-masing misi diuraikan
dibawah ini:
1. Misi 1
Mewujudkan perekonomian inklusif untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat dan pembukaan lapangan kerja baru melalui penguatan
kemandirian ekonomi lokal, kondusifitas iklim investasi, penguatan daya
saing Surabaya sebagai pusat penghubung perdagangan dan jasa antar
pulau serta internasional.
Tujuan, Indikator Tujuan serta Sasaran dari misi tersebut ditetapkan sebagai
berikut:
a. Tujuan : Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang
bertumpu pada percepatan sektor strategis melalui penguatan daya saing
Surabaya sebagai pusat penghubung nasional dan internasional.
Indikator Tujuan : 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi
2. Indeks Gini

Sasaran : Meningkatnya sektor strategis berbasis potensi lokal.


b. Tujuan : Meningkatkan iklim investasi daerah untuk memperluas lapangan
pekerjaan dan pengentasan kemiskinan.
Indikator Tujuan : 1. Tingkat Pengangguran Terbuka
2. Persentase Penduduk Miskin
Sasaran : Meningkatnya nilai investasi yang berdampak pada penyerapan
tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan
2. Misi 2
Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul berkarakter, sehat
jasmani rohani, produktif, religius, berbudaya dalam bingkai
kebhinnekaan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan

4
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

kesehatan, pendidikan serta kebutuhan dasar lainnya.


Tujuan, Indikator Tujuan serta Sasaran dari misi tersebut ditetapkan sebagai
berikut:
a. Tujuan : Meningkatkan kualitas pembangunan manusia dan terpenuhinya
1.
kebutuhan dasar lainnya.
Indikator Tujuan : Indeks Pembangunan Manusia
Sasaran :
1. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar
lainnya
2. Meningkatnya pengarusutamaan gender, pemberdayaan serta
perlindungan perempuan dan anak
b. Tujuan : Pembentukan karakter masyarakat.
Indikator Tujuan : Indeks Harmoni Sosial
Sasaran : Terciptanya masyarakat yang berkarakter berbasis pada nilai-
nilai budaya, agama dan kesadaran terhadap kelestarian
lingkungan hidup
3. Misi 3
Memantapkan penataan ruang kota yang terintegrasi melalui ketersediaan
infrastruktur dan utilitas kota yang modern berkelas dunia serta
berkelanjutan. Tujuan, Indikator Tujuan serta Sasaran dari misi tersebut
ditetapkan sebagai berikut:
a. Tujuan : Terpenuhinya penataan kota yang terintegrasi didukung
infrastruktur berkualitas untuk mendorong konektivitas sosial dan ekonomi
masyarakat.
Indikator Tujuan : Indeks Infrastruktur Kota
Sasaran : Tersedianya infrastruktur sarana dan prasarana yang terintegrasi
b. Tujuan : Meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat, nyaman dan indah.
Indikator Tujuan : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan
Sasaran : Meningkatnya kualitas lingkungan hidup

4. Misi 4
Memantapkan transformasi birokrasi yang bersih, dinamis dan tangkas
berbasis digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Tujuan, Indikator Tujuan serta Sasaran dari misi tersebut ditetapkan sebagai
5
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

berikut:
Tujuan : Terselenggaranya tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik
yang efektif dan inovatif.
Indikator Tujuan : Indeks Reformasi Birokrasi
Sasaran : 1. Meningkatnya akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah
2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang efektif dan inovatif
5. Misi 5
Menciptakan ketertiban, keamanan, kerukunan sosial dan kepastian
hukum yang berkeadilan.
Tujuan, Indikator Tujuan serta Sasaran dari misi tersebut ditetapkan sebagai
berikut:
Tujuan : Meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum
Indikator Tujuan : Indeks Penanggulangan Bencana, Ketentraman dan
Ketertiban Kota
Sasaran : 1. Terciptanya ketentraman dan ketertiban masyarakat
2. Meningkatnya kualitas mitigasi dan penanganan bencana
berbasis masyarakat

1.2. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS KESEHATAN


KOTA SURABAYA
Dinas Kesehatan dibentuk berdasarkan Peraturan Walikota Surabaya
Nomor 71 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas
dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Dinas Kesehatan
memiliki tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah dan tugas pembantuan di bidang kesehatan. Untuk menyelenggarakan
tugas tersebut, maka Dinas Kesehatan mempunyai fungsi:
1. Perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugas bidang kesehatan;
2. Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugas bidang kesehatan;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugas bidang
kesehatan;
4. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugas bidang
kesehatan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas
dan fungsinya.

6
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

6. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas Kesehatan dibantu pegawai


dalam jabatan fusngsional yang diberi tugas tambahan sebagai Sub
Koordinator.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas Kesehatan dibantu pegawai


dalam jabatan fusngsional yang diberi tugas tambahan sebagai Sub Koordinator.
Adapun rincian masing-masing jenjang struktural sebagaimana tertuang dalam
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

1.2.1. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di
bidang kesekretariatan yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana
program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan
lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian,
melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat terdiri dari:
1. Sub Bagian Keuangan
2. Sub Koordinator Program, Informasi dan Hubungan Masyarakat
3. Sub Koordinator Hukum, Kepegawaian dan Umum

1.2.2. Bidang Sumber Daya Kesehatan


Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Dinas di bidang sumber daya kesehatan yang meliputi menyusun
dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan
koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan
pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri dari :
1. Sub Koordinator Sarana dan Alat Kesehatan
2. Sub Koordinator Kefarmasian, Makanan dan Minuman
3. Sub Koordinator Sumber Daya Manusia Kesehatan

7
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

1.2.3. Bidang Kesehatan Masyarakat


Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Dinas di bidang kesehatan masyarakat yang meliputi menyusun dan
melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi
dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan
dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan
tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari :
1. Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi
2. Sub Koordinator Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
3. Sub Koordinator Kesehatan Lingkungan

1.2.4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit yang meliputi menyusun dan melaksanakan rencana program dan
petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan
instansi lain, melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan
evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri dari :
1. Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
2. Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
3. Sub Koordinator Surveilans dan Imunisasi

1.2.5. Bidang Pelayanan Kesehatan


Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas di bidang pelayanan kesehatan yang meliputi menyusun dan
melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi
dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain, melaksanakan pengawasan
dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan
tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

8
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari:


1. Sub Koordinator Pelayanan Kesehatan Primer
2. Sub Koordinator Pelayanan Kesehatan Rujukan
3. Sub Koordinator Pelayanan Kesehatan Khusus dan Kesehatan Tradisional

1.3. ISU STRATEGIS

Pada penentuan isu strategis dilakukan review kembali atas faktor-faktor


dari pelayanan perangkat daerah yang mempengarui permasalahan pelayanan
perangkat daerah ditinjau dari :
1. Gambaran pelayanan Perangkat Daerah
2. Sasaran Jangka menengah pada Renstra K/L
3. Sasaran Jangka Menengah dari Renstra Perangkat Daerah Provinsi;
4. Implikasi RTRW bagi pelayanan Perangkat Daerah; dan
5. Implikasi KLHS bagi pelayanan Perangkat Daerah.
Dalam menentukan isu-isu strategis pada Perubahan Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2016-2021 telah dilakukan beberapa
tahapan antara lain :
a. Melakukan forum diskusi (Foccussed Group Discussion/FGD) untuk
menentukan permasalahan atau alternatif permasalahan yang dihadapi yang
merupakan fator internal (kekuatan dan kelemahan SKPD) dan eksternal
(peluang dan ancaman/tantangan SKPD);
b. Menentukan skor dari kriteria atau alternatif permasalahan yang telah
ditentukan;
c. Melakukan penilaian alternatif permasalahan; dan
d. Menghitung rata-rata skor atau bobot setiap permasalahan sehingga akan
didapat bobot atau nilai yang paling tinggi itu yang dijadikan sebagi isu
strategis.

Dari hasil analisis yang dilakukan, maka penentuan isu-isu strategi


Dinas Kesehatan Kota Surabaya sebagai berikut :
1. Dukungan sumber daya yang cukup untuk melaksanakan upaya-upaya
pada kegiatan dalam rangka pengembangan program kesehatan.
2. Dukungan, koordinasi dan partisipasi lintas sektor, lintas program dan
kader dalam setiap upaya kesehatan.
9
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

3. Kebijakan dari Pemerintah Kota Surabaya beserta adanya regulasi


sebagai payung hukum yang mendukung berbagai program kesehatan.
4. Mobilitas penduduk yang tinggi perlu dipertimbangkan dalam
melaksanakan program kesehatan.

5. Kesadaran beberapa masyarakat yang masih kurang dalam melaksanakan


program kesehatan.
6. Perlunya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan untuk perbaikan
pelayanan.
Berikut ini penjelasan dari isu strategis Dinas Kesehatan Kota Surabaya :
1. Adanya dukungan sumber daya untuk melaksanakan upaya-upaya
pada kegiatan dalam rangka pengembangan program kesehatan.
Isu strategis “Adanya dukungan sumber daya untuk melaksanakan upaya-
upaya pada kegiatan dalam rangka pengembangan program kesehatan”
diantaranya meliputi sumber daya manusia, keuangan, metode, sarana
prasarana, alat kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan serta sistem
Informasi. Diperlukan manajemen pengelolaan sumberdaya yang baik agar
dapat menjadi faktor masukan dalam proses pelaksanaan program dan
kegiatan kesehatan.
2. Adanya dukungan, koordinasi dan partisipasi lintas sektor, lintas
program dan kader dalam setiap upaya kesehatan.
Peran dari lintas program, lintas sektor, kader dan masyarakat terhadap
pelaksanaan program kesehatan adalah sangat penting. Beberapa upaya
dilaksanakan dalam pembangunan berwawasan kesehatan, yang
diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan pada program-program yang bertujuan
meningkatkan dukungan, koordinasi, partisipasi seluruh sektor termasuk
kader pada pembangunan kesehatan.
3. Kebijakan dari Pemerintah Kota Surabaya beserta adanya regulasi
sebagai payung hukum yang mendukung berbagai program kesehatan.
Kebijakan Pemerintah Kota Surabaya yang sangat mendukung
pelaksanaan Program Kesehatan. Kebijakan ini diperkuat dengan
diterbitkannya regulasi yang menjadi dasar hukum pelaksanaan kegiatan.
Kebijakan yang dirasakan paling memberikan dukungan terhadap
pembangunan kesehatan adalah pemberian bantuan iuran Jaminan

10
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

Kesehatan bagi warga kota Surabaya khususnya warga miskin agar dapat
mengakses pelayanan kesehatan, dalam rangka mencapai jaminan
kesehatan semesta (Universal Coverage).

4. Mobilitas penduduk yang tinggi perlu dipertimbangkan dalam


melaksanakan program kesehatan.
Tingginya urbanisasi dari penduduk luar kota Surabaya yang masuk kota
Surabaya serta perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain
dalam kota Surabaya menjadi masalah yang cukup serius dalam
pelaksanaan program kesehatan. Pencegahan dan penanggulangan
penyakit khususnya penyakit-penyakit menular. Pencegahan penyakit
berbasis lingkungan sulit dilaksanakan karena munculnya pemukiman padat
dan kumuh yang menjadi sumber masalah kesehatan lingkungan.
Pemantauan hasil intervensi kesehatan sangat sulit dilakukan dengan
berpindah-pindahnya sasaran, misalnya intervensi pada peningkatan
perbaikan gizi dan pelayanan kesehatan keluarga.
5. Kesadaran beberapa masyarakat yang masih kurang dalam
melaksanakan program kesehatan.
Kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat masih perlu
digalakkan. Peningkatan kesadaran masyarakat tersebut dicapai melalui
program yang mendukung peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat,
program yang ditujukan untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit
serta program pelayanan kesehatan khususnya pada kelompok rentan
seperti Ibu, bayi, balita dan lansia. Upaya utama pada program-program
tersebut adalah upaya promotif dan preventif. Upaya Promotif adalah suatu
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Sedangkan
Upaya Preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit.
6. Perlunya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan untuk perbaikan
pelayanan.
Keberhasilan pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif sangat dipengaruhi oleh kualitas tenaga kesehatan pemberi
pelayanan baik prilaku, ilmu pengetahuan dan ketrampilannya. Untuk itu
11
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

perlu secara terus menerus dilaksanakan peningkatan kapasitas tenaga


kesehatan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang
kesehatan dan ilmu lain yang menunjang dalam pemberian pelayanan.

B. PROFIL KINERJA PELAYANAN DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA


Kinerja adaIah gambaran mengenai tingkat pencapaian peIaksanaan suatu
kegiatan, program, kebijaksanaan daIam mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan
Sasaran organisasi. Kinerja organisasi seIaIu menjadi isu aktuaI, hal ini
disebabkan karena kinerja merupakan kunci apakah organisasi tersebut efektif
dan efisien daIam mencapai tujuannya. Untuk mengetahui atau meniIai kinerja
suatu organisasi, berbagai indikator dapat digunakan diantaranya: produktivitas,
responsivitas, kuaIitas Iayanan, dan atau penggunaan sumber daya.
DaIam mendeskripsikan atau meniIai kinerja organisasi Dinas Kesehatan Kota
Surabaya, penuIis mendasarkan pada pencapaian target-target yang teIah
direncanakan di daIam rencana strategis (Renstra) yang dituangkan daIam
Laporan AkuntabiIitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). SeIain itu, terstimoni
masyarakat dan penjeIasan dari KepaIa Dinas dan KepaIa Bidang juga dapat
menggambarkan sejauh mana tingkat kinerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Dinas Kesehatan Kota Surabaya mempunyai 13 inovasi yaitu :
1. Jagongan (kongkow/rembuk)
2. Cegah Stunting (Jago Ceting)
3. Surabaya Eliminasi Masalah Stunting (Surabaya Emas)
4. Aplikasi Sistem Layanan dan Pendampingan Warga Surabaya (Sayang
Warga)
5. Pendampingan Balita Stunting/Kurang Gizi (Pentas)
6. Alternatif pangan lokal, lomba cipta menu B2SA
7. Pendampingan 1000 HPK (Penari Tampan)
8. Parenting Kelompok Keluarga (BKB dan BKR)
9. Kampung Asi
10. Gemarikan
11. 32 Kampung KB
12. Pemberian Makanan Tambahan Untuk Balita Stunting, Pra stunting dan gizi
buruk, Siswa PPT, Pos PAUD,
13. Buku Menu Kreasi untuk Balita Stunting.
12
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

C. ANALISA MASALAH KINERJA PELAYANAN DINAS KESEHATAN


KOTA SURABAYA
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan
dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah Kota Surabaya untuk
melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu
yang tepat dan bersifat strategis menentukan sasaran dan program pembangunan
Kota Surabaya khususnya di bidang Kesehatan.
Pembangunan manusia dapat dinilai dari berbagai aspek, salah satunya
adalah aspek kesehatan yang secara umum turut memberikan kontribusi dalam
peningkatan produktivitas. Salah satu indikator yang banyak digunakan dalam
mengukur pembangunan manusia adalah Indeks Pembangungan Manusia (IPM)
atau Human Development Index (HDI) yang merupakan indeks komposit yang
meliputi aspek pendidikan, kesehatan dan aspek kesejahteraan melalui
pengukuran daya beli. Nilai IPM Kota Surabaya adalah meningkat setiap
tahunnya, namun bila ditelaah lebih lanjut diketahui masih terdapat permasalahan
pembangunan manusia kota Surabaya khususnya bidang kesehatan diantaranya:
1. Kesehatan Lingkungan, dengan masalah pokok :
a. Masih adanya masalah kesehatan akibat kasus penyakit menular dan
makin meningkatnya kasus penyakit tidak menular
b. Masih adanya kelurahan yg belum memenuhi status UCI (universal child
imunization)
c. Masih adanya kelurahan yang belum ODF (open defecation free) / bebas
buang air besar sembarangan
2. Aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan, dengan masalah pokok :
a. Masih adanya kematian ibu dan bayi di kota surabaya
b. Masih adanya kasus balita kurang gizi
c. Perlunya penataan pelayanan bagi peserta JKN khususnya masyarakat
miskin
3. Ketersediaan, standarisasi dan kualitas sarana prasarana serta tata kelola
layanan kesehatan, dengan masalah pokok :
a. Masih adanya Permasalahan Dalam Perencanaan Dan Pendayagunaan
SDM Kesehatan
b. Perlunya penguatan pembinaan sarana kesehatan dalam melaksanakan
fungsinya
13
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

4. Ketersediaan dan kualitas konsumsi pangan masyarakat, dengan masalah


pokok :
a. Perlunya upaya peningkatan keamanan pangan olahan di masyarakat

Dari permasalahan tersebut diatas dapat dipetakan pemasalahan untuk


menentukan prioritas dan sasaran pembangunan kesehatan, seperti yang tercantum
pada Tabel sebagai berikut :

Pemetaan Permasalahan Untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran


Pembangunan Kesehatan

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah


1 Masih adanya kematian ibu Cakupan pelayanan Pendampingan 1000 Hari
dan bayi di kota surabaya kesehatan dan gizi ibu dan pertama kehidupan perlu
anak masih perlu digalakkan dalam rangka
ditingkatkan Penurunan angka
kematian ibu dan bayi

2 Masih adanya kasus balita Cakupan pelayanan Status gizi bayi dan gizi
kurang gizi kesehatan dan gizi ibu dan balita, serta ibu hamil dan ibu
anak masih perlu menyusui dengan Kurang
ditingkatkan Energi Kalori
(KEK) masih perlu di
tingkatkan dan dipantau

3 Masih adanya masalah Pencegahan dan Prevalensi penyakit


kesehatan akibat kasus pengendalian terhadap menular langsung masih
penyakit menular dan makin penyakit menular dan tidak perlu diturunkan
meningkatnya kasus penyakit menular masih perlu
tidak menular ditingkatkan Prevalensi penyakit
menular berbasis binatang
masih perlu diturunkan
Insiden penyakit tidak
menular masih perlu
diturunkan
Pelayanan kesehatan jiwa
dan NAPZA masih perlu
Dioptimalkan
Cakupan Kawasan Tanpa
Rokok masih perlu
ditingkatkan
4. Masih adanya kelurahan yg Pencegahan dan Prevalensi penyakit menular
belum memenuhi status UCI pengendalian terhadap langsung masih perlu
(universal child imunization) penyakit menular dan tidak diturunkan
menular masih perlu
ditingkatkan

5 Masih adanya kelurahan yang Pola hidup bersih dan Promosi kesehatan dan
belum ODF (open defecation sehat di masyarakat upaya kesehatan
melalui upaya promotif dan bersumberdaya
preventif masih perlu masyarakat (UKBM)
14
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

free) / bebas buang air besar digerakkan masih perlu dioptimalkan


sembarangan

6 Masih adanya Permasalahan Mutu dan akses pelayanan Sertifikasi dan akreditasi
Dalam Perencanaan Dan di RSUD dan Puskesmas masih perlu dioptimalkan
Pendayagunaan SDM Kesehatan sesuai standar, masih perlu dalam rangka peningkatan
ditingkatkan mutu SDM kesehatan.
7 Perlunya penataan pelayanan Akses pelayanan Kepemilikan jaminan
bagi peserta JKN khususnya kesehatan bagi masyarakat pelayanan kesehatan
masyarakat miskin masih perlu ditingkatkan masih perlu dioptimalkan

8 Perlunya penguatan pembinaan Kebutuhan sarana dan Alat kesehatan sesuai


sarana kesehatan dalam prasarana RSUD dan standar perlu dioptimalkan
melaksanakan fungsinya Puskesmas sesuai standar
sarana dan prasarana, tipe Sarana prasarana sesuai
rumah sakit, dan standart perlu dioptimalkan
perkembangan ilmu
kesehatan, masih perlu
dicukupi
Ketersediaan serta Penyediaan kebutuhan obat
pendistribusian obat dan dan perbekalan kesehatan di
perbekalan kesehatan di Puskesmas dan RSUD perlu
sarana kesehatan sesuai
dioptimalkan
standar, masih perlu dijamin.
Akreditasi puskesmas & Perlunya Akreditasi
rumah sakit dan Puskesmas serta
pemantauan pemantauan
implementasinya secara implementasinya secara
berkala perlu dilaksanakan berkala
9 Perlunya upaya peningkatan Pencegahan dan Keamanan pangan
keamanan pangan olahan di pengendalian terhadap olahan perlu
masyarakat penyakit menular dan tidak pengawasan
menular masih perlu
ditingkatkan

D. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

Berdasarkan pemetaan permasalahan untuk penentuan prioritas dan


sasaran pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana
Strategis, salah satu program prioritas yang menjadi perhatian Walikota
Surabaya dan menjadi kewenangan Dinas Kesehatan Kota Surabaya
adalah Program Zero Stunting.
Secara perkembangan, permasalahan stunting dapat menyebabkan
menurunnya perkembangan kognitif, motorik, dan bahasa, rendahnya performa
akademik di sekolah, rendahnya kapasitas belajar, serta potensi yang tidak
tercapai. Dalam aspek ekonomi, stunting dapat meningkatkan pengeluaran karena
permasalahan kesehatan, meningkatnya opportunity cost karena merawat anak
yang sakit, serta rendahnya kapasitas dan produktivitas kerja (WHO, 2017).
15
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

Selain itu, dampak secara mental yang mungkin terjadi pada anak yang
mengalami stunting ketika dewasa adalah munculnya kecemasan, simptom
depresi, serta kepercayaan diri yang lebih rendah dibandingkan anak yang tidak
mengalami stunting. Mereka yang mengalami stunting sebelum berusia dua tahun,
memiliki keadaan emosional dan perilaku yang lebih buruk di masa remaja akhir.
Hal ini tidak sejalan dengan salah satu misi/tujuan Indonesia yaitu
terbentuknya Generasi Emas di tahun 2045. Untuk mencapai hal itu negara
membuat berbagai program di berbagai sektor untuk dapat mencapai tujuan
tersebut. Salah satunya adalah program percepatan penurunan stunting.
Program percepatan penurunan stunting telah dilaksanakan di seluruh provinsi
di Indonesia sejak tahun 2018 dengan berpayungkan hukum Peraturan Presiden
(Perpres) nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Program tersebut berhasil menurunkan angka stunting menjadi 24,4% dari angka
30,8% pada tahun 2018. Namun angka ini masih jauh dari target utama yaitu 14%
secara nasional pada tahun 2024.

Surabaya sebagai kota/kabupaten dengan kasus stunting tertinggi ke-6 di


Jawa Timur pada tahun 2021 dengan persentase 28.90% , masih berada di atas
rata-rata kasus Jawa Timur yaitu 23.50% (SSGI, 2021) terus berupaya
megentaskan kasus stunting di tingkat kota. pada tahun 2021. Upaya tersebut
dilakukan dengan mengedepankan metode Kepemimpinan dan Manajemen
Kinerja yang melibatkan kolaborasi seluruh Stakeholder pada semua tingkatan.
Dinas kota Surabaya atau OPD yang terlibat dalam pengentasan stunting
diantaranya adalah dinas kesehatan, sosial, pendidikan, ketahanan pangan dan
pertanian, perencanaan daerah, kependudukan dan pencatatan sipil, sumber
daya air dan bina marga, kebersihan dan ruang terbuka hijau, lingkungan hidup,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, perumahan rakyat dan
kawasan permukiman (Peraturan Walikota Nomor 79 Tahun 2022 tentang
Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya, 2022). Selain itu, Pemerintah
Kota Surabaya melalui Dinas Kesehatan juga melibatkan civitas akademik,
RT/RW, Tim PKK, Orang Tua Asuh (Camat). Corporate Sosial Responsibility
(CSR) Perusahaan, Organisasi Profesi seperti IDI, IDAI dan POGI, Kader
Surabaya Hebat (KSH), Pusat Pembelajaran Keluarga Layanan Satu Pintu
Masalah Anak dan Keluarga (Puspaga), Gabungan Organisasi Wanita.
16
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

Kerja bersama ini didukung penuh oleh adanya berbagai dasar hukum di
Surabaya mulai dari Peraturan Daerah, Peraturan Walikota, Surat Edaran
Walikota, serta Surat Kepala Dinas terkait. Dasar hukum terbaru adalah adanya
Peraturan Walikota nomor 69 tahun 2022 tentang Percepatan Penurunan Stunting
Di Kota Surabaya serta Surat Keterangan Walikota tentang Tim Percepatan
Penurunan Stunting di Kota Surabaya Tahun 2022 (Peraturan Walikota Nomor 79
Tahun 2022 tentang Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya, 2022).
Inovasi daIam rangka peIayanan masyarakat, menjadi satu kata kunci
suksesnya Dinas Kesehatan kota Surabaya daIam rangka upaya pengentasan
Stunting. Dalam mendukung program penurunan stunting, Dinas Kesehatan
Pemkot Surabaya membuat beberapa inovasi, sebagai berikut :
1. Jagongan (kongkow/rembuk) Cegah Stunting (Jago Ceting);
2. Surabaya Eliminasi Masalah Stunting (Surabaya Emas);
3. Aplikasi Sistem Layanan dan Pendampingan Warga Surabaya (Sayang
Warga);
4. Pendampingan Balita Stunting/Kurang Gizi (Pentas),;
5. Alternatif pangan lokal;
6. lomba cipta menu B2SA;
7. Pendampingan 1000 HPK (Penari Tampan);
8. Parenting Kelompok Keluarga (BKB dan BKR);
9. Kampung ASI;
10. Gemarikan;
11. 32 Kampung KB;
12. Pemberian Makanan Tambahan Untuk Balita Stunting, Pra stunting dan gizi
buruk, Siswa PPT, Pos PAUD;
13. Buku Menu Kreasi untuk Balita Stunting.
Selain itu, Dinas kesehatan Kota Surabaya juga terus melaksanakan
berbagai macam program seperti analisis situasi berdasarkan data dari kelurahan
dan kecamatan; menghitung anggaran untuk kegiatan; menggunakan anggaran
tersebut untuk pelaksanaan kegiatan preventif dan penanganan stunting, serta
pembinaan kader Surabaya Hebat. Kader melakukan pendataan kesehatan
warga; mengadakan lomba Generasi Emas (eliminasi masalah stunting);
melakukan survei menggunakan aplikasi bernama Sayang Warga; memberikan

17
Laporan IndIvidual Studi Lapangan PKA Angkatan III
PPSDM Kemendagri Regional Makassar, Tahun 2023

pendampingan pada ibu menyusui, pemenuhan gizi anak; memberikan bimbingan


sebelum menikah; hingga menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi untuk
menangani stunting
Berbagai program dan tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
pemerintah kota Surabaya telah mampu menurunkan angka stunting menjadi
6.722 anak pada tahun 2022. Jumlah tersebut telah mengalami penurunan,
dimana pada tahun 2021 anak stunting di Surabaya berjumlah 12.788 anak.
Namun angka ini masih berada jauh di atas target kasus stunting yang dimiliki oleh
Walikota Surabaya, yaitu Zero Stunting. Oleh karena itu, untuk memastikan
keberhasilan dan keberlanjutan pencapaian program Walikota tersebut, maka
Dinas Kesehatan Kota Surabaya menginternalisasi Visi Kepala Daerah yang
mengedepankan kegiatan gotong royong termasuk upaya penuruhan stunting. Hal
mendasar yang menunjang keberhasilan ini dipengaruhi oleh kemampuan
mengelola Resiko melalui 4 (empat) faktor antara lain:
1. Komitmen Pimpinan (Walikotamadya Surabaya),
2. Kerjasama Tim melalui mekanisme Gotong Royong dengan melibatkan
semua Stakeholder terkait antara lain.
3. Dukungan Anggaran untuk stunting yang sangat memadai, pada tahun
2022 sebesar Rp. 1,138,155,973,052,- dan terdapat kenaikan pada tahun
2023 sebesar Rp. 1. 280.827.636,070,-, serta
4. Pendelegasian wewenang urusan pemerintahan mulai dari unit terkecil
seperti RT/RW sampai dengan perangkat daerah terkait dan dimonitoring
langsung oleh walikota, sekretaris daerah, asisten dan staf ahli.
Dengan menerapkan seluruh tahapan kegiatan, memaksimalkan Sumber
daya baik manusia maupun anggaran, serta menerapkan Manajemen Resiko
tersebut, diharapkan bahwa target Zero Stunting yang telah dicanangkan oleh
Walikota Surabaya dapat segera tercapai dalam waktu yang singkat.

18

Anda mungkin juga menyukai