Anda di halaman 1dari 12

Karta Tulis Ilmiah Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota

Studi Perencanaan Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Dalam Prinsip Pembangunan
Berkelanjutan

Disusun oleh:

Kelompok 10 A

Lulu Shavira 24 2016033

Fatih Alwan Habib 24 2016085

Putri Alya Prajoga 24 2016094

Devis Nomenesen Krimadi 24 2016097

Fauzan Aulia Rachman 24 2016101

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2

1.3 Kerangka Teori Tinjauan Pembangungan Ibu Kota Negara..................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5

2.1 Identifikasi Perencanaan Pembangunan IKN........................................................................5

BAB III KESIMPULAN...............................................................................................................9

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan wilayah adalah suatu proses perencanaan pembangunan yang dimaksudkan
untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih baik bagi suatu komunitas
masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya dalam wilayah tertentu, dengan memanfaatkan atau
mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat
menyeluruh, lengkap, tetap berpegang pada azas prioritas (Riyadi dan Bratakusumah, 2003).
Pada isu perencanaan wilayah di Indonesia pada saat ini sedang dilakukannya proses
perencanaan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari DKI Jakarta ke daerah yang ada di
Provinsi Kalimantan Timur. Usulan pemindahan Ibu Kota Negara telah menjadi diskusi
perencanaan yang sudah lama terjadi sejak kepresidenan Soekarno yang saat ini sudah
diresmikan untuk dilakukannya perencanaan pembangunan oleh Presiden Joko Widodo.

Pemindahan Ibu Kota Negara menjadi rencana yang tertuang didalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Pemindahan Ibu Kota Negara dalam
pelaksanaanya memiliki prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang berorientasi
berdasarkan 3P yaitu people, planet, dan prosperity. Prinsip pembangunan berkelanjutan ini
menjadi gambaran ideal agar terjadinya keseimbangan antara interaksi bumi sebagai ruah hidup
yang memberikan kemakmuran terhadap manusia. Pemindahan Ibu Kota Negara dimaksud agar
terjadinya pemerataan pembangunan di Indonesia.

Menurut Yahya 2018 ibu kota merupakan sebuah kota yang dirancang sebagai pusat
pemerintahan suatu negara, secara fisik ibu kota negara umumnya difungsikan sebagai pusat
perkantoran dan tempat berkumpul para pimpinan pemerintahan. Ibu kota adalah kota atau
munisipalitas penting atau utama di sebuah negara, negara bagian, provinsi, atau wilayah
administratif lainnya, yang biasanya menjadi tempat kedudukan pusat administrasi
pemerintahan. Pada bagian ini bahwasanya perlu adanya keseimbangan yang terjadi di sebuah
negara dimana suatu kegiatan yang besar memang tidak bisa dijadikan satu dalam suatu tempat.
Adanya pemindahan ibu kota negara agar suatu wilayah bisa melakukan kegiatannya secara
maksimal guna menunjang pertumbuhan ekonomi dan sosial di masyarakat

1
1.2 Rumusan Masalah

Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) baru direncanakan dibangun di Kabupaten Penajam Paser
Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur merupaka wilayh yang
memiliki luas wilayah sebesar 256124,74 Ha. Kabupaten Penajam dan Kabupaten Kutai dipilih
setelah melalu tahap seleksi kelayakan calon IKN yang baru yang dilakukan disuluruh wilayah di
Indonesia. Kondisi wilayah di kawasan ini memiliki banyak nilai lebih dari daerah guna
dilakukannya perencanaan pembangunan. Sehingga akan muncul rumusan masalah dalam
pengerjaan karya tulis ilmiah tentang berdasarkan perencana suatu wilayah adalah

1. Bagaimana kondisi pembangun berkelanjutan dalam pemindahan Ibu Kota Negara dari sisi
sosial, lingkungan dan ekonomi yang dapat menjadikan perencanaan pemindahan ibu kota
negara ini sebagai salah satu langkah agar terjadi pemerataan pembangunan di Indonesia
yang tetap ramah lingkungan?

1.3 Kerangka Teori Tinjauan Pembangungan Ibu Kota Negara


 Prinsip Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan
Menurut Brutland Report dalam sidang PBB tahun 1987, pembangunan berkelanjutan
atau dalam bahasa Inggris sering disebut sustainable development merupakan proses
pembangunan yang berprinsip untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
kebutuhan generasi yang akan datang. Dalam prinsip pembangunan memiliki 3 point
utama dalam penerapannya yaitu people, planet, dan prosperity. Perencaan pembangunan
pada suatu wilayah memerlukan 3 aspek ini dalam penerapannya agar terjadi
keseimbangan dalam pembangunan.

 Modal Yang Dibutuhkan Untuk Membangun Kota Baru Berdasarkan Fisik Sosial
Ekonomi
Dalam merencanakan pembangunan Ibu Kota Negara yang baru sudah pastinya
diperlukannya banyak modal dalam pelaksanaan pembangunan agar pembangunan
berkelanjutan dapat terealisasi sesuai rencana yang disusun. Modal dalam hal ini bukan

2
hanya uang akan tetapi modal yang dimiliki dari wilayah yang menjadi calon Ibu Kota
Negara yang akan direncakan. Adapun berdasarkan kriterianya penilaian wilayah yang
menjadi dasar pembangunan Ibu Kota Negara antara lain sebagai berikut:

 Kondisi Fisik

Kondisi fisik suatu wilayah merupakan menjadi salah satu poin penting karena
pentingnya mengenal kondisi alam dari wilayah administrasi agar timbulnya rasa
aman dan nyaman untuk masyarakat yang akan tinggal disana. Wilayah sebagai calon
Ibu Kota Negara idealnya tidak rawan bencana seperti tidak dekat gunug berapi, tidak
rawan banjir, tidak rawan erosi. Kaltim sebagai paru2 dunia harus tetap dikawal dalam
pembangunannya agar tidak akan terjadi masalah krusial dimasa depan nanti.

 Kondisi Sosial

Perencanaan sosial berfokus bukan pada perubahan individu (perseorangan) maupun


kelompok tertentu (eksklusif), tetapi perubahan masyarakat sebagai sistem.
Pembangunan sosial adalah peningkatan kualitas norma dan nilai dalam pranata sosial
yang menghasilkan pola interaksi atau, lebih dalam lagi, pola relasi sosial (terutama
menyangkut hubungan kekuasaan), baik antar individu maupun kelompok. Jadi,
pembangunan sosial adalah perbaikan manusia dalam dimensi sosialnya. Dalam
perspektif pembangunan sosial, partisipasi masyarakat bukan sekedar alat atau cara,
tetapi tujuan karena, dalam keikutsertaan yang aktif dan kreatif dalam pembangunan,
hakikat manusia sebagai makhluk yang memiliki aspirasi, harga diri dan kebebasan
diwujudkan dan sekaligus ditingkatkan mutunya. Dengan kata lain, penekanan
pembangunan sosial adalah pemerataan sarana dan hak-hak manusia yang paling dasar
(inklusi sosial) (Conyers 1982; Midgley 1995; Haralombos 2008:212-277).

 Kondisi Ekonomi

Ibu Kota Negara yang baru harus memiliki tingkat kesejahteraan dan daya saing
masyarakat yang tinggi. Berdasarkan riset yang telah dilakukan Bapenas angka
kemiskinan di provinsi Kalimnantan cenderung kecil apabila dibandungkan dengan

3
provinsi lain yang ada di Indonesia. Kegiatan ekonomi bisa dilakukan berdasarkan
sektor komoditas unggul yang ada disuatu wilayah. Kalimantan memenuhi kategori
tersebut karena memiliki keunggulan dalam hal sumber daya alam yang sangat banyak
untuk memajukan suatu wilayah. 

 Rencana Pembangunan Sosial Budaya

Tujuan pembangunan di bidang sosial dan budaya adalah untuk mewujudkan


kesejahteraan rakyat yang ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak
dan bermartabat serta memberi perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar.
Sesuai dengan Propenas 2000–2004, pembangunan sosial dan budaya merupakan bagian
integral dari prioritas pembangunan nasional keempat, yaitu membangun kesejahteraan
rakyat, meningkatkan kualitas kehidupan beragama, dan ketahanan budaya. Prioritas
pembangunan ini dilaksanakan melalui pembangunan bidang agama, bidang pendidikan,
serta bidang sosial dan budaya. Hasil dari pembangunan ibu kota baru tidak hanya diukur
dari indikator ekonomi, akan tetapi diukur juga dari indikator sosial-budaya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi Perencanaan Pembangunan IKN 

Perencanaan Pembangunan Ibu Kota Negara baru Indonesia telah di resmikan Presiden
Jokowi Widodo sebagai projek Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.
Dalam peresmian pemindahan Ibu Kota Negara, Joko Widodo mengatakan Ibu Kota bukan
hanya simbol identitas kota, tetapi juga representasi kemajuan bangsa demi terwujudnya
pemerataan keseimbangan pembangunan wilayah diluar pulau jawa guna menjadi ekonomi yang
seimbang. Pemindahan Ibu Kota Negara dilakukan karena melihat dari kemampuan DKI Jakarta
yang sudah tidak layak keadaannya menjadi Ibu Kota Negara. Kondisi DKI Jakarta saat ini yang
berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan industri tidak bisa dilanjutkan dalam waktu
pembangunan jangka panjang karena banyaknya masalah seperti bencana alam dan
permasalahan sosial seperti kemiskinan. 

Pemindahan Ibu Kota Negara diharapkan menjadi salah satu langkah besar untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan pergerakan ekonomi
Indonesia di masa depan. Pembangunan berkelanjutan di Ibu Kota Negara harus menjaga
identitas budaya lokal, kelestarian lingkungan agar pembangunannya dapat menjadi Ibu Kota
yang ramah lingkungan. Adapun kategori yang menjadi dasar pemindahan Ibu Kota Negara
berdasarkan profil wilayah yaitu fisik, sosial dan ekonomi. 

a. Kondisi Fisik

Secara administratif, Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) baru direncanakan dibangun di
Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki kondisi fisik
yang tidak mudah terkena bencana seperti banjir, gempa bumi, gunung berapi, tsunami,
erosi, kebakaran hutan, dan kekeringan. Dilihat dari peta Provinsi Kalimantan Timur
kawasan ini dihapit oleh dua kota berkembang yaitu Kota Samarinda dan Kota Balikpapan.

5
Kondisi lahan yang masih kosong memudahkan pembangunan Ibu Kota Negara yang akan
direncanakan. Kaltim yang di katakana sebagai paru-paru dunia harus dikawal dalam
pembangunannya agar tidak terjadi kerusakan alam yang besar yang menjadi masalah
krusial di masa depan nanti. Banyaknya keragaman kekayaan alam dan hewan langka yang
dimiliki dihutan kaltim harus tetap terjada sebagai sesuatu yang wajib dilindungi bukan
hanya sebagai identitas saja.

Gambar Peta Provinsi


Kalimantan Timur

b. Kondisi Sosial

Perencanaan sosial berfokus bukan pada perubahan individu (perseorangan) maupun


kelompok tertentu (eksklusif), tetapi perubahan masyarakat sebagai sistem. Pembangunan
sosial adalah peningkatan kualitas norma dan nilai dalam pranata sosial yang menghasilkan
pola interaksi atau, lebih dalam lagi, pola relasi sosial (terutama menyangkut hubungan
kekuasaan), baik antar individu maupun kelompok

6
Memahami kelompok sosial perlu dilihat dalam konteks yang lebih dinamis melihat
keberagaman intra-etnis maupun hubungan antar etnis, terutama adanya berbagai kelompok-
kelompok yang lebih kecil, afiliasi organisasi, serta kepentingan yang berbeda-beda.
Masalah sosial yang mengemuka berdasarkan Bappenas yaitu: 

1. Tumpang tindih kepemilikan dan batas tata guna tanah

2. Hilangnya identitas masyarakat asli

3. Kesempatan kerja dan berusaha

4. Kekhawatiran pertumbuhan penduduk yang berlangsung secara cepat baik yang bersifat
rekayasa demografis maupun yang spontan 

5. Kondisi tingkat pendidikan pada masyarakat lokal dengan masyarakat pendatang.

Adapun isu sosial yang terjadi di kalimantan yaitu etnis penduduk di Provinsi 
Kalimantan Timur didominasi masyarakat pendatang, dalam persentase penduduk
masyarakat pendatang (Jawa, Bugis, Banjar, dan yang lainnya) sebesar 83% sedangkat
masyarakat asli (Dayak, Paser, dan Kutai) sebesar 17%. Penduduk asli rata-rata
pendapatannya lebih rendah dari penduduk pendatang.

Dampak dari pemindahan Ibu Kota Negara terhadap potensi konflik sosial yaitu
adanya perpindahan penduduk dalam jumlah besar (1,5 juta orang), perubahan penggunaan
lahan secara cepat dan masif, dan perubahan jenis dan intensitas kegiatan manusia
berdasarkan kualitas dan kuantitas

c. Kondisi Ekonomi
Ekonomi merupakan hal yang paling terlihat dari kemajuan suatu wilayah. Apabila nilai
ekonominya baik maka akan baik pula pertumbuhan pembangunan dikawasan tersebut.
Suatu wilayah akan memiliki kegiatan ekonomi berdasarkan keunggulan dari sektor
komoditas yang dimiliki. Dalam hal ini ekonomi bukan hanya terkait keuntungan saja

7
akan tetapi ada masalah juga yang dimiliki yaitu kemiskinan. Berikut merupakan kondisi
perekonomian yang terjadi di Kalimantan dan perekonomian Nasional:

 Terdapat fakta yang ada pada masa reformasi dan era desentralisasi yaitu Pulau
Kalimantan secara keseluruhan mengalami pertumbuhan ekonomi dan penurunan
penduduk miskin tercepat. Ini merupakan salah satu poin bahwa Kalimantan walaupun
secara infrastruktur tidak sebaik di pulau jawa akan tetapi dalam pergerakan ekonominya
cenderung baik dan angka kemiskinan di Kalimantan tergolong kecil sampai saat ini
dibandingkan daerah lain di Indonesia.

 Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang merupakan daerah baru dari pemekaran
wilayah pemerintahan baru di Kalimantan adalah wilayah dengan pertumbuhan tercepat.
dalam satu dekade terakhir keduanya mengalami pelambatan contributor pertumbuhan
utamanya (migas dan tambang batu bara). Sektor Komoditas dari kekayaan alam yang
dimiliki kedua provinsi ini sangat menunjang berpengaruh dalam kemajuan
perekonomian daerah atauapun masyarakat lokal.

 Lokasi IKN yang baru berada dekat daerah yang terus berkembang yaitu Balikpapan dan
Ssamarinda yang akan berpeluang terjadinya kerjasama diberbagai bidang sektor
ekonomi dalam menjalankan roda ekonomi nasional.

 Dengan banyaknya hal positif yang dimiliki Kalimantan sebagai wilayah IKN yang baru
diharapkan dapat memperbaiki kondisi perekonomian nasional karena Kontributor utama
lambatnya penurunan kemiskinan nasional adalah akibat lambatnya penurunan
kemiskinan di Pulau Jawa, karena masih banyaknya kabupaten di Pulau Jawa memiliki
tingkat kemiskinan di atas rata-rata nasional.

8
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Perencanaan pembangunan IKN baru yang dipilih di Kalimantan harus dapat berkontribusi
pada penciptaan keseimbangan pembangunan secara nasional ataupun dunia karena
Kalimantan merupakan paru-paru dunia . Adapun keseimbangan pendekatan teknoraktis,
mekanisme pasar, (aksi korporasi), inkulisivitas sosial-ekonomi, advokasi kelompok rentan
secara berkelanjutan lingkungan. maka diperlukannmya pendekatan pengimbangan dalam
proses perencanaan/pengambilan keputusan yang mengakomondasi dimensi kultural.

9
DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai