Anda di halaman 1dari 3

PELAKSANAAN SUPAS 2015 DENGAN SENSUS PENDUDUK 2020 (SP 2020)

Supas2015

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan survei kependudukan yang dilaksanakan setiap lima
tahun setelah pelaksanaan sensus penduduk. Kegiatan SUPAS2015 telah dimulai sejak tahun 2013 yaitu
dengan rangkaian persiapan penyusunan kuesioner dan buku petunjuk teknis yang telah disusun melalui
berbagai diskusi dan workshop, dengan mempertimbangkan masukan dari para pengguna data dan
pakar kependudukan. Pada tahun 2014 telah dilakukan uji coba SUPAS2015 di beberapa provinsi di
wilayah Indonesia.Untuk jadwal pelaksanaan SUPAS (pencacahan) dilaksanakan pada tanggal 1 - 31 Mei
2015. 

Adapun beberapa tujuan SUPAS2015 dilaksanakan adalah untuk:

1. Memperkirakan jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk.

2. Menyediakan data untuk penghitungan parameter fertilitas, meliputi angka kelahiran total
(TFR), angka kelahiran kasar (CBR), rasio ibu-anak (CWR), angka kelahiran menurut kelompok
umur (ASFR), dll.

3. Menyediakan data untuk penghitungan parameter migrasi, meliputi migrasi semasa hidup,
migrasi risen, migrasi internasional, dll.

4. Menyediakan data untuk penghitungan parameter mortalitas, meliputi angka kematian kasar
(CDR), angka kematian bayi (IMR), angka kematian balita (U5MR), dan angka kematian ibu
(MMRatio).

5. Memperbaharui proyeksi penduduk yang telah disusun sebelumnya

6. Menyediakan data yang dapat digunakan untuk perencanaan dan evaluasi berbagai program
pemerintah.

Adapun beberapa variabel yang dikumpulkan dari pendataan ini adalah Partisipasi Sekolah, Pemilikan
Ijazah, Disabilitas, Kemampuan baca tulis, Penggunaan telepon seluler, Akses Internet, Kegiatan utama,
Jam kerja, Lapangan Usaha, Jenis Pekerjaan, Status Pekerjaan, Keluhan Kesehatan , Penggunaan Alat
Kontrasepsi, Anak lahir hidup/masih hidup, Bahasa Sehari-hari, Jenis Transportasi Utama, Kejadian
Kematian Sejak 1 Januari 2010, Migrasi keluar Internasional, Migrasi Seumur Hidup, Migrasi Risen Lansia,
Status Perkawinan, Fasilitas Perumahan, dan Perubahan Iklim.

Petugas yang melakukan survei ini adalah Mitra BPS yang sebelumnya telah direkrut dari setiap
kecamatan oleh Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) masing-masing. Untuk petugas survei ini terdiri
dari 2 unsur yakni Koordinator Tim dan Petugas Cacah Lapangan.

Untuk tahapan SUPAS2015, terdiri dari beberapa tahapan, beberapa diantaranya terdiri dari
Pemutakhiran Rumah Tangga, Penarikan Sampel oleh Program dan Pencacahan Sampel Rumah Tangga.
Pada proses pemutakhiran rumah tangga petugas melakukan kegiatan penelusuran lokasi, yaitu
mengenali batas-batas wilayah dengan mengelilingi wilayah tersebut. Selanjutnya melakukan
pemutakhiran seluruh rumah tangga/bangunan yang ada di blok sensus tersebut dengan Daftar
SUPAS2015-P. Penelusuran wilayah dan pemutakhiran rumah tangga ditujukan untuk mengetahui
populasi rumah tangga pada blok sensus sekaligus melakukan pemutakhiran keterangan dalam sketsa
peta blok sensus. Setelah seluruh rumah tangga dimutakhirkan dalam 1 Blok Sensus, kemudian dientri
kedalam program untuk selanjutnya melakukan penarikan sampel rumah tangga terpilih.Setelah sampel
rumah tangga terpilih, tim melakukan pencacahan rumah tangga sampel menggunakan daftar
SUPAS2015-S. Kortim menugasi PCL mencacah rumah tangga sampel . Setelah PCL selesai melakukan
wawancara pada satu rumah tangga, Kortim langsung memeriksa dokumen SUPAS2015-S, selanjutnya
Kortim mengisi daftar SUPAS2015-V untuk rumah tangga tersebut sekaligus melakukan verifikasi
kematian maternal terhadap rumah tangga tersebut.

SUPAS 2015 dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel yang dicakup adalah 40.750 blok
sensus dan jumlah rumah tangga sampel sebanyak 652.000.

SENSUS P 2020

Sensus penduduk berarti perhitungan jumlah penduduk secara periodik. Data yang dicapai, biasanya
tidak hanya meliputi jumlah orang, tetapi juga fakta mengenai misalnya jenis kelamin, usia,bahasa, dan
hal-hal lain yang dianggap perlu.

Sistem sensus penduduk tahun 2020 memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu
menggunakan metode kombinasi dengan menggunakan data Dukcapil dari Kemendagri sebagai data
dasar. Beberapa waktu lalu, sensus penduduk online telah selesai digelar, yaitu pada 15 Februari-29 Mei
2020. Dari sensus penduduk online, tercatat 51,36 juta penduduk telah berpartisipasi atau sekitar 19
persen dari total penduduk di Indonesia. Sisanya, ada 81 persen penduduk yang masih harus dicatat
keberadaannya.

Untuk melengkapi data penduduk yang telah terkumpul, Sensus Penduduk 2020 dilanjutkan dengan
pencacahan lapangan. Untuk seluruh penduduk, baik yang sudah mengikuti sensus penduduk online
maupun yang belum, akan dicek kembali keberadaannya oleh petugas sensus.

TUJUAN

- Menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk Indonesia menuju Satu
Data Kependudukan Indonesia

-Menyediakan parameter demografi dan proyeksi penduduk (fertilitas, mortalitas, dan migrasi) serta
karakteritstik penduduk lainnya untuk keperluan proyeksi penduduk dan indikator SDGs

DASAR HUKUM

Dasar hukum pelaksanaan SP2020 adalah sebagai berikut:

1. UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik


2. PP No. 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik

3. World Population and Housing Programme (UN Recommendation) yang menyebutkan bahwa setiap
negara harus melakukan sensus penduduk minimal 10 tahun sekali

4. Perpres No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia

5. Perpres No. 62 Tahun 2019 tentang Strategi Nasional Percepatan Administrasi Kependudukan untuk
Pengembangan Statistik Hayati

 Penyesuaian tata baru pelaksanaan sensus

Dalam kegiatan lapangan Sensus Penduduk 2020 dilakukan penyesuaian tata baru pelaksanaan, yang
terdiri atas: Penyesuaian moda pembelajaraan bagi para petugas, yang biasanya dilakukan tatap muka
diubah menggunakan pembelajaran mandiri melalui TVRI dan RRI Penerapan protokol kesehatan yang
ketat - Petugas dilengkapi dengan masker, face shield, sarung tangan, dan hand sanitizer - Menerapkan
physical distancing Menerapkan zonasi moda pengumpulan data Sebelum terjun ke lapangan,
disebutkan pula bahwa petugas sensus harus menjalani rapid test untuk memastikan kondisi kesehatan
sudah bagus. Mekanisme pengumpulan data dan zona Sensus penduduk wawancara diubah
mekanismenya dengan membagi wilayah Indonesia ke dalam tiga zona. Berikut adalah zona dan
mekanisme yang berlaku:

1. Zona 1 (Drop off pick up/DOPU) Ada 227 kabupaten/kota yang termasuk dalam zona ini, yaitu
melalui mekanisme drop-off pick-up (DOPU). Artinya, petugas sensus akan membagikan kuesioner
kepada masyarakat dan nanti akan mengambil kembali kuesioner yang sudah diisi secara mandiri oleh
masyarakat.

2. Zona 2 (Non DOPU)

Ada 246 kabupaten/kota yang termasuk dalam zona ini. Mekanisme pengumpulan data hanya akan
dilaksanakan tahap pemeriksaan data penduduk dan tahap verifikasi lapangan tanpa wawancara yang
detail. 3. Zona 3 (Wawancara) Zona 3 khusus diperuntukkan untuk 41 kabupaten/kota di Papua dan
Papua Barat. Di zona ini, petugas sensus akan tetap melakukan wawancara.

Anda mungkin juga menyukai