Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP NEGERI 2 PALANGKA RAYA


Kelas/Semester : VIII/1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tema : 1. Keunggulan Lokasi dan Kehidupan Masyarakat Indonesia
Sub.Tema : 1.1. Pengaruh Keunggulan Lokasi terhadap Kegiatan Komunikasi
Sub-sub Tema : 1.1.3 Keunggulan Tanah di Indonesia
Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dg lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konsepsual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan dan tehnologi seni budaya terkait fenomena dan
kejadian tampaka mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teoriyang sama dalam sudut
pandang/ teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


1.3. Menghayati karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan
lingkungannya
Indikator:
1.3.1 Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
1.3.2 Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa
1.3.3 Bersukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu
2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
Indikator:
2.1.1 Menghargai dan menghormati sesama
2.1.2 Menjaga kebersihan lingkungan kelas
2.1.3 Memelihara hubungan baik dengan teman sekelas
3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar-ruang dan waktu dalamlingkup
nasional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial,
budaya, pendidikan, dan politik)
Indikator:
3.1.1. Menjelaskan konsep jenis jenis tanah yang di Indonesia
3.1.2. Menjelaskan jenis tanah yang subur di Indonesia
3.1.3. Menjelaskan konsep pemanfaatan tanah yang subur untuk jenis pertanian
dan perkebunan.
3.1.4. Mengidentifikasi pemanfaatan tanah oleh masyarakat Indonesia.
4.3 Menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk-bentuk dan sifat dinamika
interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di
lingkungan masyarakat sekitar.
Indikator:
4.3.1 Menyajikan hasil pengamatan di lingkungan masyarakat sekitar tentang
pemanfaatan tanah secara ekonomis bila ditinjau segi industri, pertanian
dan pariwisata.
4.3.2 Mempresentasikan data hasil pengamatan dan diskusi.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Menjelaskan konsep jenis jenis tanah yang di Indonesia
b. Menjelaskan jenis tanah yang subur di Indonesia
c. Menjelaskan konsep pemanfaatan tanah yang subur untuk jenis pertanian dan
perkebunan.
d. Mengidentifikasi pemanfaatan tanah oleh masyarakat Indonesia

D. MATERI PEMBELAJARAN
KEUNGGULAN TANAH DI INDONESIA
Jenis Tanah, Persebaran dan Pemanfaatannya di Indonesia
Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan
dan pengendapan batuan. Di dalam tanah banyak mengandung bermacam-macam bahan
organik dan anroganik. Bahan organik berasal dari jasad-jasad makhluk hidup yang telah
mati, baik flora, fauna maupun manusia, sedangkan bahan anorganik berasal dari benda-
benda mati berupa batuan dan mineral.
A. TANAH VERTIKAL Bentuk persebaran tanah vertikal dapat kalian lihat saat ada
penggalian parit, liang, atau sumur. Saat mencapai kedalamantertentu, kalian akan melihat
perbedaan warna lapisan tanah. Perbedaan warna lapisan tanah tersebut dikenal dengan
sebutan profil tanah.

Secara garis besar, profil tanah terdiri atas empat lapisan.

1) Lapisan tanah atas (Topsoil)


Lapisan tanah ini merupakan bentuk lapisan tanah yang paling subur, berwarna cokelat
kehitam-hitaman, gembur, dan memiliki ketebalan hingga 30 cm. Pada lapisan tanah inilah
berkembang aktivitas organisme tanah. Warna cokelat kehitaman dan kesuburan tanah pada
lapisan ini disebabkan pengaruh humus (bunga tanah), yaitu campuran sisa tumbuhan dan
hewan yang telah mati dan membusuk di dalam lapisan atas.

2) Lapisan tanah bawah (Subsoil)


Lapisan tanah ini merupakan lapisan tanah yang berada tepat di bawah lapisan topsoil.
Lapisan ini memiliki sifat kurang subur karena memiliki kandungan zat makanan yang sangat
sedikit, berwarna kemerahan atau lebih terang, strukturnya lebih padat, dan memiliki
ketebalan antara 50 - 60 cm. Pada lapisan ini, aktivitas organisme dalam tanah mulai
berkurang, demikian juga dengan sistem perakaran tanaman. Hanya tanaman keras yang
berakar tunggang saja yang mampu mencapainya.

3) Lapisan bahan induk tanah (Regolith)


Lapisan bahan ini merupakan asal atau induk dari lapisan tanah bawah. Pada profil tanah,
lapisan ini berwarna kelabu keputih-putihan, bersifat kurang subur karena tidak banyak
mengandung zat-zat makanan, strukturnya sangat keras, dan sulit ditembus sistem perakaran.
Di lereng-lerang pegunungan lipatan atau patahan lapisan ini seringkali tersingkap dengan
jelas. Akan tetapi karena sifat-sifat tersebut, maka lapisan tanah ini sulit dibudidayakan dan
hanya akan menghasilkan tanaman yang kerdil dan tidak berkembang.

4) Lapisan batuan induk (Bedrock)


Lapisan batuan ini merupakan bentuk batuan pejal yang belum mengalami proses pemecahan.
Lapisan ini terletak di lapisan paling bawah, sehingga jarang dijumpai manusia. Akan tetapi
di pegunungan lipatan atau patahan, lapisan ini terkadang tersingkap dan berada di lapisan
atas. Bila hal ini terjadi, maka lahan tersebut merupakan lahan yang tandus dan tidak dapat
ditanami karena masih merupakan lapisan batuan.

B. TANAH HORIZONTAL
Tanah Horizontal adalah lapisan tanah paling atas yang di setiap wilayah permukaan bumi
berbeda-beda jenisnya. Persebaran tanah secara horizontal di Indonesia dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, berikut ini.

1) Tanah gambut (organosol)


Ciri-ciri :
Tanah gambut berwarna hitam, memiliki kandungan air dan bahan organik yang tinggi, memiliki pH
atau tingkat keasaman yang tinggi, miskin unsur hara, drainase jelek, dan pada umumnya kurang
begitu subur.
Tanah Argonosol
Persebaran :
Paling banyak terdapat di Kalimantan Selatan, disusul Sumatra Selatan, Riau, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Barat, Jambi, Kalimantan Timur, dan Papua bagian Selatan.

Pemanfaatan :
Jenis tanah ini terbatas untuk pertanian perkebunan seperti karet, kelapa dan palawija.

2) Tanah latosol

Jenis Tanah Latosol


Ciri-ciri :
Tanah latosol berwarna merah kecokelatan, memiliki profil tanah yang dalam, mudah
menyerap air, memiliki pH 6 7 (netral) hingga asam, memiliki zat fosfat yang mudah
bersenyawa dengan unsur besi dan aluminium, kadar humusnya mudah menurun. Jenis tanah
ini pada dasarnya merupakan bentuk pelapukan dari batuan vulkanis.

Persebaran :
Tersebar di kawasan Bukit Barisan (Sumatra), Jawa, Kalimantan Timur dan Selatan, Bali,
Papua, dan Sulawesi.

3) Tanah regosol
Ciri-ciri :
Jenis Tanah Regosol
Tanah regosol merupakan hasil erupsi gunung berapi, bersifat subur, berbutir kasar, berwarna
keabuan, kaya unsur hara, pH 6 - 7, cenderung gembur, kemampuan menyerap air tinggi, dan
mudah tererosi.

Persebaran :
Persebaran jenis tanah ini di Indonesia terdapat di setiap pulau yang memiliki gunung api,
baik yang masih aktif ataupun yang sudah mati.

Pemanfaatan :
Banyak dimanfaatkan untuk lahan pertanian.
4) Tanah aluvial
Ciri-ciri :
Tanah aluvial meliputi lahan yang sering mengalami banjir, sehingga dapat dianggap masih
muda. Sifat tanah ini dipengaruhi langsung oleh sumber bahan asal sehingga kesuburannya
pun ditentukan sifat bahan asalnya. Misalnya tanah yang terdapat di Lembah Sungai Bengawan Solo
yang berasal dari pegunungan karst (Pegunungan Sewu), umumnya kurang subur karena kekurangan
unsur fosfor dan kalium. Sebaliknya, tanah di lembah Sungai Opak, Progo, dan Glagah yang berasal
dari Gunung Merapi umumnya lebih subur karena tergolong gunung muda sehingga kaya akan unsur
hara dan tersusun atas debu vulkanis yang produktif.

Endapan tanah Aluvial


Persebaran :
Tersebar luas di sepanjang lembah sungai-sungai besar di Indonesia.
Pemanfaatan :
Secara umum, sifat jenis tanah ini mudah digarap, dapat menyerap air, dan permeabel
sehingga cocok untuk semua jenis tanaman pertanian.
5) Tanah litosol
Ciri-ciri :
Tanah litosol dianggap sebagai lapisan tanah yang masih muda, sehingga bahan induknya
dangkal (kurang dari 45 cm) dan seringkali tampak di permukaan tanah sebagai batuan padat
yang padu. Jenis tanah ini belum lama mengalami pelapukan dan sama sekali belum
mengalami perkembangan.

Persebaran :
Jenis tanah ini tersebar luas di seluruh Kepulauan Indonesia, meliputi Jawa Tengah, Jawa
Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku Selatan. Adapun di Sumatra, jenis tanah ini
terdapat di wilayah yang tersusun dari batuan kuarsit, konglomerat, granit, dan batu lapis.

Pemanfaatan :
Jika akan dimanfaatkan untuk lahan pertanian, maka jenis tanah ini harus dipercepat
perkembangannya, antara lain, dengan penghutanan atau tindakan lain untuk mempercepat
pelapukan dan pembentukan topsoil.

6) Tanah grumusol
Ciri-ciri :
Tanah grumusol pada umumnya mempunyai tekstur liat, berwarna kelabu hingga hitam, pH netral
hingga alkalis, dan mudah pecah saat musim kemarau. Di Indonesia, jenis tanah ini terbentuk pada
tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 m di atas permukaan laut dengan topografi agak
bergelombang hingga berbukit, temperatur rata-rata 25oC, curah hujan <2.500 mm, dengan
pergantian musim hujan dan kemarau yang nyata.

Jenis Tanah Grumusol


Persebaran :
Persebarannya meliputi Sumatra Barat, Jawa Barat (daerah Cianjur), Jawa Tengah (Demak,
Grobogan), Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Madiun, dan Bangil), serta di Nusa
Tenggara Timur.

Pemanfaatan :
Pemanfaatan jenis tanah ini pada umumnya untuk jenis vegetasi rumputrumputan atau
tanaman keras semusim (misalnya pohon jati).
Tanah Grumusol cocok untuk tanaman padi

7) Tanah andosol
Ciri-ciri :
Tanah andosol terbentuk dari endapan abu vulkanik yang telah mengalami pelapukan sehingga
menghasilkan tanah yang subur. Jenis tanah ini berwarna cokelat kehitaman.

Tanah berwarna hitam adalah jenis


tanah andosol

Persebaran :
Tersebar di pulau-pulau yang memiliki gunung api aktif, seperti di Sumatra bagian Barat,
Jawa, Bali, dan sebagian Nusa Tenggara. Tanah jenis ini banyak ditemukan di dataran tinggi
bersuhu sedang hingga dingin.

Pemanfaatan :
Jenis tanah ini banyak dikembangkan untuk tanaman perkebunan dan hortikultura.

8) Tanah podzolik merah-kuning


Ciri-ciri :
Berasal dari bahan induk batuan kuarsa di zona iklim basah dengan curah hujan antara 2.500
- 3.000 mm/tahun. Sifatnya mudah basah dan mudah mengalami pencucian oleh air hujan,
sehingga kesuburannya berkurang.
Persebaran :
Tanah podzolik merah-kuning merupakan jenis tanah yang memiliki persebaran terluas di
Indonesia. Tersebar di dataran-dataran tinggi Sumatra, Sulawesi, Papua, Kalimantan, Jawa
Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara.

Pemanfaatan :
Jenis tanah ini dapat dimanfaatkan untuk persawahan dan perkebunan.

9) Tanah rendzina
Ciri-ciri :
Rendzina merupakan tanah padang rumput yang tipis berwarna gelap, terbentuk dari kapur
lunak, batu-batuan mergel, dan gips. Pada umumnya memiliki kandungan Ca dan Mg yang
tinggi dengan pH antara 7,5 - 8,5 dan peka terhadap erosi.

Persebaran :
Tanah rendzina tersebar tidak begitu luas di beberapa pulau Indonesia. Berdasarkan
luasannya, daerah-daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah ini adalah Maluku, Papua,
Aceh, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Pegunungan Kapur di Jawa.

Pemanfaatan :
Jenis tanah ini kurang bagus untuk lahan pertanian, sehingga dibudidayakan untuk tanaman-
tanaman keras semusim dan palawija.

Berikut ini adalah peta persebaran jenis tanah di Indonesia:


Keterangan Warna:
1. Merah: Tanah Vulkanis. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah sekitar gunung
berapi. Tanah ini terbentuk dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan.
Jenis tanah ini umumnya mempunyai ciri berbutir halus, sifatnya tidak mudah tertiup
angin, dan jika terkena hujan lapisan tanah bagian atas menutup sehingga tanah ini
tidak mudah erosi. Jenis tanah ini sangat subur. Pemanfaatannya biasanya
dipergunakan untuk pertanian dan perkebunan.
2. Biru: Tanah Aluvial. Tanah ini juga sering disebut tanah endapan, yaitu berupa lumpur
dan pasir halus yang terbawa oleh air sungai, lalu diendapkan di dataran rendah,
lembah dan sekungan sepanjang daerah aliran sungai. Tanah aluvial tidak semuanya
mempunyai kandungan unsur hara yang sama. Tinggi rendahnya kandungan unsur
haranya tergantung pada tanah induknya. Pemanfaatannya sebagai pertanian
(persawahan) karena kondisi keasamannya yang sesuai dan letaknya berada di daerah
rendah.
3. Merah muda: Tanah Laterit. Tanah ini biasanya berwarna merah atau kekuning-
kuningan. Tanah laterit miskin akan unsur hara sehingga tidak subur. Tanah ini banyak
dijumpai di daerah pegunungan yang hutannya sudah gundul atau lapisan humusnya
telah habis karena adanya erosi (tererosi). Jenis tanah ini tidak boleh dibiarkan begitu
saja, harus segera diadakan penghijauan atau reboisasi, yaitu dengan cara
mengusahakan menanami kembali supaya tanah tersebut dapat subur kembali. Tanah
ini dipergunakan sebagai bahan baku industri gerabah (keramik).
4. Ungu: Tanah Litosol. Tanah ini sering juga disebut tanah berbatu-batu. Tanah ini
terbentuk karena pelapukan batuan yang sempurna sehingga sukar ditanami atau
kandungan unsur haranya sangat rendah. Sebagian besar jenis tanah ini tidak bisa
dimanfaatkan, hanya sebagian kecil yang produktif dimanfaatkan untuk tanaman
keras, tegalan, palawija, dan padang rumput.
5. Biru Muda: Tanah Organosol atau tanah gambut, yaitu tanah yang berasal dari bahan
organik yang terbentuk karena genangan air sehingga peredaran udara di dalamnya
sangat kurang dan proses penghancurannya menjadi tidak sempurna karena
kekurangan unsur hara.
Selain keterangan dan peta di atas, masih banyak lagi jenis tanah yang tersebar di
Indonesia, seperti: Tanah mergel yang tersebar di daerah dataran rendah seperti di Solo,
Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara; Tanah Terasora tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur,
Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatera; Tanah Humus terdapat di Kalimantan Sumatera,
Sulawesi dan Papua; dan sebagainya.
Kondisi Penduduk Indonesia
Menurut para ahli ilmu Geologi, kepulauan Indonesia yang merupakan suatu gugusan
yang terpanjang dan terbesar di dunia. Ini terbukti bahwa Indonesia merupakan negara
kesatuan yang masyarakatnya majemuk yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang
menyebar dari Sabang (ujung Sumatera Utara) sampai Merauke (ujung
Papua).Keanekaragaman suku-bangsa ini tentunya seperti yang telah disebutkan di awal
pembahasan ini, bahwa Indonesia terletak di cross position (posisi silang). Bukan saja suku-
bangsa atau ras yang beraneka ragam di Indonesia, tetapi juga keaneragaman kepercayaan
(agama), misalnya seperti Hindu, Budha, Kristen (Katolik dan Protestan), Konghucu dan
Islam. Bahasa juga merupakan suatu kekayaan bangsa kita, ada bahasa Indonesia menjadi
bahasa persatuan dan bahasa-bahasa daerah yang menjadi identitas kesukuan.
Sebagai daerah lintasan dan menjadi tempat tujuan setiap orang yang melaluinya,
bahkan ini sudah terjadi sejak satu juta tahun yang lalu pada zaman prasejarah. Seperti
persebaran manusia dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kelompok ras Austronesia-Melanesoid (Papua Melanezoid), ada yang menyebar ke
arah barat dan ada yang menyebar ke arah timur. Mereka yang menyebar ke arah
timur menduduki wilayah Indonesia Timur: Papua, Pulau Aru dan Pulau Kai.
2. Kelompok ras Negroid, yang kini menjadi orang Semang di semenanjung Malaka,
orang Mikopsi di Kepulauan Andaman.
3. Kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di
Sumatera Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau
Enggano, dan orang Mentawai di Kepulauan Mentawai.
4. Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: a)
Ras Proto Melayu (Melayu Tua), antara lain Suku Batak, Toraja, dan Dayak; dan b)
Ras Deutro Melayu (Melayu Muda), antara lain Suku Bugis, Madura, Jawa, dan Bali.
Berikut ini adalah peta persebaran kelompok ras Melayu:
E. PENDEKATAN, MODEL, METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : pendekaan Saintifik.
2. Model pembelajaran : Discovery learning
3. Metode : Think Pair Share

F. Alat, Media dan Sumber/Bahan Pembelajaran


Alat : Papan tulis/Whiteboard
: Kapur tulis/spidol
: Laptop
: Projector
Media : Gambar berbagai alat komunikasi tradisional dan modern
:
Sumber/Bahan : Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs. Semester 1
Nuh, Muhammad. 2014. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs. Jakarta:
Kemendikbud RI.
: Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII.
Fattah, Sanusi, dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


ALOKA
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN SI
WAKTU
Pendahuluan a. Mengkondisikan kelas
b. Mengucapkan salam 10
c. Meminta kepada ketua kelas untuk memimpin doa
d. Melaksanakan presensi.
e. Tanya jawab tentang materi dan mengaitkan dengan materi sebelumnya
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
g. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri
dari 4-6 orang
Inti 1. Orientasi peserta didik pada permasalahan 60
2. Membagi siswa menjadi 4 kelompok secara heterogen.
3. Stimulation :
Menyajikan sekilas gambar tentang keaneka ragaman flora dan fauna di
Indonesia untuk membawa siswa pada konteks materi tentang potensi
tanah di Indonesia. Siswa diberi pemahaman tentang kekayaan alam dan
kesuburan tanah di Indonesia siswa diminta menuliskan ungkapan rasa
syukur sebagai bentuk ungkapan sikap spiritual menghayati karunia
Tuhan YME. 5

4. PROBLEM STATEMEN:
Pengamatan :
Siswa diberi referensi tentang jenis jenis tanah di sebagian wilayah Indonesia.
Mengidentifikasi persebarannya sesuai dengan pembagian pulau yang
berbeda pada masing masing kelompok. 10

5. Menanya :
Berdasarkan hasil pengamatan siswa merumuskan pertanyaan yang akan
dipergunakan untuk mengembangkan informasi tentang bagaimana
pemanfaatan tanah sesuai dengan peruntukannya . 5
6. DATA COLLECTION :
Mengumpulkan informasi :
Mengumpulkan informasi tentang pemanfaatan tanah di Indonesia: selain
membaca buku, siswa mengembangkan informasi dengan tugas : siswa
yang mendapat warna ungu ke nara sumber, warna merah ke internet,
warna hijau dari perpustakaan / referensi.Pengembangan informasi
dipandu dengan guiding question (terlampir)15
7. DATA PROCESSING :
Mengasosiasikan : Diskusi untuk mengolah hasil pengumpulan informasi
tentang pemanfaatan tanah sesuai peruntukannya dan pemetaan
pengolahan potensi sumber daya tanah di Kab. Malang.
8. VERIFICATION :
Mencocokkan hasil pengumpulan informasi dengan hasil pengembangan
informasi dengan nara sumber dan internet. Setelah disepakati bersama
hasil ditulis di kertas plano 20
9. Mengkomunikasikan :
Presentasi antar kelompok. Ketua kelompok mempresentasikan hasil
karyanya dengan kunjung karya ke kelompok lain, 2 orang anggota yang
masih ada di kelompok mendengarkan presentasi dari kelompok yang
berkunjung dan memberi masukan di kertas post it. Kelompok ungu ke
kuning, kuning ke merah, merah ke ungu. Presentasi @ 10 menit untuk 2
putaran.
Mendiskusikan ulang hasil karya berdasarkan masukan dari kelompok yang
telah dikunjungi.
Hasil karya ditempel di dinding. Selanjutnya untuk penilaian pengetahuan
dan keterampilan individu siswa menjawab 2 pertanyaan.20
Penutup a. Peserta didik diminta melakukan refleksi terhadap proses 10
pembelajaran terkait dengan penguasaan materi, pendekatan dan
model pembelajaran yang digunakan
b. Peserta didik diberi pesan tentang nilai dan moral
c. Peserta didik diberi tugas untuk menyempurnakan laporan hasil
diskusi kelompok tentang jawaban atas pertanyaan yang telah
dirumuskan untuk dikumpulkan kepada guru.
d. Peserta didik diberi tugas untuk membaca materi pada sub berikutnya
e. Mengakhiri pembelajaran dengan salam.

H. PENILAIAN

1. PENILAIAN SIKAP
a. Penilaian Sikap Spiritual.
Sub sub tema : keunggulan tanah di Indonesia.
Indikator :
Dengan mengamati sumber daya tanah di Indonesia, Peserta didik
menunjukkan sikap menghayati karunia Tuhan YME dengan menulis
ungkapan rasa syukur.
b. Penilaian Sikap Sosial :
Aspek yang dinilai :
Santun
Toleransi
Tanggung jawab

RUBRIK PENILAIAN
1. PENILAIAN
a. Penilaian Sikap
Rubrik Penilaian Sikap
Sikap
Sikap Sosial
Spiritual
Menghayati
No. Nama Peduli Tanggung Total Nilai
karunia
Lingkungan Jawab
Tuhan
1-4 1-4 1-4
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan:
Nilai Sikap Peserta Didik: Jumlah nilai yang diperoleh dibagi

2. PENILAIAN PENGETAHUAN
Tekhnik Penilaian : Hasil Kinerja
Bentuk Instrumen : Tugas Kinerja

INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN


No Indikator Penilaian Skor
Soal
1 Menyebutkan jenis jenis tanah di Indonesia 4
Menyebutkan dan menempatkan titik persebaran jenis tanah di 4
2 beberapa wilayah di Indonesia.
3 Menyebutkan pemanfaatan tanah sesuai dengan jenis tanah. 4
4 Menciptakan kreatifitas ekonomi berdasarkan pemetaan
potensi pertanian, perkebunan dan pariwisata di Kabupaten 3
Malang

KUNCI JAWABAN :

a. Jenis jenis tanah :


b. Persebaran :
c. Pemanfaatan :
d. Pemetaan potensi Kabupaten Malang

Rubrik penilaian Pengetahuan

No SKOR PEROLEHAN
Soal 1 2 3 4
1 Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
kurang dari 3 4-5 yang benar 6 yang benar lebih dari 6
yang benar dan benar
2 Menempatkan 2 Menempatkan Menempatkan Menempatkan
persebaran 2 persebaran 2 persebaran 2 persebaran
dengan benar dengan benar dengan benar dengan benar
dan sesuai dan sesuai dan sesuai dan sesuai
dengan instruksi dengan dengan dengan
instruksi instruksi instruksi
3 Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
kurang dari 3 4 pemanfaatan 5 pemanfaatan 6 atau lebih
pemanfaatan tanah tanah pemanfaatan
tanah tanah
4 Menyebutkan 1 Menyebutkan Menyebutkan
jenis pemetaan 2 jenis 3 jenis
yang benar pemetaan yang pemetaan yang
benar benar

3. PENILAIAN KETERAMPILAN

a. Keterampilan Presentasi
Rubrik Penilaian Keterampilan (Presentasi)
No. Nama Peserta Didik Kemampuan Kemampuan Kemampuan Jumlah
Presentasi Bertanya Menjawab
Nilai
(1-4) (1-4) (1-4)
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
Keterangan:
1) Nilai terentang antara 1 4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
2) Nilai = Jumlah nilai dibagi

b. Keterampilan Diskusi
Rubrik Penilaian Keterampilan (Diskusi)
Mengomuni Mendengar Berargumen Berkontri
No Nama Peserta Jumlah
kasikan kan tasi busi
. Didik Nilai
(14) (14) (14) (14)
1.
2.
3.
4.
5.
6. Dst.

Keterangan:
1) Nilai terentang antara 1 4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
2) Nilai = Jumlah nilai dibagi 4

c. Menyajikan Hasil Laporan

Rubrik Penilaian
No Indikator Rubrik
PRODUK
1 Kreativitas 1. Tidak bervokus pada proses berpikir sehingga memunculkan
ide- ide unik dan kreatif
2. Kurang bervokus pada proses berpikir sehingga memunculkan
ide-ide unik dan kreatif
3. Cukup bervokus pada proses berpikir sehingga memunculkan
ide-ide unik dan kreatif
No Indikator Rubrik
4. Bervokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide
unik dan kreatif
2 Kesesuaian 1. Tidak memperoleh kesesuaian antara materi dengan hasil
materi laporan
2. Memperoleh kesesuaian rendahantara materi dengan hasil
laporan
3. Memperoleh kesesuaian cukup tinggi antara materi dengan hasil
laporan
4. Memperoleh kesesuaian tinggiantara materi dengan hasil
laporan

Mengetahui, Palangka Raya, 27 Juli 2015


Kepala SMPN 2 Palangka Raya Guru Mata Pelajaran

MUHAMMAD USMAN,S.Pd.,MM MULIANI S. Pd


NIP. 19590421 198103 1 021 NIP . 19650204 198803 2 016

Anda mungkin juga menyukai