Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang

Kabupaten Kuantan Singingi secara geografis, geoekonomi dan geopolitik terletak pada jalur tengah lintas sumatera dan berada dibagian selatan Propinsi Riau, yang mempunyai peranan yang cukup strategis sebagai simpul perdagangan untuk menghubungkan daerah produksi dan pelabuhan, terutama pelabuhan kuala enok. Dengan demikian Kabupaten Kuantan Singingi mempunyai peluang untuk mengembangkan sektor-sektor pertanian secara umum, perdagangan barang dan jasa, transportasi dan perbankan serta pariwisata. Kabupaten Kuantan Singingi merupakan pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu yang dibentuk berdasarkan UU No. 53 tahun 1999, tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak, Natuna, Karimun, Kuantan Singingi dan Kota Batam. Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari 12 (dua belas) kecamatan dengan luas wilayah 7,656,03 km2, yang berada pada posisi antara 0000 -10 00 Lintang Selatan dan 1010 02 - 1010 55 Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi secara morfologi dapat dibagi atas dataran rendah, perbukitan bergelombang, perbukitan tinggi dan pegunungan, dengan variasi sebagian besar merupakan satuan perbukitan bergelombang yaitu sekitar 30-150 diatas permukaan laut. Secara Struktur Geologi wilayah Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari patahan naik, patahan mendatar dan lipatan, tersusun dari kelompok batuan sedimen, metamorfosis (malihan), batuan volkanik dan intrusi serta endapan permukaan. Disamping itu Kabupaten Kuantan Singingi memiliki potensi sumber daya mineral yang beragam. Kabupaten Kuantan Singingi pada umumnya beriklim trofis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 32,60C 36,50C dan suhu minimum berkisar antara 19,20c 22,00C. Curah hujan antara 229,00-1.133,0 mm per tahun dengan keadaan musim berkisar :

Musim hujan jatuh pada bulan September s/d Februari

Musim kemarau jatuh pada bulan Maret s/d Agustus

Terdapat 2 (dua) sungai besar yang melintasi wilayah Kabupaten Kuantan Singingi yaitu Sungai Kuantan/Sungai Indragiri dan Sungai Singingi. Peranan sungai tersebut sangat penting terutama sebagai sarana transportasi, sumber air bersih, budi daya perikanan dan dapat dijadikan sumberdaya buatan untuk mengahasilkan suplai listrik tenaga air. Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Kuantan mengaliri 9 (sembilan) kecamatan yaitu Kecamatan Hulu Kuantan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Benai, Kecamatan Pangean, Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Inuman dan Kecamatan Cerenti.

B. Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas perkuliahan penulis di STT-US Kuantan Singingi. Disamping itu makalah ini juga merupakan suatu bentuk sumbangsih penulis terhadap upaya memperkaya khasanah keilmuan khususnya menyangkut ilmu perencanaan wilayah dan kota.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengembangan Lahan Sektor Pertanian

Kabupaten Kuantan Singingi mempunyai potensi pertanian yang sangat besar untuk dikembangkan. Daya dukung dan luas lahan yang besar, lebih dari setengah jumlah penduduk bekerja pada sektor pertanian dengan ketrampilan dasar yang dimiliki, pasar yang tersedia dengan infrastruktur yang sedang digalakkan, merupakan modal dasar untuk pengembangan agribisnis.Data tanaman pangan meliputi luas panen dan hasil produksi tanaman bahan makanan, sayuran, dan buah-buahan. Luas Panen tanaman padi Kabupaten Kuantan Singingi selama tahun 2001 yaitu 10.237 Ha dengan total produksi 41.312, 16 ton. Potensi pertanian di Kabupaten Kuantan Singingi meliputi tanaman hortikultura dan palawija, antara lain : Padi Jagung Kedelai Umbi-umbian (ubi kayu, ubi jalar) Kacang-kacangan (kacang tanah, kacang hijau) Sayur-sayuran : Kacang Panjang, Cabe, Tomat, Ketimun, Terung, Kangkung, Bayam dan lain-lain Buah-buahan : Pisang, Durian, Alpukat, Langsat, Mangga, Jambu (biji/air), Rambutan, Nenas, Belimbing, Jeruk

Luas Lahan Pertanian Sawah (m2) per Kecamatan : Kuantan Mudik (3.141), Kuantan Tengah (2.849), Benai (2.980),

Kuantan Hilir (5.242), Cerenti (2.329).

Luas Lahan Pertanian Ladang (m2) per Kecamatan : Kuantan Mudik (1.000), Singingi (850), Kuantan Tengah (148), Benai (1.860), Kuantan Hilir (369), Cerenti (437).

B. Pengembangan Lahan Sektor Perikanan

Sektor perikanan di Kabupaten Kuantan Singingi termasuk dalam pengelompokan sector pertanian. Sektor ini memegang peranan pengembangan sebagai salah sumber penghasilan Kabupaten

penduduk.Program

sumberdaya

Perikanan

KuantanSingingi.Pemberdayaan Masyarakat dibidang perikanan. Penelitian Potensi Sumberdaya perikanan. Peningkatan Produksi dan Teknologi Perikanan.

C. Pengembanga Lahan Sektor Perkebunan

Potensi dan peluang investasi sub sektor Perkebunan diarahkan pada beberapa komoditas, terutama komoditas yang kurang mendapat perhatian. Adapun titik berat dari pengembangan dan pemberdayaan sub sektor Perkebunan adalah Karet, Kelapa Dalam dan Kelapa Sawit. Karet merupakan komoditas ekspor yang cukup penting bagi Kabupaten Kuantan Singingi. Saat ini hanya dibudidayakan secara tradisional oleh penduduk berupa Karet Alam. Kelapa Dalam merupakan komoditas ekspor yang cukup penting bagi Kabupaten Kuantan Singingi. Saat ini hanya Kelapa Dalam dibudidayakan secara tradisional oleh penduduk.Kelapa Sawit merupakan komoditas ekspor andalan yang dijadikan bahan baku minyak goreng. Saat ini tengah diteliti untuk dijadikan bahan

bakar kendaraan bermotor pengganti minyak bumi yang kini kian menipis. Komoditi Kelapa Sawit menjadi andalan bagi masuknya investasi ke Kabupaten Kuantan Singingi. Hingga kini jumlah investor yang berminat mengelola komoditas Kelapa Sawit masih sangat kurang.Tiga komoditas utama di atas berpotensi besar untuk dikembangkan pada setiap kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi. Pola pengembangan yang banyak dilakukan adalah berdasarkan Pola Swadaya.

D. Pengembangan Lahan Agroindustri

Pengertian agroindustri sebagai komponen dari sistem agribisnis merupakan industri yang mengolah bahan baku dari hasil pertanian menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi. Oleh karena itu agroindustri mempunyai peranan yang sangat penting karena pada umumnya mampu menghasilkan nilai tambah dari produk segar hasil pertanian. Kemajuan teknologi agroindustri dewasa ini bahkan mampu mendorong ke arah diversifikasi produk untuk memenuhi kebutuhan manusia maupun pengguna lainnya atau meningkatkan pangsa pasar hasil olahan. Tujuan agroindustri pengolahan hasil pertanian dengan teknologi tertentu, antara lain adalah untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan manusia, baik selera maupun nilai gizinya, memperpanjang masa simpan hasil pertanian yang mudah rusak, memberi peluang bagi pergembangan industry, menciptakan diversifikasi produk, memperluas pangsa pasar. Untuk perencanaan agroindustri yang efektif dan berkelanjutan maka perlu diperhatikan beberapa hal yakni Aspek produksi, yaitu harus mempertimbangkan ketersediaan bahan baku terutama dari kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Aspek pasar, yaitu harus mampu menyesuaikan dengan permintaan pasar yang berkembang secara dinamis. Aspek distribusi, yaitu harus memperhitungkan teknologi, yaitu perkembangan harus mampu pesaing atau produk

substitusinya.

Aspek

berkembang

mengikuti

perkembangan teknologi yang lebih efisien. Aspek manajerial yaitu diperlukan sumberdaya manusia yang mampu menjalankan manajemen agroindustri secara efisien.

Aspek sosial, yaitu harus mempertimbangkan pendaya-gunaan masyarakat dan merupakan sarana transfer dari teknologi dan bukan pesaing bagi tenaga kerja manusia.

E. Pengembangan Lahan Sektor Kehutanan

Indonesia memiliki hutan tropik kedua terluas di dunia dengan nilai ekonomis tinggi bagi negara maupun masyarakat. Peran sektor kehutanan dalam pertumbuhan ekonomi dimulai tahun 1967 melalui konsesi Hak Pengusaha Hutan (HPH). Antara tahun 1967 hingga 1980 sebanyak 519 perusahaan diberik HPH yang mencakup luas 53 juta ha. Sampai dengan juni 1998 terdapat 651 HPH dengan alokasi hutan seluas 69,4 juta ha. Industri kayu dan hasil hutan menghasilkan US$9 milyar pada tahun 1994, US$5,5 milyar diantaranya dari ekspor. Dalam sepuluh tahun terakhir ini, sumbangan devisa dari industri perkayuan mencapai rata-rata 20% dari total perolehan devisa

Indonesia.Mengingat besarnya produksi kehutanan ini, dimana Kabupaten Kuantan Singingi termasuk sebagai produsen kayu utama di Propinsi Riau, maka industri pengolahan kayu dan industri pengolahan kayu sisa/sawmill memiliki prospek yang cukup cerah.Hutan merupakan bagian penting terpeliharanya keseimbangan lingkungan hidup. Hutan di Kabupaten Kuantan Singingi menurut tataguna hutan adalah seluas 317.615 Ha atau 41,5% luas wilayah, dengan perincian yakni Hutan produksi : 142.633 ha, Hutan lindung: 71.902 ha, Hutan suaka margasatwa: 103.080 ha

Dengan luas hutan yang hampir separoh dari luas daerah tersebut maka produksi hasil hutan merupakan andalan untuk memperoleh pendapatan bagi Kabupaten Kuantan Singingi. Luas kawasan hutan sekitar 142.633 ha, merupakan hutan yang berstatus sebagai hutan produksi. Diharapkan potensi hutan produksi seluas ini dapat mendukung pembangunan ekonomi dalam segala aspeknya. Jenis produksi hasil hutan diantaranya adalah kayu, getah, biji dan pangan. Kabupaten Kuantan Singingi juga memiliki kawasan hutan yang berstatus hutan Lindung dan Hutan Suaka Margasatwa.

BAB III PENUTUP

Tata guna lahan adalah sebuah pemanfaatan lahan dan penataan lahan yang dilakukan sesuai dengan kodisi eksisting alam. Tata guna lahan berupa: Kawasan permukiman Kawasan permukiman ini ditandai dengan adanya perumahan yang disertai prasana dan sarana serta infrastrukutur yang memadai. Kawasan permukiman ini secara sosial mempunyai norma dalam bermasyarakat. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 0-15% (datar hingga landai).

Kawasan perumahan Kawasan perumahan hanya didominasi oleh bangunan-bangunan perumahan dalam suatu wilayah tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 0-15% (datar hingga landai). Kawasan perkebunan Perkebunan ini ditandai dengan dibudidayakannya jenis tanaman yang bisa menghasilkan materi dalam bentuk uang. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 8-15% (landai). Kawasan pertanian Kawasan pertanian ditandai oleh adanya jenis budidaya satu tanaman saja. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 8-15% (landai). Kawasan ruang terbuka hijau Kawasan terbuka hijau ini dapat berupa taman yang hanya ditanami oleh tumbuhan yang rendah dan jenisnya sedikit. Namun dapat juga berupa hutan yang didominasi oleh berbagai jenis macam tumbuhan. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 15-25% ( agak curam ).

Kawasan perdagangan Kawasan perdagangan ini biasanya ditandai dengan adanya bangunan pertokoan yang menjual berbagai macam barang. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 0-8% ( datar ) Kawasan industry Kawasan industri ditandai dengan adanya proses produksi baik dalam jumlah kecil maupun dalam jumlah besar. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 8-15% ( hingga landai ). Kawasan perairan Kawasan perairan ini ditandai oleh adanya aktifitas perairan, seperti budidaya ikan, pertambakan, irigasi, dan sumber air bagi wilayah dan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai