Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL TEKNIS

STUDIO PROSES PERENCANAAN (PWKL4205)

IDENTIFIKASI DESA HILIAURIFA


KECAMATAN MANIAMOLO KABUPATEN NIAS SELATAN

Pembimbing :
KARIAMAN SINAGA, Dr.,M.AP

Disusun oleh Kelompok 1 :


1. Tanaria Wau 040989833
2. Eben Hutabarat 030988099
3. Elius Zendrato 041531122
4. Risky Indra Setiawan Waruwu 030076966
5. Anugrah Krisman Jaya Zebua 041527914
6. Kautsar Pandapotan Harahap 040986551
7. Meiman Harefa 041530826
8. Finsensius Waruwu 031115706
9. Intan Khairani 042780168

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


Fakultas Sains dan Teknologi
Juni 2021
UPBJJ – UT, MEDAN
KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Proposal Studio Proses Perencanaan ini
dengan baik. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pembimbing kelompok
kami yaitu Bapak Kariaman Sinaga, Dr, M.AP yang sudah berperan besar dalam
membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya.

Proposal Studio Proses Perencanaan ini kami susun sebagai syarat awal yang harus
kami laksanakan sebelum menulis Laporan Akhir Studio Proses Perencanaan. Kami
berharap proposal ini dapat menambah wawasan pembaca tentang Identifikasi Desa
Hiliaurifa Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan. Tentunya kami menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan, untuk itu kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi kebaikan di
masa yang akan datang.

Besar harapan kami semoga proposal ini dapat dimengerti oleh siapapun yang
membacanya sehingga dapat berguna bagi kami sendiri serta para pembaca.

Medan, Juni 2021


Penulis,

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Cover ......................................................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................................ii

Daftar Isi...............................................................................................................................iii

Daftar Tabel...........................................................................................................................iv

Daftar Peta.............................................................................................................................v

Bab I Pendahuluan...........................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan dan Sasaran..........................................................................................2
D. Ruang Lingkup Materi dan Wilayah................................................................2

Bab II Tinjauan Pustaka dan Kebijakan..........................................................................13

A. Kajian Pustaka...............................................................................................13
B. Kebijakan.......................................................................................................14

Bab III Metodologi Pelaksanaan Survei...........................................................................15

BAB IV Organisasi Surveyor, Rencana Anggaran Biaya dan

Struktur Organisasi Studio...................................................................................17

A. Organisasi Tim Surveyor...............................................................................17


B. Rencana Anggaran Biaya...............................................................................19
C. Struktur Organisasi Studio ............................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................21

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Jarak Tempuh, Waktu Tempuh dan Jumlah Guru Pada Sarana Pendidikan,
di Desa Hiliaurifa Tahun 2020...............................................................................................4

Tabel 2. Jenis dan Jumlah Perumahan di Desa Hiliaurifa Tahun 2020..................................5

Tabel 3. Sarana Jumlah Peribadatan Desa Hiliaurifa Tahun 2020.........................................5

Tabel 4. Jumlah Sarana Olahraga dan Ruang Terbuka Tahun 2020......................................6

Tabel 5. Organisasi dan Pembagian Tugas Tim Surveyor...................................................17

Tabel 6. Rencana Anggaran Biaya.......................................................................................19

Tabel 7. Struktur Organisasi Studio Proses Perencanaan.....................................................20

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Administrasi Desa Hiliaurifa......................................................................12

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desa memegang peranan penting dalam pembangunan nasional karena desa
memberikan sumbangan besar dalam menciptakan stabilitas nasional. Pembangunan
desa merupakan bagian dari rangkaian pembangunan nasional secara
berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Pemerintah
menyadari akan pentingnya pembangunan di tingkat desa. Berbagai bentuk dan
program untuk mendorong percepatan pembangunan kawasan perdesaan telah
dilakukan oleh pemerintah, namun hasilnya masih belum signifikan dalam
meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu,
pembangunan desa harus dilakukan secara terencana dengan baik dan harus
menyentuh kebutuhan riil masyarakat desa sehingga pembangunan yang dilakukan di
kawasan perdesaan dapat menyentuh seluruh potensi (kekuatan dan peluang) dan
permasalahan (kelemahan dan hambatan/ ancaman) yang dihadapi desa. Hasil analisis
terhadap potensi dan permasalahan yang ada dan mungkin akan muncul di masa
mendatang inilah yang menjadi bahan dasar bagi perencanaan dan program
pembangunan desa di masa mendatang dengan melibatkan seluas-luasnya partisipasi
masyarakat.

Desa Hiliaurifa merupakan salah satu dari 5.000 Desa yang sangat tertinggal.
Pemerintah kurang menggalakkan program penurunan tingkat kemiskinan yang
dimana sebagai salah satu sasaran pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan
masyarakat desa. Permasalahan ini setiap tahunnya belum mengalami perubahan
sehingga Kabupaten Nias Selatan sebagai salah satu daerah yang masuk dalam
kategori daerah tertinggal, pendapatan masyarakat masih belum membaik sehingga
peningkatan pendapatan masyarakat belum dirasakan masyarakat desa secara merata.
Pekerjaan utama penduduk Desa Hiliaurifa adalah sebagai petani, sebagian besar
berpenghasilan di Desa Hiliaurifa dari sektor pertanian. Adapun jenis tanaman yang
ditanam lainnya berupa ubi atau singkong dan kelapa. Desa Hiliaurifa juga
mempunyai pantai yang memiliki nilai sejarah yaitu Pantai Sobagi Mboho. Pantai
Sobagi Mboho merupakan pantai yang memiliki potensi yang istimewa, yang banyak

1
mengundang para wisatawan untuk berkunjung. Oleh karena itu, kelompok kami
memilih Desa Hiliaurifa sebagai tugas di mata kuliah Studio Proses Perencanaan
karena desa ini memiliki daya tarik yang dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat jika diperhatikan oleh pemerintah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah meliputi :
1) Bagaimana potensi Desa Hiliaurifa dilihat dari 5 (lima) aspek perencana?
2) Bagaimana permasalahan yang ada di Desa Hiliaurifa tersebut dilihat dari 5 (lima)
aspek perencana?

C. Tujuan dan Sasaran


1) Tujuannya yaitu untuk mengidentifikasi Desa Hiliaurifa, Kecamatan Maniamolo
Kabupaten Nias Selatan.
2) Sasaran dari kegiatan Studio Proses Perencanaan ini yaitu 5 (lima) aspek
perencana, antara lain: aspek fisik dasar, aspek sarana dan prasarana, aspek
ekonomi, aspek kependudukan, serta aspek kelembagaan dan sosial.

D. Ruang Lingkup Materi dan Wilayah


1. Ruang Lingkup Materi
Adapun keadaan kondisi Desa Hiliaurifa sesuai dengan 5 (lima) aspek
perencanaan, sebagai berikut:
a. Aspek Fisik Dasar
1) Topografi
Ketinggian dan kemiringan lereng merupakan bagian dari kondisi
topografi suatu wilayah yang sangat berpengaruh dalam kesesuaian lahan
dan banyak mempengaruhi penataan lingkungan alami. Kondisi topografi
identik terhadap ketinggian dan kemiringan lereng yang akan berpengaruh
terhadap kondisi alam yang akan dapat menyebabkan terjadinya longsor
apa bila konstruksi tanah sudah tidak mampu tahan oleh pepohonan maka
akan dapat menimbulkan bencana tanah longsor dan lain sebagainya.
Keadaan topografi Desa Hiliaurifa berada diwilayah perbukitan dengan
memiliki ketinggian wilayah antara 0%-21%.

2
2) Geologi
Kondisi geologi Desa Hiliaurifa didominasi oleh tanah persawahan
berwarna kecokelatan dan hitam yang bertekstur agak lempung dan
berpasir yang termasuk dalam jenis tanah aluvial yang dicirikan oleh
warna tanah yang berwarna coklat dan sedikit berlumpur. Tanah ini sangat
cocok untuk pertanian baik pertanian padi.

3) Klimatologi
Kondisi klimatologi di Desa Hiliaurifa, Kecamatan Maniamolo,
Kabupaten Nias Selatan yaitu beriklim tropis dengan curah hujan sedang,
serta intensitas hujan 20,7 sampai 27,7.

4) Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan adalah setiap bentuk campur tangan manusia terhadap
sumber daya lahan baik yang sifatnya tetap atau permanen ataupun
merupakan daur yang bertujuan memenuhi kebutuhan masayarakat Desa
Hiliaurifa. Penggunaan lahan di Desa Hiliaurifa didominasi oleh lahan
pertanian, permukiman, perkebunan, dll.

b. Aspek Sarana dan Prasarana


1) Sarana
Untuk fasilitas yang tersedia di Desa Hiliaurifa antara lain sarana
pendidikan, sarana pemerintahan dan pelayanan umum, sarana kesehatan,
sarana peribadatan, sarana perdagangan dan perniagaan.
a) Sarana Pendidikan
Adapun sarana pendidikan yang terdapat di Desa Hiliaurifa antara lain
jenjang pendidikan non-formal (3-5 tahun) yaitu PAUD dan juga
Sekolah Dasar (SD).

3
Tabel 1.
Data Jarak Tempuh, Waktu Tempuh dan Jumlah Guru
Pada Sarana Pendidikan, di Desa Hiliaurifa Tahun 2020

Sumber: Desa Hiliaurifa, 2020

b) Pemerintahan dan Pelayanan Umum

Sarana Pemerintahan dan pelayanan umum yang tersedia di Desa


Hiliaurifa adalah Kantor Desa Hiliaurifa yang berfungsi sebagai
sarana pelayanan umum masyarakat desa setempat. Selain itu, Kantor
Desa juga digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan
musyawarah masyarakat desa setempat.

c) Pemukiman
Pemukiman di Desa Hiliaurifa terdiri atas permukiman permanen,
semi permanen dan non permanen. Jumlah rumah yang ada di Desa
Hiliaurifa tidak sebanding dengan jumlah penduduk sehingga
permasalahan tempat tinggal merupakan salah satu kendala di Desa
Hiliaurifa.

4
Tabel 2.
Jenis dan Jumlah Perumahan di Desa Hiliaurifa
Tahun 2020

Sumber : Desa Hiliaurifa, 2020

d) Sarana Peribadatan
Agama yang dianut oleh penduduk Desa Hiliaurifa adalah Kristen dan
Katolik. Sehingga sarana peribadatan yang tersedia di Desa Hiliaurifa
adalah gereja. Sedangkan fasilitas peribadatan lainnya selain gereja
tidak tersedia.

Tabel 3.
Sarana Jumlah Peribadatan Desa Hiliaurifa Tahun 2020

Sumber : Desa Hiliaurifa, 2020

5
e) Sarana Ruang Terbuka dan Lapangan Olahraga
Sarana ruang terbuka dan olahraga di Desa Hiliaurifa berupa lapangan
sepak bola yang dikelola oleh Pemerintah Desa Hiliaurifa.

Tabel 4.
Jumlah Sarana Olahraga dan Ruang Terbuka Tahun 2020

Sumber : Desa Hiliaurifa, 2020

2) Prasarana
Adapun prasarana yang tersedia di Desa Hiliaurifa antara lain prasarana
jalan, sumber air bersih, jaringan listrik, jaringan drainase, prasarana
persampahan, jaringan internet dan telekomunikasi, sanitasi.
a) Prasarana Jalan
Kondisi jalan di Desa Hiliaurifa diklasifikasikan sebagai jalan
lingkungan, untuk pergerakan dalam lingkungan Desa Hiliaurifa.
Kondisi jalan lingkungan di Desa Hiliaurifa konstruksinya merupakan
rabat beton dan belum terbangunnya jalan aspal. Hal ini disebabkan
akses jalan menuju desa Hiliaurifa tidak memadai harus dan harus
menyeberangi sungai. Sehingga pembangunan sarana dan prasarana di
Desa Hiliaurifa sedikit terkendala.

b) Sumber Air Bersih


Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Desa Hiliaurifa Kecamatan
Maniamolo, penduduk setempat mengandalkan sumur gali. Sumur
gali tersebut dijadikan sumber air bersih untuk kehidupan sehari-hari

6
penduduk. Selain sumur gali, sebagian penduduk juga menggunakan
air hujan dan air sungai untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk
keperluan MCK.

c) Jaringan Listrik
Desa Hiliaurifa merupakan salah satu dari beberapa Desa di
Kepulauan Nias yang masih belum dialiri jaringan listrik PLN.
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan listrik, masyarakat
mengandalkan Generator Set (Genset) pribadi. Dan beberapa rumah
masih ada yang tidak memiliki genset karena terkendala masalah
ekonomi.

d) Drainase
Jaringan Drainase di Desa Hiliaurifa tidak cukup memadai sebab
pembangunannya masih merupakan parit-parit tanah dan belum
dibangun dari konstruksi pasangan batu. Sehingga kondisi drainase di
desa Hiliaurifa masih belum tertata dengan baik dan terkadang
mengakibatkan tergenangnya air pada jalan-jalan desa dan juga rumah
penduduk pada saat musim hujan yang disebabkan jaringan drainase
yang masih belum tertata dengan baik.

e) Persampahan
Pengelolaan persampahan di Desa Hiliaurifa dilakukan oleh oleh
penduduk sendiri-sendiri dengan melakukan pembakaran sampah di
sekitar rumah penduduk dan membuangnya pada tempat yang tidak
selayaknya. Hal ini disebabkan mobil angkutan sampah dari Ibukota
Teluk Dalam yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Nias Selatan tidak mampu menjangkau wilayah pengutipan sampah di
Desa Hiliaurifa karena terlalu jauh dari Ibukota dan terkendala pada
jaringan jalan.

f) Telekomunikasi
Untuk prasarana telepon umum dan telepon rumah di Desa Hiliaurifa
masih belum dialiri jaringan Telkom. Akan tetapi untuk prasarana
telekomunikasi dan jaringan internet wilayah Desa Hiliaurifa telah
7
dijangkau oleh jaringan operator Telkomsel, dimana jarak tower
provider kurang lebih 7 km dari Desa Hiliaurifa. Sehingga masyarakat
mengandalkan telepon seluler untuk komunikasi jarak jauh dan juga
untuk dimanfaatkan untuk akses internet.

g) Sanitasi
Kondisi sanitasi di Desa Hiliaurifa sudah masih belum tercukupi
dengan baik, dimana masih ada keluarga yang belum memiliki jamban
pribadi. Akan tetapi masih mengandalkan jamban umum, bahkan ada
yang membuang kotorannya di sungai. Jumlah keluarga yang
memiliki jamban sendiri sebanyak 110 KK, sedangkan jumlah
keluarga yang menggunakan jamban bersama sebanyak 8 KK. Dan
jumlah keluarga yang tidak memiliki jamban sebanyak 199 KK.

c. Aspek Ekonomi
Jumlah pendapatan merupakan suatu kegiatan produksi, distribusi, dan
konsumsi guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Perekonomian di Desa Hiliaurifa masih tergolong rendah, ini berdasarkan
pendapatan masyarakat Desa Hiliaurifa yang masih rendah. Desa Hiliaurifa
merupakan daerah pertanian yang memanfaatkan lahannya sebagai suatu
pendapatan yang sangat menguntungkan.
1) Pertanian dan Perkebunan
Pertanian adalah beberapa jenis organisme yang dibudidayakan pada suatu
ruang atau media untuk dipanen pada masa ketika sudah mencapai tahap
pertumbuhan tertentu. Jenis pertanian dan perkebunan yang paling
mendominasi di Desa Hiliaurifa ialah padi dan singkong atau ubi, pisang,
kelapan dan karet.

2) Peternakan
Peternakan adalah segala aktivitas manusia yang berhubungan dengan
memelihara hewan ternak yang dapat diambil manfaatnya dari hewan
tersebut guna memenuhi kebutuhan hidup. Jenis peternakan di Desa
Hiliaurifa adalah ayam, babi, bebek, anjing.
8
d. Aspek Kependudukan
Desa Hiliaurifa adalah salah satu desa yang ada di Pulau Nias, yaitu
Kabupaten Nias Selatan, tepatnya di Kecamatan Maniamolo. Luas wilayah
Desa Hiliaurifa 13.000 Km2 dengan luas lahan hutan 3.000 km2, Desa
Hiliaurifa terletak sebelah utara berbatasan dengan desa Hilimaera, sebelah
selatan berbatas dengan desa Faomasi Hilisimaetano, sebelah timur berbataan
dengan desa Soto'o Hilisimaetano, dengan jumlah penduduk laki-laki 836
orang dan perempuan 767 orang dengan jumlah 317 KK. Bahasa yang
digunakan di desa ini sama dengan pada umumnya bahasa yang ada di Pulau
Nias, yaitu bahasa Nias dan bahasa Indonesia. Sementara berdasarkan
keagamaan penduduk desa ini 100% menganut agama kristen. Pekerjaan
utama penduduk Desa Hiliaurifa adalah sebagai petani, sebagian besar
berpenghasilan di Desa Hiliaurifa dari sektor pertanian. Penduduk desa
memiliki mata pencaharian sebagai Petani sebanyak 392 orang dengan luas
lahan pertanian padi sebanyak 313 Ha, Karet 795 Ha, Kopi 6 Ha dan lainnya 
484 Ha, Adapun jenis tanaman yang ditanam lainnya berupa ubi atau singkong
dan kelapa. Kelapa didominasi karena Desa Hiliaurifa dikelilingin pantai.
Salah satu pantai yang memiliki nilai sejarah yaitu Pantai Sobagi Mboho.
Pantai Sobagi Mboho merupakan pantai yang memiliki potensi yang istimewa,
yang banyak mengundang para wisatawan untuk berkunjung. dan pekerjaan
lainnya yang ada pada Desa Hiliaurifa adalah Pegawai Negeri Sipil, Nelayan,
Pedagang, Wiraswasta, dan pekerjaan lainnya.
Berdasarkan data Kementerian Desa, Desa Hiliaurifa merupakan salah
satu dari 5.000 Desa yang sangat tertinggal, Pemerintah kurang menggalakkan
program penurunan tingkat kemiskinan yang dimana sebagai salah satu sasaran
pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa. Permasalahan
ini setiap tahunnya belum mengalami perubahan sehingga Kabupaten Nias
Selatan sebagai salah satu daerah yang masuk dalam kategori daerah tertinggal.
Pendapatan Dalam hasil penelitian, ketimpangan pendapatan masyarakat masih
belum membaik sehingga peningkatan pendapatan masyarakat belum dirasakan
masyarakat desa secara merata. Masih ada masyarakat desa yang belum
merasakan adanya Dana Desa. Masyarakat yang pendapatannya meningkat di
tahun 2018 bukan dari Dana Desa tersebut melainkan karna faktor usaha

9
masyarakat desa itu sendiri. BUMDes yang dimana sebagai salah satu program
pemerintah dalam meningkatkan penghasilan memang betul ada namun tidak
berjalan. Belum ada kejelasan mengenai permasalahan ini sehingga hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat belum secara
keseluruhan membaik atau meningkat sejak adanya dana desa.

e. Aspek Kelembagaan dan Sosial


Kelembagaan yang ada di Desa Hiliaurifa yaitu
- Rukun Tetangga (RT). Lembaga kemasyarakatan yang dibentuk
Pemerintah Kalurahan sebagai bagian wilayah administrasi kalurahan
untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan yang berdasarkan
kegotongroyongan kekeluargaan, membantu meningkatkan kelancaran
tugas pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan di desa/Kalurahan
serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan.
- Rukun Warga (RW). Lembaga Masyarakat yang diakui dan dibina oleh
pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan
masyarakat Indonesia yang berdasarkan kegotongroyongan dan
kekeluargaan serta untuk membantu meningkatkan kelancaran tugas
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di Kelurahan. Setiap RT
sebanyak-banyaknya terdiri dari minimal 10 KK dan maksimal 50 KK di
setiap RT. Setiap RW sebanyak-banyaknya terdiri dari minimal 3 RT dan
maksimal 10 RT.
- Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), adalah organisasi
kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi
dalam pembangunan Indonesia.
- Lembaga adat yaitu si’ulu dan si’ila sebagai kepala adat di suatu Desa yang
ada di kabupaten Nias Selatan.
- BUMDes adalah sebuah lembaga usaha desa yang dikelola oleh pemerintah
desa juga masyarakat desa tersebut dengan tujuan untuk memperkuat
perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi yang
ada di desa tersebut.

10
2. Ruang Lingkup Wilayah
Daerah tujuan dari penelitian ini adalah Desa Hiliaurifa Kecamatan
Maniamolo Kabupaten Nias Selatan. Desa Hiliaurifa adalah salah satu desa yang
ada di Pulau Nias, yaitu Kabupaten Nias Selatan, tepatnya di Kecamatan
Maniamolo. Luas wilayah Desa Hiliaurifa 13.000 km2 dengan luas lahan hutan
3.000 km2. Desa Hiliaurifa terletak sebelah utara berbatasan dengan desa
Hilimaera, sebelah selatan berbatasan dengan desa Faomasi Hilisimaetano, sebelah
timur berbatasan dengan desa Soto'o Hilisimaetano. Bahasa yang digunakan di
desa ini sama dengan pada umumnya bahasa yang ada di Pulau Nias, yaitu bahasa
Nias dan bahasa Indonesia. Perekonomian Desa Hiliaurifa ditopang oleh sektor
pertanian dan perkebunan. Penduduk desa memiliki mata pencaharian sebagai
petani sebanyak 392 orang dengan luas lahan pertanian padi sebanyak 313 Ha,
Karet 795 Ha, Kopi 6 Ha dan lainnya  484 Ha. Adapun jenis tanaman yang
ditanam lainnya berupa ubi atau singkong dan kelapa. Desa ini juga mempunyai
pantai yang banyak mengundang para wisatawan untuk berkunjung yaitu pantai
sobagi mboho. Sarana dan prasarana di Desa ini juga sangat belum memadai,
mulai dari fasilitas sosial, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan transportasi.

11
Sumber : Google Maps 2021

Gambar 1. Peta Desa Hiliaurifa

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KEBIJAKAN

A. Kajian Pustaka

Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa pasal 78 ayat (1)
Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan
kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi
ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan.
Desa menyusun perencanaan pembangunan mengacu pada perencanaan
pembangunan Kabupaten/kota. Dokumen rencana Pembangunan Desa merupakan satu-
satunya dokumen perencanaan di Desa dan sebagai dasar penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa. Perencanaan Pembangunan Desa diselenggarakan
dengan mengikutsertakan masyarakat Desa melalui Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Desa. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa menetapkan
prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan swadaya masyarakat Desa, dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/kota berdasarkan penilaian
terhadap kebutuhan masyarakat Desa. Pembangunan Desa dilaksanakan oleh
Pemerintah Desa dan masyarakat desa dengan semangat Gotong royong serta
memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam Desa. Pelaksanaan program sektor
yang masuk ke Desa diinformasikan kepada Pemerintah Desa dan diitegrasikan dengan
rencana Pembangunan Desa. Masyarakat Desa berhak mendapatkan informasi dan
melakukan pemantauan mengenai rencana dan pelaksanaan Pembangunan Desa.
Pembangunan pedesaan sering dalam bahasa inggris disebut dengan Community
Development, pembangunan masyarakat desa merupakan proses perubahan sosial yang
direncanakan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehendaki kearah yang
dikehendaki dan lebih baik. Menurut Rahardjo pembangunan masyarakat desa adalah
merupakan bagian dari pembangunan nasional, secara khusus pembangunan
masyarakat desa memiliki pengertian sebagai berikut:

13
a. Pembangunan masyarakat desa berarti pembangunan masyarakat tradisional
menjadi masyarakat modern.
b. Pembangunan masyarakat desa berarti membangun swadaya masyarakat dan rasa
percaya diri sendiri.
c. Pembangunan pedesaan tidak lain dari pembangunan usaha tani atau membangun
pertanian.

Konsep pembangunan masyarakat desa mengacu pada teori dasar bahwa sasaran
pembangunan yang utama adalah manusia. Dalam membangun manusia maka harus
bisa mendorong agar masyarakat berkemauan dan berkemampuan untuk menolong
dirinya. Salah satu dimensi yang penting dalam pembangunan masyarakat desa adalah
desentralisasi dalam artian bahwa pembangunan masyarakat desa juga merupakan
bagian dari upaya melakukan desentralisasi dalam pembangunan nasional. Sedangkan
dalam pembangunan desa yang bersifat sentralistis mengakibatkan ketidakmampuan
dalam kegiatan-kegiatan yang ada di desa, serta adanya ketergantungan masyarakat
terhadap pemerintah pusat. Dengan melihat proses pembangunan desa selama ini ada
beberapa pokok masalah antara lain:
a. Ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah.
b. Ketergantungan antara masyarakat desa dengan kota
c. Belum berkembangnya kesadaran aparatur pemerintah terhadap pembangunan
masyarakat desa.
d. Masih lemahnya koordinasi antara instansi sehingga menyebabkan masyarakat desa
lebih sering menjadi obyek dari pada subyek pembangunan.

B. Kebijakan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nias Selatan Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nias Selatan Tahun 2014 – 2034, Kecamatan
Maniamolo sebagai :
- daerah pariwisata yaitu pantai Sobagi Mboho dan rumah adat
- melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa yaitu adanya pusat pasar
tradisonal yang melayani desa sekitar dan beberapa kecamatan.
- kawasan pertanian yang merupakan perekonomian utama desa atau kecamatan
Maniamolo.

14
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN SURVEI

Metologi pelaksanaan survei terdiri dari:


1. Tahapan Persiapan
Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan
pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera
dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan pekerjaan. Tahap persiapan
ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Penentuan lokasi studi
- Penyusunan jadwal dan target kegiatan
- Pembagian tugas
- Penyusunan kebutuhan data

2. Tahapan Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan sarana pokok untuk menemukan penyelesaian suatu
masalah secara ilmiah. Dalam pengumpulan data, peranan instansi yang terkait sangat
diperlukan sebagai pendukung dalam memperoleh data-data yang diperlukan. Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data adalah:
- Jenis - jenis data.
- Tempat diperolehnya data
- Jumlah data yang harus dikumpulkan agar diperoleh data yang memadai
(cukup, seimbang, dan tepat atau akurat).
Untuk mengidentifikasi masalah dan potensi Desa Hiliaurifa, diperlukan sejumlah data
yang didapat secara langsung yaitu dengan melakukan peninjauan langsung ke
lapangan ataupun data yang didapatkan dari instansi terkait, serta data penunjang
lainnya, dengan tujuan agar dapat menarik kesimpulan dalam menentukan standar
perencanaan struktur jembatan tersebut.

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:


a. Pengumpulan Data Primer
1) Metode Observasi yaitu dengan survei langsung ke lapangan, agar dapat
diketahui kondisi riil di lapangan secara garis besar, untuk data detailnya bisa
diperoleh dari instansi yang terkait.

15
2) Metode Wawancara yaitu dengan mewawancarai narasumber (Kepala Desa
Hiliaurifa) yang dapat dipercaya untuk memperoleh data yang diperlukan.

b. Pengumpulan Data Sekunder


Dalam proses pengumpulan data sekunder,tahap awal yang dilakukan adalah
mempersiapkan checklist data (terlampir), kemudian mencari data dan
mengumpulkan informasi yang diperoleh dari kantor kelurahan, kantor kecamatan,
Badan Pusat Statistik, Bappeda Kabupaten Nias Selatan, Ketua RW, dan
Ketua RT. Jadi, data-data tersebut diperoleh dengan metode tidak langsung.

3. Kerangka Berpikir

Desa Hilaurifa Kecamatan Maniamolo

INPUT OUTPUT

- Topografi
Aspek Fisik - Geologi
Dasar - Klimatologi
- Penggunaan lahan

1. Sarana pendidikan, pemukiman, sarana


peribadatan, sarana ruang terbuka dan
Aspek Sarana lapangan olahraga, pemerintahan dan
dan Prasarana pelayanan umum.
2. Prasarana : jalan, sumber air bersih,
jaringan listrik, drainase, persampahan,
telekomunikasi, dan sanitasi.

Aspek Ekonomi Pertanian, perkebunan, peternakan

Aspek
Jumlah penduduk, proyeksi penduduk
Kependudukan

Aspek
Kelembagaan RT, RW, PKK, Lembaga Adat, BUMDes
dan Sosial

16
BAB IV
ORGANISASI TIM SURVEYOR, RENCANA ANGGARAN BIAYA
DAN STRUKTUR ORGANISASI STUDIO

A. Organisasi Tim Surveyor

Tabel 5. Organisasi dan Pembagian Tugas Tim Surveyor :

No. Hari Lokasi Obyek yang diamati Keterangan PJ


1 Hari I Desa - Kondisi sarana infrastruktur Pengamatan ini dilakukan untuk Tanaria Wau
Hiliaurifa dan - Kondisi transportasi memberikan gambaran akses jalan
sekitarnya menuju Desa Hiliaurifa
2 Hari II Desa - Area terbangun Pengamatan ini dilakukan untuk Finsensius
Hiliaurifa - Area yang belum terbangun memberikan gambaran umum Waruwu, Eben
- Cek kondisi silang hasil observasi Desa Hiliaurifa Hutabarat
literatur maupun kebijakan yang sudah
disiapkan pada tahap persiapan survei
3 Hari III- Desa Pengamatan mendalam mengenai : Survei lapangan ini dilengkapi Risky Indra
VI Hiliaurifa - Guna lahan dan perkembangannya dengan gambar dan wawancara Setiawan
- Jenis kegiatan dan orientasinya kepada masyarakat setempat Waruwu, Elius
- Kondisi prasarana dan sarana serta Zendrato

17
utilitas
- Kondisi sistem jaringan transportasi
- Persoalan-persoalan berkaitan dengan
tata ruang
- Preferensi dan persepsi masyarakat
4 Hari VII- Desa Lokasi-lokasi tertentu yang dianggap penting Obyek yang diamati tergantung Anugrah K.J.
X Hiliaurifa untuk ditinjau/diamati kembali berdasarkan dari hasil temuan dari pengamatan Zebua, Kautsar
temuan hasil pengamatan-pengamatan yang sudah dilaksanakan pada
sebelumnya. hari-hari sebelumnya
5 Hari XI- Bapeda dan Dokumen Pembangunan : Meiman
XIV Dinas terkait - Pola Dasar Pembangunan atau Rencana Harefa, Intan
dengan Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Khairani
Penataan - Rencana Strategis atau RPJM (Rencana
Ruang Pembangunan Jangka Menengah)
- Program Pembangunan Daerah
Dokumen Tata Ruang :
- RTRW Kabupaten Nias Selatan
- RDTR Kecamatan Maniamolo
- Data lainnya yang terkait

B. Rencana Anggaran Biaya

18
Tabel 6. Rencana Anggaran Biaya

No. Uraian Harga (Rp) Jumlah (Rp)


1 Pembelian peta dasar 50.000 50.000
2 Pembelian ATK 50.000 50.000
3 Percetakan/Printing Dokumen 50.000 50.000
4 Penggandaan 25.000 25.000
5 Pembelian atribut survei 30.000 30.000
6 Transportasi Survei 400.000 500.000
7 Transportasi Humas 150.000 150.000
8 Konsumsi 200.000 200.000
Total 1.055.000
Sumber: Kelompok 1 UPBJJ Medan, 2021

19
C. Struktur Organisasi Studio Proses Perencanaan

Tabel 7. Struktur Organisasi Studio Proses Perencanaan


Jabatan Nama
Pelindung Dekan FMIPA Universitas Terbuka
Dr. Agus Santoso, M.Si
Penanggung jawab Ketua Program Studi PWK Universitas Terbuka

Pembimbing Kariaman Sinaga, Dr., M.Ap.


Ketua Tanaria Wau 040989833
Wakil Finsensius Waruwu 031115706
Sekretaris Risky Indra Setiawan Waruwu 030076966
Bendahara Intan Khairani 042780168
Sie Perizinan Kautsar Pandapotan Harahap 040986551
Sie Survei Anugrah Krisman Jaya Zebua 041527914
Sie Data Primer Eben Hutabarat 030988099
Sie Data Sekunder Elius Zendrato 041531122
Sie Pengolahan Data Meiman Harefa 041530826
Aspek Ekonomi Kautsar Pandapotan Harahap 040986551
Aspek Kependudukan Intan Khairani 042780168
Aspek Aktivitas dan Kualitas Ruang Finsensius Waruwu 031115706
Aspek Penggunaan Lahan Risky Indra Setiawan Waruwu 030076966
Aspek Lingkungan Anugrah Krisman Jaya Zebua 041527914
Sumber: Analisis Kelompok 1 UPBJJ Medan, 2021

20
DAFTAR PUSTAKA

Nia Kurniasih Pontoh, Delik Hudalah. 2014. Studio Proses Perencanaan. Tangerang
Selatan. Universitas Terbuka

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Peraturan Daerah Kabupaten Nias Selatan Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Nias Selatan Tahun 2014 – 2034

Adisasmita, Rahardjo. 2018. Pembangunan Perdesaan Pendekatan Partisifatif, Tipologi,


Strategi, Konsep Desa Pusat Pertumbuhan. Yogyakarta: Expert.

21

Anda mungkin juga menyukai