Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KELOMPOK 6

MK : PEMODELAN MATEMATIKA

“SISTEM DINAMIK”

DISUSUN OLEH :

1. HARIYATI PANTOW / 22504067

2. DESY K. MOONIK / 22504065

3. NURLAILA MIDU / 20504039

4. ANASTASYA LIMBONG / 20504054

5. RUKIA MOKOGINTA / 20504061

6. EUNIKE J. R. MONONIMBAR / 20504082

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM-KEBUMIAN
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
TAHUN 2023

1
PEMBAHASAN

A. SEJARAH SISTEM DINAMIK

Banyak orang menganggap ahli matematika Prancis Henri Poincaré sebagai


pendiri sistem dinamis. Poincaré menerbitkan dua monograf klasik sekarang, "Metode
Baru Mekanika Langit" (1892–1899) dan "Ceramah tentang Mekanika Langit" (1905–
1910). Di dalamnya, ia berhasil menerapkan hasil penelitiannya pada masalah gerak tiga
benda dan mempelajari secara detail perilaku larutan (frekuensi, stabilitas, asimtotik, dan
sebagainya). Makalah ini termasuk Teorema pengulangan Poincaré, yang menyatakan
bahwa sistem tertentu akan, setelah waktu yang cukup lama tetapi terbatas, kembali ke
keadaan yang sangat dekat dengan keadaan awal.
Aleksandr Lyapunov mengembangkan banyak metode pendekatan penting.
Metodenya, yang ia kembangkan pada tahun 1899, memungkinkan untuk mendefinisikan
kestabilan himpunan persamaan diferensial biasa. Dia menciptakan teori modern tentang
stabilitas sistem dinamik. Pada tahun 1913, George David Birkhoff membuktikan
"Teorema Geometris Terakhir" Poincaré, kasus khusus dari masalah tiga benda, hasil
yang membuatnya terkenal di dunia. Pada tahun 1913, George David
Birkhoff membuktikan "Teorema Geometris Terakhir" Poincaré, kasus khusus
dari masalah tiga benda, hasil yang membuatnya terkenal di dunia. Pada tahun 1927, dia
menerbitkannya Dynamical Systems Hasil Birkhoff yang paling tahan lama adalah
penemuannya pada tahun 1931 tentang apa yang sekarang disebut teorema ergodik.
Menggabungkan wawasan dari fisika pada hipotesis ergodik dengan teori pengukuran,
teorema ini memecahkan, setidaknya secara prinsip, masalah fundamental mekanika
statistik. Teorema ergodik juga berdampak pada dinamika.
Stephen Smale juga membuat kemajuan yang signifikan. Kontribusi pertamanya
adalah Tapal kuda yang memulai penelitian signifikan dalam sistem dinamis. He also
outlined a research program carried out by many others.
Oleksandr Mykolaiovych Sharkovsky mengembangkan Teorema
Sharkovsky pada periode sistem dinamika diskrit pada tahun 1964. Salah satu implikasi
dari teorema tersebut adalah bahwa jika sistem dinamik diskrit pada garis
nyata memiliki titik periodik periode 3, maka sistem tersebut harus memiliki titik
periodik dari setiap periode lainnya.
Pada akhir abad ke-20, insinyur mesin Palestina Ali H.
Nayfeh menerapkan dinamika nonlinier dalam sistem mekanika dan teknik. Karya
perintisnya dalam dinamika nonlinier terapan telah berpengaruh dalam konstruksi dan
pemeliharaan mesin dan struktur yang umum dalam kehidupan sehari-hari,
seperti kapal, crane, jembatan, bangunan, gedung pencakar langit, mesin jet, mesin
roket, pesawat dan pesawat ruang angkasa.

2
B. DEFINISI SISTEM DINAMIK
Dinamika Sistem (Bahasa Inggris: System dynamics) adalah suatu metode
pemodelan yang diperkenalkan oleh Jay Forrester pada tahun 1950-an dan
dikembangkan di Massachusetts Institute of Technology Amerika. Sesuai dengan
namanya, penggunaan metode ini erat berhubungan dengan pertanyaan-
pertanyaan tentang tendensi-tendensi dinamik sistem-sistem yang kompleks, yaitu
pola-pola tingkah laku yang dibangkitkan oleh sistem itu dengan bertambahnya
waktu. Asumsi utama dalam paradigma dinamika sistem adalah bahwa tendensi-
tendensi dinamik yang persistent (terjadi terus menerus) pada setiap sistem yang
kompleks bersumber dari struktur kausal yang membentuk sistem itu. Oleh karena
itulah model-model dinamika sistem diklasifikasikan ke dalam model matematik
kausal (theory-like).

Studi untuk pengembangan sistem dinamis bertujuan untuk menciptakan


model yang memiliki keterkaitan secara dinamis antar variabelnya yang
berpengaruh. Djojomartono dalam Thamrin (2009) menjelaskan bahwa sistem
terbagi menjadi dua jenis, yaitu sistem statis dan sistem dinamis. Sistem yang
nilai hasil akhirnya tidak tergantung pada masukan (input) dalam sistem adalah
sistem statis. Sedangkan sistem dinamis adalah sistem yang variabelnya dapat
terus berubah dikarenakan perubahan input dan interaksi antar elemen pada
sistem. Dengan kata lain, nilai output sangat bergantung pada niai variabel-
variabel input sebelumnya. Sistem dinamis dicirikan dengan adanya delay
time yang menggambarkan ketergantungan hasil akhir terhadap
variabel input pada periode waktu tertentu.

Menurut Hardjomidjojo dalam Thamrin (2009), menyelesaikan persoalan


dengan pendekatan sistem dapat ditekankan pada tiga filosofi sistem yang dikenal
dengan “SHE” (Sibernetik, Holistik dan Efektifitas). Sibernetik berarti dalam
penyelesaian masalah tidak berorientasi pada tujuan atau goal oriented. Holistik
lebih menekankan pada penyelesaian masalah secara utuh dan menyeluruh.
Sedangkan efektifitas adalah tingkat keefektifan sistem yang telah dikembangkan
dapat dioperasikan.

Sistem dinamis juga dikatakan sebagai sebuah pendekatan untuk


menentukan desain dan analisa kebijakan menggunakan bantuan komputer. Hal
ini dapat di terapkan pada permasalahan dinamis yang muncul dalam komplek
sosial, manajerial, ekonomi, atau sistem lingkungan. Pada dasarnya semua sistem
dinamik dikarakteristikkan sebagai saling ketergantungan, saling berinteraksi,
informasi timbal balik, dan hubungan kausalitas yang terikat.

Dalam pengembangannya sistem dinamis dari permasalahan korporasi dan


industri menjadi cakupan pada riset manajemen dan pengembangannya,
kemacetan dalam perkotaan dan pembusukan, sirkulasi komoditas, dan
pertumbuhan dinamik pada dunia yang terbatas. Manajemen traditional, teori
organisasi, dan segala jenis sistem agar dapat menetapkan teori dasar dari model

3
yang bersangkutan untuk memberikan informasi, pengalaman, dan penentuan,
ketika melakukan penyatuan dari timbal-balik yang ditimbulkan melalui metode
sistem dinamis pada suatu sistem. Dengan menerapkan model simulasi pada
komputer modern dapat memberikan kelebihan dalam biaya yang murah,
perhitungan pada simulasi yang kuat, mengenali perilaku sistem, mengevaluasi
kebijakan, dan mengetahui apa yang dicapai melalui analisa kebijakan.

C. PEMODELAN SISTEM DINAMIK


Pemodelan (modelling) dapat diartikan sebagai suatu perwakilan atau
abstraksi dari sebuah obyek atau situasi aktual (Eriyatno 1998). Istilah lainnya
disebut tiruan model dunia nyata yang dibuat virtual (Sterman 2000). Bentuk
yang berupa tiruan ini maka model tidak mesti harus sama persis dengan aslinya,
minimal memiliki keserupaan. Model yang dibuat harus dilakukan analisis lebih
lanjut. Pemodelan merupakan kumpulan aktivitas pembuatan model. Sebagai
landasan pengertian pemodelan diperlukan suatu penelaahan tentang model itu
sendiri secara spesifik ditinjau dari pendekatan sistem. Sebelum sampai pada
tahap pemodelan, perlu diketahui lebih dahulu jenis dan klasifikasi model-model
secara terperinci. Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah
guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat. Penemuan peubah-
peubah tersebut sangat erat hubungannya dengan pengkajian hubungan-hubungan
yang terdapat di antara peubah-peubah. Teknik kuantitatif seperti persamaan
regresi dan simulasi digunakan untuk mempelajari keterkaitan antar peubah dalam
sebuah model (Dimyati 1987).

Model juga dikategorikan dalam tiga macam model yaitu model statis,
model statis komparatif dan model dinamis. Model statis menggambarkan
fenomena kejadian pada saat ini. Model statis komparatif merupakan model yang
membandingkan beberapa fenomena dengan kejadian yang berbeda dalam suatu
waktu. Model dinamis merupakan model yang dapat dikembangkan untuk
menunjukkan perubahan over time permintaan dan pasokan. Model ini juga
merefleksikan perubahan melalui simulasi ataupun berdasarkan waktu real dan
menghitung komponen secara konstan dengan memasukkan beberapa alternatif
tindakan yang akan datang (McGarney dan Hannon 2004).

4
Proses pemodelan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut (Sterman
2000) :

1. Perumusan masalah dan pemilihan batasan dunia nyata. Tahap ini meliputi
kegiatan pemilihan tema yang akan dikaji, penentuan variabel kunci, rencana
waktu untuk mempertimbangkan masa depan yang jadi pertimbangan serta
seberapa jauh kejadian masa lalu untuk mempertimbangkan masa depan yang jadi
pertimbangan serta seberapa jauh kejadian masa lalu dari akar masalah tersebut
dan selanjutnya mendefinisikan masalah dinamisnya
2. Formulasi hipotesis dinamis dengan menetapkan hipotesis berdasarkan pada teori
perilaku terhadap masalah dan membangun peta struktur kausal melalui gambaran
model mental pemodel dengan bantuan alat-alat seperti Causal Loop Diagram
(CLD) dan stock flow diagram.
Klasifikasi perbedaan model memberikan tambahan pendalaman sesuai
dengan tingkat kepentingannya, karena dapat dijelaskan dalam banyak cara. Model
dapat dikategorikan menurut fungsi, struktur, acuan waktu, dan kepastiannya.
Kategori umum adalah jenis model yang pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam yaitu : (1) ikonik, (2) analog dan (3) simbolik.

1. Model Ikonik

Model ikonik adalah perwakilan fisik dari beberapa hal baik dalam bentuk
ideal ataupun dalam skala yang berbeda. Model ikonik mempunyai karakteristik yang
sama dengan hal yang diwakili, dan terutama amat sesuai untuk menerangkan
kejadian pada waktu yang spesifik. Model ikonik dapat berdimensi dua (foto, peta,
cetak biru) atau tiga dimensi (prototip mesin, alat). Apabila model berdimensi lebih
dari tiga maka tidak mungkin lagi dikonstruksi secara fisik sehingga diperlukan
kategori model simbolik.

2. Model Analog (Model Diagramatik)

Model analog dapat mewakili situasi dinamik, yaitu keadaan berubah menurut waktu.
Model ini lebih sering dipakai daripada model ikonik karena kemampuannya untuk
mengetengahkan karakteristik dari kejadian yang dikaji. Model analog banyak berkesusaian

5
dengan penjabaran hubungan kuantitatif antara sifat dan klas-klas yang berbeda. Dengan
melalui transformasi sifat menjadi analognya, maka kemampuan membuat perubahan dapat
ditingkatkan. Contoh model analog ini adalah kurva permintaan, kurva distribusi frekuensi
pada statistik, dan diagram alir.

3. Model Simbolik (Model Matematik)

Pada hakekatnya, ilmu sistem memusatkan perhatian kepada model simbolik sebagai
perwakilan dari realitas yang sedang dikaji. Format model simbolik dapat berupa bentuk
angka, simbol, dan rumus. Jenis model simbolik yang umum dipakai adalah suatu persamaan.
Bentuk persamaan adalah tepat, singkat, dan mudah dimengerti. Simbol persamaan tidak saja
mudah dimanipulasi daripada kata-kata, namun juga lebih cepat ditangkap maksudnya.

Model yang dirancang dalam penelitian ini berupa model analog berdasarkan kategori
umum jenis model. Model ini dikategorikan analog karena rancangan model ini mewakili situasi
dinamik, yaitu keadaan yang berubah terhadap waktu yaitu di mana terdapat sistem boundary
yang membatasi pemasokan bahan baku dengan waktu panen.

Sistem yang telah diekspresikan pada notasi matematik dan format bersamaan, timbullah
keuntungan dari fasilitas manipulatif dari matematik. Seorang analis dapat memasukkan nilai-
nilai yang berbeda dalam model matematik dan kemudian mempelajari perilaku dari sistem
tersebut. Pada pengkajian tertentu, sensitivitas dari sistem dilakukan dengan perubahan dari input
sistem itu sendiri. Bahasa simbolik ini juga membantu dalam komunikasi karena pernyataan
yang singkat dan jelas daripada deskripsi lisan.

Pemodelan diawali dengan menguraikan seluruh komponen yang akan mempengaruhi


efektivitas dari operasi suatu sistem. Setelah daftar komponen tersebut lengkap, langkah
selanjutnya adalah penyaringan komponen mana yang akan dipakai dalam pengkajian tersebut.
Hal ini umumnya sulit karena adanya interaksi antar peubah yang seringkali mengaburkan proses
isolasi satu peubah. Peubah yang dipandang tidak penting ternyata mempengaruhi hasil studi
setelah proses pengkajian selesai. Hal ini dapat dihindari melalui percobaan pengujian data guna

6
memilih konponen kritis. Setelah itu, dibentuk gugus persamaan yang dapat dievaluasi dengan
mengubah-ubah komponen tertentu pada batas yang ada.

Tahap pemodelan pada pendekatan siatem lebih kompleks namun relatif tidak banyak
ragamnya ditinjau baik dari jenis sistem ataupun kecanggihan model. Permodelan abstrak
menerima input berupa alternatif sistem yang layak. Proses ini membentuk dan
mengimplementasikan model-model matematik yang dimanfaatkan guna merancang program
terpilih untuk dipraktekkan di dunia nyata pada tahap berikutnya. Output utama dari tahap ini
adalah deskripsi terperinci dari keputusan yang diambil berupa perencanaan, pengendalian, dan
kebijakan lainnya.

Penyelesaian pemodelan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu optimasi


standar, meta-heuristik dan simulasi. Philport dan Everett (2001) melakukan optimasi standar
untuk menyelesaikan permasalahan rantai pasokan dengan tujuan maksimisasi pendapatan
dengan kendala-kendala kapasitas produksi, bahan baku dan permintaan. Demikian halnya
dengan Wouda et al. (2002) menggunakan programa linier bulat campuran untuk masalah
alokasi lokasi. Model ini melibatkan banyak variabel, dan diselesaikan dengan program linier
umum dengan tujuan minimisasi biaya. Optimasi yang menggunakan meta-heuristik dilakukan
oleh Yandra et al. (2007) dengan mengembangkan model obyektif majemuk dengan total biaya
rantai pasok dan jumlah produk yang rusak. Model programa matematis ini diselesaikan dengan
menggunakan integrasi algoritma genetika dan logika fuzzy. Penyelesaian model dengan teknik
simulasi dilakukan oleh Djohar et al. (2003) dalam manajemen rantai pasok untuk agroindustri
kelapa sawit kasar. Teknik-teknik yang digunakan untuk membangun model yaitu regresi
tunggal untuk pola pasokan tandan buah segar, metode rerata bergerak untuk perkiraan
permintaan minyak sawit kasar, dan selanjutnya dirangkai dalam suatu model simulasi.

Model dinamis mampu menelusuri jalur waktu dari peubah-peubah model. Model
dinamik lebih sulit dan mahal pembuatannya, namun memberikan kekuatan yang lebih tinggi
pada analisis dunia nyata. Pemilihan model tergantung pada tujuan dari pengkajian sistem dan
terlihat jelas pada formulasi permasalahan pada tahap evaluasi kelayakan. Sifat model juga
tergantung pada teknik pemodelan yang dipakai. Model yang mendasarkan pada teknik peluang
dan memperhitungkan ketidakpastian disebut model probabilistik atau model stokastik. Dalam
mengkaji suatu sistem, model ini sering digunakan karena perihal yang dikaji umumnya

7
mengandung keputusan yang tidak tentu. Kebalikan dari model ini adalah model kuantitatif yang
tidak mempertimbangkan peluang kejadian atau dikenal dengan model deterministik. Contohnya
adalah model pada program linear. Model ini memusatkan penelaahannya pada faktor-faktor
kritis yang diasumsikan mempunyai nilai eksak dan tertentu pada waktu yang spesifik..

Metodologi dinamika sistem pada dasarnya menggunakan hubungan-hubungan sebab-


akibat (causal) dalam menyusun model suatu sistem yang kompleks, sebagai dasar dalam
mengenali dan memahami tingkah laku dinamis sistem tersebut. Penggunaan metodologi
dinamika sistem lebih ditekankan kepada tujuan-tujuan peningkatan pengertian tentang
bagaimana tingkah laku sistem muncul dari strukturnya. Persoalan yang dapat dengan tepat
dimodelkan menggunakan metodologi dinamika sistem adalah masalah yang:

 mempunyai sifat dinamis (berubah terhadap waktu)


 struktur fenomenanya mengandung paling sedikit satu struktur umpan-balik (feedback
structure).

Menurut Sterman (2000) prinsip-prinsip untuk membuat model dinamik dengan ciri-ciri
seperti yang diuraikan di atas adalah sebagai berikut:
 keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi harus dibedakan di
dalam model;
 adanya struktur stok dan aliran dalam kehidupan nyata harus dapat direpresentasikan
di dalam model;
 aliran-aliran yang berbeda secara konseptual, di dalam model harus dibedakan;
 hanya informasi yang benar-benar tersedia bagi aktor-aktor di dalam sistem yang
harus digunakan dalam pemodelan keputusannya;
 struktur kaidah pembuatan keputusan di dalam model haruslah sesuai (cocok) dengan
praktek-praktek manajerial; dan
 model harus dapat menyesuaikan dengan kondisi-kondisi ekstrim.

Menurut Sterman (2000) sejumlah pengujian tertentu perlu dilakukan terhadap


model agar dapat meningkatkan keyakinan pengguna terhadap kemampuan model di
dalam mengungkapkan sistem yang diwakilinya. Keyakinan ini menjadi dasar bagi

8
kesahihan model. Simulasi dapat dirancang apabila kesahihan model telah dapat dicapai,
simulasi selanjutnya dapat digunakan untuk merancang kebijakan-kebijakan yang efektif.
Model dinamika sistem dibentuk karena adanya hubungan sebab-akibat (causal)
yang mempengaruhi struktur di dalamnya baik secara langsung antar dua struktur,
maupun akibat dari berbagai hubungan yang terjadi pada sejumlah struktur, hingga
membentuk umpan-balik (causal loop). Struktur umpan-balik ini merupakan blok
pembentuk model yang diungkapkan melalui lingkaran-lingkaran hubungan sebab-akibat
dari variabel-variabel yang melingkar secara tertutup.
Ada 2 macam hubungan kausal, yaitu
 hubungan sebab-akibat positif; dan
 hubungan sebab-akibat negatif.
Ada 2 macam umpan-balik, yaitu:
 umpan-balik positif (growth)
 umpan–balik negatif (goal seeking).
Representasi aktivitas dalam suatu lingkar umpan-balik, digunakan dua jenis
variabel utama yang disebut sebagai stok dan aliran (level and rate atau dikenal juga
dengan sebutan stock and flow). Stok menyatakan kondisi sistem pada setiap saat. Dalam
kerekayasaan (engineering) stok sistem lebih dikenal sebagai state variable system. Stok
merupakan akumulasi di dalam sistem. Persamaan suatu variabel rate merupakan suatu
struktur kebijaksanaan yang menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu keputusan
dibuat berdasarkan kepada informasi yang tersedia di dalam sistem. Aliran adalah satu-
satunya variabel dalam model yang dapat mempengaruhi stok.
Beberapa hal yang dapat melengkapi variable stock dan aliran, dalam
memodelkan dinamika sistem dikenal juga variable lain berupa auxilary, konstanta
(constant) dan tundaan (delay). Auxilary merupakan variabel yang bisa berubah seiring
dengan waktu, perubahannya dapat disebabkan atas hubungan-hubungan sebab-akibat
yang terjadi antara variabel dalam model atau pun akibat variabel dari luar secara
independen. Konstanta merupakan variabel dengan nilai tetap yang tidak berubah
sepanjang waktu, sedangkan tundaan adalah variabel waktu pada perilaku perubahan
yang tidak serta-merta (tertunda) atas proses yang terjadi dalam hubungan-hubungan
antar struktur hingga mempengaruhi perilaku model.

9
Pembuatan model dinamika sistem umumnya dilakukan dengan menggunakan
software yang memang dirancang khusus. Software tersebut seperti Powersim, Vensim,
Stella, dan Dynamo. Dengan software tersebut model dibuat secara grafis dengan simbol-
simbol atas variabel dan hubungannya. Namun demikian tidak menutup kemungkinan
sebuah software yang dapat mengolah operasi matematis jenis spreadsheet seperti
Microsoft Excel atau Lotus juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pembuatan model
dinamika sistem.
Sistem dinamik awalnya digunakan untuk mengkaji dinamika industri oleh JW
Forrester. Sistem dinamik ini merupakan pendekatan yang membantu manajemen puncak
dalam memecahkan permasalahan kecil dan dianggap sukar untuk dipecahkan.
Kebanyakan orang dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai pada awalnya terlalu
rendah. Hal yang diinginkan adalah sebuah peningkatan dengan sikap umum yang
dilakukan dalam lingkungan akademis, yaitu dengan menjelaskan perilakunya dan setelah
itu menemukan struktur dan kebijakan untuk hasil yang lebih baik (Sterman 2000).

Sistem dinamik merupakan suatu metodologi untuk mempelajari permasalahan di


sekitar yang melihat permasalahan secara keseluruhan (holistik). Metodologi ini tidak
seperti metodologi lain yang mengkaji permasalahan dengan memilahnya menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil dan saling membatasi. Konsep utama sistem dinamik
adalah pemahaman tentang bagaimana semua obyek dalam suatu sistem saling
berinteraksi satu dengan yang lain. Sistem dinamik menurut masyarakat sistem dinamik
(system dynamics society) adalah metodologi untuk mempelajari dan mengelola sistem
umpan balik yang kompleks, seperti yang biasa ditemui dalam dunia bisnis dan sistem
sosial lainnya.

Sterman (2000) mendefinisikan bahwa sistem dinamik adalah metode untuk


meningkatkan pembelajaran dalam sistem yang kompleks. Lebih lanjut, metode ini
diilustrasikan seperti sebuah simulasi dalam kokpit pesawat bagi manajemen untuk
memahami dalam belajar dinamika yang kompleks, memamhami sumber resistensi
(hambatan) dalam kebijakan dan merancang kebijakan yang lebih efektif. Pemahaman
kekompleksan tersebut maka sistem dinamik didasarkan atas teori dinamika non linier

10
dan kontrol umpan balik yang dikembangkan dalam disiplin ilmu matematika, fisika dan
kerekayasaan.

Sushil (1993) membuat keterpaduan antara teori-teori tersebut ke dalam sebuah


ilustrasi berupa bangunan metodologi. Bangunan metodologi sistem dinamik ini terdiri
atas tiga latar belakang disiplin ilmu manajerial tradisional, sibernetika dan simulasi
komputer. Prinsip dan konsep dari ketiga disiplin ini saling bersinergi dengan
mengesampingkan kelemahannya masing-masing dalam memecahkan permasalahan
secara holistik. Sistem dinamik merupakan suatu metode pemodelan dengan simulasi
komputer sebagai suatu alat yang digunakan oleh para manager untuk menganalisis
permasalahan yang kompleks.
Sistem dinamik adalah metodologi berfikir, metodologi untuk mengabstraksikan
suatu fenomena di dunia sebenarnya ke model yang lebih eksplisit. Fenomena yang
dimaksud meliputi dua hal yaitu struktur dan perilaku. Struktur merupakan suatu unsur
pembentuk fenomena. Pola yang mempengaruhi keterkaitan antar unsur tersebut adalah
(1) feedback (causal loop); (2) stock (level) dan flow (rate); (3) delay; dan (4)
nonlinearity. Perilaku (behaviour) adalah perubahan suatu besaran/variabel dalam suatu
kurun waktu tertentu, baik kuantitatif maupun kualitatif atau catatan tentang magnitude
(besar, nilai, angka) sesuatu dalam suatu kurun waktu tertentu (pertumbuhan, penurunan,
osilasi, stagnan, atau kombinasinya). Pemahaman hubungan struktur dan perilaku sangat
diperlukan dalam mengenali suatu fenomena.

(1) Feedback (Causal Loop) atau Hubungan Causal.

Suatu struktur umpan–balik harus dibentuk karena adanya hubungan kausal


(sebab-akibat). Dengan perkataan lain, suatu struktur umpan-balik adalah suatu causal
loop (lingkar sebab-akibat). Struktur umpan-balik ini merupakan blok pembentuk model
yang diungkapkan melalui lingkaran-lingkaran tertutup. Lingkar umpan-balik (feedback
loop) tersebut menyatakan hubungan sebab-akibat variabel-variabel yang melingkar,
bukan manyatakan hubungan karena adanya korelasi-korelasi statistik.

Hubungan sebab-akibat antar sepasang variabel harus dipandang bila hubungan


variabel lainnya terhadap variabel tersebut di dalam sistem dianggap tidak ada.

11
Sedangkan suatu korelasi statistik antara sepasang variabel diturunkan dari data yang ada
dalam keadaan variabel tersebut mempunyai hubungan dengan variabel lainnya di dalam
sistem dan kesemuanya berubah secara simultan. Rancangan causal-loop diagram (CLD)
biasanya digunakan dalam system thinking (berpikir sistemik) untuk mengilustrasikan
hubungan cause-effect (sebab-akibat). Hubungan feedback (umpan-balik) bisa
menghasilkan perilaku yang bervariasi dalam sistem nyata dan dalam simulasi sistem
nyata.

(2) Stock (Level) dan Flow (Rate)

Dalam merepresentasikan aktivitas dalam suatu lingkar umpan-balik, digunakan


dua jenis variabel yang disebut sebagai stock (level) dan flow (rate). Level menyatakan
kondisi sistem pada setiap saat. Dalam kerekayasaan (engineering) level sistem lebih
dikenal sebagai state variable system. Level merupakan akumulasi di dalam sistem.

Persamaan suatu variabel rate merupakan suatu struktur kebijakan yang


menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu keputusan dibuat berdasarkan kepada
informasi yang tersedia di dalam sistem. Rate inilah satu-satunya variabel dalam model
yang dapat mempengaruhi level.

(3) Delay (tunda)

Delay terjadi dimanapun di dunia nyata. Adanya delay menghasilkan sesuatu hal
yang menarik pada perilaku kompleks sistem, ketika sistem tersebut tidak memiliki
feedback dan kompleksitas cause-effect yang terbatas.

(4) nonlinearity (non linearitas)

Pendekatan sistem dinamik merepresentasikan dinamika perubahan state dari


sistem dan menghasilkan isyarat-isyarat sebagai keluarannya. Isyarat-isyarat ini
diformulasikan ke dalam model keputusan dan kemudian bersama dengan isyarat dari
lingkungannya menjadi feedback bagi dinamika sistem itu sendiri. Model secara prinsip
masih dikatakan berbasis linear thinking di mana kausalitas diasumsikan terjadi secara

12
serial sehingga penyebab pertama dari rangkaian sebab-akibat ini sering bukanlah sumber
masalahnya.

Penggunaan pendekatan sistem dinamik maka keputusan-keputusan dan kebijakan


yang dibuat serta reaksi dari lingkungannya akan direpresentasikan ke dalam causal-loop
diagram, menggunakan stock-flow model sehingga akhirnya dapat disimulasikan dengan
komputer.

Suatu fenomena dinamis dimunculkan oleh adanya struktur fisik dan struktur
pembuatan keputusan yang saling berinteraksi. Struktur fisik dibentuk oleh akumulasi
(stock) dan jaringan aliran orang, barang, energi, dan bahan. Sedangkan struktur
pembuatan keputusan dibentuk oleh akumulasi (stock) dan jaringan aliran informasi yang
digunakan oleh aktor-aktor (manusia) dalam sistem yang menggambarkan kaidah-kaidah
proses pembuatan keputusannya. Proses pembuatan keputusan menyangkut fenomena-
fenomena yang dinamis.

Metode sistem dinamik erat kaitannya tentang tendensi-tendensi dinamik sistem-


sistem yang kompleks, yaitu pola-pola tingkah laku yang dibangkitkan oleh sistem itu
dengan bertambahnya waktu. Penggunaan metodologi sistem dinamik lebih ditekankan
kepada tujuan-tujuan peningkatan pemahaman tentang bagaimana tingkah laku muncul
dari struktur dalam sistem tersebut. Pemahaman ini sangat penting dalam perancangan
kebijakan yang efektif.

Persoalan yang dapat dengan tepat dimodelkan menggunakan metodologi sistem


dinamik adalah masalah yang mempunyai sifat dinamis (berubah terhadap waktu); dan
struktur fenomenanya mengandung paling sedikit satu struktur umpan-balik (feedback
structure). Penggunaan metodologi sistem dinamik yang dimodelkan adalah struktur
informasi sistem yang didalamnya terdapat aktor-aktor, sumber-sumber informasi, dan
jaringan aliran informasi yang menghubungkan keduanya. Analogi fisik dan matematik
untuk struktur informasi itu dapat dibuat dengan mudah. Sebagai suatu analogi fisik,
sumber informasi merupakan suatu tempat penyimpanan (storage), sedangkan keputusan
merupakan aliran yang masuk ke atau keluar dari tempat penyimpanan itu. Dalam analogi

13
matematik, sumber informasi dinyatakan sebagai variabel keadaan (state variable),
sedangkan keputusan merupakan turunan (derivative) variabel keadaan tersebut.

Dengan demikian, model yang dibentuk untuk tujuan seperti di atas haruslah
memenuhi syarat-syarat berikut:

1. adanya efek suatu intervensi (kebijakan), dalam bentuk perilaku, merupakan suatu
kejadian berikutnya, maka untuk melacaknya unsur (elemen) waktu perlu ada (dinamik);
2. Mampu mensimulasikan bermacam intervensi dan dapat memunculkan perilaku sistem
karena adanya intervensi tersebut;
3. Memungkinkan mensimulasikan suatu intervensi yang efeknya dapat berbeda secara
dramatik dalam jangka pendek dan jangka panjang (kompleksitas dinamik);
4. Perilaku sistem di atas dapat merupakan perilaku yang pernah dialami dan teramati
(historis) ataupun perilaku yang belum pernah teramati (pernah dialami tetapi tidak
teramati atau belum pernah dialami tetapi kemungkinan besar terjadi); dan
5. Mampu menjelaskan mengapa suatu perilaku tertentu (transisi yang sukar misalnya)
dapat terjadi.
Dalam hubungannya dengan kesahihan (validity) model, suatu model haruslah sesuai (cocok)
dengan kenyataan (realitas) empirik yang ada.

Metode ini menyaratkan bahwa suatu model haruslah mempunyai banyak titik kontak
(points of contact) dengan kenyataan (reality) dan pembandingan yang berulang kali dengan
dunia nyata (real world) melalui titik-titik kontak tersebut haruslah membuat model menjadi
robust.

Adapun prinsip-prinsip untuk membuat model dinamik dengan ciri-ciri seperti yang
diuraikan di atas menurut Sterman (2000) adalah sebagai berikut:

1. Keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi harus dibedakan di dalam
model;

2. Adanya struktur stok dan aliran dalam kehidupan nyata harus dapat direpresentasikan di
dalam model;

3. Aliran-aliran yang berbeda secara konseptual, di dalam model harus dibedakan;

14
4. Hanya informasi yang benar-benar tersedia bagi aktor-aktor di dalam sistem yang harus
digunakan dalam pemodelan keputusannya;

5. Struktur kaidah pembuatan keputusan di dalam model haruslah sesuai (cocok) dengan
praktek-praktek manajerial; dan

6. Model haruslah tetap tegap (robust) dalam kondisi-kondisi ekstrim.

Sistem dinamis merupakan suatu cara berpikir tentang sistem sebagai jaringan
yang saling berhubungan yang mempengaruhi sejumlah komponen yang telah ditetapkan
dari waktu ke waktu. Simulasi merupakan prosedur kuantitatif yang menggambarkan
suatu proses dengan mengembangkan suatu model dan menerapkan serangkaian uji coba
terencana untuk memprediksikan tingkah laku proses sepanjang waktu, sehingga analisis
dapat dilakukan untuk sistem yang baru tanpa harus membangunnya atau merubah sistem
yang telah ada serta tidak perlu menggangu operasi dari sistem tersebut. Pada umumnya
simulasi digunakan untuk model-model dinamis yang melibatkan periode waktu ganda
(Randers 2000).

Pendekatan dalam Sistem Dinamik

Sistem dinamik adalah metodologi untuk memahami suatu masalah yang


kompleks. Metodologi ini dititikberatkan pada pengambilan kebijakan dan bagaimana
kebijakan tersebut menentukan tingkah laku masalah-masalah yang dapat dimodelkan
oleh sistem secara dinamik (Richardson dan Pugh 1986). Permasalahan dalam sistem
dinamik dilihat tidak disebabkan oleh pengaruh dari luar namun dianggap disebabkan
oleh struktur internal sistem. Tujuan metodologi sistem dinamik berdasarkan filosofi
kausal (sebab akibat) adalah mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang tata cara
kerja suatu sistem (Asyiawati 2002; Muhammad; et a!. 2001). Tahapan dalam
pendekatan sistem dinamik adalah :

a. ldentifikasi dan definisi masalah

15
b. Konseptualisasi sistem

c. Formulasi model

d. Sirnulasi model

e. Verifikasi dan validasi model

f. Anal isis kebijakan

g. Impiementasi kebijakan

Tahapan dalam pendekatan sistem dinamik diawali dan diakhiri dengan


pemahaman sistem dan permasalahannya sehingga membentuk suatu lingkaran tertutup.

Pemodelan merupakan alat bantu dalam pengambilan keputusan. Model


digambarkan sebagai suatu sistem yang dibatasi. Sistem yang dibatasi ini merupakan
sistem yang meliputi semua konsep dan variabel yang saling berhubungan dengan
permaslahan dinamik yang ditentukan. Permasalahan dalam sistem dinamik dilihat tidak
disebabkan oleh pengaruh dari luar, namun dianggap disebabkan oleh struktur internal
dari sistem. Tujuan metodologi sistem dinamik berdasarkan filosofi kausal (sebab akibat)
adalah mendapatkan pemahaman mendalam tentang tata cara kerja suatu sistem
(Asyiawati 2002).

Proses pemodelan terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut (Sterman 2000):

1. Perumusan masalah dan pemilihan batassan dunia nyata. Tahap ini meliputi kegiatan
pemilihan tema yang akan dikaji, penentuan variabel kunci, rencana waktu untuk
mempertimbangkan masa depan yang jadi pertimbangan serta seberapa jauh kejadian
masa lalu dari akar masalah tersebut dan selanjutnya mendefinisikan masalah
dinamisnya.
2. Formulasi hipotesis dinamis dengan menetapkan hipotesis berdasarkan pada teori
perilaku tergadap masalahnya dan membangun peta struktur kausal melalui gambaran
model mental pemodel dengan bantuan alat-alat seperti causal loop diagram. Stock flow
diagram, dan alat bantu lainnya. Model mental adalah asumsi yang sangat dalam melekat,

16
umum atau bahkan suatu gambaran dari bayangan atau citra yang berpengaruh pada
bagaimana kita memahami dunia dan bagaimana kita mengambil tindakan (Senge 1995).
3. Tahap formulasi model simulasi dengan membuat spesifikasi struktur, aturan keputusan,
estimasi parameter dan uji konsistensi dengan tujuan dan batasan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4. Pengujian meliputi pengujian melalui pembandingan dari model yang dijadikan referensi,
pengujian kehandalan (robustness) dan uji sensistivitas.
5. Evaluasi dan perancangan kebijakan berdasarkan skenario yang telah diujicobakan dari
hasil simulasi. Perancangan kebijakan mempertimbangkan analisis dampak yang
ditimbulkan, kehandalan model pada skenario yang berbeda dengan tingkat
ketidakpastian yang berbeda pula serta keterkaitan antar kebijakan agar dapat bersinergi.
Tahapan-tahapan pemodelan :
1. mendefinisikan masalah dan tujuan model
2. Menentukan variabel tujuan
3. memilih variabel control
4. memilih parameter variabel kontrol
5. menguji model yang dihasilkan
6. melihat bagaimana model akan bekerja, memilih horizon waktu atau perilaku dinamis
dalam waktu
7. jalankan model
8. mengganti parameter dengan alasan ekstrim
9. membandingkan hasil dengan data eksperimen
10. Perbaiki model berdasarkan parameter yang ada

17
Simulasi dalam Sistem Dinamik

Analisis model sistem dinamis menggunakan analisis model simulasi. Simulasi sebagai
teknik penunjang keputusan dalam pemodelan, misalnya pemecahan masalah bisnis secara
ekonomis dan tepat menghadapi perhitungan rumit dan data yang banyak. Simulasi adalah
aktivitas di mana pengkaji dapat menarik kesimpulan tentang perilaku dari suatu sistem melalui
penelaahan perilaku model yang selaras, di mana hubungan sebab akibatnya sama dengan atau
seperti yang ada pada sistem sebenarnya (Eriyatno 1998).

Simulasi diartikan sebagai aktivitas di mana pengkaji dapat menarik kesimpulan-


kesimpulan tentang perilaku dari suatu sistem, melalui penelaahan perilaku model yang selaras,
di mana hubungan sebab akibatnya sama dengan atau seperti yang ada pada sistem sebenarnya
(Eriyatno 1998). Alat yang digunakan adalah stock flow diagram (SFD) sebagai konsep sentral
dalam teori sistem dinamik. Stock merupakan akumulasi atau pengumpulan dan karakteristik
keadaan sistem dan pembangkit informasi di mana aksi dan keputusan didasarkan. Stock ini
digabungkan dengan rate atau flow sebagai aliran informasi, sehingga stock menjadi sumber
ketidakseimbangan dinamik dalam sistem. Basis penentuan nilai dari stock dan flow berdasarkan
persamaan matematik integral dan differensial.

Perilaku model sistem dinamis ditentukan oleh keunikan dari struktur model, yang dapat
dipahami dari hasil simulasi model. Dengan simulasi akan didapatkan perilaku dari suatu gejala
atau proses yang terjadi dalam sistem, sehingga dapat dilakukan analisis dan peramalan perilaku
gejala atau proses tersebut di masa depan. Simulasi dilakukan dengan memasukkan faktor
kebijakan/intervensi kebijakan (sesuai skenario yang diinginkan) ke dalam model yang telah
dibangun. Perubahan kebijakan akan berpengaruh terhadap variabel yang lain sehingga secara
keseluruhan akan mempengaruhi kinerja sistem. Kondisi ini merupakan gambaran tentang
kondisi riil yang mungkin terjadi. Hasil dari perubahan ini akan diamati pada tabel atau grafik
variabel yang diinginkan. Simulasi digunakan untuk membuat peramalan secara terintegrasi
mengenai fenomena perilaku sistem yang akan terjadi berdasarkan nilai-nilai peubah dari model
(Pramudya 1989).

Simulasi merupakan salah satu kegiatan dalam analisis sistem yang secara garis besar
meliputi tiga kegiatan:

18
1. Merumuskan model yang menggambarkan sistem dan proses yang terjadi di dalamnya;

2. Melakukan eksperimen;

3. Menggunakan model dan data untuk memecahkan masalah.

Titik tolak pemodelan dengan simulasi adalah menyederhanakan sistem nyata yang hanya
memperhatikan beberapa bagian atau sifat utama yang memiliki hubungan sebab akibat dari
sistem sebenarnya. Definisi ini sejalan dengan pemikiran Pegden (1991) dalam Suryadi dan
Ramdhani (2002) yang mendefinisikan simulasi sebagai proses desain model suatu sistem nyata
dan melakukan eksperimen terhadap model tersebut dengan tujuan untuk memahami keadaan
sistem dan atau mengevaluasi berbagai strategi operasi dalam sistem. Emshorf dan Simon (1970)
dalam Suryadi dan Ramdhani (2002) mendefinisikan simulasi sebagai suatu model sistem di
mana komponennya dipresentasikan oleh proses-proses aritmatika dan logika yang dijalankan
pada komputer untuk memperkirakan sifat-sifat dinamis sistem tersebut. Simulasi menyangkut
pembangkitan proses serta pengamatan dari proses untuk menarik kesimpulan dari sistem yang
diwakili.

Simulasi juga merupakan prosedur kuantitatif yang menggambarkan suatu proses dengan
mengembangkan modelnya dan menerapkan serangkaian ujicoba terencana untuk
memprediksikan tingkah laku proses sepanjang waktu (Lari 2003). Menurut Gottfried (1984)
simulasi adalah suatu aktivitas untuk menarik perilaku suatu sistem dengan mempelajari perilaku
model yang memiliki kesamaan dengan sistem. Model simulasi menurut Eppen dan Gould
(1984) adalah serangkaian operasi yang bersifat logis dan matematis yang dilengkapi dengan
ukuran ketepatan nilai-nilai parameter ataupun keputusan. Menurut Borowski dan Borwein
(1989) simulasi adalah teknik untuk membuat konstruksi model matematika untuk suatu proses
atau situasi dalam rangka menduga secara karakteristik atau menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan menggunakan model yang diajukan.

Simulasi juga dilakukan dengan menggunakan bahasa program dalam beberapa software
program komputer yang dirancang untuk kebutuhan simulasi seperti Dynamo, AutoMod II,
ProModel, Simfactory II.5, Witness, XCELL+, -Powersim, Stella dan lain-lain. Perangkat lunak
dalam pemodelan sistem dinamik tersebut merupakan alat bantu yang dapat memudahkan
pemodel dalam menerjemahkan bahasa causal loop diagram ke dalam stock flow diagram. Stock

19
flow diagram harus dilengkapi dengan persamaan matematika dan nilai awal untuk aktivitas
simulasi. Stock flow diagram sebagai konsep sentral dalam teori sistem dinamik. Stock adalah
akumulasi atas pengumpulan dan karakteristik keadaan sistem dan pembangkit informasi di
mana aksi keputusan didasarkan padanya. Stock digabungkan dengan rate atau flow sebagai
aliran informasi, sehingga stock menjadi sumber ketidakseimbangan dinamis dalam sistem.

Perangkat pemodelan sistem dinamis juga dilengkapi berbagai kemudahan seperti


tampilan yang mudah dimengerti sehingga memudahkan pemodel bagi pemodel taupun pemakai
yang tidak mengerti secara teknis sekalipun. Stella yang dipakai dalam penelitian ini merupakan
suatu pernagkat lunak yang dibuat atas dasar model sistem dinamis dengan kemampuan yang
tinggi dalam melakukan simulasi.

20
D. Contoh Sistem Dinamik
Pemodelan Sistem Dinamik untuk Prediksi Intensitas Hujan Harian
di Kota Malang

21
22
23
24
25
26
27
28
SUMBER

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_dinamis

https://id.wikipedia.org/wiki/Dinamika_Sistem

https://bbs.binus.ac.id/bbslab/2019/11/sistem-dinamis-i/#:~:text=Sistem%20dinamis
%20juga%20dikatakan%20sebagai,%2C%20ekonomi%2C%20atau%20sistem
%20lingkungan.

https://www.academia.edu/9622802/Permodelan_sistem_dinamik

29

Anda mungkin juga menyukai