Disusun oleh:
1. Egina Rizkiani (8335151433)
2. Raihan Arib Ramadhani (8335141643)
3. Septina Dyah Maulidina (8335141638)
Pengantar
ADA sebuah postulat dasar yang digunakan dalam bab ini yaitu: bahwa bagian kedua dari
abad ke-20 dicirakn oleh pemikiran sistemsebuah trend yang mulai dengan ilmu
pengetahuan yang telah merembes ke bidang-bidang lain aktivitas manusia.
Studi tentang organisasi-organisasi manusia juga sangat dipengaruhi oleh trend tersebut.
Pemahaman konsep-konsep sistem tertentu memang bersifat amat fundamental bagi
pemahaman pemikiran manajerial modern.
Pemikiran sistem merupakan sebuah revolusi teknologikal dan sebuah revolusi konseptual.
Bagian kedua dari abad ke-20 dicirikan oleh pemikiran system sebuah tren yang dimulai
dengan ilmu pengetahuan yang telah merembes kebidang - bidang lain aktivitas manusia.
Studi tentang organisasi organisasi manusia juga dipengaruhi oleh trend tersebut.
Pemahaman konsep konsep tertentu memang bersifat amat fundamental bagi pemehaman
pemikiran manajerial modern. Pemikiran system merupakan sebuah revolusi teknologikal dan
sebuah revolusi konseptual.
Bagian kedua abad ke-20 memasuki abadsistem. Pada dasarnya ada dua hal pokok yang
berkaitan dengan abadsistem, yaitu:
1. Cara pendekatan system (the systems approach) atau system system konseptual.
2. Sistem system informasi manajemen (management information systems) atau system
system terapan (applied systems)
Approach system merupakan sebuah filsafat yang memandang sebuah perusahaan sebagai
sebuah sistem. Maksudnya: sekelompok objek dengan kelompok hubungan tertentu antara
objek objek tersebut dan sifat sifat mereka yang berkaitan atau berhubungan satu sama
lain dan dengan lingkungan mereka dengan cara demikian rupa. Seorang pemikiran alitik
yang menghadapi sebuah fenomin kompleks berupaya untuk memahaminya dengan jalan
membaginya dalam bagian - bagian yang lebih kecil yang lebih komleks, kemudian bagian
bagian tersebut dipelajarinya secara terpisah, dan akhirnya hasil yang dicapai disatukan
kembali untuk memahami keseluruhan.
Di lain pihak, cara berpikir sistem atau cara pendekatan sistem mewakili abad sintesis (the
age of synthesis).
Disini, dalam rangka usaha memahami fenomena kompleks, orang mencoba mensintesis
hasil hasil berbagai disiplin dengan tujuan akhir mengembangkan sebuah metode atau
Teknik yang dapat diterapkan dalam berbagai fenomena yang sepintas lalu berbeda.
Semua fenomena, terlepas dari fenomena yang bersifat fisikal atau sosial diperlakukan
oleh pemikir sistem dan ahli riset sistem sebagai sistem-sistem. Abad sistem tercermin
dalam hasil karya: Ludwig von Bertalanffy seorang ahli biologi; Norbert Wiener seorang ahli
matematika; Anatole Rapoport; Kenneth Boulding, seorang ekonom terkenal; Herbert Simon,
seorang pemenang hadiah nobel dalam ilmu ekonomi dan berbagai pihak lainnya.
Gambar berikut menggambarkan sebuah organisasi sebagai sebuah system terbuka (open
system).
Gambar 2.
Dunia nyata-model-dansistem
Dunia nyata yang dilihat sebagai fenonim real (RP= Real Phenomena) dipelajari sebagai
sebuah system dengan jalan pertama tama mengkonversinya dalam bentuk model
konseptual seorang manajer (MCM = A managers conceptual model).
Dengan jalan bekerja antara RP dan MCM manajer berorientasi pada system
mengkonstruksi sebuah model ilmiah (SML = A Scientific Model) dan berdasarkannya ia
akhirnya sampai pada sebuah sistem (SY=System) yang sama kompleks dengan fenomin real
itu sendiri. Poin terakhir perlu ditekankan. Cara berfikir system tidak menganjurkan
simplisitas konseptual. Simplisitas yang terlihat dalam proses konstruksi model hanya
bersifat sementara. Ia hanya digunakan sebagai alat untuk memahami kompleksitas yang
bersifat inhaeren pada RP. Sistem akhir yang akan digunakan untuk menghadapi situasi dunia
nyata harus bersifat sama kompleks seperti fenomin real (SY=RP!).
Fase B: Implementasi
KERANGKA dasar konseptual: paradigma ilmu sistem.
Pertama:
Tugas ilmu sistem seperti halnya ilmu-ilmu lainnya adalah: menegmbangkan dan
mempertahankan suatu konsensus antara para pemraktiknya sehubungan dengan:
1. Sifat problem-problem ilmiah;
2. Metode-metode yang digunakan untuk menghadapi problem-problem tersebut.
Thomas S. Kuhn menggunakan istilah paradigma (yang sudah dikenal sejak lama oleh
para pelajar bahasa-bahasa klasikal).
Menurut Kuhn paradigma berarti:
... Universally recognized scientific achievements that for a time provide model
problems and solutions to a community of practitioners.
Maka, paradigma-paradigma tersebut merupakan tonggak penunjuk jarak dasar dalam
pengembangan suatu disiplin.
Dalam hal mempelajari sistem-sistem organik terbuka ada dua proses pokok yang
maha penting, yakni:
Pertunbuhan dan
Pengendalian (control).
Pertumbuhan merupakan sebuah syarat yang diperlukan untuk survival sebuah
sistem.
Pada saat yang sama control (yang berarti kemampuan sebuah sistem untuk
mempertahankan suatu tingkat pertumbuhan selaras dengan kapasitasnya dan toleransi
lingkungannya).
Kedua:
Sistem organik ditinjau dari sudut pandangan holistik.
Tetapi, apabila kita berbicara secara operasional holism bukan berarti bahwa ilmuwan
sistem harus mempelajari segala sesuatu tentang segala sesuatu.
Holisme berarti bahwa kita harus mulai dengan Universum.
Setiap manajer dapat menjadi seorang manajer sistem (a systems manager) asal saja
cara pendekatannya (menurut B. Fuller) dilandasi dua buah prinsip berikut:
1. Saya selalu mulai bertolak dari unversium: sebuah organisasi dengan prinsip-prinsip
regeneratif kerapkali memanifestasi diri sebagai sistem-sistem energi (dan/atau
informasi) di mana semua pengalaman kita dan pengalaman-pengalaman yang
mungkin dialami hanya merupakan kejadian-kejadian lokal.
2. Apabila saya menggambar sebuah lingkaran, maka saya segera ingin keluar dari
lingkaran tersebut.
Para manajer yang dalam tindakan-tindakan mereka dipengaruhi oleh kedua prinsip
tersebut mulai mempelajari dunia sekitar mereka, bukan dengan cara mengumpulka serta
menganalisis fakta-fakta yang berkaitan dengan kejadian-kejadian di dalam
departemen mereka, melainkan dengan jalan mengidentifikasi universum mereka
maksudnya departemen mereka yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungannya.
Penggarisan departemen manajer tersebut, bersama-sama dengan lingkungannya secara
provisional mendeterminasi batas-batas (lingkaran menurut pandangan Fuller) sistem
yang ada.
Sang manajer ingin mengetahui soal-soal: InputProsesOutputFeedback
Hubungan maupun sifat-siafatnya sehubungan dengan sistem yang bersangkutan.
Ketiga:
Tugas raksasa mengadakan penelitian sebuah organisasi secara holistik sebagai
sebuah sistem organik terbuka dalam kondisi-kondisi yang terus-menerus berubah
dibantu oleh proses pembuatan model.
Keempat:
Fokus terakhir penelitian secara sistemik berkaitandengan hasil yang sangat mungkin
terjadi sehubungan dengan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan.
RUMUS-RUMUS MAS
Rumus I: Pahami dahulukemudian: lakikan diagnosis dan ketiga: buatlah resepnya.
Problem-problem manajemen sebagian besar bersifat futusitik, untuk
memecahkannya diperlukan pemecahan-pemecahan yang akan mempengaruhi kejadian-
kejadian masa yang akan datang.
Mengingat bahwa masa yang akan datang tidak dapat diramalkan (secara pasti),
maka terpaksa pihak manajer harus melaksanakan penjabaran berdasarkan informasi
yang tidak lengkap.
Inferensi berdasarkan informasi tidak lengkap akan menjadi lebih realistik semakin
dipahaminya problem lengkap oleh sang manajer.
Dalam hal membicarakan pemikiran secara analitikal dan pemikiran sistem
ditekankan bahwa pandangan sistem menyatakan bahwa seorang peneliti yang
berorientasi pada sistem harus berupaya untuk mendapatkan pengetahuan cukup tentang
seluruh fenomin yang relevan dan bukanlah pengetahuan akurat tentangnya.
Memahami probolem-problem manajerial mengharuskan kita menyadari bahwa:
1. Kehidupan dalam sebuah sistem organik seperti misalnya sebuah perusahaan
merupakan sebuah proses yang berkelanjutan.
2. Bahwa orang memahami keseluruhan bukan dengan jalan mengobservasi bagian-
bagiannya, tetapi dengan jalan mengamati proses interaksi antara bagian-bagian dan
antara bagian-bagian dan keseluruhan, dan
3. Apa yang diobservasi bukanlah relitas itu sendiri melainkan konsepsi sang pengamat
tentang apa yang ada di sana.
Setelah orang memahami seluruh sistem relevan, maka pemahaman sesuatu situasi
spesifik tertentu (problem dan/atau kesempatan) relatif mudah.
Rumus II: Laksanakan konseptualisasiKuantifikasiSimulasiRekonseptualisasi
Terapkan.
Dalam hal melaksanakan konstruksi model (modelling) dan mensistematisasi
fenomin manajerial, sang manajer harus melalui suatu seri upaya menyusun model yang
semuanya diatur dalam sebuah hierarki abstraksikecermatan. Intisari hierarki ini
mengandung pemikiran yang paling abstrak, sedangkan dasarnya mengandung model-
model fenomin-fenomin manajerial yang paling terinci.
Beer menyatakan pengaturan-pengaturan model secara hierarki tersebut sebagai cones
of resolution.
Konseptualisasi sebuah problem manajerial atau kesempatan manajerial dimulai pada
puncak cone of resolution. Jelas kiranya bahwa pada puncak, tingkat tertinggi
abstraksi terjadi dan derajat keterincian adalah minimal.
Di sini perhatian utama ilmuwan sistem adalah: memahami logika elemen-elemen
dasar maupun hubungan-hubungan antara elemen-elemenmaksudnya logika sistem
yang bersangkutan.
Biasanya pihak peneliti akan sangat puas apabila ia mencapai sebuah alat pengukur
umum dengan apa ia dapat mengukur akibat interaksi elemen tertentu dengan elemen
lain.
Dalam dunia business kita menggunakan uang sebagai alat pengukur umum
semua aktivitas perusahaan dan pasarnya.
Jadi secara singkat, yang dimaksud dengan konseptualisasi adalah: Memahami dan
mengorganisasi interaksi-interaksi antara elemen-elemen yang merupakan bagian dari
fenomin-fenomin yang sedang dipelajari ke dalam suatu jaringan kerja logis berupa
hubungan-hubungan dengan cara demikian rupa hingga mereka mengungkapkan arah
struktur yang mendasarinya.
Kerangka dasar yang dicapai dari teori sistem umum kemudian dikonversi ke dalam
sebuah jaringan kerja kuantitatif dimana hubungan-hubungan logikal diberi nilai-nilai
ekonomik (misalnya: biaya dan atau keuntungan-keuntungan).
Kini, ilmuwan sistem siap untuk berkesperimen dengan model-model ekonomi yang
sangat dikhususkan. Melakukan eksperimen dengan sebuah model dengan
berlangsungnya waktu dinyatakan sebagai: Simulasi.
Langkah-langkah Utama:
Secara operasional, penerapan cara pendekatan sistem terhadap manajemen
merupaakan sebuah proses bertahap yang mencakup tiga macam langkah yang berkaitan
satu sama lain.
Boluding, K., The Image: Knowledge in Life and Society, Universitas of Michigan Press, Ann
Arbor, 1969
Churchman, C. West, P Ratiosh (eds.) Measurement: Definitions and Theories, John Wiley &
Sons, New York, 1959.
Kuhn, Thomas S., The Structure of Scientific Revolutions, University of Chicago Press,
Chicago, 1970.
Mumford, Lewis, The Myth of the Machine, The Pentagon of Power, Harcourt, Brace,
Jovanovich, 1970.
Schoderbeck, Peter P., Charles G. Schoderbek, Asterios G. Kefalas, Management Systems;
Conceptual Considerations, Business Publications Incorporation, Plano, Texas, 1985.