Anda di halaman 1dari 25

KONSEP MANAJEMEN STRATEGIK

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


MANAJEMEN STRATEGIK

Oleh:
FEBRIAN SAPUTRA
NPM: 21.23.078

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


PASCA SARJANA
UNIVERSITAS BINA INSAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam dan atas berkat rahmat Nya

penulis dapat menyelesaikan tugas mandiri yang berbentuk makalah ini sesuai

dengan waktu yang direncanakan.

Penyusunan makalah ini merupakan tugas individu pada mata kuliah

Manajemen Strategik, Program Pasca Sarjana Universitas Bina Insan. Dalam

makalah ini penulis mengangkat judul KONSEP MANAJEMEN STRATEGIK.

Dalam penulisan makalah ini, tentunya banyak pihak yang telah

memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

 Dr. Acmad Basri, MM, selaku dosen mata kuliah Manajemen Strategik

 Segenap rekan yang selalu memberikan dukungan dan bantuan terhdap

penulisan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak

kekurangan-kekurangan baik dalam teknik penulisan maupun materi, maka saran

dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi

penyempurnaan selanjutnya.

Lubuklinggau, Januari 2023


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan…………………………………. 1

B. Permasalahan ……………………………………………………. 3

C. Tujuan dan Kegunaan ….....……………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Strategi……………………………….. 4

B. Tujuan Manajemen Strategi……………………………………. 6

C. Proses Manajemen Strategi……………………………………. 12

D. Perkembangan Konsep Manajemen Strategi………………… 14

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 19

B. Saran ……………………………………………………………. 21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Sejarah kebangkitan Industri modern dimulai pada tahun 1820-30

atau yang sering disebut dengan Revolusi Industri. Kebangkitan itu

mengakibatkan berkembangnya penemuan-penemuan baru pada bidang

teknologi, seperti pembangunan konstruksi jalan raya, subway, proses

produksi, sampai penggunaan komputer dan robot-robot pada bidang

manufaktur. Dampak lebih lanjut dari perkembangan teknologi itu adalah

perkembangan organisasi dan kegiatan bisnis pada tahun 1990-an. Dengan

sebelum 1990-an persaingan merupakan kegiatan pembuatan produk

sebanyak-banyaknya atau lebih dikenal dengan periode produksi masal,

strategi kegiatan produksi lebih ditunjukan kearah internal perusahaan yang

bertujuan untuk memperoleh efisiesnsi produksi. Baik preferensi manajerial,

perilaku, maupun persepsi semuanya berorientasi pada mental prorudksi.

Dari aspek politik, strategi bisnis seperti ini memerlukan proteksi secara ketat

terhadap serangan dari luar, selain itu agar perusahaan dapat bersaing

dengan kompetitornya dan tetap exsis, maka perusahaan memerlukan

manajemen strategi. Dimana perusahaan perlu perencanaan, pengarahan,

pengorganisasian dan pengendalian berbagai keputusan dan tindakan

strategis perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitifnya.1

Manajemen merupakan proses mengkoordinir kegiatan pekerjaan

secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Proses disini

menggambarkan fungsi-fungsi yang sedang berjalan atau kegiatan utama

1
Freddy Rangkuti, ANALISIS SWOT, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2014),1.
2

yang dilakukan oleh manajer, yaitu mulai dari fungsi merencanakan,

mengorganisisr, memimpin, hingga fungsi mengendalikan. Sedangkan

efisiensi (tepat guna) menggambarkan tingkat kemubajiran sumber daya

yang rendah, yaitu perolehan output atau hasil yang maksimal dengan

penggunaan input yang seminimal mungkin, mengingat terbatasnya sumber

daya, seperti sumber daya manusia, sumber daya financial maupun sumber

daya asset lainnya.

Efektivitas (tepat sasaran) mencerminkan pencapaian sasaran,

yaitu melakukan segala sesuatu dengan benar, yang membantu organisasi

mencapai sasarannya. Jadi, jika efisiensi mengacu pada penggunaan sarana

(sumber daya) untuk menyelesaiakan susuatu, maka efektivitas mengacu

pada hasil akhir, yaitu pencapaian sasaran organisasi.2

Menurut chandler dalam Freddy Rangkuti (2014:3), Strategi

merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan

tujuan janka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber

daya.

Manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan

tindakan manjerial yang dihasilkan dari proses formulasi dan implementasi

rencana dengan tujuan untuk mencapai keunggulan kompetitif. Dengan kata

lain manajemen strategi merupakan proses perencanaan, pengarahan,

pengorganisasian dan pengendalian berbagai keputusan dan tindakan

strategis perusahaan dengan tujuan untuk mencapai keunggulan kompetitif

(Freddy Rangkuti (2014:64)

2
Hery, Cara cepat dan Mudah Memahami Pengantar Manajemen,(Yogyakarta:2013),7.
3

Berdasarkan uraian permasalahan-permasalahan di atas, serta

mengingat pentingnya manajemen strategi dalam pengelolaaan suatu

perusahaan, maka penulis mengangkat judul “KONSEP MANAJEMEN

STRATEGIK”.

B. Permasalahan
a. Kenapa manajemen strategi perlu dilakukan didalam perusahaan?

b. Apa tujuan dilakukannya manajemen stratergi?

c. Bagaimana proses manajemen strategi dilakukan?

C. Tujuan dan Kegunaan

a. Tujuan

a) Untuk mengetahui alasan dilakukannya manajemen strategi dalam

perusahaan;

b) Untuk mengetahui tujuan dilakukannya manajemen strategi

c) Untuk mengetahui proses manajemen strategi

b. Kegunaan

a) Dapat mengetahui alasan dan pentingnya dilakukan manajemen

strategi

b) Dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan dan wawasan

mahasiswa, khususnya dalam hal manajemen strategi.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Strategik

Menurut Ismail Solihin (2012:64) pengertian manajemen strategi

bila dikaitkan dengan terminology manajemen, maka manajemen strategi

didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengarahan (directing),

pengorganisasian dan pengendalian berbagai keputusan dan tindakan

stratergis perusahaan dengan tujuan untuk mencapai keunggulan kempetitif.

Dalam hal ini strategi dipahami bukan hanya sebagai berbagai

cara untuk mencapai tujuan, melainkan mencakup penentuan berbagai

tujuan itu sendiri. Strategi dipahami pula sebagai sebuah pola yang

mencakup didalamnya baik strategi yang direncakanak dan maupun strategi

yang pada awalnya tidak dimaksudkan oleh perusahaan, tetapi menjadi

strategi yang dipertimgangkan bahkan dipilih oleh perusahaan untuk

dimplementasikan.

Kasus Nokia merupakan salah satu kasus yang menarik, dimana

perusahaan mengubah bisnis utama perusahaan yang semula bergerak

dalam industri kertas menjadi perusahaan yang bergerak dalam bisnis

komunikasi. Perubahan cakupan usahan ini tentu saja akan diikuti dengan

perubahan misi dan tujuan perusahaan, yang mana perubahan misi dan

tujuan perusahaan ini merupakan bagian integral dari strategi yang dilakukan

oleh Nokia untuk memperoleh keunggulan kompetitif secara berkelanjutan

yang tidak akan diperoleh bila perusahaan ini tetap bergerak pada industri

kertas.

4
5

Perubahan orientasi usaha Nokia tidak terlepas dari adanya

peluang baru akibatr adanya perkembangan teknologi digital dan teknologi

komunikasi nirkabel (wireless). Munculnya peluang tersebut telah mengubah

strategi Nokia dan memunculkan pilihan strategi baru untuk bergerak pada

industry telekomunikasi.

Manajemen strategi berkenaan dengan pengelolaan berbagai

keputusan stragegis, yakni berbagai keputusan manajerial yang akan

mempengaruhi keberadaan perusahaan dalam jangka panjang.

Keputusan strategis dapat diambil oleh manajemen puncak pada

tingkat korporasi maupun pada tingkat unit bisnis (divisi). Keputusan strategis

pada tingkat korporasi bagi perusahaan yang memiliki beberapa unit usaha,

akan diterjemahkan ke dalam berbagai keputusan strategis pada tingkat unit

usaha. Sebagai contoh keputusan Coca-Cola untuk mendefiniskan ulang

usahanya pada tingkat korporasi dilakukan melalui akusisi perusahaan

Dasani (air mineral) dan akuisisi Minute Mai (minuman sari buah).

Keputusan strategis tidak akan memiliki arti apapun seandainya

keputusan strategis tersebut tidak diterjemahkan kedalam tindakan strategis.

Tindakan strategis meupakan implementasi dari berbagai keputusan strategis

yang telah ditetapkan perusahaan. Tindakan strategis sendiri dapat

didefinisikan sebagai berbagai tindakan majajerial yang akan mempengaruhi

keberadaan perusahaan dalam jangkan panjang.


6

B. Tujuan Manajemen Strategik

Strategi yang dikembangkan perusahaan melalui proses

manajemen strategi bertujuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif bagi

perusahaan. Beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan untuk menilai

keunggulan kompetitif perusahaan antara lain mencakup indikator-indikator

kinerja akuntansi dan kinerja ekonomi (Barney dan Hastery,2008, dalam

Ismail Solihin,2012).

Melalui analisis terhadap laporan keuangan sebuah perusahaan, maka akan

diperoleh informasi mengenai kinerja akuntansi sebuah perusahaan baik

dilihat dari sisi profitabilitas maupun rasio-rasio keuangan. Dengan

membandingkan kinerja akuntansi sebuah perusahaan dengan perusahaan-

perusahaan lainnya dalam satu industri, maka akan dapat diperoleh

gambaran mengenai kinerja perusahaan dibandingkan dengan pesaing,

yakni apakah perusahaan memiliki keunggulan kompetitif ataukah tidak.

Untuk menilai apakan kinerja keuangan suatu perusahaan baik

atau tidak, manajer puncak suatu perusahaan biasanya akan melirik pada

lima ukuran utama kinerja keuangan perusahaan, yaitu profitable ratio,

liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio dan market ratio. Rasio-rasio

tersebut dihitung dengan mengunakan bahan-bahan perhitungan yang ada

pada laporan keuangan perusahaan yakni neraca dan laporan rugilaba.

PROFITABILITY RATIO termasuk kedalam alat ukur profitabilitas

perusahaan antara lain adalah return on investment (ROI) yang dirumuskan

sebagai berikut :

Return on investment =
7

Rasio ini mengukur seberapa baik manajer perusahaan

menggunakan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan laba.

LIQUIDITY RATIO Rasio likuiditas menunjukan sejau mana perusahaan

memiliki asset/aktiva lancer yang dapat digunakan untuk menutupi kewajiban

jangka pendek yang akan jatuh tempo. Termasuk dedalam rasio ini antara

lain current ratio dan quick ratio.

Current ratio =

Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan emiliki asset lancer

yang dapat digunakan untuk menutupi utang jangka pendek yang segera

jatuh tempo.

Quick ratio =

Rasio ini menunjukan sejau mana perusahaan dapat membayar

kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo dengan menggunakan asset

lancar tanpa harus menjual persediaan sebagai salah satu bagian asset

lancar.

LEVERAGE RATIO Rasio ini mengukur berapa besar utang yang digunakan

oleh perusahaan untuk mendanai total asset. SEmakin besar utang yang

digunakan maka semain besar pula resiko yang akan dihadapi perusahaan

dalam memenuhi kewajiban kotraktual dengan para kreditor. Tetapi disisi

lain, penggnaan utang juga dapat memperbesar tingkat penembalian yang

diperoleh perusahaan dibandingkan bila seluruh asset perusahaan didanai

degan modal sendiri. Dengan demikian dalam leverage ratio mengandug


8

resiko sekaligus kemungkinan peningkatan pengembalian yang akan

diperoleh perusahaan melalui penggunaan utang (gitman, 2006:62 dalam

Ismail Solihin 2012:68)

Beberapa rasio yang termasuk kedalam kelompok leverage ratio

antara lain debt ratio dan times interest earned ratio.

total liabilities
Debt ratio =
total asset

Ratio ini mengukur proporsi total asset yang didanai oleh utang,

dimana semakin besasr rasionya maka semakin besar pula proporsi dana

pihak lain yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasikan laba.

earning be ore interest and ta es


Time interest earned ratio =
interest

Rasio ini mengukurkemampuan perusahaan untuk membayar

kewajiban bunga yang timbul akibat utang sepanjang jangka waktu pinjaman.

Semakin besar nilai rasionya, maka semakin baik kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya dalam bentuk pembayaran bunga

secara berkala.

ACTIVITY RATIO Rasio ini mengukurberapa cepat berbagai akun yang ada

dalam neraca terutama yang berbentuk akun lamcar dapat berubah menjadi

perjualan atau kas. Berbagai akun lancar yang dimaksud mencakup

persediaan, piutang dan utang lancar (Gitman, 2006 dalam Ismail Solihin,

2012). Beberapa contoh rasio keuangan yang termasuk kedalam activity ratio

antara lain : Inventory turnover dan average collection period.

ost o goods sold


Inventory turnover =
9

Rasio ini mengukur tingkat efisiensi yang dilakukan oleh manajer

dalam mengubah persediaan menjadi penjualan. Semakin tinggi rasio ini

maka semakin sering persediaan perusahaan berubah menjadi penjualan

dan semakin kecil rasio ini maka hal itu berarti semakin lama persediaan

perusahaan berada dalam bentuk persediaan sebelum dapat terjual.

a ount re er able
Average collection period = a erage sales per da

Rasio ini mengukur berapa lama waktu yang diperlukan oleh

perusahaan untuk dapat menagih piutang dari para debitor yang memberli

secara kredit. Bila rasio average collection period masih berada dibawah

jangka waktu kredit yang diberkkan perusahaan, maka perusahaan dapt

dikatakan efektifdalam melakukan manajemen piutang. Tetapi bila rasio

average collection period lebih lama dibandingkan jangk waktu ktedit yang

diberikan, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak efektif dalam

mengelola manajemen pituangnya.

MARKET RATIO Rasio ini dihitung dengan menghubungkan nailai pasar

perusahaan yang tercermin dari harga jual saham perusahaan dipasar sat ini

dengan nilai-nilai akuntansi tertentu. Rasio ini akan memberikan gambaran

mengenai seberapa baik investor di pasar modal menilai kinerja dan resiko

perusahaan saat ini. Berapa rasui yang sering digunakan untuk kategori

market ratio antara lain price earnig ratio (P/E ratio) dan Market/Book ratio

(M/B ratio)

Market pri e per share o ommon sto k


(P/E ratio) =
earning per share
10

Rasio ini mengukur jumlah uang yang bersedia dibayarkan oleh

investor untuk setiap rupiah penadapatan perusahaan, maka hal tersebut

menujukkanbahwa investor berani membayar setiap rupiah laba (earning)

perushaan dengan jumlah uang yang lebih besar.

Market pri e per share o ommon sto k


(M/B Ratio) =
Book alue per share o ommon sto k

Rasio ini mengukur sejauh mana investor menilai kinerja

perusahaan dengan melihat hubungan antara nilai pasar saham perusahaan

dengan nilai bukunya. Senakin tinggi rasio M/B maka hal tersebut

menunjukan bahwa investor memiliki kepercayaan terhadap perusahaan

yang tercermin dari kesediaan mereka membayar saham perusahaan lebih

tinggi dibanding nilai bukunya.

RAsio-rasion keuangan tersebut akan memiliki rti apabila rasio

keuangan suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain yang

bergerak dalam inrustri yang sama. Sebagai contoh bila perusahaan

memperoleh ROU lebih besar dibandingkan dengan ROI yang diperoleh rata-

rata perushaan lainnya dalam satu indstri, maka dapat dikatakan bahwa

perushaan memiliki superior return.

Indikator lainnya yang digunakan untuk mengukur keuangan

kompetitif perusahaan diperoleh melalui analisi kinerja ekonomi yang

didalamnya mencakup biaya modal. Perusahaan memilikia dua sumber

utama modal, yakni dari para penanam modal dan para pemberi pinjaman.

Modal yang berasal dari para pemberi pinjaman akan menimbulkan biaya

utang, sedangkan modal yang berasal dari para penanam modal akan

menimbulkan biaya ekutias. Secara bersama-sama, komponen biaya modal

tersebut akan membentuk apa yang disebut sebagai biaya modal rata-rata
11

tertimbang. Perusahaan dikatakan memiliki keunggulan kompetitip bila

perusahaan memperoleh tingkat pengembalian investasi yang lebih besar

dari biaya modalnya dibanding dengan perusahaan lain dalam satu industri.

Perusahaan yang memperoleh tingkat pengembalian lebih besar dari biaya

modalnya akan lebih mudah untuk memperoleh tambahan modal karena baik

para penanam modal maupun para pemberi pinjaman akan berebut untuk

menambah dana bagi perusahaan seperti itu.

Karena modal merupakan sumber daya ekonomi yang terbatas,

maka perusahaan harus berupaya untuk dapat memaksimalkan nilai

kekayaan para pemegang saham dengan menjalankan bisnis pada bidang

usaha yang menghasilkan tingkat pengembalian yang menarik. Hal ini

diwujudkan baik pada tataran strategi korporat, yakni dengan melakukan

diversifikasi pada berbagai usaha yang akan dapat memaksimalkan nilai

perusahaan, maupun pada tataran strategi unit bisnis, yaitu dengan

menetapkan besaran economic value added (EVA) yang harus diperoleh oleh

suatu unit bisnis agar unit bisnis tersebut memberi kontribusi bagi pencapaian

maksimalisasi nilai perusahaan pada tingkat strategi korporat.

C. Proses Manajemen Strategik

Manajemen strategi merupakan sebuah proses untuk

menghasilkan berbagai keputusan dan tindakan stragetis yang akan

menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Pada saat melakukan kegiatan

manajemen strategi, para manajer perusahaan akan mengolah input yang

diperoleh melalui evaluasi terhadap misi, tujuan, dan strategi yang dimiliki

perusahaan saat ini serta analisis terhadap lingkungan internal (melalui


12

analisis ini perusahaan akan dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan

sumber daya perusahaan) dan analisis lingkungan eksternal perusahaan

(melalui analisis ini, perusahaan dapat mengidentifikasi sejumlah peluang

dan ancaman). Melalui pengolahan input tersebut, perusahaan akan dapat

merumuskan misi dan tujuan. Selanjutnya perusahaan dapat memilih

alternatif strategi yang dianggap paling baik untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Manajemen strategi juga berkaitan dengan proses

implementasi dan pengendalian strategi yang dibuat pada level korporasi,

level bisnis dan level fungsional.

Pearce dan Robinson (2005:3) dalam Ismail Solihin (2012:71)

memberikan pejelasan lebih lengkap mengenai berbagai tugas penting yang

harus dilakukan manajemen puncak perusahaan sebagai pihak yang memiliki

inisiatif untuk melakukan proses manajemen strategi. Menurut mereka,

terdapat Sembilan tugas penting dalam menerapkan proses manajemen

strategi, yaitu :

1. Menyusun misi perusahaan, termasuk didalamnya penyataan mengenai

maksud pendirian perusahaan, filosofi perusahaan dan tujuan

perusahaan.

2. Melakukan analisis untuk mengetahui kondisi internal dan kemampuan

perusahaan.

3. Melakukan penilaian terhadap lingkungan eksternal peusahaan yang

mencakup didalamnya penilaian terhadap situasi persaingan dan konteks

usaha secara umum uang akan mempengaruhi efektivitas perusahaan

dalam mencapai tujuan.


13

4. Melakukan analisis terhadap alternatif pilihan strategi perusahaan dengan

membandingkan kesesuaian antara sumber daya yang dimiliki

perusahaan dengan lingkungan yang dihadapi perusahaan.

5. Melakukan identifikasi terhadap alternatif pilihan strategi yang diinginkan

melalui evaluasi msing-masing pilihan strategi disesuaikan dengan misi

dan tujuan perusahaan.

6. Memilih sekumpulan tujuan jangka panjang berikut strategi utama yang

paling memungkinkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

7. Membuat tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang mendukung

pencapaian tujuan jangka panjang dan strategi utama.

8. Melakukan implementasi strategi terpilih melalui anggaran alokasi sumber

daya yang dibutuhkan, dimana dalam alokasi sumber daya ini terdapat

penekanan pentingya keselarasan antara tugas, manusia, struktur

organisasi, dan teknologi yang digunakan serta system imbalan yang

diterapkan.

9. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan penerapan strategi sebagai

input yang akan digunakan dalam pembuatan keputusan dimasa

mendatang.

D. Perkembangan Konsep Manajemen Strategi

Whelen dan Hunger (2004:3-4) dalam Ismail solihin (2012:72)

menjelaskan perkembangan konsep manajemen strategi melalui empat

tahap, yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan Keuangan Dasar


14

Pada tahap ini manajer mulai membuat perencanaan yang

serius terutama pada saat mereka diminta mengajukan anggaran untuk

tahun berikutnya. Proyeksi-proyeksi diusulkan tanpa didukung dengan

analisis yang memadai dan sebagian informasi yang digunakan untuk

analisis berasal dari dalam perusahaan.

Rencana operasi yang sangat sederhana ini hanya merupakan

bentuk manajemen strategi yang semu meski untuk mempersiap-kannya

sangat menghabiskan waktu. Aktivitas normal perusahaan biasanya

tertunda untuk beberapa minggu sewaktu para manajer memeras ide

untuk mengusulkan anggaran baru tersebut. Jangka waktu untuk

perencanaan ini biasanya berlaku satu tahun.

2. Perencanaan Berbasis Peramalan

Karena pembuatan anggaran tahunan dianggap kurang

berguna dalam menstimulasi perencanaan jangka panjang, maka para

manajer selanjutnya berupaya untuk mengajukan rencana lima tahun.

Selain menggunakan informasi internal untuk membuat perencanaan

jangka panjang, para manajerpun berupaya untuk mengumpulkan

berbagai informasi dari lingkungan perusahaan. Berdasarkan informasi-

informasi yang dimiliki, para manajer berusaha membuat ekstrapolasi

terhadap trend yang ada saat ini terhadap jangka waktu lima tahun

mendatang.

Tahap ini juga sangat menyita waktu, seringkali penyusunan

rencana ini menguras aktivitas manajer selama satu bulan penuh untuk

memastikan bahwa anggaran yang diajukan cocok antara yang satu


15

dengan yang lainnya. Proses pembuatan rencana yang dibuat akan

melibatkan dana dalam jumlah yang besar. Rapat yang masing-masing

pihak berusaha mencari pembenaran terhadap asumsi-asumsi yang

mereka buat. Jangka waktu untuk perencanaan ini biasanya berlaku

untuk tiga sampai lima tahun.

3. Perencanaan Strategis

Frustasi dengan situasi konflik politik didalam perusahaan,

sementara pada saat yang sama diperoleh suatu kenyataan bahwa

rencana lima tahunan yang dibuat tidak berjalan efektif, maka manajemen

puncak kemudian mengambil kendali terhadap proses perencanan

dengan mmulai kegiatan perencanan strategis. Melalui kegiatan ini

perusahaan berusaha untuk menigkatkan kemampuannya dalam

memberikan tanggapan terhadap perubahan pasar dan persaingan

dengan melakukan proses berpikir secara strategis. Kegiatan

perencanaan diambil alih dari manajer yang memiliki level rendah dan

mengkonsentrasikan pembuatan rencan strategis kepada para staf

perencana. Perusahaan sering juga menggunakan tenaga konsultan yang

memberikan berbagai teknik baru dan inovatif yang akan digunakan oleh

para staf perencan untuk mengumpulkan informasi dan memperkirakan

kecenderungan pada masa yang akan datang. Selain konsultan,

perusahaan juga banyak mamanfaatkan jasa mantan ahli strategi militer

untuk membetuk unit intelejen persaingan.

Konsep perencanaan strategis didasari oleh pemikiran

bagaimana perusahaan membuat perencanaan jangka panjang dengan


16

memperkirakan perubahan-perubahan yang akan terjadi dalam

lingkungan perusahaan selama beberapa tahun mendatang. Setelah

perusahaan berhasil meramalkan perubahan-perubahan tersebut,

selanjutnya perusahaan akan menyesuaikan sumber daya internal yang

harus dimiliki untuk memanfaatkan peluang usaha yang ada di lingkungan

eksternal serta mengantisipasi berbagai ancaman yang akan dihadapi

perusahaan dalam jangka panjang.

Sebagai sebuah model perencanaan, perenanaan strategis

mengalami masa pasang surut. Model ini pernah sangat popular pada

tahun 70-an dan mulai banyak ditinggalkan pada akhir tahun 80-an

setelah terbukti banyak perusahaan besar tidak dapat menigkatkan

kinerja secara signifikan dengan menggunakan model perencanaan ini.

Selain itu model perencanaan strategis untuk sementara waktu kalah

bersaing dengan model Porter maupun model Hamel dan Prahalad atau

model perencanaan lainnya yang mampu memberikan jawaban atas

perencanaan perusahaan jangka penjang untuk meraih keunggulan

kompetitif yang tercermin dari peningkatan posisi kompetitif perusahaan

di pasar.

4. Manajemen Strategi

Menyadari bahwa rencana strategis terbaikpun tidak akan

berguna tanpa adanya input dan komitmen dri manajer pada level yang

lebih rendah, maka manajer puncak pada tahap selanjutnya membentuk

kelompok perencana yang terdiri dari para manajer dan karyawan kunci

pada berbagai jenjang manajemen yang berasal dari berbagai


17

departemen dan kelompok kerja. Mereka mengembangkan dan

mengintegrasikan serangkaian rencana strategis dengan tujuan

mencapai tujuan utam perusahaan.

Konsep manajemen strategi memperoleh momentum keber-

hasilan sebagai model pengembangan strategi perusahaan pada era 90-

an dimana banyak perusahaan berskala besar merasakan manfaat dari

penerapan manajemen strategi. Hal ini antara lain disebabkan karena

konsep manajemen strategi telah mengalami penyermpurnaan dibanding

konsep pendahulunya.

Perencanaan strategis mengalami perbaikan, konsep

manajemen strategi menekankan pada skenario masa depan yang paling

mungkin untuk dicapai dengan disertai strategi kontinjensi untuk setiap

skenario. Dalam hal ini rencana strategis lima tahunan telah diganti

dengan pemikiran strategis pada segenap jenjang organisasi, dimana

proses berpikir secara strategis ini dilakukan sepanjang tahun. Sementara

dalam konsep perencanaan strategis, manajemen puncak lebih

menekankan usahanya pada peramalan masa depan secara sempurna

dan merumuskan strategi berdasarkan peramalan tersebut dimana

peramalan yang dimaksud memiliki horizon waktu jangka panjang.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan manjemen strategi

melibatkan manajer-manajer dari level yang lebih rendah dan personel

kunci dalam pengembangan rencana strategis. Hal ini bertujuan agar

rencana strategi yang dibuat mendapatkan komitmen secara luar dari

sumber daya manusia perusahaan. Dengan demikian kendati manajemen

puncak masih merupakan pihak yang mengambil inisiatif bagi pembuatan


18

rencana strategis, tetapi strategi yang diusulkan dapat datang dari bagian

manapun dalam organisasi perusahaan. Hal ini berbeda dengan

penerapan konsep perencanan strategis, yang mana pembuatan rencana

strategis hanya dilakukan oleh manajemen puncak perusahaan, sehingga

strategi yang muncul juga didominasi oleh strategi yang berasal dari

manajemen puncak.

Dalam manajemen strategi terjadi penyebaran informasi

strategis secara lebih luas kepada para manajer dan personel kunci dari

berbagai level manajerial yang terlibat dalam pembuatan rencana

strategis. Hal ini berbeda dengan kegiatan perencanaan strategis, dimana

informasi strategis hanya dimiliki oleh pimpinan puncak perusahaan.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Seperti yang sudah dipaparkan diatas, bahwa manajemen strategi

merupakan suatu komponen yang sangat vital, yakni suatu alat yang sangat

dibutuhkan dalam rangka penyusunan perencanaan dan strategi perusahaan

dalam mencapai tujuannya.

Secara garis besar manajemen strategi bertujuan untuk menyusun

strategi perusahaan guna menciptakan keunggulan kompetitif bagi

perusahaan. Terdapat dua indicator untuk menilai keunggulan komptetitf

perusahaan antara lain menckup indicator kinerja akuntansi dan kinerja

ekonomi.

Indikator kinerja akuntansi merupakan suatu langkah untuk menilai

apakah kinerja keuangan suatu perusahaan baik atau tidak, dengan

menggunakan parameter kinerja keuangan perusahaan yaitu meliputi :

profitability ratio, liquidity ratio, leverage ratio, actibity ratio dan market ratio.

Indikator kinerja ekonomi digunakan untuk mengukur keunggulan

kompetitif perusahaan diperoleh melalui analisis kinerja ekonomi yang

didalamnya mencakup biaya modal.

Manajemen strategi merupakan sebuah proses untuk menghasilkan

berbgai keputusan dan tindakan strategis yang akan menunjang percapaian

tujuan perusahaan.

Terdapat Sembilan tugas penting dalam menerapkan proses manajemen

strategi, yaitu :

19
20

1. Menyusun misi perusahaan, termasuk didalamnya penyataan mengenai

maksud pendirian perusahaan, filosofi perusahaan dan tujuan

perusahaan.

2. Melakukan analisis untuk mengetahui kondisi internal dan kemampuan

perusahaan.

3. Melakukan penilaian terhadap lingkungan eksternal peusahaan yang

mencakup didalamnya penilaian terhadap situasi persaingan dan konteks

usaha secara umum uang akan mempengaruhi efektivitas perusahaan

dalam mencapai tujuan.

4. Melakukan analisis terhadap alternatif pilihan strategi perusahaan dengan

membandingkan kesesuaian antara sumber daya yang dimiliki

perusahaan dengan lingkungan yang dihadapi perusahaan.

5. Melakukan identifikasi terhadap alternatif pilihan strategi yang diinginkan

melalui evaluasi msing-masing pilihan strategi disesuaikan dengan misi

dan tujuan perusahaan.

6. Memilih sekumpulan tujuan jangka panjang berikut strategi utama yang

paling memungkinkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

7. Membuat tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang mendukung

pencapaian tujuan jangka panjang dan strategi utama.

8. Melakukan implementasi strategi terpilih melalui anggaran alokasi sumber

daya yang dibutuhkan, dimana dalam alokasi sumber daya ini terdapat

penekanan pentingya keselarasan antara tugas, manusia, struktur

organisasi, dan teknologi yang digunakan serta system imbalan yang

diterapkan.
21

9. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan penerapan strategi sebagai

input yang akan digunakan dalam pembuatan keputusan dimasa

mendatang.

Menurut Whelen dan Hunger (2004:34) dalam Ismail Solihin

(2012:72-74) perkembangan konsep manajemen strategi melalui empat

tahap, yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan keuangan dasar

2. Perencanaan berbasis peramalan

3. Perencanan strategi

4. Manajemen strategi

B. Saran
Demikian materi yang kami paparkan,tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini. kami banyak berharap, para pembaca dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah
ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hery.2013.Cara Cepat dan Mudah Memahami Pengantar

Manajemen.Yogyakarta:Gava Media;

RAngkuti, Freddy.2014.Analisis SWOT.Jakarta.PT Gramedia PustakaUtama;

Solihin, Ismail.2012.Manajemen Strategik.Jakarta:Erlangga.

22

Anda mungkin juga menyukai