BUMN
SKRIPSI
Oleh:
151301034
FAKULTAS PSIKOLOGI
MEDAN
2020
Adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh
gelar sarjana di suatu perguruan tinggi manapun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penelitian ini saya kutip dari hasil
karya orang lain yang telah dituliskan sumbemya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah dan citra penulisan ilmiah.
NIM. 151301034
Abstrak
iv
Abstract
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa
penyusunan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Work Life
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Fakultas Psikologi Universitas
dorongan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan
kepada:
MA, Psikolog selaku Wakil Dekan 1, dan Bapak Ferry Novliadi, M.Si
selaku Wakil Dekan 2, serta Ibu Rika Eliana, M.Psi, Psikolog selaku Wakil
3. Ibu Dr. Wiwik Sulistyaningsih, M.Psi dan Bapak Eka Danta Jaya Ginting,
vi
4. Bapak Dr. Abdhy Aulia Adnan, SP, MM dan Ibu Dr. Vivi Gusrini
Rahmadani Pohan, S.Psi., M.A selaku dosen penguji penulisan skripsi yang
telah memberikan bimbingan berupa kritik dan saran yang dapat membantu
Sumatera Utara, terima kasih atas semua ilmu bermanfaat yang telah
diberikan.
6. Seluruh keluarga inti penulis yaitu Mama, Bang Utha, Fauzi, dan Andung
Adek dan Andung tidak menjatuhkan tetapi terus mendukung dan selalu
menjadi motivasi buat penulis terus berusaha kembali sampai akhirnya bisa
terimakasih dan Cece sayang Mama, Abang, Adek, Andung dan Al-Fatihah
buat Papa.
7. Sahabat tercinta penulis yaitu Ajeng, Dhea, Debby, Nadya, Ayu, Lia, dan
vii
Ramadhanty Putri, Wita Purwasih Harahap, Sella Rizal dan Sheila Hamdah
9. Terkhusus untuk Dekcik dan Cakeee, dua orang dengan hati yang sangat
amat baik juga begitu sweet, penulis mengucapkan banyak terimakasih telah
mendengarkan keluh kesah dan senantiasa menanyakan kabar dan juga terus
10. Keluarga besar angkatan 2015, terimakasih atas dukungan dan kerja
Sumatera Utara.
11. Saudara tercinta, kakak kesayangan yaitu kak Fitriana Rizki Fadillah Rambe
12. Kakak senior kesayangan penulis yaitu kak Mey Ginting yang sudah sangat
13. Zulfadli Kurniawan Gultom, yang dengan baik dan selalu sabar membantu
dan menemani setiap proses penyelesaian skripsi ini, selalu mendukung dan
viii
memberikan saran dan juga motivasi tiada habis, serta canda tawa untuk
16. Semua orang yang menjadi partisipan dalam penelitian ini, terimakasih
17. Nindya Fadillah Sarah a.k.a Cece Sarah, diriku sendiri. Terimakasih, sudah
bertahan sejauh ini, tidak pernah berhenti berjuang dengan segala hal sulit
ini dengan baik, terimakasih telah melawan rasa takut dan rasa insecure. I
proud of my self.
Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih belumlah sempurna.
Untuk itu peneliti dengan segala kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak yang dapat membantu menyempurnakan penelitian ini. Peneliti
ix
Abstrak ................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................... 15
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 15
1.2. Identifikasi Masalah ................................................................................... 22
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 22
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 22
1.5. Sistematika Penulisan ................................................................................. 23
BAB II : LANDASAN TEORI ............................................................................. 25
2.1. Kesejahteraan Psikologis ................................................................................... 25
2.1.1. Defenisi Kesejahteraan Psikologis....................................................... 25
2.1.2. Dimensi Kesejahteraan Psikologis....................................................... 27
2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis ............ 32
2.2. Work-Life Balance ...................................................................................... 35
2.2.1. Pengertian Work-Life Balance ............................................................. 35
2.2.2. Aspek-aspek Work-Life Balance ......................................................... 38
2.2.3. Dampak Work-Life Balance................................................................. 39
2.3. Pengaruh Work-Life Balance terhadap Kesejahteraan Psikologis pada
Wanita yang Bekerja ........................................................................................... 42
2.4. Hipotesa Penelitian ..................................................................................... 45
BAB III : METODE PENELITIAN ..................................................................... 46
3.1. Identifikasi Variabel ................................................................................... 46
3.2. Defenisi Operasional .................................................................................. 47
3.3. Populasi Dan Sampel.................................................................................. 48
3.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 50
xi
Tabel 11. Deskripsi Skor Hipotetik dan Skor Empirik Data Skala
Tabel 13. Deskripsi Skor Hipotetik dan Skor Empirik Data Skala Kesejahteraan
Psikologis ............................................................................................. 68
Tabel 16. Uji Linearitas Work-Life Balance dan Kesejahteraan Psikologis ........ 71
Tabel 17. Ringkasan Hasil Analisis Regresi antara Work-Life Balance dan
xii
Psikologis ............................................................................................. 73
Tabel 20. Ringkasan Hasil Analisis Regresi antara Aspek Time Balance (Work-Life
Tabel 21. Ringkasan Hasil Analisis Regresi antara Aspek Involvement Balance
Tabel 22. Ringkasan Hasil Analisis Regresi antara Aspek Satisfaction Balance
xiii
xiv
PENDAHULUAN
Secara umum bekerja sudah menjadi suatu kebutuhan oleh manusia. Bekerja
bagi manusia adalah cara untuk dapat bertahan hidup guna memenuhi segala kebutuhan
yang ada. Bekerja berarti melakukan suatu tugas dengan hasil karya yang berguna bagi
manusia. Aktivitas dalam bekerja mengandung unsur kegiatan sosial dan menghasilkan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti kebutuhan sandang, pangan dan
papan sehingga dapat merasakan hidup sejahtera yang meliputi kesejahteraan fisik,
sosial ditempat ia bekerja dan penguasaan alat-alat yang digunakan untuk bekerja
(Grady, 2002). Pekerjaan menjadi tuntutan setiap individu yang menyebabkan sebagian
besar waktu seorang pekerja itu dihabiskan ditempat kerja. Seorang karyawan rata-rata
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja dan juga sepertiga dari waktu
hidupnya dihabiskan untuk bekerja (Harter, Schmid, & Keyes, 2002; Zulkarnain,
15
Karyawan yang memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi akan lebih kooperatif,
memiliki tingkat absensi yang rendah, tepat waktu dan efisien, juga dapat bekerja lebih
lama di perusahaan. Sesuai dengan pernyataan oleh Ryan dan Deci (2001),
meningkatkan kesejahteraan pekerja adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar
pekerja memiliki motivasi untuk bekerja dengan baik (Harter, Schmidt, & Keyes,
2002). Ketika individu memiliki kesejahteraan psikologis yang baik, mereka dapat
berfungsi dengan baik (Ryff, 1989). Dengan demikian, akan optimal untuk melakukan
semua tugas dan tanggung jawab sebagai individu dan dia memiliki hubungan positif
dari sekedar pekerjaan yang melaksanakan program kerja tapi juga dituntut untuk
interaksi dengan rekan kerja, serta mengikuti peraturan perusahaan. Bekerja pada
individu yang memiliki sikap positif terhadap dirinya sendiri dan orang lain, dapat
membuat keputusan sendiri dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat menciptakan
16
dengan tekanan sosial, dapat mengontrol lingkungan eksternal, memiliki arti hidup dan
dapat merealisasikan potensi diri (Daniella, 2012). Hal tersebut sejalan dengan enam
dimensi dari kesejahteraaan psikologis yang dirumukan oleh Ryff (1995), yaitu
Penerimaan diri, Hubungan yang positif dengan orang lain, Otonomi, Penguasaan
Lingkungan, Tujuan dalam kehidupan dan Pengembangan diri. Salah satu yang
(2009) menemukan korelasi positif antara fleksibilitas tempat kerja dan work life
Banyak pekerja merasa di bawah tekanan ketika bekerja lebih lama sekaligus
life balance (Kluczyk, 2013). Salah satu penyebab menurunnya ialah konflik yang
terjadi didalam perusahaan yaitu konflik antar pekerja yang terjadi, dan keluarga
disebabkan oleh jam kerja yang berlebihan, jadwal kerja yang kaku, tuntutan yang
harus dijalankan sesuai dengan pekerjaan ataupun dalam keluarga dan itu sangat
17
Struges dan Guest (2004) menyebutkan bahwa work life balance merupakan
komitmen yang dilakukan dengan keluarga serta tanggung jawab lainnya seperti
bekerja dan kegiatan diluar pekerjaan. Fisher, dkk (2003) menyatakan bahwa work life
balance sebagai persaingan waktu dan energi yang digunakan oleh individu untuk
menjalani peran yang berbeda. Kehidupan individu dapat dikatakan tidak seimbang
ketika jumlah waktu bekerja menimbulkan konflik, beban atau stress pada bidang
kehidupannya yang lain. Work life balance memiliki tiga aspek, yaitu Time Balance,
Involvement Balance dan Satisfaction Balance. (Greenhaus, Collins dan Shaw, 2003).
Pada zaman sekarang ini fenomena wanita bekerja bukan hal yang aneh lagi di
kalangan masyarakat. Sesuai dengan pernyataan Davis (1991) bahwa faktor yang
mendorong manusia bekerja adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Sukesi
cakupan wilayah kerja untuk memperluas ruang gerak yang awalnya hanya dapat
dimasuki oleh laki- laki. Hal ini disebabkan adanya peran ganda dari wanita selain
peran domestik. Peran tersebut adalah peran transisi, dimana perempuan sebagai tenaga
kerja yang ikut turut aktif untuk mencari nafkah di berbagai kegiatan sesuai dengan
18
dan negatif. Sisi positif dari wanita yang bekerja adalah dapat berkontribusi pada
hubungan yang lebih setara antara suami dan istri, dan juga dapat membuat harga diri
wanita meningkat. Hal itu dikarenakan wanita bekerja tidak hanya karena memenuhi
kebutuhan saja, tetapi sebagai pengembangan aktualisasi dirinya. Wanita yang bekerja
juga dapat menjadi model positif untuk perkembangan anak. Sisi negatif dari wanita
yang bekerja adalah peran ganda yang dilakukannya akan menghadapkan ia pada
persoalan kehidupan yang ganda pula, seperti persoalan dalam pekerjaan dan juga
persoalan dalam keluarga. Konflik yang sangat mungkin muncul antara peran dalam
pekerjaan dan keluarga dikarenakan waktu yang berkurang untuk melayani suami dan
Pekerja wanita yang sudah menikah dan mempunyai anak memiliki tuntutan
ganda yang harus dijalani secara bersamaan dan akan menimbulkan konflik ketika
kedua peran tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan dari femomena dan
observasi yang didapatkan, bahwa wanita yang bekerja dan juga menjalani tugas-tugas
rumah tangga rentan merasakan stress, mudah marah, sensitif, bahkan pusing. Salah
satu hal yang bisa dijalani untuk menurunkan tingkat terjadinya konflik tersebut ialah
dengan menyeimbangkan antara aktivitas keluarga dengan aktivitas yang kita jalani
didunia kerja (Adhania, 2017). Komitmen antara pekerjaan dan keluarga merupakan
suatu hal yang dapat mempengaruhi kesuksesan dari setiap individu. Setiap individu
19
dapat sukses di pekerjaan oleh karena itu semuanya harus seimbang (Parasuraman,
1996). Parkes dan Langford (2008), berpendapat bahwa work-life balance berpengaruh
memperkuat hubungan dengan keluarga (Parkes dan Langford, 2008). Dengan itu, ibu
sekaligus wanita yang bekerja harus memaksimalkan work-life balance, yang mana ibu
Penelitian yang dilakukan oleh Karase (2000) dan Siregar (2018) menunjukkan
tersebut menjadi stress, depresi, burnout hal tersebut terjadi ketika individu terlibat
Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh work life
perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BUMN adalah pelaku ekonomi
dalam sistem perekonomian secara nasional. BUMN didirikan dengan tujuan untuk
20
lainnya. BUMN memiliki enam keunggulan yang didapatkan oleh pekerjanya, yaitu
jenjang karir, tunjangan atau gaji yang memuaskan, asuransi, jaminan hari tua, fasilitas
bantuan hukum dan menyediakan beasiswa untuk pegawai yang ingin melanjutkan
studi. Perseroan Terbatas yang berada dibawah naungan BUMN memiliki jam kerja
yang tetap, berdasarkan fenomena yang didapatkan bahwa karyawan yang bekerja di
perusahaan naungan BUMN adalah karyawan yang bekerja full time, bekerja full time
adalah bekerja selama 35 sampai 40 jam seminggu. Pada prinsipnya jam karyawan
BUMN diatur delapan jam kerja dalam sehari atau sama dengan 40 jam dalam
seminggu dan adanya tambahan jam kerja (lembur). Wanita yang bekerja di perusahaan
BUMN mengharuskan ia berada di kantor dari pagi hingga sore hari. Jadi, penelitian
akan dilakukan pada para wanita yang bekerja di kantor yang merupakan perusahaan
life balance terhadap kesejahteraan psikologis seseorang menjadi dasar peneliti ingin
meneliti pengaruh work life balance terhadap kesejahteraan psikologis pada bagian
yang lebih spesifik yaitu pada wanita yang bekerja. Alasan peneliti hanya
menggunakan subjek wanita dikarenakan pada umumnya wanita lah yang dihadapkan
dengan peran ganda, wanita yang bekerja diluar rumah juga akan melakukan pekerjaan
didalam rumah tangga. Oleh karena itu tantangan wanita dalam menyeimbangkan
21
Apakah ada pengaruh work life balance terhadap kesejahteraan psikologis pada
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh work life balance
1. Manfaat Teoritis
untuk pengembangan ilmu psikologi, khususnya pada Psikologi bidang Industri dan
22
Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan juga dapat memberi informasi
dan masukan tentang pengaruh work life balance terhadap kesejahteraan psikologis,
terutama kepada para pekerja khususnya karyawan wanita yang sudah berumah tangga.
a. BAB I: Pendahuluan
Dalam bab ini akan disajikan uraian singkat mengenai latar belakang,
penulisan.
Bab ini berisi uraian mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian.
Pada penelitian ini teori utama yang digunakan adalah teori mengenai work-
Bab ini berisi uraian yang menjelaskan mengenai metode penelitian yang
prosedur penelitian.
23
Bab ini berisikan uraian mengenai analisa dari hasil penelitian yang
24
LANDASAN TEORI
kesejateraan. Kata “sejahtera” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti aman
menunjukkan pada rentang karakteristik dan persepsi terhadap fungsi dari otonomi diri,
evaluasi mengenai kompetensi dari diri seseorang, yang ditekankan pada hirarki tujuan
individu memahami arti dan tujuan hidup, dan bagaimana seorang individu mampu
25
hasil dari kesejahteraan psikologis dan merupakan tujuan tertinggi yang ingin dicapai
pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu
dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan hidup,
mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri,
poin tersebut termasuk pada dimensi kesejahteraan psikologi. Konsep Ryff berawal
dari keyakinan bahwa kesehatan yang positif tidak sekedar dengan tiadanya kesehatan
psikologis dan kesehatan mental, termasuk skala tingkatan kemandirian dan hubungan
positif dengan orang lain (Trankle, 2010; Siregar, 2018). Kesejahteraan psikologis
sehingga menjadi tujuan tertinggi dari kesejahteraan psikologis yang ingin dicapai oleh
setiap manusia (Ryff, 1989). Teori-teori psikologi seperti teori Maslow yang
26
membedakan hal yang positif dan negatif dimana hal ini akan berpengaruh pada
kebahagiaan dan individu dapat memberikan indikator pada kepuasaan hidup sebagai
pendapat Ryff yaitu kondisi psikologis dari setiap individu berfungsi dengan baik dan
terhadap diri sendiri juga orang lain, memiliki tujuan dalam hidupnya, memiliki
pendukung untuk memperoleh kondisi psikologis individu berfungsi dengan baik dan
positif dengan orang lain (positive relation with others), otonomi (autonomy),
27
hidupnya, tetapi mereka tetap menerima kegagalan dan keberhasilan tersebut. Ciri ini
merupakan ciri utama dari kesehatan mental dan juga sebagai karakteristik utama
dalam aktualisasi diri berfungsi optimal. Penerimaan diri adalah keadaan individu yang
memiliki keyakinan akan karakteristik dirinya, mampu dan mau untuk hidup dalam
bersikap terhadap dirinya sendiri, bertanggung jawab terhadap diri sendiri, berani
Menurut Ryff (1989), semakin individu dapat menerima dirinya sendiri, maka akan
semakin tinggi sikap positif individu tersebut terhadap diri sendiri, memahami,
menerima semua aspek diri, termasuk kualitas diri yang buruk dan memandang masa
lalu sebagai sesuatu yang baik. Sebaliknya, semakin rendah penerimaan individu
terhadap diri sendiri maka individu tersebut akan semakin tidak puas dengan dirinya
sendiri, akan kecewa dengan masa lalu, dan kualitas diri sehingga menimbulkan
Pada dimensi ini terkait dengan hubungan saling percaya dengan orang lain.
28
kemampuan untuk mencintai orang lain. Hubungan hangat dengan orang lain
digambarkan dalam kemampuan berhubungan dekat dengan orang lain (intimacy) dan
hubungan interpersonal, maka hal ini menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki
keintiman dengan orang lain, memahami konsep memberi dan menerima dalam
membangun sebuah hubungan. Dan sebaliknya individu yang tidak dapat membangun
hubungan interpersonal dengan baik maka individu tersebut akan merasa terisolasi,
kurang terbuka, kurang bisa bersikap hangat, dan tidak bisa memperhatikan
c. Otonomi (Autonomy)
merupakan dasar kepercayaan bahwa pikiran dan tindakan seseorang berasal dari
dirinya sendiri dan tidak ditentukan oleh kendali orang lain. Ciri utama dari seorang
29
seorang diri, dan mandiri. Ia mampu mengambil keputusan tanpa tekanan dan campur
tangan orang lain, memiliki ketahanan dalam menghadapi tekanan sosial dan dapat
mengatur tingkah laku dari dalam diri. Sebaliknya, seseorang yang kurang otonomi
akan sangat memperhatikan dan mempertimbangkan harapan dan evaluasi dari orang
lain dan berpegangan pada penilaian orang lain untuk membuat keputusan penting
(Ryff, 1995).
kesehatan mental.
kesempatan yang ditawarkan lingkungan secara efektif dan mampu memilih atau
menciptakan konteks lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai pribadinya.
yang ditawarkan di lingkungan dan kurang memiliki kontrol terhadap dunia di luar diri.
30
Seseorang yang memiliki nilai yang tinggi dalam dimensi tujuan hidup memiliki
rasa keterarahan dalam hidup, mampu merasakan arti dari masa kini, memiliki
keyakinan yang memberikan tujuan hidup, serta memiliki tujuan dan target yang ingin
dicapai dalam hidup. Sebaliknya, seseorang yang kurang memiliki tujuan hidup,
tujuan hidup serta tidak melihat makna yang berkembang untuk hidupnya dari kejadian
di masa lalu. Memiliki tujuan hidup yang jelas adalah bagian penting dari karakteristik
individu yang memiliki kesejahteraan psikologis, inidvidu dalam kondisi ini diartikan
manusia. Kemampuan ini merupakan gagasan dari individu untuk terus memperkuat
kondisi internal alamiahnya. Dalam diri individu terdapat suatu kekuatan yang terus
berjuang dan melawan rintangan eksternal, sehingga pada akhirnya individu berjaung
Seseorang yang memiliki pertumbuhan pribadi yang baik ditandai dengan adanya
sebagai individu yang selalu tumbuh dan berkembang, terbuka terhadap pengalaman-
31
dapat merasakan peningkatan yang terjadi pada diri dan tingkah lakunya setiap waktu,
serta dapat berubah menjadi pribadi yang lebih efektif dan memiliki
pribadi yang kurang baik akan merasa dirinya stagnasi, tidak melihat peningkatan diri,
merasa bosan dan kehilangan minat terhadap kehidupannya, serta merasa tidak mampu
dalam mengembangan sikap dan tingkah laku yang lebih baik (Ryff, 1995).
faktor, yaitu:
a. Usia
Ryff (1989) mengemukakan bahwa usia menjadi salah satu faktor yang
b. Jenis Kelamin
Secara umum tingkat kesejahteraan psikologis pria dan wanita hampir sama namun
wanita unggul dalam dimensi hubungan positif dengan orang lain. Sejak kecil
32
yang agresif dan mandiri sementara itu perempuan digambarkan sebagai sosok yang
pasif dan tergantung serta sensitive terhadap perasaan orang lain (Papalia, 2009;
Siregar, 2018). Sebagai sosok yang digambarkan tergantung dan sensitif terhadap
memiliki skor yang lebih tinggi dalam dimensi hubungan positif dan dapat
Menurut Ryff dan Singer (1996) bahwa perbedaan stasus sosial ekonomi memiliki
psikologis yang tinggi pada individu yang memiliki stasus pekerjaan yang tinggi.
dukungan sosial. Individu dengan tingkat penghasilan yang tinggi berstatus menikah
dan memperoleh dukungan sosial akan memperoleh kesejahteraan yang lebih tinggi.
d. Budaya
Menurut Ryff dan Singer (1996), ada perbedaan kesejahteraan psikologis antara
kemandirian dalam aspek penerimaan diri atau otonomi lebih menonjol dalam konteks
budaya barat. Sementara itu masyarakat yang memiliki budaya yang berorientasi
33
e. Kepribadian
Schmutte dan Ryff (1995) melakukan penelitian mengenai hubungan antara big five
low neuroticism mempunyai skor tertinggi pada dimensi penerimaan diri, penguasaan
lingkungan dan tujuan hidup. Individu yang termasuk dalam kategori openness to
experience memiliki skor tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi, individu yang
termasuk dalam kategori agreeableness dan extraversion memiliki skor tinggi pada
dimensi hubungan positif dengan orang lain dan individu yang termasuk kategori low
f. Dukungan Sosial
psikologis. Dukungan sosial adalah hal yang berkaitan dengan rasa nyaman, perhatian,
penghargaan, atau pertolongan yang dipersepsikan, hal tersebut didapatkan dari orang-
orang yang ada di sekeliling kita seperti pasangan, keluarga, teman, tetangga, atau
dicintai, dihargai, diperhatikan, dan sebagai bagian dari suatu jaringan sosial seperti
34
dukungan sosial yang akan berkaitan dengan work life balance merupakan dukungan
yang diberikan oleh teman atau anggota keluarga sehingga individu dapat
menyeimbangkan antara pekerjaan dengan keluarga (Baron & Bayrn, 2005). Dalam
penelitian ini, dukungan sosial yang didapatkan diperoleh dari suami dan juga
orangtua, terkhusus dukungan dari suami terkait izin dan pengertian terhadap istri
mengatur lingkungan pekerjaan dan keluarga dan batasan diantara keduanya untuk
life balance adalah suatu keadaan seimbang pada dua tuntutan dimana pekerjaan dan
kehidupan seorang individu adalah sama. Dimana work life balance dalam pandangan
karyawan adalah pilihan mengelola kewajiban kerja dan pribadi atau tanggung jawab
Lazar, Osoian, & Ratiu (2010) menyatakan bahwa sejak awal penting untuk
memahami bahwa work-life balance bukan berarti mengalokasikan jumlah waktu yang
35
keterlibatannya dalam berbagai peran. Seperti yang dikemukakan oleh Hill, Clarke,
Koch, & Hill (2004) bahwasanya work-life balance secara umum dikaitkan dengan titik
keseimbangan atau upaya dalam menjaga berbagai peran yang dijalani dalam hidup
agar tetap selaras. Work-life balance merupakan suatu keadaam dimana konflik yang
dialami individu rendah serta perannya dalam dunia pekerjaan dan keluarga berjalan
tuntutan waktu, emosi dan sikap dari pekerjaan dan tanggung jawab keluarga secara
bersamaan. Work-life balance berarti karyawan dapat dengan bebas menggunakan jam
komitmen lain seperti keluarga, hobi, seni, studi, dan tidak hanya fokus terhadap
kehidupan non-kerja) sebagai tingkat kepuasan atau kecocokan antara peran ganda
secara seimbang diantara tanggung jawab pekerjaan dan tanggung jawab dalam
keluarga atau kehidupan. Grzywacz dan Carlos (dalam Poulose & Sudarsan, 2014)
mendefinisikan work-life balance sebagai pemenuhan harapan bagi peran terkait yang
36
keluarga. Terutama pada ibu sekaligus wanita yang bekerja harus memaksimalkan
work-life balance, yang mana ibu yang bekerja harus menghadapi tantangan untuk
seperti kehidupan pribadi, keluarga, hubungan sosial yang sangat perlu untuk
terwujud dengan tercapainya kepuasan disemua aspek kehidupan dan hal tersebut
semua bagian.
dimana individu terikat secara seimbang diantara tanggung jawab pekerjaan dengan
tanggung jawab dalam keluarga, kondisi tersebut demi mengurangi ketegangan antara
37
balance, yaitu:
a. Time Balance
individu untuk memenuhi tuntutan peran dalam pekerjaan dan keluarga. Dalam hal ini,
keseimbangan waktu yang dimiliki oleh karyawan menentukan jumlah waktu yang
dialokasikan oleh karyawan pada pekerjaan maupun kehidupan pribadi mereka dengan
keluarga. Dengan demikian, karyawan tidak merasa terbebani oleh pekerjaan yang
dapat mengurangi waktu mereka berkumpul bersama keluarga. Selain itu, karyawan
juga tetap dapat menyelesaikan pekerjaannya secara profesional tanpa adanya tuntutan
b. Involvement Balance
karir seseorang dan keluarganya. Individu dapat menerapkan dengan seimbang dalam
memenuhi tuntutan peran pada pekerjaan dan keluarga. Dalam hal ini, ketika individu
dapat terlibat secara fisik dan emosional dalam pekerjaan dan keluarganya, maka
38
ranah tersebut.
c. Satisfaction Balance
Individu merasakan kepuasan yang seimbang terhadap tuntutan peran dalam pekerjaan
dan keluarga. Dalam hal ini, kepuasan individu akan muncul apabila individu tersebut
menganggap bahwa apa yang telah dilakukannya selama ini cukup baik dan dapat
dampak positif yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu dampak yang berkaitan dengan
pekerjaan/karir dan keluaran yang tidak terkait dengan karir. Fungsi work-life balance
39
c. Minimnya turnover
hubungan negatif. Semakin tinggi work-life balance yang dimiliki oleh seorang
d. Minimnya burnout
40
f. Performa kerja
memiliki performa kerja yang baik pula. Performa kerja yang baik dapat dilihat
a. Kepuasan hidup
kepuasan hidup orang tersebut. Kepuasan hidup ini mencakup berbagai aspek,
b. Kesejahteraan Psikologis
41
c. Kesehatan
Konflik atau interferensi yang terjadi antara kehidupan rumah tangga dan karir
kesehatan dan dimoderasi oleh stres. Semakin tinggi work-life conflict yang
dialami oleh seseorang semakin rendah tingkat kesehatan orang tersebut. Hal
kesehatan.
memiliki banyak dampak positif terhadap kehidupan manusia, baik dalam pekerjaan
maupun kehidupan pribadi. Banyaknya fungsi work-life balance ini menjadikan work-
merupakan kenyamanan fisik dan psikologis individu yang bekerja disuatu perusahaan
yang harus dimiliki, dukungan sosial yang akan berkaitan dengan work life balance
merupakan dukungan yang diberikan oleh teman atau anggota keluarga sehingga
42
2005). Jan (2009) menemukan korelasi positif antara fleksibilitas tempat kerja dan
work life balance dengan kesejahteraan psikologis. Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Siregar (2018) juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara
keseimbangan kehidupan bekerja dan kesejahteraan psikologis Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi tingkat work-life balance seseorang maka semakin tinggi pula tingkat
kesejahteraan psikologis.
pekerjaan mereka yang akan mengganggu kehidupan keluarga mereka sebanyak 30%
(Vallone & Donaldson, 2001). Jika pada wanita penelitian yang dilakukan Yoon & Han
(2004) tentang keseimbangan antara pekerjaan dengan keluarga dapat terpenuhi maka
kesejahteran psikologis pada wanita atau yang sudah menjadi istri yang bekerja dan
dengan keluarga memiliki kepuasan hidup yang tinggi dan berpengaruh pada
kesejahteraan psikologis. Hasil studi Lu, dkk (2006; Siregar, 2018) bahwa ketika work-
life balance pada seseorang tidak terpenuhi maka dalam keluarga akan berpengaruh
negatif dengan kebahagiaan individu di tempat kerja. Bersamaan dengan hal tersebut
penelitian yang dilakukan Byron (2005) menjelaskan bahwa work-life balance pada
individu ketika bersama dengan keluarga tidak terpenuhi atau tidak seimbang antara
43
tuntutan keluarga menjadi tidak seimbang (Greenhaus, Collin & Shaw, 2008).
Pekerja wanita yang sudah menikah dan mempunyai anak memiliki tuntutan dalam
yang harus dijalani secara bersamaan dan akan menimbulkan konflik ketika kedua
peran tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Salah satu hal yang bisa dijalani untuk
aktivitas keluarga dengan aktivitas yang kita jalani didunia kerja (Adhania, 2017).
Komitmen antara pekerjaan dan keluarga merupakan suatu hal yang dapat
dukungan dari lingkungan sosialnya terutama keluarga agar mereka dapat sukses di
pekerjaan oleh karena itu semuanya harus seimbang (Parasuraman, 1996). Sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2017), terdapat pengaruh positif
yang signifikan antara work-life balance dengan kesejahteraan psikologis ibu yang
bekerja. Semakin tinggi work-life balance maka semakin tinggi pula kesejahteraan
stress, depresi, burnout. Hal tersebut terjadi ketika individu terlibat dengan pekerjaan
44
Dalam penelitian ini diajukan sebagai jawaban sementara adapun hipotesa yang
diajukan pada penelitian ini adalah work-life balance berpengaruh positif terhadap
kesejahteraan psikologis. Jika tingkat work-life balance seorang individu tinggi maka
rendah tingkat work-life balance maka semakin rendah pula kesejahteraan psikologis
pada individu.
45
METODE PENELITIAN
ini dilakukan dengan menggunakan data numerik yang akan dianalisis dengan metode
statistika. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif yang bersifat eksplanatif, yang menjelaskan pengaruh antara dua
variabel atau lebih dalam menguji hipotesis. Format eksplanasi di maksud untuk
lainnya (Bungin, 2005). Dalam penelitian ini ingin mengetahui pengaruh work-life
BUMN.
bervariasi atau yang dapat memiliki bermacam nilai tertentu disebut variabel (Latipun,
2011). Variabel adalah simbol yang padanya dapat diberikan nilai atau bilangan.
Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
ini memakai dua variabel, yaitu dependent variable (variabel tergantung) dan
46
(1989) yaitu penerimaan diri (self- acceptance), hubungan positif dengan orang lain
(personal growth).
Hasil skor skala adalah semakin tinggi skor skala kesejahteraan psikologis,
Sebaliknya, semakin rendah skor kesejahteraan psikologis maka semakin rendah pula
47
Work-life balance akan diukur dengan skala yang diukur dengan aspek-aspek
work-life balance yang dikemukakan oleh Greenhaus, Collins dan Shaw (2013). Skor
skala tinggi menunjukkan bahwa work-life balance karyawan wanita tersebut tinggi,
dan sebaliknya apabila skor skala rendah menunjukkan bahwa work-life balance
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini populasinya adalah para karyawan wanita yang sudah menikah dan
bekerja pada perusahaan dibawah naungan BUMN dengan populasi yang tidak
diketahui.
48
Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi
tersebut (Yusuf, 2014). Sementara menurut Sugiyono (2011) sampel adalah “bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Penarikan sampel
dilakukan berdasarkan tabel Isaac and Michael dalam Sugiyono (2012) dengan taraf
kesalahan 5%. Maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 349
orang dari tak terhingga populasi karyawan perusahaan dibawah naungan BUMN yang
49
sampel dari populasi dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2011). Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive
tujuan dan kegunaan, maka teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
(Sugiyono, 2013). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode skala.
psikologi menurut Azwar (1999) merupakan stimulus yang berupa pertanyaan maupun
50
(1989) yang disusun dari enam aspek yaitu penerimaan diri (self- acceptance),
hubungan positif dengan orang lain (positive relation with others), otonomi
mengacu pada model skala likert yang terdiri dalam lima alternatif jawaban yaitu
Selalu, Sering, Kadang-kadang, Jarang, dan Tidak Pernah. Nilai skala pernyataan yang
Favourable Unfavourable
Selalu 5 Selalu 1
Sering 4 Sering 2
Kadang-kadang 3 Kadang-kadang 3
Jarang 2 Jarang 4
51
Aitem
No Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah
Jumlah aitem 23 19 42
Collins dan Shaw (2003) yang disusun dari tiga aspek work-life balance adalah time
Model skala yang akan digunakan untuk skala work-life balance mengacu pada
model skala likert yang terdiri dalam lima alternatif jawaban yaitu Selalu, Sering,
52
(unfavourable).
Favourable Unfavourable
Selalu 5 Selalu 1
Sering 4 Sering 2
Kadang-kadang 3 Kadang-kadang 3
Jarang 2 Jarang 4
Aitem
No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Jumlah aitem 14 10 24
53
mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar, 2010).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity).
yaitu sejauh mana alat tes yang digunakan dapat mewakili aspek-aspek dalam kawasan
isi objek yang hendak diukur dan sejauh mana aitem-aitem didalamnya dapat benar-
benar menggambarkan indikator perilaku yang hendak diukur. Teknik yang digunakan
untuk melihat validitas isi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
diperoleh dengan cara berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan juga dosen
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu untuk
membedakan antara individu ataupun kelompok individu yang memiliki atau tidak
memiliki atribut yang diukur. Menurut Azwar (2010) dalam proses pemilihan aitem
berdasarkan korelasi aitem total biasanya digunakan batasan rxy ≥ 0,3 semua aitem
yang mencapai korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi
apabila jumlah aitem yang lolos dalam proses validasi masih terlampau sedikit, maka
dapat menurunkan sedikit batasan kriteria indeks daya beda aitemnya hingga 0,275.
54
aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,275 daya bedanya dianggap
memuaskan. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan menggunakan koefisien
korelasi Pearson Product Moment, yang di analisis dengan bantuan SPSS version 20.0
yang sama, maka diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar 2010). Sebelum dilakukan
reliabilitas terlebih dahulu dilakukan uji daya beda aitem. Uji reliabilitas yang
alpha coefficient) yaitu suatu bentuk tes yang hanya membutuhkan satu kali pengenaan
tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek yang bertujuan untuk melihat
konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam skala. Pengujian reliabilitas ini
dilakukan dengan mengolah data pada program SPSS 20.0 for Windows.
Pada penelitian ini telah dilakukan uji coba alat ukur pada skala kesejahteraan
psikologis dan skala work-life balance yang diberikan kepada responden yaitu 200
orang yang merupakan wanita yang sudah menikah dan bekerja di perusahaan naungan
55
mempunyai 42 aitem dan setelah dilakukan uji beda daya aitem sebanyak 1 kali, hanya
33 aitem yang mempunyai daya beda tinggi (diatas 0.300), sementara terdapat 9 aitem
yang gugur yaitu aitem 4, aitem 11, aitem 12, aitem 18, aitem 22, aitem 24, aitem 32,
aitem 34, dan aitem 40. Koefisiensi korelasi awal bergerak dari 0.055 hingga 0.590
dengan nilai cronbach alpha akhir mencapai 0.869 yang menandakan bahwa
koefesien korelasi antar aitem >0.300. Hasil analisis reliabilitas untuk skala work-life
aitem pada skala cukup reliabel. Kemudian, dari hasil uji coba koefesien korelasi awal,
aitem bergerak dari -0,095 hingga 0,763 setelah dilakukan uji coba terdapat 2 aitem
yang berada di bawah 0.300 yaitu aitem 5, dan aitem 9. Sehingga yang tersisa adalah
22 aitem.
56
Aitem
No Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah
Jumlah aitem 21 12 33
Aitem
No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Jumlah aitem 14 8 22
57
terlebih dahulu. Prosedur pelaksanaan penelitian ini ada tiga tahap, yaitu tahap
Pada tahap ini peneliti merancang alat ukur penelitian yang terdiri dari skala
kesejahteraan psikologis dan skala work-life balance. Alat ukur yang dirancang
untuk kesejahteraan psikologis dan 24 aitem untuk skala work-life balance. Setelah alat
ukur selesai, peneliti akan memeriksa kembali aitem-aitem dalam alat ukur yang telah
dibuat.
Setelah alat ukur selesai, peneliti mengevaluasi kembali aitem-aitem yang telah
judgment dari dosen pembimbing untuk dapat menilai apakah aitem-aitem tersebut
sudah layak. Setelah diberikan feedback dari professional judgment, peneliti akan
memiliki makna yang ambigu serta memiliki pemilihan kata yang kurang baik,
58
Setelah selesai merevisi aitem yang terdapat pada skala, peneliti mulai
melakukan pengambilan data pada sampel sesuai dengan karakteristik yang sudah
ditentukan, yaitu wanita sudah menikah bekerja pada perusahaan BUMN. Penelitian
ini dilaksanakan tepat pada masa-masa pandemik yang mana diberlakukannya PSBB
menjadi kendala bagi peneliti untuk meneliti langsung. Oleh karena itu, peneliti
berinisiatif untuk melakukan penelitian via online yaitu dengan google form. Peneliti
mengontrol subjek penelitian dengan menghubungi langsung para subjek yang sesuai
dengan kriteria subjek penelitian, juga dengan bantuan para subjek untuk menyebarkan
skala kepada sesama rekan mereka yang juga sesuai dengan karakteristik penelitian.
Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan try out terpakai yaitu data yang
diperoleh dalam penyebaran skala juga digunakan sebagai data dalam penelitian.
Penggunaan try out terpakai dilakukan untuk efektivitas waktu, biaya dalam
melangsungkan penelitian. Setelah didapatkannya data try out sebanyak 200 dan
dilakukannya uji reliabilitas dan uji normalitas, peneliti menyebarkan kembali skala
dengan prosedur yang sama untuk mencapai subjek tepat sebanyak 349 orang.
Skor skala kesejahteraan psikologis dan work-life balance yang telah peneliti
dapatkan dari subjek yang sebenarnya akan dilanjutkan dengan melakukan pengolahan
59
Metode analisis data yang digunakan peneliti adalah analisa regresi sederhana
dengan menggunakan bantuan program aplikasi komputer SPSS 20.0 for windows.
Uji normalitas adalah pengujian bahwa sampel yang dihadapi adalah berasal
dari populasi yang terdistribusi normal (Sugiyono, 2013). Uji normalitas ini dilakukan
dengan menggunakan uji one sample kolmogorov-smirnov dengan aplikasi SPSS 20.0
for windows. Kaidah normal yang digunakan adalah jika nilai signifikansi lebih besar
sama dengan 0,05 maka dinyatakan normal dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah garis regresi antara variabel
bebas dan variabel terikat membentuk garis linear atau tidak. Apabila tidak memenuhi
60
linearitas dilakukan dengan menggunakan uji test for linerarity dengan menggunakan
bantuan SPSS 20.0 for windows. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau
tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hubungannya antara variabel bebas dengan
variabel tergantung dinyatakan linier, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan
61
Dalam penelitian ini, subjek yang bersedia mengisi skala memiliki rentang usia
dari 23 hingga 54 tahun. Hurlock (2012) menjelaskan bahwa berdasarkan usia subjek
penelitian berada pada kategori dewasa awal hingga dewasa madya. Kategori usia
dewasa awal terdapat 169 subjek (48,4%), sedangkan jumlah subjek berada pada
Subjek yang berpartisipasi pada penelitian ini memiliki rentang masa kerja antara 2-35
tahun. Kategorisasi masa kerja mengacu pada konsep Budiono (2003) yang membagi
masa kerja menjadi 3 kategori, yaitu masa kerja baru (<6 tahun), sedang (6-10 tahun),
62
kategori lama: > 10 tahun yaitu berjumlah 239 subjek (68,5%), individu dengan masa
bekerja kategori sedang: 6-10 tahun yaitu berjumlah 63 subjek (18%), sedangkan
sisanya adalah individu dengan masa bekerja kategori baru: <6 tahun yaitu berjumlah
47 subjek (13,5%).
yang dimiliki. Mayoritas subjek penelitian adalah individu yang memiliki 2 orang anak
yaitu berjumlah 127 subjek (36,3%), selanjutnya individu yang memiliki 1 orang anak
yaitu berjumlah 83 subjek (23,8%), individu yang memiliki 3 orang anak yaitu
berjumlah 99 subjek (28,4%), individu yang memiliki 4 orang anak yaitu berjumlah 24
subjek (6,9%), individu yang memiliki 5 orang yaitu berjumlah 10 subjek (2,9%),
individu yang memiliki 6 orang anak yaitu berjumlah 5 subjek (1,4%), dan individu
63
baik agar data tersebut dapat dipaparkan dengan baik dan diinterpretasikan secara
mudah (Saefuddin, Notodiputro, Alamudi & Sadik, 2013). Pada penelitian ini deskripsi
data yang digunakan terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu
persyaratan untuk dianalisis dengan rentang nilai dari 1 hingga 5. Berdasarkan rentang
nilai tersebut, maka skor minimal yang diperoleh adalah 22 dan nilai skor maksimal
yang diperoleh adalah 110. Tetapi, jika dilihat berdasarkan hasil data dilapangan maka
64
ini dapat dilihat perbandingan antara data hipotetik dan data empirik untuk skala Work-
life Balance:
Tabel 11. Deskripsi Skor Hipotetik dan Skor Empirik Data Skala Work-
life Balance
Work-life Balance
Mean 66 88,16
Minimal 22 66
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa mean hipotetik untuk
sedangkan mean empirik untuk variabel work-life balance adalah 88,16 dengan standar
deviasinya sebesar 11,029. Jika dilihat berdasarkan perbandingan mean hipotetik dan
mean empirik maka dapat dilihat bahwa mean empirik lebih besar dari mean hipotetik
sehingga dapat disimpulkan bahwa skor work-life balance pada subjek penelitian
65
akan disusun berdasarkan norma yang telah ditentukan. Data dalam penelitian ini akan
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu rendah, sedang dan tinggi sesuai dengan rumus
(Azwar, 2004):
Rendah: X < M – 1. SD
Sedang: M – 1. SD ≤ X ≤ M + 1. SD
Tinggi: X > M + 1. SD
Subjek dengan work-life balance kategori tinggi memiliki arti bahwa upaya
terpenuhi dengan baik. Sedangkan subjek dengan work-life balance kategori sedang
66
work-life balance kategori rendah mengartikan bahwa upaya subjek tersebut belum
balance yang dimiliki oleh para subjek penelitian berada pada kategori tinggi sebanyak
254 subjek (72,8%), sedangkan sisanya berada pada kategori sedang dengan jumlah 95
subjek dalam penelitian ini mempunyai tingkat work-life balance dengan kategori
tinggi.
persyaratan untuk dianalisis dengan rentang nilai dari 1 hingga 5. Berdasarkan rentang
nilai tersebut, maka skor minimal yang diperoleh adalah 33 dan nilai skor maksimal
yang diperoleh adalah 165. Tetapi, jika dilihat berdasarkan hasil data dilapangan maka
diperoleh skor minimal adalah 102 dan skor maksimal adalah 157. Pada tabel dibawah
ini dapat dilihat perbandingan antara data hipotetik dan data empirik untuk skala
Kesejahteraan Psikologis:
67
Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan Psikologis
Mean 99 128,30
Minimal 33 102
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa mean hipotetik untuk
dengan standar deviasinya sebesar 10,702. Jika dilihat berdasarkan perbandingan mean
hipotetik dan mean empirik maka dapat dilihat bahwa mean empirik lebih besar dari
mean hipotetik sehingga dapat disimpulkan bahwa skor kesejahteraan psikologis pada
yang akan disusun berdasarkan norma yang telah ditentukan. Data dalam penelitian ini
akan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu rendah, sedang dan tinggisesuai dengan
68
Sedang: M – 1. SD ≤ X ≤ M + 1. SD
Tinggi: X > M + 1. SD
kesejahteraan psikologis yang dimiliki oleh para subjek penelitian berada pada kategori
tinggi sebanyak 267 subjek (76,5%), sedangkan sisanya berada pada kategori sedang
69
Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan uji asumsi pada data
penelitian, berupa uji normalitas, uji linieritas dan uji hipotesis. Analisis data yang
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah data terdsitribusi secara
normal. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji One-
Sample Kolmogorov Smirnov melalui bantuan program komputer SPSS Version 20.0
signifikansi p > 0.05 dan apabila nilai signifikansi p < 0.05 maka data berdistribusi
Kesejahteraan Psikologis
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
70
terdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji linieritas dilakukan untuk menguji apakah terdapat hubungan liniear antara
kelompok variabel bebas dengan variabel terikat. Uji linieritas dalam penelitian ini
dengan variabel dependen, jika nilai p < 0,05. Berikut tabel hasil uji linearitas:
ANOVA Table
Squares Square
WLB
work-life balance, diperoleh nilai F = 95.074 dan nilai p = 0,000. Nilai p = 0,000
menyatakan bahwa nilai p lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
71
penelitian.
sederhana. Analisis regresi linear sederhana yang dilakukan untuk melihat hubungan
antara satu variabel dependen dengan satu variabel independen (Harlan, 2018).
Tabel 17. Ringkasan Hasil Analisis Regresi antara Work-Life Balance dan
Kesejahteraan Psikologis
Model Summary
kesejahteraan psikologis dapat dilihat bahwa nilai R Square= 0.199, nilai ini memiliki
72
Kesejahteraan Psikologis
ANOVAa
a. Dependent Variable: KP
regresi dinyatakan baik (good of fit). Dari nilai koefesien determinasi (𝑅2 = 0,199),
Kesejahteraan Psikologis
Coefficientsa
Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: KP
73
variabel work-life balance (X), maka kesejahteraan psikologis (Y) akan bertambah
sebesar X= 90.140+0.433(1) = 90.573 yang berarti ada pengaruh positif variabel work-
life balance terhadap kesejahteraan psikologis. Dan dengan kata lain, semakin baik
Tabel 20. Ringkasan Hasil Analisis Regresi antara Aspek Time Balance
Model Summary
Berdasarkan tabel hasil analisis regresi antara aspek 1 work-life balance yaitu
Time balance dengan kesejahteraan psikologis dapat dilihat bahwa nilai R Square=
0.189, nilai ini memiliki arti bahwa pengaruh aspek Time balance terhadap
74
Model Summary
Berdasarkan tabel hasil analisis regresi antara aspek 2 work-life balance yaitu
Square= 0.135, nilai ini memiliki arti bahwa pengaruh aspek Involvement balance
Model Summary
balance dengan kesejahteraan psikologis dapat dilihat bahwa nilai R Square= 0.186,
nilai ini memiliki arti bahwa pengaruh aspek Satisfaction balance terhadap
75
memiliki pengaruh paling kuat adalah aspek Time balance dengan nilai R Square =
0.189.
4.5. Pembahasan
terhadap kesejahteraan psikologis dengan R2 = 0,199 dan p = 0,000. Hal ini yang
psikologis. Pertama, ketika individu memenuhi work-life balance maka akan terpenuhi
pula kesejahteraan psikologis pada dirinya karena kedua variabel tersebut memiliki
keluarga, teman dan rekan kerja. Sesuai dengan teori Ryff (1995) yang menyatakan
bahwa dukungan sosial yang didapatkan dari orang-orang terdekat dapat menimbulkan
perasaan dicintai, dihargai dan terciptanya rasa nyaman. Didukung oleh Parkes dan
lebih baik sehingga mampu memperkuat hubungan dengan keluarga dan orang-orang
terdekat lainnya.
76
didalam suatu organisasi atau perusahaan dan terus meningkatnya performa kerja dari
hari ke hari. Sesuai dengan teori Poulose (2014) yang menyatakan bahwa kepuasan
kerja ialah dampak positif yang dihasilkan ketika tercapainya work-life balance.
pada seseorang akan berhubungan dengan hal-hal yang terjadi dalam lingkungan
pekerjaan, seperti kepuasan kerja, komitmen organisasi dan performa kerja. Sedangkan
work-life balance akan berhubungan dengan hal-hal yang terjadi dalam lingkungan
keluarga, seperti kepuasan pernikahan, ketegangan atau konflik dalam rumah tangga
dan kepuasan keluarga sehingga masalah didalam keluarga akan terjadi jika tidak
Ketiga, sesuai dengan subjek penelitian ini yaitu wanita yang sudah menikah
peran ganda yang ia jalani secara bersamaan akan menimbulkan konflik ketika kedua
peran tersebut tidak dapat berjalan dengan baik dan berpengaruh terhadap
kesejahteraan psikologisnya. Sejalan dengan penelitian Adhania (2017), salah satu hal
yang bisa dilakukan untuk menurunkan tingkat terjadinya konflik tersebut adalah
dengan menyeimbangkan antara aktivitas keluarga dengan aktivitas yang kita jalani
didunia kerja.
77
faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Pada penelitian ini, didapatkan hasil
kategorisasi work-life balance bahwa subjek penelitian tidak ada yang memiliki work-
life balance kategori rendah, baiknya subjek penelitian dengan work-life balance
kategori sedang yaitu berjumlah 95 orang (27,2%) dan work-life balance kategori
tinggi berjumlah 254 orang (72,8%). Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 95 subjek
dari 349 subjek memiliki work-life balance yang sedang dan 254 subjek dari 349 subjek
memiliki work-life balance yang tinggi dan tidak ada subjek yang memiliki work-life
balance yang rendah. Sejalan dengan penelitian Fisher (2013), ketika seseorang dapat
membagi waktu baik ditempat kerja dan aktivitas lain diluar kerja, hal itu dapat menjadi
penekan terjadinya konflik pribadi dan dapat menjadi sumber energi bagi diri sendiri,
kesuksesan diri sebagai karyawan dan juga sebagai orang yang berkeluarga.
78
(76,5%) dan tidak terdapatnya subjek dengan kesejahteraan psikologis kategori rendah.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yoon & Han (2004; Siregar, 2018) tentang
psikologis pada individu yang bekerja dan melakukan pekerjaan-pekerjaan lain diluar
atau berhubungan secara signifikan dengan keluarga memiliki kepuasan hidup yang
Pada penelitian ini juga dilakukan analisis regresi antara masing-masing aspek-
hasil analisis regresi dari ketiga aspek terdapat bahwa aspek work-life balance yang
memiliki pengaruh paling kuat terhadap kesejahteraan psikologis adalah aspek Time
balance sebesar 18,9% dengan nilai R Square = 0.189. Aspek kedua yaitu Satisfaction
balance yang memberikan pengaruh sebesar 18,6% dengan nilai R Square= 0.186.
rendah terhadap kesejahteraan psikologis yaitu sebesar 13,5% dengan nilai R Square=
0.135.
79
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan, serta saran-saran yang terkait dengan
hasil yang didapatkan dari penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan kesimpulan
dari penelitian dan pada bagian akhir akan dijelaskan saran yang mungkin dapat
berguna bagi penelitian dengan tema yang berkaitan dengan penelitian ini.
5.1. Kesimpulan
sebesar 72,8%.
80
diuraikan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu saran metodologis
BUMN saja seperti PT.PLN, PT. Pegadaian, PT. INALUM, PT. Bank Mandiri,
atau lainnya.
variabel lain diluar variabel yang telah diteliti untuk melihat hasil yang lebih
tidak terjadinya konflik, stress, depresi ataupun burnout pada karyawan wanita
di perusahaan BUMN.
81
baik.
c. Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi sumber informasi kepada
juga waktu yang dihabiskan untuk keluarga, begitu juga dengan peran yang
82
83
84
85
86
LAMPIRAN I
SKALA KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS
87
Dengan hormat,
Dalam mengisi skala ini tidak ada jawaban benar atau salah. Yang saya
harapkan dan perlukan adalah jawaban yang paling menggambarkan keadaan anda
yang sesungguhnya. Karena itu, saya mohon anda bersedia memberikan jawaban yang
sejujur-jujurnya tanpa mendiskusikan dengan orang lain. Semua jawaban akan
dijaga kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini
saja.
Bantuan anda dalam menjawab pernyataan pada skala ini merupakan bantuan
yang sangat besar artinya bagi saya. Untuk itu, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat saya,
Peneliti
88
Nama/Inisial :
Umur :
Tempat Bekerja :
Jumlah Anak :
Masa Kerja :
B. PETUNJUK PENGERJAAN
Baca dan pahami dengan baik pernyataan-pernyataan dibawah ini, kemudian anda
diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyatan tersebut sesuai dengan
keadaan anda, pilih lah jawaban dengan cara memberi tanda (X) pada salah satu pilihan
jawaban yang tersedia.
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
N : Netral
TS : Tidak Sesuai
Contoh:
Pernyataan SS S N TS STS
89
SKALA 1
No Pernyataan SS S N TS STS
90
91
92
TERIMAKASIH
93
94
Nama/Inisial :
Umur :
Tempat Bekerja :
Jumlah Anak :
Masa Kerja :
B. PETUNJUK PENGERJAAN
Baca dan pahami dengan baik pernyataan-pernyataan dibawah ini, kemudian anda
diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyatan tersebut sesuai dengan
keadaan anda, pilih lah jawaban dengan cara memberi tanda (X) pada salah satu pilihan
jawaban yang tersedia.
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
N : Netral
TS : Tidak Sesuai
Contoh:
Pernyataan SS S N TS STS
95
Skala 2
No Pernyataan SS S N TS STS
96
97
TERIMAKASIH
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
,869 ,876 42
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Total Alpha if Item
Correlation Deleted
aitem1 ,323 ,866
aitem2 ,307 ,867
aitem3 ,346 ,866
aitem4 ,182 ,870
aitem5 ,353 ,866
aitem6 ,418 ,864
aitem7 ,414 ,865
aitem8 ,340 ,866
aitem9 ,342 ,866
aitem10 ,364 ,865
aitem11 ,244 ,868
aitem12 ,132 ,869
aitem13 ,501 ,863
aitem14 ,474 ,863
aitem15 ,314 ,866
aitem16 ,330 ,866
aitem17 ,419 ,864
aitem18 ,055 ,873
aitem19 ,345 ,866
aitem20 ,381 ,865
aitem21 ,360 ,866
aitem22 ,006 ,873
120
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
,907 ,916 24
121
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Total Alpha if Item
Correlation Deleted
aitem1 ,498 ,904
aitem2 ,417 ,905
aitem3 ,526 ,903
aitem4 ,598 ,902
aitem5 ,193 ,911
aitem6 ,630 ,901
aitem7 ,600 ,902
aitem8 ,490 ,904
aitem9 -,095 ,920
aitem10 ,495 ,904
aitem11 ,541 ,903
aitem12 ,679 ,900
aitem13 ,516 ,903
aitem14 ,505 ,904
aitem15 ,701 ,899
aitem16 ,644 ,900
aitem17 ,584 ,902
aitem18 ,739 ,900
aitem19 ,502 ,904
aitem20 ,690 ,900
aitem21 ,485 ,904
aitem22 ,459 ,904
aitem23 ,633 ,901
aitem24 ,763 ,899
122
123
a. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
b. Uji Linieritas
ANOVA Table
Squares Square
WLB
124
Model Summary
ANOVAa
a. Dependent Variable: KP
Coefficientsa
Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: KP
125