Anda di halaman 1dari 11

570

HUBUNGAN WORK LIFE BALANCE DENGAN KEPUASAN KERJA


PADA GURU DI SMK KABUPATEN PATI

Ellyda Yohan Pranindhita1, Doddy Hendro Wibowo2


Email: ellydayohanpranindhita07@gmail.com1, doddy.wibowo@uksw.edu2
Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga1,2

Abstract
This study aims to determine the relationship between work life balance and job satisfaction. This study uses
a correlational quantitative method. The number of participants in this study were 36 female teachers who
were married. The technique used was the saturated technique all members of the population were used as
samples. The research data was taken from SMK in Pati Regency. Data used for the work life balance scale
from Fisher, Bulger and Smith (2009) and the Job Satisfaction Scale use the Job Satisfaction Survey Scale
from Spector (1997). Data analysis using Pearson Product Moment correlation using SPSS for windows
version 16.0. The results of this study there is no relationship between work life balance and job satisfaction
(r = -0.035). This shows that job satisfaction of married female teachers is not affected by work life balance.
Keywords : Work Life Balance, Job Satisfaction.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan work life balance dengan kepuasan kerja. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif korelasional. Jumlah pertisipan dalam penelitian ini sebanyak 36 guru
wanita yang telah menikah. Teknik yang digunakan adalah teknik jenuh yaitu semua angota populasi
digunakan sebagai sample. Data penelitian ini diambil dari SMK di Kabupaten Pati. Data yang digunakan
untuk Skala work life balance dari Fisher, Bulger dan Smith (2009) dan Skala Kepuasan Kerja menggunakan
skala Job Satisfaction Survey dari Spector (1997). Analisis data menggunakan kolerasi Product Moment
Pearson menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 16.0. Hasil dari penelitian ini tidak
adanya hubungan antara work life balance dan kepuasan kerja ( r = -0,035 ). Hal ini menunjukan kepuasan
kerja pada guru wanita yang telah menikah tidak di pengaruhi oleh work life balance.
Kata kunci : Work Life Balance, Kepuasan Kerja.

PENDAHULUAN pendidikan juga diperlukan adanya tenaga


Perempuan di era modern ini pendidik yaitu guru. Guru merupakan
mampu bekerja baik dalam bidang tenaga pendidik yang memiliki tugas
pemerintahan, bidang industri hingga utama mengajar, mendidik, membimbing,
bidang pendidikan. Hal yang mendorong melatih dan menilai peserta didik. Guru
perempuan bekerja adalah untuk memiliki pengaruh yang besar dalam
memenuhi kebutuhan keluarga di era proses pembelajaran salah satunya adalah
pertumbuhan ekonomi yang pesat ini. keberhasilan belajar siswa. Esi,
Pada saat ini, perempuan dapat melakukan Purwaningsih dan Okianna (2016), bukan
pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki, hanya melalui tugas utama yang
salah satunya di bidang pendidikan. diperlukan seorang guru agar siswanya
Dalam bidang pendidikan ini memegang mampu mencapai keberhasilnya belajar
peranan penting dalam perkembangan Adapun tuntutan sebagai guru yang
individu dalam mempersiapkan tujuan perlu dimiliki yaitu sebagai fasilitator dan
masa depan. Tentunya dalam bidang motivator bagi peserta didik. Peran
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020
571

sebagai fasilitator ini diharapkan mampu keprofesionalan melalui tindakan yang


memudahkan peserta didik untuk belajar reflektif. Dalam Wati, Suparno, dan
dalam suasana yang menyenangkan dan Yunita (2011), pendidikan seorang guru
berani mengungkapkan pendapat secara sebagai pengajar yang menjadi faktor
terbuka. Kemudian peran sebagai penentu keberhasilan siswa dalam dunia
motivator yaitu memberi semangat dan pendidikan. Menurut Martoyo (2000),
mendorong siswa agar termotivasi dalam kepuasan kerja dapat memunculkan suatu
kegiatan belajar mengajar selain itu peran perasaan dengan adanya pekerjaan yang
motivator juga dapat memberikan sesuai antara kemampuan, ketrampilan
penghargaan terhadap hasil kerja peserta dan harapan yang memunculkan rasa
didik. puas pada pekerjaannya.
Selain memiliki tututan peran bagi Kepuasan kerja adalah sesuatu yang
peserta didik, guru juga memiliki tuntutan seseorang dapat rasakan tentang
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pekerjaannya dan aspek diluar
itu sendiri. Yaitu pedagodik (strategi pekerjaannya yang dianggap memuaskan
pembelajaran), menguasai karakteristik (Spector, dalam Wenno, M. W., 2018).
peserta didik dan teori belajar dengan Kepuasan kerja memunculkan perasaan
prinsip pembelajaran yang mendidik, seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini
pengembangan kurikulum, komukasi, akan tampak pada sikap positif individu
penilaian dan evaluasi peserta didik. terhadap pekerjaan dan segala sesuatu
Kepribadian yaitu, bertindak sesuai yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
dengan norma agama, sosial, hukum, dan Aspek – aspek kepuasan kerja menurut
kebudayaan, menunjukan kepribadian Spector (1997): a) Gaji/ upah yaitu,
yang teladan dan memiliki rasa tanggung kepuasan dan rasa adil dari segi jumlah
jawab yang tinggi. Sosial yaitu, dengan gaji yang sesuai dengan pekerjaan; b)
menjalin komunikasi yang baik pada Promosi yaitu, kepuasan atas peluang
orang tua siswa, sesame guru, peserta promosi yang didaptkan; c) Supervisi
didik dan masyarakat bertindak obyektif yaitu, kepuasan pada atasan dalam
dan tidak diskriminatif. Kemudian memberikan tugas managerial; d)
profesional yaitu penguasaan materi, Tunjangan yaitu, kepuasan yang didapat
struktur, konsep dan pola pikir keilmuan melalui tunjangan berupa fasilitas, liburan
yang mendukung mata pelajaran yang dan yang lain; e) Penghargaan yaitu,
diampu dan mengembangkan kepuasan didapat dari penghargaan atas

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


572

kinerja yang baik; f) Peraturan/ prosedur perekonomian keluarga dan memiliki


kerja yaitu, kepuasan pada prosedur kerja hubungan yang setara dengan suami,
yang ada; g) Rekan Kerja yaitu, kepuasan sedangkan nilai negatifnya kesulitan untuk
pada hubungan antar rekan kerja; h) membagi waktu dengan keluarga terlebih
Pekerjaan yaitu, kepuasan pada pekerjaan dengan anak, muncul persoalan dalam
yang dilakukan; i) Komunikasi yaitu, keluarga dan pekerjaan. Menurut
adanya komunikasi yang baik dalam Kinnunen dan Mauno (dalam Handayani,
organisasi. 2013) sehubungan dengan konflik yang
Kepuasan kerja adalah sikap yang dihadapi akan berdampak pada kepuasan
ditujukan seorang individu terhadap sebagai seorang individu, kepuasan dalam
pekerjaanya (Robbins dan Judge, 2015). perkawinan, kepuasan terhadap pekerjaan
Kepuasan kerja merupakan persepsi yang rendah.
individu tentang seberapa baik Untuk membagi keseimbagan waktu
pekerjaannya yang dinilai penting antara pekerjaan dan keluarga dalam
(Tarigan dan Ratnaningsih, 2018). istilah psikologi disebut dengan Work Life
Kepuasan kerja adalah suatu persepsi Balance. Work Life Balance yaitu suatu
individu dalam mencapai kepuasan dalam individu dapat seimbang dalam
pekerjaannya dan diluar pekerjaannya. menjalankan perannya baik dalam
Selain itu kepuasan kerja merupakan pekerjaan maupun kehidupan diluar
sejauh mana ia mampu menerima nilai – pekerjaan (McDonald, Brown& Bradley,
nilai aspek dalam pekerjaan. Faktor-faktor 2005). Dalam menjalankan perannya
yang mampu mempengaruhi kepuasan dalam dunia kerja guru wanita juga
kerja yaitu pemenuhan kebutuhan adanya memilki peran penting dalam keluarga.
kesempatan kerja untuk memenuhi Menurut Handayani (2013), ketika
kebutuhan sehari hari jika kebutuhan seseorang mampu berbagi peran dengan
sehari- hari dan memenuhi harapan baik individu akan merasakan adanya
tercapainya hasil atau harapan dalam kepuasan dalam menjalankan kedua
melakukan pekerjaannya. perannya walaupun tetap ada konflik
Menurut Handayani (2013), dalam dalam keseimbangan kerja keluarga.
dunia kerja perempuan yang bekerja Seorang individu yang mampu bertahan
memiliki nilai positif maupun negatif. dalam menjalankan dua peran secara
Nilai positif yang dapat diambil seimbang akan mendapatkan kepuasan
perempuan dapat ikut membantu dalam menjalani kedua perannya.

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


573

Schermerhorn (dalam Ganapathi 2016) balance mempengaruhi kepuasan kerja


mengungkapkan bahwa work life balance individu yang telah menikah karena
adalah kemampuan menyeimbangkan individu yang telah menikah
tutntutan pekerjaan dan kebutuhan pribadi membutuhkan keseimbangan baik pada
keluarga seseorang individu . Work life pekerjaannya maupun kehidupan
balance kondisi dimana seseorang pribadinya (Nurendra dan Saraswati,
membutuhkan keseimbangan tuntutan 2017).
peran dalam keluarga dan pekerjaannya Berdasarkan wawancara dengan
supaya dapat meminimalkan konflik yang beberapa narasumber SMK di Kabupaten
kemudian individu tersebut dapat Pati pada bulan Februari 2018. Kepuasan
meningkatkan perasaan puas dalam kerja diperoleh dari penghargaan atau
bekerja (Paramita, 2006). Definisi apresiasi yang di berikan atasan ataupun
menurut Fisher, Bulger dan Smith (2009) rekan kerja kepada guru yang memberikan
work life balance usaha yang dilakukan performa yang baik, namun sebagian
oleh seorang individu untuk merasakan ketidakpuasan kerja didapat
menyeimbangkan dua peran yang sedang melalui gaji yang didapatkan. Terlebih
dijalankan. Work life balance memiliki 4 pada guru yang telah berkeluarga merasa
dimensi, yaitu : a) Work Interference with kurang puas dengan gaji yang didapatkan.
Personal Life (WIPL) dilihat dari sejauh Gaji yang didapat bukan hanya untuk
mana pekerjaan seorang individu dapat kebutuhan pribadi namun juga kebutuhan
mengganggu kehidupan pribadi individu keluarga yang lainnya. Selain itu
tersebut; b) Personal Life Interference kurangnya komunikasi antar karyawan
with Work (PLIW) dilihat sejauh mana yang menimbulkan kesalahpahaman
kehidupan pribadi seorang individu dapat persepsi yang menimbulkan
menggangu pekerjaannya; c) Personal ketidakpuasan dalam bekerja.
Life Enchancement of Work (PLEW) Berdasarkan beberapa penelitian
dilihat dari sejauh mana kehidupan pribadi sebelumnya yang dilakukan oleh Wenno
seorang individu dapat meningkatkan (2018), mengenai hubungan antara work
performa individu dalam pekerjaannya; d) life balance dan kepuasan kerja
Work Enhancement of Personal Life menunjukan adanya hubungan yang
(WEPL) dilihat dari sejauh mana positif dan signifikan antara work life
pekerjaan dapat meningkatkan kualitas balance dan kepuasan kerja. Lalu pada
kehidupan pribadi individu. Work life penelitian Tarigan dan Ratnaningsih

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


574

(2018), menunjukan adanya hubungan adalah 36 subjek sesuai dengan sampel


yang signifikan antara work life balance yang peniliti tetapkan.
dan kepuasan kerja. Pada kedua Alat ukur yang digunakan dalam
peneilitian diatas menunjukan bahwa work life balance pada penelitian ini
semakin tinggi work family balance maka adalah skala yang disusun berdasarkan
kepuasan kerja juga tinggi dan sebailknya dimensi-dimensi dari Fisher, Bulger, dan
jika work life balance rendah maka Smith (2009). Dalam skala tersebut
kepuasan kerja juga rendah. Sedangkan memiliki 24 aitem setelah di diskriminasi
dalam penelitian Maeran, Pitarelli & menjadi 15 aitem dengan koefisien
Cangiano (2013), menunjukan bahwa reliabilitas 0,823. Ini menunjukan bahwa
work life balance memiliki kolerasi yang skala work life balance memiliki
negatif terhadap kepuasan kerja pada 286 reliabilitas yang cukup baik. Alat ukur
guru di Provinsi Vicenza, Italia. Dalam yang digunakan untuk mengukur
penelitian ini work life balance meliliki Kepuasan Kerja adalah skala Job
hubungan negatif dengan faktor-faktor Satisfaction Survey yang dibuat oleh
yang terkait dengan kepuasan kerja. Spector (1997). Dalam skala tersebut
METODE PENELITIAN memiliki 36 aitem setelah di diskriminasi
Penelitian ini adalah jenis penilitian menjadi 28 aitem dengan koefisien
kuantitatif dengan metode penelitian reliabilitas 0,866. Ini menunjukan bahwa
korelasional. Dalam proses pengambilan skala kepuasan kerja memiliki reliabilitas
data ini dilakuan pada bulan April 2019. yang cukup baik.
Peneliti menggunakan skala kuesioner Untuk mengetahui hubungan work
dalam pengambilan data dalam penelitian life balance dan kepuasan kerja pada guru
ini. Skala kuesioner ini disebarkan oleh SMK di Kabupaten Pati dilakukan dengan
peneliti di SMK Kabupaten Pati. Subjek uji korelasi Product Moment Pearson
yang diambil oleh peniliti ini adalah guru dengan bantuan program SPSS.
wanita yang telah menikah dengan HASIL DAN PEMBAHASAN.
rentang lama mengajar selama 6-35 tahun Dari hasil penelitian data deskriptif
dan memiliki latar belakang pendidikan diketahui work life balance memiliki skor
S1 dan S2. Peneliti membatasi minimum 28 dan maksimum 56
pengambilan subjek yaitu pada guru SMK (M=44,19, SD=6,903). Sedangkan
di Kabupaten Pati yang telah menikah. kepuasan kerja memiliki skor minimum
Total subjek yang peneliti dapatkan 82 dan maksimum 120 ( M= 100,50, SD=

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


575

11.254). Uji Normalitas yang Life (WIPL), Work Enhancement of


diperoleh dari penilitan ini dapat ketahui Personal Life (WEPL), Personal Life
bahwa variable work life balance Enchancement of Work (PLEW) dan
memiliki nilai sebesar (0,668>0,05). Personal Life Interference with Work
Kemudian pada variable kepuasan kerja (PLIW) tidak memengaruhi kepuasan
memiliki nilai sebesar (0,643>0,05). Maka kerja pada guru wanita. Individu melihat
dapat dilihat kedua variable tersebut sejauh mana pekerjaan dapat mengganggu
berdistribusi secara normal. Uji Linearitas kehidupan pribadi individu. Adanya beban
dilakukan dengan test linearity dari kedua pekerjaan yang harus dilakukan sebagai
variable tersebut dapat dikatakan memiliki tanggung jawab pekerjaan dan lebih
nilai (0,463>0,05) maka kedua variable banyak menghabiskan waktu untuk
tersebut dikatakan linear. Uji Hipotesis bekerja yang menyita waktu untuk
penelitian menggunakan teknik Pearson kehidupan pribadinya. Namun dalam
Correlation. Uji korelasi ini menggunakan penelitian ini menunjukan bahwa individu
One –tailed. Hasil analisis kolerasi tidak merasa terganggu dalam
menjukan nilai r= - 0,035 yang berarti menjalankan kehidupan pribadinya dan
kedua variable tersebut tidak memiliki tidak terpengaruhi oleh pekerjaan yang
hubungan antara work life balance dan harus dijalankan Work Interference with
kepuasan kerja atau secara khusus dapat Personal Life (WIPL). Adanya pelatihan
dikatakan bahwa tidak ada hubungan yang diberikan oleh instansi tidak mempu
anatara kedua variable work life balance untuk meningkatkan kualitas kehidupan
dengan kepuasan kerja. pribadi individu karena pelatihan yang
Pada hasil dari pengujian data diberikan hanya dapat digunakan saat
ditemukan bahwa hasil pengujian data individu bekerja bukan dalam kehidupan
tidak mendukung hipotesis, yaitu adanya pribadinya. Individu merasa pekerjaan
tidak adanya hubungan antara work life tidak dapat meningkatkan kualitas
balance dengan kepuasan kerja pada guru kehidupan individu Work Enhancement of
wanita yang telah menikah. Maka Personal Life (WEPL). Adanya perasaan
dikatakan bahwa kepuasan kerja tidak senang yang dirasakan individu dalam
dipengaruhi oleh work life balance. kehidupan pribadinya belum tentu dapat
Dimensi - dimensi Fisher, Smith dan membuat suasana hati menyenangkan saat
Burger (2009), yaitu work life balance bekerja hal ini dipengaruhi oleh suasana
yaitu, Work Interference with Personal lingkungan sekitar, hal ini menunjukan

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


576

bahwa kehidupan pribadi seorang individu Memenuhi harapan (met


dapat meningkatkan performa individu expectations) merupakan pemenuhan
dalam bekerja Personal Life harapan seseorang tentang perbedaan yang
Enchancement of Work (PLEW). diperoleh dari pekerjaan dan yang
Kemudian muncul adanya masalah dalam diharapkan dari pekerjaan. Ketidakpuasan
kehidupan pribadi individu tidak dapat individu karena kurangnya kesempatan
mengganggu kinerja individu dalam promosi yang diberikan bukan hanya
bekerja. Individu dapat fokus dalam mempertimbangkan pengalaman kerja
pekerjaan yang sedang dijalankan tanpa yang dimiliki individu tapi juga perlu
terganggu dengan masalah yang terjadi diperhatikan adalah keterampilan yang
dalam kehidupan pribadi individu diperlukan oleh seorang individu agar
Personal Life Interference with Work dapat menjalankan dengan baik tanggung
(PLIW). jawab pekerjannya yang akan
Kepuasan kerja Kinicki dan Fugate dilakukannya.
(2016, dalam Tarigan dan Ratnaningsih, Memberikan kesempatan promosi
2018) menyatakan adanya faktor yang kepada individu yang berprestasi untuk
memengaruhi kepuasan kerja yaitu, membentuk pribadi individu yang lebih
pemenuhan kebutuhan (need fulfillment) bertanggung jawab agar individu tersebut
merupakan pemenuhan kebutuhan seorang dapat meningkatkan kehidupannya.
individu dengan bekerja sesuai dengan Keadilan (equity) merupakan
tingkatan karakteristik. Instansi perlu kepuasan didapatkan oleh seorang
menyesuaikan gaji yang diterima dengan individu diperlakukan di tempat kerja.
level jabatan yang dimiliki oleh individu Adanya keadilan dalam pembagian
tersebut kerena dengan tingginya jabatan struktur organisasi bukan hanya individu
yang dimiliki maka tinggi pula tanggung yang telah lama bekerja di dalam instansi
jawab yang dimiliki dalam pekerjaannya. tapi juga dapat melibatkan beberapa
Selain itu adanya faktor ketepatan dalam individu yang tergolong baru untuk masuk
waktu pembayaran gaji juga sebagai dalam struktur organisasi agar terjalin
penentu meningkatnya dorongan dalam komunikasi dan kerjasama agar tidak ada
diri individu untuk bekerja lebih baik lagi rasa tidak nyaman antar individu. Adanya
dalam pekerjan yang diberikan oleh keterbukaan untuk berpendapat antara
atasan. atasan dan bawahan agar tiap individu
dapat mengungkapkan ide atau gagasan –

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


577

gagasan yang dimiliki untuk kemajuan pengaruh terhadap kepuasan kerja.


instansi. Adapun faktor work life balnce yang
Hasil uji hipotesis dalam penelitian seperti : tekanan pekerjaan, turn over
ini didukung dengan penelitian pegawai, lamanya jam kerja memiliki
sebelumnya. Hal ini di dukung dengan korelasi lemah dan negatif serta tidak
penilitian dari Alianto (2008) yaitu signifikan dengan kepuasan kerja.
kepuasan kerja tidak dipengaruhi oleh PENUTUP
work life balance. Dalam penelitian Simpulan
sebelumnya menunjukan bahwa kepuasan Hasil dari penelitian ini menunjukan
kerja tidak di pengaruhi oleh work life bahwa tidak ada hubungan antara work
balance. Tingkat work life balance yang life balance dan kepuasan kerja. Kepuasan
tinggi tidak dapat meningkatkan kepuasan kerja pada guru wanita yang telah
kerja, begitupun juga sebaliknya tingkat menikah tidak di pengaruhi oleh work life
work life balance yang rendah tidak dapat balance.
menurunkan kepuasan kerja seorang Saran
individu. Kemudian dalam penilitian dari Bagi peneliti selanjutnya yang ingin
Maeran, Pitarelli dan Cangiano (2013) meneliti work life balance dan kepuasan
menujukan work life balance dengan kerja diharapkan dapat menambah sample
kepuasan kerja memiliki korelasi negatif responden agar lebih representatif
terhadap 286 guru di Italia. Adanya faktor sehingga penelitian dapat sesuai dengan
faktor yang memiliki hubungan yang yang diharapkan. Untuk peneliti
lemah terhadap kepuasan kerja. selanjutnya agar dapat mengkaji kembali
Dalam penelitian tersebut faktor- faktor yang akan digunakan dalam
menyebutkan bahwa kepuasan kerja hanya penelitian. Selanjutnya, diharapkan saat
di peroleh guru yang berstatus belum proses pengambilan data dapat di pantau
berkeluarga. Dalam penelitian Shujat, langsung oleh peneliti.
Cheema dan Bhutto (2011) work life Bagi instansi SMK di Kabupaten
balance yang tinggi tidak dapat Pati diharapkan dapat meningkatkan
meningkatkan kepuasan kerja, begitu juga kompensasi para guru berdasarkan kinerja
dengan work life balance yang rendah dan prestasi yang telah di capai oleh para
tidak dapat menurunkan kepuasan kerja. guru. Kebijaksanaan dalam pemberian
Penelitian tersebut menunjukan bahwa kompensasi membuat karyawan merasa
work life balance hanya memiliki sedikit tercukupi secara keuangan untuk

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


578

memenuhi kebutuhannya. Adanya S. 2009. Beyond work and family:


A measure of work/nonwork
motivasi dan dukungan dari atasan
interference and
terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh enhancement. Journal of
Occupational Health
para guru. Hal tersebut dapat
Psychology, 14(4), 441.
meningkatkan kepuasan kerja para guru
Fisher-McAuley, G., Stanton, J., Jolton,J.,
dalam menjalankan pekerjaannya. & Galvin, J. 2003. Modeling the
DAFTAR PUSTAKA relationship between work -life
balance and organizational
Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian outcomes. Paper presented at the
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Annual Conference of the Society
Gramedia. for Industrial-Organizational
Psychology. 1-26.
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Ganapathi, I. M. D.2016. Pengaruh work-
Jakarta:Bina Aksara. life balance terhadap kepuasan kerja
karyawan (studi pada PT. Bio Farma
Arikunto, S. 2010. Prosedure Penelitian Persero). Jurnal Ecodemica: Jurnal
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Ekonomi, Manajemen, dan
Rineka Cipta. Bisnis, 4(1),125-135.
As’ad, M. 2004. Psikologi Industri: Seri Greenhaus, J. H., Collins, K. M., & Shaw,
Ilmu Sumber Daya Manusia. J. D. 2003. The relation between
Yogyakarta: Liberty. work-family balance and quality of
life. Journal of Vocational
Asepta, U. Y., & Maruno, S. H. P. 2017.
Behavior, 63(3),510-531.
Analisis pengaruh work-life balance
dan pengembangan karir terhadap Handayani, A. 2013. Keseimbangan kerja
kepuasan kerja karyawan PT. keluarga pada perempuan bekerja:
Telkomsel, TBK Branch tinjauan teori border.Jurnal
Malang. Jurnal Ilmiah Bisnis dan Psikologi, 21(2), 90-101.
Ekonomi Asia, 11(2), 77-85.
James, A., & Purba, S. D. 2017.Efek
Alianto, A. 2008. Pengaruh Kompensasi moderasi dukungan organisasi dan
dan Work life balance Terhadap mediasi work-life balance pada
Kepuasan Kerja Dimediasi Stres pengaruh pengembangan karir
Kerja. Universitas Esa Unggul. terhadap kepuasan kerja (Studi
kasus karyawan wanita di PT Bank
Azwar, S. 2008. Reliabilitas dan
Central Asia, Tbk.). Jurnal
Validitas. Yogyakarta : Pustaka
Manajemen, 14(1), 53-73.
Pelajar.
Kinicki, A., & Fugate, M. 2016.
Esi, Purwaningsih, E., & Okianna. 2016.
Organizational Behaviour: A
Peranan Guru Sebagai Fasilitator
practical, problem-solving
Dan Motivator Dalam
approach (1st ed.). New York:
Meningkatkan Hasil Belajar Di
McGraw-Hill Education.
Kelas Xi SMK. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran, 5(10), 1-14. Maeran, R., Pitarelli, F., & Cangiano, F.
2013. Work-life balance and job
Fisher, G. G., Bulger, C. A., & Smith, C.

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


579

satisfaction among teachers. Rahmawati, A. 2016. Pengaruh


Interdisciplinary Journal of keseimbangan kehidupan kerja
Family Studies, XVIII, 1,51-72. (Work life balance) dan kepuasan
kerja terhadap loyalitas guru SMK
Mаriаti. 2013. Pengаruh work-life bаlаnce swasta di Kecamatan Cakung
dаn burnout terhаdаp kepuаsаn kerjа Jakarta Timur. Jurnal Manajemen
(pаdа perusаhааn pengаdааn аlаt Pendidikan, 7(1),15-24.
kesehаtаn dаn perlengkаpаn rumаh
sаkit yаng berlokаsi di Jаkаrtа Rindyantika, A & Safitri, N. 2014.
Timur). Thesis. Universitаs Аtmа Analisis kepuasan kerja karyawan
Jаyа Yogyаkаrtа. berdasarkan job satisfation survey
(Studi pada karyawan tetap kantor
Martoyo Susilo, 2000. Manajemen pusat pt. airindo sakti). Jurnal Ilmu
Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Sosial dan Ilmu Politik. 7(1),23-29.
BPFE
Robbins, S.P., &Judge, T.A. 2015.
McDonald, P. K., Brown, K., & Bradley, Perilaku Organisasi. Edisi ke 16.
L. M. 2005. Explanations for the Jakarta : Salemba Empat.
provision-utilisation Gap in Work-
Life Policy., 20(1), 37-55. Sevilla, G Consuelo. 1993. Pengantar
Metode Pennelitian. Jakarta: UI-
Nurendra, A. M., &Saraswati, M. P. 2017. PRESS.
Model peranan work life balance,
stres kerja dan kepuasan kerja pada Shujat, S., Cheema, F., & Bhutto, F, 2011.
karyawan. Jurnal Psikologi Impact of Work Life Balance on
Indonesia, 13(2),84-94. Employee Job Satisfaction in
Private Banking Sector of Karachi.
Paramita, P. 2006. Analisis pengaruh Journal of Managementand Social
work-family balance dan program Sciences, 7(2), 8-15.
family friendly terhadap kepuasan
kerja(Studi kasus pada rumah sakit Spector, P.E. 1997. Job Satisfaction
panti wilasa Citarum , Semarang). Application, Assesment, Causes,
Jurnal Manajemen dan and Consuquences. Thousand Oaks,
Bisnis, 10(1), 1-10. California: Sage Publications.
Qodrizana, D. L & Musadieq, M. A. 2018. Sugiyono, M. 2011. Metode Penelitian
Pengaruh work-life balance terhadap Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
kepuasan kerja (Studi pada Bandung: Alfabeta.
karyawan perempuan yayasan insan
permata Tunggulwulung Kota Sugiyono, M. 2015. Metode Penelitian
Malang). Jurnal Administrasi Bisnis Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
(JAB)|Vol, 60(1),9-17. Bandung: Alfabeta.

PCplus Online. 2016. Mayoritas Tarigan, C. F., & Ratnaningsih, I. Z. 2018.


Karyawan Tidak Puas Terhadap Hubungan Antara Work-Family
Manajemen Perusahaan. Diunduh Balance Dengan Kepuasan Kerja
pada 05 Februari 2018 dari Pada Tenaga Kependidikan Di
https://www.pcplus.co.id/2016/11/b Universitas X, Empati, 7(3),244-
aru-terbit/jobplanet-mayoritas- 251.
karyawan-tidak-puas-terhadap-
Wati, S. E. E., Suparno, S., &Yunita, R.
aspek-manajemen/
D. 2011. Kepuasan kerja pada guru

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


580

ditinjau dari jenis kelamin kepala Work Life Balance Dan Kepuasan
sekolah. Jurnal Ilmiah Psikologi, Kerja Pada Karyawan Di PT PLN
1(2),140-145. Persero Area Ambon. Jurnal
Maneksi, 7(1),47-54
Wenno, M. W. 2018. Hubungan Antara

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai