Anda di halaman 1dari 35

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA

DENGAN KINERJA GURU SMK YAPIM 1 MEDAN

FREDICUS PURBA ( 5193131026 )


SEPTIAN SINAMBELA ( 5193331008 )

Dosen Pengampu : Prof. Dr. PANINGKAT SIBURIAN, M. Pd.


 
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan didefinisikan sebagai kegiatan untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia
dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar didalam undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 ayat 1 “menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.
Abin Syamsudin (2003) menggagas lima peran yang seharusnya dipenuhi para guru pada pengertian
pendidikan yang luas, meliputi: (1) konservator (Pemelihara): Peran guru sebagai konservator atau pemelihara,
merujuk pada norma kedewasaan di suatu society. Norma kedewasaan tersebut dipelihara dan ditransferkan oleh
guru pada peserta didik, untuk bisa diikuti dan dihidupi sedemikian rupa. (2) Inovator (Pembaharu): Guru
berperan sebagai pembaharu dalam pembelajaran. Bisa mengembangkan strategi dan metode baru untuk
mengoptimalkan pembelajaran.(3) Transmitor(penerus): Guru memiliki . Hal ini supaya sistem nilai tersebut bisa
terus berjalan secara berkesinambungan. (4) Tranformator (penerjemah): Guru berperan menerjemahkan suatu
nilai dan menghidupi nilai tersebut. Peserta didik akan mendefinisikan nilai tersebut dari
teladan yang diberikan oleh para guru. (5) Organisator (Penyelenggara): Guru memiliki peran dalam terciptanya
suatu proses edukatif. Proses edukatif ini dipertanggungjawabkan secara formal pada pemberi tugas. Guru
berperan dalam meneruskan suatu sistem nilai pada peserta didik juga mempertanggungjawabkan proses
edukatif ini secara moral pada sasaran didik.

Guru dalam konteks Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini di karenakan gurulah yang
menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan Pendidikan, gurulah yang secara langsung bertatap muka dengan
peserta didik untuk memberikan ilmu pengetahuan sekaligus memberikan pembelajaran karakter bernilai
positif secara sikap dan perilaku. Guru adalah penanggung jawab selama proses pembelajaran yang
berlangsung didalam kelas. Guru juga memiliki peran untuk menciptakan suasana kelas yang efektif dan
kondusif, sehingga peserta didik merasa nyaman Ketika berlangsung nya proses pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka identifikasi


masalah yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Masih banyak guru yang belum mendapatkan sertifikasi.
2.Beberapa guru belum melaksanakan perangkat pembelajaran secara
optimal.
3.masih kurangnya kepuasan kerja guru di smk yapim 1 medan.
4.Upah atau gaji guru honorer belum dirasa cukup untuk memenuhi
kebutuhanguru.
5.Belum maksimal nya motivasi kerja guru
6.Belum maksimal nya kepuasan kerja guru
7.Kinerja guru perlu di tingkatkan karena dirasa belum maksimal
C. Pembatasan Masalah
Masalah pada penelitian ini dibatasi pada Hubungan motivasi kerja dan
kepuasan kerja Terhadap kinerja guru SMK YAPIM 1 MEDAN, tidak semua
faktor yang mempengaruhi kinerja guru akan dibahas karena dirasa kedua
variabel bebas yang akan diteliti memiliki hubungan yang lebih signifikan dan
juga keterbatasan waktu peneliti
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah
1.Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru SMK YAPIM 1
MEDAN?
2.Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan kepuasan kerja dengan kinerja guru SMK YAPIM 1 MEDAN?
3.Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama
dengan kinerja guru SMK YAPIM 1 MEDAN?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan masalah penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji secara empiris hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru SMK YAPIM 1 MEDAN
2. Untuk menguji secara empiris hubungan kepuasan kerja dengan kinerja guru SMK YAPIM 1 MEDAN
3. Untuk menguji secara empiris hubungan motivasi kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama dengan kinerja
guru SMK YAPIM 1 MEDAN
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Hubungan Motivasi Kerja Dan
Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Guru SMK YAPIM 1 MEDAN.
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja guru merupakan proses pembelajaran sebagai upaya mengembangkan
kegiatan yang ada menjadi kegiatan yang lebih baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dicapai dengan baik melalui suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru sesuai dengan target dan tujuan.
Yamin dan Maisah, (2010:87) menjelaskan kinerja guru adalah suatu Tindakan atau
respon yang memberi suatu hasil yang mengarah kepada hal yang dikerjakan Ketika
menjalankan suatu tugas. kinerja guru memaut semua kegiatan atau perilaku yang di
rasakan guru untuk memberi senbuah hasil atau tujuan. Anwar Prabu Mangkunegara (2004:
67) juga menjelaskan bahwa kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang digapai oleh seorang tenaga kerja dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tugas
pokok dan divisi yang di berikan. Barnawi dan Mohammad Arifin (2012: 14) selanjutnya
menjelaskan bahwa Kinerja guru dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan guru dalam
melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya
berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka
mencapai tujuan pendidikan.
2. Metode penilaian kinerja guru
Ada dua harapan yang substansial bagi sistem penilaian kinerja:
1) Bantuan substansial manajer\tidak hanya dalam hal meningkatkan kinerja
guru dan lebih pada memberi masukan untuk meningkatkan kinerja guru
2) Melayani secara efektif dan efesien sistem penyimpanan buku bagi
kompensasi dan hubungan industrial.
3.Pengukuran Kinerja Guru
Pengukuran kinerja adalah penting, manajer biasa menghabiskan banyak waktu
untuk membuat rencana, mengambil keputusan, mencari sumber daya, mengembangkan
dan melaksanakan strategi, dan bekerja dengan karyawan untuk memastikan bahwa
strategi dan keputusan telah dilaksanakan. Tidak kalah pentingnya, manajer harus
memperhatikan pengukuran kinerja untuk memastikan bahwa kegiatan yang kita lakukan
mencapai kemajuan Dalam melaksanakan penilaian terhadap pelaksanaan kerja
dibutuhkan suatu sistem penilaian yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Secara
sepintasmemang dengan mudah dapat menilai suatu pekerjaan gagal atau sukses. Tetapi
ukuran nyata sukses gagal ataupun cukup sangat relatif.
4.Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Guru
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru seperti yang telah dikutip dalam barnawi dan
mohammad arifin (2012: 43) yaitu:
1. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri yang dapat
mempengaruhi kinerja guru, sebagai contoh: kompetensi guru, kepribadian guru, sikap dan karakter dan
motivasi guru, kepuasan kerja.
2. Faktor eksternal
faktor eksternalmerupakan faktor yang timbul dari luar diri gruru yanga mampu mempengaruhi
kinerja guru, sebagai contoh yaitu: lingkungan kerja, rekan kerja, gaji yang sesuai, dan sarana dan
prasarana.
5. Indikator Kinerja Guru
Dalam penilaian kinerja guru tidak hanya menilai hasil fisik tetapi pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan yang menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan kerja, kerajinan, disiplin, hubungan
kerja atau hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan level yang dijabatnya Indikator Kinerja Guru, yaitu:
a.Menyusun ProgramPembelajaran
b.Melaksanakan ProgramPembelajaran
c.Melaksanakan EvaluasiBelajar
d.Melaksanakan AnalisisEvaluasi Belajar
e.Melaksanakan ProgramPerbaikan dan Pengayaan
f. Menyusun danMelaksanakan ProgramBimbingan dan Konseling
g.Terbuka dalam menerimamasukan untuk perbaikandalam pembelajaran
 

B.Kerangka Berpikir
1. Hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru
Motivasi kerja adalah dorongan atau Tindakan seseorang yang terarah untuk melakukan pekerjaan yang
dikerjakannya. Seorang guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan mendorong guru tersebut untuk bekrja
dengan giat yang mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Jika motivasi kerja guru baik maka kinerja yang guru
juga akan ikut membaik. Motivasi kerja adalah ciri seorang guru yang lebih memilih mencapai keberhasilan daripada
takut akan kegagalan, dengan begitu dapat dipahami bahwa dengan dimilikinya motivasi kerja dalam diri seorang guru
akan menimbulkan pribadi yang kompetitif yang sehat, akan melahirkan guru- guru yang memiliki rasa tanggungjawab
yang tinggi dan motivasi kerja akan membentuk pribadi yang lebih kreatif.
Apabila motivasi kerja guru yang baik maka sangat memungkinkan kinerja yang dicapai guru akan semakin tinggi.
Sebaliknya, jika motivasi kerja maka tingkat pencapaian kinerja guru juga rendah. Dengan demikian motivasi kerja
memiliki hubungan secara langsung dalam mempengaruhi kinerja guru.
2. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Guru
Pekerjaan adalah aktivitas menyelesaikan sesuatu atau membuat sesuatu yang hanya memerlukan
tenaga dan keterampilan tertentu seperti yang dilakukan oleh pekerja kasar blue collar worker. Barnawi
dan mengatakan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab dan wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang
telah ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan organisasi. Tingkat
keberhasilan dalam bekerja harus sesuai dengan hukum, moral, dan etika. Standar kinerja merupakan
patokan dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap segala hal yang telah dikerjakan.
Wirawan (2015: 7) mengasumsikan bahwa semakin tinggi faktor – faktor internal, maka
semakin tinggi pula kinerjanya. Sebaliknya semakin rendah faktor – faktor internal, maka semakin rendah
pula kinerjanya. Faktor internal karyawan atau pegawai yang memengaruhi kinerja salah satunya adalah
kepuasan kerja. Kepuasan (satisfaction) merupakan istilah evaluatif yang menggambarkan suatu sikap
suka dan tidak suka (Simamora, 2004: 448). Kepuasan kerja merupakan suatu perasaan positif tentang
pekerjaan, yang dihasilkan dari suatu evaluasi dari karakteristik – karakteristiknya (Robbins, 2017: 46).
Istilah kepuasan kerja (job satisfaction) merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap
pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan sikap yang positif
terhadap pekerjaanya. Sebaliknya, seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya akan menunjukkan
sikap yang negatif terhadap pekerjaannya tersebut.
C.Penelitian Relevan
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh didik ferdianto, yang berjudul “Hubungan Antara Motivasi
Kerja Dan Kedisiplin Dengan Kinerja Guru di SD”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru di SDN sekecamatan
batik nau dan terdapat hubungan positif dan signifikan antara disiplin kerja dengan kinerja guru di
SDN sekecamatan batik nau
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Rina Ika Lestari (2012) dengan judul “ Hubungan Antara
Motivasi dan Disiplin Kerja dengan Prestasi Guru SMK Muhammadiyah 2 Moyudan Sleman”.
Subjek penelitian ini adalah guru SMK Muhammadiyah 2 Moyudan Sleman yang berjumlah
35orang. Hasil analisis data penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa, terdapat hubungan positif
anatara motivasi kerja guru dengan prestasi guru SMK Muhammadiyah 2 Moyudan Sleman, dan
juga Terdapat hubungan positif antara disiplin kerja guru dengan prestasi guru SMK
Muhammadiyah 2 Moyudan Sleman.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Lilis Setyoningsih (2015) dengan judul “ Hubungan
Antara Kepuasan Kerja Dengan Kinerja GuruDi Smp Negeri 1 Ngemplak Boyolali ” hasil penelitian
Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja guru. semakin
tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi kinerja guru di SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali dan
sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja maka semakin rendah kinerja guru di SMP Negeri 1
Ngemplak Boyolali.
Dari beberapa penelitian diatas dapat dikemukakan relevansinya dengan penelitian ini yang
diharapkan menghasilkan hubungan positif antara variabel bebas motivasi kerja dan kepuasan
kerja dengan kinerja guru.
D.Paragdigma Penelitian
Berdasarkan tinjauan landasan teori, penelitian terdahulu, dan hubungan antar variabel
maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitan ini, seperti yang disajikan
dalam gambar berikut ini:

X1
r1
R

Y
X2

gambar 2. 3: paradigma penelitian


Keterangan :
X1 = Motivasi Kerja
X2 = Kepuasan Kerja
Y2 = Kinerja Guru
R1 = Korelasi X1, X2,dan Y
r1 = Korelasi antara 𝑋1 dengan Y
r2 = Korelasi antara 𝑋2 dengan Y
→ = Arah korelas
 
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Terdapat hubungan positif antara motivasi kerja dengan kinerja guru
Terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja dengan kinerja guru
Terdapat hubungan positif antara motivasi kerja dan kepuasan kerja secara Bersama sama dengankinerja
guru
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
penelitian ini adalah Jenis penelitian korelasional, menurut penelitian Arikunto (2013:4) korelasi adalah
penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari tahu tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa
mengubahnya, menambahkan atau manipulasi data yang ada. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang masalah yang akan diteliti, dan juga
digunakan sebagai bahan untuk mengungkap, menjelaskan dan menganalisis masalah guna menemukan hasil
masalah tersebut. Hubungan antara variablenya adalah sebagai berikut, yaitu motivasi kerja sebagai variabel
(X1), kepuasan kerja sebagai variabel (X2) dan kinerja guru variabel (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


a.Tempat
Tempat yang digunakan sebagai pelaksanaan penelitian ini adalah SMK YAPIM 1 MEDAN
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini yaitu pada bulan Januari-Februari 2022
3.3. Populasi dan Sampel Penelitan
A.Populasi Penelitian
Populasi ialah sebagai suatu kumpulan subjek, variabel, konsep, atau fenomena. Kita
dapat meneliti setiap anggota populasi untuk mengetahui sifat populasi yang
bersangkutan (Morissan 2012: 19). Dalam penelitan ini yang menjadi populasi
penelitiannya adalah Guru di SMK YAPIM 1 MEDAN

B. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono2012:81). Peneliti mengambil sampel guru SMK YAPIM 1 MEDAN. Berdasarkan
pertimbangan kemampuan, waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti, maka penelitian tidak
dilaksanakan pada seluruh populasi tetapi pada sebagian populasi (sampel). Diketahui keseluruhan
populasi penelitian berjumlah 33 guru, maka sampel yang akan diambil berjumlah 31 guru. Cara
atau teknik pengambilan/penarikan sampel menggunakan purposive sampling. Purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek suatu kegiatan yang mempunyai variansi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono 2008:38). Variabel dalam penelitian ini meliputi varibel bebas
(X1, X2) dan satu variable terikat (Y).

A.Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat (Sugiyono.2011). adapun varibel bebas pada penelitian ini adalah
motivasi kerja (X1) dan kepuasan kerja (X2).
B. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono. 2015). Variabel bebas pada
penelitian ini adalah kinerja guru (Y).
3.5 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan pada sifat suatu hal yang dapat di
observasi (suryabrata 2013:29-30). Kondisi yang dapat di observasi itu penting, karena suatu hal yang
mampu diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang
sama, sehingga apa yang di lakukan peneliti dapat di lakukan lagi untuk di uji oleh orang lain.

Adapun batasan operasional dan variabel dalam penelitian hubungan motivasi kerja dan
kepuasan kerja dengan kinerja guru yaitu:

A.Motivasi kerja
Motivasi kerja merupakan sesuatu yang dapat memberikan dorongan pada seseorang
sehingga orang tersebut mau melakukan pekerjaan yang diberikan untuk mencapai
tujuan tertentu. Alat ukur yang digunakan merupakan angket.
Indikator motivasi kerja:
a.Daya pendorong
b.Kemauan
c.Kerelaan
d.Membentuk keahlian
e.Membentuk keterampilan
f.Tanggung jawab
g.tujuan
B.Kepuasan kerja

Kepuasan kerja merupakan suatu apresiasi diri terhadap pekerjaan dan situasi kerja, yang
didalamnya termasuk kondisi fisik, psikologi dan sosial. Alat ukur yang digunakan merupakan angket.
Indikator kepuasan kerja:
a.pekerjaan
b.upah/gaji
c.promosi
d.pengawas
e.rekan kerja

C.Kinerja
guru
Kinerja guru merupakan hasil atau prestasi kerja seseorang atau kelompok kerja
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinyab yang diberikan kepada individu
atau kelompok yang berdasarkan kesanggupan, pengalaman dan waktu. Kinerja guru
dapat diukur berdasarkan spesifikasi kompetensiyang harus dimiliki seorang guru. Alat
ukur yang digunakan merupakan angket.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Ada berbagai macam Teknik pengumpulan data namun teknik pengumpulan data yang
digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan dan menghimpun data yang berhubungan dengan
penelitian merupakan metode angket (Kuisoner) dengan bantuan google form. Pengumpulan data
berkaitan erat dengan pengajuan hipotesis, untuk itu dalam pengumpulan data dilakukan dengan
teliti dan benar agar terhindar dari kesalahan – kesalahan yang mungkin terjadi.
Pada penelitian ini ada 3 data yang harus dikumpulkan yaitu:

1.Variabel (X1) motivasi kerja dengan menggunakan angket


2.Variabel (X2) kepuasan kerja dengan menggunakan angket

Angket Kuisoner
Angket Kuisoner merupakan instrumen penelitian yang terdiri dari rangkaian pertanyaan-pertanyaan
bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari responden.

Metode angket yang digunakan untuk mengungkap antara variable bebas (motivasi kerja dan kepuasan
kerja) dan variabel terikat (kinerja guru). Angket yang diberikan kepada responden menggunakan skala likert
dalam bentuk cheklist. Pertanyaan – pertanyaan tersebut akan dibuat kedalam google form lalu linknya akan
dibagikan kepada guru SMK YAPIM 1 MEDAN.
3.7 Instrumen Penelitian
A.Instrumen kinerja guru
Untuk mendapatkan data kinerja guru. digunakan skala likert yang telah dimodifikasi peneliti agar sesuai
dengan penelitian ini pada guru SMK YAPIM 1 MEDAN.

Tabel 3. 1. table skala likert kinerja guru


N Pilihan Skor
o
1 Selalu 5
2 Sering 4
3 Kadang-kadang 3
4 Jarang 2
5 Tidak pernah 1
Adapun kisi-kisi angket kinerja guru dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 3. 2. Kisi-kisi angket kinerja guru

N Indikator No. Jumlah


o Item
Menyusun
1 Program 1,2 2
Pembelajaran
Melaksanakan
2 Program 3,4,5 3
Pembelajaran
Melaksanakan
3 Evaluasi 6,7,8 3
Belajar
Melaksanakan
4 Analisis 9,10 2
Evaluasi Belajar
Melaksanakan
5 Program 11,12 2
Perbaikan dan
Pengayaan
Menyusun
6 dan 13,14 2
Melaksanakan Program
Bimbingan dan
Konseling
Terbuka
7 dalam menerima 15 1
masukan untuk perbaikan
dalam pembelajaran
JUMLAH 15
B. Instrumen Motivasi guru
Tabel 3. 3 ; skala likert motivasi kerja
N Pilihan Skor
o

1 Selalu 5
2 Sering 4
3 Kadang-kadang 3
4 Jarang 2
5 Tidak pernah 1
Tabel 3. 4: kisi-kisi morivasi kerja
N Indikator No. Jumlah
o Item
1 Kerja Keras 1,2 2
2 Tanggungjawab 3,4 2
3 Dorongan untuk sukses 5,6,7 3
4 Umpan balik 8,9,10 3
5 Peningkatan ketrampilan 11,12 2
6 Mandiri dalam bekerja 13,14 2
7 Suka pada tantangan 15 1
JUMLAH 15
C.Instrumen kepuasan kerja

Tabel 3. 5: angket skala likert kepuasan kerja

N Pilihan Skor
o

1 Selalu 5
2 Sering 4
3 Kadang-kadang 3
4 Jarang 2
5 Tidak pernah 1

Tabel 3. 6: kisi-kisi kepuasan kerja

N Indikator No. Item Jumlah


o
1 Upah/Gaji 1,2 2
2 Pengawas 3,4,5 3
3 Pekerjaan 6,7,8 3
4 Rekan Kerja 9,10,11 3
5 Promosi 12,13,14, 4
15
JUMLAH 15
3.8 Uji coba instrumen
Sebelum menggunakan instrumen terlebih dahulu akan dilakukan uji coba instrumen untuk
mendapatkan instrumen yang sahih dan handal (valid dan reliabel). Uji coba instrumen dilakukan
untuk melihat sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang harus diukur (kesalihan)
dan sejauh mana suatu alat ukur mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten dalam
waktu dan tempat yang berbeda (kehandala). Uji coba instrumen juga sekaligus untuk melihat
sejauh mana responden dapat memahami butir-butir pertanyaan. Prosedur pelaksanaan uji coba
instrumen yaitu: memahami butir-butir pertanyaan, pelaksanaan uji coba dan analisis instrumen.
Intrumen motivasi kerja , kepuasan kerja dan kinerja guru

Uji coba validitas butir instrumen dilakukan untuk menggambarkan tingkat instrumen
bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikuto, 2000). Untuk mengetahui
Validitas suatu angket digunakan rumus korelasi product moment.
Keterangan :
= Koefiesien korelasi anatra variabel X dan Y
= Skor item
= Skor total item
= Jumlah perkalian antara variabel X dan Y
= Jumlah kuadrat nilai X
= Jumlah kuadrat nilai Y
= Jumlah Responden
Kriteria yang digunakan untuk uji validitas butir adalah jika dengan taraf signifikan maka
instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
Artinya butir dinyatakan valid, jika sebaliknya jika dinyatakan tidak valid.
Hasil Uji Validitas Motivasi kerja

No. rhitung Rtabel Keterangan


Item
1 0,698 0,444 Valid
2 0,586 0,444 Valid
3 0,896 0,444 Valid
4 0,543 0,444 Valid
5 0,620 0,444 Valid
6 0,674 0,444 Valid
7 0,789 0,444 Valid
8 0,613 0,444 Valid
9 0,783 0,444 Valid
19 0,790 0,444 Valid
11 0,907 0,444 Valid
12 0,697 0,444 Valid
13 0,855 0,444 Valid
14 0,910 0,444 Valid
15 0,697 0,444 Valid

Data hasil perhitungan uji Validitas angket yang


diujicobakan ialah sebanyak 15 item, dan terdapat hasil
bahwa angket yang diyatakan valid karena rhitung > rtabel
dan item cukup mewakili indikator untuk digunakan
sebagai instrumen dalam penelitian.
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Kinerja guru

No. Rhitung Rtabel Keterangan


Item
1 0,571 0,444 Valid
2 0,794 0,444 Valid
3 0,776 0,444 Valid
4 0,504 0,444 Valid
5 0,749 0,444 Valid
6 0,745 0,444 Valid
7 0,763 0,444 Valid
8 0,731 0,444 Valid
9 0,757 0,444 Valid
19 0,457 0,444 Valid
11 0,644 0,444 Valid
12 0,496 0,444 Valid
13 0,631 0,444 Valid
14 0,454 0,444 Valid
15 0,675 0,444 Valid

Data hasil perhitungan uji Validitas angket yang diujicobakan ialah sebanyak 15 item, dan
terdapat hasil bahwa angket yang diyatakan valid karena rhitung > rtabel dan item cukup
mewakili indikator untuk digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.
3.9 Teknik Analisis Data
A. Aalisis deskriptif
Untuk mendeskripsikan variabel motivasi kerja, variabel kepuasan
kerja, dan variabel kinerja guru maka dilakukan perhitungan rata-rata
(mean), median, modus, tingkat kecenderungan dan deviasi standar.
B. Uji Persyaratan Analisis
1. uji nomalitas
digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data
penelitian masing-masing variabel, yaitu motivasi kerja dan
kepuasan kerja serta kinerja guru. Hal ini diperlukan karena
kalau populasi dari sampel diambil tidak bersiat normal maka tes
statistik yang bergantung pada asumsi normalitas itu menjadi
cacat sehingga kesimpulannya menjadi berlaku. Uji normalitas
dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
Kolmogorov Smirnov.
𝐷=|𝐹0(𝑋𝑖)−𝑆𝑛(𝑋𝑖)|
Keterangan :
D = Deviasi Maksimum
𝐹0(𝑋𝑖) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
𝑆𝑛(𝑋𝑖) = Distribusi frekuensi yang di observasi
2.Uji Lineritas
digunakan untuk mengetahui bentuk variabel indenpenden dengan variabel dependen bersifat linear atau
tidak. Bentuk hubungan yang linear mengindikasikan adanya variabel indenpenden terhadap variabel
dependen atau dengan kata lain setiap kenaikan satu satuan variabel indenpenden akan menyebankan
perubahan pada variabel dependen. Untuk menguji lineritas dilakukan dengan menggunakan Anova
(Analysis o Variance) dan uji signifikansi dengan menggunakan uji F. Kriteria pengujian adalah F>0,05

3.Uji Keberartian Koefisien Regresi Linier Ganda


pengujian dilakukan untuk mengetahui berarti tidaknya variabel X dan Y yang telah dibentuk
melalui persamaan regresi linear sederhana. Kriteria pengujian terima Ho, jika Fh (h/a) < Ft dimana
regresi tidak berarti, tolak Ho jika Fh(h/a) > Ft dimana Ho adalah model regresi berarti.
Untuk menguji keberartian koefisiennya digunakan rumus :

Dengan:

Dan
C.Penguji hipotesis
1.Uji Hipotesis Secata Parsial (Uji t)
Pengujian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh secara parsial dari variabel bebas terhadap
variabel terikat yaitu dengan membandingkan dan . Masing-masing t hasil perhitungan ini kemudian dibandingkan
dengan yang diperoleh dengan menggunakan taraf kesalahan 0,05. Menurut Sugiyono (2013) rumus uji t secara
parsial sebagai berikut:

Dimana :
r : koefisien korelasi
n : jumlah data
2.UjiSimultan(UjiF)
  Uji digunakanuntukmengujipengaruhvariabelbebassecarabersama-samaterhadap variabel terikat.
(Sugiyono2013:257)

 
Keterangan:
 
F = pendekatan distribusi probalitasR=koefisienkorelasi berganda
K=jumlah variabelbebas
R=koefisienkorelasi berganda
N=banyaksampel
3.Uji korelasi parsial jenjang nihil
Pengujian hipotesis ini untuk melihat hubungan atau tidak variabel bebas dan variabel terikat. Pengujian
hipotesis digunakan Product Moment dari Person (Arikunto, 2005:225) sebagai berikut:

Keterangan :
= koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑ 𝑋𝑌 = jumlah hasil perkalian nilai variabel X dengan variabel Y
∑ 𝑋 = jumlah nilai dari variabel X
∑ 𝑌 = jumlah nilai dari variabel Y
∑ = jumlah kuadrat nilai variabel X
∑ = jumlah kuadrat nilai variabel Y
Uji koefisien korelasi Pearson dilakukan untuk menguji ketiga hitpotesis yang menyatakan hubungan positif yang signifikan antara
motivasi kerja dan kinerja guru, hubungan positif yang signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja guru, Harga dikorelasikan dengan
pada taraf signifikan 5%. Apabila lebih besar atau sama dengan maka Ha ditolak, sedangkan lebih kecil dari maka Ha diterima.
4.Korelasi parsial jenjang pertama
Menurut sugiyono (2007), korelasi parsial digunakan untuk menganalisis bila peneliti berkamusd
mengetahui pengaruh atau menggetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat, dimana salah
saut variabel bebasnya dibuattetap/dikenndalikan. Jadi korelasi parsial merupakan angka yang
menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dau variabel atau lebih, setelah satu variabel yan
diduga dapat mempengaruhi hubungan variabel tersebut tetap dikendalikan.

Dimana X2 sebagai variabel kontrol


Untuk menguji koefisien korelasi parsial dapat dihitung dengan menggunakan uji-t yang dikemukakan oleh sugiyono (2013

Dimana :
rp : korelasi parsial yang ditemukan
n : jumlah sampel
t : t hitung yang selanjutnya dikonsulttasikan dengan ttabel
uji signifikansi dari korelasi ini diterima bila t hitung> ttabel yaitu pada taraf nifikan 5%, uji 2 pihak dan dk = n-1.
Thank you

Any Question?

Anda mungkin juga menyukai