Anda di halaman 1dari 13

JURNAL ILMIAH PROFESI PENDIDIKAN

Volume : 1 No : 2 November 2016 ISSN : 2502 - 7069

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP


KINERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA MATARAM

Oleh :
Ramli Hidayat1, Nyoman Sridana2, Sudirman2
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan123
Program Pascasarjana Universitas Mataram
dayatramly@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui ada tidaknya pengaruh kepuasan kerja
terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram, 2) mengetahui ada tidaknya pengaruh
komitmen organisasi terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram, dan 3) mengetahui
ada tidaknya pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara bersama-sama terhadap
kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif, dimana peneliti menggambarkan fenomena yang diamati dengan lebih detail
menggunakan data-data berupa data kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru
SMK Negeri di Kota Mataram yang berjumlah 416 guru. Sampel penelitian ini adalah sebagian
dari jumlah guru SMK Negeri di Kota Mataram yang berjumlah 81 guru dengan menggunakan
teknik proportionate random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat
pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram sebesar 33,7%
yang dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,000<level of signifikan (0,05). 2) terdapat pengaruh
komitmen organisasi terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram sebesar 43,5 % yang
dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,000<level of signifikan (0,05). 3) terdapat pengaruh
kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMK
Negeri di Kota Mataram sebesar 53,4 % yang dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,000<level
of signifikan (0,05).

Kata Kunci : Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Kinerja Guru

Abstract : This study aims to: 1) determine whether there is influence of job satisfaction on the
performance of teachers at Vocational High School in Mataram, 2) determine whether there is
influence of the organization’s commitment to the performance of teachers at Vocational High
School in Mataram, and 3) determine whether there is influence job satisfaction and commitment
organizations together on teacher performance at Vocational High School in Mataram. This
study uses a quantitative research approach, where researchers describe the phenomenon hat
observed in more detail using the data in the form of quantitative data. The study population was

198
Ramli Hidayat1, Nyoman Sridana2, Sudirman2

all teachers at Vocational High School in Mataram which amounted to 416 teachers. Samples
were mostly of teachers at Vocational High School in Mataram numbering 81 teachers using
proportionate random sampling technique. The results showed that: 1) there is the influence
of job satisfaction on the performance of teachers at Vocational High School in Mataram at
33.7% as evidenced by the significant value of 0.000 <level of significance (0.05). 2) there is
influence of the organization’s commitment to the performance of teachers at Vocational High
School in Mataram 43.5% as evidenced by the significant value of 0.000 <level of significance
(0.05). 3) there is influence job satisfaction and organizational commitment together on teacher
performance at Vocational High School in Mataram 53.4% as evidenced by the significant
value of 0.000 <level of significance (0.05).

Key Word: Job Satisfaction, Organization Commitment, Teacher Performance

PENDAHULUAN sehat jasmani dan rohani, sesuai tujuan


Pendidikan adalah faktor utama dalam pendidikan nasional.
menentukan kualitas kehidupan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional dalam
Peran pendidikan sangat penting untuk Sisdiknas dapat tercapai jika ada peran yang
menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, dominan dari guru yang profesional. Tenaga
terbuka, dan demokratis. Dengan pendidikan pendidik yang profesional dapat terwujud
akan menghasilkan sumber daya manusia apabila dalam melaksanakan tugasnya telah
yang handal. Fenomena yang dimaksud memiliki kompetensi yang ingin dicapai.
tentu menjadi tanggung jawab banyak pihak Upaya pemerintah dalam mencetak guru
terutama dunia pendidikan dimana ujung yang profesional telah dilaksanakan dengan
tombaknya adalah guru. Kondisi sekarang uji kompetensi guru, diharapkan dengan
ini belum menunjukkan hasil yang maksimal, uji kompetensi dapat mengetahui guru
sehingga masih diperlukan berbagai upaya dan yang berkualitas sehinggan nantinya akan
strategi yang tepat, guna meningkatkan kinerja berdampak pada pengajaran dan pendidikan
guru, dengan harapan terjadi peningkatan yang berkualitas.
kualitas pengajaran dan pembelajaran di Kinerja berarti sesuatu yang dicapai,
sekolah. Undang-Undang Nomor 14 Tahun kemampuan kerja, atau prestasi yang
2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan diperlihatkan (Depdikbud, 1999: 503). Maier
bahwa guru adalah pendidik profesional (dalam As’ad, 1991: 47) kinerja diartikan
dengan tugas utama mendidik, mengajar, sebagai kesuksesan seseorang dalam
membimbing, mengarahkan, melatih, melaksanakan suatu pekerjaan. Lawer and
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada Poter menegaskan kinerja yaitu “succesfull
pendidikan anak usia dini jalur prndidikan role achievement” yang diperoleh dari
formal, pendidikan dasar dan pendidikan perbuatan-perbuatannya. Dari beberapa
menengah. Guru profesional harus memiliki pengertian di atas, kinerja dapat diartikan
kualifikasi akademik minimum sarjana (S- sebagai suatu hasil yang dicapai seseorang
1) atau diploma empat (D-IV), mengetahui menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan
kompetensi (pedagogik, profesional, sosial yang bersangkutan.
dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, Upaya peningkatan mutu guru sebagai

199
Ramli Hidayat1, Nyoman Sridana2, Sudirman2

tenaga profesional, dipandang perlu untuk dengan kompetensi yang redah tersebut
dilakukan pembinaan pengembangan profesi menunjukkan kinerja guru di NTB masih
dan karier guru. Disusul dengan terbitnya rendah karena kompetensi guru berpengaruh
Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 fositif terhadap kinerja guru. Hasil penelitian
tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Yuliandi (2014:114) bahwa kompetensi guru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional berpengaruh positif terhadap kinerja guru.
Republik Indonesia, Nomor 16 Tahun 2007 Rendahnya kinerja guru seperti yang
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan disebutkan di atas tentu menjadi perhatian
Kompetensi Guru. kita bersama agar sedapat mungkin kinerja
Dengan merujuk pada pengertian guru tersebut dapat ditingkatkan. Salah satu
tentang kinerja di atas, maka jika seseorang faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru
itu adalah guru, dapat dikatakan bahwa kinerja adalah kepuasan kerja guru. Hal ini sesuai
guru adalah proses kerja dan keberhasilan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
kerja guru dalam melaksanakan tugas dan Werang (2014) bahwa kepuasan kerja guru
kewajibannya sesuai dengan tujuan, visi, dan berpengaruh secara positif dan signifikan
misi sekolah tempatnya bertugas, tentunya terhadap kinerja guru.
dengan senantiasa merujuk pada aturan-aturan Falah (2003), menyatakan bahwa
di sekolah yang ditetapkan oleh atasannya. kepuasan dalam menjalankan tugas
Gambaran umum tentang kinerja guru merupakan hal yang penting bagi kinerja atau
yang ideal disampaikan oleh Siswanto (2003) produktivitas seseorang. Suatu gejala yang
menyatakan, terdapat beberapa unsur yang dapat merusak kondisi organisasi sekolah
perlu mendapat perhatian dalam pengukuran adalah rendahnya kepuasan guru dimana
kinerja guru, yaitu: (1) Kesetiaan, (2) prestasi timbul gejala seperti: kemangkiran, malas
kerja, dan (3) tanggung Jawab, (4) ketaatan, bekerja, banyaknya keluhan guru, rendahnya
(5) kejujuran, (6) kerja Sama, (7) prakarsa, dan prestasi kerja, rendahhnya kualitas pengajaran,
(8) kepemimpinan. Pandangan yang hampir indisipliner guru. Kepuasan kerja adalah
sama tentang kinerja guru disampaikan oleh suatu perasaan positif tentang pekerjaan
Saerozi (dalam Bahri, 2005: 2), menyebutkan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi evaluasi karakteristiknya Robbins dan Judge
kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya, (2008:107). Menurut Luthans (2006:243),
yaitu: (a) kepemimpinan kepala sekolah, (b) terdapat lima dimensi kepuasan kerja, yaitu:
fasilitas kerja, (c) harapan-harapan, dan (d) pembayaran, pekerjaan itu sendiri, kesempatan
kepercayaan personalia sekolah. promosi, supervisor, dan rekan kerja.
Saat ini, kenyataan yang terjadi di Hughes et al. (2012:337), menyatakan
lapangan bahwa kinerja guru masih dikatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan
belum maksimal, termasuk guru-guru SMK sikap seseorang mengenai kerja, dan ada
Negeri yang ada di Kota Mataram. Hal ini beberapa alasan yang membuat kepuasan
dapat dibuktikan dari hasil Uji Kompetensi kerja merupakan konsep yang penting bagi
Guru yang menunjukkan bahwa hanya pemimpin. Penelitian menunjukkan pekerja
10% guru di NTB yang mendapat skor yang puas lebih cenderung bertahan bekerja
di atas 5,5 (Sudirman, 2015:1). Artinya, untuk organisasi. Pekerja yang puas juga

200
Ramli Hidayat1, Nyoman Sridana2, Sudirman2

cenderung terlibat dalam perilaku organisasi kerja (working condition), Berhubungan


yang melampaui deskripsi tugas dan peran dengan kondisi kerja secara fisik seperti
mereka, serta membantu mengurangi beban fasilitas kerja dan kualitas pekerjaan.
kerja dan tingkat stres anggota lain dalam Selain kepuasan kerja, faktor yang
organisasi. Pekerja yang tidak puas cenderung mempengaruhi kinerja guru adalah komitmen
bersikap menentang dalam hubungannya organisasi. Menurut Durkin dan Bennet
dengan kepemimpinan dan terlibat dalam (1999) Komitmen organisasional didefinisikan
berbagai perilaku yang kontraproduktif. sebagai perasaan yang kuat dan erat dari
Ketidakpuasan juga alasan utama seseorang seseorang terhadap tujuan dan nilai suatu
meninggalkan organisasi. organisasi dalam hubungannya dengan peran
Castillo dan Cano (2004) mereka terhadap upaya pencapaian tujuan
mengemukakan beberapa faktor yang dan nilai-nilai tersebut. Luthans (2006:249)
menyebabkan kepuasan dan ketidakpuasan menyatakan bahwa komitmen organisasional
kerja, yaitu: (1) Pengakuan (recognition), merupakan sikap yang menunjukkan loyalitas
Tindakan berupa pujian ataupun sikap karyawan dan merupakan proses berkelanjutan
menyalahkan yang disampaikan oleh bagaimana seorang anggota organisasi
atasan, rekan sejawat, manajemen, klien, mengekspresikan perhatian mereka kepada
dan atau masyarakat umum. (2) Pencapaian kesuksesan dan kebaikan organisasinya. Lebih
(achievement), Segala upaya yang dilakukan lanjut sikap loyalitas ini diindikasikan dengan
untuk meraih keberhasilan termasuk tiga hal, yaitu: (1) keinginan kuat seseorang
mengambil sikap atas kegagalan yang terjadi. untuk tetap menjadi anggota organisasinya;
(3) Kesempatan berkembang (possibility (2) kemauan untuk mengerahkan usahanya
of growth), Adanya kesempatan untuk untuk organisasinya; (3) keyakinan dan
berkembang yang tercermin dari perubahan penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan
status. (4) Kemajuan (advancement), tujuan organisasi. Komitmen organisasional
Perubahan nyata yang terjadi pada status akan membuat pekerja memberikan yang
pekerjaan. (5) Gaji (salary), Konsekuensi dari terbaik kepada organisasi tempat dia bekerja.
kompensasi yang memainkan peran utama. Pekerja dengan komitmen yang tinggi akan
(6) Hubungan antar pribadi (interpersonal lebih berorientasi pada kerja. Pekerja yang
relations), Hubungan yang terjalin antara memiliki komitmen organisasional tinggi
atasan, bawahan, dan rekan sejawat. (7) akan cenderung senang membantu dan dapat
Pengawasan (supervision), Kemampuan bekerjasama.
pengawas dalam mendelegasikan tanggung Komitmen organisasional dipengaruhi
jawab dan membimbing bawahan. (8) oleh kepuasan kerja. Aydogdu dan Asikgil
Tanggung jawab (responsibility), Kepuasan (2011) meneliti hubungan antara kedua
yang timbul berasal dari adanya kendali dan variabel ini dan menemukan bahwa kepuasan
tanggung jawab yang diberikan dalam suatu kerja memiliki hubungan yang signifikan
pekerjaan. (9) Administrasi dan kebijakan dan positif terhadap tiga dimensi komitmen
(policy and administration), Tindakan dimana organisasional, yaitu komitmen afektif,
beberapa aspek atau secara keseluruhan komitmen berkelanjutan, dan komitmen
berdampak pada kepuasan kerja. (10) Kondisi normatif. Hubungan positif moderat signifikan

201
Ramli Hidayat1, Nyoman Sridana2, Sudirman2

juga ditemukan antara aspek kepuasan dilaksanakan dengan baik.


kerja, faktor demografi, dan komitmen Senada dengan hal ini, Nawawi
organisasional pada penelitian yang dilakukan (1993:47) mengatakan bahwa komitmen guru
oleh Azeem (2010). Penelitian yang dilakukan selain tumbuh dari dalam diri masing-masing,
oleh Karim dan Rehman (2012) menunjukkan juga dipengaruhi oleh kepala sekolah sebagai
bahwa kepuasan kerja dan keadilan organisasi pimpinan. Unsur lain yang dapat meningkatkan
secara signifikan mempengaruhi komitmen komitmen pada organisasi tempat bekerja
organisasional. ditentukan oleh tingkat upah, kondisi dan
Komitmen organisasional dapat budaya tempat bekerja, berbagai macam
digunakan untuk memprediksi aktivitas tunjangan kesejahteraan, jaminan kerja yang
profesional dan perilaku kerja karena baik. Selain itu pujian, penghargaan, ucapan
komitmen organisasional mencerminkan terima kasih dari pimpinan dan rekan sejawat
sikap positif individu pada organisasi. Sikap sangat berpengaruh terhadap peningkatan
ini memotivasi seseorang untuk berperilaku komitmen seseorang. Komitmen guru
positif, untuk menjadi disiplin dalam bekerja, merupakan hal yang amat penting dalam upaya
untuk mematuhi aturan dan kebijakan meningkatkan kinerja sekolah, baik secara
organisasi, untuk menjaga hubungan baik personal maupun organisasional. Dengan
dengan rekan kerja, dan meningkatkan komitmen yang tinggi akan mendorong rasa
tingkat pencapaian seseorang. Dengan cara percaya diri dan semangat kerja bagi guru.
ini, pengetahuan dan pemahaman tentang Komitmen akan memperlancar pergerakan
komitmen organisasi dapat digunakan sebagai sekolah mencapai goal setting perubahan, ini
dasar untuk memprediksi perilaku kerja ditandai dengan terciptanya peningkatan, baik
individu (Sahertian dan Soetjipto, 2011). bersifat fisik maupun psikologis, sehingga
Berdasarkan pemaparan di atas, kaitan segala sesuatunya menjadi menyenangkan
komitmen organasi dengan komitmen guru bagi seluruh warga sekolah.
di sekolah tidak jauh berbeda. Dalam bekerja
guru harus memiliki rasa tanggung jawab METODE PENELITIAN
dan dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah
itu sendiri maupun terhadap lingkungan Menengah Kejuruan Negeri di Kota Mataram
pekerjaannya. Guru akan bekerja dengan penuh terhitung mulai bulan Februari sampai dengan
rasa tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi bulan Juli 2016. Populasi dalam penelitian
jika memiliki komitmen organisasi. Schatz ini adalah seluruh Guru Tetap (GT) yang
(1995:135) mengatakan bahwa komitmen tersebar pada 9 SMK Negeri di Kota Mataram
merupakan hal yang paling mendasar bagi sejumlah 416 orang. Penentuan jumlah sampel
setiap orang dalam menggeluti profesinya. menggunakan persamaan menurut pandangan
Keberhasilan seseorang dalam suatu tugas dari Al-Rasyid (Riduwan, 2014) seperti
yang diberikan kepadanya ditentukan oleh berikut:
bagaimana komitmen mereka pada tugas dan
tingkat pendidikan atau pengetahuannya.
Tanpa adanya suatu komitmen, tugas-tugas
yang diberikan kepadanya sukar untuk

202
Ramli Hidayat1, Nyoman Sridana2, Sudirman2

Keterangan: Likert berdasarkan pada pertimbangan bahwa


α : Taraf kesalahan yang besarnya dengan instrumen ini jawaban responden dapat
ditetapkan sebesar 0,05 diperoleh secara memadai dan memudahkan
N : Populasi sampel dalam pengolahan/ mendeskripsikan hasilnya
BE : Bound of Error diambil 10% serta sesuai dengan tujuan yang hendak
Zα : Nilai dalam tabel Z = 1,99 dicapai dalam penelitian ini.
no=( zα/(2.BE))2 = (1,99/(2.(0,10) ))2 Teknik analisis data yang dipergunakan
no=(9,95)2 = 99,0025 ; dalam penelitian ini adalah analisis regresi,
no=0,05N=0,05 x 416=20,8 baik regresi sederhana maupun regresi
Karena no>0,05 N atau 99,0025>20,8, maka ganda. Sebelum analisis data dilaksanakan,
besarnya sampel dapat dihitung denga rumus:terlebih dahulu dilakukan deskripsi data
penelitian yang terdiri dari 2 (dua) variabel
bebas dan 1 (satu) variabel terikat dalam
bentuk tabel data, distribusi frekuensi, dan
histogram. Langkah berikutnya adalah
melaksanakan uji persyaratan analisis data
Jumlah sampel penelitian sebanyak 80 yang meliputi uji normalitas, homogenitas
orang yang diambil menggunakan teknik data, multikolinieritas, dan autokorelasi.
proportionate random sampling.
Instrumen penelitian yang dipakai HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai alat ukur variabel penelitian Data-data yang dikumpulkan dalam
adalah angket model skala Likert dengan 4 penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
(empat) pilihan jawaban. Sugiyono (2009) gambaran tentang komitmen organisasi dan
mengatakan bahwa skala tersebut dapat kepuasan kerja terhadap kinerja guru SMK
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat Negeri di Kota Mataram. Deskripsi data
dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kepuasan kerja, komitmen organisasi
orang tentang fenomena tertentu. Pemilihan dan kinerja guru dapat ditunjukkan seperti
instrumen kuesioner (angket) model skala Gambar 1 berikut ini:

203
Ramli Hidayat1, Nyoman Sridana2, Sudirman2

Terlihat pada Grafik 1 di atas, menurut kategori cukup.


responden sebanyak 43% kepuasan kerja guru Sebelum analisis data, terlebih dahulu
SMK Negeri di Kota Mataram dalam kategori dilakukan uji normalitas, homogenitas,
sangat baik, 53% dalam kategori baik, dan 4% multikolinieritas, dan autokorelasi. Dari
dalam kategori cukup. Menurut responden hasil uji yang dilakukan menunjukkan bahwa
sebanyak 42% komitmen organisasi guru semua data telah memenuhi syarat untuk
SMK Negeri di Kota Mataram dalam kategori dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan
sangat baik, 37% dalam kategori baik, dan 21% uji statistik. Adapun hasil uji statistik untuk
dalam kategori cukup. Menurut responden melihat pengaruh variabel bebas terhadap
sebanyak 43% kinerja guru SMK Negeri di bariabel terikat yang dapat dirangkum dalam
Kota Mataram dalam kategori sangat baik, Tabel 1 berikut:
53% dalam kategori baik, dan 4% dalam

Berdasarkan Tabel 1 di atas sehingga H0 di tolak. Besarnya koefisien


menunjukkan bahwa variabel bebas baik regresi untuk variabel penelitian diperoleh
secara parsial maupun secara bersama berdasarkan Tabel 2 sebagai berikut:
memiliki pengaruh terhadap variabel terikat

Berdasarkan Tabel 2 di atas, koefisien peubah kepuasan kerja (X2) akan diikuti oleh
regresi pengaruh kepuasan kerja guru sebesar perubahan kinerja guru (Y) sebesar 0,547
0,547, dan konstantanya sebesar 41,633, unit pada arah yang sama (41,633). Koefisien
sehingga persamaan regresi sederhana regresi komitmen organisasi sebesar 0,546,
pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja dan konstantanya sebesar 42,254, sehingga
guru adalah Ȳ= 41,633 + 0,547X2. Hal ini persamaan regresi sederhana pengaruh
berarti perubahan satu unit persepsi pada komitmen organisasi terhadap kinerja guru
204
Ramli Hidayat1, Nyoman Sridana2, Sudirman2

adalah Ȳ= 42,254 + 0,546X1. Hal ini berarti sikap menyalahkan yang disampaikan oleh
perubahan satu unit persepsi pada peubah atasan, rekan sejawat, manajemen, klien,
komitmen organisasi (X1) akan diikuti oleh dan atau masyarakat umum. (2) Pencapaian
perubahan kinerja guru (Y) sebesar 0,546 unit (achievement), Segala upaya yang dilakukan
pada arah yang sama (42,254). untuk meraih keberhasilan termasuk
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis mengambil sikap atas kegagalan yang terjadi.
menunjukkan bahwa semua hipotesis statistik (3) Kesempatan berkembang (possibility
(H0) dalam penelitian ini dapat ditolak pada of growth), Adanya kesempatan untuk
taraf signifikansi 0,05, dengan demikian berkembang yang tercermin dari perubahan
antara variabel bebas yang diteliti terdapat status. (4) Kemajuan (advancement),
pengaruh terhadap variabel terikat, yaitu: (1) Perubahan nyata yang terjadi pada status
antara komitmen organisasi terhadap kinerja pekerjaan. (5) Gaji (salary), Konsekuensi dari
guru SMK Negeri di Kota Mataram, (2) kompensasi yang memainkan peran utama.
antara kepuasan kerja terhadap kinerja guru (6) Hubungan antar pribadi (interpersonal
SMK Negeri di Kota Mataram, dan (3) antara relations), Hubungan yang terjalin antara
komitmen organisasi dan kepuasan kerja atasan, bawahan, dan rekan sejawat. (7)
secara bersama-sama terhadap kinerja guru Pengawasan (supervision), Kemampuan
SMK Negeri di Kota Mataram. pengawas dalam mendelegasikan tanggung
Kepuasan kerja yang ditunjukkan di jawab dan membimbing bawahan. (8)
lingkungan SMK Negeri di Kota Mataram Tanggung jawab (responsibility), Kepuasan
tergolong baik. Data yang diperoleh yang timbul berasal dari adanya kendali dan
menunjukkan bahwa sebanyak 43% guru tanggung jawab yang diberikan dalam suatu
memandang bahwa kepuasan kerja di pekerjaan. (9) Administrasi dan kebijakan
sekolahnya sangat baik. Kepuasan kerja guru (policy and administration), Tindakan dimana
SMK Negeri di Kota Mataram tergolong beberapa aspek atau secara keseluruhan
baik karena salah satu penyebabnya adalah berdampak pada kepuasan kerja. (10) Kondisi
kepedulian seorang pemimpin terhadap kerja (working condition), Berhubungan
permasalahan yang dihadapi bawahannya. dengan kondisi kerja secara fisik seperti
Guru merasa puas karena mendapatkan fasilitas kerja dan kualitas pekerjaan.
perhatian dari atasannnya. Hal ini sesuai dengan Komitmen organisasi merupakan
jawaban responden tentang kesejahteraan aplikasi sejauh mana seseorang memihak
guru menunjukkan persentase yang sangat terhadap sebuah organisasi dan tujuan-
baik. Selain itu, berdasarkan hasil analisis tujuannya serta keinginannya untuk
data, terdapat 53% guru yang menyatakan mempertahankan keanggotaannya dalam
bahwa kepuasan kerja di sekolahnya dalam sebuah organisasi. Jika orang tersebut adalah
kategori baik, dan 4% guru menyatakan guru, maka komitmen guru adalah suatu
bahwa kepuasan kerja dalam kategori cukup. keterikatan diri terhadap tugas dan kewajiban
Castillo dan Cano (2004) mengemukakan sebagai guru yang dapat melahirkan tanggung
beberapa faktor yang menyebabkan kepuasan jawab dan sikap responsif dan inovatif
dan ketidakpuasan kerja, yaitu: (1) Pengakuan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
(recognition), Tindakan berupa pujian ataupun dan teknologi.

205
Ramli Hidayat1, Nyoman Sridana2, Sudirman2

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan 53% kinerja guru tergolong dalam kategori
bahwa komitmen organisasi menurut persepsi sedang (kurang baik), dan 4% kinerja guru
guru SMK Negeri di Kota Mataram tergolong tergolong masih rendah. Hal ini menunjukkan
baik, namun masih ada yang tergolong cukup. bahwa, kinerja guru perlu untuk ditingkatkan.
Berdasarkan data sebanyak 42% komitmen Gambaran umum tentang kinerja guru yang
organisasi menurut pandangan guru tergolong ideal disampaikan oleh Siswanto (2003)
sangat baik, sebanyak 37% tergolong baik, menyatakan, terdapat beberapa unsur yang
dan sebanyak 21 % tergolong cukup. perlu mendapat perhatian dalam pengukuran
Persepsi guru tentang komitmen kinerja guru, yaitu: (1) Kesetiaan, (2) prestasi
organisasi seperti hasil tersebut menunjukkan kerja, dan (3) tanggung Jawab, (4) ketaatan,
bahwa, masih ada guru yang memiliki (5) kejujuran, (6) kerja Sama, (7) prakarsa, dan
komitmen yang belum maksimal. Hal ini (8) kepemimpinan. Rendahnya kinerja guru
terjadi karena guru belum memiliki kesadaran seperti hasil analisis di atas disebabkan karena
dalam membimbing siswa di luar jam beberapa unsur menurut Siswanto tersebut
sekolah. Guru hanya melakukan tugasnya belum dilaksanakan sepenuhnya.
dalam membimbing ketika tatap muka di Berdasarkan hasil analisis data bahwa
dalam kelas. Pernytaan tersebut didasari hipotesis pertama yang menyatakan terdapat
atas jawaban responden terhadap instrumen pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja
komitmen No. 17 yang berbunyi “sebagai guru guru SMK Negeri di Kota Mataram diterima.
saya melakukan pembimbingan siswa pada Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja
jam di luar jam sekolah untuk meningkatkan guru SMK Negeri di Kota Mataram sebesar
pengetahuan”. Jawaban responden terhadap 33,7%. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
pernyataan tersebut adalah 37% responden yang dilakukan oleh Hutabarat (2015) bahwa
menyatakan bahwa guru jarang melakukan hal terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap
tersebut. kinerja. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
Komitmen organisai guru adalah suatu bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan kerja
keterikatan diri terhadap tugas dan kewajiban guru akan diikuti oleh semakin meningkatnya
sebagai guru yang dapat melahirkan tanggung kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram.
jawab dan sikap responsif dan inovatif Beberapa pendapat sebelumnya juga
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan memberikan pengertian mengenai pengaruh
dan teknologi. kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
Berbicara tentang kinerja guru, maka seperti yang disampaikan oleh Kreitner
kinerja guru merupakan proses kerja dan dan Kinicki (2001) berpendapat bahwa
keberhasilan kerja guru dalam melaksanakan ketidakpuasan kerja memiliki suatu pengaruh
tugas dan kewajibannya sesuai dengan tujuan, tidak langsung pada kesalahan kerja karyawan
visi, dan misi sekolah tempatnya bertugas, secara nyata yang nantinya akan berpengaruh
tentunya dengan senantiasa merujuk pada secara langsung pada pembentukan kinerja.
aturan-aturan di sekolah yang ditetapkan oleh Robbins (2001) juga berpendapat faktor-faktor
atasannya. Berdasarkan hasil analisis data, yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kinerja guru SMP Negeri di Kota Mataram kinerja pegawai, diantaranya motivasi dan
terdapat 43% tergolong dalam kategori baik, kepuasan kerja.

206
Ramli Hidayat1, Nyoman Sridana2, Sudirman2

Berdasarkan hasil analisis bahwa hipotesis semakin baik kepuasan kerja yang diikuti
kedua yang menyatakan bahwa terdapat dengan peningkatan komitmen organisasi
pengaruh komitmen organisasi terhadap akan diikuti dengan meningkatnya kinerja
kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram guru SMK Negeri di Kota Mataram.
diterima. Besarnya pengaruh komitmen Panggabean (2004) keberhasilan
organisasi terhadap kinerja guru sebesar dan kinerja seseorang dalam suatu bidang
43,5%. Artinya bahwa, semakin baik komitmen pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat
organisasi di sekolah akan diikuti dengan kompetensi, profesionalisme juga komitmen
meningkatnya kinerja guru SMK Negeri di terhadap bidang yang ditekuninya. Suatu
Kota Mataram. Hasil penelitian ini sejalan komitmen organisasional menunjukkan suatu
dengan hasil penelittian yang dilakukan oleh daya dari sesorang dalam mengidentifikasikan
Khan et al (2010) bahwa komitmen organisasi keterlibatan dalam suatu organisasi. Oleh
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. karena itu komitmen organisasional akan
Pengaruh komitmen organisasi menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of
terhadap kinerja karyawan juga dijelaskan belonging) bagi pekerja terhadap organisasi.
oleh beberapa pendapat diantarnya adalah Disamping komitmen organisasi, adanya
Boulian dan Mowday (1974) dalam Tobing orientasi professional yang mendasari
(2009) telah menyatakan bahwa refleksi komitmen profesional nampaknya juga
kekuatan keterlibatan dan kesetiaan karyawan akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja
terhadap organisasi, jika komitmen karyawan yang berarti bahwa karyawan hanya akan
terhadap organisasinya tinggi maka akan memiliki komitmen terhadap organisasi jika
berpengaruh terhadap kinerja, sedangkan mereka merasa telah puas terhadap gaji,
kalau komitmen karyawan ini rendah maka promosi, pimpinan, rekan kerja dan kondisi
pengaruh terhadap kinerja juga rendah bahkan kerjanya. Sehingga dapat dikatakan komitmen
dapat mengakibatkan munculnya keinginan organisasi adalah perpaduan antara sikap dan
untuk keluar bekerja atau pindah kerja. Wagner prilaku. Komitmen organisasi menyangkut
(dalam Karsono, 2008) berpendapat bahwa tiga sikap yaitu mengidentifikasi dengan
salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja tujuan organisasi, keterlibatan dengan tugas
adalah tingkat dimana seseorang merasa organisasi dan kesetiaan pada organisasi.
komit dengan suatu tujuan. Tujuan khusus dan Guru SMK Negeri di Kota Mataram
menyulitkan akan berperan atas peningkatan sepertinya tidak pernah puas dengan apa
kinerja hanya ketika ada komitmen pada yang didapat, seperti gaji yang tinggi dan
tujuan yang tinggi. sebagainya. Karena itu salah satu tugas kepala
Berdaarkan hasil analisis, hipotesis sekolah adalah harus dapat menyesuaikan
ketiga yang menyatakan terdapat pengaruk antara keinginan para guru dengan tujuan
kepuasan kerja dan komitmen organisasi dari sekolah. Walaupun kepuasan kerja pada
secara bersama-sama terhadap kinerja guru dasarnya merupakan suatu cara pandang
SMK Negeri di Kota Mataram diterima. seseorang baik yang bersifat positif maupun
Besaran pengaruhnya kepuasan kerja dan bersifat negatif tentang pekerjaannya. Siagian,
kinerja guru secara bersama-sama terhadap (2003: 295) menjelaskan walaupun kepuasan
kinerja guru sebesar 53,4%. Artinya bahwa, kerja pada dasarnya merupakan suatu cara

207
Ramli Hidayat1, Nyoman Sridana2, Sudirman2

pandang seseorang baik yang bersifat positif organisasi akan diikuti oleh peningkatan
naupun bersifat negatif tentang pekerjaanya. kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram.
Guru yang merasa puas akan pekerjaan yang Terdapat pengaruh kepuasan kerja dan
dilakukan di sekolah baik diliat dari kepuasan komitmen organisasi secara bersama-sama
akan gaji yang diterima, dan terbukanya terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota
promosi peluang guru untuk promosi dalam Mataram sebesar 53,4%. Hal ini menunjukkan
mengembangkan karir serta adanya hubungan bahwa semakin baik kepuasan kerja yang
baik yang terjalin sesama guru dan juga diikuti oleh peningkatan komitmen organisasi
memiliki komitmen yang tinggi terhadap akan diikuti oleh peningkatan kinerja guru
organisasi yang dilihat dari kemauan untuk SMK Negeri di Kota Mataram.
mematuhi peraturan dan loyal terhadap
perusahaan akan menghasilkan kinerja yang DAFTAR PUSTAKA
baik bagi sekolah. As’ad, Moh.
Uraian prmbahasan di atas 1991. Psikologi Industri. Yogyakarta:
menunjukkan bahwa kinerja guru memang Liberty
harus ditingkatkan untuk dapat mencapai Aydogdu, S., and Asikgil, B.
tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Guru 2011. An Empirical Study of the
memiliki peranan pnting dalam meningkatkan Relationship Among Job Satisfaction,
pendidikan, untuk itu kinerja guru perlu Organizational Commitment and
ditingkatkan. Dalam meningkatkan kinerja Turnover Intention, International Review
guru, faktor penting yang harus diperhatikan of Management and Marketing, Vol 1,
adalah kepuasan kerja guru itu ssendiri dan No 3, pp.43-53.
bagaimana komitmennya dalam bekerja, untuk Azeem, S.M.
itu, peningkatan kepuasan kerja dan komitmen 2010. Job Satisfaction and Organizational
organisasi harus dilakukan agar kinerja guru Commitment among Employees in
juga dapat meningkat dengan baik. the Sultanate of Oman, Journal of
Psychology, Vol 1, pp. 295- 299.
KESIMPULAN Bahri, Saiful.
Berdasarkan hasil yang diperoleh 2010. Peranan Kepemimpinan Kepala
dalam penelitian ini maka dapat ditarik Sekolah dan Iklim Sekolah Terhadap
kesimpulan sebagai berikut: Kinerja Guru. Visipena. 1, (2).
Terdapat pengaruh kepuasan kerja Castillo, J.X., and Cano, J.
terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota 2004. Factors Explaining Job Satisfaction
Mataram sebesar 33,7%. Hal ini menunjukkan Among Faculty, Journal of Agricultural
bahwa semakin baik kepuasan kerja akan Education, Vol 45, No 3, pp. 65-74.
diikuti oleh peningkatan kinerja guru SMK Durkin, M., and Bennet, H.
Negeri di Kota Mataram. 1999. Employee commitment in retail
Terdapat pengaruh komitmen banking: identifying and exploring
organisasi terhadap kinerja guru SMK Negeri hidden dangers, The International
di Kota Mataram sebesar 43,5%. Hal ini Journal of Bank Marketing, Vol17, No 3,
menunjukkan bahwa semakin baik komitmen pp. 124-137.

208
Ramli Hidayat1, Nyoman Sridana2, Sudirman2

Falah, Y. Vacational Behavior 14, pp: 224-235


2003. Studi Korelasi Antara Iklim Nawawi, Hadari.
Organisasi dan Motivasi Berprestasi 1993. Metode Penelitian Bidang Sosial.
Dengan Kepuasan Kerja Guru SMKN UGM Press. Yogyakarta.
di Samarinda. [Online]. http://www. Puji, I.
guruvalah.20m.com/iklim_motiv_ 2009. Pengaruh Kepuasan kerja terhadap
kinerja2b.pdf. (02Juli 2009) Semangat Kerja Karyawan Bagian
Produksi Pada PT. Surya Sakti Utama
Hughes, R.L., Ginnett, R.C., and Curphy, G.J. Surabaya. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
2012. Leadership: Memperkaya Pelajaran Surabaya: Universitas Airlangga.
dari Pengalaman, Edisi Ketujuh, Jakarta: Riduwan.
Salemba Humanika. 2014. Dasar-Dasar Statistika. Bandung:
Hutabarat, Wesly. Alfabeta.
2015. The Impact of Organizational Robbins, S. P., & Judge T. A.
Culture, Organizational Structure, 2008. Perilaku Organisasi: Edisi 12.
and Job-Satisfaction on High School Jakarta: Salemba Empat.
Teachers’ Job-Performance. Cakrawala Sahertian, P., and Soetjipto, B.E.
Pendidikan. XXXIV (3). 2011. Improving Employee‟s
Karim, F., and Rehman, O. Organizational Commitment, Self-
2012. Impact of Job Satisfaction, Efficacy, and Organizational Citizenship
Perceived Organizational Justice Behavior Through the Implementation
and Employee Empowerment on of Task-Oriented and Relationship-
Organizational Commitment in Semi- Oriented Leadership Behavior, The
Government Organizations of Pakistan. Business Review, Cambridge, Vol 17,
Journal of Business Studies Quarterly. No 2, pp. 48-60.
Vol 3, N. 4, pp. 92-104. Schatz, Kenneth & Schatz, Linda.
Khan M.R, Ziauddin, Jam F.A. and Ramay 1995. Keberhasilan Daya Pengaruh
M.I. dalam Manajemen. Jakarta: Spektrum
2010. The Infacts of Organizational Mitra Utama Prentice Hall
Comitment ond Employee Job Siswanto, Sastrohadiwiryo.
Performance. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesi.
Kreitner, Robert & Angelo Kinichi. Eedisi 2. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Organizational Behavior. New York: Siswanto, Sastrohadiwiryo.
McGrow-Hill Companies, Inc. 2007 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesi.
Luthans, Eedisi 2. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Fred. Perilaku Organisasi: edisi sepuluh Sudirman.
Alih bahasa oleh Vivin Andika Yuwono 2015. Hasil UKG NTB 2015
dkk. Yogyakarta: Andi. 2006. mengecewakan. [online]. Halaman 1.
Mowday, R., Steers, and Porter. Tersedia: http://www.radarlombok.co.id/
1979. The Measurement of hasil-ukg-ntb-2015-mengcewakan.html.
Organizational Commitment. Journal of (16 Februari 2016)

209
Ramli Hidayat1, Nyoman Sridana2, Sudirman2

Sugiyono.
2009. Metode Penelitian Bisnis
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Werang, B.R.
2014. Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional Kepala Sekolah,
Moral Kerja Guru, Dan Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja Guru SDN di
Kota Merauke. Cakrawala Pendidikan,
Februari 2014, Th. XXXIII, No. 1, hlm.
128-137

210

Anda mungkin juga menyukai