Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN MOTIVASI

KERJA TERHADAP KINERJA GURU YANG DIMODERASI OLEH IKLIM


SEKOLAH DI MTS SEKECAMATAN WINONG KABUPATEN PATI
Suyati
Pasca Sarjana, Universitas Stikubank Semarang
Suyati_Purnomo@yahoo.co.id

Yohannes Suhari
Universitas StikubankSemarang
YSuhari@gmail.com

Abstract
This study aimed to examine the effect of transformational leadership and
motivation to work on the performance of teachers in MTs Sekecamatan Winong Pati
regency with school climate moderated. The specific objectives of this study was to
examine the effect of transformational leadership and motivation to work on teacher
performance that dmoderasi by climatic role. The usefulness of this study is to clarify and
extend previous research on the effect of transformational leadership and motivation to
work on teacher performance are moderated school climate.
This study used a population of teachers in MTs Sekecamatan Winong Pati
regency much as 121 teachers. Sampling techniques in this study is nonprobability
sampling with purposive sampling method.
Based on the results of the study can be summarized as follows: transformational
leadership influence on teacher performance, motivation does not affect the performance
of teachers, school climate affect the performance of the teacher, the influence of
transformational leadership on teacher performance is moderated by school climate, and
the effect on the performance of teachers' work motivation is not moderated by school
climate.
Keywords: transformational leadership, motivation, school climate, teacher
performance.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemimpinan tranformasional
dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di MTs Sekecamatan Winong Kabupaten Pati
dengan dimoderasi iklim sekolah. Tujuan spesifik penelitian ini adalah untuk menguji
pengaruh kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja terhadap kinerja guru yang
dmoderasi oleh peran iklim. Kegunaan penelitian ini adalah menjelaskan dan memperluas
penelitian sebelumnya mengenai pengaruh kepemimpinan transformasional dan motivasi
kerja terhadap kinerja guru yang dimoderasi iklim sekolah.
Penelitian ini menggunakan populasi guru di MTs Sekecamatan Winong
Kabupaten Pati sebanyak 121 guru. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah nonprobability sampling dengan metode purposive sampling.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: kepemimpinan
transformasional berpengaruh terhadap kinerja guru, motivasi tidak berpengaruh terhadap
kinerja guru, iklim sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru, pengaruh kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja guru dimoderasi oleh iklim sekolah, dan pengaruh
motivasi kerja terhadap kinerja guru tidak dimoderasi oleh iklim sekolah.
Kata Kunci : kepemimpinan transformasional, motivasi kerja, iklim sekolah, kinerja
guru.
2

PENDAHULUAN dilakukan oleh pemimpin untuk


mengoptimalkan kinerja yang pada
Latar Belakang akhirnya mampu mendorong tercapainya
Suatu organisasi termasuk tujuan sekolah yaitu meningkatkan
pendidikan atau dalam hal ini sekolah prestasi atau mutu lulusan.
akan sangat memerlukan manajemen Selain faktor motivasi, kinerja juga
untuk mengatur atau mengelola ditunjang oleh iklim sekolah. Menurut
kerjasama yang terjadi dalam upaya Redding dalam R Wayne Peace (2006)
pencapaian tujuan. Oleh karena itu, iklim organisasi jauh lebih penting
pengelolaan kegiatan pendidikan di daripada keterampilan-keterampilan
sekolah juga sebaiknya harus terkait atau teknik komunikasi semata-
mempunyai perencanaan yang baik, mata dalam menciptakan suatu
pengorganisasian sumber daya manusia organisasi yang efektif. Selain itu, iklim
yang efektif dan efisien, pengerahan sekolah yang kondusif merupakan
guru, dan personil sekolah sesuai prasyarat terselenggranya proses
bidangnya agar kinerjanya meningkat, pembelajaran yang efektif (Rohiat,
serta melakukan pengendalian dan 2010). Demikian, iklim merupakan salah
pengawasan secara berkelanjutan satu hal yang penting disamping
(Wukir, 2013). kemampuan kepemimpinan kepala
Pengelolaan pengorganisasian sekolah serta motivasi dari personal guru
sekolah yang baik tentunya ditunjang untuk meningkatkan kinerja guru serta
oleh peran kepala sekolah. Hal ini mencapai tujuan sekolah.
dikarenakan keberhasilan implementasi Berdasarkan Permendiknas nomor
usaha perbaikan mutu atau kualitas 35 tahun 2010, kinerja guru adalah hasil
pendidikan di sekolah bergantung pada penilaian terhadap proses dan hasil kerja
kapasitas atau kemampuan yang dicapai dalam melaksanakan
kepemimpinan kepala sekolah itu tugasnya. Kinerja guru dapat
sendiri. Greenfield dan Robbins dalam ditingkatkan apabila ada kesesuaian
Wukir (2013) menyatakan bahwa antara pekerjaan dengan keahliannya,
kepemimpinan dimulai dengan karakter begitu pula dengan penempatan guru
pemimpin, diekspresikan melalui nilai- pada bidang tugasnya.
nilai personal kesadaran diri, kapabilitas, Kinerja guru di MTs
dan moral. Sekecamatan Winong Kabupaten Pati
Dalam organisasi sekolah, kurang optimal hal ini dapat dilihat dari
pemimpin yang baik adalah kepala hasil rata-rata nilai Ujian Nasional tahun
sekolah yang mampu meningkatkan 2012 sampai dengan 2014 mengalami
kinerjanya untuk mencapai tujuan penurunan.
sekolah yaitu meningkatkan kualitas Pada penelitian empiris yang
pendidikan. Selain itu, kepala sekolah dilakukan oleh Suryani Pratiwi Dewi
harus mampu memotivasi guru untuk (2013), Roslena Septiana(2013),Fauzilah
terus bekerja sesuai dengan Salleh dkk(2011) menunjukkan bahwa
kemampuanya dan sebaik-baiknya, terdapat pengaruh motivasi kerja
sehingga guru akan menampilkan sikap terhadap kinerja guru.
positif terhadap pekerjaanya. Bukti empiris serupa yang
Motivasi kerja guru merupakan menunjukkan adanya pengaruh
suatu dorongan (driving force) yang signifikan antara motivasi kerja terhadap
menyebabkan guru dapat berbuat sesuatu kinerja guru diteliti oleh Maryam Azar
untuk mencapai tujuan. Peningkatan dan Ali Akbar Shafighi (2013).
motivasi kerja ini sangat penting Sedangkan, hasil penelitian oleh Messa
3

Media Gusti (2012) menemukan tidak Tujuan Penelitian


adanya pengaruh yang signifikan antara Tujuan yang ingin dicapai dari
motivasi kerja terhadap kinerja guru. penelitian ini adalah:
Hasil penelitian oleh Faishlat dan 1. Untuk menganalisis pengaruh
Rasheed (2013),Carudin(2011) kepemimpinan transformasional
menemukan adanya pengaruh signifikan terhadap kinerja guru MTs
iklim sekolah terhadap kinerja guru. Hal Sekecamatan Winong Kabupaten
serupa ditemukan dari hasil penelitian Pati?
oleh Nur Harani, dkk (2012) yang 2. Untuk menganalisis pengaruh
menyebutkan adanya hubungan positif motivasi kerja terhadap kinerja guru
antara iklim sekolah terhadak kinerja MTs Sekecamatan Winong
guru. Sedangkan, bukti empiris oleh Kabupaten Pati?
T.O. Adeyemi(2008) menyebutkan 3. Untuk menganalisis pengaruh iklim
bahwa iklim sekolah memiliki hubungan sekolah terhadap kinerja guru MTs
dan pengaruh yang sangat rendah Sekecamatan Winong Kabupaten
terhadap kinerja guru. Pati?
4. Untuk menguji pengaruh
Rumusan Masalah kepemimpinan transformasional
Mengacu pada fenomena dan terhadap kinerja guru yang
riset gap maka yang menjadi dimoderasi iklim sekolah pada MTs
permasalahan dalam penelitian ini Sekecamatan Winong Kabupaten
adalah maka pertanyaan-pertanyaan Pati?
penelitian dapat dirinci sebagai berikut: 5. Untuk menguji pengaruh motivasi
1. Bagaimana pengaruh kepemimpinan kerja terhadap kinerja guru yang
transformasional terhadap kinerja dimoderasi iklim sekolah pada MTs
guru MTs Sekecamatan Winong Sekecamatan Winong Kabupaten Pati.
Kabupaten Pati?
2. Bagaimana pengaruh motivasi kerja Manfaat Penelitian
terhadap kinerja guru MTs Dalam penelitian ini diharapkan
Sekecamatan Winong Kabupaten mempunyai manfaat yang bersifat
Pati? teoritis, manfaat yang bersifat manajerial
3. Bagaimana pengaruh iklim sekolah dan manfaat yang bersifat organisasional
terhadap kinerja guru MTs sebagai berikut:
Sekecamatan Winong Kabupaten 1. Manfaat Teoritis
Pati? Hasil penelitian ini diharapkan
4. Apakah pengaruh kepemimpinan memberikan sumbangan secara
transformasional terhadap kinerja teoritis dan melengkapi penelitian
guru yang dimoderasi iklim sekolah terdahulu mengenai pengaruh
pada MTs Sekecamatan Winong kepemimpinan transformasional
Kabupaten Pati? kepala sekolah, motivasi kerja, dan
5. Apakah pengaruh motivasi kerja iklim sekolah terhadap kinerja guru
terhadap kinerja guru yang secara lebih mendalam. Penelitian ini
dimoderasi iklim sekolah pada MTs diharapkan bermanfaat sebagai dasar
Sekecamatan Winong Kabupaten penelitian yang akan datang.
Pati? 2. Manfaat Manajerial
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dan informasi
secara praktis, bagi para pengelola
4

manajemen pendidikan baik di daerah Indikator dan dimensi dari


atau sekolah dalam rangka kepemimpinan transformasional menurut
meningkatkan kualitas kerja guru Baas dan Avolio dalam Gary Yukl
dengan memperhatikan (2010) sebagai berikut:
kepemimpinan transformasional , 1. Pengaruh ideal (Idealized Influence)
motivasi kerja guru, dan iklim sekolah meliputi mempunyai visi dan misi
menuju ke arah tujuan pendidikan yang jelas, menanamkan kebanggaan
yang lebih berkualitas. pada bawahan, menanamkan rasa
3. Manfaat Organisasional hormat dan kepercayaan pada
Penelitian ini diharapkan dapat bawahannya,
memberikan kontribusi secara 2. Motivasil (Inspirational Motivation)
organisasional, terutama bagi meliputi mengkomunikasikan
pengambil kebijakan oleh Dinas harapan yang tinggi, menggunakan
Pendidikan dan Kementerian Agama simbol-simbol untuk memfokuskan
untuk menambah informasi dan upaya mengungkapkan tujuan
masukan dalam rangka peningkatan penting dalam cara-cara sederhana;
kinerja guru, sehingga mampu 3. Stimulasi intelektual(Intellectual
meningkatkan kualitas lulusan peserta Stimulation) yang meliputi memiliki
didik dan mutu pendidikan nasional. kecerdasan, memiliki rasionalitas
yang baik dan pemecahan masalah
KAJIAN PUSTAKA dengan hati-hati;
Pengertian Kepemimpinan 4. Pertimbangan individual (Individual
Transformasional Consideration) meliputi
Kepemimpinan trasformasional memberikan perhatian pribadi,
merupakan gaya kepemimpinan yang memberikan pelatihan individu pada
berupaya mentransformasikan nilai- nilai bawahan, dan memberikan nasehat.
yang dianut oleh bawahan untuk Pengertian Motivasi Kerja
mendukung visi dan tujuan organisasi. Menurut Mc. Clelland dalam
Menurut Gary Yukl kepemimpinan Robbins (2009) motivasi adalah
transformasional dapat dilihat dari keinginan untuk melakukan suatu karya
tingginya komitmen, motivasi dan berprestasi lebih baik dari prestasi orang
kepercayaan bawahan sehingga melihat lain untuk bersosialisasi dengan orang
tujuan organisasi yang ingin dicapai lain dan untuk mencapai kedudukan
lebih dari sekedar kepentingan pribadi. yang tinggi. Dimensi dan indikator
Menurut Bass kepemimpinan motivasi menurut Mc. Clelland dalam
tranformasional merujuk kepada Robbins (2009) yaitu :
kepemimpinan yang menggerakkan 1. Kebutuhan akan prestasi (need for
pengikutnya langsung melampaui achievement), merupakan daya
kepentingan pribadi melalui pengaruh penggerak yang memotivasi
ideal (karisma), inspirasi, rangsangan semangat bekerja seseorang.
intelektual atau pertimbangan individual. 2. Kebutuhan akan afiliasi (need for
Kemudian, meningkatkan level Affiliation) menjadi daya penggerak
kematangan dan keidealan pengikutnya yang akan memotivasi semangat
serta perhatian terhadap prestasi, bekerja seseorang.
aktualisasi diri, dan kesejahteraan orang 3. Kebutuhan akan kekuasaan (need
lain, organisasi, dan masyarakat (Wukir, for Power). Merupakan daya
2013). penggerak yang memotivasi
semangat kerja karyawan.
5

Kebutuhan ini akan merangsang 2. Dimensi Pertumbuhan dan


dan memotivasi gairah kerja Perkembangan Pribadi
karyawan serta mengarahkan semua Dimensi pertumbuhan pribadi
kemampuannya demi mencapai yang disebut juga dimensi yang
kekuasaan atau kedudukan yang berorientasi pada tujuan,
terbaik. membicarakan tujuan utama sekolah
Pengertian Iklim Sekolah dalam mendukung pertumbuhan
Menurut Moos (1979) iklim atau perkembangan pribadi dan
sekolah adalah suatu kondisi atau motivasi diri guna tumbuh dan
suasana sekolah dan lingkungan belajar berkembang. Skala iklim sekolah
yang dapat dirasakan oleh orang-orang yang dapat dimensi ini diantaranya
yang terlibat di dalam proses adalah minat profesional, halangan,
pembelajaran. Sedangkan menurut kepercayaan, standar prestasi dan
Henry A Marray dan Kurt Lewin iklim orientasi tugas.
kerja merupakan seperangkat 3. Dimensi Perubahan dan
karakteristik yang membedakan antara Perbaikan Sistem
individu dengan individu lainnya yang Dimensi ini membicarakan
dapat mempengaruhi perilaku individu sejauh mana iklim sekolah
iru sendiri, perilaku merupakan hasil mendukung harapan memperbaiki
dari hubungan antara individu dengan kontrol dan merespon perubahan.
lingkungannya. Skala iklim sekolah yang termasuk
Iklim sekolah memegang peranan dalam dimensi ini adalah kebebasan
penting sebab iklim menunjukkan staf, partisipasi dalam pembuatan
suasana kehidupan pergaulan dan keputusan, inovasi, dan tekanan
pergaulan sekolah itu sendiri. kerja, serta kejelasan dan
Dimensi iklim sekolah pengawasan.
dikembangkan atas dasar dimensi umum 4. Dimensi Lingkungan Fisik
yang dikemukakan oleh Moos dan Arter Dimensi ini membicarakan
(Faishlat, 2013) sebagai berikut: sejauh mana lingkungan fisik
1. Dimensi Hubungan seperti fasilitas sekolah dapat
Dimensi hubungan mengukur mendukung harapan pelaksanaan
sejauh mana keterlibatan personalia tugas. Skala yang termasuk dalam
yang ada di sekolah seperti kepala dimensi di antaranya adalah
sekolah, guru dan peserta didik, kelengkapan sumber dan
saling mendukung dan membantu, kenyamanan lingkungan.
dan sejauh mana mereka dapat Pengertian Kinerja
mengekspresikan kemampuan Kinerja adalah tingkat
mereka secara bebas dan terbuka. keberhasilan seseorang atau kelompok
Moons mengatakan bahwa dimensi orang dalam melaksanakan tugas dan
ini mencakup aspek afektif dari tanggungjawabnya serta kemampuan
interaksi antara guru dengan guru, untuk mencapai tujuan dan standar yang
dan antara guru dengan personalia telah ditetapkan (Rachmawati, 2013).
sekolah lainnya dengan kepala Fatah (Rachmawati, 2013) menegaskan
sekolah. Skala yang termasuk dalam kinerja sebagai ungkapan kemajuan yang
dimensi ini diantaranya adalah didasari oleh pengetahuan, sikap, dan
dukungan peserta didik, afiliasi, motivasi dalam menghasikan suatu
keretakan, keintiman, kedekatan, pekerjaan.
dan keterlibatan.
6

Dimensi dan indator penilaian Dalam penelitian ini model


kinerja menurut Permendiknas No. 41 moderasi yang dipakai adalah model
Tahun 2007 meliputi: quasi moderator dimana variabel
a. Perencanaan pembelajaran yang prediktor, variabel pemoderasi dan
meliputi : interaksi antara predictor dan moderator
1. kegiatan membuat program dimasukkan ke dalam model. Berbagai
tahunan, pendekatan dapat digunakan untuk
2. program semester, menguji variabel moderator atau bukan
3. silabus dan antara lain: pendekatan interaksi,
4. rencana pelaksanaan pendekatan nilai selesih mutlak dan
pembelajaran (RPP) pendekatan residual (Ghozali (2012).
b. Pelaksanaan proses pembelajaran
merupakan implementasi dari RPP, PENGEMBANGAN HIPOTESIS
meliputi:
1. Kegiatan pendahuluan Pengaruh Kepemimpinan
2. Kegiatan inti Transformasional terhadap Kinerja
3. Kegiatan Penutup Guru
c. Evaluasi atau penilaian Kepemimpinan kepala sekolah
pembelajaran. Penialaian hasil adalah pemimpin yang bertanggung
belajar adalah kegiatan atau cara jawab atas penyelenggaraan kegiatan
yangditujukan untuk mengetahui pendidikan dan bertanggung jawab
tercapai atau tidaknya tujuan sebagai educator, manajer, administrator,
pembelajaran dan juga proses supervisor, leader, innovator dan
pembelajaran yang telah dilakukan. motivator dengan strategi untuk
Konsep Moderasi meningkatkan profesioanlisme guru
Pada konsep moderasi (Permendiknas No.13 tahun 2007).
(moderating) dinyatakan oleh Ghozali Kepemimpinan tranformasional
(20012) bahwa variabel moderating mampu menginspirasi bawahan untuk
adalah variabel independen yang akan mengubah dirinya sendiri menjadi
menguatkan atau melemahkan hubungan individu yang baik dalam menjalankan
antara variabel independen lainnya organisasinya yang meliputi pengaruh
terhadap variabel dependen. Kemudian ideal, motivasi inspirasional, stimulasi
variabel moderator oleh Sharma et al. intelektua, dan pertimbangan individu.
dalam Sunarto (2008) dibedakan Freddy Arifin(2014) dalam
menjadi dua tipe, yaitu quasi moderator penelitiannya yang berjudul ”Organizational
dan pure moderator. Pada quasi Culture, Tranformasional Ledership,Work
moderator dihipotesiskan sebagai Engagement and Theache Performance:
variabel prediktor, variabel pemoderasi Test of Model” , menyatakan bahwa
dan interaksi antara prediktor dan kepemimpinan tranformasional
moderator dimasukkan ke dalam model berpengaruh positif dan signifikan
untuk memprediksi variabel dependen. terhadap kinerja guru.
Sedangkan pada model pure Dari uraian tersebut dapat
dihipotesiskan bahwa variabel disimpulkan bahwa ada hubungan positif
pemoderasi dan variabel interaksi antara dan signifikan antara kepemimpinan
prediktor dan moderator dimasukkan ke tranformasional terhadap kinerja guru.
dalam model memprediksi variabel maka peneliti merumuskan hipotesis:
dependen (Sunarto, 2008). H1: Kepemimpinan Transformasional
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Guru MTs
7

Sekecamatan Winong Kabupaten H3: Iklim sekolah berpengaruh positif


Pati. dan signifikan terhadap kinerja
guru MTs Sekecamatan Winong
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kabupaten Pati.
Kinerja guru Pengaruh Kepemimpinan
Motivasi adalah dorongan yang Tranformasional terhadap Kinerja
timbul dari diri seseorang untuk berbuat Guru yang Dimoderasi Iklim Sekolah
sesuatu demi pencapaian tujuan yang Dengan memperhatikan hasil
telah direncanakan. Guru yang memiliki penelitian yang berdasarkan pada
motivasi akan berusaha untuk penelitian sebelumnya mengenai adanya
memberikan yang terbaik yang bisa pengaruh yang signifikan antara i
dilakukannya, karena ia mempunyai pengaruh kepemimpinan
komitmen yang tinggi terhadap transformasional terhadap kinerja guru
panggilan profesinya. Fauzilah Salleh dkk yang dimoderasi oleh iklim sekolah,
(2011) dalam penelitian yang berjudul maka dengan logika keterkaitan
“The Effect of Motivation on Job pengaruh hubungan tersebut peneliti
Performance of StateGavernment Employees merumuskan hipotesis:
in Malaysia” mengatakan bahwa H4: Pengaruh kepemimpinan
motivasi kerja berpengaruh positif dan transformasional terhadap kinerja
yangsignifikan terhadap kinerja guru. guru yang dimoderasi iklim
Berdasarkan pada konsep dan sekolah secara baik pada MTs
penelitian sebelumnya tersebut di atas Sekecamatan Winong Kabupaten
yang menyatakan adanya pengaruh Pati
signifikan antara motivasi kerja terhadap Pengaruh motivasi kerja terhadap
kinerja guru, maka peneliti merumuskan Kinerja Guru yang Dimoderasi Iklim
hipotesis: Sekolah
H2: Motivasi kerja berpengaruh positif Dijelaskan bahwa adanya
dan signifikan terhadap kinerja guru hubungan antara motivasi kerja dan
MTs Sekecamatan Winong kinerja guru yang positif dan signifikan ,
Kabupaten Pati. maka kinerja guru akan lebih baik pula.
Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Berdasarkan uraian tersebut
Kinerja Guru dapat disimpulkan bahwa pengaruh
Iklim sekolah menentukan motivas ikerja terhadap kinerja guru
keberhasilan tujuan pendidikan.Iklim yang dimoderasi iklim sekolah ada
organisasi juga menentukan kinerja bagi hubungan positif dan signifikan, maka
orang-orang dalam organisasinya. peneliti merumuskan hipotesis:
Faishlat dan Rasheed (2013) dalam H5: Pengaruh motivasi kerja terhadap
penelitian yang berjudul : School Climate kinerja guru yang dimoderasi iklim
and Teacher Job Performance in Lagos sekolah secara baik pada MTs
State Nigeria mengatakan bahwa iklim Sekecamatan Winong Kabupaten
sekolah berpengaruh positif dan Pati.
signifikan terhadap kinerja guru. Kerangka Model Empiris
Dari uraian tersebut dapat Penelitian ini membahas dan
disimpulkan bahwa ada hubungan positif menguji pengaruh kepemimpinan
dan signifikan antara ikim sekolah transformasional dan motivasi kerja
terhadap kinerja guru. maka peneliti terhadap kinerja yang dimoderasi iklim
merumuskan hipotesis: sekolah. Berdasarkan kerangka
8

pemikirannya dapat dituangkan sebagai berarti kecukupan sampel terpenuhi


berikut. dan analisa faktor dapat diteruskan.
Gambar 1. - Loading Faktor (Component Matrix),
Model Kerangka Konseptual jika angka-angka yang berada di
component matrix lebih besar dari 0,4
maka jumlah item pertanyaan dalam
kuesioner dikatakan valid.
Untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel,
dikatakan realiabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten dari waktu ke waktu.
SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur reliabilitas dengan uji statistik
Conbach Alpha (α). Suatu konstruk atau
METODE PENELITIAN variabel dikatakan reliabel jika
Populasi memberikan nilai Cronbach Alpha >
Populasi adalah wilayah generalisasi 0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2012).
yang terdiri atas objek/ subjek yang Uji Normalitas Residual
mempunyai kualitas dan karakteristik Uji Normalitas bertujuan untuk
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti menguji apakah dalam model regresi,
untuk dipelajari dan kemudian ditarik variabel pengganggu atau residual
kesimpulannya (Sugiyono, 2010). memiliki distribusi normal. Pengujian
Sebagai populasi dalam penelitian ini normalitas dalam penelitian ini
adalah guru-guru MTs di Kecamatan menggunakan One-Sample Kolmogorov
Winong Kabupaten Pati. Smirnov Test dengan melihat nilai
Teknik Pengumpulan Data Asymp Sig (2-tailed). Sedangkan dasar
Data penelitian dikumpulkan dari pengambilan keputusan untuk uji
skor jawaban dalam kuesioner yang normalitas data adalah:
diperoleh dari responden dalam bentuk a. Jika nilai Asymp Sig (2-tailed) >
data primer. Teknis pelaksanaannya 0,05 maka model regresi memenuhi
dilakukan dengan cara menyebarkan asumsi normalitas.
kuesioner secara langsung kepada b. Jika nilai Asymp Sig (2-tailed) <
responden yang sudah dipilih 0,05 maka model regresi tidak
berdasarkan kriteria tertentu. Selanjutnya memenuhi asumsi normalitas.
responden diminta untuk mengisi daftar Uji Heteroskedastisitas
pertanyaan yang terdapat pada kuesioner Uji Heteroskedastisitas bertujuan
tersebut. untuk menguji apakah dalam regresi
Uji Instrumen terjadi ketidaksamaan variance dari satu
Uji Instrumen menggunakan uji pengamatan ke pengamatan yang lain.
validitas dan reliabilitas. Untuk menguji Jika variance dari residual satu
apakah item-item pernyataan betul-betul pengamatan ke pengamatan lain tetap,
merupakan indikator yang signifikan maka disebut Homoskedastisitas. Model
setiap variabelnya maka menggunakan regresi yang baik adalah
kriteria berikut : Homoskedastisitas atau tidak terjadi
- Analisis faktor Kaiser-Meyer-Olkin Heteroskedastisitas (Ghozali, 2012). Jika
(KMO), nilai KMO yang dikehendaki probabilitas signifikansinya di atas
harus lebih besar dari 0,5 dimana tingkat kepercayaan 0,05 maka dapat
9

disimpulkan model regresi tidak X1Z = Interaksi lingkungan kerja


mengandung adanya Heteroskedastisitas dan kepemimpinan
(Ghozali, 2012). transformasional
Uji Model X2Z = Interaksi lingkungan kerja
Uji F pada dasarnya dan motivasi kerja
menunjukkan seberapa jauh pengaruh Y = Kinerja Guru
seluruh variabel bebas secara bersama- e = Standar error
sama dalam menerangkan variasi b1,2,3,4,5 = Koefisien regresi
variabel terikatnya (Ghozali, 2012).
Pengujian melalui uji F dilakukan Uji Hipotesis
dengan menggunakan nilai sig Pengujian hipotesis dalam
(probablity significancy). Koefisien penelitian ini dilakukan dalam bentuk
regresi variabel bebas dinyatakan Uji t. Menurut Ghozali (2012) Uji t pada
signifikan pengaruhnya terhadap dasarnya menunjukkan seberapa jauh
variabel terikat apabila nilai sig pengaruh variabel independen secara
(probablity significancy) yang diperoleh individual dalam menerangkan variasi
lebih kecil dari tingkat kesalahan (alpha) pada variabel dependen. Apabila pada
yang telah ditentukan, yaitu sebesar 5% taraf signifikansi ( α ) 5% diperoleh nilai
(0,05). probabilitas < 0,05 , maka hipotesis
Menurut Ghozali (2012), diterima. Hal ini berarti ada pengaruh
koefisien determinasi (R2) pada intinya antara variabel dependen dengan
mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen yang diuji.
model dalam menerangkan variasi Sebaliknya, bila diperoleh nilai
variabel dependen. Nilai koefisien probabilitas > 0,05 maka hipotesis
determinasi adalah antara 0 (nol) sampai ditolak karena tidak ada pengaruh antara
dengan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil dua variabel yang diuji tersebut.
berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel- ANALISIS DAN PEMBAHASAN
variabel dependen sangat kecil.
Teknik ini digunakan untuk Uji Validitas
mengetahui bagaimana peran variabel Berdasarkan uji validitas variabel
moderat memoderasi pengaruh kepemimpinan transformasional nilai
perubahan tiap-tiap variabel bebas KMO and Bartlett’s test KMO and
terhadap variabel terikatnya. Bartlett’s test variabel kepemimpinan
Uji interaksi merupakan aplikasi transformasional adalah 0,910 dengan
khusus regresi berganda linier dimana nilai signifikansi 0,000. Oleh karena
dalam persamaan regresinya angka tersebut sudah memenuhi kriteria
menggunakan persamaan sebagai kecukupan sampel yang disyaratkan
berikut: dalam uji validitas, yaitu KMO lebih dari
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3Z + b4 X1Z+ b5 0,5 (0,910 > 0,5) dan signifikansi
X2Z + e ................... dibawah 0,05 (0,000), maka dapat
dinyatakan bahwa sampel yang ada
dimana : sudah mencukupi, sehingga variabel
a = Konstanta kepemimpinan transformasional sudah
X1 = Kepemimpinan dapat dilakukan analisis lebih lanjut.
transformasional Berdasarkan pada hasil component
X2 = Motivasi kerja matrix, maka hasil menunjukkan bahwa
Z = Iklim sekolah 20 item dalam variabel kepemimpinan
10

tranformasional terdapat 20 indikator Hasil uji validitas variabel kinerja


dinyatakan valid karena semua item guru, dihasilkan nilai KMO and
yang memiliki faktor loading yang Bartlett’s test variabel Kinerja Guru
disyaratkan, maka instrumen tersebut adalah 0,902 dengan nilai signifikansi
dinyatakan valid, karena nilai komponen 0,000. Oleh karena angka tersebut sudah
matriknya lebih dari 0,4. memenuhi kriteria kecukupan sampel
Berdasarkan tabel uji validitas yang disyaratkan dalam uji validitas,
variabel motivasi kerja nilai KMO and yaitu KMO lebih dari 0,5 (0,902 > 0,5)
Bartlett’s test variabel motivasi kerja dan signifikansi dibawah 0,05 (0,000),
adalah 0,852 dengan nilai signifikansi maka dapat dinyatakan bahwa sampel
0,000. Oleh karena angka tersebut sudah yang ada sudah mencukupi, sehingga
memenuhi kriteria kecukupan sampel variabel Kinerja Guru sudah dapat
yang disyaratkan dalam uji validitas, dilakukan analisis lebih lanjut.
yaitu KMO lebih dari 0,5 (0,852 > 0,5) Berdasarkan pada hasil component
dan signifikansi dibawah 0,05 (0,000), matrix, menunjukkan bahwa 14 item
maka dapat dinyatakan bahwa sampel dalam variabel kinerja guru dinyatakan
yang ada sudah mencukupi, sehingga valid karena semua item memiliki faktor
variabel motivasi kerja sudah dapat loading yang disyaratkan, karena nilai
dilakukan analisis lebih lanjut. komponen matriknya lebih dari 0,4.
Berdasarkan pada hasil component Uji Reliabilitas
matrix, maka hasil menunjukkan bahwa Cronbach’s Alpha (α) pada
15 item dalam variabel motivasi kerja variabel kepemimpinan transformasional
dinyatakan valid karena semua item sebesar 0,941 lebih besar dari 0,7 maka
yang memiliki faktor loading yang instrumen kepemimpinan
disyaratkan, maka instrumen tersebut transformasional adalah reliabel,
dinyatakan valid, karena nilai komponen Cronbach’s Alpha (α) pada motivasi
matriknya lebih dari 0,4. kerja sebesar 0,909 lebih besar daripada
Selain itu, hasi ujia validitas 0,7 maka variabel motivasi kerja adalah
variabel iklim sekolah, nilai KMO and reliabel, Cronbach’s Alpha (α) pada
Bartlett’s test variabel iklim sekolah iklim sekolah sebasar 0,816 lebih besar
adalah 0,756 dengan nilai signifikansi dari 0,7 maka variabel iklim sekolah
0,000. Oleh karena angka tersebut sudah adalah reliabel, Cronbach’s Alpha (α)
memenuhi kriteria kecukupan sampel pada Kinerja Guru sebesar 0,921 lebih
yang disyaratkan dalam uji validitas, besar dari 0,7 maka kinerja guru adalah
yaitu KMO lebih dari 0,5 (0,774 > 0,5) reliabel, dan selanjutnya dapat
dan signifikansi dibawah 0,05 (0,000), dimanfaatkan sebagai alat pengukur
maka dapat dinyatakan bahwa sampel dalam penelitian ini.
yang ada sudah mencukupi, sehingga Uji Normalitas Residual
variabel iklim sekolah sudah dapat Dari hasil uji normalitas
dilakukan analisis lebih lanjut. diperoleh nilai signifikansi Asymp. Sig
Berdasarkan pada hasil component (2-tailed) sebesar nilai signifikan 0,142.
matrix, maka hasil menunjukkan bahwa Nilai 0,142 > 0,05, hal ini berarti bahwa
13 item dalam variabel iklim sekolah, 13 data berdistribusi normal
indikator dinyatakan valid karena semua Uji Heteroskedastisitas
item yang memiliki faktor loading yang Pengujian Heteroskedastisitas
disyaratkan, maka instrumen tersebut digunakan untuk melihat apakah dalam
dinyatakan valid, karena nilai komponen sebuah model regresi terdapat
matriknya lebih dari 0,4. ketidaksamaan variansi dari residual satu
11

pengamatan ke pengamatan lainnya. 0,05), sehingga dapat disimpulkan tidak


Berdasarkan uji heteroskedastisitas terjadi heteroskedastisitas antar variabel.
diperoleh nilai sig semuanya > 0,05 (p >
Uji Model
Uji F ( Goodness of Fit )
Tabel 1. Uji Regresi

Uji t
Adjusted
Model F. sig
R Square
Beta Sig

1. Kepemimpinan transformasional terhadap 2.847


0.005
kinerja guru
2. Motivasi terhadap kinerja guru 0,000 -0.191 0.852
3. Iklim sekolah terhadap kinerja guru 0,515 2.217 0.013
4. Interaksi iklim sekolah dan kepemimpinan
-3.807 0.009
transformasional terhadap kinerja guru
5. Interaksi iklim sekolah dan motivasi kerja
0.350 0.822
terhadap kinerja guru

Berdasarkan tabel 1 Uji F dipersyaratkan yaitu 0,05 atau (sig


pengaruh kepemimpinan hitung 0,005 < 0,05). Demikian,
transformasional, motivasi kerja, hipotesis satu yang menyatakan
terhadap kinerja guru yang dimoderasi kepemimpinan transformasional
iklim sekolah kinerja guru menunjukkan berpengaruh positif dan signifikan
0,000 atau lebih kecil dari 0,05 hal ini terhadai kinerja guru adalah diterima.
menunjukkan bahwa variabel motivasi, Berdasarkan hasil pada tabel 1 nilai
kepemimpinan dan budaya organisasi uji t hasil signifikansi pengujian
secara bersama-sama berpengaruh regresi motivasi kerja sebesar 0,852
terhadap kinerja guru sehingga dapat atau lebih besar dar signifikansi yang
disimpulkan model yang digunakan dipersyaratkan yaitu 0,05 (sig hitung
memenuhi persyaratan Goodness of Fit. 0,852 > 0,05). Demikian, hipotesis
Uji Determinasi kedua yang menyatakan motivasi
Berdasarkan tabel 1 nilai kerja berpengaruh dan signifikan
Adjusted R Square uji determinasi terhadap kinerja guru adalah ditolak.
kepemimpinan transformasional, Berdasarkan hasil pada tabel 1 nilai
motivasi kerja terhadap kinerja guru uji t perhitungan signifikansi pada
adalah 0,525, berarti sebesar 51,5% analisa regresi variabel iklim sekolah
perubahan dari variabel kinerja guru didapatkan nilai signifikansi sebesar
dapat dijelaskan oleh variabel motivasi, 0,013 atau lebih kecil dari signifikansi
kepemimpinan dan budaya organisasi di yang dipersyaratkan sebesar 0,05 (sig
dalam model, sedangkan sisanya sebesar hitung 0.013 < 0,05). Hal ini
48,5% dijelaskan diluar model tersebut menunjukkan hipotesis ketiga yang
diatas misalnya disiplin kerja, menyatakan iklim sekolah berpangruh
komunikasi, gaji, komitmen kerja, positif dan signifikan terhadap kinerja
kepuasan kerja, dan lain-lain guru adalah diterima.
Uji Hipotesis ( Uji t ) Berdasarkan hasil pada tabel
Berdasarkan hasil pada tabel 1 1 nilai analisis regresi variabel
taraf signifikansi sebesar 0,005 interaksi kepemimpinan
kurang dari signifikansi yang transformasional dan iklim sekolah
12

terhadap kinerja guru diperoleh Berdasarkan pada deskripsi


signifikansi sebesar 0,009 atau lebih responden yang telah dibahas
kecil dari signifikansi yang sebelumnya mayoritas dari responden
dipersyaratkan sebesar 0,05 atau (sig adalah guru yang telah memiliki masa
hitung 0.009 < 0.05) . Hal ini berarti kerja 11-20 tahun (45,5%). Hal ini
hipotesis yang keempat menyatakan menunjukkan bahwa guru yang ada di
pengaruh kepemimpinan MTs Sekecamatan Winong kabupaten
transformasional terhadap kinerja Pati merupakan guru yang sudah
guru yang dimoderasi iklim sekolah memiliki pengalaman mengajar dan
secara baik pada MTs Sekecamatan berorganisasi yang cukup meskipun
Winong Kabupaten Pati adalah belum senior atau masih dalam usia
diterima. Demikian, kepemimpinan muda. Demikian, guru tersebut
transformasional yang dimoderasi memiliki idealisme diri yang baik,
iklim sekolah memberikan pengaruh namun masih mudah dikontrol
yang baik atau kuat terhadap kinerja melalui peraturan atau sosok dari
guru di MTs Sekecamatan Winong seorang pemimpin, sehingga
Kabupaten Pati. kepemimpinan yang baik yaitu
Berdasarkan hasil pada tabel 1 kepemimpinan transformasional bisa
nilai uji t analisis regresi variabel meningkatkan kinerja guru secara
interaksi motivasi kerja dan iklim signifikan.
sekolah terhadap kinerja guru Hal ini mendukung hasil
diperoleh signifikansi sebesar 0,822 penelitian yang dilakukan oleh
atau lebih besar dari signifikansi yang Freddy Arifin (2014) yang berjudul
dipersyaratkan sebesar 0,05 atau (sig Organiational Culture,
hitung 0, 822 > 0,05) . Hal ini berarti Transformastinal Leadership, Work
hipotesis yang kelima menyatakan Enggaggemen and Teacher’s
pengaruh motivasi kerja terhadap Performance: Tes of Model yang
kinerja guru yang dimoderasi iklim menyatakan kepemimpinan
sekolah secara baik pada MTs transformasional mendukung hasil
Sekecamatan Winong Kabupaten Pati kinerja guru adalah benar adanya.
adalah ditolak.
Pengaruh Motivas Kerja terhadap
PEMBAHASAN Kinerja Guru
Pengaruh Kepemimpinan Hasil regresi pada tabel 1 diatas
Transformasional terhadap dapat disimpulkan hipotesis yang
Kinerja Guru menyatakan motivasi kerja
Hasil regresi pada tabel 1 diatas berpengaruh dan signifikan terhadap
dapat disimpulkan bahwa hipotesis Kinerja Guru MTs Sekecamatan
pengaruh kepemimpinan Winong Kabupaten Pati ditolak.
transformasional terhadap kinerja Artinya peningkatan motivasi kerja
guru di MTs Sekecamatan Winong tidak mampu mendukung atau
Kabupaten Pati diterima. Artinya meningkatkan hasil kinerja guru.
bahwa kepemimpinan transformasinal Hasil penelitian tersebut
berkontribusi positif untuk mendukung penelitian yang dilakukan
meningkatkan kinerja guru. oleh Messa Media Gusti (2012) yang
berjudul “pengaruh kedisiplinan,
13

motivasi kerja, dan persepsi guru motivasi guru kurang optimal yang
tentang kepemimpinan kepala sekolah berakibat tidak adanya peningkatan
terhadap kinerja guru SMKN kinerja secara signifikan.
1Purworejo pasca sertifikasi”, Pengaruh Kepemimpinan
menemukan bahwa tidak ada Transformasional terhadap
hubungan yang signifikan antara Kinerja Guru dimoderasi Iklim
motivasi kerja terhadap kinerja guru. Sekolah
Demikian, motivasi kurang Hasil regresi pada tabel 1
memberikan pengaruh terhadap diatas dapat disimpulkan bahwa
peningkatan kinerja guru. pengaruh kepemimpinan
Berdasarkan pada deskripsi transformasional terhadap kinerja
responden yang telah dibahas guru yang dimoderasi iklim sekolah
sebelumnya mayoritas dari responden secara baik pada MTs Sekecamatan
adalah guru muda yang memiliki Winong Kabupaten Pati diterima.
masa kerja 11-20 tahun. Dilihat dari Artinya bahwa iklim sekolah mampu
umurnya, maka guru tersebut sudah menjadi faktor moderasi atau
memiliki cukup pengalaman dalam memberikan pengaruh yang kuat dan
bekerja, namun mayoritas dari guru baik bagi kepemimpinan
yang memilih atau mengisi kuesioner transformasional dan kinerja guru di
motivasi kerja adalah guru-guru dari MTs Sekecamatan Winong
sekolah swasta, sehingga Kabupaten Pati.
dimungkinkan guru-guru tesebut Berdasarkan pada deskripsi
mudah merasa puas dengan kinerja responden yang telah dibahas
yang dilakukannya. Hal ini juga sebelumnya mayoritas dari
dimungkinkan karena guru-guru responden adalah guru yang telah
swasta tersebut kurang memahami memiliki masa kerja 11-20 tahun
standar penilaian proses kinerja guru sekitar 45,5% artinya guru tersebut
menurut UU No. 41 Tahun 2007, sudah cukup memiliki pengalaman
sehingga kinerjanya masih stagnan mengajar dan mampu beradaptasi
atau tidak memiliki peningkatan terhadap segala permasalahan yang
secara signifikan sekalipun ada di lingkungan sekolah. Selain
motivasinya cukup tinggi. Kurangnya itu, didukung susna kerja dan iklim
pengetahuan dan pemahaman sekolah yang kondusif, maka guru
keterampilan mengajar yang sesuai mampu meningkatkan kinerjanya di
standar proses membuat guru bekerja MTs Sekecamatan Winong
hanya sesuai keinginannya. Kabupaten Pati. Demikian,
Demikian, sekalipun motivasinya kepemimpinan transformasional dan
baik, tetapi guru tersebut belum iklim sekolah memiliki peranan yang
mampu bekerja sesuai standar proses baik atau memberikan pengaruh
yang diamanatkan undang-undang. yang kuat dan signifikan untuk
Selain itu, guru di MTs meningkatkan kinerja guru.
Sekecamatan Winong Kabupaten Pati Pengaruh Motivasi Kerja terhadap
tidak ditempatkan berdasarkan Kinerja Guru dimoderasi Iklim
keahlian mengajarnya. Artinya, guru Sekolah
tidak mengajar sesuai dengan Hasil regresi pada tabel 1
background pendidikannya, sehingga diatas dapat disimpulkan bahwa
14

pengaruh motivasi kerja terhadap karena Iklim sekolah tidak


kinerja guru yang dimoderasi iklim berperan memperkuat atau
sekolah secara baik pada MTs memperlemah pengaruh motivasi
Sekecamatan Winong Kabupaten Pati terhadap kinerja guru.
ditolak. Artinya bahwa variabel Keterbatasan Penelitian
moderator iklim sekolah tdak mampu 1. Penelitian ini dilakukan terbatas
memoderasi atau memperlemah di lokasi MTs Sekecamatan
pengaruh motivasi terhadap kinerja Winong Kabupaten Pati,
guru di MTs Sekecamatan Winong sehingga hasil penelitian ini tidak
Kabupaten Pati. Demikian, semakin dapat digeneralisasikan dan harus
tinggi motivasi ternyata tidak dipresentasikan secara berhati-
memiliki pengaruh terhadap hati.
kinerjanya. Hal ini dimungkinkan 2. Berdasarkan perhitungan pada
karena motivasi yang tinggi tidak tabel model summaryb nilai
diimbangi dengan pemahaman atau Adjusted R square sebesar
pelatihan mengenai pelaksanaan 0,515. Artinya variabel
kinerja yang sesuai standar proses independen yang terdiri variabel
yang diamanatkan dalam undang- kepemimpinan tranformasional,
undang. motivasi kerja, dan iklim sekolah
hanya mampu menjelaskan
PENUTUP terhadap variabel kinerja guru
Kesimpulan sebesar 51,5%, sedangkan
1. Kepemimpinan transformasional sisanya 48,5 % dipengaruhi
berpengaruh terhadap kinerja guru variabel lain yang tidak termasuk
di MTs Sekecamatan Winong dalam penelitian ini.
Kabupaten Pati. 3. Variabel yang diteliti hanya
2. Motivasi kerja tidak berpengaruh kepemimpinan tranformasional,
terhadap kinerja guru di MTs motivasi kerja, dan iklim
Sekecamatan Winong Kabupaten sekolah. Kemungkinan ada
Pati. faktor lain yang mempengaruhi
3. Iklimsekolah berpengaruh terhadap kinerja guru di MTs
terhadap kinerja guru di MTs Sekecamatan Winong Kabupaten
Sekecamatan Winong Kabupaten Pati, , misalnya kepuasan kerja,
Pati. kompetensi guru, atau komitmen
4. Kepemimpinan transformasional kerja.
berpengaruh terhadap kinerja guru Implikasi Penelitian
di MTs Sekecamatan Winong Implikasi Teoritis
Kabupaten Pati. Hal ini karena
iklim sekolah berperan Berdasarkan hasil pengujian pada bab
memperkuat pengaruh - bab terdahulu, maka hasil penelitian
kepemimpinan transformasional ini dapat memberikan kontribusi
terhadap kinerja guru. implikasi teoritis sebagai berikut:
5. Iklim sekolah tidak memoderasi kepemimpinan transformasional
pengaruh motivasi terhadap berpengaruh terahdap kinerja guru,
kinerja guru di MTs Sekecamatan motivasi kerja tidak berpengaruh
Winong Kabupaten Pati. Hal ini terhadap kinerja guru, iklim sekolah
15

berpengaruh terhadap kinerja guru kondisi lingkungan kerja yang


tetapi iklim sekolah memoderasi kondusif agar dapat meningkatkan
pengaruh kepemimpinan kinerjanya.
transformasional terhadap kinerja 4. Pada penelitian mendatang perlu
guru di MTs Sekecamatan Winong dipertimbangkan variabel-variabel
Kabupaten Pati. lain dimasukkan ke dalam model
Implikasi Manajerial khususnya faktor-faktor yang
Para pengambil kebijakan dan mempengaruhi kinerja guru,
keputusan hendaknya harus benar - mengingat keterbatasan penelitian
benar dapat meningkatkan ini hanya mampu menjelaskan
kepemimpinan variabel yang diteliti sebesar
transformasional,motivasi kerja, dan 51,5% saja.
iklim sekolah karena variabel tersebut
berpengaruh positif dan signifikan DAFTAR PUSTAKA
terhadap kinerja guru.Guru-guru di Adejumobi, Failsat Titilayo dan
MTs Sekecamatan Winong Rasheed Kola Ojikutu. 2013.
Kabupaten Pati, pada umumnya School Climate and Teacher
sudah memiliki motivasi, dipimpin Job Performance in Lagos
oleh kepemimpinan transformasional State Nigeria. Journal of
yang baik dan iklim sekolah sudah Education Research. Vol.1,
baik, namun perlu ditingkatkan lagi No. 2. 26-36
sehingga akan diperoleh hasil yang Adeyemi, T.O. 2008. Organisational
lebih baik lagi. Dengan demikian Climate and Teachers' Job
akan lebih meningkatkan kinerja guru Performance in Primary
- guru di di MTs Sekecamatan School in Ondo State. Journal
Winong Kabupaten Pati. of Departement of Educational
Foundations and
Saran Management.Vol 7 (4). 138-
1. Dalam rangka otonomi 145
pendidikan, Dinas Pendidikan Alma, H. B. 2009. Kewirausahaan
perlu memberikan dukungan Untuk Mahasiswa Dan Umum.
nyata terhadap upaya sekolah Bandung: Alfabeta.
dalam bentuk kebijakan maupun Arifin, Freddy, dkk. 2014.
program yang mengarah pada Organizational Culture,
peningkatan kinerja guru. Transformational Leadership,
2. Diharapkan adanya keterlibatan Work Engagement and
penuh kepala sekolah dalam Teacher's Performance: Test
menciptakan iklim sekolah yang of a Model. Journal of
kondusif bagi guru sehingga akan Education and Research. Vol.
meningkat kinerja guru. Hal ini 2, No.1
dapat dilakukan dengan Azar, Maryam dan Ali Akbar
melakukan workshop atau Shafighi. 2013. The Effect of
pelatihan bersama dengan guru- Work Motivation on
guru dari sekolah yang berbeda. Employees' Job Performance
3. Guru diharapkan berusaha (Case Study: Employees of
menciptakan iklim sekolah serta Isfahan Islamic Revolution
16

Housing Foundation). Journal Permendiknas No. 41 Tahun 2007.


of Academic Research in Standar Proses Untuk Satuan
Business and social sciences. Pendidikan Dasar dan
Vol. 3, No. 9 Menengah. Kementrian
Carudin. 2011. Pengaruh Pendidikan Nasional. Jakarta.
Kepemimpinan Kepala Permendiknas No. 35 Tahun 2010.
Sekolah Dan Iklim Kerja Standar Kepala Sekolah/
Sekolah Terhadap Kinerja Madrasah. Kementrian
Guru. Jurnal Nasional ISSN Pendidikan Nasional. Jakarta.
Edisi Khusus No. 2 Agustus Pratiwi, Suryani Dewi. 2013.
Tahun 2011 Pengaruh Motivasi Kerja,
Darsana, M. 2013. The Influence Of Kepuasan Kerja,
Personality And Kepemimpinan Kepala
Organizational Culture On Sekolah Menurut Persepsi
Employee Performance Guru, dan Iklim Sekolah
Through Organizational terhadap Kinerja Guru
Citizenship Behavior. The Ekonomi SMP Negeri di
International Journal Of Kabupaten Wonogiri. Jurnal
Management, 2(4): 35-42. Penelitian
Demir, Kamile. 2008. Purwanto, N. 2010. Administrasi dan
Transformational Leadership Supervisi pendidikan. PT.
and Collective Efficacy:The Remaja Rosdakarya. Bandung.
Moderating Roles of Rachmawati, T. 2013. Penilaian
Collaborative Culture and Kinerja Guru Profesi
Teachers' Self-Efficacy. Guru dan Angka
Journal of Education Kreditnya. Yogyakarta: Gava
Research. 33, pp 93/112 Media.
Gusti, Messa Media. 2012. Pengaruh Robbins dan Judge. 2009.
Kedisiplinan, Motivasi Kerja, Organizational Behavior.
dan Persepsi Guru tentang Edisi 13. Pearson Education,
Kepemimpinan Kepala Inc. New Jersey.
Sekolah terhadap Kinerja R Wayne Peace, D. F. 2006 .
Guru SMKN 1 Purworejo Komunikasi Organisasi (
Pasca Sertifikasi. Jurnal Strategi Peningkatan Kinerja
Penelitian Perusahaan). Bandung: PT
Ghozali, I. 2012. Aplikasi Analisis Remaja Rosdakarya.
Multivariate dengan Salleh, Fauzilah, dkk. 2011. The
Program IBM SPSS 20. Effect of Motivation on Job
Edisi keenam. Badan Performance of State
Penerbit Universitas Government Employees in
Diponegoro Semarang. Malaysia. Journal of
Semarang. Humanities and Social
Permendiknas No. 13 Tahun 2007. Science. Vol. 2, No. 4.
Standar Kepala Sekolah/ Selamat, Nurharani, Nur Zahira
Madrasah. Kementerian Samsu dan Nur Shaminah
Pendidikan Nasional. Jakarta. Mustafa Kamalu. 2013. The
17

Impact Of Organization
Climate On Teachers' Job
Performance. Journal
Educational Research. Vol. 2,
No. 1.
Septiana, Roslena, Ngadiman dan
Elvia Ivada. 2013. Pengaruh
Kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Guru SMP
Negeri Wonosari. Jurnal
Penelitian. Vol. 2, No. 1. 107-
118
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitaif, Kualitatif, dan R
&D). Alfa Beta. Bandung.
Sunarto. 2008. Peran Persistensi Laba
Memperlemah Hubungan
Antara Earnings Opacity
Dengan Cost Of Equity Dan
Trading Volume Activity
Studi Empiris pada
Perusahaan Go Public di
Indonesia selain Sektor
Keuangan dan Properti.
Disertasi. Program Pasca
Sarjana Universitas
Diponegoro. Semarang.
Wukir, H. 2013. Manajemen Sumber
Daya Manusia Dalam
organisasi Sekolah.
Yogyakarta: Multi Presindo.

Anda mungkin juga menyukai