Anda di halaman 1dari 9

KONTRIBUSI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

TERHADAP KEPUASAN GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS SEKOLAH 3


KECAMATAN BANGIL

ALIF BAHTIAR MUHAMAD NUR

Program Studi Manajemen Pendidikan,


Program Pascasarjana (S2), Universitas Gresik

ABSTRAK

Guru yang terdorong atau termotivasi dalam bekerja akan mampu meningkatkan kinerjanya dengan baik.
Dengan demikian bahwa di Sekolah dapat dinilai bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi guru maka akan
semakin baik mutu pendidikan yang dihasilkan. Dari gambaran tersebut tujujan penelitian ini adalah Untuk
mengetahui kontribusi parsial motivasi berprestasi terhadap kepuasan guru sekolah dasar di Gugus Sekolah 3
Kecamatan Bangil. Untuk mengetahui kontribusi parsial supervisi kepala sekolah terhadap kepuasan guru
sekolah dasar di Gugus Sekolah 3 Kecamatan Bangil. Untuk mengetahui kontribusi simultan antara motivasi
berprestasi dan supervisi kepala sekolah terhadap kepuasan guru sekolah dasar di Gugus Sekolah 3 Kecamatan
Bangil. Adapun Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu suatu bentuk metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen. Hasil penelitian ini adalah 1 Ada kontribusi parsial motivasi berprestasi terhadap kepuasan guru
sekolah dasar di Gugus Sekolah 3 Kecamatan Bangil berdasarkan output diketahui nilai t-hitung sebesar 5,313
dan nilai signifikansi 0,000 kurang dari 5%, sehingga Ho ditolak. Ada kontribusi parsial supervisi kepala
sekolah terhadap kepuasan guru sekolah dasar di Gugus Sekolah 3 Kecamatan Bangil, berdasarkan output
diketahui nilai t-hitung sebesar 2,948 dan nilai signifikansi 0,005 kurang dari 5%, sehingga Ho ditolak. Ada
kontribusi simultan antara motivasi berprestasi dan supervisi kepala sekolah terhadap kepuasan guru sekolah
dasar di Gugus Sekolah 3 Kecamatan Bangil, berdasarkan nilai F-hitung sebesar 23,772 dan nilai
signifikansinya kurang dari 5% yaitu sebesar 0,000.

Kata kunci : Motivasi Berprestasi dan Supervisi Kepala Sekolah dan Kepuasan Guru

1. PENDAHULUAN juga diatur dalam Permendiknas No.19 Tahun


1.1 Latar Belakang 2007 tentang Pengelolaan Pendidikan. Kepala
Kepala sekolah sesuai dengan tugasnya Sekolah sebagai pemimpin lembaga wajib
adalah mengelola pembelajaran yang ada di melaksanakan supervisi pembelajaran. Dalam
sekolah yang dipimpinnya. Unutk itu, kepala standar pelayanan minimal pendidikan dasar
sekolah diharapkan mampu dan memahami dinyatakan bahwa supervisi pembelajaran
rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuia dilaksanakan minimal dua kali dalam satu
dengan aturan yang berlaku yaitu Permendikbud semester terhadap masing-masing guru. Maka
nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses. setiap satuan pendidikan perlu menyusun
Pemahaman kepala sekolah terhadap RPP program supervisi di awal tahun ajaran.
tersebut sangat diperlukan dalam melaksankan Supervisi guru harus dilakukan untuk
kegiatan supervise perangkangkat pembelajaran meningkatkan kompetensi guru dalam
yang menjadi kewajiban kepala sekolah merencanakan dan melaksanakan proses
minimal satu tahun satu kali. Sahertian (2000: pembelajaran di kelas.
20), mengatakan bahwa, masalah supervisi di Kepala sekolah dalam tingkat
lingkungan pendidikan adalah bagaimana manajerial, supervisi berguna dalam manajemen
mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan dan administrasi guru kelas maupun guru mata
korektif menjadi sikap yang konstruktif dan pelajaran. Selain itu supervisi dapat
kreatif. meningkatkan layanan profesionalisme guru
Melalui supervisi, kepala sekolah kepada peserta didik sekaligus mengevaluasi
harus membantu guru memecahkan masalah kinerja guru. untuk melaksanakan supervisi
yang dihadapi terkait dengan pembelajaran. secara efektif, efisien dan objektif, Kepala
Supervisi akademik penting dilaksanakan Sekolah harus memiliki keterampilan
sebagai suatu upaya penjaminan mutu konseptual, interpersonal (komunikasi antar
pembelajaran di tingkat satuan pembelajaran pribadi) dan teknis. Maka dari itu Kepala
sehingga kepala sekolah memiliki tugas untuk Sekolah juga perlu memahami berbagai teknik
mengayomi guru. Pelaksanaan supervisi guru supervisi guru.
Guru merupakan salah satu komponen sekolah dasar di Gugus Sekolah 3
sumber daya pendidikan yang ada di sekolah. Kecamatan Bangil.
Pengembangan profesi guru dilaksanakan KAJIAN PUSTAKA
melalui berbagai program pendidikan, 2.1 Penelitian Terdahulu
prajabatan, maupun program dalam jabatan. Sebuah review penelitian terdahulu
Namun, tidak semua guru yang dididik dalam lakukan dalam melakukan sebuah penelitian.
berbagai program tersebut menunjukkan kinerja Mengkaji penelitian terdahulu adalah untuk
yang mumpuni. Untuk menjaga kualitas kinerja mengetahui apa yang telah dihasilkan dan
guru maka perlu adanya quality qontrol dalam perbedaan apa dari peneliti sebelumnya, berikut
bentuk supervisi pendidikan terhadap guru-guru paparan penelitian terdahulu yang relevan
di sekolah. Pendekatan supervisi pendidikan dengan penelitian ini sebagai berikut. tesis
merupakan cara pandang dalam melaksanakan yang berjudul hubungan motivasi
supervisi agar tujuan pendidikan dapat dicapai berprestasi guru dengan kinerja guru di SD
secar efektif dan efesien. Perkembangan Negeri Sekecamatan Lembak Kabupaten
pendekatan supervisi berkembang seiring Muara Enim oleh Juniarti, Tahun 2012.
dengan perkembangan ilmu manajemen. Penelitian ini berkaitan tentang hubungan
Dengan kata lain, pandangan-pandangan yang motivasi berprestasi guru dengan kinerja guru di
berkembang di organisasi atau teori-teori Sekolah Dasar Negeri Sekecamatan Lembak
manajemen, berdampak terhadap munculnya Kabupaten Muara Enim.
pendekatan yang mempengaruhi praktek- Penelitian Juniarti (2012) ini berupaya
praktek supervisi pendidikan. Beberapa guru membuktikan secara empirik signifikasi
beranggapan bahwa Gugus Sekolah 3 hubungan antara motivasi berprestasi guru
Kecamatan Bangil belum cukup terjangkau dengan kinerja guru di SD Negeri Sekecamatan
dalam jarak tempuh sehingga memerlukan Lembak Kabupaten Muara Enim berdasarkan
waktu yang lama untuk sampai ketempat pengamatan sementara yang dilakukan di
tersebut, serta masih terdapat nuansa akdemik sekolah-sekolah tersebut menunjukkan kondisi
yang perlu ditingkatakan di sekolah. guru yang kurang termotivasi dalam
melaksanakan tugas secara optimal. Sehingga
1.2 Rumusan Masalah seringkali ada sebagian guru meninggalkan
Berdasarkan latar belakang masalah tugas untuk melakukan hal lain yang tidak ada
diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini kaitannya dengan tugas, misal: mengobrol
adalah sebagai berikut : dikantor, kurang disiplin guru dalam mengajar,
1. Apakah terdapat kontribusi parsial seperti: terlambat guru datang atau masuk kelas
motivasi berprestasi terhadap kepuasan pada saat jam pelajarannya, dan juga tidak
guru sekolah dasar di Gugus Sekolah 3 semua guru mempersiapkan perangkat
Kecamatan Bangil? pembelajaran.
2. Apakah terdapat kontribusi parsial 2.2 Kontribusi Motivasi Berprestasi
supervisi kepala sekolah terhadap 2.2.1 Pengertian Motivasi
kepuasan guru sekolah dasar di Gugus Pengertian motivasi secara umum
Sekolah 3 Kecamatan Bangil ? motivasi diartikan sebagai alat dan cara untuk
3. Apakah terdapat kontribusi simultan membangkitkan minat atau keinginan untuk
antara motivasi berprestasi dan supervisi berbuat sesuatu yang dianggap memberikan
kepala sekolah terhadap kepuasan guru manfaat bagi seseorang maupun orang lain.
sekolah dasar di Gugus Sekolah 3 Motivasi dapat didefinisikan sebagai tenaga
Kecamatan Bangil? pendorong atau penarik yang menyebabkan
1.3 Tujuan Penelitian adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas tertentu (Clifford, 1986). Berprestasi adalah
dan rumusan masalah tersebut maka tujuan idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : bidang pekerjaan, pendidikan, sosial, seni,
1. Untuk mengetahui kontribusi parsial politik, budaya dan lain-lain. Dengan adanya
motivasi berprestasi terhadap kepuasan prestasi yang pernah diraih oleh seseorang akan
guru sekolah dasar di Gugus Sekolah 3 menumbuhkan suatu semangat baru untuk
Kecamatan Bangil. menjalani aktifitas. Menurut Mc Clelland
2. Untuk mengetahui kontribusi parsial (1987: 40) pengertian motivasi berprestasi
supervisi kepala sekolah terhadap didefinisikan sebagai usaha mencapai sukses
kepuasan guru sekolah dasar di Gugus atau berhasil dalam kompetisi dengan suatu
Sekolah 3 Kecamatan Bangil. ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasi
3. Untuk mengetahui kontribusi simultan orang lain maupun prestasi sendiri.
antara motivasi berprestasi dan supervisi 2.2.3 Teori Motivasi Berprestasi
kepala sekolah terhadap kepuasan guru Motivasi berprestasi (need for
achievement atau achievement motivation)
sangat erat kaitannya dengan keberhasilan prestasinya. Begitu juga halnya dengan
dan kesuksesan, atau semangat seseorang sekolah yang merupakan satu kelompok
dalam mencapai sebuah tujuan atau sosial. Norma-norma social sekolah akan
kesuksesan. David McClelland terkenal mempengaruhi cara kerja dan produktivitas
dengan teori kebutuhan untuk mencapai guru.Guru dapat terpengaruh menjadi lebih
prestasi yang menyatakan bahwa motivasi baikmelakukan tugas-tugasnya bila teman-
berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan teman guru lainnya.
kebutuhan seseorang akan prestasi. Motivasi Terwujudnya praktek pembelajaran efektif
berprestasi dikatakan McClelland sebagai merupakan target dari setiap lembaga
suatu daya dalam mental manusia untuk persekolahan. Hal ini dapat dicapai apabila
melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, suvervisi berjalan secara efektif pula, karena
lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien focus suvervisi adalah untuk peningkatan
daripada kegiatan yang dilaksanakan pengajaran, Guthri dan Reed (1986;312)
sebelumnya (Sobur, 2003, hal.285). menyatakan “ the focus of school
David McClelland dalam Wijono, (2010, suvervision is the improvement of
hal.38) mengemukakan tiga motif, yaitu intruktion, it is hope, the subseguent
kekuasaan, afiliasi, dan berprestasi yang dapat maximization of student academic
memberi pengaruh pada prestasi kerja. Lebih performance”. Hal ini berarti bahwa
detailnya dijelaskan oleh Mc Clelland dikutip terjadinya perbaikan pengajaran harus dapat
Bimo Walgito, (2002, hal.177) bahwa pada dibultikan dengan performasi akademik
dasarnya manusia mempunyai berbagai macam yang dicapai para murid. Dengan kata lain.
motivasi, baik manusia itu sebagai mahluk Prestasi belajar murid dihasilkan dari proses
biologis, maupun sebagai mahluk sosial, lebih penciptaan kelas yang efektif sebagai
lanjut dijelaskan bahwa manusia berinteraksi dampak dari keberhasilan supervisi yang
dengan lingkungan dipengaruhi oleh tiga macam telah dilaksanakan. Suvervisi dengan
motivasi yaitu (a) motivasi untuk bersahabat keefektifan kelas digambarkan rossow
(need foraffiliation), (b) motivasi untuk berkuasa (1990) sebagai berikut:
(need for power), (c) motivasi untuk berprestasi
(need for achivement). Ketiga motivasi menurut
Mc Clelland disebut sebagai motif dasar.
2.2 Supervisi Kepala Sekolah
2.3.1 Pengertian Supervisi Pendidikan
Supervisi perlu diberikan kepada Gambar 2.1 : Hubungan supervisi dengan kelas efektif, sumber
guru mengingat beberapa hal antara lain: Rossow (1990 : 60)
Guru sebagai seorang individu biasanya
mempunyai keterbatasan dan kekurangan 2.3 Kepuasan Guru Sekolah Dasar
baik dalam hal pengetahuan maupun dalam 2.4.1 Kepuasan kerja
kemampuan professional. Ketidak Kepuasan kerja adalah sikap emosional
sempurnaan guru tampak jelas dalam yang menyenangkan dan mencintai
pengamatan sehari-hari. Misalnya guru pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral
kadang-kadang keliru dalam memberikan kerja, kedisplinan dan prestasi kerja. Kepuasan
inpormasi kepada siswa yang mungkin kerja juga dapat dinyatakan sebagai keadaan
disebabkan pengasaan akan materi yang emosional karyawan di mana terjadi titik temu
masih kurang atau mungkin juga karena antara nilai balas jasa kerja dengan oleh
guru terampil dalam mengelola kelasnya perusahaan dengan tingkat balas jasa yang
sehingga kelas rebut dalam belajar dan diinginkan karyawan. Baik berbentuk finansial
pengajaran kurang efektif. Ketidak maupun non finansial. Kepuasan kerja tidak
sempurnaan ini perlu ditingkatkan dengan selamanya menjadi faktor motivasional yang
memberikan supervisi. Di samping itu guru kuat untuk berprestasi, karena karyawan yang
merupakan makhluh social sejak lahir puas dalam bekerja belum tentu prestasi
membutuhkan bantuan orang lain untuk kerjanya meningkat. Namun paling tidak
tetap hidup, tumbuh dan berkembang. masalah kepuasan kerja perlu mendapat
Manusia membutuhkan orang lain perhatian yang serius oleh para pengelola
untuk dapat hidup dan berkembang dan organisasi.
dipengaruhi oleh normanorma kelompok Kepuasan kerja karyawan sering
atau masyarakatnya. Bila norma-norma dianggap sebagai penentu yang kuat dari
kelompok ini baik, maka orang dalam perputaran karyawan. Bagaimanapun juga
kelompok cendErung manjadi baik. Robbin persepsi karyawan terhadap perlakuan yang
(1982) mengatakan bahwa norma-norma tidak adil menjadi prediktor yang lebih kuat dari
social suatu kelompok merupakan kunci pada kepuasan kerja. Jika karyawan merasa
yang menentukan cara kerja individual dan diperlakukan secara tidak adil oleh organisasi
maka akibatnya akan muncul tekanan. Persepsi valid.
ketidakadilan menyebabkan suasana emosi - Jika nilai rhitung ≤ 0,30 berarti pernyataan
yang tidak menyenangkan yang dapat tidak valid.
mengurangi karyawan untuk bekerja seoptimal Adapun hasil uji validitas pada
mungkin yang pada akhirnya berdampak pada variabel-variabel penelitian dapat dilihat
upaya untuk meninggalkan organisasi. Tolok melalui tabel-tabel berikut:
ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada, a. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi
karena pada umumnya setiap karyawan berbeda Berprestasi (X1)
standar kepuasannya Uji validitas pada variabel
Motivasi berprestasi dilakukan sebanyak
METODE PENELITIAN 2 (dua) putaran dengan 8 (delapan) ítem
3.1 Rancangan Penelitian pernyataan, yang hasilnya adalah
3.1.1 Pendekatan Penelitian sebagai berikut:
Pendekatan penelitian dalam suatu
penelitian seorang peneliti harus Tabel 4.1
menggunakan jenis penelitian yang tepat. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi berprestasi
Hal ini dimaksud agar peneliti dapat Putaran Ke-1
memperoleh gambaran yang jelas mengenai
masalah yang dihadapi serta langkah Item Corrected Keterangan
langkah yang digunakan dalam mengatasi Pernyataan Item Total
masalah tersebut. Adapun jenis penelitian Correlation
yang digunakan dalam penelitian ini adalah (rhitung)
metode penelitian kuantitatif. Penelitian
x11 0.556 Valid
kuantitatif adalah suatu jenis penelitian
yang pada dasarnya mengg unakan x12 0.667 Valid
pendekatan deduktif induktif. x13 -0.353 Tidak valid
3.2 Jenis Penelitian x14 0.222 Tidak valid
Penelitian survei adalah penelitian x15 0.775 Valid
dengan memberi suatu batas yang jelas x16 0.799 Valid
tentang data. Karena pengaruh yang
x17 0.793 Valid
dimaksud disini adalah suatu daya yang ada
x18 0.222 Tidak valid
atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang
Sumber : Lampiran 6
ikut membentuk watak, kepercayaan, atau
Berdasarkan tabel 4.1 di atas
perbuatan seseorang
menunjukkan bahwa item pernyataan
Jenis penelitian survei ini dipilih karena disesuaikan
yang dinyatakan tidak valid yaitu x13,
dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
x14 dan x18 karena nilai Corrected Item
kontribusi motivasi berprestasi dan supervisi kepala
Total Correlation yang dihasilkan
sekolah terhadap kepuasan guru sekolah dasar di
kurang dari 0,30 dan harus dieliminasi
Gugus Sekolah 3 Kecamatan Bangil. Jenis
dari pengujian selanjutnya.
penelitian ini menggunakan metodologi penelitian
Tabel 4.2
kuantitatif yaitu metodologi yang berdasarkan data
Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi berprestasi
dari hasil pengukuran berdasarkan variabel
Putaran Ke-2
penelitian yang ada.
Item Corrected Item Keterangan
Pernyataan Total
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Correlation
(rhitung)
Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas x11 0.439 Valid
Uji validitas dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana alat ukur itu x12 0.889 Valid
(kuesioner) mengukur apa yang x15 0.946 Valid
diinginkan.Valid atau tidaknya alat ukur x16 0.966 Valid
tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan x17 0.878 Valid
antara skor yang diperoleh pada masing- Sumber : Lampiran 6
masing item pertanyaan dengan skor total Berdasarkan tabel 4.2 di atas
yang diperoleh dari penjumlahan semua skor menunjukkan bahwa item pernyataan
pertanyaan. Teknik yang digunakan untuk yang tersisa sebanyak 5 (lima) butir dan
mengukur validitas adalah Corrected Item- dinyatakan valid karena nilai Corrected
Total Correlation. Item Total Correlation yang dihasilkan
- Jika nilai r hitung > 0,30 berarti pernyataan lebih dari 0,30.
Berdasarkan tabel 4.4 di atas
b. Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi menunjukkan bahwa item pernyataan
Kepala Sekolah (X2) yang tersisa sebanyak 8 (delapan) butir
Uji validitas pada variabel dan dinyatakan valid karena nilai
Supervisi kepala sekolah dilakukan Corrected Item Total Correlation yang
sebanyak 2 (dua) putaran dengan 10 dihasilkan lebih dari 0,30.
(sepuluh) ítem pernyataan, yang hasilnya c. Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan
adalah sebagai berikut: Guru Sekolah Dasar (Y)
Tabel 4.3 Uji validitas pada variabel
Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi kepala Kepuasan guru sekolah dasar dilakukan
sekolah sebanyak 2 (dua) putaran dengan 10
Putaran Ke-1 (sepuluh) ítem pernyataan, yang hasilnya
adalah sebagai berikut:
Item Corrected Keterangan Tabel 4.5
Pernyataan Item Total Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan guru
Correlation sekolah dasar
(rhitung) Putaran Ke-1
Item Corrected Keterangan
x21 0.713 Valid
Pernyataan Item Total
x22 0.713 Valid Correlation
x23 0.714 Valid (rhitung)

x24 0.825 Valid y1 0.411 Valid

x25 0.927 Valid y2 0.534 Valid


y3 0.470 Valid
x26 0.899 Valid
y4 0.567 Valid
x27 0.285 Tidak valid y5 0.163 Tidak valid
x28 0.815 Valid y6 0.573 Valid
y7 0.126 Tidak valid
x29 0.713 Valid
y8 0.421 Valid
x210 0.183 Tidak valid
y9 0.261 Tidak valid
Sumber : Lampiran 7
y10 0.003 Tidak valid
Berdasarkan tabel 4.3 di atas
menunjukkan bahwa item pernyataan Sumber : Lampiran 8
yang dinyatakan tidak valid yaitu x27 Berdasarkan tabel 4.5 di atas
dan x210 karena nilai Corrected Item menunjukkan bahwa item pernyataan
Total Correlation yang dihasilkan yang dinyatakan tidak valid yaitu y5, y7,
kurang dari 0,30 dan harus dieliminasi y9 dan y10 karena nilai Corrected Item
dari pengujian selanjutnya. Total Correlation yang dihasilkan
kurang dari 0,30 dan harus dieliminasi
Tabel 4.4 dari pengujian selanjutnya.
Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi kepala Tabel 4.6
sekolah Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan guru
Putaran Ke-2 sekolah dasar
Putaran Ke-2
Item Corrected Keterangan
Pernyataan Item Total
Correlation Item Corrected Item Keterangan
(rhitung) Pernyataan Total Correlation
(rhitung)
x21 0.719 Valid
y1 0.476 Valid
x22 0.719 Valid
x23 0.679 Valid y2 0.667 Valid
x24 0.876 Valid
x25 0.959 Valid y3 0.544 Valid
x26 0.938 Valid y4 0.418 Valid
x28 0.888 Valid y6 0.777 Valid
x29 0.672 Valid y8 0.374 Valid
Sumber : Lampiran 7
Sumber : Lampiran 8 Supervisi kepala sekolah 2.94 0.0
8 05
Berdasarkan tabel 4.6 di atas Sumber : Lampiran 10
menunjukkan bahwa item pernyataan Berdasarkan output tersebut dapat
yang tersisa sebanyak 6 (enam) butir dan dilihat hasil pengujian pengaruh setiap
dinyatakan valid karena nilai Corrected variabel independent (Motivasi berprestasi
Item Total Correlation yang dihasilkan dan Supervisi kepala sekolah) terhadap
lebih dari 0,30. variabel dependent (Kepuasan guru sekolah
Pengujian Hipotesis dasar) adalah sebagi berikut:
1. Pengujian hipotesis Secara Simultan (Uji a) Hipotesis pertama menyebutkan bahwa
F) “ada pengaruh motivasi berprestasi
Untuk mengetahui signifikan terhadap kepuasan guru sekolah dasar di
pengaruh variabel-variabel bebas secara Gugus Sekolah 3 Kecamatan Bangil”
bersama-sama atas suatu variabel terikat dapat diterima. Berdasarkan output di
digunakan uji F. Hasil pengujian hipotesis atas diketahui nilai t-hitung sebesar
secara simultan dengan menggunakan SPSS 5,313 dan nilai signifikansi 0,000 kurang
adalah sebagai berikut: dari 5%, sehingga Ho ditolak. Dengan
Tabel 4.16 demikian dapat disimpulkan bahwa
Uji Hipotesis Secara Simultan variabel Motivasi berprestasi
ANOVAa berpengaruh secara signifikan terhadap
Model Sum of df Mean F Sig. kepuasan guru sekolah dasar.
Squares Square b) Hipotesis kedua menyebutkan bahwa
Regress 4.371 2 2.186 23.7 .00 “ada pengaruh supervisi kepala sekolah
ion 72 0b terhadap kepuasan guru sekolah dasar di
Gugus Sekolah 3 Kecamatan Bangil”
Residua 4.321 47 .092
dapat diterima. Berdasarkan output di
l
atas diketahui nilai t-hitung sebesar
Total 8.692 49 2,948 dan nilai signifikansi 0,005 kurang
a. Dependent Variable: kepuasan guru sekolah dasar dari 5%, sehingga Ho ditolak. Dengan
b. Predictors: (Constant), Supervisi kepala sekolah, demikian dapat disimpulkan bahwa
Motivasi berprestasi variabel Supervisi kepala sekolah
Sumber : Lampiran 10 berpengaruh secara signifikan terhadap
Berdasarkan output tersebut dapat kepuasan guru sekolah dasar.
diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar
23,772. Adapun nilai signifikansinya kurang 3. Koefisien Determinasi
dari 5% yaitu sebesar 0,000. Dengan Koefisien determinasi pada intinya
demikian dapat disimpulkan bahwa secara mengukur seberapa jauh kemampuan model
simultan variabel independent (Motivasi dalam menerangkan variasi variabel.
berprestasi dan Supervisi kepala sekolah) Koefisien determinasi ini digunakan karena
memiliki pengaruh yang sangat signifikan dapat menjelaskan kebaikan dari model
terhadap variabel dependent (kepuasan guru regresi dalam variabel dependen. Semakin
sekolah dasar). tinggi nilai koefisien determinasi maka akan
2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) semakin baik pula kemampuan variabel
Untuk mengetahui variabel yang independen dalam menjelaskan variabel
berpengaruh signifikan secara parsial dependen. Nilai koefisien determinasi
dilakukan pengujian koefisien regresi adalah antara nol dan satu. Niali R2 yang
dengan menggunakan statistik Uji t. kecil berarti kempuan variabel-variabel
Penentuan hasil pengujian indepnden dalam menjelaskan variasi
(penerimaan/penolakan H0) dapat dilakukan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
dengan membandingkan t-hitung dengan t- mendekati satu berarti variabel-variabel
tabel atau juga dapat dilihat dari nilai independen memberikan hampir semua
signifikansinya. Hasil pengujian hipotesis informasi yang dibutuhkan untuk
secara parsial dengan menggunakan SPSS memprediksikan variasi variabel dependen.
adalah sebagai berikut: Dengan menggunakan SPSS diperoleh
Tabel 4.17 koefisien determinasi sebagai berikut:
Uji Hipotesis Parsial
Variabel t Sig
. Tabel 4.18
Motivasi berprestasi 5.31 0.0 Koefisien Determinasi
3 00
Mod R R Adjusted R Std. Error of 2. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah
el Square Square the Estimate Terhadap Kepuasan Guru Sekolah Dasar
Variabel supervisi kepala sekolah terdiri dari
.709a .503 .482 .30321 sepuluh item pernyataan, dan sesuai dengan
1
hasil uji validitas yaitu terdapat delapan item
Sumber : Lampiran 10 pernyataan yang valid dan dua item pernyataan
Dari hasil output spss tersebut dapat yang tidak valid. Kedelapan item pernyataan
dilihat bahwa nilai koefisien determinasi itulah yang dilanjutkan ke pengujian
atau R Square sebesar 0,503 atau 50,3%. Hal selanjunya yaitu uji reliabilitas dan
ini menunjukan bahwa variabel yang diteliti menunjukkan bahwa variabel supervisi kepala
(Motivasi berprestasi dan Supervisi kepala sekolah adalah reliabel.
sekolah) memberikan pengaruh terhadap Menuju ke pengujian regresi linier
kepuasan guru sekolah dasar sebesar 50,3% berganda, dibutuhkan variabel terikat dimana
sedangkan sisanya 49,7% dipengaruhi variabel terikat pada penelitian ini adalah
variabel yang tidak diteliti (variabel kepuasan guru sekolah dasar. Variabel kepuasan
pengganggu). guru sekolah dasar terdiri dari sepuluh item
pernyataan, dan sesuai dengan hasil uji validitas
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN yaitu terdapat enam item pernyataan yang valid
dan empat item pernyataan yang tidak valid.
Setelah melakukan analisis data pada Keenam item pernyataan itulah yang
penelitian, maka selanjutnya yaitu memaparkan dilanjutkan ke pengujian selanjunya yaitu uji
hasil penelitian tersebut sesuai dengan tujuan, reliabilitas dan menunjukkan bahwa variabel
perumusan dan hipótesis penelitian yaitu menguji kepuasan guru sekolah dasar adalah reliabel.
pengaruh motivasi berprestasi dan supervisi kepala Berdasarkan uji regresi linier berganda
sekolah dan kepuasan guru sekolah dasar di Gugus terutama pada uji t yaitu uji pengaruh secara
Sekolah 3 Kecamatan Bangil, dilakukan uji regresi parsial menghasilkan nilai t-hitung sebesar
linier berganda. Adapun pembahasan hasil dari 2,948 dan nilai signifikansi 0,005 kurang dari
analisis regresi linier berganda tersebut adalah 5%, sehingga Ho ditolak. Dengan dapat
sebagai berikut : diartikan bahwa variabel supervisi kepala
1. Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap
Kepuasan Guru Sekolah Dasar kepuasan guru sekolah dasar.
Variabel motivasi berprestasi terdiri dari 3. Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan
delapan item pernyataan, dan sesuai dengan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap
hasil uji validitas yaitu terdapat lima item Kepuasan Guru Sekolah Dasar
pernyataan yang valid dan tiga item pernyataan Secara parsial variabel motivasi berprestasi
yang tidak valid. Kelima item pernyataan itulah dan supervisi kepala sekolah berpengaruh
yang dilanjutkan ke pengujian selanjunya yaitu secara signifikan terhadap kepuasan guru
uji reliabilitas dan menunjukkan bahwa variabel sekolah dasar yang ditunjukkan dari hasil t-
motivasi berprestasi adalah reliabel. hitung, dan pengaruh secara simultan
Menuju ke pengujian regresi linier menunjukkan bahwa variabel motivasi
berganda, dibutuhkan variabel terikat dimana berprestasi dan supervisi kepala sekolah
variabel terikat pada penelitian ini adalah berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuasan guru sekolah dasar. Variabel kepuasan kepuasan guru sekolah dasar, dilihat dari nilai F-
guru sekolah dasar terdiri dari sepuluh item hitung sebesar 23,772 dan nilai signifikansinya
pernyataan, dan sesuai dengan hasil uji validitas kurang dari 5% yaitu sebesar 0,000.
yaitu terdapat enam item pernyataan yang valid Besarnya pengaruh variabel motivasi
dan empat item pernyataan yang tidak valid. berprestasi dan supervisi kepala sekolah
Keenam item pernyataan itulah yang terhadap variabel kepuasan guru sekolah dasar
dilanjutkan ke pengujian selanjunya yaitu uji yaitu sebesar 50,3% sedangkan sisanya 49,7%
reliabilitas dan menunjukkan bahwa variabel dipengaruhi variabel yang tidak diteliti.
kepuasan guru sekolah dasar adalah reliabel.
Berdasarkan uji regresi linier berganda KESIMPULAN DAN SARAN
terutama pada uji t yaitu uji pengaruh secara
parsial menghasilkan nilai t-hitung sebesar A. Kesimpulan
5,313 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 Hipótesis penelitian ini terjawab, sesuai
kurang dari 5%, sehingga Ho ditolak. Dengan dengan hasil dari uji F dan uji t. adapun
demikian dapat diartikan bahwa variabel kesimpulannya adalah sebagai berikut :
motivasi berprestasi berpengaruh secara 1. Ada kontribusi parsial motivasi berprestasi
signifikan terhadap kepuasan guru sekolah terhadap kepuasan guru sekolah dasar di
dasar. Gugus Sekolah 3 Kecamatan Bangil
berdasarkan output diketahui nilai t-hitung
sebesar 5,313 dan nilai signifikansi 0,000 baik/mengajar dengan baik.
kurang dari 5%, sehingga Ho ditolak. DAFTAR PUSTAKA
2. Ada kontribusi parsial supervisi kepala Abdillah, M. R., & Rahmat, A. (2017). Kecerdasan
sekolah terhadap kepuasan guru sekolah emosional dan dampaknya terhadap stres
dasar di Gugus Sekolah 3 Kecamatan kerja dan kinerja karyawan. Jurnal
Bangil, berdasarkan output diketahui nilai Ekonomi dan Bisnis Islam, 2 (Augustus).
t-hitung sebesar 2,948 dan nilai https://doi.org/10.17605/OSF.IO/HN423
signifikansi 0,005 kurang dari 5%, Atmaja, Lucas Setia. (2012). Teori dan Praktik
sehingga Ho ditolak. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi
3. Ada kontribusi simultan antara motivasi Abdul Rahman Shaleh. (2008). Psikologi Suatu
berprestasi dan supervisi kepala sekolah Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta
terhadap kepuasan guru sekolah dasar di : Kencana
Gugus Sekolah 3 Kecamatan Bangil, lex Sobur. (2009). Semiotika Komunikasi.
berdasarkan nilai F-hitung sebesar 23,772 Bandung: PT Remaja Rosdakarya
dan nilai signifikansinya kurang dari 5% B. Uno, Hamzah. 2013. Teori Motivasi dan
yaitu sebesar 0,000. Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
A Gerungan, (2004). Psikologi Sosial. Bandung:
B. Saran Rafika Aditama
1. Dalam mengajar guru memiliki tantangan
atau permasalahan Setiap tantangan Ary H. Gunawan.(1996). Administrasi Sekolah
tersebut bisa disebabkan karena faktor (Administrasi Pendidikan Makro). Jakarta:
internal atau dalam diri guru itu sendiri Rineka Cipta.
dan faktor eksternal, yaitu bisa dari Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Kualitatif.
siswa atau lingkungan sekolah. Oleh Jakarta: Bumi Aksara
karena itu, guru harus bisa mengatasi Arikunto, S. (1999). Prosedur Penelitian Suatu
permasalahan tersebut agar Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka.
pembelajaran tetap berjalan efektif. Geertz, Clifford (1983) Local Knowledge; Further
Guru yang memiliki motivasi berprestasi Essays in Interpretative Anthropology.
yang kuat cenderung percaya diri, New York: Basic Books
bertanggung jawab dengan tindakannya, Gagne, R.M. (1975). Essentials of Learning for
memperhitungkan resiko, membuat Instruction. New York Expanded Edition,
perencanaan dengan bijaksana, Holt, Rinehart and Winston.
menghemat waktu. Dengan demikian Burhanuddin, Yusak. (1998). Administrasi
motivai berprestasi merupakan suatu Pendidikan,(Bandung: CV Pustaka Setia)
pertanda kesuksesan akademik dan Heckhausen. (1967). The Anatomy of Achievement
kesuksesasan hidup. Motivation. New York : Academic Press.
2. Supervisi sebagai upaya mewujudkan guru Belsky, J., Crnic, K., & Woodworth, S. (1995).
sebagai manusia profesional, dalam Personality and parenting: Exploring the
rangka memahami fenomena dan aspek- mediating role of transient mood and daily
aspek kehidupan manusia semakin hassels. Journal of Personality, 63 (4),
kompleks. Kemampuan tersebut sangat 905-929
berkaitan dengan apresiasi terhadap hasil- Davis B Gordon ,(1993), Kerangka Dasar Sistem
hasil yang dicapai sampai saat ini dan Informasi Manajemen Bagian. I, Jakarta;
penerapannya dalam memperbaiki kondisi Pustaka Binaman Presindo
kehidupan yang semakin kompleks. Oleh Hamalik, Oemar. (1995). Kurikulum dan
karen itu, adanya supervisi mendorong Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
kebutuhan Guru untuk memahami Robbin, Stephen dan Timothy A Jude. 2008.
fenomena empirik keseharian, Prilaku organisasi. Jakarta : Salemba
mengidentifikasi masalah, mencari solusi, Empat.
dan menemukan cara-cara mengatasinya Lindgren, J. 1976. Educational Psychology in the
dengan cara yang lebih baik merupakan Classroom,New York: John Willey and
realitas. Sonc Inc
3. Guru merupakan pendidik profesional McClelland, D.C. (1987). Memacu Masyarakat
karena secara implisit telah merelakan Berprestasi (Terjemahan oleh Suyanto).
dirinya dengan memikul sebagian Jakarta : Intermedia
tanggungjawab pendidikan. Kepuasan McClelland, D.C. 1987. Human Motivation. New
kerja guru ditunjukkan oleh sikapnya York : Cambridge University Press
dalam melakukan pekerjaan (mengajar). Santrock (2003) John W. Adolescence.
Apabila guru puas akan keadaan yang Perkembangan Remaja. Edisi Keenam.
mempengaruhi beliau maka dia akan Jakarta: Erlangga.
melakukan pekerjaan dengan Frandsen, N. Arden. (1957). How Children Learn:
An Educational Psycology. New York: Fernald, L., Dodge & Fernald, Peter, S.(1999).
McGraw-Hill Book Company, Inc Introduction to psychology (5thed.).
Sherif, M., dan Sherif, C.W. (1956). An Outline of india:A.I.T.B.S Publisher.
Social Psychology. New York: Harper & Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005
Row.
Giddens, Anthony. (1991). Modernity and Self-
identity. Polity Press. Cambridge
Larsen, R. J., & Buss, D. M. (2005). Personality
Psychology: Domains of Knowledge
About Human Nature (Second Edition,
International Edition). New York:
McGraw-Hil
Wijono, Sutarto. (2010). Psikologi Industri dan
Organisasi. Jakarta: Fajar Interpratama
Offset
Milton CR. (1981). Human Behavior in
Organization, Three Levels of Behavior.
New York: Englewood Cliff, Prestice-Hall
Inc.
Saliman dan Sudarsono. (1993). Metode dan
Analisis Penelitian. Jakarta: Erlangga
Purwanto, Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan
Remaja Rosdkarya

Anda mungkin juga menyukai