Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PEMBUATAN ARTIKEL

Matakuliah : Penulisan Artikel Ilmiah

Dosen Pengampu : Dr. Septian Aji Permana

Disusun Oleh :

Fransiskus Frengki Nawa

22144300026

PROGRAM STUDI PPKN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2023

Pendekatan Supervisi Dalam Pengembangan


Dan Pelaksanaan Pengajaran Di Sekolah

Fransiskus Frengki Nawa


( Program Studi PPKN, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta )
E-Mail : fransiskusfrengki2504@gmail.com

Abstrak

Pendekatan dalam supervisi pengajaran merupakan setiap bentuk layanan bantuan profesional
kepada guru-guru secara individu maupun kelompok dalam rangka perbaikan pengajaran dan
perbaikan program kurikulum melalui proses yang memerlukan intuisi, kreatifitas, kecerdikan,
keterampilan yang dilakukan oleh supervisor dalam kegiatan supervisi yang belum disepakati
secara tertulis dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Ada berbagai macam pendekatan
supervisi dan dimensi dalam mengklasifikasikan guru, sehingga supervisor dapat memilih
pendekatan dan gaya dalam melaksanakan supervisi. Contohnya supervisi klinis, pendekatan
direktif, pendekatan nondirektif, pendekatan kolaboratif, pendekatan informal, kolegial, dan
individual dihubungkan dengan dimensi guru mencakup tingkat perhatian guru, tingkat tanggung
jawab, kematangan kepribadian dan tingkat komplektifitas kognitif guru yang akan memberikan
berbagai bentuk rekomendasi pendekatan dalam pelaksanaan supervisi.

Keyword: Pendekatan supervisi, Supervisi pengajaran

PENDAHULUAN
Kegiatan supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan

dalam penyelengaraan pendidikan. Pelaksanaan kegiatan supervisi dilaksanakan oleh

kepala sekolah dan pengawasan sekolah dalam memberikan pembinaan kepada guru. Hal

tersebut karena proses belajar mengajar yang mengandung serangkaian perbuatan guru

dan siswa atas dasar hubingan timbal balik yang berlangsung edukatif untuk mencapai

tujuan tertentu. Oleh karena itu, kegiatan kegiatan supervisi dipandang perlu dalam

proses pembelajaran. Secara umum ada 2 (dua) kegiatan yang termasuk ke dalam
kategori supervisi pengajaran. Pertama, supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah

kepada guruguru. Secara rutin dan terjadwal kepala sekolah melaksanakan kegiatan

supervis kepada guru-guru dengan harapan agar guru mampu memperbaiki proses

pembelajaran yang dilaksanakan.

Supervisi pendidikan berkembang seiring berkembangkan ilmu manajemen.

Pada awal perkembangannya, supervisi dilakukan dengan pendekatan inspeksi.

Supervisor datang ke sekolah dan mengamati guru mengajar. Fokus perhatian

supervisor adalah menemukan kesalahan guru berdasarkan standar kerja baku yang

dirumuskan sedemikian rupa oleh otoritas pendidikan. Guru melaksanakan tugas

sesuai dengan prosedur operasional yang standar. Supervisor dengan guru

merupakan dua pihak sebagai atasan-bawahan. iki tingkat kebenaran yang lebih

Seiring dengan perkembangan manajemen bahwa produktivitas ditentukan juga oleh

hubungan sosial antar pekerja dan dengan supervisor (supit,A.M. 2021)

Dalam prosesnya, kepala sekolah memantau secara langsung ketika guru sedang

mengajar. Guru mendesain kegiatan pembelajaran dalam bentuk rencana pembelajaran

kemudian kepala sekolah mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Kedua, supervisi dilakukan oleh pengawas sekolah kepada kepala sekolah dan guru-guru

untuk meningkatkat kinerja. Kegiatan supervisi ini dilakukan oleh pengawas sekolah

yang bertugas di suatu gugus sekolah.

Jasmani Asf (2013: 31) menyampaikan bahwa peningkatan kinerja semua

komponen pendidikan akan menjadi baik serta peran dan tanggung jawab guru akan

meningkat apabila dilaksakannya kontrol dan penilaian terhadap semua komponen-


komponen yang terkait dalam dunia pendidikan. kontrol yang dimaksud adalah Supervisi

pendidikan. Bafdal dam buku yang sama juga mengungkapkan bahwa tujuan supervisi

pendidikan adalah untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya, mencapai

tujuan pengajaran yang dicanangkan bagi muridmuridnya. Maka dapat diambil

kesimpulan sementara bahwa untuk menjaga kualitas kinerja guru maka perlu adanya

quality qontrol dalam bentuk supervisi pendidikan terhadap guru-guru di sekolah.

Tujuan pembahasan ini yaitu agar guru dapat mengembangkan situasi

pembelajaran yang lebih baik, membimbing pengalaman mengajar guru, dan membantu

guru dalam menilai kemajuan siswa. Pemberian motivasi oleh supervisor kepada guru

dapat menjadi potensi untuk peningkatan komitmen guru.

METODE PENELITIAN
Penelitian dalam jurnal ini adalah penelitian kepustakaan. Penulisan kepustakaan

dilakukan untuk mendapatkan konsepsi kebijakan teori atau doktrin, dan pemikiran

konseptual serta penulisan terdahulu yang berkaitan dengan objek pembahasan saat ini.

Penulisan terdahulu dapat berupa literatur karya tulis ilmiah atau hasil penelitian. Data-

data diambil dan diperoleh secara umum yang berasal dari data-data hasil bacaan dan

analisa beberapa buku referensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Suhertian dalam Gunawan (Gunawan, 2015) berpendapat bahwa fungsi supervisi

pengajaran adalah perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran serta pembinaan

pengajaran, sehingga terus dilakukan perbaikan pengajaran. Gunawan (Gunawan, 2011)

mengemukakan gaya pengajaran guru digunakan dalam menentukan pendekatan

sehingga pemberian supervisi sesuai dengan kebutuhan guru. Pemilihan pendekatan


dipengaruhi oleh pemahaman supervisor tentang pemahaman teori, interpretasi, dan

pengalaman yang dimiliki supervisor. Supervisor perlu melakukan kajian tentang segala

hal yang dialami guru atau karakteristik guru itu sendiri.

Guru pada saat berdiskusi dengan guru lainnya diharapkan dapat menemukan ide

baru yang akan diterapkan dalam pengajaran. Guru dapat mengadopsi metode mengajar

guru lain untuk diterapkan di kelasnya. Kemungkinan pada awal menerapkan metode

baru guru mengalami kesulitan. Dengan demikian guru memiliki tantangan untuk

melakukan perubahan dan berinovasi dalam pengajarannya untuk menciptakan situasi

belajar yang lebih baik, terus melakukan modifikasi sesuai dengan materi dan media yang

digunakan dalam pengajaran. Guru akan terlatih dalam melaksanakan inovasi secara

berkelanjutan dan diharapkan akan meningkatkan kualitas pengajaran.

Menurut Sabandi (Sabandi, 2013) mengemukakan ada beberapa pendekatan

supervisi yang lebih populer dikenal dengan supervisi klinis, supervisi pengembangan,

dan supervisi diferensial. Kemudian masing-masing pendekatan tersebut juga memiliki

kekuatan dan juga kelemahan masing-masing.

a. Supervisi klinis

Supervisi klinis dikembangkan pertama kali berdasarkan gagasan diagnosis dan

perlakuan di bidang medis oleh Morris Cogan dan rekan pada tahun 1950 di sebuah

sekolah laboratorium di Universitas Harvard. Pendekatan ini dipengaruhi oleh teori

behavioristik.

Dalam supervisi klinis, supervisi dilaksanakan dalam bentuk tatap muka antara

supervisor dan guru untuk meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan


pertumbuhan professional guru. Supervisi klinis mengembangkan kemampua guru

agar mampu bertanggung jawab manganalisis kinerja mereka, menganalisis perilaku

mengajar dan kegiatan peningkatan pengajaran.

Supervisi klinis memiliki kapasitas mengembangkan kemampuan guru untuk

bertanggung jawab menganalisis kinerja mereka, terbuka membantu orang lain, dan

mengarahkan diri sendiri. Supervisi klinis diarahkan dalam bentuk proses tatap muka

yang memungkinkan supervisor dan guru membahas serta menganalisa bersama-sama

masalah pembelajaran yang terjadi di kelas dan mencari strategi untuk mengatasi

masalah tersebut. Hal ini sebagaimana diungkapkan Sergiovanni dan Starratt dalam

Sabandi (Sabandi, 2013) bahwa supervisi klinis sebagai kontak tatap muka dengan

guru dengan maksud meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan pertumbuhan

profesional.

Sabandi (Sabandi, 2013) mengemukakan model asli supervisi klinis ini terdiri dari

delapan langkah, yaitu :

1. Membangun hubungan guru dan supervisor

2. Perencanaan dengan guru

3. Merencanakan srategi untuk observasi

4. Mengamati pembelajaran

5. Menganalisis proses belajar mengajar

6. Perencanaan strategi konferensi guru dan supervisor

7. Pemberian umpan balik dan evaluasi

8. Pemberbaharui perencanaan pelajaran atau unit berikutnya


Keterbatasan supervisi klinis antara lain :

1. Model ini membutuhkan waktu cukup, sedangkan supervisor dan guru memiliki

waktu yang terbatas

2. Guru yang akan di supervisi akan mendapatkan perlakuan khusus dari guru

lainnya

3. Membutuhkan tingkat kecerdasan, kreativitas, dan keterbukaan guru

4. Memerlukan keterampilan supervisor agar dapat mengamati dan menganalisis

perilaku guru serta kreatifitas dan keterampilan mengkomunikasikan ide-ide

kepada guru.

5. Membutuhkan saling berbagi rasa hormat satu sama yang lain antara supervisor

dengan guru agar terjadi umpan balikevaluasi formatif untuk guru.

b. Supervisi pengembangan

Supervisi pengembangan dipelopori oleh Carl D Glickman. Supervisor yang

menggunakan model ini memperlakukan individu yang berada pada berbagai tahap

pertumbuhan dan pengembangan. Model ini berdasarkan asumsi bahwa guru

memiliki beragam pengalaman, kemampuan, dan tingkat pengembangan karir yang

berbeda. Oleh sebab itu, supervisor menentukan kebutuhan supervisi guru

berdasarkan perbedaan individual, keahlian, dan komitmen.

Menurut Clickman et al. dalam Sabandi (Sabandi, 2013) mengemukakan bahwa ada 4

pendekatan supervisi pengembangan, yaitu :

1. Gaya control directive


Supervisi ini digunakan bila guru berada pada level pengembangan yang rendah,

tidak memiliki kemauan, tidak mau terlibat dalam pengambilan keputusan,

supervisor lebih berkomitmen memecahkan masalah dan guru tidak.

2. Gaya informational directive

Supervisi ini digunakan bila level pengembangan guru agak rendah, tidak

memiliki pengetahuan, bingung dan tidak berpengalaman, supervisor lebih peduli

terhadap masalah guru, supervisor lebih dipercaya, dan waktu yang singkat.

3. Gaya behaviors collaborative

Supervisi ini digunakan bila level pengembangan guru yang moderat, guru dan

supervisor mempunyai tingkat keahlian yang sama, guru dan supervisor terlibat

dalam mendapatkan keputusan, guru dan supervisor berkomitmen untuk

memecahkan masalah.

4. Gaya behaviors nondirective

Supervisi ini digunakan bila level pengembangan guru yang tinggi, guru memiliki

keahlian, guru berinisiatif memecahkan masalah, dan guru berkomitmen

memecahkan masalah.

c. Supervisi differensial

Supervisi differensial adalah salah satu pendekatan terbaru supervisi. Supervisi

differensial dilaksanakan dengan mempertimbangkan perbedaan individual antara

guru dan hubungan manusia antara supervisor dan guru.

Premis dasar supervisi diferens sederhana: keadaan yang berbeda dan memerlukan

pendekatan yang berbeda. Supervisor pandangan supervisi diferensial menunjuk


setiap profesional yang memberikan layanan supervisi, termasuk supervisor, kepala

sekolah, atau sejawat.

Alasan perlunya supervisi differensial yaitu :

1. Pengajaran harus dilihat sebagai profesi, bukan keterampilan atau kemampuan.

Para guru tidak harus menunggu supervisor yang memiliki solusi terhadap

masalah guru karena dapat bekerja sendiri untuk pengembangan profesionalnnya.

2. Guru yang bekerja dalam lingkungan kolegial sangat menekankan kerjasama dan

saling membantu. Karena saling membantu merupakan komponen utama dalam

supervisi differensial

3. Masalah utama yang supervisor hadapi adalah ketidakmampuan bekerja secara

efektif dengan jumlah guru yang banyak. Memungkinkan supervisor

memfokuskan upaya klinis sesuai kebutuhan atau permintaan guru, daripada

memberikan kunjungan ritualistik kepada semua guru

4. Bahwa guru berbeda dalam keterampilan, kemampuan, dan motivasi. Supervisi

differensial memberikan guru cara meningkatkan kinerja

Secara umum ada 3 keuntungan utama supervisi defferensial, yaitu :

1. Supervisi sebagai suatu proses bukan posisi

2. Menggabungkan beberapa model lain

3. Fleksibel bahwa setiap sekolah mampu mengembangkan model tersendiri

Pelatihan Pendekatan peningkatan kualitas pembelajaran yang lebih efektif dapat

dilakukan melalui peningkatan kompetensi guru yang dilakukan dengan pelatihan.


Pelatihan Armstrong (2006; 137-138) merupakan belajar yang dilaksanakan

dengan tujuan utama membantu anggota organisasi memperoleh dan mengingat

kembali pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dan sikap yang dibutuhkan

oleh organisasi.

KESIMPULAN
Ada berbagai macam pendekatan supervisi dan dimensi dalam mengklasifikasikan

guru, sehingga supervisor dapat memilih pendekatan dan gaya dalam melaksanakan

supervisi. Contohnya supervisi klinis, pendekatan direktif, pendekatan nondirektif,

pendekatan kolaboratif, pendekatan informal, kolegial, dan individual dihubungkan

dengan dimensi guru mencakup tingkat perhatian guru, tingkat tanggung jawab,

kematangan kepribadian dan tingkat komplektifitas kognitif guru yang akan memberikan

berbagai bentuk rekomendasi pendekatan dalam pelaksanaan supervisi.

Diharapkan dengan adanya pendekatan tersebut, dapat meningkatkan kualitas

penbelajaran yang merujuk dan berorientasi pada peningkatan hasil belajar siswa dan

peningkatan kualitas mengajar guru sehingga mampu bersaing pada berbagai tingkat.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, I. (2011). Pendekatan Alternatif Dalam Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran.


1(2), 142–156.

Armstrong, Michael. (2006). Strategic Human Resource Management, a Guide to


action; 3rd Edition. Philadelphia, USA: Kogan Page.

Gunawan, I. (2015). Mengembangkan Alternatif-Alternatif Pendekatan Dalam


Pelaksanaan Supervisi Pengajaran. Manajemen Pendidikan, 24(6), 467–482.

Jasmani asf dan Syaiful Mustofa. (2013). Supervisi Pendidikan: Terobosan Baru dalam P
eningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan Guru. Yogyakarta: Graha ilmu.

Retrieved from http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/01-ImamGunawan.pdf

Retrieved from http://ejournal.unipma.ac.id/index.php/PE/article/view/42/4

Retrieved from http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi/article/view/4275/3345

Sabandi, A. (2013). Supervisi Pendidikan Untuk Pengembangan Profesionalitas Guru


Berkelanjutan. Pedagogi, Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, XIII(2), 1–9.

Supit, M., A.M Rawis, J., Markus Wullur, M., & N.J. Rotty, V. (2021). Analisis Supervisi
Pendidikan Untuk Pengembangan Profesionalitas Guru Berkelanjutan.
LEADERIA: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(2), 87-107.
https://doi.org/10.35719/leaderia.v2i2.68

Surachmad, Winarno. Dasar dan Teknik Research: Pengantar Metodologi Ilmiah.


Bandung: Tarsito, 1970

Anda mungkin juga menyukai