Anda di halaman 1dari 15

NAMA : PUTRI WULAN

NIM : 862312020093
PRODI : 20 MPI 3
RESUME SUPERVISI PENDIDIKAN
Bab 1 supervisi Pendidikan
Secara umum, istilah supervisi berarti mengamati, mengawasi atau
membimbing dan menstimulir kegiatan-kegiatan orang lain dalam maksud
perbaikan. sedangkan pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan,
dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu,
atau lebih tepat membantu anak agar cukup, cakap melaksanakan tugas hidupnya
sendiri.
Supervisi pendidikan bagian Supervisi adalah program pembinaan guru
dan personil pendidikan. Supervisi merupakan pemantauan oleh pembina dan
Kepala sekolah terhadap implementasi MBS termasuk pelaksanaan kurikulum,
penilaian KBM di kelas, pelurusan penyimpangan, peningkatan keadaan
Tujuan supervisi yaitu untuk meningkatkan situasi belajar mengajar yang
lebih baik melalui pembinaan dengan meningkatkan proses pembelajaran dan
profesi mengajar. Fungsi dan tujuannya yaitu sebagai arah pendidikan, tujuan
pendidikan agar dapat tercapai. Oleh karena itu supervisi memiliki manfaat yaitu
untuk mengkoordinasi semua usaha yang ada disekolah agar berjalan dengan
lancar.
Standar mutu pengawas yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (Sudjana, Nana, 2006) bahwa
pengawas sekolah berfungsi sebagai supervisor baik supervisor akademik maupun
supervisor manajerial. Sebagai supervisor akademik, pengawas sekolah
berkewajiban untuk membantu kemampuan profesional guru agar guru dapat
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sedangkan sebagai supervisor
manajerial, pengawas berkewajiban membantu kepala sekolah agar mencapai
sekolah yang efektif.
Menurut Pidarta, fungsi supervisi itu dapat dibagi (dibedakan) menjadi dua
bagian besar, yaitu: 1. Fungsi utama ialah membantu sekolah yang sekaligus
mewakili pemerintah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yaitu membantu
perkembangan individu para siswa. 2. Fungsi tambahan ialah membantu siswa
dalam membina guru-guru agar dapat bekerja dengan baik dan dalam mengadakan
kontak dengan masyarakat dalam rangka menyesuaikan diri dengan masyarakat
serta mempelopori kemajuan masyarakat
Peranan supervisi yang dilakukan oleh para kepala sekolah dasar, dapat
menjadi tumpuan harapan untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang selama ini
menjadi sorotan publik. Hal ini disebabkan karena dengan berfungsinya supervisi
pendidikan di sekolah dasar, maka akan terjadi proses mengawasi, membimbing,
dan mengarahkan para guru untuk meningkatkan kemampuan individualnya
dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, kemampuan guru dalam
mengajar akan semakin baik, dan dengan sendirinya siswa akan bersemangat
untuk belajar, sehingga kualitas pendidikan pun akan meningkat.
Risnawati mengemukan prinsip-prinsip pelaksanaan supervisi Pendidikan
terdiri dari : 1.) Prinsip Ilmiah: Supervisi di laksanakan secara berencana, teratur
dan berkelanjutan. 2.) Prinsip Demokratis: Dalam pelaksanaan supervisi
hendaknya menjunjung tinggi asas musyawarah, dalam pengambilan keputusan,
sehingga segala hambatan dan permasalahn dapat di atasi. 3.) Kooperatif: Saling
berbagi ide (sharing of idea) dan saling berbagi pengalaman (sharing of
experience), memberi dorongan , menstimulasi guru sehingga mereka merasa
tumbuh bersama. Dengan terbangun kerjasama antara supervisor dan pihak
sekolah, akan menciptakan situasi belajar mengajar yang baik. 4.) Konstruktif dan
Kreatif : Dengan membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif
menciptakan suasana di mana setiap orang merasa aman dan dapat menggunakan
pontensinya.
Bab 2 Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan supervisi akademik adalah membantu
guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang
dirancangkan bagi murid-muridnya. Menurut nur makhsun Supervisi akademik
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan, pengembangan, interaksi,
penyelesaian masalah yang bebas kesalahan, dan sebuah komitmen untuk
membangun kapasitas guru.
ada beberapa prinsip lain yang harus diperhatikan dan direalisasikan oleh
supervisor dalam melaksanakan supervise akademik, yaitu:
1. Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan
yang harmonis.
2. Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan.
3. Supervisi akademik harus demokratis.
4. Program supervisi harus integral dengan program pendidikan.
5. Supervisi akademik harus komprehensif.
6. Supervisi akademik harus konstruktif
7. Supervisi akademik harus obyektif.

Ruang lingkup supervisi akademik menurut Prasojo meliputi:


1. Pelaksanaan KTSP.
2. Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran oleh guru.
3. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan
peraturan pelaksanaannya
4. Peningkatan akan mutu pembelajaran melalui pengembangan

Proses supervisi akademik ini dilakukan mulai dari perencanaan,


pelaksanaan, pelaporan, dan tindak lanjut.
Bab 3 Supervisi Manajerial
supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek
pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan
efektivitas sekolah, supervisi manajerial dimaksudkan untuk peningkatan mutu
pengelolaan sekolah serta melakukan pengamatan pada aspek-spek pengelolaan
administrasi, supervisi ini sangat penting karena manajemen merupakan mesin
organisasi yang menggerakkan seluruh program sekolah, muiai kepemimpinan,
kurikulum, kesiswaan, sarana-prasarana, anggaran, hubungan masyarakat, dan
lain sebagainya.
Supervisi manajerial bertujuan meningkatkan kemampuan administrasi
kependidikan agar dapat memberikan peningkatan terhadap manajemen sekolah
serta staf-staf sekolah sehingga dapat melaksanakan proses pembelajaran di
sekolah dengan baik dan sistematis. Seorang supervisor dalam melaksanakan
kegiatan supervisi harus berpegang pada pada prinsip-prinsip tertentu sebagai
pijakan dalam melaksanakan kegiatan supervisi dan mencapai target-target yang
telah ditentukan.
Adapun prinsip-prinsip supervisi manajerial yaitu: a. Prinsip fundamental.
b. Prinsip ilmiah. c. Prinsip demokratis, yaitu berdasarkan atas dasar musyawarah.
d. Prinsip kooperatif, yaitu dilakukan dalam situasi kerjasama. e. Prinsip
konstruktif dan kreatif, yaitu membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk
aktif dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik. f. Prinsip
terbuka, yaitu bahwa kegiatan supervisi dilakukan dengan terbuka dan terus terang
dengan pemberitahuan terlebih dahulu. g. Prinsip komprehensif,
Ruang lingkup supervisi manajerial adalah berkenaan dengan kegiatan
pemantauan, pembinaan dan pengawasan terhadap kepala sekolah dan seluruh
elemen sekolah lainnya di dalam mengelola, mengadministrasikan dan
melaksanakan seluruh aktivitas sekolah sehingga pembelajaran dapat terlaksana
dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Supervisi manajerial menitikberatkan pada mengamatan pada aspekaspek
pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung
(supporting) terlaksananya pembelajaran.
Dalam melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas Sekolah/
madrasah berperan sebagai:
1. Fasilitator, dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan
manajemen sekolah.
2. Asesor, dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta
menganalisis potensi sekolah.
3. Informan, dalam pengembangan mutu sekolah.
4. Evaluator, terhadap hasil pengawasan.
Bab 4 Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah suatu bimbingan dan pembinaan dalam dunia
pendidikan yang terencana bertujuan untuk memperbaiki apa yang menjadi
kelemahandalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik melalui pengamatan
yang dilakukan agar mengetahui kualitas guru yang sebenarnya.
Unsur-unsur Supervisi klinis: Adanya hubungan tatap muka antara
supervisor dan calon guru di dalam proses supervise, Berfokus pada tingkah laku
yang sebenarnya dari calon guru di dalam kelas, Observasi secara cermat,
Pendeskripsian data observasi secara terperinci, Supervisor dan calon guru
Bersama-sama menilai penampilan calon guru, Fokus observasi sesuai dengan
kebbutuhan dan permintaan calon guru.
Ciri-ciri Supervisi klinis yaitu: a.)Bimbingan supervisor kepada guru/calon
guru bersifat bantuan, b.)Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh
guru atau calon, c.)Sasaran supervisi hanya pada beberapa keterampilan tertentu
saja. d.)Instrumen supervisi dikembangkan dan disepakati bersama antara
supervisor dan guru, e.)Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan
daripada memerintah atau mengarahkan, f.)Supervisi berlangsung dalam suasana
intim dan terbuka, g.)Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi
perencanaan, observasi, dan diskusi/pertemuan balikan
Tujuan Supervisi klinis adalah meningkatkan proses pembelajaran yang
dikelola guru di kelas.
Supervisi klinis memiliki beberapa prinsip, diantaranya adalah yang
dikemukakan oleh Sahertian, yaitu:
1. Prinsip-prinsip Supervisi klinis yaitu:inisiatif,taktis,interartif dan rasa
kesejawatan, suasana bebas, professional,dan spesifik. Supervisi klinis
yang dilaksanakan harus berdasarkan inisiatif dari para guru terlebih
dahulu.
2. Perilaku supervisor harus sedemikian taktis sehingga guru-guru terdorong
untuk berusaha meminta bantuan dari supervisor
3. Ciptakan hubungan manusiawi yang bersifat interaktif dan rasa
kesejawatan.
4. Ciptakan suasana bebas dimana setiap orang bebas mengemukakan apa
yang dialaminya. Supervisor berusaha sesuai dengan apa yang
diharapkan guru.
5. Objek kajian adalah kebutuhan profesional guru yang riil yang mereka
alami.
6. Perhatian dipusatkan pada unsur-unsur spesifik yang harus diangkat dan
diperbaiki.
Prosedur Supervisi klinis terdiri dari tiga tahap,yaitu: Tahap pertemuan
awal,Tahap observasi mengajar,dan Tahap pertemuan balikan. Rincian ketiga
tahap ini telah dibahas dimuka dan terangkum dalam gambar berikut ini:

Pertemuan Tahap Awal TahapObservasi Mengajar

1. Menganalisa rencana 1. Mencatat peristiwa


pembelajaran. selama pengajaran
2. Menetapkan aspek
-aspek 2. Catatan harus objektif dan
yang akan diobservasi selektif
dalam mengajar.

Tahap pertemuan ballikan


1. Isi hasil observasi Bersama guru
2. Menganalisis perilaku mengajar
3. Bersama menetapkan aspek
-aspek yang harus dilakukan
untuk membantu
perkembangan keterampilan mengajar
berikutnya.
Bab 5 Tipe/Gaya Dan Model Supervisi Pendidikan

Gunawan mengatakan beberapa aspek yang herhubungan dengan tipe

atau gaya supervisi pendidikan yaitu " tipe otokratis, tipe demokratis. tipe

pseudo (demokrasi semu), tipe manipulasi diplomatis serta tipe laissez faire."

1. Tipe Otokrasi

Pemimpin biasanya lebih mementingkan pelaksanaan pekerjaan,

terus memantau bawahan dalam bekerja. Sanksi atau hukuman merupakan

alat atau metode utama bagi pemimpin, yang diberikan kepada hawahan

yang melanggar aturan.

2. Tipe Pseudo (Demokrasi Semu)

Dalam prakteknya sering kita jumpai adanya supervisor yang

seolah-olah bersikap demokratis, seperti menyelesaikan segala

permasalahan melalui rapat, tapi pada dasarnya dalam rapat tersebut

supervisor berusaha memaksakan kehendak, rencana pendapat dan

keinginan kepada bawahannya dengan cara yang halus, atau melaksanakan

suatu tindakan tidak berdasarkan hasil yang di rapatkan dengan dalih atau

alasan tertentu.

3. Tipe Manipulasi Diplomatis

Tipe ini hampir sama dengan tipe pseudo, dimana tipe ini juga

melaksanakan prinsip demokratis seperti menyelesaikan sesuatu dengan

musyawarah, dengan keahliannya dia mengalihkan atau mengiring pikiran

seluruh peserta rapat agar menyetujui pendapatnya.

4. Tipe Laisses Faire

Pada tipe ini supervisor bersifat cuek dan memberi kebebasan

kepada warga sekolah untuk berbuat tanpa di beri arahan serta petunjuk
yang benar, di beri kebebasan kepada bawahan untuk mengambil

keputusan apa saja tanpa adanya bimbingan.

5. Demokratis

Tipe ini bersifat fleksibel memberikan kepercayaan kepada

bawahan yang di anggap mampu serta memiliki kompetensi untuk

memikul tanggung jawab, tanggung jawab tidak hanya berada di tangan

pemimpin namun juga berada di tangan orang-orang yang capable dan

kompeten dalam melaksanakan tugas sesuai dengan keahlian masing-

masing.
Bab 6 Pendekatan Dan Teknik Supervisi Pendidikan
Pendekatan dalam supervisi pengajaran merupakan setiap bentuk layanan
bantuan profesional kepada guru-guru secara individu maupun kelompok dalam
rangka perbaikan pengajaran dan perbaikan program kurikulum melalui proses
yang memerlukan intuisi, kreatifitas, kecerdikan, keterampilan yang dilakukan
oleh supervisor dalam kegiatan supervisi yang belum disepakati secara tertulis
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Ada berbagai macam pendekatan
supervisi dan dimensi dalam mengklasifikasikan guru, sehingga supervisor dapat
memilih pendekatan dalam melaksanakan supervisi. Contohnya pendekatan
direktif, non direktif, kolaboratif dan lain sebagainya.
Teknik supervisi pendidikan terbagi menjadi dua yaitu teknik individu dan
kelompok dimana teknik individu adalah teknik pelaksanaan supervisi yang
digunakan supervisor kepada pribadi – pribadi guru guna peningkatan kualitas
pengajaran disekolah sedangkan teknik kelompok adalah teknik supervisi yang
dilaksanakan dalam pembinaan guru secara bersama–sama oleh supervisor dengan
sejumlah guru dalam satu kelompok
Bab 7 Komunikasi Dalam Supervisi Pendidikan
Komunikasi dalam supervisi pendidikan sangat penting karena berperan
dalam mencapai tujuan supervisi yang efektif. Misalnya, memfasilitasi Pertukaran
Informasi: Komunikasi yang efektif antara supervisor dan pendidik
memungkinkan pertukaran informasi yang penting dan relevan terkait dengan
proses pengajaran dan pembelajaran.
Dalam supervisi pendidikan, terdapat beberapa bentuk komunikasi yang
umum terjadi antara supervisor dan pendidik, diantaranya : Komunikasi Tatap
Muka, Komunikasi Tertulis, Komunikasi Telepon atau Video Conference,
Observasi dan Umpan Balik, Komunikasi Online.
Dalam supervisi pendidikan, terdapat beberapa model komunikasi yang
dapat digunakan untuk memfasilitasi interaksi antara supervisor dan pendidik.
Berikut adalah beberapa model komunikasi yang umum digunakan dalam
supervisi pendidikan: Model Linear, Model Interaktif, Model Reflektif, Model
Transformasional, Model Kolaboratif.
Rintangan dalam komunikasi dapat berasal dari berbagai faktor, seperti
perbedaan persepsi, kurangnya keterampilan komunikasi, gangguan fisik atau
teknis, emosi yang tidak terkendali, dan bahasa yang tidak jelas atau ambigu.
Perbedaan persepsi dapat menghambat pemahaman karena setiap individu
memproses dan menginterpretasikan informasi berdasarkan latar belakang,
pengalaman, dan keyakinan pribadi mereka.
Untuk berkomunikasi secara efektif, penting untuk memperhatikan
beberapa aspek. Pertama, dengarkan dengan saksama dan aktif. Berikan perhatian
penuh kepada lawan bicara, tunjukkan minat dan respons yang jelas, dan hindari
gangguan atau pemikiran yang teralihkan. Kedua, jaga kejelasan pesan dengan
menggunakan bahasa yang sederhana, terstruktur, dan jelas. Hindari penggunaan
jargon atau istilah teknis yang mungkin tidak dipahami oleh lawan bicara. Ketiga,
perhatikan ekspresi tubuh dan bahasa tubuh Anda. Pastikan sikap tubuh, kontak
mata, dan ekspresi wajah Anda mendukung pesan yang Anda sampaikan. Terakhir,
berikan umpan balik secara konstruktif dan hormati.
Bab 8 Standar Pengawas Satuan Pendidikan
Pengawas atau supervisor satuan pendidikan/sekolah merupakan pejabat
yang berwenang melakukan pengawasan pada satuan pendidikan melalui usaha
memantau, menilai, memberi bimbingan dan pembinaan secara efektif dan efisien
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian,
orang yang bertanggung jawab terhadap perbaikan pengajaran, membantu guru-
guru dan anggota staf lainnya agar menjadi profesional, mampu meningkatkan
efektivitas kegiatan pembelajaran di sekolah adalah supervisor atau pengawas.
Kompetensi utama seorang supervisor atau pengawas terletak pada
kemampuan personalnya. Persyaratan untuk semua supervisor, yaitu kemampuan
teknikal, human, manajemen atau administratif. Ketiga kompetensi tersebut
disebut gabungan keterampilan (skill mix).
Menurut Makawimbang (2011), kompetensi-kompetensi yang harus
dimiliki oleh supervisor dapat juga disebutkan sebagai berikut:
1. Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang
tepat.
2. Mampu melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program
pendidikan sesuai dengan prosedur yang tepat.
3. Memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi.
4. Menyusun program supervisi pendidikan.
5. Melaksanakan program supervisi pendidikan.
6. Memanfaatkan hasil-hasil supervisi.
7. Melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi.
Secara umum tugas pokok pengawas sekolah/madrasah adalah
melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial (Sudjana:
2009). Pengawasan akademik adalah membina, memantau, dan menilai guru agar
dapat mempertinggi kualitas pembelajaran yang dilaksanakan.
Adapun, pengawasan manajerial adalah membina, memantau, manilai
kepala sekolah/madrasah dan seluruh tenaga kependidikan lainnya di sekolah/
madrasah agar dapat meningkatkan kualitas administrasi dan pengelolaan
sekolah/madrasah.
Jadi, setiap Pengawas Sekolah selain menyusun program pengawasan juga
harus melaksanakan program yang terdiri dari:
1. melaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah;
2. memantau pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan;
3. melaksanakan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah.
Bab 9 Program Pengawasan
Program pengawasan sekolah merupakan pedoman bagi pengawas sekolah
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Program pengawasan hendaknya
disusun selaras dengan visi, misi dan tujuan pendidikan di sekolah binaan.
Program yang disusun diarahkan pada layanan profesional pengawas sekolah
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Untuk mewujudkan hal
tersebut, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
program pengawasan sekolah, antara lain:
Kegiatan pengawasan sekolah dikembangkan atas dasar hasil pengawasan
pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengawasan sekolah harus
dilaksanakan secara berkesinam-bungan. Dalam hal ini diterapkan prinsip
peningkatan mutu berkelanjutan (continous quality improvement). Walaupun
terjadi pergantian pengawas, pengawas sekolah yang baru harus tetap
memperhatikan apa yang telah dilaksanakan serta dicapai oleh pengawas
sebelumnya.
Kegiatan pengawasan sekolah mengacu pada kebijakan pendidikan baik
itu kebijakan pendidikan yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional
(Depdikas) di tingkat pusat ataupun Dinas Pendidikan setempat (kabupaten/kota).
Program kegiatan pengawasan memuat prioritas pembinaan dengan target
pencapaiannya dalam jangka pendek (semester), jangka menengah (satu tahun),
dan jangka panjang (tiga sampai tahun). Sasasan prioritas jangka pendek
ditetapkan atas dasar persoalan/masalah yang dihadapi oleh setiap sekolah binaan.
Keragaman persoalan yang dihadapai akan membedakan sasaran prioritas
pengawasan pada setiap sekolah.
Program kerja pengawasan selalu diawali dengan penilaian kondisi awal
sekolah berkaitan dengan sumber daya pendidikan, program kerja sekolah, proses
bimbingan/pembelajaran, dan hasil belajar/bimbingan siswa. Pada tahap
selanjutnya dilakukan penilaian serta pembinaan berdasarkan hasil penilaian.
Pelaksanaan program pengawasan bersifat fleksibel namun tidak keluar
dari ketentuan tentang penilaian, pembinaan, dan pemantauan sekolah. Pengawas
sekolah memiliki wewenang dalam menetapkan, metode kerja, langkah-langkah,
dan indikator keberhasilan program pengawasan dengan memperhatikan kondisi
obyektif sekolah yang bersangkutan.
Bab 10 Evaluasi Penyusunan Supervisi Pendidikan
Evaluasi penyusunan supervisi pendidikan adalah proses sistematis yang
dilakukan untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas penyusunan program
supervisi pendidikan. Dengan melakukan evaluasi penyusunan supervisi
pendidikan, pihak terkait dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
program supervisi, serta memberikan rekomendasi perbaikan yang diperlukan
sebelum program tersebut diimplementasikan. Hal ini penting untuk memastikan
bahwa program supervisi pendidikan dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan
memberikan manfaat yang optimal bagi sistem pendidikan dan peserta didik.
Tujuan evaluasi penyusunan supervisi yang digambarkan melalui
keseluruhan program pendidikan ini dapat digunakan untuk melihat perubahan-
perubahan dan perbaikan di bidang anatara lain :
1. Pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam mencapai tujuan.
2. Perbaikan di bidang kurikulum.
3. Perbaikan praktik mengajar.
4. Perbaikan kualitas dan pendayagunaan materi pengajaran dan alat
bantu mengajar.
5. Perkembangan personal, dan profesional guru secara umum.
6. Perbaikan hubungan sekolah dengan masyarakat.
Adapun Langkah-langkah dalam Evaluasi Penyusunan Supervisi
Pendidikan yaitu: identifikasi kebutuhan, perumusan tujuan, perencanaan
program, implementasi program, pengumpulan data, analisis data, pelaporan dan
umpan balik.
Manfaat evaluasi supervisi pendidikan banyak sekali khususnya dalam
pelaksanaan supervisi pendidikan yang harus menyusun program supervisi
Pendidikan. Dengan pelaksanaan evaluasi supervise pendidikan ini dapat
memperoleh, informasi tentang kebutuhan-kebutuhan pada diri yang dinilai,
kemudian dapat dijadikan dasar merancang pengalaman-pengalaman untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
Bab 11 Konsep Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Dan Guru
Penilaian kinerja kepala sekolah adalah proses pengumpulan,
pengelolahan, analisis dan interprestasi data tentang kualitas pekerjaan kepala
sekolah dalam melaksanakan tugas pokok sebagai kepala sekolah. Sedangkan
Kinerja guru merupakan hal yang sangat penting untuk menilai dan
mengoreksi antara kemajuan dari guru beserta sekolah tersebut, dengan
demikian kinerja guru sangatlah diperlukan. penilaian kinerja guru dilakukan
oleh kepala sekolah melalui beberapa penilaian antara lain penilaan sikap,
profesional, pedagodik, sosial, dan empat kompetensi ini haruslah bisa dikuasai
oleh guru dimanapuan berada.
Pendekatan penilaian diantaranya penilaian berfokus pegawai, penilaian
berdasar perilaku, penilaian berdasar hasil yang dicapai, penilaian global.
Tujuan penilaian kinerja kepala sekolah yaitu memperoleh data tentang
pelaksanaan tugas pokok,fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah dalam
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial dan supervisi/pengawasan pada sekolah
yangdipimpinnya.
Aspek penilaian kinerja guru kelas/mata pelajaran dilakukan dengan
mengacu kepada dimensi tugas utama guru yang meliputi kegiatan merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai termasuk di dalamnya
menganalisis hasil penilaian dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian.
Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja kepala sekolah mencakup tiga dimensi
yakni komitmen terhadap tugas,pelaksanaan tugas, dan hasil kerja.
Proses penilaian kinerja meliputi tahapan perencanaan, tahap pelaksanaan,
tahap pemberian nilai, tahap persetujuan,dan tahap pelaporan.
1. Tahapan Perencanaan: Pada tahapan ini yang perlu diketahui adalah
kompetensi,keterampilan, dan perilaku apa yang diharapkan dari setiap
guru dan kepala sekolah yang dinilai.
2. Tahap Pelaksanaan : Pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah dapat
dilakukan sesuai dengan kebutuhan pengukuran komptensi di atas serta
mempertimbangkan instrumen yang sesuai dengan fokus penilaian.
3. Tahap Pemberian Nilai : Pada tahap ini penilai menetapkan nilai untuk
setiap indikator kinerja setiap dimensi tugas utama guru.
4. Tahap Persetujuan : Setelah melaksanakan penilaian, penilai wajib
memberitahukan kepada guru atau kepala sekolah yang dinilai tentang
hasil penilaian kinerja yang diperoleh berdasarkan bukti catatan untuk
setiap indikator.
5. Tahap Pelaporan : Setelah nilai penilaian kinerja guru atau kepala
sekolah diperoleh, penilai wajib melaporkan hasil penilaian kinerja guru
kepada Dinas Pendidikan. Laporan hasil penilaian kinerja guru dan
kepala sekolah dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan baik
untuk pengawas sekolah itu sendiri maupun bagi pihak-pihak lain yang
terkait dengan peningkatan mutu pendidikan.

Bab 12 Konsep Tentang Laporan Pengawas Sekolah


laporan pengawas sekolah adalah dokumen yang disusun oleh seorang
pengawas sekolah setelah melakukan kunjungan atau evaluasi terhadap suatu
sekolah. Laporan ini berisi analisis dan evaluasi tentang kualitas pengajaran,
manajemen sekolah, dan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan kegiatan
sekolah. Laporan pengawas sekolah bertujuan untuk memberikan umpan balik
kepada pihak sekolah tentang kekuatan dan kelemahan mereka, serta memberikan
rekomendasi untuk perbaikan dan pengembangan ke depan.
Adapun Fungsi laporan sebagai berikut:

a. Pertanggungjawaban dan pengawasan

b. Penyampaian informasi

c. Bahan pengambilan keputusan

d. Sebagai salah satu alat untuk membina kerja sama, saling

pengertian, dan koordinasi dengan bagian/unit lain.


e. Sebagai salah satu alat untuk memperluas ide dan tukar-menukar

pengalaman

Dengan mengadopsi sistematika laporan supervisi keterlaksanaan


kurikulum 2004, maka sistematika laporan pengawasan satuan pendidikan dapat
mengikuti sistematika sebagai berikut:

a. Kata pengantar

b. Abstrak

c. Daftar isi

d. Daftar bagan

e. Daftar table

f. Daftar lampiran

g. BAB I Pendahuluan

1) Latar belakang atauu dasar pemikiran penyusunan laporan

2) Dasar hukum

3) Tujuan

4) Sasaran
5) yang diharapkan

h. BAB II Metodologi supervisi

i. BAB III Pengelolaan kegiatan supervisi

j. BAB IV Penilaian supervisi

k. BAB V Hasil supervisi

l. BAB VI Kesimpulan dan tindak lanjut

Anda mungkin juga menyukai