Anda di halaman 1dari 13

BAB II: KONSEP SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik oleh Amalia 18.04.06506


B. Supervisi Manajerial
1. Konsep Supervisi Manajerial oleh Amalia 18.04.06506
2. Tujuan Supervisi Manejerial oleh Hairunnisa
3. Prinsip-prinsip Supervisi Manajerial oleh Rudi
4. Teknik Supervisi Manajerial oleh Aulia Rahmawati
C. Supervisi Akademik
1. Konsep Supervisi Akademik oleh Rahmat Sahri Ramadhan
2. Tujuan Supervisi Akademik oleh Juraidah
3. Prinsip-prinsip Supervisi Akadenik oleh Annisa Rahmah
4. Teknik Supervisi Akademik oleh Salihin
D. Jenis-jenis Supervisi Pendidikan Oleh Erma Rahmiati
BAB II: KONSEP SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik


Istilah supervisi merupakan hal yang sering kita dengar, khususnya dalam dunia
pendidikan. Secara etimologi supervisi berasal dari bahasa Inggris “supervision” yang
memiliki arti pengawasan, pengurusan, penjagaan, pimpinan, pengelolaan, pembinaan.
Sedangkan secara terminologi, menurut M. Ngalim Purwanto supervisi adalah aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.1
Dalam pelaksanaanya orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor
atau subjek supervisi, sedangkan orang yang di supervisi disebut objek supervisi meliputi
kepala sekolah, guru atau pegawai tenaga kependidikan lainnya. Pembinaan dalam
pelaksanaan supervisi ini mengacu pada usaha yang bersifat manusiawi serta tidak
otoriter, yakni membantu memperbaiki situasi bekerja atau mengajar objek supervisi
secara disiplin, tanggung jawab, dan memenuhi akuntabilitas.2
Menurut Cowell dkk, supervisi terbagi menjadi dua macam yaitu supervisi
administratif dikenal sebagai supervisi manajerial dan supervisi profesional dikenal
sebagai supervisi akademik. Supervisi administratif berhubungan dengan organisasi
sekolah, sarana, perlengkapan, penyimpanan dokumen, penjadwalan pelaporan, kesehatan
dan keamanan, serta semua aspek lain dari kerja rutin sekolah yang membantu agar
sekolah dapat berjalan lancar dan produktif. Sedangkan supervisi profesional menyangkut
cara membantu guru dalam pekerjaannya sehari-hari dan meningkatkan keterampilan
serta kemampuan profesional mereka.3
B. Supervisi Manajerial
1. Konsep Supervisi Manajerial
Sebagaimana penjelasan pada poin A, supervisi manajerial merupakan istilah
lain dari supervisi administratif. Sehingga dalam konsepnya supervisi manajerial ini
dilakukan oleh pengawas sekolah. Menurut Ketut Jelantik supervisi manajerial
meliputi kegiatan pembinaan, pemantauan, penilaian, serta pembimbingan dan
pelatihan profesional oleh pengawas sekolah kepada kepada sekolah dan tenaga
1
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), Cet. 21, hlm. 76.
2
Tri Joko Raharjo, Supervisi Pendidikan “Menjadi Supervisor yang Ideal”, (Semarang: UNNES Press,
2021), hlm 1-2.
3
Sugi, Supervisi Kepala Sekolah (Teori dan Implementasi), (Semarang: CV. Asna Pustaka, 2020), hlm.
4.
kependidikan lain pada aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang terkait
langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah dalam mendukung
terlaksananya proses pembelajaran.4 Oleh sebab itu, supervisi manajerial ini sangat
diperlukan agar rutinitas sekolah yang berhubungan langsung dengan bidang
administrasi dapat berjalan dengan lancar dan produktif.
Selanjutnya, Ketut Jelantik juga memberikan penjelasan lebih mendalam perihal
setiap kegiatan yang dilakukan pengawas sekolah dalam pelaksanan supervisi
manajerial, yaitu sebagai berikut:
1. Pembinaan
Pembinaan merupakan bantuan profesional yang diberikan pengawas sekolah
kepada kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensinya. Indikator
keberhasilan pembinaan pada pengawasan manajerial adalah meningkatkan
kompetensi kepala sekolah dan Tendik dalam: (a) kompetensi kepribadian dan
sosial; (b) kepemimpinan pembelajaran; (c) pengembangan sekolah meliputi
sistem informasi manajemen (SIM) serta evaluasi diri sekolah (EDS) dan
mereflekasikan hasil-hasilnya dalam upaya penjaminan mutu pendidikan; (d)
manajemen sumber daya meliputi pengelolaan progam induksi guru pemula
(PGIP), pengelolaan PK guru dan tenaga kependidikan, pengelolaan PKB, dan
pengelolaan kurikulum; serta (e) kewirausahaan dan supervisi.5
2. Pemantauan
Kegiatan pemantauan bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan dan/atau
kesesuaian SNP dalam penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan dan
menemukan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan progam khususnya yang
berkaitan dengan 8 standar nasional pendidikan. Kegiatan pemantauan ditujukan
kepada kepala sekolah yang menjadi tanggung jawab pengawas sekolah sesuai
dengan Surat Keputusan tugas yang diterima oleh pengawas sekolah.6
3. Penilaian
Kegiatan penilaian kepengawasan manajerial adalah aktivitas untuk melaksanakan
penilaian kinerja guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Selain itu

4
A.A Ketut Jelantik, Mengenal Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Sekolah Sebuah Gagasan, Menuju
Perbaikan Kualitas Secara Berkelanjutan (Countinous Quality Improvement), (Sleman: DEE Publish, 2018),
hlm. 16.
5
Ibid. hlm 17-18.
6
Ibid.
pengawas sekolah juga memverifikasi hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan
oleh kepala sekolah.7
4. Pembimbingan dan pelatihan
Dalam meningkatakan pengetahuan dan keterampilan kepala sekolah dan Tendik,
khususnya untuk keterlaksanaan dan pemenuhan 8 standar nasional pendidikan
maka kepala sekolah perlu melakukan pembimbingan dan pelatihan profesional
kepala sekolah dan Tendik. Progam ini dilakukan dengan dua model yaitu melalui
Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) atau melalui Musyawarah Kerja Kepala
Sekolah (MKKS), serta kegiaan pembimbingan dan pelatihan penyusunan progam
kerja sekolah, pelaksanaan progam kerja sekolah, pengawasan dan evaluasi,
kepemimpinan sekolah serta sistem informasi manajemen.8
2. Tujuan Supervisi Manejerial
Supervisi manejerial adalah supervisi yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah
yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan mutu di sekolah dengan cara
memperbaiki manajemen sekolah terkhusus pada bidang administratif yang meliputi
manajemen kurikulum dan pembelajaran, kesiswaan, kepegawaian, sarana dan
prasarana, keuangan, humas, persuratan dan pengarsipan serta tenaga kependidikan
dan pegawai sekolah. Bukan hanya itu, pengawasan disini juga meliputi perangkat-
perangkat pembelajaran dan administrasi pembelajaran. Pengawasan ini dilakukan
dengan cara memberikan arahan-arahan serta bimbingan dan masukan yang baik
tentang cara mendidik yang baik serta profesional dalam melaksanakan tugas yang
mendukung terlaksananya proses pembelajaran. Pengawasan juga dilakukan untuk
membangun motivasi agar lebih giat bekerja, dan menanamkan disiplin pada guru
untuk kemudian diterapkan dalam mendisisplinkan anak didik.9
3. Prinsip-prinsip Supervisi Manajerial
Pada dasarnya Prinsip-prinsip Supervisi Manajerial didasarkan pada kebutuhan
pemerintah dalam pemenuhan standar nasional pendidikan, sehingga nantinya sekolah
bisa menghasilkan lulusan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Secara umum,
prinsip supervisi adalah sebagai berikut:

7
Ibid. hlm 20.
8
Ibid. hlm 23-24.
9
Syarwan Joni, dkk, Pelaksanaan Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah Pada Sekolah Menengah Atas
Swasta Di Kota Banda Aceh, (Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Vol. 4 No.
1, 2016), Hlm. 149.
a. Pengawas harus menjauhkan diri dari sifat otoriter, di mana ia bertindak sebagai
atasan dan kepala sekolah/guru sebagai bawahan. Supervisi harus mampu
menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis.
b. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat terbuka,
kesetiakawanan, dan informal.
c. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas
bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan.
d. Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi. Titik tekan supervisi yang demokratis adalah aktif dan kooperatif.
e. Program supervisi harus integral. Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat
bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan.
f. Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus mencakup keseluruhan
aspek, karena hakikatnya suatu aspek pasti terkait dengan aspek lainnya.
g. Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah sekali-kali untuk mencari
kesalahan-kesalahan guru.
h. Supervisi harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi,
keberhasilan program supervisi harus obyektif. Obyektivitas dalam penyusunan
program berarti bahwa program supervise itu harus disusun berdasarkan
persoalan dan kebutuhan nyata yang dihadapi sekolah.10
4. Teknik Supervisi Manajerial
Teknik yang biasa digunakan dalam supervisi manajerial terhadap kepala
madrasah dan tenaga kependidikan yang menjadi binaannya. Tiap teknik tersebut
dilaksanakan secara sistematis dan sementara melihat situasi dan kondisi yang terjadi
pada madrasah yang akan dibina. Tehnik yang digunakan dalam supervisi manajerial
adalah (a) monitoring dan evaluasi; (b) refleksi dan focused group discussion; (c)
metode delphi, dan (d) workshop.
a. Monitoring dan evaluasi
Monitoring adalah kegiatan yang dilakukan agar menemukan kesulitan-kesulitan
yang harus diatasi dalam proses pelaksanaan program. Kegiatan evaluasi berguna
untuk mengetahui sejauh mana kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah
atau sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu.

10
Mulyadi, Mengenal Supervisi Manajerial Dalam Lembaga Pendidikan, (Jurnal Fikroh, Vol. 9 No. 2,
2016), hlm. 116.
b. Refleksi dan Focused group discussion
Setelah melakukan monitoring dan mendapat kesulitan maka Secara bersama-sama
pihak sekolah dapat melakukan refleksi terhadap data yang ada, dan menemukan
sendiri faktor-faktor penghambat serta pendukung yang selama ini mereka rasakan.
c. Metode Delphi
Metode Delphi adalah suatu proses mencari dan mengumpulkan pendapat dan
dilakukan untun mencari solusi. Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas
kepada kepala sekolah ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan
banyak pihak.
d. Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk membagikan pengetahuan
sekaligus memberikan pengajaran atau pelatihan.11
C. Supervisi Akademik
1. Konsep Supervisi Akademik
Supervisi Akademik adalah kegiatan yang mana membantu guru dalam
mengembangkan potensi atau kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran
dikelas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Glickman supervisi akademik
adalah serangkaian kegiatan atau proses membantu guru untuk mengembangkan
kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran demi tujuan pembelajaran.
Selain itu, Daresh juga mengemukakan bahwa supervisi akademik merupakan upaya
membantu guru-guru atau tenaga kependidikan lainnya untuk mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.12
Dengan demikian, supervisi akademik bukan hanya menilai kerja guru dalam
mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru dalam mengembangkan
potensi atau kemampuannya dalam proses pembelajaran untuk mencapai guru yang
profesionalisme. Ada tiga konsep pokok dalam pengertian supervisi akademik yaitu:
a. Supervisi akademik harus mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru
secara langsung dalam mengelola proses pembelajaran.
b. Perilaku supervisor harus secara official untuk membantu guru dalam
mengembangkan kemampuannya dalam proses pembelajaran, sehingga waktu
mulai dan berakhir jelas dalam program pengembangan tersebut.

11
Wahyu Hidayat. Strategi Pelaksanaan Supervisi Manajerial Dalam Meningkatkan Kinerja Kepala
Madrasah Tsanawiyah, ( Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Vol. 13, No. 01, 2019 ), hlm. 174
12
Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Supervisi Pendidikan (Yogyakarta: Gava Media, 2011), hal, 84.
c. Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru-guru semakin memperhatikan
fasilitas proses belajar bagi siswa-siswanya.13
5. Tujuan Supervisi Akademik
Sebelum masuk ke tujuan terlebih dahulu kita fahami mengenai konsep kegiatan
supervisi itu seperti apa. Kegiatan supervisi ini merupakan kegiatan yang mana
terdapat adanya usaha membimbing, membina, menstimulasi, mengkoordinasi secara
terus-menerus terhadap pertumbuhan yang ada di sekolahan tertentu baik itu dari segi
kegiatan pembelajaran, situasi peserta didik, pengelolaan kepala sekolah, administrasi,
dan lain-lain yang mana di sini memiliki target untuk menjadi yang lebih baik, lebih
maju, dan lebih berkualitas.
Tujuan dari supervisi akademik ini ialah untuk merubah dan mengembangkan
suasana pada saat kegiatan belajar-mengajar yang mana sebelum adanya kegiatan
supervisi ini dirasa kurang maksimal kurang menarik bagi peserta didik, kemudian
setelah diadakannya kegiatan supervisi ini terutama supervisi akademik yang
menyangkut tentang kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh seorang pendidik
bisa teratasi kembali.
Setelah tau di mana letak dari kesalahan-kesalahan misal dalam cara seorang
pendidik dalam menyampaikan suatu materi pembelajarannya yang begitu monoton
tidak bisa memvariasikan sehingga peserta didik tidak begitu memperhatikannya.
Supervisi akademik juga bertujuan untuk mendorong seorang guru agar mampu
mengembangkan kemampuannya karena setiap pendidik itu pasti mempunyai
kemampuannya masing-masing dalam bidang tertentu dalam hal mengajar,
mendorong guru untuk bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya sebagai
pendidik walaupun pasti di dalam kegiatan mendidik murid itu pasti menemui kendala
atau masalah-masalah tertentu yang dijumpai di lapangan.
Oleh karena itu, seorang guru juga harus mampu dan ahli dalam teknik maupun
pendekatan yang mana bisa digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang
ditemui ketika saat melakukan kegiatan belajar-mengajar. 14

13
Jamal ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah (Yogyakarta: Diva Pres, 2012), hal
95-96.
Syukri, Cut Zahri Harun, Nasir Usman, Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah Untuk
14

Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar Pada Gugus 1 UPTD Dewantara Aceh Utara, (Jurnal Administrasi
Pendidikan, Vol. 3, No. 2, Mei 2015), hlm. 81.
6. Prinsip-prinsip Supervisi Akadenik
Supervisi berarti mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh guru sebagai
pengajar dan pendidik. Supervisi meningkatkan situasi kegiatan belajar mengajar
secara total. Kepala sekolah harus mengikuti prinsip supervisi yang benar yaitu:
a. Tujuan supervisi untuk membantu, mendorong, dan membimbing bukan untuk
mengkritik;
b. Ini harus dilakukan dalam semangat kerjasama antara guru dan kepala sekolah;
c. Kegiatan supervisi ini harus dilakukan secara teratur dan efektif;
d. Partialitas dan prasangka dalam supervisi;
e. Kriteria penilaian harus diketahui guru.15
Supervisi saat proses pembelajaran di kelas merupakan proses yang sangat
penting dalam supervisi. Kelas adalah jantung dari situasi kegiatan belajar dan
mengajar. Apabila prinsip-prinsip dalam supervisi telah tertata sedemikian rupa dan
dalam kenyataannya dilapangan benar-benar diperpegangi, maka pastilah semua
tujuan yang akan dicapai dalam supervisi akademik akan tercapai secara maksimal.
Dan tentunya kegiatan ini dapat dicapai karena adanya kerjasama yang baik antar
kepala sekolah dan guru yang disupervisi. Kepala sekolah berdiskusi dengan guru
mengenai masalah yang dihadapi guru pada proses perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran.
Dan juga supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah merupakan usaha
untuk memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulusi, menyeleksi pertumbuhan
jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pembelajaran,
bahan pengajaran, metode, evaluasi dan penilaian pengajaran.
Supervisi akademik ini ini juga dapat membantu seorang guru untuk
mempelajari dan memahami tugas dan perannya sebagai seorang pendidik. Dan
tentunya ini semua tidak lepas dengan berpegangkan pada prinsip-prinsip yang telah
di paparkan di pembahasan sebelumnya.
7. Teknik Supervisi Akademik
a. Teknik-Teknik Supervisi yang Bersifat Kelompok
Teknik supervise yang bersifat kelompok ini adalah bertujuan untuk
membantu guru dalam meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara

15
Samsuadi, S, Pengaruh Supervisi Akademik Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Disiplin
Kerja Guru, Jurnal Akuntabilitas manajemen Pendidikan,Volume 7, no. 1, April 2019, h.67
kelompok, perorangan, secara langsung/tatap muka maupun secara tidak
langsung/melalui media. Berikut ini adalah teknik-teknik yang bersifat kelompok :
1) Rapat Guru, adalah dikumpulkannya seluruh guru untuk diadakan rapat yang
mana dipimpin oleh supervisor. Rapat ini bertujuan untuk menghasilkan guru
yang baik jika direncanakan dengan baik.
2) Pertemuan Orientasi, adalah bertujuan untuk meningkatkan kualitas
profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pengajaran. Hal ini akan
dijelaskan oleh supervisor tentang hal-hal penting yang perlu dilakukan oleh
guru professional.
3) Studi Kelompok Antar Guru, guru-guru mata pelajaran berkumpul bersama
untuk membahas tentang sejumlah bahan ajar.
4) Diskusi Sebagai Pertukaran dan Pikiran atau Pendapat, diskusi ini merupakan
pertukaran pikiran atau pendapat dalam suatu percakapan antara 2 atau lebih.
5) Worksohop (Lokakarya), adalah kegiatan supervisi dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan oleh guru-guru yang membahas tentang permasalahan yang
sama serta ingin memecahkan permasalahaan ini yang bersangkutan tentang
peserta didik.
6) Tukar Menukar Pengalaman, adalah guru dimana saling memberi dan
menerima serta saling belajar satu dengan yang lainnya.
7) Diskusi Panel, adalah diskusi percakapan tingkat tinggi yang mana dipimpin
oleh sejumlah para ahli.
8) Seminar, adalah ini dapat dilakukan bersama guru-guru binaannya agar
menghasilkan rumusan bersama yang dapat menjadi acuan bagi para pendidik.
9) Simposium, adalah pertemuan yang mana untuk membahas suatu topik-topik
yang berkaitan dengan problematika mengajar.
b. Teknik-Teknik Supervisi yang Bersifat Individual
1) Kunjungan Kelas, adalah dimana supervisor untuk memperoleh data tentang
keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan keterampilan guru mengajar.
2) Observasi Kelas, adalah kegiatan yang dilakukan supervisor untuk mengamati
guru yang sedang mengajar di kelas.
3) Intervisitas, adalah kunjungan antara sekolah kesekolah lain untuk saling
bertukar pikiran dan pengalaman sesame guru atau sesame kepala sekolah
dalm usaha perkembangan proses belajar mengajar.
4) Menilai Diri Sendiri, adalah guru minta nilai kepada siswa/I maupun guru
yang lain untuk menilai dirinya saat proses belajar mengajar.
5) Demonstrasi Mengajar, adalah suatu upaya supervisor membantu guru yang
disupervisi bagaimana cara mengajar yang baik.
6) Buletin Supervisi, adalah suatu intruksi dari supervisor kepada guru-guru
untuk melaksanakan tugas mereka mengenai program pendidikan yang harus
segera disikapi dan direalisasikan dalam pengajaran disekolah.
D. Jenis-jenis Supervisi Pendidikan
Suhardan menyatakan menurut objek yang disupervisi ada 3 (tiga) jenis supervisi,
yaitu:
1. Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah supervisi yang menitik beratkan pengamatan
supervisor pada masalah akademik, yakni hal-hal yang langsung berada dalam
lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses
pembelajaran.16 Supervisi ini bertujuan untuk memberdayakan guru dalam
melaksanakan tanggung jawab sebagai tenaga profesional yang membelajarkan
peserta didik.
Supervisi akademik merupakan salah satu fungsi mendasar (essential function)
dalam keseluruhan program sekolah. Adapaun tujuan dari supervisi akademik itu
sendiri adalah: (1) membantu guru mengembangkan kompetensinya, (2)
mengembangkan kurikulum, (3) mengembangkan kelompok kerja guru, dan
membimbing penelitian tindakan kelas.17 Hasil supervisi akademik diharapkan dapat
berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.
2. Supervisi Administrasi
Supervisi administrasi adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan
supervisor pada aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dengan
pelancar terlaksananya pembelajaran.18 Dapat berupa kurikulum sekolah, penentuan
guru pengampu mata pelajaran, penyusunan jadwal pelajaran, laporan nilai siswa,
presensi kehadiran guru dan siswa, dan lain sebagainya.
3. Supervisi Lembaga

16
Dadang Suhardan, Supervisi Profesional, Bandung : Alfabeta,2010, h.47
17
Herawati, Murniati , Yusrizal, Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Pada SMP 1 Lhoknga
Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah
Kuala, Volume 3, No. 2, Mei 2015, h.61
18
Suhardan, Loc.Cit
Supervisi lembaga adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan
supervisor pada aspek yang berada di sentral madrasah. Jika supervisi akademik
dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran, maka supervisi lembaga
dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik madrasah atau kinerja madrasah. 19
Supervisi lembaga ini berorientasi pada pembinaan aspek organisasi dan manajemen
sekolah yang meliputi semua aspek.

19
Ibid.
DAFTAR REFERENSI

Asmani, Jamal ma’mur. Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah. Yogyakarta. Diva Pres.
2012.

Herawati. Dkk. Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Pada SMP 1 Lhoknga
Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Volume 3. No. 2. Mei 2015.

Hidayat, Wahyu. Strategi Pelaksanaan Supervisi Manajerial Dalam Meningkatkan Kinerja


Kepala Madrasah Tsanawiyah. Jurnal Pendidikan Universitas Garut. Vol. 13. No.
01. 2019 .

Jelantik, A.A Ketut. Mengenal Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Sekolah Sebuah
Gagasan, Menuju Perbaikan Kualitas Secara Berkelanjutan (Countinous Quality
Improvement). Sleman. DEE Publish. 2018.

Joni, Syarwan. Dkk. Pelaksanaan Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah Pada Sekolah
Menengah Atas Swasta Di Kota Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Vol. 4 No. 1. 2016.

Mulyadi. Mengenal Supervisi Manajerial Dalam Lembaga Pendidikan. Jurnal Fikroh. Vol.
9 No. 2. 2016.

Prasojo, Lantip Diat & Sudiyono. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta. Gava Media. 2011.

Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung. PT Remaja


Rosdakarya. 2010.

Raharjo, Tri Joko. Supervisi Pendidikan “Menjadi Supervisor yang Ideal”. Semarang.
UNNES Press. 2021.

S., Samsuadi. Pengaruh Supervisi Akademik Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap
Disiplin Kerja Guru, Jurnal Akuntabilitas manajemen Pendidikan. Volume 7. No.
1. April 2019
Sugi. Supervisi Kepala Sekolah (Teori dan Implementasi). Semarang. CV. Asna Pustaka.
2020.

Syukri. Dkk. Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan
Kinerja Guru Sekolah Dasar Pada Gugus 1 UPTD Dewantara Aceh Utara. Jurnal
Administrasi Pendidikan. Vol. 3. No. 2. Mei 2015.

Anda mungkin juga menyukai