Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN

KONSUMEN

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Individu


Mata Kuliah: Hukum Perlindungan Konsumen

Dosen Pengampu: DR. MA’RUF AKIB, S.H., M.H., M.Kes., M.Kn.

Disusun Oleh : Aksan Jaya (21909150)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Segla puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Tinjauan Umum Hukum Perlindungan Konsumen”.
Selain itu, salawat serta salam juga saya panjatkan semoga senantiasa tercurah
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat, dan
pengikut beliau hingga akhir jaman
Pada makalah ini saya akan memaparkan tentang pengertian hukum
perlindungan konsumen, asas dan tujuan perlindungan konsumen, hak dan
kedudukan konsumen, serta sumber hukum perlindungan konsumen.
Saya menyadari makalah ini masih memiliki kekurangan, baik dari segi
penulisan maupun materi. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Kemudian saya juga berharap,
dengan segala kelebihan dan kekurangan penyajian, makalah ini tetap bisa
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Kendari, 26 Mei 2021

Aksan Jaya

ii
DAFTAR ISI

hlm
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen................................................3
B. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen...................................................4
C. Hak Konsumen..............................................................................................5
D. Sumber Hukum Perlindungan Konsumen.....................................................7
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perhatian terhadap perlindungan konsumen terutama di Amerika Serikat
(1960 an – 1970 an) mengalami perkembangan yang sangat signifikan dan
menjadi objek kajian di bidang ekonomi, sosial, politik dan hukum.banyak
buku dan artikel ditulis berkenaan dengan ini dan bahkan berhasil
diundangkan sebagai peraturan dan dijatuhkan putusan-putusan hakim yang
memperkuat kedudukan konsumen.
Di Indonesia gerakan perlindungan konsumen menggema serupa di
Amerika Serikat. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI yang
secara popular dipandang sebagai perintis advokasi konsumen di Indonesia
berdiri 11 Mei 1973. Sekalipun demikian tidak berarti sebelum ada YLKI
perhatian terhadap konsumen sama sekali terabaikan.
Dilihat dari kualitas dan materi muatan produk hukum itu dibandingkan
dengan keadaan di negara-negara maju terutama AS, kondisi di Indonesia
masih jauh dari menggembirakan. Meskipun demikian, keberadaan peraturan
hukum bukan satu-satunya ukuran untuk menilai keberhasilan gerakan
perlindungan konsumen.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka saya merumuskan beberapa pokok
bahasan yang akan diuraikan pada makalah ini, sebagai berikut:
1. Apa pengertian hukum perlindungan konsumen?
2. Bagaimana asas dan tujuan perlindungan konsumen?
3. Bagaimana hak seorang konsumen?
4. Apa saja sumber hukum perlindungan konsumen?

1
C. Tujuan Penulisan
Selain sebagai bentuk pemenuhan tugas individu, makalah ini disusun
dengan tujuab sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian hukum perlindungan konsumen.
2. Mengkaji tentang asas dan tujuan perlindungan konsumen.
3. Mengkaji tentang hak dan kedudukan konsumen.
4. Mempelajari tentang sumber hukum perlindungan konsumen.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen


Konsumen berasal dari bahasa asing (Belanda - Inggris), consumen dan
consumer yang arti harfiahnya adalah pembeli. Pengertian lain dari konsumen
sangat luas ,beragam dan sangat terkait erat dengan tujuan seseorang membeli
suatu produk sebagai pengguna, yang diterjemahan dari kata user dari kata
bahasa inggris. Pengertian dari konsumen adalah pemakai, pemirsa, dan masih
banyak lagi.1
Hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas –asas dan kaidah
yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalah
penyediaan dan penggunaan produk konsumen antara penyedia dan
penggunaanya daam bermasyarakat.
Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, hukum konsumen adalah
keseluruhan asas- asas dan kaidah – kaidah yang mengatur hubungan dan
masalah penyediaan dan penggunaan produk barang dan/atau jasa, antara
penyedia dan penggunaannya, dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan
batasan berikutnya adalah batasan hukum perlindungan konsumen, sebagai
bagian khusus dari hukum konsumen, dan dengan penggambaran masalah
yang terlah diberikan dimuka, adalah “keseluruhan asas- asas dan kaidah –
kaidah yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan
masalah penyediaan dan penggunaan produk konsumen antara penyedia dan
penggunaannya, dalam kehidupan bermasyarakat”.
Jadi pada umumnya, hukum umum yang berlaku dapat pula merupakan
hukum konsumen, sedang bagian – bagian tertentunya yang mengandung sifat
–sifat membatasai, mengatur syarat – syarat tertentu prilaku kegiatan usaha
dan atau melindungi kepentingan konsumen, merupakan hukum perlindungan
konsumen. Kegiatan perlindungan konsumen, seperti halnya juga pengaturan

1
H. Mulyadi Nasusastro, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan, (Bandung:
Alfabeta, 2012), hlm. 24.

3
perilaku persaingan tidak wajar, monopoli atau oligopoli dari pengusaha,
diakui berfungsi sebagai dorongan efisiensi dalam kegiatan usaha dan
kesejahteraan masyarakat. Karena itu seharusya upaya perlindungan
konsumen mendapat porsi yang seimbang dengan perlindungan pada
pengusaha yang jujur dan beritikad baik serta pencegaham berbagai perilaku
kegiatan usaha yang menimbulkan dampak negatif terhadap kesejahteraan
masyarakat.2

D. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen


Dalam pasal 2 Undang-Undang Perlindungan Konsumen asas perlindungan
konsumen menyatakan, Perlindungan Konsumen berasaskan manfaat,
keadilan, keseimbangan, keamanan dan keslematan konsumen serta kepastian
hukum. Penjelasan pasal 2 Undang-Undang ini menguraikan, perlindungan
konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan 5 (lima) asas
yang relevan dalam pembangunan nasional yaitu3:
1. Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya
dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha
secara keseluruhan.
2. Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat
diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatannkepada
konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan
kewajibannya secara adil.
3. Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbanagan
antara kepentingan konsumen,pelaku usaha dan pemerintah dalam arti
materiil ataupun spritual.
4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk
memberikan jaminan atas kemanan dan keselamatan kepada konsumen

2
Kurniawan, Hukum Perlindungan Konsumen: Problematika Kedudukan dan Kekuatan
Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), Universitas Brawijaya Press, 2011,
hlm.42.
3
M. Sadar dkk, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Akademia, 2011), hlm. 19.

4
dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
dikonsumsi atau digunakan.
5. Asas kepastian hukum dimaksuskan agar baik pelaku usaha maupun
konsumen menaati dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan
perlindungan konsumen,serta negara menjamin kepastian hukum.
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
konsumen menegemukakan, Perlindungan konsumen bertujuan4:
1. Meningkatkan kesadaran,kemampuan dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri.
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara
menghindarkannya dari akses negatif pemakaian barang dan/atau jasa.
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan
menuntut hak-haknya sebagai konsumen.
4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan kerterbukaan informasi serta akses untuk
mendapatkan informasi.
5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya
perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan
bertanggung jawab dalam berusaha.
6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang meenjamin
kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,
kenyamanan, kemanan dan keselamatan konsumen.

E. Hak Konsumen
Konsumen sebagai pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat memiliki hak-hak yang dilindungi oleh undang-undang. Secara
umum dikenal ada 4 (empat) hak dasar konsumen, yaitu:
1. Hak untuk mendapatkan keamanan (the right safety).
2. Hak untuk mendapatkan informasi (the right to be informed).
3. Hak untuk memilih (the right to choose).
4
Eli Wuria, Penjelasan Pasal 2,Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen

5
4. Hak untuk didengar (the right to heard).
Empat hal dasar ini diakui secara Internasional, dalam perkembangannya
organisasi-organisasi konsumen yang tergabung dalam The International
Organization of Consumer Union (IOCU) menambahkan beberapa hak, seperti
hak mendapatkan pendidikan konsumen, hak mendapatkan ganti kerugian dan
hak mendapatkan lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat.
Dalam pasal 4 UUPK 1999, disebutkan bahwa hak konsumen sebagai
berikut:
1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi
barang dan/ atau jasa.
2. Hak untuk memilih barang dan/ atau jasa serta mendapatkan barang dan/
atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/ atau jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/jasa yang
digunakan.
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut.
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/ atau penggantian,
apabila barang dan/ atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana mestinya.
9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.
Dari sembilan butir hak konsumen yang diberikan di atas, terlihat bahwa
masalah kenyamanan, keamanan, keselamatan konsumen merupakan hal yang
paling pokok dan utama dalam hukum perlindungan konsumen. Beragamnya
pilihan barang dan/ atau jasa yang beredar di masyarakat memungkinkan

6
konsumen untuk memilih barang dan/ atau jasa yang sesuai dengan
kebutuhannya serta memilih barang dan/ atau jasa sesuai dengan nilai tukar
dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.Demi terlaksanakanya haknya
tersebut, konsumen berhak mendapatkan informasi yang akurat tentang barang
dan/ atau jasa yang digunakannya. Selanjutnya, apabila terjadi sengketa,
konsumen berhak untuk mendapatkan bantuan hukum, perlindungan dan
upayapenyelesaian sengketa konsumen secara patut, sehingga hak-hak
konsumen sebagai pemakai barang dan atau jasa dapat ditegakkan.5

F. Sumber Hukum Perlindungan Konsumen


1. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Sejak tanggal 20 April 1999 Indonesia telah memiliki peraturan
perundang-undangan yang secara khusus mengatur mengenai perlindungan
konsumen, yakni Undang-Undang No. 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen (UUPK). UUPK mulai berlaku efektif sejak tanggal 20 April
2010. UUPK merupakan undang-undang payung yang memayungi dan
mengintegrasikan peraturan perundang-undanganyang berkaitan dengan
perlindungan konsumen di Indonesia.
Secara garis besarnya, UUPK mengatur hal-hal sebagai berikut:
a. Ketentuan Umum, memuat pengertian-pengertian tentang istilah yang
dipakai dalam UUPK, antara lain pengertian mengenai perlindungan
konsumen, konsumen, pelaku usaha, barang dan jasa, promosi,
Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat, Klausula
Baku, Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, dll.
b. Asas dan Tujuan, memuat asas-asas perlindungan konsumen dan tujuan
perlindungan konsumen.
c. Hak dan Kewajiban, memuat hak dan kewajiban yang dimiliki oleh
konsumen maupun pelaku usaha.
d. Perbuatan yang Dilarang Bagi Pelaku Usaha, memuat sejumlah
perbuatan-perbuatan yang dilarang untuk dilakukan oleh pelaku usaha,

5
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, (Jakarta: Grasindo, 2002), hlm.20.

7
yang berkaitan dengan kegiatan produksi, memasarkan, promosi atau
iklan, penjualan dengan obral, dll.
e. Ketentuan Pencantuman Klasula Baku, memuat ketentuan-ketentuan
mengenai larangan pencantumanklasula baku.
f. Tanggung Jawab Pelaku Usaha, memuat aturan-aturan tentang
tanggung jawab pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya,
baik tanggung jawab secara privat maupun publik.
g. Pembinaan dan Pengawasan, memuat ketentuan-ketentuan tentang
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan dalam perlindungan
konsumen.
h. Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), memuat ketentuan
tentang fungsi, tugas, organisasi dan keanggotaan BPKN.
i. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM),
memuat tentang tugas dan fungsi LPKSM. Penyelesaian Sengketa
Memuat ketentuan-ketentuan tentang penyelesaian sengketa konsumen,
baik di pengadilan maupun di luar pengadilan.
j. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), memuat tentang
fungsi, tugas dan kewenangan BPSK.
k. Penyidikan, memuat tentang ketentuan penyidikan perkara konsumen
yang diduga memenuhi unsur-unsur pidana.
l. Sanksi, memuat ketentuan-ketentuan tentang jenis sanksi, meliputi
sanksi administratif maupun sanksi pidana.
m. Ketentuan Peralihan, memuat ketentuan tentang ketentuan peralihan
berkaitan dengan pemberlakuan UUPK.
n. Ketentuan Penutup, memuat tentang mulainya berlakunya UUPK.
2. Hukum Perlindungan Konsumen dalam Hukum Perdata
Hukum perlindungan konsumen dalam hukum perdata yakni dalam
pengertian hukum perdata dalam arti luas, yakni hukum perdata yang
terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata),
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUH Dagang), serta Peraturan
Perundang-Undangan Nasional yang tergolong dalam hukum privat. KUH

8
Perdata walaupun tidak secara khusus mengatur menyebutkan istilah
konsumen, tetapi ketentuan-ketentuan dalam KUH Perdata juga mengatur
masalah hubungan antara pelaku usaha. Salah satu aspek hukum privat
yang terdapat dalam Buku III KUH Perdata tentang Perikatan, yakni
berkaitan dengan aspek hukum perjanjian maupun Perbuatan Melawan
Hukum (PMH). Selanjutnya, dalam KUH Dagang yang berkaitan
Pengangkutan, Asuransi, dll. Adapun dalam peraturan perundang-
undangan nasional perlindungan konsumen antara lain yang terdapat
dalam UU Pangan.
3. Hukum Perlindungan Konsumen dalam Hukum Publik
Hukum perlindungan konsumen dalam hukum publik yang dimaksud
adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara dan alat-alat
perlengkapannya atau hubungan antara negara dengan perorangan.
Adapun yang termasuk dalam hukum publik dan terutama dalam kerangka
hukum konsumen dan/atau hukum perlindungan konsumen adalah Hukum
Administrasi Negara (HAN), Hukum Pidana, Hukum Acara Perdata/
Pidana, dan Hukum Internasional.6

6
Agus Suwandono, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2015), hlm.20-25.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsumen merupakan seseorang yang memiliki keterkaitan dengan tujuan
membeli suatu produk sebagai pengguna. Di Indonesia, konsumen dilindungi
oleh hukum dalam hubungan dan masalah penyediaan dan penggunaan produk
oleh konsumen antara penyedia dan penggunaanya dalam bermasyarakat.
Dalam pasal 2 Undang-Undang Perlindungan Konsumen asas perlindungan
konsumen menyatakan, Perlindungan Konsumen berasaskan manfaat,
keadilan, keseimbangan, keamanan dan keslematan konsumen serta kepastian
hukum. Penjelasan pasal 2 Undang-Undang ini menguraikan, perlindungan
konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan 5 (lima) asas
yang relevan dalam pembangunan nasional yaitu; asas manfaat, asas keadilan,
asas keseimbangan, asas keamanan, dan asas keselamatan konsumen
Konsumen sebagai pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat juga memiliki hak-hak yang dilindungi oleh undang-undang yaitu:
1) Hak untuk mendapatkan keamanan (the right safety); 2) Hak untuk
mendapatkan informasi (the right to be informed); 3) Hak untuk memilih (the
right to choose); dan 4) Hak untuk didengar (the right to heard).
Selanjutnya, sumber hukum perlindungan konsumen sebagai berikut: 1)
Undang-Undang No. 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (UUPK);
2) Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata), Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUH Dagang), serta Peraturan Perundang-Undangan
Nasional yang tergolong dalam hukum privat; serta 3) Hukum Administrasi
Negara (HAN), Hukum Pidana, Hukum Acara Perdata/ Pidana, dan Hukum
Internasional.

G. Saran

10
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan. Hukum Perlindungan Konsumen: Problematika Kedudukan dan


Kekuatan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).
Universitas Brawijaya Press. 2011.

Nasusastro, H. Mulyadi. Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan.


Bandung. Alfabeta. 2012.

Sadar, M. dkk. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta. Akademia. 2011.

Shidarta. Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia. Jakarta. Grasindo. 2002.

Suwandono, Agus. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta. Universitas


Terbuka. 2015.

Wuria, Eli. Penjelasan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang


Perlindungan Konsumen.

Anda mungkin juga menyukai