Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Profil sekolah adalah gambaran dari kinerja Kepala Madarasah, selaku manager
(pengelola) sekolah, kinerja Guru & Kepala Madarasah yang merupakan motor penggerak
dari Sekolah, sehingga kreativitas dan motivasi kerja sangat berpengaruh
Banyak persyaratan seorang guru untuk menjadi Kepala Madarasah yang harus
dipenuhi agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik di lembaga pendidikan yaitu,
antara lain :
Penguasaan bidang Edukasi, Manajemen, Leadership, Administrasi, Supervisor,
Keterampilan Teknologi Informasi, mengelola tenaga Pendidik & Kependidikan,
mengelola tenaga keuangan. Sarana/prasarana, lingkungan, walaupun Kepala Madarasah
hanya tugas tambahan selain sebagai guru.
Supervisi merupakan salah satu kompetensi Kepala Madarasah dalam melakukan
pengamatan dan pemantauan terhadap kinerja guru baik secara administrasi maupun proses
pembelajaran. Terebih setelah dicanangkannya Pendidikan budaya dan karakter Bangsa
menghendaki revisi format penilaian sehingga mampu merefleksikan kemampuan dari
prinsipSupervisi (kontrol) yang telah mengikuti perkembangan. Diharapkan
kesulitan/hambatan seorang guru dapat diminimalkan, dengan adanya supervisi oleh
Kepala Madarasah ini.
Pada akhirnya kegiatan supervisi ini baik berupa administrasi kelas, administrasi
pembelajaran, maupun proses pembelajaran dapat meningkatkan kinerja guru, hasil
kreativitas, daya serap siswa/sekolah terhadap tujuan Pembelajaran / daya serap dan target
Kurikulum yang telah ditetapkan

Kepala Madarasah,

WAHYUDIN,S.Ag .
NIP.19730603 199703 1 002
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG SUPERVISI AKADEMIK


1. Rasional
Salah satu Kompetensi Kepala Madarasah menurut Permendiknas nomor 13 tahun
2007 adalah kompetensi Supervsi, artinya seorang Kepala Madarasah dituntut
untuk mampu membuat perencanaan program supervisi akademik, melaksanakan
supervisi akademik, maupun menindaklanjuti hasi supervisi akademik dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru di sekolahnya.Secara konseptual,
sebagaimana ditegaskan Glickman (1981), supervisi akademik adalah serangkaian
kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik
merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai
tujuan pembelajaran. (Daresh, 1989). Dengan demikian, berarti, esensi supervisi
akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan
profesionalismenya, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik.
Sebagaimana diatur dalam Permendiknas nomor 23 tahun 2013 tetang Standar
Pelayanan Minimal (SPM) pasal 2 ayat 2 poin b 10 secara tegas bahwa seorang
“kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik
kepada guru dua kali dalam setiap semester” ini mengamanatkan betapa pentingnya
supervisi yang dilakukan oleh Kepala Madarasah.
Di era globalisasi, teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang begitu
canggih, cepat dan akurat khusnya di dunia pendidikan, maka diperlukan seorang
figur Kepala Madarasah yang mampu mengimbangi perkembangan dunia saat ini
agar tidak ketinggalan dengan negara-nagara lain khususnya di bidang pendidikan.
Konsep Supervisi
Supervisi’ berasal dari kata ‘super’ dan ‘vision’. Super berarti lebih atau
tinggi/atas dan vision berarti melihat, sehingga supervisi secara harafiah diartikan
melihat dari atas, artinya orang yang melihat itu mempunyai kemampuan yang
lebih (tinggi dan luas) dari yang dilihat. Dalam dunia pendidikan formal, yang
dianggap mempunyai kemampuan lebih atau tinggi dalam tugas pengawasan
pembelajaran adalah kepala sekolah dan pengawas sekolah. Oleh sebab itu
calon Kepala Madarasah/madrasah wajib memiliki dimensi kompetensi supervisi
akademik, agar dapat melaksanakan tugas supervisi dengan baik.
Secara konseptual, sebagaimana ditegaskan Glickman (2007), supervisi
akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses belajar-mengajar demi pencapaian tujuan
pengajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru
mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pengajaran(Daresh, 2001).
Dengan demikian, berarti, esensial supervisi akademik itu sama sekali bukan
menilai kinerja guru dalam mengelola proses belajar-mengajar, melainkan
membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Wiles (1987)
menjelaskan bahwa supervition is the development of a better teaching
learning situation. Supervisi adalah bantuan sedemikian rupa sehingga guru
dapat belajar bagaimana meningkatkan kemampuan pribadinya untuk mencapai
tujuan-tujuan belajar yang telah ditetapkan(Neagley & Evans, 1980).
Supervisi akademik yang dilakukan Kepala Madarasah selama ini, hanya sebatas
menjalankan tugas atau kewenangannya, belum menjadi kebutuhan atau
permintaan dari guru, sebagaimana seharusnya sesuai konsep supervisi.
Diharapkan, kedepannya para gurulah yang merasakan adanya suatu yang
kurang dalam pembelajarannya dan secara aktif meminta kepada Kepala
Madarasah untuk disupervisi. Supervisi akademik yang menggunakan model
pendekatan berbasis permintaan/kebutuhan guru, disebut supervisi klinis.
Konsep ‘klinis’ menurut Achenson, at. al (1987) berarti pelaksanaan supervisi
disarankan adanya hubungan tatap muka (temu muka) antara guru dan
supervisor, berfokus pada tingkah laku aktual guru di dalam kelas.
Karakteristik pada pendekatan supervisi klinis adalah guru diharapkan secara
sadar menyampaikan tentang adanya masalah dalam pembelajaran kepada
kepala sekolah atau pengawas sekolah, dan mengharapakan solusi dari Kepala
Madarasah.
Pada pelaksanaan supervisi klinis, adanya hubungan kolaboratif konstruktif,
demokrasi dan humanis antara kepala sekolah dan guru yang disupervisi. Hal
ini sesuai dengan prinsip- prinsip supervisi, sebagaimana pendapat Sullivan &
Glanz (2005) dan Sergiovanni (1987) yang menyatakan bahwa supervisi klinis
adalah pembinaan performansi guru mengelola proses pembelajaran dengan
tujuan untuk pengembangan profesional dan motivasi kerja guru.
Pentingnya konsep dan teknik supervisi akademik, juga ditulis Sujana (2008),
yang mengatakan supervisi akademik merupakan kegiatan terencana, terpola,
dan terprogram dalam mengubah perilaku guru agar dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, pelaksanaan supervisi
janganlah dipandang sebagai suatu rutinitas seorang kepala sekolah, tetapi
merupakan kegiatan yang membutuhkan adanya perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan tindak lanjut hasil supervisi.

B. TUJUAN SUPERVISI

1. Supervisi Administrasi
Kepala Madarasah dalam melaksanakan supervisi administrasi memiliki tujuan
sebagai berikut :
a) Memantau kelengkapan administrasi kelas, dengan maksud membantu guru
dalam melengkapi administrasi kelas terutama yang tidak dapat dilakukan oleh
guru
b) Memantau administrasi pembeajaran
c) Membantu guru dalam melengkapi administrasi kelas maupun administrasi
pembelajaran

2. Supervisi Administrasi
Kepala Madarasah dalam melaksanakan supervisi akademik memiliki tujuan
sebagai berikut :
a) Meningkatkan kompetensi profesionalisme pendidik, supervisi akademik
diselenggarakan dengan maksud membantu guru mengembangkan
kemampuann profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas,
mengembangkan keterampilan mengajarnya, terutama dalam membuat
perencanaan pembelajaran, mengelola pembelajaran, menilai dan
menindaklanjuti hasil penilaian, sehingga hasil pembelajaran lebih optimal.
b) Mengembangkan kualitas pengawasan, supervisi akademik diselenggarakan
dengan maksud untuk memonitor kegiatan proses belajar mengajar di sekolah.
Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan Kepala Madarasah
ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru,
teman sejawatnya, maupun dengan sebagian murid-muridnya.
c) Menumbuhkan motivasi, Supervisi akademik diselenggarakan untuk
mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas
mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta
mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh
(commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

C. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan supervisi administrasi dan supervisi
akademik adalah semua guru kelas dan guru mata pelajaran MIN 17 Hulu Sungai Utara
dari kelas 1 sampai kelas 6.

D. MANFAAT SUPERVISI AKADEMIK


Manfaat supervisi akademik anatra lain, sebagai berikut :
1. Peserta didik lebih bersemangat, termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena
proses pembelajaran menarik maka akan berdampak pada hasil belajar anak, dan
secara otomatis nilai anak akan meningkat.
2. Sekolah akan memiliki guru yang lebih profesional, sehinggak kualitas
pembelajaran, kualitas sekolah akan meningkat terutama hasil belajarnya dapat
bersaing dengan sekolah lain
3. Orang tua merasa puas karena anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih baik
4. Pemerintah memiliki guru yang profesional, sesuai dengan kompetensi yang
diharapkannya.
BAB II
PELAKSANAAN SUPERVISI

A. PENDEKATAN/MODEL/TEKNIK/ PRINSIP SUPERVISI AKADEMIK


1. Pendekatan Supervisi Akademik
Glickman (1990) mengidentifikasi empat pendekatan interpersonal yang paralel
dengan situasi teori kepemimpinan:
a. Pendekatan instruksi terkontrol (Directive control approach) adalah suatu
pendekatan yang digunakan untuk mengarahkan seluruh aspek proses
kepengawasan
b. Pendekatan instruksi informasional (Directive informational approach) adalah
suatu pendekatan berbagi informasi antara Kepala Madarasah dan guru dengan
menekankan pada apa yang harus dicapai
c. Pendekatan kolaboratif (Collaborative approach) adalah suatu pendekatan yang
lebih komprehensip karena secara terbuka, pemecahan masalah dua arah; guru
dan Kepala Madarasah memiliki kesetaraan dalam mencari pemahaman praktis
dan dampaknya kepada hasil belajar siswa. Pengambilan keputusan kolaboratif
dengan guru mengarah pada kerangka pertanyaan, pura-pura bertanya (problem
posing) dan membuat keputusan akhir tentang pelajaran apa yang akan
dikerjakan dimasa selanjutnya
d. Pendekatan non instruksi (Non directive approach) adalah suatu pendekatan
dimana guru harus mampu mengarahkan diri sendiri; guru mengembangkan
penyelesaian dan aktivitas yang sedang berjalan untuk membantu praktek
pengujian.
2. Model Supervisi Akademik
a. Model supervisi akademik langsung
1) Pro observasi
Sebelum dilaksanakan observasi supervisor dan guru mendiskusikan dan
menyepakati, jadwal kegiatan, intrumen yang akan digunakan dalam
supervisi, disamping itu supervisor juga melakukan wawancara dan tanya
jawab tentang kesulitan dan kendala dalam kegiatan pembelajaran baik
berupa administrasi maupun berupa kegiatan proses pembelajaran, serta
pengisian angket yang berkaitan dengan penilaian kurikulum 2013
2) Observasi
Dalam pelaksanaan observasi ini supervisor menggunakan Format 1
Intrumen untuk memantau Perencanaan Kegiatan Pembelajaran (RPP),
Format 2 Intrumen untuk Observasi Pelaksanaan Pembelajaran, dan Format
3 Instrumen Post Observasi Pembelajaran
3) Post observasi
Pada tahap pertamasetelah pembelajaran berlangsung, supervisor dan guru
junior melakukan refleksi bersama dengan dipandu pertanyaan yang ada
pada format 3 dan tanya jawab tambahan yang belum termuat dalam format
3.
Skenario atau langkah-langkah dalam Pembimbingan ini terdiri dari 4
langkah, yaitu 1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3. Observasi dan Refleksi.
Keempat langkah tahapan di atas akan diwujudkan dalam beberapa tahap.
Metode Top-Down Review (Menelaah dari atas ke bawah) berarti guru
memecahkan masalah-masalah dengan selanjutnya menemukan atau
memecahkan dengan bantuan Kepala Madarasah sebagai pembimbing.

b. Model supervisi akademik tidak langsung


1) Tes dadakan
Dalam supevisi ini supervisor tidak melakukan tes dadakan dalam bentuk
apapun karena ingin menjaga harmonisasi antara supervisor dengan guru
junior.
2) Diskusi kasus
Dalam supervisi ini dilakukan diskusi antara supervisor dengan guru junior
dalam rangka memecahkan kasus atau kejadian yang dialami yang
ditemukan dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun setelah pelaksaan
pembelajaran, sehingga dilakukan perbaikan-perbaikan yang sifatnya
komprehansip.
3) Pengisian angket
Guru junior diberi angket yang berkaitan dengan penilaian proses dan
penggunaan aplikasi penilaian pembeajaran di kelas.
3. Teknik Supervisi Akademik
Agar dalam melaksanakan supervisi akademik dengan baik dan benar, maka harus
memahami dan terampil dalam teknik supervisi. Prinsip ini, sesuai dengan apa
yang dinayatakanGlickman, at al;(2007), bahwa untuk melaksanakan supervisi
akademik secara efektif diperlukan konsep, teknik dan terampil
berkomunikasi.Penguasaan teknik supervisi dan terampil mengkomunikasi hasil
supervisi sesuai prinsip supervisi sangat diperlukan bagi Kepala Madarasah. Ada
dua (2) macam teknik supervisi akademik, yaitu: individual dan kelompok (James
Asetline, (2011). Teknik supervisi akademik terdiri dari teknik supervisi
individual dan teknik supervisi kelompok.
a. Teknik supervisi individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perorangan
terhadap guru yang mempunyai masalah khusus. Kepala Madarasah sebagai
Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil
supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya.
Teknik-teknik supervisi ini dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi:
kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antarkelas,
dan menilai diri sendiri. Berikut ini dijelaskan pengertian-pengertian dasarnya
secara singkat satu persatu.
1) Kunjungan Kelas, kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh
Kepala Madarasah, pengawas, dan pembina lainnya dalam rangka
mengamati pelaksanaan proses pembelajaran sehingga memperoleh data
yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru.Ada empat tahap
kunjungan kelas sebagai berikut:
- Pertama, tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan
waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas;
- Kedua, tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor
mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung;
- Ketiga, tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru
mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi;
- Sedangkan tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
2) Observasi Kelas, observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat
dan memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang nampak. Observasi
kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh supervisor terhadap
proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pelaksanaan observasi
kelas ini melalui beberapa tahap, yaitu:
- persiapan observasi kelas;
- pelaksanaan observasi kelas;
- penutupan pelaksanaan observasi kelas;
- penilaian hasil observasi; dan
- tindak lanjut.
3) Pertemuan Individual, pertemuan individual adalah satu pertemuan,
percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor dengan guru atau,
guru dengan guru, mengenai usaha meningkatkan kemampuan profesional
guru.
4) Kunjungan Antar Kelas, kunjungan antarkelas dapat juga digolongkan
sebagai teknik supervisi secara perorangan. Guru dari yang satu
berkunjung ke kelas yang lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri.
Dengan adanya kunjungan antarkelas ini, guru akan memperoleh
pengalaman baru dari teman sejawatnya mengenai pelaksanaan proses
pembelajaran pengelolaan kelas, dan sebagainya.
5) Menilai Diri Sendiri, Menilai diri sendiri merupakan satu teknik individual
dalam supervisi pendidikan. Penilaian diri sendiri merupakan satu teknik
pengembangan profesional guru (Sutton, 1989).
b. Teknik Supervisi kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi
yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai
dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau
kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan
menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan
supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi, tidak
satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau kelompok di atas yang
cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan terhadap guru di sekolah.
Oleh karena itu, pada supervisi ini kami menggunakan dua teknik supervisi
sekaligus, yaitu teknis supervisi individu dan teknik supervisi
kelompok.Menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah
mudah. Seorang Kepala Madarasah, selain harus mengetahui aspek atau bidang
keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap
teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru, sehingga teknik yang digunakan
betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik.
Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979) menyarankan
agar Kepala Madarasah mempertimbangkan enam faktor kepribadian guru,
yaitu:
1) kebutuhan guru,
2) minat guru,
3) bakat guru,
4) temperamen guru,
5) sikap guru, dan
6) sifat-sifat somatic guru.

4. Prinsip-prinsip Supervisi
Kepala Madarasah perlu memperhatikan prinsip-prinsip supervisi akademik. Hal ini
penting, agar hubungan antara guru dan Kepala Madarasah tetap hormanis. meskipun
tujuan supervisi akademik itu baik, yakni untuk meningkatkan profesionalisme guru,
dan bermuara pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar, namun dalam tataran
implementasinya perlu memperhatikan prinsip-prinsip supervisi. Adapun prinsip-
prinsip yang harus diikuti dalam melaksanakan supervisi akademik adalah: praktis,
sistematis, obyektif, realistis, antisipatif, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, aktif,
humanis, konstruktif, berkelanjutan, terpadu dan komprehensif.Selain prinsip-prinsip
supervisi tersebut di atas, berikut ini ada beberapa prinsip lain yang harus
diperhatikan dan direalisasikan oleh supervisor dalam melaksanakan supervisi
akademik, yaitu sebagai berikut.
a. Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat
terbuka, kesetiakawanan, dan informal. Hubungan demikian ini bukan saja
antara supervisor dengan guru, melainkan juga antara supervisor dengan pihak
lain yang terkait dengan program supervisi akademik. Oleh sebab itu, dalam
pelaksanaannya supervisor harus memiliki sifat-sifat, seperti sikap membantu,
memahami, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor (Dodd,
1972).
b. Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi
akademik bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu
jika ada kesempatan. Perlu dipahami bahwa supervisi akademik merupakan
salah satu essential function dalam keseluruhan program sekolah (Alfonso dkk.,
1981 dan Weingartner, 1973). Apabila guru telah berhasil mengembangkan
dirinya tidaklah berarti selesailah tugas supervisor, melainkan harus tetap
dibina secara berkesinambungan. Hal ini logis, mengingat problema proses
pembelajaran selalu muncul dan berkembang.
c. Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi
pelaksanaan supervisi akademiknya. Titik tekan supervisi akademik yang
demokratis adalah aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara
aktif guru yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program akademik
bukan hanya pada supervisor melainkan juga pada guru. Oleh sebab itu,
program supervisi akademik sebaiknya direncanakan, dikembangkan dan
dilaksanakan bersama secara kooperatif dengan guru, Kepala Madarasah, dan
pihak lain yang terkait di bawah koordinasi supervisor.
d. Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan. Di
dalam setiap organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem perilaku
dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan. Sistem perilaku tersebut antara
lain berupa sistem perilaku administratif, sistem perilaku akademik, sistem
perilaku kesiswaan, sistem perilaku pengembangan konseling, sistem perilaku
supervisi akademik (Alfonso, dkk., 1981). Antara satu sistem dengan sistem
lainnya harus dilaksanakan secara integral. Dengan demikian, maka program
supervisi akademik integral dengan program pendidikan secara keseluruhan.
Dalam upaya perwujudan prinsip ini diperlukan hubungan yang baik dan
harmonis antara supervisor dengan semua pihak pelaksana program pendidikan
(Dodd, 1972).
e. Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervisi akademik harus
mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik, walaupun mungkin
saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil analisis
kebutuhan pengembangan akademik sebelumnya. Prinsip ini tiada lain
hanyalah untuk memenuhi tuntutan multi tujuan supervisi akademik, berupa
pengawasan kualitas, pengembangan profesional, dan memotivasi guru,
sebagaimana telah dijelaskan di muka.
f. Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah sekali-kali
untuk mencari kesalahan-kesalahan guru. Memang dalam proses pelaksanaan
supervisi akademik itu terdapat kegiatan penilaian unjuk kerja guru, tetapi
tujuannya bukan untuk mencari kesalahan-kesalahannya.Supervisi akademik
akan mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas guru dalam memahami dan
memecahkan problem-problem akademik yang dihadapi.
g. Supervisi akademik harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan
mengevaluasi, keberhasilan program supervisi akademik harus obyektif.
Objectivitas dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi
akademik itu harus disusun berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan
profesional guru. Begitu pula dalam mengevaluasi keberhasilan program
supervisi akademik. Di sinilah letak pentingnya instrumen pengukuran yang
memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi untuk mengukur seberapa
kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.

B. LANGKAH-LANGKAH SUPERVISI:
1. Pra-observasi, sebelum melaksanakan observasi supervisor dan guru junior,
melakukan refleksi awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
guru, pada saat merncanakan pembelajaran, terutama dalam penilaian proses
melalui angket, hasil diskusi dan angkat guru teridentifikasi sebagai berikut:
a. Sistematika penyusunan RPP belum semua guru sesuai dengan permendiknas
81a tahun 2013 khususnya lampiran IV tentang Sistematika penyusunan RPP
b. Kesulitan dalam melaksanakan penilaian pada proses pembelajaran terutama
bila menggunakan penilaian manual
c. Kesulitan dalam membuat indikator dan tujuan pembelajaran yang relevan
dengan KD.
d. Kesulitan dalam membuat materi pelajaran
2. Observasi danSupervisor, dalam melaksanakan supervisi melakukan pemantauan
terhadap RPP yang dibuat guru dengan Format 1 Instrumen Perencanaan Kegiatan
Pembelajaran, Format 2 Instrumen Observasi Pembelajaran, dan format 3.
Instrumen Observasi Pembelajaran daftar pertanyaan setelah observasi
3. Post Observasi (umpan balik/pembinaan dan tindaklanjut hasil supervisi)
4. Jadwal supervisi administrasi& Supervisis akademik

a. Jadwal Supervisi Administrasi Kunjungan Kelas

Mata Jam Pelaksanaan


No. Hari/Tgl NamaGuru Kls Ket
Pelaj ke Supervisi
1 Kamis LAILA FARIDA, S.Pd III 1-2 Administrasi
B.Ind
29-07-2022 199107042019032021
2 Selasa A.RAMILI, S.Pd.I IV 1-2 Administarsi
SKI
03-08-2022 19670222 199803 1 002
3 Jumat, Hj Mariah,S.Ag II 3-4 Administrasi
Fiqih /
13-08-2022 19680214 200003 2 002
4 Sabtu HASPANI, S.Ag VI 1-2 Administrasi
IPS
14-08-2022 19720104 200501 1 009
5 Senin, A. RIDHA MASDUKI A.KID III 3-4 Administrasi
16-08-2022 S.Pd.I AH
6 Kamis Jumiati, S.Pd VI 1-2 Administrasi
MTK
19-08-2022 198908072019032013
7 Rabu MATURIDI, S.Pd.I V 3-4 Administrasi
B.Indo
25-08-2022 19720408 200501 1 006
8 Selasa II 1-2 Administrasi
RAHMANI, S.HI MTK
07-09-2022
9 Rabu I 1-2 Administrasi
LAMSIAH, S.Pd.I B.Ind
15-09-2022
10 Jumat, PKN/ I 1-2 Administrasi
M.HELMI, S.Pd
24-09-2022 VI
11 Kamis, B, IV 1-2 Administarsi
LAMIANORS,Pd,I.,SQ
30-09-2022 ARAB

Kepala MIN 17 HSU

WAHYUDIN,S.Ag .
NIP.19730603 199703 1 002
b. Jadwal Supervisi Akademik MIN 17 Hulu Sungai Utara

HARI/
NO NAMA/ NIP MAPEL/ KLS WAKTU KET
TANGGAL
Kamis LAILA FARIDA, S.Pd
1 B.Ind / III 08.00-09.00
29-07-2022 199107042019032021
Selasa A.RAMILI, S.Pd.I
2 SKI/ VI 09.00- 10.00
03-08-2022 19670222 199803 1 002
Jumat, Hj Mariah,S.Ag
3 Fiqih / II 09.00-10.00
13-08-2022 19680214 200003 2 002
Sabtu HASPANI, S.Ag
4 IPS / IV 08.00-09.00
14-08-2022 19720104 200501 1 009
Senin, A. RIDHA MASDUKI
5 A. AKHLAK, /II 09.00-10.00
16-08-2022 S.Pd.I
Kamis Jumiati, S.Pd
6 Matematika / VI 08.00-09.00
19-08-2022 198908072019032013
Rabu MATURIDI, S.Pd.I
7 B.Indonesia,/ IV 09.00-10.00
25-08-2022 19720408 200501 1 006
Selasa
8 RAHMANI, S.HI Matematika/II 08.00-09.00
07-09-2022
Rabu
9 LAMSIAH, S.Pd.I B.Ind /I 08.00-09.00
15-09-2022
Jumat,
10 M.HELMI, S.Pd PKN/VI 08.00-09.00
24-09-2022
Kamis,
11 LAMIANORS,Pd,I.,SQ B, ARAB / IV 08.00-09.00
30-09-2022

Catatan :
Supervisi yang tidak bisa dilaksanakan sesuai jadwal ditunda pada minggu berikutnya.
Sangat diharapkan pada PBM menggunakan IT ( LCD ) untuk dokumentasi bukti fisik.
Perangkat pembelajaran yang berkaitan dengan PBM ,buku nilai, Promes dan RPP diperlihatkan.

Panawakan, Desember 2022


Kepala MIN 17 HSU

WAHYUDIN,S.Ag .
NIP.19730603 199703 1 002
5. Lingkup Supervisi
a. Administrasi Kelas
b. Program Tahunan
c. Program Semester
d. Perangkat Pembelajaran: silabus dan RPP
e. Aplikasi Penilaian K-13
f. Daftar Nilai
g. Hasil Analisis Hasil Penilaian
h. Program Remidil dan Pengayaan
i. Rekapitulasi Nilai asli dan komulatif UTS, US dan UKK
j. Daya serat dan target kurikulum
k. Buku Raport

6. Instrumen-Instrumen
a. Instrumen Kelengkapan Administrasi Kelas
Format 1. Instrumen Kelengkapan Administrasi Kelas
BAB III
PENUTUP

Supervisi akademik yang merupakan seperangkat kegiatan/aktivitas yang bertujuan


untuk membantu guru agar lebih profesional, sehingga kualitas proses dan hasil belajar
semakin meningkat. Karena pentingnya manfaat supervisi dalam meningkatkan
kompetensi guru, sehingga diharapkan Kepala Madarasah merencanakan kegiatan
supervisi guru ini, secara terprogram, sistematis dan berkelanjutnya sehingga mutu
pendidikan semakin meningkat.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa supervisi akademik dan klinis, masih banyak
dihindari oleh para pendidik. Olehnya Kepala Madarasah terus menerus meningkatkan
kompetensi dan keterampilan supervisinya. Kepala Madarasah yang menerapkan supervisi
sesuai dengan filosofinya, kompetensi, konsep, teknik dan interpersonal skill, maka
supervisi akan menjadi kebutuhan bagi para pendidik.
Semoga, amiin
Instrumen/ format tindak lanjut
Format 4 Tindak Lanjut Hasil Supervisi
Administrasi/ Hasil Skor
N Kela
Nama Guru Mata Kwn Klas Catatan Khusus Tindak lan
o s
Pelajaran t f
1 1 Administrasi 80 A yang belum lengkap, Bimbinganacar
Kelas harap dilengkapi individual di
Administrasi 86 A pada supervi
KBM PKG
Pendahuluan 93,7 A Keaktifan anak perlu
Kegiatan Inti 82,5 A ditingkatkan
Penutup 93 A
2 IV Administrasi 80 A Administrasi mohon Bimbingan In
Kelas dilengkapi keaktifan dan dievaluas
Administrasi 81 A anak pada supervisi dan P
KBM Kegiatan inti perlu
Pendahuluan 87,5 A ditingkatkan
Kegiatan Inti 83,7 A
Penutup 92,8 A
3 V Administrasi 82,6 A Perlu ditingkatkan Bimbingan in
Kelas administrasi maupun dan dievaluas
Administrasi 81,8 A proses pembelajran Pada supervi
KBM PKG
Pendahuluan 87,5 A
Kegiatan Inti 83,7 A
Penutup 92,8 A
4 VI Administrasi 79 A Adminstrasi perlu Bimbingan
Kelas ditingkatkan, dalam dan di evalua
Administrasi 81 A proses pembelajaran supervisi atau P
KBM khususnya dalam
Pendahuluan 87,5 A melibtkan anak
Kegiatan Inti 81,2 A dalam kerja
Penutup 89 A kelompok pelajaran
perlu ditingkatkan
5 III Administrasi 79 A Adminstrasi perlu Bimbingan in
Kelas ditingkatkan, dalam semua anak
Administrasi 80 A proses pembelajaran aktif dalam
KBM khususnya dalam kelompok
Pendahuluan 85,4 A menutup pelajaran
Kegiatan Inti 81,2 A perlu ditingkatkan
Penutup 92,8 A
6 SBd Administrasi 81 A Adminstrasi perlu Bimbingan I
P Kelas ditingkatkan, dalam dan akan di
Administrasi 82 A proses pembelajaran pada s
KBM khususnya dalam berikutnya.
Pendahuluan 85,4 A memotivasi anak
Kegiatan Inti 78,7 A menampilkan karya
Penutup A inovatif perlu
ditingkatkan
7 II Administrasi 79 A Administrasi mohon Bimbingn In
Kelas dilengkapi. dan akan
Administrasi 81 A Kegiatan PBM evaluasi
KBM model pembelajaran supervisi berik
Pendahuluan 78,2 A harus bervariasi.
Kegiatan Inti 78,7 A
Penutup 92,8 A
8 I IV Administrasi 78 B Perlu ditingkatkan Bimbingan in
Kelas administrasi .semua danan a ak
Administrasi 86 B anak harus aktif evaluasi
KBM dalam kerja supervisi berik
Pendahuluan 83 A kelompok
Kegiatan Inti 76,2 B pembelajran
Penutup 92,8 A
9 IV Administrasi 76 B Adminstrasi perlu Diskusi
Kelas ditingkatkan, dalam memberikan
Administrasi 78 B proses pembelajaran memotivasi
KBM khususnya dalam mahir berbahas
Pendahuluan 89,5 A memotivasi anak
Kegiatan Inti 80 A pandai mengajukan
Penutup 89,2 A pertanyaan perlu
ditingkatkan
10 Fiqi Administrasi 78 A Administrasi mohon Secara individ
h Kelas dilengkapi di evaluasi
Administrasi 80 A Kegiataninti supervisi berik
KBM khususnya
Pendahuluan 83 A membiasakan anak
Kegiatan Inti 76,2 A mengajukan
Penutup 89,2 A pendapat perlu
ditingkatkan
11 Qur 78 A Perlu ditingkatkan Bimbingan in
dis Administrasi 80 A administrasi maupun danPenekanan
KBM proses pembelajaran pembiaaan p
Pendahuluan 81,2 A makharijul kh
Kegiatan Inti 83,7 A evaluasi
Penutup 92,8 A supervisi berik
12 SKI Administrasi 77 A Adminstrasi perlu Bimbingan I
Kelas ditingkatkan, dalam dan di evalua
Administrasi 78 A proses pembelajaran supervisi berik
KBM khususnya dalam
Pendahuluan 81,2 A mepelajaran perlu
Kegiatan Inti 82,5 A ditingkatkan
Penutup 92,8 A
13 Administrasi 76 B Adminstrasi perlu Bimbingan I
Kelas ditingkatkan, dalam dan di evalua
Administrasi 78 B proses pembelajaran supervisi berik
KBM khususnya dalam
Pendahuluan 81,2 A penggunaan metode
Kegiatan Inti 82,2 A harus bervariasi.
Penutup 84,5 A

14 Administrasi Kelas B Adminstrasi perlu Bimbingan I


Administrasi KBM ditingkatkan, dalam dan di evalua
Pendahuluan proses pembelajaran supervisi berik
Kegiatan Inti 82,2 khususnya dalam
Penutup penggunaan metode
harus bervariasi.

Keterangan :
A1 Administrasi Kelas
A2 Administrasi Pembelajaran
P1 Pendahuluan
P2 Kegiatan Inti
P3 Kegiatan Penutup
BAB III
PENUTUP

Supervisi akademik yang merupakan seperangkat kegiatan/aktivitas yang bertujuan


untuk membantu guru agar lebih profesional, sehingga kualitas proses dan hasil belajar
semakin meningkat. Karena pentingnya manfaat supervisi dalam meningkatkan kompetensi
guru, sehingga diharapkan Kepala Madarasah merencanakan kegiatan supervisi guru ini,
secara terprogram, sistematis dan berkelanjutnya sehingga mutu pendidikan semakin
meningkat.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa supervisi akademik dan klinis, masih banyak dihindari
oleh para pendidik. Olehnya Kepala Madarasah terus menerus meningkatkan kompetensi dan
keterampilan supervisinya. Kepala Madarasah yang menerapkan supervisi sesuai dengan
filosofinya, kompetensi, konsep, teknik dan interpersonal skill, maka supervisi akan menjadi
kebutuhan bagi para pendidik.
Semoga, amiin
SUPERVISI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MIN 17 H S U

Kementerian Agama Republik Indonesia


Kabupaten/Kota HULU SUNGAI UTARA

Anda mungkin juga menyukai