Anda di halaman 1dari 5

Jurnal PAKAR GURU

Pembelajaran dan Karya Guru


ISSN: 2798-9844
Vol. 2. No. 1 Februari 2022

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL TERHADAP


KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH DASAR
Totoh Fatonah
Sekolah Dasar Cikumpay 1 Purwakarta, Jawa Barat Indonesia
fatonahtotoh69@gmail.com

ABSTRAK
Guru yang berkualitas harus memiliki kinerja mengajar yang professional. Dengan kinerja yang baik maka kualitas sekolah
juga akan meningkat dan berdampak terhadap prestasi siswa. Upaya meningkatkan kinerja mengajar guru dapat dilakukan
melalui pelaksanaan kepemimpinan instruksional kepala sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kepemimpinan instruksional terhadap kinerja mengajar guru. Kepemimpin instruksional mampu menciptakan iklim sekolah
yang selaras dengan kebutuhan guru dalam belajar. Kepala sekolah yang melaksanakan kepemimpinan instruksional tidak
menyulitkan guru untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang dianalisis dengan regresi linier, untuk
mengetahui besarnya kontribusi kepemimpinan instruksional terhadap kinerja mengajar. Kepemimpinan instruksional perlu
dimiliki dan dilaksanakan oleh seluruh kepala sekolah ketika menginginkan adanya perubahan kinerja mengajar guru di
sekolah. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan instruksional memiliki efek positif yang signifikan pada
kinerja mengajar guru di sekolah dasar.

Kata kunci: Kepemimpinan Instruksional, Kinerja Mengajar, Kepemimpinan

ABSTRACT
Quality teachers must have professional teaching performance. With good performance, the quality of schools will also
increase and have an impact on student achievement. Efforts to improve teacher teaching performance can be done through
the implementation of the principal's instructional leadership. This study aims to determine the effect of instructional
leadership on teacher teaching performance. Instructional leaders are able to create a school climate that is in line with the
needs of teachers in learning. Principals who carry out instructional leadership do not make it difficult for teachers to develop
and improve skills in carrying out their duties as educators. This research method uses a quantitative approach with a survey
method which is analyzed by linear regression, to determine the magnitude of the contribution of instructional leadership to
teaching performance. Instructional leadership needs to be owned and implemented by all school principals when they want
a change in the teaching performance of teachers in schools. From the results of the study it can be concluded that instructional
leadership has a significant positive effect on the teaching performance of teachers in elementary schools.

Keywords: Instructional Leadership, Teaching Performance, Leadership

PENDAHULUAN
Pencapaian keberhasilan pendidikan dalam mewujudkan SDM berkualitas ditandai dengan peningkatan
kualitas pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lebih dinamis dan mandiri dalam kehidupan sosial. Guru memiliki
peran penting dalam memaksimalkan kompetensi siswa melalui proses pembelajaran di kelas. Guru yang berkualitas
harus memiliki keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk sekolah. Dengan kinerja yang baik, kualitas
sekolah juga akan meningkat.
Hasil kajian awal sejumlah guru sdn 1 Cikumpay yang tertuang dalam lembar Penilaian Kinerja Guru dalam
Kegiatan Kinerja Pelaksanaan Pembelajaran (APKG 2) menunjukkan masih ada guru yang belum memiliki
keterampilan yang memadai. Dari delapan aspek yang dinilai, dalam setiap aspek masih ada keterampilan yang belum
sepenuhnya dikuasai oleh guru.
Tiga domain keterampilan mengajar guru masih jauh dari kriteria ideal, yaitu keterampilan dalam menggunakan
media pembelajaran , mengevaluasi pembelajaran, dan menindaklanjutinya. Ketiga keterampilan ini merupakan aspek
penting dalam mendukung pembelajaran yang berkualitas. Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan media
pembelajaran menandakan bahwa selama ini guru belum memiliki sikap adaptif terhadap berbagai kebutuhan belajar
anak. Kemampuan menggunakan media pembelajaran dapat lebih mempercepat pembelajaran anak karena pada anak
ada proses belajar dan pengalaman berkesan selama guru menyampaikan materi di kelas.

99
PAKAR GURU - Jurnal Pembelajaran dan Karya Guru Vol. 2 No. 1 Februari 2022

Kemampuan mengevaluasi pembelajaran dari grafik di atas juga menunjukkan prestasi yang tidak sesuai
ekspektasi. Keterampilan evaluasi adalah keterampilan inti seorang guru. Keberhasilan belajar anak akan tergambar
dengan jelas ketika guru menilai perkembangan pembelajaran anak dengan tepat, sehingga kesulitan anak akan
didiagnosis dan dapat ditangani dengan tepat melalui tindak lanjut atau peningkatan pembelajaran. Namun, bahkan
kemampuan tindak lanjut dari hasil fakta di lapangan guru tetap tidak memenuhi kriteria yang diharapkan.
Sejumlah fakta lapangan yang dijelaskan di atas merupakan indikasi bahwa perlu adanya kajian komprehensif
untuk menyelidiki sejumlah faktor penyebab hal ini terjadi. Dalam tinjauan teoritis, keterampilan mengajar guru dapat
dibangun melalui kepemimpinan kepala sekolah yang mengarahkan guru untuk mengubah pola dan praktik
pembelajaran, atau apa yang dikenal sebagai kepemimpinan instruksional (pembelajaran).
Kepemimpinan belajar merupakan rangkaian kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya
dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Kepemimpinan instruksional dapat didefinisikan
sebagai upaya kepala sekolah untuk mempengaruhi prestasi siswa secara tidak langsung dengan menciptakan
organisasi instruksional di sekolah mereka melalui tindakan partisipatif dan dengan membangun iklim dan budaya
sekolah yang ditandai dengan tujuan yang dikomunikasikan dengan jelas dan harapan tinggi prestasi dan prestasi
akademik. perilaku sosial (Heck, dkk di Hoy, 2014: 668).
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk
dan prosedur baru, merancang dan mengatur tindakan dan dengan melakukannya menghasilkan kerja sama untuk
mencapai tujuan. Kepemimpinan pada dasarnya adalah ilmu dan seni mempengaruhi dan mengarahkan orang lain
dengan membangun loyalitas, kepercayaan, rasa hormat dan berkolaborasi dengan penuh semangat dalam mencapai
tujuan (Artana & Suastika, 2018).
Pemimpin yang memiliki peran penting dalam mengembangkan kualitas pendidikan di sekolah berada pada
kepala sekolah. Untuk memimpin, dibutuhkan kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mengarahkan, membimbing
atau mengelola orang lain sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama, termasuk kepala sekolah.
Gaya yang diterapkan kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya bervariasi, tergantung
kapasitas kepala sekolah dan kondisi sekolah yang dipimpinnya. Selain itu, penerapan gaya kepemimpinan juga
disesuaikan dengan tujuan yang coba dicapai sekolah. Seperti dalam upaya kepala sekolah yang ingin mewujudkan
tujuan instruksional, gaya kepemimpinan kepala sekolah yang tepat digunakan adalah kepemimpinan instruksional
Kepemimpinan Instruksional adalah kepemimpinan yang memfokuskan/menekankan pembelajaran yang
komponennya meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, penilaian hasil belajar, penilaian dan pengembangan guru,
pelayanan prima dalam pembelajaran dan pengembangan komunikasi pembelajaran sekolah (Kusmintardjo, 2014).
Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah selalu dituntut untuk bisa memberikan kepemimpinan instruksionalnya
secara kompetetif dan inovatif.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang
dianalisis dengan regresi linier, untuk mengetahui besarnya kontribusi kepemimpinan instruksional terhadap kinerja
mengaja guru. Penelitian ini dilakukan di 17 SD negeri yang berlokasi di Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta.
Data tersebut dikumpulkan dengan mendistribusikan kuesioner kepada guru dengan teknik purposive sampling, yang
berjumlah 53 guru. Peneliti menggunakan kuesioner tertutup dengan memberikan lima opsi jawaban yang kemudian
dicetak sesuai dengan berat setiap jawaban. Melalui pendekatan kuantitatif deskriptif, peneliti menganalisis fenomena
tersebut berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan, yaitu efek kepemimpinan pembelajaran terhadap kinerja
guru di sekolah.
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi sederhana, karena peneliti bermaksud untuk mmengetahui
pengaruh kepemimpinan instruksional terhadap kinerja guru. Kepemimpinan instruksional dalam penelitian ini
dipelajari berdasarkan lima dimensi sebagaimana dinyatakan oleh Robinson (2007), yaitu: 1) menetapkan tujuan dan
harapan, 2) resourcing strategis; 3) perencanaan; 4) mengkoordinasikan, dan mengevaluasi pengajaran dan kurikulum,
5) mempromosikan dan berpartisipasi dalam pengembangan pembelajaran guru. Kinerja pengajaran diukur melalui
lima dimensi, yaitu: 1) persiapan; 2) presentasi; 3) eksekusi/metode; 4) karakteristik pribadi; 5) interaksi siswa guru.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji regresi pada variabel kepemimpinan
instruksional tentang kinerja mengajar pada guru SD negeri menggunakan XLSTAT. Hasil tes diperoleh hasil berikut.
UJI REGRESI TABEL I
Standar
Sumber Nilai T Pr > |t|
Kesalahan
Mencegat 5.943 1.714 3.468 0.001
Instruksional 0.91 8. <
0.105
Kepemimpinan 2 720 0.0001

100
PAKAR GURU - Jurnal Pembelajaran dan Karya Guru Vol. 2 No. 1 Februari 2022

Berdasarkan tabel 1, koefisien regresi adalah 5.943 dan nilai t adalah 3.468. Selain itu, tabel di atas juga
menunjukkan nilai signifikansi pengaruh kepemimpinan instruksional terhadap kinerja pengajaran 0,0001 (<0,05).
Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan instruksional memiliki efek positif yang signifikan
terhadap kinerja mengajar pada guru SD. Koefisien regresi seperti yang ditunjukkan memiliki nilai positif, artinya jika
ada peningkatan kepemimpinan instruksional 0912, hal ini akan meningkatkan kinerja sebesar 5,953. Gambaran umum
tentang linearitas efek dari kedua variabel ini dapat disajikan dalam grafik berikut.

GRAFIK I REGRESIN KINERJA MENGAJAR GURU

Berdasarkan grafik 1 , ini menunjukkan pengaruh linier antara kepemimpinan instruksional pada kinerja
pengajaran yang ditandai dengan grafik tren yang meningkat. Artinya jika kepemimpinan instruksional diterapkan
secara efektif dan konsisten, maka akan meningkatkan kinerja mengajar secara terus menerus atau berkesinambungan.
Grafik di atas juga memberikan informasi lain di mana dari segi koefisien penentuan, peningkatan kinerja pengajaran
dapat dijelaskan melalui kepemimpinan instruksional sebesar 0,599 atau 59,9% atau dengan kata lain kepemimpinan
instruksional menentukan peningkatan kinerja mengajar yang moderat.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kepemimpinan belajar memiliki dampak yang signifikan pada
peningkatan kinerja guru. Kinerja guru dapat ditingkatkan melalui praktik kepemimpinan pembelajaran disekolah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Hidayat dkk penelitian, (2016), seorangkepala sekolah dalam
praktik keimigrasiannya harus meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran yang komponennya terdiri of dari
kurikulum, kegiatan pembelajaran, penilaian/penilaian, upaya pemberdayaan dan pengembangan profesionalisme
guru, meningkatkan layanan pembelajaran, dan membangun komunitas pembelajaran. Dengan demikian, harus ada
paradigma baru tentang praktik kepemimpinan kepala sekolah dasar yang harus lebih fokus pada peningkatan kualitas
dan hasil mengajar.
Kepemimpinan pembelajaran meliputi perilaku kepala sekolah dalam merumuskan dan mengkomunikasikan
tujuan sekolah, memantau, mendampingi, dan memberikan masukan dalam pembelajaran, membangun iklim
akademik, dan memfasilitasi komunikasi antar siswa sekolah.
Kepemimpinan pembelajaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Kepemimpinan
pembelajaran secara langsung terjadi ketika proses belajar mengajar. Sementara itu, kepemimpinan pembelajaran
secara tidak langsung terjadi ketika kepala sekolah memberikan kemudahan dan mendorong guru dan staf untuk
mengembangkan diri, membuat keputusan bersama, dan mengubah nilai-nilai dan visi sekolah yang mengarah pada
peningkatan kualitas pembelajaran.
Peningkatan kinerja guru melalui kepemimpinan instruksional terjadi melalui lima aspek dalam
penyelenggaraan sekolah, yaitu: (1) fokus pada pembelajaran, (2) membangun kerjasama, (3) analisis hasil prestasi
siswa, (4) pengembangan guru, dan (5) penyesuaian kurikulum, pengajaran, dan penilaian (Lunenburg & Irby, 2011).
Kepemimpinan instruksional pada dasarnya adalah tindakan kepala sekolah yang mengarah pada terciptanya
iklim sekolah yang mampu mendorong peningkatan kualitas pengelolaan internal sekolah secara terus menerus
sehingga memungkinkan pelaksanaan proses pembelajaran yang merangsang siswa untuk mencapai prestasi
pembelajaran terbaik. Pemimpin pembelajar yang efektif terlibat dalam masalah kurikuler dan pembelajaran, yang
semuanya mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Eggen & Kauchak (2012) yang
mengatakan bahwa kepemimpinan pembelajaran merupakan tindakan yang diambil oleh kepala sekolah dengan
maksud mengembangkan lingkungan kerja yang produktif dan dapat meningkatkan kinerja guru, dan pada akhirnya
mampu menciptakan kondisi pembelajaran siswa yang lebih baik.
Kinerja mengajar guru adalah seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan oleh guru pada saat dia
memberikan pelajaran kepada murid-muridnya. Guru sebagai perencana, harus mampu menganalisis kebutuhan siswa
untuk dapat menerima pelajaran dengan memilih dan menguasai materi ajar, menentukan metode dan pendekatan
101
PAKAR GURU - Jurnal Pembelajaran dan Karya Guru Vol. 2 No. 1 Februari 2022

pembelajaran, mengembangkan silabus, menyusun program tahunan atau semester, dan menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sebagai pelaksana pembelajaran, guru harus dapat membuka atau menutup kegiatan
belajar, dapat mengelola kelas, menggunakan sumber daya media dan pembelajaran dengan baik, menggunakan
metode pembelajaran, dan dapat menggunakan berbagai strategi pembelajaran.
Kepemimpinan pembelajaran atau kepemimpinan instruksional adalah kepemimpinan yang menekankan
komponen yang erat kaitannya dengan pembelajaran, antara lain kurikulum, proses belajar mengajar, penilaian,
pengembangan guru, pelayanan prima dalam pembelajaran, dan pembelajaran membangun masyarakat di sekolah
(Marks & Printy, 2003). Kepemimpinan instruksional adalah kegiatan kepala sekolah yang kegiatan sehari-harinya
sibuk mempengaruhi masyarakat yang melaksanakan kegiatan akademik di sekolah, mereka adalah guru dan tenaga
kependidikan atau tenaga pengajar. Kegiatan utamanya adalah berurusan dengan guru, baik secara individu maupun
kelompok untuk meningkatkan dan meningkatkan kegiatan akademik, yaitu meningkatkan situasi belajar mengajar.
Dengan kegiatan yang mempengaruhi orang-orang yang melaksanakan kegiatan akademik di sekolah, ada perhatian
seorang pemimpin pembelajaran (Hallinger, 2005).
Kepemimpinan instruksional memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan proses belajar
mengajar. Kepala sekolah yang memiliki Kepemimpinan instruksional yang baik dapat mengembangkan lingkungan
kerja yang produktif dan memuaskan bagi guru, dan pada akhirnya mampu menciptakan peningkatan prestasi belajar
siswa. Peran kepemimpinan instruksional dalam meningkatkan profesionalisme guru telah lama diakui sebagai faktor
penting dalam organisasi sekolah, terutama yang berkaitan dengan tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.

KESIMPULAN
1. Simpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan instruksional memiliki efek positif yang
signifikan pada kinerja mengajar guru sekolah dasar. Kepala sekolah yang melaksanakan kepemimpinan instruksional
tidak menyulitkan guru untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan dalam pelaksanaan tugasnya sebagai
pendidik. Pemimpin instruksional mampu menciptakan iklim sekolah yang selaras dengan kebutuhan guru dalam
belajar. Oleh karena itu, sebagai rekomendasi dari hasil penelitian ini bahwa kepemimpinan instruksional perlu
dimiliki dan dilaksanakan oleh seluruh kepala sekolah ketika menginginkan adanya perubahan kinerja mengajar guru
di sekolah.
2. Saran
1) Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan diharapkan dapat merumuskan kebijakan tentang peningkatan kinerja mengajar guru,
penguatan kepemimpinan instruksional, kepala sekolah, serta merumuskan program pengembangan diri pada
masing-masing sekolah yang memadai sehingga kualitas pembelajaran dapat dicapai.
2) Bagi Kepala Sekolah
Kepala Sekolah harus mampu menunjukkan perilaku yang mampu menggerakan guru dalam melaksanakan
tugasnya secara profesional, membantu mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam menjalankan
tugasnya,memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri dan
memfasilitasi berbagai kegiatan di sekolah yang menunjang peningkatan profesionalisme guru.
3) Bagi Guru
Guruperlu mengembangkan kemampuan profesionalisme dengan mengikuti kegiatan pengembangan diri dan
kolektif baik di sekolah maupun di tingkat gugus sesuai dengan perkembangan zaman dan adaptasi keilmuan
yang berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA
Artana, I. W. A., & Suastika, I. M. (2018). Pengaruh Kompensasi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
Pada PT. Fast Food Indonesia cabang Gatsu Timur Denpasar. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Akuntansi.
Eggen, P., & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model untuk Guru: Konten Pengajaran dan Keterampilan Berpikir. Di
Pearson. https://doi.org/10.1177/019263658807250832
Hallinger, P. (2005). Kepemimpinan Instruksional dan Kepala Sekolah: Mewah Pas-pasan yang Menolak Memudar.
Kepemimpinan dan Kebijakan di Sekolah. https://doi.org/10.1080/15700760500244793
Hidayat, S. N., Herawan, E., & Prihatin, E. (2016). Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Mengajar Guru SMK Se-Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung. Jurnal ADPEND Tata Kelola
Pendidikan, 1(1), 102–118.
Kusmintardjo. (2014). Kepemimpinan Pembelajaran Oleh Kepala Sekolah. Manajemen Pendidikan.
Lunenburg, F. C., & Irby, B. J. (2011). Strategi Instruksional untuk Memfasilitasi Pembelajaran. Jurnal Internasional
Kepemimpinan Pendidikan Prapa- Ransum.
Marks, H. M., & Printy, S. M. (2003). Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Sekolah: Integrasi Kepemimpinan
Transformasional dan Instruksional. Dalam Administrasi Pendidikan Triwulanan.
102
PAKAR GURU - Jurnal Pembelajaran dan Karya Guru Vol. 2 No. 1 Februari 2022

https://doi.org/10.1177/0013161X03253412
Mulyana, E. H. (2010). Guru Berkualitas: Profesional dan Cerdas Emosi. Jurnal Saung Guru.
Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme. Guru Edisi Kedua). Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Seleznyov, S., Roberts, A., Walker, R., Watson, S., & Hogan, M. (2020). Apakah ada sesuatu yang istimewa tentang
studi pelajaran di sekolah khusus? Jurnal Internasional untuk Studi Pelajaran dan Pembelajaran.
https://doi.org/10.1108/IJLLS-12-2019-0084
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian. Metode Penelitian.

103

Anda mungkin juga menyukai