Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISI MANAJERIAL

DAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH


TERHADAP KINERJA GURU
(Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar)

Oleh
Mochamad Selamet
82321112044

Abstrak

Problematika yang dihadapi dalam penelitian ini meliputi (1) Bagaimana pengaruh kompetensi
supervisi manajerial pengawas sekolah terhadap kinerja guru; (2) Bagaimana pengaruh kompetensi
supervisi akademik pengawas sekolah terhadap kinerja guru; (3) Bagaimana pengaruh kompetensi
supervisi manajerial dan akademik pengawas secara bersama-bersama terhadap kinerja guru?
Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1)Mengetahui pengaruh kompetensi supervisi manajerial
pengawas sekolah terhadap kinerja guru; (2) Mengetahui pengaruh kompetensi supervisi akademik
pengawas sekolah terhadap kinerja guru; (3) Mengetahui pengaruh kompetensi supervisi manajerial
dan supervisi akademik pengawas sekolah terhadap kinerja guru. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan analisis data
menggunakan korelasi dan regresi berganda. Hasil penelitian ini adalah: (1) Kompetensi supervisi
manajerial berpengaruh terhadap kinerja guru dengan hubungan tergolong tinggi dan memberikan
sumbangan sebesar 31,36%. (2) Kompetensi supervisi akademik berpengaruh terhadap kinerja guru
dengan hubungan tergolong tinggi dan memberikan sumbangan sebesar 43,38%. Berdasarkan hasil
penelitian ini berarti kompetensi akademik pengawas cukup baik sehingga efektif dalam proses
pendidikan di Kota Banjar. (3) Kompetensi supervisi manajerial dan akademik pengawas
berpengaruh terhadap kinerja guru dengan hubungan tergolong tinggi dan memberikan kontribusi
sumbangan sebesar 47,61%. sisanya sebesar 52,39% ditentukan oleh variabel yang lain seperti
disiplin guru, motivasi guru, sarana prasarana, pengalaman mengajar dan lain-lain. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, saran yang diajukan adalah: (1)Agar kinerja guru meningkat hendaknya
kompetensi supervisi manajerial pengawas dilaksanakan secara optimal dengan cara pengawas
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai standar pelayanan minimal dan menjalankan
prinsip-prinsip supervisi sesuai dengan dimensi kompetensi supervisi manajerialnya. (2) Agar kinerja
guru meningkat hendaknya kompetensi akademik pengawas selalu di tingkatkan secara optimal
dengan cara pengawas melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai standar pelayanan minimal
dan menjalankan prinsip-prinsip supervisi sesuai dengan dimensi kompetensi supervisi akademik. (3)
Agar kinerja guru meningkat hendaknya kompetensi supervisi manajerial dan akademik pengawas
dilaksanakan secara optimal dengan cara pengawas melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai
standar pelayanan minimal dan menjalankan prinsip-prinsip supervisi sesuai dengan dimensi
kompetensi supervisi manajerial dan dimensi kompetensi akademiknya. (4) Berhubung penelitian ini
memiliki banyak keterbatasan dan dirasakan belum sempurna, maka untuk kesempatan lain
hendaknya dilakukan penelitian sejenis yang lebih mendalam dan akurat

Kata Kunci: kompetensi supervisi manajerial, kompetensi supervisi akademik, kinerja guru

PENDAHULUAN Sikap mental (motivasi kerja, disiplin


Kinerja guru diartikan sebagai kemampuan kerja, etika kerja); (2) pendidikan; (3)
guru yang didasari oleh pengetahuan, sikap, ketrampilan; (4) manajemen
ketrampilan, kesanggupan dan motivasi dalam kepemimpinan; (5) tingkat penghasilan; (6)
melaksanakan tugas profesional mendidik, gaji dan kesehatan; (7) jaminan sosial; (8)
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, iklim kerja; (9) sarana pra sarana; (10)
menilai, mengevaluasi peserta didik. Faktor- teknologi; (11) kesempatan berprestasi.
faktor yang memengaruhi kinerja menurut Faktor manajemen kepemimpinan yang
Sedarmayanti (2001) dalam Hasibuan (2007: menyebabkan rendahnya kinerja guru antara
67), antara lain: lain kepengawasan kepala sekolah dan supervisi

Halaman | 73
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2014

dari pengawas mata pelajaran atau satuan Seorang pengawas pendidikan harus
pendidikan. Jika kinerja guru tidak segera memenuhi beberapa kriteria yang sesuai dengan
diperbaiki akan berdampak kepada rendah peran dan fungsi kepengawasan. Sebagai
kulitas pendidikan. konsekwensi dari kewenangan dan tanggung
Rendahnya IPM Indonesia saat ini jawab yang diberikan tersebut, maka seorang
merupakan garapan bagi pemerintah untuk pengawas harus memiliki kemampuan
lebih meningkatkan kualitas pendidikan. profesional yang dilandasi oleh pengetahuan
Sebenarnya pemerintah telah banyak dan keterampilan tertentu. Peraturan Menteri
melakukan upaya dalam berbagai bentuk Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007
kebijakan untuk mengatasi segala kelemahan. tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah
Hal tersebut telah menjadi masalah strategis, menegaskan bahwa seorang pengawas harus
bahkan menjadi public issues baik di kalangan memiliki 6 (enam) kompetensi minimal, yaitu
akademis, pemerhati maupun praktisi dari kompetensi kepribadian, supervisi manajerial,
sistem pendidikan nasional dalam rangka supervisi akademik, evaluasi pendidikan,
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia penelitian dan pengembangan serta kompetensi
(IPM). sosial.
Sebagai langkah awal untuk peningkatan Supervisi manajerial dan supervisi
IPM di bidang pendidikan adalah dengan akademik pengawas merupakan usaha yang
melakukan peningkatan dan memperbaiki dilakukan seorang pengawas untuk
kinerja guru dalam satuan pendidikan. Hal ini memperbaiki pola kerja dan kinerja sekolah
dikarenakan guru merupakan ujung tombak termasuk didalamnya adalah kinerja guru,
pendidikan melalui kegiatan pembelajaran di sehingga berpengaruh positif terhadap proses
sekolah. Kinerja guru yang baik akan dan hasil belajar mengajar serta kualitas
berdampak kepada keberhasilan guru pendidikan. Kegiatan pokok supervisi
melaksanakan proses belajar dan mengajar yang pendidikan adalah pembinaan terhadap sekolah
bermutu. Dengan proses belajar dan mengajar pada umumnya dan guru pada khususnya agar
yang bermutu output siswa atau lulusan yang kualitas pembelajaran meningkat.
memiliki kompetensi bermutu, termasuk di Tugas pengawas sangat strategis dalam
dalamnya bidang akademik. Kompetensi lingkungan sekolah, mengingat guru sebagai
lulusan pendidikan yang bermutu dimaksud ujung tombak pendidikan memerlukan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 konsultasi dan diskusi mengenai proses belajar
tahun 2005 tentang Standar Nasional dan mengajar yang menjadi bidangnya sehingga
Pendidikan, bahwa “lulusan dari satuan kinerja guru bisa maksimal. Berdasarkan Survei
pendidikan mempunyai kecerdasan, yang dilakukan oleh Direktorat Tenaga
pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta Kependidikan pada Tahun 2008 terhadap para
keterampilan untuk hidup mandiri dan pengawas di suatu kabupaten (Dirjen
mengikuti pendidikan lebih lanjut”. Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Pengawas mata pelajaran atau satuan Kependidikan. 2009:1) menunjukkan bahwa
pendidikan yang bersinergis dengan kepala para pengawas memiliki kelemahan dalam
sekolah mempunyai peran penting dalam kompetensi supervisi akademik, supervisi
memperbaiki kinerja guru melalui supervisi manajerial, evaluasi pendidikan, dan penelitian
manajerial dan supervisi akademik . Pengawas dan pengembangan. Kondisi tersebut tidak
mata pelajaran atau satuan pendidikan berbeda dengan di Kota Banjar saat ini, masih
merupakan jembatan antara pembuat keputusan ada pengawas sekolah yang belum menguasai
dengan sekolah sebagai media penyedia keenam dimensi kompetensi tersebut dengan
masukan dalam pengambilan kebijakan yang baik. Fenomena yang terjadi pengawas
telah dan akan dikeluarkan. Pengawas melaksanakan pembinaan belum maksimal, hal
diharapkan aktif mengawasi pelaksanaan ini belum sesuai dengan Standar Pelayanan
kebijakan dengan cara mencari data masukan Minimal (SPM). Di dalam Permendiknas No.
customer pendidikan dalam menyikapi program 15 Tahun 2010 – Standar Pelayanan Minimal
di sekolah. Tidak diharapkan, pengawas hanya Pendidikan Dasar menyatakan bahwa:
melaksanakan kunjungan rutin tanpa “Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan
menyentuh teknis pengajaran dan pengendalian dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap
mutu pendidikan. kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk

Halaman | 74
Mochamad Selamet Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
(Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar)

melakukan supervisi dan pembinaan.” Peran LANDASAN TEORITIS


kompetensi supervisi manajerial dan Supervisi Manajerial Pengawas
kompetensi supervisi akademik pengawas Pengawas Sekolah sebagai tenaga
sangat diharapkan dilaksanakan dengan supervisor harus memahami bahwa kegiatan
paripurna sehingga akan berdampak pada supervisi yang dilakukannya adalah
meningkatnya kinerja guru. “serangkaian usaha pemberian bantuan kepada
Berdasarkan hal tersebut di atas yang guru dalam bentuk layanan professional yang
menjadi isu utama penelitian ini adalah belum diberikan kepada guru guna meningkatkan
maksimalnya fungsi manajerial dan akademik mutu proses dan hasil belajar mengajar”. (Sri
dari pengawas dalam menjalankan tugasnya, Banun Muslim, 2009: 41). Pengertian ini
sehingga perlu diteliti secara seksama supaya menegaskan bahwa supervisi atau pembinaan
kinerja guru dapat diperbaiki dan ditingkatkan. guru lebih menekankan pada layanan
Dengan melihat fenomena tersebut, penulis profesional, maka ia disebut ”Pembinaan
terdorong untuk melakukan penelitian Profesional Guru”
“Pengaruh kompetensi supervisi manajerial dan Istilah supervisi berasal dari dua kata yaitu
supervisi akademik pengawas terhadap kinerja ”super” dan ”vision”. Dalam Webstr’s New
guru SMP Negeri di kota Banjar” Word Dictionari (1991:1343) istilah super
Berdasarkan latar belakang penelitian yang berarti ”Higher in rank or position than,
diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi superior to (superintendent), greater or better
beberapa masalah yang akan dikaji yaitu: than others” sedangkan dalam buku yang sama
1. Diperoleh gambaran, kinerja guru belum (1991:1492), kata vision berarti ”the ability to
maksimal dari waktu kewaktu perceive something not actually visible, as
2. Belum maksimalnya kompetensi supervisi through mental acutness or keen foresight. Ini
manajerial dan kompetensi supervisi artinya seorang supervisor adalah seorang
akademik pengawas sekolah, mempunyai profesional, ketika ia menjalankan tugasnya, ia
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk
guru . meningkatkan mutu pendidikan. Untuk
3. Masalah lain yang tidak kalah pentingnya menjalankan supervisi diperlukan kelebihan
adalah pencapaian tujuan pendidikan yang dapat melihat dengan tajam terhadap
nasional khususnya untuk pendidikan dasar permasalahan peningkatan mutu pendidikan,
dan menengah yang dapat dilakukan secara menggunakan kepekaan untuk memahaminya
berkesinambungan melalui pembinaan dan tidak hanya sekedar menggunakan
kompetensi supervisi manajerial dan penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya
kompetensi supervisi akademik dari bukan masalah kongkrit yang tampak,
pengawas kepada guru. melainkan memerlukan insight dan kepekaan
Dari sekian banyak masalah, yang akan mata bathin.
diteliti adalah kompetensi supervisi manajerial Menurut Ngalim Purwanto (2008: 85),
pengawas, kompetensi supervisi akademik pengawas sekolah sebagai supervisor, untuk
pengawas serta kinerja guru. dapat menjalankan fungsinya dengan baik harus
Tujuan penelitian ini untuk: memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat seperti berikut:
1. Mengetahui pengaruh kompetensi supervisi 1. Berpengetahuan luas tentang seluk beluk
manajerial pengawas sekolah terhadap semua pekerjaan yang berada di bawah
kinerja guru. pengawasannya.
2. Mengetahui pengaruh kompetensi supervisi 2. Menguasai / memahami benar-benar
akademik pengawas sekolah terhadap rencana dan program yang telah digariskan
kinerja guru. yang akan dicapai oleh setiap lembaga atau
3. Mengetahui pengaruh kompetensi supervisi bagian.
manajerial dan supervisi akademik 3. Berwibawa dan memiliki kecakapan praktis
pengawas sekolah terhadap kinerja guru. tentang teknik - teknik kepengawasan,
terutama human relation.
4. Memiliki sifat jujur, tegas, konsekuen,
ramah, dan rendah hati.

Halaman | 75
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2014

5. Berkemauan keras, rajin bekerja demi lebih baik dan berkualitas, sehingga tujuan
tercapainya tujuan atau program yang telah (pembelajaran) yang diharapkan bisa dicapai
digariskan/disusun. secara optimal (Sri Banun Muslim, 2009:
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 35)
Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar 3. Supervisi harus memiliki karakteristik :
Pengawas Sekolah/Madrasah menegaskan obyektif, demokratis, sistematis,kreatif,
bahwa seorang pengawas harus memiliki 6 berpusat pada pertumbuhan dan
(enam) kompetensi minimal, yaitu “kompetensi produktivitas yang didasarkan pada
kepribadian, supervisi manajerial, supervisi penelitian dan analisis keseluruhan
akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan lingkungan belajar mengajar pada
pengembangan serta kompetensi sosial.” pengidentifikasian dan pemecahan masalah-
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan masalah profesional (Mark dkk, 1985 dalam
oleh pengawas satuan pendidikan dalam rangka Sri Banun Muslim, 2009: 38)
membantu kepala sekolah, guru dan tenaga 4. Supervisi harus mampu menciptakan
kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu hubungan kemanusiaan yang harmonis.
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan Hubungan kemanusiaan yang harus
pembelajaran. Supervisi manajerial menitik diciptakan harus bersifat terbuka,
beratkan pada pengamatan pada aspek-aspek kesetiakawanan, dan informal. Hubungan
pengelolaan dan administrasi sekolah yang demikian bukan saja antara supervisor
berfungsi sebagai pendukung (supporting) dengan guru, melainkan juga antara
terlaksananya pembelajaran. Direktorat Tenaga supervisor dengan pihak lain yang terkait
Kependidikan (2009: 20) dinyatakan bahwa: dengan program supervisi. Oleh sebab itu,
Supervisi manajerial adalah supervisi yang dalam pelaksanaannya supervisor harus
berkenaan dengan aspek pengelolaan memiliki sifat-sifat seperti: sikap membantu,
sekolah yang terkait langsung dengan memahami, terbuka, jujur, ajeg, sabar,
peningkatan efisiensi dan efektivitas antusias, dan penuh humor (Dodd, 1972:
sekolah yang mencakup perencanaan, 25).
koordinasi, pelaksanaan, penilaian, 5. Supervisi harus dilakukan secara
pengembangan kompetensi sumberdaya berkesinambungan. Supervisi bukan tugas
manusia (SDM) kependidikan dan bersifat sambilan yang hanya dilakukan
sumberdaya lainnya. Dalam melaksanakan sewaktu-waktu jika ada kesempatan. Perlu
fungsi supervisi manajerial, pengawas dipahami bahwa supervisi merupakan salah
sekolah/madrasah berperan sebagai: (1) satu essential function dalam keseluruhan
kolaborator dan negosiator dalam proses program sekolah (Alfonso dkk., 1981 dan
perencanaan, koordinasi, pengembangan Weingartner, 1973: 65).
manajemen sekolah, (2) asesor dalam 6. Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak
mengidentifikasi kelemahan dan boleh mendominasi pelaksanaan supervisi.
menganalisis potensi sekolah, (3) pusat Titik tekan supervisi yang demokratis adalah
informasi pengembangan mutu sekolah, aktif dan kooperatif. Supervisor harus
dan (4) evaluator terhadap pemaknaan melibatkan secara aktif guru yang dibinanya.
hasil pengawasan. Tanggung jawab perbaikan program bukan
hanya pada supervisor melainkan juga pada
Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial guru.
Prinsip-prinsip supervisi manajerial pada 7. Program supervisi harus integral. Di dalam
hakikatnya tidak berbeda dengan supervisi setiap organisasi pendidikan terdapat
akademik, yaitu: bermacam-macam sistem perilaku dengan
1. Prinsip yang pertama dan utama dalam tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan. Sistem
supervisi adalah pengawas harus tersebut antara lain berupa sistem perilaku
menjauhkan diri dari sifat otoriter, di mana administratif, sistem perilaku kesiswaan,
ia bertindak sebagai atasan dan kepala pengembangan konseling, sistem perilaku
sekolah/guru sebagai bawahan. supervisi.(Alfonso, dkk., 1981: 66).
2. Supervisi pada dasarnya dilaksanakan dalam 8. Supervisi harus komprehensif. Program
rangka membantu pihak sekolah (guru-guru) supervisi harus mencakup keseluruhan
agar dapat melaksanakan tugasnya secara

Halaman | 76
Mochamad Selamet Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
(Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar)

aspek, karena hakikatnya suatu aspek pasti mengembangkan kemampuannya mengelola


terkait dengan aspek lainnya. proses pembelajaran demi pencapaian tujuan
9. Supervisi harus konstruktif. Supervisi pembelajaran. Supervisi akademik merupakan
bukanlah sekali-kali untuk mencari upaya membantu guru-guru mengembangkan
kesalahan-kesalahan guru, justru diharapkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
akan mengembangkan pertumbuhan dan (Daresh, 1989). Dengan demikian, berarti,
kreativitas guru dalam memahami dan esensi supervisi akademik itu sama sekali
memecahkan problem-problem yang bukan menilai unjuk kerja guru dalam
dihadapi. mengelola proses pembelajaran, melainkan
10. Supervisi harus obyektif. Dalam menyusun, membantu guru mengembangkan kemampuan
melaksanakan, dan mengevaluasi, profesionalismenya.
keberhasilan program supervisi harus Sering dijumpai adanya seorang kepala
obyektif. Obyektivitas dalam penyusunan sekolah dalam melaksanakan supervisi
program berarti bahwa program supervisi itu akademik hanya datang ke sekolah dengan
harus disusun berdasarkan persoalan dan membawa instrumen pengukuran unjuk kerja.
kebutuhannyata yang dihadapi sekolah. Kemudian masuk ke kelas melakukan
Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial pengukuran terhadap unjuk kerja guru yang
meliputi: sedang mengajar. Setelah itu, selesailah
1. Penguasaan dalam metode, teknik dan tugasnya, seakan-akan supervisi akademik sama
prinsip-prinsip supervisi dalam rangka dengan pengukuran guru dalam pelaksanaan
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. pembelajaran.
2. Penyusunan program kepengawasan Perilaku supervisi akademik sebagaimana
berdasarkan visi, misi, tujuan dan program digambarkan di atas merupakan salah satu
pendidikan di sekolah. contoh perilaku supervisi akademik yang salah.
3. Penyusunan metode kerja dan instrumen Perilaku supervisi akademik yang demikian
yang diperlukan untuk melak-sanakan tugas tidak akan memberikan banyak pengaruh
pokok dan fungsi pengawasan di sekolah. terhadap peningkatan kualitas unjuk kerja guru
4. Penyusunan laporan hasil-hasil pengawasan dalam mengelola proses pembelajaran.
dan menindaklanjutinya untuk perbaikan Seandainya memberikan pengaruh,
program pengawasan berikutnya di sekolah. pengaruhnya sangat kecil artinya bagi
5. Pembinaan kepala sekolah dalam peningkatan kualitas unjuk kerja guru dalam
pengelolaan dan administrasi satuan mengelola proses pembelajaran. Supervisi
pendidikan berdasarkan manajemen akademik sama sekali bukan penilaian unjuk
peningkatan mutu pendidikan di sekolah. kerja guru. Apalagi bila tujuan utama
6. Pembinaan kepala sekolah dan guru dalam penilaiannya semata-mata hanya dalam arti
melaksanakan bimbingan konseling di sempit, yaitu mengkalkulasi kualitas
sekolah. keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan
7. Upaya mendorong guru dan kepala sekolah akreditasi guru belaka.
dalam merefleksikan hasil-hasil yang Meskipun demikian, supervisi akademik
dicapainya untuk menemukan kelebihan dan tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja
kekurangan dalam melaksanakan tugas guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di
pokoknya di sekolah. atas dikatakan, bahwa supervisi akademik
8. Melakukan pemantauan pelaksanaan standar merupakan serangkaian kegiatan membantu
nasional pendidikan dan memanfaatkan guru mengembangkan kemampuannya
hasil-hasilnya untuk membantu kepala mengelola proses pembelajaran, maka menilai
sekolah dalam mempersiapkan akreditasi unjuk kerja guru dalam mengelola proses
sekolah. pembelajaran merupakan salah satu kegiatan
yang tidak bisa dihindarkan prosesnya
Kompetensi Supervisi Akademik Pengawas (Sergiovanni, 1987). Penilaian unjuk kerja guru
Sekolah dalam mengelola proses pembelajaran sebagai
Secara konseptual, sebagaimana ditegaskan suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk
Glickman (1981), supervisi akademik adalah kerja guru dalam mengelola proses
serangkaian kegiatan membantu guru pembelajaran, merupakan bagian integral dari

Halaman | 77
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2014

serangkaian kegiatan supervisi akademik. 1981). Tegasnya, tingkat kemampuan,


Apabila dikatakan bahwa supervisi akademik kebutuhan, minat, dan kematangan
merupakan serangkaian kegiatan membantu profesional serta karakteristik personal guru
guru mengembangkan kemampuannya, maka lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan
dalam pelaksanaannya terlebih dahulu perlu dalam mengembangkan dan
diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga mengimplementasikan program supervisi
bisa ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan akademik (Sergiovanni, 1987 dan Daresh,
dan cara mengembangkannya. 1989).
Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa 2. Perilaku supervisor dalam membantu guru
refleksi praktis penilaian unjuk kerja guru mengembangkan kemampuannya harus
dalam supervisi akademik adalah melihat realita didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu
kondisi untuk menjawab pertanyaan- mulai dan berakhirnya program
pertanyaan, misalnya: pengembangan tersebut. Desain tersebut
1. Apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas? terwujud dalam bentuk program supervisi
2. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru akademik yang mengarah pada tujuan
dan murid-murid di dalam kelas? tertentu. Oleh karena supervisi akademik
3. Aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan merupakan tanggung jawab bersama antara
aktivitas di dalam kelas itu yang berarti bagi supervisor dan guru, maka alangkah baik
guru dan murid ? jika programnya didesain bersama oleh
4. Apa yang telah dilakukan oleh guru dalam supervisor dan guru.
mencapai tujuan akademik ? 3. Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar
5. Apa kelebihan dan kekurangan guru dan guru semakin mampu memfasilitasi belajar
bagaimana cara mengembangkannya ? bagi murid-muridnya. Secara rinci, tujuan
Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan- supervisi akademik akan diuraikan lebih
pertanyaan ini akan diperoleh informasi lanjut berikut ini.
mengenai kemampuan guru dalam mengelola
kegiatan pembelajaran. Namun satu hal yang Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik
perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah Konsep dan tujuan supervisi akademik,
melakukan penilaian unjuk kerja guru tidak sebagaimana dikemukakan oleh para pakar
berarti selesailah tugas atau kegiatan supervisi supervisi akademik di muka, memang tampak
akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan idealis bagi para praktisi supervisi akademik
perancangan dan pelaksanaan pengembangan (kepala sekolah). Namun, memang demikianlah
kemampuannya. Dengan demikian, melalui seharusnya kenyataan normatif konsep
supervisi akademik guru akan semakin mampu dasarnya. Para kepala sekolah baik suka
memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya. maupun tidak suka harus siap menghadapi
Alfonso, Firth, dan Neville (1981) menegaskan problema dan kendala dalam melaksanakan
Instructional supervision is herein defined as: supervise akademik. Adanya problema dan
behavior officially designed by the organization kendala tersebut sedikit banyak bisa diatasi
that directly affects teacher behavior in such a apabila dalam pelaksanaan supervisi akademik
way to facilitate pupil learning and achieve the kepala sekolah menerapkan prinsip-prinsip
goals of organization. Menurut Alfonso, Firth, supervisi akademik.
dan Neville, ada tiga konsep pokok (kunci) Akhir-akhir ini, beberapa literatur telah
dalam pengertian supervisi akademik. : banyak mengungkapkan teori supervisi
1. Supervisi akademik harus secara langsung akademik sebagai landasan bagi setiap perilaku
mempengaruhi dan mengembangkan supervisi akademik. Beberapa istilah, seperti
perilaku guru dalam mengelola proses demokrasi (democratic), kerja kelompok (team
pembelajaran. Inilah karakteristik esensial effort), dan proses kelompok (group process)
supervisi akademik. Sehubungan dengan ini, telah banyak dibahas dan dihubungkan dengan
janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa konsep supervisi akademik. Pembahasannya
hanya ada satu cara terbaik yang bisa semata-mata untuk menunjukkan kepada kita
diaplikasikan dalam semua kegiatan bahwa perilaku supervisi akademik itu harus
pengembangan perilaku guru. Tidak ada menjauhkan diri dari sifat otoriter, di mana
satupun perilaku supervisi akademik yang supervisor sebagai atasan dan guru sebagai
baik dan cocok bagi semua guru (Glickman, bawahan. Begitu pula dalam latar sistem

Halaman | 78
Mochamad Selamet Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
(Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar)

persekolahan, keseluruhan anggota (guru) harus 5. Supervisi akademik harus komprehensif.


aktif berpartisipasi, bahkan sebaiknya sebagai Program supervisi akademik harus
prakarsa, dalam proses supervisi akademik, mencakup keseluruhan aspek pengembangan
sedangkan supervisor merupakan bagian akademik, walaupun mungkin saja ada
darinya. penekanan pada aspek-aspek tertentu
Semua ini merupakan prinsip-prinsip berdasarkan hasil analisis kebutuhan
supervisi akademik modern yang harus pengembangan akademik sebelumnya
direalisasikan pada setiap proses supervisi 6. Supervisi akademik harus konstruktif.
akademik di sekolah-sekolah. Selain tersebut di Supervisi akademik bukanlah sekali-kali
atas, berikut ini ada beberapa prinsip lain yang untuk mencari kesalahan-kesalahan guru.
harus diperhatikan dan direalisasikan oleh Memang dalam proses pelaksanaan
supervisor dalam melaksanakan supervisi supervisi akademik itu terdapat kegiatan
akademik, yaitu sebagai berikut: penilaian unjuk kerja guru, tetapi tujuannya
1. Supervisi akademik harus mampu bukan untuk mencari kesalahan-
menciptakan hubungan kemanusiaan yang kesalahannya.
harmonis. Hubungan kemanusiaan yang 7. Supervisi akademik harus obyektif. Dalam
harus diciptakan harus bersifat terbuka, menyusun, melaksanakan, dan
kesetiakawanan, dan informal. Hubungan mengevaluasi, keberhasilan program
demikian ini bukan saja antara supervisor supervisi akademik harus obyektif.
dengan guru, melainkan juga antara Objectivitas dalam penyusunan program
supervisor dengan pihak lain yang terkait berarti bahwa program supervisi akademik
dengan program supervisi akademik. Oleh itu harus disusun berdasarkan kebutuhan
sebab itu, dalam pelaksanaannya supervisor nyata pengembangan profesional guru.
harus memiliki sifat-sifat, seperti sikap
membantu, memahami, terbuka, jujur, ajeg, Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik
sabar, antusias, dan penuh humor (Dodd, Para pakar pendidikan telah banyak
1972). menegaskan bahwa seseorang akan bekerja
2. Supervisi akademik harus dilakukan secara secara profesional apabila ia memiliki
berkesinambungan. Supervisi akademik kompetensi yang memadai. Maksudnya adalah
bukan tugas bersifat sambilan yang hanya seseorang akan bekerja secara profesional
dilakukan sewaktu-waktu jika ada apabila ia memiliki kompetensi secara utuh.
kesempatan. Perlu dipahami bahwa supervisi Seseorang tidak akan bisa bekejra secara
akademik merupakan salah satu essential profesional apabila ia hanya memenuhi salah
function dalam keseluruhan program sekolah satu kompetensi di antara sekian kompetensi
(Alfonso dkk., 1981 dan Weingartner, yang dipersyaratkan. Kompetensi tersebut
1973). merupakan perpaduan antara kemampuan dan
3. Supervisi akademik harus demokratis. motivasi. Betapapun tingginya kemampuan
Supervisor tidak boleh mendominasi seseorang, ia tidak akan bekerja secara
pelaksanaan supervisi akademiknya. Titik profesional apabila ia tidak memiliki motivasi
tekan supervisi akademik yang demokratis kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-
adalah aktif dan kooperatif. tugasnya. Sebaliknya, betapapun tingginya
4. Program supervisi akademik harus integral motivasi kerja seseorang, ia tidak akan bekerja
dengan program pendidikan. Di dalam setiap secara profesional apabila ia tidak memiliki
organisasi pendidikan terdapat bermacam- kemampuan yang tinggi dalam mengerjakan
macam sistem perilaku dengan tujuan sama, tugas-tugasnya. Selaras dengan penjelasan ini
yaitu tujuan pendidikan. Sistem perilaku adalah satu teori yang dikemukakan oleh
tersebut antara lain berupa sistem perilaku Glickman (1981). Menurutnya ada empat
administratif, sistem perilaku akademik, prototipe guru dalam mengelola proses
sistem perilaku kesiswaan, sistem perilaku pembelajaran. Proto tipe guru yang terbaik,
pengembangan konseling, sistem perilaku menurut teori ini, adalah guru prototipe
supervisi akademik (Alfonso, dkk., 1981). profesional. Seorang guru bisa diklasifikasikan
Antara satu sistem dengan sistem lainnya ke dalam prototipe profesional apabila ia
harus dilaksanakan secara integral. memiliki kemampuan tinggi (high level of

Halaman | 79
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2014

abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level setiap aspek substansi. Guru tidak berbeda
of commitment). dengan kasus profesional lainnya. Ia harus
Penjelasan di atas memberikan implikasi mengetahui bagaimana mengerjakan (know how
khusus kepada apa seharusnya program to do) tugas-tugasnya. Ia harus memiliki
supervisi akademik. Supervisi akademik yang pengetahuan tentang bagaimana merumuskan
baik harus mampu membuat guru semakin tujuan akademik, murid-muridnya, materi
kompeten, yaitu guru semakin menguasai pelajaran, dan teknik akademik. Tetapi,
kompetensi, baik kompetensi kepribadian, mengetahui dan memahami keempat aspek
kompetensi pedagogik, kompetensi substansi ini belumlah cukup. Seorang guru
professional, dan kompetensi sosial. Oleh harus mampu menerapkan pengetahuan dan
karena itu supervisi akademik harus menyentuh pemahamannya. Dengan kata lain, ia harus bisa
pada pengembangan seluruh kompetensi guru. mengerjakan (can do). Selanjutnya, seorang
Sehubungan dengan pengembangan kedua guru harus mau mengerjakan (will do) tugas-
dimensi ini, menurut Neagley (1980) terdapat tugas berdasarkan kemampuan yang
dua aspek yang harus menjadi perhatian dimilikinya. Percumalah pengetahuan dan
supervisi akademik baik dalam keterampilan yang dimiliki oleh seorang guru,
perencanaannya, pelaksanaannya, maupun apabila ia tidak mau mengerjakan tugas-
penilaiannya. tugasnya dengan sebaik-baiknya. Akhirnya
Pertama, apa yang disebutkan dengan seorang guru harus mau mengembangkan (will
substantive aspects of professional development grow) kemampuan dirinya sendiri.
(yang selanjutnya akan disebut dengan aspek Sedangkan bilamana merujuk kepada
substantif). Aspek ini menunjuk pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
kompetensi guru yang harus dikembangkan Tentang Guru dan Dosen, ada empat
melalui supervisi akademik. Aspek ini kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
menunjuk pada kompetensi yang harus dikuasai guru dan harus dijadikan perhatian utama
guru. Penguasaannya merupakan sokongan kepala sekolah dalam melakukan supervisi
terhadap keberhasilannya mengelola proses akademik, yaitu kompetensi-kompetensi
pembelajaran. kepribadian, pedagogik, professional, dan
Ada empat kompetensi yang harus sosial. Supervisi akademik yang baik adalah
dikembangkan melalui supervisi akademik, supervisi yang mampu menghantarkan guru-
yaitu yaitu kompetensi-kompetensi kepribadian, guru menjadi semakin kompeten.
pedagogik, professional, dan sosial.
pemahaman dan pemilikan guru terhadap tujuan Kinerja Guru
akademik, persepsi guru terhadap murid, Istilah kinerja atau prestasi kerja
pengetahuan guru tentang materi, dan merupakan terjemah dari kata performance.
penguasaan guru terhadap teknik. Aspek Menurut Longman Dictionary dalam Wibowo,
substansi pertama dan kedua merepresentasikan (2004: 23) “Performance is the ability of a
nilai, keyakinan, dan teori yang dipegang oleh person or machine to do something well”.
guru tentang hakikat pengetahuan, bagaimana Dalam bahasa Indonesia kinerja atau prestasi
murid-murid belajar, penciptaan hubungan guru kerja (performance) diartikan sebagai ungkapan
dan murid, dan faktor lainnya. Aspek substansi kemampuan yang didasari oleh pengetahuan,
ketiga merepresentasikan seberapa luas sikap, ketrampilan dan motivasi dalam
pengetahuan guru tentang materi atau bahan menghasilkan sesuatu. Parameter yang paling
pelajaran pada bidang studi yang diajarkannya. umum digunakan untuk mengukur adalah
Adapun aspek substansi keempat efektifitas, efisiensi, dan produktivitas.
merepresentasikan seberapa luas penguasaan Kinerja seseorang merupakan hal yang
guru terhadap teknik akademik, manejemen, kompleks dan terpadu yang keberhasilannya
pengorganisasian kelas, dan keterampilan dipengaruhi beberapa faktor, baik faktor
lainnya yang merupakan unsur akademik yang internal maupun external. Menurut Keith Davis
efektif. dalam Wibowo, (2004: 43) menyatakan faktor-
Kedua, apa yang disebut dengan faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
professional development competency areas kemampuan (ability=knowledge +skill) dan
(yang selanjutnya akan disebut dengan aspek motivasi (motivation = attitude + situation).
kompetensi). Aspek ini menunjuk pada luasnya Ada tiga faktor situasional yang mempengaruhi

Halaman | 80
Mochamad Selamet Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
(Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar)

kinerja, yaitu abilities and skill, rolr perception tertentu, maka dibutuhkan suatu manajemen
dan effort or motivation. Masalah kinerja selalu kinerja (performance management). Tapi perlu
mendapat perhatian dalam manajemen karena definisi khusus tentang kinerja itu sendiri.
sangat menekankan pengertian sebagai hasil Dengan mengacu pada pemikiran Robert Bacal
atau apa yang dikeluarkan dari sebuah dalam bukunya Performance Management di
pekerjaan dan kontribusi pada produktivitas bawah ini akan dibicarakan tentang manajemen
lembaga atau organisasi. kinerja guru. Robert Bacal mengemukakan
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi bahwa manajemen kinerja, sebagai sebuah
kinerja adalah kemampuan dan kemauan. proses komunikasi yang berkesinambungan dan
Memang diakui bahwa banyak orang mampu dilakukan dalam kemitraan antara seorang
tetapi tidak mau sehingga tetap tidak karyawan dan penyelia langsungnya.Proses ini
menghasilkan kinerja. Demikian pula halnya meliputi kegiatan membangun harapan yang
banyak orang mau tetapi tidak mampu juga jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan
tetap tidak menghasilkan kinerja apa-apa. yang akan dilakukan. Sebagai suatu sistem, di
Kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau dalamnya memiliki sejumlah bagian yang
prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan semuanya harus diikutsertakan, kalau sistem
bekerja, dengan kata lain bahwa kinerja dapat manajemen kinerja ini hendak memberikan
diartikan sebagai prestasi kerja. nilai tambah bagi organisasi, manajer dan
Kinerja guru menurut Hasibuan, Malayu, karyawan.
(2007:233) adalah “alat yang berfaedah tidak
hanya untuk mengevaluasi kerja dari para Dimensi - Dimensi Kinerja Guru
karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan Menurut Sudjana, dikutip oleh Wibowo
dan memotivasi kalangan karyawan.” Dalam (2004: 67) telah membagi kompetensi guru
penilaian kinerja tidak hanya semata-mata dalam tiga bagian yaitu: (1) Kompetensi bidang
menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan Kognitif, artinya kemampuan intelektual,
secara keseluruhan yang menyangkut berbagai seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan
bidang seperti kemampuan, kerajinan, disiplin, cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan
hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai tingkah laku individu, pengetahuan tentang
bidang tugasnya semuanya layak untuk dinilai. bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang
Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga adaministrasi kelas, pengetahuan tentang cara
faktor penting yaitu, (1) kemampuan dan minat menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang
seorang pekerja, (2) kemampuan dan kemasyarakatan, serta pengetahuan umum
penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta lainnya; (2) Kompetensi bidang sikap, artinya
(3) peran dan tingkat motivasi seorang kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai
pekerja.Semakin tinggi ketiga faktor di atas, hal berkenaan dengan tugas dan profesinya.
semakin besarlah prestasi kerjakaryawan Misalnya sikap menghargai pekerjaan,
bersangkutan. Berdasarkan pendapat tersebut di mencintai dan memiliki perasaan senang
atas, maka dapat disimpulkan bahwa apabila terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap
seorang pegawai telah memiliki kemampuan toleransi tehadap sesama teman seprofesinya,
dalam penguasaan bidang pekerjaannya, memiliki kemauan yang keras untuk
mempunyai minat untuk melakukan pekerjaan meningkatkan hasil pekerjaannya; (3)
tersebut, adanya kejelasan peran dan motivasi Kompetensi perilaku/performance, artinya
pekerjaan yang baik, maka orang tersebut kemampuan guru dalam berbagai
memiliki landasan yang kuat untuk berprestasi keterampilan/berperilaku, seperti keterampilan
lebih baik. Ukuran kinerja secara umum yang mengajar, membimbing, menilai, menggunakan
kemudian diterjemahkan ke dalam penilaian alat bantu pengajaran, bergaul atau
prilaku secara mendasar meliputi: (1) kualitas berkomunikasi dengan siswa, keterampilan
kerja; (2) kuantitas kerja; (3) pengetahuan menumbuhkan semangat belajar para siswa,
tentang pekerjaan; (4) pendapat atau pernyataan keterampilan melaksanakan administrasi kelas,
yang disampaikan; (5) keputusan yang diambil; dan lain-lain.
(6) perencanaan kerja; (7) daerah kerja. Ketiga bidang kompetensi di atas tidak
Kinerja guru dalam perspektif manajemen, berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan
dapat selalu ditingkatkan dan mencapai standar saling mempengaruhi satu sama lain. Artinya,

Halaman | 81
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2014

saling mendasari satu sama yang lain. 2. Kompetensi Pedagogik


Sementara Mohammad Surya (2003: 92) telah Menguasai karakteristik peserta didik dari
membagi kompetensi guru dalam 5 bagian yaitu aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,
sebagai berikut: (1) Kompetensi personal, ialah emosional, dan intelektual. Menguasai teori
kualitas kemampuan pribadi seorang guru yang belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. yang mendidik. Mengembangkan kurikulum
Kompetensi personal ini mencakup kemampuan yang terkait dengan mata pelajaran yang
pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diampu. Menyelenggarakan pembelajaran
diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan yang mendidik. Memanfaatkan teknologi
perwujudan diri. (2) Kompetensi profesional, informasi dan komunikasi.
ialah berbagai kemampuan yang diperlukan 3. Kompetensi Kepribadian
agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru Bertindak sesuai dengan norma agama,
professional. Kompetensi professional meliputi hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
aspek kepakaran atau keahlian dalam Indonesia. Menampilkan diri sebagai pribadi
bidangnya, yaitu penguasaan bahan yang harus yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
diajarkan beserta metodanya, rasa tanggung bagi peserta didik dan masyarakat.
jawab akan tugasnya, dan rasa kebersamaan Menampilkan diri sebagai pribadi yang
dengan sejawat guru lainnya. (3) Kompetensi mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
sosial, ialah kemampuan yang diperlukan oleh Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab
seseorang agar berhasil dalam berhubungan yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan
dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini, rasa percaya diri. Menjunjung tinggi kode
termasuk keterampilan dalam berinteraksi sosial etik profesi guru.
dan melaksanakan tanggung jawab sosial. (4) 4. Kompetensi Sosial
Kompetensi intelektual, ialah penguasaan Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta
berbagai ilmu pengetahuan yang berhubungan tidak diskriminatif karena pertimbangan
dengan tugasnya sebagai guru. (5) Kompetensi jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
Spiritual, ialah kualitas keimanan dan belakang keluarga, dan status sosial
ketaqwaan sebagai orang beragama. ekonomi. Berkomunikasi secara efektif,
Menurut Undang-undang No. 14 tahun empatik, dan santun dengan sesama
2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1), pendidik, tenaga kependidikan, orang tua,
“Kompetensi guru meliputi kompetensi dan masyarakat. Beradaptasi di tempat
profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi bertugas di seluruh wilayah Republik
kepribadian, dan kompetensi sosial, yang Indonesia yang memiliki keragaman sosial
diperoleh melalui pendidikan profesi.” Uraian budaya. Berkomunikasi dengan komunitas
tersebut memperlihatkan keragaman dalam profesi sendiri dan profesi lain secara multi
mengkaji dimensi kompetensi guru. Namun media.
demikian substansinya bermuara pada dimensi Konsekuensi Guru sebagai tenaga
yang sama. Merujuk pada Undang-undang profesional, setelah diberlakukannya Undang-
Guru dan Dosen dimensi kompetensi yang undang Guru dan Dosen No 14 tahun 2005,
digunakan dalam penelitian ini adalah (1) maka guru dituntut untuk mampu
profesional, (2) pedagogik, (3) kepribadian dan melaksanakan:
(4) sosial. Berikut adalah uraian dimensi- 1. Tugas utamanya untuk mendidik, mengajar,
dimensi kompetensi tersebut. membimbing, mengarahkan, menilai dan
1. Kompetensi Profesional mengevaluasi peserta didik.
Menguasai materi, struktur, konsep, dan 2. Tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
pola pikir keilmuan yang mendukung mata sekolah/madrasah .
pelajaran yang diampu. Menguasai standar Sehingga guru harus dapat memenuhi
kompetensi dan kompetensi dasar mata kewajibannya:
pelajaran yang diampu. Mengembangkan 1. Merencanakan, melaksanakan, menilai dan
materi pembelajaran yang diampu secara mengevaluasi hasil pembelajaran /
kreatif. Mengembangkan Keprofesian secara bimbingan serta melaksanakan perbaikan
berkelanjutan dengan melakukan tindakan dan pengayaan.
reflektif. Memanfaatkan teknologi informasi 2. Meningkatkan dan mengembangkan
dan komunikasi untuk mengembangkan diri. kualifikasi akademik dan kompetensi secara

Halaman | 82
Mochamad Selamet Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
(Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar)

berkelanjutan sejalan dengan perkembangan pemanfaatan teknologi pembelajaran,


iptek dan seni. evaluasi hasil belajar (EHB), pengembangan
3. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif peserta didik untuk mengaktualisasikan
terhadap peserta didik (jenis kelamin, berbagai potensi yang dimilikinya.
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, Secara operasional, kemampuan mengelola
latar belakang keluarga dan status sosial pembelajaran terdiri dari tiga fungsi
ekonomi). manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang- dan pengendalian. Perencanaan menyangkut
undangan, hukum dan kode etik guru serta penetapan tujuan, dan kompetensi, serta
nilai agama dan etika. memperkirakan cara mencapainya.
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan Perencanaan merupakan fungsi sentral dari
kesatuan bangsa. manajemen pembelajaran dan harus
berorientasi ke masa depan.
Indikator Kinerja Guru 2. Kompetensi Melaksanakan Proses Belajar
Kinerja guru mempunyai spesifikasi Mengajar
tertentu, dapat dilihat dan diukur berdasarkan Pelaksanaan atau sering juga disebut
kriteria kompetensi guru. Depdiknas telah implementasi adalah proses yang
memodifikasi Teacher performance assessment memberikan kepastian bahwa proses belajar
instrument yang dikembangkan oleh Georgia mengajar telah memiliki suber daya manusia
Departemen of Education dalam bentuk Alat dan sarana prasarana yang diperlukan,
Penilaian Kemampuan Guru (APKG) yang sehingga dapat membentuk kompetensi dan
meliputi hal berikut: mencapai tujuan yang diinginkan. Pada saat
1. Kompetensi Menyusun Rencana ini di samping pengetahuan teori belajar
Pembelajaran mengajar, pengetahuan tentang siswa,
Depdiknas (2004: 45) mengemukakan diperlukan pula kemahiran dan keterampilan
kompetensi penyusunan rencana teknik belajar, misalnya: prinsip-prinsip
pembelajaran meliputi (1) mampu mengajar, penggunaan alat bantu
mendeskripsikan tujuan, (2) mampu memilih pengajaran, penggunaan metode mengajar,
materi, (3) mampu mengorganisir materi, (4) dan keterampilan menilai hasil belajar siswa.
mampu menentukan metode/strategi 3. Kompetensi Melaksanakan Penilaian Proses
pembelajaran, (5) mampu menentukan Belajar Mengajar
sumber belajar/media/alat peraga Undang-undang Nomor 14 tahun 2005
pembelajaran, (6) mampu menyusun tentang Guru dan Dosen pasal 1 menyatakan
perangkat penilaian, (7) mampu menentukan bahwa “tugas utama guru adalah mendidik,
teknik penilaian, dan (8) mampu mengajar, membimbing, mengarahkan,
mengalokasikan waktu. melatih, dan mengevaluasi peserta didik.”
Dengan mengacu pada uraian di atas jelas Berdasarkan undang-undang tersebut, selain
bahwa perencanaan program belajar pengelolaan pembelajaran, guru dituntut
mengajar bagi seorang guru harus memiliki kemampuan untuk menilai dan
menuangkannya secara rinci dan jelas dalam mengevaluasi keberhasilan pembelajaran.
sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Penilaian proses belajar mengajar
(RPP), bahwa kompetensi pedagogik dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan
merupakan kemampuan guru dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar yang
pengelolaan pembelajaran peserta didik. telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian
Mulyasa (2008: 75) mengemukakan bahwa, diartikan sebagai proses yang menentukan
dalam pengelolaan pembelajaran peserta betapa baik organisasi program atau
didik yang sekurang-kurangnya meliputi kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai
hal-hal sebagai berikut. maksud-maksud yang telah ditetapkan.
Pemahaman wawasan atau landasan 4. Hubungan Antar Pribadi
kependidikan, pemahaman terhadap peserta Perencanaan pengajaran yang kemudian
didik, pengembangan kurikulum / silabus, diwujudkan dalam pengajaran memerlukan
perancangan pembelajaran, pelaksanaan dukungan suasana belajar mengajar yang
pembelajaran yang mendidik dan dialogis, baik. Untuk itu guru harus menciptakan

Halaman | 83
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2014

suasana yang mendukung sehingga apa-apa SIMPULAN


yang akan dikomunikasikan dapat Berdasarkan hasil penelitian dan
dimengerti dan dipahami siswa. Hubungan pembahasan serta hasil dari pengolahan data
antar pribadi dalam proses belajar mengajar, yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,
dapat dilihat dari kemampuan guru maka dihasilkan beberapa simpulan sebagai
mengembangkan sikap positif siswa, sikap berikut:
terbuka, menampilkan kegairahan dalam 1. Kompetensi supervisi manajerial
mengajar, mengelola interaksi perilaku kelas berpengaruh terhadap kinerja guru dalam
sehingga memungkinkan dicapainya tujuan kategori tinggi dan bersifat positif. Artinya
pengajaran. dengan kompetensi supervisi manajerial
tinggi, maka kinerja guru meningkat.
HIPOTESIS 2. Kompetensi supervisi akademik pengawas
Adapun hipotesis yang diajukan dalam berpengaruh terhadap kinerja guru dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : kategori tinggi dan bersifat positif. Artinya
1. Kompetensi supervisi manajerial pengawas dengan kompetensi supervisi akademik
berpengaruh positif terhadap kinerja guru. tinggi, maka kinerja guru meningkat.
2. Kompetensi evaluasi pengawas berpengaruh 3. Kompetensi supervisi manajerial dan
positif terhadap kinerja guru. kompetensi supervisi akademik pengawas
3. Kompetensi supervisi manajerial dan berpengaruh terhadap kinerja guru dalam
evaluasi pengawas secara simultan kategori tinggi.
berpengaruh positif terhadap kinerja guru. 4. Artinya dengan kompetensi supervisi
manajerial dan kompetensi akademik tinggi,
METODE PENELITIAN maka kinerja guru meningkat. Sedangkan
Penelitian ini menggunakan metode kontribusinya dalam kategori sedang,
deskriptif analisis dengan menggunakan sisanya ditentukan oleh variabel lain seperti
pendekatan kuantitatif, sedangkan analisis data disiplin guru, motivasi guru, sarana
menggunakan korelasi dan regresi berganda. prasarana, pengalaman mengajar dan lain-
Pada penelitian ini penulis mendesain sebagai lain. Berdasarkan hasil penelitian ini
suatu study kasus yang bersifat asosiatif, disimpulkan bahwa penelitian yang
analitis, korelasional, karena penelitian ini menyatakan “ Terdapat pengaruh
hanya memberikan gambaran tentang pengaruh kompetensi supervisi manajerial dan
kompetensi supervisi manajerial dan kompetensi supervisi akademik pengawas
kompetensi evaluasi pengawas terhadap kinerja secara simultan terhadap kinerja guru” dapat
guru. diterima.

PEMBAHASAN DAFTAR PUSTAKA


Hasil penelitian ini adalah: (1) Kompetensi Alfonso. R. J.. G.R. Firth, dan R.F. Neville.
supervisi manajerial berpengaruh terhadap 1981. Instructional Supervision: A
kinerja guru = 0,605 (hubungan tergolong Behavioral System. Boston: Allyn and
tinggi) dan memberikan sumbangan sebesar Bacon, Inc.
36,60%. (2) Kompetensi evaluasi berpengaruh Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur
terhadap kinerja guru = 0,688 (hubungan Penelitian. Jakarta : Bina Aksara
tergolong tinggi) dan memberikan sumbangan Bacal,Robert.,2001.Performance Management.
sebesar 47,33%. Berdasarkan hasil penelitian Terj.Surya Darma dan Yanuar Irawan,
ini berarti kompetensi evaluasi pengawas cukup Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
baik sehingga efektif dalam proses pendidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
di Kota Banjar. (3) Kompetensi supervisi Kependidikan. 2009. Dimensi Kompetensi
manajerial dan evaluasi pengawas berpengaruh Supervisi Manajerial (BBM Musyawarah
terhadap kinerja guru sebesar 0,716 (hubungan Kerja Pengawas Sekolah.Jakarta.
tergolong tinggi) dan memberikan kontribusi Daresh, J. C. 1989. Supervision as a Proactive
sumbangan sebesar 51,27%. sisanya sebesar Process. New York & London: Longman
48,73% ditentukan oleh variabel yang lain Dodd.W.A. 1972. Primary School Inspection in
seperti disiplin guru, motivasi guru, sarana New Countries. London: Oxford
prasarana, pengalaman mengajar dan lain-lain. University Press.

Halaman | 84
Mochamad Selamet Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
(Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar)

Fattah, Nanang. 1996. Landasan Manajemen Surya, Muhammad. 2003. Psikologi


Pendidikan. Bandung : Remaja Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:
Rosdakarya Yayasan Bhakti Winaya
Gorton,Richard A. 1976. School Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Administration: Challenge and tahun 2003 tentang: Sistem Pendidikan
Opportunity for Leadership. Iowa: Nasional.Jakarta: Depdiknas
Wm.C.Brown Co. Publishers Undang-Undang Republik Indonesia No. 14
Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber tahun 2005 tentang :Sistem Guru dan
Daya Manusia. Bandung: Bumi Aksara Dosen. Jakarta: Depdiknas
Muslim. Sri Banun. 2009. Supervisi Pendidikan Usep, Romli. 2008. Pengaruh Kompensasi dan
Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Budaya Kerja terhadap Kinerja Guru SMP
Guru, Bandung: Alfabeta di Kota Banjar.
Neagley, R.L. dan N.D. Evans. 1980. Sallis, E. 2007. Total Quality Management in
Handbook for Effective Supervision fo Education. Alih Bahasa: Ahmad Ali
Instruction. Third Edition. Englewood Riyadi dan Fahrorrozi. Yogyakarta:
Cliffs, New Jersey: Presentice-Hall, Inc. IRCISoD.
Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 Wibowo, 2004. Manajemen Kinerja, Jakarta:
tentang Standar Nasional Pendidikan. Rajawali Press
Jakarta: Depdiknas. Internet:http: Nasional kompas.com/read/
Peraturan Pemerintah RI No. 74 tahun 2008 17/04/2012/ 12214o22/ Indek
tentang: Guru. Jakarta: Depdiknas Pembangunan Manusia. Dikutip, Sabtu,
Permendiknas No. 15 Tahun 2010 tentang 20- 10- 2012
Standar Pelayanan Minimal
Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas
Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang:
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah,
Jakarta: Depdiknas
Purwanto, Ngalim. 2008. Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Bandung :Rosda
Karya
Riduwan, 2010. Metode dan Teknik Menyusun
Tesis. Bandung :Alfabeta
Sergiovanni, T.J. 1987. The Principalship, A
Reflective Practice Perspective. Boston:
Allyn and Bacon
Sergiovanni, T.J. et al. 1987. Educational
Governance and Administration. Second
Edition. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-
Hall, Inc.
Sudjana, 2000. Metoda Statistika. Bandung:
Tarsito
Sugiyono, 2007. Statistik Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta CV
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta
Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional
(Layanan dalam Meningkatkan Mutu
Pengajaran di Era otonomi Daerah),
Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, Winarno. (1996). Pengantar
Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Halaman | 85
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2014

Halaman | 86

Anda mungkin juga menyukai