Oleh
Mochamad Selamet
82321112044
Abstrak
Problematika yang dihadapi dalam penelitian ini meliputi (1) Bagaimana pengaruh kompetensi
supervisi manajerial pengawas sekolah terhadap kinerja guru; (2) Bagaimana pengaruh kompetensi
supervisi akademik pengawas sekolah terhadap kinerja guru; (3) Bagaimana pengaruh kompetensi
supervisi manajerial dan akademik pengawas secara bersama-bersama terhadap kinerja guru?
Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1)Mengetahui pengaruh kompetensi supervisi manajerial
pengawas sekolah terhadap kinerja guru; (2) Mengetahui pengaruh kompetensi supervisi akademik
pengawas sekolah terhadap kinerja guru; (3) Mengetahui pengaruh kompetensi supervisi manajerial
dan supervisi akademik pengawas sekolah terhadap kinerja guru. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan analisis data
menggunakan korelasi dan regresi berganda. Hasil penelitian ini adalah: (1) Kompetensi supervisi
manajerial berpengaruh terhadap kinerja guru dengan hubungan tergolong tinggi dan memberikan
sumbangan sebesar 31,36%. (2) Kompetensi supervisi akademik berpengaruh terhadap kinerja guru
dengan hubungan tergolong tinggi dan memberikan sumbangan sebesar 43,38%. Berdasarkan hasil
penelitian ini berarti kompetensi akademik pengawas cukup baik sehingga efektif dalam proses
pendidikan di Kota Banjar. (3) Kompetensi supervisi manajerial dan akademik pengawas
berpengaruh terhadap kinerja guru dengan hubungan tergolong tinggi dan memberikan kontribusi
sumbangan sebesar 47,61%. sisanya sebesar 52,39% ditentukan oleh variabel yang lain seperti
disiplin guru, motivasi guru, sarana prasarana, pengalaman mengajar dan lain-lain. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, saran yang diajukan adalah: (1)Agar kinerja guru meningkat hendaknya
kompetensi supervisi manajerial pengawas dilaksanakan secara optimal dengan cara pengawas
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai standar pelayanan minimal dan menjalankan
prinsip-prinsip supervisi sesuai dengan dimensi kompetensi supervisi manajerialnya. (2) Agar kinerja
guru meningkat hendaknya kompetensi akademik pengawas selalu di tingkatkan secara optimal
dengan cara pengawas melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai standar pelayanan minimal
dan menjalankan prinsip-prinsip supervisi sesuai dengan dimensi kompetensi supervisi akademik. (3)
Agar kinerja guru meningkat hendaknya kompetensi supervisi manajerial dan akademik pengawas
dilaksanakan secara optimal dengan cara pengawas melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai
standar pelayanan minimal dan menjalankan prinsip-prinsip supervisi sesuai dengan dimensi
kompetensi supervisi manajerial dan dimensi kompetensi akademiknya. (4) Berhubung penelitian ini
memiliki banyak keterbatasan dan dirasakan belum sempurna, maka untuk kesempatan lain
hendaknya dilakukan penelitian sejenis yang lebih mendalam dan akurat
Kata Kunci: kompetensi supervisi manajerial, kompetensi supervisi akademik, kinerja guru
Halaman | 73
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2014
dari pengawas mata pelajaran atau satuan Seorang pengawas pendidikan harus
pendidikan. Jika kinerja guru tidak segera memenuhi beberapa kriteria yang sesuai dengan
diperbaiki akan berdampak kepada rendah peran dan fungsi kepengawasan. Sebagai
kulitas pendidikan. konsekwensi dari kewenangan dan tanggung
Rendahnya IPM Indonesia saat ini jawab yang diberikan tersebut, maka seorang
merupakan garapan bagi pemerintah untuk pengawas harus memiliki kemampuan
lebih meningkatkan kualitas pendidikan. profesional yang dilandasi oleh pengetahuan
Sebenarnya pemerintah telah banyak dan keterampilan tertentu. Peraturan Menteri
melakukan upaya dalam berbagai bentuk Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007
kebijakan untuk mengatasi segala kelemahan. tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah
Hal tersebut telah menjadi masalah strategis, menegaskan bahwa seorang pengawas harus
bahkan menjadi public issues baik di kalangan memiliki 6 (enam) kompetensi minimal, yaitu
akademis, pemerhati maupun praktisi dari kompetensi kepribadian, supervisi manajerial,
sistem pendidikan nasional dalam rangka supervisi akademik, evaluasi pendidikan,
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia penelitian dan pengembangan serta kompetensi
(IPM). sosial.
Sebagai langkah awal untuk peningkatan Supervisi manajerial dan supervisi
IPM di bidang pendidikan adalah dengan akademik pengawas merupakan usaha yang
melakukan peningkatan dan memperbaiki dilakukan seorang pengawas untuk
kinerja guru dalam satuan pendidikan. Hal ini memperbaiki pola kerja dan kinerja sekolah
dikarenakan guru merupakan ujung tombak termasuk didalamnya adalah kinerja guru,
pendidikan melalui kegiatan pembelajaran di sehingga berpengaruh positif terhadap proses
sekolah. Kinerja guru yang baik akan dan hasil belajar mengajar serta kualitas
berdampak kepada keberhasilan guru pendidikan. Kegiatan pokok supervisi
melaksanakan proses belajar dan mengajar yang pendidikan adalah pembinaan terhadap sekolah
bermutu. Dengan proses belajar dan mengajar pada umumnya dan guru pada khususnya agar
yang bermutu output siswa atau lulusan yang kualitas pembelajaran meningkat.
memiliki kompetensi bermutu, termasuk di Tugas pengawas sangat strategis dalam
dalamnya bidang akademik. Kompetensi lingkungan sekolah, mengingat guru sebagai
lulusan pendidikan yang bermutu dimaksud ujung tombak pendidikan memerlukan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 konsultasi dan diskusi mengenai proses belajar
tahun 2005 tentang Standar Nasional dan mengajar yang menjadi bidangnya sehingga
Pendidikan, bahwa “lulusan dari satuan kinerja guru bisa maksimal. Berdasarkan Survei
pendidikan mempunyai kecerdasan, yang dilakukan oleh Direktorat Tenaga
pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta Kependidikan pada Tahun 2008 terhadap para
keterampilan untuk hidup mandiri dan pengawas di suatu kabupaten (Dirjen
mengikuti pendidikan lebih lanjut”. Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Pengawas mata pelajaran atau satuan Kependidikan. 2009:1) menunjukkan bahwa
pendidikan yang bersinergis dengan kepala para pengawas memiliki kelemahan dalam
sekolah mempunyai peran penting dalam kompetensi supervisi akademik, supervisi
memperbaiki kinerja guru melalui supervisi manajerial, evaluasi pendidikan, dan penelitian
manajerial dan supervisi akademik . Pengawas dan pengembangan. Kondisi tersebut tidak
mata pelajaran atau satuan pendidikan berbeda dengan di Kota Banjar saat ini, masih
merupakan jembatan antara pembuat keputusan ada pengawas sekolah yang belum menguasai
dengan sekolah sebagai media penyedia keenam dimensi kompetensi tersebut dengan
masukan dalam pengambilan kebijakan yang baik. Fenomena yang terjadi pengawas
telah dan akan dikeluarkan. Pengawas melaksanakan pembinaan belum maksimal, hal
diharapkan aktif mengawasi pelaksanaan ini belum sesuai dengan Standar Pelayanan
kebijakan dengan cara mencari data masukan Minimal (SPM). Di dalam Permendiknas No.
customer pendidikan dalam menyikapi program 15 Tahun 2010 – Standar Pelayanan Minimal
di sekolah. Tidak diharapkan, pengawas hanya Pendidikan Dasar menyatakan bahwa:
melaksanakan kunjungan rutin tanpa “Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan
menyentuh teknis pengajaran dan pengendalian dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap
mutu pendidikan. kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk
Halaman | 74
Mochamad Selamet Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
(Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar)
Halaman | 75
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2014
5. Berkemauan keras, rajin bekerja demi lebih baik dan berkualitas, sehingga tujuan
tercapainya tujuan atau program yang telah (pembelajaran) yang diharapkan bisa dicapai
digariskan/disusun. secara optimal (Sri Banun Muslim, 2009:
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 35)
Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar 3. Supervisi harus memiliki karakteristik :
Pengawas Sekolah/Madrasah menegaskan obyektif, demokratis, sistematis,kreatif,
bahwa seorang pengawas harus memiliki 6 berpusat pada pertumbuhan dan
(enam) kompetensi minimal, yaitu “kompetensi produktivitas yang didasarkan pada
kepribadian, supervisi manajerial, supervisi penelitian dan analisis keseluruhan
akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan lingkungan belajar mengajar pada
pengembangan serta kompetensi sosial.” pengidentifikasian dan pemecahan masalah-
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan masalah profesional (Mark dkk, 1985 dalam
oleh pengawas satuan pendidikan dalam rangka Sri Banun Muslim, 2009: 38)
membantu kepala sekolah, guru dan tenaga 4. Supervisi harus mampu menciptakan
kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu hubungan kemanusiaan yang harmonis.
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan Hubungan kemanusiaan yang harus
pembelajaran. Supervisi manajerial menitik diciptakan harus bersifat terbuka,
beratkan pada pengamatan pada aspek-aspek kesetiakawanan, dan informal. Hubungan
pengelolaan dan administrasi sekolah yang demikian bukan saja antara supervisor
berfungsi sebagai pendukung (supporting) dengan guru, melainkan juga antara
terlaksananya pembelajaran. Direktorat Tenaga supervisor dengan pihak lain yang terkait
Kependidikan (2009: 20) dinyatakan bahwa: dengan program supervisi. Oleh sebab itu,
Supervisi manajerial adalah supervisi yang dalam pelaksanaannya supervisor harus
berkenaan dengan aspek pengelolaan memiliki sifat-sifat seperti: sikap membantu,
sekolah yang terkait langsung dengan memahami, terbuka, jujur, ajeg, sabar,
peningkatan efisiensi dan efektivitas antusias, dan penuh humor (Dodd, 1972:
sekolah yang mencakup perencanaan, 25).
koordinasi, pelaksanaan, penilaian, 5. Supervisi harus dilakukan secara
pengembangan kompetensi sumberdaya berkesinambungan. Supervisi bukan tugas
manusia (SDM) kependidikan dan bersifat sambilan yang hanya dilakukan
sumberdaya lainnya. Dalam melaksanakan sewaktu-waktu jika ada kesempatan. Perlu
fungsi supervisi manajerial, pengawas dipahami bahwa supervisi merupakan salah
sekolah/madrasah berperan sebagai: (1) satu essential function dalam keseluruhan
kolaborator dan negosiator dalam proses program sekolah (Alfonso dkk., 1981 dan
perencanaan, koordinasi, pengembangan Weingartner, 1973: 65).
manajemen sekolah, (2) asesor dalam 6. Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak
mengidentifikasi kelemahan dan boleh mendominasi pelaksanaan supervisi.
menganalisis potensi sekolah, (3) pusat Titik tekan supervisi yang demokratis adalah
informasi pengembangan mutu sekolah, aktif dan kooperatif. Supervisor harus
dan (4) evaluator terhadap pemaknaan melibatkan secara aktif guru yang dibinanya.
hasil pengawasan. Tanggung jawab perbaikan program bukan
hanya pada supervisor melainkan juga pada
Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial guru.
Prinsip-prinsip supervisi manajerial pada 7. Program supervisi harus integral. Di dalam
hakikatnya tidak berbeda dengan supervisi setiap organisasi pendidikan terdapat
akademik, yaitu: bermacam-macam sistem perilaku dengan
1. Prinsip yang pertama dan utama dalam tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan. Sistem
supervisi adalah pengawas harus tersebut antara lain berupa sistem perilaku
menjauhkan diri dari sifat otoriter, di mana administratif, sistem perilaku kesiswaan,
ia bertindak sebagai atasan dan kepala pengembangan konseling, sistem perilaku
sekolah/guru sebagai bawahan. supervisi.(Alfonso, dkk., 1981: 66).
2. Supervisi pada dasarnya dilaksanakan dalam 8. Supervisi harus komprehensif. Program
rangka membantu pihak sekolah (guru-guru) supervisi harus mencakup keseluruhan
agar dapat melaksanakan tugasnya secara
Halaman | 76
Mochamad Selamet Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
(Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar)
Halaman | 77
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2014
Halaman | 78
Mochamad Selamet Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
(Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar)
Halaman | 79
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2014
abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level setiap aspek substansi. Guru tidak berbeda
of commitment). dengan kasus profesional lainnya. Ia harus
Penjelasan di atas memberikan implikasi mengetahui bagaimana mengerjakan (know how
khusus kepada apa seharusnya program to do) tugas-tugasnya. Ia harus memiliki
supervisi akademik. Supervisi akademik yang pengetahuan tentang bagaimana merumuskan
baik harus mampu membuat guru semakin tujuan akademik, murid-muridnya, materi
kompeten, yaitu guru semakin menguasai pelajaran, dan teknik akademik. Tetapi,
kompetensi, baik kompetensi kepribadian, mengetahui dan memahami keempat aspek
kompetensi pedagogik, kompetensi substansi ini belumlah cukup. Seorang guru
professional, dan kompetensi sosial. Oleh harus mampu menerapkan pengetahuan dan
karena itu supervisi akademik harus menyentuh pemahamannya. Dengan kata lain, ia harus bisa
pada pengembangan seluruh kompetensi guru. mengerjakan (can do). Selanjutnya, seorang
Sehubungan dengan pengembangan kedua guru harus mau mengerjakan (will do) tugas-
dimensi ini, menurut Neagley (1980) terdapat tugas berdasarkan kemampuan yang
dua aspek yang harus menjadi perhatian dimilikinya. Percumalah pengetahuan dan
supervisi akademik baik dalam keterampilan yang dimiliki oleh seorang guru,
perencanaannya, pelaksanaannya, maupun apabila ia tidak mau mengerjakan tugas-
penilaiannya. tugasnya dengan sebaik-baiknya. Akhirnya
Pertama, apa yang disebutkan dengan seorang guru harus mau mengembangkan (will
substantive aspects of professional development grow) kemampuan dirinya sendiri.
(yang selanjutnya akan disebut dengan aspek Sedangkan bilamana merujuk kepada
substantif). Aspek ini menunjuk pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
kompetensi guru yang harus dikembangkan Tentang Guru dan Dosen, ada empat
melalui supervisi akademik. Aspek ini kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
menunjuk pada kompetensi yang harus dikuasai guru dan harus dijadikan perhatian utama
guru. Penguasaannya merupakan sokongan kepala sekolah dalam melakukan supervisi
terhadap keberhasilannya mengelola proses akademik, yaitu kompetensi-kompetensi
pembelajaran. kepribadian, pedagogik, professional, dan
Ada empat kompetensi yang harus sosial. Supervisi akademik yang baik adalah
dikembangkan melalui supervisi akademik, supervisi yang mampu menghantarkan guru-
yaitu yaitu kompetensi-kompetensi kepribadian, guru menjadi semakin kompeten.
pedagogik, professional, dan sosial.
pemahaman dan pemilikan guru terhadap tujuan Kinerja Guru
akademik, persepsi guru terhadap murid, Istilah kinerja atau prestasi kerja
pengetahuan guru tentang materi, dan merupakan terjemah dari kata performance.
penguasaan guru terhadap teknik. Aspek Menurut Longman Dictionary dalam Wibowo,
substansi pertama dan kedua merepresentasikan (2004: 23) “Performance is the ability of a
nilai, keyakinan, dan teori yang dipegang oleh person or machine to do something well”.
guru tentang hakikat pengetahuan, bagaimana Dalam bahasa Indonesia kinerja atau prestasi
murid-murid belajar, penciptaan hubungan guru kerja (performance) diartikan sebagai ungkapan
dan murid, dan faktor lainnya. Aspek substansi kemampuan yang didasari oleh pengetahuan,
ketiga merepresentasikan seberapa luas sikap, ketrampilan dan motivasi dalam
pengetahuan guru tentang materi atau bahan menghasilkan sesuatu. Parameter yang paling
pelajaran pada bidang studi yang diajarkannya. umum digunakan untuk mengukur adalah
Adapun aspek substansi keempat efektifitas, efisiensi, dan produktivitas.
merepresentasikan seberapa luas penguasaan Kinerja seseorang merupakan hal yang
guru terhadap teknik akademik, manejemen, kompleks dan terpadu yang keberhasilannya
pengorganisasian kelas, dan keterampilan dipengaruhi beberapa faktor, baik faktor
lainnya yang merupakan unsur akademik yang internal maupun external. Menurut Keith Davis
efektif. dalam Wibowo, (2004: 43) menyatakan faktor-
Kedua, apa yang disebut dengan faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
professional development competency areas kemampuan (ability=knowledge +skill) dan
(yang selanjutnya akan disebut dengan aspek motivasi (motivation = attitude + situation).
kompetensi). Aspek ini menunjuk pada luasnya Ada tiga faktor situasional yang mempengaruhi
Halaman | 80
Mochamad Selamet Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
(Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar)
kinerja, yaitu abilities and skill, rolr perception tertentu, maka dibutuhkan suatu manajemen
dan effort or motivation. Masalah kinerja selalu kinerja (performance management). Tapi perlu
mendapat perhatian dalam manajemen karena definisi khusus tentang kinerja itu sendiri.
sangat menekankan pengertian sebagai hasil Dengan mengacu pada pemikiran Robert Bacal
atau apa yang dikeluarkan dari sebuah dalam bukunya Performance Management di
pekerjaan dan kontribusi pada produktivitas bawah ini akan dibicarakan tentang manajemen
lembaga atau organisasi. kinerja guru. Robert Bacal mengemukakan
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi bahwa manajemen kinerja, sebagai sebuah
kinerja adalah kemampuan dan kemauan. proses komunikasi yang berkesinambungan dan
Memang diakui bahwa banyak orang mampu dilakukan dalam kemitraan antara seorang
tetapi tidak mau sehingga tetap tidak karyawan dan penyelia langsungnya.Proses ini
menghasilkan kinerja. Demikian pula halnya meliputi kegiatan membangun harapan yang
banyak orang mau tetapi tidak mampu juga jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan
tetap tidak menghasilkan kinerja apa-apa. yang akan dilakukan. Sebagai suatu sistem, di
Kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau dalamnya memiliki sejumlah bagian yang
prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan semuanya harus diikutsertakan, kalau sistem
bekerja, dengan kata lain bahwa kinerja dapat manajemen kinerja ini hendak memberikan
diartikan sebagai prestasi kerja. nilai tambah bagi organisasi, manajer dan
Kinerja guru menurut Hasibuan, Malayu, karyawan.
(2007:233) adalah “alat yang berfaedah tidak
hanya untuk mengevaluasi kerja dari para Dimensi - Dimensi Kinerja Guru
karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan Menurut Sudjana, dikutip oleh Wibowo
dan memotivasi kalangan karyawan.” Dalam (2004: 67) telah membagi kompetensi guru
penilaian kinerja tidak hanya semata-mata dalam tiga bagian yaitu: (1) Kompetensi bidang
menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan Kognitif, artinya kemampuan intelektual,
secara keseluruhan yang menyangkut berbagai seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan
bidang seperti kemampuan, kerajinan, disiplin, cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan
hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai tingkah laku individu, pengetahuan tentang
bidang tugasnya semuanya layak untuk dinilai. bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang
Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga adaministrasi kelas, pengetahuan tentang cara
faktor penting yaitu, (1) kemampuan dan minat menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang
seorang pekerja, (2) kemampuan dan kemasyarakatan, serta pengetahuan umum
penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta lainnya; (2) Kompetensi bidang sikap, artinya
(3) peran dan tingkat motivasi seorang kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai
pekerja.Semakin tinggi ketiga faktor di atas, hal berkenaan dengan tugas dan profesinya.
semakin besarlah prestasi kerjakaryawan Misalnya sikap menghargai pekerjaan,
bersangkutan. Berdasarkan pendapat tersebut di mencintai dan memiliki perasaan senang
atas, maka dapat disimpulkan bahwa apabila terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap
seorang pegawai telah memiliki kemampuan toleransi tehadap sesama teman seprofesinya,
dalam penguasaan bidang pekerjaannya, memiliki kemauan yang keras untuk
mempunyai minat untuk melakukan pekerjaan meningkatkan hasil pekerjaannya; (3)
tersebut, adanya kejelasan peran dan motivasi Kompetensi perilaku/performance, artinya
pekerjaan yang baik, maka orang tersebut kemampuan guru dalam berbagai
memiliki landasan yang kuat untuk berprestasi keterampilan/berperilaku, seperti keterampilan
lebih baik. Ukuran kinerja secara umum yang mengajar, membimbing, menilai, menggunakan
kemudian diterjemahkan ke dalam penilaian alat bantu pengajaran, bergaul atau
prilaku secara mendasar meliputi: (1) kualitas berkomunikasi dengan siswa, keterampilan
kerja; (2) kuantitas kerja; (3) pengetahuan menumbuhkan semangat belajar para siswa,
tentang pekerjaan; (4) pendapat atau pernyataan keterampilan melaksanakan administrasi kelas,
yang disampaikan; (5) keputusan yang diambil; dan lain-lain.
(6) perencanaan kerja; (7) daerah kerja. Ketiga bidang kompetensi di atas tidak
Kinerja guru dalam perspektif manajemen, berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan
dapat selalu ditingkatkan dan mencapai standar saling mempengaruhi satu sama lain. Artinya,
Halaman | 81
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2014
Halaman | 82
Mochamad Selamet Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
(Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar)
Halaman | 83
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2014
Halaman | 84
Mochamad Selamet Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
(Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar)
Halaman | 85
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 1 | Januari 2014
Halaman | 86