Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penjaminan mutu pendidikan di Indonesia masih sangat rendah,

berdasarkan hasil suvei yang dilakukan oleh PISA yang menempatkan kulitas

pendidikan Indonesia pada peringkat 74 dari 77 di negara. Sementara nilai sains

berada di peringkat 70 dari 78 negara. Nilai tersebut cenderung pasif dalam 10

sampai 15 tahun terakhir.1 Perlu penulis garis bawahi yang pertama berdasarkan

uraian diatas adalah mutu pendidikan di Indonesia ini masih jauh ketigalannya

dengan negara-negara lain di luar negeri yang sudah lebih jauh lebih maju dari

pada Indonesie tentunya, dan yang kedua Indonesia masih dapat mengejar

ketertinggalannya dari negara lain yang lebih maju, maka disinilah perlu adanya

peran pemerintah dalam mengatur sistem Pendidikan.

Salah satu peran pemerintah dalam pendidikan, adaah perlu dibentuknya tim

pengawasan pendidikan, dikarnakan setiap pelaksanaan program pendidikan

memerlukan adanya pengawasan. Pengawasan merupakan salah satu upaya untuk

dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam bekerja sebagai tenaga pendidik

yang profesional, karena dengan adanya pengawasan diharapkan dapat membantu

mengatasi berbagai persoalan secara profesional yang menyangkut dengan quality

assurense pendidikan.

1
Siti Alifah, Peningkatan Kulaitas Pendidikan Di Indonesia Untuk Mengejar Ketinggalan
Dari Negara Lain, (Online) Jurnal Penelitian Volume 5, Nomor 1, Juli 2021, Diakses 27
November 2021, h. 115-116

1
2

Kajian mutu (quality assurense) adalah memastikan bahwa semua

karakteristik dan kinerja guru sesuai dengan standar, harapan, persyaratan

dokumen dan evaluasi.2 Penggunaan sumber daya manusia (SDM) yang maksimal

diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang mempunyai kualitas terbaik, yang

sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan dalam masyarakat, yang pada akhirnya

juga dapat memberikan kontribusi untuk membangun sebuah bangsa. Upaya

perbaikan mutu pendidikan dilakukan pemerintah melalui serangkaian kebijakan

salah satunya adalah peningkatan kualitas pembelajaran melalui program

sertifikasi dan akreditasi.

Program peningkatan kualitas pembelajaran menuntut pola monitoring dan

evaluasi secara berkesinambungan, sehingga diperlukan manajerial manajemen

guru dalam kelembagaan. Dalam konteks sekolah, manajerial merupakan

manjemen yang dilakukan oleh kepala sekolah, sedangkan manajemen guru

adalah manajemen yang dilakukan oleh guru yang dibina oleh kepala sekolah atau

supervisor satuan pendidikan yag diberi tugas dengan kewenangan legal formal

untuk melakukan manajemen pendidikan.3

Kepala sekolah merupakan manajerial dalam mengembangkan usaha untuk

memberikan bantuan atau pelayanan yang profesional, hendaknyan selalu

menaruh perhatian yang sungguh-sungguh terhadap aspek-aspek yang dapat

mengganggu tugas guru dalam mengelola, merencakan, melaksanakan dan

mengevaluasi proses pendidikan. Dalam hal ini, seorang kepala sekolah atau

2
Dwicahyono Dkk, Langkah Demi Langkah Membangun Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi, Cet. Pertama, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h. 39
3
Bradley Setiyadi, Supervisi Dalam Pendidikan, Cetakan Peratama, ( Jawa Tengah: Sarnu
Untung: 2020), h. 161
3

madrasah senantiasa menilai secara obyektif dan terus menerus tentang masalah-

masalah yang dihadapi di sekolah dalam pelaksanaan tugasnya.

Aktifitas seorang kepala sekolah dalam melakukan kegiatan manajemen

guru harus membuat rancangan yang matang agar hasilnya lebih baik. Karena

kegiatan itu merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk

membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan

mereka secara efektif.4

Manajemen guru juga dapat dimaknai sebagai usaha memberi layanan

kepada guru-guru baik secara kelompok maupun individual dalam memperbaiki

pengajaran.5 Penjelasan di atas menunjukkan manajemen guru adalah suatu

kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk diberikan pembinaan terhadap para

guru dan tenaga kependidikan melalui teknik-teknik tertentu dengan tujuan untuk

menciptakan efektivitas kinerja mereka dalam menjalankan tugasnya. Peningkatan

kinerja guru melalui monitoring dan pengawasan bukan sekedar diarahkan kepada

pembinaan yang lebih bersifat aspek-aspek administratif kepegawaian saja, tetapi

harus lebih kepada peningkatan kemampuan keprofesionalannya dan komitmen

sebagai seorang guru.6

Dengan demikian kepala sekolah atau madrasah yang efektif adalah kepala

sekolah yang memahami permasalahan yang dihadapi oleh para guru disekolah,

selanjutnya memberikan bantuan dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan

4
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya,
2004), h. 76
5
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 19
6
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h. 13
4

dan masalah yang dihadapi itu, baik secara individu maupun kelompok.

Kemudian memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan

kreativitas dan mendorong guru ke arah ide-ide yang baik bagi perbaikan

tugasnya.

Mengenai pembinanaan sekolah dalam pendidikan telah diatur dalam

peraturan sebagaimana tercantum dalam pasal 66 Undang-Undang nomor 20

tahun 2003 tentang Sisdiknas yang berbunyi “Pemerintah, Pemerintah Daerah,

dewan pendidikan dan komite sekolah atau madrasah melakukan pembinanaan

atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan harus

sesuai dengan kewenangan masing-masing”.7

Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas tersebut

yaitu dengan optimalisasi manajemen guru. Peningkatan mutu pembelajaran di

sekolah sangat berkaitan erat dengan peningkatan hasil belajar peserta didik.

Peningkatan mutu belajar peserta didik dapat dicapai melalui otimalisasi

manajemen guru yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Hasil observasi awal peneliti pada SMP Islam Al-Ikhtiyar Tanah Jambo Aye

menunjukkan problematika sebagai berikut pola manajerial yang tidak efektif,

dalam tataran formal terlihat belum adanya standar mutu yang ditetapkan. Selain

itu sekolah belum memiliki acuan dalam pelaksanaan pengawasan sebagai bagian

dari peningkatan mutu guru sekolah. Seyogyanya pihak sekolah harus diketahui

bahwa pengawaan merupakan salah satu teknik atau cara untuk dapat

meningkatkan mutu sekolah. Kesenjangan antara harapan dan kenyataan tersebut

7
Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Tamita Utama, 2003), h. 32-33
5

menarik untuk diteliti sehingga berimplikasi pada pengembangan organisasi dan

peningkatan mutu secara berkelanjutan.8

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, untuk dapat mengetahui lebih

lanjut dan lebih mendalam, maka peneliti perlu mengadakan penelitian yang

berjudul. “Quality Assurance Pendidikan Melalui Optimalisasi Manajemen

Guru di SMP Islam Al-Ikhtiyar Tanah Jambo Aye”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dindentifikasi

beberapa permaslahan yang muncul adalah sebagai berikut:

1. Pola manajerial SMP Islam Al-Ikhtiyar yang tidak efektif.

2. Belum adanya standar mutu yang ditetapkan.

3. Sekolah belum memiliki acuan dalam pelaksanaan pengawasan sebagai

bagian dari peningkatan mutu guru sekolah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

masalah pokok penelitian ini adalah “Bagaimana Quality Assurance Pendidikan

Melalui Optimalisasi Manajemen Guru di SMP Islam Al-Ikhtiyar Tanah Jambo

Aye)”.

8
Observasi Awal Penulis Pada Hari Rabu, Tanggal 28 Agustus 2021 di SMP Islam Al-
Ikhtiyar Tanah Jambo Aye.
6

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan

umum penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis data tentang

quality assurance pendidikan melalui optimalisasi manajemen guru di SMP Islam

Al-Ikhtiyar Tanah Jambo Aye yaitu “Menjelaskan Quality Assurance Pendidikan

Melalui Optimalisi Manajemen Guru di SMP Islam Al-Ikhtiyar Tanah Jambo

Aye”?

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini yang berjudul “Quality Assurance Pendidikan Melalui

Optimalisasi Manajemen Guru di SMP Islam Al-Ikhtiyar Tanah Jambo Aye)”

dapat berguna secara teoritis dan secara praktis:

1. Kegunaan Secara Teororitis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan berguna:

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memberikan

informasi atau masukan Quality Assurance dalam memperbaiki

manajemen guru kearah yang lebih baik.

2) Sebagai bahan masukan penelitian ini dapat menambah pengetahuan

terhadap manajemen guru dalam proses pembelajaran.

3) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tolak ukur dalam

memilih lembaga pendidikan SMP yang cocok untuk anaknya dalam

melanjutkan pendidikan.
7

2. Kegunaan Secara Praktis

Adapun keguanaan secara praktis diharapkan hasil dari penelitian ini adalah:

1) Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadikan sebagai informasi tentang

Quality Assurance pendidikan melalui optimalisasi manajemen guru di

SMP Islam Al-Ikhtiyar Tanah Jambo Aye.

2) Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat ditindak lanjuti oleh lembaga,

khususnya SMP Islam Al-Ikhtiyar Tanah Jambo Aye, sehingga dapat

memperbaiki Quality Assurance pendidikan melalui optimalisasi

manajemen guru di SMP Islam Al-Ikhtiyar Tanah Jambo Aye di masa

yang akan datang.

3) Bagi Guru, diharapkan penelitian ini digunakan sebagai bahan evaluasi

untuk menambah pengetahuan guru tentang Quality Assurance

pendidikan melalui optimalisasi manajemen guru di SMP Islam Al-

Ikhtiyar Tanah Jambo Aye

4) Bagi Pembaca, dapat menjadi khazanah keilmuan di bidang Quality

Assurance pendidikan melalui optimalisasi manajemen guru di SMP

Islam Al-Ikhtiyar Tanah Jambo Aye dan menjadi referensi bagi peneliti

selanjutnya.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari dari kesalah pahaman pembaca dalam memahami isi dan

arah pembahasan karya ilmiah ini, maka penulis melengkapi dengan penjelasan

beberapa istilah yang terdapat dalam judul yaitu:


8

1. Quality Assurance Pendidikan

Quality assurance pendidikan adalah seluruh rencana dan tindakan

pendidikan secara sitematis yang penting untuk menyediakan suatu kepercayaan

yang digunakan denga tujuan untuk dapat memuaskan dari segi kulitas, kebutuhan

tersebut merupakan suatu refleksi dari pelanggan.9 Quality Assurance pendidikan

biasanya membuthkan suatu evaluasi yang secara terus menerus dan biasanya

digunakan sebagai alat bagi manjemen.10

Selanjutnya qulity assurance pendidikan juga merupakan tingkat kesesuaian

antara penyelenggaraan pendidikan sekolah dengan Standar Pedidikan Nasional. 11

Adapan yang maksud quality assurance pendidikan dalam penelitian ini adalah

bentuk penjaminan mutu yang dilaksanakan pada SMP Islam Al-Ikhtiyar Tanah

Jambo Aye dalam aspek peningkatan layanan proses pendidikan yang bermutu.

2. Manajemen Guru

Manajemen guru dalam penelitian ini adalah pekasanaan pengelolaan guru

melalui serangkaian fungsi manajeral dalam proses planning (perencanaan),

organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controling

(pengawasan) yang dilakasanakan oleh guru yang bertugas mendidik para peserta

didik pada SMP Islam Al-Ikhtiyar Tanah Jambo Aye.

9
Alfi Arif, Quality Assurance Dengan Metode Quality Fundaction Deployment: Konsep
Implementasi Pada Institusi Perguruan Tinggi, (Online) Jurnal Akuntansi Universitas Jember,
Diakses 27 September 2021, h. 44
10
Ibid.
11
Anang Dwi Putransu Aspranawa, Memamhami Quality Anssurance Menjadikan Budaya
Mutu Perguruan Tinggi, (Online), Jurnal An-Nisbah, Vol. 01, No. 02, April 2015, h. 116

Anda mungkin juga menyukai