Anda di halaman 1dari 7

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH

DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Iriyanti
SMAN 1 Seluma Jalan lubuk Kabur Kabupaten Seluma
e-mail: iriyantiyosep@yahoo.com

Abstract: The objective of the research is to describe the implementation of instructional


leadership on 2013 curriculum implementation by school principal. The research used qualitative
method. The subject of the research is school principal, the vice principal, teachers, and some of
the student. Data was collected by interview, observation, and documentation. The result showed
that: (1) the school principal guided the teacher on making lesson plan; (2) the school principal
gives more focus on learning activity aspect; (3) the principal gives learning evaluation guidance
by using learning observation technique in the class.; (4) the principal has not maximized on the
guidance of learning evaluation and monitoring because of the limited time and knowledge.

Keywords: leadership, school, principal, curricullum 2013, implementation

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi kepemimpinan


pembelajaran oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Metodologi penelitian
adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru,
dan beberapa orang siswa. Alat pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kepala sekolah telah melaksanakan pembinaan
pembuatan perangkat pembelajaran kepada guru; (2) kepala sekolah dalam melaksanakan
pembinaan proses pembelajaran kepada guru lebih menekankan pada aspek kegiatan
pembelajaran; (3) kepala sekolah melaksanakan pembinaan evaluasi pembelajaran, yakni dengan
teknik observasi pembelajaran di kelas; (4) kepala sekolah dalam melaksanakan pembinaan
monitoring dan evaluasi pembelajaran belum maksimal karena keterbatasan waktu dan
pengetahuan.

Kata Kunci: kepemimpinan, sekolah, kepala sekolah, kurikulum 2013, implementasi

PENDAHULUAN mengajar yang kondusif, sehingga guru-guru


Sekolah sebagai institusi (lembaga) dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik
pendidikan, merupakan wadah atau tempat dan peserta didik dapat belajar dengan tenang.
proses pendidikan yang memiliki sistem yang Di samping itu, kepala sekolah dituntut untuk
kompleks dan dinamis. Secara internal sekolah dapat bekerja sama dengan bawahannya, dalam
memiliki perangkat yakni kepala sekolah, guru, hal ini guru. Kepemimpinan kepala sekolah yang
murid, kurikulum, sarana dan prasarana. Secara terlalu berorientasi pada tugas pengadaan sarana
eksternal sekolah memiliki dan berhubungan dan prasarana dan kurang memperhatikan guru
dengan instansi lain baik secara vertikal dan dalam melakukan tindakan, dapat menyebabkan
horizontal. Semua itu tidak bisa terlepas dengan guru sering melalaikan tugas sebagai pengajar
penataan pendidikan di sekolah. Sesuai dengan dan pembentuknilai moral. Hal ini dapat
perkembangan zaman setiap lembaga harus bisa menumbuhkan sikap yang negatif dari seorang
menyesuaikannya, seperti halnya kurikulum. guru terhadap pekerjaannya di sekolah, sehingga
Kurikulum haruslah selalu mengikuti pada akhirnya berimplikasi terhadap keber-
perkembangan zaman. Tidak hanya kurikulum hasilan prestasi siswa di sekolah.
saja yang harus mampu menyesuaikan perkem- Wahjosumidjo (2002:471)
bangan zaman, tetapi juga buku teks yang mengemukakan bahwa penampilan kepemimpi-
digunakan sebagai proses belajar mengajar harus nan kepala sekolah adalah prestasi atau
mampu menyesuaikan perkembangan zaman. sumbangan yang diberikan oleh kepemimpinan
Kemampuan profesional kepala sekolah seorang kepala sekolah, baik secara kualitatif
sebagai pemimpin pendidikan yaitu bertanggung maupun kuantitatif yang terukur dalam rangka
jawab dalam menciptakan suatu situasi belajar membantu tercapainya tujuan sekolah.

338
Iriyanti, Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah 339

Penampilan kepemimpinan kepala sekolah individu untuk bekerjasama dalam kelompok


ditentukan oleh faktor kewibawaan, sifat dan dalam rangka mencapai tujuan sekolah atau
keterampilan, perilaku maupun fleksibilitas institusi. Tugas utama yang diemban oleh
pemimpin. seorang kepala sekolah adalah memimpin
Kepala sekolah adalah pengelola pendi- jalannya proses belajar mengajar di sekolah
dikan di sekolah secara keseluruhan,dan kepala menuju pencapaian hasil belajar yang maksimal.
sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah
sekolahnya. Dalam suatu lingkungan pendidikan bertanggung jawab atas prestasi atau hasil
di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab belajar siswa di sekolah yang dipimpinnya.
penuh untuk mengelola dan memberdayakan Dalam kajian mengenai sekolah yang efektif,
guru-guru agar terus meningkatkan kemampuan tanggung jawab langsung untuk memajukan dan
kerjanya. Dengan peningkatan kemampuan atas meningkatkan pembelajaran di sekolah adalah
segala potensi yang dimilikinya itu, maka kepala sekolah.
dipastikan guru-guru yang juga merupakan mitra Salah satu aspek yang harus dikuasai oleh
kerja kepala sekolah dalam berbagai bidang kepala sekolah adalah kepemimpinan pembelaja-
kegiatan pendidikan dapat berupaya ran. Eggen dan Kaucak (2004:52) menyatakan
menampilkan sikap positif terhadap peker- bahwa kepemimpinan pembelajaran adalah
jaannya dan meningkatkan kompetensi tindakan yang dilakukan kepala sekolah untuk
profesionalnya. mengembangkan lingkungan kerja yang
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan produktif dan memuaskan bagi guru yang pada
hal yang sangat penting dalam memanajemen akhirnya mampu menciptakan kondisi belajar
lembaga yang ia pimpin. Seorang kepala sekolah siswa semakin membaik.
harus mampu membimbing guru dalam hal Kepemimpinan pembelajaran penting
pembelajaran, kepala sekolah harus bijak dalam diterapkan di sekolah karena kemampuannya
mengambil suatu keputusan, kepala sekolah dalam membangun komunitas belajar warganya
harus mampu menjadi teladan yang baik bagi dan bahkan mampu menjadikan sekolahnya
bawahannya. Untuk itu, bukan sesuatu hal yang sebagai sekolah belajar (learning school).
mudah menjadi pemimpin yang benar-benar Sekolah belajar (learning school) memiliki
ideal bagi bawahannya. perilaku-perilaku sebagai berikut: member-
Dari hasil penelitian tersebut dayakan warga sekolah seoptimal mungkin,
mengindikasikan bahwa munculnya sekolah memfasilitasi warga sekolah untuk belajar terus
berprestasi, yang juga sering disebut sebagai dan belajar ulang, mendorong kemandirian
sekolah yang berhasil (successfulschools), atau setiap warga sekolahnya, memberi kewenangan
sekolah unggul, tidak dapat dipisahkan dari dan tanggung jawab kepada warga sekolahnya,
peran yang dimainkan oleh kepala sekolah mendorong warga sekolah untuk akuntabilitas
sebagai pemimpin pembelajaran. Kepala sekolah terhadap proses dan hasil kerjanya, mendorong
sebagai pemimpin pengajaran sebaiknya teamwork yang (kompak, cerdas, dinamis,
menginstropeksi diri apakah mereka sudah harmonis, dan lincah atau cepat tanggap
memiliki sikap dan kemampuan yang terhadap pelanggan utama yaitu siswa),
digambarkan oleh kepemimpinan efektif tersebut mengajak warga sekolahnya untuk menjadikan
di atas. Bila belum, hendaklah berusaha secara sekolahnya berfokus pada layanan siswa,
berangsur-angsur menerima diri sendiri untuk mengajak warga sekolahnya untuk siap dan
memiliki sikap dan kemampuan yang akrab menghadapi perubahan, mengajak warga
profesional. sekolahnya untuk berpikir sistem, mengajak
Kepemimpinan efektif berkaitan dengan warga sekolahnya untuk komitmen terhadap
masalah kepala sekolah dalam meningkatkan keunggulan mutu, dan mengajak warga
kesempatan untuk mengadakan pertemuan sekolahnya untuk melakukan perbaikan secara
secara efektif dengan para guru dalam situasi terus-menerus.
kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat Kepemimpinan pembelajaran kepala
mendorong kinerja para guru dengan sekolah memegang peranan utama dalam
menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh menciptakan keberhasilan proses maupun hasil
pertimbangan terhadap guru, baik sebagai pembelajaran yang dilakukan guru kepada
individu maupun sebagai kelompok. Perilaku peserta didiknya. Dalam hal ini, kepala sekolah
pemimpin yang positif dapat mendorong harus memahami tentang pembelajaran, metode,
kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi teknik, dan model-model pembelajaran, serta
340 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 338-344

tentu saja mampu membimbing guru agar anggaran mencapai 2,5 Triliun. Kurang
menerapkan pembelajaran yang menarik, optimalnya sosialisasi kepada seluruh pelaksana
menyenangkan, dan bermakna bagi siswa. di lapangan membuat para guru masih banyak
Kepemimpinan pembelajaran kepala yang kebingungan terhadap Kurikulum 2013
sekolah bertujuan untuk memfasilitasi guru agar (Mulyasa, 2013:15).
dapat meningkatkan prestasi belajar, kepuasan Perubahan yang terdapat pada Kurikulum
belajar, motivasi belajar, keingintahuan, 2013 salah satunya adalah penggabungan mata
kreativitas, inovasi, jiwa kewirausahaan, dan pelajaran. Selain itu, pemerintah juga berencana
kesadaran untuk belajar sepanjang hayat. Hal menambah jam pelajaran agar pembelajaran
tersebut mengindikasikan bahwa seorang kepala lebih mengedepankan karakter siswa. Adanya
sekolah bukan hanya dituntut untuk menjadi pendekatan saintifik dan penilaian autentik
pemimpin semata, tetapi dalam artian yang lebih menuntut persiapan guru untuk menerapkannya
kompleks bahwa seorang pemimpin harus secara konsisten dalam pembelajaran.
mampu menjadi tempat bagi guru dalam Kabupaten Seluma merupakan salah satu
menggali informasi yang lebih banyak, khusus- kabupaten yang terdapat di Provinsi Bengkulu.
nya mengenai pembelajaran. Untuk itu, sudah Saat ini di Kabupaten Seluma telah menerapkan
seyogyanya jika kepala sekolah harus Kurikulum 2013 di semua sekolah, baik tingkat
memahami tentang kepemimpinan pembelajaran SD, SMP/MTs, maupun SMA/MA/SMK. Pada
tersebut. tahun ajaran 2013/2014, di tingkat SMA/
Kepemimpinan pembelajaran kepala MA/SMK hanya SMA Negeri 1 Seluma yang
sekolah memiliki hubungan yang signifikan telah mengimplementasikan Kurikulum 2013,
dengan keberadaan kurikulum di sekolah. Hal sedangkan sekolah lain baru mengimplemen-
tersebut dikarenakan pembelajaran yang tasikan Kurikulum 2013 pada tahun ajaran
dilakukan berdasar pada kurikulum. Berbicara 2014/2015.
mengenai kurikulum maka saat ini Indonesia Kurikulum 2013 menjadi sorotan hangat
sedang mengalami pro dan kontra mengenai dari berbagai pihak. Banyak orang
pemberlakuan Kurikulum 2013. Banyak menyayangkan keputusan pemerintah yang
kalangan mempertanyakan kredibilitas Kuriku- memberlakukan kurikulum 2013 tanpa
lum 2013 yang dianggap sebagai kurikulum baru mengadakan penelitian langsung di lapangan,
yang banyak menyulitkan guru dan siswa dalam khususnya di sekolah-sekolah terpencil di
proses pembelajaran. daerah. Kisruh kurikulum 2013 dikeluhkan oleh
Diberlakukannya Kurikulum 2013 untuk sebagian besar guru di daerah karena
semua satuan pendidikan dasar dan menengah, menurutnya sekolah tempat mereka mengajar
merupakan salah satu langkah sentral dan belum layak menerapkan kurikulum 2013
strategis dalam kerangka penguatan karakter dengan alasan ketidaktersediaan sarana dan
menuju bangsa Indonesia yang madani. prasarana, kebiasaan siswa belajar, dan
Kurikulum 2013 dikembangkan secara kompre- paradigma guru dalam mengajar.
hensif, integratif, dinamis, akomodatif, dan SMA Negeri 2 Seluma merupakan salah
antisipatif terhadap berbagai tantangan pada satu sekolah yang baru mengimplementasikan
masa yang akan datang. Kurikulum 2013 Kurikulum 2013. Saat ini baik di tingkat
didesain berdasarkan pada budaya dan karakter kabupaten maupun provinsi masih melakukan
bangsa, berbasis peradaban, dan berbasis pada pembinaan dan pelatihan bagi guru-guru yang
kompetensi. Dengan demikian, Kurikulum 2013 belum mengikuti pelatihan Kurikulum 2013.
diyakini mampu mendorong terwujudnya Begitupun dengan guru yang ada di SMA Negeri
manusia Indonesia yang bermartabat, beradab, 2 Seluma, yakni sebagian besar sudah pernah
berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa mendapatkan pelatihan Kurikulum 2013.
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak Namun, berdasarkan hasil pengamatan dan
mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan wawancara dengan beberapa orang guru di SMA
menjadi warga negara yang demokratis, Negeri 2 Seluma bahwa mereka pada dasarnya
bertanggung jawab, serta mampu menghadapi masih belum memahami sepenuhnya tentang
berbagai tantangan yang muncul di masa depan Kurikulum 2013, baik mengenai pembela-
(Kemdikbud, 2013:18). jarannya maupun teknik penilaiannya.
Kurikulum 2013 mendapat sorotan dari Sebagian besar guru di SMA Negeri 2
berbagai pihak, salah satunya dari segi Seluma mengeluhkan tentang kelengkapan
persiapan. Kurikulum 2013 membutuhkan adminsitrasi yang harus dipersiapkan sebelum
Iriyanti, Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah 341

mengajar. Mereka beranggapan bahwa sangat dalam melakukan pembenahaan sehingga


sulit jika harus menerapkan Kurikulum 2013 tercipta suasana yang kondusif dalam
dengan menggunakan pendekatan saintifik dan pelaksanaan Kurikulum 2013, dapat dijadikan
penilaian autentik, sementara pemahaman bahan evaluasi Bapak/Ibu guru dalam
mereka tentang kurikulum 2013 masih bersifat memahami dan melaksanakan pembelajaran
luarnya saja. Selain itu, jumlah siswa yang sesuai dengan Kurikulum 2013, dan dapat
cukup banyak dan didukung pula budaya belajar menambah wawasan dan pengetahuan peneliti
siswa yang terkesan pasif mengakibatkan guru tentang kepemimpinan pembelajaran kepala
mengeluhkan akan terlaksanakan pembelajaran sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum
yang sesuai dengan cita-cita Kurikulum 2013. 2013.
Berangkat dari latar belakang di atas maka
peneliti tertarik untuk mengangkat topik METODE
“Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Menengah Atas dalam Implementasi Kurikulum deskriptif kualitatif tentang kepemimpinan
2013 (Studi Deskriptif Kualitatif di SMA Negeri pembelajaran kepala sekolah dalam implemen-
2 Seluma Kabupaten Seluma” sebagai tugas tasi Kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Seluma.
akhir pendidikan di Pascasarjana Administrasi Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini
Pendidikan Universitas Bengkulu. menggunakan pendekatan holistik yaitu secara
Masalah umum penelitian ini adalah sesungguhnya mengamati objek dengan konteks
bagaimana kepala sekolah mengimplemen- alami. Peneliti pergi ke lokasi tersebut,
tasikan kepemimpinan pembelajaran dalam memahami dan mempelajari situasi. Studi
pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di
Seluma? Masalah khusus penelitian ini adalah; tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat,
(1) bagaimana kepemimpinan kepala sekolah bertanya, menggali sumber yang erat
membina kompetensi pembelajaran guru dalam hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat
membuat perangkat pembelajaran? (2) bagai- itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu
mana kepemimpinan kepala sekolah membina segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati
kompetensi pembelajaran guru dalam melak- pada dasarnya tidak lepas dari konteks
sanakan proses pembelajaran? (3) bagaimana lingkungan di mana tingkah laku berlangsung.
kepala sekolah mengevaluasi pembelajaran yang Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
dilaksanakan oleh guru? (4) bagaimana kepala adalah tentang kepemimpinan pembelajaran
sekolah melaksanakan monev pembelajaran oleh kepala sekolah dalam implementasi Kurikulum
guru? Tujuan penelitian ini adalah untuk 2013 di SMA Negeri 2 Seluma. Penelitian ini
mendeskripsikan: (1) cara kepala sekolah juga dilaksanakan dalam situasi dan kondisi
membina kompetensi guru dalam membuat yang wajar, dalam keadaan atau setting alami
perangkat pembelajaran; (2) cara kepala sekolah atau natural.
membina kompetensi guru dalam melaksanakan Data dalam penelitian ini diperoleh
proses pembelajaran; (3) cara kepala sekolah melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
mengevaluasi pembelajaran yang dilaksanakan Untuk itu, peneliti berusaha maksimal menjalin
oleh guru; (4) cara kepala sekolah melaksanakan komunikasi timbal balik secara aktif bersifat
monev pembelajaran oleh guru. Kegunaan informal dan berusaha memahami kondisi nyata
penelitian ini adalah sebagai berikut: Pada yang dilakukan kepala sekolah, wakil kurikulum,
tataran teoritis diharapkan penelitian ini dapat dan dewan guru yang ada di SMAN 2 Seluma,
memberikan manfaat-manfaat, yakni mem- khususnya berhubungan dengan kepemimpinan
perluas pemahaman dan pengetahuan tentang pembelajaran kepala sekolah dalam
kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah implementasi Kurikulum 2013, yang meliputi:
dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013, (1) Membina kompetensi guru dalam membuat
baik yang berkaitan dengan aspek membina perangkat pembelajaran, (2) membina
kompetensi guru dalam membuat perangkat kompetensi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, membina kompetensi guru dalam pembelajaran, (3) mengevaluasi pembelajaran
melaksanakan proses pembelajaran, menge- yang dilaksanakan oleh guru, dan (4)
valuasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh melaksanakan monev pembelajaran oleh guru.
guru, dan melaksanakan monev pembelajaran
oleh guru. Pada tataran praktis, hasil penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan Hasil
342 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 338-344

Dari hasil paparan data penelitian di Kepala SMA Negeri 2 Seluma dalam
lapangan ditemukan sebagai berikut: mengimplementasikan kepemimpinan pembela-
Pertama, kepala sekolah melakukan jaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah
pembinaan kepada guru tentang pembuatan mengedepankan visi dan misi sekolah yang ingin
perangkat pembelajaran. Metode yang mewujudkan SMA Negeri 2 Seluma memiliki
digunakan yakni dengan cara memanggil guru keunggulan dibandingkan sekolah-sekolah yang
dan diadakan pembinaan secara langsung di lain. Selain itu, kepala sekolah juga
ruangan kepala sekolah. Dalam melaksanakan memfokuskan pada perubahan mindset guru
perencanaan dalam pembinaan perangkat dalam mengajar sesuai dengan tuntutan
pembelajaran kepada guru, kepala sekolah kurikulum 2013, yakni pembelajaran berpusat
berkoordinasi dengan kepala sekolah, khususnya kepada siswa, sedangkan guru hanya sebagai
berkenaan dengan prosedur pembinaan, sasaran fasilitator pembelajaran. Pembinaan yang
pembinaan, dan waktu melaksanakan pem- dilakukan oleh kepala sekolah dilakukan dengan
binaan. Pembinaan yang dilakukan kepala cara berdiskusi secara langsung dengan guru,
sekolah kepada dewan guru sifatnya hanya mengamati secara langsung proses pembelajaran
memberikan pengarahan dan diskusi memgenai di kelas, serta berpedoman pada pengembangan
perangkat pembelajaran. Kepala sekolah lebih monitoring dan evaluasi yang berasal dari Dinas
menekankan kepada guru tentang pembuatan Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Seluma.
perangkat pembelajaran yang berupa RPP dan Kepala sekolah adalah guru yang
prosedur penilaian. Kepala sekolah juga diberikan tugas tambahan sebagai pemimpin di
mengarahkan agar dewan guru membuat RPP sekolah. Jabatan kepala sekolah merupakan
sesuai dengan pola RPP dalam kurikulum 2013, jabatan yang sangat strategis, karena menjadi
yakni lebih mengedepankan pembelajaran salah satu faktor yang sangat menentukan dalam
saintifik dan penilaian autentik. keberhasilan di satuan pendidikan. Kepala
Kedua, aspek pembinaan pelaksanaan sekolah yang berhasil dalam meningkatkan mutu
proses pembelajaran terhadap guru di SMAN 2 sekolah merupakan hasil dari tindakan kepala
Seluma lebih memfokuskan pada aspek proses sekolah sebagai pemimpin pembelajaran.
kegiatan belajar mengajar di kelas. Pembinaan Demikian pula, keberhasilan peserta didik dalam
dilakukan diadakan tindak lanjut, yakni berupa pembelajaran ditentukan oleh guru yang
pembinaan secara intensif kepada guru-guru profesional, tidak akan terjadi sekolah yang
yang masih belum memahami tentang berkualitas dipimpin oleh kepala sekolah yang
pembelajaran, metode, proses, serta penilaian. tidak berprestasi.
Target jangka panjang yang ia harapkan dengan Pembinaan proses pembelajaran bagi
adanya program pembinaan tersebut adalah kepala sekolah merupakan upaya seorang kepala
semua guru memahami tentang pembelajaran sekolah dalam pembinaan guru. Guru
yang diinginkan dalam kurikulum 2013. Guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas
memahami tentang pendekatan saintifik, proses mengajarnya, melalui langkah-langkah peren-
penilaian, model pembelajaran. canaan, penampilan mengajar yang nyata serta
Ketiga, kepala sekolah melakukan mengadakan perubahan dengan cara yang
evaluasi pembelajaran kepada para guru. rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar
Adapun teknik evaluasi yang digunakan yaitu siswa. Tujuan pembinaan adalah memberikan
dengan berdasarkan hasil supervisi dan observasi layanan dan bantuan untuk meningkatkan
yang dilakukan baik di dalam kelas ketika kualitas mengajar guru di kelas yang pada
pembelajaran berlangsung maupun di luar kelas. gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar
Ia menggunakan pedoman penilaian yang biasa siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan
digunakan kepala sekolah, yakni berupa cek lis mengajar tetapi juga mengembangkan potensi
atau daftar isian mengenai kegiatan yang kualitas guru (Sahertian, 2000:19).
dilakukan guru. Kepemimpinan pembelajaran jika
Keempat, kepala sekolah sudah diterapkan di sekolah akan mampu membangun
melaksanakan monev pembelajaran walaupun komunitas belajar warganya dan bahkan mampu
tidak semua guru dilakukan monitoring dan menjadikan sekolahnya sebagai sekolah belajar
evaluasi. Kepala sekolah tidak menindaklanjuti (learning school). Sekolah belajar memiliki
monev yang dilakukan kepada guru. perilaku-perilaku sebagai berikut: member-
Pembahasan dayakan warga sekolah seoptimal mungkin,
memfasilitasi warga sekolah untuk belajar terus
Iriyanti, Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah 343

dan belajar ulang, mendorong kemandirian tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, kepala
setiap warga sekolahnya, memberi kewenangan sekolah melaksanakan monev tersebut. Kepala
dan tanggungjawab kepada warga sekolahnya, sekolah hanya berkoordinasi dengan
mendorong warga sekolah untuk mempertang- wakakurikulum mengenai pelaksanaan
gungjawabkan proses dan hasil kerjanya. monitoring da evaluasi pembelajaran kepada
Menurut Sudjana (2006: 76), sasaran guru.
supervisi akademik antara lain membantu guru Proses monitoring dan evaluasi pembe-
dalam: (1) merencanakan kegiatan pembelajaran lajaran yang dilakukan kepala sekolah terhadap
dan atau bimbingan, (2) melaksanakan kegiatan pelaksanaan pekerjaan bawahan dilakukan untuk
pembelajaran/ bimbingan, (3) menilai proses dan memperoleh fakta-fakta, data, dan informasi
hasil pembelajaran/ bimbingan, (4) meman- dalam proses upaya pencapaian tujuan, apakah
faatkan hasil penilaian untuk peningkatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau
layanan pembelajaran/bimbingan, (5) mem- tidak. Monitoring menghendaki pimpinan untuk
berikan umpan balik secara tepat dan teratur dan secara langsung melihat proses yang terjadi, juga
terus menerus pada peserta didik, (6) melayani dengan dukungan dokumen-dokumen dan
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, pendapat-pendapat dari yang dimonitor, hal ini
(7) memberikan bimbingan belajar pada peserta dilakukan sebagai validasi dan keabsahan proses
didik, (8) menciptakan lingkungan belajar yang monitoring. Data-data dan fakta tersebut
menyenangkan, (9) mengembangkan dan selanjutnya dijadikan sebagai rujukan bagi
memanfaatkan alat Bantu dan media pem- pimpinan untuk melakukan evaluasi terhadap
belajaran dan atau bimbingan, (10) meman- projek yang dikerjakan, program yang disiapkan
faatkan sumber-sumber belajar, (11) mengem- atau bahkan sampai pada titik rencana yang
bangkan interaksi pembelajaran/bimbingan sudah dibuat.
(metode, strategi, teknik, model, pendekatan dll.) Monitoring dan Evaluasi (ME) adalah dua
yang tepat dan berdaya guna, (12) melakukan kata yang memiliki aspek kegiatan yang berbeda
penelitian praktis bagi perbaikan pem- yaitu kata monitoring dan evaluasi. Monitoring
belajaran/bimbingan, dan (13) mengembangkan merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah
inovasi pembelajaran/bimbingan. program yang dibuat itu berjalan dengan baik
Evaluasi pembelajaran merupakan sesuatu sebagaimana mestinya sesuai dengan yang
yang penting dilaksanakan oleh kepala sekolah direncanakan, adakah hambatan yang terjadi dan
karena dengan evaluasi tersebut kepala sekolah bagaiman para pelaksana program itu mengatasi
dapat menilai kinerja guru dan berusaha untuk hambatan tersebut. Monitoring terhadap sebuah
meningkatkan kinerjanya berdasarkan evaluasi hasil perencanaan yang sedang berlangsung
yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan menjadi alat pengendalian yang baik dalam
bahwa guru SMAN 2 Seluma belum mendapat- seluruh proses implementasi, solusinya.
kan pembinaan tentang evaluasi pembelajaran
yang dilakukan kepala sekolah, padahal mereka SIMPULAN DAN SARAN
mengharapkan kepala sekolah proaktif dalam Simpulan
membimbing mereka baik dalam pembuatan Kepala SMA Negeri 2 Seluma dalam
perangkat pembelajaran, proses pembelajaran, mengimplementasikan kepemimpinan pembe-
evaluasi pembelajaran, dan sebagainya. lajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013
Dalam melakukan monitoring dan adalah mengedepankan visi dan misi sekolah
evaluasi pembelajaran, kepala sekolah meng- yang ingin mewujudkan SMA Negeri 2 Seluma
gunakan pedoman monev yang diberikan oleh memiliki keunggulan dibandingkan sekolah-
Diknas Kabupaten Seluma melalui pengawas sekolah yang lain. Selain itu, kepala sekolah juga
sekolah. Indikator-indikator pelaksanaan monev memfokuskan pada perubahan mindset guru
itu sendiri kurang dipahami oleh kepala sekolah dalam mengajar sesuai dengan tuntutan
sehingga pelaksanaan monev tidak sesuai kurikulum 2013, yakni pembelajaran berpusat
dengan yang diharapkan. kepada siswa, sedangkan guru hanya sebagai
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi tidak fasilitator pembelajaran. Pembinaan yang
dilaksanakan secara terprogram. Artinya kepala dilakukan oleh kepala sekolah dilakukan dengan
sekolah hanya melaksanakan monev tersebut cara berdiskusi secara langsung dengan guru,
sekali dan hanya beberapa orang guru saja. mengamati secara langsung proses pembelajaran
Selain itu, guru juga tidak dilibatkan dalam di kelas, serta berpedoman pada pengembangan
pelaksanaan monev sehingga secara tiba-tiba
344 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 338-344

monitoring dan evaluasi yang berasal dari Dinas pihak yang lebih kompeten, seperti pengawas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Seluma. sekolah, guru inti, instruktur, waka kurikulum,
Kepala sekolah telah melaksanakan dan pihak lainnya. Hal tersebut dimaksudkan
pembinaan pembuatan perangkat pembelajaran agar pembinaan yang dilakukan lebih efektif dan
kepada guru. Metode yang digunakan yaitu sesuai tujuan yang diharapkan.
dengan mengadakan diskusi terhadap guru Keempat, kepala sekolah mengadakan
mengenai perangkat pembelajaran. Materi yang tindak lanjut secara berkesinambungan dari
dibahas berhubungan dengan cara-cara membuat setiap pembinaan yang dilakukan agar kegiatan
RPP dan penilaian. Kepala sekolah dalam tersebut dapat dievaluasi dan pada akhirnya
melaksanakan pembinaan proses pembelajaran terjadi perubahan perilaku guru dalam
kepada guru lebih menekankan pada aspek menjalankan tugas di sekolah.
kegiatan pembelajaran yang berupa kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Kepala sekolah melakukan observasi DAFTAR RUJUKAN
langsung di kelas kemudian diadakan tindak
lanjut pembinaan untuk dijadikan bahan Direktorat Tenaga Kependidikan. 2010. Modul:
evaluasi. Kepala sekolah melaksanakan Kepemimpinan Pembelajaran Materi
pembinaan evaluasi pembelajaran, yakni dengan Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala
teknik observasi pembelajaran di kelas. Kepala Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan
sekolah dalam melakukan pembinaan tersebut dan Kebudayaan
berkoordinasi dengan wakakurikulum untuk Fattah, Nanang. 2012. Sistem Penjaminan Mutu
menentukan waktu dan sasaran pembinaan. Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda
Kepala sekolah dalam melaksanakan pembinaan Karya.
monitoring dan evaluasi pembelajaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,.2012.
dihadapkan pada keterbatasan waktu, juga Dokumen Kurikulum
dikarenakan keterbatasan pengetahuannya 2013,http://kangmartho.com, Diakses
mengenai prosedur dan indikator pelaksanaan November 2014.
monitoring dan evaluasi pembelajaran. Mulyasa. 2013. Menjadi Kepala Sekolah
Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Saran Permedikbud Nomor 70 tentang Kerangka Dasar
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dan Struktur Kurikulum 2013 SMA
yang sudah dipaparkan sebelumnya maka Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan
disarankan hal-hal sebagai berikut terkait Perilaku Organisasi. Jakarta : Rajawali
pelaksanaan kepemimpinan pembelajaran kepala Rohadi, Ahmad dan Abu Ahmadi. 1991.
sekolah, yakni: Pedoman Penyelenggaraan Administrasi
Pertama, kepala sekolah seharusnya Pendidikan Sekolah. Jakarta: Bumi
memiliki program kerja yang jelas terkait Aksara.
dengan pelaksanaan kepemimpinan pembe- Usman, Husaini dan Nuryadin Eko Raharjo.
lajaran di sekolah. Hal tersebut dikarenakan 2013. Strategi Kepemimpinan
pembelajaran merupakan hal pokok dalam suatu Pembelajaran Menyongsong
sekolah sehingga baik tidaknya suatu Implementasi Kurikulum 2013. FT:
pembelajaran tergantung manajemen yang Universitas Negeri Yogyakarta.
dibuat kepala sekolah dan guru. Utomo, Sugeng. 2010. Manajemen dan
Kedua, kepala sekolah harus memiliki Kepemimpinan Kepala Sekolah yang
pemahaman lebih mengenai kepemimpinan Efektif. Jurnal Aplikasi Manajemen
pembelajaran. Kepala sekolah harus lebih tahu Volume 8 Nomor 4 Bulan November
dari guru dan memiliki kompetensi yang baik di 2010.
bidang pembelajaran, misalnya pengetahuan
tentang administrasi pembelajaran, RPP,
penilaian, proses pembelajaran, dan monitoring
evaluasi.
Ketiga, dalam melaksanakan tugas
pembinaan pembelajaran kepada guru,
seharusnya kepala sekolah berkoordinasi dengan

Anda mungkin juga menyukai