Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No.

2, 2014, artikel 2

Pengaruh Motivasi Kerja Guru Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru SMA
Negeri Di Kota Sibolga

The Influence Of Teacher Working Motivation And Organization Culture On


Teachers’ Performance At The State Senior High Schools In Sibolga

Mishan
h.mishan11@gmail.com

Program Pascasarjana Universitas Terbuka


Graduate Studies Program Indonesia Open University

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengukur besarnya pengaruh motivasi kerja guru, dan
budaya organisasi terhadap kinerja guru. Instrumen berbentuk kuisioner digunakan sebagai
alat untuk mendeteksi respon dari 63 responden yang ditarik secara acak dari 176 guru
Sekolah Menengah Atas Negeri se Kota Sibolga yang berlokasi di wilayah seputar kota
Sibolga,. Pengumpulan data dilaksanakan selama 1,5 bulan, yaitu antara bulan Oktober
2012 sampai dengan pertengahan bulan November 2012.
Variabel yang digunakan adalah motivasi kerja guru, budaya organisasi sebagai
variabel independen (X), dan kinerja guru sebagai variabel dependen (Y). Data dianalisis
menggunakan analisis regresi berganda, Uji t, Uji F, dan Uji determinasi. Hasil analisis
data menunjukkan bahwa motivasi kerja guru dan budaya organisasi secara bersama-sama
memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru (F hit =25.792 ).
Sedangkan pengujian secara parsial menunjukkan bahwa motivasi kerja guru dan budaya
organisasi memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru dengan
t hit berturut-turut sebesar 3.150 dan 3.437.
Disimpulkan bahwa motivasi kerja guru dan budaya organisasi merupakan faktor
yang mampu mempengaruhi kinerja guru, tetapi budaya organisasi merupakan faktor yang
paling menonjol mempengaruhi kinerja guru yang seharusnya menjadi focus perhatian
otoritas pendidikan setempat. Dalam upaya memperbaiki budaya organisasi di Iingkungan
SMA N se Kota Sibolga Pemerintah Pusat di daerah yang jauh haruslah memberikan
perhatian yang serius untuk peningkatan kinerja.

Kata Kunci: Motivasi Kerja Guru, Budaya Organisasi, Kinerja Guru, Sekolah
Menengah Atas Negeri di Kota Sibolga.

Abstract

The aim of this study was to measure the strength of the influence of teacher working
motivation and organization culture on teachers’ performance. A questionnaire was used to
obtain the responses of 63 respondents selected randomly from a population of 176 teachers
of State Senior High Schools situated around Sibolga City. Data were collected from
October 2012 to the middle of November 2012.

ISSN : 2356-3893 1
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2

Variables used in this study were teacher working motivation, and organization culture
as independent variables (X), and teachers’ performance as dependent variable (Y). Data
was analyzed using double regression analysis, t-test, F-test, and determination test. The
outcome showed that teacher working motivation and organization culture simultaneously
had a positive and significant influence on teachers’ performance (Fcount = 25.792). The
partial tests also showed that teacher working motivation and organization culture had a
positive and significant influence on teachers’ performance with a tcount of 3.150 and 3.437
respectively.

Therefore, it can be concluded that teacher working motivation and organization culture
were obviously the factors that were able to influence teachers’ performance, but
organization culture alone turned out to be the most crucial factor in influencing teachers’
performance. These two variables should become the central attention of the local education
authorities. In order to improve the organization culture at State Senior High Schools
throughout Sibolga City, the Central Government should pay serious attention to improve
teachers’ performance in remote areas.

Keywords: teacher working motivation, organization culture, state high schools in Sibolga.

Pendahuluan
Guru haruslah mempunyai motivasi dan semangat yang tinggi dalam pengabdiannya
untuk mendidik anak bangsa. Motivasi tersebut dapat dilihat dari cara guru tersebut dalam
mempersiapkan segala sesuatu untuk menunjang keberhasilan tujuan yang akan dicapai.
Seorang guru mempunyai kesiapan dalam pembelajaran, meliputi penguasaan bahan ajar,
kemampuan untuk menghubungkan materi prasyarat kepada materi pokok yang akan
disampaikan, Strategi penyampaian materi pembelaran, tehnik penyampaian, kemampuan
untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran agar sistematis dan dapat
menggambarkan penyampaian materi pokok yang dinginkan silabus,serta kemampuan dalam
pembuatan bahan evaluasi yang dapat mewakili setiap indicator dalam materi pokok.
Pimpinan sekolah haruslah mampu dan siap meninjau ulang kebijakan yang selama ini
diterapkan untuk lebih memperbaiki suasana sekolah agar tetap kondusif, terutama budaya
yang ada disekolah. Dari uraian di atas Guru sebagai tenaga pendidik yang profesional
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan mencapai tujuan pendidikan, hal ini
disebabkan guru langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan
pembelajaran, bimbingan, pendidikan, dan pengalaman yang akan menghasilkan tamatan
yang diharapkan. Guru merupakan sumber daya manusia dalam fungsinya haruslah membuat
perencanaan, pengelolaan dan sekaligus menjadi pelaku serta pengevaluasi dari

ISSN : 2356-3893 2
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2

perencanaan yang dibuatnya. Hal ini memungkinkan adanya evaluasi yang


berkesinambungan untuk mencapai hasil belajar siswa yang maksimal dan sekaligus
tercapainya tujuan pendidikan. Hal yang sangat menunjang kegiatan guru diperlukan iklim
sekolah yang kondusif dan hubungan yang baik antar unsur-unsur yang ada di sekolah antara
lain kepala sekolah, guru, tenaga administrasi dan siswa. Serta hubungan baik antar unsur-
unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid/masyarakat, hubungan yang baik
diharakan akan menciptakan budaya yang kuat.
Khusus dalam penelitian ini yang diteliti adalah kinerja guru Sekolah Menengah
Atas Negeri di Kota Sibolga. Kinerja Guru dapat di katakan baik dapat di lihat dari
perangkat pembelajaran yang telah dibuatnya. Dalam perangkat Pembelajaran telah
mencakup perencanaan pembelajaran, perencanaan alokasi waktu, perencanaan metode
pembelajaran yang merupakan tehnik dalam kegiatan penyampaian materi ajar serta
pengeloaan kelas yang baik saat penyampaian materi pembelajaran, dan mampu
mempersiapkan bahan evaluasi untuk mengukur tingkat ketercapaian materi ajar yang telah
disampaikan. Hasil pembelajaran atau nilai yang diperoleh para siswa merupakan bukti
keberhasilan guru dalam penyampaian materi ajar dengan baik. Nilai siswa dimaksudkan
adalah nilai kognitif maupun nilai apektif atau nilai sikap yang melekat pada diri siswa di
dalam kegiatan kesehariannya. Adanya perubahan pengetahuan yang dimiliki, perubahan
pengalaman dan nilai sikap yang dimiliki siswa dapat terjadi setelah berlangsung proses
kegiatan pembelajaran dengan baik. Proses perubahan pengalaman, perubahan pengetahuan
dan nilai sikap berlangsung dengan baik apabila telah memenuhi tahapan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Tahapan kegiatan pembelajaran ini tentunya dilakukan oleh guru,
apakah guru dengan segala konsekwensinya sudah mampu meningkatkan kwalitas
pembelajaran yang dilakukan ? tentu jawabannya harus mampu, meskipun belum
sepenuhnya, masih perlu pembenahan. Bagaimana cara pemerintah dalam hal ini
pemerintahan Kota Sibolga membantu guru meningkatkan kwalitas pembelajaran yang
dilakukan, salah satunya dengan peningkatan kesejahteraan, walaupun tidak dominan aspek
financial penentu peningkatan tersebut, tentunya ada aspek lain yang perlu diperhatikan
juga, seperti aspek paedagodik, kompetensi guru dalam pemahaman bahan ajar, kompetensi
kepribadian dan kompetensi social. Dengan melakukan kegiatan pelatihan penguasaan
materi ajar dan pembuatan perangkat pembelajaran, mulai dari penentuan apersepsi sampai
kepada penarikan kesimpulan pada perangkat pembelajaran yag di buat memungkinkan guru

ISSN : 2356-3893 3
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2

mampu melaksanakan pengelolaan kelas dengan baik. Budaya sekolah yang membiasakan
pemberian penghargaan kepada guru yang berinovasi dalam pembuatan perangkat
pembelajaran salah satu cara meningkakan motivasi dan budaya untuk berprestasi dalam diri
guru di SMA Negeri di Kota Sibolga.
Proses kegiatan pembelajaran berhubugan dengan kinerja guru. Menurut Sanjaya
(2005), kinerja guru meliputi tugas perencanaan, pengelolalan pembelajaran dan penilaian
hasil belajar siswa. Sebagai perencana, guru harus mampu mendesain pembelajaran yang
sesuai dengan kondisi di lapangan, sebagai pengelola guru harus mampu menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan balk, dan sebagai evaluator
guru harus mampu melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas ada masalah penelitian merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana Pengaruh Motivasi Kerja guru terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota
Sibolga.
2. Bagaimana Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota
Sibolga.
3. Bagaimana Pengaruh Motivasi Kerja Guru dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Guru SMA Negeri di Kota Sibolga.
Penelitian ini bertujuan untuk :
Mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi kerja guru dan budaya organisasi terhadap
kinerja guru SMA Negeri di Kota Sibolga.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
a. Menyajikan hasil empiris motivasi kerja guru dan budaya organisasi terhadap kinerja
guru SMA Negeri di Kota Sibolga.
b. Bagi Kepala SMA Negeri di Kota Sibolga dapat menjadi salah satu sumber
informasi untuk meninjau kembali kebijakan yang telah dilakukan dalam kaitannya
untuk memotivasi kerja guru dan menciptakan budaya organisasi di SMA yang
dipimpinnya
c. Bagi para penentu kebijakan penddikan di Dinas Pendidikan Kota Sibolga dapat
menjadi salah satu sumber informasi untuk mengevaluasi kembali kebijakan yang
telah dilakukan. Bagi para peneliti, sebagai salah satu bahan kajian empirik terutama

ISSN : 2356-3893 4
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2

menyangkut mengenai motivasi kerja guru dan budaya organisasi terhadap kinerja
guru.
Landasan Teori.
1. Kinerja Guru
Menurut Sanjaya ( 2005 ), kinerja guru meliputi tugas perencanaan, pengelolalan
pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. Sebagai perencana, guru harus mampu
mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di lapangan, sebagai pengelola guru
harus mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat belajar
dengan balk, dan sebagai evaluator guru harus mampu melaksanakan penilaian proses dan
hasil belajar siswa.
Menurut Sardiman (2000) menjelaskan tugas dan peranan guru, antara lain: menguasai
dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan Kegiatan Bela-
jaran Mengajar ( KBM ) sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan belajar siswa.
Pembelajaran sebagai wujud dari kinerja guru, maka semua kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru harus menyatu, menjiwai, dan menghayati tugas-tugas yang relevan dengan
tingkat kebutuhan, minat, bakat dan kemampuan peserta didik serta kemampuan guru dalam
mengorganisasi pembelajaran dengan penggunaan berbagai media dan teknologi
pembelajaran yang memadai.
Menurut Silverius (2003), guru adalah tokoh sentral dalam pendidikan untuk
menyiapkan kader bangsa di masa depan, kunci sukses reformasi pendidikan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa, faktor guru mendapat perhatian
yang pertama dan utama, karena baik- buruknya pelaksanaan kurikulum pendidikan pada
akhirnya bergantung pada aktivitas dan kreativitas guru dalam menjabarkan dan
merealisasikan kurikulum tersebut. Oleh karena itu, guru harus profesional dalam
menjalankan tugasnya.
Berdasarkan Undang - Undang No.14/2005 tentang Guru dan Dosen, standar
kompentensi yang harus dimiliki oleh seorang guru agar mendapat sertifikasi untuk
melaksanakan tugas dan wewenang sebagai tenaga kependidikan meliputi: 1) Kompetensi
Pedagogik, 2) Kompetensi Kepribadian, 3) Kompetensi Sosial, 4) Kompetensi Profesional
2. Motivasi kerja
Teori Motivasi

ISSN : 2356-3893 5
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2

Menurut Handoko ( 1996) ada beberapa ahli yang mengemukakan beberapa pendapat
mengenai kebutuhan atau kepuasan ( motivasi ) diantaranya sebagai berikut :
a. Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Moslow ( Moslow Need ) yang terkenal dengan 1).
Physiologis Needs ) ,2). Kebutuhan Kesalamatan dan Keamanan, 3). social need ,4). Esteem
Needs, 5). Self Actualization Needs
b. Achievement Theory atau Teori achievement Mc Clelland (1961),
Dikemukakan oleh David Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang
menjadi kebutuhan manusia, yaitu: a). Need for achievement (kebutuhan akan prestasi),
b). Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial), hampir sama dengan soscialneed-
nya Maslow),c). Need for Power (dorongan untuk mengatur)
3.Budaya Organisasi
Menurut Robbins ( 2007 : 511 ) budaya organisasi adalah organizational culture,
refers to a system of shared meaning held by members that distinguishes the organization
from other organizations.
Karakteristik budaya menurut Robbins ( 2007 : 511-512 ) dikemukakan ada tujuh
karekter primer yang secara bersama-sama menangkap hakikat pengertian budaya organisasi.
Yaitu : inovasi dan mengambil resiko, perhatian pada rincian, orientasi hasil, orientasi
manusia, orientasi tim, agresivitas, dan stabilitas.

Kerangka Berpikir
Hubungan Motivasi dengan Kinerja Guru
Kinerja Guru ( Y )
Motivasi Kerja Guru ( X 1) Sanjaya (2006)
Teori achievement Mc 1. Perencanaan
Clelland (1961) Pembelajaran
2. Pengelolaan
1. Kebutuhan untuk Pembelajaran
berprestasi 3. Pelaksanaan Penilaian
2. Kebutuhan afiliasi Hasil Pembelajaran
3. Kebutuhan untuk 4. Pelaksanaan Program
mendaptkan jabatan perbaikan dan
pengayaan terhadap
siswa

ISSN : 2356-3893 6
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2

Kerangka Berpikir
Gambar : 2.1
Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru

Kinerja Guru ( Y )
Budaya Organisasi ( X2) Sanjaya (2006)
Robbins ( 2007) 1. Perencanaan
Pembelajaran
1. Inovasi dan keberanian
2. Pengelolaan
mengambil resiko
2. Perhatian terhadap Pembelajaran
rincian atau detil 3. Pelaksanaan Penilaian
pekerjaan. Hasil Pembelajaran
3. Orientasi pada hasil 4. Pelaksanaan Program
4. Orientasi pada anggota perbaikan dan
5. Orientasi pada tim
pengayaan terhadap
6. Agresivitas
7. Stabilitas siswa

Kerangka Berpikir
Gambar : 2.2
Motivasi kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja guru

Motivasi Kerja Guru ( X 1)


Teori achievement Mc Clelland
(1961)

1. Kebutuhan untuk berprestasi Kinerja Guru ( Y )


2. Kebutuhan afiliasi Sanjaya (2006)
3. Kebutuhan untuk 1. Perencanaan
mendaptkan jabatan Pembelajaran
2. Pengelolaan
Pembelajaran
3. Pelaksanaan
Budaya Organisasi ( X2)
Penilaian Hasil
Robbins ( 2007) Pembelajaran
1. Inovasi dan keberanian 4. Pelaksanaan
mengambil resiko Program perbaikan
2. Perhatian terhadap rincian dan pengayaan
atau detil pekerjaan. terhadap siswa
3. Orientasi pada hasil
4. Orientasi pada anggota
5. Orientasi pada tim
6. Agresivitas
7. Stabilitas
ISSN : 2356-3893 7
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2

Kerangka Berpikir
Gambar : 2.3
Hipotesis
Berdasarkan pengembangan kajian pustaka dan model kerangka pemikiran teoritis di
atas, maka dapat hipotesis penelitian ini disusun sebagai berikut:
a. Ha : Motivasi Kerja Guru berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru SMA Negeri
di Kota Sibolga, Ho : Motivasi Kerja Guru tidak berpengaruh terhadap kinerja
Guru SMA Negeri di Kota Sibolga.
b. Ha : Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru SMA Negeri
di Kota Sibolga, Ho : Budaya Organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja Guru
SMA Negeri di Kota Sibolga.
c. Ha : Motivasi kerja guru dan Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap
Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga, Ho : Motivasi kerja guru dan Budaya
Organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey, yang dipakai untuk tujuan
eksplorasi, Sugiyono (2005). Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah
populasi tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian – kejadian relative, distribusi, dan hubungan –
hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui keterkaitan atau pengaruh motivasi kerja guru dan budaya organisasi terhadap
kinerja guru SMA Negeri di Kota Sibolga.
Populasi dan Sampel penelitian ini adalah seluruh Guru SMA Negeri 1 Sibolga, SMA
Negeri 2 Sibolga dan SMA Negeri 3 Sibolga
Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara :
(1). Observasi terhadap SMAN 1 Sibolga, SMAN 2 Sibolga dan SMAN 3 Sibolga.
(2). Wawancara dengan warga SMA Negeri 1 Sibolga, SMA Negeri 2 Sibolga dan
SMA Negeri 3 Sibolga.
(3). Mengumpulkan tanggapan melalui penyebaran pertanyaan ( kuisioner )
(4). Studi dokumentasi.

ISSN : 2356-3893 8
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2

Metode Analisis Data


Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan evaluasi
terhadap kemungkinan pelanggaran asumsi klasik regresi yaitu normalitas,
heteroskedastisitas dan multikolineritas.
Pembahasan
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan hasil analisis regresi linear berganda
hal ini disebabkan karena variable-variabel yang akan diteliti lebih dari 2 variabel. Variabel
dalam penelitian ini sebanyak 3 variabel, yaitu Variabel Motivasi Kerja Guru Sekolah
Menengah Atas Negeri di Kota Sibolga dan Budaya Organisasi Sekolah Menengah Atas
Negeri di Kota Sibolga merupakan variabel – variabel bebas sedangkan Kinerja Guru
Sekolah Menengah Atas di Kota Sibolga sebagai variabel terikat. Hasil regresi linier
dari Output Program SPSS dari jumlah akumulasi pendapat responden pada variabel
motivasi kerja guru sebanyak 14 pernyataan dan variabel budaya organisasi sebanyak 18
pernyataan serta variabel terikat variabel kinerja guru sebanyak 32 pernyataan pada
penelitian ini dapat di lihat seperti pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1
Hasil regresi variabel X1, X2 terhadap variabel Y
Coefficients

Model Unstandardized Standardized


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .451 19.697 .023 .982
MOTKER .953 .303 .366 3.150 .003
BUDORG .996 .290 .399 3.437 .001
a. Dependent Variable: KINGUR

Sumber : Hasil pengolahan data dengan program SPSS

Hasil Output Program SPSS dan analisis regresi linear berganda pada Tabel 1 menunjukkan
nilai konstanta a = 0,451 sedangkan koefisien variabel motivasi kerja guru a 1 sebesar 0,953
dan besarnya nilai koefeisien variabel budaya Organisasi a 2 sebesar 0.996 sehingga rumus
persamaan regresi linear dalam penelitian ini adalah :
ISSN : 2356-3893 9
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2

Y = 0,451 +0, 953 X1 + 0, 996 X2 + e


Dimana :
Y : Kinerja Guru SMA Negeri Kota Sibolga
X1 : Motivasi Kerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga
X2 : Budaya Organisasi SMA Negeri di Kota Sibolga
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel Motivasi
kerja guru (X1) sebesar 0,953 dan Budaya Organisasi (X2) sebesar 0,996. Secara matematis
regresi ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Kinerja guru SMA Negeri Kota Sibolga
berpengaruh dengan masing – masing variabel motivasi kerja dan budaya Organisasi setiap
kenaikan harga satu satuan. Dari persamaan juga dapat diartikan bahwa walaupun motivasi
kerja guru dan budaya organisasi SMA N di kota Sibolga tidak mendukung, namun kinerja
guru dapat dijelaskan terjadi sebesar 0,451 hal ini disebabkan karena adanya minat atau hal
selain motivasi kerja dan budaya sekolah di SMA N di Kota Sibolga tersebut. Namun jika
motivasi kerja guru SMA Negeri di Kota Sibolga tinggi maka kinerja guru akan ikut
meningkat, peningkatan tersebut secara nominal sebesar 0.953 /persatuan motivasi kerja.
Bagaimana budaya sekolah tersebut dapat ditingkatkan, budaya sekolah haruslah di tata
sedemikian agar setiap warga sekolah menyadari akan keberadaan budaya sekolah tersebut.
Table 2
UJI SEREMPAK ANOVAb
Model Mean
Sum of Squares df Square F Sig.
1 Regression 4501.329 2 2250.66 25.792 .000a
5
Residual 5235.655 60 87.261
Total 9736.984 62
Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Motivasi kerja ;Dep. Variable: Kinerja Guru
Sumber : Hasil pengolahan data dengan program SPSS
Pengaruh variabel Motivasi Kerja Guru (X1) dan Budaya Organisasi (X2) secara
serempak dapat dilihat dari Tabel 2 diatas. Dari F hitung diperoleh nilai sebesar 25.792
dengan signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka Ho
ditolak dan Ha diterima berarti secara serempak terdapat pengaruh Motivasi kerja (X1) dan

ISSN : 2356-3893 10
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2

Budaya Organisasi (X2) secara signifikan terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di kota
Sibolga.
Uji Parsial
Tabel 3
Uji Parsial Masing-Masing variable
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .451 19.697 .023 .982
MOTKER .953 .303 .366 3.150 .003
BUDORG .996 .290 .399 3.437 .001
a. Dependent Variable: Kinerja Guru

Sumber : Hasil pengolahan data dengan program SPSS


a. Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri
di Kota Sibolga.
Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 3.150 dengan signifikansi
sebesar 0,003. Nilai t hitung dan hasil signifikansi ini nilainya lebih kecil dari 5 % atau
0,05 sesuai dengan hipotesa maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa variabel
Motivasi Kerja Guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru SMA
Negeri di Kota Sibolga.
b. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja guru SMA Negeri di Kota Sibolga
Pada Tabel 3 diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 3.437 dengan signifikansi sebesar
0,01. Nilai t hitung dan hasil signifikansi nilainya kecil dari 0,05 atau 5 %, maka Ho ditolak
dan Ha diterima yang berarti bahwa variabel Budaya Organisasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel Budaya Organisasi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja guru SMA Negeri di Kota Sibolga.
Budaya Organisasi yang dikembangkan meliputi keberadaan organisasi dalam membuat
inovasi dan dalam mengambil resiko sebuah keputusan. Memperhatikan setiap rinci dari
kegiatan yang dilakukan, melakukan sesuatu dengan orientasi hasil, kemudian melakukan

ISSN : 2356-3893 11
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2

sesuatu dengan orientasi individu, melakukan kegiatan dengan orientasi tim., melakukan
kegiatan pembelajaran dengan agresivitas yang tinggi dan senantiasa tanggap menerima
perubahan serta menganalisa setiap perubahan yang berlaku.

Simpulan dan Saran


Simpulan
Hasil penelitian tentang pengaruh motivasi kerja guru dan budaya organisasi terhadap
kinerja guru SMA Negeri di Kota sibolga yang dilakukan menunjukkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Motivasi kerja guru berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota
Sibolga.
2. Budaya Organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru SMA
Negeri di Kota Sibolga.
3. Motivasi kerja guru dan Budaya Organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap
Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga.
Saran
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya pengaruh motivasi kerja guru
terhadap kinerja guru SMA Negeri di Kota Sibolga. Motivasi kerja guru akan meningkat
apabila guru tersebut mempunyai kemauan untuk berprestasi, kemauan guru untuk
berprestasi tinggi jika ada kesempatan dan wadah yang menjembatani prestasi tersebut. serta
adanya tindak lanjut hasil kegiatan yang dimaksud. Beberapa kegiatan yang dapat
memberikan motivasi kerja guru di SMA Negeri di Kota Sibolga menjadi baik adalah sebagai
berikut :
1. Mengadakan kegiatan Lomba Penelitian Tindakan Kelas (LPTK) tingkat Kota Sibolga
yang berlangsung secara objektif, jujur, terprogram dan terevaluasi serta
berkesinambungan
2. Mengadakan Lomba Pembuatan Silabus ( LPS) dan Kegiatan Lomba Penguasaan Materi
( LPM) tingkat Sekolah yang berlangsung secara objektif, jujur, terprogram dan
terevaluasi serta berkesinambungan
Budaya sekolah kuat, apabila seiap individu merasakan kehadiran nilai dan norma
yang menjadi sikap sekolah tersebut, dengan adanya pengawasan dan evaluasi secara
berkesinambungan yang dilakukan pihak yang berwenang dan mempunyai tujuan dan tindak

ISSN : 2356-3893 12
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2

lanjut jelas. Pihak yang mengawasi dan mengevaluasi budaya sekolah tersebut dapat
dilakukan oleh :
1. Kepala sekolah senantiasa melakukan monitoring dan evaluasi terhadap prangkat
pembelajaran yang dibuat oleh guru.
2. Wakil kepala sekolah bagian kurikulum senantiasa mengevaluasi ke dalaman isi setiap
perangkat pembelajaran yang dibuat guru.
Kinerja Guru akan meningkat di SMA Negeri di Kota Sibolga, apabila kepala
sekolah mampu menciptakan suasana yang kondusif di sekolah, meningkatkan perhatian
kepada pihak bawahan dan memperhatikan kebutuhan yang diperlukan oleh guru seperti :
1. Memberikan penambahan informasi tentang bahan ajar setiap mata pelajaran, apakah
melalui internet dan memfasilitasinya.
2. Mengadakan pelatihan dalam penguasaan bahan ajar setiap mata pelajaran dengan
memanggil para ahli di bidang masing-masing
3. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengadakan diskusi sesama rumpun mata
pelajaran agar tercipta suasana kekeluargaan dan saling mengisi atas kekurangan
masing - masing.
4. Memberikan pencerahan tentang pembuatan perangkat pembelajaran setiap mata
pelajaran dan mengadakan evaluasi dan perbaikan terhadap hasil kerja yang dilakukan.
5. Menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul dalam pembuatan perangkat
pemelajaran
6. Memfasilitasi guru untuk membuat Silabus, bahan ajar, Media dan alat peraga yang
akan dibutuhkan setiap guru mata pelajaran.

Daftar Pustaka

Ashley Mitchell, May 2012, Journal An Analysis of Intrinsic and Extrinsic Factors
of Student Motivation and Academic Performance
Daulatram B. Lund 2003, “Organizational Culture ang Job Satisfaction”, Journal
of Business and Industrial Marketing, Vol. 18, No. 3.
Depdiknas. Pengembangan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad ke 21
(SPTK-21). Jakarta: Depdiknas. 2002.

ISSN : 2356-3893 13
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2

------------- Standar Kompetensi Guru (SKG).Jakarta: Depdiknas.2003


Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta. 2005
Gibson J. H., Ivancevich J. M. & Donnally Jr. J. H., (1991), Organization:
Behaviour, Stucture, Processes, Homeword III: Richard D. Irwin, Inc.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. Diambil pada 12 November 2012 dari
http:/pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/
Masturin, 2011,Budaya Organisasi dan Kinerja Guru, Jurnal penelitian STAIN
Kudus Vol. 2 No. 1 Jan- Juni 2011
Mc Clelland,D.C, (1993) The Concept of competence, in Spencer,L.M, and
Spencer SM, 1993 Competence at Work, New York ; John Wiley and Sons
Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Jakarta:
Quantum Teaching. 2005.
Robbins, Stephen R, (2003), Perilaku Organisasi( terjemahan Bahasa Indonesia )
PT Prenhallindo, Jakarta
Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2000.
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Lufti Muslich, 2012 Analisis data, USU Pres.
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis. CV.Alfabeta, Jakarta
Undang-Undang RI No. 20 Th. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Widodo, Pengaruh Motivasi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru, Jurnal
Pendidikan Penabur, Vol No. 16 Tahun ke 10 Juni 2011.

ISSN : 2356-3893 14

Anda mungkin juga menyukai