Anda di halaman 1dari 12

MAP (Jurnal Manajemen dan Administrasi Publik) Vol. 1 No.

4 ISSN 2612-2142

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA


TERHADAP KEPUASAN KERJA MELALUI KINERJA GURU
PADA SDN 005 PENAJAM

Uulindayah
baansotek@gmail.com
SDN 005 Sotek Penajam Paser Utara Balikpapan

Indra Prasetyo
Chamariyah
Universitas Wijaya Putra Surabaya

ABSTRACT
This study aims to describe the work environment, motivation, work, and job satisfaction of teachers
and employees at SDN 005 Penajam and to find out the contents of work for teacher job satisfaction, the
influence of the work environment on teacher satisfaction, and the effect of work on teacher performance.
teacher work environment. This study uses a quantitative approach and type of explanatory research.
The population in this study were all teachers of SDN 005 Penajam. The research sample was played by
30 teachers. The results of this study indicate that work and work environment are significant towards
teacher job satisfaction at SDN 005 Penajam. Work motivation and work environment are significant
towards teacher performance at SDN 005 Penajam. Performance has a significant effect on teacher job
satisfaction at SDN 005 Penajam. Work motivation and work environment have a positive effect on job
satisfaction through teachers at SDN 005 Penajam.

Keywords: work, work environment, performance, job satisfaction

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi lingkungan kerja, motivasi kerja, kinerja
dan kepuasan kerja guru dan karyawan pada SDN 005 Penajam dan untuk mengetahui
pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja guru, pengaruh lingkungan kerja terhadap
kepuasan kerja guru, pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru, pengaruh lingkungan
kerja terhadap kinerja guru, pengaruh kinerja terhadap kepuasan kerja guru, pengaruh
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja melalui kinerja guru serta untuk pengaruh lingkungan
kerja terhadap kepuasan kerja melalui kinerja guru pada SDN 005 Penajam. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian explanatory. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh guru SDN 005 Penajam. Sampel penelitian ini berjumlah 30 guru.
Hasil penelitian ini menunjukkan motivasi kerja dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja guru pada SDN 005 Penajam. Motivasi kerja dan lingkungan kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru pada SDN 005 Penajam. Kinerja berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja guru pada SDN 005 Penajam. Motivasi kerja dan
lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja melalui kinerja guru pada
SDN 005 Penajam.

Kata kunci : motivasi kerja, lingkungan kerja, kinerja, kepuasan kerja


MAP (Jurnal Manajemen dan Administrasi Publik) Vol. 1 No. 4 Halaman 522-533

PENDAHULUAN yang keras berdasarkan kompleksitas


Peningkatan kualitas pendidikan faktor motivasional.
guru yang profesional sangat penting. Sedangkan menurut Sopiah
Untuk menjadi guru yang profesional (2013:169), motivasi merupakan usaha,
perlu adanya pembinaan berkelanjutan. kemauan yang kuat, arah atau tujuan.
Misalnya dengan memberikan pendidikan Kedua pendapat itu menekankan motivasi
dan pelatihan, kegiatan kelompok guru merupakan karakteristik psikologi
(KKG), memberi motivasi terhadap guru manusia yang memengaruhi kekuatan
yang belum mempunyai ijasah S1 yang dalam mengarahkan tingkah laku. Dari
relevan atau memadai serta selalu memberi pendapat tentang motivasi, dapat
motivasi terhadap guru agar terampil dan disimpulkan motivasi adalah keseluruhan
profesional di bidangnya. Tujuannya penggerak kerja dari seseorang sehingga
adalah agar terjadi peningkatan kinerja mereka mau bekerja dengan memberikan
guru. yang terbaik dari dirinya, baik waktu,
Untuk meningkatkan kinerja guru, tenaga, pikiran maupun keahliannya demi
banyak faktor yang memengaruhi baik tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
internal maupun eksternal. Faktor internal Lingkungan kerja merupakan
yang mempengaruhi kinerja guru antara faktor yang tidak kalah pentingnya dalam
lain motivasi kerja, pengetahuan tugas meningkatkan kinerja karyawan.
pekerjaan dan kreativitas. Sedangkan Lingkungan kerja dalam organisasi dapat
faktor eksternal antara lain lingkungan memengaruhi kinerja guru, jika
kerja. lingkungan kerja tersebut baik dan
Dalam peningkatan kinerja guru, menunjang aktivitas pegawai, maka dapat
motivasi juga merupakan faktor yang meningkatkan kinerja guru. Lingkungan
berpengaruh. Menurut Gibson dalam Uno kerja dikatakan baik apabila dapat
(2013: 71), motivasi kerja adalah dorongan memotivasi dan memberi kegairahan kerja
dari dalam diri dan luar diri seseorang atau semangat kerja guru untuk dapat
untuk melakukan sesuatu yang terlibat melakukan pekerjaan yang lebih baik lagi
dari dimensi internal dan dimensi dan memiliki dampak pada kinerja
eksternal. Motivasi merupakan satu aspek karyawan yang semakin baik juga.
yang sangat penting dalam menentukan Lingkungan kerja merupakan aset
perilaku seseorang, termasuk perilaku kekhasan yang membedakan suatu
kerja. Untuk memotivasi seseorang organisasi dengan organisasi lainnya
diperlukan pemahaman tentang dalam jangka waktu panjang dan
bagaimana proses terbentuknya motivasi. memengaruhi tingkah laku manusia dalam
Motivasi diartikan sebagai faktor-faktor organisasi.
yang mengarahkan dan mendorong Lingkungan kerja juga memiliki
perilaku atau keinginan seseorang untuk pengaruh yang mendasar terhadap kinerja
melakukan suatu kegiatan yang guru. Lingkungan kerja adalah kondisi
dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras fisik dan sosiologis. Lingkungan kerja yang
atau lemah. Faktor-faktor itu disebut baik sangat memengaruhi kondisi kerja.
dengan motivasi, sebagai tujuan yang Kondisi kerja yang aman, nyaman dan
diinginkan yang mendorong orang menyenangkan akan mampu menciptakan
berperilaku tertentu. Sehingga motivasi kinerja guru yang lebih baik. Setiap orang
sering diartikan dengan keinginan, tujuan, memiliki wawasan yang berbeda tentang
kebutuhan, atau dorongan, dan sering lingkungan kerja, namun secara umum
dipakai secara bergantian untuk syarat-syarat terciptanya lingkungan kerja
menjelaskan motivasi seseorang. Motif yang diinginkan. Hal itu antara lain
yang sangat kuat akan membentuk usaha menyangkut pemenuhan kebutuhan
hidup, keamanan, perlengkapan, alat pengaruh motivasi kerja dan lingkungan
peraga, ruang guru dan sebagainya. Faktor terhadap kinerja guru pada SDN 005
lain yang juga menciptakan lingkungan Penajam, untuk mengetahui pengaruh
kerja adalah sikap pimpinan yang adil dan motivasi kerja dan lingkungan terhadap
bijaksana. Guru menghendaki untuk kepuasan kerja guru pada SDN 005
diperlakukan secara adil dan bijaksana Penajam, untuk mengetahui pengaruh
dalam tugas dan tanggung jawab yang kepuasan kerja gurun terhadap kinerja
dibebankan kepadanya. guru pada SDN 005 Penajam, untuk
Kinerja guru (prestasi kerja) adalah mengetahui pengaruh motivasi kerja
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas terhadap kinerja guru dan lingkungan
yang dicapai oleh seorang guru dalam kerja melalui kepuasan kerja guru pada
melaksanakan tugasnya sesuai dengan SDN 005 Penajam.
tanggung jawab yang diberikan Sejumlah penelitian yang berkaitan
kepadanya. Kinerja guru adalah dengan tema penelitian ini sudah
hasil/prestasi yang dicapai guru dalam dilakukan peneliti sebelumnya. Antara lain
melaksanakan tugas atau pekerjaan yang penelitian dari Nunung Ristiana (2012)
dibebankan kepadanya (Mangkunegara, dengan judul ‘Pengaruh Lingkungan Kerja
2015:9). Sedangkan kinerja guru, menurut dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru
Suparno (2012: 52) disebut kemampuan Tidak Tetap (GTT) (Studi pada SD/MI
dalam pembelajaran atau pendidikan yang Kabupaten Kudus)’. Hasil penelitian
memuat pemahaman akan sifat, ciri anak menunjukkan lingkungan kerja dan
didik dan perkembangannya, mengerti motivasi kerja ber-pengaruh signifikan
beberapa konsep pendidikan yang berguna baik secara simultan maupun parsial
untuk membantu siswa, menguasai terhadap Kinerja Guru Tidak Tetap (GTT)
beberapa metodologi mengajar yang sesuai (Studi pada SD/MI Kabupaten Kudus.
dengan bahan dan perkembangan siswa, Penelitian oleh Sugiyono dan MD
serta menguasai sistem evaluasi yang tepat Rahadini (2013) dengan judul ‘Pengaruh
dan baik yang pada gilirannya semakin Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja
meningkatkan kemampuan siswa. terhadap Kinerja Guru’. Hasil penelitian
Kepuasan kerja merupakan satu menunjukkan motivasi kerja dan
faktor penting untuk mendapatkan hasil lingkungan kerja berpengaruh signifikan
kerja yang optimal. Menurut Siagian terhadap kinerja guru.
(2014:297), kepuasan kerja dapat memacu Selanjutnya penelitian dari Listiana
prestasi kerja yang lebih baik. Ketika Kusuma Wardani (2014) dengan judul
seseorang merasakan kepuasan dalam ‘Pengaruh motivasi kerja dan lingkungan
bekerja, dia akan berupaya semaksimal kerja terhadap kepuasan kerja dalam
mungkin dengan segenap kemampuan meningkatkan kinerja guru SMP Negeri
yang dimilikinya untuk menyelesaikan Kota Tegal.’ Hasil penelitian menunjukkan
tugas pekerjaannya. Menurut As’ad motivasi kerja dan lingkungan kerja
(2014:104), kepuasan kerja merupakan berpengaruh positip signifikan pada
penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh kepuasan kerja guru SMP Negeri Kota
pekerjaanya secara keseluruhan Tegal, dan kepuasan kerja berpengaruh
memuaskan kebutuhannya. Kepuasan positip terhadap kinerja guru SMP Negeri
kerja guru merupakan sasaran penting Kota Tegal serta motivasi dan lingkungan
dalam manajemen sumber daya manusia, kerja berpengaruh terhadap kinerja guru
karena secara langsung maupun tidak SMPN Kota Tegal melalui kepuasan kerja.
langsung akan memengaruhi sikap guru di
sekolah. TINJAUAN TEORETIS
Berdasarkan uraian dan penjelasan Kinerja Guru
di atas maka penelitian ini mempunyai Setiap manusia mempunyai potensi
beberapa tujuan, yaitu : untuk mengetahui untuk bertindak dalam berbagai bentuk
aktivitas. Kemampuan bertindak itu dapat dihasilkan karyawan sesuai perannya
diperoleh manusia baik secara alami (ada dalam perusahaan dan kinerja karyawan
sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun merupakan hal sangat penting dalam
manusia mempunyai potensi untuk upaya perusahaan untuk mencapai
berperilaku tertentu tetapi perilaku itu tujuannya (Veithzal dan Sagala, 2013:548).
hanya diaktualisasi pada saat-saat tertentu Menurut Peraturan Menteri Negara
saja. Potensi untuk berperilaku tertentu itu Pemberdayaan Aparatur Negara dan
disebut ability (kemampuan), sedangkan Reformasi Birokrasi No. 16/2009,
ekspresi dari potensi ini dikenal sebagai kemampuan guru dalam kegiatan tugas
performance (kinerja). Secara etimologi, utama guru dalam rangka pembinaan
kinerja berasal dari kata prestasi kerja karir, kepangkatan, dan jabatannya.
(performance). Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat
Mangkunegara (2015:67) dipisahkan dari kemampuan seorang guru
menyatakan, istilah kinerja berasal dari dalam penguasaan pengetahuan,
kata job performance atau actual performance penerapan pengetahuan dan keterampilan,
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya sebagai kompetensi yang dibutuhkan
yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja sesuai amanat Peraturan Mendiknas No.
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai 16/2007 tentang Standar Kualifikasi
oleh seorang pegawai dalam Akademik dan Kompetensi Guru.
melaksanakan tugasnya sesuai dengan Penguasaan kompetensi dan penerapan
tanggung jawab yang diberikan pengetahuan serta keterampilan guru,
kepadanya. Lebih lanjut Mangkunegara sangat menentukan tercapainya kualitas
(2015:75) menyatakan pada umumnya proses pembelajaran atau pembimbingan
kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu peserta didik dan pelaksanaan tugas
kinerja individu dan kinerja organisasi. tambahan yang relevan bagi
Kinerja individu adalah hasil kerja sekolah/madrasah, khususnya bagi guru
karyawan baik dari segi kualitas maupun dengan tugas tambahan.
kuantitas berdasarkan standar kerja yang
telah ditentukan, sedangkan kinerja Kepuasan Kerja
organisasi adalah gabungan dari kinerja Guru dan karyawan dalam
individu dengan kinerja kelompok. Kinerja organisasi sekolah merupakan pelaku
adalah hasil kerja yang dicapai seseorang utama yang menunjang tercapainya tujuan
atau kelompok orang dalam suatu pendidikan yang mempunyai pikiran,
organisasi, sesuai dengan wewenang dan perasaan dan keinginan yang dapat
tanggung jawab masing-masing dalam mempengaruhi sikap-sikap terhadap
rangka upaya mencapai tujuan organisasi, pekerjaannya. Sikap ini akan menentukan
secara legal tidak melanggar hukum dan kinerja guru, dedikasi dan kecintaan
sesuai dengan moral maupun etika (Mathis terhadap pekerjaan yang dipercayakan
dan Jackson, 2013:113). kepadanya. Bentuk sikap yang harus
Kinerja pada dasarnya adalah diperhatikan adalah kepuasan kerja guru.
kegiatan dan hasil yang dapat dicapai atau Menurut Handoko (2014:194),
dilanjutkan seseorang atau sekelompok kepuasan kerja adalah keadaan emosional
orang dalam pelaksanaan tugas, pekerjaan yang menyenangkan atau tidak
dengan baik. Artinya seseorang itu bisa menyenangkan yang dengannya guru
mencapai sasaran atau standar kerja yang memandang pekerjaan mereka. Kepuasan
telah ditetapkan sebelum atau bahkan kerja mencerminkan perasaan seseorang
dapat melebihi standar yang ditentukan terhadap pekerjaannya. Ini tampak dalam
oleh organisasi pada periode tertentu sikap positif guru terhadap pekerjaan dan
(Handoko, 2014:135). Kinerja merupakan segala sesuatu yang dihadapi di
perilaku nyata yang ditampilkan setiap lingkungan kerjanya. Sedangkan menurut
orang sebagai prestasi kerja yang Burhanuddin et al. (2012:162), kepuasan
kerja adalah sesuatu yang menyenangkan mengarahkan daya dan potensi bawahan
atau pernyataan emosional yang positif agar mau bekerjasama secara produktif
dihasilkan dari penilaian pengalaman kerja sehingga berhasil mencapai dan
seseorang. mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Malthis dan Jackson (2013:98) Abraham Sperling mengemukakan bahwa
mengemukakan kepuasan kerja adalah motivasi didefinisikan sebagai suatu
keadaan emosi yang positif dari kecenderungan untuk beraktivitas, mulai
mengevaluasi pengalaman kerja seseorang. dari dorongan dalam diri (drive) dan
Ketidakpuasan kerja akan muncul saat diakhiri dengan penyesuaian diri
harapan-harapan ini tidak dipenuhi. (Mangkunegara, 2015: 93).
Sebagai contoh, jika seseorang pegawai Motivasi sebagai suatu motif adalah
mengharapkan kondisi kerja yang aman kebutuhan yang distimulasi yang
dan bersih, maka pegawai mungkin bisa berorientasi kepada tujuan individu dalam
menjadi tidak puas jika tempat kerja tidak mencapai rasa puas. Sedangkan
aman dan kotor. Berdasarkan pendapat di Mangkunegara (2015:68), mengatakan
atas dapat dikemukakan jika kepuasan bahwa motivasi terbentuk dari sikap
kerja mencerminkan sikap tenaga kerja (attitude) seorang pegawai dalam
terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja menghadapi situasi (situation) kerja.
mengandung sikap positif maupun sikap Motivasi merupakan kondisi yang
negatif terhadap pekerjaannya serta sikap menggerakkan diri pegawai yang terarah
suka maupun tidak suka terhadap untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan
pekerjaannya. Tingkat kepuasan kerja kerja). Menurut Nawawi (2016:351), bahwa
ditentukan oleh pengalaman kerja dan kata motivasi (motivation) kata dasarnya
kebutuhan dalam bekerja. adalah motif (motive) yang berarti
Berdasar uraian diatas dan dorongan, sebab atau alasan seseorang
penelitian terdahulu maka bisa disusun melakukan sesuatu.
hipotesis (H1): Terdapat pengaruh Dengan demikian motivasi berarti
kepuasan kerja terhadap kinerja guru di suatu kondisi yang mendorong atau
SDN 005 Penajam. menjadikan sebab seseorang melakukan
suatu perbuatan/kegiatan, yang
Motivasi Kerja berlangsung secara sadar. Menurut
Motivasi adalah serangkaian sikap Sedarmayanti (2013:66), motivasi dapat
dan nilai yang memhubungani individu diartikan sebagai suatu daya pendorong
untuk mencapai hal yang spesifik sesuai (driving force) yang menyebabkan orang
dengan tujuan individu. Sikap dan nilai berbuat sesuatu atau yang diperbuat
tersebut merupakan suatu yang invisible karena takut akan sesuatu. Misalnya ingin
yang memberikan kekuatan untuk naik pangkat atau naik gaji, maka
mendorong individu bertingkah laku perbuatannya akan menunjang pencapaian
dalam mencapai tujuan. Menurut Veithzal keinginanersebut. Yang menjadi
(2015 :455) mengemukakan bahwa dua hal pendorong adalah bermacam-macam
yang dianggap sebagai dorongan individu factor, diantaranya faktor ingin lebih
yaitu arah prilaku (kerja untuk mencapai terpandang di antara rekan kerja atau
tujuan) dan kekuatan prilaku (seberapa lingkungan dan kebutuhannya untuk
kuat usaha individu dalam bekerja). berprestasi.
Motivasi berasal dari kata Latin Motivasi merupakan masalah
movere yang berarti dorongan atau kompleks dalam organisasi karena
menggerakkan. Motivasi (motivation) kebutuhan dan keinginan setiap anggota
dalam manajemen hanya ditujukan untuk organisasi berbeda satu dengan yang
sumber daya manusia umumnya dan lainnya. Hal ini berbeda karena setiap
bawahan khususnya. Motivasi anggota organisasi adalah unik secara
mempersoalkan bagaimana caranya biologis maupun psikologis, dan
berkembang atas dasar proses belajar yang kepemimpinan, pola kerjasama,
berbeda pula (Suprihanto, dkk, 2013:41). ketersediaan sarana kerja dan imbalan
Menurut Robbins (2013:317), motivasi (reward).
adalah proses internal yang mengaktifkan, Lingkungan sekolah mempunyai
membimbing dan mempertahankan peranan sangat besar dalam menunjang
perilaku dalam rentang tertentu. Secara tercapainya tujuan suatu perusahaan.
sederhana motivasi adalah apa yang Lingkungan kerja merupakan segala
membuat kita berbuat, membuat kita tetap sesuatu yang ada disekitar para pekerja
berbuat dan menemukan ke arah mana yang dapat memengaruhi dirinya dalam
yang hendak kita perbuat. Motivasi menjalankan tugas-tugas yang
seringkali diartikan dengan istilah diembankan. Sedarmayanti (2013:21)
dorongan. Dorongan atau tenaga menyatakan secara garis besar lingkungan
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk kerja dapat dibagi menjadi dua yaitu
berbuat. Jadi motivasi merupakan suatu lingkungan kerja fisik dan lingkungan
driving force yang menggerakkan manusia kerja non fisik.
untuk bertingkah- laku, dan di dalam Lingkungan kerja fisik adalah
perbuatannya itu mempunyai tujuan semua keadaan yang berbentuk fisik yang
tertentu. terdapat di sekitar tempat kerja karyawan,
Berdasar uraian diatas dan yang dapat memengaruhi karyawan baik
penelitian terdahulu maka bisa disusun secara langsung maupun tidak langsung.
hipotesis (H2): :Terdapat pengaruh Menurut Nitisemito (2014) lingkungan
motivasi kerja terhadap kinerja guru di kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada
SDN 005 Penajam; H3: Terdapat pengaruh di sekitar para pekerja yang dapat
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja memengaruhi dalam menjalankan tugas-
guru di SDN 005 Penajam; H4 : Terdapat tugas yang dibebankan, misalnya
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja penerangan, suhu udara, ruang gerak,
guru melalui kepuasan kerja guru di SDN keamanan, kebersihan, musik dan lain-
005 Penajam. lain.
Lingkungan kerja non fisik
Lingkungan Kerja merupakan keadaan yang terjadi dan
Lingkungan kerja menunjuk pada memiliki kaitan dengan hubungan kerja,
hal-hal yang berada di sekeliling dan baik hubungan dengan atasan, sesama
melingkupi kerja pegawai di dalam suatui rekan kerja kerja ataupun bawahan.
organisasi. Menurut Nitisemito (2014:183) Wursanto (2015) menyebutnya sebagai
lingkungan kerja adalah segala seuatu lingkungan kerja psikis yang didefinisikan
yang ada di sekotar para pekerja yang sebagai sesuatu yang menyangkut segi
dapat memengaruhi dirinya dalam psikis dari lingkungan kerja.
menjalankan tugas-tugas yang Berdasar uraian diatas dan
diembannya. Sedarmayanti (2013:183) penelitian terdahulu maka bisa disusun
menyatakan, lingkungan kerja adalah hipotesis (H5) : Terdapat pengaruh
segala sesuatu yang ada di sekitar para lingkungan kerja terhadap kinerja guru di
pekerja yang dapat emmpengaruhi dirinya SDN 005 Penajam; H6 : Terdapat pengaruh
dalam menjalankan tugas-tugas yang lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja
diembankan. guru di SDN 005 Penajam; H7 : Terdapat
Kondisi lingkungan kerja lebih pengaruh lingkungan kerja terhadap
banyak tergantung dan diciptakan oleh kinerja guru melalui kepuasan kerja guru
pimpinan sehingga suasa kerja yang di SDN 005 Penajam.
tercipta tergantung pada pola yang
diciptakan pimpinan. Lingkungan kerja METODE PENELITIAN
dalam perusahaan, dapat berupa struktur Penelitian ini ingin mengetahui
tugas, desain pekerjaan, pola pengaruh motivasi kerja dan lingkungan
kerja terhadap kepuasan kerja melalui pernyataan kepada responden yaitu guru
kinerja. Apabila dilihat dari jenis dan karyawan di SDN 005 Penajam. Data
permasalahan yang diteliti, maka yang diperoleh dari kuesioner merupakan
penelitian ini menggunakan pendekatan data primer berupa tanggapan responden
explanatory. Arikunto (2016:56) terhadap variabel-variabel yang diteliti
mendefinisikan explanatory research adalah dalam penelitian ini.
penelitian yang dilakukan guna Metode analisis data yang
menjelaskan hubungan kausal antara digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel-variabel melalui pengujian analisis jalur. Menurut Sarwono (2016
hipotesis. Dalam penelitian ini explanatory :147), analisis jalur merupakan bagian dari
research digunakan untuk mengetahui analisis regresi yang digunakan untuk
pengaruh motivasi kerja dan lingkungan menganalisis hubungan kasual antar
kerja terhadap kepuasan kerja melalui variabel dimana variabel-variabel bebas
kinerja guru dan karyawan di SDN 005 mempengaruhi variabel tergantung, baik
Penajam. secara langsung maupun tidak langsung,
Jenis penelitian ini adalah melalui satu atau lebih perantara. Dengan
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif taraf signifikansi sebesar 5%.
dapat diartikan sebagai penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan untuk meneliti pada populasi SDN 005 Penajam beralamat di Jl.
atau sampel tertentu, pengumpulan data Propinsi Km. 21 Rt. 8 Rw. 2, Sotek, Kec.
menggunakan instrumen penelitian, Penajam, Kab. Penajam Paser Utara,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik, Balikpapan, Kalimatan Timur.
dengan tujuan untuk menguji hipotesis Karakteristik responden sebanyak 30 guru
yang telah ditetapkan Sugiyono (2014:8). SDN 005 Penajam dari karakteristik umur
Penelitian ini dilaksanakan di SDN jumlah tertinggi adalah responden yang
005 Penajam yang berlokasi di Kelurahan berusia lebih dari 50 tahun yaitu sebanyak
Sotek Kabupaten Penajam Paser Utara. 15 orang (50.00%), responden yang berusia
Populasi dalam penelitian ini adalah guru antara 40 sampai dengan 50 tahun
di SDN 005 Penajam sebanyak 30 orang, sebanyak 11 orang (36.67%), dan
yaitu guru GTT sebanyak 11 orang, guru responden berusia antara kurang dari 40
golongan IIIA 6 orang, IVA 5 orang, IIIB 3 tahun sebanyak 4 responden (13.33%).
orang dan sisanya rata rata 1 orang. Sedangkan berdasar jenis kelamin
Melihat jumlah populasi tidak terlalu besar mayoritas responden adalah perempuan
maka penelitian dilakukan terhadap sebanyak 23 responden (76,67%)
seluruh anggota populasi. Teknik sedangkan responden yang berjenis
pengambilan sampel menggunakan kelamin laki-laki sebanyak 7 responden
sampling jenuh karena semua populasi (23,33%). Dan berdasarkan masa kerja
dipakai sebagai sampel. Menurut Sugiyono diektahui responden dengan masa kerja 1-
(2014:85) teknik sampling jenuh adalah 20 tahun sebanyak 25 orang dan di atas 31
teknik penentuan sampel bila semua tahun hanya 1 orang. Berdasarkan
anggota populasi digunakan sebagai golongan guru GTT terbanyak yakni 11
sampel. Hal ini sering dilakukan bila orang, golongan IIIA 6 orang, IVA 5 orang,
jumlah populasi relatif kecil. IIIB 3 orang dan sisanya rata rata 1 orang.
Secara keseluruhan, model pada
Metode Pengumpulan dan Analisis Data penelitian ini terbagi atas 5 pengaruh
Penelitian ini menggunakan langsung, dan 2 pengaruh tidak langsung.
metode survey dengan alat pengumpulan Tabel 1dan 2 menyajikan hasil pengujian
data menggunakan kuesioner. Data pengaruh langsung dan pengaruh tidak
dikumpulkan dengan menyebarkan langsung.
kuesioner yang berisi pertanyaan dan
dan pengaruh langsung antara Kepuasan
Tabel 1
Kerja terhadap Kinerja Guru signifikan,
Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Langsung
Variabel Variabel p- maka pengaruh tidak langsung antara
Beta Keterangan
Bebas Terikat value Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru
Motivasi Kinerja
Kerja Guru
0.279 0.000 Signifikan melalui Kepuasan Kerja juga signifikan.
Lingkungan Kinerja Pengaruh Total antara variabel Motivasi
0.260 0.000 Signifikan
Kerja Guru Kerja terhadap Kinerja Guru adalah 0,201 +
Motivasi Kepuasan
Kerja Kerja
0.550 0.031 Signifikan 0,189 = 0,390.
Lingkungan Kepuasan Pengaruh tidak langsung antara
0.485 0.031 Signifikan
Kerja Kerja Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru
Kepuasan Kinerja
Kerja Guru
0,478 0.011 Signifikan melalui Kepuasan Kerja, diperoleh dari
Sumber: Data Primer (diolah) hasil kali pengaruh langsung antara
Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan
Berdasarkan pengujian secara Kerja dan pengaruh langsung antara
langsung pada tabel di atas dapat Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru,
diketahui variabel yang paling dominan sehingga pengaruh tidak langsung sebesar
dalam memengaruhi kepuasan kerja guru 0,163. Karena pengaruh langsung antara
adalah motivasi kerja dan variabel yang Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan
paling dominan dalam memengaruhi Kerja signifikan, dan pengaruh langsung
kinerja guru adalah kepuasan kerja guru. antara Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
signifikan, maka pengaruh tidak langsung
Tabel antara Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Tidak
Langsung
Guru melalui Kepuasan Kerja juga
Variabel Variabel Variabel
signifikan. Pengaruh Total antara variabel
Beta Ket Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru
Bebas Perantara Terikat
Motivasi Kepuasan adalah 0,182 + 0,163 = 0,345.
Kinerja Guru 0,133 Signifikan
Kerja Kerja
Lingkungan Kepuasan
Kerja Kerja
Kinerja Guru 0,124 Signifikan Pembahasan
Sumber: Data Primer (diolah) Pengaruh Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Guru
Pengaruh tidak langsung antara Hasil penelitian ini menunjukkan
Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
melalui Kepuasan Kerja adalah sebesar antara motivasi kerja terhadap kinerja.
0,279 x 0,478 = 0,133 Hasil analisis menunjukkan koefisies
Pengaruh tidak langsung antara regresi untuk variabel bebas Motivasi Kerja
Lingkungan terhadap Kinerja Guru terhadap variabel terikatnya Kinerja Guru
melalui Kepuasan Kerja adalah sebesar sebesar 0.201. Hal ini berarti motivasi kerja
0,260 x 0,478= 0,124. berpengaruh secara positif terhadap kinerja
guru, dimana semakin baik motivasi kerja
Hipotesis Pengaruh Tidak Langsung dan seorang guru maka akan semakin
Pengaruh Total meningkatkan kinerjanya. Adapun
Pengaruh tidak langsung antara berdasarkan analisis deskriptif diketahui
Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru bahwa rata-rata nilai variabel motivasi
melalui Kepuasan Kerja, diperoleh dari kerja termasuk dalam kategori baik.
hasil kali pengaruh langsung antara Adapun nilai rata-rata untuk variabel
Motivasi Kerjaterhadap Kepuasan Kerja kinerja guru juga termasuk dalam kategori
dan pengaruh langsung antara Kepuasan baik.
Kerja terhadap Kinerja Guru, sehingga Motivasi merupakan kekuatan,
pengaruh tidak langsung sebesar 0,189. dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan
Karena pengaruh langsung antara atau mekanisme psikologi yang
Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja mendorong seseorang atau sekelompok
orang untuk mencapai prestasi tertentu. dalam menunjang tercapainya tujuan
Menurut Nawawi (2016:351), kata motivasi suatu perusahaan. Lebih lanjut
(motivation) kata dasarnya adalah motif Sedarmayanti (2013:21) menyatakan secara
(motive) yang berarti dorongan, sebab atau garis besar lingkungan kerja dapat dibagi
alasan seseorang melakukan sesuatu. menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik
Dengan demikian motivasi berarti suatu dan lingkungan kerja non fisik.
kondisi yang mendorong atau menjadikan Lingkungan kerja fisik adalah semua
sebab seseorang melakukan suatu keadaan yang berbentuk fisik yang
perbuatan/kegiatan, yang berlangsung terdapat di sekitar tempat kerja dalam hal
secara sadar. ini sekolah tempat guru bekerja, yang
Guru yang mempunyai motivasi dapat mempengaruhi guru tersebut baik
kerja yang tinggi akan terdorong untuk secara langsung maupun tidak langsung.
bekerja dengan baik, sebaliknya guru Lingkungan kerja fisik ada yang langsung
dengan motivasi kerja yang rendah akan berhubungan dengan guru, namun ada
cenderung bekerja asal-asalan dan tentu juga yang berupa lingkungan perantara
hal ini akan merugikan organisasi sekolah atau lingkungan umum yang dapat juga
tempatnya bekerja. Adanya pengaruh yang disebut lingkungan kerja yang
signifikan dari motivasi terhadap kinerja mempengaruhi kondisi guru, seperti
guru mendukung penelitian yang temperature, kelembaban dan sirkulasi
dilakukan oleh Sugiyono dan MD Rahadini udara. Sedangkan lingkungan kerja non
(2013) yang menemukan jika motivasi kerja fisik merupakan suatu keadaan yang
berpengaruh signifikan terhadap kinerja terjadi dan memiliki kaitan dengan
guru. hubungan kerja, baik hubungan dengan
kepala sekolah sebagai atasan, sesame guru
Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap maupun dengan siswa.
Kinerja Guru Lingkungan kerja yang kondusif
Hasil penelitian ini menunjukkan sangat diperlukan bagi keberhasilan guru
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan menjalankan tugas dan pekerjaannya
antara lingkungan kerja terhadap kinerja dalam sekolah sebagai organisasi
guru. Hasil analisis menunjukkan nilai pendidikan. Lingkungan kerja yang
koefisien regresi untuk variabel bebas nyaman dan aman akan membuat guru
lingkungan kerja terhadap variabel merasa nyaman bekerja sehingga tugas
terikatnya kinerja guru sebesar 0.182. Hal yang dilakukan oleh para guru juga baik
ini berarti lingkungan kerja berpengaruh dan hal itu akan memengaruhi kinerjanya.
secara positif terhadap kinerja guru,
dimana semakin baik lingkungan kerja Pengaruh Motivasi Kerja terhadap
dalam hal ini sekolah tempat guru bekerja Kepuasan Kerja Guru
maka akan semakin meningkatkan Hasil penelitian ini,variabel
kinerjanya. Adapun berdasarkan analisis Motivasi Kerja memiliki nilai thitung sebesar
deskriptif diketahui bahwa rata-rata nilai 6.512 dengan probabilitas sebesar 0,000.
variabel lingkungan kerja termasuk dalam Karena thitung > ttabel (6.512>2,060) atau sig t
kategori baik. Adapun nilai rata-rata untuk < 5% (0,025< 0,05) maka variabel motivasi
variabel kinerja guru juga termasuk dalam kerja berpengaruh signifikan terhadap
kategori baik. Kepuasan Kerja Guru. Adapun
Menurut Nitisemito (2014:183) berdasarkan analisis deskriptif diketahui
lingkungan kerja adalah segala seuatu rata-rata nilai variabel motivasi kerja
yang ada di sekotar para bpekerja yang termasuk dalam kategori baik. Adapun
dapat mempengaruhi dirinya dalam nilai rata-rata untuk variabel kepuasan
menjalankan tugas-tugas yang kerja juga termasuk dalam kategori baik.
diembannya. Lingkungan sekolah Menurut Gibson dalam Uno
mempunyai peranan yang sangat besar (2013:71), motivasi kerja adalah dorongan
dari dalam diri dan luar diri seseorang meningkatnya Kepuasan Kerja Guru. Hal
untuk melakukan sesuatu yang terlibat ini berarti Lingkungan kerja berpengaruh
dari dimensi internal dan dimensi secara positif terhadap kepuasan kerja
eksternal. Motivasi merupakan satu aspek guru, dimana semakin baik lingkungan
yang sangat penting dalam menentukan kerja tempat guru bekerja maka akan
perilaku seseorang, termasuk perilaku semakin meningkatkan kepuasan kerja
kerja. Motivasi kerja adalah guru. Adapun berdasarkan analisis
kecenderungan seseorang untuk deskriptif diketahui bahwa rata-rata nilai
meningkatkan atau mempertahankan variabel lingkungan kerja termasuk dalam
kecakapan dalam semua bidang, dengan kategori baik. Adapun nilai rata-rata untuk
standar kualitas yang tinggi untuk variabel kepuasan kerja juga termasuk
mencapai tujuan. Suatu kecenderungan dalam kategori baik.
untuk melakukan sesuatu sebaik dan Salah satu faktor yang
secepat mungkin, meliputi bekerja keras, mempengaruhi keberhasilan suatu
harapan untuk sukses, kekhawatiran organisasi seperti halnya sekolah adalah
untuk gagal, dan keinginan untuk guru, karena berkaitan langsung dengan
memperoleh hasil kerja yang maksimal. kegiatan organisasi. Dalam hal ini guru
Terpenuhinya berbagai kebutuhan diharapkan dapat memberikan hasil yang
akan sangat menentukan, apakah seorang maksimal sehingga tujuan dari organisasi
guru akan dapat mewujudkan kinerjanya dapat tercapai. Lingkungan kerja
dengan baik atau tidak. Pemenuhan akan merupakan salah satu faktor yang
berbagai kebutuhan tersebut harus tetap mempengaruhi kepuasan bekerja guru.
dijaga dan dipelihara, baik oleh individu Jika dalam lingkungan sekitar tempat kerja
masing-masing dan yang terutama bagi memberikan kesan yang tidak nyaman,
pihak sekolah yang senantiasa guru merasa malas untuk bekerja. Hal ini
berkewajiban untuk tetap memperbaiki sama seperti dikatakan Sedarmayanti
secara terus menerus terhadap tingkat (2013:183) lingkungan kerja adalah segala
pemenuhan berbagai kebutuhan (ditinjau sesuatu yang ada di sekitar para pekerja
dari motivasi ekstrinsik). Tanpa motivasi, yang dapat emmpengaruhi dirinya dalam
seseorang tidak mungkin akan menjalankan tugas-tugas yang
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang diembankan. Lingkungan kerja dapat
hebat, sehingga tanpa motivasi seseorang dikategorikan menjadi dua hal yaitu
tidak akan memiliki kinerja yang hebat. lingkungan kerja non fisik dan fisik.
Dengan demikian para guru juga Lingkungan kerja yang nyaman
senantiasa memerlukan berbagai bentuk dan aman akan membuat guru juga ikut
pemenuhan kebutuhan untuk merasa nyaman bekerja sehingga tugas
mewujudkan kinerja mereka yang yang dilakukan oleh para guru juga baik
maksimal. dan itu mempengaruhi kepuasan bekerja
pegawai. Lingkungan kerja yang baik
Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap meliputi beberapa aspek yang harus
Kepuasan Kerja Guru diperhatikan. Setiap guru sebagai individu
Variabel Lingkungan Kerja memiliki wawasan yang berbeda tentang
memiliki nilai thitung sebesar 5.736 dengan lingkungan kerja, namun secara umum
probabilitas sebesar 0,000. Karena thitung > syarat-syarat terciptanya lingkungan kerja
ttabel (5.736>2,060) atau sig t < 5% (0,000< yang diinginkan, antara lain menyangkut
0,05) maka variabel Lingkungan Kerja pemenuhan kebutuhan hidup, keamanan,
berpengaruh signifikan terhadap perlengkapan, alat peraga, ruang guru dan
Kepuasan kerja Guru. Karena koefisien sebagainya. Faktor lain yang juga
path bertanda positif (0.151) menciptakan lingkungan kerja adalah
mengindikasikan semakin tinggi sikap pimpinan yang adil dan bijaksana.
(Lingkungan Kerja) mengakibatkan Guru menghendaki untuk diperlakukan
secara adil dan bijaksana dalam tugas dan begitu juga dengan kinerja guru di dan
tanggung jawab yang dibebankan kepuasan kerja guru pada SDN 005
kepadanya. Apabila hal tersebut dapat Penajam juga dalam kategori baik. Namun
terpenuhi oleh perusahaan atau organisasi patut dikemukanan beberapa saran
maka berpengaruh terhadap kepuasan berkaitan dengan upaya organisasi sekolah
bekerja guru yang bersangkutan. untuk meningkatkan kinerja guru dan
kepuasan kerja guru.
Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Untuk dapat meningkatkan kinerja
Kinerja Guru guru maka hendaknya pihak sekolah lebih
Variabel Kepuasan Kerja memiliki memerhatikan faktor lingkungan kerja
nilai thitung sebesar 2,749 dengan agar lingkungan sekolah tempat guru
probabilitas sebesar 0,011. Karena thitung > melakukan kegiatan belajat mengajar
ttabel (2,749 >2,060) atau sig t < 5% (0,011< kondusif dan membuat guru merasa puas
0,05) maka Kepuasan Kerja berpengaruh dan memberikan kontribusi yang terbaik
signifikan terhadap Kinerja Guru. Karena pada sekolah. Hendaknya perlu
koefisien path bertanda positif (0,474) peningkatan kepuasan kerja guru dengan
mengindikasikan semakin tinggi Kepuasan memperhatikan dan meningkatkan
Kerja maka mengakibatkan meningkatnya kompetensi guru agar dapat mewujudkan
Kinerja Guru. kepuasan kerja pada guru.
Kepuasan kerja merupakan satu
faktor bagi karyawan agar dapat bekerja DAFTAR PUSTAKA
secara maksimal. Menurut Malthis dan Arikunto, Suharsini. 2016. Prosedur
Jackson (2013:98) kepuasan kerja adalah Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
keadaan emosi yang positif dari Renika Cipta. Jakarta.
mengevaluasi pengalaman kerja seseorang. As’ad, S.U Moh. 2014. Psikologi Industri.
Ketidakpuasan kerja akan muncul saat Liberty. Yogyakarta.
harapan-harapan ini tidak dipenuhi. Salah Davis, Keith dan John W. Newstrom, 2015.
satu contoh, jika seseorang guru Perilaku dalam Organisasi.
mengharapkan kondisi kerja yang aman (Terjemahan Agus Darma).
dan bersih, maka guru tersebut mungkin Erlangga. Jakarta.
bisa menjadi tidak puas jika tempat kerja Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donnelly Jr.
tidak aman dan kotor. Kepuasan kerja 2013. Organisasi: Perilaku, Struktur,
mencerminkan sikap guru terhadap Proses. Edisi Bahasa Indonesia.
pekerjaannya. Kepuasan kerja Binarupa Aksara. Tangerang.
mengandung sikap positif maupun sikap Handoko, T. Hani. 2014. Manajemen
negative terhadap pekerjaannya serta sikap Personalia dan Sumber Daya
suka maupun tidak suka terhadap Manusia. BPFE. Yogyakarta.
pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan Harjadi, Sutrisno dan Winda Julianti. 2015.
salah satu hal pokok yang mendasari SPSS vs Lisrel: Sebuah Pengantar
seorang guru dalam hal bekerja, karena Aplikasi Untuk Riset. Salemba
dengan kepuasan kerja tersebut Empat. Jakarta.
diharapkan guru akan lebih bersemangat Listiana Kusuma Wardani. 2014. Pengaruh
dalam bekerja sehingga dapat Motivasi Kerja dan Lingkungan
menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih Kerja terhadap Kepuasan Kerja dalam
baik dan dapat melakukan kegiatan belajar Meningkatkan Kinerja Guru SMP
dengan lebih baik. Negeri Kota Tegal
Mangkunegara A.A. Anwar Prabu. 2015.
SIMPULAN Manajemen Sumber Daya Manusia
Motivasi kerja SDN 005 Penajam Perusahaan. PT. Remaja
dalam kategori baik, lingkungan kerja guru Rosdakarya. Bandung.
di SDN 005 Penajam dalam kategori baik,
Mathis, Robert, L, John H. Jackson. 2014. Siagian, Sondang, P. 2014. Teori Motivasi
Manajemen Sumber Daya Manusia. dan aplikasinya. Rineka Cipta.
Salemba Empat. Jakarta. Jakarta.
Mukhlisoh N. 2013. Pengaruh Pendidikan Sopiah. 2013. Perilaku Organisasi. Penerbit
dan pelatihan, Kompensasi dan Andi. Yogyakarta.
Kepuasan Kerja Guru terhadap Sugiyono dan MD Rahadini. 2013.
Kinerja Guru Madrasah Pengaruh Pendidikan Pelatihan,
Tsanawiyah Swasta Kecamatan Motivasi Kerja dan Lingkungan
Bulakamba Brebes. Tesis. Kerja terhadap Kinerja Guru.
Universitas Negeri Semarang. Jurnal Manajemen Sumberdaya
Semarang. Manusia. Vol. 5 No. 1 Juni 2011:1-
Nawawi. H. 2016. Kepemimpinan yang 10
Efektif. Gajah Mada University Uno, Hamjah B. 2013. Teori Motivasi dan
Press. Yogyakarta. Pengukurannya (Analisis di Bidang
Nitisemito, Alex. S. 2014. Manajemen Pendidikan). PT. Bumi Aksara.
Personalia; Manasumber Daya Jakarta.
Manusia. Ghalia Indonesia. Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala.
Kudus. 2014. Manajemen Sumber Daya
Robbin Stephen P. 2013. Organizational Manusia Untuk Perusahaan.
Behavior. Prentice Hall Rajawali Pers. Jakarta.
International. New Jersey. Veithzal Rivai. 2015. Manajemen Sumber
Sarwono, Johnatan.2016. Analisis Data Daya Manusia untuk Perusahaan
Penelitian Menggunakan SPSS 13. Dari Teknologi ke Praktik. PT.
Refika Aditama. Bandung. Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Sedarmayanti. 2013. Sumber Daya Wursanto, Ignasius. 2015. Dasar – Dasar
Manusia dan produktivitas Kerja. Ilmu Organisasi. Edisi Dua. Andi.
CV. Mandar Maju. Bandung. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai