Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH BUDAYA KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN SUPERVISI

PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU PJOK

Dwi Murti Yadi


NIM 19711251101

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN DAN KEKUATAN OTOT TERHADAP


FLEKSIBILITAS PADA ATLET SENAM DI KOTA SURAKARTA

Dwi Murti Yadi


NIM 19711251101

Artikel Jurnal ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan


kelulusan Program Magister (S2)
PENGARUH BUDAYA KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN SUPERVISI
PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU PJOK

THE INFLUENCE OF WORK CULTURE, WORK MOTIVATION, AND


EDUCATIONAL SUPERVISION ON THE PERFORMANCE OF PJOK

Dwi Murti Yadi, 2 Yudanto


1

( Department of Sport Science, Yogyakarta State University, Yogyakarta Indonesia)


1.2

(dwmurtiyadi2@gmail.com)

Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh budaya kerja terhadap kinerja guru; (2)
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru; (3) pengaruh supervisi pendidikan terhadap kinerja
guru; dan (4) pengaruh budaya kerja, motivasi kerja, dan supervisi pendidikan terhadap kinerja guru
PJOK. Jenis penelitian adalah ex post facto. Populasi penelitian adalah guru PJOK di SMA Negeri se-
Kabupaten Bantul berjumlah 48 guru, dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan yaitu
angket melalui google formulir. Teknik analisis data yaitu analisis regresis berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya kerja terhadap kinerja
guru PJOK. (2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru PJOK.
(3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi terhadap kinerja guru PJOK. (4) Terdapat
pengaruh yang signifikan antara budaya kerja, motivasi kerja, dan supervisi pendidikan terhadap
kinerja guru PJOK di SMA Negeri se-Kabupaten Bantul.
Kata kunci: budaya kerja, motivasi kerja, supervisi pendidikan, kinerja guru.

Abstract
The research aims to see: (1) the influence of work culture on teacher performance; (2) the
effect of work motivation on teacher performance; (3) the effect of educational supervision on teacher
performance; and (4) the influence of work culture, work motivation, and education supervision on
the performance of PJOK teachers. This type of research is ex post facto. The population of this
research is 48 teachers of PJOK in Public Senior High Schools in Bantul Denpasar Regency, with
total sampling technique. The instrument used was a questionnaire via Google Forms. The data
analysis technique is multiple regression analysis. The results showed that: (1) there is a significant
influence between work culture on the performance of PJOK teachers. (2) there is a significant
influence between work motivation on the performance of PJOK teachers. (3) there is a significant
influence between supervision on the performance of PJOK teachers. (4) There is a significant
influence between work culture, work motivation, and education supervision on the performance of
PJOK teachers in public high schools throughout Bantul Regency.

Keywords: work culture, work motivation, education supervision, teacher performance

Pendahuluan data Bappenas (Rismawan, 2015) menyebutkan


Salah satu aspek yang menarik untuk bahwa “hasil survei yang dilakukan oleh
dikaji dari sosok seorang guru adalah aspek UNESCO untuk kualitas kinerja guru di
kinerja, karena kinerja guru merupakan input Indonesia berada pada level 14 dari 14 negara
yang paling penting dalam penyelenggaraan berkembang”. Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan (Nadeem, 2017). Namun sampai kinerja mengajar guru di Indonesia masih
saat ini, kinerja mengajar guru di Indonesia belum sesuai dengan yang dicita-citakan.
masih belum mencapai pada taraf yang Dengan kata lain, sebagian guru di Negara
memuaskan walaupun berbagai program telah Indonesia belum optimal melaksanakan kinerja
pemerintah gulirkan. Hal ini dapat dilihat dari mengajarnya sesuai dengan yang diharapkan.
Kapasitas guru PJOK sebagai salah satu bahwa aspek dominan yang mempengaruhi
elemen pengampu penyelenggaraan pendidikan kinerja guru selama supervisi instruksional oleh
bermutu terkait dengan bentuk tugas dan kepala sekolah tidak hanya kunjungan kelas
tanggungjawab kerjanya, yang dalam Peraturan tetapi juga observasi pengajaran sebesar 83%
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2007 adalah dimana Kepala Sekolah mengadakan sesi
merencanakan, melaksanakan dan melakukan dengan guru untuk membimbing tentang
penilaian pada penyelenggaraan pembelajaran bagaimana meningkatkan kegiatan belajar
di satuan pendidikan. Kenyataan nilai mengajar. Selain itu, Khan (2014) mempertegas
pentingnya peran guru PJOK dalam bahwa “hubungan positif antara Kepala
mewujudkan pelaksanaan pendidikan yang Sekolah dengan Guru adalah faktor penentu
bermutu sebagaimana diuraikan, dalam keberhasilan lembaga pendidikan”.
mengisyaratkan bahwa guru PJOK perlu Semakin baik supervisi dari kepala sekolah,
diposisikan sebagai tenaga kerja dalam maka akan meningkatkan kinerja dari guru
kualifikasi profesi yang sarat dengan: tersebut (Andriani, dkk, 2018).
kompetensi, profesionalitas, komitmen kinerja, Selain faktor eksternal seperti supervisi
dan akuntabilitas dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah dan budaya kerja, faktor internal
(Jatmika, dkk, 2017). yang ada pada diri seorang guru seperti adanya
Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi sangat menentukan terhadap
kinerja mengajar guru. Zuhriyah, (2015: 204) peningkatan kinerja mengajar guru. Motivasi
mengemukakan bahwa “kinerja guru adalah keinginan untuk berbuat sesuatu,
dipengaruhi oleh motivasi, baik motivasi dari sedangkan motif yaitu kebutuhan, keinginan,
dalam dirinya maupun dari luar dirinya”. dorongan (Nellitawati, 2017). Hasil penelitian
Kasmir (2016) menyebutkan “ada beberapa Ondima (2014) bahwa “motivasi kerja
faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu merupakan faktor dominan dalam
kemampuan dan keahlian, pengetahuan, meningkatkan kinerja guru, hal ini menjadi
rancangan kerja, kepribadian, motivasi kerja, rekomendasi untuk meningkatkan motivasi
kepemimpinan, gaya kepemimpinan, budaya kerja guru jika ingin mendapatkan kinerja guru
organisasi, kepuasan kerja, lingkungan kerja, yang lebih baik”.
loyalitas, komitmen, dan disiplin kerja”. Hasil penelitian Winarni & Lismadiana
Kinerja guru juga dipengaruhi oleh (2020) menunjukkan bahwa “berdasarkan usia
budaya dari suatu organisasi. Budaya organisasi dapat dikatakan semakin mendekati pensiun
sekolah harus mampu memberikan situasi yang kompetensinya menurun, baik pada kompetensi
nyaman yang mampu membangun pedagogik maupun kompetensi professional”.
kebersamaan dan menyatukan cara pandang Usia seseorang akan mempengaruhi kondisi,
guru, staf, dan kepala sekolah dalam rangka kemampuan, dan kapasitas tubuh dalam
mencapai tujuan. Penelitian Suharningsih melakukan aktivitasnya. Produktivitas kerja
(2017) bahwa “semakin baik budaya organisasi akan menurun seiring dengan bertambahnya
akan mengarah ke kinerja guru yang lebih usia. Berbagai perubahan fisiologis disebabkan
baik”. oleh penuaan, tetapi semakin jelas bahwa
Kepala sekolah sebagai pimpinan penurunan fungsi itu berhubungan juga dengan
langsung di sekolah, tentunya sangat penyakit, gaya hidup (missal: kurang gerak
mengetahui situasi dan kondisi sekolah yang badan) atau kedua-duanya.
sebenarnya. Hasil penelitian Lyonga (2018)
Kebutuhan guru PJOK yang profesional keterkaitannya dengan kinerja karier seseorang.
sangat tinggi, dalam rangka menanggapi Maka dari itu setiap guru diminta taat dan patuh
tantangan zaman modern. Seiring dengan itu kepada peraturan yang telah diterapkan baik
banyak dinyatakan beberapa praktisi yang yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan
tergabung dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) adanya kinerja dari guru bisa juga menjadi
dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran contoh kepada para anak didiknya.
(MGMP) PJOK bahwa guru PJOK secara
umum belum menunjukkan profesionalnya. Hal Metode Penelitian
tersebut teridentifikasi dalam beberapa hal, Jenis Penelitian
seperti: guru kurang memahami konsep PJOK, Jenis penelitian ini yaitu deskriptif
dalam mengajar kurang menguasai materi, kuantitatif dengan pendekatan ex post facto.
kurang menguasa kelas, kurang memahami Penelitian ex post facto merupakan penelitian
kurikulum yang berlaku, kurang kreatif, kurang yang bertujuan menemukan penyebab yang
penguasaan media dan teknologi kurang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau
memahami bagaimana penilaian seharusnya fenomena yang disebabkan oleh suatu
dilakukan. peristiwa, perilaku atau hal-hal yang
Rendahnya motivasi kerja guru juga menyebabkan perubahan pada variabel bebas
karena dipengaruhi oleh beberapa hal, yang secara keseluruhan sudah terjadi (Sukardi,
diantaranya kondisi pandemi saat ini. Guru 2015).
harus melakukan pembelajaran secara online,
padahal tidak semua guru mahir dengan Tempat dan Waktu Penelitian
teknologi. Pembelajaran online dilakukan Penelitian ini dilaksanakan di SMA
dengan memanfaatkan teknologi khususnya Negeri se-Kabupaten Bantul, yang terdiri atas
internet. Belajar online menuntut peran 19 sekolah. Penelitian dilaksanakan bulan
pendidik mengevaluasi efektivitas dan Januari-Februari 2021.
disesuaikan dengan kebutuhan belajar. Ini
penting dilakukan untuk tetap memenuhi aspek Populasi dan Sampel, Teknik Sampling
pembelajaran seperti proses pengetahuan, Populasi adalah wilayah generalisasi
moral, keterampilan, kecerdasan dan estetika yang terdiri atas: objek/subjek yang
(Dai & Lin, 2020). Ini juga memungkinkan mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
penggunaan internet yang tinggi berpengaruh yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
pada kesehatan. Kendala lain yang ditemukan dan kemudian ditarik kesimpulannya
seperti penggunaan jaringan internet yang (Sugiyono, 2015). Hal senada, Arikunto (2013)
membutuhkan biaya (Jones & Sharma, 2019; menyatakan bahwa “populasi adalah
Purwanto dkk., 2020). keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam
Pada sisi lain faktor kinerja dapat pula penelitian ini yaitu guru PJOK di SMA Negeri
meningkatkan pengembangan karier guru. se-Kabupaten Bantul, yang terdiri atas 19
Kinerja merupakan bentuk pengendalian diri sekolah dengan guru PJOK berjumlah 48
karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan orang. Sampel dalam penelitian ini diambil
menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dengan total sampling.
dalam suatu organisasi. Kinerja kerja sebagai
pelaksanaan manajemen untuk memperteguh
pedoman-pedoman dipandang erat
Teknik Pengukuran Analisis Data
Alat pengumpulan data yang digunakan Teknik analisis data merupakan suatu
di lapangan, baik data tentang budaya kerja, proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
motivasi kerja guru, supervisi, dan kinerja guru yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
berupa angket/kuesioner. Kuisioner sebagai alat Analisis data yang digunakan dalam penelitian
pengumpulan data digunakan karena dapat ini yaitu statistik deskriptif, uji prayarat analisis
mengungkap fakta menurut pengalaman yang terdiri atas uji normalitas dan uji
responden dan angket bersifat kooperatif, homogenitas, dan uji hipotesis seperti analisis
responden menyisihkan waktu untuk menjawab regresi berganda, uji parsial (uji t), uji silmultan
pertanyaan-pertanyaan secara tertulis sesuai (uji F), dan uji determinasi (R2).
dengan petunjuk yang diberikan oleh peneliti
(Arikunto, 2013). Kisi-kisi instrumen disajikan Hasil Penelitian dan Pembahasan
pada Tabel 1: Hasil analisis deskriptif ditujukan untuk
mengetahui tanggapan responden terhadap
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen variabel budaya kerja, motivasi kerja, supervisi
No Butir pendidikan, kinerja guru PJOK di SMA Negeri
Variabel Indikator
Positif Negatif se-Kabupaten Bantul yang didasarkan pada
Budaya Sikap terhadap 1, 3, 5, 6, 9, 2, 4, 7,
Kerja pekerjaan 10, 11, 12, 8, 15
hasil pengisian angket yang dikirim melalui
13, 14, google formulir. Hasilnya disajikan pada Tabel
Perilaku pada 16, 18, 20, 17, 19,
waktu bekerja 21, 22, 24, 23, 30 2:
25, 26, 27, Tabel 2. Deskriptif Statistik Variabel
28, 29 Variabel N Mean SD Min Max
Motivasi Kebutuhan 1, 2, 4, 6 3, 5 Budaya Kerja 4 102.0 120.0
Kerja 9.71 82.00
Berprestasi 8 6 0
Peluang 7, 8, 9, 10, 11 Motivasi Kerja 4 103.8 117.0
9.17 84.00
Berkembang 12 8 5 0
Pekerjaan Itu 15, 16, 17, 13, 14 Supervisi 4 102.2 10.6 119.0
75.00
18 8 5 0 0
sendiri
Kinerja Guru 4 109.4 127.0
Kebutuhan 20, 21, 22, 19, 23 9.38 90.00
8 2 0
Akan 24
pengakuan
Gaji 26, 27, 28, 25 Uji Normalitas
29, 30,
Supervisi Perencanaan 1, 2, 3, 4, 7, 5, 6, 8, Uji normalitas data dalam penelitian ini
pembelajaran 10 9 digunakan metode Shapiro-Wilk. Rangkuman
Pelaksanaan 13, 14, 15, 11, 12
pembelajaran 16, 17, 18, analisis disajikan pada Tabel 3:
19, 20
Evaluasi 22, 24, 25, 21, 23
pembelajaran 26, 27, 28, Tabel 3. Uji Normalitas
29, 30 Variabel p Keterangan
Kinerja Membuat 2, 4, 5, 6, 7, 1, 3 Budaya Kerja 0.134 Normal
Guru rencana 8 Motivasi Kerja 0.122 Normal
pelajaran Supervisi 0.105 Normal
Melaksanakan 10, 11, 12, 9, 13 Kinerja Guru 0.111 Normal
rencana 14, 15, 16
pelajaran
Melaksanakan 17, 18, 19, 20, 23, Berdasarkan Tabel 3 di atas,
evaluasi 20, 21, 22 24
Hubungan antar 25, 26, 28, 27, 30 menunjukkan bahwa pada variabel budaya
pribadi 29, 31, 32 kerja, motivasi kerja, supervisi pendidikan, dan
kinerja guru didapat hasil uji normalitas dengan
nilai signifikansi p > 0,05, yang berarti data Squares
Regression 3965.023 3 348.97 0.000a
berdistribusi normal.
Residual 166.644 44
Total 4131.667 47

Berdasarkan Tabel 5 di atas diperoleh


Uji linieritas koefisien F hitung 348,970 > F tabel 2,82, dan nilai
Pengujian linieritas hubungan dilakukan sig. 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, artinya.
melalui uji F. Rangkuman analisis Uji linieritas Hipotesis alternatif yang berbunyi “Terdapat
disajikan pada Tabel 4: pengaruh yang signifikan antara budaya kerja,
motivasi kerja, dan supervisi pendidikan
Tabel 4. Uji Linieritas terhadap kinerja guru PJOK di SMA Negeri se-
Variabel p Keterangan
Kinerja Guru * Budaya Linier Kabupaten Bantul”, diterima.
0.091
Kerja
Kinerja Guru * Motivasi Linier
0.310 Hasil Analisis Uji t (Parsial)
Kerja
Kinerja Guru * Supervisi 0.269 Linier Uji t (parsial) dilakukan untuk
mengetahui pengaruh antara budaya kerja,
Berdasarkan Tabel 4 di atas, terlihat motivasi kerja, dan supervisi pendidikan
bahwa nilai signifikansi (p) > 0,05. Jadi, terhadap kinerja guru PJOK di SMA Negeri se-
hubungan antara variabel bebas dengan Kabupaten Bantul. Hasil analisis Uji t (parsial)
variabel terikatnya dinyatakan linear. disajikan pada Tabel 6:

Analisis Regresi Liniear Berganda Tabel 6. Hasil Analisis Uji t (Parsial)


Analisis regresi ganda digunakan untuk Model Standardized t Sig.
Coefficients
menguji variabel bebas secara bersama dengan
Beta
variabel terikatnya. Berdasarkan hasil analisis, (Constant) 2.956 .00
maka dapat ditentukan persamaan regresi linier 5
Budaya Kerja .511 4.200 .00
berganda yang dihasilkan dari penelitian ini,
0
sebagai berikut: Motivasi Kerja .318 2.229 .03
Y = 9,779 + 0,494X1 + 0,325X2 + 0,152X3 1
Supervisi .171 2.313 .02
Konstanta sebesar 9,779, yang berarti 5
jika variabel budaya kerja, motivasi kerja, dan
supervisi pendidikan sama dengan nol, maka Variabel budaya kerja didapatkan nilai t
variabel kinerja guru hanya sebesar 9,779. hitung 4,200 dan nilai signifikansi (sig) 0,000.

Karena nilai t hitung 4,200 > t tabel 2,013 dan nilai


Uji F (Simultan) signifikansi 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak,
Uji F adalah sarana pengujian untuk artinya Ha yang berbunyi “Terdapat pengaruh
mengetahui apakah variabel independen secara yang signifikan antara budaya kerja terhadap
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kinerja guru PJOK di SMA Negeri se-
variabel dependen. Rangkuman analisis Uji F Kabupaten Bantul” diterima. Bernilai positif,
disajikan pada Tabel 5: artinya jika budaya kerja semakin baik, maka
kinerja guru PJOK di SMA Negeri se-
Tabel 5. Hasil Analisis Uji F (Simultan) Kabupaten Bantul juga akan semakin baik.
Model Sum of df F Sig.
Variabel motivasi kerja didapatkan nilai t pendidikan mempunyai pengaruh terhadap
hitung 2,229 dan nilai signifikansi (sig) 0,031. variabel kinerja guru PJOK di SMA Negeri se-
Karena nilai t hitung 2,229 > t tabel 2,013 dan nilai Kabupaten Bantul sebesar 96,0%, sedangkan
signifikansi 0,031 < 0,05, maka H0 ditolak, sisanya dipengaruhi faktor lain sebesar 4,0% di
artinya Ha yang berbunyi “Terdapat pengaruh luar penelitian ini. Variabel lain yang
yang signifikan antara motivasi kerja terhadap mempengaruhi seperti kompensasi,
kinerja guru PJOK di SMA Negeri se- kepemimpinan kepala sekolah, dan lain-lain.
Kabupaten Bantul” diterima. Bernilai positif,
artinya jika motivasi kerja semakin baik, maka
kinerja guru PJOK di SMA Negeri se- PEMBAHASAN
Kabupaten Bantul juga akan semakin baik. Pengaruh budaya kerja terhadap kinerja
Variabel supervisi didapatkan nilai t hitung guru PJOK
2,313 dan nilai signifikansi (sig) 0,025. Karena Budaya Organisasi yang tinggi akan
nilai t hitung 2,313 > t tabel 2,013 dan nilai memberikan dorongan kuat bagi guru untuk
signifikansi 0,025 < 0,05, maka H0 ditolak, bekerja dengan baik yang akan menghasilkan
artinya Ha yang berbunyi “Terdapat pengaruh kinerja yang maksimal sebaliknya budaya
yang signifikan antara supervisi kerja terhadap organisasi yang rendah menyebabkan guru
kinerja guru PJOK di SMA Negeri se- kurang semangat dalam bekerja yang akan
Kabupaten Bantul” diterima. Bernilai positif, menyebabkan hasil kerja menjadi kurang
artinya jika motivasi kerja semakin baik, maka maksimal. Budaya inilah yang nantinya akan
kinerja guru PJOK di SMA Negeri se- berperan dalam menentukan struktur dan
Kabupaten Bantul juga akan semakin baik. berbagai sistem operasional yang menghasilkan
norma-norma, peraturan-peraturan, dan
Koefisien Determinasi (R2) bagaimana interaksi didalam sebuah organisasi.
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya Menurut Triatna (2015) “budaya menjalankan
digunakan untuk mengukur seberapa jauh sejumlah fungsi di dalam sebuah organisasi”.
kemampuan model regresi dalam menerangkan Pertama, budaya mempunyai peran menetapkan
variasi variabel dependen. Hasil analisis pada tapal batas; artinya budaya menciptakan
Tabel 5: perbedaan yang jelas antara satu organisasi dan
yang lain. Kedua, budaya membawa suatu rasa
Tabel 5. Hasil Koefisien Determinasi (R2) identitas bagi anggota-anggota organisasi.
Mode R R Adjusted Std. Ketiga, budaya mempermudah timbulnya
l Squar R Square Error of
e the komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari
Estimate pada kepentingan diri pribadi seseorang.
1 0.980 0.960 0.957 1.94611
a Keempat, budaya itu meningkatkan
kemantapan sistem sosial. Budaya merupakan
perekat sosial yang membantu mempersatukan
Nilai koefisien determinasi R Square
organisasi itu dengan memberikan standar-
atau budaya kerja, motivasi kerja, dan supervisi
standar yang tepat untuk apa yang harus
pendidikan dalam menjelaskan atau
dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
memprediksi variabel kinerja guru PJOK di
Akhirnya budaya organisasi berfungsi sebagai
SMA Negeri se-Kabupaten Bantul sebesar
mekanisme pembuat makna dan kendali yang
0,960 atau 96,0%. Hal ini berarti variabel
budaya kerja, motivasi kerja, dan supervisi
memandu dan membentuk sikap serta perilaku membantu individu dalam melakukan atau
para karyawan. tidak melakukan sesuatu dalam mencapai
Sejalan dengan penelitian ini, budaya tujuan. Motivasi adalah suatu keinginan untuk
organisasi dan motivasi mempunyai pengaruh mencapai tugas yang diinginkan (Seebaluck &
yang signifikan terhadap kinerja guru Seegum, 2016). Motivasi memainkan peran
(Hutabarat, 2015). Pendapat lain menyatakan penting dalam organisasi sekolah karena
bahwa untuk mencapai kinerja, individu harus membantu meningkatkan keterampilan guru
mempunyai kemampuan, motivasi dan (Ali, et al., 2016). Dalam menjalankan tugas
memiliki lingkungan yang baik (Griffin & profesionalnya, guru senantiasa berkewajiban
Moorhead, 2014). Dengan kata lain, budaya mengembangkan profesionalisme dalam
organisasi dan motivasi mempengaruhi kinerja mengembangkan ilmu dan teknologi (Mandala
individu. Sejalan dengan hal ini, beberapa & Astika, 2019; Kawiana et al., 2018).
penelitian menyatakan bahwa budaya Hasil penelitian ini sejalan dengan
organisasi berpengaruh terhadap kinerja guru penelitian Komarudin (2018) bahwa
(Karantiano, 2018), serta ada efek positif menunjukkan motivasi kerja meningkat maka
(Ismiyarto, dkk., 2015), (Arifin, 2015) dan efek kinerja guru akan meningkat pula. Hasil
signifikansi terhadap kinerja guru (Udin, et al., penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
2017). Ini berarti bahwa peran budaya kerja yang dilakukan oleh Kiruja & Makuru (2013);
sangat penting dalam menentukan keberhasilan Sokro (2016); Hamdani, et al (2018); Suryati,
guru untuk meningkatkan penampilannya. et al (2020); Abast, et al; (2018); Tambingan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (2018); Djibu & Duludu (2020); dan Nzulwa
Salam, dkk. (2017); Susilawati (2018); (2014) yang menunjukkan bahwa motivasi
Febrianta, dkk. (2018); Hatemu, et al (2018); berpengaruh terhadap kinerja guru. Motivasi
Lutfah, et al (2019); Ghanney et al (2017); dan kerja yang tinggi akan memberikan dorongan
Komarudin (2018) bahwa terdapat pengaruh yang kuat bagi guru untuk bekerja dengan baik
yang signifikan antara budaya kerja terhadap yang dapat menghasilkan kinerja yang
kinerja guru. Gunawan (2018) menambahkan maksimal sebaliknya rendahnya motivasi kerja
bahwa “terdapat pengaruh positif dan guru akan menurunkan semangat dalam
signifikan budaya kerja terhadap kinerja guru”, bekerja, sehingga kinerja guru menjadi tidak
berhasil didukung oleh data atau dengan kata maksimal. Guru yang mempunyai motivasi
lain hipotesis diterima. Semakin tinggi tingkat kerja yang tinggi akan senantiasa bekerja keras
budaya kerja yang dimiliki guru, maka kinerja untuk mengatasi segala jenis permasalahan
guru akan semakin tinggi. yang dihadapi dengan harapan mencapai hasil
kinerja yang lebih baik. Berbagai ciri yang
Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja diamati bagi seseorang yang memiliki motivasi
guru PJOK kerja, antara lain sebagai berikut: 1) kinerjanya
Motivasi secara umum didefinisikan tergantung pada usaha dan kemampuan yang
sebagai keadaan kognitif dan emosional yang dimiliknya dibandingkan dengan kinerja
mengarah pada keputusan untuk bertindak melalui kelompok, 2) memiliki kemampuan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam menyelesaikan tugastugas yang sulit, dan
sebelumnya (Dislen, 2016). Oleh karena itu, 3) seringkali terdapat umpan balik yang
motivasi adalah proses, bukanlah suatu tujuan. kongkret tentang bagaimana seharusnya ia
Motivasi adalah suatu dorongan yang
melaksanakan tugas secara optimal, efektif dan pelaksanaan pembelajaran di kelas (Yenita,
efisien. 2015; Renata dkk, 2018; Khasanah dkk, 2019;
Andriani dkk, 2018; Apriana dkk, 2019).
Pengaruh supervisi terhadap kinerja guru
PJOK Pengaruh budaya kerja, motivasi kerja, dan
Supervisi merupakan kegiatan yang supervisi terhadap kinerja guru PJOK
dilakukan oleh kepala sekolah untuk membantu Budaya kerja, motivasi kerja, dan
guru dalam mengembangkan kemampuannya supervisi semakin baik, maka kinerja guru
dan memfasilitasi guru dalam usaha PJOK juga akan semakin baik. Sejalan dengan
memperbaiki proses pembelajaran (Mulyasa, penelitian Joharis (2016); Marwan (2016);
2015). Selain dipengaruhi oleh kompetensi, Nasrun & Amabarita; Utami & Wedasuwari
kinerja guru juga dipengaruhi oleh (2019); dan Nur (2015) bahwa secara simultan
kepemimpinan kepala sekolah. Peranan dari variabel budaya organisasi, motivasi kerja, dan
kepala sekolah dalam meningkatkan supervisi berpengaruh yang signifikan terhadap
kompetensi guru yang pada nantinya akan kinerja guru. Budaya organisasi merupakan
meningkatkan kinerja guru sangat diperlukan. faktor yang turut mempengaruhi kinerja guru.
Mengikutsertakan guru secara rutin dalam Budaya dalam sekolah merupakan suatu
program diklat, memberdayakan guru, memberi kebiasaan yang sudah dikembangkan atau
semangat dan arahan merupakan tanggung dibentuk sejak lama. Budaya yang baik akan
jawab kepala sekolah dalam mengembangkan memberikan efek kinerja yang baik pula
kompetensi guru. Begitupun dengan terhadap kinerja guru. Begitu juga sebaliknya,
penyediaan fasilitas yang mendukung budaya yang buruk akan mengakibatkan guru
peningkatan kinerja guru menjadi tanggung menjadi tidak nyaman dan tidak dapat
jawab kepala sekolah. Untuk mewujudkan dan mengeluarkan potensinya, sehingga kinerjanya
meningkatkan kompetensi guru diperlukan semakin buruk. Iklim organisasi atau budaya
usaha yang sungguh-sungguh baik yang berasal organisasi merupakan seperangkat sifat
dari guru itu sendiri, kepala sekolah, pengawas lingkungan kerja yang dirasakan oleh pekerja
maupun dari pemerintah. baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Seperangkat lingkungan kerja yang baik ini
Supardi (2017); Ginting (2020) bahwa berutujuan untuk meningkatkan kinerja dari
supervisi memiliki pengaruh terhadap kinerja guru tersendiri (Yani, dkk., 2017).
guru, adanya supervisi yang dilakukan kepala Di sisi lain, motivasi kerja memberikan
sekolah membantu guru dalam peningkatan dampak positif terhadap kinerja guru. Motivasi
kualitas kinerja guru sehingga kegiatan proses kerja guru merupakan kondisi yang
pembelajaran lebih maksimal dan berkualitas. menggerakkan guru agar mampu mencapai
Ramadona & Wibowo (2016); Imah (2018); tujuan atau kondisi yang mampu
Sudarsono (2017); Hasanah & Kristiawan membangkitkan dan memelihara perilaku guru
(2019) menunjukkan bahwa supervisi kepala dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian
sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru. dapat dikatakan bahwa semakin baik motivasi
Hasil penelitian ini serirama dengan beberapa kerja guru, maka semakin termotivasi juga guru
temuan penelitian bahwa supervisi yang tersebut dalam melaksanakan tugasnya dengan
dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkan baik. Semakin banyak faktor yang memberikan
kreatifitas guru dalam segi administrasi dan motivasi kepada guru, maka kinerja guru akan
meningkat. Dengan adanya motivasi, guru akan itu budaya kerja, motivasi kerja, dan supervisi
pendidikan memberikan andil yang signifikan
lebih berusaha untuk memberikan pelayanan
terhadap kinerja guru. Sekolah yang di
yang lebih baik dalam melaksanakan tugasnya. dalamnya terdapat budaya sekolah yang baik,
Motivasi kerja merupakan kekuatan pendorong mampu meningkatkan rasa memiliki, dan
yang menciptakan antusiasme pekerjaan tanggung jawab, disertai dengan guru-gurunya
yang memiliki motivasi kerja tinggi dan
seseorang, sehingga mereka akan bekerja sama, supervisi mampu meningkatkan kinerja guru.
bekerja secara efektif, dan mengintegrasikan
semua upaya mereka untuk meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
kinerja (Yani, dkk., 2017).
Abast, R. M., Sangi, N. M., Tumanduk, M. S.
Supervisi merupakan salah satu tugas S. S., & Roring, R. (2018). Motivation,
Kepala Sekolah di samping sebagai compensation, and performance for
administrator. Manajemen Supervisi meliputi science and technological teachers. IOP
Conference Series: Materials Science
serangkaian kegiatan yang dimulai dari
and Engineering, 306 (1).
perencanaa sampai dengan evaluasi, disertai
Andriani, S., Kesumawati, N., & Kristiawan,
tindak lanjut sari kegiatan supervisi. Organisasi
M. (2018). The influence of the
termasuk sekolah akan mengembangkan transformational leadership and work
kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya motivation on teachers performance.
manusia dengan berbagai strategi untuk International Journal of Scientific &
Technology Research, 7(7).
mencapai tujuan yang diinginkan. Kepala
sekolah memiliki peran penting dalam Apriana, D., Kristiawan, M., & Wardiah, D.
(2019). Headmaster’s competency in
mempengaruhi guru di sekolah. Kepala Sekolah preparing vocational school students
dapat menetapkan berbagai kebijakan yang for entrepreneurship. International
mana jika kebijakan tepat, maka akan dapat Journal of Scientific & Technology
meningkatkan kinerja dari guru. Namun, Research, 8(8).
sebaliknya kebijakan yang salah akan Arifin, F. (2014). Organizational culture,
transformational leadership, work
menurunkan kinerja dari guru. Salah satu
engagement and teacher’s performance:
kebijakan tersebut adalah supervisi atau test of a model. International Journal
pengendalian oleh kepala sekolah terhadap of Education and Research, 2(1), 1-14.
kinerja guru. Semakin baik supervisi dari Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian; suatu
kepala sekolah, maka akan meningkatkan pendekatan praktik. (Edisi revisi)
kinerja dari guru tersebut (Andriani, dkk, Jakarta: Rineka Cipta.
2018). Dai, D., & Lin, G. (2020). Online home study
plan for postponed 2020 spring
Simpulan semester during the covid-19 epidemic:
Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, a case study of Tangquan Middle
pengujian hasil penelitian, dan pembahasan, School in Nanjing, Jiangsu Province,
dapat diambil kesimpulan bahwa: Terdapat China. SSRN Electronic Journal, 2(1).
pengaruh yang signifikan antara budaya kerja https:// DOI
terhadap kinerja guru PJOK. Terdapat pengaruh https://doi.org/10.15354/bece.20.rp005/
yang signifikan antara motivasi kerja terhadap Dislen, G. (2016). The reasons of lack of
kinerja guru PJOK. Terdapat pengaruh yang motivation from the students and
signifikan antara supervisi terhadap kinerja teachers voices. The Journal of
guru PJOK. Terdapat pengaruh yang signifikan Academic Social Science, 1(1), 35-45.
antara budaya kerja, motivasi kerja, dan https:// DOI: 10.16992 / ASOS.13.
supervisi pendidikan terhadap kinerja guru
PJOK. Secara bersamaan ketiga variabel baik
Djibu, R., & Duludu, U. (2020). Impact of the Sciences and Technologies (IJPSAT),
work environment and work motivation 20(1), 236-246. https:// DOI:
in influencing the performance of non- http://dx.doi.org/10.52155/ijpsat.v20.1.
formal educators. Journal of Nonformal 1748.
Education, 6(1), 92- 100. https:// DOI:
Hutabarat, W. (2015). Investigation of teacher
https://doi.org/10.15294/jne.v6i1.24170
job-performance model organizational
.
culture, work motivation and job-
Febrianta, S., Lutfiani, F. N., & Zein, N. satisfaction. Asian Social Science,
(2018). Pengaruh budaya organisasi 11(18), 295- 304.
terhadap kinerja guru. Tadbir
Imah, C. (2018). Pengaruh supervisi kepala
Muwahhid, 2(2). https:// DOI:
sekolah terhadap kinerja guru SD
http://dx.doi.org/10.30997/jtm.v2i2.131
Negeri Se-Kecamatan Air Kumbang
3.
Kabupaten Banyuasin. Ad–Man–Pend,
Ghanney, R. A., Antwi, T, A., & Ali, H. 1(2), 65–77.
(2017). School culture and teacher job
Ismiyarto, Suwitri, S., Warella, Y., & Sundarso.
performance: a comparative analysis of
(2015). Organizational culture,
the perception of teaching staff in
motivation, job satisfaction and
private and public basic schools in ga
performance of employes toward the
south municipality. British Journal of
implementation of internal bureaucracy
Education, 5(9), 108-121.
reform in the ministry for the
Ginting. (2020). Fungsi supervisi kepala empowement of state apparatus and
sekolah terhadap kinerja guru. Jurnal bureaucracy reform. Journal of
Edukasi Non Formal, 1(2). Management and Sustainability, 5(1),
192-199. https:// DOI: 10.5539 /
Griffin, R. W., & Moorhead, G. (2014).
jms.v5n1p192.
Organizational behavior: managing
people and organizations. USA: Natorp Jatmika, H. M., Hariono, A., Purwanto, J., &
Boulevard. Setiawan, C. (2017). Analisis
kebutuhan guru pendidikan jasmani,
Gunawan, Y. M. (2018). Pengaruh budaya
olahraga dan kesehatan pasca program
kerja dan loyalitas terhadap kinerja
guru pembelajar. Jurnal Pendidikan
guru SD Negeri di Kecamatan Cibodas.
Jasmani Indonesia, 12(1), 1-11. https://
Journal Dinamika UMT, 3(1). https://
DOI: https://doi.org/10.21831/jpji.v13i
DOI:
1.21021.
http://dx.doi.org/10.31000/dinamika.v3
i1.1088. Joharis, M. (2016). The effect of leadership,
organizational culture, work motivation
Hamdani, Kesumawati, N., & Kristiawan, M.
and job satisfaction on teacher
(2018). The influence of teachers’ work
organization commitment at senior high
motivation and principals’ managerial
school in Medan. International Journal
competence on teachers’ performance.
of Business and Management
IOSR Journal of Humanities and Social
Invention, 5(10).
Science (IOSR-JHSS), 23(9), 72-76.
https:// DOI: 10.9790 / 0837- Jones, K., & Sharma, R. (2019). On
2309017276. reimagining a future for online learning
in the post-covid era. SSRN Electronic
Hasanah, M. L., & Kristiawan, M. (2019).
Journal, 1(3). https:// DOI: 10.2139 /
Supervisi akademik dan bagaimana
ssrn.3578310.
kinerja guru. TADBIR: Jurnal Studi
Manajemen Pendidikan, 3(2). Karantiano, S. (2013). The Influence of
organizational culture, leadership
Hatemu, Lian, B., & Fitriani, Y. (2018). The
behavior and job satisfaction towards
influence of organizational culture,
teacher job performance. Indian
competency and teacher’s certification
Journal of Health and Welbeing, 4(9),
toward teacher’s performance.
1637-1642.
International Journal of Progressive
Kasmir. (2016). Manajemen sumber daya quality of system and work culture on
manusia (teori dan praktik). (Jakarta: satisfaction of accounting information
PT. Rajagrafindo Persada. system user. International Research
Journal of Management, IT and Social
Kawiana, I. G. P., Dewi, L. K. C., Martini, L.
Sciences, 6(4), 37-43.
K. B., & Suardana, I. B. R. (2018). The
https://doi.org/10.21744/irjmis.v6n4.63
influence of organizational culture,
3.
employee satisfaction, personality, and
organizational commitment towards Marwan. (2016). Effect of organizational
employee performance. International culture, leadership behavior,
Research Journal of Management, IT achievement motivation, and job
and Social Sciences, 5(3), 35-45. satisfaction on performance of lecturer
at Private University in the Province of
Khan, S. (2014). The supervisory role of the
Aceh. IOSR Journal of Humanities and
headmaster at the higher secondary
Social Science (IOSR-JHSS), 21(II).
level: a teacher’s perception. Public
Policy and Administration Research, Mulyasa, E. (2015). Prinsip-prinsip dan teknik
4(9). evaluasi pengajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Khasanah, U., Kristiawan, M., & Tobari.
(2019). The implementation of Nadeem. (2017). Teacher’s competencies and
principals’ academic supervision in factors affecting the performance of
improving teachers’ professionalism in female teachers in Bahawalpur
the state primary schools. International (Southern Punjab) Pakistan.
Journal of Scientific & Technology International Journal of Business and
Research, 8(8). https:// DOI: Social Science, 2(19), 218.
http://dx.doi.org/10.31851/jmksp.v5i2.
Nasrun, & Ambarita, D. F. P. (2017). The
3833.
effect of organizational culture and
Kiruja, E. K., & Makuru, E. (2013). work motivation on teachers
Performance in public middle level performance of public Senior High
technical training institutions In Kenya. School in Tebing Tinggi. In 9th
International Journal of Advance International Conference for Science
Magement and Economics, 2(4), 73-82. Educators and Teachers (ICSET), 118,
320– 26. https://doi.org/10.2991/icset-
Komarudin. (2018). Pengaruh motivasi kerja
17.2017.53.
dan budaya kerja guru terhadap kinerja
guru SMK Negeri se-Lampung Timur. Nellitawati, N. (2017). Correlation between the
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat role of principle with the pedagogical
Penelitian LPPM UM METRO, 3(1). competences of teachers in Vocational
School. COUNS-EDU: The
Lutfah, A., Hariyati, N., & Handayaningrum,
International Journal of Counseling
W. (2019). Improved teacher
and Education, 5(2), 102–108. https://
performance through work culture and
DOI: https://doi.org/10.29210/118200.
environment. International Journal for
Educational and Vocational Studies, Nur, A. H. (2015). Employee job satisfaction
1(8), 859-863. and organizational performance:
https://doi.org/10.29103/ijevs.v1i8.224 empirical study from higher education
0. centers in Mogadishu Somalia.
International Journal in Commerce, IT
Lyonga, N. A. N. (2018). Supervision and
& Social Science, 2(11).
teachers’ work performances in
primary schools in Konye Sub-Division Nzulwa, J. (2014). Motivational factors
in Cameroon. Journal of Educational affecting high school teachers'
and Social Research, 8(2). https:// Doi: professional conduct and work
10.2478/jesr-2018-0022. performance: a case of public high
schools in Nairobi City. International
Mandala, I. G. N. A. K., & Astika, I. B. P.
(2019). Effect of work environment,
Journal of Humanities and Social kualitatif, dan R & D. Bandung:
Science, 4(3). Alfabeta.
Ondima, C. (2014). Effects of motivation on Suharningsih. (2017). Role of organizational
teacher’s performance in Kenyan culture on the performance primary
schools: a survey of Nya. Journal of school teachers. Journal of Education
Education and Practice, 5(30). and Learning, 6(1). https:// DOI:
10.5539 / jel.v6n1p95.
Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M.,
Santoso, P. B., Wijayanti, L. M., Hyun, Sukardi. (2015). Evaluasi pendidikan. Jakarta:
C. C., & Putri, R. S. (2020). Studi Bumi Aksara.
eksploratif dampak pandemi covid-19
Supardi. (2016). Kinerja guru. Jakarta: Raja
terhadap proses pembelajaran online di
Grafindo Persada.
Sekolah Dasar. Journal of Education,
Psychology, and Counseling, 2, 1–12. Supardi. (2018). Pengaruh supervisi kepala
madrasah dalam peningkatan kinerja
Ramadona, M., & Wibowo, R. (2016).
guru. STUDIA DIDAKTIKA: Jurnal
Pengaruh supervisi kepala sekolah
Ilmiah Bidang Pendidikan, 11(1).
terhadap kinerja guru di SMP K 1
Penabur Pasar Baru Jakarta Pusat. Susilawati, S. (2018). Pengaruh budaya
Research and Development Journal of organisasi terhadap kinerja guru di
Education, 3(1). https:// DOI: SMA Negeri 6 Samarinda,
http://dx.doi.org/10.30998/rdje.v3i1.14 Administrasi Publik, 1(1).
45. Tambingan, H. N. (2018). The influence of
Renata, R., Wardiah, D., & Kristiawan, M. principal leadership style and teacher
(2018). The influence of headmaster’s work motivation on the performance of
supervision and achievement certified teachers at SMA Negeri
motivation on effective teachers. Kotamobagu, North Sulawesi,
International Journal of Scientific & Indonesia. Journal of Education and
Technology Research, 7(4). Learning (EduLearn), 12(3), 357-365.
https://www.researchgate.net/publicatio https:// DOI:
n/326147101. http://dx.doi.org/10.11591/edulearn.v12
i3.8248.
Salam, B., Ma’ufur, M., & Laeli, S. (2017).
Pengaruh budaya kerja terhadap kinerja Triatna, C. (2015). Perilaku organisasi dalam
guru bersertifikasi di Madrasah Aliyah. pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Tadbir Muwahhid, 1(1). Rosdakarya.
Seebaluck, A. K., & Seegum, T. D. (2016). Utami, N. M. S., & Wedasuwari, I. A. M.
Motivation among public primary (2019). Determinants of teacher
school teachers in Mauritius. performance and education power
International Journal of Educational through work motivation, learning
Management, 27(4), 446-464. leadership, and organizational culture.
International Journal of Sustainability,
Sokro, E. (2012). Analysis of the relationship
Education, and Global Creative
that exist between organisational
Economic (IJSEGCE), 2(2).
culture, motivation and performance.
Problems of Management, 3, 106-119. Winarni, S., & Lismadiana. (2020).
Kompetensi guru pendidikan jasmani
Sudarsono. (2017). Pengaruh supervisi dan
olahraga dan kesehatan ditinjau dari
kepemimpinan kepala sekolah terhadap
usia dan jenis sekolah. Jurnal
kinerja guru SMA N 1 Dukupuntang
Pendidikan Jasmani Indonesia, 16 (1),
Kabupaten Cirebon. Jurnal Ilmiah
101-114..
Kajian Islam, 2(1).
Yani, A., Tunas, B., & Entang, M. (2017).
Sugiyono. (2015). Metode penelitian
Transformational leadership,
pendidikan pendekatan kuantitatif,
organizational climate and work
motivation in boosting teachers'
performance. International Journal of
Managerial Studies and Research, 5(6),
43-50.
Zuhriyah, S. (2015). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja guru SMK
negeri kelompok pariwisata di Daerah
Istimewa Yogyakarta. LITERASI, 6(2).
https://

Anda mungkin juga menyukai