Anda di halaman 1dari 12

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

“ Inovasi Manajemen Pendidikan Dalam Tatanan Kenormalan Baru”


Yogyakarta, 28 Agustus 2021

Kinerja Guru MGMP Produktif Keperawatan Daerah


Istimewa Yogyakarta berdasarkan Faktor Motivasi dan
Disiplin Kerja
Kun Arifah
SMK Kesehatan Wonosari
bd.kunarifah@gmail.com

Abstrak: Kinerja guru merupakan hal penting dalam keefektifan organisasi yang
dipengaruhi diantaranya motivasi dan disiplin kerja. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja guru
secara parsial dan simultan. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif
dan pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling,
seluruh guru anggota MGMP Produktif Keperawatan DIY sebanyak 33 orang
dijadikan subjek penelitian. Instrumen penelitian menggunakan angket.
Selanjutnya data dianalisis menggunakan uji validitas, uji reliabilitas,
heterokedastisitas, dan uji multikolinieritas. Teknik analisis data dalam penelitian
menggunakan regresi linier berganda dan diteruskan pengujian hipotesis secara
parsial dan simultan dengan uji t dan uji F. Hasil penelitian menggunakan uji t
(parsial) membuktikan bahwa motivasi kerja dan disiplin kerja masing-masing
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Hasil analisis uji F
diperoleh nilai Fhitung sebesar 15,846 > 3,32 dengan probabilitas sebesar 0,001 <
0,05 berarti motivasi dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja guru. Hasil R Square didapatkan koefisien determinasi
(R2 ) sebesar 0,514 atau 51,4% yang berarti variabilitas variabel independen sebesar
51,4% sedangkan sisanya (48,6%) dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak ikut
terobservasi. Hal ini menjelaskan bahwa apabila motivasi kerja yang tinggi
didukung dengan disiplin kerja yang baik, maka dapat meningkatkan kinerja guru.
Kata kunci: motivasi kerja, disiplin kerja, kinerja guru

Abstract: Teacher performance is important in organizational effectiveness which


is influenced by motivation and work discipline. This study aims to analyze the
effect of work motivation and work discipline on teacher performance partially and
simultaneously. This study uses quantitative analysis methods and data collection
in this study using a total sampling technique, all 33 members of the DIY Nursing
Productive MGMP teachers were used as research subjects. The research
instrument used a questionnaire. Furthermore, the data were analyzed using
validity, reliability, heteroscedasticity, and multicollinearity tests. The data
analysis technique in the study used multiple linear regression and continued
partial and simultaneous hypothesis testing with the t test and F test. The results of
the study using the t test (partial) proved that work motivation and work discipline
each had a positive and significant effect on teacher performance. The results of
the analysis of the F test obtained that the Fcount value of 15,846 > 3,32 with a
probability of 0,001 < 0,05 means that motivation and work discipline together
have a significant effect on teacher performance. The results of R Square obtained
a coefficient of determination (R2 ) of 0.514 or 51.4% which means that the

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Manajemen Pendidikan Pascadik


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
912
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“ Inovasi Manajemen Pendidikan Dalam Tatanan Kenormalan Baru”
Yogyakarta, 28 Agustus 2021

variability of the independent variable is 51.4% while the rest (48.6%) is explained
by other variables that are not observed. This explains that if high work motivation
is supported by good work discipline, it can improve teacher performance.
Keywords: work motivation, work discipline, teacher performance

Pendahuluan
Pendidikan memiliki arti yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Adapun jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal,
dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang pendidikan
formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),
atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan menengah kejuruan sebagai salah satu sub sistem dan sistem
pendidikan nasional mempunyai peran strategis dalam menyiapkan tenaga kerja.
Orientasi pendidikan kejuruan adalah memberi bekal pengetahuan dan ketrampilan
kepada peserta didik untuk dapat diterapkan pada dunia kerja. Perhatian kepada
pendidikan kejuruan saat ini menjadi sangat penting seiring tuntutan kualitas sumber
daya manusia (SDM) (Darmi, 2015: 33).
Guru merupakan salah satu elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di
sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana prasarana, biaya, dan
sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru
dengan peserta didik tidak berkualitas. Bahkan, telah berkembang kesadaran publik
bahwa tidak ada guru, tidak ada pendidikan formal. Tidak ada pendidikan yang
bermutu, tanpa kehadiran guru yang profesional dengan jumlah yang mencukupi. Begitu
pentingnya peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sampai-
sampai banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau
peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru (Madjid,
2016: 1).
Dalam konteks perubahan saat ini, kinerja inovatif menjadi suatu tuntutan yang
makin mendesak untuk dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan peran dan tugasnya
sebagai pendidik sehingga dapat melahirkan lulusan yang kreatif dan inovatif yang
dapat bersaing di era global saat ini. Dengan demikian, upaya untuk terus
mengembangkan kinerja guru menjadi hal yang penting dalam upaya peningkatan
kualitas pendidikan, dan hal ini memerlukan manajemen kinerja yang tepat
(Suharsaputra, 2013: 179 dalam Lubis, 2019: 2).
Salah satu wadah untuk mengembangkan kinerja guru yaitu forum komunikasi
seperti KKG, MKKS, dan MGMP sangat cocok untuk mengembangkan kinerja guru.
KKG (Kelompok Kerja Guru), MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), MKKS

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Manajemen Pendidikan Pascadik


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
913
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“ Inovasi Manajemen Pendidikan Dalam Tatanan Kenormalan Baru”
Yogyakarta, 28 Agustus 2021

(Musyawarah Kepala-Kepala Sekolah) adalah wadah pertemuan guru sebagai sarana


komunikasi, konsultasi, dan tukar pengalaman untuk meningkatkan profesionalisme
guru. Pendidikan dan pelatihan tidak hanya dilakukan oleh dinas pendidikan
kabupaten/kota atau propinsi, MGMP pun bisa menyelenggarakan sendiri sesuai dengan
situasi, kebutuhan dan kemampuan guru (Mulyasa, 2004 dalam Islahuddin, 2018: 108).
MGMP Produktif Keperawatan DIY merupakan salah satu MGMP yang menjadi
tempat guru mata pelajaran produktif program keahlian keperawatan dalam
meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa
sebanyak 33 guru anggota MGMP Produktif Keperawatan DIY bekerja sebagai guru
pengampu mata pelajaran produktif di SMK Kesehatan swasta di 5 Kab/Kota Propinsi
DIY. Adapun sebanyak 93,9% guru anggota MGMP Produktif Keperawatan DIY
mempunyai latar belakang pendidikan bidang kesehatan (Keperawatan dan Kebidanan)
dan belum bersertifikasi, hanya 6,1% guru yang berlatar belakang Sarjana Pendidikan
dan memiliki sertifikasi guru. Dilihat dari lama masa kerja, sebanyak 15,2% guru
bekerja selama kurun waktu 1-2 tahun, sisanya 84,8% guru telah bekerja selama kurun
waktu lebih dari 2 tahun.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang ada, maka dapat diidentifikasi
adanya beberapa masalah yang menunjukkan kurang optimalnya kinerja guru yang ada
dalam penelitian ini, yaitu latar belakang pendidikan guru anggota MGMP Produktif
Keperawatan DIY sebagian besar (93,9%) dari bidang kesehatan, dan hanya 6,1% guru
anggota MGMP Produktif Keperawatan DIY yang sudah bersertifikasi sehingga
dikhawatirkan akan berpengaruh kepada kinerja guru.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1) Apakah terdapat
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru MGMP Produktif Keperawatan DIY? 2)
Apakah terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru MGMP Produktif
Keperawatan DIY? 3) Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja
secara bersama-sama terhadap kinerja guru MGMP Produktif Keperawatan DIY?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu: 1) Untuk mengetahui
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru MGMP Produktif Keperawatan DIY; 2)
Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru MGMP Produktif
Keperawatan DIY; 3) Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja
secara bersama-sama terhadap kinerja guru MGMP Produktif Keperawatan DIY.
Adapun manfaat yang ingin didapatkan dari penelitian ini, yaitu: 1) Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi studi perbandingan antara pengetahuan teoritis dengan
kondisi nyata di lapangan, khususnya mengenai pengaruh motivasi kerja dan disiplin
kerja terhadap kinerja guru; 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
penting bagi MGMP Produktif Keperawatan DIY dalam pengembangan potensi dan
kualitas yang dimiliki para guru sehingga dapat meningkatkan kinerja para guru MGMP
Produktif Keperawatan DIY; 3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
literatur pengetahuan khususnya mengenai motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap
kinerja guru; 4) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan rujukan bagi
penelitian selanjutnya serta sebagai bahan pertimbangan bagi suatu organisasi/instansi
yang mengalami jenis permasalahan yang sama.
Sehubungan dengan masalah kinerja guru, kinerja merupakan hasil atau keluaran
dari suatu proses. Dalam kaitannya dengan kinerja guru, berikut dikemukakan indikator

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Manajemen Pendidikan Pascadik


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
914
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“ Inovasi Manajemen Pendidikan Dalam Tatanan Kenormalan Baru”
Yogyakarta, 28 Agustus 2021

yang menyangkut tugas-tugas guru yang sejalan dengan rumusan kinerja guru seperi
pada Permendiknas No. 16 Tahun 2007 adalah: 1) Kompetensi pedagogik, meliputi
kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, merancang dan melaksanakan
pembelajaran, melaksanakan evaluasi pembelajaran, mengembangkan potensi peserta
didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki; 2) Kompetensi profesional,
meliputi penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam serta penguasaan
struktur dan metodologi keilmuan; 3) Kompetensi sosial, yaitu mampu berkomunikasi
dan bergaul secara efektif baik dengan peserta didik maupun dengan sesama pendidik
dan tenaga kependidikan, serta orang tua murid/wali peserta didik dan masyarakat
sekitar; 4) Kompetensi kepribadian, yaitu memiliki kepribadian mantap dan stabil,
dewasa, arif dan memiliki akhlak mulia yang dapat menjadi teladan bagi peserta didik.
Pencapaian kinerja seorang guru secara optimal tidak akan terwujud begitu saja,
selain adanya pengembangan kualitas sumber daya manusia yang terarah dan
terkoordinasi dengan baik, serta harus didukung juga oleh faktor-faktor yang lain.
Faktor tersebut antara lain pengawasan, kondisi lingkungan kerja fisik maupun nonfisik,
kepemimpinan, kepuasan kerja, kompensasi, teknologi, disiplin kerja, motivasi,
pendidikan pelatihan dan sebagainya (Lubis, 2019: 3).
Salah satu faktor yang memengaruhi kinerja seorang guru adalah motivasi.
Motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dalam diri guru yang perlu dipenuhi agar
guru tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan motivasi
kerja adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari
motifnya, serta mendapatkan kepuasan dari hasil kerja yang dicapainya. Dengan kata
lain motivasi kerja didefinisikan sebagai kesediaan untuk melakukan upaya yang tinggi
untuk mencapai tujuan organisasi yang dikondisikan dengan kemampuan upaya-upaya
itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu (Madjid, 2016: 112).
Motivasi berhubungan dengan kekuatan dan dorongan yang ada dalam diri
manusia. Meski motivasi tidak terlihat dari luar dan yang terlihat hanyalah tingkah laku
manusia saja tapi hal ini dapat menjadi pendorong seseorang untuk mencapai tujuan
tertentu karena tingkah laku tersebut dilandasi berbagai macam motivasi. Jadi motivasi
merupakan suatu kekuatan dalam diri seseorang maupun faktor dari organisasi yang
mendorong atau menggerakkan untuk mencapai tujuan tertentu (Ajabar & Marina,
2019: 81). Frederich Herberg menyatakan pada manusia berlaku faktor motivasi dan
faktor pemeliharaan dilingkungan pekerjaanya. Ada enam faktor motivasi yaitu (1)
prestasi; (2) pengakuan; (3) kemajuan kenaikan pangkat; (4) pekerjaan itu sendiri; (5)
kemungkinan untuk tumbuh (jenjang karir); (6) tanggung jawab (Lubis, 2019: 35).
Selain motivasi kerja, faktor lain yang harus diperhatikan untuk meningkatkan
kinerja seorang guru, yaitu dengan memperhatikan disiplin kerja guru. Disiplin kerja
merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi kinerja seorang guru. Menurut
Lubis (2019: 25), disiplin kerja merupakan suatu alat yang digunakan para pimpinan
untuk berkomunikasi dengan guru agar mereka bersedia untuk meningkatkan kesadaran
dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan instansi dan norma-norma sosial
yang berlaku. Pada dasarnya banyak indikator-indikator yang mempengaruhi tingkat
kedisiplinan guru dalam suatu organisasi. Adapun menurut Supomo dan Nurhayati
(2018) dalam Lubis (2019: 30-31), beberapa hal yang menjadi indikator kedisiplinan
yaitu sebagai berikut: 1) Tanggung jawab. Setiap guru bertanggung jawab atas tugas

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Manajemen Pendidikan Pascadik


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
915
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“ Inovasi Manajemen Pendidikan Dalam Tatanan Kenormalan Baru”
Yogyakarta, 28 Agustus 2021

yang mereka kerjakan. Kesediaan guru mempertanggungjawabkan kebijaksanaan


pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakan, serta perilaku
kerjanya; 2) Prakarsa, yaitu pemberian kesempatan bagi guru untuk bertindak efektif
dan berpikir secara rasional dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang disediakan
perusahaan; 3) Kerjasama, ditunjukkan dengan adanya interaksi antara rekan kerja dan
pemimpin; 4) Ketaatan. Setiap anggota dalam suatu organisasi tentulah berkewajiban
untuk menaati segala peraturan yang berlaku dalam perusahaan yang bertujuan untuk
mempermudah pencapaian tujuan perusahaaan.
Melihat berbagai uraian di atas tentang pentingnya motivasi kerja dan disiplin
kerja seorang guru dalam meningkatkan kinerja guru, maka didapatkan situasi menarik
untuk dilakukan penelitian pada guru yang tergabung dalam MGMP Produktif
Keperawatan DIY. Adapun judul penelitian yang diangkat yaitu Kinerja Guru MGMP
Produktif Keperawatan Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Faktor Motivasi dan
Disiplin Kerja.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2018: 35-36) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan angket
atau kuisioner, dan dokumentasi, dan analisis datanya menggunakan analisis deskriptif
data, analisis uji-t, analisis uji-F, dan koefisien determinasi yang bersifat statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian dilakukan pada
bulan Juli – Agustus 2021.
Adapun penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Menurut Sugiyono
(2018: 58) penelitian korelasional adalah penelitian yang akan melihat pengaruh atau
hubungan antara variabel atau beberapa variabel dengan variabel lain. Variabel
penelitian kuantitatif yang diuji dalam penelitian ini terdiri dari motivasi kerja (X1 )
terhadap kinerja guru (Y), disiplin kerja (X2 ) terhadap kinerja guru (Y), motivasi kerja
(X1 ) dan disiplin kerja (X2 ) terhadap kinerja guru (Y), kemudian seluruh data yang
diperoleh akan diproses dan diolah dengan analisa kuantitatif. Perhitungan
menggunakan aplikasi olah data SPSS versi 28.0.
Menurut Sugiyono (2018: 148-149), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru anggota MGMP
Produktif Keperawatan DIY sejumlah 33 orang. Adapun pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik total sampling, seluruh populasi yang ada
digunakan sebagai sampel penelitian, sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah
33 orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah intsrumen
berupa kuesioner/angket motivasi kerja, disiplin kerja, dan kinerja guru. Kisi-kisi
instrumen motivasi kerja dikembangkan meliputi prestasi kerja, pengakuan kinerja,
kenaikan pangkat, pekerjaan, dan jenjang karir. Untuk kisi-kisi instrumen disiplin kerja

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Manajemen Pendidikan Pascadik


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
916
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“ Inovasi Manajemen Pendidikan Dalam Tatanan Kenormalan Baru”
Yogyakarta, 28 Agustus 2021

dikembangkan meliputi tanggung jawab, prakarsa, kerjasama, dan ketaatan. Sedangkan


kisi-kisi isntrumen kinerja guru dikembangkan dari Permendiknas No. 16 Tahun 2007.
Angket disusun dalam bentuk Google form, kemudian link Google form disebar melalui
aplikasi WhatsApp kepada seluruh repsonden. Daftar pertanyaan disusun beserta
alternatif pilihan jawaban yang diukur dengan menggunakan skala likert.
Angket sebelum “go public” perlu dilakukan uji validitas. Uji validitas item
adalah uji statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa valid suatu item
pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Pengujian ini dilakukan dengan melihat
nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 dan Pearson Correlation bernilai positif. Nilai pada r hitung
merupakan hasil dari korelasi jawaban responden pada masing-masing pertanyaan di
setiap variabel yang dianalisis dengan program SPSS dan outputnya bernama corrected
item correlation. Uji validitas instrumen dilakukan kepada 30 guru SMK Kesehatan
Wonosari. Berikut hasil uji validitas instrumen:
Tabel 1. Hasil uji validitas instrumen
Motivasi Kerja (X 1 ) Disiplin Kerja (X 2 ) Kinerja Guru (Y)
No. Pearson Sig. (2- Ket No. Pearson Sig. (2- Ket No. Pearson Sig. (2- Ket
Item Correlation tailed) Item Correlation tailed) Item Correlation tailed)
X1.1 0,490 0,006 Valid X2.1 0,565 0,001 Valid Y1 0,628 0,001 Valid
X1.2 0,554 0,001 Valid X2.2 0,688 0,001 Valid Y2 0,775 0,001 Valid
X1.3 0,506 0,004 Valid X2.3 0,566 0,001 Valid Y3 0,777 0,001 Valid
X1.4 0,510 0,004 Valid X2.4 0,288 0,123 Tidak valid Y4 0,806 0,001 Valid
X1.5 0,265 0,158 Tidak valid X2.5 0,078 0,684 Tidak valid Y5 0,792 0,001 Valid
X1.6 0,737 0,001 Valid X2.6 0,444 0,014 Valid Y6 0,708 0,001 Valid
X1.7 0,782 0,001 Valid X2.7 0,549 0,002 Valid Y7 0,818 0,001 Valid
X1.8 0,354 0,055 Tidak valid X2.8 0,064 0,736 Tidak valid Y8 0,842 0,001 Valid
X1.9 0,515 0,004 Valid X2.9 0,699 0,001 Valid Y9 0,663 0,001 Valid
X1.10 0,039 0,838 Tidak valid X2.10 0,581 0,001 Valid Y 10 0,049 0,799 Tidak valid
X1.11 0,337 0,068 Tidak valid X2.11 0,428 0,018 Valid Y 11 0,689 0,001 Valid
X1.12 0,370 0,044 Valid X2.12 0,449 0,013 Valid Y 12 0,864 0,001 Valid
X1.13 0,666 0,001 Valid X2.13 0,098 0,606 Tidak valid Y 13 0,737 0,001 Valid
X1.14 0,588 0,001 Valid X2.14 0,416 0,022 Valid Y 14 0,028 0,884 Tidak valid
X1.15 0,683 0,001 Valid X2.15 0,185 0,327 Tidak valid Y 15 0,710 0,001 Valid
X1.16 0,546 0,002 Valid X2.16 0,252 0,178 Tidak valid Y 16 0,475 0,008 Valid
X1.17 0,551 0,002 Valid X2.17 0,371 0,044 Valid Y 17 0,834 0,001 Valid
X1.18 0,628 0,001 Valid X2.18 0,414 0,023 Valid Y 18 0,676 0,001 Valid
X1.19 0,836 0,001 Valid X2.19 0,580 0,001 Valid Y 19 0,010 0,959 Tidak valid
X1.20 0,021 0,912 Tidak valid X2.20 0,417 0,022 Valid Y 20 0,729 0,001 Valid
Y 21 0,653 0,001 Valid
Y 22 0,592 0,001 Valid
Y 23 0,748 0,001 Valid
Y 24 0,714 0,001 Valid
Y 25 0,460 0,011 Valid
Y 26 0,591 0,001 Valid
Y 27 0,687 0,001 Valid
Y 28 0,736 0,001 Valid
Y 29 0,170 0,370 Tidak valid
Y 30 0,711 0,001 Valid
Y 31 0,814 0,001 Valid
Y 32 0,736 0,001 Valid
Y 33 0,450 0,013 Valid
Y 34 0,731 0,001 Valid

Berdasarkan tabel 1 hasil uji validitas data menunjukkan bahwa terdapat beberapa
indikator yang memiliki nilai r hitung lebih besar dibanding r tabel (0,361), namun juga
terdapat beberapa indikator yang memiliki nilai r hitung lebih kecil dibanding r tabel,
hal ini menunjukkan bahwa terdapat variabel motivasi kerja, disiplin kerja, dan kinerja
guru yang dinyatakan tidak valid sebagai alat ukur untuk penelitian ini. Berdasarkan
hasil uji validitas butir instrumen, dari 20 butir instrumen variabel motivasi kerja 5
diantaranya dinyatakan tidak valid, dari 20 butir instrumen variabel disiplin kerja 6
diantaranya dinyatakan tidak valid, dan dari 34 butir instrumen variabel kinerja guru 4
diantaranya dinyatakan tidak valid.

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Manajemen Pendidikan Pascadik


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
917
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“ Inovasi Manajemen Pendidikan Dalam Tatanan Kenormalan Baru”
Yogyakarta, 28 Agustus 2021

Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsistensi jika pengukuran tersebut
diulang (Sugiyono, 2018; 203-217). Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban dari seseorang terhadap pertanyaannya adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Untuk menguji instrumen dalam penelitian ini menggunakan cara
uji statistik Cronbach Alpha (α) yang hasilnya dapat dikatakan reliabel jika nilai dari α >
0,361, sehingga instrumen tersebut konsisten dan stabil tidak ada perubahan dari waktu
ke waktu. Dari hasil uji statistik yang telah diuji dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil uji reliabilitas instrumen variabel
No. Varibel Cronbach Aplha (α) rtabel Ket
1 Motivasi kerja (X1 ) 0,800 0,361 Reliabel
2 Disiplin kerja (X2 ) 0,802 0,361 Reliabel
3 Kinerja Guru (Y) 0,964 0,361 Reliabel
Berdasarkan hasil uji statistik pada SPSS pada tabel 2 bahwa Cronbach Aplha (α)
dari variabel motivasi kerja, disiplin kerja dan kinerja guru > 0,361 sehingga ketiga
variabel tersebut dinyatakan reliabel atau konsisten sebagai alat ukur variabel.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Uji asumsi klasik merupakan suatu model yang digunakan untuk menguji layak
atau tidaknya suatu data untuk digunakan dalam suatu penelitian. Uji asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian ini, adalah 1) Uji normalitas; 2) Uji multikolinearitas;
dan 3) Uji heterokedastisitas.
Uji yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik deskriptif
kolmogorov-smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan kriteria pengujian apabila nilai
signifikansi (Asymp.Sig) 0,05 maka data residual berdistribusi secara normal.
Tabel 3. Hasil uji normalitas data
Unstandardized Residual
Kolmogorov-Smirnov Z 0,175
Asymp. Sig (2-tailed) 0,012
Dari tabel 3 dapat dilihat nilai signifikansi hasil uji normalitas (Asymp. Sig)
sebesar 0,012, artinya nilai signifikansinya > 0,05 yang berarti data penelitian
berdistribusi normal.
Multikolonieritas juga dapat dilihat dari (1) Nilai tolerance dan lawannya (2)
Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff yang umum digunakan adalah: tolerance
0,10 atau sama dengan VIF > 10. Jika tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolonieritas.
Tabel 4. Hasil uji multikolonieritas data
Variabel Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Motivasi Kerja (X1 ) 0,563 1,777
Disiplin Kerja (X2 ) 0,563 1,777
Hasil pengujian multikolonieritas pada tabel 4 di atas menunjukkan bahwa nilai
tolerance dan VIF mengindikasikan tidak terdapat multikolonieritas. Nilai VIF tidak
ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10. Sehingga

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Manajemen Pendidikan Pascadik


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
918
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“ Inovasi Manajemen Pendidikan Dalam Tatanan Kenormalan Baru”
Yogyakarta, 28 Agustus 2021

dapat disimpulkan bahwa diantara ketiga variabel bebas tersebut tidak terjadi
multikolinieritas sehingga data dapat digunakan sebagai alat penelitian.
Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya
heterokedastisitas dengan uji catterplot. Dalam penelitian ini digunakan analisis graik
Scatterplot, dimana hasil grafik bisa dibaca dengan ketentuan berikut: a) Titik data
penyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0; b) Titik-titik tidak mengumpul
hanya diatas atau dibawah saja; c) Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali; d) Penyebaran titik-
titik data tidak berpola. Hasil uji heterokedastisitas berdasarkan uji Scatterpolt dapat
dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Hasil heterokedastisitas berdasarkan uji Scatterpolt


Dari gambar 1 di atas hasil uji heterokedastisitas berdasarkan grafik Scatterplot
tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas, hingga
model regresi yang baik dan ideal dapat terpenuhi.
Regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi
kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja guru MGMP Produktif Keperawatan DIY.
Melalui perhitungan SPSS, formulasi dari analisis regresi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5. Hasil analisis regresi linier berganda
Model Unstandardized Coefficients
B Std. Error
Constant 31,345 16,227
Motivasi Kerja (X1 ) 0,697 0,334
Disiplin Kerja (X2 ) 0,857 0,337

Berdasarkan tabel 5 di atas diperoleh persamaan rumus regresi linier berganda


yang signifikan sebagai berikut:
Y = 31,345 + 0,697X1 + 0,857X2
Dari persamaan regresi diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Pertama,
Nilai konstanta (β0 ) akan bernilai sama dengan nilai Kinerja Guru (Y) sebesar 31,345
jika Motivasi Kerja (X1 ) dan Disiplin Kerja (X2 ) bernilai konstan atau sama dengan nol.
Kedua, nilai koefisien Motivasi Kerja (β1 ) sebesar 0,697 menunjukkan bahwa jika
variabel Motivasi Kerja (X1 ) naik satu satuan, maka akan mengakibatkan peningkatan
Kinerja Guru sebesar 0,697, diasumsikan untuk variabel Disiplin Kerja konstan atau
bernilai sama dengan nol. Ketiga, nilai koefisien Disiplin Kerja (β2 ) sebesar 0,857

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Manajemen Pendidikan Pascadik


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
919
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“ Inovasi Manajemen Pendidikan Dalam Tatanan Kenormalan Baru”
Yogyakarta, 28 Agustus 2021

menunjukkan bahwa jika variabel Disiplin Kerja (X2 ) naik satu satuan, maka akan
mengakibatkan peningkatan Kinerja Guru sebesar 0,857, diasumsikan untuk variabel
Motivasi Kerja konstan atau bernilai sama dengan nol.
Uji signifikan parameter individual (uji t parsial) untuk menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen (motivasi kerja dan disiplin kerja) secara
individual dalam menerangkan variabel dependen (kinerja guru). Uji t parsial dapat
dilakukan berdasarkan nilai signifikansi dan nilai thitung dan ttabel. Dasar pengambilan
keputusan pada uji t parsial dapat dilihat dari kolom signifikansi hasil output SPSS.
Apabila nilai sig. < α (0,05), maka variabel independen (X) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen (Y). Apabila nilai thitung > ttabel (2,035) maka
variabel independen (X) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
Tabel 6. Hasil uji regresi X1 terhadap Y
Model Unstandardized Coefficients thitung Sig.
B Std. Error
Constant 44,964 16,614 2,706 0,011
Motivasi Kerja (X1 ) 1,259 0,272 4,630 0,001

Berdasarkan tabel 6 di atas diperoleh persamaan regresi antara variabel motivasi


kerja (X1 ) terhadap kinerja guru (Y), yaitu Y = 44,964 + 1,259X1 . Hal tersebut
menjelaskan bahwa adanya pengaruh yang positif antara variabel X1 terhadap Y dengan
nilai koefisien positif (1,259) dan nilai sig. variabel motivasi kerja (X1 ) 0,001 < 0,05 dan
thitung (4,630) > ttabel (2,035). Hal ini menjelaskan bahwa faktor motivasi kerja (X1 )
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru MGMP Produktif Keperawatan
DIY. Hasil ini sejalan dengan penelitian Farhah et al., (2020: 2166) yang menyatakan
bahwa ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru.
Adapun hubungan pengaruh motivasi kerja (X1 ) terhadap kinerja guru (Y) dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Hasil uji pengaruh X1 terhadap Y
R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
0,639 a 0,409 0,390 9,435
Berdasarkan tabel 7 tersebut, dapat diketahui besarnya pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja guru yaitu sebesar 40,9%, sedangkan 59,1% dipengaruhi oleh faktor
lain. Hasil ini didukung oleh penelitian Zulkarnaen et al., (2020: 175) yang menyatakan
bahwa adanya pengaruh positif motivasi kerja terhadap kinerja guru SMK sebesar
24,0%.
Tabel 8. Hasil uji regresi X2 terhadap Y
Model Unstandardized Coefficients thitung Sig.
B Std. Error
Constant 47,813 14,923 3,204 0,003
Disiplin Kerja (X2 ) 1,322 0,266 4,967 0,001

Berdasarkan tabel 8 di atas diperoleh persamaan regresi antara variabel disiplin


kerja (X2 ) terhadap kinerja guru (Y), yaitu Y = 47,813 + 1,322X2 . Hal tersebut
menjelaskan bahwa adanya pengaruh yang positif antara variabel X2 terhadap Y dengan
nilai koefisien positif (1,322) dan nilai sig. variabel disiplin kerja (X2 ) 0,001 < 0,05 dan

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Manajemen Pendidikan Pascadik


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
920
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“ Inovasi Manajemen Pendidikan Dalam Tatanan Kenormalan Baru”
Yogyakarta, 28 Agustus 2021

thitung (4,967) > ttabel (2,035). Hal ini menjelaskan bahwa faktor disiplin kerja (X2 )
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru MGMP Produktif Keperawatan
DIY. Hasil ini sejalan dengan penelitian Farhah et al., (2020: 2166) yang menyatakan
bahwa ada pengaruh yang signifikan disiplin kerja terhadap kinerja guru.
Adapun hubungan pengaruh disiplin kerja (X2 ) terhadap kinerja guru (Y) dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9. Hasil uji pengaruh X2 terhadap Y
R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
0,666 a 0,443 0,425 9,157

Berdasarkan tabel 9 di atas, dapat diketahui besarnya pengaruh disiplin kerja


terhadap kinerja guru yaitu sebesar 44,3%, sedangkan 55,7% dipengaruhi oleh faktor
lain.
Uji F dapat dilakukan dengan cara melihat kolom signifikansi hasil output SPSS
(tabel anova). Model dapat dikatakan signifikan atau layak jika kolom signifikansi <
dari α (0,05). Hasil dari pengujian SPSS dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 10. Hasil uji simultan F (ANOVAa)
Model Sum of df Mean Square F Sig.
Square
Regression 2398,115 2 1199,057 15,846 0,001
Residual 2270,128 30 75,671
Total 4668,242 32

Berdasarkan tabel 10 di atas menunjukkan hasil sig. 0,001 < α (0,05) dapat
dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi layak dan dapat digunakan untuk
menjelaskan bahwa terdapat pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan
terhadap kinerja guru MGMP Produktif Keperawatan DIY. Hal ini sejalan dengan
penelitian Effendi & Yogie (2019: 121) yang menyatakan bahwa hasil analisis uji F
diperoleh nilai Fhitung sebesar 40,07 > 3,47 dengan probabilitas sebesar 0,00 < 0,05
berarti motivasi dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
kinerja guru di SMAN 8 Bekasi.
Penghitungan koefisien determinasi (R2 ) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil koefisien
determinasi penelitian ini antara lain sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil uji koefisien determinan
R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
0,717 a 0,514 0,481 8,699
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat dilihat hasil perhitungan SPSS ditunjukkan
pada kolom R Square yaitu sebesar 0,514 atau 51,4%. Hal ini menunjukkan bahwa
51,4% variabel kinerja guru dijelaskan oleh variabel motivasi kerja dan disiplin kerja
sisanya yaitu sebesar 48,6% kinerja guru dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang
tidak disebut dalam penelitian ini. Hal ini didukung oleh penelitian Effendi & Yogie
(2019: 121) yang menyatakan bahwa hasil R Square didapatkan sebesar 0.51 atau 51%

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Manajemen Pendidikan Pascadik


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
921
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“ Inovasi Manajemen Pendidikan Dalam Tatanan Kenormalan Baru”
Yogyakarta, 28 Agustus 2021

yang berarti variabilitas variabel independen sebesar 51% sedangkan sisanya (49%)
dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak ikut terobservasi.

Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, analisis data dan pembahasan hasil penelitian,
maka dapat disimpulkan: 1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja
terhadap kinerja seorang guru yang bermakna bahwa semakin besar motivasi kerja
seorang guru maka semakin baik pula kinerjanya, sebaliknya semakin rendah motivasi
kerja seorang guru maka kinerja guru tersebut juga akan semakin buruk; 2) Disiplin
kerja seorang guru berpengaruh berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru
MGMP Produktif Keperawatan DIY, dimana hal ini bermakna semakin tinggi disipln
kerja seorang guru maka kinerja guru juga akan semakin baik, namun sebaliknya
semakin rendah disiplin kerja seorang guru maka kinerja guru tersebut akan semakin
rendah pula; 3) Ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara lingkungan kerja,
disiplin kerja,dan motivasi kerja terhadap kinerja guru MGMP Produktif Keperawatan
DIY, dimana hal ini berarti semakin baik lingkungan kerja, semakin tinggi disiplin kerja
dan semakin besar motivasi kerja seorang guru secara bersama-sama maka kinerja guru
tersebut akan semakin baik pula, namun sebaliknya semakin buruk lingkungan kerja,
semakin rendah disiplin kerja dan semakin kecil motivasi kerja seorang guru secara
bersama-sama maka kinerja guru tersebut juga akan semakin buruk.
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, berikut beberapa saran yang
dapat diberikan: 1) Guru MGMP Produktif Keperawatan DIY untuk dapat
meningkatkan motivasi kerja dan sikap disiplin yang dimiliki, terutama yang berasal
dari diri sendiri; 2) Guru memberikan inovasi sesuai perkembangan teknologi dalam
sistem pembelajaran; 3) Guru dapat mengatur waktu agar dapat mengumpulkan
perangkat pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan; 4) MGMP
Produktif Keperawatan DIY memfasilitasi pembinaan kinerja guru seperti
melaksanakan seminar atau workshop terkait kurikulum atau metode pembelajaran; 5)
MGMP memberikan masukan dan saran kepada sekolah tempat guru anggota MGMP
bekerja terkait kegiatan pembinaan kinerja guru untuk dapat ditindaklanjuti oleh kepala
sekolah.

Daftar Pustaka
Ajabar, & Marina, R. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Guru SMA Negeri 1 Prabumulih. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen,
Ekonomi & Akuntansi), 3(2), 80–91. https://doi.org/10.31955/mea.vol3.iss2.pp80
Darmi. (2015). Kompetensi Guru Produktif Sikap Kewirausahaan Siswa Pada. Jurnal
Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, 3(1), 33–45.
Effendi, M., & Yogie, F. (2019). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap
Kinerja Karyawan. Journal of Management and Bussines (JOMB), 1(1), 88–98.
https://doi.org/10.31539/jomb.v1i1.654
Farhah, A., Ahiri, J., & Ilham, M. (2020). Pengaruh Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Online Program Studi Pendidikan Ekonomi,
4(3), 2166–2172. https://doi.org/10.36709/jopspe.v5i1.13326
Islahuddin. (2018). Peningkatan Kinerja Guru Melalui Musyawarah Guru Mata

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Manajemen Pendidikan Pascadik


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
922
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“ Inovasi Manajemen Pendidikan Dalam Tatanan Kenormalan Baru”
Yogyakarta, 28 Agustus 2021

Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia di SMPN 1 Labuhan Haji Tahun 2016/2017.


SeBaSa: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Pembelajaran,
1(November), 106–117.
Lubis, S. (2019). Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Medan. Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
Madjid. (2016). Pengembangan Kinerja Guru Melalui : Kompetensi, Komitmen dan
Motivasi kerja. Samudra Biru.
Zulkarnaen, Z., Supriyati, Y., & Sudiarditha, I. K. R. (2020). Pengaruh budaya sekolah,
gaya kepemimpinan transformasional, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru
SMK. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 8(2), 175–185.
https://doi.org/10.21831/jamp.v8i2.33867

ISBN: 978-602-53231-6-4 Prodi Manajemen Pendidikan Pascadik


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
923

Anda mungkin juga menyukai