Anda di halaman 1dari 12

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PRODUKTIF MELA

LUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK STAFF MEETING DI SMK NEGER


I 1 KUTALIMBARU

Saut Purba Purba, Abdur Hasan, Keysar Panjaitan, Binsar Maruli Tua Pakpahan
Saut Purba, sautpurbapurba@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan supervisi akademik teknik


Staff Meeting untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru produktif di SMK
Negeri 1 Kutalimbaru.kompetensi guru produktif di SMK Negeri 1 Kutalimbaru
dapat meningkat. Subjek penelitian ini adalah guru produktif sebanyak dua pul
uh empat orang. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui kompet
ensi guru adalah tes kompetensi pedagogik (kemendikbud(2017)),lembar observas
i,wawancara dan angket, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tind
akan sekolah(action research school) .Pelaksanaan penelitian terdiri sebanyak dua
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi
guru produktif dalam meningkatkan kompetensi pedagogik pada siklus I mencapai
nilai rata-rata sebesar 85,43% dengan kategori Baik dan siklus II mencapai nilai
rata-rata sebesar 91,85% dengan kategori Sangat Baik. Implikasi penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan supervisi akademik teknik staff meeting dapat
meningkatkan kompetensi guru produktif dalam mengembangkan kompetensi
pedagogik di SMK Negeri 1 Kutalimbaru

Kata Kunci : Kompetensi Pedagogik,Guru Produktif, Supervisi


Akademik, Teknik Staff Meeting

PENDAHULUAN
Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proses belajar men
gajar.Untuk itu kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang har
us dimiliki untuk menjadi guru profesional (Purba,2018).Supervisi Akademik mer
upakan upaya agar guru dapat bertumbuh secara profesional. Kenyataan di
lapangan juga menunjukkan bahwa guru belum memiliki kompetensi yang
memadai,Waruwu (2019) terutama dalam hal mendesain atau merencanakan
pembelajaran. Kondisi tersebut terjadi pada guru-guru di semua jenjang
pendidikan dan mata pelajaran, termasuk di SMK Negeri 1 Kutalimbaru,Waruwu
2019 Menyatakan bahwa sekitar 60% masih menggunakan RPP hasil copy
paste . Berdasarkan observasi dan pengalaman peneliti ketika bertindak sebagai i
nstruktur pada PPG menunjukkan bahwa masi banyak guru belum mampu menera

1
pkan pembelajaran berbasis Scientific (PBL,Pbjl,inquiri,discovery)berbasis TPAC
K, sementara kompetensi pedagogik sangat dibutuhkan untuk memudahkan guru
guru produktif menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, berdasarkan kondisi
diatas berdasarkan perlu untuk melakukan tindakan melalui penerapan supervisi a
kademik teknik staff meeting untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru S
MK Negeri 1 Kutalimbaru Dari aspek evaluasi pembelajaran peneliti juga
menemukan bahwa evaluasi yang dilakukan guru baru pada aspek kognitif saja,
dan belum mempedomani indikator yang ada pada silabus dan ..
Secara umum pada saat ini ada gejala atau fenomena dalam proses pembelajaran
seringkali tanpa didukung dengan . (.) yang baik, pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan tanpa persiapan dari guru menjadikan proses pembelajaran yang tidak
dapat diterima dan tidak menarik bahkan tidak menyenangkan bagi siswa. Apabila
situasi perencanaan pembelajaran yang demikian dibiarkan dalam waktu yang
berlangsung lama dapat menyebabkan penurunan minat belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran sehingga aktivitas belajar siswa menjadi rendah yang
dimungkinkan akan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah pula. Maka
dari itu, potensi sumber daya guru masih perlu terus diasah dan dikembangkan
agar dapat melakukan fungsinya secara maksimal.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengefektifkan
pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah maupun pengawas sekolah.
Supervisi mempunyai kedudukan yang strategis dan penting dalam mengatasi
permasalahan peningkatan mutu pendidikan serta kualitas SDM yaitu dengan cara
membina dan mengembangkan kompetensi profesional guru dan kepala sekolah.
Mark et al (dalam Purba, 2013:3) mengutarakan bahwa salah satu faktor ekstrinsik
yang berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi kerja, prestasi dan
profesionalisme guru adalah layanan supervisi. Menurut Priansa (2018:135),
Karwati(2019) menemukan bahwa kemampuan guru melaksanakan standar proses
guru meningkt signifikan. Syamsuddin Hs(2019) menemukan penerapan supervisi
akademik dapat meningkatkan kinerja guru. Karsiyem, Wangid(2015)
menemukan bahwa supervisi akademik merupakan kegiatan perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Balqis, Usman, Ibrahim(2014)
menemukan bahwa kompetensi pedagogik dalam perancanaan pembelajaran
dilakukan dengan membuat draft RPP. Supervisi dalam pendidikan dilaksanakan
dalam rangka pembimbingan, pengarahan dan pembinaan menuju peningkatan
mutu kinerja pendidikan melalui proses yang sistematis dan dialogis. Maka dari
itu dapat dipahami bahwa supervisi akademik merupakan usaha dan atau layanan
pemberian bantuan pembinaan yang diberikan oleh seorang supervisor kepada
para guru dalam upaya meningkatkan profesionalitas guru dan kualitas
pembelajaran. Melalui supervisi seorang supervisor dapat melakukan prediksi
maupun evaluasi sedini mungkin terhadap hal yang menjadi kendala dalam

2
menjalankan suatu program kerja, sehingga supervisor dapat mengambil tindakan
strategis yang merupakan solusi atas permasalahan yang dialami guru selama ini.
Selain itu, supervisor juga dapat menganalisa berbagai kemudahan dan kelebihan
di sekolah yang akan menjadi faktor potensial untuk dikembangkan pada sekolah
tersebut, sehingga pada akhirnya seluruh unsur dalam sekolah tersebut dapat
mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dengan efektif.
Kemendiknas (dalam Priansa, 2018:219) menyatakan bahwa supervisi akademik
merupakan upaya untuk membantu guru-guru mengembangkan kompetensinya
dalam mencapai tujuan pembelajaran, dengan demikian esensi supervisi akademik
bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran melainkan
membantu guru dalam mengembangkan kompetensi profesionalnya.
Bertitik tolak dari masalah tersebut, penulis berupaya untuk merancang
kegiatan supervisi yang dapat mengatasi semua permasalahan di atas. Salah-satu
teknik supervisi yang dapat dijadikan alternatif adalah supervisi teknik Rapat staf
(Staff Meeting).
Menurut Karwati (2013:226): “Rapat staf (Staff Meeting) diartikan sebagai
suatu kegiatan belajar secara kelompok yang terdiri dari sejumlah guru yang
sedang memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi melalui percakapan”.
Dengan demikian, Staff Meeting memungkinkan guru untuk saling bekerja sama
dan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi secara terbuka dan
tanpa ada perasaan takut dan cemas.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan
suatu penelitian tentang “Peningkatan kompetensi guru produktif dalam
menyusun . melalui supervisi akademik teknik staff meeting di SMK Negeri 1 Kut
alimbaru”.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sekolah.
Penelitian tindakan sekolah adalah penelitian yang menggunakan siklus, yakni
penelitian yang dilakukan dengan berkelanjutan atau berulang hingga tujuan
penelitian tersebut tercapai. Tindakan ini direncanakan dua siklus atau lebih
tergantung pencapaian tujuan. Tindakan supervisi akademik teknik staff meeting
ini dilakukan dengan berkolaborasi antara pengawas sekolah, guru yang
disupervisi dan peneliti. Adapun tahapan siklusnya adalah sebagai berikut: (1)
perencanaan; (2) pelaksanaan kegiatan; (3) observasi atau pengamatan; dan (4)
refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan di sebuah sekolah yakni SMK Negeri 1 Kutalimbaru.


Subjek penelitian ini adalah guru produktif sebanyak lima orang, yang terdiri

3
dari 24 orang orang guru mata pelajaran produktif. Instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru (.) adalah tes
pedagogik guru(2017),pwawancara,untuk mengetahui respon guru, Sedangkan
untuk mengamati kegiatan supervisi akademik teknik staff meeting digunakan
lembar observasi. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
sekolah yang mengacu kepada model penelitian Kemmis dan Tarrgat.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitin dibuat secara terpadu dan sistematis dengan strategi
siklus. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang
dilakukan antara supervisor dengan guru dengan tujuan meningkatkan kompetensi
guru dalam menyusun . dengan supervise teknik staff meeting. Peneliti melakukan
wawancara dengan pengawas (supervisor) yang dilakukan sebelumnya.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diperoleh data awal bahwa secara umum k
ompetensi guru masih rendah, terutama dalam merencanakan pembelajaran
maupun dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Salah satu diantaranya
adalah guru tidak mengikuti prosedur atau langkah-langkah pembelajaran yang
terdapat di dalam . (.). Data tersebut diperkuat dengan hasil pengamatan pada pra
siklus yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru produktif di SMK Negeri 1 Kuta
limbaru, dimana hasil telaah terhadap . yang telah disusun guru masih belum
sesuai standar yang ditentukan pemerintah.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan


pada tanggal 17 Maret 2020 sampai 23 Mei 2020 dengan Subjek penelitian
sebanyak lima orang Guru produktif di SMK Negeri 1 Kutalimbaru. Deskripsi
hasil penelitian ini diuraikan secara bertahap yang terdiri dari dua, yakni (1)
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 17 sampai 31 Maret 2020, dan (2) Siklus II
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei sampai 23 Mei 2020.

Peneliti mengadakan pertemuan dengan pengawas, kepala sekolah, wakil kepala


sekolah dan guru sebelum melaksanakan kegiatan supervisi akademik teknik Staff
Meeting, sebagai koordinasi untuk menyamakan persepsi tentang tujuan penelitian
dan untuk mengetahui bagaimana kondisi di lapangan, selanjutnya dilakukan
pertemuan dengan guru (subyek) untuk mengetahui kompetensi awal guru dalam
mengembangkan ..

4
Hasil penilaian kompetensi guru produktif dalam mengembangkan . pada

prasiklus dideskripsikan pada Tabel berikut

Tabel 1: Hasil Penilaian kompetensi Guru produktif dalam Mengembangkan .


Pada Pra Siklus
Kode Guru Jumlah Rata-rata
Gr 1 Gr 2 Gr 3 Gr 4 Gr 5
Jumlah 71,00 68,00 69,00 72,00 71,00 351 70,2

Nilai 65,74 62,96 63,89 66,67 65,74 325 65

Ket. Cukup Kurang Kurang Cukup Cukup Cukup


Data tersebut menunjukkan bahwa nilai kompetensi awal (prasiklus) guru produ
ktif di SMK Negeri 1 Kutalimbaru tergolong kedalam kategori rendah (cukup)
dan selanjutnya dilakukan tindakan supervisi akademik teknik staff meeting siklus
1.

Data tersebut menunjukkan bahwa nilai kompetensi awal (prasiklus) guru


produktif di SMK Negeri 1 Kutalimbaru tergolong kedalam kategori kurang
(cukup) dan selanjutnya dilakukan tindakan supervisi akademik teknik staff
meeting siklus 1, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2: Hasil Penilaian kompetensi Pedagogik Guru produktif dalam Pada


Siklus 1.

Status Guru Rata-rata


Skor
TB TO TP TKJ
Jumlah(orang) 6 6 6 6
Nilai 85,73 83,85 84,63 87,51 85, 43
Ket. Baik Baik Baik Baik Baik

Pada Siklus 1, guru dan supervisor mengadakan pertemuan balikan dalam suasana
santai, akrab, dan terbuka diruang guru. Selanjutnya, Supervisor memberitahukan
kepada guru hasil observasi sebelumnya, berupa nilai dari hasil telaah . yang telah
dibuat oleh guru. Dengan menggunakan instrument lembar penilaian dalam
menyusun . dan melihat kesulitan yang dihadapi guru, ditemukan bahwa guru
masih belum benar-benar memahami penyusunan . yang baik dan benar.
Kemudian, supervisor menanyakan dan mencatat apa saja kesulitan yang
diungkapkan guru dan selanjutnya para guru secara bersama-sama melakukan

5
analisis kembali (reviu dan telaah) . yang disusun sehingga guru lebih mengetahui
letak kekurangannya.
Data tersebut menunjukkan bahwa nilai kompetensi awal (prasiklus) guru
produktif di SMK Negeri 1 Kutalimbaru tergolong kedalam kategori kurang
(cukup) dan selanjutnya dilakukan tindakan supervisi akademik teknik staff
meeting siklus 1, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2: Hasil Penilaian kompetensi Guru produktif dalam Mengembangkan .
Pada Siklus 1
Kode Guru Jumlah Rata-rata
Gr 1 Gr 2 Gr 3 Gr 4 Gr 5
Jumlah 92.67 90.67 91.67 94.33 91.67 461.01 92.20
Nilai 85.49 83.95 85.49 87.35 84.88 427.16 85.43
Ket. Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Selanjutnya untuk mengatasi masalah yang terjadi pada siklus I ini,


dilakukan upaya-upaya agar hasilnya lebih meningkat dan guru mampu menyusun
. dengan benar pada siklus II agar memenuhi indicator keberhasilan penelitian,
yaitu 100% guru yang dibina mampu mengembangkan . dengan baik atau dengan
perolehan nilai rata-rata 90.
Hasil kompetensi Guru produktif dalam mengembangkan . pada siklus II
dapat dideskripsikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3: Hasil Penilaian kompetensi Guru produktif dalam Mengembangkan .


Pada Siklus II
Kode Guru Jumlah Rata-rata
Gr 1 Gr 2 Gr 3 Gr 4 Gr 5
Jumlah 98.67 99.33 97.00 101.33 99.00 495.33 99.06

Nilai 91.36 91.98 90.43 93.83 91.67 459.27 91.85

Ket. Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat


Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Berdasarkan Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru


dalam mengembangkan . pada siklus 2 meningkat dibandingkan dengan siklus 1
yang berada pada kategori sangat baik.

6
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa nilai kompetensi awal
dari lima orang guru dalam mengembangkan . sebelum melalui supervisi
akademik teknik Staff Meeting yaitu sebanyak lima orang guru (100%) belum
mampu mengembangkan . dan tidak ada guru (0%) yang mampu menyusun .
dengan baik dan lengkap. Pada studi pendahuluan (Pra siklus) ini kompetensi guru
mencapai nilai sebesar 70,2 (65%) Data ini menunjukkan bahwa kompetensi guru
dalam menyusun . tergolong pada kategori Cukup. Oleh karena itu, penilaian
kompetensi awal yang telah dilakukan dapat dijadikan acuan untuk melakukan
tindakan melalui supervisi akademik teknik Staff Meeting.
Setelah melakukan tindakan melalui supervisi akademik teknik staff
Meeting pada siklus I dapat diketahui bahwa kelima guru (100%) memiliki
peningkatan hingga mencapai nilai sebesar 427.16 (85,43%) dengan kategori
Baik. Persentase peningkatan kompetensi guru dari pra siklus ke siklus I sebesar
20,43 % namun belum mencapai kriteria keberhasilan. Ada tiga komponen . yang
mencapai kriteria keberhasilan pada siklus I yaitu perumusan identitas mata
pelajaran, perumusan indikator dan perumusan perumusan tujuan pembelajaran
dengan presentasi nilai 91,11 untuk perumusan identitas mata pelajaran dan
perumusan tujuan pembelajaran serta nilai 90,56 untuk perumusan indicator.
Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada siklus I ini, dilakukan upaya-upaya
agar hasilnya lebih meningkat dan guru mampu menyusun . dengan benar pada
siklus II.

Berdasarkan hasil pada siklus II kelima orang guru (100%) mampu


mengembangkan . dengan benar dengan nilai melebihi kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan 90,00, yaitu mencapai nilai sebesar 91,85 dengan kategori Sangat
Baik. Persentase peningkatan kompetensi guru dari siklus I ke siklus II sebesar
6,42%.
Temuan penelitian ini memperjelas bahwa supervisi akademik teknik staff
meeting dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan ., sebab
melalalui teknik ini, hubungan guru dengan supervisor maupun hubungan antar
guru menjadi lebih santai, menyenangkan, dan terbuka, sehingga sangat
berkontribusi untuk terjalinnya komunikasi yang baik dimana guru memiliki
kesempatan untuk menceritakan berbagai kesulitan atau masalah yang
dihadapinya pada sesama rekan kerja maupun kepada supervisor.

7
Kesimpulan, Implikasi Dan Saran

Kesimpulan

1. kompetensi Guru produktif dalam mengembangkan . sebelum penerapan


supervisi akademik teknik staff meeting mencapai skor sebesar 64,81 yang
tergolong dalam kategori Kurang. Setelah penerapan supervisi akademik
teknik staff meeting, terjadi peningkatan kompetensi Guru produktif hingga
mencapai kategori Baik (Siklus I mencapai skor 85,43 dengan kategori Baik.
2. Keberhasilan pelaksanaan supervisi akademik teknik staff meeting
dipengaruhi oleh kapasitas supervisor dalam melaksanakan staff meeting
mencakup kapasitas profesional, kapasitas personal, human relation, dan
kapasitas leadership. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu faktor
kepribadian guru sendiri. Staff meeting tidak akan berhasil jika gurunya tidak
mau melakukan kerjasama, tidak mau dibimbing dan diarahkan, tidak ingin
tahu kelemahan yang dimiliki dan tidak ingin memperbaikinya, serta
diharapkan guru terbebas dari tekanan karena masalah lain.

Implikasi
Supervisi akademik teknik staff meeting telah terbukti dapat meningkatkan
kompetensi guru dalam mengembangkan .. Melalui penerapan teknik ini,
hubungan guru dengan supervisor maupun hubungan antar guru lebih santai,
menyenangkan, dan terbuka, sehingga sangat berkontribusi untuk terjalinnya
komunikasi yang baik. Guru memiliki kesempatan untuk menceritakan berbagai
kesulitan atau masalah yang dihadapinya dan penanganan masalah oleh supervisor
juga langsung teratasi karena penanganan secara individual.
Karena temuan ini telah membuktikan bahwa staff meeting dapat meningkatkan k
ompetensi guru, maka bagi setiap tenaga kependidikan yang ingin membantu guru
untuk meningkatkan kompetensi mengembangakn perencanaan pembelajaran
dapat menggunakan supervisi akademik teknik staff meeting. Upaya menguasai
teknik staff meeting ini dapat dilakukan dalam tiga tahapan kegiatan, di antaranya
(1) tahap pertemuan awal, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap pertemuan akhir.
Artinya supervisi akademik teknik staff meeting dapat digunakan sebagai acuan
bagi supervisor dalam melaksanakan layanan atau supervisi bagi guru, dan dapat
digunakan sebagai alternatif dalam menangani masalah dan meningkatkan
kompotensi profesionalisme guru khususnya dalam mengembangkan ..

Saran

8
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi pada penelitian ini, dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi supervisor, hendaknya konsep supervisi akademik teknik staff meeting
ini dijadikan sebagai alternatif dalam melaksanakan supervisi untuk membina
guru, khususnya dalam meningkatkan kompetensi pedagogik, sebagai
tantangan untuk mengantisipasi kemajuan teknologi informatika saat ini, dari
beberapa indikator kompetensi pedagogik diharapkan guru mampu menguasai
karakteristik siswa dari beberapa aspek kehidupan, baik itu moral ataupun
intelektualnya agar dapat menentukan model, teknik, dan media yang sesuai
dengan karakteristik siswa, hendaknya kepala sekolah, pengawas
berkaloborasi dalam kegiatan supervisi sehingga keberhasilan supervisi dapat
tercapai dan guru menjadi guru yang profesional.
2. Guru hendaknya menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk
membina hubungan kerjasama dengan supervisor dengan bersikap terbuka,
jujur dan bertanggungjawab dalam menyampaikan berbagai permasalahan
yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti dalam penyusunan . sehingga
memudahkan supervisor untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang
tengah dihadapi.
3. Kepala Sekolah sebagai supervisor hendaknya dapat membantu guru untuk
mengembangkan persiapan mengajarnya atau untuk mengatasi persoalan lain
terkait tugas mengajar guru dengan menerapkan supervisi akademik teknik
staff meeting karena dampaknya sangat berpengaruh dalam meningkatkan
mutu sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Balqis, Usman, Ibrahim. 2014. Kompetensi Pedagogik guru dalam meningkatkan


motivasi belajar siswa pada SMPN 3 Ingin Jaya, Banda Aceh: Jurnal
Administrasi Pendidikan, Vol 2 No 1, 2014.

9
Caruso, Joseph. 2007. Supervision in early childhood education. Columbia
University: New York

Darsono dan Siswandoko, Tjatjuk. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia


Abad 21. Jakarta: Nusantara Consulting.

Endayanto, Hermanyosepsanu dan Harumurti. 2014. Penilaian Belajar Siswa di


Sekolah. Yogyakarta: Kanisisus.

Imron, Ali. 2012. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan pendidikan. Bumi


Aksara: Jakarta

Jelantik, Ketut. 2018. Mengenal Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Sekolah:
Sebuah Gagasan Menuju Perbaikan Kualitas Secara Berkelanjutan.
Deepublish. Yogyakarta

Karwati, Euis dan Priansa, DJ. 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala
Sekolah. Bandung. Alfabeta.

Karwati. 2019. Supervisi Akademik untuk meningkatkan kompetensi Guru SDN


Santaka Cimanggung dalam melaksanakan standar proses. Jurnal
Pedagogik Pendidikan Dasar. Vol 6. No 1

Karsiyem, Wangid, Nur. 2015. Pelaksanaan Supervisi Akademik dalam


peningkatan guru SD gugus III Sentolo Kulon Progo, Yogyakarta: Jurnal
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, Vol 3 No 2.

Leonard. (2015). “Kompetensi Tenaga Pendidik di Indonesia: Analisis Dampak


Rendahnya Kualitas SDM Guru dan Solusi Perbaikannya”. Jurnal
Formatif. Vol 5. https://www.researchgate.net/.../323571804 Kompetensi
Tenaga Pendidik di Indonesia…akses 16 Januari 2020 pukul 22.35

Mahmud, Hilal. 2015. Administrasi Pendidikan (Menuju Sekolah Efektif). Aksara


Timur. Makassar

Mukhtar dan Iskandar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta :


Gaung Persada Press Group

10
Mushlih, Aguslani dan Suryadi. 2018. Supervisi Pendidikan Teori dan Praktik.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja

________. 2018. Implementasi Kurikulum 2013 Revisi dalam Era Revolusi


Industri 4.0. Jakarta: Bumi Aksara

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontesktual. Jakarta: PT Renika Cipta

Priansa, Donni Juni, dkk. 2018. Manajemen dan Supervisi Pendidikan. Pustaka
Setia Rosdakarya. Bandung
Purba, Saut. 2022. Supervisi dan Manajemen Mutu Pendidikan. Medan: CV.
Kencana Emas Sejahtera.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan makna pembelajaran. Alfabeta : Bandung.

Sahertian , Piet. A. 2010. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta ; Rineka Cipta

Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Prenada Media: Jakarta

Sitohang, Mei Dina. 2015. Implementasi Supervisi Akademik Model Artistik


Berbasis Manajemen Pendidikan untuk Meningkatkan Kinerja Guru prod
uktif Indonesia. Unimed: Medan

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi &


Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Syafaruddin, dkk. 2014. Manajemen Kepengawasan Pendidikan. Citapustaka


Media: Bandung

Syamsuddin Hs, 2019. Penerapan supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja


guru, Singaraja: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003

11
Waruwu, Satria K.R. 2019. Peningkatan kompetensi Guru produktif dalam
Mengembangkan . Melalui Supervise Akademik Teknik Percakapan
Pribadi di SMP Negeri 1 Moro’o Kabupaten Nias Barat. Tesis Unimed.
Medan

Zainuddin. 2016. “Supervisi Akademik dapat Meningkatkan Kompetensi Guru


Melaksanakan Proses Pembelajaran”. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu.
Vol 25 No 2. http://jurnal2.serambimekkah.ac.id/... Diakses 26 Januari
2020 pukul 20:38 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai