Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru menggunakan
pelatihan. Pelatihan Model Pembelajaran Kooperatif dalam peningkatan
kompetensi guru. Pelatihan ini dapat digunakan guru untuk meningkatkan
aktivitas siswa.
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 standar proses
pembelajaran meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Kompetensi Guru
Cooperatif Learning
Keaktifan
Menurut Sriyono, dkk. (2012 : 75), keaktifan guru dalam mengajar adalah
berusaha membuat siswa-siswanya aktif jasmani maupun rohani meliputi
keaktifan indera, akal ingatan, dan emosi.
Dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru harus memiliki
kompetensi khususnyadalam menyusun RPP maupun melaksanakanproses
pembelajaran sehingga mmpu meningkatkan keaktifan siswa sehingga
memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta mampu menguasainya, siswa
mengerjakan banyak namuntetap aktif. Mereka perlu mendengarkan, melihat,
membahasnya dengan orang lain. Siswa juga perlu untuk mengerjakannya yakni
dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan.
Pelatihan
Sedangkan menurut Marzuki dalam Kamil (2010, hlm. 11) ada tiga tujuan pokok
yang harus dicapai dengan pelatihan, yaitu: memenuhi kebutuhan organisasi,
memperoleh pengertian dan pemahaman yang lengkap tentang pekerjaan
dengan standar dan kecepatan yang telah ditetapkan dan dalam keadaan yang
normal serta aman, membantu para pemimpin organisasi dalam melaksanakan
tugasnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa
perencanaan pelaksanaan pembelajaran dan analisis keaktifan siswa.
Sedangkan data kualitatif berupa situasi.
Hasil pengamatan dan pengelolaan proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif belum dilakukan beberapa (4 guru) sehingga
mendapatkan nilai Cukup.
Tindakan penelitian dikatakan berhasil apabila : 81% guru RPP nya baik, dan
sangat baik, jika kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru 81% lebih baik,
dan sangat baik, jika 80 % siswa masing-masing kelas sangat aktif dan aktif,
sudah mencapai penilaian kinerja guru melebihi ≥ 81. Sedangkan keaktifan
siswa dikatakan meningkat jika rata-rata nilai lembar observasi siswa mengalami
peningkatan di akhir pembelajaran, dalam hal ini dikatakan aktif mengikuti
pelajaran.
Semua kegiatan penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data, hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap yang nantinya dapat
mendukung keberhasilan penelitian.
Teknik analisis yang digunakan yaitu menyajikan data dan menarik kesimpulan.
Proses melalui pengamatan berdasar instrument yang telah dibuatdan diperoleh
hasilnya selama proses berlangsung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil observasi yang dilakukan melalui wawancara dengan guru kelas yaitu
Instrumen Telaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Instrumen
Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan oleh para guru tidak
disusun oleh guru sendiri namun hasil Kelompok Kerja Guru di tingkat
kapanewon. Sehingga memungkinkan Instrumen Telaah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dan Instrumen Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran yang
digunakan tidak sesuai dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di
kelasnya. Sering ditemui materi yang belum pernah diberikan kepada siswa
namun keluar di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Hal tersebut disebabkan
karena tingkat penguasaan dan kedalaman materi setiap guru berbeda.
Selain itu, ditemukan guru masih menggunakan metode ceramah, dimana guru
menjelaskan secara terus menerus sambil membuka buku guru atau membaca
LKS yang tersedia, siswa hanya mendengarkan guru memberikan materi. Guru
kurang memberikan penjelasan, dan tidak memperhatikan situasi kelas. Hal
tersebut menyebabkan terjadinya komunikasi satu arah serta tidak ada interaksi
antara guru dan siswa. Kondisi ini mengakibatkan siswa menjadi cepat bosan,
tidak fokus belajar, tidak memperhatikan materi, berbicara sendiri, berbicara
dengan siswa lain, menggambar, membaca buku. Hal ini tentu membuat
suasana kelas menjadi tidak kondusif dan tidak terkendali.
Nilai
Kriteria Nilai (%) Kriteria
(%)
1 I 83,33 B 84,56 B
2 II 76,85 C 78,68 C
3 III 76,85 C 79,41 C
4 IV 78,70 C 82,35 B
5 V 77,78 C 77,21 C
6 VI 88,89 B 86,76 B
Rata-
80,40 C 81,50 B
rata
Dengan kriteria:
Amat Baik (A): 91-100, Baik (B): 81-90, Cukup (C): 70-80, Kurang (K): <70
Berdasar pengamatan di atas kepala sekolah berdikusi dengan para guru dan
menciptakan suasana yang nyaman dan mengingatkan kesadaran guru tentang
tanggung jawabnya terhadap penyusunan RPP dan membantu guru untuk
menganalisis dan mengidentifikasi masalah dalam pelaksanaan penyusunan
RPP, yang seharusnya tidak hanya copy paste dari RPP yang dibuat bersama
dalam KKG yang dilaksanakan ditingkat kapanewon, sehingga guru mampu
menyusun sendiri RPP.
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan guru mengajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif masih perlu ditingkatkan lagi.
Aspek yang harus lebih ditingkatkan lagi yaitu: memeriksa kesiapan siswa,
menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan,
memberikan waktu kepada siswa untuk bediskusi, menumbuhkan partisipasi aktif
siswa melalui interaksi antara guru dengan siswa dan sumber belajar sehingga
siswa memilki keberanian untuk bertanya, menjawab pertanyaan, untuk
memperbaiki kesalahannya sendiri dalam menjawab pertanyaan.
Sedangkan Keaktifan Siswa, terdapat satu kelas dengan kriteria Kurang (K) dan
lima kelas dengan kriteria Cukup (C). Rata-rata nilai yang diperoleh keenam
kelas adalah 64,05%. Hal ini menunjukkan bahwa Instrumen Penilaian Keaktifan
Siswa yang dilakukan berada pada kriteria Cukup (C) dan amat sangat kurang,
sehingga perlu untuk ditingkatkan.
Siklus 2
Kegiatan Pelatihan Model Pembelajaran Kooperatif pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 Maret 2020 di SD Negeri 2 Sentolo.
hingga hari Kamis tanggal 12 Maret 2020.
Dalam penyusunan RPP guru lebih baik dari sebelumnya, guru menggunakan
berbagai model pembelajaran kooperatif sedangkan pelaksanaan proses
pembelajaran guru lebih menekankan pada kegiatan diskusi digunakan berbagai
model pembelajaran kooperatif, juga digunakan media yang lebih bervariasi
serta memanfaatkannya bersama siswa. Guru melibatkan siswa dalam kegiatan
pemanfaatan alat peraga, Siswa lebih aktif ketika proses pembelajaran, siswa
berani mengacungkan tangan untuk bertanya, suasana kelas lebih ramai saat
siswa asyik melakukan diskusi kelas, mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Keberaniaan siswa dalam bertanya kepada guru atau siswa lain, mengajukan
pertanyaan kepada guru atau siswa semakin meningkat. Siswa lebih antusias
dalam pemanfaatan sumber belajar yang disediakan guru, serta dapatmenilai
dan memperbaiki pekerjaannya.
kelas II nilai capaian 86,11% (Baik/B), guru kelas III nilai capaian 85,19%
(Baik/B). Guru kelas IV nilai capaian 87,96% (Baik/B). Guru kelas V nilai capaian
84,26% (Baik/B). Guru kelas VI nilai capaian 90,74% kriteria (Amat Baik/A).
Nilai
Kriteria Nilai (%) Kriteria
(%)
1 I 84,26 B 88,89 B 4,63
2 II 77,78 C 86,11 B 8,33
3 III 79,41 C 85,19 B 5,78
4 IV 79,63 C 87,96 B 8,33
5 V 78,70 C 84,26 B 5,56
6 VI 89,81 B 90,74 AB 0,93
Rata-
81,60 B 87,19 B 5,59
rata
Pada saat pelaksanaan proses pembelajaran guru lebih menguasai materi,
menggunakan media yang dengan maksimal, siswa dilibatkan dalam kegiatan
diskusi.
Nilai
Kriteria Nilai (%) Kriteria
(%)
1 I 85,29 B 88,24 B 2,95
2 II 79,41 C 86,11 B 6,7
3 III 77,79 C 83,82 B 6,03
4 IV 83,09 B 87,50 B 4,41
5 V 78,68 C 83,09 B 4,41
6 VI 87,50 B 92,65 AB 5,15
Rata
81,96 B 86,90 B 4,94
-rata
Nilai
Kriteria Nilai (%) Kriteria
(%)
1 I 54,55 K 80,68 B 26,13
2 II 64,66 C 80,17 B 15,51
3 III 64,66 C 82,76 B 18,1
4 IV 62,5 C 82,29 B 19,79
5 V 67,25 C 81,04 B 13,79
6 VI 70,69 C 81,04 B 10,35
Rata
64,05 C 81,33 B 17,28
-rata
PENUTUP
Berdasar temuan, analisis dan dalam pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif dapat disimpulkan bahwa:
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2015). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Ibrahim. Mukhsin, dkk, . (2000) Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University
Press
Kamil, M, (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Alfabeta
Mel Silberman, (2012). Pembelajran Aktif 101 Strategi untuk Mengajar Secara Aktif.
Jakarta Barat: PT Indeks.
Slavin, Robert E., (2011). Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik.
Sriyono dkk, (2012). Teknik Belajar Mengajar CBSA. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabet.