Anda di halaman 1dari 12

SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM

MENINGKATKAN KINERJA GURU


SMKN 7 MATARAM

RISET SEDERHANA

Tugas Mid Semester Magister Administrasi Pendidikan


Oleh

RIDHAN HADI/NIP. I2K02310013


NURMAN HARYADI/NIP. I2K02310011

MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


PASCASARJANA UNIVERSITAS MATARAM
2023
A. Latar Belakang,
Pengawasan merupakan faktor eksternal terhadap kinerja guru, karena
kepala sekolah berperan untuk meningkatkan kinerja guru dengan memberikan
supervisi minimal kepada guru selama dua minggu dalam satu semester,
sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Pendidikan dan Kebudayaan No.
6 Tahun 2018 Tentang Pengugasan. Guru Sebagai Kepala Sekolah. Supervisi
merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan yang memungkinkan guru
mengelola dan mengatasi permasalahan pendidikan dan pengajaran secara
efektif dan efisien.

Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin, yang


mempunyai hak dan wewenang untuk mengembangkan organisasi. Purwanto
(2019) mengartikan kepemimpinan sebagai sekumpulan komitmen dan
tanggung jawab untuk membimbing guru agar bekerja sesuai petunjuk tanpa
jangka waktu tertentu. Penelitian sederhana menunjukkan bahwa supervisi
kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru, dan kompetensi profesional
guru akan dipengaruhi oleh supervisi kepala sekolah.

Kepala sekolah adalah pemimpin yang mengembangkan dan


mempertahankan mutu pendidikan disekolah. Mutu pendidikan disekolah
menjadi sangat penting mengingat banyak dan sedikitnya peminat siswa masuk
di sekolah tersebut. Meningkat atau menurunnya mutu sekolah bergantung pada
pemimpin dalam hal ini kepala sekolah. Kepala sekolah yang ditugaskan sebagai
supervisor adalah kunci peningkatan kualitas pendidikan.

Dari Observasi yang dilakukan pada bulan Oktober 2023 terhadap


beberapa guru sekolah di SMKN 7 Mataram mengungkapkan bahwa
kemampuan guru dalam mengadaptasi media pembelajaran dan motivasi guru
masih buruk. Tidak ada motivasi untuk membuat media pembelajaran yang
menarik atau memikat bagi siswa dengan kebutuhan belajar yang kompleks.
Kurangnya motivasi inilah yang menjadi tantangan bagi guru dalam Pelaksanaan
supervisi sekolah. Riset sederhana ini bertujuan untuk melihat sejauh mana
supervisi sekolah dan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang di hadapi
dalam pelaksanaan supervisi di SMKN 7 Mataram.

B. Tujuan penelitian sederhana


1. Penulis dapat mengertahui bagaimana pelaksanaan supervisi di SMKN 7
Mataram
2. Penulis mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mplementasi
supervisi di sekolah
C. Manfaat Penelitian sederhana
Penelitian sederhana ini dapat memberikan manfaat dari segi teori
yaitu:
1. Memberikan informasi tentang bagaimana proses supervisi kepala sekolah
dan tantangannya di SMKN 7 Mataram.
2. Sebagai referensi bahan kajian penelitian sederhana yang relevan di bidang
pendidikan.
D. Landasan Teori
1. Supervisi Kepala sekolah

Supervisi kepala sekolah yang dijelaskan dalam penelitian sederhana


ini yaitu pengertian, tujuan, teknik, serta model supervisi.
a. Pengertian Supervisi Kepala sekolah
Purwanto (2019:76) menjelaskan supervisi adalah kegiatan
memajukan kemampuan kerja guru yang dilakukan secara struktur agar
karyawan bekerja lebih efektif. Supervisi merupakan upaya pemberian
fasilitas dari kepala sekolah kepada guru untuk membantu memecahkan
masalah yang bisa dilakukan secara perorangan atau bersama-sama
(Sahertian, 2010:19). Melihat pengertian tersebut supervisi adalah
bentuk pemberian fasilitas yang berguna demi meningkatkan kinerja
guru yang bisa dilaksanakan secara perorangan maupun berkelompok
dengan tujuan guru dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Istilah supervisi di Indonesia belum populer. Indonesia lebih
mengenal istilah inspeksi yang mana bersifat otoriter karena dalam
inspeksi seorang pemimpin mencari kesalahan guru kemudian
menghukumnya, sedangkan supervisi bersifat demokratis dimana dalam
pelaksanaannya kepala sekolah menemukan kekurangan pada kinerja
guru atau pegawainya kemudian mendiskusikannya kepada guru dan
secara bersama-sama menyelesaikan masalah yang dihadapi. Oleh
karena itu dalam kegiatan supervisi guru tidak diangggap pasif
melainkan dijadikan sebagai partner bekerja.
Melalui penelitian sederhana ini diharapkan kepada kepala sekolah
untuk tidak menjadikan kegiatan supervisi kepala sekolah sebagai
kegiatan yang tidak disukai guru, karena bagaimanapun juga upaya
kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kinerja guru adalah dengan
mengadakan kegiatan supervisi. Apabila kegiatan supervisi tidak rutin
dilaksanakan, maka tidak heran jika kualitas kinerja guru dapat menurun.

b. Tujuan Supervisi Kepala sekolah


Tujuan utama dilaksanakannya kegiatan supervisi adalah untuk
meingkatkan kinerja karyawan atau guru. Berikut penulis paparkan
beberapa tujuan supervisi menurut Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dalam Mushlih dan Rudi (2018:59).
1. Kemampuan guru dalam mempersiapkan perencanaan
pembelajaran.

2. Ketepatan guru dalam memilih teknik, model, metode


menyesuaikan dengantarget pembelajaran.
3. Kompetensi guru sebagai kewajiban guru mengajar didalam kelas
secaraprofesional.
4. Kompetensi guru dalam mengembangkan instrumen penilaian
evaluasi.
5. Kemampuan guru dalam memberikan tindak lanjut berupa
pekerjaan rumahatau tugas kelompok/ individu kepada siswa.
6. Adanya media pendukung kegiatan belajar mengajar.

Supervisi kepala sekolah dilaksanakan dengan tujuan membantu


guru mengembangkan kemampuan profesionalnya mulai dari
keterampilan dalam mengajar, menggunakan media, serta menggunakan
strategi belajar yang inovatif. Kegiatan supervisi kepala sekolah
dilaksanakan dengan tujuan memonitor kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan monitor biasa dilakukan kepala sekolah melalui kunjungan
kelas. Supervisi kepala sekolah dilaksanakan untuk mendorong guru
dalam mengmbangkan kemampuannya, serta mendorong guru agar
melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggungjawab.
c. Prinsip-prinsip Supervisi Kepala sekolah
Rifai dalam Purwanto (2019:117) menjelaskan dalam melakukan
kegiatan supervisi perlu memerhatikan prinsip-prinsip berikut:
1. Supervisi memiliki karakter yang membangun, sehingga guru
mendapatkan stimulus untuk bekerja lebih baik.
2. Supervisi dilaksanakan menyesuaikan kenyataan sebenarnya.
3. Pelaksanaan supervisi sederhana dan informal, sehingga muncul
suasanayang nyaman.
4. Harus memberikan suasana tidak mengancam dan tegang kepada
pekerjayang disupervisi.
5. Supervisi dilakukan tidak memandang hubungan pribadi, harus
profesional.
6. Pastikan kesanggupan guru dan pegawai sebelum disupervisi.
7. Supervisi bersifat demokratis, bukan otoriter.
8. Pelaksanaan supervisi tidak didasarkan pangkat, kedudukan, atau
kekuasaanpribadi.
9. Supervisi bukan inspeksi (tidak mencari kesalahan).
10. Tidak boleh mengharapkan hasil yang cepat dan tidak boleh kecewa.
11. Supervisi sebaiknya mencegah, memperbaiki, dan kooperatif dalam
memecahkan masalah.
d. Teknik Supervisi Kepala sekolah
Supervisi dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Secara
umum teknik pelaksanaan supervisi dibagi menjadi dua yaitu
perseorangan dan kelompok (Purwanto, 2019:120).
Penjelasan sebagai berikut:
1. Kunjungan kelas, adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah
dengan mengamati langsung kinerja guru di dalam kelas.
2. Observasi Kelas, adalah kegiatan mengamati secara langsung kinerja
guru di dalam kelas. Kegiatan observasi kelas biasanya dilakukan untuk
mengamati guru yang sedang mendemonstrasikan metode atau
penggnaan media terbaru. .
3. Membimbing guru mengatasi masalah, umumnya jenjang sekolah dasar
di Indonesia tidak menyediakan jasa konselor, seluruh masalah siswa
ditanggung oleh guru kelas, padahal seharusnya setiap jenjang sekolah
memerlukan jasa konselor guna membantu siswa mengatasi masalah
yang dialaminya.
4. Membimbing guru perihal pelaksanaan kurikulum sekolah. kegiatan
yang bisa dilakukan kepala sekolah bersama guru kelas diantaranya:
menyusun program semester, membuat program satuan pelajaran,
mengorganisasi kegiatan pengelolaan kelas, melaksanakan teknik
evaluasi pengajaran, menggunakan media dalam pembelajaran,
mengorganisasi kegiatan siswa di luar pembelajaran.
Kedua, teknik kelompok yaitu supervisi yang dilakukan secara
bersama- sama atau berkelompok. Kegiatannya antara lain:
1. Mengadakan rapat, hal yang dapat dibahas dalam rapat periodik antara
lain: hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan kurikulum,
administrasi.
2. Mengadakan diskusi kelompok, hal yang dapat dibahas dalam diskusi
kelompok yaitu yang berhubungan dengan usaha pengembangan dan
peranan proses belajar mengajar.
3. Mengadakan penataran, hasil penatara diimbaskan kedalam komunitas
sekolah.
E. Metode penelitian sederhana

Teknik Pengumpulan Data

Riduwan (2015:69) mendefinisikan metode pengumpulan data sebagai


teknik ataucara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian karenatujuan dari penelitian adalah mengumpulkan data (Sugiyono,
2017:38). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu melalui
wawancara, Observasi dan dokumentasi
1. Wawancara
Riduwan (2015:74) menjelaskan bahwa wawancara adalah cara
pengambilan data yang berasal dari sumbernya langsung. Wawancara
digunakan sebagai teknikpengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan pemasalahan yang harus diteliti, dan
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah responden sedikit/kecil (Sugiyono, 2017:188).
Penelitian ini menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur. Sugiyono
(2017:191) mendefinisikan wawancara tidak terstruktur sebagai wawancara
yang bebas tanpa menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Wawancara tidak terstruktur dalam penelitian ini dilaksanakan bersama
narasumber yaitu kepala sekolah untuk mengumpulkan data awal terkait
permasalahan yang akan diteliti.

2. Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif.
Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera,
bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang
diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa
aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan
emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu
peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang


digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
dapat mendukung penelitian. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah pengambilan gambar/foto ketika observasi, dan wawancara.

F. Hasil Riset Sederhana


Dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi, peneliti
akan memberikan paparan data penelitian di bawah ini.

1. Proses Supervisi
Perencanaan Pelaksanaan Supervisi Kinerja Guru: Berdasarkan hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti terkait
dengan supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMKN
7 Mataram, peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah pada
Rabu, tanggal 11 Oktober 2023 untuk menanyakan lebih lanjut tentang
supervisi yang telah dilakukan dan menanyakan lebih lanjut tentang
supervisi yang telah dilakukan.
Pertama, peneliti menanyakan kepala sekolah tentang pelaksanaan
supervisi pendidikan di Indonesia dan mengapa supervisi menjadi salah satu
faktor penting dalam peningkatan mutu pendidikan secara umum dan
peningkatan kinerja guru secara khusus.
“Supervisi sangat penting sebagai kontrol atas kegiatan di institusi
pendidikan, seperti sekolah. Secara umum, budaya kita membutuhkan
semacam kontrol, meskipun ada aturan, tetapi mereka sering melanggar.
Dalam hal lalu lintas, contohnya, rambu-rambu lalu lintas masih sering
dilanggar, tetapi jika ada polisi maka akan takut untuk melanggarnya. Salah
satu tugas kepala sekolah adalah meningkatkan kinerja guru melalui
supervisi. Akan ada perbedaan antara guru yang diperhatikan dan guru yang
tidak diperhatikan. Dalam supervisi akan ada pengaruh positifnya dimana
dengan memberikan saran atau masukan jika ada kesalahan akan bisa
diperbaiki”

Sedangkan tanggapan Wakil Kepala sekolah Bagian Kurikulum Rosa


Febriantik, S.Pd Mengatakan :
"Supervisi merupakan suatu keharusan sebagai kontrol pada suatu kegiatan
di lembaga pendidikan, yaitu di sekolah."

Secara umum, budaya kita membutuhkan kontrol, meskipun ada


aturan, tetapi mereka sering dilanggar. Dalam hal lalu lintas, contohnya,
ramburambu lalu lintas masih sering dilanggar, tetapi jika ada polisi yang
takut untuk melanggarnya, mereka akan melakukannya. Salah satu tanggung
jawab kepala sekolah atau sekolah adalah meningkatkan kinerja guru melalui
supervisi. Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa supervisi adalah
bagian penting dari proses pendidikan. Kepala sekolah menggunakan
supervisi untuk mengatur proses belajar mengajar. Kepala sekolah
mengatakan,
"Supervisi adalah bagian dari tugas kepala sekolah sebagai alat
kontrol, oleh karena itu guru - guru pada mulanya kurang menerima atau ada
kendala dalam pelaksanaan supervisi, maka setelah diberikan pemahaman
guru-guru menerima".

Mengenai Supervisi yang digunakan Kepala sekolah menggunakan


Model Supervisi Klinis. Model supervisi klinis adalah metode
pembimbingan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru
dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data secara
objektif dan teliti. Ini digunakan sebagai dasar untuk mengubah perilaku
mengajar guru.
Kepala sekolah menggunakan model supervisi klinis untuk
melakukan supervisi administrasi, supervisi kinerja, dan supervisi terjadwal
dan tidak terjadwal. Supervisi terjadwal dilakukan sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan oleh bapak kepala sekolah, Senada dengan yang di
sampaiakan Oleh Pak Syahrudin, S,Pd beliau mengatakan:
"Bapak kepala sekolah melaksanakan supervisi langsung kepada
Bapak/Ibu guru terkait dengan proses pembelajaran. Bapak kepala sekolah
memberikan jadwal kepada masing-masing guru mulai hari senin hingga
sabtu dalam kurun waktu satu bulan, dan ada beberapa guru yang
disupervisi."

Dari informasi tersebut dapat kita melihat bahwa kepala sekolah


menggunmakan Supervisi terjadwal dan tidak terjadwal. Yang terjadwal
dilakukan dalam kelas dan sesuai jadwal sedangkan untuk yang tidak
terjadwal kepala sekolah melakukannya degan mengunjungi kelas-kelas
tanpa masuk kelas namun mengamati dari luar proses pembelajaran di kelas.
Adapun tanggapan dari wakil Kepala sekolah bagian Kuriulum
mengenai Model supervisi yang dilakukan ini beliau mengatakan :
“Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sudah sesuai dengan
Kebutuhan saya sebagai guru yaitu Supervisi terjadwal dan tidak terjadwal”

Dari hasil wawancara yang kami lakukan dengan dengan guru tersebut
diatas maka dapat disimpulkan bahwa supervisi yang di lakukan oleh kepla
sekolah sudah sesuai dengan kebutuhan guru.
Lalu untuk tahapan Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah
dengan tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap awal ini Kepala Sekolah SMKN 7 Mataram Drs Artawan
sudah melakukan proses perencanaan, sesuai dengan apa yang nyatakan oleh
Wakil Kepala sekolah bagian kurikulum:
“Pada tahap Petencanaan Kepala sekolah menyampaikan arahan terlebih
dahulu bahwa dalam beberapa pekan ke depan akan ada supervisi dan jadwal
biasanya menyusul”

Senada dengan apa yang sampaikan oleh Adnan Wakil Kepala sekolah
bagian Humas:
“Tahapaan awal yang dilakukan Kepala sekolah adalah dengan
memberikan jadwal kepada semua guru terkait jadwal supervisiyang akan
dilakukan”

Selaras juga dengan yang sampaikan oleh Ramli buru SMKN 7 Mataram
mengatakan bahwa :
Bapak Kepala sekolah menginformasikan kepada kita mengenai kegiatan
supervisi yang akan di lakukan dan setelah itu berlanjut kepada penjadwalan
kepada setiap Guru”

Dari informasi yang kami dapatkan dari beberapa bguru dan Tim
Manajmen diatas dapat kita lihat bahwa dalam tahap awal ioni kepala
sekolah melakukan sosialisai terlebih dahulu dan membuatkan jadwal
supervisi untuk semua Guru.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini kepala sekolah melakukan Pelaksanaan Supervisi dengan
memasuki kelas dan membagi tugas dengan Guru yang berkompeten atau
tim manajemen. Hal ini selaras dengan yang di sampaiakan Oleh wakil
kepala sekolah bagian Kurikulum mengatakan :
“Bapak Kepala sekolah pada tahapan pelaksanaan ini membagi tugas
kepada Tim supervisi dan diberikan instrumen Pra Supervisi, Pelaksanaan,
dan biasanya setelah selesai supervisi kepala sekolah atau tim yang sudah di
tunjuk akan memberikan masukan terhadap RPP dan proses pembelajaran
yang sdh berlangsung”

Selaras yang di sam[aikan oleh Syahrudin bahwa :


”kepala sekolah Pada saat pelaksanaan Supervisi memikliki Instrumen
yang di isi dan biasnya ada pembicaraan awal dengan burtu dan selanjutnya
melaksanakan kegiatan supervisi dan nanti memberikan Peedback kepada
guru yang di supervisi”

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat kita lihat bahwa Kepala


sekolah SMKN 7 Mataram melakukan pelaksanaan supervisi dengan
melakukan kegiatn awal dulu dengan berdiskusi dengan guru dan berikutnya
melihat penampilan guru di kelas dan selanjutnya memerikan Peedback
setelah selesai kegiatan Supervisi dikelas.
3. Tahap tidak Lanjut
Tindak lanjut ini merupakan kegiatan yang iasa dilakukan oleh
Keapala sekolah ketika selesai melakukan supervisi sebagaimana yang
disampaikan diatas bahwah kepala sekolah melakukan Peedback setelah
selesai melakukan supervisi kelas.
2. Kendala pelaksanaan Supervisi
Dalam keiatan Supervisi yang dilakukan di SMKN 7 Mataram ini
memiliki beberapa hambatan sebagaimana yang di sampaikan oleh Kepala
sekolah SMKN 7 Mataram :
“Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam supervisi akademik dikelas
diantaranya adalah kendala kesesuaian jadwal, Kesiapan Guru dan
Implementasi dari Rencana Tindak Lanjut”

Hambatan lain sebagaimana yang disampaiakan oleh Muharoyanti,


beliau mengatakan :
“Salah satu yang menjadi kendala dalam kegiatan supervisi ini adalah waktu
Supervisi dengan jadwal mendadak kepala sekolah terkadang ketika kita
mendapatkan jadwal supervisi di hari dan tangal tertentu kepla sekolah
menghadiri kegiatan mendadak sehingga tidak bisa berjalan, ketika dijadwal
ulang sering juga tidak bisa berjalan”

Hampir sama dengan apa yang disampaikan kepala sekolah bahwa yang
menjadi kendala dalam proses supervisi adalah waktu. Walaupun jadwal
sudah ada namun yang menjadi kendala adalah kesesuaian waktu atara
supervisor dengan kesesuaian waktu Guru.
G. Kesimpulan
Dalam Riset Sederhana ini peneiti dapat mengambil kesimpulan dari dari
Riset sederhana ini sebagai berikut:
1. Kepala sekolah SMKN 7 Mataram mengawasi kegiatan belajar mengajar
melalui supervisi. Kepala sekolah menggunakan model supervisi klinis dan
melakukannya melalui supervisi terjadwal atau langsung (di kelas) dan
supervisi tidak terjadwal atau tidak langsung. Kepala SMKN 7 Mataram
telah menetapkan tahap-tahap untuk melaksanakan supervisi akademik di
kelasMulai dari Proses Perencanaan, pelaksanaan dan Tindak Lanjut.
2. Hambatan-hambatan dalam kegiatan Supervisi Akademis ini adalah waktu,
Kesiapan Guru, Implementasi RTL, dan keterbatasan interaksi kepala
sekolah dengan Guru.

Anda mungkin juga menyukai