Anda di halaman 1dari 7

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

RESUME
SUPERVISI PENDIDIKAN MATERI-1

Dosen Pengampu:
Dr.Rifma, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok V

Rizky Pebrizaldi 19067027

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
A. KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN
a. PENGERTIAN
Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis edukatif
di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik material. Supervisi merupakan
pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar mengajar,
pengawasan terhadap guru dalam mengajar, pengawasan terhadap situasi yang
menyababkannya. (Dadang Suhardan, 2010) Supervisi pendidikan menurut Ametembun
adalah pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan atau peningkatan mutu
pendidikan (Ametembun, 2010).
Supervisi menurut Sahertian telah berkembang dari yang bersifat tradisional
menjadi supervisi yang bersifat ilmiah, sebagai berikut a. Sistematis, artinya
dilaksanakan secara teratur, berencana dan secara kontinu. b. Objek, artinya ada data
yang didapat berdasarkan observasi nyata, bukan berdasarkan tafsiran pribadi. c.
Menggunakan alat pencatat yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik
untuk mengadakan umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses
pembelajaran di kelas (Piet Sahertian, 2008).

b. TUJUAN

Menurut Piet A. Sahertian dalam bukunya menjelaskan bahwa tujuan supervisi


ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru
dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Dengan
demikian jelas bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk
meningkatkan kualitas belajar siswa, bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar
tapi juga mengembangkan potensi kualitas guru. Pendapat lain dikemukakan oleh
Made pidarta tujuan supervisi ialah
1) membantu menciptakan lulusan optimal dalam kuantitas dan kualitas.
2) membantu mengembangkan pribadi, kompetensi,dan sosialnya.
3) membantu kepala sekolah mengembangkan program yang sesuai dengan kondisi
masyarakat setempat.
4) ikut meningkatkan kerjasama dengan masyarakat atau komite sekolah (Pidarta
Made, 2009).

c. RASIONAL
Alasan rasional mengapa supervisi itu penting adalah untuk perbaikan
pengajaran/pembelajaran. Adapun untuk mendukung proses pembelajaran yang bermutu
ditentukan oleh berbagai unsur dinamis yang akan ada di dalam sekolah dan lingkungannya
sebagai suatu kesatuan sistem.
Menurut Townsend dan Butterworth, ada sepuluh faktor penentu terwujudnya
proses pembelajaran yang bermutu, yakni:

1) keefektifan kepemimpinan kepala sekolah


2) partisipasi dan rasa tanggung jawab guru dan staf,
3) proses belajar-mengajar yang efektif,
4) pengembangan staf yang terpogram,
5) kurikulum yang relevan,
6) memiliki visi dan misi yang jelas,
7) iklim sekolah yang kondusif,
8) penilaian diri terhadap kekuatan dan kelemahan,
9) komunikasi efektif baik internal maupun eksternal, dan
10) keterlibatan orang tua dan masyarakat secara instrinsik.

Melalui supervisi pengajaran, maka peran guru secara lebih luas, didorong untuk
meningkatkan mutu dan makna sebagai suatu kadar proses dan hasil pendidikan secara
keseluruhan yang ditetapkan sesuai dengan pendekatan dan kriteria tertentu. Dalam konteks
pengajaran, seorang guru menentukan mulai dari input, proses, dan output. Input pengajaran
adalah segala sesuatu sumber dan bahan ajar yang tersedia untuk berlangsungnya proses
pengajaran. Proses pengajaran merupakan transformasi sumber belajar dalam kegiatan
pembelajaran dengan mengintegrasikan input sehingga mampu menciptakan situasi
pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi dan
minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Output pengajaran
adalah kinerja guru yang dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya,
efisiensinya, inovasinya melalui prestasi hasil belajar siswa. Makna positif lain yang dapat
dipetik dari supervisi adalah mengurangi beban guru. Fullan & Stiegerbauer dalam "The
New Meaning of Educational Change" mencatat bahwa setiap tahun banyak guru yang
berurusan dengan banyak problem yang hal itu menjasi sumber stres bagi mereka. Mungkin
tak aneh bila dilaporkan banyak guru mengalami stres dan jenuh. Dengan dukungan
supervisi, maka guru dapat dibantu untuk memecahkan serangkaian problema yang mereka
derita itu. Sehingga dengan demikian mereka dapat terkurangi bebannya.

d. FUNGSI
Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan
meningkatkan situasi belajar mengajar. Sehubungan hal tersebut diatas, maka piet A.
Sahertian memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
a. Mengkoordinir semua usaha sekolah.
b. Memperlengkap kepemimpinan sekolah.
c. Memperluas pengalaman guruguru.
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
e. Memberi faslitas dan penilaian yang terus-menerus.
f. Menganalisis situasi belajar-mengajar.
g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf
h. Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam merumuskan
tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

B. RUANG LINGKUP
 AKADEMIK
Glickman (1981), mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian
kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan
upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran. (Daresh, 1989). Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu
sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,
melainkan membantu guru mengem- bangkan kemampuan profesionalismenya.Meskipun
demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam
mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik
merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya
(Sergiovanni, 1987). Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran
sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi
akademik. Apabila dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemam-puannya, maka dalam pelaksanaannya terlebih
dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang
perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya.

 MANAJERIAL
Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada tiga konsep pokok (kunci) dalam pengertian
supervisi akademik.
1) Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku
guru dalam mengelola proses pembelajaran. Inilah karakteristik esensial supervisi
akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya
ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan
perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi
semua guru (Glickman, 1981). Tegasnya, tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan
kematangan profesional serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar
pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program supervisi
akademik (Sergiovanni, 1987 dan Daresh, 1989).
2) Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemam- puannya harus
didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program
pengembangan tersebut. Desain tersebut terwujud dalam bentuk program supervisi
akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh karena supervisi akademik
merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan guru, maka alangkah baik jika
programnya didesain bersama oleh supervisor dan guru.
3) Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi belajar
bagi murid-muridnya

C. PRINSIP SUPERVISI PENDIDIKAN


Prinsip prinsip supervisi agar dalam pelaksanaan supervisi dapat berjalan dengan baik dan lancar:
a) Prinsip Ilmiah. Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut.
1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang
diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
2) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data
seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.
3) Setiap kegiatan supervise dilaksanakan secara sistematis
terencana.
b) Prinsip Demokratis Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan
hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman
untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi
harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan.
c) Prinsip Kerjasama, mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi “
sharing of idea, sharing of experience ” memberi support mendorong, menstimulasi guru,
sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
d) Prinsip konstruktif dan kreatif Setiap guru akan merasa termotivasi dalam
mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja
yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan (Piet Sahertian, 2008)

D. PERANAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR


PENDIDIKAN
Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki beban peran dan tanggungjawab memantau,
membina, dan memperbaiki proses belajar mengajar di kelas atau di sekolah. Tanggungjawab ini
dikenal sebagai tanggungjawab supervisi. Sebagai unsur pimpinan dalam sistem organisasi
persekolahan, kepala sekolah berhadapan langsung guru sebagai unsur pelaksana proses belajar-
mengajar (Lasut, 1989). Dari konsep supervisi sebagai proses membantu guru guna memperbaiki
dan meningkatkan pembelajaran dan kurikulum (Oliva, 1984) terkandung makna bahwa kepala
sekolah adalah supervisor yang membantu guru, secara individual atau kelompok, untuk
memperbaiki pengajaran dan kurikulum dan masih ditambah satu bidang supervisor, yaitu aspek
pengembangan guru. Sedangkan Neagly dan Evans (1980) lebih menekankan aspek bantuan itu
pada pengajaran guru dan pembelajaran murid, di samping perbaikan kurikulum. Agar kepala
sekolah berhasil dalam perbaikan pengajaran, maka kepala sekolah perlu memahami dan
menggunakan moel dan teknik yang dianggap tepat dalam melaksanakan supervisi. Tegasnya,
peran utama kepala sekolah adalah juga sebagai supervisor pengajaran.

Acheson and Gall (Pidarta, 1992) menyatakan bahwa supervisi klinis adalah proses membina
guru untuk memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku mengajar yang
ideal. Sedangkan Sahertian (2000) menyatakan bahwa supervisi klinis adalah memfokuskan
kepada upaya untuk menolong guru-guru agar mengerti inovasi dan mengubah performan mereka
agar cocok dengan inovasi tersebut.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa supervisi klinis adalah suatu model supervisi yang ditujukan
untuk memperbaiki KBM dengan melakukan pembinaan-pembinaan sesuai dengan kekurangan-
kekurangan yang dilakukan oleh guru. Tujuan supervisi klinis adalah memperbaiki perilaku guru dalam
KBM dengan intensif agar peningkatan kualitas pendidikan dapat dicapai. Naegley (1980:198)
mensyaratkan suatu kondisi dalam melakukan supervise klinis, yakni : (1) menciptakan hubungan baik
antara guru dan supervisor (dalam hal ini kepala sekolah), (2) merencanakan aspek perilaku yang akan
diperbaiki pada sub bahasan tertentu, (3) merencanakan strategis observasi, (4) mengobservasi guru
mengajar, (5) menganalisis KBM oleh guru dan supervisor (kepala sekolah) secara terpisah, (6)
merencanakan pertemuan, guru diberi kesempatan menanggapi cara mengajamya sebelum dibahas
secara bersama, dan (7) membuat

Anda mungkin juga menyukai