Anda di halaman 1dari 12

PENELITIAN TINDAKAN KEPENGAWASAN

(PTKP)

PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MENYUSUN


ADMINISTRASI PERENCANAAN PEMBELAJARAN MELALUI
SUPERVISI KELOMPOK PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
BINAAN KOTA BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2022/2023

NORHADIANI, MPd
NIP. 19770926 200312 2 007

DINAS PENDIDIKAN KOTA BANJARMASIN


KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2023
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya nyata untuk mengembangkan potensi peserta didik adalah melalui
proses pembelajaran di sekolah atau madrasah. Sanjaya (2009) menyatakan bahwa
proses pembelajaran merupakan salah satu unsur penting untuk mencapai
keberhasilan. Keberhasilan guru menjalankan tugas sebagai seorang pendidik
dalam mengemban amanat tujuan pendidikan dapat dilihat dari kinerja mereka.
Kinerja guru merupakan hasil yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas-tugas
yang telah dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman
dan kesungguhan, serta dalam penggunaan waktu. Menurut Mangkunegara (2015)
kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Berdasarkan hasil observasi peneliti selaku pengawas pembina pada SMP di
Kota Banjarmasin, diketahui secara umum kinerja guru SMP binaan dalam
menyusun administrasi perencanaan pembelajaran masih belum optimal.
Administrasi pembelajaran masih dibuat dengan cara copy and paste. Pada RPP
terlihat kurang lengkapnya komponen yang seharusnya ditulis, pemilihan model
dan metode pembelajaran belum disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari
peserta didik, sumber dan media pembelajaran yang dipilih kurang mendukung
indikator yang ditetapkan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan peneliti
sebagai upaya meningkatkan kemampuan kinerja guru binaan dalam menyusun
administrasi perencanaan pembelajaran adalah melalui perbaikan teknik dan
pendekatan yang digunakan dalam melakukan supervisi akademik kepada guru-
guru. Teknik supervisi akademik yang dinilai oleh peneliti yang cocok dengan
kondisi guru binaan adalah melalui supervisi kelompok.
Menurut Kemdikbud (2016) supervisi kelompok adalah cara melaksanakan
program supervisi yang ditujukan kepada dua orang guru atau lebih yang
memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama. Menurut
Pidarta (2009) supervisi kelompok akan diadakan jika ada sejumlah guru yang

1
2

membutuhkan pembinaan untuk kelemahan-kelemahan yang sama, atau pengelola


sekolah dan atau kepala kantor pendidikan memandang perlu meningkatkan
kinerja guru untuk kepentingan kemajuan pendidikan. Berdasarkan uraian di atas,
peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian tindakan sekolah berjudul
“Peningkatan Kinerja Guru Dalam Menyusun Administrasi Perencanaan
Pembelajaran Melalui Supervisi Kelompok Pada Sekolah Menengah
Pertama Binaan Kota Banjarmasin Tahun Pelajaran 2022/2023”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan kinerja guru dalam
menyusun administrasi perencanaan pembelajaran melalui supervisi kelompok
pada Sekolah Menengah Pertama Binaan Kota Banjarmasin tahun pelajaran
2022/2023?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan kinerja guru dalam menyusun administrasi
perencanaan pembelajaran melalui supervisi kelompok pada Sekolah Menengah
Pertama Binaan Kota Banjarmasin tahun pelajaran 2022/2023.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis
maupun praktis, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dalam bidang pendidikan, khususnya penyusunan administrasi
perencanaan pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai salah
satu bahan referensi penelitian lebih lanjut untuk penelitian-
penelitian yang relevan.
3

2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai umpan
balik bagi guru SMP pada sekolah binaan untuk meningkatkan
kinerja mereka, khususnya dalam menyusun administrasi
perencanaan pembelajaran di kelas.
b. Bagi pengawas sekolah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan acuan pengawas sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja
guru dalam menyusun administrasi perencanaan pembelajaran, salah
satu alternatifnya adalah melalui implementasi supervisi kelompok.
c. Bagi Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin. Penelitian ini dapat
digunakan sebagai salah satu bahan masukan dalam pengambilan
keputusan terkait peningkatan kinerja guru SMP di Kota
Banjarmasin dalam menyusun administrasi pembelajaran.
BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Supervisi Kelompok
Program supervisi hendaknya memberikan rangsangan terhadap
terjadinya perubahan dalam kegiatan pengajaran, perubahan-perubahan ini
dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan dalam pembinaan, arahan dan
pengembangan kurikulum dengan mengikuti pelatihan-pelatihan. Teknik
yang digunakan dalam melaksanakan supervisi oleh kepala sekolah /
pengawas sekolah terhadap guru-guru dan pegawai sekolah dapat dilakukan
dengan teknik perseorangan dan teknik kelompok.
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program
supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga,
sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau
kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi
satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi
sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi
Teknik supervisi kelompok digunakan saat kepala sekolah / pengawas
sekolah menghadapi banyak guru yang mempunyai masalah yang sama.
Teknik supervisi yang bersifat kelompok menurut Pangaribuan dkk(2005)
antara lain pertemuan orientasi, rapat guru, studi kelompok antar guru,
diskusi, lokakarya(workshop), dan tukar menukar pengalaman.
Menurut Kemdikbud (2017) supervisi kelompok adalah cara
melaksanakan program supervisi yang ditujukan kepada dua orang guru atau
lebih yang memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang
sama. Menurut Pidarta (2009) supervisi kelompok akan diadakan jika ada
sejumlah guru yang membutuhkan pembinaan untuk kelemahan-kelemahan
yang sama, atau pengelola sekolah dan atau kepala kantor pendidikan
memandang perlu meningkatkan kinerja guru untuk kepentingan kemajuan
pendidikan. Supervisi kelompok merupakan suatu usaha pembinaan kepada
sejumlah guru oleh satu atau beberapa supervisor. Menurut Sagala (2009)

4
5

supervisi kelompok dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti melakukan


rapat guru latih, studi kelompok antar guru latih, diskusi sebagai proses
kelompok, tukar menukar pengalaman, demonstrasi mengajar, buletin
supervisi, atau perjalanan sekolah.
Supervisi kelompok dapat digunakan saat supervisor menghadapi banyak
guru yang menghadapi masalah yang sama. Menurut Sahertian (2000)
supervisi kelompok adalah teknik yang digunakan bersama-sama oleh
supervisor dengan sejumlah guru dalam suatu kelompok. Beberapa orang
yang diduga memiliki masalah dikelompokkan secara bersama kemudian
diberi pelayanan supervisi sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi.
Banyak bentuk dalam teknik yang bersifat kelompok, di antaranya yang lebih
umum seperti pertemuan orientasi sekolah bagi guru baru, rapat
guru, lokakarya (workshop), diskusi panel, symposium, dan penataran-
penataran (in-service training).
Dalam pelaksanaannya, supervisi kelompok ini akan efektif apabila
didasarkan pada kerja sama dan partisipasi, bukan pada paksaan atau
kepatuhan. Oleh karena itu pendekatan kolaboratif harus menjadi dasar bagi
setiap perilaku kesupervisian.
2. Kinerja Guru
Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu
dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan.
Mangkunegara (2004) mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja
yang secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Anwar (2005) menjelaaskan bahwa kinerja adalah berapa besar
dan berapa jauh tugas-tugas yang telah dijabarkan telah dapat diwujudkan
atau dilaksanakan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang
menggambarkan pola-pola perilaku sebagai aktualisasi dari kompetensi-
kompetensi yang telah dimilikinya.
6

Sulistiyani dan Rosidah (2003) menjelaskan bahwa kinerja seseorang


merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat
dinilai dari hasil kerjanya.
Berdasarkan berbagai pengertian tentang kinerja yang telah
dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja
merupakan hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai seseorang dalam bidang
pekerjaannya.
Kaitan kinerja dengan profesi guru yaitu kinerja guru adalah sebagai
seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan oleh seorang guru pada waktu
memberikan pelajaran kepada peserta didiknya (Anwar, 2005). Kinerja guru
dapat diamati saat dia melaksanakan interaksi belajar-mengajar di kelas
termasuk persiapannya dalam bentuk program semester maupun persiapan
mengajar.
Menurut Mulyasa (2007), sedikitnya ada 10 (sepuluh) faktor yang dapat
meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun eksternal. Sepuluh
faktor tersebut adalah dorongan untuk bekerja, bertanggung jawab terhadap
tugas, minat dan penghargaan terhadap tugas, peluang untuk berkembang,
perhatian dari kepala sekolah, hubungan interpersonal dengan sesama guru,
MGMP dan KKG, kelompok diskusi terbimbing, serta layanan perpustakaan.
Kinerja guru merupakan aktivitas atau perilaku yang menonjol oleh para
guru dalam bidang tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun kinerja
guru pada tugas pokok guru adalah sebagai berikut: 1) Membuat program
pengajaran/rencana kegiatan belajar mengajar semester/tahun. 2) Membuat
program perencanaan pembelajaran. 3) Melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. 4) Mengadakan kegiatan penilaian belajar semester / tahun.
5) Mengisi daftar hadir siswa. 6) Melaksanakan analisis hasil belajar.
7) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
8) Melaksanakan kegiatan membimbing. 9) Membuat catatan tentang
kemajuan hasil belajar masing- masing siswa. 10) Melaksanakan tugas
tertentu di sekolah.
7

Lebih lanjut, Surya (2004) menjelaskan tentang faktor yang


mempengaruhi kinerja guru. Faktor mendasar yang berhubungan dengan
kinerja profesional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan
kesejahteraan guru. Kepuasan ini dilatarbelakangi oleh faktor-faktor berupa:
imbalan jasa, rasa aman, hubungan antar pribadi, kondisi lingkungan kerja,
dan kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri.
3. Administrasi Perencanaan Pembelajaran
Mulyasa (2013) mengemukakan bahwa perancangan pembelajaran
merupakan salah satu kompetensi pedagogis yang harus dimiliki guru, yang
akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Administrasi perencanaan
pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi
kebutuhan, perumusan kompetensi, dan penyusunan program pembelajaran.
Administrasi perencanaan pembelajaran dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Hamalik (2009) menyatakan bahwa perencanaan
pembelajaran berfungsi antara lain sebagai berikut :
a. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan
pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pengajaran yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu.
b. Membantu guru memperjelas pemahaman tentang sumbangan
pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
c. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang
diberikan dan prosedur yang digunakan.
d. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan
murid, minat-minat murid, dan mendorong motivasi belajar.
e. Memberikan kesempatan terhadap guru-guru untuk memajukan
dan mengembangkan profesionalnya.
f. Membantu guru memiliki perasaan percaya pada diri sendiri.
g. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa
memberikan bahan-bahan yang up to date kepada murid.
8

Untuk membuat sebuah perencanaan pembelajaran yang baik dan dapat


menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus
mengetahui unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik. Suryosubroto
(2009) mengelompokkan unsur perencanaan pembelajaran itu ke dalam :
a. Merencanakan PBM, meliputi: merumuskan tujuan pengajaran,
memilih metode alternatif, memilih metode yang sesuai dengan tujuan
pengajaran, dan merencanakan langkah-langkah pengajaran.
b. Mempersiapkan bahan pengajaran, meliputi: menyiapkan bahan yang
sesuai dengan tujuan, mempersiapkan pengayaan bahan pengajaran, dan
menyiapkan bahan pengajaran remedial.
c. Merencanakan media dan sumber, meliputi: memilih media pengajaran
yang tepat, dan memilih sumber pengajaran yang tepat.
d. Merencanakan penilaian terhadap prestasi siswa, meliputi:
menyusun alat penilaian, dan merencanakan penggunaan alat penilaian
pengajaran.
Surachmad (Suryosubroto, 2009) menyatakan bahwa pelaksanaan proses
belajar dan mengajar meliputi pentahapan: (1) pra instruksional, (2)
instruksional, dan (3) evaluasi dan tindak lanjut. Sedangkan menurut Hasibuan
(Sutyosubroto, 2009) mengemukakan bahwa tahap-tahapan mengajar adalah
sebagai berikut: (1) tahap sebelum pengajaran, (2) tahap pengajaran, dan (3)
tahap sesudah pengajaran.
Setiap pendidik di satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat
berupa administrasi perencanaan pembelajaran secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.
Administrasi perencanaan pembelajaran disusun berdasarkan KD atau subtema
yang dilaksanakan setiap kali pertemuan atau lebih.
9

B. Penelitian yang Relevan


Beberapa penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan
dilakukan:
1. Yunita (2017), “Supervisi Kepala Sekolah Dalam Pembinaan Kinerja
Guru Di MAN Kota Bakti Pidie”. Pelaksanaan supervisi yang dilakukan
kepala sekolah sebanyak 2 kali dalam satu semester, yaitu diawal dan
diakhir semester. Jenis supervisi yang dilakukan kepala sekolah ialah
supervisi akademik dan klinis. Teknik yang digunakan kepala sekolah
yaitu kunjungan kelas, rapat dengan guru, diskusi, teknik observasi kelas,
dan percakapan pribadi dengan guru yang bersangkutan yang dipanggil
keruangan kepala sekolah. Kendala yang dihadapai dalam pelaksanaan
supervisi kepala sekolah adalah waktu, banyaknya tamu yang
mengunjungi sekolah, tidak ditemukannya perubahan dari guru yang
telah di supervisi karena faktor usia, dan sarana dan prasarana yang tidak
memadai.
2. Ismuha. (2019) “Penerapan Teknik Supervisi Kelompok Dengan Metode
Workshop Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Dalam Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Di SD Negeri Lamklat Tahun
Pelajaran 2018/2019.” Penerapan teknik supervisi kelompok dengan
metode workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SD Negeri
Lamklat Tahun Pelajaran 2017/2018. Metode penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Sekolah, yang menjadi subjek penelitian
yaitu guru SD Negeri Lamklat Aceh Besar. Hasil penelitian
menggambarkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun RPP
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.

C. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir adalah alur pikir peneliti sebagai dasar-dasar pemikiran
untuk memperkuat sub fokus yang menjadi latar belakang dari penelitian ini..
Oleh karena itu dibutuhkan kerangka berfikir untuk mengembangkan konteks dan
10

konsep penelitian lebih lanjut sehingga dapat memperjelas konteks penelitian,


metedologi, serta penggunaan teori dalam penelitian.
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
penting ( sugiyono, 2009 ).
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan dalam bagan sebagai
berikut :

Kondisi Awal Kondisi Ideal

Rendahnya Guru mempunyai


kemampuan guru kemampuan dalam Pelaksanaan
dalam menyusun menyusun Supervisi Kelompok
Administrasi Administrasi
Perencanaan Perencanaan
Pembelajaran Pembelajaran Siklus I

Siklus II
Kondisi Akhir
Peningkatan Kinerja Guru Dalam Menyusun
Administrasi Perencanaan Pembelajaran
Melalui Supervisi Kelompok

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang menjadi acuan dalam penelitian tindakan
kepengawasan (PTKp) ini yaitu melalui supervisi kelompok pada Sekolah
Menengah Pertama Binaan Kota Banjarmasin dapat meningkatkan kinerja guru
dalam menyusun administrasi perencanaan pembelajaran tahun pelajaran
2022/2023.
11

Anda mungkin juga menyukai