Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah,

mengamanatkan bahwa salah satu tugas kepala sekolah adalah melakukan

supervisi akademik kepada guru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

supervisi diartikan sebagai pengawasan utama; pengontrolan tertinggi.

Sedangkan menurut K.A. Acheson dan M.D. Gail, supervisi merupakan suatu

proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian antara tingkah laku mengajar

yang nyata dengan tingkah laku yang ideal. Sedangkan menurut Wayne K. Hoy

dan Patrick B. Forsyth, supervisi bukan bertujuan untuk memberikan vonis

tentang kemampuan seseorang atau mengontrol pekerjaannya, tetapi lebih

mengarah kepada bentuk kerja sama antara atasan dan bawahan. Dengan demikian

supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada guru dalam melaksanakan

pembelajaran diarahkan untuk dapat memperoleh data autentik tentang

keunggulan dan kekurangan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

Keunggulan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan pengembangan lebih

lanjut, juga dapat dijadikan sebagai contoh kepada guru yang lain, sedangkan

kekurangan dapat digunakan sebagai bahan pembinaan lebih lanjut kepada guru

tersebut.

Selama ini, terkesan bahwa supervisi di sekolah-sekolah hanya sekadar

untuk memenuhi administrasi, sehingga banyak hasil supervisi yang bersifat fiktif.

Secara administrasi ada bukti pelaksanaan supervisi, tetapi sebenarnya tidak

1
2

dilakukan supervisi. Tidak diketahui secara pasti mengapa banyak terjadi

supervisi fiktif. Tentu hal ini banyak bergantung pada kepemimpinan Kepala

Sekolah. Apabila Kepala Sekolah memegang teguh tugas dan kewajibannya, maka

supervisi tidak sekedar dokumen tetapi salah satu dari tugas yang harus

dilaksanakan, maka supervisi fiktif tentu tidak akan terjadi.

Keberhasilan supervisi pendidikan oleh Kepala Sekolah kepada Para Guru

di sekolahnya akan terwujud apabila setelah supervisi dilaksanakan dengan

sebenar-benarnya. Guru dan Kepala Sekolah perlu bersinergi untuk mencapai

keberhasilan program supervisi. Namun supervisi juga cenderung tidak akan

bermakna apabila hasil supervisi tidak ada tindak lanjutnya. Bentuk kegiatan

tindak lanjut antara lain dengan melaksanakan kegiatan diskusi dengan Kelompok

Kerja Guru atau KKG, menyikapi hasil supervisi kepala sekolah kepada para

guru. Diskusi ini tentu diarahkan untuk mencari kesepahaman tentang bagaimana

cara mengajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Ketika KKG merasa perlu

ada bimbingan teknis khusus untuk meningkatkan kemampuan mengajar

(kompetensi pedagogik) sesuai dengan tuntutan kurikulum, maka langkah

selanjutnya adalah mengundang pakar pendidikan untuk membimbing dan

mendampingi guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik yang sesuai

dengan tuntutan kurikulum, atau dikirim ke pelatihan ke lembaga diklat yang

sesuai seperti P4TK, LPMP, dan badan diklat yang lain. Minimal pelatihan yang

denan nara sumber langsung Kepala Sekolah, mengingat Kepala Sekolahlah yang

mengetahui secara pasti kondisi di lapangan.

Satu catatan cukup penting untuk dicermati adalah bahwa guru akan

merasa nyaman menghadapi supervisi Kepala Sekolah apabila Kepala Sekolah


3

memposisikan diri “teman curhat guru” berkaitan dengan pengalaman guru

mengajar di kelas. Apabila Kepala Sekolah memposisikan diri sebagai figur yang

akan “menilai kekurangan guru” dalam mengajar, maka program supervisi

menjadi program yang cenderung momok dan ditakuti guru, yang pada gilirannya

kurang diapresiasi guru. Cenderung sangat ironis apabila keberhasilan supervisi

diukur dari banyaknya temuan yang didapat oleh Kepala Sekolah. Lebih parah

lagi apabila dikatakan bahwa makin banyak temuan makin berhasil supervisinya.

Implementasi kurikulum di sekolah yang masih perlu dipelajari, didalami,

dikaji, baik oleh Kepala Sekolah maupun para guru. Ketidakpahaman terhadap

esensi kurikulum yang sebenarnya akan mengakibatkan banyaknya temuan dalam

supervisi. Kondisi ini akan terjadi apabila Kepala Sekolah memahami esensi dan

pesan dari kurikulum yang diterapkan di sekolah. Namun sebaliknya apabila

Kepala Sekolah kurang memahami esensi dan pesan dari kurikulum, yang terjadi

adalah supervisi tidak akan bermakna apa-apa, supervisi tidak akan dapat merubah

pola pembelajaran guru di kelas.

Mencermati hasil analisis pelaksanaan supervisi tahun lalu 2015/2016

pada MTs. Miftahul ‘Ulum Kota Kediri secara umum ditemukan beberapa

kelemahan yang perlu diperbaiki demi peningkatan kualitas pembelajaran

sekaligus peningkatan profesionalisme guru. Temuan tersebut adalah

pengembangan indikator belum sesuai standar, materi pembelajaran belum

diuraikan secara jelas, penggunaan metode pembelajaran yang belum variatif,

lemahnya penguasaan guru dalam model-model pembelajaran aktif, instrumen

penilaian belum terlampir dalam RPP, dan sebagainya.


4

Karena itu dalam rangka melaksanakan tugas Kepala Sekolah sebagai

Supevisor maka perlu disusun program supervisi yang dapat menggambarkan

secara menyeluruh dan sistematis bagaimana pelaksanaan kegiatan supervisi yang

akan dilakukan serta bagaimana tindak lanjut dari hasil supervisi setelah kegiatan

supervisi selesai dilakukan. Dengan demikaian diharapkan akan terjadi perbaikan

yang signifikan baik dalam pelaksanaan pembelajaran maupun pencapaian

prestasi akademik bagi siswa MTs. Miftahul ‘Ulum Kota Kediri.

B. Tujuan

Supervisi akademik memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuannya adalah

membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum,

mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan

kelas (PTK). Tujuan supervisi akdemik pada prinsipnya adalah (a) pengembangan

profesionalisme guru, (b) peningkatan motivasi, dan (c) pengendalian mutu.

Bertolak dari uraian pada pendahuluan di atas, maka tujuan dari supervisi

akademik adalah:

1. Memperoleh data yang menggambarkan tingkat kepahaman guru terhadap

kurikulum, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk

meningkatkan kepahaman guru terhadap kurikulum.

2. Memperoleh data yang menggambarkan tingkat kedisiplinan guru dalam

melaksanakan kewajiban mengajar, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar

pembinaan kepada para guru.


5

3. Sebagai salah satu bahan pembinaan kepada para guru tentang esensi

perubahan paradigma pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,

menyenangkan, gembira dan berbobot (paikem gembrot).

4. Sebagai wahana menemukan data kesulitan yang dialami guru dalam

melaksanakan pembelajaran untuk menuju terwujudnya pembelajaran yang

berkualitas.

C. Sasaran

Sasaran Supervisi Akademik di MTs. Miftahul ‘Ulum Kediri adalah

semua guru mata pelajaran yang mendapat tugas untuk melaksanakan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan pembagian beban/tugas mengajar guru. Lokasi

pelaksanaan supervisi akademik ditetapkan kemudian berdasarkan kesepakatan

bersama antara supervisor dan responden sesuai jadwal yang telah direncanakan.

D. Hasil yang Diharapkan

Supervisi ini dilaksanakan terhadap semua guru di MTS. Miftahul ‘Ulum,

baik guru tetap yayasan (GTY) maupun guru berstatus Pegawai Negeri Sipil

(PNS). Hasil supervisi digunakan oleh kepala sekolah untuk merancang program

tindak lanjut baik berupa diklat, seminar, dan lain-lain. Demi peningkatan kualitas

pembelajaran dan peningkatan mutu guru.

Pelaksanaan Supervisi Akademik Tahun Pelajaran 2016/2017 yang

disusun berdasarkan hasil evaluasi dan analisis pelaksanaan supervisi akademik

tahun sebelumnya, diharapkan akan memberikan dampak berupa perbaikan

sekaligus peningkatan mutu proses dan output proses pembelajaran. Peningkatan


6

ini dapat secara langsung diketahui dari kegiatan yang dilaksanakan guru-guru

mata pelajaran di kelas yang diindikasikan dengan adanya perbaikan pada :

1. Peningkatan pemahaman guru terhadap Kurikulum Satuan Pendidikan

(KTSP) dengan titik berat pada :

a. Review KTSP berupa telaah terhadap pengembangan silabus yang sesuai

dengan kebutuhan pada setiap mata pelajaran

b. Perumusan Kompetensi Dasar dan Indikator

c. Penyusunan RPP

2. Penggunaan Metode – Metode dan Model-Model Pembelajaran yang lebih

variatif dan meningkatkan antusiasme peserta didik dalam proses

pembelajaran

3. Penggunaan instrumen penilaian yang sesuai dengan tuntutan kompetensi

4. Pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan mengacu

kepada tuntutan penguasaan kompetensi


BAB II

PROGRAM KEGIATAN SUPERVISI

A. Pengorganisasian

Kegiatan Supervisi di MTs. Miftahul ‘Ulum Kediri pelaksanaannya

dikoordinasikan oleh Kepala Sekolah bersama guru senior di sekolah dan bekerja

sama dengan Pengawas PPAI Tk. MTs.

B. Waktu dan Tempat

Supervisi Akademik pada MTs. Miftahul ‘Ulum dalam satu semester

minimal dilakukan dua kali. Agar pelaksanaan Supervisi Akademis Tahun

Pelajaran 2016/2017 ini berlangsung efektif dan dapat memvisitasi seluruh guru

mata pelajaran maka petugas supervisi terdiri atas : Kepala Sekolah dan Guru-

Guru Senior yang kompeten dan dianggap layak dan mampu melaksanakan

Supervisi Akademik.

Jadwal Pelaksanaan Supervisi Akademik Tahun Pelajaran 2016/2017

disusun dengan mempertimbangkan hari efektif belajar dan disusun atas Jadwal

Pelaksanaan Supervisi Akademik Semester Ganjil dan Jadwal Supervisi

Akademik Semester Genap.

Adapaun jadwal Supervisi Akademik Tahun Pelajaran 2016/2017 pada

MTs. Miftahul ‘Ulum sebagai berikut.

7
8

NO NAMA GURU MATA PELAJARAN KELAS HARI/TGL SUPERVISOR


1 AGUS HARIANTO, S.Pd.I AKIDAH AKHLAK IX C Senin, 1 Agustus 2016 Kepala Sekolah
2 TOTOK TRIASMONO, S.Pd MATEMATIKA VIII C Selasa, 2 Agustus 2016 Kepala Sekolah
3 AHMAD MUNIR, S. Pd.I FIQIH VII A Selasa, 2 Agustus 2016 Kepala Sekolah
4 RATU IDA FAUZIYZH, M.Pd BAHASA ARAB VII D Rabu, 3 Agustus 2016 Kepala Sekolah
5 ANING NURUL HIDAYATI, S.Pd IPS VII A Rabu, 3 Agustus 2016 Kepala Sekolah
6 NUNUNG FAHARIHAH, S.Pd IPS VIII C Kamis, 4 Agustus 2016 Kepala Sekolah
7 ATIK PUJI ASTUTIK, S.Pd TIK VIII C Kamis, 4 Agustus 2016 Kepala Sekolah
8 SUPRIONO, S.Pd BAHASA INGGRIS IX C Jum’at, 5Agustus 2016 Kepala Sekolah
9 TITIK ATIKAH, S.Pd BAHASA INGGRIS VIII C Jum’at, 5Agustus 2016 Kepala Sekolah
9 ULFA MALIKI, S.Pd BAHASA INDONESIA VII C Sabtu, 6 Agustus 2016 Kepala Sekolah
10 AHMAD ATHO’I RR., S.Pd MATEMATIKA VII A Senin, 8 Agustus 2016 Kepala Sekolah
11 AGUNG DARSONO, S.Pd AL-QUR’AN HADIST VIII C Rabu, 10 Agustus 2016 Kepala Sekolah
12 SUGIANTO, S.Pd IPA VII A Rabu, 10 Agustus 2016 Kepala Sekolah
13 SUYONO, S. Pd PENJASKES IX D Kamis,11 Agustus 2016 Kepala Sekolah
14 UMI HANIK, S. Pd PKn VIII B Kamis,11 Agustus 2016 Kepala Sekolah
Kediri, 13 Juli 2016
Kepala MTs. Miftahul ‘Ulum

ERWIYATI, S. Pd
NIP.197103041993042001

8
9

C. Petugas

1. Jumlah dan unsur

Jumlah petugas Supervisi dilakukan oleh Kepala sekolah sebanyak 1

orang dan dibantu oleh guru senior.

2. Tugas dan tanggungjawab

a. Melakukan temu awal antara Kepala Sekolah/Supervisor dan guru yang

ditunjuk sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan untuk menjelaskan

maksud, tujuan, kegiatan, dan jadwal pelaksanaan supervisi.

b. Mengumpulkan data dan informasi melalui wawancara, studi dokumen,

dan studi lapangan yang berkaitan dengan:

 Keterlaksanaan program sekolah

 Permasalahan dan pemecahan masalah

 Identifikasi profil

3. Mengolah data dan informasi dalam instrumen supervisi dan format

keberhasilan dan permasalahan pelaksanaan program.

4. Menyusun tindak lanjut hasil supervisi pada format keberhasilan dan

permasalahan pelaksanaan program.

5. Pada hari terakhir melakukan pertemuan antara Kepala Sekolah/Supervisor

dan guru yang bersangkutan untuk menjelaskan hasil pelaksanaan supervisi

guna mencapai kesepakatan dan kesepahaman.

6. Menyusun laporan hasil supervisi.

7. Menyerahkan laporan hasil supervisi kepada pihak-pihak yang membutuhkan

laporan tersebut.
10

D. Instrumen Supervisi

Instrumen supervisi akademik merupakan alat yang digunakan oleh

supervisor untuk dapat mengidentifikasi profil kemampuan guru dalam mengelola

kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut mencakup dalam pembuatan silabus

pembelajaran, perencanaan pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan adminstrasi pembelajaran.

Dalam pengembangan instrumen supervisi ada dua jenis instrumen supervisi

akademik, yaitu;

1. Instrumen supervisi persiapan guru untuk pelaksanaan pembelajaran yaitu

Administrasi Guru, Silabus, RPP.

2. Instrumen supervisi kegiatan pelaksanaan pembelajaran, meliputi wawancara

pra observasi, pelaksanaan pembelajaran, pasca observasi, penilaian hasil

belajar, penilaian oleh guru, kunjungan antar kelas, penilaian diri selama

mengajar, pelaksanaan pembelajaran (kelompok).

Sebelum digunakan instrumen supervisi divalidasi terlebih dahulu dan

memenuhi reliabilitas instrumen. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian

bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena mempunyai keandalan yang tinggi.

E. Responden

Responden Supervisi adalah sebagai berikut:

1. Supervisi administrasi program pembelajaran responden adalah guru.

2. Supervisi pelaksanaan program pembelajaran responden adalah guru dan

siswa.
11

3. Supervisi pelaksanaan supervisi pembelajaran responden adalah guru dan

siswa.

4. Supervisi pelaksanaan tindak lanjut hasil supervisi pembelajaran responden

adalah guru dan siswa.

F. Strategi Pelaksanaan

Setting pelaksanaan supervisi dibagi dalam empat tahap yakni tahap

pendampingan, tahap supervisi dokumen, tahap supervisi kelas, dan tahap

penyampaian hasil supervisi pada para guru yang disupervisi.

1. Tahap pendampingan

Pada tahap ini, guru didampingi dalam menyusun perangkat

pembejarannya. Pendampingan dilakukan oleh Kepala Sekolah dibantu oleh para

guru yang telah mendapatkan diklat baik di tingkat provinsi maupun tingkat

nasional.

2. Supervisi dokumen

Pada tahap ini, dilakukan pendataan terhadap perangkat pembelajaran

yang telah disusun oleh guru. Apa saja perangkat pembelajaran yang telah disusun

pada tahap ini, guru didampingi dalam menyusun perangkat oleh guru. Hasil dari

supervisi dokumen ini tercermin dalam checklist yang diisi guru secara

bertanggung jawab dan jujur dan diperiksa oleh waka kurikulum.

3. Supervisi kelas

Pada tahap ini, Kepala Sekolah melaksanakan peninjauan di kelas secara

efektif, artinya kepala sekolah melihat langsung pelaksanaan pembelajaran di

kelas dimulai dari kegiatanawal hingga kegiatan akhir di kelas.


12

4. Penyampaian hasil pada guru yang disupervisi.

Pada tahap ini Kepala Sekolah menyampaikan rekaman kondisi real di

kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan terhadap guru yang disupervisi secara

perorangan ataupun kepada Kelompok Kerja Guru ( KKG ).

G. Pelaporan

1. Laporan pelaksanaan supervisi mengacu pada perangkat / instrumen supervisi

yang disediakan.

2. Penyerahan berkas hasil supervisi kepada guru untuk dapat persetujuan.

3. Kepala Sekolah menyampaikan laporan rangkuman hasil supervisi

kepada Pengawas Dinas Pendidikan Kota Kediri.

H. Program Kegiatan:

Uraian JULI’1 AGT’1 OKT’1


JN’16 SEP’16 NOP’16 DES’16
No Kegiatan / 6 6 6
Minggu 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Sosialisasi
Hasil Diklat
SUPAK
2 Menyusun
program
3 Menyusun
Instrumen
4 Pelaksanaan
Supak Tahap
1(Dokumen
Administrasi
Guru)
5 Pelaksanaan
Supak Tahap 2
(5 teknik
individu 1
teknik
kelompok)
6 Pelaksanaan
Supervisi
Klinis
7 Analisis Hasil
13

Uraian JULI’1 AGT’1 OKT’1


JN’16 SEP’16 NOP’16 DES’16
No Kegiatan / 6 6 6
Minggu 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Supervisi
8 Penyusunan
Program,
Pelaksanaan
dan Laporan
Tindak Lanjut
9 Pelaksanaan
Supervisi
berbasis
SPMP
10 Penyusunan
Portofolio
11 Penyusunan
Bahan Tayang

Kediri, 13 Juli 2016


Kepala MTs. Miftahul ‘Ulum

ERWIYATI, S.Pd.
NIP.197103041993042001
14
BAB III

PELAKSANAAN DAN HASIL SUPERVISI

A. Prosedur Supervisi Akademik

Berlangsung dalam suatu SIKLUS dengan 3 tahap utama

1. Tahap Pertemuan Awal

• Mengkaji kelengkapan administrasi/perangkat pembelajaran.

• Kesimpulan pengkajian instrumen dan kesepakatan tentang waktu

pelaksananaan supervisi akademik tahap 2.

2. Tahap Kunjungan Kelas dan Observasi Mengajar

Guru yang sedang mengajar diobservasi oleh supervisor sesuai dengan

tindakan perbaikan dan waktu yang disepakati.

3. Tahap Pertemuan Setelah Observasi

• Memberikan penguatan pendapat/perasaan.

• Mengulas kembali permasalahan dalam pekerjaan.

• Mengulas kembali angket yang telah diisi.

• Memberikan pembinaan.

• Menetapkan tindak lanjut.

B. Pelaksanaan Supervisi Akademik

Supervisi yang dilaksanakan adalah supervisi kunjungan kelas. Kepala

Sekolah sebagai supervisor mengunjungi kelas dan melakukan observasi dan

wawancara serta studi dokumen. Supervisor sambil melakukan kunjungan kelas

mengisi instrumen yang telah disiapkan dari instrumen yang saat pelaksanaan
16

supervisi merupakan dokumen hasil supervisi tehadap administrasi guru dan

proses pembelajaran. Dari hasil pengisian intrumen tersebut dapat diketahui

seberapa tingkat kemampuan guru dalam penyusunan administrasi pembelajaran

dan proses pembelajaran.

C. Hasil Supervisi Akademik

Supervisi dilakukan melalui kunjungan kelas untuk mengetahui keadaan

kelas apakah sesuai dengan hasil pengisian instrumen. Di samping itu kepala

sekolah melakukan observasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.


BAB IV

TINDAK LANJUT HASIL SUPERVISI

Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata

untuk meningkatkan profesionalisme guru. Dampak nyata ini diharapkan dapat

dirasakan masyarakat maupun stakeholders. Tindak lanjut tersebut berupa:

penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar,

teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi

standar, dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih

lanjut.

Dalam Tindak lanjut ini akan disampaikan beberapa hal sebagai berikut:

A. Rekap Hasil Supervisi.

B. Analisis Hasil Supervisi.

C. Program Tindak lanjut hasil supervisi.

D. Tindak Lanjut hasil Supervisi.


18

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Supervisi dilakukan untuk mendapatkan gambaran proses dan hasil

pelaksanaan program sekolah bidang pembelajaran.

2. Supervisi dilaksanakan dengan metode kuesioner, diskusi, wawancara, studi

dokumen dan studi lapangan.

3. Kegiatan supervisi melibatkan Kepala Sekolah, Guru, Siswa, dan Pengawas

Dinas Pendidikan Kota Kediri.

4. Dari hasil supervisi dapat diketahui kelemahan dari guru yang perlu

ditingkatkan, sehingga di masa mendatang dapat berkembang secara

maksimal.

5. Dari hasil supervisi yang dilaksanakan di MTs. Miftahul ‘Ulum Kediri telah

menghasilkan hal-hal sebagai berikut:

a. Sebagian besar guru telah dapat membuat dan menyusun administrasi

program pembelajaran.

b. Hanya masih ada beberapa guru yang perlu dibina untuk memahami

dan meningkatkan kompetensinya tentang penyusunan administrasi

pembelajaran.

c. Proses pembelajaran sudah menunjukkan kesesuaian dengan RPP yang

telah disusun, namun perlu diarahkan pada proses pembelajaran model

PAIKEM yang mengarah pada anak sebagai subjek pembelajaran.


19

d. Dalam kegiatan supervisi perlu adanya pembinaan secara khusus

tentang teknik penilaian. Hal ini perlu diarahkan pada instrumen dan

model penilaian yang variatif.

B. Rekomendasi

1. Dari hasil supervisi terhadap guru pada Semester I ini diharapkan adanya

kerja sama antara kepala sekolah dan guru untuk:

a. Saling meningkatkan kompetensi dalam pelaksanaan tugas sebagai

guru.

b. Supervisi jangan dianggap sebagai kegiatan untuk menilai, mencari

kesalahan dan sebagainya, tetapi merupakan suatu cara untuk saling

sharing dan berusaha meningkatkan kemampuan.

c. Dalam kegiatan supervisi guru dapat secara aktif meminta kepada

kepala sekolah atau guru senior untuk mengamati, menilai kinerjanya

supaya tahu apakah masih ada kekurangan. Berawal dari kekurangan

tersebut guru minta saran dan bimbingan untuk meningkatkan

kemampuannya dalam pembelajaran atau dalam bidang

administrasi.

d. Pekerjaan supervisi bukan tugas kepala sekolah saja, maka diharapkan

pengawas Dinas Pendidikan juga aktif dalam pelaksanaan supervisi.

Kalau hal ini dapat berjalan dengan baik diharapkan mutu pendidikan

akan meningkat, karena segala masalah yang timbul dapat diatasi

bersama oleh beberapa pihak yang berkompeten. Masalah seperti ini


20

yang sangat diharapkan oleh guru karena selama ini kesalahan hanya

ditumpukan pada guru tanpa ada solusi dari atasan.

e. Pihak Dinas Pendidikan diharapkan supaya berperan aktif untuk

memfasilitasi hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan supervisi.

Meliputi pembekalan secara khusus tentang teknik dan perangkat

berupa instrumen. Tidak kalah pentingnya juga pelaksanaan tindak

lanjut hasil supervisi yang menjadikan permasalahan rendahnya mutu

pendidikan perlu dikaji dan dicari solusinya.

Kediri, 13 Juli 2016


Kepala MTs. Miftahul ‘Ulum

ERWIYATI, S.Pd.
NIP.197103041993042001

Anda mungkin juga menyukai