PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya di sekolah berfungsi sebagai
administrator, manajer, supervisor, dan leader. Dalam melaksanakan tugas
kesupervisian, salah satu kemampuan yang harus dikuasai adalah
kemampuan di bidang evaluasi supervisi pendidikan. Evaluasi supervisi
pendidikan sangat penting bagi kelancaran dan peningkatan kualitas
pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
B. Dimensi Kompetensi
Kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh peserta pendidikan adalah
termasuk dalam kawasan dimensi yang keempat dalam peraturan Menteri
Pendidikan nomor 13 tahun 2007 yaitu dimensi supervisi akademik
C. Indikator Kompetensi
Indikator kompetensi pada dimensi supervisi akademik terdapat 3 poin,
namun dalam indikator yang akan dipaparkan dalam materi ini lebih
dititikberatkan pada poin yang ketiga yaitu menindak lanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
1
lanjut, oleh karena itu kepala sekolah perlu memahami akan konsep-
konsep yang terkait dengan evaluasi program supervisi.
Indikator kompetensi ini diwujudkan dalam bentuk deskritor sebagai berikut:
1. Mampu menjelaskan konsep dasar evaluasi program supervisi
pendidikan
2. Mampu menjelaskan konsep dasar evalusi dalam program supervisi
pendidikan
3. Mampu melaksanakan evaluasi keberhasilan guru sebagai strategi
evaluasi program supervisi pendidikan
4. Mampu melaksanakan evaluasi kepala sekolah sebagai strategi
evaluasi program supervisi pendidikan
D. Alokasi Waktu
Pengaturan alokasi waktu dalam kegiatan supervisi ini berdasarkan atas
jadwal pelajaran yang berlaku pada saat itu. Kegiatan supervisi berangkat
dari jadwal tatap muka guru pada setiap hari kerja dalam satu minggu.
Selanjutnya, setiap hari kerja dilaksanakan 3 kali supervisi kelas ( setiap
guru disupervisi selama 2 X 40 menit ) dengan guru yang berbeda dan jam
yang beruntun, sehingga dalam satu minggu dapat melaksanakan 18 kali
supervisi pada 18 guru mata pelajaran kecuali ada hari libur Nasional.
Jumlah guru di SMP Negeri 1 Padakembang pada tahun pelajaran
2010/2020 sebanyak 57 orang ( 52 orang Guru Tetap + 5 orang Guru Tidak
Tetap ), apabila jam epektif setiap minggunya penuh maka dibutuhkan
waktu 3 minggu 3 hari
E. Skenario
Kegiatan supervisi kelas menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Persiapan
o Sosialisasi kegiatan supervisi kepada guru mata pelajaran
o Pengaturan dan informasi jadwal supervisi
2. Pelaksanaan
o Pemeriksaan dan penilaian administrasi guru
2
o Mengevaluasi proses KBM dari persiapan sampai akhir kegiatan
dengan mengacu pada Silabus, RPP dan bahan ajar yag dimiliki
guru yang bersangkutan.
3. Penutup
o Mencatat komentar dan saran-saran pada lebar instrumen supervisi
o Menandatangani hasil supervisi
3
3
BAB II
KONSEP DASAR EVALUASI PROGRAM SUPERVISI
PENDIDIKAN
Bab ini akan menguraikan landasan pijak secara konsepsional tentang evaluasi
program supervisi pendidikan. Pada bab ini akan dibahas tentang pengertian
evaluasi program supervisi pendidikan, latar belakang perlunya evaluasi
program supervisi pendidikan, tujuan evaluasi program supervisi pendidikan,
prinsip prinsip evaluasi program supervisi pendidikan, dan proses evaluasi
program supervisi pendidikan. Memahami bab ini berarti memiliki landasan
konsepsional untuk memahami evaluasi program supervisi pendidikan secara
umum.
4
pengajaran melibatkan penentuan perubahan yang terjadi pada periode
tertentu, perubahan yang diharapkan dari semua personel dalam supervisi
dan dalam perbaikan program melibatkan kepala sekolah (supervisor),
guru, dan murid. Supervisor dan guru bekerjasama untuk membawa
perubahan-perubahan dalam diri anak didik. Lebih dari pada itu semua
yang harus dipertimbangkan sebagai ruang
5
supervisi pendidikan yang dapat diketahui dengan cepat hanya
penampakan hasil sementara. Dan hal ini akan menimbulkan kesulitan bagi
kita dalam mengevaluasi program supervisi pendidikan, mengingat ruang
lingkup yang akan dievaluasi dalam supervisi pendidikan sangat luas,
dimana selain guru dan staf sekolah, programpun merupakan sasaran
evaluasi program supervisi pendidikan. Hal ini sangat sesuai dengan apa
yang dikatakan Elsbree dkk. Dalam buku “ Elementary School
Administration and supervision ". yaitu :
An important characteristic of modern supervision is its emphasis on
evolution,including evaluation of the teacher and the school program.
(Elsbree, Mc Nally, and Wyne, 1967, halaman 166)
Dengan demikian berdasarkan penjelasan Elsbree dkk, di atas maka ciri
utama supervisi pendidikan yang modern adalah adanya penekanan pada
evaluasi, termasuk evaluasi terhadap keberhasilan guru, dan keberhasilan
program sekolah.
6
Tujuannya adalah untuk mendalami kebutuhan guru secara individual,
membantu mereka secara individual pula, mendalami kebutuhan personal
lain (staf non guru), meneliti sistem pengelolaan yang digunakan, dan
meneliti sarana dan prasarana sekolah. Hasil dari pendalaman dan
penelitian terhadap seluruh aspek tersebut sebagai bahan masukan bagi
supervisor dalam rangka memberikan atau mengadakan perbaikan
dikemudian hari.Dengan demikian supervisor benar-benar membantu
menanggapi peningkatan usaha sekolah secara menyeluruh.
Begitu pula guru-guru baru bekerja sangat perlu untuk disupervisi untuk
mengantar mereka memasuki suasana kerja yang baru. Lebih-lebih guru
yang berusia muda dan guru yang digolongkan kelompok usia tua sering
kali berimplikasi pada persinggungan nilai yang berbeda. Dengan
memperoleh supervisi, guru-guru baru tersebut dapat menyesuaikan diri
dengan situasi
barunya mereka tidak merasa asing tetapi merasa diterima oleh kelompok
guru lainnya. Semua situasi tersebut di atas memerlukan adanya
pelaksanaan
6
program supervisi pendidikan yang mantap dan terarah. Untuk
melaksanakan program supervisi pendidikan yang mantap perlu adanya
evaluasi yang baik, yaitu dengan berpegang teguh kepada prinsip-prinsip
obyektif, kooperatif, integral, dan kontinyu.
7
keefektifan supervisi pendidikan dapat dinilai dengan cara mengukur atau
mendeskripsikan perubahan-perubahan atau perbaikan-perbaikan yang
terjadi dalam keseluruhan program pendidikan. (William H. Burton and Lea
J. Bruechkner, 1955, halaman 656)
8
suatu penilaian yang benar-benar bermanfaat bagi penyusunan program
supervisi pendidikan berikutnya dan benar-benar bermanfaat bagi
peningkatan mutu pendidikan, di sekolah pada umumnya. Sebagaimana
prinsip-prinsip evaluasi pada umumnya, evaluasi program supervisi
pendidikan memiliki prinsip-prinsip seperti berikut:
1. Komprehensif.
Bahwa evaluasi program supervisipendidikan harus mencakup bidang
sasaran yang luas atau menyeluruh, baik aspek personalnya,
materialnya, maupun aspek operasionalnya. Evaluasi Jangan hanya
ditujukan pada salah satu aspek saja. Misalnya aspek personalnya,
jangan hanya menilai gurunya saja, tetapi juga murid, karyawan dan
kepala sekolahnya. Begitu pula untuk aspek material dan
operasionalnya. Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh.
2. Komparatif.
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi program
supervisi pendidikan harus dilaksanakan secara bekerjasama dengan
semua orang yang terlibat dalam aktivitas supervisi pendidikan.
Sebagai contoh dalam mengevaluasi keberhasilan guru dalam
mengajar, harus bekerjasama antara pengawas, kepala sekolah, guru
itu sendiri, dan bahkan, dengan pihak murid. Dengan melibatkan semua
pihak dalam evaluasi program supervisi pendidikan ini diharapkan kita
dapat mencapai keobyektifan dalam mengevaluasi.
3. Kontinyu.
Evaluasi program supervisi pendidikan hendaknya dilakukan secara
terus-menerus selama proses pelaksanaan program. Evaluasi tidak
hanya dilakukan terhadap hasil yang telah dicapai, tetapi sejak
pembuatan rencana sampai dengan tahap laporan. Hal ini penting
dimaksudkan untuk selalu dapat memonitor setiap saat atas
keberhasilan yang telah dicapai dalam periode waktu tertentu. Aktivitas
yang berhasil diusahakan untuk ditingkatkan, sedangkan aktivitas yang
gagal dicari jalan lain untuk mencapai keberhasilan.
4. Obyektif.
9
Dalam mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan harus
menilai sesuai dengan kenyataan yang ada. Katakanlah yang hijau itu
hijau dan yang merah itu merah. Jangan sampai mengatakan yang
hijau itu. kuning, dan yang kuning itu hijau. Sebagai contoh, apabila
seorang guru itu sukses dalam mengajar, maka katakanlah bahwa guru
ini sukses, dan sebaliknya apabila jika guru itu kurang berhasil dalam
mengajar, maka katakanlah bahwa guru itu kurang berhasil. Untuk
mencapai keobyektifan dalam evaluasi perlu adanya data dan atau
fakta. Dari data dan fakta inilah dapat mengolah untuk kemudian
diambil suatu kesimpulan. Makin lengkap data dan fakta yang dapat
dikumpulkan maka makin obyektiflah evaluasi yang dilakukan.
6. Fungsional.
Hasil evaluasi program supervisi pendidikan tidak hanya dimaksudkan
untuk membuat laporan kepada atasan yang kemudian di “peti es” kan.
Hasil evaluasi program supervisi pendidikan berarti fungsional apabila
dapat digunakan untuk memperbaiki situasi yang ada pada saat itu.
Dengan demikian evaluasi program supervisi pendidikan benar-benar
10
memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kegunaan langsungnya adalah dapatnya hasil evaluasi digunakan
untuk perbaikan apa yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak
langsungnya adalah hasil evaluasi itu dimanfaatkan untuk penelitian
atau keperluan lainnya.
7. Diagnostik.
Evaluasi program supervisi pendidikan hendaknya mampu
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan
apa yang dievaluasi sehingga dapat memperbaikinya. Oleh sebab itu
setiap hasil evaluasi program supervisi pendidikan harus
didokumentasikan. Bahan-bahan dokumentasi hasil evaluasi inilah
yang dapat dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan atau
kekurangan-kekurangan yang kemudian harus diusahakan jalan
pemecahannya.
11
keuntungan dari evaluasi terhadap pekerjaannya sendiri sebagai pemimpin
pendidikan. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana membuat
evaluasi itu menjadi valid, reliable, dan obyektif. Valid menunjukkan kete-
patan sasaran yang memang harus dievaluasi. Relieble menunjukkan
ketepatan instrumen evaluasi jika diberlakukan kepada obyek yang sama
atau berbeda dalam waktu yang berbeda dengan kondisi yang relatif sama.
Sedangkan obyektif menunjukkan kerealistisan evaluasi yang mendasarkan
diri pada kenyataan yang ada.
12
Supervisor dalam wadah tersebut pertama-tama harus menentukan
bersama apa yang hendak dicapai dalam program evaluasinya. Dalam
proses yang bersifat kooperatif dibutuhkan waktu untuk mencapai
kesepakatan tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai yang merupakan
pedoman dan arahan dalam menentukan aspek-aspek yang akan
dievaluasi. Untuk mempermudah proses perumusan tujuan sebaiknya
terlebih dahulu diadakan survey atau penelitian sebagai usaha
menginventarisasi kebutuhan-kebutuhan evaluasional suatu situasi,
misalnya dengan cara:
a. metode analisa: menganalisis tujuan-tujuan umum pendidikan dan
supervisi pendidikan yang telah dituangkan dalam program
supervisi pendidikan. Metode ini digunakan untuk menganalisa
kebutuhan-kebutuhan untuk mengevaluasi.
b. Metode angket: mengumpulkan pendapat-pendapat secara tertulis
dari pihak-pihak yang bersangkutan, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam rangka menentukan kebutuhan-
kebutuhan.
c. metode wawancara: menanyakan langsung secara lisan
pendapat-pendapat dari pihak-pihak yang bersangkutan mengenai
kebutuhan-kebutuhan tersebut.
13
baik untuk digunakan dalam situasi tertentu.
14
bandingkan jawaban seseorang dengan seseorang yang lain. Untuk
menghindari saling terpengaruh opini orang lain maka perlu
ditandaskan bahwa pada saat memberikan jawaban/ pertimbangan
supaya lepas dari pendapat orang lain.
7. Follow Up Evaluasi
Agar evaluasi terhadap program supervisi pendidikan bermanfaat perlu
sekali dipikirkan oleh supervisor akan tindak lanjutnya. Biasanya tindak
lanjut atau follow up dari hasil-hasil evaluasi yang diperoleh perlu sekali
mendapat supervisi yang seksama dan kontinyu dari supervisor dalam
rangka pengembangan program supervisinya.
15
BAB III
EVALUASI DALAM SUPERVISI PENDIDIKAN
A. Hakekat Evaluasi
Dewasa ini banyak diakui bahwa kemajuan dan perbaikan dalam
pendidikan tergantung pada pengukuran hasil aktivitas pendidikan dan
evaluasi terhadap pengukuran itu berdasar atas kreteria atau standar
tertentu. Kedua faktor tersebut yaitu pengukuran dan penilaian memiliki
interdepensi. Pengukuran berusaha menetapkan jumlah hasil pendidikan
sedangkan penilaian berusaha menetapkan harganya secara kualitatif.
Begitu pula dalam supervisi pendidikan, pengukuran dan penilaian
digunakan untuk menentukan keberhasilan aktivitas supervisi pendidikan
dalam hal ini merupakan program perbaikan. Pengukuran menyangkut
penentuan jumlah perubahan yang diharapkan dalam belajar mengajar
sedangkan penilaian berkenaan dengan penentuan harga terhadap
perubahan-perubahan atau hasil-hasil yang dicapai.
16
masyarakat dan sekolah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
murid dan guru. Sebagai contoh jika akan mengevaluasi pertumbuhan
pendidikan murid, harus menilai kehidupan rumah tangganya,
kehidupan masyarakatnya, kehidupan sekolahnya, peralatan di
sekolahnya, dan reaksinya terhadap guru. Begitu pula jika akan
mengevaluasi perkembangan guru, perlu menilai kedisiplinan guru.
Kemampuan guru mengelola kelas, status sosial ekonominya, dan
sebagainya. Semakin lengkap aspek-aspek yang dievaluasi akan
semakin banyak pula informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi
tersebut dan selanjutnya akan semakin tepat pula dalam mengambil
kesimpulan.
2. Metode Evaluasi
Memang secara tradisional skala penilaian sering digunakan sebagai
instrumen atau alat untuk menilai guru dan murid. Tetapi sebenarnya
dalam evaluasi supervisi pendidikan yang modern metode tradisional
tetap digunakan tetapi juga dilengkapi dengan metode-metode lain,
yang dengan demikian hasil evaluasi yang dapat diperoleh dengan tes
dapat dipadukan dengan hasil evaluasi yang diperoleh dari metode-
metode lain dengan harapan memperoleh hasil yang maksimal.
Metode-metode yang juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
supervisi pendidikan adalah catatan anekdot, catatan pertumbuhan,
daftar cek, inventory, interview.Kesemuanya dapat digunakan untuk
mengukur aspek-aspek fisik, sosial, emosional, status, dan
pertumbuhan mental.
17
Bahkan dari itu melalui evaluasi ini dapat juga diketahui kekuatan-
kekuatan dan digunakan kelemahan-kelemahan setiap individu.
Dengan informasi ini guru dan supervisor dapat secara obyektif
merancang pengalaman belajar berikutnya.
B. Dasar-dasar Evaluasi
Keberhasilan supervisi pendidikan dapat dievaluasi dengan mengukur
perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan yang ada pada periode
waktu tertentu dalam keseluruhan program pendidikan. William H.Burton
dan Leo J Bruekner menyebutkan bidang-bidang yang akan diubah dalam,
evaluasi
18
Selain mempertimbangkan metode-metode yang akan digunakan untuk
memperoleh data yang lengkap, perlu kirannya juga mempertimbangkan
pendekatan-pendekatan apa yang akan ditempuh dalam mengevaluasi
supervisi pendidikan. Pada dasarnya ada dua pendekatan yang dapat
digunakan oleh supervisi dalammengevaluasi supervisi pendidikan, yaitu
pendekatam berdasarkan kriteria dan pendekatan yang berdasarkan
norma.
19
patokan atau kriteria telah dibuat sebelumnya terus dipegang teguh
secara murni sebab ciri itulah yang berhasil pada pendekatan evaluasi
berdasarkan kriteria.
20
Contoh di atas adalah jalan termudah. Namun sebenarnya pendekatan
norma dalam penilaian dapat dilakukan melalui nilai-nilai baris skor-skor
mentah, dapat melihat ranking, Kemudian dicari mean atau rata-rata
hitung serta standar deviasinya. Setelah ini ditentukan skor standar
sehingga dari skor standar ini dipindahkan ke nilai, yang menggambar-
kan kualitas.
21
Apabila tujuan supervisi pendidikan adalah demi peningkatan atau
perbaikan proses belajar mengajar, maka evaluasi program supervisi
pendidikan pun harus diarahkan untuk menilai apakah program
supervisi pendidikan itu sudah mencapai tujuan atau belum. Disamping
itu evaluasi supervisi pendidikan juga harus diorientasikan pada tujuan
evaluasi itu sendiri. Tujuan evaluasi itu sendiri dapat berupa identifikasi
atau inventarisasi pembinaan dan pengembangan sebagai umpan balik
dan sebagai pengecekan.
2. Obyektif
Obyektif pada pembahasan ini berarti sesuai dengan kenyataan yang
dilaksanakan oleh program supervisi pendidikan. Apabila program
supervisi pendidikan baik hasilnya, maka katakanlah baik, dan apabila
kurang berhasil katakanlah kurang berhasil. Keberanian
mengungkapkan adanya itulah yang menjamin keobyektifan evaluasi.
Tentu saja perlu adanya kelengkapan data dan pelibatan semua pihak
dalam evaluasi. Antara penilai dan pihak yang dinilai harus ada saling
keterbukaan.
22
dengan murid-murid dalam porsi kecil, atau mungkin perlu juga bekerja
sama dengan supervisor lainnya. Oleh sebab itu evaluasi supervisor
sendiri, tetapi juga bekerja sama dengan orang lain. Dengan demikian
data dapat diperoleh lebih lengkap karena datang dari banyak sumber.
23
BAB IV
EVALUASI KEBERHASILAN GURU DALAM KONTEKS
EVALUASI PROGRAM SUPERVISI PENDIDIKAN
SERTA PEMBIAYAAN
A. Pengertian
Disadari bahwa betapa pentingnya evaluasi bagi suatu pekerjaan yang
nantinya berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan maka
dapat dikatakan bahwa tidak hanya siswa yang harus dievaluasi, melainkan
semua aspek dalam Program Supervisi Pendidikan juga mutlak dievaluasi.
Adapun aspek itu yakni: aspek personel, material, dan operasional, dan
sosial. Salah satu aspek personel ini adalah guru.
24
evaluasi ini
22
3. Dengan mengunakan kriteria yang Valid, sebelum evaluasi diadakan,
kepala sekolah harus menentukan dulu kreteria bagi guru yang
berhasil. Lalu pada saat pelaksanaan maka kita gunakan kreteria yang
telah ada.
4. Dengan bersifat diagnostik, setelah evaluasi dapat diketahui kebaikan
dan kelemahan guru. Dan dari data yang ada kepala sekolah harus
dapat menemukan atau mendiagnosa sumber masalah.
5. Dengan kontinyu, evaluasi dilaksanakan secara bertahap dan terus
menerus.
6. Dengan obyektif, dalam menafsirkan hasil evaluasi harus didasarkan
pada kenyataan atau apa adanya. Bila baik dikatakan baik dan buruk
dikatakan buruk.
7. Dengan fungsional, hasil evaluasi dapat digunakan untuk membina
pertumbuhan jabatan guru.
25
c. Hubungan dengan petugas TU baik
d. Hubungan dengan petugas lainnya baik
e. Hubungan dengan murid baik
f. Hubungan dengan orang tua murid baik
g. Hubungan dengan masyarakat baik
1. Proses
Pada prinsipnya proses adalah membahas tentang evaluasi guru dan
faktor-faktornya :
a. bagaimana guru merancang situasi belajar
2. Kerakteristik guru
Meliputi aspek IQ kepribadian dan atribut personal lainnya.
Dari dua nomor di atas seiring perkembangan zaman muncullah unsur
yang nomor tiga.
3. Produk
Keberhasilan guru dapat dilihat perubahan tingkah laku siswa. Pada
masa ini mereka beranggapan bahwa evaluasi merupakan kegiatan
akhir dari suatu proses mengajar. Kriteria hasil pekerjaan guru menjadi
salah satu ukuran pekerjaan guru yang lebih mengutamakan jumlah
dan keefektifan. Indikator keberhasilan guru dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a. Silabus
26
Guru mampu menyusun silabus yaitu rencana pembelajaran pada
suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian
27
bervariasi, karena hal ini bisa mengatasi kejenuhan pada
siswa dalam kegiatan belajar mengajar
3) Apakah guru mampu mengintegrasikan pengalaman
belajar dalam keberhasilannya dapat dilihat dengan
seberapa jauh siswa dapat mengikuti pembelajaran yang
telah dirancang guru. Siswa dapat mengikutinya dengan
baik maka ia dapat dikategorikan guru yang berhasil.
4) Apakah guru mampu mengunakan alat bantu belajar.
28
c. Pengelolaan Kelas
1) Apakah guru memelihara kedisiplinan. Disini guru
memberi contoh disiplin serta dapat bertingkah laku
yang mencerminkan sebagai guru yang
bertanggungjawab.
2) Apakah guru memperhatikan keluhan siswa.
Sedapat mungkin keluhan siswa diperhatikan dan
bersama-sama dengan siswa mencari
pemecahannya.
3) Apakah guru menghargai pertanyaan siswa. Guru
yang berhasil akan memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya dan memperhatikan pertanyaan itu.
4) Apakah guru memelihara lingkungan fisik. Guru
diharapkan untuk menetralisir suasana kegiatan
belajar mengajar di kelas.
5) Apakah guru menghargai pendapat murid
6) Apakah guru menciptakan suasana kelas yang
kondusif.
e. Pendayagunaan Sumber
29
Hal ini berkaitan dengan ketrampilan atau kemampuan
guru di dalam mengunakan sumber-sumber yang baik
disekolah maupun yang ada di lingkungan
masyarakat.Sumber belajar bagi siswa di sekolah lebih
baik guru tidak mengunakan satu buku saja, tapi melatih
siswa untuk mendayagunakan sumber atau buku yang
tersedia di perpustakaan.Di samping itu lingkungan
masyarakat masih banyak yang dapat didayagunakan
sebagai sumber belajar. Misalnya: museum, kebun raya,
kebun binatang, dan lain-lain.
f. Pekerjaan Siswa
Seorang guru harus memberikan pekerjaan untuk
dikerjakan siswa di rumah.Yang kemudian dikumpulkan,
dikoreksi dan dikembalikan pada siswa dan dibahas
kembali soal yang tidak dapat dikerjakan siswa dengan
baik.
g. Perpustakaan Kelas
Keberhasilan guru juga dapat ditentukan bagaimana ia
dapat mendayagunakan perpustakaan yang ada didalam
kelas.
30
SELF EVALUATION CHECK LIST
Guru : ……………………..
Evaluator : ……………………..
Tanggal : ……………………..
1. Aspek Personal
a. Penampilan sehari-hari
1. Kelihatan sehat
2. Berpenampilan menarik
3. Ekspresinya baik
4. Berpakaian rapi
5. Berpakaian bersih
6. Bersifat humoris
b. Cara berbicara dan berinisiatif
0. Percakapan mudah didengar
a. Berbicara dengan mengunakan gramatik yang
benar
b. Mampu mengemukakan ide/usul
c. Selalu berinisiatif
c. Keseimbangan emosi
1. Berpikir sebelum bertindak
2. Menerima kritik yang baik
3. Tidak mudah tersinggung
4. Memiliki ketenangan sikap
d. keramah tamahan
1. Sopan sikapnya
2. Tidak sombong
3. Menghormati orang lain
2. Aspek professional
a. Perencanaan mengajar
1. Selalu membuat perencanaan mengajar
2. Mampu merumuskan tujuan
3. Mampu menyusun materi
4. Mampu menyusun KBM
5. Mampu memilih alat bantu mengajar
6. Mampu memilih metode dan sumber belajar
7. Mampu menyusun alat penilaian
b. Pada saat kegiatan belajar mengajar
1. Mampu menyajikan materi belajar mengajar
2. Mampu mengunakan alat bantu mengajar
3. Mampu mengunakan metode
31
No ASPEK YANG DINILAI YA TDK
3. Aspek Sosial
0 - 40 % kurang berhasil
71 - 100 %berhasil
32
nilainya ……. Sedangkan untuk jawaban “tidak” nilainya 0. Jadi item
keseluruhan adalah ……. Misalnya dalam satu penilaian guru X
mengisi kolom “YA” sebanyak 25 item dan tidak sebanyak 12 item,
maka ia akan mendapat skor sbb:
Kesimpulan:
4. Followup
Setelah diketahui hasil evaluasi, kepala sekolah dapat melakukan
tindakan-tindakan untuk peningkatan profesi mengajar masing -
masing guru.
Untuk guru yang kurang berhasil dapat diberikan :
a. Pengarahan pengarahan individual atau kelompok.
b. Saling mengunjungi kelas untuk saling belajar di antara guru.
c. Mengadakan diskusi diskusi tentang hasil evakuai.
d. Hasilnya dapat dipakai sebagai acuan dalam menyusun program
supervisi pendidikan pada periode yang akan datang.
33
1. Suvervisi Administrasi
Instumen Administrasi lebih mengarah kepada persiapan pekasanaan KBM
yang didalamnya terdapat berbagai administrasi penunjang
pembelajaran, seperti ; Kalender Pendidikan, Program Tahunan,
Program Semester, Distribusi Alokasi Waktu, KKM, Silabus, RPP,
Bahan Ajar, Daftar Nilai, Daftar Hadir Siswa, Agenda Harian,dan
sebagainya.
34
tersebut harus mempersiapkan administrasinya sehingga supervisor
langsung menilai keduanya, melalui tahapan :
1. Pemeriksaan dan penilaian administrasi
Dilaksanakan 10 menit pertama pada pelaksanaan KBM
2. Penilaian KBM
Dilaksanakan sepanjang kegiatan belajar mengajar selama 2 X 40
menit.
35
Pangkat/Gol/
N0 NAMA PENILAI / N I P Jabatan dalam Tim
Ruang
DINDIN
SUFPRIADIN,S.Pd Pembina Tk. 1 /
3. Sekretaris
IVb
NIP.196911271992031003
ETI
NURHAYATI,S.S.,M.Pd
4. Pembina / IVa Anggota
NIP.
197211132006042014
Pangkat/Gol/
N0 NAMA SUPERVISOR / N I P Mata Pelajaran
Ruang
Drs. SOLIHUDIN Pembina Utama
1. PABP
NIP.196111051986031006 Muda IV/c
36
NIP.196911271992031003
37
Jadwal Supervisi Kelas
N NAMA NAMA GURU YANG Mata
0 SUPERVISOR DISUPERVISI Pelajaran Jam
Kelas Hari Tanggal
ke
S.Pd
Dra. TITI LILIS SOFIATI K, S.Pd. IPS 8C 1-2 Senin 12 Okt
4. 9B 3-4 Senin 26 Okt
TISNAWATI CICIH, S.Pd. IPS
L. Rencana Pembiayaan
38
Sesuai dengan ketersediaan dana dalam RKAS yang bersumber dari BOS
Pusat tahun pelajaran 2010/2020 bahwa pengalokasiannya sebagai berikut
:
No Kegiatan Uraian Jumlah
1 Pengadaan perangkat 56 orang X 5 lb X Rp.150 Rp. 42.000
pembelajaran supervisi kelas.
2 Pengadaan insrtumen supervisi 56 X 10 lb X Rp.150 Rp. 84.000
kelas
3 ATK penyusunan program 50 lb X 3 set X Rp. 150 Rp. 22.500
supervisi
4 Penjilidan 3 set X Rp. 6.000 Rp. 18.000
5 Konsumsi penyusunan program 2 orang X 2 hari X Rp.12.500 Rp. 50.000
dan pelaporan
6 Tindak lanjut hasil supervisi 57 orang X Rp.12.500 Rp. 712.500
kelas
Jumlah Rp.929.000
39
BAB V
PENUTUP
41