Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya di sekolah berfungsi sebagai
administrator, manajer, supervisor, dan leader. Dalam melaksanakan tugas
kesupervisian, salah satu kemampuan yang harus dikuasai adalah
kemampuan di bidang evaluasi supervisi pendidikan. Evaluasi supervisi
pendidikan sangat penting bagi kelancaran dan peningkatan kualitas
pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

Dalam hal pelaksanaanya, Kepala Sekolah dibantu oleh Wakil Kepala


Sekolah yang relevan dengan lingkup kerjanya yaitu Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum agar dimensi pemahaman peningkatan pendidikan dapat
dirasakan dan diupayakan perbaikannya oleh para pemegang kebijakan
dalam hal ini Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum.

Program kegiatan supervisi ini disusun untuk melaksanakan salah satu


tuntutan Kurikulum oprasional sekolah ( KTSP ) yang didalamnya terdapat
target-target serta sasaran-sasaran untuk memenuhi indikator SNP 8
standar.

B. Dimensi Kompetensi
Kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh peserta pendidikan adalah
termasuk dalam kawasan dimensi yang keempat dalam peraturan Menteri
Pendidikan nomor 13 tahun 2007 yaitu dimensi supervisi akademik

C. Indikator Kompetensi
Indikator kompetensi pada dimensi supervisi akademik terdapat 3 poin,
namun dalam indikator yang akan dipaparkan dalam materi ini lebih
dititikberatkan pada poin yang ketiga yaitu menindak lanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

Gambaran di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah harus memahami


evaluasi program supervisi pendidikan sebelum melakukan program tindak

1
lanjut, oleh karena itu kepala sekolah perlu memahami akan konsep-
konsep yang terkait dengan evaluasi program supervisi.
Indikator kompetensi ini diwujudkan dalam bentuk deskritor sebagai berikut:
1. Mampu menjelaskan konsep dasar evaluasi program supervisi
pendidikan
2. Mampu menjelaskan konsep dasar evalusi dalam program supervisi
pendidikan
3. Mampu melaksanakan evaluasi keberhasilan guru sebagai strategi
evaluasi program supervisi pendidikan
4. Mampu melaksanakan evaluasi kepala sekolah sebagai strategi
evaluasi program supervisi pendidikan

D. Alokasi Waktu
Pengaturan alokasi waktu dalam kegiatan supervisi ini berdasarkan atas
jadwal pelajaran yang berlaku pada saat itu. Kegiatan supervisi berangkat
dari jadwal tatap muka guru pada setiap hari kerja dalam satu minggu.
Selanjutnya, setiap hari kerja dilaksanakan 3 kali supervisi kelas ( setiap
guru disupervisi selama 2 X 40 menit ) dengan guru yang berbeda dan jam
yang beruntun, sehingga dalam satu minggu dapat melaksanakan 18 kali
supervisi pada 18 guru mata pelajaran kecuali ada hari libur Nasional.
Jumlah guru di SMP Negeri 1 Padakembang pada tahun pelajaran
2010/2020 sebanyak 57 orang ( 52 orang Guru Tetap + 5 orang Guru Tidak
Tetap ), apabila jam epektif setiap minggunya penuh maka dibutuhkan
waktu 3 minggu 3 hari

E. Skenario
Kegiatan supervisi kelas menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Persiapan
o Sosialisasi kegiatan supervisi kepada guru mata pelajaran
o Pengaturan dan informasi jadwal supervisi
2. Pelaksanaan
o Pemeriksaan dan penilaian administrasi guru

2
o Mengevaluasi proses KBM dari persiapan sampai akhir kegiatan
dengan mengacu pada Silabus, RPP dan bahan ajar yag dimiliki
guru yang bersangkutan.
3. Penutup
o Mencatat komentar dan saran-saran pada lebar instrumen supervisi
o Menandatangani hasil supervisi

Penilaian hasil supervisi semua guru didokumentasikan berdasarkan


urutan jenjang kepangkatan.

Selanjutnya sebagai tindak lanjut kegiatan supervisi, Kepala Sekolah


memberikan pemandangan umum mengenai PBM dengan harapan guru
yang masih dianggap kurang baik dalam melaksanakan tugasnya dapat
memahami dan mengaplikasikannya sehingga diharapkan ada
peningkatan ke arah yang lebih baik.

3
3
BAB II
KONSEP DASAR EVALUASI PROGRAM SUPERVISI
PENDIDIKAN

Supervisi pendidikan (supervisi akademik) adalah bantuan atau pelayanan


kepada guru-guru agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
lebih baik dan berkualitas. Fungsi dasar supervisi meningkatkan atau
memperbaiki situasi belajar bagi murid, demikian pendapat tokoh dibidang
supervisi pendidikan Kimbal Wiles, (1967) sementara itu H.P Adams dan Frank
G. Dicky dalam bukunya yang berjudul “ Basic principles of Supervision”
menjelaskan secara eksplisit bahwa “ Supervisi merupakan program berencana
untuk memperbaiki pengajaran”. Jelaslah sekarang bahwa supervisi merupakan
aktivitas yang terprogram, berencana, dan berlangsung kontinyu. Oleh sebab
itu akvitas supervisi pendidikan harus dievaluasi, sebab supervisi pendidikan
beraktivitas secara terprogram, evaluasi program supervisi pendidikan tersebut
harus dilaksanakan secara kontinyu terprogram dan mengunakan prinsip
komperhensip, obyektif, operatif dan kontinyu.

Bab ini akan menguraikan landasan pijak secara konsepsional tentang evaluasi
program supervisi pendidikan. Pada bab ini akan dibahas tentang pengertian
evaluasi program supervisi pendidikan, latar belakang perlunya evaluasi
program supervisi pendidikan, tujuan evaluasi program supervisi pendidikan,
prinsip prinsip evaluasi program supervisi pendidikan, dan proses evaluasi
program supervisi pendidikan. Memahami bab ini berarti memiliki landasan
konsepsional untuk memahami evaluasi program supervisi pendidikan secara
umum.

A. Pengertian Evaluasi Program Supervisi Pendidikan


Evaluasi program supervisi pendidikan adalah pemberian estimasi terhadap
pelaksanaan supervisi pendidikan untuk menentukan keefektifan dan
kemajuan dalam rangka mencapai tujuan supervisi pendidikan yang telah
ditetapkan. Dalam evaluasi program superrvisi pendidikan untuk perbaikan

4
pengajaran melibatkan penentuan perubahan yang terjadi pada periode
tertentu, perubahan yang diharapkan dari semua personel dalam supervisi
dan dalam perbaikan program melibatkan kepala sekolah (supervisor),
guru, dan murid. Supervisor dan guru bekerjasama untuk membawa
perubahan-perubahan dalam diri anak didik. Lebih dari pada itu semua
yang harus dipertimbangkan sebagai ruang

lingkup supervisi pendidikan adalah meliputi rencana perbaikan, organisasi


perencanaan, tujuan yang akan dicapai, teknik-teknik pencapaian tujuan,
dan perubahan-perubahan yang dilakukan di bidang kurikulurn dan
bimbingan.

Dalam hubungannya dengan pengertian evaluasi program supervisi


pendidikan ini, Thomas H. Briggs dan Joseph Justman mengemukakan arti
evaluasi sebagai berikut : Evaluation is the systematic effort to ascertain the
extent to which the objectives of his program of supervision are being
attained. (Thomas. H. Briggs and Joseph Justman, 1954, halaman 235).
Harus diingat bahwa supervisor pendidikan dalam mengadakan evaluasi
program supervisi pendidikan harus mencakup bidang luas dalam arti
bahwa seluruh situasi yang disupervisi, termasuk supervisor sendiri juga
harus dievaluasi.

Evaluasi program supervisi pendidikan tidak berarti mengevaluasi suatu


rencangan program supervisi pendidikan dalam arti rencana. Evaluasi
program supervisi pendidikan berusaha menentukan sampai seberapa jauh
tujuan supervisi pendidikan yang telah tercapai. Oleh sebab itu bukan saja
programnya yang dievaluasi tetapi juga proses pelaksanaan dan hasil
supervisi pendidikan. Bahkan ruang lingkup evaluasi supervisi pendidikan
menyangkut semua komponen yang terkait dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan. Komponen tersebut meliputi aspek personel, aspek material,
dan aspek operasional dalam supervisi pendidikan.

Sebagaimana aktivitas pendidikan yang menentukan hasilnya dalam jangka


panjang, supervisi pendidikan juga demikian, hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan supervisi pendidikan terutama yang berkenaan dengan
manusia baru dapat dilihat dalam jangka panjang. Sedangkan hasil

5
supervisi pendidikan yang dapat diketahui dengan cepat hanya
penampakan hasil sementara. Dan hal ini akan menimbulkan kesulitan bagi
kita dalam mengevaluasi program supervisi pendidikan, mengingat ruang
lingkup yang akan dievaluasi dalam supervisi pendidikan sangat luas,
dimana selain guru dan staf sekolah, programpun merupakan sasaran
evaluasi program supervisi pendidikan. Hal ini sangat sesuai dengan apa
yang dikatakan Elsbree dkk. Dalam buku “ Elementary School
Administration and supervision ". yaitu :
An important characteristic of modern supervision is its emphasis on
evolution,including evaluation of the teacher and the school program.
(Elsbree, Mc Nally, and Wyne, 1967, halaman 166)
Dengan demikian berdasarkan penjelasan Elsbree dkk, di atas maka ciri
utama supervisi pendidikan yang modern adalah adanya penekanan pada
evaluasi, termasuk evaluasi terhadap keberhasilan guru, dan keberhasilan
program sekolah.

B. Latar Belakang Diperlukannya Evaluasi Program Supervisi Pendidikan


Salah satu fungsi supervisi pendidikan adalah untuk menilai segala aspek
yang terjadi dalam proses pendidikan. Lebih penting lagi evaluasi terhadap
guru tidak dapat dipisahkan dengan evaluasi terhadap murid, sarana dan
prasarana, masyarakat sekolah, kepemimpinannya, dan aspek
administrasinya.

Hubungan antara guru dengan supervisor sering dianggap sebagai suatu


yang berbahaya apabila keduanya salah dalam melakukan penilaian.Hal ini
benar apabila pertanyaan pertanyaan yang digunakan, dalam
mengevaluasi mengorek kesalahan-kesalahan saja dan bersifat
inspektif.Cara ini biasa digunakan oleh supervisor konvensional yang
diwarisi dengan cara-cara lama dalam supervisi yang biasanya lebih
bersifat inspektif dan korektif.

Supervisi modern lebih mengedepankan pendekatan manusiawi dalam


melaksanakan evaluasi program supervisi pendidikan sehingga benar-
benar dapat mencapai tujuan evaluasi program supervisi pendidikan.

6
Tujuannya adalah untuk mendalami kebutuhan guru secara individual,
membantu mereka secara individual pula, mendalami kebutuhan personal
lain (staf non guru), meneliti sistem pengelolaan yang digunakan, dan
meneliti sarana dan prasarana sekolah. Hasil dari pendalaman dan
penelitian terhadap seluruh aspek tersebut sebagai bahan masukan bagi
supervisor dalam rangka memberikan atau mengadakan perbaikan
dikemudian hari.Dengan demikian supervisor benar-benar membantu
menanggapi peningkatan usaha sekolah secara menyeluruh.

Begitu pula guru-guru baru bekerja sangat perlu untuk disupervisi untuk
mengantar mereka memasuki suasana kerja yang baru. Lebih-lebih guru
yang berusia muda dan guru yang digolongkan kelompok usia tua sering
kali berimplikasi pada persinggungan nilai yang berbeda. Dengan
memperoleh supervisi, guru-guru baru tersebut dapat menyesuaikan diri
dengan situasi
barunya mereka tidak merasa asing tetapi merasa diterima oleh kelompok
guru lainnya. Semua situasi tersebut di atas memerlukan adanya
pelaksanaan

6
program supervisi pendidikan yang mantap dan terarah. Untuk
melaksanakan program supervisi pendidikan yang mantap perlu adanya
evaluasi yang baik, yaitu dengan berpegang teguh kepada prinsip-prinsip
obyektif, kooperatif, integral, dan kontinyu.

C. Tujuan Evaluasi Program Supervisi Pendidikan


Setiap kegiatan yang berprogram pasti memiliki tujuan tertentu yang ingin
dicapai, begitu pula evaluasi program supervisi. pendidikan. Menurut
Chester T. Mc Nerney tujuan evaluasi program supervisi pendidikan
sebagai berikut : “The purpose of any program of evaluation is to discover
the needs of the individuals being evaluated and then design learning
experiences that will satisfy these needs”. (Chester T. Mc Nerney,, 19 51,
halaman 77 ). Secara umum dapat diartikan bahwa tujuan program evaluasi
adalah meneliti atau menemukan kebutuhan kebutuhan setiap individu
yang dinilai dan kemudian digunakan untuk merencanakan pengalaman
belajar yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan setiap individu
tersebut. William H. Burton dan Leo J. Brueckner menjelaskan bahwa

7
keefektifan supervisi pendidikan dapat dinilai dengan cara mengukur atau
mendeskripsikan perubahan-perubahan atau perbaikan-perbaikan yang
terjadi dalam keseluruhan program pendidikan. (William H. Burton and Lea
J. Bruechkner, 1955, halaman 656)

Tujuan evaluasi program supervisi yang digambarkan melalui keseluruhan


program pendidikan ini dapat digunakan untuk melihat perubahan-
perubahan dan perbaikan di bidang :
1. Pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam mencapai tujuan.
2. Perbaikan di bidang kurikulum.
3. Perbaikan praktik mengajar.
4. Perbaikan kualitas dan pendayagunaan materi pengajaran dan alat
bantu mengajar.
5. Perkembangan personal, dan profesional guru secara umum.
6. Perbaikan hubungan sekolah dengan masyarakat.

Pada prinsipnya evaluasi program supervisi pendidikan bertujuan untuk


meningkatkan usaha pelaksanaan program pendidikan secara menyeluruh,
baik personel, material, maupun operasionalnya. Dengan evaluasi program
supervisi,supervisor dapat :
1. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan supervisi disekolah mencapai
kemajuan.
2. Memberikan pertimbangan demi perkembangan pendidikan di masa
yang akan datang.
3. Memperbaiki praktik-praktik pembinaan personel sekolah.
4. Memberikan dorongan peningkatan proses belajar mengajar di sekolah.
5. Mengetahui sejauh mana partisipasi orang tua dan masyarakat di
sekolah terhadap pelaksanaan program pendidikan.
6. Memberikan pertimbangan dan saran atas peningkatan pengelolaan
sarana dan prasarana sekolah.
7. Membina para personel sekolah dalam mengelola kurikulum sekolah.

D. Prinsip-prinsip Evaluasi Program Supervisi Pendidikan


Evaluasi program supervisi pendidikan harus dilaksanakan. dengan
berpedoman teguh, pada prinsip prinsip tertentu agar dapat menghasilkan

8
suatu penilaian yang benar-benar bermanfaat bagi penyusunan program
supervisi pendidikan berikutnya dan benar-benar bermanfaat bagi
peningkatan mutu pendidikan, di sekolah pada umumnya. Sebagaimana
prinsip-prinsip evaluasi pada umumnya, evaluasi program supervisi
pendidikan memiliki prinsip-prinsip seperti berikut:

1. Komprehensif.
Bahwa evaluasi program supervisipendidikan harus mencakup bidang
sasaran yang luas atau menyeluruh, baik aspek personalnya,
materialnya, maupun aspek operasionalnya. Evaluasi Jangan hanya
ditujukan pada salah satu aspek saja. Misalnya aspek personalnya,
jangan hanya menilai gurunya saja, tetapi juga murid, karyawan dan
kepala sekolahnya. Begitu pula untuk aspek material dan
operasionalnya. Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh.

2. Komparatif.
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi program
supervisi pendidikan harus dilaksanakan secara bekerjasama dengan
semua orang yang terlibat dalam aktivitas supervisi pendidikan.
Sebagai contoh dalam mengevaluasi keberhasilan guru dalam
mengajar, harus bekerjasama antara pengawas, kepala sekolah, guru
itu sendiri, dan bahkan, dengan pihak murid. Dengan melibatkan semua
pihak dalam evaluasi program supervisi pendidikan ini diharapkan kita
dapat mencapai keobyektifan dalam mengevaluasi.

3. Kontinyu.
Evaluasi program supervisi pendidikan hendaknya dilakukan secara
terus-menerus selama proses pelaksanaan program. Evaluasi tidak
hanya dilakukan terhadap hasil yang telah dicapai, tetapi sejak
pembuatan rencana sampai dengan tahap laporan. Hal ini penting
dimaksudkan untuk selalu dapat memonitor setiap saat atas
keberhasilan yang telah dicapai dalam periode waktu tertentu. Aktivitas
yang berhasil diusahakan untuk ditingkatkan, sedangkan aktivitas yang
gagal dicari jalan lain untuk mencapai keberhasilan.

4. Obyektif.
9
Dalam mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan harus
menilai sesuai dengan kenyataan yang ada. Katakanlah yang hijau itu
hijau dan yang merah itu merah. Jangan sampai mengatakan yang
hijau itu. kuning, dan yang kuning itu hijau. Sebagai contoh, apabila
seorang guru itu sukses dalam mengajar, maka katakanlah bahwa guru
ini sukses, dan sebaliknya apabila jika guru itu kurang berhasil dalam
mengajar, maka katakanlah bahwa guru itu kurang berhasil. Untuk
mencapai keobyektifan dalam evaluasi perlu adanya data dan atau
fakta. Dari data dan fakta inilah dapat mengolah untuk kemudian
diambil suatu kesimpulan. Makin lengkap data dan fakta yang dapat
dikumpulkan maka makin obyektiflah evaluasi yang dilakukan.

5. Berdasarkan Kriteria yang Valid


Selain perlu adanya data dan fakta, juga perIu adanya kriteria-kriteria
tertentu. Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten
dengan tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar
memiliki standar yang jelas apabila menilai suatu aktivitas supervisi
pendidikan. Kekonsistenan kriteria evaluasi dengan tujuan berarti
kriteria yang dibuat harus mempertimbangkan hakekat substansi
supervisi pendidikan.

Kriteria dalam evaluasi program supervisi pendidikan ada dua, yaitu


pertama, kriteria objetive yang berkenaan dengan patokan tujuan yang
ingin dicapai. Tujuan inilah yang dijadikan kriteria keberhasilan
pelaksanaan program

supervisi pendidikan. Kedua, kriteria metodis yang berkaitan dengan


patokan teknik penganalisaan hasil evaluasi: misalnya dengan
menggunakan prosentase, interval, kuantitatif, atau perhitungan
matematis lainnya.

6. Fungsional.
Hasil evaluasi program supervisi pendidikan tidak hanya dimaksudkan
untuk membuat laporan kepada atasan yang kemudian di “peti es” kan.
Hasil evaluasi program supervisi pendidikan berarti fungsional apabila
dapat digunakan untuk memperbaiki situasi yang ada pada saat itu.
Dengan demikian evaluasi program supervisi pendidikan benar-benar

10
memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kegunaan langsungnya adalah dapatnya hasil evaluasi digunakan
untuk perbaikan apa yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak
langsungnya adalah hasil evaluasi itu dimanfaatkan untuk penelitian
atau keperluan lainnya.

7. Diagnostik.
Evaluasi program supervisi pendidikan hendaknya mampu
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan
apa yang dievaluasi sehingga dapat memperbaikinya. Oleh sebab itu
setiap hasil evaluasi program supervisi pendidikan harus
didokumentasikan. Bahan-bahan dokumentasi hasil evaluasi inilah
yang dapat dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan atau
kekurangan-kekurangan yang kemudian harus diusahakan jalan
pemecahannya.

E. Pentingnya Evaluasi Program Supervisi Pendidikan

Keefektifan dan kesuksesan pelaksanaan program supervisi pendidikan


perlu sekali untuk diketahui sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan
dalam mengadakan perbaikan atas segala pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh supervisor. Perlunya pengembangan evaluasi program
supervisi dan kepemimpinan dikarenakan beberapa landasan sebagai
berikut:
1. Perlunya penerapan dan pemeliharaan berbagai pelayanan sesuai dengan
fungsi supervisi pendidikan.
2. Perlunya penilaian terhadap pelayanan yang telah diberikan kepada para
anggota/staf
3. Perlunya perencanaan perbaikan personil supervisi, prosedur supervisi, dan
pelayanan supervisi.
4. Perlunya untuk pencarian, latihan, dan seleksi kepala sekolah dan supervisor
agar mencapai kualifikasi ketrampiIan dan kemampuan tertentu.

Sebagaimana guru dan murid-murid dapat menarik keuntungan baik secara


langsung maupun tidak langsung atas evaluasi terhadap pertumbuhan guru
dan murid, begitu pula supervisor dan administrator dapat mengambil

11
keuntungan dari evaluasi terhadap pekerjaannya sendiri sebagai pemimpin
pendidikan. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana membuat
evaluasi itu menjadi valid, reliable, dan obyektif. Valid menunjukkan kete-
patan sasaran yang memang harus dievaluasi. Relieble menunjukkan
ketepatan instrumen evaluasi jika diberlakukan kepada obyek yang sama
atau berbeda dalam waktu yang berbeda dengan kondisi yang relatif sama.
Sedangkan obyektif menunjukkan kerealistisan evaluasi yang mendasarkan
diri pada kenyataan yang ada.

F. Proses Evaluasi Program Supervisi Pendidikan


Dalam proses evaluasi di bidang supervisi pendidikan seorang supervisor
dapat mempertimbangkan untuk melakukan sendiri (single - process) atau
bersama-sama dengan stafnya (cooperative process). Mengingat bahwa
supervisi pendidikan bukan tanggung jawab pribadi supervisor, melainkan
merupakan karya dan tanggung jawab bersama, maka evaluasi sebagai
bagian yang esensial untuk menilai keberhasilan program supervisi
pendidikan haruslah dilakukan secara kooperatif dengan berlandaskan
pada prinsip prinsip supervisi pendidikan haruslah dilakukan secara
kooperatif dengan berlandaskan pada prinsip prinsip pendidikan yang
demokratis dimana seluruh staf dan pihak-pihak yang berkepentingan
diikutsertakan atau wakil-wakilnya yang representative dan dikerahkan
untuk proses evaluasi dalam suatu wadah "musyawarah”.

Proses evaluasi program supervisi pendidikan pada dasarnya berupa


prosedur, tahapan-tahapan, atau langkah-langkah yang perlu ditempuh
oleh supervisor dalam mengevaluasi keberhasilan program supervisi
pendidikan. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh meliputi
merumuskan tujuan evaluasi menyeleksi alat-alat evaluasi, menyusun alat
evaluasi, menerapkan alat evaluasi, mengolah hasil-hasil evaluasi,
menyimpulkan hasil evaluasi, dan sebagai langkah terakhir adalah follow
up. Lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan langkah-langkah tersebut satu
persatu.

1. Merumuskan tujuan evaluasi.

12
Supervisor dalam wadah tersebut pertama-tama harus menentukan
bersama apa yang hendak dicapai dalam program evaluasinya. Dalam
proses yang bersifat kooperatif dibutuhkan waktu untuk mencapai
kesepakatan tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai yang merupakan
pedoman dan arahan dalam menentukan aspek-aspek yang akan
dievaluasi. Untuk mempermudah proses perumusan tujuan sebaiknya
terlebih dahulu diadakan survey atau penelitian sebagai usaha
menginventarisasi kebutuhan-kebutuhan evaluasional suatu situasi,
misalnya dengan cara:
a. metode analisa: menganalisis tujuan-tujuan umum pendidikan dan
supervisi pendidikan yang telah dituangkan dalam program
supervisi pendidikan. Metode ini digunakan untuk menganalisa
kebutuhan-kebutuhan untuk mengevaluasi.
b. Metode angket: mengumpulkan pendapat-pendapat secara tertulis
dari pihak-pihak yang bersangkutan, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam rangka menentukan kebutuhan-
kebutuhan.
c. metode wawancara: menanyakan langsung secara lisan
pendapat-pendapat dari pihak-pihak yang bersangkutan mengenai
kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Sehubungan dengan adanya penelitian atau survey ini kiranya perlu


ada panitia khusus atau panitia survey.Panitia ini tidak cukup hanya
menyusun suatu daftar mengenai tujuan –tujuan pokok yang hendak
dicapai dalam program evaluasi supervisi pendidikan, tetapi hendaknya
tujuan –tujuan itu dirinci dan dirumuskan secara definitif agar lebih jelas
sasaran evaluasinya.

2. Penyeleksi alat-alat evaluasi


Sebenarnya alat-alat evaluasi pendidikan sangat banyak baik alat-alat
yang dapat dikelompokkan didalam teknik tes maupun teknik non tes.
Tetapi tidak semua alat-alat yang secara formal telah disusun secara
terstandar dalam evaluasi pendidikan itu sesuai dan dapat digunakan
untuk setiap tujuan evaluasi program supervisi pendidikan. Oleh sebab
itu supervisor pendidikan bersama-sama stafnya perlu mengadakan
pilihan atau menyeleksi alat-alat yang sekiranya lebih cepat dan lebih

13
baik untuk digunakan dalam situasi tertentu.

3. Menyusun alat evaluasi


Bagi beberapa tujuan program evaluasi supervisi pendidikan alat-alat
formal seperti tes, skala penilaian atau bentuk-bentuk lainnya yang
tidak sesuai walaupun telah disusun secara terstandar. Apalagi di
Indonesia alat-alat semacam itu masih sangat terbatas dan kebanyakan
masih merupakan terjemahan dari berbagai evaluasi asing.
Jika terjadi yang demikian itu supervisor pendidikan bersama stafnya
harus menyusun sendiri alat-alat evaluasi yang dibutuhkan. Dalam
hubungannya dengan hal tersebut, supervisor perlu memiliki
pengetahuan yang cukup luas tentang betuk-bentuk tes sehingga dapat
membantu staf dan atau menyusun sendiri alat-alat evaluasi yang
dibutuhkan.

Dalam proses penyusunan alat-alat evaluasi ini panitia atau penyusun


hendaknya mengajak pula pihak-pihak yang berkepentingan untuk
menyumbangkan ide-ide bagi perumusan item-item (pernyataan-
pernyataan/pertanyaan-pertanyaan) yang diperlukan. Misalnya tiap
guru diberi kesempatan menyatakan beberapa aspek mengenai
“kepemimpinan” jika hendak mengevaluasi tentang efektifitas
kepemimpinan kepala sekolah, atau mengenai “perasaan kelompok”
jika hendak mengevalusi tentang ketrampilan-ketrampilan ketua dalam
memimpin rapat dan sebagainya.

Jika semua sumbangan pikiran itu telah diterima, harus dituangkan


dalam suatu bentuk tertentu dan diperbanyak untuk disampaikan
kembali kepada guru-guru untuk dikoreksi atau diperbaiki. Hasil terakhir
setelah disempurnakan, dirumuskan dalam bentuk yang permanen
dapatlah digunakan sebagai alat evaluasi yang disusun sendiri.

4. Menerapkan alat-alat evaluasi


Alat-alat evaluasi yang telah disusun sendiri untuk menilai suatu situasi
diterapkan yaitu disebarkan kepada pihak –pihak yang bersangkutan (
sample) untuk dijawab. Semua lembaran dikumpulkan atau
dikembalikan kepada panitia secara bebas tanpa membading-

14
bandingkan jawaban seseorang dengan seseorang yang lain. Untuk
menghindari saling terpengaruh opini orang lain maka perlu
ditandaskan bahwa pada saat memberikan jawaban/ pertimbangan
supaya lepas dari pendapat orang lain.

5. Mengolah hasil-hasil evaluasi


Hasil-hasil yang diperoleh dalam evaluasi perlu diolah menurut tata
cara tertentu.Dalam hal ini kiranya perlu dibentuk suatu sub panitia
khusus untuk menganalisis hasl-hasil yang diperoleh. Adapun tata cara
pengolahan biasanya meliputi kegiatan yang dimulai dari kegiatan
pemeriksaan berkas kemudian, diseleksi, diklasifikasi, dan mungkin
saja perlu pula perhitungan-perhitungan statistik seperti menghitung
prosentase, men-tabulasi, dan seterusnya. Hasil Pengolahan tersebut
perlu diiterprestasikan guna memperoleh kesimpulan-kesimpulan
tertentu mengenai “sampai dimana terwujudnya tujuan” supervisi
pendidikan yang telah ditetapkan.

6. Menyimpulkan hasil-hasil Evaluasi


Tidaklah mudah mengintrepretasikan dan menyimpulkan hasil-hasil
suatu kegiatan evaluasi . Suatu sub panitia khusus dapat melakukan
fungsi ini dengan baik dan efektif apabila terpilih dari mereka yang
cukup ahli untuk mengadakan analisis terhadap hasil-hasil dan
implikasi-implikasinya bagi tindakan. Supervisor dapat memanfaatkan
hasil-hasil evaluasi ini semaksimal mungkin.

7. Follow Up Evaluasi
Agar evaluasi terhadap program supervisi pendidikan bermanfaat perlu
sekali dipikirkan oleh supervisor akan tindak lanjutnya. Biasanya tindak
lanjut atau follow up dari hasil-hasil evaluasi yang diperoleh perlu sekali
mendapat supervisi yang seksama dan kontinyu dari supervisor dalam
rangka pengembangan program supervisinya.

15
BAB III
EVALUASI DALAM SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Hakekat Evaluasi
Dewasa ini banyak diakui bahwa kemajuan dan perbaikan dalam
pendidikan tergantung pada pengukuran hasil aktivitas pendidikan dan
evaluasi terhadap pengukuran itu berdasar atas kreteria atau standar
tertentu. Kedua faktor tersebut yaitu pengukuran dan penilaian memiliki
interdepensi. Pengukuran berusaha menetapkan jumlah hasil pendidikan
sedangkan penilaian berusaha menetapkan harganya secara kualitatif.
Begitu pula dalam supervisi pendidikan, pengukuran dan penilaian
digunakan untuk menentukan keberhasilan aktivitas supervisi pendidikan
dalam hal ini merupakan program perbaikan. Pengukuran menyangkut
penentuan jumlah perubahan yang diharapkan dalam belajar mengajar
sedangkan penilaian berkenaan dengan penentuan harga terhadap
perubahan-perubahan atau hasil-hasil yang dicapai.

Dalam merancang program evaluasi program supervisi pendidikan,


supervisor harus mempertimbangkan tiga faktor, yaitu ruang lingkup
evaluasi, metode evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi. Marilah kita
bahas secara singkat faktor-faktor tersebut dengan harapan sehingga dapat
memahami secara jelas mengenai ruang lingkup yang harus dievaluasi,
metode yang dapat digunakan, dan penggunaan dari hasil evaluasi yang
telah dilaksanakan.

1. Ruang lingkup evaluasi


Ruang lingkup yang dimaksudkan disini adalah aspek-aspek apa saja
yang akan dievaluasi. Dalam mengevaluasi program supervisi
pendidikan aspek-aspeknya bisa mencakup aspek murid, guru, fasilitas
dan sebagainya.Evaluasi terhadap masing-masing aspek tersebut
harus lengkap.Dikatakan evaluasi yang lengkap apabila menyangkut
segala aspek yang lengkap dan menyangkut segala aspek kehidupan

16
masyarakat dan sekolah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
murid dan guru. Sebagai contoh jika akan mengevaluasi pertumbuhan
pendidikan murid, harus menilai kehidupan rumah tangganya,
kehidupan masyarakatnya, kehidupan sekolahnya, peralatan di
sekolahnya, dan reaksinya terhadap guru. Begitu pula jika akan
mengevaluasi perkembangan guru, perlu menilai kedisiplinan guru.
Kemampuan guru mengelola kelas, status sosial ekonominya, dan
sebagainya. Semakin lengkap aspek-aspek yang dievaluasi akan
semakin banyak pula informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi
tersebut dan selanjutnya akan semakin tepat pula dalam mengambil
kesimpulan.

2. Metode Evaluasi
Memang secara tradisional skala penilaian sering digunakan sebagai
instrumen atau alat untuk menilai guru dan murid. Tetapi sebenarnya
dalam evaluasi supervisi pendidikan yang modern metode tradisional
tetap digunakan tetapi juga dilengkapi dengan metode-metode lain,
yang dengan demikian hasil evaluasi yang dapat diperoleh dengan tes
dapat dipadukan dengan hasil evaluasi yang diperoleh dari metode-
metode lain dengan harapan memperoleh hasil yang maksimal.
Metode-metode yang juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
supervisi pendidikan adalah catatan anekdot, catatan pertumbuhan,
daftar cek, inventory, interview.Kesemuanya dapat digunakan untuk
mengukur aspek-aspek fisik, sosial, emosional, status, dan
pertumbuhan mental.

3. Penggunaan hasil evaluasi


Manfaat evaluasi supervisi pendidikan banyak sekali khususnya
pelaksanaan supervisi pendidikan yang harus menyusun program
supervisi pendidikan. Dengan pelaksanaan evaluasi supervisi
pendidikan ini dapat memperoleh, informasi tentang kebutuhan-
kebutuhan pada diri yang dinilai, kemudian dapat dijadikan dasar
merancang pengalaman-pengalaman untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan itu. Hasil evaluasi juga dapat digunakan untuk menentukan
sampai seberapa jauh tujuan-tujuan telah dicapai tujuan berikutnya.

17
Bahkan dari itu melalui evaluasi ini dapat juga diketahui kekuatan-
kekuatan dan digunakan kelemahan-kelemahan setiap individu.
Dengan informasi ini guru dan supervisor dapat secara obyektif
merancang pengalaman belajar berikutnya.

B. Dasar-dasar Evaluasi
Keberhasilan supervisi pendidikan dapat dievaluasi dengan mengukur
perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan yang ada pada periode
waktu tertentu dalam keseluruhan program pendidikan. William H.Burton
dan Leo J Bruekner menyebutkan bidang-bidang yang akan diubah dalam,
evaluasi

keberhasilan program supervisi pendidikan sebagai berikut:


1.Pertumbuhan dan perkembangan anak didik dalam mencapai tujuan
pendidikan.
2.Perbaikan kurikulum.
3.Perbaikan praktik pengajaran, termasuk perkembangan pribadi guru.
4.Perbaikan atau peningkatan kualitas dan pemberdayagunaan kualitas
materi pelajaran dan alat bantu belajar mengajar.
5.Perbaikan hubungan sekolah dengan masyarakat.( William H.Burton dan
Leo J Bruekner, 1966,)

Selain dari perubahan-perubahan seperti diatas sebagai dasar evaluasi


bisa juga memperhatikan hal-hal lain, misalnya hasil kepemimpinan yang
dicapai oleh mereka yang bertanggung jawab atas perbaikan belajar
mengajar, pengukuran terhadap tujuan-tujuan program supervisi yang telah
dicapai, aktifitas-aktifitas supervisor sehari-hari.

Untuk memperoleh data evaluasi yang lengkap perlu digali berbagai


informasi. Informasi ini bisa datang dari staf sekolah dan dokumen-
dokumen yang ada disekolah.Banyak metode yang dapat digunakan untuk
mengali data ini, anatara lain dengan wawancara, observasi, angket,
dokumen bidang studi. Kelengkapan yang akan dijadikan dasar
pengambilan kesimpulan sangat penting. Makin lengkap data yang kita
peroleh makin mendekati ketepatan dalam mengambil kesimpulan.

18
Selain mempertimbangkan metode-metode yang akan digunakan untuk
memperoleh data yang lengkap, perlu kirannya juga mempertimbangkan
pendekatan-pendekatan apa yang akan ditempuh dalam mengevaluasi
supervisi pendidikan. Pada dasarnya ada dua pendekatan yang dapat
digunakan oleh supervisi dalammengevaluasi supervisi pendidikan, yaitu
pendekatam berdasarkan kriteria dan pendekatan yang berdasarkan
norma.

1. Pendekatan evaluasi berdasarkan kriteria


Evaluasi yang menggunakan pendekatan ini mendasarkan diri pada
ukuran mutlak. Istilah lain pendekatan ini adalah “Criterion Reverence
Evaluation Approach”. Pendekatan ini menjelaskan bahwa sebelum
supervisor mengadakan evaluasi ia telah menentukan patokan atau
kriteria sebagai
17
ukuran keberhasilan pelaksanaan supervisi pendidikan. Patokan ini
telah dipegang teguh sebelumnya sehingga penentuan keberhasilan
pelaksanaan program supervisi pendidikan didasarkan pada patokan
atau kriteria ini.

Sebagai contoh supervisor menetapkan bahwa hasil evaluasi nanti,


apabila seseorang telah mencapai skor 65 ke atas, maka dapat
dikatakan bahwa pelaksanaan supervisinya berhasil, sedangkan
apabila mencapai skor 64 ke bawah, maka dapat dikatakan Bahwa
pelaksanaan supervisinya tidak berhasil. Contoh lain misalnya
supervisor membuat kelas interval dengan skor-skor hasil evaluasinya
seperti berikut ini.
a. Skor 00 - 20 adalah sangat kurang
b. Skor 21 - 40 adalah kurang
c. Skor 41 - 60 adalah cukup
d. Skor 61 - 80 adalah baik
e. Skor 81 - 100 adalah sangat baik

Begitulah seterusnya Supervisor bisa membuat bersama stafnya


tentang kriteria yang akan digunakan dalam mengevaluasi supervisi
pendidikan. Tetapi yang perlu diingat oleh supervisor adalah bahwa

19
patokan atau kriteria telah dibuat sebelumnya terus dipegang teguh
secara murni sebab ciri itulah yang berhasil pada pendekatan evaluasi
berdasarkan kriteria.

2. Pendekatan evaluasi berdasarkan norma.


Pendekatan ini disebut juga “Norm reference Evaluation Approch”.
Pendekatan menggunakan ukuran yang relatif. Hasil nilai yang
diperoleh untuk aktivitas tertentu berasal dari pengolahan skor-skor
dengan norma tertentu. Pendekatan ini digunakan apabila menilai lebih
dari satu supervisor, sehingga dapat membandingkan hasil evaluasi
seseorang dengan hasil evaluasi orang lain. Dari sini dapat diketahui
kedudukan seseorang dalam keseluruhan teman lainnya. Nilai
seseorang belum dapat diketahui sebelum dicari rata-rata skor
kelompok, kemudian skor masing-masing orang dibandingkan dengan
skor rata-rata itu. Biasanya skor rata-rata ini digunakan untuk
menentukan nilai sedang atau batas nilai keberhasilan seperti nilai 6
dalam skala 1 – 100.

Sebagai contoh adalah sebuah evaluasi yang skor maksimalnya 50.


Berarti apabila berhasil mutlak akan mendapatkan skor 50. setelah
dikumpulkan hasil penilainnya diketemukan hasil tertinggi dan hasil
terendah 20, semua
skor yang diperoleh ini sesuai dengan jumlah yang di nilai di jumlahkan
yang kemudian di bagi jumlah responden yang dinilai. Hasil pembagian
tersebut adalah 23. Berarti responden yang mendapatkan skor 25 akan
memperoleh nilai 6, sedangkan untuk nilai responden lainnya tinggal
menyesuaikannya, misalnya dengan membaca skala interval seperti
berikut:
a. Skor 39 - 42 akan mendapatkan nilai 10
b. Skor 35- 38 akan mendapatkan nilai 9
c. Skor 31 - 34 akan mendapatkan nilai 8
d. Skor 27 - 30 akan mendapatkan nilai 7
e. Skor 23 - 26 akan mendapatkan nilai 6
f. Skor 19 - 22 akan mendapatkan nilai 5
g. begitulah seterusnya

20
Contoh di atas adalah jalan termudah. Namun sebenarnya pendekatan
norma dalam penilaian dapat dilakukan melalui nilai-nilai baris skor-skor
mentah, dapat melihat ranking, Kemudian dicari mean atau rata-rata
hitung serta standar deviasinya. Setelah ini ditentukan skor standar
sehingga dari skor standar ini dipindahkan ke nilai, yang menggambar-
kan kualitas.

Selanjutnya ditinjau dari cara menggambarkan hasilnya ada dua cara,


yaitu bisa berupa penilaian kuantitatif dan Penilaian Kualitatif. Dengan
cara penilaian kuantitatif, cara penilaian ini hasilnya di wujudkan dalam
bentuk angka-angka hasil penilaian ini sudah menggambarkan kualitas
dari apa yang telah di nilai. Jadi bukan lagi berupa skor mentah yang
baru menggambarkan hasil pengukuran yang menunjukkan frekuensi
atau jumlah. Sedangkan dengan cara penilaian ini hasilnya di wujudkan
dalam bentuk pernyataan dengan kata-kata. Misalnya: Baik, cukup
kurang sangat kurang dan sebagainya. Biasanya cara penilaian
kualitatif ini akan lebih obyektif apabila didasarkan atas pengolahan
data yang berupa angka juga Sebab tidak mudah begitu saja
mengatakan baik apabila tidak didasari oleh data tertentu. Begitu pula
kreteria “Baik” itu harus jelas mengapa dikatakan demikian.

C. Kriteria Evaluasi Program Supervisi Pendidikan


Program evaluasi harus didasarkan atas kriteria sebagai arahan untuk
menentukan daya yang harus dikumpulkan dan sebagai dasar untuk
menginterpretasi data. Dalam mengembangkan kriteria ini perhatian harus

difokuskan pada faktor-faktor primer dan ultimat, jadi bukan faktor-faktor


sekunder. Hal ini dimaksudkan agar hasil evaluasi dapat mencapai
keobyektifan yang tinggi. Kriteria bisa didasarkan atas kesuksesan
pengalaman sekolah lain sebagai penentu. Hal ini dapat dilakukan dengan
studi program supervisi, penemuan-penemuan penelitian, opini para guru
staf, murid-murid dan pelengkapan fisik yang ada di masing-masing
sekolah.
Secara umum evaluasi supervisi pendidikan harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:

1. Harus mengukur tujuan yang ingin dicapai

21
Apabila tujuan supervisi pendidikan adalah demi peningkatan atau
perbaikan proses belajar mengajar, maka evaluasi program supervisi
pendidikan pun harus diarahkan untuk menilai apakah program
supervisi pendidikan itu sudah mencapai tujuan atau belum. Disamping
itu evaluasi supervisi pendidikan juga harus diorientasikan pada tujuan
evaluasi itu sendiri. Tujuan evaluasi itu sendiri dapat berupa identifikasi
atau inventarisasi pembinaan dan pengembangan sebagai umpan balik
dan sebagai pengecekan.

2. Obyektif
Obyektif pada pembahasan ini berarti sesuai dengan kenyataan yang
dilaksanakan oleh program supervisi pendidikan. Apabila program
supervisi pendidikan baik hasilnya, maka katakanlah baik, dan apabila
kurang berhasil katakanlah kurang berhasil. Keberanian
mengungkapkan adanya itulah yang menjamin keobyektifan evaluasi.
Tentu saja perlu adanya kelengkapan data dan pelibatan semua pihak
dalam evaluasi. Antara penilai dan pihak yang dinilai harus ada saling
keterbukaan.

3. Lebih didasarkan atas observasi daripada hasil interpretasi.


Interpretasi adalah aktivitas memanda dan memberikan opini kepada
suatu obyek. Hal ini akan mengandung subyektifan penilai. Interpretasi
dapat digunakan untuk menganalisa hasil observasi yang berupa data.

4. Mengukur proses dan hasil


Kegiatan supervisi pendidikan selalu berproses. Hasil yang dicapai
adalah terwujud dari proses yang berlangsung sebelumnya. Hal ini
sesuai dengan prinsip kontinyu dalam evaluasi supervisi pendidikan
pendidikan . Oleh sebab itu evaluasi tidak hanya dilakukan setelah hasil
supervisi pendidikan terwujud, tetapi selama proses supervisi dilakukan
harus diadakan penilaian.

5. Dilaksanakan dengan penuh kerjasama


Dalam efektivitas evaluasi supervisi pendidikan, supervisor tidak perlu
berada sendiri. Untuk menilai kegiatan atau aktivitas supervisi ia dapat
bekerja sama dengan guru-guru dan bahkan dapat juga bersama

22
dengan murid-murid dalam porsi kecil, atau mungkin perlu juga bekerja
sama dengan supervisor lainnya. Oleh sebab itu evaluasi supervisor
sendiri, tetapi juga bekerja sama dengan orang lain. Dengan demikian
data dapat diperoleh lebih lengkap karena datang dari banyak sumber.

Suatu program evaluasi harus didasarkan pada kriteria yang merupakan


petunjuk dalam menentukan data apa yang akan dinilai dan sebagai dasar
dalam mencari/menginterpretasikan data. Dalam hal ini perhatian harus
difokuskan pada masalah primer bukan pada daya yang sekunder. Dasar
pemuatan kriteria tersebut dapat didasarkan pada pengalaman-
pengalaman sekolah lain dalam rangka pelaksaaan program supervisi
(supervisory program), penemuan-penemuan studi riset, pendapat-
pendapat para ahli didik, dan potensi khusus dari staf, siswa dan
perlengkapan fisik sekolah.

23
BAB IV
EVALUASI KEBERHASILAN GURU DALAM KONTEKS
EVALUASI PROGRAM SUPERVISI PENDIDIKAN
SERTA PEMBIAYAAN

A. Pengertian
Disadari bahwa betapa pentingnya evaluasi bagi suatu pekerjaan yang
nantinya berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan maka
dapat dikatakan bahwa tidak hanya siswa yang harus dievaluasi, melainkan
semua aspek dalam Program Supervisi Pendidikan juga mutlak dievaluasi.
Adapun aspek itu yakni: aspek personel, material, dan operasional, dan
sosial. Salah satu aspek personel ini adalah guru.

B. Tujuan Evaluasi Keberhasilan Guru


1. Meningkatkan perhatian guru pada pengembangan profesinya.
2. Memberi kesempatan guru-guru menumbuhkan kemampuannya dan
diharapkan guru itu dapat secara kontinyu berusaha mencapai standar
maksimal.
3. Membantu guru bekerja sama secara horizontal dan vertical.
4. Membantu guru dalam self corection dan kritik diri sehingga guru itu
dapat mengikuti kebaikan dan kelemahan dirinya.
Dengan demikian dapat diketahui betapa pentingnya evaluasi keberhasilan
guru, selain untuk mengetahui keberhasilan program supervisi pendidikan,
juga penting bagi kepala sekolah, guru, serta siswa.

C. Prinsip-prinsip dalam Evaluasi Keberhasilan Guru


Ada tujuh prinsip dalam evaluasi keberhasilan guru dalam konteks evaluasi
program supervisi pendidikan, yaitu komprehensif, kooperatif, kriteria yang
valid, bersifat diagnostik, kontinyu, obyektif, dan fungsional.
1. Dengan komprehensif, dalam evaluasi ini harus komprehensif atau
menyeluruh yakni mencakup aspek personal, professional serta
sosialnya.
2. Dengan kooperatif, Kepala sekolah melibatkan semua personal dalam

24
evaluasi ini
22
3. Dengan mengunakan kriteria yang Valid, sebelum evaluasi diadakan,
kepala sekolah harus menentukan dulu kreteria bagi guru yang
berhasil. Lalu pada saat pelaksanaan maka kita gunakan kreteria yang
telah ada.
4. Dengan bersifat diagnostik, setelah evaluasi dapat diketahui kebaikan
dan kelemahan guru. Dan dari data yang ada kepala sekolah harus
dapat menemukan atau mendiagnosa sumber masalah.
5. Dengan kontinyu, evaluasi dilaksanakan secara bertahap dan terus
menerus.
6. Dengan obyektif, dalam menafsirkan hasil evaluasi harus didasarkan
pada kenyataan atau apa adanya. Bila baik dikatakan baik dan buruk
dikatakan buruk.
7. Dengan fungsional, hasil evaluasi dapat digunakan untuk membina
pertumbuhan jabatan guru.

D. Aspek-aspek yang dinilai


Adapun aspek yang dinilai dalam evaluasi keberhasilan guru ini meliputi:
aspek personal guru, aspek Profesioanal guru, aspek Sosial guru. Untuk
memudahkan evaluator maka ketiga aspek itu masih dapat dijabarkan lagi
sebagai berikut:
1. Aspek personal, meliputi:
a. Penampilan sehari-hari
b. Cara berbicara dan berinisiatif
c. Keseimbangan emosi
d. Keramah tamahan
2. Aspek Profesional
a. Perencanaan mengajar
b. Pada saat kegiatan belajar mengajar
c. Evaluasi pembelajaran
3. Evaluasi sosial
a. Hubungan dengan kepala sekolah baik
b. Hubungan dengan guru lain baik

25
c. Hubungan dengan petugas TU baik
d. Hubungan dengan petugas lainnya baik
e. Hubungan dengan murid baik
f. Hubungan dengan orang tua murid baik
g. Hubungan dengan masyarakat baik

Rincian diatas masih dapat dikembangkan lagi sesuai dengan kemampuan


supervisor

E. Indikator Keberhasilan Guru


Pada zaman dahulu atau tradisional penilaian terhadap pekerjaan guru
bertalian penghargaan terhadap personil. Pada umumnya bermacam-
macam rumusan sudah mengutamakan kreteria yang telah dikelompokkan
menjadi:

1. Proses
Pada prinsipnya proses adalah membahas tentang evaluasi guru dan
faktor-faktornya :
a. bagaimana guru merancang situasi belajar

b. berbagai macam interaksi guru dan siswa

c. analisis tingkah laku

2. Kerakteristik guru
Meliputi aspek IQ kepribadian dan atribut personal lainnya.
Dari dua nomor di atas seiring perkembangan zaman muncullah unsur
yang nomor tiga.

3. Produk
Keberhasilan guru dapat dilihat perubahan tingkah laku siswa. Pada
masa ini mereka beranggapan bahwa evaluasi merupakan kegiatan
akhir dari suatu proses mengajar. Kriteria hasil pekerjaan guru menjadi
salah satu ukuran pekerjaan guru yang lebih mengutamakan jumlah
dan keefektifan. Indikator keberhasilan guru dapat dikemukakan
sebagai berikut:

a. Silabus

26
Guru mampu menyusun silabus yaitu rencana pembelajaran pada
suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian

1. Menyusun Rencana Program Pembelajaran


Seorang guru harus merencanakan pembelajaran untuk
mempermudah PBM sehingga lebih bermakna.Kemudian
dituntut juga untuk lebih mempertimbangkan dari pelajaran
yang diberikanpada anak.Selain itu harus memiliki tujuan
pembelajaran yakni membentuk kepribadian anak didik dengan
memberikan sejumlah materi pelajaran. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam merencanakan pelajaran, antara lain
siswa sebagai orang yang terlibat dalam situasi pembelajaran,
waktu digunakan dalam pembelajaran, urutan materi yang
dibahas, rangkaian perkembangan proses berpikir dan
ketrampilan yang akan dikembangkan pada siswa, Alat peraga
yang digunakan, penilaian pelajaran yang diberikan.

2. Proses Belajar Mengajar


Keberhasilan guru dapat juga diketahui dengan melihat bagaimana
sikap dan tindakan guru dalam PBM. Adapun program PBM ini
dapat dibagi menjadi:

a. Proses Belajar Mengajar pada umumnya


1) Apakah guru menyajikan materi pelajaran. Artinya siswa
dapat menerima penjelasan guru atau dengan kata lain
apakah materi yang diajarkan bias dipahami dengan baik
maka ia dapat diketegorikan sebagai guru yang berhasil.
2) Apakah guru mengunakan metode yang bervariasi
diketahui betapa pentingnya penggunaan metode yang

27
bervariasi, karena hal ini bisa mengatasi kejenuhan pada
siswa dalam kegiatan belajar mengajar
3) Apakah guru mampu mengintegrasikan pengalaman
belajar dalam keberhasilannya dapat dilihat dengan
seberapa jauh siswa dapat mengikuti pembelajaran yang
telah dirancang guru. Siswa dapat mengikutinya dengan
baik maka ia dapat dikategorikan guru yang berhasil.
4) Apakah guru mampu mengunakan alat bantu belajar.

b. Ketrampilan khusus mengajar


1) Apakah: guru mampu membuka pelajaran. Disini
dapat diketahui guru mampu membuka pelajaran
dengan baik atau tidak. Karena membuka pelajaran
yang baik dan benar adalah usaha guru dalam
menciptakan situasi balajar yang optimal.
2) Apakah guru atau menutup pelajaran dengan baik.
Pada akhir pelajaran guru yang berhasil dapat
menutup pelajaran dengan menyimpulkan yang telah
diterangkan atau memberikan tugas-tugas sebagai
langkah tindak lanjut.
3) Apakah guru mampu mengajukan pertanyaan
dengan tepat. Pertanyaan dari guru hendaknya tidak
membingungkan atau menimbulkan beberapa
alternatif jawaban. Dan sebaiknya pertanyaan
mengacu pada materi.
4) Apakah guru mampu memotivasi siswa. Seorang
guru hendaknya dapat mengusahakan rasa antusias
siswa, sehingga mereka merasa terdorong untuk
mengikuti pelajaran.
5) Apakah guru mampu menilai siswa
6) Apakah guru mampu memberikan umpan balik dan
keterampilan-keterampilan lainnya

28
c. Pengelolaan Kelas
1) Apakah guru memelihara kedisiplinan. Disini guru
memberi contoh disiplin serta dapat bertingkah laku
yang mencerminkan sebagai guru yang
bertanggungjawab.
2) Apakah guru memperhatikan keluhan siswa.
Sedapat mungkin keluhan siswa diperhatikan dan
bersama-sama dengan siswa mencari
pemecahannya.
3) Apakah guru menghargai pertanyaan siswa. Guru
yang berhasil akan memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya dan memperhatikan pertanyaan itu.
4) Apakah guru memelihara lingkungan fisik. Guru
diharapkan untuk menetralisir suasana kegiatan
belajar mengajar di kelas.
5) Apakah guru menghargai pendapat murid
6) Apakah guru menciptakan suasana kelas yang
kondusif.

d. Evaluasi Hasil Belajar Siswa


1) Apakah guru mengadakan evaluasi. Guru yang
dapat dikategarikan berhasil adalah bila pada setiap
satuan waktu tertentu adalah bila pada satuan waktu
tertentu mengadakankan evaluasi untuk mengetahui
sejauh mana materi telah dikuasai Siswa.
2) Apakah guru mengolah hasil evaluasi. Evaluasi yang
telah dilaksnakan harus segera dikoreksi dan diolah
menjadi nilai-nilai.
3) Apakah guru mengadakan follow Up. Setelah diolah
akan diketahui tingkat penguasaan siswa, sehingga
dapat melihat langkah-langkah apa yang dilakukan
guru melihat hasil evaluasi ini.

e. Pendayagunaan Sumber

29
Hal ini berkaitan dengan ketrampilan atau kemampuan
guru di dalam mengunakan sumber-sumber yang baik
disekolah maupun yang ada di lingkungan
masyarakat.Sumber belajar bagi siswa di sekolah lebih
baik guru tidak mengunakan satu buku saja, tapi melatih
siswa untuk mendayagunakan sumber atau buku yang
tersedia di perpustakaan.Di samping itu lingkungan
masyarakat masih banyak yang dapat didayagunakan
sebagai sumber belajar. Misalnya: museum, kebun raya,
kebun binatang, dan lain-lain.

f. Pekerjaan Siswa
Seorang guru harus memberikan pekerjaan untuk
dikerjakan siswa di rumah.Yang kemudian dikumpulkan,
dikoreksi dan dikembalikan pada siswa dan dibahas
kembali soal yang tidak dapat dikerjakan siswa dengan
baik.

g. Perpustakaan Kelas
Keberhasilan guru juga dapat ditentukan bagaimana ia
dapat mendayagunakan perpustakaan yang ada didalam
kelas.

F. Langkah-langkah Evaluasi Keberhasilan Guru


1. Merumuskan Tujuan, yaitu untuk mengevaluasi aspek guru, yakni
mengenai: aspek personal, aspek professional, sspek social
2. Teknik dan Alat yang Digunakan. Teknik tes dan non tes, adapun non
tes dapat terbagi lagi dalam bentuk teknik observasi dengan slat
penilaiannya berupa catatan anekdot, skala penilaian, cek list, kamera
dan tape recorder, teknik wawancara, teknik angket
3. Menyusun Alat Evaluasi

30
SELF EVALUATION CHECK LIST

Guru : ……………………..
Evaluator : ……………………..
Tanggal : ……………………..

No ASPEK YANG DINILAI YA TDK

1. Aspek Personal

a. Penampilan sehari-hari
1. Kelihatan sehat
2. Berpenampilan menarik
3. Ekspresinya baik
4. Berpakaian rapi
5. Berpakaian bersih
6. Bersifat humoris
b. Cara berbicara dan berinisiatif
0. Percakapan mudah didengar
a. Berbicara dengan mengunakan gramatik yang
benar
b. Mampu mengemukakan ide/usul
c. Selalu berinisiatif
c. Keseimbangan emosi
1. Berpikir sebelum bertindak
2. Menerima kritik yang baik
3. Tidak mudah tersinggung
4. Memiliki ketenangan sikap

d. keramah tamahan
1. Sopan sikapnya
2. Tidak sombong
3. Menghormati orang lain

2. Aspek professional

a. Perencanaan mengajar
1. Selalu membuat perencanaan mengajar
2. Mampu merumuskan tujuan
3. Mampu menyusun materi
4. Mampu menyusun KBM
5. Mampu memilih alat bantu mengajar
6. Mampu memilih metode dan sumber belajar
7. Mampu menyusun alat penilaian
b. Pada saat kegiatan belajar mengajar
1. Mampu menyajikan materi belajar mengajar
2. Mampu mengunakan alat bantu mengajar
3. Mampu mengunakan metode

31
No ASPEK YANG DINILAI YA TDK

4. Mampu mengintegrasikan pengalaman siswa


5. Mampu membuka pelajaran dengan baik
6. Mampu menutup pelajaran dengan baik
7. Mampu mengajukan pertanyaan
8. Mampu memotivasi siswa
9. Menghargai pertanyaan dan pendapat siswa
10. Memelihara lingkungan fisik kelas
11. Menciptakan suasana kelas yang konduktif
12. Selalu mengadakan evaluasi akhir pelajaran
13. Mampu mengolah hasil evaluasi
14. Mampu mengadakan tindak lanjut dari evaluasi

3. Aspek Sosial

1. Hubungan dengan kepala sekolah baik


2. Hubungan dengan guru lain baik
3. Hubungan dengan petugas TU baik
4. Hubungan dengan petugas lainnya baik
5. Hubungan dengan murid baik
6. Hubungan dengan orang tua murid baik
7. Hubungan dengan masyarakat baik

1. Menerapkan Alat Evaluasi


Alat evaluasi yang telah disusun, kemudian dibagikan kepada guru-
guru.Caranya adalah masing-masing guru memberikan tanda cek
pada tempat yang disediakan sesuai dengan sikap secara
mengajarnya saat ini. Bila benar maka kolom YA diberi tanda chek
(V), dan bila tidak sesuai beri tanda check pada kolom TIDAK.

2. Mengolah Hasil Evaluasi

Sebelum mengadakan evaluasi kita harus menentukan kriteria yang


akan kita pakai, misalnya:

0 - 40 % kurang berhasil

41- 70 % cukup berhasil

71 - 100 %berhasil

Standar di atas yang akan kita gunakan sebagai kriteria. Instrumen


diatas terdiri dari 37 item, tiap item diberi nilai untuk jawaban “YA”

32
nilainya ……. Sedangkan untuk jawaban “tidak” nilainya 0. Jadi item
keseluruhan adalah ……. Misalnya dalam satu penilaian guru X
mengisi kolom “YA” sebanyak 25 item dan tidak sebanyak 12 item,
maka ia akan mendapat skor sbb:

X : item “ya” x nilai


= 25 x 1
= 25
Untuk mencari prosentase
X : skor mentah x 100 %
Skor ideal
= 25x 100 %
37
= 67,5 %

3. Menyimpulkan Hasil Evaluasi

Dari hasil yang diperoleh, kemudian dibandingkan dengan kriteria


yang telah ditetapkan.

Kesimpulan:

67,5% termasuk dalam katergori Cukup Berhasil

4. Followup
Setelah diketahui hasil evaluasi, kepala sekolah dapat melakukan
tindakan-tindakan untuk peningkatan profesi mengajar masing -
masing guru.
Untuk guru yang kurang berhasil dapat diberikan :
a. Pengarahan pengarahan individual atau kelompok.
b. Saling mengunjungi kelas untuk saling belajar di antara guru.
c. Mengadakan diskusi diskusi tentang hasil evakuai.
d. Hasilnya dapat dipakai sebagai acuan dalam menyusun program
supervisi pendidikan pada periode yang akan datang.

G. Instrumen Supervisi Administrasi KBM dan Supervisi Kunjungan


Kelas

33
1. Suvervisi Administrasi
Instumen Administrasi lebih mengarah kepada persiapan pekasanaan KBM
yang didalamnya terdapat berbagai administrasi penunjang
pembelajaran, seperti ; Kalender Pendidikan, Program Tahunan,
Program Semester, Distribusi Alokasi Waktu, KKM, Silabus, RPP,
Bahan Ajar, Daftar Nilai, Daftar Hadir Siswa, Agenda Harian,dan
sebagainya.

2. Supervisi Kunjungan Kelas


Adalah bagaimana seorang guru melaksanakan KBM yang baik, disamping
sesuai dengan administrasi juga mampu berinteraksi dengan batasan-
batasan sebagai berikut :
a. Mampu menyajikan materi belajar mengajar
b. Mampu mengunakan alat bantu mengajar
c. Mampu mengunakan metode
d. Mampu mengintegrasikan pengalaman siswa
e. Mampu membuka pelajaran dengan baik
f. Mampu menutup pelajaran dengan baik
g. Mampu mengajukan pertanyaan
h. Mampu memotivasi siswa
i. Menghargai pertanyaan dan pendapat siswa
j. Memelihara lingkungan fisik kelas
k. Menciptakan suasana kelas yang konduktif
l. Selalu mengadakan evaluasi akhir pelajaran
m. Mampu mengolah hasil evaluasi
n. Mampu mengadakan tindak lanjut dari evaluasi

3. Format instrument supervisi administrasi


( terlampir )

H. Rencana Pelaksanaan Supervisi

Pelaksanaan supervisi kelas dan supervisi administrasi dillaksanakan


berbarengan artinya manakala seorang guru mau di supervisi kelas, guru

34
tersebut harus mempersiapkan administrasinya sehingga supervisor
langsung menilai keduanya, melalui tahapan :
1. Pemeriksaan dan penilaian administrasi
Dilaksanakan 10 menit pertama pada pelaksanaan KBM
2. Penilaian KBM
Dilaksanakan sepanjang kegiatan belajar mengajar selama 2 X 40
menit.

Pada pelaksanaanya, apabila Kepala sekolah dalam hal ini sebagai


supervisor mendapat halangan,dapat mewakilkan kepada Wakil Kepala
Sekolah yang ditunjuk. Ini dimaksudkan agar semua guru mendapat giliran
disupervisi untuk dijadikan bahan pengolahan penilaian profesinalisme
guru.

Rencana pelaksanaan kegiatan supervisi adalah pada semester 2 yang


dimulai pada minggu ke 2 bulan Januari 2020 sampai dengan minggu ke 2
bulan Pebruari 2020.

Setelah pelaksanaan supervisi, sekolah telah dapat mengukur tingkat


profesiolalitas guru dan follow up nya diharapkan dapat diimplementasikan
pada awal tahun pelajaran 2020/2021.

I. Tim Supervisi Guru

TIM SUPERVISI GURU SMPN 1 SARIWANGI


SEMESTER 1 (GANJIL) TAHUN PELAJARAN 2020/2021

35
Pangkat/Gol/
N0 NAMA PENILAI / N I P Jabatan dalam Tim
Ruang

Drs. SOLIHUDIN Pembina Utama


1. Penanggungjawab
NIP.196111051986031006 Muda / IVc

Drs.IWAN KUSWANDI Pembina Tk. 1 /


2. Ketua
NIP.196607081998021002 IVb

DINDIN
SUFPRIADIN,S.Pd Pembina Tk. 1 /
3. Sekretaris
IVb
NIP.196911271992031003
ETI
NURHAYATI,S.S.,M.Pd
4. Pembina / IVa Anggota
NIP.
197211132006042014

J. Para Supervisor Guru Smpn 1 Sariwangi

PARA SUPERVISOR GURU SMPN 1 SARIWANGI


SEMESTER 1 (GANJIL) TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Pangkat/Gol/
N0 NAMA SUPERVISOR / N I P Mata Pelajaran
Ruang
Drs. SOLIHUDIN Pembina Utama
1. PABP
NIP.196111051986031006 Muda IV/c

Dra. LINA, M.Pd


2. Pembina Tk.1 /IV b PABP
NIP.196801041994032005
BUDI HUSNI, S.Pd
3. Penata TK 1 / III/d PKn
NIP.196904062007011014
Dra. TITI TISNAWATI
4. Pembina Tk.1 /IV b IPS
NIP.196402161999012001

IPIT FITRIAWAN, S.Pd


5. Pembina Tk.1 /IV b IPA
NIP.196801021991031000

6. DINDIN SUPFRIADIN, S.Pd Pembina Tk.1 /IV b MATEMATIKA

36
NIP.196911271992031003

ROSIDAH, S.Pd., M.M


7. Pembina Tk.1 /IV b Bhs. Indonesia
NIP.196408181988032012
ETI NURHAYATI,S.S.,M.Pd
8. Pembina IV/a Bhs, Inggris
NIP. 197211132006042014
Dra. SITI MUHARYATI
9. Pembina Tk.1 /IV b Bhs. Sunda
NIP.196505031997032002
JUWITA, S.Pd
10. Penata III/d SBK
NIP.197504042007012014
Drs. IWAN KUSWANDI
11 Pembina Tk.1 /IV b PJOK
NIP.196607081998021002

Dra. TINI SUHARTINI


12 Pembina Tk.1 /IV b BP/BK
NIP.196208181998022001

K. Jadwal Kegiatan Supervisi Guru


JADWAL KEGIATAN SUPERVISI GURU
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
SEMESTER 1 ( GANJIL )

Jadwal Supervisi Kelas


N NAMA NAMA GURU YANG Mata
0 SUPERVISOR DISUPERVISI Pelajaran Jam
Kelas Hari Tanggal
ke
PABP 9A 3-4 Selasa 6 Okt
Dra. LINA, M.Pd 2020
BUDI HUSNI, S.Pd Pkn 9A 1-2 Kamis 8 Okt
Dra. TITI TISNAWATI IPS 7A 1-2 Selasa 6 Okt
IPIT FITRIAWAN, S.Pd IPA 8F 1-3 Sabtu 17 Okt

1. Drs. SOLIHUDIN DINDIN SUPFRIADIN, Matematika 9C 1-2 Rabu 14 Okt


S.Pd
ROSIDAH, S.Pd., M.M Bhs,Ind 9E 3-4 Kamis 8 Okt
ETI NURHAYATI, S.S., Bhs,Ing 9E 5-6 Kamis 15 Okt
M.Pd
Dra. SITI MUHARYATI Bhs.Snd 8F 3-4 Rabu 14 Okt
Dra. TINI SUHARTNI BP/BK
DADAN NURAHMAN, PABP
9C 2 jumat 9 Okt
2. Dra. Hj. LINA, S.Pd.
M.Pd IMAS HASANAH, S.Ag. 7A 3-4 Jumat 16 Okt
PABP
3. BUDI HUSNI, WIWI TARWILAH, S.Pd. PKn 8A 5-6 Selasa 13 Okt

37
Jadwal Supervisi Kelas
N NAMA NAMA GURU YANG Mata
0 SUPERVISOR DISUPERVISI Pelajaran Jam
Kelas Hari Tanggal
ke
S.Pd
Dra. TITI LILIS SOFIATI K, S.Pd. IPS 8C 1-2 Senin 12 Okt
4. 9B 3-4 Senin 26 Okt
TISNAWATI CICIH, S.Pd. IPS

WAHYUDIN, S.Pd. IPA 7B 1-2 Rabu 28 Okt


YAYAT SAPRUDIN IPA/Prakry 8D 1-2 Selasa 13 Okt
5 IPIT FITRIAWAN,
H. OCEP IPA/Prakry 8D 4-6 Rabu 21 Okt
S.Pd
RUSKANDAR,S.Pd.
DEDE RIDWAN,S.Pd. IPA 9A 3-4 Senin 19 Okt

JUWITA, S.Pd SBK 9E 4 Sabtu 17 Okt


ROSHAYATI, S.Pd Prakarya 9A 5-6 Rabu 14 Okt
Drs. IWAN KUSWANDI PJOK 8D 1-3 Selasa 20 Okt
DINDIN
SUPFRIADIN, Dra. TINI SUHARTINI BP/BK
6.
S.Pd TATI RAHMAWATI, Matematika 7C 5-6 Senin 19 Okt
S.Pd.
HJ. ANI FARDIANI, Matematika 8B 1-2 Senin 19 Okt
S.Pd.
IWAN, S.Pd. M.Pd. Matematika 8E 4-5 Kamis 15 Okt
HJ. TETI SOPIATI, Bhs.Ind 8E 7-8 Senin 12 Okt
S.Pd.
ROSIDAH, S.Pd., 7C 5-6 Selasa 20 Okt
7. IKA KARTIKA DEWI, Bhs.Ind
M.M
S.Pd.
HJ. IIS SITI SUNIASIH, Bhs.Ind 9D 4-5 Senin 12 Okt
S.Pd.
ETI RINI MARINI, S.Pd. Bhs.Ing 8C 1-2 Jumat 16 Okt
8. NURHAYATI,S.S. LINA HERLINA, S.Pd. Bhs.Ing 9C 3-4 Rabu 28 Okt
M.Pd. Bhs.Ing 8C 7-8 Rabu 22 Okt
HJ. N FATIMAH, S.Pd.
PENTI, S.Pd. Bhs.Sunda 7B 5-6 Kamis 22 Okt
9. Dra. SITI
MUHARYATI
NUNUNG SBK 8G 1-2 Senin 26 Okt
10
JUWITA, S.Pd NURHAYATI, S.Pd.
.

ABDUL GANI, S.Pd PJOK 7E 1-3 Kamis 22 Okt


11 Drs. IWAN MUSLIM, S.Pd. TIK 8A 5-6 Senin 26 Okt
. KUSWANDI EKA NUR ARIFIN, TIK 8D 4 Selasa 27 Okt
S.Pd.
ACHMAD CHOLID BP/BK selasa 13 Okt
12 Dra. TINI
LUTFI ARIFIN, S.Pd. BP/BK Kamis 22 Okt
. SUHARTINI
A SURYANI, S.Pd. BP/BK Selasa 27 Okt

L. Rencana Pembiayaan

38
Sesuai dengan ketersediaan dana dalam RKAS yang bersumber dari BOS
Pusat tahun pelajaran 2010/2020 bahwa pengalokasiannya sebagai berikut
:
No Kegiatan Uraian Jumlah
1 Pengadaan perangkat 56 orang X 5 lb X Rp.150 Rp. 42.000
pembelajaran supervisi kelas.
2 Pengadaan insrtumen supervisi 56 X 10 lb X Rp.150 Rp. 84.000
kelas
3 ATK penyusunan program 50 lb X 3 set X Rp. 150 Rp. 22.500
supervisi
4 Penjilidan 3 set X Rp. 6.000 Rp. 18.000
5 Konsumsi penyusunan program 2 orang X 2 hari X Rp.12.500 Rp. 50.000
dan pelaporan
6 Tindak lanjut hasil supervisi 57 orang X Rp.12.500 Rp. 712.500
kelas
Jumlah Rp.929.000

#####Terhitung : Sembilanratus dua puluh sembilan ribu rupiah####

39
BAB V
PENUTUP

Pada prinsipnya evaluasi program supervisi pendidikan bertujuan untuk


meningkatkan usaha pelaksanaan program pendidikan secara menyeluruh,
baik personel, material, maupun operasionalnya. Dengan evaluasi program
supervisi,
supervisor dapat :

1. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan supervisi disekolah mencapai


kemajuan.
2. Memberikan pertimbangan demi perkembangan pendidikan di masa
yang akan datang.
3. Memperbaiki praktik-praktik pembinaan personel sekolah.
4. Memberikan dorongan peningkatan proses belajar mengajar di sekolah.
5. Mengetahui sejauh mana partisipasi orang tua dan masyarakat di
sekolah terhadap pelaksanaan program pendidikan.
6. Memberikan pertimbangan dan saran atas peningkatan pengelolaan
sarana dan prasarana sekolah.
7. Membina para personel sekolah dalam mengelola kurikulum sekolah.

Akhirnya tujuan supervisi lebih spesifik akan mengarah kepada profesinalisme


guru sebagai berikut :
1. Meningkatkan perhatian guru pada pengembangan profesinya.
2. Memberi kesempatan guru-guru menumbuhkan kemampuannya dan
diharapkan guru itu dapat secara kontinyu berusaha mencapai standar
maksimal.
3. Membantu guru bekerja sama secara horizontal dan vertical.
4. Membantu guru dalam self corection dan kritik diri sehingga guru itu
40
dapat mengikuti kebaikan dan kelemahan dirinya.

Dengan demikian dapat diketahui betapa pentingnya evaluasi keberhasilan


guru, selain untuk mengetahui keberhasilan program supervisi pendidikan, juga
penting bagi kepala sekolah, guru, serta siswa.

41

Anda mungkin juga menyukai