Anda di halaman 1dari 94

ANALISIS DESAIN ILUSTRASI T-SHIRT NORTHY

KARYA HOME OF US

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta


untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan

Oleh:
Abul A‟la Al Maodudi
NIM 15206241066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021

i
ANALISIS DESAIN ILUSTRASI T-SHIRT NORTHY
KARYA HOME OF US

Oleh:
Abul A‟la Al Maodudi
NIM 15206241066

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk


visual, tipografi, warna, latar belakang ide penciptaan, serta makna desain ilustrasi
t-shirt karya Home of Us.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Subjek yang diteliti berupa desain ilustrasi t-Shirt Northy. Objek yang
diteliti adalah bentuk visual, tipografi, warna, ide penciptaan, dan makna yang
terkandung di dalamnya. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman wawancara
dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles and
Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua design-nya mengarah
kesebuah filosofi motor Harley Davidson. Ilustrasi yang diterapkan pada desain T-
Shirt Northy Karya Home of Us adalah jenis ilustrasi berbentuk karikatur dengan
pemilihan objek berupa deformasi manusia, hewan, motor, bangunan.

Kata kunci: desain, t-shirt Northy, karya Home of Us

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Abul A‟la Al Maodudi

NIM : 15206241066

Program Studi : Pendidikan Seni Rupa

Judul TAS : Analisis Desain Ilustrasi T-Shirt Northy Karya Home


of Us

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang

pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan

orang lain kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya

ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, September 2021


Yang Menyatakan,

Abul A‟la Al Maodudi


NIM.15206241066

iii
PERSETUJUAN

Tugas Akhir Skripsi dengan Judul

ANALISIS DESAIN ILUSTRASI T-SHIRT NORTHY


KARYA HOME OF US

Disusun Oleh:

Abul A‟la Al Maodudi


NIM 15206241066

telah memenuhi syarat dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk

dilaksanakan Ujian Akhir Tugas Akhir Skripsi bagi yang

bersangkutan

Yogyakarta, September 2021

Mengetahui, Disetujui,
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing,

Dr. Drs. I Wayan Suardana, M.Sn. Aran Handoko, S.Sn. .M.Sn.


NIP. 196112311988121001 NIP. 197802022006041002

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir Skripsi

ANALISIS DESAIN ILUSTRASI T-SHIRT NORTHY


KARYA HOME OF US

Disusun Oleh:

Abul A‟la Al Maodudi


NIM 15206241066

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir Skripsi

Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Pada tanggal November 2021

TIM PENGUJI

Nama/Jabatan Tanda Tangan Tanggal

………….................... ………..............
Ketua Penguji
………….................... ………..............
Sekretaris Penguji
………….................... ………...............
Penguji Utama

Yogyakarta, November 2021


Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
Dekan,

Dr. Sri Harti Widyastuti, M.Hum.


NIP 196210081988032001

v
HALAMAN MOTTO

1. Hanya ada dua pilihan untuk memenangkan kehidupan: keberanian, atau

keikhlasan. Jika tidak berani, ikhlaslah menerimannya. jika tidak ikhlas,

beranilah mengubahnya. (Lenang Manggala)

2. Kesempatan bukanlah hal yang kebetulan. Kamu harus menciptakan.

(Chris Grosser)

3. Ubah pikiranmu dan kau dapat mengubah duniamu. (Norman Vincent

Peale)

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah

memberikan limpahan rahmat karunia-Nya, karya ini saya persembahkan untuk :

1. Orang tuaku tercinta terkasih tersayang Bapak dan Ibu, terimakasih atas

segala doa, kasih sayang, perhatian, semangat serta dukungannya selama ini.

Kerja keras kalian yang membawaku sampai di titik ini, segala usaha dan

upaya yang kalian berikan untuk kehidupanku selama ini semoga Allah selalu

melindungi dan membalas segala kebaikan yang sudah diberikan.

2. Untuk seluruh keluarga besar yang tiada hentinya memberi semangat dan

dukungan nya baik dalam keadaan suka maupun duka.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya,

Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Analisis Desain Ilustrasi T-

Shirt Northy Karya Home of Us“ dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas

Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama

dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang memberikan persetujuan pelaksanaan

Tugas Akhir Skripsi.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa beserta dosen dan staf yang telah

memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal

sampai dengan selesainya Tugas Akhir Skripsi ini.

4. Dosen Pembimbing Tugas Akhir Skripsi yang telah banyak memberikan

semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi

ini.

5. Sekretaris dan Penguji yang sudah memberikan koreksi perbaikan secara

komprehensif terhadap Tugas Akhir Skripsi ini.

6. T-Shirt Northy Karya Home of Us, yang telah memberi ijin dan bantuan

dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.

7. Untuk keluarga besar saya yang selalu memberi semangat kepada saya dan

selalu menjadi pendengar yang baik dalam keadaan suka maupun duka.

viii
8. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat

disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas

Akhir Skripsi ini.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah berikan semua pihak di atas

menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah

SWT/Tuhan Yang Maha Esa dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi

bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.

Yogyakarta, September 2021


Yang Menyatakan,

Abul A‟la Al Maodudi


NIM 15206241066

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
ABSTRACT ...................................................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ v
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Fokus Penelitian .......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Ilustrasi ....................................................................................... 5
1. Pengertian Ilustrasi .............................................................. 5
2. Manfaat Ilustrasi .................................................................. 7
3. Fungsi Ilustrasi..................................................................... 8
4. Jenis Ilustrasi ....................................................................... 9
5. Teknik Ilustrasi .................................................................... 12
B. Elemen Ilustrasi ........................................................................... 14
1. Warna ................................................................................... 14
2. Titik...................................................................................... 21
3. Garis ..................................................................................... 22

x
4. Bidang .................................................................................. 21
5. Tipografi .............................................................................. 26
C. Tata Letak Ilustrasi ...................................................................... 37
1. Kesatuan .............................................................................. 37
2. Keseimbangan ...................................................................... 38
3. Irama .................................................................................... 39
4. Proporsi ................................................................................ 40
5. Kontras ................................................................................. 40
D. Visual Perception ........................................................................ 38
1. Closures ............................................................................... 42
2. Proximity.............................................................................. 43
3. Continuity ............................................................................ 43
4. Similarity.............................................................................. 44
E. Penelitian yang Relevan .............................................................. 44
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 49
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 49
C. Data Penelitian ............................................................................ 50
D. Sumber Data Penelitian ............................................................... 50
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 50
F. Instrumen Penelitian.................................................................... 51
G. Keabsahan Data ........................................................................... 52
H. Teknik Analisis Data ................................................................... 53
BAB IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Produk T-Shirt Northy Karya Home of Us ................................. 56
B. Ilustrasi T-Shirt Northy Karya Home of Us ................................ 60
1. Ilustrasi T-Shirt “Ts Ride for Culture”................................. 60
2. Ilustrasi T-Shirt “Ts Speed Destroyer” ................................ 63
3. Ilustrasi T-Shirt “Ts Gain Ground & Move Fast” ............... 65
4. Ilustrasi T-Shirt “Ts Uncrowded Break”.............................. 67
5. Ilustrasi T-Shirt “Ts Share The Road” ................................. 69

xi
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 72
B. Saran ........................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74
LAMPIRAN .................................................................................................... 77

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Makna Budaya Warna ..................................................................... 19
Tabel 2. Macam-macam Garis ...................................................................... 23 21
Tabel 3. Produk T-Shirt Northy Karya Home of Us ...................................... 58 22

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Ilustrasi T-Shirt Northy Karya Home of Us .................................. 2
Gambar 2. Ilustrasi Gambar ............................................................................ 9
Gambar 3. Ilustrasi Kartun ............................................................................. 11
Gambar 4. Karikatur ....................................................................................... 12
Gambar 5. Warna Aditif/RGB dan Warna Subtraktif/CMY .......................... 15
Gambar 6. Roda Warna .................................................................................. 17
Gambar 7. Warna Panas dan Warna Dingin ................................................... 19
Gambar 8. Titik ............................................................................................... 22
Gambar 9. Bidang ........................................................................................... 26
Gambar 10. Huruf Black Letter ........................................................................ 28
Gambar 11. Huruf Humanist ............................................................................ 29
Gambar 12. Huruf Old Style ............................................................................. 30
Gambar 13. Huruf Transitional ........................................................................ 31
Gambar 14. Huruf Modern ............................................................................... 32
Gambar 15. Huruf Slab Serif ............................................................................ 33
Gambar 16. Huruf Sans Serif ............................................................................ 34
Gambar 17. Huruf Script dan Cursive .............................................................. 35
Gambar 18. Huruf Display ............................................................................... 36
Gambar 19. Keseimbangan Simetris ................................................................ 38
Gambar 20. Keseimbangan Asimetris .............................................................. 39
Gambar 21. Figure and Ground ....................................................................... 42
Gambar 22. Prinsip Closures ............................................................................ 42
Gambar 23. Prinsip Proximity .......................................................................... 43
Gambar 24. Prinsip Continuity ......................................................................... 43
Gambar 25. Prinsip Similarity .......................................................................... 44
Gambar 26. Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model) ................... 54
Gambar 27. Ilustrasi T-Shirt “Ts Ride for Culture”.......................................... 60
Gambar 28. Ilustrasi “Ride for Culture” ........................................................... 61
Gambar 29. Ilustrasi T-Shirt “Ts Speed Destroyer” ......................................... 63

xiv
Gambar 30. Ilustrasi T-Shirt “Ts Gain Ground & Move Fast” ........................ 65
Gambar 31. Ilustrasi Gain Ground & Move Fast ............................................. 65
Gambar 32. Ilustrasi T-Shirt “Ts Uncrowded Break” ...................................... 67
Gambar 33. Ilustrasi Ts Uncrowded Break....................................................... 67
Gambar 34. Ilustrasi T-Shirt “Ts Share The Road” .......................................... 69
Gambar 35. Ilustrasi “Share The Road” .......................................................... 69

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi, membuat komunikasi

menjadi sebuah kegiatan yang penting. Salah satu media komunikasi yang cukup

banyak digunakan masyarakat adalah media komunikasi visual. Komunikasi

visual menurut adalah komunikasi yang menggunakan bahasa visual, dimana

unsur dasar bahasa visual (yang menjadi kekuatan utama dalam penyampaian

pesan) adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk

menyampaikan arti, makna, atau pesan (Kusrianto, 2007: 10).

Di era persaingan bisnis yang semakin meluas, industri kreatif tampil

sebagai penengah dan pemberi kesegaran baru dalam hal inovasi produk yang

digemari oleh pasarnya masing-masing. Salah satu industri yang terus berinovasi

yaitu bisnis penjualan t-shirt. Ilustrasi merupakan unsur yang sangat berpengaruh

dalam pembuatan desain t-shirt. Dalam pembuatan ilustrasi pada t-shirt

memerlukan kreativitas ekstra untuk menggambarkan desain serta kecerdikan

dalam pengolahan unsur visual yang unik dalam menyampaikan pesan pada

produk t-shirt tersebut.

Fahrenno Asnawan atau yang kerap disapa Renno adalah seorang desainer

yang merintis jasa desain Home of Us (HOUS) sejak tahun 2015. Renno memiliki

keunikan pada karya-karyanya yang salah satunya berupa desain ilustrasi bergaya

vintage. Renno mendapatkan penghasilan dan kerjasama dari banyak pihak.

Sejauh ini ia telah menciptakan kurang lebih 1000 desain ilustrasi, baik itu

1
pesanan dari klien lokal maupun mancanegara. Selain desain ilustrasi, Renno juga

mengerjakan desain logo, merchandise, font dan lain sebagainya. Sejak terjun dan

kemudian fokus menjadi desainer ilustrasi, ia menampilkan gaya vintage sebagai

ciri khas dari tiap-tiap karyana. Hal itu dilakukan Renno guna mempertahankan

identitas karyanya dalam pembuatan desain logo. Renno menggunakan objek-

objek dan unsur vintage dan tampilan warna pastel pada karyanya sehingga

mempunyai daya tarik tersendiri. Seniman kelahiran Gunungkidul ini memiliki

studio desain sendiri di Sleman, Yogyakarta untuk mengerjakan karya-karya

desain yang ia buat.

Hal yang menarik untuk diteliti dari desain ilustrasi karya Home of Us

adalah banyaknya karya yang dijumpai berbentuk figuratif yang sudah

dideformasi objek manusia kemudian tampilannya digarap dengan gaya vintage.

Desain yang akan fokus diteliti yaitu ilustrasi desain t-shirt pada brand Northy.

Gambar 1. Ilustrasi T-Shirt Northy Karya Home of Us

2
Peneliti memilih lima desain T-Shirt Northy Karya Home of Us tahun

pembuatan 2020 karena lima karya tersebut merupakan desain yang paling banyak

terjual dibandingkan dengan desain yang lain. Berdasarkan uraian tersebut,

peneliti terdorong untuk mendapatkan informasi yang konkrit dalam menganalisis

desain t-shirt Northy karya Home of Us dengan menggunakan pendekatan analisis

deskriptif kualitatif. Sejauh ini peneliti belum menemukan adanya kajian

mengenai desain t-shirt Northy karya Home of Us. Besar harapan hasil penelitian

ini bagi peneliti dapat meningkatkan kualitas karya secara pribadi kemudian dapat

diterima oleh khalayak umum sebagai media referensi karya ilmiah tentang desain

ilustrasi pada t-shirt.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, agar penelitian ini dapat dilaksanakan

dengan lebih terarah dan dapat memberikan hasil yang diharapkan maka fokus

penelitian dibutuhkan. Penelitian ini difokuskan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis bentuk visual, tipografi, warna, latar belakang ide penciptaan, serta

makna desain ilustrasi t-shirt karya Home of Us.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini

yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis desain ilustrasi t-shirt Northy

karya Home of Us dari bentuk visual, tipografi, warna, ide penciptaan, dan makna

yang terkandung di dalamnya.

3
D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan wawasan dan

memperkaya konsep-konsep terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian yang

berkaitan dengan ilustrasi t-shirt Northy karya Home of Us dari bentuk visual,

tipografi, warna, ide penciptaan, dan makna yang terkandung di dalamnya. Selain

itu, diharapkan dapat berguna sebagai referensi dan menambah sumber bacaan

dalam bidang desain ilustrasi t-shirt yang digunakan sebagai bahan kajian.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan

reverensi terutama bagi peneliti untuk lebih memahami dan mengasah

kemampuannya dalam suatu proses pembuatan desain, pemahaman konsep desain

serta dapat menambah materi pembelajaran dan juga menambah pengalaman.

b. Bagi Mahasiswa

Untuk mahasiswa seni rupa dan desain (terutama mahasiswa Pendidikan

Seni Rupa UNY), penelitian ini dapat menambah referensi ilmu pengetahuan,

terutama mengenai proses pembuatan desain ilustrasi t-shirt.

c. Bagi Masyarakat Umum

Memberikan gambaran untuk masyarakat umum yang ingin terjun ke

dunia desain komunikasi visual, khususnya mengenai proses pembuatan desain

4
ilustrasi t-shirt dan pengetahuan mengenai pentingnya ilustrasi dalam desain t-

shirt.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Ilustrasi

1. Pengertian Ilustrasi

Secara etimologi pengertian ilustrasi berasal dari bahasa latin “Illustrare”

yang berarti menjelaskan atau menerangkan. Pengertian ilustrasi secara

terminologi adalah suatu gambar yang memiliki sifat dan fungsi untuk

menerangkan suatu peristiwa. Menurut Rohidi (dalam Nurullazi, 2020: 437)

Ilustrasi merupakan sebuah gambar yang berkaitan dengan seni rupa. Ilustrasi ini

dapat menjelaskan tentang makna dari sebuah tulisan, sehingga membantu

pembaca untuk memahami makna dari tulisan tersebut.

Pengertian ilustrasi secara harfiah adalah gambar yang digunakan untuk

menjelaskan atau mengisi sesuatu. Dalam buku cerita, ilustrasi sangat dibutuhkan

untukmemberi gambaran tentang tokoh atau cerita yang ditulis dalam buku cerita

tersebut kepada pembaca. Ilustrasi merupakan gambaran yang dijadikan alat

bahasa visual yang menyampaikan suatu pesan kontekstual pada orang yang

dituju (Marsudi & Nanda, 2020: 171). Ilustrasi secara harafiah berarti gambar

yang dipergunakan untuk menerangkan atau mengisi sesuatu (Prakoso &

Rizkiantono, 2020: 165).

Menurut Baldinger (dalam Langga, dkk., 2021: 562), ilustrasi adalah seni

membuat gambar yang berfungsi untuk memeperjelas dan menerangkan naskah.

Melalui sebuah ilustrasi, pembaca akan lebih mudah dalam memahami suatu

cover buku karena membantu para pembaca untuk berimajinasi dan

6
membanyangkan cerita yang berada dalam buku melalui cover. Menurut Rohidi

(dalam Langga, dkk., 2021: 562) menjelaskan bahwa gambar ilustrasi merupakan

suatu gambar yang dibuat dengan elemen rupa yang bertujuan untuk memperjelas,

menerangkan dan memperindah sebuah teks, sehingga pembacanya ikut

merasakan secara langsung tentang kesan, dari isi cerita utamanya melalui visual

yang diciptakan.

Pengertian ilustrasi menurut Martha Thoma (dalam Langga, dkk., 2021:

563) dalam hubungannya dengan lukisan yang berkembang sepanjang alur yang

sama dalam sebuah sejarah dan dalam banyak hal, keduanya sama. Secara

tradisional keduanya mengambil inspirasi dari karya kesusatraan; hanya saja

lukisan dibuat untuk menghiasi dinding dan langit-langit, sedangkan ilustrasi

dibuat untuk menghiasi naskah, untuk membantu menjelaskan cerita atau

mencatat peristiwa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa gambar ilustrasi memiliki

beberapa jenis, antara lain: (1) ilustrasi naturalis, (2) ilustrasi dekoratif, (3)

gambar kartun, (4) gambar karikatur, (5) cerita bergambar atau cerpen, (6)

ilustrasi khayalan, dan (7) ilustrasi surealis. Ilustrasi yang baik harus memenuhi

beberapa persyaratan, antara lain komunikatif, informatif, Gambar ilustrasi dibuat

sesederhana mungkin dan pembuatan gambar ilustrasi disesuaikan dengan tema

atau isi teks (Wongso & Erlyana, 2020).

Pengertian ilustrasi dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ilustrasi

merupakan suatu tulisan dengan teknik drawing, fotografi, atau teknik seni rupa

lainnya yang dapat menjelaskan tentang makna dari sebuah tulisan, sehingga

membantu memahami makna dari tulisan tersebut.

7
2. Manfaat Ilustrasi

Menurut Putra dan Lakoro (2012:2) ilustrasi bertujuan untuk menerangkan

atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya,

diantaranya: (a) Ilustrasi dimaksudkan untuk memberi variasi pada bahan ajar

sehingga menjadi lebih menarik, memotivasi, komunikatif, dan lebih

memudahkan yang membaca untuk memahami pesan. (b) Ilustrasi tersebut

memudahkan pembaca untuk mengingat konsep atau gagasan yang disampaikan

melalui ilustrasi. Manfaat dari illustrasi sebagai berikut :

a. Menarik perhatian pembaca, ilustrasi dapat digunakan untuk memberi

gambaran lengkap mengenai isi sebuah karya. Salah satu contohnya adalah

pada majalah atau buku. Sebuah ilustrasi sangatlah bagus untuk membantu

para pembaca penasaran dan membuat mereka ketagihan untuk membacanya

lebih lanjut.

b. Memudahkan dalam memahami suatu tulisan. Adanya ilustrasi membantu

kita menemukan makna dari sebuah tulisan yang kita baca secara

menyeluruh.

c. Sebagai sarana mengekspresikan ide atau pikiran melalui gambar. Banyak

diantara mereka yang gemar menggambar untuk mengekspresikan apa yang

ia rasakan, menyalurkan hobi, mengungkapkan curahan hati dan lain-lain.

d. Menjelaskan secara singkat sebuah tulisan atau cerita.

e. Meningkatkan nilai estetika sebuah gambar atau tulisan. Adanya ilustrasi

menjadikan seseorang lebih mudah dalam memaknai sebuah pesan yang ini

disampaikan.

8
f. Sebagai sarana untuk berkomunikasi. Pada umumnya sebuah gambar dapat

mendeskriminasikan sebuah tulisan.

g. Memberikan hiburan sehingga tidak bosan ketika membaca sebuah tulisan.

h. Menjelaskan konsep melalui gambar

3. Fungsi Ilustrasi

Menurut Arifin dan Kusrianto, (2009:70-71) selain itu, terdapat beberapa

fungsi ilustrasi secara umum. Adapun fungsi- fungsi dari ilustrasi adalah sebagai

berikut.

a. Fungsi Deskriptif

Fungsi deskriptif dari ilustrasi adalah menggantikan uraian mengenai

sesuatu secara verbal dan naratif dengan menggunakan kalimat panjang. Ilustrasi

dapat dimanfaatkan untuk melukiskan, sehingga dapat lebih cepat dan lebih

mudah dipahami.

b. Fungsi Ekspresif

Fungsi ilustrasi dalam memperlihatkan dan menyatakan sesuatu gagasan,

perasaaan, maksud, situasi ataupun konsep yang abstrak menjadi yang nyata

sehingga mudah dipahami.

c. Fungsi Analitis atau Struktur

Ilustrasi dapat menunjukkan rincian bagian demi bagian dari suatu bnda

ataupun ssitem atau proses secara detail, agar lebih mudah dipahami.

d. Fungsi Kualitatif

Fungsi ini sering digunakan untuk membuat daftar, tabel, grafik, kartun,

foto, gambar, sketsa, dan simbol.

9
4. Jenis Ilustrasi

Menurut Supriyono (2010:10) bentuk ilustrasi pada desain grafis berupa

gambar, namun bisa berupa foto, goresan, garis, warna, huruf, dan berbagai

elemen visual yang dapat mendukung tujuan komunikasi dan estetika.

a. Drawing

Menurut Susanto (2011:110) Drawing atau gambar sebagai karya seni

yang utuh dan berdiri sendiri, fungsi drawing dapat dipadukan dengan inovasi

teknik lainya, ketika drawing dipadukan dengan cerita/sastra akan menjadi komik,

drawing dengan sastra dan teknologi menjadi animasi, maupun menjadi ilustrasi

baik sebagai gambaran cerita sampai “pengganjal” tulisan.

Gambar 2. Ilustrasi Gambar


Sumber : Juxtapoz.com, diunduh pada 17 Maret 2020

10
Meunurut Susato (2011:98) menyatakan bahwa deformasi merupakan

perubahan susunan bentuk yang dilakukan dengan sengaja untuk kepentingan

seni, yang sering terkesan sangat kuat/besar, sehingga terkadang tidak lagi

berwujud figur semula atau yang sebenarnya. Hal ini dapat memunculkan

figur/karakter baru yang lain dari sebelumnya. Adapun cara mengubah bentuk

antara lain dengan cara simplifikasi/penyederhanaan bentuk, distorsi/pembiasan

bentuk, distruksi/perusakan bentuk, stilisasi/penggayaan bentuk atau kombinasi

antara semua susunan bentuk (mix).

Gambar 2 merupakan deformasi bentuk yang digunakan pada ilustrasi

jenis drawing. Gambar pada ilustrasi tersebut merupakan gebungan/kombinasi

dari beberapa figur, sehingga gambar yang dihasilkan memunculkan figur baru,

salah satu contohnya adalah pada gambar kuda berkepala manusia.

b. Kartun

Menurut Susanto (2011:216) kartun berasal dari cartone “kertas” yang

pada awalnya kartun dibuat untuk gambar fresco, stained glass atau tapestry.

Kartun diperluas maknanya sebagai gambar humor atau gambar satir. Namun

dalam perkembangannya, kartun dapat dibuat pula untuk sebuah kesenangan,

lelucon, dan bermain-main seperti banyak yang terdapat di majalah anak-anak,

komik dan juga cerita bergambar. Kartun merupakan gambar yang memiliki

bentuk yang umumnya dibuat lebih lucu atau memiliki ciri khas yang tertentu.

Biasanya gambar kartun banyak digunakan untuk menghias buku anak-anak

seperti majalah anak-anak, komik, dan cerita bergambar (Marsudi & Nanda, 2020:

172).

11
Gambar 3. Ilustrasi Kartun
Sumber : Juxtapoz.com, diunduh pada 17 Agustus 2021

c. Karikatur

Menurut Susanto (2011:215) karikatur merupakan gambar atau kartun

yang mengandung pesan atau sindiran yang terbentuk dari proses deformasi atas

figur aslinya. Menurut Sugihartono (2010:30) karikatur merupakan penggambaran

lahiriyah untuk tujuan mengejek. Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare

yang berarti memberi muatan atau melebih-lebihkan. Karikatur dibedakan dari

kartun karena karikatur tidak membentuk cerita sebagaimana kartun, namun

karikatur dapat menjadi unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial.

Karikatur merupakan gambar yang bentuknya dibuat menyimpang dari bentuk

proporsi tubuh. Gambar jenis ini seringkali digunakan dalam sebuah kritikan atau

sindiran (Marsudi & Nanda, 2020: 172).

12
Gambar 4. Karikatur
Sumber : kartunmartono.wordpress.com diunduh pada 12 Oktober 2021

5. Teknik Ilustrasi

Menurut Arnston (2007) pada proses pembuatan gambar ilustrasi ada

beberapa teknik yaitu (1) gambar tangan (manual hand drawing), (2) dengan

bantuan alat digital berupa foto dan komputer, serta (3) kombinasi dari manual

dan digital. Menurut Suhardi (2007) ada beberapa teknik gambar ilustrasi yang

dibuat seacara manual/hand drawing yaitu

a. Teknik Out Line adalah cara menggambar secara global, atau tidak detail dan

hanya menggambar garis luarnya saja, sehingga terkesan datar, karena tidak

ada pengaturan gelap terang.

b. Teknik Arsir adalah cara menggambar dengan menggunakan arsir atau unsur

garis yang terputus-putus, yang digoreskan secara teratur dan berulang-ulang,

garis-garis saling menumpuk, digunakan untuk mewujudkan efek gelap

terang, volume dan plastisitas.

13
c. Teknik Blok adalah cara menggambar dengan memanfaatkan warna secara

blok, tanpa menerapkan gradasi dan transisi sehingga terasa datar, bagian

yang satu dengan yang lain pada suatu objek ditunjukkan dengan perbedaan

warna.

d. Teknik Scraper adalah cara menggambar dengan menggoreskan bentuk-

bentuk garis yang arahnya mengikuti volume objek, garis-garis tidak saling

menumpuk, tetapi dibuat saling sejajar, dan pada bagian yang gelap dibuat

lebih rapat, sedang pada bagian yang terang garis dibuat agak renggang,

sehingga dicapai plastisitas yang dikehendaki.

e. Teknik Dot yaitu cara mewujudkan gambar dengan menyusun titik-titik,

sehingga membentuk suatu objek tertentu, kesan gelap dan terang ditentukan

oleh jumlah titik dalam satu area, semakin banyak semakin kuat kesan gelap

terang.

f. Teknik Dry Brush adalah cara menggambar dengan memanfaatkan tinta atau

cat yang sengaja dibuat agak kering, sehingga warna-warna ketika digoreskan

tidak merata, efek ini juga digunakan untuk membuat tekstur, pada bagian

yang terang digoreskan warna-warna terang, sedang pada bagian yang gelap

digoreskan warna-warna yang tua dan berulang-ulang, sehingga tercapai

plastisitas yang diinginkan.

g. Teknik Halftone adalah cara menggambar dengan memanfaatkan efek transisi

warna dari terang ke gelap, dengan menggunakan tinta atau cat yang dibuat

agak encer, efek transisi warna tersebut digunakan untuk mencapai plastisitas

yang diinginkan.

14
h. Teknik Siluet adalah cara menggambar dengan mewujudkan warna tunggal

yang solid atau pekat, biasanya warna hitam tetapi tidak menutup

kemungkinan menggunakan warna lain, gambar yang dihasilkan dengan

teknik ini hanya berupa bentuk global dengan warna tunggal, objek seolah-

olah diambil dari posisi yang berlawanan dengan arah datangnya sinar,

sehingga terkesan seperti bayangan.

B. Elemen Ilustrasi

Elemen atau Unsur merupakan bagian dari suatu karya desain. Unsur

dalam setiap hasil karya desain grafis terdiri dari bagian-bagian yang bisa

dipelajari secara terpisah. Menurut Natadjaja (2009:21) ada beberapa hal yang

dilakukan strategi kreatif yaitu dengan memodifikasi sisi-sisi tertentu dari suatu

produk yaitu:

1. Warna

Menurut Susanto (2011:433) warna didefinisikan sebagai getaran yang

diterima indra penglihatan manusia yang berasal dari pancaran cahaya melalui

sebuah benda. Cahaya yang dihasilkan dari jarak antara yang bisa diakses indra

manusia tersebut dapat diurai melalui prisma kaca menjadi warna, yang kemudian

dinamakan warna cahaya. Sedangkan bagian dari pengelihatan yang dihasilkan

dari pancaran cahaya ke sebuah benda dan kemudian dipantulkan ke mata kita

disebut warna pigmen. Menurut Susanto (2011:433) warna menurut kejadianya

dibagi menjadi warna subtraktif dan aditif. Warna aditif adalah warna-warna yang

berasal dari cahaya yang disebut spectrum, sedangkan warna subtraktif adalah

warna yang berasal dari pigmen. Warna pokok aditif ialah merah, hijau dan biru,

15
dalam komputer disebut RGB. Warna pokok subtraktif menurut teori dalah sian

(cyan) atau biru, magenta atau merah dan kuning, dalam komputer disebut warna

CMYK.

Warna adalah unsur visual yang berkaitan dengan jenis pigmen. Persepsi

warna yang ditangkap oleh mata dipengaruhi oleh cahaya. Secara visual, warna

mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna

mampu memberikan respon secara psikologis (Marsudi & Nanda, 2020: 173).

Secara umum warna merupakan kesan yang timbulkan oleh cahaya pada mata.

Warna dalam satu elemen atau medion seni rupa mempunyai peran sangat penting

yaitu dengan adanya warna seabagai representassi alam, warna sebagai lambang

atau simbol dan warna sebagai ekspresi, contoh warna merah yaitu

melambangkan simbol keberanian.

Gambar 5. Warna Aditif/RGB dan Warna Subtraktif/CMY


(Sumber: anazdesign.wordpress.com, diunduh pada 22 Maret 2021)

a. Klasifikasi Warna

16
Warna juga dapat dikombinasikan. Kombinasi warna adalah pemilihan

warna dan perpaduan warna yang enak dilihat dengan cara menggunakan

colorwheel. Hendratman (2015) mengklasifikasikan kombinasi warna ke dalam

beberapa jenis, antara lain: warna akromatik, warna monokrom, warna

komplementer, dan warna analog. Warna akromatik adalah kombinasi atau

gabungan dari warna hitam dan putih saja. Warna akromatik sendiri memiliki ciri

khas yang sangat kuat dan biasa digunakan dalam surat kabar atau fotografi.

Menurut Susanto (2011: 433) secara khusus dalam pigmen, terdapat

klasifikasi warna yaitu:

1) Warna Primer yaitu warna pokok, merupakan warna yang tidak dapat

dibentuk oleh warna lain dan dapat digunakan sebagai bahan pokok

pencampuran untuk memperoleh warna lain. Warna tersebut antara lain:

merah, kuning dan biru.

2) Warna Sekunder adalah warna jadian dari percampuran dua warna primer.

Warna sekunder adalah sebagai berikut: jingga/oranye, ungu/violet dan hijau.

Tiga warna primer dan tiga warna sekunder tersebut sering disebut enam

warna standar.

3) Warna Intermediet adalah warna perantara yaitu warna yang ada diantara

warna primer dan warna sekunder pada lingkaran warna, diantaranya: kuning-

hijau, kuning-jingga, merah-jingga, merah-ungu, biru-violet, biru-hijau.

4) Warna Tersier atau warna ketiga adalah warna hasil percampuran dari dua

warna sekunder. Warna tersier adalah coklat kuning, coklat merah, coklat biru.

17
5) Warna Kuarter atau warna keempat yaitu hasil percampuran dari dua warna

tersier atau warna ketiga, diantaranya coklat-jingga, coklathijau, dan coklat-

ungu.

Gambar 6. Roda Warna

(Sumber: senivisual1.blogspot.com, diunduh pada 22 Maret 2021)

b. Warna Menurut Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, warna menurut Darmaprawira (2002: 33) dapat

diklasifikasikan menjadi:

1) Warna Netral adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna

atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder.

Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi

tidak dalam komposisi tepat sama.

2) Warna Komplementer adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan

lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang berseberangan

(memotong titik tengah segitiga), terdiri atas warna primer dan sekunder.

Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan

18
mengolah nilai maupun kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah

merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga.

3) Warna Monokromatik adalah warna yang berdekatan disebut juga disebut juga

dengan warna monokromatik, yaitu tingkatan warna dari gelap ke terang

dalam urutan satu warna atau kombinasi dengan satu corak warna, tetapi

dengan value atau intensitas yang berbeda. Misalnya, warna hitam memiliki

warna monokromatik dari hitam pekat, hitam pudar, abu-abu, hingga putih.

Jika warna itu merah, maka warna monokromatiknya mulai dari merah pekat,

merah terang, merah muda, hingga putih kemerahan.

4) Warna panas adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di

dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi

simbol, riang, semangat, marah dan sebagainya. Warna panas mengesankan

jarak yang dekat. Menurut hasil penelitian Maitland Graves dari bukunya yang

berjudul The Art of Color and Design, yang termasuk ke dalam warna panas

adalah kuning, jingga, merah. Warna- warna tersebut mempunyai sifat positif,

agresif, aktif, merangsang.

5) Warna dingin adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di

dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi

simbol kelembutan, sejuk, nyaman dan sebagainya. Warna dingin

mengesankan jarak yang jauh. Menurut hasil penelitian Maitland Graves dari

bukunya yang berjudul The Art of Color and Design, yang termasuk kedalam

warna dingin adalah hijau, biru, ungu. Warna-warna tersebut mempunyai sifat

negatif, mundur, tenang, tersisih, aman.

19
Gambar 7. Warna Panas dan Warna Dingin

(Sumber: rizkifb.wordpress.com, diunduh pada 22 Maret 2021)

c. Makna Budaya Warna

Nugroho (2008: 36-37) menyebutkan bahwa warna mempunyai suatu makna.

Makna ini bisa berbeda pun bisa sama dari suatu budaya dengan budaya yang lain.

Daftar di bawah adalah makna suatu warna yang umum terdapat pada budaya

barat maupun timur.

Tabel 1. Makna Budaya Warna


Warna Makna Positif Makna Negatif
Merah Kekuatan, kehangatan, cinta, Nafsu, Agresi,
persahabatan, api, kegagahan, Kesombongan,ambisi,
kecepatan, kepemimpinan, kepriaan, peperangan, kemarahan,
darah, sosialisme, musim panas, musim revolusi, radikalisme,
gugur, berhenti, hormat, planet Mars sosialisme, komunisme.
Merah Musim semi, hadiah, apresiasi, Homoseksualitas,
Muda kekaguman, simpati, kesehatan, cinta, biseksualitas, kelemahan,
Juni, pernikahan, kewanitaan, kekurangan.
keremajaan (masa muda).
Jingga Kehangatan, semangat, keseimbangan, Meminta, mencari
ceria, Hinduisme, Budhisme, perhatian agresi,
keseimbangan, antusiasme, kecerahan, kesombongan,
keceriaan, antusiasme, musim gugur, berlebihan, terlalu emosi,
keinginan. peringatan, bahaya.

20
Kuning Kekayaan, emas, sinar, kehidupan, Cemburu, iri hati, tidak
matahari, keberuntungan, suka cita, jujur, resiko, penipuan,
kebahagiaan, bumi, kecerdasan, sakit, penakut, bahaya,
kemakmuran, musim panas, loba, kelemahan.
pengharapan, keceriaan, persahabatan,
keberanian.
Hijau Stabil, alam, lingkungan, santai, subur, Cemburu, nasib buruk,
alami, musim semi, muda, iri, dengki, agresi, tak
kemakmuran, keberuntungan, berpengalaman,
bersemangat, dermawan, pergi, rumput, memalukan, sakit, tamak,
hidup abadi, udara, bumi, ketulusan, korupsi.
pengharapan, pembaruan, kelimpahan,
pertumbuhan, kesehatan,
keseimbangan, harmoni, stabilitas,
agama Islam.
Biru Kepercayaan, awan, air, setia, damai, Sedih, dingin, depresi.
kesejukan, percaya diri, keamanan,
laut, langit, damai, harmoni,
kelembutan, kehebatan, kepercayaan
diri, konservatisme, air, es, loyalitas,
dapat diandalkan, kebersihan,
teknologi, musim salju, kesentosaan,
kepercayaan, udara, kebijaksanaan,
kekuatan, ketahanan, cahaya,
persahabatan, kebangsawanan,
keluhuran, persahabatan,
kebangsawanan, keluhuran,
persahabatan, perdamaian, kebenaran,
kasih.
Ungu Bangsawan, spiritual, kreativitas, Sombong, angkuh,
kemakmuran, kebangsawanan, sensual, kejam, kasar, duka cita,
upacara, kebijaksanaan, pencerahan, iri, sensual, misteri,
berlebihan, kebanggaan, kekayaan, berlebihan, perkabungan,
romantisme, kenikmatan. kenajisan, kebingunan,
membesarbesarkan,
homoseksualitas.

Coklat Tanah, bumi, netral, hangat, Tumpul, kotor, bosan, tak


perlindungan, tenang, kedalaman, sesuai zaman, kekasaran,
organisme, alamiah, kekayaan, kebodohan, berat,
kesederhanaan, stabilitas, tradisi, bumi, kemiskinan.
keutuhan, kemantapan, kesederhanaan,
persahabatan, dapat diandalkan.
Abu-abu Modern, cerdas, bersih, kokoh, Kesedihan, bosan,
intelektual, keanggunan, meluruh, debu, polusi,
kesederhanaan, respek, rasa hormat, emosi kuat, ketuarentaan,

21
kestabilan, ketajaman, kebijakan, emosi kebodohan, perkabungan,
kuat, keseimbangan, kenetralan, keanggunan,
formalitas. kesederhanaan, respek,
rasa hormat, kestabilan,
ketajaman, kebijakan,
kenetralan, formalitas.
Putih Disiplin, suci, bersih, damai, kebaikan, Hampa, kematian,
pemujaan, kemurnian, salju, damai, menyerah, penakut, tak
kepolosan, kebersihan, kemudahan, berimajinasi.
kesederhanaan, kerendahan hati,
sterilitas, kekuatan, udara,
pengharapan.
Hitam Kokoh, anggun, kuat, misteri, mewah, Penyesalan, amarah,
modern, formalitas, kemakmuran, kematian, selatan,
style, seks, keseriusan. ketakutan, kesedihan,
kuno, pemberontakan,
kesedihan, penyesalan,
berkabung.
(Sumber: Nugroho, 2008: 36-37)

2. Titik

Menurut Kusrianto (2007:30) titik merupakan satu visual yang wujudnya

relatif kecil, dimana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti.

Titik cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok dengan varian jumlah,

susunan, dan kepadatan tertentu. Menurut Susanto (2011:402) menyebutkan

bahwa titik atau point, merupakan unsur rupa terkecil yang terlihat oleh mata.

Titik diyakini pula sebagai unsur yang menggabungkan elemen-elemen rupa

menjadi garis atau bentuk. Titik secara simbolis berarti awal dan juga akhir. Titik

merupakan salah satu unsur desain yang wujudnya relatif kecil. Titik cenderung

ditampilkan dalam bentuk kelompok dengan jumlah, susunan, dan kepadatan yang

bervariasi (Marsudi & Nanda, 2020: 172).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa titik merupakan unsur rupa

terkecil yang terlihat oleh mata titik digunakan sebagai unsur yang

22
menggabungkan elemen-elemen rupa menjadi garis atau bentuk kelompok dengan

varian jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu.

Gambar 8. Titik

3. Garis

Menurut Kusrianto (2007: 30) garis dianggap sebagai unsur visual yang

banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis, selain

dikenal sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau

warna. Ciri khas garis adalah terdapatnya arah serta dimensi memanjang. Garis

dapat tampil dalam bentuk lurus, lengkung, gelombang, zig-zag, dan lainnya.

Kualitas garis ditentukan ole tiga hal, yaitu orang yang membuatnya, alat yang

digunakan serta bidang dasar tempat garis digoreskan.

Menurut Susanto (2011:148) garis memiliki dimensi memanjang dan

punya arah, bisa pendek, panjang, halus, tebal, berombak, melengkung, lurus dan

lain-lain. Ia tidak ditandai dengan sentimeter, akan tetapi dengan ukuran yang

bersifat nisbi, yakni ukuran yang berupa panjang-pendek, tinggi-rendah, besar-

kecil dan tebal-tipis. Sedang arah garis hanya ada tiga: horizontal, vertikal dan

23
diagonal, meskipun garis bisa melengkung, berberigi, acak. Garis sangat dominan

sebagai unsur karya seni dan fungsinya dapat disejajarkan dengan peranan warna

maupun tekstur.

Garis memiliki banyak pengaruh terhadap pembentukan suatu objek, juga

dapat menjadi batas suatu bidang atau warna. Ciri khas dari garis adalah

terdapatnya arah serta dimensi memanjang. Garis dapat tampil dalam bentuk

lurus, lengkung, gelombang, dan zig-zag. Selain itu, banyak juga kumpulan garis

yang dibentuk menjadi berbagai variasi seperti putus-putus, meliuk-liuk, dan tidak

beraturan.Masing-masing bentuk tersembut memiliki pencitraan yang berbeda

(Marsudi & Nanda, 2020: 173).

Tabel 2. Macam-macam Garis

No Jenis Garis Ilustrasi Makna


1 Garis Merupakan jenis garis
Horizontal lurus yang mendatar.
Jenis garis horizontal
ini digambarkan
untuk memberikan
sugesti ketenangan
atau hal-hal yang tak
bergerak
2 Garis Merupakan jenis garis
Vertikal lurus tegak dan
berdiri. Garis vertikal
memberikan kesan
mengaanai stabilitas,
kekuatan atau
kemegahan suatu
objek

24
3 Garis Merupakan jenis garis
Diagonal lurus miring, baik ke
arah kanan atau ke
arah kiri. Garis
diagonal ini
memberikan kesan
sesuatu yang tidak
stabil serta sesuatu
yang bergerak atau
dinamika
4 Garis Merupakan jenis garis
Lengkung yang memiliki arah
membelok dengan
ebntuk pola
melengkung. Garis
lengkung ini terdiri
dari tiga macam
bentuk garis, yaitu
garis lengkung busur,
garis lengkung kubah,
dan garis lengkung
mengapung
5 Garis Zig Merupakan jenis garis
Zag majemuk yang
berkelok-kelok pada
arah yang
berlawanan. Garis ini
awalnya adalah gais
lurus yang arahnya
berbeda dan
kemudian
bersambung
6 Garis Merupakan jenis garis
Berombak majemuk berupa garis
lengkung yang
berkesinambunga.
Jenis garis ini juga
disebut sebagai garis
lengkung S yang
menggambarkan
irama dan pergerakan.
7 Garis Merupakan jenis garis
Gabungan yang lebih komplek,
yaitu perpaduan dari
beberapa unsur garis.
Gabungan tersebut

25
merupakan perpaduan
antara garis lurus,
garis lengkung dan
garis majemuk

4. Bidang

Menurut Kusrianto (2007: 30). Bidang merupakan unsur visual yang

berdimensi panjang dan lebar. Ditinjau dari bentuknya, bidang bisa

dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang geometri/beraturan dan bidang non-

geometri alias tidak beraturan. Bidang geometri adalah bidang yang relatif mudah

diukur keluasanya, sedangkan bidang non-geometri merupakan bidang yang

relative sukar diukur keluasanya. Menurut Susanto (2011:55) menyebutkan bahwa

bidang terbentuk karena ada 2 atau lebih garis yang bertemu (bukan berhimpit).

Dengan kata lain, bidang adalah sebuah area yang dibatasi oleh garis, baik

olehformal maupun garis yang sifatnya ilusif, ekspresif atau sugestif.

Bidang atau bentuk merupakan unsur desain yang memiliki dimensi

panjang dan lebar. Bentuk-bentuk dasar yang umum dikenal adalah bentuk kotak,

lingkaran, segitiga, lonjong, dan lain-lain. Berdasarkan bentuknya, bidang bias

dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang geometris dan bidan non-geometris.

Bidang geometris adalah bidang yang beraturan dan relatif mudah diukur

keluasannya, sedangkan bidang non-geometris adalah bidang yang tidak beraturan

sehingga cenderung sulit untuk diukur keluasannya (Marsudi & Nanda, 2020:

173).

26
Gambar 9. Bidang

5. Tipografi

Tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan

penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus,

sehingga akan membantu pembaca menemukan karakter dan makna dari logo

Khairunnisa & Agustiningrum, 2020: 25). Maharsi (2013:2) menjelaskan secara

definisi yang disebut dengan tipografi ialah seni dalam menyusun, memilih, dan

mengatur tataletak huruf dan jenis huruf untuk keperluan reproduksi dan

pencetakan. Dikatakan pula bahwa tipografi ialah seni menyeleksi jenis huruf dan

sekian banyak jumlah huruf yang ada, untuk disatukan dengan jenis huruf yang

lain serta menyatukan sejumlah kata pada ruang yang tersedia. Secara lebih

lanjutnya, tipografi akan terbilang baik apabila terbaca, menarik dan menciptakan

gaya serta karakter.

Tipografi merupakan salah satu elemen yang penting dalam suatu ilustrasi

sebuah novel, surat kabar, komik, dan lain-lain. Tipografi memiliki fungsi yang

27
lain yaitu memberikan informasi pada pembaca itu sendiri. Tipografi pada layout

diantaranya adalah pemilihan bentuk huruf yang sesuai, ukuran huruf yang sesuai,

dan juga menentukan letter spacing dan word spacing, tujuannya adalah agar

pembaca dapat menangkap apa yang ingin disampaikan dalam buku atau bacaan

yang dibaca. Salah satu bentuk tiografi yang dapat membantu pembaca untuk

mengerti dan memahami isi bacaan adalah ukuran huruf dan jenis huruf. Tipografi

yang merupakan disiplin ilmu seni rupa memiliki perpaduan nilai fungsional dan

nilai estetik, sehingga tipografi tidak hanya dapat memberikan makna kepada

sebuah objek tetapi juga dapat menyuarakan citra atau kesan visual (Langga, dkk.,

2021: 561).

Menurut Rustan (dalam Langga, dkk., 2021: 561), huruf sebagai figure

informatif dibagi berdasarkan segi ketertampakan, keterbacaan. Selain itu,

klasifikasi huruf juga dapat dibagi berdasarkan kegunaannya: (1) huruf sebagai

figure informatif, (2) huruf sebagai figure identitas, dan (3) huruf sebagai symbol.

Alexander Lawson (dalam Rustan, 2009) mengklasifikasikan huruf berdasarkan

sejarah dan bentuk huruf sebagai berikut:

a. Black letter yang termasuk ke dalam jenis tipografi yang sangat populer,

berdasarkan tulisan tangan (script) black letter populer pada abad

pertengahan (sekitar abad 17) di Jerman dengan dikenal sebagai gaya gothic

dan juga terkenal di Irlandia dikenal dengan gaya celtic. Desain karakter

Black Letter dibuat berdasarkan bentuk huruf dari tulisan tangan yang populer

pada masanya (abad pertengahan) di Jerman (gaya Gothic) dan Irlandia (gaya

Celtic). Ditulis menggunakan pena berujung lebar sehingga menghasilkan

28
kontras tebal-tipis yang kuat. Untuk menghemat media (kertas/kulit), karakter

ditulis berdempet-dempetan, sehingga hasil keseluruhannya berkesan gelap,

berat dan hitam. Inilah awal mula istilah Black Letter.

Gambar 10. Huruf Black Letter


(Sumber : Rustan, 2013: 47)

b. Humanis yaitu jenis tipografi yang menggunakan tulis tangan (script)

berdasarkan gaya romawi di Italia. Di Italia, orang tidak menggunakan

typeface bergaya Black Letter, melainkan Roman/Romawi kuno yang

negative space-nya cukup banyak, sehingga tulisan tampak lebih terang dan

ringan, karenanya gaya Humanist mendapat julukan White Letter. Humanist

mulai muncul tahun 1469, kelompok typeface ini diberi nama demikian

karena memiliki goresan lembut dan organic seperti tulisan tangan. Disebut

juga Venetian karena jenis huruf Humanist pertama dibuat di Venisia, Italia.

29
Beberapa contoh dari jenis huruf ini adalah Asul Cabin, Flamenco, Rambla,

Junction.

Gambar 11. Huruf Humanist


(Sumber : Rustan, 2013:47)

c. Old style atau juga dikenal sebagai huruf klasik, dan jenis tipografi yang

menggunakan tulis tangan (script) digunakan juga dalam desain media cetak

di Inggris, Belanda, Italia pada Tahun 1617. Kemahiran dan tingkat akurasi

para pembuat huruf makin lama makin meningkat, buku cetakan makin

banyak, kebutuhan akan bentuk huruf yang mirip tulisan tangan makin

berkurang. Faktor-faktor itu mendorong munculnya gaya baru di abad 15:

Old Style. Karakter-karakter pada kelompok typeface ini presisi, lebih lancip,

lebih kontras dan berkesan lebih ringan, menjauhi bentuk-bentuk kaligrafis/

30
tulisan tangan. Gaya Old Style mendominasi industri percetakan selama

kurang lebih 200 tahun.

Gambar 12. Huruf Old Style


(Sumber : Rustan, 2013:47)

d. Transitional atau huruf yang sering digunakan pada tahun 1757 dan itu

diterapkan sebagai judul display. Pada abad 17 muncul kelompok typeface

dengan gaya baru yang dibuat berdasarkan perhitungan secara ilmiah dan

prinsip-prinsip matematika, makin menjauh dari sifat kaligrafis/tulisan

tangan. Gaya Transitional pertama diciptakan sekitar tahun 1692 oleh Philip

Grandjean, dinamakan Roman du Roi, atau typeface Raja, karena dibuat atas

perintah Raja Louis XIV. Kelompok ini disebut Transitional karena berada

antara Old Style dan Modern.

31
Gambar 13. Huruf Transitional
(Sumber : Rustan, 2013:48)

e. Modern yang merupakan sering digunakan dalam penulisan sebuah artikel

atau surat kabar pada waktu itu. Tapi pada saat ini huruf ini sudah jarang

digunakan dikarenakan jika menggunakan huruf ini dimedia cetak yang

sekarang akan sulit untuk dibaca karena beberapa huruf sulit untuk dibaca

ketika ukuran tulisan terlalu kecil. Dinamakan modern karena kemunculan

typeface ini pada akhir abad 17, menuju era yang disebut Modern Age,

sehingga diberi nama Modern. Ciri-cirinya hampir lepas sama sekali dari sifat

kaligrafis typeface pendahulunya.

32
Gambar 14. Huruf Modern
(Sumber : Rustan, 2013:48)

f. Slab serif yang dikenal juga dengan sebutan Egyptian dikarenakan bentuknya

yang hampir mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir kuno. Muncul

sekitar abad 19, kelompok bergaya Slab Serif awalnya digunakan sebagai

display type untuk menarik perhatian pembaca poster iklan dan flier. Disebut

juga Egyptian karena bentuknya yang berkesan berat dan horisontal, mirip

dengan gaya seni dan arsitektur Mesir Kuno.

33
Gambar 15. Huruf Slab Serif
(Sumber : Rustan, 2013:48)

g. Sans serif yang sering digunakan pada media cetak pada tahun itu , contohnya

majalah, buku cerita, dan surat kabar. Ciri-ciri yang sangat kuat pun juga

terdapat pada huruf ini karena huruf ini tidak memiliki kait sama sekali dan

terlihat sederhana, maka dari itu sering dijadikan sebagai huruf pada media

cetak, karena terlihat sederhana dan mudah untuk dibaca. Jenis huruf berciri

Sans Serif (yang artinya: tanpa serif) mulai muncul tahun 1816 sebagai

display type dan sangat tidak populer di masyarakat karena pada saat itu

dianggap tidak trendi sehingga dinamakan Grotesque, yang artinya lucu/aneh.

Contohnya Akzidenz- Grotesk. Sans Serif mulai populer pada awal abad 20,

saat para desainer mencari bentuk-bentuk ekspresi baru yang mewakili sikap

penolakan terhadap nilai-nilai lama, yaitu pengkotakan masyarakat dalam

34
kelas-kelas tertentu. Gerakan yang disebut dengan Modern Art Movement ini

mulai menghapus dekorasi dan hiasan berlebihan pada desain, yang pada saat

itu dianggap menyimbolkan golongan kaya dan penguasa. Sans Serif dibagi

lagi menjadi tiga kelompok, yaitu Grotesque, Geometric, Humanist Sans Serif

yang muncul sebelum abad 20 masuk dalam golongan Grotesque. Contoh:

Helvetica, Univers, Akzidenz Grotesk. Geometric Sans Serif memiliki bentuk

yang geometris mendekati bentuk-bentuk dasar/basic shapes (segi empat,

segi tiga, lingkaran). Mengekspresikan masyarakat industri dan mekanis.

Gambar 16. Huruf Sans Serif


(Sumber : Rustan, 2013:49)

h. Script dan cursive yang menyerupai tulisan tangan. Script dan Cursive

bentuknya didesain menyerupai tulisan tangan, ada yang seperti goresan kuas

atau pena kaligrafi. Kalau Script huruf-huruf kecilnya saling menyambung,

35
sedangkan Cursive tidak. Script maupun Cursive didesain untuk digunakan

dalam teks yang memadukan huruf besar-kecil, bukan huruf besar semua.

Gambar 17. Huruf Script dan Cursive


(Sumber : Rustan, 2013:50)

i. Display atau font dekoratif yang banyak digunakan dalam dunia periklanan

untuk menarik perhatian pembaca. Kelompok bergaya Display pertama

muncul sekitar abad 19 dan semakin banyak karena teknologi pembuatan

huruf yang semakin murah. Saat itu jenis huruf Display sangat dibutuhkan

dunia periklanan untuk menarik perhatian pembaca. Display type dibuat

dalam ukuran besar dan diberi ornamen-ornamen yang indah. Diprioritaskan

bukan legibility-nya melainkan keindahannya. Kelompok Display/Dekoratif

36
ini juga mewakili segala typeface yang tidak termasuk ke dalam kategori yang

lain, baik itu typeface lama maupun baru.

Gambar 18. Huruf Display


(Sumber : Rustan, 2013:50)

Menurut Kusrianto (2007:202) menjelaskan bahwa huruf dikelompokan

menjadi empat jenis, yakni:

a. Oldstyle, diciptakan dalam periode tahun 1470 ketika muncul huruf Venesian

buatan seniman Venice, Aldin ciptaan Aldus Manutius dari Itali, dan Caslon di

Jerman. Beberapa font yang dapat dikategorikan dalam kelompok Oldstyle

adalah Bembo, Bauer Text, CG Cloiser, ITC Usherwood, Garamond, Goudy

Oldstyle, Palatino (Palmspring), dan lain-lain.

b. Modern, dimulai pada abad ke-18 ketika Gimbastita Bodoni menciptakan

karya-karyanya yang dikenal dengan font Bodoni. Font yang termasuk dalam

kelompok Modern diantaranya, Bodoni, Bauer Bodoni, Didot, Torino,Auriga,

ITC Fenice, Linorype Modern, ITC Modern, Bookman, Cheltenham, Melior

dan lain-lain.

37
c. Slab Serif, kelompok Slab Serif ditandai dengan bentuk serif yang tebal ,

bahkan sangat tebal. Contoh-contoh huruf Serif antara lain Boton, Auchen,

Calvert, Lubalin Graph, Memphis, Rockwell , Serifa, Clarendon, dan lain-lain.

d. Sans Serif adalah huruf tanpa serif (kait ujung). Pertama kali jenis huruf

tersebut diciptakan oleh William Caslon IV pada tahun 1816. Contoh-contoh

huruf Sans Serif antara lain Franklin Ghotic, Akzident Groteks, Helvetica,

Univers, Formata, Avant Garde, Gill Sans, Future, Optima, dan lain-lain.

C. Tata Letak Ilustrasi

Menurut Natadjaja (2009:22) menata tata letak berarti meramu seluruh

aspek grafis, meliputi warna, garis, titik, bidang, dan tipografi menjadi satu.

Pertimbngan bagi pengembangan tata letak adalah:

1. Kesatuan

Menurut Kusrianto (2007:35) Kesatuan atau unity merupakan salah satu

prinsip yang menekankan pada keselarasan dari unsur-unsur yang disusun, baik

dalam wujudnya maupun kaitanya dengan ide yang melandasinya. Suyanto (2004:

68) menyebutkan, beberapa prinsip membuat kesatuan yaitu : (a) Hubungan yaitu

mengulang suatu elemen, mislanya warna, arah, nilai, bentuk, tekstur, atau

membangun suatu gaya, misalnya gaya linier atau membangun hubungan di

antara elemen yang ada. (b) Grid yaitu membagi sebagian format ke dalam bagian

horizontal dan vertikal secara tetap, kolom, margin dan ruang yang membentuk

kerangka untuk mengorganisasi ruang, huruf dan gambar. (c) Kesejajaran yaitu

hubungan visual yang dibuat antara elemen-elemen, bentuk dan obyek yang

38
mempunyai garis poros yang sama. (d) Aliran yaitu menggunakan prinsip ritme

bergerak dari elemen satu ke elemen lain.

2. Keseimbangan

Menurut Kusrianto (2007:38) Keseimbangan atau balance merupakan

prinsip dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah atas suatu bidang

atau ruang yang diisi dengan unsur-unsur rupa. Menurut Arnston (2007) Prinsip

Keseimbangan pada dasarny dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Keseimbangan Simetris

Menurut Pujiriyanto (2005:93) Keseimbangan simetris yaitu

keseimbangan yang sama dalam ukuran, bentuk, bangun dan letak dari bagian-

bagian atau objek-objek yang akan disusun di sebelah kiri dan kanan garis sumbu

khayal. Menurut Arnston (2007) keseimbangan simetris identik dengan

pengulangan bentuk dari kiri ke kanan atau sebaliknya dalam posisi

mirrored/sama persis. Beberapa desain yang memiliki keseimbangan simetris juga

menerapkan pengulangan dari atas ke bawah/posisi horizontal, bahkan

pengulangan bentuk dapat berpola melingkar dengan persebaran elemen dari

tengah ke segala arah.

Gambar 19. Keseimbangan Simetris


(Sumber: blog.sribu.com, diunduh pada 22 Maret 2020)

39
b. Keseimbangan Asimetris

Menurut Pujirianto (2005: 93) Keseimbangan Asimetris yaitu apabila

garis, bentuk, bangun atau masa yang tidak sama dalam ukuran, isi atau volume,

diletakan sedemikian rupa sehingga tidak mengikuti aturan keseimbangan

simetris. Menurut Arnston (2007) keseimbangan asimetris menimbulkan pengaruh

yang besar terhadap irama dan perubahan rasa, hal ini dikarenakan

ketidakstabilan/ketidakseimbangan dan kerelativan berat yang dimiliki. Dalam

keseimbangan asimetris, bidang yang tampak tak seimbang dapat diseimbangkan

dengan menggunakan perluasan bentuk, nilai, warna maupun tekstur. Efek visual

yang ditimbulkan dapat terlihat menantang dan tampak mengagumkan.

Gambar 20. Keseimbangan Asimetris


(Sumber: blog.sribu.com, diunduh pada 22 Maret 2020)

3. Irama

Menurut Susanto (2011:334) irama atau ritme dalam seni rupa

menyangkut persoalan warna, komposisi, garis, maupun lainnya. rhythm atau

ritme adalah urutan atau perulangan yang teratur dari sebuah elemen atau unsur-

unsur dalam karya lainnya. Menurut Supriyono (2010: 96) Penyusuna elemen-

elemen visual dengan interval yang teratur dapat menciptakan kesan kalem dan

statis. Sebaliknya, pergantian ukuran, jarak, dan posisi elemen dapat menciptakan

40
suasana riang, dinamis, dan tidak monoton. Repetisi dapat menciptakan kesatuan

dan meningkatkan kenyamanan baca. Akan tetapi, perulangan yang terus-menerus

tanpa ada variasi dapat menjadikan desain terasa monoton dan membosankan.

4. Proporsi

Menurut Kusrianto (2007:43) proporsi adalah perbandingan ukuran antara

bagian dengan bagian dan antara bagian dengan keseluruhan. Prinsip komposisi

tersebut menekankan pada ukuran dari suatu unsur yang akan disusun dan sejauh

mana ukuran itu menunjang keharmonisan tampilan suatu desain. Menurut

Susanto (2011:320) menyebutkan, proporsi berhubungan erat dengan balance

(keseimbangan) rhythm (irama, harmoni) dan unity. Proporsi dipakai sebagai

salah satu pertimbangan untuk mengukur dan menilai keindahan artistik suatu

karya seni.

5. Kontras

Menurut Kusrianto (2007: 42). Kontras di dalam suatu komposisi

diperlukan sebagai vitalitas agar tidak terkesan monoton. Tentu saja, kontras

ditampilkan secukupnya saja karena bila terlalu berlebihan, akan muncul

ketidakteraturan dan kontradiksi yang jauh dari kesan harmonis. Susanto (2011:

227-228) menyebutkan bahwa kontras dapat dimunculkan dengan menggunakan

warna, bentuk, tekstur ukuran dan ketajaman. Kontras digunakan untuk memberi

ketegasan dan mengandung oposisi-oposisi seperti gelap terang, cerah-buram,

kasar-halus, besar-kecil dan lain-lain. Dalam hal ini kontras dapat pula memberi

peluang munculnya tanda-tanda yang dipakai sebagai tampilan utama maupun

pendukung dalam sebuah karya.

41
D. Visual Perception

Menurut Tanudjadja (2005:59) desainer komunikasi visual dalam

melakukan eksekusi desain memperhatikan setiap tendensi dari perilaku manusia

dalam melihat sebuah tampilan visual. Fenomena-fenomena alam merupakan

referensi dasar dari sebuah konsep desain. Hal ini sejalan dengan prinsip Gestalt

yang merupakan bagian dari persepsi visual. Bahwa sebuah bentuk merupakan

hasil komulatif dari berbagai elemen dan efek serta merupakan proses yang terdiri

dari seleksi, organisasi, dan interpretasi terhadap stimulus. Beberapa contoh

prinsip-prinsip dalam integrasi persepsi seperti penutupan (closure),

pengelompokan (grouping), sosok dan latar (figure/ground) sering dipakai dalam

dunia desain komunikasi visual. Prinsip pengelompokan informasi (information

grouping) memungkinkan penglihat untuk mengevaluasi karya berdasarkan

atribut yang berbeda, sesuai dengan psychological set yang dimiliki. Tiga prinsip

grouping untuk mengelompokkan stimulus atau objek adalah: kedekatan

(proximity), kesamaan (similarity) dan kesinambungan (continuity).

Stimulus yang diterima oleh penglihat akan cenderung dihubungkan

dengan konteks atau situasi yang melingkupi penglihat. Menurut Tanudjadja

(2005), setting dari karya desain akan mempengaruhi persepsi penglihat. Prinsip

paling penting dari konteks adalah sosok dan latar (figure/ground). Sebuah objek

bisa dilihat sebagai dua objek dengan permainan foreground dan background.

Masing-masing bisa diidentifikasi sebagai objek tanpa harus membentuknya

menjadi solid.

42
Gambar 21. Figure and Ground
(Sumber: desainstudio.com, diunduh pada 22 Maret 2020)

1. Closures

Prinsip Closures (penutupan) cocok dipakai untuk merek produk yang

cukup dikenal oleh masyarakat. Prinsip ini biasa digunakan untuk menguji apakah

konsumen atau masyarakat masih mengingat merek sebuah produk. Pinsip closure

juga bisa digunakan untuk iklan merek produk baru, karena dengan menggunakan

prinsip closure, merek yang diiklankan diharapkan lebih cepat diingat dan

bertahan lama.

Gambar 13. Prinsip Closures


(Sumber: desainstudio.com, diunduh pada 22 Maret 2021)

43
2. Proximitiy

Prinsip kedekatan (proximity), yaitu sebuah kesatuan atau pengelompokan

yang terbentuk karena adanya elemen-elemen yang saling berdekatan. Pandangan

mata akan cenderung melihat sebagai gabungan gambar yang menyatu.

Gambar 23. Prinsip Proximity


(Sumber: desainstudio.com, diunduh pada 22 Maret 2021)

3. Continuity

Prinsip continuity, menunjukkan bahwa penataan visual yang dapat

menggiring gerak mata mengikuti ke sebuah arah tertentu. Aplikasi prinsip ini

ditunjukkan pada gambar 24 dimana bidang lingkaran ditata sedemikian rupa

sehingga mata akan mengikuti dari pangkal (bagian atas) sampai pada ujung

bidang (bagian bawah).

Gambar 24. Prinsip Continuity


(Sumber: desainstudio.com, diunduh pada 22 Maret 2021)

44
4. Similarity

Prinsip similarity menunjukkan bahwa obyek yang sama akan terlihat

secara bersamaan sebagai kelompok, hal ini dapat ditentukan lewat bentuk, warna,

arah maupun ukuran. Gambar 25 menunjukkan contoh bentuk yang menerapkan

prinsip similarity tampak pada gambar bahwa pandangan mata akan

mengelompokkan bidang segitiga sebagai deretan sinar matahari dan leher

burung.

Gambar 25. Prinsip Similarity


(Sumber: desainstudio.com, diunduh pada 22 Maret 2020)

E. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang memiliki relevansi dan dapat menjadi gambaran

terhadap peneletian ini antara lain:

1. Pratama (2013) berjudul “Analisis Ilustrasi pada Kaos Oblong Prodruk Jogist

Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ilustrasi pada

kaos oblong Jogist dari segi gaya ilustrasi, warna, tipografi, dan komposisi.

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan fokus

penelitian pada: (a) gaya ilustrasi, (b) warna, (c) tipografi, (d) komposisi.

45
Data diperoleh dari hasil pengamatan, melalui dokumentasi pemotretan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa gaya ilustrasi yang digunakan pada kaos

oblong produk Jogist adalah ilustrasi corak realistik dan ilustrasi corak non

realistik. Warna yang digunakan pada kaos oblong produk Jogist adalah

warna dingin dan warna panas. Tipografi yang digunakan pada kaos oblong

produk Jogist adalah tipografi tipe modern, tipografi tipe sans serif, dan

tipografi tipe slab serif. Pola komposisi yang digunakan pada kaos oblong

produk Jogist adalah pola komposisi simetris dan pola komposisi asimetris.

2. Santoso (2016) berjudul “Analisis Ilustrasi Pada Desain T-Shirt Produksi

Industri Kreatif di Yogyakarta (Pt. Aseli Dagadu Djokdja Dan Dagingtumbuh

Shop)”. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan jenis ilustrasi

yang diterapkan pada ilustrasi desain t-shirt produk P.T Aseli Dagadu

Djokdja dan Daging tumbuh Shop. (2) Mendeskripsikan perbedaan

karakterisrik ilustrasi pada desain t-shirt produk P.T Aseli Dagadu Djokdja

dan Dagingtumbuh Shop. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif

kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 5 desain ilustrasi pada t-shirt produksi

P.T Aseli Dagadu Djokdja dan 5 desain ilustrasi pada t-shirt produksi

Dagingtumbuh Shop. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan bentuk

ilustrasi yang diterapkan pada t-shirt dan karakteristik ilustrasi yang dimiliki

oleh tiap produsen dengan mendeskripsikan elemen ilustrasi dan tata letak

ilustrasi yang diterapkan. Data diperoleh dengan wawancara, observasi, studi

kepustakaan dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)

Ilustrasi yang diterapkan pada desain t-shirt produksi PT. Aseli Dagadu

46
Djokdja adalah jenis ilustrasi berbentuk kartun dan karikatur bergaya non

realistik dengan pemilihan objek berupa deformasi manusia, bangunan,

benda, hewan serta alam. Ilustrasi yang diterapkan pada desain t-shirt

produksi Daging tumbuh Shop adalah jenis ilustrasi berbentuk drawing

bergaya non realistik dengan pemilihan objek berupa deformasi hewan,

manusia, tipografi dan benda-benda di sekitar kehidupan kita. (2)

Karakteristik ilustrasi pada desain t-shirt produksi PT. Aseli Dagadu Djokdja

berupa parody-parody visual tentang kota Yogyakarta, kehidupan masyarakat

Yogyakarta, sejarah di Yogyakarta, wisata Yogyakarta, kuliner Yogyakarta

dan segala aspek yang berkaitan dengan Yogyakarta. Karakteristik ilustrasi

pada desain t-shirt Dagingtumbuh Shop bersifat imajinatif, unik, kritis dan

merupakan respon terhadap benda-benda yang dianggap sepele di sekitar

kehidupan kita serta respon terhadap fenomena-fenomena sosial yang sedang

terjadi.

3. Listyoningrum (2020) berjudul “Analisis Semiotika Logo PT. Aseli Dagadu

Djokdja”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur desain,

prinsip desain, dan makna semiotika logo PT. Aseli Dagadu Djokdja. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,

pengumpulan data tentang logo PT. Aseli Dagadu Djokdja diperoleh melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi dengan alat bantu berupa: foto

(kamera), alat perekam (handphone) dan buku catatan. Instrumen penelitian

yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji

keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, ketekunan

47
peneliti, dan triangulasi. Teknik analisis data terdiri dari beberapa tahap yaitu:

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitiannya

adalah pembedahan logo PT. Aseli Dagadu Djokdja menggunakan unsur-

unsur desain, prinsip desain, dan pendekatan teori semiotika dari Charles

Sanders Peirce dengan pengembangannya pada ikon, indeks dan simbol.

Selanjutnya maka dapat disimpulkan bahwa melalui identitas visual yang

dimilikinya, bentuk mata menjadi tanda ikonis yang menonjol dari logo PT.

Aseli Dagadu Djokdja, dengan penggunaan garis lengkung dan bidang

geometris, non geometris yang digunakan logo PT. Aseli Dagadu Djokdja

menempati ruang dua dimensi. Adanya sebuah indeks yaitu berbentuk mata

yang dibuat, memiliki hubungan antara logo dan tipografi yang ada pada logo

PT. Aseli Dagadu Djokdja, dengan pemilihan warna dan goresan yang

memiliki kesatuan dan penggunaan keseimbangan asimetris pada logo lama

dan penggunaan keseimbangan simetris pada logo baru. Simbolis yang

terdapat pada logo PT. Aseli Dagadu Djokdja yaitu logo berbentuk mata

menjadi simbol untuk tamasya, cucimata, dan jalan-jalan sambil menikmati

suasana kota.

4. Pradika, dkk., (2020) berjudul “Kajian Ilustrasi, Tipografi, Dan Warna Dalam

Membentuk Estetika Pada Desain Kemasan Pod Cokelat Edisi Dark

Chocolate Bali”. Tujuan dari penelitian ini bermaksud untuk mengkaji unsur

ilustrasi, tipografi, dan warna dalam membentuk estetika pada desain

kemasan pod cokelat edisi dark chocolate Bali. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif dengan analisis deskriptif analitik. Sempel yang diterapkan

48
berdasarkan teknik purposive. Pengumpulan data melalui wawancara,

dokumentasi, dan sumber pustaka. Seluruh data yang telah dikumpulkan

kemudian dianalisis menggunakan teori desain komunikasi visual dari

Pujiriyanto, Hendratman, Sihombing dan teori estetika prinsip desain dari

Dharsono. Adapun masalah yang diteliti adalah (1) Bagaimana ilustrasi dalam

membentuk estetika pada desain kemasan Pod Cokelat (2) Bagaimana

tipografi dalam membentuk estetika pada desain kemasan Pod Cokelat (3)

Bagaimana warna dalam membentuk estetika pada desain kemasan Pod

Cokelat. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk perkembangan ilmu

kajian seni khususnya dalam penelitian di bidang desain komunikasi visual.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) ilustrasi pada desain kemasan pod

cokelat edisi dark chocolate Bali terdiri dari jenis ilustrasi digital dan

fotografi. (2) tipografi pada desain kemasan pod cokelat edisi dark chocolate

Bali terdiri dari jenis tipografi sans serief, serta terdiri dari gabungan upper

case dan lower case letter. (3) warna pada pada desain kemasan pod cokelat

edisi dark chocolate Bali terdiri dari jenis warna primer, sekunder, analog,

dan netral, perpaduan dari setiap warna memiliki pengaruh psikologis. Ketiga

unsur visual pada desain kemasan pod cokelat edisi dark chocolate Bali

sebagai unsur pembentuk estetika sudah memenuhi prinsip desain yaitu

paduan harmoni, irama, kontras, dan gradasi.

49
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Arikunto (2015: 6), mengungkapkan penelitian kualitatif

dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang

ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian itu dilakukan..

Oleh karena itu, penelitian kualitatif mampu mengungkap fenomena-fenomena

pada suatu subjek yang ingin diteliti secara mendalam.

Pada penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif deskriptif.

Dimana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan

data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin

berasal dari nasakah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen

pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainya (Moleong, 2012: 11).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Home of Us yang berlamat di Piyungan,

Kab. Bantul, 55792.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Maret 2021 –

Juli 2021. Jadwal penelitian dimulai dari persiapan penelitian, penyusunan

50
instrumen penelitian, pengambilan data, pengolahan dan analisis data penelitian,

serta laporan penelitian.

C. Data Penelitian

Penelitian ini berupa informasi tentang deskripsi dan analisis desain

ilustrasi t-Shirt Northy karya Home of Us. Subjek yang diteliti berupa desain

ilustrasi t-Shirt Northy. Objek yang diteliti adalah bentuk visual, tipografi, warna,

ide penciptaan, dan makna yang terkandung di dalamnya.

D. Sumber Data Penelitian

Sumber data utama penelitian deskriptif kualitatif ialah kata-kata dan

tindakan, selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen yang

dikumpulkan dari kegiatan wawancara, catatan lapangan, foto dokumentasi dan

dokumen lainnya. Subjek dalam penelitian ini berupa 10 sampel desain ilustrasi

yang ada pada produk t-shirt. Objek yang diteliti adalah bentuk visual, tipografi,

warna, ide penciptaan, dan makna yang terkandung di dalamnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2015: 308) teknik pengumpulan data adalah langkah

yang paling utama dalam penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan data.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya:

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara terstruktur dan

tidak terstruktur, menurut Sugiyono (2015: 319) wawancara terstruktur digunakan

sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah

51
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh, pengumpul

data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis

yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Selanjutnya menurut Sugiyono

(2015: 320) wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data.

Peneliti melakukan wawancara terus menrus secara bertahap untuk

memperoleh data kemudian mengolah data-data yang sesuai dengan permasalahan

dan menyajikan dalam bentuk tulisan. Wawancara dilakukan dengan seorang

desainer yang merintis jasa desain Home of Us (HOUS) yaitu Fahrenno Asnawan.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif

dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek

sendiri atau oleh orang lain oleh subjek. Dokumentasi merupakan salah satu cara

yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut

pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis

atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan (Herdiansyah, 2015: 143).

Teknik dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui

teknik observasi dan wawancara. Hal-hal yang perlu untuk dilakukan dokumentasi

ialah produk t-shirt beserta ilustrasinya.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2015:102) “instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

52
Penelitian juga akan didukung dengan instrumen penelitian sederhana untuk dapat

melengkapi data dan membandingkan data yang telah ditemukan. Instrumen

penelitian sederhana yang digunakan pada penelitian ini salah satunya adalah

pedoman wawancara. Pedoman wawancara adalah pedoman bagi peneliti untuk

melakukan kegiatan wawancara kepada reponden atau narasumber.

Instrumen utama yang digunakan saat penelitian berlangsung adalah

peneliti sendiri sebagai instrumen utama, yakni peneliti terlibat langsung ke

lapangan dalam proses penelitian, mengumpulkan data, dan wawancara terhadap

narasumber.

G. Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

triangulasi. Menurut Sugiyono (2015: 372) triangulasi dalam pengujian

kredibilitas adalah sebagai pengecekkan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini teknik triangulasi data

yang digunakan adalah triangulasi teknik dan sumber. Triangulasi teknik

dilakukan dengan membandingkan antara teknik pengambilan data observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Triangulasi sumber dilakukan dengan

membandingkan sumber data yang diperoleh dari data dokumentasi dan hasil

wawancara dengan desainer yang merintis jasa desain Home of Us (HOUS) yaitu

Fahrenno Asnawan.

Menurut Tanzeh (2018: 120) ada beberapa standar atau kriteria guna

menjamin keabsahan data kualitatif, antara lain sebagai berikut.

53
1. Standar kredibilitas, apa hasil penelitian memiliki kepercayaan yang tinggi

sesuai dengan fakta yang ada di lapangan perlu dilakukan: (1) memperpanjang

keterlibatan peneliti di lapangan, (2) melakukan observasi terus-menerus dan

sungguh-sungguh, ninja peneliti dapat mendalami fenomena yang ada, (3)

lakukan triagulasi (metoda, isi, dan proses), (4) melibatkan atau diskusi

dengan teman sejawat, (5) melakukan kajian atau analisis kasus negatif, dan

(6) melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil analisis.

2. Standar transferabilitas, merupakan standar yang dinilai oleh pembaca

laporan. Suatu hasil penelitian dianggap memiliki transferabilitas tinggi

apabila pembaca laporan memiliki pemahaman yang jelas tentang fokus dan

isi penelitian.

3. Standar dependabilitas, adanya pengecekan atau penilaian ketepatan peneliti

di dalam mengkonseptualisasikan data secara ajeg. Konsistensi peneliti dalam

keseluruhan proses penelitian menyebabkan pendidik ini dianggap memiliki

dependabilitas tinggi.

4. Standar konfirmabilitas, lebih terfokus pada pemeriksaan dan pengecekan

(checking and audit) kualitas hasil penelitian, apakah benar hasil penelitian

didapat dari lapangan. Audit konfirm mobilitas umumnya bersamaan dengan

audit dependabilitas

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan

model interaktif Miles and Huberman. Menurut Sugiyono (2015: 336) ada 4

54
komponen analisis data dari model interaktif yang dijelaskan dalam Gambar 26

sebagai berikut.

Gambar 26. Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)


Sumber: Miles dan Huberman (Sugiyono, 2015: 338)

1. Pengumpulan Data

Data yang diperoleh di lapangan dikumpulkan dan dicatat atau dibuat

transkip. Selanjutnya data tersebut dikonsultasikan dengan pembimbing (peer de

briefing). Setelah semua data terkumpul dilakukan pengkodingan.

2. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan masih bersifat komplek, rumit dan

banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Data yang diperoleh harus

segera dianalisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti.

55
3. Penyajian Data

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles dan

Huberman (Sugiyono, 2015: 249) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk naratif.

4. Penarikan Kesimpulan

Data disimpulkan berdasarkan validitas data melalui triangulasi. Setelah

diverifikasi berdasarkan keabsahan data melalui triangulasi maka hanya data yang

valid untuk dibahas dan disimpulkan. Langkah ketiga dalam analisis data

kualitatif adalah penaikan kesimpulan.

56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Produk T-Shirt Northy Karya Home of Us

T-shirt northy merupakan salah satu T-shirt yang nyaman untuk kebutuhan

sehari-hari. Dibuat dengan bahan dasar cotton combed dengan sablon plastisol

pada punggung dan dada kiri. Desain yang digunakan adalah artwork orisinil

Northy yang akan membuat kaos ini semakin keren saat dipakai. Northy berlamat

di Banyakan 1, Sitimulyo, Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa

Yogyakarta 55792 Bantul 55792 Indonesia, dengan alamat email

northy.id@gmail.com.

Northy memiliki segmentasi pasar pada kalangan anak muda terutama

pecinta motor. Produk t-shirt northy dibuat secara limited edition/terbatas. Northy

juga menjual berbagai macam produk berupa sweater, t-shirt, dan gloves. Northy

melakukan produksi ulang/reproduksi suatu produk yang paling digemari, hal

demikian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang tidak memiliki

kesempatan untuk membeli dikarenakan stock produk habis/sold out. Northy

dalam menghadapi perkembangan trend memiliki strategi untuk tidak terlalu

mengikuti gaya desain/ilustrasi yang sedang digemari oleh pasar. Northy hanya

memodifikasi secara kreatif desain ilustrasi yang sedang digemari. Hasil

modifikasi tersebut tetap membawa ciri khas Northy, sehingga Northy

menghasilkan produk t-shirt anti mainstream.

Beberapa produk T-Shirt Northy Karya Home of Us disajikan pada Tabel 3

sebagai berikut.

57
Tabel 3. Produk T-Shirt Northy Karya Home of Us

No Produk T-Shirt
1

Nama/Tema : Uncrowded Break


Warna : Putih
Produk : T-Shirt Northy
Harga : Rp. 130.000.00
2

Nama/Tema : Share The Road X HOUS


Warna : Putih
Produk : T-Shirt Northy
Harga : Rp. 135.000.00

58
3

Nama/Tema : Speed Destroyer


Warna : Hitam
Produk : T-Shirt Northy
Harga : Rp. 135.000.00
4

Nama/Tema : Ride for Culture X House


Warna : Putih
Produk : T-Shirt Northy
Harga : Rp. 135.000.00

59
5

Nama/Tema : Gain Ground & Move Fast


Warna :
Produk : T-Shirt Northy
Harga : Rp. 135.000.00

B. Ilustrasi T-Shirt Northy Karya Home of Us

1. Ilustrasi pada T-Shirt “Ts Ride for Culture”

Gambar 27. Ilustrasi T-Shirt “Ts Ride for Culture”

Desainer: Fahrenno Asnawan

60
Ilustrasi pada T-Shirt Northy Karya Home of Us yang berjudul “Ride for

Culture” ini merupakan motor jenis Harley mempunyai arti Berkendara untuk

Budaya. Perilaku pengemudi di jalan adalah cermin dari budaya bangsa dan wajah

asli sebuah kota atau daerah masing-masing. Wajah asli dan budaya bangsa bisa

dilihat dari perilaku pengemudi di jalan.

Gambar 28. Ilustrasi “Ride for Culture”

a. Bentuk

Ride For Culture, yang artinya berkendara untuk budaya, disini

mengambarkan karakter Gatot Kaca sebagai karakter pewayangan asal Indonesia

mengendarai motor chopper dimaknai diartikan sebagai ciri khas Indonesia, gatot

kaca mengambarkan sosok tangguh, kuat, dan baik hati, dan sedang mengendarai

motor, latar belakang digambarkan pegunungan, sangat khas dengan Indonesia

yang mempunyai kekayan alam terutama banyaknya pegunungan di Indonesia,

pemilihan karakter gatot kaca yang berasal dari Jawa dan sangat pas dengan

northy yang lahir dari Yogyakarta.

61
Dimaknai akulturasi budaya pencampuran budaya asing tapi tetap

mengutamakan ciri khas Indonesia. Proses akulturasi adalah proses penambahan

unsur budaya lain dalam budaya sendiri. Akulturasi sering disebut dengan “mixed

and adopting the other culture with local culture. Acculturation here refers to a

social process which emerges when a group of people with particular culture

encouters foreign culture element. This foreign element is then accepted and

appropriated without losing its original culture” (Setyawan, 2019: 27). Boleh

dikatakan akulturasi budaya adalah pemasukkan unsur-unsur yang diserap dari

budaya lain ke dalam budaya sendiri, tanpa menghilangkan ciri khas atau jiwa

dari budaya tersebut.

b. Warna

Unsur warna yang digunakan pada ilustrasi “Ride For Culture” ialah

warna emas, putih, dan hitam. Pemilihan warna emas menambah kesan elegan dan

mewah. Warna putih menunjukkan Disiplin, suci, bersih, damai, kebaikan,

pemujaan, kemurnian, salju, damai, kepolosan, kebersihan, kemudahan,

kesederhanaan, kerendahan hati, sterilitas, kekuatan, udara, pengharapan. Warna

hitam memiliki makna kokoh, anggun, kuat, misteri, mewah, modern, formalitas,

kemakmuran, style, dan keseriusan.

c. Tipografi

Tipografi “Ride For Culture” pada ilustrasi ini menggunakan jenis

tipografi Display/Dekoratif yang memiliki karakteristik mengutamakan

keindahan. Cara penulisan kalimat “Ride For Culture” dimaksudkan untuk

62
menunjukkan sisi gatot kaca mengambarkan sosok tangguh, kuat, dan baik hati,

dan sedang mengendarai motor, latar belakang digambarkan pegunungan.

2. Ilustrasi pada T-Shirt “Ts Speed Destroyer”

Gambar 29. Ilustrasi T-Shirt “Ts Speed Destroyer”

Desainer: Fahrenno Asnawan

63
a. Bentuk

Judul: “speed destroyer” Mengambarkan kepala serigala yang “berteriak

lantang”, megambarkan sebuah kekuatan, kecepatan dan liar dalam berkendara

dan ditambahkan helm pada serigala untuk memperjelas sebuah brand motor,

speed destroyer sendiri yang berarti perusak kecepatan yang dimana diartikan

sebagai kesan kecepatan yang melampaui batas maksimal atau liar. Speed

destroyer sendiri memiliki sejarah sebagai sebutan untuk istilah kapal perusak

jaman perang dunia ke-2. Warna orange sendiri menggambarkan warna yang

panas untuk kesan gersang dan pemilihan latar belakang yang gelap menambah

kesan alam liar.

b. Warna

Unsur warna yang digunakan pada ilustrasi “speed destroyer” ialah warna

oranye dan hitam. Warna hitam memiliki makna kokoh, anggun, kuat, misteri,

mewah, modern, formalitas, kemakmuran, style, dan keseriusan. Warna orange

sendiri menggambarkan warna yang panas untuk kesan gersang dan pemilihan

latar belakang yang gelap menambah kesan alam liar.

c. Tipografi

Tipografi “speed destroyer” pada ilustrasi ini menggunakan jenis tipografi

Display/Dekoratif yang memiliki karakteristik mengutamakan keindahan. Cara

penulisan kalimat “speed destroyer” menggunakan hand drawing untuk

mempertahankan tekstur kasar dari brush terlihat rusak dan kotor agar mewakili

kesan kekuatan dan liar. Prinsip kontras ditekankan pada ilustrasi ini, dengan

tujuan untuk nenonjolkan figur objek untuk mencapai konsep liar.

64
3. Ilustrasi pada T-Shirt “Ts Gain Ground & Move Fast”

Gambar 30. Ilustrasi T-Shirt “Ts Gain Ground & Move Fast”
Desainer: Fahrenno Asnawan

Gambar 31. Ilustrasi Gain Ground & Move Fast

65
a. Bentuk

Judul: “Grain Ground and Move Fast” menggambarkan istilah lain dari

“kick starting” ibarat orang starting motor (selah) dengan tekanan atau kecepatan

ke arah bawah, mengambarkan sifat gentelman pada seorang Pria dan sangat

cocok denagan karakter NORTHY yang mengarah kesebuah brand accesories

berkendara. SPEED MAKER yang berarti „‟pembuat kecepatan‟‟ RIDERS

SUPPLY yang berarti „‟pasokan pengendara‟‟ CO, Co branding adalah suatu

kombinasi, perpaduan atau kerja sama antara dua brand/merek pada satu produk

atau jasa yang sama. Dua merk ini bekerja sama dan berbagi kompetensi untuk

memaksimalkan pendapatan, memperluas pangsa pasar menggaet customer dari

brand partnernya.

b. Warna

Unsur warna yang digunakan pada ilustrasi “Grain Ground and Move

Fast” ialah warna kuning dan hitam. Warna hitam memiliki makna kokoh,

anggun, kuat, misteri, mewah, modern, formalitas, kemakmuran, style, dan

keseriusan. Warna kuning sendiri menggambarkan kekayaan, emas, sinar,

kehidupan, matahari, keberuntungan, suka cita, kebahagiaan, bumi, kecerdasan,

kemakmuran, musim panas, pengharapan, keceriaan, persahabatan, keberanian.

c. Tipografi

Tipografi “Grain Ground and Move Fast” pada ilustrasi ini menggunakan

jenis tipografi Display/Dekoratif yang memiliki karakteristik mengutamakan

keindahan. Cara penulisan kalimat “Grain Ground and Move Fast” menggunakan

hand drawing untuk mempertahankan tekstur kasar dari brush terlihat rusak dan

66
kotor agar mewakili kesan kekuatan dan liar. Prinsip kontras ditekankan pada

ilustrasi ini, dengan tujuan untuk nenonjolkan figur objek untuk mencapai konsep

liar.

4. Ilustrasi pada T-Shirt “Uncrowded Breaks”

Gambar 32. Ilustrasi T-Shirt “Ts Uncrowded Break”


Desainer: Fahrenno Asnawan

Gambar 33. Ilustrasi Ts Uncrowded Break

67
a. Bentuk

Judul: “The Road Uncrowded Breaks” mengambarkan sebuah kecepatan

di jalanan, “The Road To Uncrowded Breaks” yang berarti mencari jalan pintas

menuju tujuan untuk beristirahat, terlihat dari gambar bukan gambar jalan raya

pada umumnya, melainkan jalan tanah yang bukan jalur kendaraan pada

umumnya. Selain berbahaya, terus berkendara dalam keadaan lelah sangat

mengancam kesehatan, mulai dari menurunnya kekebalan tubuh menjadi lemas

tidak berenergi, juga bisa kehilangan kesadaran. Beberapa kecelakaan yang terjadi

saat masa mudik yaitu karena faktor kelelahan. Akibatnya, pengendara tidak bisa

menguasai kendaraannya, sehingga terjadi kecelakaan lalu lintas.

b. Warna

Unsur warna yang digunakan pada ilustrasi “The Road Uncrowded

Breaks” ialah warna merah, putih, dan hitam. Pemilihan warna merah mempunyai

makna kekuatan, kehangatan, cinta, persahabatan, api, kegagahan, kecepatan,

kepemimpinan, kepriaan, darah, sosialisme, musim panas, musim gugur, berhenti,

hormat. Warna putih menunjukkan disiplin, suci, bersih, damai, kebaikan,

pemujaan, kemurnian, salju, damai, kepolosan, kebersihan, kemudahan,

kesederhanaan, kerendahan hati, sterilitas, kekuatan, udara, pengharapan. Warna

hitam memiliki makna kokoh, anggun, kuat, misteri, mewah, modern, formalitas,

kemakmuran, style, dan keseriusan.

c. Tipografi

Tipografi “The Road Uncrowded Breaks” pada ilustrasi ini menggunakan

jenis tipografi Display/Dekoratif yang memiliki karakteristik mengutamakan

68
keindahan. Cara penulisan kalimat “The Road Uncrowded Breaks” dimaksudkan

untuk menunjukkan mengambarkan sebuah kecepatan di jalanan.

5. Ilustrasi pada T-Shirt “Ts Share The Road X HOUS”

Gambar 34. Ilustrasi T-Shirt “Ts Share The Road”


Desainer: Fahrenno Asnawan

Gambar 35. Ilustrasi “Share The Road”

69
a. Warna

Judul: “Share The Road‟‟ yang berarti berbagi jalan, yang dimaksud

adalah istirahat yang dimana dapat dibagikan untuk pengendara lain untuk

lanjutkan perjalanan, mengambarkan sebuah pom bensin yang ada di Amerika,

yang dimana pom bensin di Amerika maupun di dalam negeri mempunyai

kebiasaan yang unik dimana pom bensin tidak hanya tempat mengisi bahan bakar

kendaraan tapi sering kali digunakan untuk beristirahat, seperti kebanyakan pom

bensin di amerika selalu menyediakan MOTEL atau hotel (penginapan) dan bar

tempat para pengendara beristirahat pada saat break berkendara. Pohon palm

menambah kesan Los Angels California yang sangat identik dengan pantai dan

palm, yang di mana inspirasi dari artikel ini adalah California. Kampanye share

the road sebenarnya adalah agar pengendara kendaraan bermotor menerima

pesepeda di jalan raya sebagai sesama pengendara, bukan dimaksudkan untuk

berbagi jalan kepada pesepeda balap yang berkendara sekadar untuk hobi apalagi

untuk pamer.

b. Warna

Unsur warna yang digunakan pada ilustrasi “Share The Road‟‟” ialah

warna putih dan emas. Pemilihan warna emas menambah kesan elegan dan

mewah. Warna putih menunjukkan Disiplin, suci, bersih, damai, kebaikan,

pemujaan, kemurnian, salju, damai, kepolosan, kebersihan, kemudahan,

kesederhanaan, kerendahan hati, sterilitas, kekuatan, udara, pengharapan.

70
c. Tipografi

Tipografi “Share The Road” pada ilustrasi ini menggunakan jenis

tipografi Display/Dekoratif yang memiliki karakteristik mengutamakan

keindahan. Cara penulisan kalimat “Share The Road” dimaksudkan untuk

menunjukkan mengambarkan sebuah kecepatan di jalanan.

71
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan yaitu bahwa semua design-nya

mengarah kesebuah filosofi motor Harley Davidson. Ilustrasi yang diterapkan

pada desain T-Shirt Northy Karya Home of Us adalah jenis ilustrasi berbentuk

karikatur dengan pemilihan objek berupa deformasi manusia, hewan, motor,

bangunan.

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan dan hasil penelitian pada ilustrasi desain T-

Shirt Northy Karya Home of Us, maka penulis dapat memberikan saran sebagai

berikut :

1. Bagi T-Shirt Northy Karya Home of Us agar mempertahankan karakteristik

ilustrasi yang dimiliki baik berupa warna, tipografi dan tema yang diangkat.

Khusus Home of Us, agar lebih inovatif dalam membuat deformasi objek

ilustrasi dan lebih variatif dalam memilih/menentukan objek untuk ilustrasi t-

shirt.

2. Bagi T-Shirt Northy Karya Home of Us agar lebih cermat lagi dalam menulis

kata-kata dalam Bahasa Inggris.

3. Bagi desainer/illustrator agar meningkatkan lagi pengolahan tata ilustrasi baik

berupa proporsi, nilai kontras maupun keseimbangan ilustrasi.

72
4. Bagi mahasiswa seni rupa supaya terinspirasi dan termotivasi dalam membuat

desain ilustrasi yang unik, memiliki karakteristik dan dapat disukai oleh

banyak orang.

73
DAFTAR PUSTAKA

Arifin & Kusrianto. (2009). Sukses menulis buku ajar dan referensi. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.

Arikunto, S. (2015). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT


Bina Aksara.

Arnston, A. E. (2007). Graphic design basics, fifth edition. California USA:


Thomson Wardsworth.

Hendratman, H. (2015). Computer graphic design. Bandung: Informatika

Khairunnisa, K., & Agustiningrum, W. (2020). Analisis cover novel laskar


pelangi karya Andrea Hirata. Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan
Budaya, 3(1), 20-28.

Kusrianto, A. (2007). Pengantar desain komunikasi visual. Yogyakarta: Penerbit


ANDI.

Langga, F. X., Sumarwahyudi, & Prasetyo, A. R. (2021). Analisis visual desain


cover novel-novel karya Boy Candra. JoLLA: Journal of Language,
Literature, and Arts, 1(4), 560-572.

Listyoningrum, A. P. (2020). Analisis semiotika logo PT. Aseli Dagadu Djokdja.


Skripsi sarjana, tidak diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.

Maharsi, I. (2013). Tipografi (tiap font memiliki nyawa dan arti). Yogjakarta:
CAPS.

Marsudi, U., & Nanda, J. (2020). Analisa desain ilustrasi buku cerita anak tema
sains biologi berjudul “laskar bakteri baik”. Jurnal Narada, 7(2).

Moleong, L. J. (2012). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Natadjaja, L. (2009). Analisa elemen grafis desain kemasan indomie goreng pasar
lokal dan ekspor. Nirmana, 9(1), pp-20.

Nugroho, E. (2008). Pengenalan teori warna. Yogyakarta: CV Andi Offset

74
Nurullazi, Z. (2021). Analisis visual pada buku ilustrasi mengenai keragaman
permainan tradisional Anak Indonesia. Prosiding Konferensi Mahasiswa
Desain Komunikasi Visual (KOMA DKV), 1(1), 435-447.

Pradika, M. D. A., Swandi, I. W., & Mudra, I. W. (2020). Kajian ilustrasi,


tipografi, dan warna dalam membentuk estetika pada desain kemasan pod
cokelat edisi dark chocolate Bali. PRABANGKARA Jurnal Seni Rupa dan
Desain, 24(2).

Prakoso, D., & Rizkiantono, R. E. (2021). Perancangan ilustrasi t-shirt bertema


event budaya dan pariwisata sebagai souvenir Kota Surabaya. Jurnal Sains
dan Seni ITS, 9(2), F164-F169.

Pratama, I. Y. (2013). Analisis ilustrasi pada kaos oblong prodruk jogist


Yogyakarta. Skripsi sarjana, tidak diterbitkan. Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.

Pujiriyanto. (2005). Desain grafis komputer: teori grafis komputer. Yogyakarta:


CV Andi Offset (Penerbit Andi)

Putra, A. N., & Lakoro, R. (2012). Perencangan buku ilustrasi musik keroncong.
Jurnal Teknik POMITS, 1(1).

Rustan, S. (2010). Huruf on tipografi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, S. (2013). Font & tipografi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Santoso, S. H. (2016). Analisis ilustrasi pada desain T-Shirt produksi industri


kreatif di Yogyakarta (Pt. Aseli Dagadu Djokdja dan Dagingtumbuh
Shop). Skripsi sarjana, tidak diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.

Setyawan, B. W. (2019). Akulturasi budaya Islam-Jawa dalam pementasan


kesenian ketoprak. Dance and Theatre Review: Jurnal Tari, Teater, dan
Wayang, 2(1).

Sugihartono, R. A., Herryprilosadoso, B., & Panindias, A. N. (2010). Animasi


kartun: dari analog sampai digital. Jakarta: Indeks.

Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulasmi, D. (2002). Warna, teori dan kreativitas penggunaannya. Bandung: ITB.

Supriyono, R. (2010). Desain komunikasi visual teori dan aplikasi. Yogyakarta:


Penerbit Andi.

75
Susanto, M. (2011). Diksi seni rupa. Yogyakarta: Kanisius.

Suyanto, M. (2004). Aplikasi desain grafis untuk periklanan dilengkapi sampel


iklan terbaik kelas dunia. Yogyakarta: CV Andi Offset (Penerbit Andi).

Tanudjaja, B. B. (2006). Aplikasi prinsip gestalt pada media desain komunikasi


visual. Nirmana, 7(1).

Tanzeh, H.A. (2018). Metode penelitian kualitatif: konsep, prinsip dan


operasionalnya. Tulungagung: Akademia Pustaka.

Wongso, L., & Erlyana, Y. (2020). Perancangan light novel Sitti Nurbaya dengan
ilustrasi cat air. Jurnal Titik Imaji, 3(1).

76
LAMPIRAN

77
Lampiran 1. Hasil Wawancara

Pertanyaan kepada Ahli


Pertanyaan Jawaban
Bagaimana garis, Bidang, Warna, Walaupun Vintage diantaranya masih
Dan ruang yang digunakan pada menggunakan tipografi yang modern, untuk
Desain Ilustrasi T-Shirt Northy kombinasi garis dan bidang tidak semuanya
karya Home of Us belance terutama untuk ketebalan garisnya,
untuk warnanya terlalu cerah untuk desain
vintage.
Bagaimana Desain Ilustrasi T-Shirt Untuk keseluruhan sudah baik, semua
Northy secara keseluruhan variatif untuk kelima desainnya.
Bagaimana gaya, Jenis Ilustrasi Dari gaya ini refrensinya realis tapi disentuh
Desain karya Home of Us dengan gaya dia sendiri jadinya ilustratif.
Bagaimana prinsip layout pada Untuk keseluruhan karya ini komposisi
Desain Ilustrasi T-Shirt Nortthy layout simetris, tipografi kalau untuk gaya
karya Home of Us vintage sudah baik, Namun kurang variatif
dan masih mirip untuk kelima desain.

Pertanyaan kepada Designer


Pertanyaan Jawaban
Bagaimana garis, Bidang, Warna, Garais menggunakan tekanan yang berbeda
Dan ruang yang digunakan pada dan cenderung lebih kasar serta warna yang
Desain Ilustrasi T-Shirt Northy buram untuk menghasilkan kesan vintage
karya Home of Us pada desain, ruang yang digunakan simetris
dan hampir tidak ada ruang kosong pada
tiap desain.
Bagaimana Desain Ilustrasi T-Shirt Secara keseluruhan Ilustrasi berbeda akan
Northy secara keseluruhan tetapi masi pada satu tema yang sama yaitu
otomotif sesuai dengan brand Northy.
Bagaimana gaya, Jenis Ilustrasi Untuk gaya keseluruhan menggabungkan
Desain karya Home of Us ilustrasi dan tipografi yang terinspirasi dari
sign paint pada toko-toko jaman dahulu.
Bagaimana prinsip layout pada Dari kelima desain layout terkesan sama
Desain Ilustrasi T-Shirt Nortthy karena permintaan dari pihak Northy, Untuk
karya Home of Us tipografi hampir keseluruhan menggunakan
headline yang melengkung sedangkan teks
footer menggunakan garis lurus terinspirasi
dari sign paint pada toko-toko jaman
dahulu.

78
Lampiran 2. Dokumentasi

Dokumentasi bersama ahli

79

Anda mungkin juga menyukai