SKRIPSI
OLEH
INTAN CAHYANINGTYAS
NIM 140252600178
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program Sarjana
Oleh
INTAN CAHYANINGTYAS
NIM 140252600178
Skripsi oleh Intan Cahyaningtyas ini telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.
Pembimbing II
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plasgiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Oktavia Daniarti
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul "Struktur Gerak Tari
Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Utami Widiati, M.A,Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra.
2. Dr.Wida Rahayuningtyas, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Seni dan Desain
dan Koordinator Program Pendidikan Seni Tari dan Musik.
3. Drs. Soerjo Wido Minarto, M.Pd selaku dosen penguji pada ujian
skripsi.
4. Dra. Ninik Harini, M.Sn selaku dosen pembimbing utama yang telah
membiming dengan penuh perhatian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan tepat dan cepat.
5. Tutut Pristiati, S.Sn, M.Pd selaku dosen pembimbing kedua yang telah
membimbing dengan penuh perhatian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan tepat dan cepat.
6. Kedua orang tua penulis beserta seluruh keluarga dan kerabat yang
senantiasa memberikan dukungan dan motivasi dalam berbagai bentuk
serta doa restu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari bahwa penulisan skripsi masih banyak kekurangan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya
sehingga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
i
Oktavia Daniarti
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................iii
Abstract ...............................................................................................................1
Abstrak ................................................................................................................1
Pendahuluan ........................................................................................................2
Metode.................................................................................................................4
Hasil dan Pembahasan.........................................................................................5
Simpulan dan Saran.............................................................................................10
Daftar Rujukan ....................................................................................................12
LAMPIRAN ........................................................................................................15
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................62
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Proposal Penelitian ........................................................................................15
2. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................39
3. Tabel Observasi .............................................................................................40
4. Tabel Wawancara Terstruktur dan Topik Wawancara ..................................41
5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ......................................................................42
6. Lembar Observasi .........................................................................................43
7. Lembar Wawancara Terstruktur dan Topik Wawancara ..............................44
8. Lembar Hasil Observasi ................................................................................45
9. Lembar Wawancara Ketua Grup Kuda Manggala ........................................46
10. Lembar Wawancara Humas Grup Kuda Manggala ......................................48
11. Lembar Wawancara Masyarakat Desa Bukur ...............................................49
12. Lembar Wawancara Pelatih Jaranan Putri ...................................................50
13. Lembar Wawancara Pelatih Jaranan Putra ...................................................51
14. Hasil Analisis ................................................................................................52
15. Dokumentasi Bentuk Penyajian Jaranan Sentherewe ...................................53
16. Dokumentasi Penelitian ................................................................................59
iii
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx 4
ISSN: xxxx-xxxx (online)
DOI: 10.17977/
Abstract
This study aims to describe (1) the structure of the dance movement of Sri
Tanjung at the Pendhopo Studio, (2) the background of the Bedhaya Sri Tanjung dance in
Blitar Regency. This strudy uses a qualitative approach. The object of this research is the
Bedhaya Sri Tanjung Dance. The subject of this research is the Pendhopo studio. This
research is of the movement at the Pendhopo Studio. Data was collected through
observation, interviews, and documentation. The data that has been collected is then
analyzed. The validity of the data was obtained through triangulation of sources and
techniques. The results of the research obtained show that: (1) the structure of the
Bedhaya Sri Tanjung dance is divided into 5 namely elements, motifs, phrases, various
movements, paragraph movements, (2) the background for the creation of the Bedhaya
Sri Tanjung dance.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang (1) Strukur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di
Sanggar Pendhopo, (2) Latar Belakang Tari Bedhaya Sri Tanjung di Kabupaten Blitar. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah Tari Bedhaya Sri
Tanjung. Subyek penelitian ini adalah sanggar Pedhopo. Penelitian ini difokuskan pada struktur
Gerak pada Sanggar Pendhopo. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis. Keabsahan data diperoleh
melalui triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang diperoleh menujukkan bahwa: (1)
Struktur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung dibagi menjadi 5 yaitu unsur, motif, frase, ragam gerak,
paragraph gerak, (2) latar belakang terciptanya tari Bedhaya Sri Tanjung.
1. Pendahuluan
Budaya merupakan hasil karya manusia atau hasil budi dan daya manusia yang
berkembang dan diwariskan dari generasi ke generasi yang telah menjadi suatu tradisi
dalam masyarakat. Kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah tertentu
yang merupakan warisan budaya untuk daerah tersebut dan mempunyai ciri khas
4
5
tersendiri dapat disebut kebudayaan daerah. Konsep kebudayaan dalam arti luas adalah
keseluruhan system gagasan.
Tindakan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan miliki diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1985:1). Pemikiran,
perilaku, dan kebendaan merupakan aspek dari budaya. Budaya terbentuk dari banyak
unsur, yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi, system ekonomi, system social, system
politik, system kepercayaan, system bahasa, dan system kesenian. Kesenian merupakan
bagian dari budaya dan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan
dari dalam jiwa manusia, dan di setiap daerah pasti memiliki kesenian yang
melambangkan ciri khas dari daerah itu sendiri.
Kesenian daerah adalah hasil budaya yang berkembang memiliki ciri dan karakter
yang berbeda. Kesenian daerah dipandang sebagai jati diri sebuah daerah yang
menceritakan perjalanan hidup sebuah tempat dan merupakan kesenian yang tumbuh dan
berkembang di daerah tersebut. Kesenian yang dibuat tentunya mempunyai makna atau
simbol yang disampaikan di dalamnya. Simbol dalam kesenian merupakan sesuatu yang
diciptakan oleh seniman dan secara konvensional digunakan bersama serta teratur
sehingga menjadi kerangka penuh makna untuk dikomunikasikan kepada yang lain (Hadi,
2007:90). Salah satu bentuk penyampaian makna maupun simbol dalam sebuah kesenian
adalah struktur gerak. Ditinjau dari perkembangannya tari terbagi menjadi beberapa
bentuk/ jenis warna tari yaitu tari tradisional kerakyatan, tari tradisional klasik, tari kreasi
baru dan tari modern (Supriyono, 2011:101).
Provinsi Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, di
Indonesia. Ibu kotanya terletak di Surabaya. Jawa Timur memiliki berbagai jenis warisan
yang mempunyai nilai budaya harus dilestarikan, salah satunya candi Penataran yang ada
di Kabupaten Blitar. Candi Penataran terletak di daerah Desa Penataran Kecamatan
Nglegok Kabupaten Blitar Jawa Timur. Candi Penataran adalah bangunan candi terbesar
yang ada di Jawa Timur. Candi Penataran terdapat relief- relief yang mengandung cerita,
di antaranya yaitu Bhubuksah Gagang Aking, Sri Tanjung, Ramayana dan Kresnayana.
Bedhaya Sri Tanjung menjadi salah satu tarian khas Blitar dan sering
dipertunjukan di acara- acara resmi daerah seperti hari jadi Kabupaten, upacara
peringatan, ritual, dan kegiatan lainnya. Konsep tarian ini terinspirasi dari festival
bedhaya Majapahit yang kemudian ide garapan terdapat pada Relief Sri Tanjung pada
Candi Penataran merupakan salah satu relief yang dijadikan ide karya tari dengan nama
Tari Bedhaya Sri Tanjung.Menurut Prihatini (2007:61) menyebut bahwa: Tari Bedhaya
merupakan salah satu aktivitas religious kaum tingkat ningrat Jawa, yang latar
belakangnya penyusunannya dipengaruhi oleh pola pemikiran Jawa yang bersifat
Syiwaistis. Sembilan penari dalam bedhaya berhubungan erat dengan eksistensi sembilan
syakti dalam wujud sembilan penari yang lahir karena aktivitas Dewa Syiwa.
Diperkirakan tari bedhaya di latar belakangi oleh pemikiran Hindu Jawa yang bersifat
Syiwaistis.
Novyta Mijil sebagai koreografer menciptakan tarian ini karena bertepatan untuk
mengikuti festival Majapahit dengan surat keputusan kepala dinas pariwisata no
20/KEP/DPBP/III/2011 tanggal 3 Maret 2011. Hasil wawancara dengan Novyta Mijil
selaku pencipta Tari Bedhaya Sri Tanjung pada Minggu, 5 November 2017 bahwa “Saya
mengangkat tari ini karena kepentingan utama saya adanya festival Majapahit, karena
saya merasa budaya, kenenian, dan sumber daya manusia memadai, akhirnya saya
5
6
menciptakan tarian ini berdasarkan dari candi Penataran. Selain itu keunikan gerak yang
tercipta dalam tarian ini adalah gaya mataraman yang ditambah dengan gaya sigrak atau
keras. Melestarikan kearifan local di Blitar, kemudian relief Sri Tanjung dijadikan sebuah
karya tari karena mengambil dari sisi sifat kesetian Sri Tanjung”.
Keistimewaan yang terdapat dari penelitian tari Bedhaya Sri Tanjung terletak
pada struktuk gerak yang memiliki unsure gerak, motif, dan ragam gerak yang
memadukan gerak tarian Jawa wetan dan Jawa kulon, struktur geraknya menghasilkan
gerak tarian yang tidak cenderung lemah lembut tetapi juga ada sisi tegas dalam geraknya
yang melambangkan masyarakat
Berdasarkan latar belakang penelitian, peneliti mengkaji stuktur gerak tari
Bedhaya Sri Tanjung. Peneliti memiliki dua rujukan penelitian yaitu yang pertama,
merujuk pada penelitian terdahulu yang berjudul Tari Bedhaya Sri Tanjung Karya Novyta
Mijil Purwana Ditinjau Dari Aspek Koreografi Oleh Ajik Rachmad. Hal ini, telah
menginspirasi peneliti untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang struktur gerak
tari Bedhaya Sri Tanjung. Peneliti terdahulu memiliki kekurangan dalam penelitiannya
yaitu kurang menyeluruh pada pembahasan struktur gerak tari pada penelitian tersebut
dengan dasar penelitian, peneliti terdahulu menyarankan agar mahasiswa atau peneliti
lainnya untuk melakukan penelitian lanjutan berupa penelitian tentang struktur gerak tari
Bedhaya Sri Tanjung.
Peneliti merujuk pada penelitian yang berjudul Struktur Gerak Tari Kebar
Malang desa Jatiguwi Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang. Peneliti terdahulu
dan saat ini memiliki kesamaan, dilihat dari topik pembahasannya, yaitu kedua peneliti
membahas tentang tinjauan struktur sebuah gerak karya tari. Dengan demikian
berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul
“Struktur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar”
2. Metode
6
7
data tertulis dan data berupa dokumentasi. Data penelitian yang berjudul “Struktur
Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar”.
Data yang akan di peroleh penelitian melalui narasumber yaitu diperoleh melalui
kegiatan melihat, mendengar dan bertanya (Moleong, 2004:157). Kegiatan tersebut
dilakukan pada saat wawancara kepada ketiga narasumber yaitu seniman tari Bedhaya Sri
Tanjung Mijil ( 35 tahun) dengan wawancara tentang gambaran umum tari Bedhaya Sri
Tanjung dan struktur gerak pada tari Bedhaya Sri Tanjung serta Niken (17 tahun) dan
Della (18 tahun) dengan wawanara tentang urutan ragam gerak tari Bedhaya Sri Tanjung.
Data yang diperoleh selain dari hasil wawancara terhadap narasumber pendukung yaitu
Ifana (23 tahun) dan Sudaryanto (tahun) mengenai musik tari Bedhaya Sri Tanjung dan
keberadaan tari Bedhaya Sri Tanjung wawancara akan diperoleh dari lapangan untuk
mendapatkan data tentang “Struktur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar
Pendhopo Kabupaten Blitar”. Tahapan- tahapan tersebut dilakukan secara sadar dan
terarah karena memang telah dipersiapkan.
Prosedur pengumpulan data merupakan hal yang paling penting dalam
kegiatan penelitian, karena untuk mendapatkan data yang valid membutuhkan
prosedur yang tepat. Menurut Sugiyono (2010 : 336) teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian ini adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan empat teknik, yaitu obeservasi, wawancara, dokumentasi, dan
triangulasi. Langkah pertama yaitu melakukan observasi dengan melihat langsung
ke lokasi penelitian di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar, kemudian wawancara
dengan narasumber yang mengerti tentang struktur gerak tari lalu mengumpulkan
data dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, kegiatan terahkir dalam
pengumpulan data ini yaitu melakukan triangulasi dengan menggabungkan data-
data yang telah di dapatkan
Teknis analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Reduksi data merupakan proses berfikir yang memerlukan waktu
dan keluasan serta kedalaman wawasan tinggi (Sugiyono, 2016: 249). Artinya peneliti
melakukan penyortiran data dalam bentuk pemfokusan, penyederhanaan serta
pentraformasian data di lapangan yang didapat melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Pada alur reduksi data peniliti memilah dan memilih data yang dianggap
penting sesuai dengan tujuan penelitian.Penyajian data dalam penelitian paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah berupa teks yang
bersifat naratif (Sugiyono, 2016: 249). Artinya adalah langkah setelah reduksi berfungsi
untuk menyusun informasi sebagai simpulan dan pengambilan tindakan dengan
menyusun teks dalam satu kesatuan bentuk, keteraturan, penjelasan, alur sebab akibat,
porsi data dan data yang telah disortir siap diolah menjadi data konkret dalam penelitian
ini. Pada alur setelah pemilahan data yang dilakukan yaitu menyusun informasi untuk
diolah menjadi data yang nyata atau benar-benar terwujud.
Peniliti melakukan penyusunan teks dengan cara menguraikan berdasarkan
peristiwa yang terjadi, sehingga penyajian data yang dilakukan tersebut adalah sebagai
simpulan dari penelitian. Simpulan dalam penelitian kualitatif merupakn temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada (Sugiyono, 2016: 253). Simpulan merupakan langkah
setelah penyajian data sehingga data yang didapat berupa deskripsi atau gambaran objek
7
8
8
9
9
10
Tari Bedhaya Sri Tanjung ini juga memiliki gerakan kaki, gerakannya
hanya sederhana dan tidak banyak variasi, karena gerakan kaki ini bertumpu pada
tempo musik saja dan selanjutnya seperti itu gerakan kaki tari Bedhaya Sri
Tanjung ini terdiri dari tujuh unsur gerak kaki di antaranya adalah napak, jinjit,
trisik, jengkeng, gejug, mendhak, kengser.
10
11
cakra 2, adeg doding, ngleyeg Padma, Padma petang, seblak siji, ukel suwun,
ukel asta, jinjit ukel, mentang mubeng.
4. Ragam Gerak
Ragam gerak dalam tari Bedhaya Sri Tanjung ini terbentuk atas motif-
motif gerak yang sudah terangkum. Tari Bedhaya Sri Tanjung memiliki 28. ragam
gerak, yang terdapat pada tari Bedhaya Sri Tanjung sebagai berikut yaitu :
lumaksana sembah, lumaksana putar tangan ingsut, trisik sekar suwun,
pentangan mubeng, sekar suwun lampah, lampah asta samping, trisik restu,
singget insut, soalh 1, soalah 2, trisik kipat sampur, putar tangan sang agung,
kengser temu, sembah duduk, asta sesuwun, asta Padma, asta ing ujung, ukel jiwa
rasa, asta cakra, leyeg gejog tengen,singget kebyak kebyok, perangan,trisik
surung sampur adeg ndoding, ngleyek Padma pentangan, seblak siji, ukel suwun
asta, jinjit ukel.
Sejalan dengan penuturan Mijil selaku pencipta tari Bedhaya Sri Tanjung
di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar pada tanggal 14 Desember 2019 bahwa :
“Gerak tari Bedhaya Sri Tanjung ini terinspirasi dari kisah kesetiaan Sri
Tanjung yang terukir pada relief candi Penataran, pembuatan geraknya sendiri pun
tidak luput dari gambar- gambar pada relief candi Penataran contohnya saja
sembah, gerak yang dipakai pun juga saya ambil dari sembah yang ada di relief
candi. Kemudian latar belakang gerak yang saya pakai tidak semata- mata penuh
dengan gerak lusnya Bedhaya yang asli (yang ada di solo maupun jogja) tetapi
saya menggunakan gerak tari Jawa Timur khususnya Malang. Alas an gerak
Malangan karena latar belakang pendidikan S1 saya berada di Universitas Negeri
Malang. Makanya ritme dalam gerak tari ini sedikit lebih cepat dari tarian
Bedhaya pada umumnya”.
11
12
12
13
yang biasa kita sebut relief ini ada salah satu kisah dari majapahit yaitu kisah Sri
Tanjung dengan mengangkat salah satu kisahnya yaitu kesetiaan seorang wanita.
Tari Bedhaya Sri Tanjung ini diciptakan mengikuti pasar yang ada, jadi mengikuti
karakteristik masyarakat Jawa Timur khususnya masyarakat Blitar yang memiliki
karakteristik cekatan.
Struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari gerak gerak yang
disusun sedemikian rupa, yang terdiri dari unsusr gerak, motif gerak, ragam gerak,
paragraph gerak. Unsur gerak yang terdapat dalam tari Bedhaya Sri Tanjung
terdiri dari unsur gerak kepala yang terdiri dari 3 (tiga) unsur gerak kepala yaitu
unsur gerak kepala tolehan, nunduk dan madep ngarep. Unsur gerak badan yang
terdiri dari dua gerakan badan yaitu ngleyek, jejek. Unsur gerak tangan yang
terdiri dari tiga puluh enam (36) gerak pada unsur tangan yaitu nyempurit, ngiting,
mentang, ukel pusar, njimpit sampur, sambah dodo, kebyak kebyok, ngolong
sampur, ndoding, seblak sampur, asta narik, asta samping 1, asta samping 2,
nyempurit mentang siji, asta pundak, putar tangan sang agung 1, putar tangan
sang agung 2, asta suwun, asta sesuwun, asta Padma, asta ing ujung 1, asta ing
ujung 2, ukel jiwa rasa, asta cakra 1, asta cakra 2, asta nunjuk, cekel sampur,
singget kebyak, jimpit ukel sampur, cekel sampur samping, mentang sampur,
ndoding jimpit sampur, asta usap, nyempurit walik, asta ing ujung 3. Unsue gerak
kaki terdiri dari tujuh gerak, yaitu napak, mancat, trisik, jengkeng, gejog, mendak,
kengser.
Motif gerak yang terdapat dari tari Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari empat
puluh enam yang terbagi menjadi motif statis dan motif dinamis yaitu motif statis
tari Bedhaya Sri Tanjung ada 25 Motif statis, yaitu putar tangan sang agung 1,
asta pusar,putar tangan sang agung 2, asta usap mendak, njinjit ngolong sampur,
jengkeng sampur, sembah duduk 1, sembah duduk 2, asta sesuwun, asta Padma,
jengekeng mentang siji, asta ing ujung 1, asta ing ujung 2, ukel jiwa rasa, asta
13
14
cakara 1, asta nunjuk, asta cakra 2, adeg doding, ngleyeg Padma, Padma petang,
seblak siji, ukel suwun, ukel asta, jinjit ukel, mentang mubeng. Motif dinamis tari
Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari 21 susunan motif gerak yaitu, lumaksana
sembah, lumaksanan putar, trisik sekar suwun, lampah asta samping gejug 1,
lampah asta usap, lampah mentang siji, lampah asta ukel, lampah asta samping,
lampah asta jinjit, lampah asta samping leyeg, pentangan mubeng, lampah asta
pundak, lampah mentang siji mubeng, lampah singget kebyak 1, lampah singget
kebyak 2, singget walik, lampah asta samping gejug 2, lampah mentang sampur,
kengser mentang siji, kengser asta pundak.
Ragam gerak pada tari Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari dua puluh delapan
ragam gerak yaitu, lumaksana sembah, lumaksana putar tangan ingsut, trisik
sekar suwun, pentangan mubeng, sekar suwun lampah, lampah asta samping,
trisik restu, singget insut, soalh 1, soalah 2, trisik kipat sampur, putar tangan
sang agung, kengser temu, sembah duduk, asta sesuwun, asta Padma, asta ing
ujung, ukel jiwa rasa, asta cakra, leyeg gejog tengen,singget kebyak kebyok,
perangan,trisik surung sampur adeg ndoding, ngleyek Padma pentangan, seblak
siji, ukel suwun asta, jinjit ukel.
Paragraf gerak tari Bedhaya Sri Tanjung dibagi menjadi tiga bagian yaitu
gerak pembuka, gerak isi, gerak penutup. Ragam gerak pembuka tari Bedhaya Sri
Tanjung yaitu, lumaksana sembah, lumaksana putar tangan ingsut, trisik sekar
suwun, pentangan mubeng, sekar suwun lampah, lampah asta samping, trisik
restu, singget insut. Gerak inti dari tari Bedhaya Sri Tanjung terdapat pada saat
gerak sembah duduk, yang terdiri dari solah 1, solah 2, trisik kipat sampur, putar
tangan sang agung, kengser temu, sembah duduk, asta sesuwun, asta Padma, asta
ing ujung, ukel jiwa rasa, asta cakra, leyeg gejog tengen,singget kebyak kebyok,
perangan, trisik surung sampu. Gerak penutup dari tari Bedhaya Sri Tanjung
yaitu, adeg ndoding, ngleyek Padma pentangan, seblak siji, ukel suwun asta, jinjit
ukel.
A. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan motivasi bagi
masyarakat Blitar terhadap kesenian tari Bedhaya Sri Tanjung dengan adanya
pertunjukan tari pada setiap pembukaan acara di Kabupaten Blitar Khususnya.
Diharapkan memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai referensi atau
tambahan ilmu pengetahuan khususnya bagi mahasiswa Pendididkan Seni Tari
dan Musik. Diharapkan kepada seniman tari Bedhaya Sri Tanjung penelitian ini
dapat bermanfaat untuk seniman Blitar terutama seniman muda yang sedang
mempelajari dan mendalami struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di sanggar
Pedhopo Kabupaten Blitar. Disamping itu juga penelitian ini dapat menjadi
dokumen yang berguna tentang struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di
Sanggar Pendhopo Kbaupaten Blitar dan upaya untuk melestarikan kesenian
Blitar.
14
1
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
Daftar Rujukan
Budiman, Kris. 1999. Kosa Semiotika. Yogyakarta: Lkis.
Bagong, Kussudiardjo. 1981. Tentang Tari. Yogyakarta: Nur cahaya.
Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat
Seni.
Hadi, Sumandiyo. 2005. Sosiologi Tari. Yogyakarta: Pustaka.
______________. 2007. Kajian Tari (Teks dan Konteks). Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher.
Hidajat, Robby. 2005. Wawasan Seni Tari Pengetahuan Praktis Bagi Guru Seni
Tari. Malang: Jurusan Seni Desain, Fakultas Sastra, Universitas
Negeri
Malang.
______________. 2006. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan Seni Tari 2.
Malang:
Banjar Seni antar Gumelar Pustaka.
______________. 2008. Pengantar Teori dan Praktek Menyusun Tari Bagi
Guru.
Malang: Jurusan Seni Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri
Malang.
______________. 2009. Pengetahuan Seni Tari. Malang: Jurusan Seni Desain,
Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.
______________. 2013. Kreativitas Koreografi. Malang: Surya Pena Gemilang.
Kuntjaraningrat. 2000. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
______________. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Minarto, Soerjo Wido. 2008. Struktur Simbolik Tari Topeng Patih Pada
Kesatuan
Dramatari Wayang Topeng Malang di Dusun Kedungmonggo.
Malang:
Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.
Moleong, Lexy J. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja
Rosdakarya.
2
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
3
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
LAMPIRAN
PROPOSAL
OLEH
INTANCAHYANINGTYAS
NIM 140252600178
4
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
LEMBAR PENGESAHAN
Draf proposal ini telah disetujui oleh dosen pembina mata kuliah untuk
diajukan dalam ujian Seminar Proposal.
Menyetujui,
5
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya merupakan hasil karya manusia atau hasil budi dan daya manusia
yang berkembang dan diwariskan dari generasi ke generasi yang telah menjadi
suatu daerah tertentu yang merupakan warisan budaya untuk daerah tersebut dan
terbentuk dari banyak unsur, yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi, system
ekonomi, system social, system politik, system kepercayaan, system bahasa, dan
system kesenian. Kesenian merupakan bagian dari budaya dan sarana yang
digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, dan
di setiap daerah pasti memiliki kesenian yang melambangkan ciri khas dari
Kesenian daerah adalah hasil budaya yang berkembang memiliki ciri dan
karakter yang berbeda. Kesenian daerah dipandang sebagai jati diri sebuah
Simbol dalam kesenian merupakan sesuatu yang diciptakan oleh seniman dan
6
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
penuh makna untuk dikomunikasikan kepada yang lain (Hadi, 2007:90). Salah
satu bentuk penyampaian makna maupun simbol dalam sebuah kesenian adalah
bentuk/ jenis warna tari yaitu tari tradisional kerakyatan, tari tradisional klasik,
Provinsi Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa,
jenis warisan yang mempunyai nilai budaya harus dilestarikan, salah satunya
Candi Penataran adalah bangunan candi terbesar yang ada di Jawa Timur. Candi
Bedhaya Sri Tanjung menjadi salah satu tarian khas Blitar dan sering
dipertunjukan di acara- acara resmi daerah seperti hari jadi Kabupaten, upacara
peringatan, ritual, dan kegiatan lainnya. Konsep tarian ini terinspirasi dari
festival bedhaya Majapahit yang kemudian ide garapan terdapat pada Relief Sri
Tanjung pada Candi Penataran merupakan salah satu relief yang dijadikan ide
karya tari dengan nama Tari Bedhaya Sri Tanjung.Menurut Prihatini (2007:61)
menyebut bahwa:
7
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
dengan Novyta Mijil selaku pencipta Tari Bedhaya Sri Tanjung pada Minggu, 5
terletak pada struktuk gerak yang memiliki unsure gerak, motif, dan ragam
gerak yang memadukan gerak tarian Jawa wetan dan Jawa kulon, struktur
geraknya menghasilkan gerak tarian yang tidak cenderung lemah lembut tetapi
juga ada sisi tegas dalam geraknya yang melambangkan masyarakat Blitar.
Bedhaya Sri Tanjung. Peneliti memiliki dua rujukan penelitian yaitu yang
pertama, merujuk pada penelitian terdahulu yang berjudul Tari Bedhaya Sri
Tanjung Karya Novyta Mijil Purwana Ditinjau Dari Aspek Koreografi Oleh
Ajik Rachmad. Hal ini, telah menginspirasi peneliti untuk melakukan penelitian
lebih mendalam tentang struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung. Peneliti
pada pembahasan struktur gerak tari pada penelitian tersebut dengan dasar
8
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
Peneliti merujuk pada penelitian yang berjudul Struktur Gerak Tari Kebar
terdahulu dan saat ini memiliki kesamaan, dilihat dari topik pembahasannya,
yaitu kedua peneliti membahas tentang tinjauan struktur sebuah gerak karya tari.
penelitian yang berjudul “Struktur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar
A. Rumusan Masalah
Kabupaten Blitar?
B. Landasan Teori
penelitian atas fenomena struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar
berikut:
a. Struktur Gerak
berhubungan satu sama lain, satu bagian yang menyatu secara keseluruhan.
Struktur gerak tari mengacu pada tata hubungan system kolerasi diantara
bagian- bagian dari sebuah keseluruhan dalam kontruksi organik bentuk tari
9
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
(Hadi, 2007:82). Dengan kata lain struktur adalah tata hubungan antara bagian –
bagian atau unsur- unsur yang membentuk suatu kesatuan dalam mencapai suatu
tujuan tertentu. Kaitannya dengan struktur gerak tari dapat diartikan sebagai
Gerak merupakan hal yang terpenting dalam seni tari karena gerak adalah
dibutuhkan seorang penari, penata tari, maupun guru tari. Penari harus bisa
media utama dalam tari adalah gerak. Gerak dalam tari Bedhaya Sri Tanjung
merupakan gerak perpaduan dari tari jawa kulon dan jawa wetan. Seperti yang
diutarakan Hadi (2007:29) bahwa “gerak dalam tari adalah bahasa yang
bagian dari gerak tari yang memiliki satu kesatuan. Hidajat (2011:115)
menyusun pola gerak sebelum dan sesudah menjadi sebuah pernyataan dan
mampu menyatakan sebuah gagasan”. Bagian- bagian terkecil dalam gerak tari
Bedhaya Sri Tanjung saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan hingga
dengan struktur bahasa. Teori ini dikuatkan oleh teori strata dalam strataRene
Weelek yang membagi lapiusan- lapisan strata bentuk karangan starta (Minarto,
10
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
b. Unsur Gerak
Lapisan atau strata pertama dinamakan unsur gerak. Unsur gerak adalah
gerakan atau sikap dari masing- masing anggota badan yang masih belum dapat
dikatakan dengan tari. Seluruh tubuh manusia yang terkaitan dengan unsur
gerak tari terbagi menjadi empat bagian yang masing- masing tidak saling
(k), tangan (t), badan (b), dan kaki (kk). Dengan demikian unsur- unsur gerak
c. Motif Gerak
Motif gerak adalah bagian terkecil dari gerak tari. Motif yaitu
mengkombinasikan unit- unit terkecil dengan cara khusus sebagai gerak tari
yang sudah memiliki tema sesuai dengan gaya atau konteks budayanya
(Hadi,2007:84).
dibagi menjadi dua, yaitu “motif gerak statis, adalah gerak yang diam di tempat
dan lazim disebut pose atau sikap gerak”. Kedua adalah motif gerak motorik
atau dinamis, yaitu motif gerak yang berpindah tempat. Dengan demikian motif
gerak motorik ini merupakan proses perpindahan dari sikap/ pose gerak satu ke
Maka bentuk terkecil atau motif gerak (mg) merupakan kesatuan dari
Mg = k + t + h
unsur gerak. Teori Kaeppler menganalogikan dengan rumus
+ k
11
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
d. Frase Gerak
gerak tari. Motif gerak merupakan kumpulan dari beberapa motif gerak yang
mengandung konsep dan makna gerak tertentu dalam tari. Menurut teori Minarto
kumpulan dari beberapa motif gerak yang mengandung konsep dan makna gerak
tertentu dalam suatu tari”. Frase gerak merupakan gabungan dari motif- motif
gerak yang terangkai. Frase gerak (Fg) sebagai kesatuan dari motif- motif gerak
e. Ragam Gerak
Strata ketiga di namakan dengan ragam gerak agtau kalimat gerak. Ragam
gerak adalah suatu rangkaian gerak yang memiliki awalan dan akhiran. Menurut
Minarto (2008:234) “kalimat gerak atau ragam gerak adalah kumpulan dari motif-
motif gerak yang sudah terangkum di dalam suatu anak kalimat atau frase gerak
dan memiliki makna”. Dengan kata lain, suatu kalimat gerak adalah kesatuan dari
sebagai berikut: fungsi ragam gerak dapat dibagi menjadi dua yaitu : (1) ragam
tari inti, yaitu ragam yang berdiri sendiri dan membentuk makna atau tema di
dalam suatu karakter tari. 2) ragam tari penghubung, adalah ragam tari yang
kalimat gerak yang lain atau untuk menhubungkan atau merangkai dua ragam tari
12
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
f. Paragraf Gerak
Paragraf atau gugus gerak merupakan episode atau penggalan dari sebuah
motif gerak. Motif- motif gerak dikembangkan sehingga menjadi frase gerak,
kemudian frase gerak disusun sedemikian rupa sehingga menjadi ragam gerak.
Gabungan bagian ragam yang satu dan bagian yang lainnya bisa diwujudkan
dengan pengulangan, penyatuan atau rangkaian yang akan membuat suatu bentuk
2. Gerak
digerakkan. Bahan- bahan ini dapat berdiri sendiri atau dapat bergabung,
bersambung dan berurutan antara anggota badan satu dengan anggota badan yang
lain. Hidajat (2013:29) menyatakan “gerak tari merupakan gerak yang diolah
sedemikian rupa dengan harapan gerak- gerak yang dirangkai dapat menyuarakan
tertentu”.
bagian dari gerak tari yang memiliki satu kesatuan. Hidajat (2011:115) menytakan
bahwa “tata urutan dalam pengertian struktur adalah mampu adalah menyususn
pola gerak sebelum dan sesudah menjadi pernyataan dan mampu menyatakan
sebuah gagasan”.
13
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
3. Tari
Menurut Hidajat (2008: 22) seni tari merupakan sebuah bentuk seni yang
mempunyai kaitan erat sekali dengan konsep dan proses koreografis yang bersifat
kreatif. (Jazuli, 2008: 6) menyimpulkan gerak yang ritmis dan indah dalam tari
harus lahir dari jiwa manusia karena tari sebagai ekspresi jiwa yang diungkapkan
manusia melalui gerak untuk dinikmati dengan rasa. Sedangkan pada tari Bedhaya
Tari Bedhaya Sri Tanjung merupakan salah satu bentuk seni yang biasa
dinikmati secara visual. Sebuah karya tari bias dinikmati tidak hanya melalui
geak- gerak yang indah. Gerak dalam tarian ini memiliki gerak yang reigius dan
ternyata tidak mudah di pahamkan, tetapi rasa senang atau tertarik pada gerak
bukan sesuatu yang sulit tentunya semua orang dapat merasakan kenikmatan dari
gerakan orang lain (Hidajat 2013:25). Keberhasilan sebuah sajian tari adalah
seberapa besar respon penonton dalam menungkapkan apa yang diungkapkan oleh
pelaku seni.
C. Kegunaan Penelitian
1. Secara Toristis
menambah wawasan pengetahuan tentang tari dan candi yang dimiliki oleh
14
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
bagi remaja didaerah sekitar terhadap nilai- nilai luhur kebudayaan dan kesenian
daerah sendiri.
2. Secara Praktis
diimbangi dengan berbagai timbal balik pada pihak- pihak yang lain. Diharapkan
menjadi output yang bermanfaat bagi orang lain yang diberikan peneliti tersebut
melalui hasil penelitiannya yaitu solusi untuk memecahkan persoalan dengan cara
Kabupaten Blitar.
a. Bagi Peneliti
Gerak Tari Bedaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar” serta
untuk acuan pelestarian budaya yang ada di Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Mengetahui tentang ragam aneka budaya daerah setempat dan dapat menambah
Bermanfaan sebagai bahan acuan agar para seniman tari Bedhaya Sri
Tanjung giat dan maksimal dalam melestarikan kesenian ini agar tidak hilang
bisa menjaga keaslian dari tari tersebut tidak merubah pakem yang sudah ada dan
tetap pada kesederhanaan yang ditampilkan pada kesenian ini. Publikasi yang
lebih intensif juga akan sangat penting agar kesenian tari Bedhaya Sri Tanjung ini
15
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
lebih dikenal oleh masyarakat Blitar (khususnya) dan luar daerah Blitar bahwa
Blitar memiliki kesenian khas Kabupaten Blitar yaitu tari Bedhaya Sri Tanjung.
pengetahuan tentang kesenian khususnya tari Bedhaya Sri Tanjung juga dapat
D. Definisi Operasional
masalah penelitian.
1. Struktur gerak
Struktur yaitu susunan yang membentuk suatu yang utuh sehingga menjadi
satu kestuan yang saling terkait. Struktur yang dimaksud adalah tatanan atau
hubungan gerak yang gerak membentuk rangkaian gerak sehingga menjadi tari
2. Gerak
terdiri dari unsur gerak yaitu gerakan atau sikap dari masing- masing anggota
tubuh mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Motif gerak yaitu kumpulan
16
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
dari berbagai gerak masing- maisng anggota tubuh yang disusun sedemikian rupa
dan yang terakhir ragam yang merupakan susunan motif- motif gerak.
3. Struktur Gerak
Struktur gerak adalah tata hubungan antara bagian- bagian gerak sehingga
4. Unsur gerak
Sikap maisng- maisng anggota tubuh ketika menari yang terbagi menjadi
5. Motif gerak
Rangkaian dari beberapa unsur gerak yang masih berupa pose- pose gerak.
6. Frase gerak
7. Ragam gerak
8. Paragraf gerak
Rangkaian dari beberapa ragam gerak yang memiliki satu kesatuan topik.
9. Tari
gerak ritmis.
17
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
kesetiaan dewi Sri Tanjung yang terdapat pada relief candi Penataran. Penciptaan
(Jawa Timuran). Tarian ini menjadi salah satu tarian khas Blitar dan sering
dipertunjukan di acara- acara resmi daerah seperti hari jadi Kabupaten, upacara
18
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
BAB II
METODE PENELITIAN
suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis sebagai suatu fenomena budaya
tari dalam kehidupan manusia. Inilah cara ilmiah untuk mendapatkan suatu tujuan
tentang struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten
Blitar. Jenis penelitian ini merupakan suatu gambaran pendekatan yang bersifat
kualitatif yang dituangkan dalam bentuk laporan atau uraian. Penelitian ini
fenomena yang unik secara mendalam dan lengkap dengan prosedur dan teknik
A. Kehadiran Peneliti
pengumpul data, penafsir data, dan pelapor hasil penelitian (Moleong, 2017 :
168). Peneliti sebagai instrument utama, tahapan dari pengumpulan data berupa
dimaksud ialah peneliti mendatangi secara langsung dan terjun langsung ke lokasi
kedua yaitu wawancara yang akan ditujukan kepada objek penelitian. Narasumber
19
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
yang menjadi sasaran penelitian adalah Mijil selaku pencipta Tari Bedhaya Sri
Tanjung, Della selaku penari Bedhaya Sri Tanjung, Ifana selaku warga sanggar,
Sudaryanto selaku pemusik tari Bedhaya Sri Tanjung, dan Niken selaku pemain
B. Lokasi Penelitian
dengan kesenian tari Bedhaya Sri Tanjung. Lokasi penelitian ini dilakukan di
menuju kota Blitar kurang lebih 1 kilometer kearah Barat. Sanggar Pendhopo
Kabupaten Blitar merupakan daerah yang tergolong pada wilayah pusat Kota
dan Olahraga Kabupaten Blitar yang beralamatkan Jalan Ahmad Yani No 11,
Kabupaten Blitar. Hasil observasi pada tanggal 15 September 2019 diperoleh data
bahwa tari Bedhaya Sri Tanjung ini sering kali di tampilkan diberbagai macam
acara besar. Berikut acara yang sering menampilkan tari Bedhaya Sri Tanjung
yaitu pada kegiatan tahunan Agustus Pisowanana Agung atau Hari Jadi
Ronggo Hadi Nugroho. Tari Bedhaya Sri Tanjung menjadi tari Pembuka di acara
20
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
Hari Jadi Kabupaten BLitar di setiap bulan Agustus sejak tahun 2012 hingga
sekarang.
C. Sumber Data
Sumber perolehan data dalam penelitian ini adalah objek penelitian yaitu
struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar.
Menurut Moleong (2016:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah
kata- kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain- lain. Berkaitan dengan hal itu jenis data dibagi ke dalam kata- kata dan
tindakan, sumber data tertulis dan data berupa dokumentasi. Data penelitian yang
Kegiatan tersebut dilakukan pada saat wawancara kepada ketiga narasumber yaitu
seniman tari Bedhaya Sri Tanjung Mijil ( 35 tahun) dengan wawancara tentang
gambaran umum tari Bedhaya Sri Tanjung dan struktur gerak pada tari Bedhaya
Sri Tanjung serta Niken (17 tahun) dan Della (18 tahun) dengan wawanara
tentang urutan ragam gerak tari Bedhaya Sri Tanjung. Data yang diperoleh selain
dari hasil wawancara terhadap narasumber pendukung yaitu Ifana (23 tahun) dan
Sudaryanto (tahun) mengenai musik tari Bedhaya Sri Tanjung dan keberadaan tari
mendapatkan data tentang “Struktur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar
21
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
Peneliti menyiapkan buku catatan untuk mencatat hal- hal yang dianggap
penting, semua data yang diperoleh bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam
memahami lebih lanjut atau lebih mendalam mengenai objek penelitian dengan
tujuan mencocokan data yang diperoleh dari hasil wawancara yang telah
dilakukan.
Data yang didapat dari peneliti adalah data yang diambil dari sanggar
pendhopo yaitu foto berupa tari Bedhaya Sri Tanjung yaitu kegiatan tahunan
Pendhopo Ronggo Adi Nugroho, dan video tari Bedhaya Sri Tanjung berkaitan
dengan struktur gerak tari Bedhaya Sri tanjung pada acara tahunan Pisowanan
Agung Hari Jadi Kabupaten Blitar setiap tanggal 5 Agustus di Pendhopo Ronggo
Adi Nugroho. Sumber ini diharapkan dapat membantu keabsahan data yang yang
di dapat di lapangan sehingga tidak dapat di ragukan lagi kebenarannya, selain itu
Bahan kepustakaan yaitu dengan cara menelaah buku- buku dan bahan-
bahan lain seperti arsip maupun dokumen tentang tari Bedhaya Sri Tanjung yang
menggunakan sumber data tertulis yang berasal dari buku- buku tentang seni yang
22
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
antara lain adalah skripsi dari Ajik Rahmad yang berjudul Tari Bedhaya Sri
Tanjung Karya Novyta Mijil Purwana Ditinjau Dari Aspek Koreografi, kreatifitas
prosedur yang tepat. Menurut Sugiyono (2010 : 336) teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian ini adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dengan narasumber yang mengerti tentang struktur gerak tari lalu mengumpulkan
data dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, kegiatan terahkir dalam
data yang telah di dapatkan. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan peneliti
1. Observasi (Pengamatan)
peneliti terlibat dengan kegiatan sehari- hari orang yang sedang diamati
23
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti terbagi menjadi dua tahap
yaitu tahap pertama berupa survey yang berisi kegiatan pengecekkan lokasi dan
Bedhaya Sri Tanjung secara umum dan mengenai struktur gerak yaitu unsur,
dibutuhkan dalam pembahasan masalah mengenai struktur gerak tari Bedhaya Sri
manusia, alat tulis, alat perekam dan kamera untuk mendokumentasikan objek
yang di observasi. Berikut ini adalah table observasi dari “Struktur Gerak Tari
24
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
2. Wawancara
percakapan yang dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara yang
pertanyaan itu (Moleong: 2014: 186). Peneliti membahas tentang “Struktur Gerak
jawaban atas pertanyaan dari peneliti untuk informan nantinya akan di gunakan
sebagai bahan- bahan yang akan diolah untuk menunjang hasil penelitian. Peneliti
a. Wawancara Terstruktur
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
akan diajukan kepada narasumber mengenai: (1) gambaran umum tari Bedhaya
Sri Tanjung, (2) unsur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung, (3) motif gerak tari
25
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
Bedhaya Sri Tanjung, (4) frase gerak tari Bedhaya Sri Tanjung, (5) ragam gerak
tari Bedhaya Sri Tanjung, (6) pragraf gerak tari Bedhaya Sri Tanjung.
Mijil (35tahun) yang merupakan pencipta tari Bedhaya Sri Tanjung. Tujuan
penelitian adalah untuk mendapatkan data mengenai sejarah dan struktur gerak
dan Sudaryanto ( tahun) mengenai musik tari Bedhaya Sri Tanjung. Niken (17
tahun) dan Della (18 tahun) yang menjadi pendukung dalam pengumpulan data
yang merupakan warga sanggar dan penari tari Bedhaya Sri Tanjung . Tujuan
peneliti untuk mendapatkan data tentang keberadaan tari Bedhaya Sri Tanjung,
musik tari Bedhaya Sri Tanjung, ragam gerak tari Bedhaya Sri Tanjung, dan
gambaran umum tari Bedhaya Sri Tanjung. Semua data yang telah diperoleh
nantinya menjadi pendukung dalam pengumpulan data mengenai tata urutan gerak
26
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
hanya berupa garis- garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono,
2010:318).
terdapat petanyaan yang belum ditanyakan dan data yang belum terlengkapi
terstruktur ini bersifat spontan, dan jawaban informan dapat lebih luas dan tebuka
informasi yang tidak terduga dan itu bisa melengkapi data yang sudah di
tentang struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di Snggar Pendhopo Kabupaten
Blitar. Informan atau narasumber terdiri Novita Mijit selaku seniman tari Bedhaya
Sri Tanjung.
27
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
3. Dokumentasi
sebagai salah satu teknik pengumpulan data. Dokumentasi foto yang peneliti
kumpulkan berupa foto tari Bedhaya Sri Tanjung yang diambil pada saat kegiatan
tahunan Pisowanan Agung Hari Jadi Kabupaten Blitar setiap tanggal 5 Agustus di
bentuk video untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Video
yang peneliti gunakan adalah video tari Bedhaya Sri Tanjung pada saat kegiatan
tahunan Pisowanan Agung Hari Jadi Kabupaten Blitar setiap tanggal 5 Agustus di
Pendhopo Ronggo Adi Nugroho. Video tersebut kemudian dijadikan bahan untuk
menejlaskan tari Bedhaya Sri Tanjung secara rinci mengenai unsur gerak, motif
E. Analisis Data
teknik analisi data deskriptif kualitatif, yaitu suatu teknik analisi dengan cara
bersumber dari kaset atau video tari Bedhaya Sri Tanjung pada kegiatan latihan
Proses analisi data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu dari pbservasi, wawancara, dokumentasi yang berupa
video tari Bedhaya Sri Tanjung. Kemudian langkah selanjutnya menganalisis data
yang digunakan meliputi tahap mereduksi data, menyajikan data, serta penarikan
28
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan untuk merangkum dan memilih hal- hal yang
dianggap pokok, focus pada hal- hal penting dicari tema dan polanya. Untuk itu
perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data (Sugiyono: 2014: 247). Data
yang direduksi adalah data yang diperoleh dari lapangan seperti observasi,
berupa gambaran umum tari Bedhaya Sri Tanjung, struktur gerak tari Bedhaya Sri
Tanjung, motif gerak tari Bedhaya Sri Tanjung, frase gerak tari Bedhaya Sri
Tanjung, ragam gerak tari Bedhaya Sri Tanjung. Dokumentasi diantaranya adalah
unsur gerak, motif gerak, ragam gerak akan memeberikan gamabaran yang jelas
proses reduksi peneliti tetap menjaga inti pertanyaan yang dikumpulkan informan
2. Penyaijian Data
29
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
Penyajian data adalah langkah kedua yang perlu dilakukan oleh peneliti
memulai dan menyusun data dari hasil wawancara terhadap narasumber. Data
yang digunakan berupa sejarah, dan struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung,
sehingga menjadi deskripsi dalam bentuk narasi dengan rangkaian kalimat yang
dibuat secara logis dan sistematis. Semua data yang direduksikan kemudian
dikelompokkan dan dideskripsikan menurut bagian- bagian dari struktur gerak tari
Proses analisi data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, melakukan
Tanjung, struktur gerak meliputi unsur, motif, dan ragam gerak tari Bedhaya Sri
tahap reduksi data dengan memilih bagian yang penting dan tepat, setelah data
Penyajian data yang berupa uraian dan gambar akan diteliti kembali
melalui reduksi data dan hasil akhir penarikan keismpulan, dari tahap penarikan
kesimpulan akan diteliti kembali berdasarkan data awal yang masih mentah
Setelah data- data yang diperoleh sudah lengkap, maka tahap terahkir yaitu
penarikan kesimpulan. Simpulan ini merupakan pemaknaan dari data yang telah
rumusan masalah dan kesimpulan akhir sebagai temuan baru penelitian yang
30
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
fakta dan realita yang ada. Moleong (1988:173) mengatakan bahwa “konsep
validitas itu menyatakan bahwa regeneralisasi suatu penemuan dapat berlaku atau
diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan
1. Triangulasi Sumber
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh kepada beberapa
sumber.
selaku seniman tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar
tentang sejarah dan struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung. Hasil wawancara
selaku penari yang mengerti urutan ragam gerak tari Bedhaya Sri Tanjung.
31
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
kepada Ifana selaku warga sanggar yang mengerti tentang gambaran umum tari
mengenai music tari Bedhaya Sri Tanjung dan yang kelima yaitu Niken selaku
pemain Tari Bedhaya Sri Tanjung yang sering mengikuti acara-acara apabila tari
Mijil
Seniman Tari Bedhaya Sri
Tanjung
Septi Frida
Penari Tari Bedhaya Sri Penari tari Bedhaya Sri
Tanjung Tanjung
Sudaryanto
Ifana
Pemusik tari Bedhaya Sri
Warga Sanggar Pendhopo
Tanjung
wawancara sesuai daftar pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti kepada
kebenaran data dilakukan wawancara kepada narasumber kedua yaitu Niken (17
tahun) selaku penari tari Bedhaya Sri Tanjung. Apabila data yang dihasilkan dari
kedua narasumber masih belum valid data tersebut dilakukan pengecekan kembali
kepada narasumber ke tiga yaitu Della (18 tahun) selaku penari dan juga pemain
32
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
yaitu Ifana (23 tahun) selaku warga sanggar yang juga menyukai tari Bedhaya Sri
Tanjung. Narasumber ke lima yaitu Sudaryanto selaku pemusik tari Bedhaya Sri
Tanjung. Hasil wawancara tersebut dibandingkan agar tidak ada data yang
berbeda untuk memperoleh data yang valid dan nantinya mencapai keabsahan
a. Triangulasi Teknik
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono,
gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar dengan
dokumentasi berupa gambar dan video. Triangulasi teknik ditujukan kepada Mijil
selaku narasumber pencipta tari Bedhaya Sri Tanjung, Niken selaku narasumber
kedua yaitu selaku penari dan pemain tari Bedhaya Sri Tanjung. Dibawah ini
adalah bagian dari triangulasi teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini:
Observasi (pertunjukan,
lingkungan)
Sumber
data
sama
33
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
keabsahan ulang, data observasi terhadap data wawancara dan data dokumentasi
arah sebalikknya yakni data wawancara maupun data observasi terhadap data
Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar mengenai unsur gerak, motif gerak, frase
gerak, ragam gerak, dan paragraph gerak. Peneliti juga mendokumentasi arsip
kegiatan latihan rutin seminggu sekali setiap hari minggu jam 09.30 WIB.
untuk melakukan observasi mengenai secara detail struktur gerak tari Bedhaya
dengan data dari dokumentasi berupastruktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung.
G. Tahap-Tahap Penelitian
34
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
1. Tahap persiapan
kegiatan penelitian sehingga tujuan yang diharapkan dapat dicapai. Tahap awal
Blitar. Setelah mengurus surat ijin untuk penelitian, tahap selanjutnya yaitu proses
langsung dengan seniman tari Bedhaya Sri Tanjung dan menambah perijinan
untuk penelitian, penentuan sumber data, dan melihat kondisi latar penelitian.
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam hal ini yang pertama dilakukan
oleh peneliti yaitu melakukan observasi subjek dan dilanjutkan dengan melakukan
35
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
untuk mendapatkan data tentang tari Befhaya Sri Tanjung. Peneliti juga
menggunakan sebagai narasumber III yaitu Ifana selaku warga sanggar dengan
dengan tujuan mendapatkan data tentang gambaran umum music tari Bedhaya Sri
dengan tujuan mendapatkan data tentang gambaran umum tar Bedhaya Sri
Tanjung.
Tahap terakhir dari oenelitian ini menyusun hasil temuan untuk dijadikan
laporan penelitian secara sistematik. Kesimpulan didapat dari data- data yang
telah diterima oleh peneliti secara langsung mellaui observasi, wawancara dan
dilakukan.
36
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
a. Motif
4. Ragam Gerak Tari Gerak
Bedhaya Sri
Tanjung
a. Kesatuan
5. Paragraf Gerak dari
Tari Bedhaya Sri kalimat
Tanjung gerak yang
memiliki
makna
yang tuntas
dalam 1
paragraf
37
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
Kamis, 1 Oktober 2020 Wawancara kepada Mijil selaku pencipta Tari Bedhaya Sri
Tanjung. Memberikan surat ijin penelitian.
Minggu, 4 Oktober 2020 Wawancara kepada Mijil selaku pelatih Tari Bedhaya Sri
Tanjung di Sanggar Pendhopo
Minggu, 11 Oktober 2020 Wawancara kepada Septi dan Della selaku penari Bedhaya Sri
Tanjung di Sanggar Pendhopo
38
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
4. Frida Penari Tari Bedhaya Wawancara tentang Ragam Gerak Tari Bedhaya
Sr Tanjung Sri tanjung
a). urutan Ragam Gerak Tari Bedhaya Sri
Tanjung
39
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
40
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
41
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
42
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
43
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
secara
bergantian oleh
tangan kanan
5 Njimpit - Lengan atas
Sampur berada di
samping badan
- Lengan bawah
berada di
samping badan
sedikit di tekuk
ke depan
- Pergelangan
tangan di tekuk
menghadap atas
- Ibu jari dan jari
telunjuk
memegang
sampur dan sisa
jari menghadap
atas.
6 Sembah - Lengan bagian
dodo atas berada di
samping badan
(sedikit di tarik
ke luar)
- Lengan bagian
bawah berada
di depan badan
sejajar perut
bagian atas
- Kedua telapak
tangan menyatu
- Jari jari
menghadap atas
- Jari telunjuk
dan ibu jari
bertemu.
44
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
45
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
- Telapak tangan
kanan
menghadap atas
memegang
sampur
kemudian
diapit oleh ibu
jari dan jari
tengah
9 Ndoding - Lengan kanan
bagian atas
berada di
samping badan
sedikit di
angkat hampir
sejajar bahu
- Lengan kanan
bagian bawah
di Tarik ke atas
sejajar kepala
- jari membentuk
gerak ngolong
sampur, kecuali
jari telunjuk
mengdadap atas
- lengan kiri
bagian aats dan
bawah berada
di samping
badan lurus ke
bawah
- jari membentuk
gerak ngolong
kecuali jari
telunjuk
menghadapa
atas
- pergelangan
tangan di tekuk
46
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
ke atas.
10 Seblak - kedua lengan
sampur atas berada di
samping badan
sedikit diangkat
hampir sejajar
bahu. Di ikuti
juga dengan
lengan bagian
bawah
- pergelangan
tangan di tekuk
kedalam
- jari mebentuk
gerakan
mejimpit
sampur
kemudian di
jatuhkan sesuai
aluanan music
11 Asta narik - kedua lengan
bagian atas
berda di
samping badan
- kedua lengan
bagian bawah
di tekuk di
depan badan
- pergelangan
tangan kanan di
tekuk ke atas
- jari tangan
kanan atas
menghadap atas
(ibu jari dan
jari telunjuk
bersatu)
- telapak tangan
kiri berada di
47
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
bawah
pergelangan
tangan kanan
menghadap atas
- jari jari tangan
kiri lurus.
12 Asta - Lengan kanan
samping 2 bagian atas
berada di depan
- Lengan kanan
bagian bawah
berada di depan
badan di tekuk
- Pergelangan
tangan di tekuk
ke bawah
- Jari nyempurit
seperti biasa
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
- Lengan kiri
bagian bawah
di tekuk
membenyuk
siku ke depan
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk
menghadap atas
- Jari nyempurit
menghadap
atas.
48
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
49
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
- Jari tangan
kanan
membentuk
nyempurit
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
- Lengan kiri
bagian bawah
lurus ke bawah
- Telapak tangan
kiri menghadap
atas
- Jari tangan kiri
membentuk
gerak
nyempurit
50
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
bagian atas
berada di
samping badan
- Lengan kiri
bagian bawah
di tekuk ke
bawah
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke dalam
- Jari tangan kiri
nyempurit
16 Putar - Lengan kanan
tangan bagian atas
sang berada di
agung 1 samping badan
- Lengan kanan
bagian bawah
di tekuk ke atas
membentuk
siku
- Pergelangan
tangan kanan di
tekuk ke dalam
- Jari nyempurit
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
sedikit kearah
depan
- Lengan kiri
bagian bawah
berada di depan
pusar
- Pergelangan
tangan di tekuk
ke atas
- Jari nyempurit
51
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
52
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
kepala
- Telapak tangan
menghadap
dalam
- Jari nyempurit
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
- Lengan kiri
bagian bawah
di tekuk di
depan pusar
- Pergelangan
tangan di tekuk
ke atas
- Telapak tangan
menghadap
dalam
- Jari nyempurit
19 Asta - Lengan kanan
suwun dan kiri bagian
atas di angkat
sejajar bahu
- Lengan kanan
dan kiri bagian
bawah di
angkat ke atas
sejajar kepala
- Pergelangan
tangan di tekuk
keluar
- Telapak tangan
menghadap atas
- Kedua jari
nyempurit
53
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
54
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
layaknya bunga
(jari manis dan
jari kelingking
sedikit
diangkat)
- Telapak tangan
menghadap atas
22 Asta ing - Lengan kanan
ujung 1 bagian atas
berada di
samping badan
- Lengan kanan
bagian bawah
di angkat
serong ke
kanan
- Pergelangan
tangan kanan di
tekuk ke atas
- Telapak tangan
kanan
menghadap
depan
- Jari tangan
kanan
nyempurit
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
sedikit dibuka
- Lengan kiri
bagian bawah
di tekuk ke
depan
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke atas
- Telapak tangan
55
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
kiri menghadap
depan
- Jari tangan kiri
nyempurit
23 Asta ing - Lengan kanan
ujung 2 atas berada di
samping badan
sedikit di
angkat ke
depan
- Lengan kanan
bagian bawah
di angkat
membentuk
siku (berada di
depan dada)
- Pergelangan
tangan kanan di
tekuk ke dalam
- Jari jari tangan
kanan di tekuk
ke dalam
kecuali ibu jari
tegap.
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
sedikit di buka
- Lengan kiri
bagian bawah
sedikit di tekuk
dan turun
(berada di
samping badan)
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke atas
sehingga
56
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
telapak tangan
menghadap
depan
- Jari tangan kiri
nyempurit
57
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
dada
- Pergelangan
tangan kanan
dan kiri
menyatu (kanan
di atas kiri di
bawha)
- Jari tengah dan
ibu jari bertemu
(dilakukan pada
kedua jari
kanan dan kiri)
26 Asta - Lengan kanan
nunjuk atas berada di
samping badan
- Lengan kanan
bagian bawah
sedikit di tekuk
naik (serong ke
dalam)
- Pergelangan
tangan kanan di
tekuk naik
sehingga
telapak tangan
menghadap
kearah dalam
- Jari tangan
kanan
nyempurit
- Lengan kiri
atas dan bawah
lurus ke depan
sejajar bahu
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke atas,
sehingga
telapak tangan
58
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
menghadap
depan
- Jari tangan kiri
nyempurit
27 Cekel - Lengan kanan
sampur bagian atas dan
bawah lurus
serong ke
dalam
- Jari tangan
kanan
memegang
sampur bagian
luar (di apit
dengan 4 jari
dan ibu jari)
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
sedikit di buka
- Lengan kiri
bagian bawah
di tekuk serong
ke dalam
- Jari tangan kiri
memegang
sampur bagian
dalam
- Sehingga
sampur
berbentuk lurus
ke depan
59
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
60
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
telapak tangan
kanan
menghadap
depan
- Jari tangan
kanan
nyempurit
- Lengan kiri
bagian atas dan
bawah lurus
kesamping
(sedikit ke
bawah)
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke atas
- Jari kiri
nyempurit dan
memengan
sampur
menggunakan
jari telunjuk
dan ibu jari
30 Jimpit - Lengan atas
ukel kanan dan kiri
sampur berada di
samping badan
sedikit di tutup
- Lengan bawah
bagian kanan
dan kiri di
tekuk siku ke
depan (sampur
di lilitkan pada
lengan bawah)
- Pergelangan
tangan kanan
dan kiri di
tekuk ke atas
61
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
sehinggan
telapak tangan
menghadap
depan
- Jari memegang
sampur
menggunakan
ibu jari dan jari
telunjuk (jari
yang lain
tegak)
31 Cekel - Lengan kanan
sampur atas berada di
samping samping badan
sedikit di buka
- Lengan kanan
bawah di tekuk
serong atas
sejajar pundak
- Pergelangan
tangan lurus
mengikuti
lengan bawah
- Telapak tangan
memegang
sampur di apit
oleh ibu jari.
- Lengan atas
kiri berada di
samping badan
sedikit di buka
- Lengan bawah
kiri di tekuk
masuk sejajar
pinggang
- Pergelangan
tangan di tekuk
masuk di depan
pinggang
62
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
- Jari memegang
sampur dengan
membentuk
lingkaran
63
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
tangan kanan di
tekuk ke atas
- Jari tengah dan
ibu jari
memegang
sampur. Jari
yang lain di
tekuk ke dalam.
jari telunjuk
lurus ke atas)
- Lengan kiri
atas berada di
samping badan
dan sedikit di
buka
- Lengan kiri
bagian bawah
sedikit di tekuk
ke dalam
sejajar
pinggang
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke atas
- Jari tengah dan
ibu jari
memegang
sampur. (jari
telunjuk lurus
ke atas)
34 Asta usap - Lengan kanan
atas berada di
samping badan
sedikit di tutup
- Lengan kanan
bawah di tekuk
masuk sejajar
pundak
- Pergelangan
64
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
tangan kanan di
tekuk ke atas
sehingga
telapak tangan
menghadap kiri
- Jari kanan
nyempurit
- Lengan kiri
atas di angkat
sejajar pundak
- Lengan kiri
bawah di tekuk
masuk sejajar
dada
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke dalam
sehingga
telapak tangan
menghadap luar
- Jari tangan kiri
nyempurit
35 Nyempuri - Kedua lengan
t walik atas kanan dan
kiri berada di
samping badan
sedikit di tutup
- Kedua lengan
bawah kanan
dan kiri di
tekuk kedepan
membentuk
siku
- Kedua
pergelangan
tangan kanan
dan kiri di
tekuk ke bawah
- Kedua telapak
65
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
tangan kanan
dan kiri
menghadap
depan atau luar
- Kedua jari
kanan dan kiri
nyempurit
36 Asta ing - Lengan kanan
ujung 3 atas berada di
samping badan
sedikit di Tarik
ke atas dan di
buka
- Lengan kanan
bagian bawah
di Tarik sejajar
lengan atas dan
sedikit di tekuk
- Pergelangan
tangan di tekuk
ke dalam
- Semua jari
mengepal
lecuali ibu jari
tegak
- Lengan kiri
bawah di
samping badan
di buka
- Lengan kiri
bagian bawah
di tekuk
kebawah sejajar
pinggang
- Pergelangan
tangan kiri
sedikit di tekuk
keatas tetapi
telapak tangan
66
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak
tetap
menghadap
bawah
- Jari tangan kiri
nyempurit
67
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
3. Trisik Berjalan
menggunakan ujung
kaki
68
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
tekuk ke
dalam
menempel
pada paha kiri
- Kedua laki
mancat
menggunakan
ujung kaki
- Semua telapak
kaki
menghadap
luar
5. Gejog Gerakan
menggunakan ujung
kaki yang di
benturkan pada
lantai
69
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
70
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
71
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
72
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
73
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
74
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
75
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
76
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
77
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
78
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
79
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
80
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
Nama Deskripsi
No. Rincian Hitungan Hitungan
Ragam Gerak
81
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
82
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
83
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
menyentuh
bawah telapak
kiri
13. Kengser 1. Hitungan 1-2 tangan kiri Tangan kiri 1x8
temu nyempurit tangan kanan nyempurit tangan
ngeber kanan ngeber,
2. Hitungan 3-4 kaki dengan ujung jari
tengah menempel
mendhak kaki kiri mulai
pada ujung jari
kengser
tangan kiri.
Mendak hoyog
kiri kengser
14. Sembah 1. Hitungan 1-2, 3-4 kedua 1x8
duduk tangan nyempurit
2. Hitungan 5-8 kaki
menyentuh lantai, kaki
diikuti lutut kaki kanan
diangkat
15. Asta 1. Hitungan 1-2, 3-4 tangan Kaki tetap , 1x8
sesuwun kanan dan kiri ditarik ke tangan ditarik
depan kedepan seperti
2. Hitingan 5-8 badan tegap menengadah
dan menengadah
16. Asta 1. Hitungan 1-2, 3-4 tangan Kaki tetap, kedua 1x8
Padma silang kedepan tangan silang di
2. Hitungan 5-8 jari depan dada,
membuka dengan posisi jari
membuka, kepala
3. Hitungan 1-8 toleh kanan
toleh kiri tengah
kiri tengah
17. Asta ing 1. Hitungan 1-2,3-4 tangan Kaki tetap tangan 1x8
ujung ditarik dari kiri
ditarik dari kiri ke kanan
2. Hitungan 5-8 ukel tanganke kanan, dengan
kemudian mudra bentuk tangan
jempol di
acungkan, ukel
kemudian mudra
topeng
18. Ukel jiwa 1. Hitungan 1-4 tangan ukel Kaki tetap ukel di 2x8
rasa di depan dada depan kening,
2. Hitungan 5-8 posisi kemudian ukel di
tangan tepat di depan depan dada
dada
19. Asta cakra 1. Hitungan 1-2 kedua Kedua tangan 2x8
tangan nyempurit nyempurit tangan
kanan diatas
84
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
85
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
86
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
n. perangan (2x8)
o. trisik surung sampur (1x8)
3. Akhir a. adeg ndoding (2x8)
Adeg Ndoding b. ngleyek Padma pentangan
(1x8)
c. seblak siji (2x8)
d. ukel suwun atas (1x8)
e. jinjit ukel.(1x8)
disusun sedemikian rupa, yang terdiri dari unsusr gerak, motif gerak, ragam gerak,
paragraph gerak. Unsur gerak yang terdapat dalam tari Bedhaya Sri Tanjung
terdiri dari unsur gerak kepala yang terdiri dari 3 (tiga) unsur gerak kepala yaitu
unsur gerak kepala tolehan, nunduk dan madep ngarep. Unsur gerak badan yang
terdiri dari dua gerakan badan yaitu ngleyek, jejek. Unsur gerak tangan yang
terdiri dari tiga puluh enam (36) gerak pada unsur tangan yaitu nyempurit, ngiting,
mentang, ukel pusar, njimpit sampur, sambah dodo, kebyak kebyok, ngolong
sampur, ndoding, seblak sampur, asta narik, asta samping 1, asta samping 2,
nyempurit mentang siji, asta pundak, putar tangan sang agung 1, putar tangan
sang agung 2, asta suwun, asta sesuwun, asta Padma, asta ing ujung 1, asta ing
ujung 2, ukel jiwa rasa, asta cakra 1, asta cakra 2, asta nunjuk, cekel sampur,
singget kebyak, jimpit ukel sampur, cekel sampur samping, mentang sampur,
ndoding jimpit sampur, asta usap, nyempurit walik, asta ing ujung 3. Unsue gerak
kaki terdiri dari tujuh gerak, yaitu napak, mancat, trisik, jengkeng, gejog, mendak,
kengser.
Motif gerak yang terdapat dari tari Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari empat
puluh enam yang terbagi menjadi motif statis dan motif dinamis yaitu motif statis
87
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
tari Bedhaya Sri Tanjung ada 25 Motif statis, yaitu putar tangan sang agung 1,
asta pusar,putar tangan sang agung 2, asta usap mendak, njinjit ngolong sampur,
jengkeng sampur, sembah duduk 1, sembah duduk 2, asta sesuwun, asta Padma,
jengekeng mentang siji, asta ing ujung 1, asta ing ujung 2, ukel jiwa rasa, asta
cakara 1, asta nunjuk, asta cakra 2, adeg doding, ngleyeg Padma, Padma petang,
seblak siji, ukel suwun, ukel asta, jinjit ukel, mentang mubeng. Motif dinamis tari
Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari 21 susunan motif gerak yaitu, lumaksana
sembah, lumaksanan putar, trisik sekar suwun, lampah asta samping gejug 1,
lampah asta usap, lampah mentang siji, lampah asta ukel, lampah asta samping,
lampah asta jinjit, lampah asta samping leyeg, pentangan mubeng, lampah asta
pundak, lampah mentang siji mubeng, lampah singget kebyak 1, lampah singget
kebyak 2, singget walik, lampah asta samping gejug 2, lampah mentang sampur,
Ragam gerak pada tari Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari dua puluh delapan
ragam gerak yaitu, lumaksana sembah, lumaksana putar tangan ingsut, trisik
sekar suwun, pentangan mubeng, sekar suwun lampah, lampah asta samping,
trisik restu, singget insut, solah 1, soalah 2, trisik kipat sampur, putar tangan
sang agung, kengser temu, sembah duduk, asta sesuwun, asta Padma, asta ing
ujung, ukel jiwa rasa, asta cakra, leyeg gejog tengen,singget kebyak kebyok,
Paragraf gerak tari Bedhaya Sri Tanjung dibagi menjadi tiga bagian yaitu
gerak pembuka, gerak isi, gerak penutup. Ragam gerak pembuka tari Bedhaya Sri
Tanjung yaitu, lumaksana sembah, lumaksana putar tangan ingsut, trisik sekar
suwun, pentangan mubeng, sekar suwun lampah, lampah asta samping, trisik
88
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
restu, singget insut. Gerak inti dari tari Bedhaya Sri Tanjung terdapat pada saat
gerak sembah duduk, yang terdiri dari solah 1, solah 2, trisik kipat sampur, putar
tangan sang agung, kengser temu, sembah duduk, asta sesuwun, asta Padma, asta
ing ujung, ukel jiwa rasa, asta cakra, leyeg gejog tengen,singget kebyak kebyok,
perangan, trisik surung sampu. Gerak penutup dari tari Bedhaya Sri Tanjung
yaitu, adeg ndoding, ngleyek Padma pentangan, seblak siji, ukel suwun asta, jinjit
ukel.
89
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx
RIWAYAT HIDUP
90