Anda di halaman 1dari 108

STRUKTUR GERAK TARI BEDHAYA SRI TANJUNG DI

SANGGAR PENDHOPO KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI

OLEH
INTAN CAHYANINGTYAS
NIM 140252600178

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI DAN MUSIK
AGUSTUS 2021
STRUKTUR GERAK TARI BEDHAYA SRI TANJUNG DI SANGGAR
PENDHOPO KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program Sarjana

Oleh
INTAN CAHYANINGTYAS
NIM 140252600178

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA PROGRAM


STUDI PENDIDIKAN SENI TARI DAN MUSIK
AGUSTUS 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh Intan Cahyaningtyas ini telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.

Malang 18 Agustus 2021


Pembimbing I

Dra. Ninik Harini, M.Sn


NIP. 19570616 199003 2 001

Pembimbing II

Tutut Pristiati, S.sn, M.Pd


NIP. 19710410 200604 2 002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Oktavia Daniarti
NIM : 170252610031
Jurusan : Seni dan Desain
Program Studi : Program Pendidikan Seni Tari dan Musik
Fakultas : Sastra

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plasgiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 18 Agustus 2021


Yang membuat pernyataan

Oktavia Daniarti
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul "Struktur Gerak Tari
Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Utami Widiati, M.A,Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra.
2. Dr.Wida Rahayuningtyas, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Seni dan Desain
dan Koordinator Program Pendidikan Seni Tari dan Musik.
3. Drs. Soerjo Wido Minarto, M.Pd selaku dosen penguji pada ujian
skripsi.
4. Dra. Ninik Harini, M.Sn selaku dosen pembimbing utama yang telah
membiming dengan penuh perhatian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan tepat dan cepat.
5. Tutut Pristiati, S.Sn, M.Pd selaku dosen pembimbing kedua yang telah
membimbing dengan penuh perhatian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan tepat dan cepat.
6. Kedua orang tua penulis beserta seluruh keluarga dan kerabat yang
senantiasa memberikan dukungan dan motivasi dalam berbagai bentuk
serta doa restu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari bahwa penulisan skripsi masih banyak kekurangan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya
sehingga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Malang, 18 Agustus 2021

i
Oktavia Daniarti
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................iii
Abstract ...............................................................................................................1
Abstrak ................................................................................................................1
Pendahuluan ........................................................................................................2
Metode.................................................................................................................4
Hasil dan Pembahasan.........................................................................................5
Simpulan dan Saran.............................................................................................10
Daftar Rujukan ....................................................................................................12
LAMPIRAN ........................................................................................................15
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................62

ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Proposal Penelitian ........................................................................................15
2. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................39
3. Tabel Observasi .............................................................................................40
4. Tabel Wawancara Terstruktur dan Topik Wawancara ..................................41
5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ......................................................................42
6. Lembar Observasi .........................................................................................43
7. Lembar Wawancara Terstruktur dan Topik Wawancara ..............................44
8. Lembar Hasil Observasi ................................................................................45
9. Lembar Wawancara Ketua Grup Kuda Manggala ........................................46
10. Lembar Wawancara Humas Grup Kuda Manggala ......................................48
11. Lembar Wawancara Masyarakat Desa Bukur ...............................................49
12. Lembar Wawancara Pelatih Jaranan Putri ...................................................50
13. Lembar Wawancara Pelatih Jaranan Putra ...................................................51
14. Hasil Analisis ................................................................................................52
15. Dokumentasi Bentuk Penyajian Jaranan Sentherewe ...................................53
16. Dokumentasi Penelitian ................................................................................59

iii
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx 4
ISSN: xxxx-xxxx (online)
DOI: 10.17977/

Struktur Gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten


Blitar

Intan Cahyaningtyas, Soerjo Wido Minarto


Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia
Surel: cahyaningtyasintan0328@gmail.com

Paper received: xx-xx-xxxx; revised: xx-xx-xxxx; accepted: xx-xx-xxxx

Abstract
This study aims to describe (1) the structure of the dance movement of Sri
Tanjung at the Pendhopo Studio, (2) the background of the Bedhaya Sri Tanjung dance in
Blitar Regency. This strudy uses a qualitative approach. The object of this research is the
Bedhaya Sri Tanjung Dance. The subject of this research is the Pendhopo studio. This
research is of the movement at the Pendhopo Studio. Data was collected through
observation, interviews, and documentation. The data that has been collected is then
analyzed. The validity of the data was obtained through triangulation of sources and
techniques. The results of the research obtained show that: (1) the structure of the
Bedhaya Sri Tanjung dance is divided into 5 namely elements, motifs, phrases, various
movements, paragraph movements, (2) the background for the creation of the Bedhaya
Sri Tanjung dance.

Keywords: Bedhaya Sri Tanjung ; Movement Structure; Pendhopo Studio.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang (1) Strukur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di
Sanggar Pendhopo, (2) Latar Belakang Tari Bedhaya Sri Tanjung di Kabupaten Blitar. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah Tari Bedhaya Sri
Tanjung. Subyek penelitian ini adalah sanggar Pedhopo. Penelitian ini difokuskan pada struktur
Gerak pada Sanggar Pendhopo. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis. Keabsahan data diperoleh
melalui triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian yang diperoleh menujukkan bahwa: (1)
Struktur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung dibagi menjadi 5 yaitu unsur, motif, frase, ragam gerak,
paragraph gerak, (2) latar belakang terciptanya tari Bedhaya Sri Tanjung.

Kata kunci: Bedhaya Sri tanjung; Struktur Gerak; Sanggar Pendhopo

1. Pendahuluan

Budaya merupakan hasil karya manusia atau hasil budi dan daya manusia yang
berkembang dan diwariskan dari generasi ke generasi yang telah menjadi suatu tradisi
dalam masyarakat. Kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah tertentu
yang merupakan warisan budaya untuk daerah tersebut dan mempunyai ciri khas

4
5

tersendiri dapat disebut kebudayaan daerah. Konsep kebudayaan dalam arti luas adalah
keseluruhan system gagasan.
Tindakan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan miliki diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1985:1). Pemikiran,
perilaku, dan kebendaan merupakan aspek dari budaya. Budaya terbentuk dari banyak
unsur, yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi, system ekonomi, system social, system
politik, system kepercayaan, system bahasa, dan system kesenian. Kesenian merupakan
bagian dari budaya dan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan
dari dalam jiwa manusia, dan di setiap daerah pasti memiliki kesenian yang
melambangkan ciri khas dari daerah itu sendiri.
Kesenian daerah adalah hasil budaya yang berkembang memiliki ciri dan karakter
yang berbeda. Kesenian daerah dipandang sebagai jati diri sebuah daerah yang
menceritakan perjalanan hidup sebuah tempat dan merupakan kesenian yang tumbuh dan
berkembang di daerah tersebut. Kesenian yang dibuat tentunya mempunyai makna atau
simbol yang disampaikan di dalamnya. Simbol dalam kesenian merupakan sesuatu yang
diciptakan oleh seniman dan secara konvensional digunakan bersama serta teratur
sehingga menjadi kerangka penuh makna untuk dikomunikasikan kepada yang lain (Hadi,
2007:90). Salah satu bentuk penyampaian makna maupun simbol dalam sebuah kesenian
adalah struktur gerak. Ditinjau dari perkembangannya tari terbagi menjadi beberapa
bentuk/ jenis warna tari yaitu tari tradisional kerakyatan, tari tradisional klasik, tari kreasi
baru dan tari modern (Supriyono, 2011:101).
Provinsi Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, di
Indonesia. Ibu kotanya terletak di Surabaya. Jawa Timur memiliki berbagai jenis warisan
yang mempunyai nilai budaya harus dilestarikan, salah satunya candi Penataran yang ada
di Kabupaten Blitar. Candi Penataran terletak di daerah Desa Penataran Kecamatan
Nglegok Kabupaten Blitar Jawa Timur. Candi Penataran adalah bangunan candi terbesar
yang ada di Jawa Timur. Candi Penataran terdapat relief- relief yang mengandung cerita,
di antaranya yaitu Bhubuksah Gagang Aking, Sri Tanjung, Ramayana dan Kresnayana.
Bedhaya Sri Tanjung menjadi salah satu tarian khas Blitar dan sering
dipertunjukan di acara- acara resmi daerah seperti hari jadi Kabupaten, upacara
peringatan, ritual, dan kegiatan lainnya. Konsep tarian ini terinspirasi dari festival
bedhaya Majapahit yang kemudian ide garapan terdapat pada Relief Sri Tanjung pada
Candi Penataran merupakan salah satu relief yang dijadikan ide karya tari dengan nama
Tari Bedhaya Sri Tanjung.Menurut Prihatini (2007:61) menyebut bahwa: Tari Bedhaya
merupakan salah satu aktivitas religious kaum tingkat ningrat Jawa, yang latar
belakangnya penyusunannya dipengaruhi oleh pola pemikiran Jawa yang bersifat
Syiwaistis. Sembilan penari dalam bedhaya berhubungan erat dengan eksistensi sembilan
syakti dalam wujud sembilan penari yang lahir karena aktivitas Dewa Syiwa.
Diperkirakan tari bedhaya di latar belakangi oleh pemikiran Hindu Jawa yang bersifat
Syiwaistis.
Novyta Mijil sebagai koreografer menciptakan tarian ini karena bertepatan untuk
mengikuti festival Majapahit dengan surat keputusan kepala dinas pariwisata no
20/KEP/DPBP/III/2011 tanggal 3 Maret 2011. Hasil wawancara dengan Novyta Mijil
selaku pencipta Tari Bedhaya Sri Tanjung pada Minggu, 5 November 2017 bahwa “Saya
mengangkat tari ini karena kepentingan utama saya adanya festival Majapahit, karena
saya merasa budaya, kenenian, dan sumber daya manusia memadai, akhirnya saya

5
6

menciptakan tarian ini berdasarkan dari candi Penataran. Selain itu keunikan gerak yang
tercipta dalam tarian ini adalah gaya mataraman yang ditambah dengan gaya sigrak atau
keras. Melestarikan kearifan local di Blitar, kemudian relief Sri Tanjung dijadikan sebuah
karya tari karena mengambil dari sisi sifat kesetian Sri Tanjung”.
Keistimewaan yang terdapat dari penelitian tari Bedhaya Sri Tanjung terletak
pada struktuk gerak yang memiliki unsure gerak, motif, dan ragam gerak yang
memadukan gerak tarian Jawa wetan dan Jawa kulon, struktur geraknya menghasilkan
gerak tarian yang tidak cenderung lemah lembut tetapi juga ada sisi tegas dalam geraknya
yang melambangkan masyarakat
Berdasarkan latar belakang penelitian, peneliti mengkaji stuktur gerak tari
Bedhaya Sri Tanjung. Peneliti memiliki dua rujukan penelitian yaitu yang pertama,
merujuk pada penelitian terdahulu yang berjudul Tari Bedhaya Sri Tanjung Karya Novyta
Mijil Purwana Ditinjau Dari Aspek Koreografi Oleh Ajik Rachmad. Hal ini, telah
menginspirasi peneliti untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang struktur gerak
tari Bedhaya Sri Tanjung. Peneliti terdahulu memiliki kekurangan dalam penelitiannya
yaitu kurang menyeluruh pada pembahasan struktur gerak tari pada penelitian tersebut
dengan dasar penelitian, peneliti terdahulu menyarankan agar mahasiswa atau peneliti
lainnya untuk melakukan penelitian lanjutan berupa penelitian tentang struktur gerak tari
Bedhaya Sri Tanjung.
Peneliti merujuk pada penelitian yang berjudul Struktur Gerak Tari Kebar
Malang desa Jatiguwi Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang. Peneliti terdahulu
dan saat ini memiliki kesamaan, dilihat dari topik pembahasannya, yaitu kedua peneliti
membahas tentang tinjauan struktur sebuah gerak karya tari. Dengan demikian
berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul
“Struktur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar”

2. Metode

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk


mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2015:03). Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan ini merupakan analisis suatu kegiatan yang
dilakukan secara sistematis sebagai suatu fenomena budaya tari dalam kehidupan
manusia. Untuk mendapatkan suatu tujuan dengan menggambarkan data apa adanya
yaitu untuk memperoleh deskriptif tentang struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di
Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar. Jenis penelitian ini merupakan suatu gambaran
pendekatan yang bersifat kualitatif yang dituangkan dalam bentuk laporan atau uraian.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, memahami, dan menjelaskan tentang
suatu fenomena yang unik secara mendalam dan lengkap dengan prosedur dan teknik
yang khusus sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif.
Sumber perolehan data dalam penelitian ini adalah objek penelitian yaitu
struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar.
Menurut Moleong (2016:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-
kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain- lain.
Berkaitan dengan hal itu jenis data dibagi ke dalam kata- kata dan tindakan, sumber

6
7

data tertulis dan data berupa dokumentasi. Data penelitian yang berjudul “Struktur
Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar”.
Data yang akan di peroleh penelitian melalui narasumber yaitu diperoleh melalui
kegiatan melihat, mendengar dan bertanya (Moleong, 2004:157). Kegiatan tersebut
dilakukan pada saat wawancara kepada ketiga narasumber yaitu seniman tari Bedhaya Sri
Tanjung Mijil ( 35 tahun) dengan wawancara tentang gambaran umum tari Bedhaya Sri
Tanjung dan struktur gerak pada tari Bedhaya Sri Tanjung serta Niken (17 tahun) dan
Della (18 tahun) dengan wawanara tentang urutan ragam gerak tari Bedhaya Sri Tanjung.
Data yang diperoleh selain dari hasil wawancara terhadap narasumber pendukung yaitu
Ifana (23 tahun) dan Sudaryanto (tahun) mengenai musik tari Bedhaya Sri Tanjung dan
keberadaan tari Bedhaya Sri Tanjung wawancara akan diperoleh dari lapangan untuk
mendapatkan data tentang “Struktur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar
Pendhopo Kabupaten Blitar”. Tahapan- tahapan tersebut dilakukan secara sadar dan
terarah karena memang telah dipersiapkan.
Prosedur pengumpulan data merupakan hal yang paling penting dalam
kegiatan penelitian, karena untuk mendapatkan data yang valid membutuhkan
prosedur yang tepat. Menurut Sugiyono (2010 : 336) teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian ini adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan empat teknik, yaitu obeservasi, wawancara, dokumentasi, dan
triangulasi. Langkah pertama yaitu melakukan observasi dengan melihat langsung
ke lokasi penelitian di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar, kemudian wawancara
dengan narasumber yang mengerti tentang struktur gerak tari lalu mengumpulkan
data dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, kegiatan terahkir dalam
pengumpulan data ini yaitu melakukan triangulasi dengan menggabungkan data-
data yang telah di dapatkan
Teknis analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Reduksi data merupakan proses berfikir yang memerlukan waktu
dan keluasan serta kedalaman wawasan tinggi (Sugiyono, 2016: 249). Artinya peneliti
melakukan penyortiran data dalam bentuk pemfokusan, penyederhanaan serta
pentraformasian data di lapangan yang didapat melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Pada alur reduksi data peniliti memilah dan memilih data yang dianggap
penting sesuai dengan tujuan penelitian.Penyajian data dalam penelitian paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah berupa teks yang
bersifat naratif (Sugiyono, 2016: 249). Artinya adalah langkah setelah reduksi berfungsi
untuk menyusun informasi sebagai simpulan dan pengambilan tindakan dengan
menyusun teks dalam satu kesatuan bentuk, keteraturan, penjelasan, alur sebab akibat,
porsi data dan data yang telah disortir siap diolah menjadi data konkret dalam penelitian
ini. Pada alur setelah pemilahan data yang dilakukan yaitu menyusun informasi untuk
diolah menjadi data yang nyata atau benar-benar terwujud.
Peniliti melakukan penyusunan teks dengan cara menguraikan berdasarkan
peristiwa yang terjadi, sehingga penyajian data yang dilakukan tersebut adalah sebagai
simpulan dari penelitian. Simpulan dalam penelitian kualitatif merupakn temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada (Sugiyono, 2016: 253). Simpulan merupakan langkah
setelah penyajian data sehingga data yang didapat berupa deskripsi atau gambaran objek

7
8

yang sebelumnya masih remang-remang dapat dirumuskan serta disimpulkan fokus


permasalahan penelitian yang ditulis. Hal ini mencakup pencarian landasan, serta
hubungan sebab akibat dan pembahasan yang pasti sehingga memunculkan temuan baru
tentang Bedhaya Sri Tanjung sebagai identitas budaya. Pada langkah penarikan
kesimpulan ini peniliti melakukan penyimpulan data yang sudah terfokus sesuai
pembahasan penelitian yang direncanakan. Dalam hal ini peneliti akah memperoleh hasil
temuan dari penelitian yang sudah dilakukan.
Teknik keabsahan data dilakukan dengan dua cara yaitu triangulasi sumber dan
triangulasi teknik. Triangulisi sumber dilakukan dengan membandingkan hasil
wawancara narasumber satu dengan narasumber lainnya. Kemudian hasil wawancara
tersebut dikumpulkan dan disepakati bersama. Triangulasi teknik dilakukan melalui
wawancara dengan narasumber kemudian dihubungkan dengan dat observasi dan
dokumentasi, peneliti juga menghubungkan data dari hasil observasi dan dokumentasi
selanjutnya ditarik garis dan disimpulkan. Tahap-tahap penelitian merupakan pedoman
peneliti untuk mengetahui proses yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian
(Arikunto, 2013: 61). Terdapat tiga tahap penelitian yaitu, perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan.

3. Hasil dan Pembahasan

A. Struktur Tari Bedhaya Sri Tanjung


Tari Bedhaya Sri Tanjung menggambarkan kesetiaan wanita dengan unsur
Jawa Timur karena tarian ini bertujuan juga untuk menggambarkan masyarakat
Blitar yang berkarakteristik cekatan. Hal ini diungkapkan oleh Mijil dalam
wawancara pada tanggal 3 November 2019 pada pukul 16.00 WIB :Tari Bedhaya
Sri Tanjung adalah tari yang mengungkapkan atau menggambarkan kesetiaan
wanita. Tarian ini juga bertujuan untuk mengikuti festival majapahit untuk
mewakili kabupaten Blitar. Dengan tujuan tarian ini diciptakan agar masyarakat
tau bahwa salah satu ukiran pada candi Penataran yang biasa kita sebut relief ini
ada salah satu kisah dari majapahit yaitu kisah Sri Tanjung dengan mengangkat
salah satu kisahnya yaitu kesetiaan seorang wanita. Tari Bedhaya Sri Tanjung ini
diciptakan mengikuti pasar yang ada, jadi mengikuti karakteristik masyarakat
Jawa Timur khususnya masyarakat Blitar yang memiliki karakteristik cekatan.
Gerak adalah sebuah ungkapan yang memiliki makna dan merupakan dasar dari
tari. Gerak tari terbentuk dari gerak- gerak yang disusun sehingga menjadi
struktur gerak yang terdiri dari : (1) Unsur Gerak : bagian anggota tubuh ketika
menari yang terbagi menjadi bagian kepala, tangan badan, dan kaki, (2) motif
gerak : rangkaian dari beberapa unsur gerak (3) frase gerak : rangkaian dari
beberapa motif yang mengandung konsep dan makna (4) ragam gerak : rangkaian
dari beberapa motif gerak yang membentuk kesatuan, (5) pargraf gerak :
rangkaian dari beberapa ragam gerak yang memiliki satu kesatuan topik.

8
9

1. Unsur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung


Unsur gerak tari merupakan bagian terkecil dari setiap anggota badan,
unsur gerak tari terbagi menjadi empat bagian yaitu : unsur gerak kepala, tangan,
badan dan kaki, berikut ini paparan yang diperoleh di lapangan tentang unsur
gerak tari Bedhaya Sri Tanjung.

a. Unsur gerak kepala tari Bedhaya Sri Tanjung


Hasil wawancara dan observasi pada tanggal 3 November 2019 pukul
16.00 WIB, Della mempertegas dari pernyataan Mijil dan Sudaryanto bahwa “
untuk gerak tari Bedhaya Sri Tanjung khususnya gerak bagian kepala hanya ada
tiga gerakan kepala yaitu tolehan, nunduk, dan madep ngarep”.

b. Unsur Gerak Tangan Tari Bedhaya Sri Tanjung


Berdasarkan hasil observasi unsur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung yang di
ungkapkan oleh Mijil pada tanggal 11 November 16.00 WIB. Bahwa : tari ini
memiliki tiga puluh enam (36) gerak pada unsur tangan yaitu nyempurit, ngiting,
mentang, ukel pusar, njimpit sampur, sambah dodo, kebyak kebyok, ngolong
sampur, ndoding, seblak sampur, asta narik, asta samping 1, asta samping 2,
nyempurit mentang siji, asta pundak, putar tangan sang agung 1, putar tangan
sang agung 2, asta suwun, asta sesuwun, asta Padma, asta ing ujung 1, asta ing
ujung 2, ukel jiwa rasa, asta cakra 1, asta cakra 2, asta nunjuk, cekel sampur,
singget kebyak, jimpit ukel sampur, cekel sampur samping, mentang sampur,
ndoding jimpit sampur, asta usap, nyempurit walik, asta ing ujung 3.

c. Unsur Gerak Badan Tari Bedhaya Sri Tanjung


Berdasakan hasil observasi, diketahui bahwa unsur gerak badan yang
terdapat pada tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar ini
hanya terdapat dua unsur gerak pada badan. Hal ini disampaikan oleh Mijil
mengenai unsur badan pada tanggal 17 November pukul 16.00 WIB : “ gerak
badan pada tari Bedhaya Sri Tanjung ini hanya terdapat dua gerak yaitu Leyek,
Jejeg”.
Della selaku penari tari Bedhaya Sri Tanjung menegaskan pernyataan yang
disampaikan oleh Mijil pada tanggal 18 November pukul 09.00 WIB: “dalam tari
Bedhaya Sri Tanjung ini hanya memiliki dua gerakan badan, seperti pada
umumnya tarian Bedhaya yang lain yaitu ngleyeg, jejek”.

d. Unsur Gerak Kaki Tari Bedhaya Sri tanjung


Berdasarkan hasil wawancara seniman tari Bedhaya Sri Tanjung, bahwa
unsur kaki mengikuti tempo musik, sedangkan gerakannya hanya berpedoman
pada gerakan yang sederhana. Hal ini sejalan dengan penuturan Mijil seniman tari
Bedhaya Sri tanjung pada tanggal 24 November 2019 pukul 16.00 WIB :

9
10

Tari Bedhaya Sri Tanjung ini juga memiliki gerakan kaki, gerakannya
hanya sederhana dan tidak banyak variasi, karena gerakan kaki ini bertumpu pada
tempo musik saja dan selanjutnya seperti itu gerakan kaki tari Bedhaya Sri
Tanjung ini terdiri dari tujuh unsur gerak kaki di antaranya adalah napak, jinjit,
trisik, jengkeng, gejug, mendhak, kengser.

Pernyataan Mijil di pertegas oleh pernyataan Sudaryanto selaku pemusik


tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar 25.
“November 2019 pukul 09.00 WIB: “Semua gerak tari Bedhaya Sri Tanjung ini
mengikuti tempo yang ada di musik, musik yang digunakan di dalam tari Bedhaya
Sri Tanjung ini yang menjadikan gerak tari Bedhaya Sri Tanjung ini beda dari
Tari Bedhaya pada umumnya. Umumnya kan tarian ini alus, tetapi pada saat
penciptaan tarian ini saya selaku pembuat musik tari Bedhaya Sri Tanjung
mengikuti pasar- pasar yang ada. Tujuan nya juga untuk menggambarkan
masyarakat Blitar yang cekatan jadi musik ini dibuat sedemikian rupa sehingga
penikmat tarian ini khususnya masyarakat Blitar sendiri tidak mudah jenuh.
Semoga masyarakat Blitar sendiri ketika melihat tarian ini mau ikut serta barang
kali belajar menari atau hanya sekedar menikmati”.

2. Motif Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung


Motif gerak adalah gabungan dari beberapa unsur- unsur gerak yang
mengandung makna. Motif gerak tari Bedhaya Sri Tanjung terbagi menjadi dua
bagian yaitu motif gerak dinamis dan motif gerak statis. Hal ini yang sama
disampaikan oleh Mijil mengenai motif gerak pada tanggal 7 Desember 2019
pukul 16.00 WIB, “Motif tari Bedhaya Sri Tanjung ini hanya memiliki dua saja
antara lain yaitu berpindah tempat dan diam di tempat”.
Motif dinamis adalah gerak yang berpindah tempat Tari Bedhaya Sri
Tanjung tediri dua puluh satu (21) motif gerak. Motif gerak dinamis tari Bedhaya
Sri Tanjung yaitu lumaksana sembah, lumaksanan putar, trisik sekar suwun,
lampah asta samping gejug 1, lampah asta usap, lampah mentang siji, lampah
asta ukel, lampah asta samping, lampah asta jinjit, lampah asta samping leyeg,
pentangan mubeng, lampah asta pundak, lampah mentang siji mubeng, lampah
singget kebyak 1, lampah singget kebyak 2, singget walik, lampah asta samping
gejug 2, lampah mentang sampur, kengser mentang siji, kengser asta pundak.
Motif gerak statis yang terdapat pada tari Bedhaya Sri Tanjung adalah
motif gerak yang berdiam diri di tempat dengan pose yang bergantian. Motif
gerak statis pada tari ini lebih banyak terdapat pada saat gerakan duduk atau
sembahan. Motif gerak statis pada gerak tari Bedhaya Sri Tanjung ini memiliki 25
Gerak statis antara lain putar tangan sang agung 1, asta pusar,putar tangan sang
agung 2, asta usap mendak, njinjit ngolong sampur, jengkeng sampur, sembah
duduk 1, sembah duduk 2, asta sesuwun, asta Padma, jengekeng mentang siji,
asta ing ujung 1, asta ing ujung 2, ukel jiwa rasa, asta cakara 1, asta nunjuk, asta

10
11

cakra 2, adeg doding, ngleyeg Padma, Padma petang, seblak siji, ukel suwun,
ukel asta, jinjit ukel, mentang mubeng.

3. Frase Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung


Frase gerak yang diidentikkan dengan anak kalimat, merupakan kumpulan
dari berbagai motif gerak yang mengandung konsep dan makna tertentu dalam
satu tari. Dalam satu kesatuan ragam kalimat gerak tari dapat terdiri dari satu atau
lebih frase gerak, tergantung dari konsep dan tujuan gerak tersebut. Jika dalam
satu kalimat gerak tari hanya terdirindari satu frase gerak saja, maka kedudukan
frase gerak tersebut sekaligus sebagai ragam gerak atau kalimat gerak.
Tari Bedhaya Sri Tanjung ini tidak memiliki frase gerak karena dalam tari
Bedhaya Sri Tnajung terbentuk dari motif- motif gerak. Hal ini diperkuat oleh
hasil wawancara oleh Mijil pada tanggal 8 Desember 2019 pukul 19.00 WIB
tentang frase gerak menuturkan “frase gerak dalam tari Bedhaya Sri Tanjung tidak
ada, karena sifat tari Bedhaya Sri Tanjung tidak memiliki frase gerak karena pada
dasarnya tarian ini dibuat sesederhana mungkin, hanya saja gerak tangannya saya
buat bervariasi mengikuti penggambaran alur ceritanya saja”

4. Ragam Gerak
Ragam gerak dalam tari Bedhaya Sri Tanjung ini terbentuk atas motif-
motif gerak yang sudah terangkum. Tari Bedhaya Sri Tanjung memiliki 28. ragam
gerak, yang terdapat pada tari Bedhaya Sri Tanjung sebagai berikut yaitu :
lumaksana sembah, lumaksana putar tangan ingsut, trisik sekar suwun,
pentangan mubeng, sekar suwun lampah, lampah asta samping, trisik restu,
singget insut, soalh 1, soalah 2, trisik kipat sampur, putar tangan sang agung,
kengser temu, sembah duduk, asta sesuwun, asta Padma, asta ing ujung, ukel jiwa
rasa, asta cakra, leyeg gejog tengen,singget kebyak kebyok, perangan,trisik
surung sampur adeg ndoding, ngleyek Padma pentangan, seblak siji, ukel suwun
asta, jinjit ukel.
Sejalan dengan penuturan Mijil selaku pencipta tari Bedhaya Sri Tanjung
di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar pada tanggal 14 Desember 2019 bahwa :
“Gerak tari Bedhaya Sri Tanjung ini terinspirasi dari kisah kesetiaan Sri
Tanjung yang terukir pada relief candi Penataran, pembuatan geraknya sendiri pun
tidak luput dari gambar- gambar pada relief candi Penataran contohnya saja
sembah, gerak yang dipakai pun juga saya ambil dari sembah yang ada di relief
candi. Kemudian latar belakang gerak yang saya pakai tidak semata- mata penuh
dengan gerak lusnya Bedhaya yang asli (yang ada di solo maupun jogja) tetapi
saya menggunakan gerak tari Jawa Timur khususnya Malang. Alas an gerak
Malangan karena latar belakang pendidikan S1 saya berada di Universitas Negeri
Malang. Makanya ritme dalam gerak tari ini sedikit lebih cepat dari tarian
Bedhaya pada umumnya”.

11
12

5. Paragraf Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung


Paragraf atau gugus merupakan episode atau penggalan dari sebuah
koreografi. Paragraf juga merupakan penggalan salah satu topic dari keseluruhan
karangan. Dalam tari Bedhaya Sri Tanjung ini terdapat 3 paragraf gerak yaitu
terdiri dari awalan, inti, akhir. Maisng- maisng paragraf memiliki gerak yang
tersusun atas beberapa ragam gerak yang terangkai. Hal ini sejalan dengan Niken
selaku pemain tari Bedhaya Sri Tanjung pada hasil wawancara tanggal 07
Desember 2019 pukul 16.00 WIB:
Paragraf dalam tari Bedhaya Sri Tanjung ini memiliki paragraf yaitu
awalan atai pembuka, inti dan penutup yang masing- maisng bagian tersebut
memilki nama maisng- masing nama tersebut di antaranya adalah lumaksana
sembah awal sebagai pembuka dibagian inti terdapat solah duduk, di bagian akhir
terdapat adeg ndoding.
Mijil selaku seniman sekaligus pencipta tari Bedhaya Sri Tanjung
mempertegas pernyataan di atas dengan hasil wawancara pada tanggal 08
Desember 2019 pukul 09.00 WIB sebagai berikut: “Pembukaan tari Bedhaya Sri
Tanjung berupa gerakan yang berjalan dari tempat ke tempat lain, maka dari itu
biasanya gerakan pada pargraf awal tarian ini disajikan dari luar panggung
kemudian berjalan memasuki panggung. Gerakan awal berupa : lumaksana
sembah, lumaksana putar tangan ingsut, trisik sekar suwun, pentangan mubeng,
sekar suwun lampah, lampah asta samping, trisik restu, singget insut. Untuk inti
dari tarian ini terdapat pada saat gerak sembah duduk, yang terdiri dari solah 1,
solah 2, trisik kipat sampur, putar tangan sang agung, kengser temu, sembah
duduk, asta sesuwun, asta Padma, asta ing ujung, ukel jiwa rasa, asta cakra,
leyeg gejog tengen,singget kebyak kebyok, perangan, trisik surung sampur
Kemudian gerak akhir atau penutup yaitu terdiri dari adeg ndoding, ngleyek
Padma pentangan, seblak siji, ukel suwun asta, jinjit ukel”.

B. Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar

Sanggar Pendhopo terletak di Jalan Ahmad Yani No 11, Kepanjen Lor,


Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, berada di wilayah pusat kota Blitar yang
masyarakatnya sanggat cekatan. Kabupaten Blitar memiliki salah satu tempat
wisata berupa candi Penataran. Pada candi Penataran terdapat relief atau ukiran
sejarah, salah satunya yaitu relief Sri Tanjung.
Tari Bedhaya Sri Tanjung menggambarkan kesetiaan wanita dengan unsur
Jawa Timur karena tarian ini bertujuan juga untuk menggambarkan masyarakat
Blitar yang berkarakteristik cekatan. Hal ini diungkapkan oleh Mijil dalam
wawancara pada tanggal 3 November 2019 pada pukul 16.00 WIB :
Tari Bedhaya Sri Tanjung adalah tari yang mengungkapkan atau
menggambarkan kesetiaan wanita. Tarian ini juga bertujuan untuk mengikuti
festival majapahit untuk mewakili kabupaten Blitar. Dengan tujuan tarian ini
diciptakan agar masyarakat tau bahwa salah satu ukiran pada candi Penataran

12
13

yang biasa kita sebut relief ini ada salah satu kisah dari majapahit yaitu kisah Sri
Tanjung dengan mengangkat salah satu kisahnya yaitu kesetiaan seorang wanita.
Tari Bedhaya Sri Tanjung ini diciptakan mengikuti pasar yang ada, jadi mengikuti
karakteristik masyarakat Jawa Timur khususnya masyarakat Blitar yang memiliki
karakteristik cekatan.

Pernyataan Mijil di atas di perkuat dengan pernyataan Della sebagai penari


tari Bedhaya Sri Tanjung pada wawancara 9 November 2019 “tari Bedhaya Sri
Tanjung itu tarian Bedhaya Jawa Timuran, karena gerak yang diambil juga atas
dasar bentuk karakteristik masyarakat Blitar yang keras, dan cekatan. Jadi tari ini
sering di tampilkan di berbagai acara besar sebagai acara sambutan”.

4. Simpulan dan Saran

Bedasarkan hasil temuan data yang dilakukan penilitan tentang Struktur


Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar, maka
dapat ditarik berapa kesimpulan sebagai berikut.

Struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari gerak gerak yang
disusun sedemikian rupa, yang terdiri dari unsusr gerak, motif gerak, ragam gerak,
paragraph gerak. Unsur gerak yang terdapat dalam tari Bedhaya Sri Tanjung
terdiri dari unsur gerak kepala yang terdiri dari 3 (tiga) unsur gerak kepala yaitu
unsur gerak kepala tolehan, nunduk dan madep ngarep. Unsur gerak badan yang
terdiri dari dua gerakan badan yaitu ngleyek, jejek. Unsur gerak tangan yang
terdiri dari tiga puluh enam (36) gerak pada unsur tangan yaitu nyempurit, ngiting,
mentang, ukel pusar, njimpit sampur, sambah dodo, kebyak kebyok, ngolong
sampur, ndoding, seblak sampur, asta narik, asta samping 1, asta samping 2,
nyempurit mentang siji, asta pundak, putar tangan sang agung 1, putar tangan
sang agung 2, asta suwun, asta sesuwun, asta Padma, asta ing ujung 1, asta ing
ujung 2, ukel jiwa rasa, asta cakra 1, asta cakra 2, asta nunjuk, cekel sampur,
singget kebyak, jimpit ukel sampur, cekel sampur samping, mentang sampur,
ndoding jimpit sampur, asta usap, nyempurit walik, asta ing ujung 3. Unsue gerak
kaki terdiri dari tujuh gerak, yaitu napak, mancat, trisik, jengkeng, gejog, mendak,
kengser.
Motif gerak yang terdapat dari tari Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari empat
puluh enam yang terbagi menjadi motif statis dan motif dinamis yaitu motif statis
tari Bedhaya Sri Tanjung ada 25 Motif statis, yaitu putar tangan sang agung 1,
asta pusar,putar tangan sang agung 2, asta usap mendak, njinjit ngolong sampur,
jengkeng sampur, sembah duduk 1, sembah duduk 2, asta sesuwun, asta Padma,
jengekeng mentang siji, asta ing ujung 1, asta ing ujung 2, ukel jiwa rasa, asta

13
14

cakara 1, asta nunjuk, asta cakra 2, adeg doding, ngleyeg Padma, Padma petang,
seblak siji, ukel suwun, ukel asta, jinjit ukel, mentang mubeng. Motif dinamis tari
Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari 21 susunan motif gerak yaitu, lumaksana
sembah, lumaksanan putar, trisik sekar suwun, lampah asta samping gejug 1,
lampah asta usap, lampah mentang siji, lampah asta ukel, lampah asta samping,
lampah asta jinjit, lampah asta samping leyeg, pentangan mubeng, lampah asta
pundak, lampah mentang siji mubeng, lampah singget kebyak 1, lampah singget
kebyak 2, singget walik, lampah asta samping gejug 2, lampah mentang sampur,
kengser mentang siji, kengser asta pundak.
Ragam gerak pada tari Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari dua puluh delapan
ragam gerak yaitu, lumaksana sembah, lumaksana putar tangan ingsut, trisik
sekar suwun, pentangan mubeng, sekar suwun lampah, lampah asta samping,
trisik restu, singget insut, soalh 1, soalah 2, trisik kipat sampur, putar tangan
sang agung, kengser temu, sembah duduk, asta sesuwun, asta Padma, asta ing
ujung, ukel jiwa rasa, asta cakra, leyeg gejog tengen,singget kebyak kebyok,
perangan,trisik surung sampur adeg ndoding, ngleyek Padma pentangan, seblak
siji, ukel suwun asta, jinjit ukel.
Paragraf gerak tari Bedhaya Sri Tanjung dibagi menjadi tiga bagian yaitu
gerak pembuka, gerak isi, gerak penutup. Ragam gerak pembuka tari Bedhaya Sri
Tanjung yaitu, lumaksana sembah, lumaksana putar tangan ingsut, trisik sekar
suwun, pentangan mubeng, sekar suwun lampah, lampah asta samping, trisik
restu, singget insut. Gerak inti dari tari Bedhaya Sri Tanjung terdapat pada saat
gerak sembah duduk, yang terdiri dari solah 1, solah 2, trisik kipat sampur, putar
tangan sang agung, kengser temu, sembah duduk, asta sesuwun, asta Padma, asta
ing ujung, ukel jiwa rasa, asta cakra, leyeg gejog tengen,singget kebyak kebyok,
perangan, trisik surung sampu. Gerak penutup dari tari Bedhaya Sri Tanjung
yaitu, adeg ndoding, ngleyek Padma pentangan, seblak siji, ukel suwun asta, jinjit
ukel.

A. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan motivasi bagi
masyarakat Blitar terhadap kesenian tari Bedhaya Sri Tanjung dengan adanya
pertunjukan tari pada setiap pembukaan acara di Kabupaten Blitar Khususnya.
Diharapkan memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai referensi atau
tambahan ilmu pengetahuan khususnya bagi mahasiswa Pendididkan Seni Tari
dan Musik. Diharapkan kepada seniman tari Bedhaya Sri Tanjung penelitian ini
dapat bermanfaat untuk seniman Blitar terutama seniman muda yang sedang
mempelajari dan mendalami struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di sanggar
Pedhopo Kabupaten Blitar. Disamping itu juga penelitian ini dapat menjadi
dokumen yang berguna tentang struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di
Sanggar Pendhopo Kbaupaten Blitar dan upaya untuk melestarikan kesenian
Blitar.

14
1
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Daftar Rujukan
Budiman, Kris. 1999. Kosa Semiotika. Yogyakarta: Lkis.
Bagong, Kussudiardjo. 1981. Tentang Tari. Yogyakarta: Nur cahaya.
Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat
Seni.
Hadi, Sumandiyo. 2005. Sosiologi Tari. Yogyakarta: Pustaka.
______________. 2007. Kajian Tari (Teks dan Konteks). Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher.
Hidajat, Robby. 2005. Wawasan Seni Tari Pengetahuan Praktis Bagi Guru Seni
Tari. Malang: Jurusan Seni Desain, Fakultas Sastra, Universitas
Negeri
Malang.
______________. 2006. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan Seni Tari 2.
Malang:
Banjar Seni antar Gumelar Pustaka.
______________. 2008. Pengantar Teori dan Praktek Menyusun Tari Bagi
Guru.
Malang: Jurusan Seni Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri
Malang.
______________. 2009. Pengetahuan Seni Tari. Malang: Jurusan Seni Desain,
Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.
______________. 2013. Kreativitas Koreografi. Malang: Surya Pena Gemilang.
Kuntjaraningrat. 2000. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
______________. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Minarto, Soerjo Wido. 2008. Struktur Simbolik Tari Topeng Patih Pada
Kesatuan
Dramatari Wayang Topeng Malang di Dusun Kedungmonggo.
Malang:
Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.
Moleong, Lexy J. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja
Rosdakarya.

2
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

______________. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.


Remaja
Rosdakarya.
______________. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja
Rosdakarya.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
______________. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumaryono. 2003. Restorasi Seni Tari & Transformasi Budaya. Yogyakarta:
elKAPHI.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah:
Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan
Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang.
Denada, Mia. 2016. Perubahan Struktur Gerak Tari Kiprah Glipang di
Kabupaten
Probolinggo Tahun 1995-2013. Malang: Universitas Negeri Malang.

3
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

LAMPIRAN

Lampiran 1. Proposal Penelitian

TARI BEDHAYA SRI TANJUNG DI SANGGAR PENDHOPO KABUPATEN


BLITAR

PROPOSAL

OLEH
INTANCAHYANINGTYAS
NIM 140252600178

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN


SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI
TARI DAN MUSIK APRIL 2020

4
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

LEMBAR PENGESAHAN

Draf proposal ini telah disetujui oleh dosen pembina mata kuliah untuk
diajukan dalam ujian Seminar Proposal.

Menyetujui,

Dosen Pengampu Mata Kuliah Proposal

Dra.E. W Suprihatin D. P, M.Pd


NIP.19611015 198802 2 001

Dosen Pengampu Mata Kuliah Proposal

Drs. Soerjo Wido Minarto, M.Pd


NIP. 19561226 198603 1 003

5
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budaya merupakan hasil karya manusia atau hasil budi dan daya manusia

yang berkembang dan diwariskan dari generasi ke generasi yang telah menjadi

suatu tradisi dalam masyarakat. Kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di

suatu daerah tertentu yang merupakan warisan budaya untuk daerah tersebut dan

mempunyai ciri khas tersendiri dapat disebut kebudayaan daerah. Konsep

kebudayaan dalam arti luas adalah keseluruhan system gagasan, dan t

Tindakan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang

dijadikan miliki diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1985:1).

Pemikiran, perilaku, dan kebendaan merupakan aspek dari budaya. Budaya

terbentuk dari banyak unsur, yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi, system

ekonomi, system social, system politik, system kepercayaan, system bahasa, dan

system kesenian. Kesenian merupakan bagian dari budaya dan sarana yang

digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, dan

di setiap daerah pasti memiliki kesenian yang melambangkan ciri khas dari

daerah itu sendiri.

Kesenian daerah adalah hasil budaya yang berkembang memiliki ciri dan

karakter yang berbeda. Kesenian daerah dipandang sebagai jati diri sebuah

daerah yang menceritakan perjalanan hidup sebuah tempat dan merupakan

kesenian yang tumbuh dan berkembang di daerah tersebut. Kesenian yang

dibuat tentunya mempunyai makna atau simbol yang disampaikan di dalamnya.

Simbol dalam kesenian merupakan sesuatu yang diciptakan oleh seniman dan

secara konvensional digunakan bersama serta teratur sehingga menjadi kerangka

6
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

penuh makna untuk dikomunikasikan kepada yang lain (Hadi, 2007:90). Salah

satu bentuk penyampaian makna maupun simbol dalam sebuah kesenian adalah

struktur gerak. Ditinjau dari perkembangannya tari terbagi menjadi beberapa

bentuk/ jenis warna tari yaitu tari tradisional kerakyatan, tari tradisional klasik,

tari kreasi baru dan tari modern (Supriyono, 2011:101).

Provinsi Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa,

di Indonesia. Ibu kotanya terletak di Surabaya. Jawa Timur memiliki berbagai

jenis warisan yang mempunyai nilai budaya harus dilestarikan, salah satunya

candi Penataran yang ada di Kabupaten Blitar. Candi Penataran terletak di

daerah Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Jawa Timur.

Candi Penataran adalah bangunan candi terbesar yang ada di Jawa Timur. Candi

Penataran terdapat relief- relief yang mengandung cerita, di antaranya yaitu

Bhubuksah Gagang Aking, Sri Tanjung, Ramayana dan Kresnayana.

Bedhaya Sri Tanjung menjadi salah satu tarian khas Blitar dan sering

dipertunjukan di acara- acara resmi daerah seperti hari jadi Kabupaten, upacara

peringatan, ritual, dan kegiatan lainnya. Konsep tarian ini terinspirasi dari

festival bedhaya Majapahit yang kemudian ide garapan terdapat pada Relief Sri

Tanjung pada Candi Penataran merupakan salah satu relief yang dijadikan ide

karya tari dengan nama Tari Bedhaya Sri Tanjung.Menurut Prihatini (2007:61)

menyebut bahwa:

Tari Bedhaya merupakan salah satu aktivitas religious


kaum tingkat ningrat Jawa, yang latar belakangnya
penyusunannya dipengaruhi oleh pola pemikiran Jawa
yang bersifat Syiwaistis. Sembilan penari dalam bedhaya
berhubungan erat dengan eksistensi sembilan syakti dalam
wujud sembilan penari yang lahir karena aktivitas Dewa
Syiwa. Diperkirakan tari bedhaya di latar belakangi oleh
pemikiran Hindu Jawa yang bersifat Syiwaistis.

7
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Novyta Mijil sebagai koreografer menciptakan tarian ini karena bertepatan

untuk mengikuti festival Majapahit dengan surat keputusan kepala dinas

pariwisata no 20/KEP/DPBP/III/2011 tanggal 3 Maret 2011. Hasil wawancara

dengan Novyta Mijil selaku pencipta Tari Bedhaya Sri Tanjung pada Minggu, 5

November 2017 bahwa:

Saya mengangkat tari ini karena kepentingan utama saya


adanya festival Majapahit, karena saya merasa budaya,
kenenian, dan sumber daya manusia memadai, akhirnya
saya menciptakan tarian ini berdasarkan dari candi
Penataran. Selain itu keunikan gerak yang tercipta dalam
tarian ini adalah gaya mataraman yang ditambah dengan
gaya sigrak atau keras. Melestarikan kearifan local di
Blitar, kemudian relief Sri Tanjung dijadikan sebuah karya
tari karena mengambil dari sisi sifat kesetian Sri Tanjung.

Keistimewaan yang terdapat dari penelitian tari Bedhaya Sri Tanjung

terletak pada struktuk gerak yang memiliki unsure gerak, motif, dan ragam

gerak yang memadukan gerak tarian Jawa wetan dan Jawa kulon, struktur

geraknya menghasilkan gerak tarian yang tidak cenderung lemah lembut tetapi

juga ada sisi tegas dalam geraknya yang melambangkan masyarakat Blitar.

Berdasarkan latar belakang penelitian, peneliti mengkaji stuktur gerak tari

Bedhaya Sri Tanjung. Peneliti memiliki dua rujukan penelitian yaitu yang

pertama, merujuk pada penelitian terdahulu yang berjudul Tari Bedhaya Sri

Tanjung Karya Novyta Mijil Purwana Ditinjau Dari Aspek Koreografi Oleh

Ajik Rachmad. Hal ini, telah menginspirasi peneliti untuk melakukan penelitian

lebih mendalam tentang struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung. Peneliti

terdahulu memiliki kekurangan dalam penelitiannya yaitu kurang menyeluruh

pada pembahasan struktur gerak tari pada penelitian tersebut dengan dasar

penelitian, peneliti terdahulu menyarankan agar mahasiswa atau peneliti lainnya

8
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

untuk melakukan penelitian lanjutan berupa penelitian tentang struktur gerak

tari Bedhaya Sri Tanjung.

Peneliti merujuk pada penelitian yang berjudul Struktur Gerak Tari Kebar

Malang desa Jatiguwi Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang. Peneliti

terdahulu dan saat ini memiliki kesamaan, dilihat dari topik pembahasannya,

yaitu kedua peneliti membahas tentang tinjauan struktur sebuah gerak karya tari.

Dengan demikian berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin melakukan

penelitian yang berjudul “Struktur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar

Pendhopo Kabupaten Blitar”

A. Rumusan Masalah

Bagaimana struktur gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo

Kabupaten Blitar?

B. Landasan Teori

Landasan teori ini dipergunakan untuk mempertajam analisis data

penelitian atas fenomena struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar

Pendhopo Kabupaten Blitar. Adapun landasan teori yang digunakan sebagai

berikut:

1. Struktur Gerak Tari

a. Struktur Gerak

Struktur merupakan kesatuan motif dari beberapa unsur yang

berhubungan satu sama lain, satu bagian yang menyatu secara keseluruhan.

Struktur gerak tari mengacu pada tata hubungan system kolerasi diantara

bagian- bagian dari sebuah keseluruhan dalam kontruksi organik bentuk tari

9
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

(Hadi, 2007:82). Dengan kata lain struktur adalah tata hubungan antara bagian –

bagian atau unsur- unsur yang membentuk suatu kesatuan dalam mencapai suatu

tujuan tertentu. Kaitannya dengan struktur gerak tari dapat diartikan sebagai

bagian- bagian dari gerak tari yang memiliki kesatuan,

Gerak merupakan hal yang terpenting dalam seni tari karena gerak adalah

sebuah materi dalam kegiatan kreatif. Pemahaman tentang tari sangat

dibutuhkan seorang penari, penata tari, maupun guru tari. Penari harus bisa

mengenali kondisi tubuh dengan benar, utamanya sewaktu bergerak karena

media utama dalam tari adalah gerak. Gerak dalam tari Bedhaya Sri Tanjung

merupakan gerak perpaduan dari tari jawa kulon dan jawa wetan. Seperti yang

diutarakan Hadi (2007:29) bahwa “gerak dalam tari adalah bahasa yang

dibentuk menjadi pola- pola gerak seorang penari di atas pentas”.

Berkaitan dengan gerak tari, struktur dapat diartikan sebagai bagian-

bagian dari gerak tari yang memiliki satu kesatuan. Hidajat (2011:115)

menyatakan bahwa “tata urutan dalam pengertian struktur adalah mampu

merangkai antar adegan dalam pengertian tata hubungan gerak mampu

menyusun pola gerak sebelum dan sesudah menjadi sebuah pernyataan dan

mampu menyatakan sebuah gagasan”. Bagian- bagian terkecil dalam gerak tari

Bedhaya Sri Tanjung saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan hingga

terciptalah suatu bentuk tari yang utuh.

Teori struktur gerak tari menurut Adreenne Kaeppler menganalogikan tari

dengan struktur bahasa. Teori ini dikuatkan oleh teori strata dalam strataRene

Weelek yang membagi lapiusan- lapisan strata bentuk karangan starta (Minarto,

2008:226). Penyususnan gerak menjadi sebuah bentuk tari terdiri dari:

10
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

b. Unsur Gerak

Lapisan atau strata pertama dinamakan unsur gerak. Unsur gerak adalah

gerakan atau sikap dari masing- masing anggota badan yang masih belum dapat

dikatakan dengan tari. Seluruh tubuh manusia yang terkaitan dengan unsur

gerak tari terbagi menjadi empat bagian yang masing- masing tidak saling

berkaitan. Menurut (Minarto, 2008:227) keempat bagian tersebut adalah kepala

(k), tangan (t), badan (b), dan kaki (kk). Dengan demikian unsur- unsur gerak

yaitu unsur gerak kepala, tangan badan, dan kaki.

c. Motif Gerak

Motif gerak adalah bagian terkecil dari gerak tari. Motif yaitu

mengkombinasikan unit- unit terkecil dengan cara khusus sebagai gerak tari

yang sudah memiliki tema sesuai dengan gaya atau konteks budayanya

(Hadi,2007:84).

Minarto (2008:227) menyatakan motif gerak secara garis besar dapat

dibagi menjadi dua, yaitu “motif gerak statis, adalah gerak yang diam di tempat

dan lazim disebut pose atau sikap gerak”. Kedua adalah motif gerak motorik

atau dinamis, yaitu motif gerak yang berpindah tempat. Dengan demikian motif

gerak motorik ini merupakan proses perpindahan dari sikap/ pose gerak satu ke

sikap/ pose yang lain.

Maka bentuk terkecil atau motif gerak (mg) merupakan kesatuan dari

Mg = k + t + h
unsur gerak. Teori Kaeppler menganalogikan dengan rumus
+ k

11
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

d. Frase Gerak

Frase gerak menempati strata ketiga dalam lapisan- lapisan penyusunan

gerak tari. Motif gerak merupakan kumpulan dari beberapa motif gerak yang

mengandung konsep dan makna gerak tertentu dalam tari. Menurut teori Minarto

(2008:227) “frase gerak yang diidentikkan dengan anak kalimat, merupakan

kumpulan dari beberapa motif gerak yang mengandung konsep dan makna gerak

tertentu dalam suatu tari”. Frase gerak merupakan gabungan dari motif- motif

gerak yang terangkai. Frase gerak (Fg) sebagai kesatuan dari motif- motif gerak

sianalogikan oleh Kaeppler dengan rumus Fg = mg + mg +


mg ..

e. Ragam Gerak

Strata ketiga di namakan dengan ragam gerak agtau kalimat gerak. Ragam

gerak adalah suatu rangkaian gerak yang memiliki awalan dan akhiran. Menurut

Minarto (2008:234) “kalimat gerak atau ragam gerak adalah kumpulan dari motif-

motif gerak yang sudah terangkum di dalam suatu anak kalimat atau frase gerak

dan memiliki makna”. Dengan kata lain, suatu kalimat gerak adalah kesatuan dari

anak kalimat atau frase gerak yang telah selesai.

Berdasarkan pada teori dari Minarto (2008:236) tentang ragam gerak

sebagai berikut: fungsi ragam gerak dapat dibagi menjadi dua yaitu : (1) ragam

tari inti, yaitu ragam yang berdiri sendiri dan membentuk makna atau tema di

dalam suatu karakter tari. 2) ragam tari penghubung, adalah ragam tari yang

berfungsi untuk menhubungkan atau merangkai kalimat gerak yang satu ke

kalimat gerak yang lain atau untuk menhubungkan atau merangkai dua ragam tari

inti. Sehingga ragam gerak (Rg) tersususn dari Rg = Fg + Fg +


Fg…

12
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

f. Paragraf Gerak

Paragraf atau gugus gerak merupakan episode atau penggalan dari sebuah

koreografi. Seperti halnya sebuah karangan bahasa/ sastra, paragraph merupakan

penggalan salah satu topic dari keseluruhan karangan Minarto (2008:236).

Paragraph gerak (Pg) menempati strata keempat yang membentuk analogi Pg = Rg + Rg


+ Rg ….
Keseluruhan bentuk tari yang terdiri dari unsur gerak kemudian menjadi

motif gerak. Motif- motif gerak dikembangkan sehingga menjadi frase gerak,

kemudian frase gerak disusun sedemikian rupa sehingga menjadi ragam gerak.

Gabungan bagian ragam yang satu dan bagian yang lainnya bisa diwujudkan

dengan pengulangan, penyatuan atau rangkaian yang akan membuat suatu bentuk

koreografi, demikian yang disebut struktur gerak.

2. Gerak

Gerak adalah anggota badan manusia yang telah terbentuk kemudian

digerakkan. Bahan- bahan ini dapat berdiri sendiri atau dapat bergabung,

bersambung dan berurutan antara anggota badan satu dengan anggota badan yang

lain. Hidajat (2013:29) menyatakan “gerak tari merupakan gerak yang diolah

sedemikian rupa dengan harapan gerak- gerak yang dirangkai dapat menyuarakan

kehendak hati penyususnannya secara kompleks dan memiliki kualitas keindahan

tertentu”.

Berkaitan dengan gerak tari, struktur dapat diartikan sebagai bagian-

bagian dari gerak tari yang memiliki satu kesatuan. Hidajat (2011:115) menytakan

bahwa “tata urutan dalam pengertian struktur adalah mampu adalah menyususn

pola gerak sebelum dan sesudah menjadi pernyataan dan mampu menyatakan

sebuah gagasan”.

13
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

3. Tari

Menurut Hidajat (2008: 22) seni tari merupakan sebuah bentuk seni yang

mempunyai kaitan erat sekali dengan konsep dan proses koreografis yang bersifat

kreatif. (Jazuli, 2008: 6) menyimpulkan gerak yang ritmis dan indah dalam tari

harus lahir dari jiwa manusia karena tari sebagai ekspresi jiwa yang diungkapkan

manusia melalui gerak untuk dinikmati dengan rasa. Sedangkan pada tari Bedhaya

Sri Tanjung memilki gerakan yang indah dan unik.

Tari Bedhaya Sri Tanjung merupakan salah satu bentuk seni yang biasa

dinikmati secara visual. Sebuah karya tari bias dinikmati tidak hanya melalui

geak- gerak yang indah. Gerak dalam tarian ini memiliki gerak yang reigius dan

kharismatik dengan demikian penonton dapat terbawa dalam suasana yang

religious. Gerak sebagai ungkapan yang bermakna (memiliki sejumlah pengertian)

ternyata tidak mudah di pahamkan, tetapi rasa senang atau tertarik pada gerak

bukan sesuatu yang sulit tentunya semua orang dapat merasakan kenikmatan dari

gerakan orang lain (Hidajat 2013:25). Keberhasilan sebuah sajian tari adalah

seberapa besar respon penonton dalam menungkapkan apa yang diungkapkan oleh

pelaku seni.

C. Kegunaan Penelitian

1. Secara Toristis

Dengan adanya penelitian tertulis ini mengenai “Struktur Gerak Tari

Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar” diharapkan dapat

menambah pegetahuan atau wawasan mengenai struktur gerak tari. Selain

menambah wawasan pengetahuan tentang tari dan candi yang dimiliki oleh

14
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

pemerintah abupaten Blitar, sehingga mampu menumbuh kembangkan rasa cinta

bagi remaja didaerah sekitar terhadap nilai- nilai luhur kebudayaan dan kesenian

daerah sendiri.

2. Secara Praktis

Pemecahan masalah yang timbul melalui sebuah penelitian ini dapat

diimbangi dengan berbagai timbal balik pada pihak- pihak yang lain. Diharapkan

menjadi output yang bermanfaat bagi orang lain yang diberikan peneliti tersebut

melalui hasil penelitiannya yaitu solusi untuk memecahkan persoalan dengan cara

memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan. Selain itu, hasil

penelitian ini mnambah dokumen sebagai dokumentasi tertulis bagi pemerintah

Kabupaten Blitar.

a. Bagi Peneliti

Bermanfaat untuk menambah penegtahuan dan wawasan tentang “Struktur

Gerak Tari Bedaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar” serta

untuk acuan pelestarian budaya yang ada di Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Mengetahui tentang ragam aneka budaya daerah setempat dan dapat menambah

ilmu tentang candi, relief, dan tari.

1) Bagi Kelompok Kesenian Tari Bedhaya Sri Tanjung.

Bermanfaan sebagai bahan acuan agar para seniman tari Bedhaya Sri

Tanjung giat dan maksimal dalam melestarikan kesenian ini agar tidak hilang

tergeser dengan kesenian- kesenian modern. Pelestarian kesenian ini diharapkan

bisa menjaga keaslian dari tari tersebut tidak merubah pakem yang sudah ada dan

tetap pada kesederhanaan yang ditampilkan pada kesenian ini. Publikasi yang

lebih intensif juga akan sangat penting agar kesenian tari Bedhaya Sri Tanjung ini

15
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

lebih dikenal oleh masyarakat Blitar (khususnya) dan luar daerah Blitar bahwa

Blitar memiliki kesenian khas Kabupaten Blitar yaitu tari Bedhaya Sri Tanjung.

2) Bagi Mahasiswa (Mahasiswa Universitas Negeri Malang)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperdalam wawasan dan

pengetahuan tentang kesenian khususnya tari Bedhaya Sri Tanjung juga dapat

diharapkan meningkatkan pengetahuan terhadap nilai- nilai budaya Indonesia.

b. Bagi Progam Pendidikan Seni Tari dan Musik

Penelitian ini diharapkan memberi wawasan, dan pengetahuan di bidang

seni tari khususnya tentang tarian Bedhaya Sri Tanjung.

D. Definisi Operasional

Untuk mempermudah dan memperjelas istilah- istilah yang terdapat dalam

judul ataupun rumusan masalah, berikut peristilahan yang berhubungan dengan

masalah penelitian.

1. Struktur gerak

Struktur yaitu susunan yang membentuk suatu yang utuh sehingga menjadi

satu kestuan yang saling terkait. Struktur yang dimaksud adalah tatanan atau

hubungan gerak yang gerak membentuk rangkaian gerak sehingga menjadi tari

Bedhaya Sri Tanjung.

2. Gerak

Gerak merupakan penyususnan gerak menjadi sebuah bentuk tari, yang

terdiri dari unsur gerak yaitu gerakan atau sikap dari masing- masing anggota

tubuh mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Motif gerak yaitu kumpulan

16
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

dari berbagai gerak masing- maisng anggota tubuh yang disusun sedemikian rupa

dan yang terakhir ragam yang merupakan susunan motif- motif gerak.

3. Struktur Gerak

Struktur gerak adalah tata hubungan antara bagian- bagian gerak sehingga

menjadi satu kesatuan koreografi.

4. Unsur gerak

Sikap maisng- maisng anggota tubuh ketika menari yang terbagi menjadi

bagian kepala, tangan, badan, dan kaki.

5. Motif gerak

Rangkaian dari beberapa unsur gerak yang masih berupa pose- pose gerak.

6. Frase gerak

Rangkaian dari beberapa motif yang mengandung konsep dan makna.

7. Ragam gerak

Rangkaian dai beberapa motif gerak yang membentuk kesatuan.

8. Paragraf gerak

Rangkaian dari beberapa ragam gerak yang memiliki satu kesatuan topik.

9. Tari

Tari adalah ungkapan perasaan jiwa manusia yang diungkapkan melalui

gerak ritmis.

17
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

10. Tari Bedhaya Sri Tanjung

Tarian ini berasal dari Kabupaten Blitar yang menceritakan tentang

kesetiaan dewi Sri Tanjung yang terdapat pada relief candi Penataran. Penciptaan

tari Bedhaya Sri Tanjung disesuaikan dengan karakteristik masyarakat Blitar

(Jawa Timuran). Tarian ini menjadi salah satu tarian khas Blitar dan sering

dipertunjukan di acara- acara resmi daerah seperti hari jadi Kabupaten, upacara

peringatan, ritual, dan kegiatan lainnya disajikan sebagai pembuka acara.

18
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2015:03).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan ini merupakan analisis

suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis sebagai suatu fenomena budaya

tari dalam kehidupan manusia. Inilah cara ilmiah untuk mendapatkan suatu tujuan

dengan menggambarkan data apa adanya yaitu untuk memperoleh deskriptif

tentang struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten

Blitar. Jenis penelitian ini merupakan suatu gambaran pendekatan yang bersifat

kualitatif yang dituangkan dalam bentuk laporan atau uraian. Penelitian ini

bertujuan untuk menggambarkan, memahami, dan menjelaskan tentang suatu

fenomena yang unik secara mendalam dan lengkap dengan prosedur dan teknik

yang khusus sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif.

A. Kehadiran Peneliti

Kedudukan peneliti dalam penelitian ini sebagai perencana, pelaksana,

pengumpul data, penafsir data, dan pelapor hasil penelitian (Moleong, 2017 :

168). Peneliti sebagai instrument utama, tahapan dari pengumpulan data berupa

observasi dan wawancara. Tahapan yang pertama berupa observasi yang

dimaksud ialah peneliti mendatangi secara langsung dan terjun langsung ke lokasi

penelitian sebagai peneliti di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar. Tahapan yang

kedua yaitu wawancara yang akan ditujukan kepada objek penelitian. Narasumber

19
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

yang menjadi sasaran penelitian adalah Mijil selaku pencipta Tari Bedhaya Sri

Tanjung, Della selaku penari Bedhaya Sri Tanjung, Ifana selaku warga sanggar,

Sudaryanto selaku pemusik tari Bedhaya Sri Tanjung, dan Niken selaku pemain

tari Bedhaya Sri Tanjung..

B. Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dan erat kaitannya

dengan kesenian tari Bedhaya Sri Tanjung. Lokasi penelitian ini dilakukan di

sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar. Jarak sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar

menuju kota Blitar kurang lebih 1 kilometer kearah Barat. Sanggar Pendhopo

Kabupaten Blitar merupakan daerah yang tergolong pada wilayah pusat Kota

Blitar, karena sanggar ini bertempatan di Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda

dan Olahraga Kabupaten Blitar yang beralamatkan Jalan Ahmad Yani No 11,

Kepanjen Lor, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar.

Peneliti memilih lokasi penelitian di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar

dengan alas an dan pertim,bangan bahwa di sanggar tersebut merupakan tempat

terciptannya tari Bedhaya Sri Tanjung. Di sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar

merupakan sanggar di bawah naungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Blitar. Hasil observasi pada tanggal 15 September 2019 diperoleh data

bahwa tari Bedhaya Sri Tanjung ini sering kali di tampilkan diberbagai macam

acara besar. Berikut acara yang sering menampilkan tari Bedhaya Sri Tanjung

yaitu pada kegiatan tahunan Agustus Pisowanana Agung atau Hari Jadi

Kabupaten Blitar setiap tanggal 5 Agustus sebagai acara pembuka di Pendhopo

Ronggo Hadi Nugroho. Tari Bedhaya Sri Tanjung menjadi tari Pembuka di acara

20
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Hari Jadi Kabupaten BLitar di setiap bulan Agustus sejak tahun 2012 hingga

sekarang.

C. Sumber Data

Sumber perolehan data dalam penelitian ini adalah objek penelitian yaitu

struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar.

Menurut Moleong (2016:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah

kata- kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain- lain. Berkaitan dengan hal itu jenis data dibagi ke dalam kata- kata dan

tindakan, sumber data tertulis dan data berupa dokumentasi. Data penelitian yang

berjudul “Struktur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo

Kabupaten Blitar” ini menggunakan sumber data sebagai berikut:

1. Kata- Kata dan Tindakan

Data yang akan di peroleh penelitian melalui narasumber yaitu diperoleh

melalui kegiatan melihat, mendengar dan bertanya (Moleong, 2004:157).

Kegiatan tersebut dilakukan pada saat wawancara kepada ketiga narasumber yaitu

seniman tari Bedhaya Sri Tanjung Mijil ( 35 tahun) dengan wawancara tentang

gambaran umum tari Bedhaya Sri Tanjung dan struktur gerak pada tari Bedhaya

Sri Tanjung serta Niken (17 tahun) dan Della (18 tahun) dengan wawanara

tentang urutan ragam gerak tari Bedhaya Sri Tanjung. Data yang diperoleh selain

dari hasil wawancara terhadap narasumber pendukung yaitu Ifana (23 tahun) dan

Sudaryanto (tahun) mengenai musik tari Bedhaya Sri Tanjung dan keberadaan tari

Bedhaya Sri Tanjung wawancara akan diperoleh dari lapangan untuk

mendapatkan data tentang “Struktur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar

21
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Pendhopo Kabupaten Blitar”. Tahapan- tahapan tersebut dilakukan secara sadar

dan terarah karena memang telah dipersiapkan.

Peneliti menyiapkan buku catatan untuk mencatat hal- hal yang dianggap

penting, semua data yang diperoleh bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam

mengelola data untuk memperkuat hasil penelitian. Dokumentasi digunakan untuk

memahami lebih lanjut atau lebih mendalam mengenai objek penelitian dengan

tujuan mencocokan data yang diperoleh dari hasil wawancara yang telah

dilakukan.

2. Data Berupa Dokumentasi

Data yang didapat dari peneliti adalah data yang diambil dari sanggar

pendhopo yaitu foto berupa tari Bedhaya Sri Tanjung yaitu kegiatan tahunan

Pisowanan Agung Hari Jadi Kabupaten Blitar setiap tanggal 5 Agustus di

Pendhopo Ronggo Adi Nugroho, dan video tari Bedhaya Sri Tanjung berkaitan

dengan struktur gerak tari Bedhaya Sri tanjung pada acara tahunan Pisowanan

Agung Hari Jadi Kabupaten Blitar setiap tanggal 5 Agustus di Pendhopo Ronggo

Adi Nugroho. Sumber ini diharapkan dapat membantu keabsahan data yang yang

di dapat di lapangan sehingga tidak dapat di ragukan lagi kebenarannya, selain itu

peneliti sudah mengumpulkan beberapa prosedur untuk menggali data dalam

penelitian ini lebih dalam.

3. Sumber Data Tertulis

Bahan kepustakaan yaitu dengan cara menelaah buku- buku dan bahan-

bahan lain seperti arsip maupun dokumen tentang tari Bedhaya Sri Tanjung yang

dapat menambah jelasnnya permasalahan dan arah pembahasannya. Serta

menggunakan sumber data tertulis yang berasal dari buku- buku tentang seni yang

22
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

antara lain adalah skripsi dari Ajik Rahmad yang berjudul Tari Bedhaya Sri

Tanjung Karya Novyta Mijil Purwana Ditinjau Dari Aspek Koreografi, kreatifitas

koreografi, teori kebudayaan, kajian teks dan konteks.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan hal yang paling penting dalam

kegiatan penelitian, karena untuk mendapatkan data yang valid membutuhkan

prosedur yang tepat. Menurut Sugiyono (2010 : 336) teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian ini adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan empat teknik, yaitu obeservasi, wawancara, dokumentasi, dan

triangulasi. Langkah pertama yaitu melakukan observasi dengan melihat langsung

ke lokasi penelitian di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar, kemudian wawancara

dengan narasumber yang mengerti tentang struktur gerak tari lalu mengumpulkan

data dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, kegiatan terahkir dalam

pengumpulan data ini yaitu melakukan triangulasi dengan menggabungkan data-

data yang telah di dapatkan. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan peneliti

yaitu sebagai berikut:

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi participant (observasi berperan serta), dalam observasi ini,

peneliti terlibat dengan kegiatan sehari- hari orang yang sedang diamati

(Sugiyono, 2015 : 210). Observasi adalah cara menghimpun bahan- bahan

keterangan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena- fenomena yang sedang dijadikan

23
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

sasaran pengamatan. Fenomena- fenomena tersebut yaitu tentang struktur gerak

tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar.

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti terbagi menjadi dua tahap

yaitu tahap pertama berupa survey yang berisi kegiatan pengecekkan lokasi dan

sasaran penelitian secara langsung. Peneliti hadir di lokasi penelitian yaitu

Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar untuk melakukan observasi mengenai tari

Bedhaya Sri Tanjung secara umum dan mengenai struktur gerak yaitu unsur,

motif, frase, paragraf dan ragam gerak.

Tahap kedua sebagai penelitian inti kegiatan pengumpulan data yang

dibutuhkan dalam pembahasan masalah mengenai struktur gerak tari Bedhaya Sri

Tanjung. Teknik observasi ini dilakukan dengan menggunakan alat indera

manusia, alat tulis, alat perekam dan kamera untuk mendokumentasikan objek

yang di observasi. Berikut ini adalah table observasi dari “Struktur Gerak Tari

Bedhaya Sri Tanjung”

Tabel 2.1 Tabel Observasi

Waktu Data Observasi Lokasi


Minggu, 15 September a. Lokasi Penelitian a. Sanggar
2019 b. Pemilihan narasumber Pendhopo
Minggu, 22 September a. Penyerahan surat izin a. Sanggar
2019 penelitian Pendhopo
Minggu, 29 September a. Pengetahuan anggota a. Sanggar
2019 Sanggar Pendhopo Pendhopo
mengenai keberadaan tari
Bedhaya Sri Tanjung
Minggu, 6 Oktober a. Gambaran umum tari a. Sanggar
2019 Bedhaya Sri Tanjung Pendhopo
b. Struktur gerak tari
Bedhaya Sri Tanjung
(unsur, motif, frase,
ragam)
Minggu, 13 Oktober a. Gambaran umum tentang a. Sanggar
2019 musik tari Bedhaya Sri Pendhopo
Tanjung

24
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Minggu, 20 Oktober a. Paragraf gerak tari a. Sanggar


2019 Bedhaya Sri Tanjung Pendhopo
Minggu, 27 Oktober a. Pengambilan gambar a. Sanggar
2019 gerak tari Bedhaya Sri Pendhopo
Tanjung

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara untuk mendapatkan keterangan dan

informasi dengan bertanya langsung dengan subjek. Wawancara merupakan

percakapan yang dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Moleong: 2014: 186). Peneliti membahas tentang “Struktur Gerak

Tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar. Peneliti

menggunakan wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur, semua

jawaban atas pertanyaan dari peneliti untuk informan nantinya akan di gunakan

sebagai bahan- bahan yang akan diolah untuk menunjang hasil penelitian. Peneliti

langsung mewawancarai informan di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

a. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

yang akan diperoleh (Sugiyono: 2015: 194). Dalam wawancara terstruktur,

peneliti telah menyiapkan instrument penelitian berupa pedoman wawancara yang

akan diajukan kepada narasumber mengenai: (1) gambaran umum tari Bedhaya

Sri Tanjung, (2) unsur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung, (3) motif gerak tari

25
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Bedhaya Sri Tanjung, (4) frase gerak tari Bedhaya Sri Tanjung, (5) ragam gerak

tari Bedhaya Sri Tanjung, (6) pragraf gerak tari Bedhaya Sri Tanjung.

Peneliti membagi narasumber untuk diwawancarai, narasumber utama

Mijil (35tahun) yang merupakan pencipta tari Bedhaya Sri Tanjung. Tujuan

penelitian adalah untuk mendapatkan data mengenai sejarah dan struktur gerak

tari Bedhaya Sri Tanjung

Peneliti juga menggunakan narasumber pendukung yaitu Ifana (23 tahun)

dan Sudaryanto ( tahun) mengenai musik tari Bedhaya Sri Tanjung. Niken (17

tahun) dan Della (18 tahun) yang menjadi pendukung dalam pengumpulan data

yang merupakan warga sanggar dan penari tari Bedhaya Sri Tanjung . Tujuan

peneliti untuk mendapatkan data tentang keberadaan tari Bedhaya Sri Tanjung,

musik tari Bedhaya Sri Tanjung, ragam gerak tari Bedhaya Sri Tanjung, dan

gambaran umum tari Bedhaya Sri Tanjung. Semua data yang telah diperoleh

nantinya menjadi pendukung dalam pengumpulan data mengenai tata urutan gerak

tari Bedhaya Sri Tanjung.

Pernyataan yang akan diajukan kepada narasumber dalam wawancara

terstruktur ini yaitu:

Tabel 2.2 Pedoman Wawancara

No. Tanggal Nama Jabatan Topik Wawancara


1. Minggu,6 Mijil Seniman 1. Sejarah tari Bedhaya
Oktober kesenian tari Sri Tanjung
2019 Bedhaya Sri 2. Unsur gerak tari
Tanjung Bedhaya Sri Tanjung
3. Motif gerak tari
Bedhaya Sri Tanjung
4. Frase gerak tari
Bedhaya Sri Tanjung
2. Minggu, 13 Niken Pelaku seni 1. Ragam gerak tari dan
Oktober tari Bedhaya paragraf tari
2019 Sri Tanjung Bedhaya Sri Tanjung

26
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

3. Minggu, 20 Ifana Warga 1. Keberadaan tari


Oktober Sanggar Bedhaya Sri Tanjung
2019 Pendhopo
4. Minggu, 27 Sudaryanto Pemusik tari 1. Musik yang
Oktober Bedhaya Sri digunakan
2019 Tanjung
5. Minggu, 3 Frida Penari tari 1. Gambaran umum tari
November Bedhaya Sri Bedhaya Sri Tanjung
2019 Tanjung

b. Wawancara Tidak Terstruktur

Adapun wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara bebas, peneliti tidak

menggunakan pedoman wawncara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis- garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono,

2010:318).

Alasan peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur yaitu apabila

terdapat petanyaan yang belum ditanyakan dan data yang belum terlengkapi

dalam melakukan wawancara terstruktur, peneliti dapat mendapatkan data melalui

wawancara tidak terstruktur. Wawancara yang dilakukan peneliti hanya sebagai

pengembangan diri kerangka pertanyaan yang telah dibuat. Wawancara tidak

terstruktur ini bersifat spontan, dan jawaban informan dapat lebih luas dan tebuka

sehingga akan mendapatkan informasi yang lebih banyak. Peneliti mendapatkan

informasi yang tidak terduga dan itu bisa melengkapi data yang sudah di

dapatkan. Pedoman wawancara hanya berupa garis- garis besar permasalahan

tentang struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di Snggar Pendhopo Kabupaten

Blitar. Informan atau narasumber terdiri Novita Mijit selaku seniman tari Bedhaya

Sri Tanjung.

27
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

3. Dokumentasi

Peneliti menggunakan dokumentasi berupa foto dan rekaman video

sebagai salah satu teknik pengumpulan data. Dokumentasi foto yang peneliti

kumpulkan berupa foto tari Bedhaya Sri Tanjung yang diambil pada saat kegiatan

tahunan Pisowanan Agung Hari Jadi Kabupaten Blitar setiap tanggal 5 Agustus di

Pendhopo Ronggo Adi Nugroho. Peneliti juga menggunakan dokumentasi dalam

bentuk video untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Video

yang peneliti gunakan adalah video tari Bedhaya Sri Tanjung pada saat kegiatan

tahunan Pisowanan Agung Hari Jadi Kabupaten Blitar setiap tanggal 5 Agustus di

Pendhopo Ronggo Adi Nugroho. Video tersebut kemudian dijadikan bahan untuk

menejlaskan tari Bedhaya Sri Tanjung secara rinci mengenai unsur gerak, motif

gerak, frase gerak, ragam gerak, dan paragraf gerak.

E. Analisis Data

Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teknik analisi data deskriptif kualitatif, yaitu suatu teknik analisi dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul yaitu data

bersumber dari kaset atau video tari Bedhaya Sri Tanjung pada kegiatan latihan

rutin sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010: 207-208)

Proses analisi data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber, yaitu dari pbservasi, wawancara, dokumentasi yang berupa

video tari Bedhaya Sri Tanjung. Kemudian langkah selanjutnya menganalisis data

yang digunakan meliputi tahap mereduksi data, menyajikan data, serta penarikan

kesimpulan. Tahap- tahap tersebut dapat diuraikan sebgaai berikut:

28
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Pengumpulan Penyajian Data


Data

Reduksi Data Penarikan


Bagan 2.1 analisis data model interaktif Kesimpulan
Sumber : Miles dan huberman (dalam Sugiyono, 2015)

1. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan untuk merangkum dan memilih hal- hal yang

dianggap pokok, focus pada hal- hal penting dicari tema dan polanya. Untuk itu

perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data (Sugiyono: 2014: 247). Data

yang direduksi adalah data yang diperoleh dari lapangan seperti observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

Data yang telah direduksi berupa hasil observasi di Sanggar Pendhopo

Kabupaten Blitar menegnai keberadaan tari Bedhaya Sri Tanjung. Wawancara

berupa gambaran umum tari Bedhaya Sri Tanjung, struktur gerak tari Bedhaya Sri

Tanjung, motif gerak tari Bedhaya Sri Tanjung, frase gerak tari Bedhaya Sri

Tanjung, ragam gerak tari Bedhaya Sri Tanjung. Dokumentasi diantaranya adalah

unsur gerak, motif gerak, ragam gerak akan memeberikan gamabaran yang jelas

kepada peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Tetapi dalam

proses reduksi peneliti tetap menjaga inti pertanyaan yang dikumpulkan informan

kemudian peneliti memilah-milah dan mengelompokkan data yang sama, atau

menghilangkan data yang tidak dibutuhkan.

2. Penyaijian Data

29
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Penyajian data adalah langkah kedua yang perlu dilakukan oleh peneliti

dalam mengkaji. Permasalahan setelah melakukan reduksi data yaitu penulis

memulai dan menyusun data dari hasil wawancara terhadap narasumber. Data

yang digunakan berupa sejarah, dan struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung,

sehingga menjadi deskripsi dalam bentuk narasi dengan rangkaian kalimat yang

dibuat secara logis dan sistematis. Semua data yang direduksikan kemudian

dikelompokkan dan dideskripsikan menurut bagian- bagian dari struktur gerak tari

Bedhaya Sri Tanjung.

Proses analisi data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, melakukan

pengumpulan data mengenai gambaran- gambaran umum tari Bedhaya Sri

Tanjung, struktur gerak meliputi unsur, motif, dan ragam gerak tari Bedhaya Sri

Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar. Langkah selanjutnya melakukan

tahap reduksi data dengan memilih bagian yang penting dan tepat, setelah data

reduksi selanjutnya dilakukan penyajian data yang ditampilkan dalam bentuk

uraian secara deskriptif dan bagan.

Penyajian data yang berupa uraian dan gambar akan diteliti kembali

melalui reduksi data dan hasil akhir penarikan keismpulan, dari tahap penarikan

kesimpulan akan diteliti kembali berdasarkan data awal yang masih mentah

dengan teknik triangulasi.

3. Penarikan Simpulan atau Verifikasi

Setelah data- data yang diperoleh sudah lengkap, maka tahap terahkir yaitu

penarikan kesimpulan. Simpulan ini merupakan pemaknaan dari data yang telah

diperoleh. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini merupakan jawaban dari

rumusan masalah dan kesimpulan akhir sebagai temuan baru penelitian yang

sebelumnya pernah ada.

30
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

F. Pengecekan Keabsahan Temuan

Hasil data atau temuan selama pelaksanaan penelitian yang berlangsung di

Kabupaten Blitar khususnya di Sanggar Pendhopo penting untuk diuji validitas

dan kehandalannya, untuk membuktikan bahwa hasil penelitian sesuai dengan

fakta dan realita yang ada. Moleong (1988:173) mengatakan bahwa “konsep

validitas itu menyatakan bahwa regeneralisasi suatu penemuan dapat berlaku atau

diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan

yang diperoleh pada sampel secara representatif mewakili populasi itu”.

Peneliti akan menggunakan perpanjangan pengamatan, karena dengan

perpanjangan pengamatan ini berarti telah menambah kerjasama antara penelti

dengan narasumber, sehingga peneliti dapat dengan mudah mendapatkan

informasi dari narasumber, sehingga validitas data semakin kuat.

1. Triangulasi Sumber

Tiangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono

2015:373). Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh kepada beberapa

sumber.

Peneliti berusaha menggali informasi kepada beberapa sumber yaitu Mijil

selaku seniman tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar

tentang sejarah dan struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung. Hasil wawancara

pada sumber pertama direduksi atau dikelompokkan, kemudian untuk mengecek

kebenaran data dilakukan wawancara kepada narasumber. Ke dua yaitu Della

selaku penari yang mengerti urutan ragam gerak tari Bedhaya Sri Tanjung.

31
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Selanjutnya yang ke tiga pengecekan kebenaran data yang diperoleh dilakukan

kepada Ifana selaku warga sanggar yang mengerti tentang gambaran umum tari

Bedhaya Sri Tanjung. Ke empat pengecekan data dilakukan kepada Sudaryanto

mengenai music tari Bedhaya Sri Tanjung dan yang kelima yaitu Niken selaku

pemain Tari Bedhaya Sri Tanjung yang sering mengikuti acara-acara apabila tari

Bedhaya Sri Tanjung ini ditampilkan. Penerapan triangulasi sumber didasarkan

dengan cara membendingkan hasil wawancara dari berbagai sumber.

Mijil
Seniman Tari Bedhaya Sri
Tanjung

Septi Frida
Penari Tari Bedhaya Sri Penari tari Bedhaya Sri
Tanjung Tanjung

Sudaryanto
Ifana
Pemusik tari Bedhaya Sri
Warga Sanggar Pendhopo
Tanjung

Triangulasi sumber yang dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan

wawancara sesuai daftar pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti kepada

narasumberyaitu Mijil selaku narasumber utama. Hasil wawancara direduksi atau

dikelompokkan berdasarkan daftar pertanyaan, kemudian untuk mengecek

kebenaran data dilakukan wawancara kepada narasumber kedua yaitu Niken (17

tahun) selaku penari tari Bedhaya Sri Tanjung. Apabila data yang dihasilkan dari

kedua narasumber masih belum valid data tersebut dilakukan pengecekan kembali

kepada narasumber ke tiga yaitu Della (18 tahun) selaku penari dan juga pemain

tari Bedhaya Sri Tanjung. Selanjutnya wawancara kepada narasumber ke empat

32
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

yaitu Ifana (23 tahun) selaku warga sanggar yang juga menyukai tari Bedhaya Sri

Tanjung. Narasumber ke lima yaitu Sudaryanto selaku pemusik tari Bedhaya Sri

Tanjung. Hasil wawancara tersebut dibandingkan agar tidak ada data yang

berbeda untuk memperoleh data yang valid dan nantinya mencapai keabsahan

data peneliti kemudian dideskripsikan kedalam papasran data.

a. Triangulasi Teknik

Tiangulasi teknik untuk mengikuti keabsahan data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono,

2012:274). Teknik yang dapat digunakan dengan wawancara, observasi dan

dokumentasi sebagai pembuktian. Teknik ini dilakukan secara berulang- ulang

untuk mendapatkan kepastian data.

Tiangulasi teknik yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengenai struktur

gerak tari Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar dengan

hasil observasi yang kemudian dicocokan dengan hasil wawnacara brsama

narasumber. Hasil observasi dan wawancara dicocokkan kembali melalui

dokumentasi berupa gambar dan video. Triangulasi teknik ditujukan kepada Mijil

selaku narasumber pencipta tari Bedhaya Sri Tanjung, Niken selaku narasumber

kedua yaitu selaku penari dan pemain tari Bedhaya Sri Tanjung. Dibawah ini

adalah bagian dari triangulasi teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini:

Observasi (pertunjukan,
lingkungan)

Sumber
data
sama

33
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Dokumentasi (foto, video,


Wawancara
buku)
Bagan 2.2 Triangulasi tekik
(sumber data dimodivikasi dari Sugiyono, 2015:331)

Mendapatkan data yang valid, peneliti menggunakan lebih dari satu

strategi penelitian untuk memperoleh sebuah informasi yang sama yaitu

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti melakukan pengecekan

keabsahan ulang, data observasi terhadap data wawancara dan data dokumentasi

untuk mempertanggungjawabkan kebenarannya. Cara ini dilakukan juga dari

arah sebalikknya yakni data wawancara maupun data observasi terhadap data

dokumentasi dilakukan berulang ulang untuk mendapatkan kepastian data.

Peneliti mendeskripsikan tentang sumber gerak tari Bedhaya SrI Tanjung di

Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar mengenai unsur gerak, motif gerak, frase

gerak, ragam gerak, dan paragraph gerak. Peneliti juga mendokumentasi arsip

kegiatan latihan rutin seminggu sekali setiap hari minggu jam 09.30 WIB.

Peneliti melakukan observasi kegiatan pengecekan lokasi dan sasaran penelitian

secara langsung. Peneliti hadir dilokasi penelitian yaitu Sanggar Pewndhopo

untuk melakukan observasi mengenai secara detail struktur gerak tari Bedhaya

Sri Tanjung, peneliti juga melakukan wawancara kepada narasumber Della

mengenai gambaran umum tari Bedhaya Sri Tanjung, kemudian disingkronkan

dengan data dari dokumentasi berupastruktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung.

Data diperoleh data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian

diolah serta dibuat suatu kesimpulan.

G. Tahap-Tahap Penelitian

34
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Dalam prosedur penelitian tentang Struktur Grak Tari Bedhaya Sri

Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar dapat dibagi dalam beberapa

tahap penelitian, sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Peneliti mempersiapkan sesuatu yang berhubungan dengan tercapainya

kegiatan penelitian sehingga tujuan yang diharapkan dapat dicapai. Tahap awal

adalah penelitian mengurus surat ijin observasi di Sanggar Pendhopo Kabupaten

Blitar. Setelah mengurus surat ijin untuk penelitian, tahap selanjutnya yaitu proses

observasi ke tempat yang ingin dijadikan sebagai object penelitian, bertemu

langsung dengan seniman tari Bedhaya Sri Tanjung dan menambah perijinan

untuk penelitian, penentuan sumber data, dan melihat kondisi latar penelitian.

2. Tahap Penyusunan Rancangan Penelitian

Peneliti datang kelokasi penelitian dengan membawa surat ijin penelitian

ke lokasi yang susdah diberikan yaitu Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar.

Penelitian memberikan surat izin penelitian kepada narasumber serta

menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan peneliti kelokasi penelitian.

Setelah menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan peneliti, maka peneliti

bersama narasumber rmulai menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian..

3. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian merupakan penerapan dari rancangan yang

telah disusun oleh peneliti. Kegiatan penelitian dilakukan dengan kegiatan

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam hal ini yang pertama dilakukan

oleh peneliti yaitu melakukan observasi subjek dan dilanjutkan dengan melakukan

35
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

wawancara dnegan kelima narasumber. Tahap pertama yang dilakukan peneliti

adalah melakukan observasi langsung kelapangan kemudian wawancara dengan

bebrapa narasumber yaitu Novita Mijil.

Peneliti juga mendapatkan narasumber ke II yaitu Niken selaku penari tari

Bedhaya Sri Tanjung.peneliti menggunakan sebagai narasumber pendukung, yaitu

untuk mendapatkan data tentang tari Befhaya Sri Tanjung. Peneliti juga

menggunakan sebagai narasumber III yaitu Ifana selaku warga sanggar dengan

tujuan data yang didapat lebih autentik.

Selanjutnya peneliti juga menggunakan narasumber IV yaitu Sudaryanto

dengan tujuan mendapatkan data tentang gambaran umum music tari Bedhaya Sri

Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar dan narasumber ke V yaitu Della

dengan tujuan mendapatkan data tentang gambaran umum tar Bedhaya Sri

Tanjung.

4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

Tahap terakhir dari oenelitian ini menyusun hasil temuan untuk dijadikan

laporan penelitian secara sistematik. Kesimpulan didapat dari data- data yang

telah diterima oleh peneliti secara langsung mellaui observasi, wawancara dan

dokumentasi. Tahap ini juga dilaksanakan pembahasan yang tercantum didalam

hasil penelitian. Penyusunan laporan dilakukan setelah proses analisis data

dilakukan.

36
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Lampiran 2. Tabel Ruang Lingkup Penelitian

No Variabel Sub Variabel Indikator Instrumen Sumber Data

A. Struktur Gerak 1. Unsur Gerak a. Kepala 1. Observasi 1. Mijil


Tari Bedhaya Tari Bedhaya Sri b. Tangan 2. Wawancara 2. Niken
Sri Tanjung di Tanjung c. Badan 3. Dokumenta 3. Ifana
Sanggar d. Kaki si 4. Sudaryono
Pendhopo 5. Frida
Kabupaten
Blitar a. Dinamis
2. Motif Gerak b. Statis
Bedhaya Sri
Tanjung
a. Kesatuan
3. Frase Gerak Tari dari motif
Bedhaya Sri gerak yang
Tanjung (anak memiliki
kalimat) makna
yang belum
selesai

a. Motif
4. Ragam Gerak Tari Gerak
Bedhaya Sri
Tanjung
a. Kesatuan
5. Paragraf Gerak dari
Tari Bedhaya Sri kalimat
Tanjung gerak yang
memiliki
makna
yang tuntas
dalam 1
paragraf

37
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Lampiran 3. Tabel Observasi

Waktu Data observasi

Minggu, 27 September 2020 Menanyakan terkait surat pengajuan izin penelitian.

Kamis, 1 Oktober 2020 Wawancara kepada Mijil selaku pencipta Tari Bedhaya Sri
Tanjung. Memberikan surat ijin penelitian.

Minggu, 4 Oktober 2020 Wawancara kepada Mijil selaku pelatih Tari Bedhaya Sri
Tanjung di Sanggar Pendhopo

Minggu, 11 Oktober 2020 Wawancara kepada Septi dan Della selaku penari Bedhaya Sri
Tanjung di Sanggar Pendhopo

Wawancara kepada Ifana selaku asisten dari pelatih Bedhaya


Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo.

Minggu, 18 Oktober 2020 Pengambilan dokumentasi di Sanggar Pendhopo.

Tabel diatas merupakan jadwal observasi penelitian di Sanggar Pendhopo


yang dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 27 September 2020 sampai 18
Oktober 2020 untuk menunjang hasil penelitian tentang Struktur Gerak tari
Bedhaya Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar.

Lampiran 4. Tabel Wawancara Terstruktur dan Topik Wawancara

No Nama Jabatan Wawancara


1. Mijil Pencipta Tari Wawancara tentang Tari Bedhaya Sri tanjung.
a). Sejarah Tari Bedhaya Sri tanjung.
b). Unsur Gerak Tari Bedhaya Sri Tanjung
c). Motif Gerak Tari Bedhaya Sri tanjung

2. Septi Pelatih Tari Wawancara tentang Frase Gerak Tari Bedhaya


Bedhaya Sri Sri Tanjung
Tanjung a). Frase Gerak tari Bedhaya Sri Tanjung

3. Ifana Penari Tari Wawancara tentang paragraph gerak tari


Bedhaya Sri Bedhaya Sri Tanjung
Tanjung a). Paragraf Gerak Tari Bedhaya Sari Tanjung

38
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

4. Frida Penari Tari Bedhaya Wawancara tentang Ragam Gerak Tari Bedhaya
Sr Tanjung Sri tanjung
a). urutan Ragam Gerak Tari Bedhaya Sri
Tanjung

5. Adi Pemusik Tari Wawancara tentang Jenis Musik yang


Bedhaya Sri digunakan
Tanjung a). Jenis music yang digunakan pada Tari
Bedhaya Sri tanjung

Tabel diatas merupakan data narasumber dan topik wawancara secara


terstruktur yang diajukan kepada lima narasumber yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk memperkuat hasil penelitian tentang Struktur Gerak tari Bedhaya
Sri Tanjung di Sanggar Pendhopo Kabupaten Blitar.

Lampiran 5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

KISI-KISI INSTRUMEN PENGAMBILAN


Variabel Indikator Instrumen Sumber Data

Struktur Gerak 1. Struktur Gerak 1. Lembar Observasi 1. Pencipta Tari


tari Bedhaya Sri a. Unsur 2. Lembar Wawancara Bedhaya Sri
Tanjung. b. Motif 3. Dokumentasi Tanjung
c. Frase 2. Pelatih Trai
d. Ragam Gerak Bedhaya Sri
e. Paragraf Tanjung
3. Penari Tari
Bedhaya Sri
Tanjung
4. Penari tari
Bedhaya Sri
Tanjung
5. Pemusik Tari
Bedhaya Sri
Tanjung

39
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Lampiran 6. Lembar Observasi Tanggal


Observasi :
No Indikator Hasil

1. Latar Belakang Tercipta Tari


Bedhaya Sri Tanjung
2. Pengamatan Struktur Gerak yang
dimiliki Tari Bedhaya Sri
Tanjung
3. Pengamatan Unsur Gerak Tari
Bedhaya Sri Tanjung
4. Pengamatan Motif Gerak Tari
Bedhaya Sri Tanjung

5. Pengamatan Frase dan Paragraf


Tari Bedhaya Sri Tanjung

6. Pengamatan Ragam Gerak Tari


Bedhaya Sri Tanjung

40
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Lampiran 7. Lembar Wawancara Terstruktur dan Topik Wawancara


No. Pertanyaan Jawaban

1. Latar belakang terciptanya tari Bedhaya Sri


Tanjung

2. Unsur Gerak tari Bedhaya Sri Tanjung

3. Motif gerak tari Bedhaya Sri Tanjung

4. Frase dan paragraph gerak tari Bedhaya Sri


Tanjung

5. Ragam Gerak tari Bedhaya Sri Tanjung

41
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Lampiran 8. Lembar Hasil Observasi

Tanggal Observasi : 4 Oktober 2020


Nama Narasumber : Mijil
Jabatan : Pencipta tari Bedhaya Sri Tanjung
Nama
No. Teknik Gerak Gambar
Gerak

1 Tolehan Sikap kepala


menoleh kenan
dan kekiri
mengikuti
alunan music

2. Nunduk Sikap kepala


menghadap
kebawah atau
mengikuti
gerak tangan

3. Madep Sikap kepala


Ngarep menghadap
lurus ke depan.

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

1 Nyempuri Jari telunjuk dan ibu


t jari bertemu

42
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

2. Ngiting Ibu jari bertemu


dengan jari tengan
Ketiga jari yang lain
di tekuk setengan
lingkaran

3 Mentang - Kedua lengan


atas berada di
samping badan
(sedikit di tarik
keluar)
- Kedua lengan
bawah berada
di samping
membentuk
siku
- Jari- jari
nyempurit
- Telapak tangan
menghadap ke
samping kanan
dan kiri
4 Ukel - Lengan kiri
pusar atas berada
disamping
badan (sedikit
di tarik ke atas)
- Lengan kiri
bawah di tarik
ke atas
- Pergelangan
tangan di tekuk
ke dalam
menghadap
pusar
- Jari nyempurit
- Dilakukan

43
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

secara
bergantian oleh
tangan kanan
5 Njimpit - Lengan atas
Sampur berada di
samping badan
- Lengan bawah
berada di
samping badan
sedikit di tekuk
ke depan
- Pergelangan
tangan di tekuk
menghadap atas
- Ibu jari dan jari
telunjuk
memegang
sampur dan sisa
jari menghadap
atas.
6 Sembah - Lengan bagian
dodo atas berada di
samping badan
(sedikit di tarik
ke luar)
- Lengan bagian
bawah berada
di depan badan
sejajar perut
bagian atas
- Kedua telapak
tangan menyatu
- Jari jari
menghadap atas
- Jari telunjuk
dan ibu jari
bertemu.

44
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

7 Kebyak - Lengan kanan


Kebyok bagian atas
sedikit kedepan
- Lengan kanan
bagian bawah
di tekuk ke
depan
- Pergelangan
tangan di tekuk
menghadap
atas, sampur di
lilitkan di
pergelangan
tangan
- Ibu jari dan jari
telunjuk
memegang
sampur
- Jari yang lain
mengadap atas
- Tangam kiri
membentuk
gerakkan
mentang hanya
saja sambil
memegang
sampur
menggunakan
ibu jari dan jari
telunjuk
8 Ngolong - Lengan bagian
Sampur atas berada di
damping badan
- lengan bagian
bawah berada
di samping
badan tetapi
sedikit di tekuk
ke depan

45
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

- Telapak tangan
kanan
menghadap atas
memegang
sampur
kemudian
diapit oleh ibu
jari dan jari
tengah
9 Ndoding - Lengan kanan
bagian atas
berada di
samping badan
sedikit di
angkat hampir
sejajar bahu
- Lengan kanan
bagian bawah
di Tarik ke atas
sejajar kepala
- jari membentuk
gerak ngolong
sampur, kecuali
jari telunjuk
mengdadap atas
- lengan kiri
bagian aats dan
bawah berada
di samping
badan lurus ke
bawah
- jari membentuk
gerak ngolong
kecuali jari
telunjuk
menghadapa
atas
- pergelangan
tangan di tekuk

46
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

ke atas.
10 Seblak - kedua lengan
sampur atas berada di
samping badan
sedikit diangkat
hampir sejajar
bahu. Di ikuti
juga dengan
lengan bagian
bawah
- pergelangan
tangan di tekuk
kedalam
- jari mebentuk
gerakan
mejimpit
sampur
kemudian di
jatuhkan sesuai
aluanan music
11 Asta narik - kedua lengan
bagian atas
berda di
samping badan
- kedua lengan
bagian bawah
di tekuk di
depan badan
- pergelangan
tangan kanan di
tekuk ke atas
- jari tangan
kanan atas
menghadap atas
(ibu jari dan
jari telunjuk
bersatu)
- telapak tangan
kiri berada di

47
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

bawah
pergelangan
tangan kanan
menghadap atas
- jari jari tangan
kiri lurus.
12 Asta - Lengan kanan
samping 2 bagian atas
berada di depan
- Lengan kanan
bagian bawah
berada di depan
badan di tekuk
- Pergelangan
tangan di tekuk
ke bawah
- Jari nyempurit
seperti biasa
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
- Lengan kiri
bagian bawah
di tekuk
membenyuk
siku ke depan
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk
menghadap atas
- Jari nyempurit
menghadap
atas.

48
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

13 Nyempuri - Lengan kanan


t mentang dan kiri bagian
siji atas berada di
samping badan
- Lengan kanan
bagian bawah
berada di
samping
pinggang
- Pergelangan
tangan kanan
ditekuk
menghadap atas
- Jari membentuk
gerak
nyempurit
- Lengan kiri
bagian bawah
mengadap ke
depan de tekuk
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke atas
- Jari kiri
membentuk
gerak
nyempurit

14 Asta - Lengan kanan


samping 1 bagian atas
berada di depan
- Lengan kanan
bagian bawah
di tekuk ke
dalam sejajar
dada
- Pergelangan
tangan di tekuk
ke atas

49
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

- Jari tangan
kanan
membentuk
nyempurit
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
- Lengan kiri
bagian bawah
lurus ke bawah
- Telapak tangan
kiri menghadap
atas
- Jari tangan kiri
membentuk
gerak
nyempurit

15 Asta - Lengan kanan


pundak bagian atas
berada di
samping badan
di angkat
sejajar bahu
- Lengan kanan
bagian bawah
di tekuk ke atas
- Pergelangan
tangan kanan di
tekuk ke dalam
- Jari membentuk
gerak
nyempurit
kemudia jari
tengan
menyentuh
pundak.
- Lengan kiri

50
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

bagian atas
berada di
samping badan
- Lengan kiri
bagian bawah
di tekuk ke
bawah
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke dalam
- Jari tangan kiri
nyempurit
16 Putar - Lengan kanan
tangan bagian atas
sang berada di
agung 1 samping badan
- Lengan kanan
bagian bawah
di tekuk ke atas
membentuk
siku
- Pergelangan
tangan kanan di
tekuk ke dalam
- Jari nyempurit
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
sedikit kearah
depan
- Lengan kiri
bagian bawah
berada di depan
pusar
- Pergelangan
tangan di tekuk
ke atas
- Jari nyempurit

51
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

17 Putar - Lengan kanan


tangan bagian atas
sang sejajar bahu
agung 2 - Lengan kanan
bagian baweah
di tekuk ke atas
sejajar kepala
- Pergelangan
tangan di tekuk
keluar
- Jari nyempurit
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
- Lengan kiri
bagian bawah
di tekuk masuk
ke atas sejajar
dada
- Pergelangan
tangan di tekuk
sehingga
telapak tangan
menghadap atas
- Jari nyempurit
18 - Lengan kanan
bagian atas di
tari ke atas
sejajar telinga
- Lengan kanan
bagian bawah
di Tarik ke atas
sejajar kepala
(sedikit di
tekuk)
- Pergelangan
tangan kanan
berada di atas

52
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

kepala
- Telapak tangan
menghadap
dalam
- Jari nyempurit
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
- Lengan kiri
bagian bawah
di tekuk di
depan pusar
- Pergelangan
tangan di tekuk
ke atas
- Telapak tangan
menghadap
dalam
- Jari nyempurit
19 Asta - Lengan kanan
suwun dan kiri bagian
atas di angkat
sejajar bahu
- Lengan kanan
dan kiri bagian
bawah di
angkat ke atas
sejajar kepala
- Pergelangan
tangan di tekuk
keluar
- Telapak tangan
menghadap atas
- Kedua jari
nyempurit

53
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

20 Asta - Lengan kanan


sesuwun dan kiri bagian
atas berada di
samping badan
(sedikit di
tutup)
- Lengan kanan
dan kiri bagian
bawah di tekuk
ke depan
membentuk
siku
- Kedua jari
tangan dan kiri
tetap dalam
bentuk
nyempurit
- Jari kelingking
kanan dan kiri
bertemu
- Kedua telapak
tangan
menghadap
atas.
21 Asta - Kedua lengan
Padma atas berada di
samping badan
- Kedua lengan
bawah berada
di depan perut
bagian atas
berbentuk
menyilang
(tangan kanan
di atas tangan
kiri di bawah)
- .semua jari di
buka
membentuk

54
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

layaknya bunga
(jari manis dan
jari kelingking
sedikit
diangkat)
- Telapak tangan
menghadap atas
22 Asta ing - Lengan kanan
ujung 1 bagian atas
berada di
samping badan
- Lengan kanan
bagian bawah
di angkat
serong ke
kanan
- Pergelangan
tangan kanan di
tekuk ke atas
- Telapak tangan
kanan
menghadap
depan
- Jari tangan
kanan
nyempurit
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
sedikit dibuka
- Lengan kiri
bagian bawah
di tekuk ke
depan
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke atas
- Telapak tangan

55
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

kiri menghadap
depan
- Jari tangan kiri
nyempurit
23 Asta ing - Lengan kanan
ujung 2 atas berada di
samping badan
sedikit di
angkat ke
depan
- Lengan kanan
bagian bawah
di angkat
membentuk
siku (berada di
depan dada)
- Pergelangan
tangan kanan di
tekuk ke dalam
- Jari jari tangan
kanan di tekuk
ke dalam
kecuali ibu jari
tegap.
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
sedikit di buka
- Lengan kiri
bagian bawah
sedikit di tekuk
dan turun
(berada di
samping badan)
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke atas
sehingga

56
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

telapak tangan
menghadap
depan
- Jari tangan kiri
nyempurit

24 Ukel jiwa - Kedua lengan


rasa atas kanan dan
kiri berada di
samping badan
sedikit dibuka
- Kedua lengan
bawah kanan
dan kiri di
tekuk ke dalam
sehingga
berada di depan
dada
- Pergelangan
tangan kanan
dan kiri
menyatu (kanan
di atas kiri di
bawha)
- Kedua jari
nyempurit

25 Asta - Kedua lengan


cakra 1 atas kanan dan
kiri berada di
samping badan
sedikit dibuka
- Kedua lengan
bawah kanan
dan kiri di
tekuk ke dalam
sehingga
berada di depan

57
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

dada
- Pergelangan
tangan kanan
dan kiri
menyatu (kanan
di atas kiri di
bawha)
- Jari tengah dan
ibu jari bertemu
(dilakukan pada
kedua jari
kanan dan kiri)
26 Asta - Lengan kanan
nunjuk atas berada di
samping badan
- Lengan kanan
bagian bawah
sedikit di tekuk
naik (serong ke
dalam)
- Pergelangan
tangan kanan di
tekuk naik
sehingga
telapak tangan
menghadap
kearah dalam
- Jari tangan
kanan
nyempurit
- Lengan kiri
atas dan bawah
lurus ke depan
sejajar bahu
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke atas,
sehingga
telapak tangan

58
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

menghadap
depan
- Jari tangan kiri
nyempurit
27 Cekel - Lengan kanan
sampur bagian atas dan
bawah lurus
serong ke
dalam
- Jari tangan
kanan
memegang
sampur bagian
luar (di apit
dengan 4 jari
dan ibu jari)
- Lengan kiri
bagian atas
berada di
samping badan
sedikit di buka
- Lengan kiri
bagian bawah
di tekuk serong
ke dalam
- Jari tangan kiri
memegang
sampur bagian
dalam
- Sehingga
sampur
berbentuk lurus
ke depan

59
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

28 Asta - Kedua lengan


cakra 2 atas kanan dan
kiri di angkat
hampir sejajar
bahu
- Kedua lengan
bawah di tekuk
ke atas
membentuk
silang (sejajar
dengan dada)
- Pergelangan
tangan kanan
dan kiri
tumpang tindih
(tangan kiri di
atas) di Tarik
ke bawah.
Sehingga
telapak tangan
menhadap atas
- Kedua jari
tangan
nyempurit

29 Singget - Lengan kanan


kebyak bagian atas
berada di
samping badan
sedikit di buka
- Lengan kanan
bagian bawah
di tekuk lurus
ke depan (dililit
sampur)
- Pergelangan
tangan kanan di
tekuk ke atas
sehingga

60
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

telapak tangan
kanan
menghadap
depan
- Jari tangan
kanan
nyempurit
- Lengan kiri
bagian atas dan
bawah lurus
kesamping
(sedikit ke
bawah)
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke atas
- Jari kiri
nyempurit dan
memengan
sampur
menggunakan
jari telunjuk
dan ibu jari
30 Jimpit - Lengan atas
ukel kanan dan kiri
sampur berada di
samping badan
sedikit di tutup
- Lengan bawah
bagian kanan
dan kiri di
tekuk siku ke
depan (sampur
di lilitkan pada
lengan bawah)
- Pergelangan
tangan kanan
dan kiri di
tekuk ke atas

61
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

sehinggan
telapak tangan
menghadap
depan
- Jari memegang
sampur
menggunakan
ibu jari dan jari
telunjuk (jari
yang lain
tegak)
31 Cekel - Lengan kanan
sampur atas berada di
samping samping badan
sedikit di buka
- Lengan kanan
bawah di tekuk
serong atas
sejajar pundak
- Pergelangan
tangan lurus
mengikuti
lengan bawah
- Telapak tangan
memegang
sampur di apit
oleh ibu jari.
- Lengan atas
kiri berada di
samping badan
sedikit di buka
- Lengan bawah
kiri di tekuk
masuk sejajar
pinggang
- Pergelangan
tangan di tekuk
masuk di depan
pinggang

62
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

- Jari memegang
sampur dengan
membentuk
lingkaran

32 Mentang - Kedua lengan


sampur atas kanan dan
kiri berada di
samping badan
sedikit di tutup
- Kedua lengan
bawah kanan
dan kiri di
tekuk ke
samping
hampir
membentuk
siku
- Kedua
pergelangan
kanan dan kiri
di tekuk ke atas
- Kedua jari
kanan dan kiri
memegang
ujung sampur
dengan jari
tengah dan ibu
jari

33 Ndoding - Lengan kanan


njimpit atas ditarik
sampur maju dan
sedikit di buka
- Lengan kanan
bawah di tekuk
kedalam (di
depan dada)
- Pergelangan

63
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

tangan kanan di
tekuk ke atas
- Jari tengah dan
ibu jari
memegang
sampur. Jari
yang lain di
tekuk ke dalam.
jari telunjuk
lurus ke atas)
- Lengan kiri
atas berada di
samping badan
dan sedikit di
buka
- Lengan kiri
bagian bawah
sedikit di tekuk
ke dalam
sejajar
pinggang
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke atas
- Jari tengah dan
ibu jari
memegang
sampur. (jari
telunjuk lurus
ke atas)
34 Asta usap - Lengan kanan
atas berada di
samping badan
sedikit di tutup
- Lengan kanan
bawah di tekuk
masuk sejajar
pundak
- Pergelangan

64
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

tangan kanan di
tekuk ke atas
sehingga
telapak tangan
menghadap kiri
- Jari kanan
nyempurit
- Lengan kiri
atas di angkat
sejajar pundak
- Lengan kiri
bawah di tekuk
masuk sejajar
dada
- Pergelangan
tangan kiri di
tekuk ke dalam
sehingga
telapak tangan
menghadap luar
- Jari tangan kiri
nyempurit
35 Nyempuri - Kedua lengan
t walik atas kanan dan
kiri berada di
samping badan
sedikit di tutup
- Kedua lengan
bawah kanan
dan kiri di
tekuk kedepan
membentuk
siku
- Kedua
pergelangan
tangan kanan
dan kiri di
tekuk ke bawah
- Kedua telapak

65
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

tangan kanan
dan kiri
menghadap
depan atau luar
- Kedua jari
kanan dan kiri
nyempurit
36 Asta ing - Lengan kanan
ujung 3 atas berada di
samping badan
sedikit di Tarik
ke atas dan di
buka
- Lengan kanan
bagian bawah
di Tarik sejajar
lengan atas dan
sedikit di tekuk
- Pergelangan
tangan di tekuk
ke dalam
- Semua jari
mengepal
lecuali ibu jari
tegak
- Lengan kiri
bawah di
samping badan
di buka
- Lengan kiri
bagian bawah
di tekuk
kebawah sejajar
pinggang
- Pergelangan
tangan kiri
sedikit di tekuk
keatas tetapi
telapak tangan

66
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No Nama
Teknik Gerak Gambar
. Gerak

tetap
menghadap
bawah
- Jari tangan kiri
nyempurit

No. Nama Gerak Teknik Gerak Gambar

1. Ngleyeg Sikap badan


kanan kiri mengayun-
ayunkan badan ke
kanan dan kiri

2. Jejeg Sikap badan


membusungkan
dada ke depan

No. Nama Gerak Teknik Gerak Gambar

67
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No. Nama Gerak Teknik Gerak Gambar

1. Napak Kedua telapak kaki


menyentuh lantai

2. Jinjit Kaki jinjit di tempat

3. Trisik Berjalan
menggunakan ujung
kaki

4. Jengkeng - Posisi duduk


di atas tumit
sebelah kanan
dan kiri
sebagai
tumpuan
- Paha kanan di
angkat lurus
siku
- Betis kanan di
tekuk masuk
menempel
pada paha
kanan
- Paha kiri turun
bertumpu pada
lutut (lutut
menempel di
lantai
- Betis kiri di

68
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

No. Nama Gerak Teknik Gerak Gambar

tekuk ke
dalam
menempel
pada paha kiri
- Kedua laki
mancat
menggunakan
ujung kaki
- Semua telapak
kaki
menghadap
luar

5. Gejog Gerakan
menggunakan ujung
kaki yang di
benturkan pada
lantai

6. Mendhak Posisi kaki berdiri


tetapi lutut sedikit di
tekuk

7. Kengser Kaki bergerak


kesamping kanan
kirimatau berputar
dengan kedua
telapak kaki
berhingsut,
bergantian antara
ujung telapak kaki
dengan tumit,
dengan sikap tubuh
sedikit mendak

69
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Lampiran 9. Lembar Wawancara Ketua Grup Kudha Manggala

Nama Narasumber : septi


Jabatan : penari/ pelatih tari Bedhaya Sri tanjung

Tabel 5 Motif Gerak Dinamis Tari Bedhaya Sri Tanjung

Unsu Unsu Unsu


Unsur r r r
No. Nama Gerak Gera gera Gera
Gambar
Gerak Kepal k k k
a Tang Bada Kaki
an n
1 Lumaksan Madep Semb jejeg napak
a sembah ngarep ah
dodo

2 Lumaksan Madep Asta jejeg Napa


a putar ngarep narik k
tangan

3 Trisik Madep Asta jejeg Trisik


sekar ngarep pusar
suwun

70
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Unsu Unsu Unsu


Unsur r r r
No. Nama Gerak Gera gera Gera
Gambar
Gerak Kepal k k k
a Tang Bada Kaki
an n
4 Lampah tolehan Asta Ngle Gejug
asta sampi yeg
samping ng 1
gejug 1

5 Lampah tolehan Asta ngley Napa


asta usap usap eg k

6 Lampah Madep Ment jejeg Napa


mentang ngarep ang k
siji siji

7 Lampah tolehan Ngiti jejeg Gejug


asta ukel ng
ukel

71
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Unsu Unsu Unsu


Unsur r r r
No. Nama Gerak Gera gera Gera
Gambar
Gerak Kepal k k k
a Tang Bada Kaki
an n
8 Lampah tolehan Asta jejeg Mend
asta sampi ak
samping ng 2

9 Lampah Madep asta jejeg Jinjit


asta jinjit ngarep sampi
ng 1

1 Lampah tolehan Asta ngley Mend


0 asta sampi eg ak
samping ng 1
leyeg

1 Pentanga tolehan ngley mend


1 n mubeng Ment eg ak
ang

72
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Unsu Unsu Unsu


Unsur r r r
No. Nama Gerak Gera gera Gera
Gambar
Gerak Kepal k k k
a Tang Bada Kaki
an n
1 Lampah tolehan Asta jejeg Gejig
2 asta punda
pundak k

1 Lampah tolehan Ment ngley Mend


3 mentang ang eg ak
siji siji
mubeng

1 Lampah Madep Singg jejeg Napa


4 Singget ngarep et k
kebyok 1 kebyo
k

1 Lampah Madep Njim jejeg Napa


5 singget ngarep pit k
kebyok 2 ukel
samp
ur

73
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Unsu Unsu Unsu


Unsur r r r
No. Nama Gerak Gera gera Gera
Gambar
Gerak Kepal k k k
a Tang Bada Kaki
an n
1 Singget nundu Nyem jejeg Napa
6 walik k purit k
walik

1 Lampah tolehan Asta jejeg Napa


7 asta sampi k
samping ng 1
gejug 2

1 Madep jejeg Jinjit


8 ngarep

1 Lampah tolehan Ment ngley Mend


9 mentang ang eg ak
sampur samp
ur

74
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Unsu Unsu Unsu


Unsur r r r
No. Nama Gerak Gera gera Gera
Gambar
Gerak Kepal k k k
a Tang Bada Kaki
an n
2 Kengser Madep Mentang jejeg Kengs
0 mentang ngarep siji er
siji

2 Kengser Madep Asta Jejeg Kengs


1 asta ngarep pundak er
pundak

Tabel 6 Motif Gerak Statis Tari Bedhaya Sri Tanjung

N Unsu Unsur Unsur Unsur


r Gerak Gerak Gerak
o Nama Gera Tanga Badan Kaki
Gambar
Gerak k n
. Kepa
la
1 Putar toleha Putar ngleyeg mendak
. tangan n tangan sang
sang agung 1
agung 1

75
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

N Unsu Unsur Unsur Unsur


r Gerak Gerak Gerak
o Nama Gera Tanga Badan Kaki
Gambar
Gerak k n
. Kepa
la
2 Asta Madep Nyempurit jejeg napak
. pusar ngarep

3 Putar toleha Putar ngleyeg Mendak


. tangan n tangan sang
sang agung 2
agung 2

4 Asta usap toleha Asta usap ngleyeg Mendak


mendak n

5 Jinjit Madep Ngolong jejeg Jinjit


ngolong ngarep sampur
sampur

6 Jengkeng nundu Ngolong jejeg Jengken


sampur k sampur g

76
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

N Unsu Unsur Unsur Unsur


r Gerak Gerak Gerak
o Nama Gera Tanga Badan Kaki
Gambar
Gerak k n
. Kepa
la
7 Sembah nundu Sembah jejeg Jengken
duduk 1 k dodo g

8 Sembah Madep Sembah jejeg Jengken


duduk 2 ngarep dodo g

9 Asta Madep Asta jejeg Jengken


sesuwun ngarep sesuwun g

1 Asta nundu Asta Padma jejeg Jengken


0 Padma k g

1 Jengkeng Madep Mentang jejeg Jengken


1 mentang ngarep siji g
siji

77
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

N Unsu Unsur Unsur Unsur


r Gerak Gerak Gerak
o Nama Gera Tanga Badan Kaki
Gambar
Gerak k n
. Kepa
la
1 Asta ing toleha Asta ing jejeg Jengken
2 ujung 1 n ujung 1 g

1 Asta ing toleha Asta ing jejeg Jengken


3 ujung 2 n ujung 2 g

1 Ukel jiwa Madep Ukel jiwa jejeg Jengken


4 rasa ngarep rasa g

1 Asta Madep Asta cakra jejeg Jengken


5 cakra 1 ngarep 1 g

1 Asta Madep Asta jejeg Jengken


6 nunjuk ngarep nunjuk g

78
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

N Unsu Unsur Unsur Unsur


r Gerak Gerak Gerak
o Nama Gera Tanga Badan Kaki
Gambar
Gerak k n
. Kepa
la
1 Asta Madep Asta cakra jejeg Jengken
7 cakra 2 ngarep 2 g

1 Adeg Madep Ndoding jejeg Jengken


8 nodding ngarep njimpit g
sampur

1 Ngleyeg toleha Mentang ngleyeg Mendak


9 Padma n ombak

2 Padma toleha Mentang ngleyeg Mendak


0 pentang n

2 Seblak toleha Seblak ngleyeg Gejug


1 siji n sampur siji

79
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

N Unsu Unsur Unsur Unsur


r Gerak Gerak Gerak
o Nama Gera Tanga Badan Kaki
Gambar
Gerak k n
. Kepa
la
2 Ukel Toleha Asta suwun Ngleyeg Jinjit
2 suwun n

2 Ukel asta toleha Ukel jiwa ngleyeg Mendak


3 n rasa

2 Jinjit ukel toleha ngleyeg Gejug


4 n

2 Mentang toleha Mentang Ngeleye Mendak


5 mubeng n g

80
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Lampiran 10. Lembar Wawancara Humas Grup Kudha Manggala

Nama Narasumber : ifana


Jabatan : pelatih/ penari di sanggar Pendhopo

Tabel 7 Ragam Gerak tari Bedhaya Sri Tanjung

Nama Deskripsi
No. Rincian Hitungan Hitungan
Ragam Gerak

1. Lumaksana 1. Hitungan 1-2 kaki kanan Motif 1 5x8


Sembah melangkah menuju lurus
ke depan
2. Hitungan 3-4 kaki kiri
melangkah maju sampai
hitungan 5x8 selesai
2. Lumaksana 1. Hitungan 1x8 trisik ke 3x8
putar belakang
tangan 2. Hitungan 2x8 balik ke
ingsut depan
3. Trisik 1. Hitungan 1-2 saat tangan 2x8
sekar melakukan trisik memutar
suwun ke belakang.
2. Hitungan 3-4 kaki
berjalan kecil- kecil
dengan hitungan 2x8

4. Pentangan 1. Hitungan 1-2 memutar 1x8


mubeng dengan tangan mentang
kanan kiri
2. Hitungan 3-4 bersamaan
dengan trisik sekar suwun
5. Sekar 1. Kedua tangan nyempurit, . 4x8
suwun hitungan 5-6 ngombak ke
lampah kanan kemudian dibalik
hingga telapak tangan
menghadap atas.
2. Hitungan 5 kaki kanan
melangkah, hitungan 6
kaki kiri melangkah,
hitungan 7 sikap tangan

81
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

seperti sikap sekar suwun,


kaki kanan melangkah,
hitungan 1 dan 2 tangan
kanan ukel, hitungan 1
kaki kanan gejog, kaki 2
kaki kanan napak di
depan
6. Lampah 1. Hitungan 3 kaki kanan 4x8
asta melangkah
samping 2. Hitungan 4 kaki kiri
melangkah
3. Hitungan 5 kaki kanan
melangkah
4. Hitungan 6 telapak tangan
kanan hadap depan
lengan ditekuk setinggi
pinggang. Punggung
tangan kiri hadap depan
di depan pinggang kiri.
Kaki kiri di depan
mendhak.
7. Trisik restu 1. Hitungan 1-2 kaki kanan
melangkah untuk menuju
proses trisik dengan
hitungan 1x8 selesai
8. Singget 1. Hitungan 1- 2 kedua 2x8
ingsut tangan nyempurit kaki
ingsut kanan tangan
sambil ngombak.
2. Hitungan 1-2 kemudian
hadap depan tangan
kanan menthang lurus
samping kanan, tangan
kiri ditekuk pinggang.
Kaki kanan mancat depan
9. Solah 1 1. Hitungan 1-4 singget 4x8
ingsut, 5-8 ingsut kanan
ukel kanan ingsut kiri, 1-4
kedua tangan menthang,
5-8 putar kanan tangan
kanan menyentuh bahu,
kaki kanan gejog.

82
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

2. Hitungan 1-2 tangan


kanan menthang kanan
tangan kiri nekuk, 3-4
tangan kanan ukel kaki
kanan mancat depan, 5-6
tangan tetap kaki kanan
manju mancat mendak.
10. Solah 2 1. Hitungan 1-4 tangan kiri Tangan kiri di 4x8
di cethik kiri, tangan cethik kiri,
kanan proses memegang tangan kanan
pundak, 5 enchot, 6-8 proses
memegang
singget ingsut.
pundak, 5 enchot,
2. Hitungan 1-3 berjalan
singget ingsut.
kanan kiri kanan kiri, 4 Berjalan kanan
mendhak tangan kanan kiri kanan kiri, 4
nyempurit menempel mendhak tangan
telapak tangan sebelah kanan nyempurit
kiri, tangan kiri nyempurit menempel
telapak tangan hadap telapak tangan
depan. Hitungan 5-6 sebelah kiri,
tangan kanan ditarik ke tangan kiri
nyempurit
kanan, ukel kemudian
telapak hadap
mudra topeng. depan. Tangan
kanan ditarik ke
kanan, ukel
kemudian mudra
topeng.
11. Trisik kipat 1. Hitungan 1- 2 tangan Tangan kanan 2x8
sampur mengmbil sampur njimpit sampur
2. Hitungan 3-4 trisik nekuk di depan
dengan berjalan kecil cethik, tangan
kiri njimpit
kecil
sampur menthang
lurus ke kanan
sejajar dengan
pinggang,
berjalan kecil-
kecil atau trisik.
12. Putar 1. Hitungan 1-2 tangan kiri Tangan kiri 2x8
tangan nyempurit nyempurit hadap
sang 2. Hitungan 3-4 tangan depan tangan
agung kanan nyempurit kanan nyempurit,
ujung telapak
tangan

83
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

menyentuh
bawah telapak
kiri
13. Kengser 1. Hitungan 1-2 tangan kiri Tangan kiri 1x8
temu nyempurit tangan kanan nyempurit tangan
ngeber kanan ngeber,
2. Hitungan 3-4 kaki dengan ujung jari
tengah menempel
mendhak kaki kiri mulai
pada ujung jari
kengser
tangan kiri.
Mendak hoyog
kiri kengser
14. Sembah 1. Hitungan 1-2, 3-4 kedua 1x8
duduk tangan nyempurit
2. Hitungan 5-8 kaki
menyentuh lantai, kaki
diikuti lutut kaki kanan
diangkat
15. Asta 1. Hitungan 1-2, 3-4 tangan Kaki tetap , 1x8
sesuwun kanan dan kiri ditarik ke tangan ditarik
depan kedepan seperti
2. Hitingan 5-8 badan tegap menengadah
dan menengadah
16. Asta 1. Hitungan 1-2, 3-4 tangan Kaki tetap, kedua 1x8
Padma silang kedepan tangan silang di
2. Hitungan 5-8 jari depan dada,
membuka dengan posisi jari
membuka, kepala
3. Hitungan 1-8 toleh kanan
toleh kiri tengah
kiri tengah
17. Asta ing 1. Hitungan 1-2,3-4 tangan Kaki tetap tangan 1x8
ujung ditarik dari kiri
ditarik dari kiri ke kanan
2. Hitungan 5-8 ukel tanganke kanan, dengan
kemudian mudra bentuk tangan
jempol di
acungkan, ukel
kemudian mudra
topeng
18. Ukel jiwa 1. Hitungan 1-4 tangan ukel Kaki tetap ukel di 2x8
rasa di depan dada depan kening,
2. Hitungan 5-8 posisi kemudian ukel di
tangan tepat di depan depan dada
dada
19. Asta cakra 1. Hitungan 1-2 kedua Kedua tangan 2x8
tangan nyempurit nyempurit tangan
kanan diatas

84
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

2. Hitungan 3-4, 5-6 tangan tangan kiri di


kanan di atas, tangan kiri bawah, tangan
di bawah kanan di putar ke
3. Hitungan 7-8 tangan kiri atas bergantian
ke bawah, tangan
menjadi di atas
kiri menjadi ke
atas.
20. Leyek 1. Hitungan 1-2 telapak 1x8
gejog tangan kanan hadap atas
tengen dengan posisi tangan
nyempurit
2. Hitungan 3-4 tangan kiri
nekuk ke kanan
3. Hitungan 5-8 ngleyek kiri
mendhak toleh kanan
21. Singget 1. Hitungan 1-2 kebyok kiri 1-2 kebyok kiri 1x8
kebyok maju kanan. kanan, 3 kaki
kebyak 2. Hitungan 3 kaki mundur mundur kanan, 4
kanan, 4 kebyak kebyak.
22. Perangan Kedua penari adu 2x8
tangan kanan,
berbalik arah
trisik, 1 penari
menthang
kengser
23. Trisik Kedua tangan 2x8
surung kebyok sampur di
sampur depan perut, jalan
trisik
24. Adeg Kedua tangan 2x8
ndoding ngolong sampur
dengan bentuk
tangan ndoding,
tangan kiri di
cethik kiri,
tangan kanan di
depan dada.
25. Ngleyek Tangan ukel 1x8
Padma Padma ngleyek
pentang kiri, kanan,
tengah
26. Sablak siji 1-2 tangan kiri 2x8
diukel balik 3-4
tangan kanan
seblak

85
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

27. Ukel 1-2 kedua tangan 1x8


suwun atas nyempurit hadap
atas diangkat
setinggi wajah, 3-
4 tangan kanan
ukel kebawah
28. Jinjit ukel Kedua kaki jinjit 1x8
kedua tangan
nyempurit, putar
tangan kemudian
mengtang

Lampiran 11. Lembar Wawancara Masyarakat Desa Bukur

Nama Narasumber : Frida


Jabatan : Penari dan Anggota Sanggar Pendhopo
No. Paragraf Ragam Gerak

1. Pembuka a. laksamana sembah (5x8)


Lumaksana Awal b. laksamana putar tangan
ingsut (3x8)
c. trisik sekar suwun (2x8)
d. pentangan mubeng (1x8)
e. sekar suwun lampah (4x8)
f. lampah asta samping
(4x8)
g. trisik restu (1x8)
h. singget insut (2x8)
2. Inti a. solah 1 (4x8)
Solah Sembah b. solah 2 (4x8)
c. trisik kipat sampur (2x8)
d. putar tangan sang agung
(2x8)
e. kengser temu (1x8)
f. sembah duduk (1x8)
g. asta sesuwun (*1x8)
h. asta Padma (2x8)
i. asta ing ujung (1x8)
j. ukel jiwa rasa (2x8)
k. asta cakra (2x8)
l. leyeg gejog tengen ( 1x8)
m. singget kebyak kebyok
(1x8)

86
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

n. perangan (2x8)
o. trisik surung sampur (1x8)
3. Akhir a. adeg ndoding (2x8)
Adeg Ndoding b. ngleyek Padma pentangan
(1x8)
c. seblak siji (2x8)
d. ukel suwun atas (1x8)
e. jinjit ukel.(1x8)

Lampiran 14. Hasil Analisis


Struktur gerak tari Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari gerak gerak yang

disusun sedemikian rupa, yang terdiri dari unsusr gerak, motif gerak, ragam gerak,

paragraph gerak. Unsur gerak yang terdapat dalam tari Bedhaya Sri Tanjung

terdiri dari unsur gerak kepala yang terdiri dari 3 (tiga) unsur gerak kepala yaitu

unsur gerak kepala tolehan, nunduk dan madep ngarep. Unsur gerak badan yang

terdiri dari dua gerakan badan yaitu ngleyek, jejek. Unsur gerak tangan yang

terdiri dari tiga puluh enam (36) gerak pada unsur tangan yaitu nyempurit, ngiting,

mentang, ukel pusar, njimpit sampur, sambah dodo, kebyak kebyok, ngolong

sampur, ndoding, seblak sampur, asta narik, asta samping 1, asta samping 2,

nyempurit mentang siji, asta pundak, putar tangan sang agung 1, putar tangan

sang agung 2, asta suwun, asta sesuwun, asta Padma, asta ing ujung 1, asta ing

ujung 2, ukel jiwa rasa, asta cakra 1, asta cakra 2, asta nunjuk, cekel sampur,

singget kebyak, jimpit ukel sampur, cekel sampur samping, mentang sampur,

ndoding jimpit sampur, asta usap, nyempurit walik, asta ing ujung 3. Unsue gerak

kaki terdiri dari tujuh gerak, yaitu napak, mancat, trisik, jengkeng, gejog, mendak,

kengser.

Motif gerak yang terdapat dari tari Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari empat

puluh enam yang terbagi menjadi motif statis dan motif dinamis yaitu motif statis

87
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

tari Bedhaya Sri Tanjung ada 25 Motif statis, yaitu putar tangan sang agung 1,

asta pusar,putar tangan sang agung 2, asta usap mendak, njinjit ngolong sampur,

jengkeng sampur, sembah duduk 1, sembah duduk 2, asta sesuwun, asta Padma,

jengekeng mentang siji, asta ing ujung 1, asta ing ujung 2, ukel jiwa rasa, asta

cakara 1, asta nunjuk, asta cakra 2, adeg doding, ngleyeg Padma, Padma petang,

seblak siji, ukel suwun, ukel asta, jinjit ukel, mentang mubeng. Motif dinamis tari

Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari 21 susunan motif gerak yaitu, lumaksana

sembah, lumaksanan putar, trisik sekar suwun, lampah asta samping gejug 1,

lampah asta usap, lampah mentang siji, lampah asta ukel, lampah asta samping,

lampah asta jinjit, lampah asta samping leyeg, pentangan mubeng, lampah asta

pundak, lampah mentang siji mubeng, lampah singget kebyak 1, lampah singget

kebyak 2, singget walik, lampah asta samping gejug 2, lampah mentang sampur,

kengser mentang siji, kengser asta pundak.

Ragam gerak pada tari Bedhaya Sri Tanjung terdiri dari dua puluh delapan

ragam gerak yaitu, lumaksana sembah, lumaksana putar tangan ingsut, trisik

sekar suwun, pentangan mubeng, sekar suwun lampah, lampah asta samping,

trisik restu, singget insut, solah 1, soalah 2, trisik kipat sampur, putar tangan

sang agung, kengser temu, sembah duduk, asta sesuwun, asta Padma, asta ing

ujung, ukel jiwa rasa, asta cakra, leyeg gejog tengen,singget kebyak kebyok,

perangan,trisik surung sampur adeg ndoding, ngleyek Padma pentangan, seblak

siji, ukel suwun asta, jinjit ukel.

Paragraf gerak tari Bedhaya Sri Tanjung dibagi menjadi tiga bagian yaitu

gerak pembuka, gerak isi, gerak penutup. Ragam gerak pembuka tari Bedhaya Sri

Tanjung yaitu, lumaksana sembah, lumaksana putar tangan ingsut, trisik sekar

suwun, pentangan mubeng, sekar suwun lampah, lampah asta samping, trisik

88
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

restu, singget insut. Gerak inti dari tari Bedhaya Sri Tanjung terdapat pada saat

gerak sembah duduk, yang terdiri dari solah 1, solah 2, trisik kipat sampur, putar

tangan sang agung, kengser temu, sembah duduk, asta sesuwun, asta Padma, asta

ing ujung, ukel jiwa rasa, asta cakra, leyeg gejog tengen,singget kebyak kebyok,

perangan, trisik surung sampu. Gerak penutup dari tari Bedhaya Sri Tanjung

yaitu, adeg ndoding, ngleyek Padma pentangan, seblak siji, ukel suwun asta, jinjit

ukel.

Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian


Foto Aula Latihan

Wawancara dengan pemusik Tari Bedhaya Sri tanjung

89
Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA), xxx(xxx), xxx, xx–xx

Pelatih Tari Bedhaya Sri tanjung

RIWAYAT HIDUP

Intan Cahyaningtyas, lahir di Blitar 28 Maret 1996. Anak ketiga dari


pasangan Bapak Soeparno Hersan Rijanto dan Ibu Suryati. Pendidikan dasar
ditempuh di SDN 1 Bendo, tamat pada tahun 2008. Pendidikan menengah pertama
ditempuh di SMPN 2 Srengat, tamat pada tahun 2011. Pendidikan menengah atas
di SMAN Kademangan.
Menempuh jenjang perkuliahan pada tahun 2014 di Universitas Negeri
Malang, Fakultas Sastra, Jurusan Seni dan Desain program studi Pendidikan Seni
Tari dan Musik selesai pada tahun 2021. Semasa menjadi mahasiswa penulis aktif
mengikuti kegiatan berkesenian khususnya seni tari di beberapa kelompok
kesenian yang ada di Malang dan Blitar.

90

Anda mungkin juga menyukai