Anda di halaman 1dari 24

ADANGIYAH DALAM GENDING GAYA YOGYAKARTA

KAJIAN GARAP KARAWITAN

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan


guna mencapai derajat Sarjana S-I Program Studi Seni Karawitan
Kompetensi Pengkajian Karawitan

Oleh:
Agung Sutrisno
1610611012

JURUSAN KARAWITAN
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2021
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Adangiyah dalam Gending Gaya Yogyakarta


Kajian Garap Karawitan” ini telah diterima oleh Dewan Penguji
Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta
pada tanggal 22 Juli 2020.

Dr. Bayu Wijayanto, S.Sn., M.Sn.


Ketua

Dra. Tri Suhatmini R, M.Sn.


Anggota/Pembimbing I

Asep Saepudin, S.Sn., M.A.


Anggota/Pembimbing II

Anggota/Penguji Ahli

Mengetahui
Dekan Fakultas Seni Pertunjukan

Siswadi, M.Sn.
NIP. 19591106 198803 1 001
PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

1. Ayah tercinta Bapak Triwigati


2. Ibu tercinta Ibu Sunarti
3. Simbah yang sekaligus ibu keduaku Mbah Sarilah
4. Kedua Adikku tersayang Dwi Lestari Endang Pratitis dan
Agil Gati Pamungkas
5. Seluruh kawan Jineman (Karawitan Angkatan 2016)
6. Seluruh Mahasiswa Jurusan Karawitan
MOTTO

Seburuk Apapun Diriku


Selalu Tegakkan Sholat
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak


terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
sarjana di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan
penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Juli 2021

Agung Sutrisno
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir ini dengan lancar. Karya tulis dengan judul

“Adangiyah dalam Gending Gaya Yogyakarta Kajian Garap

Karawitan” ini merupakan salah satu syarat mencapai kelulusan

bagi mahasiswa Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Harapan penulis semoga

laporan ini berguna dan menambah pengetahuan bagi para

pembaca. Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa

karya tulis ini masih banayak kekurangan serta masih jauh dari

kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran bagi para pembaca demi perbaikan dan tambahan

wawasan untuk penulis yang lebih baik diwaktu selanjutnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak, tugas akhir ini tidak akan

terselesaikan ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu

perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Pengelola Jurusan Karawitan yang terdiri dari Dr. Bayu

Wijayanto, S.Sn., M.Sn. selaku ketua Jurusan Karawitan

dan Anon Suneko, S.Sn, M.Sn. selaku sekertaris

Jurusan Karawitan, yang telah memberikan bimbingan


serta motivasi tugas akhir dapat terselesaikan dengan

baik.

2. Dra. Tri Suhatmini R., M.Sn. dan Asep Seapudin, S.Sn.,

M.A. selaku Dosen pembimbing II selaku Dosen

pembimbing I yang telah meluangkankan waktu untuk

membimbing tugas akhir ini, serta memberikan saran

dan pengarahan. Sehingga tugas akhir ini dapat

terselesaikan.

3. Marsudi, S.Kar., M.Hum. selaku dosen wali yang selalu

memberikan dukungan dalam perkuliahan dan

memberikan motivasi mengerjakan penulisan ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Karawitan yang telah

memberikan motivasi serta saran-saran dalam proses

kuliah hingga menempuh tugas akhir.

5. Ayah dan Ibu tercinta yang telah banyak memberikan

motivasi, moril, material, dan arahan dan segalanya yang

tidak terhitung, sehingga dapat mengantarkan penulis

dalam menyelesaikan studi di Jurusan karawitan FSP ISI

Yogyakarta.

6. Teman-teman angkatan 2016, yang selalu memberikan

semangat satu sama lain untuk tugas akhir ini sehingga

skripsi ini dapat selesai tepat waktu.


7. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan

dalam bentuk apapun demi kelancaran proses

penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi seluruh

pembaca, khususnya Jurusan Seni Karawitan Fakultas Seni

Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Penulis

menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna,

sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan dan tambahan wawasan untuk

penulisan yang lebih baik di waktu yang akan datang.

Yogyakarta, 2021

Agung Sutrisno
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN.........................................................iii
PERSEMBAHAN.....................................................................iv
MOTTO...................................................................................v
KATA PENGANTAR...............................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................viii
DAFTAR TABEL.....................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.................................................................x
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL......................................xi
INTISARI..............................................................................xii

BAB I. PENDAHULUAN....................................................
A. Latar Belakang......................................................
B. Rumusan Masalah.................................................
C. Tujuan Penelitian..................................................
D.Manfaat Penelitian.................................................
E. Tinjauan Pustaka..................................................

BAB II. LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN


A. Landasan Teori.....................................................
B. Metode Penelitian..................................................

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................

BAB IV. PENUTUP ...........................................................


A. Kesimpulan..........................................................
B. Saran ...................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................


DAFTAR ISTILAH.....................................................................
LAMPIRAN...............................................................................
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL

A. Daftar Singkatan

B. Daftar Simbol

p. : Kempul
n. : Kenong
=. : Kethuk
G. : Siyem
g. : Gong Ageng
_._ : Pengulangan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah adangiyah belum banyak dibahas dalam dunia

karawitan, padahal sebagai pelaku karawitan tentu tidak asing

dengan istilah adangiyah. Pengertian adangiyah dibagi menjadi

dua, yaitu pengertian adangiyah menurut kamus Bausastra Jawa

dan pengertian adangiyah dalam dunia karawitan. Menurut

Kamus Bausastra Jawa, adangiyah memiliki arti pandonga,

pamuji, atau bebukaning layang (W.J.S. Poerwadarminta, 1939),

sedangkan di dalam dunia karawitan, adangiyah merupakan

suatu kalimat lagu atau melodi sebelum buka yang disajikan oleh

instrumen bonang atau rebab (Hastanto, 2009).

Sri Hastanto menjelaskan bahwa terdapat beberapa

komposisi yang termasuk ke dalam pendukung sajian gending

yaitu lagu-lagu pendek maupun panjang yang pada umumnya

berirama ritmis dan disajikan oleh beberapa gabungan instrumen.

Adapun yang diklasifikasikan ke dalam pendukung sajian gending

antara lain: thinthingan gender, grimingan gender, senggrengan

rebab, pathetan, sendhon, ada-ada, dan adangiyah (Hastanto,

2009). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa

adangiyah merupakan salah satu pendukung sajian gending.


Mloyowidodo dalam bukunya yang berjudul Gendhing-

Gendhing Jawa Gaya Surakarta hanya menyebutkan bahwa

struktur balungan gendhing dimulai dari buka, merong, umpak

atau umpak inggah, dan suwuk. Dalam buku tersebut tidak

dijelaskan tentang adangiyah. Selain itu, Martopangrawit dalam

bukunya yang berjudul Catatan-catatan Pengetahuan Karawitan

juga hanya menyebutkan adangiyah pelog lima tanpa penjelasan

lebih lanjut.

Adangiyah gending soran yang disajikan oleh instrumen

bonang banyak dijumpai pada gending-gending Gaya Yogyakarta.

Hal ini dikarenakan di Yogyakarta memiliki lebih banyak gending

soran dibanding gending lirihan. Sedang Adangiyah pada gending

lirihan yang disajikan oleh instrumen rebab pada gending Gaya

Yogyakarta memiliki banyak kesamaan dengan adangiyah Gaya

Surakarta. Hal ini dikarenakan banyak empu-empu karawitan

Yogyakarta yang belajar rebab di Surakarta (Trustho, 2021).

Struktur penyajian gending Gaya Yogyakarta pada

umumnya terdiri dari buka, lamba, dados, pangkat dhawah,

dhawah, dan suwuk. Setiap laras dan patet juga memiliki

adangiyah yang berbeda, namun kebanyakan gending yang

menggunakan adangiyah adalah gending yang berlaras pelog.

Selain itu, gending yang menggunakan adangiyah adalah gending

tengahan dan gending ageng atau bisa dikatakan bentuk gending


yang memiliki bentuk setingkat kendhangan candra, kendhangan

sarayudha, kendhangan jangga, dan kendhangan semang ke atas

(Trustho, 2021). Oleh karena itu dapat diketahui bahwa tidak

semua gending menggunakan adangiyah dalam penyajiannya.

Berdasarkan uraian dan kompleksitas di atas dapat

diamati bahwa adangiyah tidak disajikan pada setiap penyajian

gending dan belum ada identifikasi yang spesifik mengenai ciri-ciri

gending yang menggunakan adangiyah dalam struktur

penyajiannya. Atas dasar tersebut, penulis tertarik untuk

mengkaji mengenai adangiyah dalam penyajian gending

khususnya Gaya Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dan uraian pada latar belakang

masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut.

1. Bagaimana kedudukan musikal serta fungsi adangiyah

dalam struktur penyajian gending Gaya Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Mendeskripsikan kedudukan musikal serta fungsi

adangiyah dalam struktur penyajian gending Gaya

Yogyakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka penulis lakukan agar tidak terjadi

pengulangan terhadap penelitian-penelitian sebelumnya dan

bertujuan untuk memetakan serta mengembangkan objek yang

akan diteliti. Tulisan tentang adangiyah dalam bentuk penelitian

ilmiah memang jarang ditemukan, namun terdapat beberapa

tulisan terkait dengan penelitian ini yang dapat digunakan sebagai

kontribusi, di antaranya adalah sebagai berikut.

Suraji dalam jurnal penelitiannya yang berjudul

“Adangiyah Dalam Gendhing-Gendhing Gaya Surakarta”

menjelaskan tentang adangiyah dalam gending tradisi dan

adangiyah yang berkaitan dengan penulisan aksara jawa.

Penelitian ini juga menjelaskan tentang penerapan adangiyah

dalam bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat jawa

dan dalam gending-gending Jawa, khususnya Gaya Surakarta.

Selain itu, Suraji juga mengidentifikasi gending-gending Gaya

Surakarta yang menggunakan adangiyah. Kesamaan tulisan ini

dengan tulisan penulis ialah mengidentifikasi ciri-ciri gending yang

menggunakan adangiyah. Perbedaan tulisan ini dengan tulisan


penulis ialah pada gaya. Tulisan ini merujuk pada Gaya

Surakarta, sedangkan tulisan penulis merujuk pada Gaya

Yogyakarta.

Sri Hastanto dalam bukunya yang berjudul Konsep Pathet

dalam Karawitan Jawa tahun 2009, menjelaskan bahwa terdapat

beberapa pendukung sajian gending, antara lain: thinthingan

gender, grimingan gender, senggrengan rebab, pathetan, sendhon,

ada-ada, dan adangiyah. Lebih lanjut, Sri Hastanto

mendikotomikan adangiyah ke dalam laras slendro dan pelog.

Adangiyah di dalam laras slendro dibagi menjadi tiga yaitu

adangiyah nem, adangiyah sanga, dan adangiyah manyura,

sedangkan di dalam laras pelog dibagi menjadi adangiyah lima dan

adangiyah nem.

Bram Palgunadi dalam bukunya yang berjudul Serat

Kandha Karawitan Jawi, Gamelan dan Ricikan, menjelaskan

tentang ricikan rebab dan fungsinya. Instrumen rebab erat

kaitannya dengan adangiyah karena kalimat lagu adangiyah salah

satunya dimainkan oleh rebab, sehingga penulis menggunakan

buku ini sebagai salah satu tinjauan pustaka.

Rahayu Supanggah dalam bukunya yang berjudul

Bothekan Karawitan II: Garap tahun 2009, menjelaskan tentang

garap yaitu sistem atau rangkaian kegiatan seseorang dan suatu

kelompok. Terdiri dari beberapa tahapan atau kegiatan yang


berbeda, masing-masing bagian atau tahapan yang memiliki

spesifikasi dalam setiap peran. Selain itu Rahayu Supanggah juga

mengklasifikasikan jenis susunan balungan menjadi 10, antara

lain: balungan mlaku, nibani, nggantung, mlesed, dhelik, tikel,

ngadhal, pin mundur, maju kembar, dan pancer. Penulis

menggunakan klasifikasi tersebut untuk mengidentifikasi susunan

balungan yang terdapat pada buka gending.

Martopangrawit dalam diktatnya yang berjudul

“Pengetahuan Karawitan I” menjelaskan tentang patet serta garap

dalam karawitan Jawa. Selain itu juga menjelaskan tentang

struktur penyajian gending-gending tradisi Jawa, yang erat

kaitannya dengan topik yang akan dibahas dalam penelitian ini

yaitu tentang adangiyah.

Buku Gending-gending Karawitan Gaya Yogyakarta: Wiled

Berdangga Laras Pelog tahun 2015. Buku ini berisi tentang notasi

gending-gending berlaras pelog Gaya Yogyakarta. Buku ini penulis

gunakan untuk mengumpulkan sampel gending-gending dan

sebagai acuan penulisan notasi.


BAB II
LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN

A. Landasan Teori

Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas

tentang adangiyah dalam gending Gaya Yogyakarta. Adapun

beberapa tulisan yang dijadikan landasan teori pada penelitian ini

adalah sebagai berikut.

Menurut Martopangrawit rebab memiliki fungsi sebagai

pamurba lagu yang meliputi menentukan lagu dan buka untuk

gending-gending rebab. Selain hal di atas, memilih gending,

memilih laras, dan menentukan ngelik juga merupakan kuasa

rebab (Martopangrawit, 1975). Menurut Sri Hastanto, rebab

memiliki fungsi sebagai pamurba yatmaka. Pamurba memiliki arti

yang berkuasa atas sesuatu, jadi pamurba yatmaka ialah yang

mempunyai kekuasaan penuh atas jiwa atau rasa (Hastanto,

2009).

Rasa di dalam karawitan erat kaitannya dengan laras serta

patet yang digunakan dalam suatu penyajian gending. Rasa patet

tidak terdapat di dalam notasi gending, melainkan terdapat di

dalam sanubari pendengar yang telah dibentuk oleh lagu rasa

pathet, antara lain: thinthingan, senggrengan, pathetan,


adangiyah, grambyangan, dan sebagainya, sehingga merasakan

rasa seleh pada nada tertentu (Hastanto, 2009).

B. Metode Penelitian

1. Pengumpulan data

Pada tahapan ini penulis mengumpulkan semua data

penting yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti. Adapun

beberapa langkah pengumpulan data meliputi observasi,

wawancara, studi pustaka, serta dokumentasi sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi dilakukan oleh penulis dengan meninjau objek

penelitian secara cermat. Observasi atau pengamatan langsung

sangat bermanfaat untuk mengungkap data-data baik musikal

maupun non-musikal yang tidak dapat diperoleh dengan teknik

lain. Pada tahapan ini, penulis melihat langsung pengrebab

memainkan instrumen rebab dalam karawitan Jawa khususnya

rebaban adangiyah berlaras pelog. Observasi dilakukan pada

tanggal … di … dalam rangka … .

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu kegiatan melakukan

melakukan tanya jawab secara langsung kepada narasumber yang

berkatian dengan topik peneletian ini. Wawancara dilakukan

dengan harapan dapat mengumpulkan informasi lisan tentang


rebab dalam karawitan Jawa. Adapun narasumber yang dituju

oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Teguh atau K.R.T. Widodonagoro, 63 tahun, Giligan RT

01 RW 09, Rejoso, Jogonolanan, Klaten, Jawa Tengah,

merupakan staf pengajar Jurusan Karawitan Fakultas

Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta

sekaligus abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta.

Adapun hasil wawancara yang didapatkan adalah

informasi tentang adangiyah Gaya Surakarta.

2. Trustho atau K.M.T. Radyobremoro 64 tahun, Kaloran,

Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, D.I. Yogyakarta,

merupakan staf pengajar Jurusan Karawitan Fakultas

Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta

sekaligus abdi dalem Pura Pakualaman. Adapun hasil

wawancara yang didapatkan adalah informasi tentang

adangiyah Gaya Yogyakarta.

3. Sumanto Susilo Madyo, 43 tahun, Balai Sukowati, Jalan

Rotowijayan No. 3, Kraton, Yogyakarta, merupakan abdi

dalem Keraton Kasultanan Yogyakarta. Adapun hasil

wawancara yang didapatkan ialah mengenai adangiyah

gaya Yogyakarta.

4. Agus Suseno atau

c. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan langkah yang dilakukan dengan

data tertulis dari penelitian–penelitian sebelumnya guna

membantu dan dijadikan sebagai bahan informasi pada

permainan adangiyah. Selain itu, tahapan ini juga dilakukan

sebagai pijakan dan pengembangan kajian agar berbagai

permasalahan pada penelitian selalu dalam wilayah kajian ilmiah

(Rachmasari, 2019). Studi pustaka ini dilakukan dengan mencari

referensi yang dijadikan sebagai acuan sekaligus pelengkap data di

perpustakaan Jurusan Karawitan ISI Yogyakarta dan UPT

Perpustakaan ISI Yogyakarta.

d. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data audio dan

visual menggunakan alat perekam audio visual serta pengambilan

foto atau gambar meggunakan kamera digital. Pendokumentasian

tersebut dilakukan ketika saat praktik dalam mata kuliah

Karawitan Ageng Yogyakarta di ISI Yogyakarta. Hal ini dilakukan

oleh penulis karena ISI Yogyakarta merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang melestarikan seni karawitan sehingga penulis

dapat mendapatkan informasi dari kegiatan kuliah.

2. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, penulis melakukan analisis

data. Analisis dilakukan pada sampel gending antara lain gending

…, gending …, dan gending … . Penulis melakukan analisis serta


pengamatan secara komprehensif sehingga dapat menemukan ciri-

ciri gending yang menggunakan adangiyah.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Adangiyah
1. Pengertian Dalam Bahasa dan Aksara Jawa
2. Pengertian Musikal
B. Instrumen Yang memainkan Adangiyah
1. Rebab
2. Bonang
C. Struktur Penyajian dalam Gending Karawitan
D. Bentuk Gending dalam Karawitan
E. Adangiyah Bonang
F. Adangiyah Rebab
G. Macam Macam Adangiyah
H. Notasi Adangiyah
I. Analisis Ciri Ciri Gending Yang Menggunakan Adangiyah
J. Penerapan Adangiyah Dalam Karawitan
K. Kedudukan Adangiyah Dalam Karawitan
L. Gending Gending Yang Menggunakan Adangiyah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai