Anda di halaman 1dari 109

METODE PEMBELAJARAN TARI RATOEH JAROE

PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER


DI MAN 1 YOGYAKARTA

Oleh:
Iqbal Assegaf
1610080017

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN


JURUSAN PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2020

i
METODE PEMBELAJARAN TARI RATOEH JAROE
PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
DI MAN 1 YOGYAKARTA

Skripsi
untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai kelulusan Sarjana S1 pada
Jurusan Pendidikan Seni Pertunjukan

Oleh:
Iqbal Assegaf
1610080017

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN


JURUSAN PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2020

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Metode Pembelajaran Tari “Ratoeh Jaroe” pada


Kegiatan Ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta” diajukan oleh Iqbal Assegaf
Prodi S1 Pendidikan Seni Pertunjukan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni
Indonesia Yogyakarta (Kode Prodi 188209) telah dipertanggungjawabkan di
depan Tim Penguji Skripsi pada tanggal 15 Juli 2020 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diterima.

Pembimbing I

Drs. Untung Muljono, M. Hum.


NIP. 19570112 198703 1 001/
NIDN. 0019095801

Pembimbing II

Drs. Sarjiwo, M. Pd.


NIP. 19610916 198902 1 001/
NIDN. 0016096109

Penguji Ahli

Dr. Bambang Pudjasworo, S.S.T.,


M.Hum.
NIP. 19570909 198012 1 001/
NIDN. 0009095701

Ketua Jurusan

Dr. Drs. Nur Iswantara, M. Hum.


NIP. 19640619 199103 1 001/
NIDN. 0019066403
Mengetahui,
Dekan Fakultas Seni Pertunjukan
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Siswadi, M. Sn.

iii
NIP: 19591106 198803 1 001

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Iqbal Assegaf

Nomor Induk Mahasiswa : 1610080017

Program Studi : Pendidikan Seni Pertunjukan

Fakultas : Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis ini merupakan hasil karya saya sendiri

dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 16 Juli 2020


Yang menyatakan pernyataan

Iqbal Assegaf
NIM : 1610080017

iv
HALAMAN MOTTO

“Perubahan tidak akan terjadi jika kita menunggu orang lain atau waktu yang

lain. Kitalah yang ditunggu-tunggu, kita adalah perubahan yang dicari.”

- Barack Obama -

“When I was 5 years old, my mother always told me that happiness was the key

to life. When I went to school, they asked me what I wanted to be when I grew

up. I wrote down ‘happy’. They told me I didn’t understand life.”

- John Lennon -

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang memberikan

kemudahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini sebagai persyaratan

memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas

Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Skipsi ini saya

persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu tercinta

2. Kakak yang saya banggakan

3. Institut Seni Indonesia Yogyakarta

4. Nusa dan Bangsa

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang mendalam penulis sampaikan kepada Allah SWT yang

telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

Skripsi dengan judul “Metode Pembelajaran Tari Ratoeh Jaroe” pada Kegiatan

Ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta”. Sholawat serta salam kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa umat menuju zaman yang terang

benderang penuh dengan ilmu pengetahuan. Adapun halangan dalam proses

penulisan skripsi ini yaitu berupa pandemi virus corona yang menyebabkan

terganggunya proses pengumpulan data.

Penyusunan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan

dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan

Seni Pertunjukan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan

kepada:

1. Dr. Drs. Nur Iswantara, M. Hum. selaku Ketua Jurusan dan Ketua Tim

Penguji Program Studi S1 Pendidikan Seni Pertunjukan.

2. Drs. Untung Muljono, M. Hum. selaku Dosen Pembimbing I, yang

memberikan waktu dan perhatian dalam memberikan bimbingan dan

pengarahan untuk menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini.

3. Drs. Sarjiwo, M. Pd. selaku Dosen Wali dan Dosen Pembimbing II, yang

telah membimbing sejak awal kuliah dan memberikan saran serta

masukan dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi ini.

vii
4. Terima kasih kepada dosen-dosen Jurusan Pendidikan Seni Pertunjukan

yang telah memberikan ilmunya selama penulis menempuh studi S-1 di

Jurusan Pendidikan Seni Pertunjukan Fakultas Seni Pertunjukan Institut

Seni Indonesia Yogyakarta.

5. Fellalia Hasna Hanifah, S. Sos. selaku Pelatih Ekstrakurikuler Tari

Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta, dan siswa peserta esktrakurikuler

tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta yang telah membantu

memperlancar proses penelitian.

6. Orang tua dan saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan

baik moril dan materil selama masa pendidikan.

7. Teman-teman baikku Sanes, Lia, Galuh, Virgiawan, Rachma, Anis, Teja,

Singgih, Ardan, Chandra yang selalu memberikan dukungan.

8. Teman-teman Rampoe UGM dalam Diplomasi Budaya Jilid V dari ke

Korea Selatan yang selalu memberikan semangatnya.

Penulis berharap Tugas Akhir Skripsi ini dapat menjadi informasi bagi

pembaca atau pihak lain yang membutuhkan, serta memberi manfaat bagi dunia

pendidikan ke depannya. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas

Akhir Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran

yang membangun sangat diharapkan.

Yogyakarta, 16 Juli 2020


Penulis,

Iqbal Assegaf
NIM: 1610080017

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...........................................iv

HALAMAN MOTTO..............................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................vi

KATA PENGANTAR...........................................................................................vii

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi

DAFTAR TABEL................................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv

ABSTRAK.............................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................6

C. Tujuan.............................................................................................................6

D. Manfaat Penelitian..........................................................................................6

E. Sistematika Penulisan.....................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................9

A. Landasan Teori...............................................................................................9

1. Pengertian Pembelajaran...........................................................................9

2. Metode Pembelajaran..............................................................................12

3. Pengertian Tari........................................................................................17

ix
B. Penelitian yang Relevan...............................................................................18

C. Kerangka Berpikir........................................................................................20

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................22

A. Objek dan Subjek Penelitian.........................................................................22

B. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................23

C. Prosedur Penelitian.......................................................................................23

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...................................................24

E. Teknik Validasi dan Analisis Data...............................................................25

F. Indikator Capaian Penelitian........................................................................28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................29

A. Hasil Penelitian.............................................................................................29

1. Gambaran Umum MAN 1 Yogyakarta...................................................29

2. Ekstrakurikuler Tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta.....................48

3. Metode Pembelajaran..............................................................................54

4. Hambatan-Hambatan...............................................................................58

B. Pembahasan..................................................................................................58

1. Metode Pembelajaran..............................................................................58

2. Hambatan-Hambatan...............................................................................65

BAB V PENUTUP.................................................................................................67

A. Kesimpulan...................................................................................................67

B. Saran.............................................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................70

DAFTAR ISTILAH...............................................................................................73

LAMPIRAN...........................................................................................................75

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir.....................................................................21


Gambar 2. Halaman depan gedung MAN 1 Yogyakarta.......................................29
Gambar 3. Struktur Organisasi MAN 1 Yogyakarta..............................................40
Gambar 4. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta foto
bersama setelah tampil di acara Masa Ta’aruf Siswa Madrasah 2020..................48
Gambar 5. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe tampil di depan Menteri Agama
Republik Indonesia dalam acara Peresmian Gedung SBSN 2020.........................52
Gambar 6. Metode Latihan (Drill) merupakan salah satu metode yang digunakan
dalam pembelajaran tari Ratoeh Jaroe di ekstrakurikuler MAN 1 Yogyakarta....55
Gambar 7. Metode Jigsaw (Tim Ahli) yang tengah dipraktekkan dalam
pembelajaran ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta...............56
Gambar 8. Proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada
ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta......................................57
Gambar 9. Metode bamboo dancing pada pembelajaran ekstrakurikuler tari
“Ratoeh Jaroe” di MAN 1 Yogyakarta..................................................................58
Gambar 10. Alat musik Rapa'i sebagai pengiring tari Ratoeh Jaroe bersama
dengan vokal Syeh atau Syehi...............................................................................89
Gambar 11. Kostum tari Ratoeh Jaroe..................................................................89
Gambar 12. Tim ekstrakurikuler tari "Ratoeh Jaroe" MAN 1 Yogyakarta dalam
acara Keakhwatan UGM........................................................................................90
Gambar 13. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe tampil di acara DBL
Yogyakarta.............................................................................................................90
Gambar 14. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe tampil di Acara MAN 1
Yogyakarta.............................................................................................................91
Gambar 15. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe tampil dalam acara Muslimah
Beauty di UGM......................................................................................................91
Gambar 16. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta tampil
dalam acara Live Audition Teh Pucuk School Jam................................................92

xi
Gambar 17. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta tampil di
acara Mosaic MANSA...........................................................................................92

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sejarah singkat MAN 1 Yogyakarta........................................................33


Tabel 2. Nilai-nilai Karakter dalam Kurikulum Pendidikan..................................37
Tabel 3. Status dan luas tanah MAN 1 Yogyakarta...............................................38
Tabel 4. Daftar Guru Matematika di MAN 1 Yogyakarta.....................................40
Tabel 5. Daftar Guru Bahasa Indonesia MAN 1 Yogyakarta................................40
Tabel 6. Daftar Guru Bahasa Arab, Bahasa Inggris Bahasa Jawa dan Bahasa
Asing......................................................................................................................41
Tabel 7. Daftar Guru IPA (Fisika, Kimia, Biologi)...............................................41
Tabel 8. Daftar Guru IPS (Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Geografi)......................41
Tabel 9. Daftar Guru PKn dan BK.........................................................................42
Tabel 10. Daftar Guru Akidah Akhlak, Al-Qur’an Hadits, Fikih, Tahfidz............42
Tabel 11. Daftar Guru Bimbingan TIK dan Pesjasorkes.......................................42
Tabel 12. Daftar Ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta......................................43
Tabel 13. Daftar Perguruan Tinggi yang telah menerima lulusan MAN 1
Yogyakarta Tahun 2018/2019................................................................................44
Tabel 14. Daftar prestasi siswa MAN 1 Yogyakarta tingkat nasional...................45
Tabel 15. Daftar prestasi siswa MAN 1 Yogyakarta tingkat internasional...........46
Tabel 16. Daftar prestasi siswa MAN 1 Yogyakarta bidang olahraga...................46
Tabel 17. Daftar prestasi siswa MAN 1 Yogyakarta bidang sosial.......................46
Tabel 18. Daftar prestasi siswa MAN 1 Yogyakarta bidang sains........................47
Tabel 19. Daftar Peserta Aktif Ekstrakurikuler Tari Ratoeh Jaroe di MAN 1
Yogyakarta.............................................................................................................50
Tabel 20. Daftar Prestasi Lomba/Penampilan Ekstrakurikuler Tari Ratoeh Jaroe
MAN 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020......................................................53

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian...............................................................................75


Lampiran 2. Hasil Observasi..................................................................................76
Lampiran 3. Transkrip Wawancara........................................................................
78
Lampiran 4. Hasil Dokumentasi............................................................................
88
Lampiran 5. Dokumentasi..................................................................................... 89

xiv
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1). Mendeskripsikan metode pembelajaran


yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1
Yogyakarta, dan (2). Mendeskripsikan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh
kelompok kegiatan ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta
terkait metode pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek
penelitian ini adalah metode pembelajaran tari Ratoeh Jaroe, sedangkan peserta
ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta dan pelatihnya adalah
subjek penelitian ini. Lokasi penelitian yaitu di MAN 1 Yogyakarta. Teknik
pengumpulan data yang digunakan meliputi studi pustaka, observasi, wawancara,
dan studi dokumentasi. Teknik validasi data yang digunakan yaitu dengan
triangulasi sumber dan triangulasi metode, sedangkan analisis datanya meliputi
reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Ratoeh Jaroe pada kegiatan
esktrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi dan memberikan efektivitas dalam pembelajaran, metode tersebut yaitu:
(1). Metode ceramah, (2). Metode demonstrasi, (3). Metode latihan (drill), (4).
Metode tim ahli (jigsaw), (5). Metode eksperimen, dan (6). Metode bamboo
dancing. Hambatan kelompok kegiatan ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN
1 Yogyakarta dalam proses pembelajarannya yaitu mengenai manajemen waktu
dan tempat latihan.

Kata Kunci: Metode Pembelajaran, Tari Ratoeh Jaroe, Ekstrakurikuler

xv
xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang tentu mengenal seni dan membutuhkan seni, karena seni

merupakan kebutuhan rohani. Kepekaan terhadap seni ditentukan oleh banyaknya

pengalaman estetik yang telah dimilikinya, sehingga pengalaman tersebut akan

memudahkan seseorang berapresiasi dengan benar terhadap seni. Selanjutnya,

berkaitan dengan rasa peka seseorang memerlukan pengalaman berkesenian yang

dapat diperoleh dari sekolah, yang mampu membantu meningkatkan kemampuan

berapresiasi pada diri seseorang (Bastomi, 1985: 27).

Pengalaman berkesenian dapat diperoleh melalui pembelajaran seni di

sekolah yang merupakan mata pelajaran wajib, hal ini bertujuan untuk

meningkatkan kreativitas siswa dan membantu siswa untuk menyalurkan bakat

dan minatnya di bidang seni. Seni juga memiliki pengaruh penting terhadap

pembentukan mental maupun fisik peserta didik. Perilaku peserta didik juga dapat

terbentuk ke arah yang lebih baik karena seni dapat mengenalkan nilai-nilai dan

norma-norma yang ada dalam masyarakat kepada peserta didik.

Pembelajaran seni di sekolah pada umumnya diterapkan dalam kegiatan

kurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan proses belajar

mengajar antara guru dan siswa untuk mendalami materi-materi pelajaran yang

berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh

peserta didik (Samparona, 2013). Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014, kegiatan

1
ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler tambahan yang dilakukan oleh peserta

didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di

bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk

mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan

kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan

pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah memiliki macam-macam

kegiatannya, mulai dari olahraga, sains, dan seni.

Pembelajaran seni di sekolah terdapat beberapa cabang, yaitu seni teater,

seni musik, seni rupa dan seni tari. Adapun seni tari merupakan salah satu cabang

seni yang terdapat pada pembelajaran seni di sekolah. Seni tari merupakan

Ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah

(Soedarsono, 1992: 43). Gerak ritmis pada tari selalu didukung dan dituntun

dengan irama musik, oleh karena itu seni tari tidak dapat terlepas dari seni musik.

Gerak-gerak ekspresif pada seni tari adalah gerak-gerak yang indah yang diberi

bentuk dan ritme dari badan manusia dalam ruang (Bastomi, 1992: 43).

Pembelajaran seni tari di sekolah dapat diterapkan pada kegiatan kurikuler

maupun ekstrakurikuler. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang dapat

membawa hal positif bagi siswa. Siswa akan mampu berkreasi dan

mengembangkan minat dan bakatnya di bidang seni. Disamping itu Siswa juga

dilatih untuk membangun kerjasama dan menghargai seni budaya daerah termasuk

seni tari. Hal ini juga merupakan salah satu upaya membantu pemerintah dalam

melestarikan kesenian daerah. Salah satu sekolah yang mengadakan kegiatan

2
ekstrakurikuler seni tari di sekolahnya yaitu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1

Yogyakarta.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Yogyakarta merupakan lembaga

pendidikan yang didirikan pada tahun 1950, dan diselenggarakan oleh

Kementerian Agama dengan kurikulum yang sama dengan kurikulum SMA pada

umumnya. Ciri khusus MAN terdapat pada Pendidikan Agama Islam yang

mendapatkan prioritas yang lebih banyak dibanding dengan kurikulum yang

diterapkan di lingkungan SMA. MAN 1 Yogyakarta telah mengalami perubahan

nama sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 1950/1951 - 1954 (Sekolah Guru

Hakim Agama), 1954 - 1978 (Pendidikan Hakim Islam Negeri), dan 1978 –

sekarang (Madrasah Aliyah Negeri). Seiring dengan perjalanan waktu dan

berbagai perubahan kurikulum nasional untuk tingkat pendidikan menengah

(SMA), MAN 1 Yogyakarta mampu menunjukkan jati dirinya sebagai sekolah

Agama Islam setingkat SMA yang dikelola oleh Departemen Agama. MAN 1

Yogyakarta merupakan idola terhadap dunia Pendidikan Islam, dengan siswa

peserta didik kurang lebih 30 % berasal dari luar D.I. Yogyakarta terutama yang

berbasis pesantren dan lingkungan Agama Islamnya berakar kuat seperti Demak,

Kudus, Pantura dan lain-lain. Lulusan MAN 1 Yogyakarta telah banyak yang

berhasil melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi baik Perguruan Tinggi

Negeri (PTN) dan PTS (perguruan Tinggi Swasta) di dalam negeri ataupun di luar

negeri seperti di Al-Azhar (Mesir), Pakistan, Kuwait, dan lainnya (dikutip dari

https://manyogya1.sch.id/page/2020/2/sejarah-singkat.html).

3
MAN 1 Yogyakarta memiliki berbagai kegiatan ekstrakurikuler, salah

satunya seni tari. Ekstrakurikuler seni tari di MAN 1 Yogyakarta memiliki nama

kelompok yaitu Ratoeh Alisa yang di dalamnya mengajarkan seni tari yang

berasal dari Aceh yaitu tari Ratoeh Jaroe. Ratoeh Jaroe berasal dari kata “Ratoeh”

(Berdzikir) dan “Jaroe” (Tangan) yang artinya berdzikir atau bernyanyi sambil

memainkan gerak tangan. Tari Ratoeh Jaroe diciptakan oleh Yusri Saleh atau

sering disapa dengan sebutan Dek Gam yang berasal dari Aceh. Gerakan yang ada

di tari Ratoeh Jaroe diangkat dari berbagai tarian yang ada di Aceh, seperti Rateb

Meuseukat, Likok Pulo, Rapa’i Geleng, dan tari asal Aceh lainnya. Tarian ini

ditarikan oleh perempuan minimal 8 orang. Tari ini memiliki arti mendalam, yaitu

mencerminkan puji-pujian dan dzikir kepada Allah SWT dan Rasulnya. Berikut

merupakan salah satu lirik lagu yang terdapat dalam tari Ratoeh Jaroe :

“Shallallahu’ala Nabi, ya Nabi.

Shallallhu’ala Rasul, ya Rasul.

Shallallahu’ala habibi.

Nabi Muhammad afdhalir Rasul.”

Hal tersebut membuat pihak MAN 1 Yogyakarta memilih tari Ratoeh

Jaroe sebagai tarian yang diajarkan di kegiatan ekstrakurikulernya, karena sesuai

dengan kaidah Agama Islam. Tari Ratoeh Jaroe telah berkembang pesat di

Yogyakarta, termasuk di MAN 1 Yogyakarta yang menjadikan tari Ratoeh Jaroe

sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dengan nama Ratoeh Alisa. Ratoeh

Alisa berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di sekolah

lainnya, karena di MAN 1 Yogyakarta dikelola dengan baik dan mandiri oleh para

4
siswa yang tergabung dalam keanggotaan Ratoeh Alisa. Ratoeh Alisa memiliki

jadwal rutin untuk latihan, yaitu setiap hari selasa dan rabu. Anggota aktifnya

berasal dari kelas X dan XI. Berbagai prestasi telah diraih oleh Ratoeh Alisa, yang

terdekat Ratoeh Alisa akan mengikuti Kompetisi Nasional yang diselenggarakan

oleh “Teh Pucuk Harum” sebagai perwakilan Provinsi Yogyakarta.

Tujuan pembelajaran seni tari Ratoeh Jaroe pada kegiatan ekstrakurikuler

dapat terwujud dengan adanya metode pembelajaran yang diterapkan dalam

proses pembelajaran. Metode pembelajaran yaitu seluruh perencanaan dan

prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang seringkali juga

terkait dengan pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan (Suyono dan

Hariyanto, 2012: 19). Umumnya diketahui bahwa Yogyakarta merupakan kota

budaya dengan berbagai keseniannya, terutama seni tari, namun MAN 1

Yogyakarta memilih tari Ratoeh Jaroe yang berasal dari Aceh sebagai tari yang

diajarkan di kegiatan ekstrakurikulernya. Tentunya untuk mengajarkan tari

Ratoeh Jaroe memiliki tantangan tersendiri, selain karena gerakan tarinya yang

bertempo lambat, cepat dan sangat cepat, sehingga mengharuskan semua siswa

untuk kompak dan disiplin. Mayoritas siswa MAN 1 Yogyakarta juga berasal dari

Yogyakarta, maka di dalam pembelajaran tari Ratoeh Jaroe pada kegiatan

ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta terdapat metode pembelajaran untuk

mengajarkan tari Ratoeh Jaroe yang berasal dari Aceh pada siswa yang mayoritas

berasal dari Yogyakarta agar tercapai keberhasilan dalam pembelajaran tersebut.

Hal ini yang menjadi daya tarik penulis untuk melakukan penelitian di MAN 1

Yogyakarta, berkaitan dengan metode pembelajaran tari Ratoeh Jaroe. Oleh

5
karena itu, penulis meneliti tentang metode pembelajaran tari Ratoeh Jaroe pada

kegiatan ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana metode pembelajaran tari Ratoeh Jaroe pada kegiatan

ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta?

2. Apa saja hambatan yang dihadapi oleh kelompok kegiatan ekstrakurikuler

tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta terkait metode pembelajaran?

C. Tujuan

1. Mengetahui dan mendeskripsikan metode pembelajaran tari Ratoeh Jaroe

pada kegiatan ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta.

2. Mengetahui dan mendeskripsikan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh

kelompok kegiatan ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1

Yogyakarta terkait metode pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun

tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan materi pembelajaran baru tentang seni tari yang berkaitan

dengan nilai-nilai islam untuk kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah

terutama Sekolah berbasis Agama Islam.

b. Memberikan pengetahuan terhadap metode pembelajaran tari Ratoeh

Jaroe pada siswa sekolah.

6
c. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya

yang berhubungan dengan seni budaya dan pembelajaran tari serta

menjadi bahan kajian lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pembaca, agar dapat menambah pengetahuan tentang metode

pembelajaran yang diterapkan untuk tari “Ratoeh Jaroe”.

b. Bagi sekolah, untuk memantau hasil belajar dan aktivitas

ekstrakurikuler siswa-siswanya.

c. Bagi pendidik, memberikan referensi kepada guru Seni Budaya

khususnya bidang tari dengan memanfaatkan hasil penelitian sebagai

tambahan pengetahuan dan wawasan tari.

E. Sistematika Penulisan

1. Bagian Awal

Bagian awal penulisan terbagi menjadi beberapa sub yaitu halaman

sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman

kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar gambar, halaman daftar

lampiran dan halaman abstrak.

2. Bagian Inti

Bagian inti dalam penulisan berisi Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan

Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan,

Bab V Penutup.

7
a. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab tinjauan pustaka terdiri dari landasan teori, penelitian yang

relevan dan kerangka berpikir.

c. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang objek penelitian, subjek penelitian,

tempat dan waktu penelitian, prosedur penelitian, teknik dan instrumen

pengumpulan data, teknik validasi dan analisis data, serta indikator

capaian penelitian.

d. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan secara terpadu hasil penelitian yang dilakukan,

dilengkapi dengan foto, tabel, bagan dan lain-lain.

e. BAB V PENUTUP

Bab penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir pada penulisan ini terdiri dari daftar pustaka, daftar istilah

(bila diperlukan), lampiran.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar yakni di

dalamnya terdapat interaksi antara guru, siswa, lingkungan dan sumber

belajar. Pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai usaha pendidik untuk

membelajarkan siswa melalui berbagai macam metode sebagai pemicu

tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan bahwa (1)

Peranan struktur dalam belajar dan cara untuk mengutamakannya dalam

mengajar, (2) Kesiapan untuk mempelajari sesuatu, (3) Hakikat intuisi dalam

proses belajar, dorongan atau motivasi belajar dan cara untuk

membangkitkannya (Nasution, 2015: 1). Sebuah dorongan atau motivasi

belajar sangat berperan penting dalam tujuan proses belajar dan mengajar,

baik itu motivasi untuk diri sendiri atau motivasi untuk orang lain. juga

menekankan bahwa motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan

yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh

berbagai kesulitan (Sugihartono, 2015: 20).

Pembelajaran di sekolah dikenal dengan dua kegiatan yang pokok, yaitu

kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Begitupun dengan

pembelajaran seni di sekolah yang juga terdapat di dua kegiatan kurikuler dan

ekstrakurikuler. Kegiatan kurikuler merupakan proses belajar mengajar antara

9
guru dan siswa untuk mendalami materi-materi pelajaran yang berkaitan

dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh peserta

didik, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang

dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek tertentu pada kurikulum yang

sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan

sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh siswa sesuai

dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan hidup (dikutip

dari

http://samparona.blogspot.com/2013/10/fungsi_dan_tujuan_pelaksanaan_kegi

atan_ekstrakurikuler.html?m=1).

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan yang

dilakukan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan

potensi siswa melalui kegiatan wajib maupun pilihan. Berbagai macam

kegiatan ekstrakurikuler yang di sekolah antara lain: ekstrakurikuler pramuka,

olahraga (sepakbola, futsal, atletik dan lain-lain), seni, dan sebagainya.

Kegiatan ekstrakurikuler khususnya seni dalam hal ini seni tari juga

merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang berfungsi untuk mewadahi serta

mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Berdasarkan

pada penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler tari merupakan wadah siswa untuk mengembangkan bakat

dan minat seorang siswa untuk menyeimbangkan kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotoriknya.

10
Adapun komponen-komponen dalam pembelajaran meliputi:

a. Pendidik/Guru

Salah satu komponen utama dalam pembelajaran adalah

pendidik/guru, karena dalam sebuah proses pembelajaran guru berperan

sebagai pembimbing untuk mengarahkan siswa memperoleh pengalaman

belajar. Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai

model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai

pengelola pembelajaran, maka efektivitas proses pembelajaran terletak di

pundak guru. Oleh karena itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran

sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru (Sanjaya, 2006: 52).

b. Peserta Didik/Siswa

Peserta didik adalah salah satu komponen dalam pembelajaran.

Peserta didik atau siswa merupakan suatu komponen masukan dalam

sistem pendidikan yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan,

sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional (Oemar, 2009: 7).

c. Bahan atau Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar

kompetensi yang ditetapkan. Oleh karena itu, sebagai sumber belajar yang

paling utama, guru perlu menguasai dan memahami secara detail isi materi

pembelajaran yang harus dikuasai siswa (Sanjaya, 2006: 6).

11
d. Media atau Alat

Media atau alat pembelajaran adalah alat bantu yang dapat

digunakan oleh guru dalam proses penyampaian materi pembelajaran

kepada siswa. Hasil kemajuan teknologi saat ini dapat dimanfaatkan oleh

guru ke dalam sebuah proses pembelajaran untuk mempermudah proses

penyampaian materi ajar. Maka dalam hal ini peran guru sebagai sumber

belajar bergeser menjadi pengelola sumber belajar (Sanjaya, 2006: 61).

e. Evaluasi

Komponen terakhir dalam sebuah proses pembelajaran adalah

evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan bukti-bukti yang

cukup untuk kemudian dijadikan dasar penetapan ada tidaknya perubahan

pada diri peserta didik serta tingkat perubahan yang dialaminya setelah

mengikuti proses belajar mengajar (Ambarjaya, 2012: 133).

2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun

langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang seringkali juga terkait dengan

pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan (Suyono, 2012: 19). Pemilihan

metode ini sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh. Adapun

berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru,

antara lain:

a. Metode Ceramah

12
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan sebagai

metode tradisional karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan

sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi

edukatif (Hamdayana, 2019: 98).

1) Kelebihan Metode Ceramah

a) Guru mudah menguasai kelas.

b) Mudah dilaksanakan.

c) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.

d) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.

2) Kekurangan Metode Ceramah

a) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

b) Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi

dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar

menerimanya.

c) Bila terlalu lama membosankan.

d) Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik.

e) Menyebabkan anak didik pasif.

b. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu

kegiatan baik secara langsung maupun melalui penggunaan media

pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang

disajikan (Muhibbin, 2010: 205). Dengan demikian, metode demonstrasi

13
dalam hal ini merupakan metode mengajar yang lebih menekankan pada

praktik pengajaran secara langsung.

c. Metode Eksperimen (Percobaan)

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada

anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu

proses atau percobaan (Hamdayana, 2019: 100).

1) Kelebihan Metode Eksperimen

a) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas

kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri

dibandingkan dengan hanya menerima kata-kata yang

disampaikan guru dan buku.

b) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi

eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap

yang dituntu dari seorang ilmuwan.

c) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa

perubahan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya

yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup

manusia.

2) Kekurangan Metode Eksperimen

a) Tidak cukupnya alat-alat percobaan mengakibatkan setiap anak

didik tidak memiliki kesempatan mengadakan eksperimen.

b) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik

harus menunggu untuk melanjutkan pelajaran.

14
c) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan

teknologi.

d. Metode Latihan (Drill)

Metode latihan (drill) disebut juga metode training, yaitu suatu cara

mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, serta sebagai

sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu,

metode ini digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan,

kesempatan, dan keterampilan (Hamdayana, 2019: 103).

1) Kelebihan Metode Latihan

a) Dapat memperoleh kecakapan motoris.

b) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental.

c) Dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan dan menambah ketepatan,

serta kecepatan pelaksanaan.

2) Kekurangan Metode Latihan

a) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik

lebih banyak dibawa pada penyesuaian, serta diarahkan jauh.

b) Menimbulkan penyesuaian secara statis pada lingkungan.

c) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang

merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.

d) Dapat menimbulkan verbalisme.

e. Metode Jigsaw (Tim Ahli)

Metode jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab

siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

15
Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga

harus siap memberikan dan menjabarkan materinya tersebut kepada

anggota kelompoknya yang lain (Hamdayana: 2019: 121).

1) Kelebihan Metode Jigsaw

a) Siswa diajarkan bagaimana kerja sama dalam satu kelompok.

b) Siswa diajarkan agar bisa menjelaskan apa yang dia ketahui

ketika diskusi penyelesaian soal yang diberikan pada kelompok

ahli kepada teman kelompok asal, sert siswa yang lemah dapat

dibantu dalam menyelesaikan masalah.

2) Kekurangan Metode Jigsaw

a) Keadaan kelas yang ramai sehingga membuat siswa bingung.

b) Ada ketergantungan dengan pada siswa yang lainnya.

f. Metode Bamboo Dancing

Metode Bamboo Dancing adalah suatu teknik pengembangan

metode inside outside circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan

topik oleh guru. Guru bisa menuliskan topik tersebut di papan tulis atau

dapat pula guru bertanya jawab apa yang diketahui peserta didik mengenai

topik itu. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan

struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih siap

menghadapi pelajaran yang baru (Supriyono, 2009: 55).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa metode

pembelajaran merupakan elemen penting pada suatu proses pembelajaran

16
dalam hal ini pembelajaran pada kegiatan ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di

MAN 1 Yogyakarta, untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Pengertian Tari

Tari adalah bentuk yang peka dari perasaan yang dialami manusia

sebagai suatu pencurahaan kekuatan; meskipun ekspresi berbentuk gerak

kadang-kadang secara empirik tampak jelas, tetapi sebenarnya di dalam diri

penari terdapat pula gerakannya (Hadi, 2011: 10). Adapun unsur-unsur

pendukung tari antara lain:

a. Gerak Tari

Gerak merupakan berpindahnya posisi suatu benda, baik sekali

maupun berkali-kali. Gerak tari merupakan gerak yang berasal dari hasil

proses pengolahan yang telah mengalami stilisasi (digayakan), distorsi

atau pengubahan (Jazuli, 1994: 5). Hasil pengolahan itu adalah gerak

murni dan gerak maknawi. Gerak murni (pure movement) adalah gerak

yang hanya memperlihatkan keindahan semata, sedangkan gerak maknawi

(gesture) adalah gerak yang memiliki arti dan makna yang jelas (Wiwi:

1990: 10).

b. Tema

Tema adalah gagasan utama atau dapat disebut juga dengan ide

dasar, sumber tema dapat berasal dari apa saja yang dapat kita dengar, kita

lihat, kita rasakan, maupun yang kita pikirkan.

c. Pelaku

17
Dalam sebuah pertunjukan tari tidak akan lepas dari pelaku yaitu

orang yang berperan sebagai penari. Tari dapat dikelompokkan menjadi

tari tunggal, tari berpasangan, dan tari kelompok.

d. Musik atau Iringan

Musik dalam tari merupakan suatu pasangan yang tidak boleh

ditinggalkan, karena musik adalah pasangan tari, maka musik yang akan

dipergunakan untuk mengiringi sebuah tarian harus betul-betul digarap

sesuai dengan garapan tarinya (Soedarsono, 1981: 46-47).

e. Tata Pentas

Suatu pertunjukan pastilah memerlukan tempat pentas guna

menyelenggarakan pertunjukan tersebut. Tempat pentas dapat berupa

panggung, halaman, maupun lapangan.

f. Tata Rias dan Busana

Tata rias merupakan karakter pribadi menjadi karakter tokoh yang

diperlukan, untuk memperkuat ekspresi dan menambah daya tarik penari

pada penampilannya (Jazuli, 1994: 18). Busana adalah segala sesuatu

yang dipakai mulai dari rambut sampai ujung kaki. Fungsi busana tari

yaitu untuk mendukung tema atau isi tari dan untuk memperjelas peranan

dalam suatu sajian tari (Jazuli, 1994: 17).

B. Penelitian yang Relevan

1. Skripsi Thantia Oczalina (2018) yang berjudul “Pembelajaran Tari Dibingi

Bakas Menggunakan Metode Demonstrasi Melalui Kegiatan

18
Ekstrakurikuler di SMKN 1 Krui Pesisir Barat”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pembelajaran tari dibingi bakas menggunakan

metode demonstrasi melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMKN 1 Krui

Pesisir Barat sudah berjalan cukup baik. Persamaan penelitian di atas

dengan penelitian yang akan penulis teliti adalah fokus terhadap metode

pembelajaran tari yang ada pada kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan penulis teliti

adalah hanya membahas satu komponen metode pembelajaran yaitu

demonstrasi, sedangkan penulis menggunakan seluruh komponen metode

pembelajaran yang terdapat dalam objek yang dibahas.

2. Skripsi Reni Ida Lestari (2018) yang berjudul “Pembelajaran Tari Bedana

Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler di SMPN 2 Bantul Yogyakarta”. Hasil

penelitian yakni dengan waktu yang sangat singkat yaitu sembilan kali

pertemuan, peserta didik sudah dapat menarikan tari Bedana. Hal ini

karena metode yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut

memiliki efek yang besar terhadap proses pembelajaran yang dilakukan.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan penulis teliti

adalah metode pembelajaran yang juga terdapat dalam proses

pembelajaran ekstrakurikuler tari. Perbedaan penelitian di atas yaitu

menggunakan seluruh komponen pembelajaran, sedangkan penulis hanya

mengambil satu komponen dalam pembelajaran yaitu metode.

3. Skripsi Siti Rodiyah (2015) yang berjudul “Metode Demonstrasi Dalam

Pembelajaran Elemen Gerak Tari Mata Pelajaran Seni Budaya Siswa

19
Kelas VII A SMPN 26 Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penerapan metode demonstrasi didukung metode ceramah dan bantuan

media LCD, diperoleh hasil proses pembelajaran elemen gerak tari siswa

kelas VII A dalam mata pelajaran seni budaya (elemen gerak tari) dapat

dilihat dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Persamaan dengan

penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah menggunakan metode

pembelajaran sebagai fokus penelitian. Perbedaan pada penelitian di atas

dengan yang akan diteliti oleh peneliti yaitu hanya fokus pada metode

demonstrasi pada kegiatan kurikuler, sedangkan penulis akan fokus pada

seluruh komponen metode pembelajaran yang terdapat pada pembelajaran

tari di ekstrakurikuler.

C. Kerangka Berpikir

MAN 1 Yogyakarta memilih tari Ratoeh Jaroe yang berasal dari Aceh

sebagai tari yang diajarkan di kegiatan ekstrakurikulernya. Tentunya untuk

mengajarkan tari Ratoeh Jaroe memiliki tantangan tersendiri, selain karena

gerakan tarinya yang bertempo lambat, cepat dan sangat cepat, sehingga

mengharuskan semua siswa untuk kompak. Mayoritas siswa MAN 1 Yogyakarta

juga berasal dari Yogyakarta, maka diperlukan metode pembelajaran yang efektif

untuk mengajarkan tari Ratoeh Jaroe, yang berasal dari Aceh pada siswa yang

mayoritas berasal dari Yogyakarta agar tercapai keberhasilan dalam pembelajaran.

20
MAN 1 Yogyakarta

Pembelajaran

Intrakurikuler Ekstrakurikuler

Pramuka, PMR, Basket,


Futsal, Karate, Robotk, dan Tari Ratoeh Jaroe
lain-lain.

Pembelajaran Tari Ratoeh


Jaroe

Metode Pembelajaran Tari


Ratoeh Jaroe

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir.


(Dokumentasi: Iqbal Assegaf, 2020)

21
BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dilakukan untuk

memahami objek serta data yang diteliti secara mendalam. Metode kualitatif

adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulam data dilakukan secara

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono,

2016: 9). Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan metode pembelajaran

tari Ratoeh Jaroe pada kegiatan ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta.

A. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian adalah hal yang menjadi titik perhatian dari suatu

penelitian (Moelong, 2017: 132). Maka objek yang digunakan dalam penelitian

adalah metode pembelajaran tari Ratoeh Jaroe. Adapun subjek penelitian adalah

informan, yang artinya orang pada penelitian yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong,

2017: 132). Berdasarkan keterangan tersebut maka subjek yang dipilih dalam

penelitian adalah peserta ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta

dan pelatihnya.

22
B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian dilaksanakan di MAN 1 Yogyakarta, Jalan C.

Simanjuntak No.60, Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah

Istimewa Yogyakarta 55223 pada bulan Mei sampai bulan Juni 2020.

C. Prosedur Penelitian

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian merupakan tahap yang dilakukan dalam

pembuatan proposal sampai surat izin penelitian. Proposal terdiri dari bab I

pendahuluan, bab II landasan teori dan bab III metode penelitian. Kegiatan

pra penelitian menentukan fokus permasalahan, observasi dan izin kepada

subjek yang diteliti.

2. Tahap Peneliti Lapangan

Penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Data yang ada di

lapangan kemudian dianalisis. Pengumpulan data meliputi hasil dari

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dalam

waktu yang sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3. Tahap Analisis Data

Analisis data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dalam waktu yang sudah ditentukan

sesuai dengan kebutuhan penelitian.

4. Tahap Penulisan Skripsi (Hasil Penelitian)

23
Tahap penyusunan hasil penelitian kemudian melakukan konsultasi

dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan saran. Hasil bimbingan

ditindaklanjuti untuk penyempurnaan skripsi.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Observasi

Kartono dalam Imam Gunawan mengatakan bahwa observasi ialah

studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala

psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan (Gunawan, 2017: 143).

Kegiatan observasi dilakukan di MAN 1 Yogyakarta pada saat proses

pembelajaran ekstrakurikuler berlangsung dengan cara mengamati untuk

mengetahui situasi dan perkembangan.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan

dan yang memberi jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2017: 86). Peneliti

melakukan wawancara secara langsung dengan Pelatih ekstrakurikuler tari

Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta, Kepala MAN 1 Yogyakarta, dan Peserta

ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

mendukung teori yang sama dengan topik yang diteliti yaitu metode

pembelajaran tari Ratoeh Jaroe. Studi Pustaka didapatkan melalui buku

24
ilmiah, skripsi, jurnal, dan sumber tertulis lainnya baik cetak maupun

elektronik.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini untuk melengkapi data penelitian

yang berbentuk kualitatif. Dokumentasi yang digunakan antara lain berupa

foto dan video selama proses pembelajaran tari Ratoeh Jaroe di MAN 1

Yogyakarta.

E. Teknik Validasi dan Analisis Data

1. Teknik Validasi

Validasi merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada

objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti, dengan

demikian data yang valid adalah “yang tidak berbeda” antara data yang

dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek

penelitian (Sugiyono, 2016: 267). Data dapat dinyatakan valid apabila adanya

kesamaan antara objek penelitian dan laporan, uji keabsahan data dalam

penelitian kualitatif dapat melalui uji kredibilitas. Uji kredibilitas data atau

kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan

dengan pengamatan, peningkatan dalam penelitian, triangulasi, diskusi

dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan membercheck (Sugiyono,

2016: 270).

25
Untuk mendapatkan keabsahan penelitian yang dilakukan, maka

digunakan teknik triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara

dan berbagai waktu (Sugiyono, 2016: 272). Teknik triangulasi yaitu teknik

penyilangan informasi yang diperoleh dari sumber sehingga pada akhirnya

hanya data yang absah saja yang digunakan untuk mencapai hasil penelitian

(Arikunto, 2006: 18). Triangulasi dibedakan menjadi empat macam yaitu (1)

triangulasi sumber; (2) triangulasi metode; (3) triangulasi penelitian; dan (4)

triangulasi teoritik (Gunawan, 2017: 219).

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber adalah untuk menggali kebenaran informasi

tertentu melalui berbagai sumber memperoleh data (Gunawan, 2017:

219).

b. Triangulasi Metode

Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data, atau

mengecek keabsahan temuan penelitian (Gunawan, 2017: 219).

Triangulasi metode untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan

cara mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

2. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumen

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

26
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2016: 244). Analisis

data merupakan proses sistematis digunakan untuk penelusuran,

pengelompokan, dan penyusunan data dari hasil observasi, wawancara, studi

pustaka, dan dokumentasi sehingga dapat meningkatkan pemahaman peneliti

tentang kasus yang diteliti dan dapat menyajikan data sebagai acuan temuan

teori bagi orang lain (Muhadjir, 1998: 104). Tahap menganalisis data dalam

penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.

Analisi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati (Moelong, 2017: 3). Analisis deskriptif kualitatif

merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan mengintrepretasikan arti

data yang telah terkumpul dengan memberi perhatian dan merekam sebanyak

mungkin segala aspek-aspek yang diteliti, sehingga peneliti memperoleh

gambaran secara umum dan menyeluruh mengenai metode pembelajaran,

dalam hal ini mengenai metode pembelajaran tari Ratoeh Jaroe pada kegiatan

ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta. Adapun langkah-langkah yang

dilakukan dalam menganalisis data dengan model deskriptif kualitatif, yaitu:

a. Mengumpulkan data yang dibutuhkan tentang metode pembelajaran tari

Ratoeh Jaroe pada kegiatan ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta.

b. Mengidentifikasi masalah yang ada serta menganalisis masalah secara

mendalam terkait hasil data yang diperoleh dari penelitian metode

27
pembelajaran tari Ratoeh Jaroe pada kegiatan ekstrakurikuler di MAN

1 Yogyakarta.

c. Melakukan klasifikasi data sesuai kebutuhan penelitian untuk

diinterpretasikan sesuai rumusan masalah metode pembelajaran tari

Ratoeh Jaroe pada kegiatan ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta.

d. Hasil interpretasi penelitian yang sudah sesuai dengan rumusan masalah

dan tujuan penelitian, selanjutnya dinarasikan. Bentuk narasi

merupakan gambaran nyata dari metode pembelajaran tari Ratoeh

Jaroe di MAN 1 Yogyakarta.

F. Indikator Capaian Penelitian

1. Ditemukan metode yang bervariasi pada pembelajaran tari Ratoeh Jaroe.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai materi pembelajaran

ekstrakurikuler yang mengusung nilai-nilai seni budaya dan nilai-nilai

religius.

28
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum MAN 1 Yogyakarta

Gambar 2. Halaman depan gedung MAN 1 Yogyakarta.


(Sumber: manyogya1.sch.id)

a. Identitas Madrasah

29
Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta

Nama Kepala Sekolah : Drs. H. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd.

(NIP. 196612101995031001)
Alamat Madrasah : Jl. C. Simanjuntak No. 60 Terban,

Gondokusuman, Yogyakarta, 55223

No. Telepon/Faxsimile : (0274) 513327

E-mail Madrasah : info@manyogya1.sch.id

Website : www.manyogya1.sch.id

Status Madrasah : Negeri

Akreditasi :A

ISO : 9001:2008

NSM/NPSN : 131134710001/20403371

Tahun Berdiri : 1950 (SGHA), 1978 (MAN 1 Yogyakarta)

b. Letak dan Keadaan Geografis

Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta atau yang biasa disingkat

MANSA (MAN Satu) secara geografis terletak di daerah paling utara

wilayah Kota Yogyakarta, karena kurang lebih 100 m ke arah utara sudah

memasuki wilayah Kabupaten Sleman, tepatnya di Jalan C. Simanjuntak

No. 60 Terban, Gondokusuman, Yogyakarta. Secara Geografis letak MAN

1 Yogyakarta dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Bagian Utara berbatasan dengan Jl. Sekip Universitas Gadjah Mada.

2) Bagian Barat berbatasan dengan kampus Univesitas Gadjah Mada

(FISIPOL).

30
3) Bagian Selatan berbatasan dengan Jl. Kampung Terban.

4) Bagian Timur berbatasan dengan Jl. C. Simanjuntak.

Awal mulanya, dengan kondisi tersebut sangat mendukung proses

pembelajaran di MAN 1 Yogyakarta, dengan ketenangan dan letak

Madrasah yang berdampingan dengan beberapa Perguruan Tinggi yang

terkenal di Indonesia seperti UGM, UII, dan UNY menjadikan pemacu

semangat peserta didik Madrasah dalam menuntut ilmu. Seiring dengan

perkembangan wilayah kota ke arah utara (Jl. Kaliurang), menyebabkan

berbagai perubahan terutama jalur transportasi menuju MAN 1 Yogyakarta

udah dijangkau dengan berbagai angkutan umum, serta semakin

berkembangnya kawasan di lokasi tersebut sebagai pusat pertokoan.

Secara tidak langsung dengan kondisi tersebut membawa konsekuensi

terhadap suasana dan kenyamanan dalam proses pembelajaran, tidak

seperti dahulu.

c. Sejarah MAN 1 Yogyakarta

Perjalanan MAN 1 Yogyakarta dimulai pada tahun 1950 ketika

Departemen Agama mendirikan tiga sekolah SGAI (Sekolah Guru Agama

Islam) putra dan putri serta SGHA (Sekolah Guru Hakim Agama) secara

de facto. SGHA inilah yang dalam perjalanannya merupakan titik awal

MAN 1 Yogyakarta. Pendirian tiga sekolah di lingkungan Departemen

Agama ini secara de jure dengan Surat Penetapan Menteri Agama No. 7

Tanggal 5 Februari 1951. Usia SGHA hanya berlangsung tiga tahun, pada

tahun 1954 SGHA oleh Departemen Agama dialihfungsikan menjadi

31
PHIN (Pendidikan Hakim Islam Negeri). Perubahan fungsi ini ditujukan

guna menyiapkan dan membentuk hakim-hakim yang saat masa tersebut

kebutuhannya sangat besar.

Ketika proses penggodokan dan pengkaderan calon hakim telah

memenuhi kebutuhan dan seiring kondisi nyata di masyarakat calon hakim

merupakan lulusan Fakultas Hukum suatu Perguruan Tinggi. Berpedoman

kondisi tersebut, Departemen Agama pada tanggal 16 Maret 1978,

mengalih-fungsikan PHIN sebagai sekolah yang tidak mengkhususkan

pada satu bidang yaitu berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1

Yogyakarta. Berubahnya PHIN menjadi MAN 1 Yogyakarta yang secara

kejenjangan merupakan sekolah setingkat dengan SMA (Sekolah

Menengah Atas). MAN sebagai sekolah sederajat dengan SMA secara

kelembagaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan Surat

Keputusan Nomor : 0489/U/1999 yang menyatakan bahwa MAN

merupakan SMU berciri Agama Islam. Dengan dikeluarkannya SK,

Mendikbud RI memberikan bukti nyata bahwa MAN 1 Yogyakarta dalam

pembelajarannya menerapkan ketentuan dan ketetapan yang dijalankan

oleh SMA pada umumnya dengan ciri khususnya Pendidikan Agama Islam

mendapatkan preoritas yang lebih banyak dibanding dengan kurikulum

yang diterapkan di lingkungan SMA.

Seiring perjalanan waktu dan berbagai perubahan kurikulum

nasional untuk tingkat Pendidikan Menengah (SMA), MAN 1 Yogyakarta

tetap mampu menunjukkan jati dirinya sebagai sekolah Agama Islam

32
setingkat SMA yang dikelola Departemen Agama. Saat persaingan yang

kompetitif dengan SMA, MAN 1 Yogyakarta merupakan idola terhadap

dunia Pendidikan Islam, dengan siswa peserta didik kurang lebih 30%

berasal dari luar D.I. Yogyakarta terutama yang berbasis pesantren dan

lingkungan Agama Islamnya berakar kuat seperti Demak, Kudus, Pantura

dan lain-lain. Lulusan MAN 1 Yogyakarta telah banyak yang berhasil

melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi baik Perguruan Tinggi

Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta) di dalam negeri ataupun di

luar negeri seperti Al-Azhar (Mesir), Pakistan, Kuwait dan lainnya.

Tabel 1. Sejarah singkat MAN 1 Yogyakarta.

No Tahun Nama
.
1. 1950/1951 – 1954 SGHA
2. 1954 – 1978 PHIN
3. 1978 – sekarang MAN 1 Yogyakarta

d. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan

1) Visi

Berdasarkan visi Kementrian Agama “Terwujudnya masyarakat

Indonesia taat beragama, rukun, cerdas, mandiri, dan sejahtera lahir

batin” (Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010), maka visi

MAN 1 Yogyakarta adalah Unggul, Ilmiah, Amaliyah, Ibadah, dan

Bertanggung jawab, yang disingkat ULIL ALBAB. Terwujudnya

lulusan Madrasah yang unggul di bidang iman-taqwa (imtaq) dan iptek,

berpikir ilmiah, mampu mengamalkan ajaran agama, tekun beribadah,

33
bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan pelestarian

lingkungan. Berikut indikator dari visi MAN 1 Yogyakarta:

a) Unggul dalam Prestasi

(1) Memiliki kemampuan menghafal Al-Qur’an.

(2) Mendapatkan perolehan nilai UAMBN, UMAD dan UN yang

memuaskan.

(3) Mempunyai daya saing tinggi dalam melanjutkan ke jenjang

Perguruan Tinggi.

(4) Menjuarai berbagai ajang lomba mata pelajaran, kesenian,

dan olahraga.

b) Ilmiah

(1) Mampu melahirkan peneliti muda yang tangguh dan handal.

(2) Mampu menghasilkan karya inovatif dan tepat guna.

(3) Menjuarai kompetensi karya ilmiah remaja.

c) Amaliyah

(1) Membiasakan memberi 5 S (Salam, Sapa, Sopan, dan

Santun).

(2) Menumbuhkan rasa empati dan peduli sesama.

(3) Berperan aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan.

d) Ibadah

(1) Menjalankan shalat wajib berjama’ah dan tepat waktu.

(2) Membiasakan membaca Al-Qur’an setiap hari.

(3) Membiasakan ibadah-ibadah sunah.

34
e) Bertanggung Jawab

(1) Mempunyai sikap disiplin tinggi.

(2) Memiliki kepedulian terhadap pelestarian lingkungan.

(3) Amanah dalam menjalankan tugas.

2) Misi

Adapun Misi MAN 1 Yogyakarta adalah sebagai berikut:

a) Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan

ibadah serta akhlaqul karimah sehingga menjadi pedoman hidup.

b) Menumbuhkembangkan nilai sosial dan budaya bangsa sehingga

menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

c) Melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran secara efektif

dan efisien agar siswa dapat berkembang secara optimal sesuain

dengan potensi yang dimiliki.

d) Meningkatkan pembelajaran hidup siswa melalui pendidikan yang

berkarakter unggul, berbudaya aktif, inovatif, kreatif, dan

menyenangkan.

e) Menumbuhkan semangat juang menjadi yang terbaik kepada

siswa dalam bidang akademik dan non akademik.

f) Mempersiapkan dan mefasilitasi siswa untuk studi lanjut ke

Perguruan Tinggi.

g) Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam berkehidupan di

masyarakat dan pelestarian lingkungan.

35
h) Meningkatkan sarana pendukung pembelajaran sesuai dengan

standar sarana pendidikan.

3) Tujuan Pendidikan

a) Tujuan Umum

Menghasilkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri,

tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja,

profesional, bertanggung jawab, produktif, sehat jasmani dan rohani,

memiliki semangat kebangsaan, cinta tanah air, kesetiakawanan

sosial, kesadaran akan sejarah bangsa dan sikap menghargai

pahlawan serta berorientasi masa depan.

b) Tujuan Khusus

(1) Akademis

Adapun tujuan khusus Madrasah Aliyah Negeri 1

Yogyakarta ditinjau dari segi akademis adalah sebagai berikut:

(a) Meningkatkan keimanan,ketaqwaan, ibadah, muamalah,

dan akhlaqul karimah.

(b) Mengembangkan proses pembelajaran berbasis saintifik.

(c) Mewujudkan iklim belajar yang kondusif.

(d) Meningkatkan perolehan nilai hasil belajar tiap semester.

(e) Meningkatkan nilai Ujian Madrasah, UAMBN, dan

Ujian Nasional.

36
(f) Menaikkan prosentase siswa yang diterima di PTN dan

PTS unggul.

(g) Menaikkan peringkat nilai UN Madrasah di provinsi.

(h) Menjadikan Madrasah yang berprestasi di bidang riset.

(i) Meningkatkan kemampuan kompetensi guru melalui

MGMP, Workshop, dan pelatihan serta pelatihan

tindakan kelas.

(2) Non Akademis

Selain tujuan yang bersifat akademis, Madrasah Aliyah

Negeri 1 Yogyakarta juga memiliki tujuan yang bersifat non

akademis sebagai berikut:

(a) Menumbuhkan nilai-nilai Islami (Ikhlas, Solid, Loyal,

Amanah, Manfaat, Inspiratif).

(b) Meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an dengan

target menimal 1 juz dan 25 hadits pilihan.

(c) Meningkatkan rasa kesetiakawanan sosial dan

kebangsaan.

(d) Membina dan meningkatkan kejujuran, kedisiplinan,

ketertiban serta budi pekerti.

(e) Meningkatkan prestasi kegiatan ekstrakurikuler.

(f) Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup.

37
Untuk mencapai tujuan tersebut, MAN 1 Yogyakarta

memasukkan nilai-nilai karakter yang tertuang dalam kurikulum

pendidikannya, meliputi:

Tabel 2. Nilai-nilai Karakter dalam Kurikulum Pendidikan.

No. Nilai Deskripsi


1. Unggul Unggul di bidang Agama, ilmu
e.
pengetahuan dan teknologi serta cerdas
dan keterampilan sesuai kompetensi.
2. Ilmiah Mampu melaksanakan riset/penelitian
ilmiah untuk mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang dipelajari dan
mengembangkan wawasan
keilmuannya.
3. Alamiyah Berbudi pekerti luhur dan
berkepribadian Islami.
4. Ibadah Beriman, tekun ibadah dan
mengamalkan ajaran Islam.
5. Bertanggung jawab Bertanggung jawab terhadap tegas,
toleransi, disiplin, jujur, dan tertib
dalam segala tindakan
Slogan

Dalam rangka internalisasi semangat berprestasi dan karakter Islami

civitas akademika, slogan MAN 1 Yogyakarta adalah “Prestasi Tiada

Henti, Cerdas dan Islami”.

f. Tanah dan Kepemilikan

Tanah MAN Yogyakarta I status kepemilikannya merupakan hak

milik Keraton Yogyakarta dan penggunaan dengan perijinan pinjam pakai

dengan jangka waktu 5 (lima) tahun serta dilakukan perpanjangan untuk

tiap waktu tersebut.

Tabel 3. Status dan luas tanah MAN 1 Yogyakarta.

No. Status Luas

38
1. Tanah 10027
2. Bangunan 8367
3. Pagar 380
4. Lapangan/halamn 797,5
5. Taman 248,5
6. Parkir 234

g. Sarana dan Prasarana

Keberadaan dan kelengkapan serta penggunaan sarana-prasarana

yang optimal menjadi keharusan di dalam suatu instansi pendidikan. MAN

Yogyakarta I sebagai lembaga pendidikan menengah atas memberikan

kesiapan sarana dan prasarana yang mencukupi agar KBM secara optimal

dapat berlangsung. Fasilitas yang tersedia:

1) Sebanyak 24 ruang kelas yang represantif, 4 ruang meeting dan

aula yang dilengkapi dengan LCD proyektor sehingga bisa

digunakan untuk pembelajaran reguler, khusus maupun klasikal.

Selain itu juga terdapat gazebo yang dapat digunakan untuk

pembelajaran luar kelas.

2) Memilki lapangan olahraga untuk basket, bulutangkis dan tenis

meja.

3) Gedung Terpadu Laboratorium yang meliputi PAI, Kimia, Fisika,

dan Biologi.

4) Perpustakaan yang terdiri dari 3 ruang dengan yang representatip

dengan fasilitas komputer untuk akses internet.

5) Laboratorium komputer sebanyak 3 ruang dengan kapasitas

komputer sebanyak 126 komputer.

39
6) Laboratorium bahasa.

7) Unit kesehatan siswa (UKS) dengan dokter jaga tiap satu pekan

sekali.

8) Unit kesehatan siswa (UKS) dengan dokter jaga tiap satu pekan

sekali.

9) Asana kegiatan siswa.

10) Kantin sehat.

11) Unit Pelayanan Satu Pintu (PTSP).

12) Area hot spot internet.

13) Masjid Al Hakim dengan 2 lantai

h. Struktur Organisasi

40
Gambar 3. Struktur Organisasi MAN 1 Yogyakarta.
(Sumber: manyogya1.sch.id)

i. Guru MAN 1 Yogyakarta

Tabel 4. Daftar Guru Matematika di MAN 1 Yogyakarta.

No. Nama Guru Mata Pelajaran


1.Tuslikhatun Amimah, M. Pd. Matematika
2. Imam Subarkhah, S. Pd., M. Pd. Matematika
3. Ardhi Ardhian, S. Si. Matematika
4. Isti Handayani, S. Pd. Matematika
5. Umi Lestari, S. Ag. Matematika
6. Epa Wira Darmawan, S. Pd Matemaika

Tabel 5. Daftar Guru Bahasa Indonesia MAN 1 Yogyakarta.

No. Nama Guru Mata Pelajaran


1. Dra. Hj. Eni Trimarnani Bahasa Indonesia
2. Ervania, S. Pd. Bahasa Indonesia
3. Ely Rahmawati, S. Pd. Bahasa Indonesia
4. Listya S. Wulan Kurniati, MA Bahasa dan Sastra Indonesia

Tabel 6. Daftar Guru Bahasa Arab, Bahasa Inggris Bahasa Jawa dan Bahasa
Asing.

No. Nama Guru Mata Pelajaran

41
1. Drs. H. Dadang Suyino, M.Si. Bahasa dan Sastra Asing
2. Latifah Rahmawati, M. Pd. Bahasa Arab
3. Moh. Zaeni, M. Pd. Bahasa Inggris
4. Hj. Susianawati, S. Ag. Bahasa Inggris
5. Dra. Endang Sri U., M. Pd Bahasa Inggris
6. Sulisty Aningsih, S. Pd. Bahasa Prancis
7. Drs. Achmad Charis M. Bahasa Arab
8. Yudistiro Adhi N., S.S. Bahasa Arab
9. Surini, S. Pd., M. Pd Bahasa Inggris
10. Achmad Masyur, S. Hum. Bahasa Arab, Ilmu Kalam
11. Dina Wahyuningtyas, S. Pd. Bahasa Jawa

Tabel 7. Daftar Guru IPA (Fisika, Kimia, Biologi).

No. Nama Guru Mata Pelajaran


1. Drs. Giyanto Fisika
2. Ari Satriana, S. Pd.,M. Pd. Fisika, PKWU
3. Dra. Hj. Muti'ah Kimia, PKWU
4. Purnomo Basuki, S. Pd. Biologi, PKWU 3
5. Taufik Zamhari, M. Si. Kimia 5
6. Dra. Hj. Sufiaty, M. Pd. Biologi, PKWU 6
7. Dra. Sri Rahayu Kimia, PKWU

Tabel 8. Daftar Guru IPS (Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Geografi).

No. Nama Guru Mata Pelajaran


1. Drs. H. Wiranto P, M. Pd. Ekonomi
2. Dra. Hj. Soimah KW, M. Pd Sosiologi 2
3. Soeprastiyono, S. Pd., M. Pd.I Sejarah
4. Joko Sugiyanto, S. Pd., M. Pd. Ekonomi, PKWU
5. Sary Sutarsih, S, Pd. Geografi 5
6. Masayu Nurul Ana, S. Ant. Sejarah, Sos-Ant 5
7. Wakhid Hasyim, S. Pd. I Sejarah Kebudayaan Islam
8. Suci Ambar Wati, S. Pd. Sejarah
9. Dinar Rifa’i, S. Pd. Sejarah
10. Ambar Murtiningsih, S. Ag. Sejarah
11. Nirmala, S. Pd. Sejarah
12. Apriyata Dzikry R, S. Hum. Sejarah Kebudayaan Islam
13. Burhanudin, S. Pd. Geografi 13

Tabel 9. Daftar Guru PKn dan BK.

No. Nama Guru Mata Pelajaran

42
1. Retno Wardani, S. Pd., M. Pd. PKn
2. Hartiningsih, M. Pd. PKn
3. Drs. R. Khamdan Jauhari BK
4. Dra. Yuni Heru K. BK
5. Farah Husna, M. Pd. BK
6. Nuryo Handoko, S. Pd. BK

Tabel 10. Daftar Guru Akidah Akhlak, Al-Qur’an Hadits, Fikih, Tahfidz.

No. Nama Guru Mata Pelajaran


1. Yayuk Istirokhah, S. Ag. Akidah Akhlak
2. Suyanto, S. Ag, M. Pd. Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak
3. Drs. H. Zuliadi, M. Ag. Fikih
4. Asfaroroh, S. Ag. Akidah Akhlak
5. Dzulhaq Nurhadi, M. Si. Al-Qur’an Hadits, Tafsir
6. Hilman Abdullah, S. Hum. Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak
7. Iqbal Syarif, S. Pd. Al-Qur’an Hadits
8. Ismail Rozi Muslim Amir, LC. Fikih, Ushul Fikih, Ilmu Kalam
9. Putri Luthfiana K, LC Tahfidz
10 Nurul Alfi Laili, S. Psi. Tahfidz

Tabel 11. Daftar Guru Bimbingan TIK dan Pesjasorkes.

No. Nama Guru Mata Pelajaran


1. Slamet Agus Santosa, M. Pd. Bimbingan TIK
2. Nung Indarti, S. Kom., M. Pd Bimbingan TIK
3. Shodri, S. Pd. Penjasorkes
4. Bondan Nurcahya, S. Pd. Penjasorkes
5. Mufti Faozan, M. Pd. Penjasorkes

j. Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam rangka mengembangkan bakat minat potensi siswa, MAN 1

Yogyakarta memiliki 28 program esktrakurikuer. Setiap siswa MAN 1

Yogyakarta wajib mengikuti 1 Program ekstrakurikuler wajib yaitu

Pramuka dan 2 program ekstrakurikuler pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler

selain dilaksanakan untuk mengembangkan minat, bakat dan potensi siswa

juga dalam rangka melatih siswa untuk berosialisasi dan berorganisasi.

43
Kegiatan ekstrakurikuler dilaksnakan secara terjadwal dengan didampingi

1 guru pendamping dan guru pelatih yang profesional dibidangnya. Ada

beberapa pilihan ekstrakurikuler yang bisa dipilih, antara lain sebagai

berikut:

Tabel 12. Daftar Ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta.

No. Nama Ekstrakurikuler Keterangan


1. Futsal Hanya diiikuti oleh siswa laki-laki.
2. Basket
3. Bulu Tangkis
4. Tenis Meja
5. Pencak Silat
6. Karate
7. Hadroh
8. Mansakustik
9. Tari “Ratoeh Jaroe” Hanya diikuti oleh siswa perempuan.
10. Mansavoice
11. Tahfidz
12. PMR
13. Pramuka
14. Karya Ilmiah Remaja
15. Rohis
16. Pecinta Alam
17. Tonti
18. PIK-R
19. Robotik

k. Lulusan MAN 1 Yogyakarta Tahun 2018/2019

Dengan sistem bimbingan terpadu dan berkelanjutan sejak kelas X

yang melibatkan BK, wali kelas dan Penasehat akademik sebanyak 96%

siswa MAN 1 Yogyakarta melanjutkan study lanjut ke perguruan Tinggi

baik dalam negeri maupun luar negeri. Berikut data siswa yang

melanjutkan ke perguruan tinggi:

44
Tabel 13. Daftar Perguruan Tinggi yang telah menerima lulusan MAN 1
Yogyakarta Tahun 2018/2019.

No. Perguruan Tinggi Banyak Jumlah


1. Al Azhar Kairo Mesir 1
2. Polyteknic College Cina 1 2
3. Universitas Gadjah Mada 30
4. Universitas Negeri Yogyakarta 37
5. UIN Sunan Kalijaga 34
6. UPN Yogyakarta 8
7. Universitas Diponegoro 7
8. Universitas Sebelas Maret 5
9. Universitas Brawijaya 4
10. Universitas Airlangga 3
11. ITS Surabaya 3
12. Institut Pertanian Bogor 1
13. Institut Teknologi Bandung 1
14. Universitas Jenderal Soedirman 4 156
15. UPN Jawa Timur 1
16. Universitas Udayana 1
17. Universitas Negeri Sumatera Utara 1
18. Universitas Negeri Surabaya 1
19. Universitas Negeri Malang 1
20. Politeknik Surabaya 1
21. UIN Wali Songo Semarang 1
22. Institut Kesenian Jakarta 1
23. Sekolah Tinggi Intelejen Negeri 1
24. Politeknik Kesehatan Yogyakarta 5
25. Telkom University
26. Universitas Islam Indonesia
27. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
28. Universitas Ahmad Dahlan
29. Amikom Yogyakarta
30. Universitas Aisyiah Yogyakarta
31. Universitas Ahmad Yani
32. Universitas Proklamasi 48
33. Universitas Teknologi Yogyakarta
34. Universitas PGRI Yogyakarta
TOTAL 206

l. Prestasi Tahun Pelajaran 2019/2020

45
Jargon MAN 1 Yogyakarta “Prestasi Tiada Henti Cerdas dan

Islami” menjadi gambaran utuh dari prestasi MAN 1 Yogyakarta. Berikut

data prestasi siswa MAN 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2019/2020:

Tabel 14. Daftar prestasi siswa MAN 1 Yogyakarta tingkat nasional.

No. Nama/Kelas Siswa Prestasi Lomba/Kejuaraan


Muhammad Aqil Muzamil Presenter terbaik Lomba Kreasi
1. XII MIPA 1 Audio Visual Sejarah
Kemendikbud RI Nasional.
2. Gunawan Prakoso Juara 2 Indonesian Chemistry Competition
XII MIPA 1 FMIPA UII Nasional.
3. Ahmad Aulia Rahman Juara 2 Indonesian Chemistry Competition
XII MIPA 4 FMIPA UII Nasional.
4. Arya Daffa Danendra Juara 1 MYRES Kemenag RI Nasional.
XII MIPA 2
5. Muhammad Firza B R XI Medali Perunggu KSM Bidang Biologi
MIPA 3 Kemenag RI Nasional.
6. Zahratunnisa XI IPS 2 Finalis KSM Bidang Ekonomi Kemenag
RI Nasional.
7. Intan Latifa XII IBB Juara 3 Story telling bahasa Prancis UIN
Sunan Kalijaga Tingkat Nasional.
8. Alya XI IBB Juara 3 Strory telling bahasa Prancis UIN
Sunan Kalijaga Nasional.
9. Firman XI IBB Juara 3 Strory telling bahasa Prancis UIN
Sunan Kalijaga Nasional.
10. Gunawan Prakoso Juara 3 Olimpiade Kimia UIN Sunan
XII MIPA 1 Kalijaga UIN Sunan Kalijaga Nasional.
11. Muhammad Aqil Finalis FIKSI Nasional Kemendikbud RI
Muzammil XII MIPA 1 Nasional.
12. Abizard Rahadyan Juara II Applicative Robot SRC Sundial
Wahyudi XI MIPA 4 Robotik Competition Nasional.

46
Tabel 15. Daftar prestasi siswa MAN 1 Yogyakarta tingkat internasional.

No. Nama/Kelas Siswa Prestasi Lomba/Kejuaraan


1. Abizard Rahadyan Juara 1 Robot Creative IRC IIUM
Wahyudi XI MIPA 4 Malaysia Internasional.
2. Ammarstya Esza X IPS 2 Juara 1 Robot Creative IRC IIUM
Malaysia Internasional.
3. Arya Daffa Danendra XII 2 Juara 3 IEYI (International Exhibition
MIPA 2 For Young Inventors) LIPI Internasional.
4. Lindayanti X MIPA 4 Medali Perungggu kompetisi robotik
kategori alat aplicative Universitas Putra
Malaysia Internasional.
5. Muhammad Fadhli Rafi Medali Perungggu kompetisi robotik
X IPS 1 kategori alat aplicative Universitas Putra
Malaysia Internasional.

Tabel 16. Daftar prestasi siswa MAN 1 Yogyakarta bidang olahraga.

No. Nama/Kelas Siswa Prestasi Lomba/Kejuaraan


1. Alvianto Nugroho Juara 1 Bulu tangkis O2 SN Dikpora DIY.
XII IPS 2
2. Aziz Aditya Yudha X IPS Juara 3 Bulu Tangkis Djarum Multi
2 Cabang DIY.
3. Hernadita Amelia XII IPS Juara 1 Ganda Putri Bulutangkis Kejurda
1 PBSI dan Djarum Foundation DIY.

Tabel 17. Daftar prestasi siswa MAN 1 Yogyakarta bidang sosial.

No. Nama/Kelas Siswa Prestasi Lomba/Kejuaraan


1. Zahrotunnisa XI IPS 2 Juara 1 KSM Bidang Ekonomi Kemenag
Kota Yogyakarta.

2. Hasna Putri XI IPS 1 Juara 1 KSM Bidang Geografi Kemenag


Kota Yogyakarta.
3. Iqbhar Al Ghoza XII IPS 1 Juara 2 KSM Bidang Geografi Kemenag
Kota Yogyakarta.
4. Tsabita Nafi'ah XII IPS 2 Juara 3 KSM Bidang Geografi Kemenag
Kota Yk Kota Yogyakarta.
5. Tiffany Priyanka XII IPS 1 Juara 1 Essai Sejarah UNY.

47
Tabel 18. Daftar prestasi siswa MAN 1 Yogyakarta bidang sains.

No. Nama/Kelas Siswa Prestasi Lomba/Kejuaraan


1. Muh Mirza B R Juara 1 KSM Bidang Biologi Kemenag
XI MIPA 3 Kota Yogyakarta.
2. Riza Haiz Fadly Juara 1 KSM bidang Matematika Kemenag
XI MIPA 1 Kota Yogyakarta.
3. Fatimah Khairiyah Juara 3 KSM Bidang Biologi Kemenag
XII MIPA 4 Kota Yogyakarta.
4. Muh Tsaqif Haidar Juara 3 KSM Bidang Fisika Kemenag Kota
XI MIPA 4 Yogyakarta.
5. Muh Irsyadul Ibad Juara 3 KSM Bidang Kimia Kemenag
XI MIPA 4 Kota Yogyakarta.
6. Muhammad Firza B R Juara 1 KSM Bidang Biologi Kanwil
XI MIPA 3 Kemenag DIY.
7. Fatimah Khairiyah Juara 2 KSM Bidang Biologi Kanwil
XII MIPA 4 Kemenag DIY.
8. Budi Prasetyo XII MIPA 1 Juara 1 LCC Biologi Fak Saintek UIN
SUKA DIY.
9. Fatimah Khairiyah Juara 1 LCC Biologi Fak Saintek UIN
XII MIPA 4 SUKA DIY.
10. Hallimatur Rosyidah Juara 2 LCC Biologi Fak Saintek UIN
XII MIPA 3 SUKA DIY.
11. Shafaya Nurunnisa Juara 2 LCC Biologi Fak Saintek UIN
XI MIPA 3 SUKA DIY.
12. Muhammad Qoulan Juara 2 LCC Biologi Fak Saintek UIN
Sadidan XI MIPA 2 SUKA DIY.

48
2. Ekstrakurikuler Tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta

Gambar 4. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta foto


bersama setelah tampil di acara Masa Ta’aruf Siswa Madrasah 2020.
(Foto: Iqbal Assegaf, 2020)

Tari Ratoeh Jaroe merupakan perkembangan dari gerak tari Saman

yang sama-sama memiliki ciri khas gerak menepuk dada, akan tetapi kedua

tari ini memiliki perbedaan. Tari Saman hanya boleh ditarikan oleh laki-laki,

sedangkan tari Ratoeh Jaroe ditarikan oleh perempuan. Tari Ratoeh Jaroe

merupakan tari kreasi karya seorang seniman asal Aceh yakni Yusri Saleh

atau biasa disapa Dek Gam. Tari Ratoeh Jaroe merupakan tari kreasi karena

dalam tarian ini terdapat gabungan dari gerakan-gerakan tari tradisional asal

Aceh lainnya yang telah diinovasi yakni tari Ratoeh Duek, Rateb Meusekat,

Rapa’i Geleng dan Likok Pulo. Nilai islami dan nilai karakter kerjasama

dalam tarian ini yang melandasi terbentuknya ekstrakurikuler tari Ratoeh

Jaroe di MAN 1 Yogyakarta yang diberi nama Ratoeh Alisa.

Ektrakurikuler tari Ratoeh Jaroe diresmikan sebagai salah satu

ekstrakurikuler peminatan di MAN 1 Yogyakarta pada tahun 2017. Sebelum

49
terbentuknya ekstrakurikuler tersebut, terdapat ekstrakurikuler dance modern

yang kemudian dihapuskan karena tarian dan cara berbusananya tidak

melambangkan identitas sekolah. Setelah pihak sekolah mendapat usulan dari

salah satu siswanya yang mengikuti latihan tari Ratoeh Jaroe di luar kampus,

akhirnya diresmikanlah tari Ratoeh Jaroe sebagai ekstrakurikuler di MAN 1

Yogyakarta dan diberi nama Ratoeh Alisa karena sesuai dengan identitas

sekolah yang bernuansa islami (Wawancara dengan WP, 16 Mei 2020,

diijinkan untuk dikutip).

Berikut daftar peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler tari Ratoeh

Jaroe (“Ratoeh Alisa”) di MAN 1 Yogyakarta.

50
Tabel 19. Daftar Peserta Aktif Ekstrakurikuler Tari Ratoeh Jaroe di MAN 1
Yogyakarta.

No. Nama Peserta Kelas


1. Nur Nizrina Dea X IBB
2. Afifah Meisya X IBB
3. Tsamra Sania X IBB
4. Farah Amira X IBB
5. Calya Putri Rafa X IBB
6. Fitria Nida X MIPA 1
7. Nasma Alfin X MIPA 1
8. Sabrina Farhah X MIPA 2
9. Nacinta Z X MIPA 3
10. Faras Meuthia X MIPA 3
11. Rasyadah X MIPA 3
12. Zefa Azfesta X MIPA 4
13. Dewi Dian X MIPA 4
14. Nada Salsabila X MIPA 4
15. Kenia Uni X MIPA 4
16. Sabrina Wardhani X IPS 2
17. Zahra Anis X IPS 2
18. Puteri Nabila XI MIPA 1
19. Sekar Gading XI MIPA 1
20. Salsabila Putri XI MIPA 2
21. Muthia Latifah XI MIPA 2
22. Salsabila Assani XI MIPA 3
23. Afifah Azzahra XI MIPA 3
24. Fadhila Qurrota XI MIPA 4
25. Aulia Aditiara XI MIPA 4
26. Tazkiya XI MIPA 4
27. Ikrima Nurul Rahma XI IPS 1
28. Chasanah Anggun XI IPS 2

Berdasarkan keterangan Pelatih ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN

1 Yogyakarta, pada awalnya peserta didik yang ikut ekstrakurikuler tersebut

berjumlah 50 orang lebih, akan tetapi lambat laun berkurang karena banyak

kegiatan (ekstrakurikuler wajib) peserta didik yang berbenturan dengan

jadwal latihan rutin ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe, dan tersisa 28 orang.

Adapun jadwal latihan rutin ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1

51
Yogyakarta yaitu setiap hari Selasa dan Rabu. Peserta didik kelas XII sudah

tidak dibolehkan pihak sekolah ikut latihan rutin, karena difokuskan untuk

Ujian Nasional.

Kegiatan ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta, telah

memberikan dampak positif bagi sekolah. Adanya esktrakurikuler tari Ratoeh

Jaroe, membuat MAN 1 Yogyakarta menjadi sekolah islam percontohan

untuk sekolah islam lainnya sebagai sekolah yang memiliki ekstrakurikuler

tari Ratoeh Jaroe yang bernuansa islam.

Hal ini tidak terlepas dari pihak sekolah yang juga memberi dukungan

terkait adanya kegiatan ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe. Sekolah

memberikan dukungan dalam bentuk dana pembuatan kostum tari dan

pemberian izin pelajaran bagi siswa yang tampil dalam sebuah acara.

Dukungan dari pihak sekolah membuat peserta didik menjadi lebih

bersemangat dalam menimba ilmu dan mengembangkan bakatnya melalui

kegiatan ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe. Ekstrakurikuler ini telah mendapat

berbagai macam prestasi, salah satunya menjadi semifinalis di acara Teh

Pucuk Harum 2019. Selebihnya ekstrakurikuler ini dipercaya untuk mengisi

acara di berbagai event bergengsi.

52
Gambar 5. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe tampil di depan Menteri Agama
Republik Indonesia dalam acara Peresmian Gedung SBSN 2020
(Foto: Iqbal Assegaf, 2020)

Adapun beberapa prestasi dan penampilan tim ekstrakurikuler tari

Ratoeh Jaroe periode tahun ajaran 2019/2020 adalah sebagai berikut:

Tabel 20. Daftar Prestasi Lomba dan Penampilan Ekstrakurikuler Tari Ratoeh
Jaroe MAN 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020.

No. Prestasi Lomba/Penampilan Keterangan


1. Tingkat Regional Yogyakarta
Semifinalis Teh Pucuk School Jam
Kategori Ekstrakurikuler 2020
2. Peserta Kategori Lomba Dance DBL Tingkat Regional Yogyakarta
2020

53
3. Tampil di acara MILAD MAN 1 Pengisi Acara
Yogyakarta ke-70
4. Tampil di acara Peresmian Gedung Pengisi Acara
SBSN 2020 yang dihadiri oleh
Menteri Agama Republik Indonesia
Bapak Fachrul Razi
5. Tampil di acara Teladan Science Pengisi Acara
Day 2019 di SMAN 1 Yogyakarta
6. Pengisi Acara
Guest Star di acara Great Muslimah
Training 2020 di Instiper
7. Pengisi Acara
Guest Star di acara Keakhwatan
UGM 2020
8. Pengisi Acara
Guest Star di acara Padmanaba
Muslimah Week 2019
9. Pengisi Acara
Guest Star dalam acara Keakhwatan
MANSA 2020
10. Pengisi Acara
Tampil di acara MATSAMA 2019
11. Pengisi Acara
Tampil di acara Reuni Akbar MAN 1
Yogyakarta 2019
12.
Tampil di acara Wisuda Tahfidz
Indonesia 2019
13.
Wisuda Purna Siswa 2019
14. Kegiatan latihan dan
Menjadi bagian dari Project Film penggarapan tari dibimbing
Dokumenter tari Ratoeh Jaroe Massal langsung oleh Ekos Dance
yang disutradarai oleh Mr. Fricke dan Company
Mr. Mark (Sutradara Film Star
Waras) di Prambanan 2019

Prestasi-prestasi tersebut menjadi bukti keberhasilan pembelajaran tari

Ratoeh Jaroe pada kegiatan ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta.

Keberhasilan suatu pembelajaran tidak terlepas dari metode yang diterapkan,

begitupun dengan ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta,

yang juga memiliki metode khusus dalam pembelajarannya.

54
3. Metode Pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan

beberapa narasumber baik pelatih maupun siswa, dapat diketahui metode

pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran tari Ratoeh Jaroe di

kegiatan ekstrakurikuler MAN 1 Yogyakarta adalah sebagai berikut.

a) Metode Ceramah

Metode ceramah digunakan untuk awal pertemuan kepada peserta

didik yang baru bergabung pada ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN

1 Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk memberi pengetahuan seputar tari

Aceh khususnya tari Ratoeh Jaroe kepada peserta didik, mulai dari

sejarah, ragam gerak, dan segala hal tentang tari Ratoeh Jaroe di MAN 1

Yogyakarta.

b) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi menjadi salah satu metode yang digunakan

Pelatih dalam mengajarkan tari Ratoeh Jaroe. Metode ini digunakan

pelatih untuk mempraktekkan teknik-teknik dasar tari Ratoeh Jaroe secara

bertahap dan ditirukan oleh siswa, kemudian dilanjutkan ke beberapa

gerakan dan mengulanginya secara rinci, agar siswa semakin paham dan

bisa menirukan gerakan dengan benar.

c) Metode Latihan (Drill)

Metode latihan (drill) digunakan pelatih untuk melatih ketangkasan

ketepatan, kesempatan dan keterampilan dalam setiap gerakan. Pelatih

memberi porsi latihan yang meningkat di setiap pertemuannya dan siswa

55
akan menguulang-ulang beberapa gerakan sampai mereka benar-benar

bisa. Hal ini dilakukan untuk membudayakan sikap disiplin, cepat

beradaptasi dengan tarian.

Gambar 6. Metode Latihan (Drill) merupakan salah satu metode yang digunakan
dalam pembelajaran tari Ratoeh Jaroe di ekstrakurikuler MAN 1 Yogyakarta.
(Foto: Iqbal Assegaf, 2020)

d) Metode Jigsaw (Tim Ahli)

Pembentukan tim ahli digunakan untuk mengajarkan rasa tanggung

jawab atas pembelajaran yang telah diberikan oleh Pelatih, agar siswa

selalu siap untuk mengajarkan tarian ini kepada siswa lainnya yang belum

bisa. Pada metode ini, pelatih mengelompokkan siswa kelas 11 yang sudah

mendapatkan materi lebih dulu dan sama dengan yang akan diajarkan ke

teman lainnya baik itu kelas 10 maupun kelas 11. Pelatih membuat

beberapa kelompok dengan didampingi oleh 1-3 siswa kelas 11 yang

ditunjuk untuk menjadi tutor. Selain itu, metode jigsaw digunakan pelatih

untuk mengajarkan siswa agar memiliki rasa tanggung jawab dan

kerjasama yang baik dengan teman-temannya, dan sebagai antisipasi jika

56
pelatih berhalangan hadir, maka kelas 11 sudah siap menggantikan

sementara.

Gambar 7. Metode Jigsaw (Tim Ahli) yang tengah dipraktekkan dalam


pembelajaran ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta.
(Foto: Iqbal Assegaf, 2020)

e) Metode Eksperimen

Metode eksperimen pada pembelajaran ekstrakurikuler tari Ratoeh

Jaroe di MAN 1 Yogyakarta digunakan saat latihan untuk penampilan

ataupun lomba, yang biasanya menampilkan gerakan kreasi baru. Pelatih

menggunakan metode eksperimen dengan memberi kesempatan kepada

siswa untuk melakukan eksplorasi yang bertujuan untuk menemukan

gerakan kreasi baru. Metode tersebut digunakan pada persiapan

penampilan ataupun lomba.

57
Gambar 8. Proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada
ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta.
(Foto: Iqbal Assegaf, 2020)

f) Metode Bamboo Dancing

Tari Ratoeh Jaroe merupakan tarian berkelompok dengan cara

duduk bersimpuh, duduk sejajar dan rapat membentuk garis lurus

horizontal. Salah satu yang menjadi daya tarik dalam proses pembelajaran

tari ini, yaitu adanya metode bamboo dancing yang digunakan, karena

siswa diharuskan duduk sejajar dan rapat membentuk garis horizontal

seperti bambu. Metode ini juga terdapat pada ekstrakurikuler tari Ratoeh

Jaroe di MAN 1 Yogyakarta. Pola tarian ini mengharuskan semua siswa

duduk bersimpuh dan lurus sejajar membentuk garis horizontal seperti

bambu, yang sesuai dengan teori metode bamboo dancing.

58
Gambar 9. Metode bamboo dancing pada pembelajaran ekstrakurikuler tari
Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta.
(Foto: oleh Iqbal Assegaf, 2020)

4. Hambatan-Hambatan

Pelaksanaan metode pembelajaran tari Ratoeh Jaroe pada kegiatan

ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta juga tidak selalu berjalan mulus,

terdapat hambatan-hambatan yang dihadapi. Hambatan yang dialami pelatih

dalam menerapkan metode pembelajaran pada ekstrakurikuler tari Ratoeh

Jaroe di MAN 1 Yogyakarta yaitu tempat latihan yang masih di Masjid,

sehingga harus mencari tempat latihan lain jika masjid digunakan untuk

kegiatan ibadah dan acara lainnya. Kemudian jadwal kegiatan siswa yang

sering bertabrakan dengan jadwal latihan rutin, sehingga mengakitbatkan

pelatih harus mengulang materi terdahulu.

B. Pembahasan

1. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun

langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang seringkali juga terkait dengan

59
pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan (Suyono dan Hariyanto, 2012:

19). Oleh karena itu, guru dalam memilih metode pembelajaran harus tepat

dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pemilihan metode ini sangat

berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh. Selain itu, pemilihan metode

pembelajaran yang tepat akan menimbulkan pembelajaran yang edukatif,

kondusif, dan menantang.

Sejalan dengan pendapat di atas, metode pembelajaran sebagai cara

yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan sesuai

dengan kebutuhan akan dapat menentukan keberhasilan dalam

menyampaikan pembelajaran (Hamzah dan Nurdin, 2011: 7).

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan

seseorang dalam mengimplementasikan metode secara spesifik (Komalasari,

2010: 56). Misalnya, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah

siswa yang relatifbanyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas

yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula dengan metode diskusi, perlu

digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif

dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Metode pembelajaran adalah

cara konkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat

berganti-ganti teknik pembelajaran meskipun dalam koridor metode yang

sama.

60
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah suatu cara dan upaya yang dilakukan seseorang dalam

melaksanakan sebuah pembelajaran yang ditampilkan secara praktis. Tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara optimal dengan metode pembelajaan yang

tepat dan menarik yang dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar.

Hal ini sejalan dengan yang diterapkan pada pembelajaran

ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta, yang terlihat

menarik sehingga dapat membangkitkan minat siswa. Pelatih ekstrakurikuler

tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta menerapkan beberapa metode dalam

pembelajaran tersebut. Adapun metode-metode tersebut yaitu sebagai berikut.

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan sebagai

metode tradisional karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan

sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi

edukatif (Hamdayana, 2019: 98). Metode ceramah disebut juga sebagai

sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru

kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan

uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti gambar, dan

audio visual lainnya (Syaiful Sagala, 2009: 201) . Penggunaan metode

ceramah sangat tergantung pada kemampuan guru, karena guru yang

berperan penuh dalam metode ceramah. Tujuan metode ceramah adalah

menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep, pengertian, prinsip,

dll) yang banyak dan luas.

61
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa metode ceramah

digunakan pelatih ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta

hanya di pertemuan awal, untuk menjelaskan pengetahuan tentang tarian

tersebut kepada siswa. Kegiatan belajar pada metode ceramah didominasi

oleh guru sehingga siswa mudah merasa jenuh, kurang inisiatif, sangat

tergantung pada guru dan kurang terlatih untuk belajar mandiri. Oleh

karena itu pelatih menggunakan metode ceramah hanya di pertemuan awal

dan saat memberikan motivasi serta evaluasi, lalu menggunakan metode

lainnya untuk menambah minat belajar siswa.

b. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan

meragakan dan mempertunjukkan suatu proses, situasi atau benda tertentu

yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam

bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain di

depan seluruh siswa (Miftahul Huda, 2013: 233). Dengan demikian,

metode demonstrasi dalam hal ini merupakan metode mengajar yang lebih

menekankan pada praktik pengajaran secara langsung.

Metode demonstrasi juga digunakan pada pembelajaran

ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta. Setelah di

pertemuan awal menggunakan metode ceramah, salanjutnya pelatih

menggunakan metode demonstrasi dengan memperagakan gerakan dalam

hitungan kemudian ditiru oleh siswa, sehingga terjadi interaksi antara

pelatih dengan siswa. Setelah itu pelatih secara bertahap mengajarkan

62
tarian tersebut sampai siswa paham dan mampu memperagakan tarian

sesuai dengan yang diperagakan oleh pelatih. Kemudian pelatih

mengajarkan lirik lagu dalam tarian dengan menyanyikannya dan ditiru

oleh siswa, sampai siswa bisa menyanyikan lirik lagu dalam tersebut

sambil menari. Hal ini membuat pembelajaran semakin menarik dan

membuat antusias siswa untuk belajar semakin tinggi.

c. Metode Latihan (Drill)

Metode latihan (drill) adalah suatu cara mengajar di mana peserta

didik melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, peserta didik memiliki

ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah

dipelajari (Syahraini, 2016: 111). Metode drill disebut juga metode

training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-

kebiasaan tertentu, serta sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-

kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini digunakan untuk memperoleh

suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan (Hamdayana,

2019: 105).

Hal ini sesuai dengan yang diterapkan dalam pembelajaran tari

Ratoeh Jaroe di ekstrakurikuler MAN 1 Yogyakarta, yang menggunakan

metode latihan sebagai upaya untuk memperoleh ketangkasan dan

ketepatan. Sesuai dengan tarian tersebut yang bertujuan untuk

menonjolkan ketangkasan, kecepatan dan ketepatan, maka pelatih juga

menggunakan metode latihan (drill) dalam pembelajarannya untuk

mencapai tujuan tersebut. Dalam metode latihan ini, pelatih bertindak

63
tegas dan disiplin kepada siswa, dan menambah porsi latihan untuk

mencapai target, biasanya metode ini digunakan untuk mengejar target

penampilan dan lomba, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk

menggunakan metode ini jika target belum tercapai.

d. Metode Jigsaw (Tim Ahli)

Metode Jigsaw adalah salah satu teknik pembelajaran kooperatif,

dalam hal ini siswa yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam

pelaksanaan pembelajaran, dan bukan gurunya (Trianto, 2010: 73). Dalam

metode ini, siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi

mereka juga harus siap memberikan dan menjabarkan materinya tersebut

kepada anggota kelompoknya yang lain. Pembentukan tim ahli dalam

metode pembelajaran ini, digunakan untuk mengajarkan rasa tanggung

jawab dan kerjasama tim atas pembelajaran yang telah diberikan oleh

Pelatih ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe, agar siswa selalu siap untuk

mengajarkan tarian ini kepada siswa lainnya yang belum bisa dan juga

sebagai pengganti jika pelatih berhalangan hadir.

e. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada

siswa secara perseorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu

proses percobaan (Syaiful Bahri, 2005: 234). Metode eksperimen pada

pembelajaran ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta

digunakan saat latihan untuk penampilan ataupun lomba, yang biasanya

menampilkan gerakan kreasi baru. Pelatih memberikan kesempatan kepada

64
siswa untuk mencari dan mengeksplorasi gerakan baru untuk digunakan

pada penampilan-penampilan berikutnya.

f. Metode Bamboo Dancing

Metode bamboo dancing adalah suatu teknik pengembangan metode

inside outside circle (Supriyono, 2009: 55). Pembelajaran diawali dengan

pengenalan topik oleh guru. Guru bisa menuliskan topik tersebut di papan

tulis atau dapat pula guru bertanya jawab apa yang diketahui peserta didik

mengenai topik itu. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk

mengaktifkan struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih

siap menghadapi pelajaran yang baru.

Dengan metode pembelajaran bamboo dancing ini diharapkan dapat

tercipta pembelajaran yang kondusif. Metode pembelajaran bamboo

dancing ini bertujuan agar peserta didik saling berbagi informasi pada saat

yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat

secara teratur. Strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan

pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar siswa.

Konsep dari metode bamboo dancing ini meskipun namanya Tari

Bambu tetapi tidak menggunakan bambu, yaitu siswa yang berjajaran

diibaratkan sebagai bambu. Hal ini yang menjadi keunikan dalam tari

Ratoeh Jaroe yang menggunakan metode bamboo dancing dalam

pembelajarannya dan hal tersebut juga diterapkan dalam ekstrakurikuler

65
tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta yang juga menggunakan metode

bamboo dancing dengan cara duduk bersimpuh, sejajar dan rapat

membentuk garis lurus horizontal seperti bambu.

2. Hambatan-Hambatan

Pelaksanaan metode pembelajaran tari Ratoeh Jaroe pada

ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta tentu memiliki hambatan-hambatan

yang tidak dapat dihindari. Berikut hambatan-hambatan pelatih dalam

melaksanakan metode pembelajaran tari Ratoeh Jaroe pada ekstrakurikuler di

MAN 1 Yogyakarta.

a. Hambatan Internal

Hambatan internal yang dialami dalam pelaksanaan ekstrakurikuler

tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta yaitu masalah jadwal latihan

yang berbenturan dengan jadwal kegiatan ekstrakurikuler wajib dan

kegiatan siswa di luar sekolah. Hal ini menjadikan pengulangan materi

oleh pelatih, sedangkan tarian ini memerlukan kekompakan dan

keserasian gerakan secara tim. Jika terdapat gerak tari tidak sesuai, maka

akan dilakukan pengulangan terus menerus, yang mengakibatkan

terhambatnya penambahan materi baru.

b. Hambatan Eksternal

Hambatan eksternal yang dialami oleh tim ekstrakurikuler tari

Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta yaitu tempat latihan yang belum

tetap dan dibatasi waktu. Tempat latihan tersebut yaitu di Masjid MAN 1

Yogyakarta, tepatnya di Lantai 2 yang dilaksanakan setelah sholat ashar

66
pukul 15.45 sampai pukul 17.00. Hal ini membuat latihan tersebut hanya

berdurasi 75 menit, belum lagi jika di Masjid masih ada yang

melaksanakan ibadah sholat, maka volume suara hentakan tari dan musik

harus dikecilkan dan jika masjid digunakan untuk ibadah dan kegiatan

lain, maka siswa dan pelatih harus mencari tempat latihan lain.

67
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kegiatan pembelajaran tari

Ratoeh Jaroe pada ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta sudah berjalan dengan

baik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa yang telah menguasai materi tari

Ratoeh Jaroe sesuai dengan yang diajarkan oleh pelatih. Pencapaian tersebut tidak

terlepas dari metode pembelajaran yang digunakan oleh pelatih.

Adapun metode yang digunakan pada pembelajaran tari Ratoeh Jaroe di

ekstrakurikuler MAN 1 Yogyakarta antara lain yakni (1) metode ceramah, (2)

metode demonstrasi, (3) metode latihan (drill), (4) metode jigsaw (tim ahli), (5)

metode eksperimen, dan (6) metode bamboo dancing. Metode ceramah digunakan

saat pertemuan awal untuk menjelaskan secara keseluruhan tentang pengetahuan

tari Aceh khususnya tari Ratoeh Jaroe. Metode demonstrasi digunakan pelatih

untuk mempraktikkan gerakan tari dan ditirukan oleh siswa sehingga terjadi

interaksi antara pelatih dan siswa. Metode latihan digunakan sebagai upaya untuk

memperoleh ketangkasan dan ketepatan. Sesuai dengan tarian tersebut yang

bertujuan untuk menonjolkan ketangkasan, kecepatan dan ketepatan, maka pelatih

juga menggunakan metode latihan (drill) dalam pembelajarannya untuk mencapai

tujuan tersebut. Pembentukan tim ahli dalam metode pembelajaran jigsaw,

digunakan untuk mengajarkan rasa tanggung jawab dan kerjasama tim atas

68
pembelajaran yang telah diberikan oleh Pelatih ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe,

agar siswa selalu siap untuk mengajarkan tarian ini kepada siswa lainnya yang

belum bisa dan juga sebagai pengganti jika pelatih berhalangan hadir. Metode

eksperimen pada pembelajaran ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1

Yogyakarta digunakan saat latihan untuk penampilan ataupun lomba, yang

biasanya menampilkan gerakan kreasi baru. Ciri khas tari Ratoeh Jaroe adalah

memiliki metode yang unik dalam pembelajarannya yaitu metode bamboo

dancing, dengan cara duduk bersimpuh, duduk sejajar dan rapat membentuk garis

lurus horizontal sesuai dengan pola tarian tersebut.

Adapun hambatan internal yang tidak dapat dihindari dalam pelaksanaan

metode pembelajaran tari Ratoeh Jaroe yaitu jadwal latihan yang berbenturan

dengan jadwal kegiatan siswa, sedangkan hambatan eskternal yaitu tempat latihan

yang masih di Masjid MAN 1 Yogyakarta dan sering berpindah tempat jika di

Masjid ada kegiatan ibadah dan kegiatan lain.

Dilihat dari kemampuan siswa yang telah menguasai materi yang

diberikan oleh pelatih, maka metode pembelajaran yang digunakan oleh pelatih

dapat dikatakan berhasil, meski terdapat beberapa hambatan dalam

pelaksanaannya. Hal itu tidak mengurangi tingkat keberhasilan metode

pembelajaran yang telah diterapkan.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai metode pembelajaran tari Ratoeh

Jaroe pada ekstrakurikuler di MAN 1 Yogyakarta, maka peneliti memberikan

saran sebagai berikut.

69
1. Bagi MAN 1 Yogyakarta

Sebaiknya pihak MAN 1 Yogyakarta lebih mendukung dan

mengembangkan ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe dengan memberikan

tempat latihan khusus dan membantu tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe

untuk mencari donatur serta sponsor guna mendukung kegiatan diplomasi

budaya luar negeri yang dicanangkan oleh tim ekstrakurikuler tari Ratoeh

Jaroe.

2. Bagi Pelatih

Hendaknya pelatih terus memberikan energi positifnya kepada siswa,

dan memberi inovasi baru dalam melatih guna mempertahankan semangat

siswa dalam berlatih.

70
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.
Ambarjaya, Beni. 2012. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran. Yogyakarta:
CAPS.
Bahri, Syaiful. 2005. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif pendekatan
teoritis psikologis. Jakarta : Rineka Cipta.
Bastomi, S. 1985. Berapresiasi Pada Seni Rupa. Semarang: IKIP Semarang
Press.
_________b. 1992. Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang Press.
Gunawan, Imam. 2017. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:
Bumi Angkasa.
Hadi, Y Sumandiyo. 2011. Koreografi. Yogyakarta: Cipta Media.
Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdayama, Jumanta. 2019. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamzah dan Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi
Aksara.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, ( Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2013 ) hal 233
Jazuli. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press.
Kemendikbud. 2014. Permendikbud 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
Bandung: Refika Aditama.
Moelong, Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Reni Ida Lestari. 2018. Pembelajaran Tari Bedana Dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler di SMPN 2 Bantul Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfaveta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Siti Rodiyah. 2015. Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Elemen Gerak Tari
Mata Pelajaran Seni Budaya Siswa Kelas VII A SMPN 26 Semarang.
Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

71
Soedarsono. 1992. Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka.
_________b. 1981. Tari-Tarian Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sugihartono, dkk. 2015. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono, Agus. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: ALFABETA, CV.
Supriyono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2009
Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syahraini Tambak. 2016. Metode Drill dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Jurnal. Pekanbaru: Universitas Islam Riau.
Thantia Oczalina. 2018. Pembelajaran Tari Dibingi Bakas Menggunakan Metode
Demonstrasi Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SMKN 1 Krui Pesisir
Barat. Skripsi. Lampung: Universitas Lampung.
Trianto. 2010. Mendesain Pembelajaran Inovatif Dan Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media.
Wiwi. 2007. Profil Penari Sintren di Kabupaten Pemalang. Skripsi. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.

Webtografi
MAN 1 Yogyakarta. 2016. Profil Sekolah.
https://manyogya1.sch.id/page/2020/2/sejarah-singkat.html. Diakses
tanggal 18 Desember 2019, pukul 19.00 WIB.
Samparona. 2013. Fungsi Dan Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler.
http://samparona.blogspot.com/2013/10/fungsi_dan_tujuan_pelaksanaan
_kegiatan_ekstrakurikuler.html?m=1. Diakses tanggal 20 Desember
2019, pukul 20.00 WIB.
Tari Ratoeh Jaroe. 2019. Tari Ratoeh Jaroe, Tari Kreasi dari Aceh.
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/12/23/tari-ratoh-jaore-tari-
kreasi-dari-aceh. Diakses tanggal 10 Januari 2020, pukul 21.00 WIB.
Narasumber

1. Nama : Drs. H. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd.


Umur : 54 tahun
Pekerjaan : Kepala MAN 1 Yogyakarta
Peran : Sebagai narasumber

2. Nama : Fellalia Hasna Hanifah, S. Sos.


Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Pelatih ekstrakurikuler tari di Ratoeh Jaroe MAN 1
Yogyakarta.
Peran : Sebagai narasumber

72
3. Nama : Puteri Nabila Artika
Umur : 17 tahun
Pekerjaan : Siswa Kelas XI MAN 1 Yogyakarta
Peran : Anggota ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1
Yogyakarta

4. Nama : Salsabila Putri Fadika


Umur : 17 tahun
Pekerjaan : Siswa Kelas XI MAN 1 Yogyakarta
Peran : Anggota ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1
Yogyakarta

DAFTAR ISTILAH

Akhlaqul karimah : Akhlak yang baik atau terpuji.

Modern dance : Tari modern.

E-mail : Surat elektronik yang berfungsi sebagai

sarana dalam mengirim surat yang

dilakukan melalui media internet.

Event : Suatu agenda, kegiatan atau festival

tertentu.

Training : Latihan atau Pelatihan

Inside outside circle : Sebuah metode pembelajaran lingkaran

dalam dan luar dengan sistem lingkaran

kecil dan lingkaran besar, dimana siswa

saling berbagi informasi pada saat

73
bersamaan dengan pasangan yang berbeda

dengan singkat dan teratur.

LCD Proyektor : Salah satu jenis proyektor yang digunakan

untuk menampilkan video, gambar,

atau

data dari komputer pada sebuiah

layar.

Membercheck : Proses pengecekan data yang dilakukan

oleh peneliti kepada subjek

penelitian atau

narasumber.

Postpositivisme : Aliran yang ingin memperbaiki kelemahan

pada positivisme.

Rapa’i : Sebuah alat musik pukul (perkusi) yang

berasal dari Aceh.

Website : Halaman web atau internet yang saling

berhubungan yang umumnya

berisikan

kumpulan informasi.

74
LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan Ja Februari Maret April Mei Juni Juli


. n
u
ar
i
1. Observasi
2. Studi Pustaka
3. Bimbingan Proposal
4. Seminar Proposal
5. Studi Lapangan dan
Pengumpulan Data

75
6. Bimbingan Penelitian
7. Validasi Data
8. Analisis Data
9. Revisi
10. Ujian Sidang Skripsi

Lampiran 2. Hasil Observasi

Metode Pembelajaran Tari Ratoeh Jaroe pada Kegiataan Ekstrakurikuler di


MAN 1 Yogyakarta

No. Aspek Deskripsi


1. Metode Pembelajaran tari Berdasarkan observasi yang
Ratoeh Jaroe dilakukan, beberapa kegiatan selama
pelaksanaan pembelajaran tari Ratoeh
Jaroe pada Bulan Januari, Februari,
Maret 2020, diantaranya:
a. Latihan dilakukan di Masjid dan
juga beberapa tempat lainnya,
menyesuaikan jika Masjid
digunakan untuk ibadah dan acara
yang lebih penting.
b. Pembelajaran terlihat kondusif,
siswa terlihat antusias menerima

76
materi/gerakan dari pelatih.
c. Metode pembelajaran yang dipakai
terlihat bervariasi dan efektif.
d. Selesai pembelajaran ataupun
penampilan, evaluasi selalu
dilakukan oleh pelatih dengan
memberikan motivasi untuk siswa.
e. Ekstrakurikuler ini mengisi
beberapa acara pada periode bulan
Januari, Februari dan Maret 2020.
f. Penulis diminta langsung oleh
Pelatih dan Peserta ekstrakurikuler,
untuk membantu mengiringi tarian
menggunakan alat musik Rapa’i
saat latihan dan penampilan selama
masa observasi.
2. Hambatan-Hambatan yang Berdasarkan observasi yang
dialami oleh kelompok dilakukan, berikut hambatan-
ekstrakurikuler tari Ratoeh hambatan yang dialami kelompok
Jaroe ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di
MAN 1 Yogyakarta.
a. Hambatan Internal
Hambatan internal yang dialami
dalam pelaksanaan ekstrakurikuler
tari Ratoeh Jaroe di MAN 1
Yogyakarta yaitu masalah jadwal
latihan yang berbenturan dengan
jadwal kegiatan siswa.
b. Hambatan Eksternal
Hambatan eksternal yang
dialami oleh tim ekstrakurikuler tari
Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta
yaitu tempat latihan yang belum tetap
dan dibatasi waktu. Tempat latihan
tersebut yaitu di Masjid MAN 1
Yogyakarta, tepatnya di Lantai 2 yang
dilaksanakan setelah sholat ashar
pukul 15.45 sampai pukul 17.00.

77
Lampiran 3. Transkrip Wawancara

TRANSKRIP WAWANCARA

Metode Pembelajaran Tari Ratoeh Jaroe pada Kegiataan Ekstrakurikuler di


MAN 1 Yogyakarta

Hari, Tanggal : Senin, 04 Mei 2020

Jam : 10.00 – selesai

Narasumber : Drs. H. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. selaku Kepala

MAN 1 Yogyakarta

78
1. Bagaimana awal terbentuknya ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1

Yogyakarta?

“Ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe Aceh ini sudah diresmikan sebagai


ekstrakurikuler di sekolah sejak tahun 2017, yang mana sebelum
terbentuknya ekstrakurikuler ini, masih belum ada ekstrakurikuler
tarinya. Dulu sempat ada dance modern, tetapi tarian dan cara
berbusananya tidak melambangkan identitas sekolah. Maka dari itu
sekolah akhirnya meniadakan kegiatan ekstrakurikuler dance modern.
Kemudian ada salah satu murid MAN 1 Yogyakarta yang ikut kegiatan
tari Ratoeh Jaroe di luar sekolah dan memberi usulan kepada pihak
sekolah, bagaimana jika tarian ini diajarkan di sekolah kita, karena
sesuai dengan identitas sekolah yang bernuansa islami. Akhirnya
setelah melalui proses yang panjang, sekolah meresmikan tari Ratoeh
Jaroe yang diberi nama “Ratoeh Alisa” sebagai kegiatan
ekstrakurikuler resmi di MAN 1 Yogyakarta.”

2. Dengan adanya ekstrakurikuler tari, apakah memberikan dampak positif

kepada sekolah? Jika ada, apa saja dampak positif tersebut?

“Ya, Dengan adanya ekstra tari Ratoeh nama sekolah menjadi


percontohan bahwa terdapat ekstra tari aceh di MAN 1, sehingga
sekolah lain pun ikut membentuk ekstra tari Aceh juga.”
3. Apa harapan bapak untuk ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe ke depannya?

“Harapannya tentu harus semakin baik dan berprestasi. Semoga

nantinya bisa berprestasi hingga ke kancah internasional.”

79
TRANSKRIP WAWANCARA

Metode Pembelajaran Tari Ratoeh Jaroe pada Kegiataan Ekstrakurikuler di


MAN 1 Yogyakarta

Hari, Tanggal : Kamis, 30 April 2020

Jam : 15.00 – selesai

Narasumber : Fellalia Hasna Hanifah, S. Sos. selaku Pelatih Ekstrakurikuler

Tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta

80
1. Bagaimana langkah-langkah proses pembelajaran ekstrakurikuler tari Ratoeh

Jaroe di MAN 1 Yogyakarta?

“Yang pertama do’a, kedua pemanasan, ketiga review ragam gerak


yang telah dipelajari sebelumnya, ke-empat masukan dari review
gerakan, kelima pembelajaran ragam gerak baru (pelatih
mencontohkan step by step), ke-enam siswa melakukan praktek
gerakan baru, ke-tujuh istirahat 5-10 menit, ke-delapan demo gerakan
sebelumnya sampai gerakan baru, kemudian evaluasi keseluruhan
gerakan, terakhir saran-saran dari pelatih dan murid, lalu penutup dan
doa. Kadang latihan bernyanyi dan menghafal lirik di sela-sela waktu
yang ada atau ketika murid sudah hafal ragam gerak (waktu
fleksibel).”

2. Berapa lama durasi dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler tari Ratoeh

Jaroe di MAN 1 Yogyakarta?

“Ekstrakurikuler dilakukan 2 kali dalam seminggu, setiap hari selasa


dan rabu selama satu jam.”

3. Metode apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler

tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta?

“Ada beberapa metode yang saya gunakan, ini dilakukan agar


pembelajaran menarik dan efektif. Metode-metode itu diantaranya
adalah metode ceramah, demonstrasi, drill, jigsaw, dan eksperimen.”

4. Bagaimana proses metode ceramah yang anda terapkan pada pembelajaran

tari Ratoeh Jaroe ini?

“Untuk awal pertemuan, saya lebih memfokuskan untuk memperkenalkan


sejarah, ragam gerak, dan segala hal tentang ekstrakurikuler tari Ratoeh
Jaroe di MAN 1 Yogyakarta, dan memberi stimulus kepada siswa dengan
menampilkan video-video tari itu.”

5. Bagaimana proses metode demonstrasinya?

“Ya setelah itu dilakukan pemanasan, kemudian saya langsung


mempraktekkan step by step teknik-teknik dasar tari Ratoeh Jaroe
barulah ke beberapa gerakan dan mengulanginya, lalu siswa saya

81
berikan kesempatan untuk mempraktekkan gerakan yang sudah saya
contohkan tadi. Nanti saya akan mengulangi gerakan dengan detail jika
anak-anak masih kurang paham.”

6. Lalu bagaimana proses metode drill?

“Saya memberikan metode drill karena pada tarian ini diperlukan


ketangkasan dan ketepatan dalam setiap gerakan. Untuk
membudayakan kedisiplinan dan agar siswa semakin cepat beradaptasi
dengan tarian ini, saya memberi porsi latihan yang meningkat setiap
pertemuannya dan siswa terus mengulangi gerakan-gerakan sampai
mereka bisa.”

7. Selanjutnya bagaimana proses metode jigsaw (tim ahli) yang anda gunakan?

“Ya Kelas 11 yang sudah mendapatkan materi yang sama dengan kelas
10, maka saya beri tugas untuk mengajarkan adik-adiknya gerakan-
gerakan yang sudah saya ajarkan tadi secara detail. Biasanya saya
membuat beberapa kelompok dengan didampingi 1-3 siswa kelas 11 per
kelompok. Saya mengajarkan ini agar siswa memiliki rasa tanggung
jawab dan kerjasama yang baik dengan teman-temannya, dan jika saya
berhalangan hadir, maka kakak kelas 11 sudah siap untuk menggantikan
saya sementara.”

8. Bagaimana proses metode eksperimennya?

“Untuk metode ini lebih kepada penampilan ataupun lomba, saya


biasanya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
eksplorasi dan menemukan gerakan kreasi baru, yang nantinya akan
kita gunakan untuk penampilan ataupun lomba.”

9. Apakah ada metode lain yang mungkin anda belum mengetahui istilah

metode tersebut?

“Ya ada, yang jelas sesuai dengan tarian ini yang bentuknya seperti
bambu. Maka dalam pembelajarannya siswa harus sama demikian,
yaitu duduk lurus sejajar membentuk garis horizontal. Jika siswa yang
datang latihan ada banyak, maka siswa dibagi perkelompok
membentuk garis horizontal saling berhadapan ataupun saling
membelakangi.”

82
10. Apakah setelah proses pembelajaran ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe,

Pelatih selalu memberikan evaluasi atau motivasi kepada peserta didik?1

tanggapan

“Ya, evaluasi selalu kami lakukan baik itu setelah pembelajaran

maupun setelah penampilan pada setiap acara.”

11. Hambatan apa saja yang menghambat proses pembelajaran ekstrakurikuler

tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta?

“Ada beberapa Tempat latihan, karena selama pembelajaran


berlangsung dilakukan di masjid setelah shalat ashar. Kadang harus
mengecilkan bahkan menghentikan suara hentakan dari gerakan/musik
karena ada yang sedang melaksanakan ibadah. Kemudian harus terburu-
buru mengakhiri latihan karena akan dipakai persiapan oleh ta'mir
masjid untuk ibadah maghrib 2. Murid bertabrakan dengan kegiatan
lain. Ekstra tari Ratoeh banyak diminati murid, hampir 50 siswa yang
bergabung. Akan tetapi beberapa murid full kegiatan ekstra, ada yang
izin di tengah latihan atau hanya ikut sehari dalam seminggu sampai
hanya ikut ketika ada event saja. Hal ini menjadikan pengulangan
materi oleh pelatih, terlebih tari ratoeh memerlukan kekompakan,
keserasian gerakan secara tim. Jika terdapat ragam gerak yg tidak sesuai
dari salah seorang murid, maka akan dilakukan pengulangan terus
menerus, yang mengakibatkan terhambatnya penambahan materi baru.”

12. Bagaimana bentuk dukungan dari pihak sekolah terkait adanya

ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta?1 tanggapan

“Sekolah memberikan support dana pembuatan baju/kostum tari.


Pemberian izin pelajaran bagi siswa yang tampil dalam sebuah event.”

13. Prestasi apa saja yang sudah didapat oleh ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di

MAN 1 Yogyakarta?

83
“Menjadi semifinalis di acara Teh Pucuk Harum 2019. Untuk saat ini
lebih banyak perform dari undangan sebuah event seminar, satu-satunya
tim support DBL sekolah dengan traditional dance sehingga di muat ke
laman berita, dan acara pernikahan. Pernah perform di depan Bapak
KEMENAG beserta jajarannya.”

TRANSKRIP WAWANCARA

Metode Pembelajaran Tari Ratoeh Jaroe pada Kegiataan Ekstrakurikuler di


MAN 1 Yogyakarta

Hari, Tanggal : Sabtu, 30 Mei 2020

Jam : 16.00 – selesai

84
Narasumber : Puteri Nabila Artika selaku siswa Peserta Ekstrakurikuler

Tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta

1. Sejak kelas berapa anda bergabung sebagai peserta ekstrakurikuler tari

Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta?

“Sejak kelas 10.”

2. Bagaimana proses pembelajaran ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1

Yogyakarta?

“Menyenangkan, pelatih ngajarinnya sabar dan tegas.”

3. Apakah setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe, anda

dapat memperoleh banyak pengetahuan/pengalaman?

“Ya, saya dapat banyak pengalaman baru, teman-teman baru yang


seru.”

4. Apakah banyak materi/gerakan tari Ratoeh Jaroe yang susah dipelajari?

“Ada sih, tapi alhamdulillah kami bisa mempelajarinya, ya itu tadi


karena pelatihnya sabar dan tegas mungkin.”

5. Apakah anda selalu konsentrasi saat mengikuti proses pembelajaran

ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta?

“Ya, karena pelatih menyuruh kita untuk konsentrasi saat sedang latihan
dan memanfaatkan waktu istirahat untuk benar-benar istirahat, tidak
latihan.”

6. Apakah pelatih selalu mengadakan evaluasi setelah pembelajaran/tampil

selesai?

“Ya, pelatih selalu memberi evaluasi dan pelatih juga sering


memotivasi kita.”

85
7. Apakah pelatih memberi anda kesempatan untuk berpartisipasi (tampil)

dalam beberapa penampilan?

“Ya, pelatih selalu merotasi tim yang akan tampil di beberapa acara.”

8. Apakah pelatih membedakan porsi latihan anda dengan peserta didik lainnya?

“Tidak.”

TRANSKRIP WAWANCARA

Metode Pembelajaran Tari Ratoeh Jaroe pada Kegiataan Ekstrakurikuler di


MAN 1 Yogyakarta

Hari, Tanggal : Sabtu, 30 Mei 2020

86
Jam : 16.10 – selesai

Narasumber : Sekar Gading selaku siswa Peserta Ekstrakurikuler

Tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta

1. Sejak kelas berapa anda bergabung sebagai peserta ekstrakurikuler tari

Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta?

“Sejak kelas 10.”

2. Bagaimana proses pembelajaran ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1

Yogyakarta?

“Seru sih, bawaannya semangat terus.”

3. Apakah setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe, anda

dapat memperoleh banyak pengetahuan/pengalaman?

“Ya, kita juga jadi kenal dan dekat sama teman-teman beda kelas.”

4. Apakah banyak materi/gerakan tari Ratoeh Jaroe yang susah dipelajari?

“Gak terlalu banyak, sejauh ini semua bisa diatasi.”

5. Apakah anda selalu konsentrasi saat mengikuti proses pembelajaran

ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe di MAN 1 Yogyakarta?

“Ya, konsentrasi.”

6. Apakah pelatih selalu mengadakan evaluasi setelah pembelajaran/tampil

selesai?

“Ya, pelatih selalu memberi evaluasi dan masukan buat kita”

7. Apakah pelatih memberi anda kesempatan untuk berpartisipasi (tampil)

dalam beberapa penampilan?

87
“Ya, pelatih selalu adil memberi kita kesempatan untuk tampil.”

8. Apakah pelatih membedakan porsi latihan anda dengan peserta didik lainnya?

“Tidak.”

Lampiran 4. Hasil Dokumentasi

Metode Pembelajaran Tari Ratoeh Jaroe pada Kegiataan Ekstrakurikuler di


MAN 1 Yogyakarta
No. Aspek Ada Tidak Keterangan
1. Profil Sekolah  Terlampir
2. Ekstrakurikuler tari Ratoeh  Terlampir

88
Jaroe
3. Metode pembelajaran tari  Terlampir
Ratoeh Jaroe pada kegiatan
ekstrakurikuler.
4. Penampilan Kelompok  Terlampir
Ekstrakurikuler tari Ratoeh
Jaroe di beberapa acara.

Lampiran 5. Dokumentasi

89
Gambar 10. Alat musik Rapa'i sebagai pengiring tari Ratoeh Jaroe bersama
dengan vokal Syeh atau Syehi.
(Sumber: atjehliterature.blogspot.com)

Gambar 11. Kostum tari Ratoeh Jaroe.


(Sumber: https://twitter.com/seulangaunj)

90
Gambar 12. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta
dalam acara Keakhwatan UGM.
(Foto: Fellalia, 2020)

Gambar 13. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe tampil di acara DBL
Yogyakarta.
(Dokumentasi: Ratoeh Alisa, 2020)

91
Gambar 14. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe tampil di Acara MAN 1
Yogyakarta.
(Foto: Iqbal Assegaf, 2020)

Gambar 15. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe tampil dalam acara Muslimah
Beauty di UGM.
(Foto: Iqbal Assegaf, 2020)

92
Gambar 16. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta tampil
dalam acara Live Audition Teh Pucuk School Jam.
(Foto: Iqbal Assegaf, 2020)

Gambar 17. Tim ekstrakurikuler tari Ratoeh Jaroe MAN 1 Yogyakarta tampil di
acara Mosaic MANSA.
(Foto: Fellalia, 2020)

93

Anda mungkin juga menyukai