SKRIPSI
OLEH :
BENI PUJIANTO
103251464815
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Seni Rupa
Oleh :
Beni Pujianto
NIM 103251464815
Dewan Penguji
Mengetahui, Mengesahkan,
Ketua Jurusan Seni dan Desain Dekan Fakultas Sastra
i
ABSTRACT
Pujianto, Beni. 2010. Study About In Drawing Expressions Learning Process Low
Grade Students In Elementary School District Wlingi Tangkil 01 Blitar.
Thesis, Faculty of Letters, Arts Education, State University of Malang.
Supervisor: (I) Drs. Iriaji, M. Pd, (II) Fenny Rochbeind. S.Pd. M.Sn.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT peneliti ucapkan karena berkat rahmat
Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar” ini diajukan untuk memenuhi salah satu
dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
1. Prof. Dr. H. Dawud, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Sastra yang telah banyak
2. Dra. Tjitjik Sriwerdhani, M.Pd, selaku penguji dalam ujian skripsi, yang
3. Drs. Iriaji, M.Pd, selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak membantu
4. Fenny Rochbeind. S.Pd, M.Sn, selaku dosen pembimbing II, yang juga telah
bimbingannya selama ini sehingga peneliti sudah dapat melangkah sejauh ini
iii
6. Kepala Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01 Kecamatan Wlingi untuk
7. Guru Seni Budaya dan Ketrampilan beserta seluruh staf dan guru di Sekolah
9. Keluargaku tercinta, Bapak dan Ibuku serta Kakak dan Adikku juga tidak lupa
Istriku dan si kecil Devan anakku terima kasih atas dukungan lahir dan batin.
11. Teman-temanku PSR angkatan 2003 terima kasih atas bantuan, dukungan, dan
kebersamaannya selama ini. Serta semua pihak yang telah membantu yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semua anggota Gombal Comunity.
12. Teman-teman di Wlingi City n all Kamisam@ crew semuanya yang selalu
dari kesempurnaan, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca sangat peneliti harapkan untuk peningkatan mutu skripsi ini.
Harapan peneliti, semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Amien……
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian ........................................................ 9
F. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 10
G. Definisi Operasional ................................................................................ 12
v
B. Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar Kelas Rendah
1. Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar ............................................. 25
2. Kelas Rendah ...................................................................................... 26
3. Periodesasi Seni Rupa Anak ............................................................... 27
4. Karakteristik Psikologi Siswa Kelas Rendah ...................................... 29
C. Penertian Menggambar Ekspresi
1. Menggambar Ekspresi......................................................................... 36
D. Proses Menggambar Ekspresi Siswa Kelas Rendah
1. Tahapan Menggmbar Ekspresi............................................................ 49
2. Menggmbar Ekspresi Siswa Kelas Rendah ........................................ 50
E. Menggambar Ekspresi Dalam Kurikulum KTSP Sekolah Dasar ............. 51
F. Faktor pendukung dan penghambat Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar
1. Faktor Pendukung ............................................................................... 53
2. Faktor Penghambat ............................................................................. 55
vi
Negeri Tangkil 01 Kecamatan Wlingi .................................................... 77
D. Hasil Proses Pembelajaran Menggambar Ekspresi Kelas Rendah di
BAB V PEMBAHASAN
A. Proses Pembelajaran Menggambar Ekspresi Kelas Rendah di Sekolah
Dasar Negeri I Tangkil Kecamatan Wlingi................................................94
B. Hasil Pembelajaran Menggambar Ekspresi Kelas Rendah di
Sekolah Dasar Negeri I Tangkil Kecamatan Wlingi................................102
C. Faktor Pembelajaran Menggambar Ekspresi Kelas Rendah di
Sekolah Dasar Negeri I Tangkil Kecamatan Wlingi................................107
1. Faktor -faktor yang Mendukung Pembelajaran ................................. 107
2. Faktor-faktor yang Menghambat Pembelajaran ................................ 109
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 111
B. Saran................................................................................................. 116
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Ruang Lingkup Penelitian ...……………………………………………11
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
5.1 Hasil karya menggambar ekspresi siswa kelas Satu…………………..103
5.2 Hasil karya menggambar ekspresi siswa kelas Dua…………………..104
5.3 Hasil karya menggambar ekspresi siswa kelas Tiga…………………..105
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 tertera bahwa Sekolah Dasar merupakan
penggal pertama dari pendidikan dasar sembilan tahun. Sekolah Dasar (SD)
Dasar tidak lagi sekadar berfungsi sebagai sarana sosialisasi dan memberikan
2
dengan sarana dan prasarana yang memadai serta peran guru sebagai pembimbing
kenyataannya, banyak sarana dan prasarana yang masih kurang memadai terutama
faktor salah satunya harus ada keterkaitan antar komponen pembelajaran yaitu:
(Depdiknas, 2007).
tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menegah
dan Peraturan Menteri No. 22 / 2006 tentang standar isi untuk satuan Pendidikan
3
kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional,2006:3)
Pendidikan seni, sebagai bagian dari mata pelajaran yang harus dikuasai
oleh siswa merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan untuk membentuk
ideal dengan tujuan merangsang daya imajinasi dan kreativitas dalam berfikir
kreatif. Seperti apa yang dikatakan John Dewey (dalam Salam, 2001:17) bahwa
dalam kehidupan. Pada akhirnya akan menjadikan manusia yang utuh, mandiri,
dan bertanggung jawab. Pendidikan seni rupa yang terlaksana dalam bentuk
4
siswa tentang berbagai aspek dari seni rupa meliputi pengertian dan jenis-jenis
karya seni rupa; teknis penciptaan berbagai jenis karya seni rupa yang
masa termasuk corak karya, faktor yang mempengaruhi, dan riwayat hidup
studio atau aspek psikomotorik. Pendididkan ini lebih diwarnai oleh latihan
berolah seni rupa baik dalam bentuk latihan dasar (pengenalan alat, bahan teknik)
mempunyai tema yang bervariasi, mulai dari makhluk luar angkasa, binatang-
pilihan anak untuk berkarya sesuai yang disukai. Dengan eksperimen, anak dapat
menggambar tidak sebatas pada kertas, crayon, cat poster, pensil warna tapi dapat
juga kita pakai sumba (pewarna makanan dan sebagainya ), kertas warna sebagai
anak anak menyalurkan ekspresinya secara bebas, sehingga imajinasi atau fantasi
5
pengalaman yang dialami setelah melihat gejala keindahan adalah kegiatan yang
menjadikan anak mampu berpikir kritis dan kreatif. Menggambar sebagai ugkapan
kreatif untuk mengisi rasa cepat anak menerima rangsangan dari luar dan dapat
Secara umum karakteristik siswa kelas rendah didominasi oleh rasa dan
emosional yang tidak stabil, sehingga responsifnya rendah. Otot lengannya masih
Selain itu hasil karya menggambar ekspresi pada siswa kelas rendah dipandang
menghasilkan karya.
Dalam mata pelajaran ini siswa kelas rendah diajarkan berbagai macam
6
dikenalkan pada proses menggambar ekspresi berupa penggunaan alat dan bahan,
teknik yang digunakan, penentuan tema atau objek benda dan langkah-langkah
menggambarkan kondisi yang agak unik, hasil karya siswa kelas rendah Sekolah
Dasar Negeri Tangkil 01 Kecamatan Wlingi banyak dijumpai karya yang aneh,
unik, lucu, gaya dan corak yang sama, tidak beraturan. Keanehan dan keunikan
karya siswa dapat dilihat dari cara menggambar objek manusia, benda, dan
binatang yang tidak proporsional misalnya gambar kepala lebih besar dari anatomi
tubuhnya, komposisi warna yang tidak harmonis (selaras) dan cenderung kontras.
Negeri Tangkil 01 juga memiliki langkah pembelajaran, tema kegiatan dan media
yang lebih spesifik, kecenderungan keunikan hasil yang unik ini belum diketahui
sehingga perlu diteliti. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui
Kecamatan Wlingi, apakah sesuai dengan kompetensi dasar yang diharapkan serta
Kecamatan Wlingi. Untuk itu peneliti mengambil judul ” Studi Tentang Proses
7
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
ini adalah untuk memperoleh informasi proses menggambar ekspresi siswa kelas
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
menggambar ekspresi pada siswa kelas rendah di Sekolah Dasar Negeri Tangkil
2. Manfaat Praktis
pendidikan seni bagi mahasiswa program studi pendidikan seni rupa pada
c. Bagi Guru
9
d. Bagi Peneliti
1. Asumsi Penelitian
menyebutkan bahwa anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang
2. Keterbatasan Penelitian
10
Wlingi.
memberi batasan masalah melalui ruang lingkup objek penelitian yaitu proses
11
12
G. Definisi Operasional
1. Pembelajaran Kesenian
metode, dan alat serta penilaian merupakan satu kesatuan yang memiliki
Pendidikan seni rupa di sekolah dasar bukan sebagai tujuan akhir untuk
membina anak sebagai subjek didik menjadi seorang seniman atau kurator,
melainkan agar anak memperoleh pengalaman tentang seni rupa dan berkesenian.
pengajaran teori untuk aspek kognitif anak, pengajaran apresiasi untuk aspek
pendidikan seni rupa untuk anak-anak adalah memacu pertumbuhan jiwa anak
13
secara menyeluruh. Hal ini dicapai melalui penciptaan situasi yang mendorong
anak untuk mengembangkan pengetahuan, kepekaan estetis, daya cipta dan daya
imitasi (Muhadjir,2009:36)
Pengajaran seni rupa tentu akan memperhatikan siswa melalui cara anak
pembelajaran awal anak pada tingkat Sekolah Dasar adalah pengkondisian anak
secara benar pada tingkatan yang paling elementer, maka di Sekolah Dasar siswa
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Kelas Rendah dan Kelas Tinggi. Kelas
dirasakan sehingga objek seni rupa untuk tingkat ini tidak menjadi penting.
4. Menggambar Ekspresi
14
sebagai perwujudan ungkapan perasaan tertentu yang dilakukan secara bebas dan
bersifat individual. Gambar ekspresi dapat dibuat secara bebas, dan tidak selalu
unsur-unsur garis, warna sesuai gaya pribadi penggambarnya, dan (3) Objek
gambar sangat dinamis, dapat berupa kesan alam benda, pemandangan, kreasi
berdasarkan fantasi ekspresif lainnya maupun sesuai dengan tema yang telah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
sejumlah tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran dalam hal ini merupakan
suatu kumpulan yang terdiri dari komponen komponen pembelajaran yang saling
berinteraksi, berintegrasi satu sama lainnya. Oleh karenanya jika salah satu
Dengan demikian proses pembelajaran terjadi timbal balik antara guru dan
murid, guru memberi materi atau bahan sedangkan murid yang menerima. Bisa
dikatakan dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara murid belajar dan
guru mengajar. Sementara itu, Darsono (2000: 14) mengemukakan bahwa belajar
diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi
15
16
laku seseorang terjadi akibat interaksi dengan orang lain. Proses belajar pada anak
masyarakat sekitarnya. Baik dan buruknya tingkah laku yang terjadi di keluarga
akan membawa dampak dalam tingkah laku pergaulan sekolah dan lingkungan
Menurut Sujana (1988: 21) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku
yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku baru ini misalnya dari
yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Adanya
perkembangan sifat sosial, emosional dan pertumbuhan jasmani. Sifat ingin tahu
yang dilakukan dengan kebiasaan atau cara lain yang berbeda-beda, tergantung
membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya
mengenai segala pribadi seseorang. Karena itu seseorang yang sedang belajar
tidak sama lagi dibandingkan dengan saat sebelumnya karena lebih sanggup
ada beberapa pendapat tentang pengertian belajar antara lain “Belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
(sikap). Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan
kondisi antara stimulus dan respon. Belajar adalah menghubungkan sebuah respon
berkondisi. Hakikat belajar adalah penemuan hubungan tingkah laku dari yang
tidak tahu, dari tidak biasa menjadi biasa tergantung dari proses yang ditempuh
guna mendapat respon lebih cepat atau lambat dari hasil pembelajaran itu juga
biasa diakibatkan oleh besar atau tidaknya motivasi yang dimiliki masing-masing
individu. Motivasi yang sehat perlu ditumbuhkan secara integral, dengan bantuan
secara umum adalah suatu usaha dengan proses yang aktif untuk mendapat suatu
pengetahuan atau pengalaman yang dapat mengubah tingkah laku pada waktu
Belajar dan mengajar adalah dua proses yang mempunyai hubungan sangat
erat dalam dunia pengajaran. Belajar biasanya dikhususkan kepada siswa dan
mengajar kepada guru. Keduanya baik guru maupun siswa biasa melakukan kedua
hal itu, baik belajar maupun mengajar atau dalam perkataan saling belajar dan
saling mengajar. Belajar dan mengajar terjadi baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Di sekolah dalam arti formal, sedangkan di luar sekolah biasa berupa
(Deddy, 2007:12-13)
komponen yang terdiri dari: siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, metode, media, dan
dan tugas tersebut terjadi dalam jalinan yang tidak dapat dipisahkan. Apabila
3. Tujuan Pembelajaran
a. Instruksional effects
mencakup tiga aspek yaitu, aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
b. Nurturant effects
akibat perilaku belajar yang dilakukan anak. Tujuan ini mengarah pada pola
4. Proses pembelajaran
mencakup banyak variabel, yaitu variabel tujuan, guru, siswa, proses belajar dan
Jacobsen, Egen, dan Kauchak (1989: 9-12) dalam Suprihadi, dkk (2000:12-13),
a. Tahap Persiapan
sumber belajar yang mendukung, materi bentuk dan teknik evaluasi untuk
melihat pada Prota, Promes, Silabus, dan RPP yang digunakan dalam proses
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Usaha sadar itu
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahapan penerapan dari tahap perencanaan yang telah
perencanaan.
terpenting dari strategi mengajar, yakni usaha guru dalam mengatur dan
2) Materi Pembelajaran
3) Metode Pembelajaran
kepada siswa dalam mendapatkan informasi dari orang lain yang didalam
strategi pembelajaran yang ditetapkan, maka dari itu metode yang akan
digunakan dalam pembelajaran agar tujuan dapat tercapai. Raka Joni (1980)
aspek teknis dalam penggunaannya. Aspek teknis tersebut adalah gaya dan
4) Media Pembelajaran
c. Tahap Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap penilaian oleh guru yang terdiri dari dua aspek
sasaran penilaian, yaitu: 1) proses pembelajaran yang dilakukan guru dan hasil-
berlangsung.
tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan (Thoha ,1996: tanpa halaman).
5. Metode pembelajaran
a. Metode Ceramah
b. Metode Demonstrasi
seluruh kelas cara kerja atau proses terjadinya sesuatu (Suprihadi, dkk,
2000:189).
24
c. Metode Tanya-jawab
( Merry,2009:23-24)
6. Pendekatan pembelajaran
(pengetahuan), ranah afektif (nilai dan sikap), dan ranah psikomotorik. Untuk itu
pendidikan seni pada dasarnya adalah pendidikan yang bertumpu pada nilai sikap
dkk (2003:4), tujuan pembelajaran terdiri atas tiga ranah (domain), yaitu: Ranah
7. Strategi pembelajaran
cara yang dipilih oleh guru dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan
kemudahan atau fasilitas bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran (Taba
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
lainnya.
pada dasarnya meliputi pembelajaran teori, apresiasi, dan keterampilan seni rupa
(Salam, 2001: 15). Pembelajaran teori seni rupa berfokus pada pembinaan aspek
kognitif (pengetahuan) kesenirupaan. Materi seni rupa ini berisi kajian seperti
tinjauan seni rupa, sejarah seni, persoalan estetika dan cara untuk menilai sebuah
menggali dari budaya dan alam di sekitarnya sehingga secara tidak langsung
mereka akan menjadi lebih inovatif untuk berkarya. Pada akhirnya tercipta siswa
produk karya seni yang berkualitas. Pada siswa Sekolah Dasar, jenis pembelajaran
membina anak sebagai subjek didik menjadi seorang seniman atau kurator,
melainkan agar anak memperoleh pengalaman tentang seni rupa dan berkesenian.
pengajaran teori untuk aspek kognitif anak, pengajaran apresiasi untuk aspek
pendidikan seni rupa untuk anak-anak adalah memacu pertumbuhan jiwa anak
secara menyeluruh. Hal ini dicapai melalui penciptaan situasi yang mendorong
anak untuk mengembangkan pengetahuan, kepekaan estetis, daya cipta dan daya
imitasi (Muhadjir,2009:36)
sebagai perwujudan ungkapan perasaan tertentu yang dilakukan secara bebas dan
bersifat individual. Gambar ekspresi dapat dibuat secara bebas, dan tidak selalu
unsur-unsur garis, warna sesuai gaya pribadi penggambarnya, dan (3) Objek
gambar sangat dinamis, dapat berupa kesan alam benda, pemandangan, kreasi
berdasarkan fantasi ekspresif lainnya maupun sesuai dengan tema yang telah
2. Kelas Rendah
Pengajaran seni rupa tentu akan memperhatikan siswa melalui cara anak
pembelajaran awal anak pada tingkat Sekolah Dasar adalah pengkondisian anak
27
secara benar pada tingkatan yang paling elementer, maka di Sekolah Dasar siswa
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Kelas Rendah dan Kelas Tinggi.
didominasi oleh rasa dan emosional yang tidak stabil, sehingga responsifnya
rendah. Otot lengannya masih belum sempurna, sosialisasinya rendah serta masih
untuk dikendalikan atau diarahkan, tidak ingin diatur dengan berbagai larangan.
tingkah laku, pikir, dan belajar pada masa selanjutnya. Pada masa ini kesadaran
jati diri mulai tumbuh. Seni dapat memberi dukungan yang berarti. Melalui
lingkungan hidupnya.
diidentifikasi dan diklarifikasikan berdasarkan karya seni rupa yang mereka buat.
yaitu :
28
yang tidak terwujud. Tahap ini dibedakan menjadi tiga yaitu ; coretan tak
Pada tahap ini terjadi perubahan cara menggambar yaitu; terjadi kesadaran
akan kreasi bentuk dan mulai ada komunikasi dengan gambar. Ciri tahap
yang terkontrol dan memiliki hubungan yang jelas dengan lingkungan karena
atau pohon.
dapat membentuk bagan lebih lengkap. Disebut bagan, jika anak membuat
mengubah bentuk, itu disebabkan ada sesuatu yang sangat penting bagi
mereka.
Salah satu ciri yang menonjul pada periode ini adalah anak menyadari
Pada masa ini anak mulai dapat bekerja sama dengan anak lainnya dan orang
biasanya didasarkan pada jenis kelamin yang sama anak perempuan mulai
tertarik pada pakaian yang bagus, dan anak laki-laki mulai senang membuat
mainannya sendiri dan mereka suka pergi dengan kelompoknya. Ciri gambar
pada anak usia ini, sudah membedakan jenis kelamin secara jelas.
Pada periode ini anak mengalami masa transisi dari masa anak ke masa
remaja. Usia ini sering disebut masa pubertas. Masa anak sering terombang-
ketidaksadaran menuju kekesadaran. Oleh sebab itu anak menjadi lebih kritis
dan menyadari dirinya sendiri. Mereka mulai mampu membuat bentuk secara
Pada masa ini karya seni merupakan hasil dari upaya kesadaran. Belajar
seni pada periode ini merupakan suatu tujuan yaitu untuk mengusai
keterampilan. Bagi remaja usia ini seni bukan lagi merupakan bagian dari
seni sebagai suatu yang dapat dipelajari untuk tujuan tertentu, seperti
(http://www.manuals-search-pdf.com/all/victor-lowenfeld.html, 2010)
Tahap usia anak ini disebut juga usia kelompok, dimana anak-anak mulai
mengalihkan perhatian dan hubungan intim dalam keluarga dan adanya kerjasama
30
antar teman serta sikap-sikap terhadap kerja atau belajar. Memasuki dunia sekolah
dan masyarakat anak dihadapkan dengan tuntutan yang baru, yaitu keterampilan
segi emosinya nampak pada usia ini anak mulai belajar mengendalikan reaksi
emosinya dengan berbagai cara dan tindakan yang dapat diterima lingkungannya.
tempo dan kecepatan yang berbeda. Jadi seorang anak tidak selalu sama dengan
Setiap anak adalah pelajar yang aktif, seperti pendapat Agus Tangyong,
dkk (1990:4) bahwa belajar adalah hal yang dikerjakan anak, sedangkan
fisik, kognitif, afektif, maupun intuitif yang saling berhubungan. Dalam masa
dari yang bersifat global sampai hal yang paling sederhana adalah disebabkan
peralihan tingkah laku atau fungsi kejiwaan dari yang lebih rendah ke tingkat
yang lebih tinggi. Perubahan tingkah laku yang senantiasa terjadi dimaksudkan
(Gunarsa, 1986:1-2). Pada saat anak memasuki masa sekolah, pada saat itu
anak tidak dapat langsung membentuk pribadi yang diharapkan tetapi harus
birth”. Piaget dividies development into four broad periods. In order of their
accurance they are : (1) The sensorimotor period, 0-2 years; (2) The
preoperational period, 2-7 years; (3) The periods of condrete operations, 7-11
years, (4) The periods of formal operations, 11-15 years. These periods are not
Dimulai saat anak lahir hingga usia 2 tahun. Pada tahap ini pengertian
tentang benda bagi anak masih berupa sapek objek yang permanen (kongkrit).
32
belum bias diungkapkan secara nyata, masih berupa aspek yang terpisah-pisah.
ini adalah tahap yang paling penting, karena tahap ini terdapat kemampuan
olah).
Dimulai pada usia 7 tahun hingga 11 tahun. Pada tahap ini tingkat
kognitif anak hanya untuk hal-hal yang operasional saja, yang pada saat itu
dapat dihubungkan dengan panca indera atau keadaan dan perbuatan yang
pada tahap ini anak sudah berada pada suatu keadaan yang dapat
Adalah usia di atas 11 tahun. Kini anak ada pada kedudukan dari
sebagai sarana refleksi. Pikiran manusia adalah hipotesis. Tidak ada satupun
yang dapat menunjukkan sifat/cirri-ciri jalanya pikiran, yang ada hanya pikiran
pada umumnya sebagai suatu sistem kognitif. Pada tahap ini manusia sudah
antara tahap operasional dan tahap kongkret operasional yaitu 6-12 tahun atau
Rentangan usia anak SD khususnya kelas I adalah usia antara 6-7 tahun,
d Kualitas pertanyaan lebih baik dan dengan struktural kalimat yang tepat
serta bervariasi.
f Sikapnya lebih serius, lebih sabar dan merasa bangga akan diri sendiri.
g Sudah dapat bermain dan berkawan walau belum dapat bekerja sama.
k Dapat menyesuaikan gerakan dengan posisi cara kerja yang lebih terarah
dan efisien.
tahun. Masa ini sering disebut juga masa sekolah, yaitu masa matang untuk
belajar atau masa matang untuk sekolah. Pada masa ini mereka menginginkan
sekolah. Simanjuntak dan Pasaribu (1983: 68) menegaskan bahwa salah satu
tanda permulaan periode bersekolah ini ialah sikap anak terhadap keluarga
tidak lagi egocentris melainkan objektif dan empiris terhadap dunia luar. Jadi
telah ada sikap intelektualis sehingga masa ini disebut periode intelektual. Hal
ini sejalan dengan pendapat Nasution (1995: 44) bahwa masa usia sekolah ini
sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian sekolah. Pada
masa ini secara relatif anak-anak mudah untuk dididik dari pada masa
anak pada usia ini berdasarkan jenis kelaminnya diketahui bahwa anak laki-laki
kuantitatif lebih kuat dan lebih baik dibandingkan dengan anak wanita.
Sementara itu, anak wanita lebih banyak melakukan tingkah laku cemas. Akan
tetapi mereka mempunyai kecakapan verbal yang lebih baik dari pada anak
laki-laki. Pada usia 6-12 tahun ini, objek gambar anak laki-laki berbeda dengan
anak perempuan ( Fisher 1978: 5). Hal ini ditegaskan oleh Fisher (1978: 5)
dan mata hari. Sementara itu anak laki-laki menggambarkan suasana perang,
35
mobil, perahu, atau kartun. Pada jenjang pendidikan sekolah dasar ini dapat
(1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6,0 atau 7,0
(2) Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0 atau 10,0
1995: 45) memperinci beberapa sifat khas anak pada masing-masing fase
sebagai berikut : Masa Kelas-kelas Rendah Sekolah Dasar dan Masa Kelas-
(5) Kalau tidak dapat menyelesiakan sesuatu soal, maka soal itu
(6) Pada masa ini (terutama pada umur 6,0 sampai 8,0) anak
( Heri, 2009:10-14)
36
1. Menggambar Ekspresi
perasaan atau suatu kegiatan pencurahan perasaan atau batin kedalam bidang dua
perwujudan ungkapan perasaan tertentu yang dilakukan secara bebas dan bersifat
kepekaan estetis dan daya kreativitas. Gambar Ekspresi dapat dibuat secara bebas,
dan tidak selalu terikat pada ketentuan-ketentuan bentuk alami, baik mengenai
a. Tema
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat
suatu karya. Di setiap karya pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam
sebuah pembuatan sebuah karya dianjurkan harus memikirkan tema apa yang
37
akan dibuat. Dalam berkarya seni rupa, dan berbagai macam jenis seni lainnya
haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah,
tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para
penikmat seni dari sebuah karya yang di tampilkan. Jika temanya menarik,
maka akan memberikan nilai lebih pada karya tersebut. (Dari Wikipedia
ide/gagasan melalui usur-unsur seni dalam seni rupa keatas media seni yang
karya.(Sumanto, 2008:71)
b. Teknik
Teknik adalah cara tertentu dalam mengerjakan salah satu jenis karya
mencetak. Teknik dalam seni rupa juga berkaitan erat dengan media dan alat
serta behan yang digunakan. Teknik dalam seni rupa dibedakan atau berbeda
c. Komposisi
Yang dimaksud Komposisi dalam seni rupa yaitu susunan unsur – unsur
seni rupa yang mengikuti kaidah – kaidahnya. Kaidah – kaidah komposisi itu
1) Proporsi
komposisi.
2) Keseimbangan (balance)
keseimbangan, yaitu:
yang bentuk. Ukuran dan jaraknya tidak sama antara satu dengan
yang lainnya
3) Irama
Dalam seni rupa irama tidak bisa di dengar, tetapi hanya bisa
estetis. Irama dalam seni rupa adalah kesan gerak yang timbul dari
sebuah komposisi
c) Dengan variasi bentuk, jarak, ukuran dan arah unsur – unsur seni
4) Kesatuan
Setiap karya seni rupa dibentuk oleh unsur – unsurnya tidak tampil
d. Warna
menimpa permukaan suatu benda. Dalam karya seni rupa wujud warna dapat
berupa garis, bidang, ruang dan nada yang dapat menimbulkan kesan tertentu.
Newton bahwa cahaya matahari dapat diuraikan menjadi beberapa nada warna
yang terutama dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu
warna yang ada berasal dari 3 warna pokok (primer), yaitu Merah, kuning dan
e. Tipologi
Tipologi adalah kajian tentang tipe atau jenis. Secara lebih spesifik
tipologi dalam seni rupa adalah mengkaji karya seni menurut priaip-prinsip
seni serta unsur-unsur seni yang ada. Dan di dalam kaitannya pada penelitian
ini tipologi dalam menggambar eksapresi adalah mengkaji secara lebih tentang
tipe atau jenis karya menurut tema, teknik, komposisi, serta warnanya.
gambar bebas, unik dan kreatif, (2) menampilkan unsur-unsur garis, warna
sesuai gaya pribadi penggambarnya, dan (3) obyek gambar dinamis, dapat
lainnya.
maka dengan mudah kita akan melihat perbedaan gaya ungkapan tulisan
menulis sudah tidak lagi bagian belajar. Setelah kegiatan menulis menjadi
berbakat seni rupa, maka gaya ungkapannya tidak tampak sama sekali. Hal
dalam proses belajar. Sehubungan dengan ini paling tidak anak-anak tidak
Apa yang digambar bukan hanya yang sedang ia pikirkan, melainkan apa
yang dilihat dengan perasaan yang diasosiasikan. Anak dapat meniru alam,
digambarkannya.
guru akan mengetahui cara ungkapan seni rupa yang berbeda. Perbedaan
ini terletak pada hasil karya yang dihasilkan. Ada gambar yang naturalis,
ada gambar anak yang bertipe ekspresif, ada gambar yang bertipe dekoratif
(http://www.manuals-search-pdf.com/all/victor-lowenfeld.html, 2010).
“haptic”.
43
(a) Organic
suka objek dalam kelompok daripada yang sendiri. Tipe ini juga
mengenal proporsi yang wajar dan hubungan organis yang wajar pula,
(b) Lyrical
(c) Impresionist
konsep keseluruhan.
lyris.
Tipe ini jarang ditemui pada gambar anak. Objeknya mengikuti rumus
(f) Shematic
secara simbolis.
(g) Haptic
(h) Expresionist
(i) Enumeratif
Penggambar pada tipe ini dikuasai oleh objek dan tidak dapat
bagian kecil yang dapat dilihatnya pada bidang gambar tanpa ada yang
(j) Decorative
(k) Romantic
Pada tipe ini tema diambil dari kehidupan yang dipertajam dengan
(l) Literary
orang lain.
tepat. Penguasan ruang telah terasa dengan cara membuat kecil objek
batas tertentu gambar atau lukisan anak yang tergolong tipe visual
rasa secara spontan, dan sebagai pernyataan obyektif dari dalam diri
masing pelukisnya.
teridentifikasi.
(http://www.manuals-search-pdf.com/all/victor-lowenfeld.html, 2010)
orang dewasa. Hal ini terjadi karena anak-anak masih memiliki keaslian
dalam tata ungkapan emosinya dalam bentuk gambar atau karya kemudian
47
(a) Ideographisme
Sungguh unik bila kita cermati dan amati gambar anak, anak
Namun tidak semua bagian atau anggota badan dilukis, hanya yang
Misalnya ibu yang sedang menyapu, dilukis hanya satu tangan saja
48
yang memegang sapu itu, sedang tangan yang satu yang tidak berperan
tidak dilukis. Atau tangan yang lebih berperan dilukis lebih besar dan
Sifat ini merupakan peristiwa yang lucu namun logis buat anak-
anak. Disebut juga sifat tegak lurus atau sifat rabatemen. Benda apa
saja yang berdiri tegak pada suatu garis dasar akan dilukis tegak lurus
pada garis dasar tersebut meskipun garis dasar itu berbelok atau miring
(e) Transparan
kemudian kita suruh anak itu untuk menggambarkan kucing, maka anak
ikannya.
Pada usia tertentu kita dapat menjumpai lukisan anak dengan sifat
pandang.
Satu nilai yang dapat kita tiru dari anak-anak dengan karakterisrik
gambar ini adalah kejujuran dan kepolosan jiwa anak. Tentunya hal ini
(f) Juxtaposisi.
benda atau objek yang jauh di bagian atas kertas sedang yang dekat
dibagian bawah.
Dalam melukis suatu objek sering timbul gejala atau hasrat untuk
besar di kiri dan di kanan, dua buah gunung kembar dengan matahari di
tengah, setangkai bunga dengan daun kiri dan di kanan, dan sebagainya.
hal yang dianggap lebih penting dibuat lebih besar atau lebih jelas.
atau gejolak jiwa. Jadi lukisan adalah cerita anak, bukan sekedar
sikap fisik manusia sendiri yang tampak seperti: tertawa, marah, menangis,
respon balik ini bisa berbentuk ungkapan kreatif dalam bentuk karya seni
diantaranya lewat coretan garis atau menggambar. Gambar seperti ini disebut
aturan yang ketat pun merupakan suatu cara berekspresi” (Herbert Read dalam
realitas tau kenyataan. Imej atau gambaran secara visual biasanya merupakan
rekaman simbolik dari perasaan sang artis atau seniman berupaya menyatakan
emosi yang dicurahkan dalam bentuk karya gambar. Dalam karya gambar
berkarya seniman atau penggambar (termasuk anak) tidak dibatasi oleh suatu
teknis yang baku. Yang jelas karya ekspresi akan mewakili perasaan seniman
berkarya. Terlebih jika diamati dari sudut pandang lain, justru menjadi ciri
yang menarik dari gambar anak. Mereka melepaskan diri dari unsur kasat mata,
(http://html-pdf-convert.com)
ketrampilan.
(http://www.scribd.com)
berolah seni rupa baik dalam bentuk latihan dasar (pengenalan alat, bahan
teknik) maupun latihan penciptaan karya. Salah satu materi pelajaran yang
Ekspresi di sekolah adalah untuk menjadikan anak melatih koordinasi mata dan
tangan. (http://denijusmani.blogspot.com)
Dasar
1. Faktor Pendukung
Dalam suatu proses pendidikan seni tidak akan terlepas dari faktor-faktor
b. Faktor siswa
tujuan (Suprihadi, dkk, 2000:9). Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal
dapat dilihat dari hasil belajar. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa
pengajar dalam diri siswa berupa permasalahan yang sedang dihadapi siswa
c. Faktor materi
Materi atau bahan ajar merupakan segala informasi yang berupa fakta,
prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan (Suprihadi, dkk,
Lingkungan yang bersih, aman dan nyaman merupakan unsur yang dapat
menunjang aktivitas belajar siswa. Karena kondisi yang seperti ini dapat
mempengaruhi psikologi anak dalam belajar sehingga anak menjadi tenang dan
sesuai dengan kondisi fisik dan psikologi anak, didalamnya dapat juga
dan non fisik yang meliputi keadaan, ruangan, tata ruang, dan situasi sekitar
tempat belajar.
2. Faktor Penghambat
Dalam suatu kegiatan apresiasi seni tidak akan terlepas dari faktor-faktor
siswa.
guru/pengajar.
b. Faktor siswa
perlu diperhatikan pada kegiatan apresiasi seni. Dua karakteristik tersebut terdiri
dari karakteristik umum yang meliputi usia siswa, dan karakteristik khusus yaitu
gaya belajar siswa, kecerdasan majemuk, kesulitan belajar, dan hambatan dalam
kelainan fisik. Secara garis besar faktor yang menghambat kegiatan apresiasi
seni siswa terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal (Rosjidan, dkk ,
2003:9),. Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam diri siswa, sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri siswa itu sendiri. Kedua
faktor ini dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa.
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri siswa
yang terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis. Yang termasuk ke dalam
dimana seseorang dapat membedakan nada suara rendah dan tinggi. Oleh
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri siswa
belajar terdiri dari lingkungan dalam sekolah dan lingkungan luar sekolah (
c. Faktor Materi
Secara garis besar tujuan pembelajaran seni tari untuk anak-anak dapat
dibagi menjadi tujuan umum dan khusus. Dari tujuan tersebut dapat diketahui
bahwa tujuan dari mempelajari gerak tari bukan merupakan prioritas utama.
Materi pelajaran yaitu segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang
2000:9). Namun yang lebih penting adalah aspek di balik pembelajaran tersebut
karena berkaitan dengan masalah budi pekerti dan perilaku anak. Untuk itu anak
tidak boleh dipaksakan menerima materi yang tidak sesuai dengan tingkatan
usianya. Hal ini akan berdampak negatif bagi perkembangan psikologis anak
d. Faktor Lingkungan/Suasana
dengan kondisi fisik dan psikologi anak, didalamnya dapat juga ditambahkan
kegiatan belajar. Lingkungan tempat belajar meliputi kondisi fisik dan non fisik.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.
tentang ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat diamati dari suatu individu,
kelompok, masyarakat, atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu
yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.
tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap
sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan
pendidikan seni rupa serta hasil pembelajaran menggambar ekspresi dan faktor
C. Subjek Penelitian
Alasan peneliti mengambil subjek dari siswa-siswi kelas rendah Sekolah Dasar
Negeri 01 Tangkil Kecamatan Wlingi adalah bahwa siswa kelas ini sudah
sekolah tersebut. Dan juga dengan asumsi bahwa kelas tersebut merupakan kelas
banyak
b. Guru Seni Budaya dan Ketrampilan Sekolah Dasar Negeri 01 Tangkil Kecamatan
Wlingi.
observasi awal yang menunjukkan bahwa SD tersebut merupakan salah satu Sekolah
Dasar yang termasuk mempunyai kualitas outpout yang baik dibandingkan dengan
sekolah lainnya di tingkat kecamatan sehingga sekolah ini dapat digunakan sebagai
E. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana
data dapat diperoleh (Arikunto, 1997:107). Data yang terkumpul dari lapangan
yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber pada pengajar, karya yang
F. Instrumen Penelitian
Berdasarkan sumber data yang ada dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Menurut Arikunto (1997:128), jika dipandang dari cara menjawab, maka angket
tinggal memilih.
Sedangkan jika dilihat dari jawaban yang diberikan, kuesioner juga dibagi
• Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
kuesioner yang sifatnya tertutup serta kuesioner langsung. Artinya peneliti sudah
dirinya sendiri dan orang lain. Angket yang digunakan oleh peneliti diberikan kepada
guru dan siswa di Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01. Angket yang diberikan kepada
guru bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kesiapan guru Sekolah Dasar Negeri
mengetahui kaitan antara guru dengan pembelajaran dan dari aspek siswa sendiri
2. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti berupa format isian yang memuat
topik wawancara dan catatan hasil wawancara yang didalamnya terdapat poin
penelitian ini terdiri dari satu fomat, yaitu format pedoman wawancara terstruktur.
guru seni budaya dan ketrampilan di Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01 untuk
3. Lembar observasi
berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi
pengamatan di lapangan.
Dasar Negeri Tangkil 01, digunakan teknik observasi, wawancara, dan pengumpulan
1. Metode Observasi
Hal-hal yang akan diobservasi dalam penelitian ini adalah (1) Proses
Wlingi, (2) Guru Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01 Kecamatan Wlingi dan siswa
Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01 Kecamatan Wlingi kelas rendah yaitu 1, 2, dan 3
Observasi guru dan murid lebih berkaitan dengan peranan yang telah
dilakukan selama proses belajar mengajar, serta jumlah guru siswa, serta keadaan
siswa. Dengan teknik observasi, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal perilaku
dan masalah-masalah lain yang terkait, sewaktu kejadian atau kegiatan tersebut
peneliti dapat mengajukan pertanyaan apa saja kepada informan yang berhubungan
01 Kecamatan Wlingi sesuai dengan tujuan peneliti atau permasalahan yang diteliti.
Dalam kaitan ini peneliti mengadakan wawancara dengan beberapa informan, secara
a. Bapak S Ami Priyono, S.Pd. selaku kepala Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01
b. Bapak Nanang Nurvianto, S. Pd selaku guru seni budaya dan ketrampilan kelas
3. Metode Dokumentasi
skunder yang berkaitan dengan penelitian ini seperti gambaran umum lokasi
rutin sekolah. Sumber data yang dimaksud adalah papan akademik sekolah dan buku
kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif di sekolah tahun pelajaran
2009/2010.
66
Teknik dokumentasi ini dilakukan dalam kepentingan sebagai data
H. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif, yaitu
sesuai dengan sifat kategori yang ada. Kedua adalah analisis data yang dilakukan
melalui empat tahap, yakni (a) reduksi data, (b) sajian data, (c) penarikan kesimpulan
abstraksi (dari data kasar) yang ada dalam catatan lapangan. Proses ini berlangsung
kerja konseptual, kasus, pertanyaan yang diajukan, dan cara pengumpulan data yang
digunakan. Pada saat pengumpulan data berlangsung, reduksi data juga mulai
dapat ditarik. Dengan melihat suatu sajian data penganalisis akan memahami apa
yang terjadi, serta memberikan peluang bagi penganalisis untuk mengerjakan sesuatu
pada analisis atau tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Guna memberikan
gambaran yang jelas dalam sajian data, perlu dipertimbangkan efisiensi dan
perlu disajikan dalam suatu sajian yang baik dan jelas sistematikanya.
Penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan sejak awal artinya pada saat
Wlingi secara bertahap peneliti sudah mencari makna dari data yang dikumpulkan
dengan cara melakukan keteraturan, pola, pernyataan dari berbagai konfigurasi yang
mungkin, arah hubungan, dan proposisi. Simpulan akhir dalam proses analisis
kualitatif akan ditarik setelah proses pengumpulan data berakhir. Simpulan yang
sambil meninjau secara sepintas pada catatan lapangan agar memperoleh pemahaman
yang lebih tepat. Hal ini dilakukan untuk menguji validitasnya agar kesimpulan
menjadi kokoh.
Model analisis yang dilakukan adalah analisis interaktif. Artinya, tiga kompenen
analisis, yaitu reduksi data, sajian data, penarikan simpulan atau verifikasi penelitian
dilakukan secara simultan sejak proses pengumpulan data (Miles dan Huberman,
68
1988). Ketika pengumpulan data sudah berakhir, kemudian dilanjutkan hingga proses
Untuk memperoleh data yang valid dari hasil penelitian ini peneliti
melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara yaitu teknik yang didasarkan
oleh pola pikir yang bersifat multiperspektif dimana untuk menarik simpulan
diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Dalam teknik ini peneliti menggunakan
sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis serta metode yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan teknik atau
dengan tujuan agar kehadiran kembali peneliti di lapangan untuk memperoleh data
memperpanjang waktu pengumpulan data agar data yang dikumpulkan lebih akurat.
J. Tahap-Tahap Penelitian
dan penafsiran data, sampai pada penulisan laporan (Moleong, 2000:85). Untuk
berikut:
69
1. Tahap Persiapan
hal yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan cara
melakukan studi literatur atau kepustakaan mengenai hal-hal yang akan diteliti.
Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian kualitatif pada tahap ini adalah
menyusun rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah dan alasan
Pada tahap ini, peneliti harus mudah memahami situasi dan kondisi
dengan menggunakan alat bantu seperti tape recorder, foto, slide, dan sebagainya.
4. Tahap Penyelesaian
ini dilakukan dengan menyusun hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian.
BAB IV
Dalam bab ini akan disajikan data yang telah diperoleh peneliti selama
sebelumnya yaitu pada bab III mengenai metode penelitian. Data yang diperoleh
permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah pada bab I, dapat diurutkan
ekspresi siswa kelas rendah Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01 Kecamatan Wlingi,
70
71
berdasarkan jumlah siswanya yaitu kelas satu 28 angket, kelas dua 34 angket, dan
kelas tiga 33 angket. Sedangkan angket yang diberikan pada guru seni budaya dan
ketrampilan berjumlah 1 buah. Dari total 96 angket yang telah disebarkan oleh
peneliti kepada siswa serta guru seni budaya dan ketrampilan di Sekolah Dasar
oleh peneliti, kemudian akan dilakukan interpretasi data sehingga dapat diperoleh
suatu kesimpulan.
Tangkil Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Dari segi transportasi tidak ada
kesulitan karena letaknya sangat strategis dekat dengan kota Kecamatan Wlingi,
yaitu hanya± 500 meter dari Jalan Raya Wlingi - Blitar. Secara umum Sekolah
penduduk Desa Tangkil serta tempatnya dekat areal persawahan. Sebagian besar
pencaharian bertani. Selain bertani ada yang hidup berdagang, buruh, dan hanya
Desa Tangkil adalah pemeluk agama Islam. Selain agama Islam masyarakat Desa
72
harmonis.
Lokasi Sekolah Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01 Kecamatan Wlingi dari pusat
negeri, yaitu Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01 Kecamatan Wlingi Sekolah Dasar
Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01 Kecamatan Wlingi relatif lebih baik untuk
proses belajar mengajar, sehingga suasana belajar lebih menonjol dan lebih tertata
serta kondusif meskipun kondisinya tidak begitu optimal. Begitu juga dengan
Kecamatan Wlingi yang terbaik. Kondisi fisik bangunan Sekolah Dasar Negeri
Kondisi sekolah tersebut termasuk kategori baik. Terlihat pada sebagian kelas
lantainya keramik dan juga sebagian lainnya ubin semen biasa. Halaman sekolah
sudah tertata dengan baik adanya kehadiran taman serta tanaman dan juga
pohon – pohon membuat suasana sekolah menjadi lebih baik. Maka secara
sebagai sarana bermain, parkir kendaraan, dan sarana olah raga. Sarana olah
raga yang tersedia hanyalah sebuah lapangan sepak bola, bola voli, dan lompat
jauh. Sarana dan prasarana yang dimiliki Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01
2. Ruang Guru 1
3. Ruang Kelas 9
4. Ruang BP/UKS/Perpustakaan 1
5. Gudang 1
6. Kamar Mandi 3
7. Mushola 1
8. Ruang Penjaga 1
2. Buku Mewarnai 95
5. Peralatan Mewarnai 3
7. Papan tulis 3
8. Penggaris Panjang 3
sarana tersebut didukung dari siswa itu sendiri selain dari bantuan sekolah.
75
Wlingi
dimiliki oleh Guru Seni Rupa adalah GTT ( Guru Tidak Tetap ). Untuk
palajaran Seni Budaya dan Ketrampilan Khusus diajar oleh Guru Seni Rupa
dan bukan diajar oleh Guru Kelas, agar siswa dapat memiliki pengetahuan seni
Kecamatan Wlingi
Dengan demikian jumlah siswa tiap tahunnya tidak mengalami lonjakan yang
berarti bahkan masih dapat dikategorikan stabil. Untuk mengetahui lebih jelas
Tabel 4.3 Jumlah Siswa Kelas Rendah di Sekolah Dasar Negeri Tangkil
01 Kecamatan Wlingi, kelas 1,2,3
Murid
1. 1 17 11 28
2. 1 21 13 34
3. 1 16 17 33
Jumlah 3 54 41 95
kepada sekolah untuk menyusun kurikulum. Hal itu juga mengacu pada Undang-
Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta Pasal
tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi,
77
nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
mengembangkan kurikulum.
kepada sekolah untuk menyusun kurikulum. Hal itu juga mengacu pada Undang-
Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta Pasal
tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi,
nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
78
mengembangkan kurikulum.
pendidikan seni rupa pada mata pelajaran seni budaya dan kerajinan sebagai salah
penulis menetapkan 3 kelas dari 6 kelas. Kelas yang dipilih adalah kelas I, II dan
III dengan asumsi bahwa kelas tersebut merupakan kelas yang sedang
proses kelulusan. Asumsi lainnya, tidak mengambil kelas kelas IV, V, dan VI
matapelajaran tambahan.
untuk pendidikan seni rupa, seni musik, seni tari dan kerajinan secara
proporsional. Jam pelajaran untuk pendidikan seni rupa secara ideal mendapatkan
porsi 2 bulan karena 4 bulan sisanya dipergunakan untuk pendidikan seni musik
dan tari. Dari 2 bulan berarti matapelajaran pendidikan seni rupa hanya
pembelajaran seni rupa harus dibagi menjadi tiga kegiatan yang mencakupi aspek,
psikomotorik, apesiatif, dan teori. Meskipun pembagian waktu jam pelajaran yang
79
tersedia ini tidak diatur secara khusus namun muatan ketiga aspek tersebut bisa
Namun dalam praktiknya, sesuai apa yang dikatakan guru seni budaya dan
diperoleh informasi bahwa hampir sebagian besar pendidikan seni budaya dan
kerajinan didominasi oleh mata pelajaran menggambar atau pendidikan seni rupa.
yang sama dengan pendidikan seni rupa hanya dilakukan dua atau tiga kali dalam
satu semester.
Hampir semua jam yang tersedia digunakan untuk menggambar saja dan
atau berkarya, teori, dan apresiasi dalah berbeda jenisnya namun satu kesatuan
berurutan.
ekspresi sebagai salah satu kegiatan dalam pendidikan seni rupa di Sekolah Dasar
yang meliputi:
a.Persiapan
Guru bidang studi Seni Budaya dan Ketrampilan, pada tahap persiapan pengajar
Silabus dan RPP menggambar ekspresi yang dapat dilihat pada halaman
yang akan diajarkan pada siswa . Guru juga menentukan metode, media dan
bentuk evaluasi yang akan digunakan. Tujuan dari tahap persiapan pembelajaran
ini adalah agar Guru mempunyai konsep sehingga siswa mengetahui tujuan dari
penyampaian materi yang akan disampaikan oleh Guru kepada siswa. Sebelum
mengenai situasi umum yang akan dihadapi. Situasi umum ini menyangkut
tempat pembelajaran, sarana dan prasarana yang ada di Sekolah Dasar Negeri
Guru adalah memiliki gambaran yang jelas mengenai keadaan siswa yang akan
dihadapi. Tahap persiapan yang dilakukan Guru sebelum proses berkarya pada
81
b.Pelaksanaan
2) Metode Pembelajaran
studi Seni Budaya dan Ketrampilan tentang metode yang digunakan dalam
gambar ekspresi yang akan diajarkan kepada siswa sesuai tema dan
tekhnik yang digunakan. Jika ada materi yang dianggap sulit oleh siswa,
terhadap materi.
3) Media Pembelajaran
rendah menggunakan media berupa media desain dan model karya gambar
contoh motif atau corak sesuai jenis karya yang akan dipraktekan.
83
berbagai kreasi atau tema yang akan dipraktekkan. Jenis model karya
gambar ekspresi berupa model karya gambar yang dibuat diatas lembaran
4) Pendekatan Pembelajaran
5) Strategi Pembelajaran
adalah dengan:
waktu
menguasai materi
kertas gambar, kertas karton, papan tulis dan bidang datar lainnya. Kertas
gambar ada yang berupa lembaran besar atau sudah dikemas dalam bentuk
buku gambar dengan ukuran A3, A4 atau lebih kecil lagi. Adapun alat
1 Mengucapkan Salam V
c. Evaluasi
Pengambilan nilai di lakukan secara personal atau satu orang siswa membuat
dipergunakan berupa aspek ketepatan alat dan bahan, tema, tekhnik, komposisi
belajar siswa. Tes ini digunakan untuk mengukur seberapa hasil dari
pengukurannya.
86
Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada Guru bidang studi Seni
Budaya dan Ketrampilan diperoleh data sebagai berikut dengan melihat hasil
karya siswa yang telah selesai dikerjakan serta kesesuaian dengan materi yang
diajarkan guru
ditentukan
guru
9
Tujuan pembelajaran menggambar
20 siswa 29 siswa 31 siswa
ekspresi dapat dilakukan oleh siswa
88
10
Siswa yang berbakat dalam
menggambar ekspresi
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pada kelas 1 Siswa tidak dapat memahami
guru, dan Siswa tidak mengetahui teknik dalam proses menggambar eksprsi
pada siswa kelas 3 semua siswa dapat menggambar ekspresi dengan baik serta
Kecamatan Wlingi
Berdasarkan hasil angket yang telah diberikan kepada siswa mengenai faktor-
sebagai berikut:
Dalam hal ini seorang guru/pengajar harus memiliki pengetahuan atau kecakapan
dan ketrampilan dalam mengajar. Berdasarkan hasil angket yang telah tersebar di
kelas 1,2,3 diperoleh data bahwa guru menyampaikan cakupan materi tentang
b. Faktor Siswa
tujuan. Dalam mencapai tujuan proses pembelajaran terdapat banyak faktor yang
Berdasarkan data yang diperoleh dari angket diatas antara lain: Siswa yang
dapat menangkap materi tentang proses menggambar ekspresi yang diajarkan guru
adalah 19 siswa (kelas 1), 28 siswa (kelas 2), 31 siswa (kelas 3). Siswa yang bisa
menggambar ekspresi sesuai dengan apa yang diajarkan oleh guru adalah 10
siswa (kelas 1), 14 siswa (kelas 2), 18 siswa (kelas 3). Dan Siswa yang memiliki
bakat menggambar adalah 2 siswa (kelas 1), 2 siswa (kelas 2), 8 siswa (kelas 3).
Materi atau bahan ajar merupakan segala informasi yang berupa fakta,
prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Materi yang akan
ekspresi
umum
Lingkungan tempat belajar meliputi kondisi fisik dan non fisik yang
meliputi keadaan, ruangan, tata ruang, dan situasi sekitar tempat belajar.
Wlingi meliputi ruangan tempat pembelajaran, tata ruang, keadaan atau situasi
yang ada disekitar tempat belajar. Ruangan tempat pembelajaran siswa berupa
ruang kelas, sedangkan lingkungan non fisik meliputi pencahayaan, ventilasi, dan
suasana belajar. Lingkungan tempat belajar yang meliputi kondisi fisik dan non
fisik ini oleh peneliti didokumentasikan melalui foto-foto yang berupa ruangan
tempat pembelajaran, tata ruang, keadaan atau situasi yang ada disekitar tempat
bahwa kemampuan mengajar yang dimiliki oleh guru dalam penguasaan materi
sesuai kurikulum . Pendidikan yang dimiliki oleh guru juga akan menetukan
peneliti bahwa pendidikan yang dimiliki oleh guru bidang studi seni budaya
adalah S-1. Pendidikan yang dimiliki oleh guru dalam penerapannya pada proses
seorang pelatih. Dari keterangan yang diperoleh peneliti dari Kepala Sekolah,
bahwa guru bidang studi seni budaya yang sekarang termasuk guru yang masih
baru. Jadi kendala-kendala pada saat mengajar masih banyak dirasakan oleh
b. Faktor Siswa
Faktor psikologis yang ada di dalam diri siswa meliputi intelegensi, perhatian
,bakat dan minat, motivasi serta kesiapan siswa dalam menghadapi proses
pembelajaran. Dalam hal ini yang menjadi faktor penghambat pembelajaran siswa
adalah siswa yang tidak mempunyai minat dan tidak berbakat dalam materi
pembelajaran.
Materi atau bahan ajar yang disampaikan oleh guru kepada siswa di kelas
1,2,3 yang menjadi penghambat adalah Siswa tidak dapat memahami penjelasan
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, maka dalam bab V ini akan di
yang meliputi strategi, media dan bentuk evaluasi yang akan dilakukan. Di dalam
perubahan-perubahan kondisi yang temporal. Hal ini sesuai dengan teori Ibrahim
dan Syaodih (1996 :3), Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
94
95
berurutan. Hal ini sesuai dengan teori Jacobsen, Egen, dan Kauchak (1989: 9-12)
evaluasi.
1. Persiapan
sumber belajar yang mendukung, materi bentuk dan teknik evaluasi untuk
melihat pada Prota, Promes, Silabus, dan RPP yang digunakan dalam proses
adalah:
menggambar ekspresi.
d. Guru Menentukan media berupa media desain dan model karya gambar
ekspresi.
ekspresi.
96
2. Pelaksanaan
tama bisa dibuat bentuk seketnya saja dan ada yang sekali jadi, itu
jadi atau gambaran yang sederhana. Dalam sketsa ini yang paling
dewasa yang tampil dengan bentuk dan proporsi yang lengkap seperti
karya gambar yang dibuat oleh orang dewasa. Objek yang ditampilkan
dari objek aslinya. Misalnya bagan kepala, badan, tangan, kaki, bagan
hamper bulat, mata lebar, garis muka lengkung, bagian badan tangan atau
yang dibuat secara spontan dan bisa berulang ulang. Hal ini sesuai dengan
b. Metode Pembelajaran
diajarkan kepada siswa sesuai tema dan tekhnik yang digunakan. Jika ada
materi yang dianggap sulit oleh siswa, maka siswa dapat menanyakannya
kepada Guru. Guru akan menanyakan materi yang sudah diajarkan untuk
dengan teori Raka Joni (1980) dalam Suprihadi, dkk (2000:16), bahwa
melakukan pembelajaran.
c. Media Pembelajaran
atau corak sesuai jenis karya yang akan dipraktekan. Jenis model karya
gambar ekspresi berupa model karya gambar yang dibuat diatas lembaran
d. Pendekatan Pembelajaran
kemampuan psikimotoriknya.
dalam Rosjidan, dkk (2003:4), bahwa tujuan pembelajaran terdiri atas tiga
psikomotorik.
100
e. Strategi Pembelajaran
waktu
materi
kertas gambar, kertas karton, papan tulis dan bidang datar lainnya. Kertas
gambar ada yang berupa lembaran besar atau sudah dikemas dalam
bentuk buku gambar dengan ukuran A3, A4 atau lebih kecil lagi. Adapun
3. Evaluasi
untuk:
untuk:
proses pembelajaran
belajar
Hal ini sesuai pendapat Thoha (1996, tanpa halaman), bahwa evaluasi
rendah bidang studi Seni Budaya dan Ketrampilan, hasil karya siswa telah
Karya gambar di atas ini merupakan karya yang dibuat oleh salah seorang
siswa kelas satu Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01. Karya yang dibuat dengan
menggunakan media kertas gambar dengan ukuran A4 ini mengunakan alat atau
media warna menggunakan jenis pewarna kering yakni Krayon atau Pastel. Secara
yang ditorehkannya terlihat tidak begitu terartur atau terorganisir dengan baik,
bisa dikatakan bahwa gambar tersebut memiliki komposisi garis yang tidak
sempirna. Namun garis-garis yang dibentuk yaitu garis lurus, garis lengkung
sangat mencerminkan karakter gambar dan corak yang sesuai dengan usianya.
Kesan spontan dan ekspresif mengenai hal-hal yang ditemui dan dirasakan oleh
anak, dapat tergambar dengan baik sekalipun bentuk dan objek yang ia pilih untuk
warna tube (warna primer dan sekunder yang ada pada paket box pewarna) yang
pola gambar yang simetris seringkali menjadi pilihan utama dalam mewujudkan
objek dalam karya gambar mereka. Dan yang seringkali terlihat jelas untuk corak
gambar usia ini adalah terlihat jarang sekali mereka memainkan objek latar yang
Karya gambar diatas adalah karya yang dibuat oleh salah satu siswa kelas
2 Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01. Gambar diatas merupakan penggambaran dari
menggunakan media kertas gambar dengan ukuran A4 sperti pada karya gambar
siswa kelas satu, akan tetapi terdapat sedikit perbedaan yakni adanya percampuran
media warna yaitu Pensil dan Krayon pada media warna yang digunakan. Karya
gambar tersebut memiliki komposisi garis yang sudah cukup baik, terlihat dari
kontur dan juga arsiran penuh yang mendominasi pada setiap bagian yang dibatasi
oleh garis luar (outline) pada setiap bentuk dari objek yang terdapat pada gambar
di atas. Ekspresi wajah sudah mulai nampak jelas, meskipun proporsi masih
belum begitu sempurna. Pengelolaan gambar latar yang cukup berani sebagai
disamping juga didukung penempatan objek utama yang terlihat close up, semakin
Karya gambar di atas adalah hasil karya dari salah seorang siswa kelas 3
Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01 dengan tema “Penebangan Liar”. Meski sama-
sama menggunakan media pewarna kering Krayon atau Pastel seperti pada dua
karya sebelumnya, pada karya kali ini terlihat jelas perbedaan corak dan terhnik
kedalaman sangat terlihat dari adanya gelap terang arsiran yang digunakan. Pada
karya gambar siswa kelas 3 ini, selain penyampaian komposisi objek yang sudah
mendekati kesan realis dan perspektif, juga menekankan rasa bahan yang baik.
Terlihat dari penggambaran objek kayu yang sudah nampak seperti seharusnya,
dengan penambahan kesan terkstur dengan memanfaatkan arsiran kasar dan juga
gambar kelas tiga ini sudah sangat jauh meninggalkan kesan warna primer yang
106
penggambaran suatu kondisi atau keadaan dengan cukup matang. Hal itu bisa
terlihat juga dari ketiadaan ruang kosong atau warna dasar media gambar yang
tersisa sedikitpun.
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pada kelas 1 Siswa tidak dapat memahami
guru, dan Siswa tidak mengetahui teknik dalam proses menggambar eksprsi
pada siswa kelas 3 semua siswa dapat menggambar ekspresi dengan baik serta
diidentifikasi dan diklarifikasikan berdasarkan karya seni rupa yang mereka buat.
Victor Lowenfel (1947-1957) pada anak usia 7-9 tahun adalah usia dimana
mereka berada pada posisi sebagai siswa yang duduk di bangku kelas rendah yaitu
kelas I, II, III. Yaitu dimana letak periodesasi seni mereka adalah pada tahap
setalah puas dengan ekperimen membuat bentuk, akhirnya anak mulai dapat
membentuk bagan lebih lengkap. Disebut bagan, jika anak membuat bentuk
bentuk, itu disebabkan ada sesuatu yang sangat penting bagi mereka.
107
faktor tersebut dapat menjadi pendukung atau penghambat yang berupa faktor
tentang poses menggambar ekspresi di kelas 1,2,3, selain itu Guru juga
Hal ini sesuai dengan pendapat Suprihadi, dkk (2000:9), Guru (pengajar) adalah
efektif.
b. Faktor Siswa
menjadi pengaruh keberhasilan belajar siswa salah satunya adalah bakat dan
kelas 1,2,3 terdapat beberapa siswa yang memiliki bakat dan minat dalam
menggambar ekspresi. Hal ini sesuai pendapat Suprihadi, dkk, (2000:9), Siswa
108
lingkungannya.
Materi atau bahan ajar merupakan segala informasi yang berupa fakta,
prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan (Suprihadi, dkk,
Pada kelas rendah materi yang diberikan oleh pengajar kepada siswa
dengan kondisi fisik dan psikologi anak, didalamnya dapat juga ditambahkan
kegiatan belajar.
Lingkungan tempat belajar meliputi kondisi fisik dan non fisik yang
meliputi keadaan, ruangan, tata ruang, dan situasi sekitar tempat belajar.
Wlingi meliputi ruangan tempat pembelajaran, tata ruang, keadaan atau situasi
109
yang ada disekitar tempat belajar. Ruangan tempat pembelajaran siswa berupa
dan suasana belajar. Lingkungan tempat belajar yang meliputi kondisi fisik dan
non fisik ini oleh peneliti didokumentasikan melalui foto-foto yang berupa
ruangan tempat pembelajaran, tata ruang, keadaan atau situasi yang ada disekitar
ekspresi adalah kemampuan mengajar yang dimiliki seorang guru dalam proses
berupa:
b. Faktor Siswa
Faktor psikologis yang ada di dalam diri siswa meliputi intelegensi, perhatian
,bakat dan minat, motivasi serta kesiapan siswa dalam menghadapi proses
pembelajaran. Dalam hal ini yang menjadi faktor penghambat pembelajaran siswa
adalah siswa yang tidak mempunyai minat dan tidak berbakat dalam materi
pembelajaran. Hal ini sependapat dengan Rosjidan, dkk (2003:9), bahwa faktor-
faktor yang dapat menghambat pembelajaran yang dilakukan oleh siswa terdiri
Materi atau bahan ajar yang disampaikan oleh guru kepada siswa di kelas
1,2,3 yang menjadi penghambat adalah Siswa tidak dapat memahami penjelasan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
pembahasan pada bab V, maka tahapan terakhir yang harus dilakukan peneliti
tahapan pemberian saran dari hasil penelitian. Dari hasil analisis data dan
diketahui tentang:
komposisi objek-objek dalam karya dan juga mengenai pewarnaan. Dalam proses
evaluasi.
a. Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan kegiatan awal yang akan dilakukan oleh seorang
111
112
Guru juga menentukan metode, media dan bentuk evaluasi yang akan
digunakan. Tujuan dari tahap persiapan pembelajaran ini adalah agar Guru
yang akan disampaikan oleh Guru kepada siswa, serta siswa dapat memahami
pengetahuan mengenai situasi umum yang akan dihadapi. Situasi umum ini
dilakukan oleh Guru adalah memiliki gambaran yang jelas mengenai keadaan
siswa yang akan dihadapi. Tahap persiapan yang dilakukan Guru sebelum
b. Tahap Pelaksanaan
rendah meliputi obyek manusia, binatang dan benda. Materi yang akan
diberikan oleh Guru harus sesuai dengan karakteristik siswa, tujuan yang ingin
situasi pembelajaran.
memberikan contoh karya gambar ekspresi kepada siswa sesuai tema dan
tekhnik yang digunakan. Jika ada materi yang dianggap sulit oleh siswa, maka
Media yang digunakan berupa media desain dan model karya gambar
ekspresi objek manusia, benda, dan binatang dalam bentuk rancangan atau
sketsa yang dilanjutkan dengan proses pewarnaan. Jenis model karya dalam
menggambar ekspresi.
Strategi pembelajaran yang digunakan oleh Guru pada kelas rendah adalah
dengan:
dipelajari
materi
bahan atau bidang gambar yang digunakan menggambar yaitu kertas gambar,
kertas karton, papan tulis dan bidang datar lainnya. Sedangkan prasarana yang ada
c. Evaluasi
Wlingi bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hasil yang telah dicapai
dicapai beberapa hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Seperti misalnya dari
beberapa karya siswa Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01 Kecamatan Wlingi kelas 1
sampai dengan kelas 3, dari beberapa tugas gambar bertema yang diberikan
menggambarka objek-objek yang sesuai dengan tema. Sedangkan pada tugas yang
bertema bebas para siswa juga sebagian besar mampu membuat gambar ekspresi
dengan tema pribadi atau bebas. Tehnik menggambar siswa juga sangat beragam,
tergantung dari jenjang kelas serta usia mereka, semakin tinggi kelasnya semakin
meliputi: faktor Guru/pengajar, faktor siswa, faktor materi, dan faktor lingkungan/
Dalam hal ini seorang Guru harus memiliki pengetahuan atau kecakapan dan
mencapai tujuan. Materi yang akan disampaikan oleh guru dapat mempengaruhi
siswa secara umum. Lingkungan fisik yang terdapat di Sekolah Dasar Negeri
116
keadaan atau situasi yang ada disekitar tempat belajar. Ruangan tempat
pembelajaran siswa berupa ruang kelas, sedangkan lingkungan non fisik meliputi
meliputi: faktor Guru/pengajar, faktor siswa, dan faktor materi. Yang menjadi
guru adalah bahwa guru bidang studi seni budaya yang sekarang termasuk guru
yang masih baru. Jadi kendala-kendala pada saat mengajar masih banyak
dirasakan oleh siswa. Sedangkan dari siswa, yaitu: faktor psikologis yang ada di
dalam diri siswa meliputi intelegensi, perhatian ,bakat dan minat, motivasi serta
dan tidak berbakat dalam materi pelajaran akan menurun prestasi belajarnya.
B. Saran
kesimpulan yang berhasil diperoleh oleh peneliti, berikut ini merupakan saran-
antara lain:
117
1. Bagi Guru/pengajar
2. Bagi siswa
a. Siswa diharapkan dapat meningkatkan minatnya terhadap proses
menggambar ekspresi.
121
122
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri; bukan merupakan pengambil alihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Beni Pujianto
NIM. 103251464815
124
125
126
127
Identitas Responden
Nama Responden :
Mengajar di kelas :
Ditujukan untuk:
Oleh :
Beni Pujianto
103251464815
FAKULTAS SASTRA
Juli 2010
128
ekspresi?
ekspresi?
129
Kode :A
materi.
proses pembelajaran
menggambar ekspresi
sudah berlangsung.
133
ANGKET
Identitas Responden
Nama Responden :
Kelas :
Oleh :
Beni Pujianto
103251464815
FAKULTAS SASTRA
Juli 2010
134
Pengantar
mengisi angket ini. Angket ini adalah alat pengumpul data atau informasi yang
untuk mengisi angket sesuai dengan keadaan anda, karena jawaban yang anda
Untuk itu peneliti mohon kepada anda untuk mengisi angket ini dengan jujur, dan
sesuai dengan pemahaman anda. Peneliti akan menjaga kerahasiaan jawaban anda.
Hormat saya,
Peneliti
135
Petunjuk pengisian
pemahaman anda.
2. Angket ini merupakan bentuk angket tertutup yang bersifat langsung dan
tidak langsung serta telah disediakan dua pilihan jawaban yaitu jawaban
3. Jawablah pertanyaan tersebut dengan cara memberi tanda check (v) pada
Selamat mengerjakan
136
Berilah tanda check (v) pada kolom jawaban yang sesuai dengan keyakinan anda.
No Pertanyaan Ya Tidak
menggambar ekspresi
menggambar ekspresi
menggambar ekspresi
a. Guru/Pengajar
menggambar ekspresi
ekspresi
b siswa
c Materi
d Lingkungan / suasana
menggambar ekspresi
138
Berilah tanda check (v) pada kolom jawaban yang sesuai dengan keyakinan anda
No Pertanyaan Ya Tidak
guru
menggambar eksprsi
LEMBAR OBSERVASI
Petunjuk pengisian:
1. Daftar checklist diisi dengan membubuhkan tanda check (v) pada option
Kelas : Rendah
Responden : Guru
Ekspresi
pembelajaran
3 Mengucapkan Salam V
kepada siswa
sebelumnya
Kelas : Rendah
Responden : Siswa
A B C D E
diberikan
baik
sendiri
144
Tabel 1.1 Ruang Lingkup Penelitian
No Variabel Sub Variabel Indikator Metode Instrumen Sumber Data
1. Proses pembelajaran menggambar • Persiapan • Prota, Promes, Silabus, RPP • Wawancara • Pedoman • Karya
ekspresi siswa kelas rendah Pembelajaran wawancara • Pengajar / Guru
Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01 • Pelaksanaan • Langkah-langkah Pembelajaran • Observasi • Lembar observasi • Siswa
Kecamatan Wlingi Pembelajaran -Penggunaan Metode, • Dokumentasi • Foto
-Penggunaan Media, • Peneliti
-Pengelolaan Kelas • Alat tulis
• Evaluasi • Bentuk Evaluasi
Pembelajaran -Tes Perbuatan
Jenis Evaluasi
-Evaluasi Hasil
3. Faktor yang menjadi pendukung a) Faktor Pendukung • Guru • Kuesioner • Peneliti • Karya
dan penghambat proses Pembelajaran • Siswa • Dokumentasi • Alat tulis • Pengajar / Guru
pembelajaran menggambar • Materi • Wawancara • Pedoman • Siswa
ekspresi siswa kelas rendah • Lingkungan wawancara • Dokumentasi Gambar /
Sekolah Dasar Negeri Tangkil 01 b) Faktor Penghambat • Guru foto
Kecamatan Wlingi Pembelajaran • Siswa
• Materi
11
11
118
DAFTAR PUSTAKA