DOSEN PENGAMPU :
Disusun Oleh :
Winda Ningsih
211211052
JAKARTA BARAT
2024
BAB I
PENDAHULUAN
4
Thomas Toth, 2003; Athabasca University, Wikipedia.
5
Hakim, L., & Khusniya, I. L. (2019) . EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BERBASIS DARING:SEBUAH BUKTI PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS . Universitas Islam Negeri Mataram: Jurnal Tatsqif.
mendengarkan penjelasan dosen tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
mendemonstrasikan dan lain – lain.6
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pembelajaran online learning efektif dan sudah sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa?
2. Apakah model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran online learning mudah
dimengerti oleh mahasiswa?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengetahui efektifitas pembelajaran online learning di era digital berdasarkan
pengamalan mahasiswa
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan online learning di era digital berdasarkan
pengalaman mahasiswa
3. Mengetahui harapan mahasiswa mengenai hal yang harus diperbaiki agar penerapan
online learning di era digital menjadi lebih baik
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dilampirkan peneliti, maka hasil penelitian yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi tolak ukur bagi penyelenggaraan pendidikan
sebagai tindak lanjut dari proses pembelajaran online learning.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat membantu melihat sejauh mana kefektifan
pembelajaran online yang dilaksanakan
b) Bagi Peneliti, penelitian ini dapat membantu mengetahui penggunaan pembelajaran
ini.
c) Bagi dosen, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam menggunakan model
pembelajaran kooperatif khususnya pembelajaran online learning dalam menyampaikan
materi pembelajaran secara kreatif dan lebih relevan.
6
Setyosari, P. (2008) . Pembelajaran Sistem Online: Tantangan dan Rangsangan. Dosen Jurusan TEP Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri.
d) Bagi universitas, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan agar dapat
mengembangkan metode pembelajaran online learning sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
10
https://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/al-tadib/article/view/396/380
dengan e-learning menghabiskan
banyak biaya dalam
pelaksanaannya, kecuali
perkuliahan dengan e-learning
diblanded dengan perkuliahan
tatap muka secara konvensional.11
Puji Astuti dan Kualitatif model ADDIE menganalisis konten online
Febrian “Studi dengan tahapan: learning apa saja yang akan
Efektivitas Analysis, Design, dikembangkan, menganalisis
Pengembangan Development, kompetensi yang harus dicapai
konten E-learning Implementation, oleh mahasiswa, menganalisis
di Perguruan dan Evaluation. materi yang akan disampaikan
Tinggi sesuai dengan tuntutan12 .
11
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/biblio/article/download/4656/4431
12
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/tatsqif/article/view/972/552
Transformation: The Politics of Resistance (1983,dalam Marris dan Tornham
1999:474,475), Morley mengemukakan tiga posisi hipotetis di dalam makna pembaca
teks (program acara) kemungkinan mengadopsi:
Teori Penerimaan adalah versi teori tanggapan pembaca yang menekankan penerimaan
pembaca. Hal ini lebih umum disebut penonton penerimaan dalam analisis model komunikasi.
Dalam studi sastra, teori penerimaan berasal dari karya Hans-Robert Jauss pada akhir tahun
1960. Itu paling berpengaruh selama 1970-an dan awal 1980-an di Jerman dan Amerika Serikat
(Fortier 132), di antara beberapa pekerjaan penting di Eropa Barat. Suatu bentuk teori resepsi
juga telah diterapkan untuk mempelajari historiografi, melihat sejarah Penerimaan (bawah).
Budaya teori Stuart Hall (1990:393) adalah salah satu pendukung utama teori resepsi, setelah
dikembangkan untuk media komunikasi dan studi dari pendekatan sastra dan sejarahberorientasi
disebutkan di atas.Pendekatan analisis tekstual berfokus pada ruang lingkup untuk "negosiasi"
dan "oposisi" pada bagian dari penonton. Ini berarti bahwa "teks"-baik itu buku, film, atau karya
kreatif lainnya-yang tidak hanya pasif diterima oleh penonton, tapi bahwa pembaca/pemirsa
menafsirkan makna teks berdasarkan latar belakang Producer encoder meaning Oppositional
Negotiated reading Dominant 10 budaya individu dan pengalaman hidup.
Pada dasarnya, makna teks tidak melekat dalam teks itu sendiri, tapi dibuat dalam
hubungan antara teks dan pembaca. Reception analysis, baik audience maupun konteks
komunikasi massa perlu dilihat sebagai suatu spesifik sosial tersendiri dan menjadi objek analisis
empiris. Perpaduan dari kedua pendekatan (sosial dan perspektif diskursif) itulah yang kemudian
melahirkan konsep produksi sosial terhadap makna (the social production of meaning).Analisis
resepsi kemudian menjadi pendekatan tersendiri yang mencoba mengkaji secara mendalam
bagaimana proses-proses aktual melalui makna wacana media diasimilasikan dengan berbagai
wacana dan praktik kultural audiensnya (Jensen, 1999:137). Pemanfaatan teori reception
analysis sebagai pendukung dalam kajian terhadap khalayak sesungguhnya hendak
menempatkan khalayak tidak semata pasif namun dilihat sebagai agen kultural (cultural agent)
yang memiliki kuasa tersendiri dalam hal menghasilkan makna dari berbagai wacana yang
ditawarkan media. Makna yang diusung media lalu bisa bersifat terbuka atau polysemic dan
bahkan bisa ditanggapi secara oposisif oleh khalayak (Fiske, 1987)13
BAB III
METOLOGI PENELITIAN
3.1. Paradigma Penelitian
Metode penelitan deskriptif ini dilakukan untuk menggambarkan proses atau
peristiwa yang sedang berlaku pada saat ini di lapangan yang dijadikan objek
penelitian, kemudian data atau informasinya dianalisis sehingga diperoleh suatu
13
SKRIPSI ELSE WULANDARI.pdf (iainbengkulu.ac.id)
pemecahan masalah peneliti menggunakan metode desktriptif ini dikarenakan
suatu perhatian pada informan yang menarik dari segi bagaimana para pelaku
komunikasi baik komunikator maupun komunikan melakukan interaksi.
Sementara penelitian ini menggunakan paradigma Post-Positivistik, dimana
paradigma Post-Positivistik menurut Creswell yang dikutip oleh Elvinaro
Ardianto dalam buku “Metodologi Penelitian Public Relations” menyatakan
bahwa:
Metode Deskriptif-Kualitatif termasuk paradigma Post-Positivistik, asumsi
dasar yang menjadi Inti Paradigma Penelitian Post Positivistik adalah:
Pengetahuan bersifat konjektural dan tidak berlandaskan apapun.
Karenanya kita tidak akan pernah mendapatkan kebernaran yang hakiki. Bukti
yang dibangun dalam penelitian seringkali lemah dan tidak sempurna. Penelitian
merupakan proses membuat klaim-klaim, kemudian menyaring menjadi klaim-
klaim yang sebenarnya jauh lebih kuat. Sedangkan pengetahuan dibentuk oleh
data, bukti dan pertimbangan logis, peneliti mengumpulkan informasi dengan
menggunakan instrument pengukuran tertentu yang diisi oleh partisipan atau
dengan melakukan observasi mendalam di lokasi penelitian. Peneliti harus mampu
mengembangkan pernyataan yang relevan dan benar, penyataan yang dapat
menjelaskan situasi yang sebenarnya atau mendeskripsikan relasi kasualitas dari
suatu persoalan. Aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap Objektif. Untuk
itulah penelitian Kuatitatif, standar validitas dan reabilitas menjadi sua aspek
penting yang wajib dipertimbangkan oleh peneliti.” (Cresswell, 2010: 10)14
14
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/796/9/UNIKOM_MUTIARA%20WIDIANINGTYAS_BAB%20III.pdf
Nusantara Jakarta sebagai pengguna aplikasi ini saat melakukan pembelajaran dengan
peneliti. Penelitian ini sifatnya eksplorasi, jadi tidak bertujuan untuk menguji
hipotesis atau membuat suatu generalisasi. Elemen rancangan penelitian ini
didasarkan pada fokus masalah yang diteliti, kesesuaian antara objek penelitian
dengan acuan teori, informan, instrumen, prosedur pengumpulan data dan analisis
data. Moleong (2017) berpendapat penelitian kualitatif dilakukan untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi
sumber. Danim (2002) menyebutkan penelitian kualitatif menuntut penelaahan secara
mendalam, tidak hanya sekedar mendengar mengenai apa dan bagaimana penelitian
kualitatif, namun memahami sepenuhnya sehingga proses kerja ilmiah dapat
menghasilkan produk yang memenuhi kriteria objektif. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif, maka yang digunakan adalah informan penelitian. Informan
penelitian dalam penelitian ini adalah 3 Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Dian Nusantara Jakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipan
dan angket tanggapan melalui google form dengan tidak melakukan hitungan
statistik. Angket google form digunakan untuk melihat efektivitas pembelajaran
daring berbasis video digital dengan platform Google Classroom. Teknik analisis data
menggunakan teknik analisis dari Stuart Hall yakni analisis resepsi.
Teori resepsi mempunyai argumen bahwa faktor kontekstual mempengaruhi
bagaimana khalayak memirsa atau membaca media. Faktor kontekstual termasuk
elemen identitas khalayak, persepsi pembaca atas pemberitaan, bahkan termasuk latar
belakang sosial, sejarah dan isu politik. Analisis resepsi juga dapat dikatakan sebagai
penanda suatu media maupun suatu pengalaman pada suatu peristiwa dan kejadian
yang di dalamnya terdapat pesan-pesan yang akan disampaikan. Agar audiens melihat
isi pesan yang disampaikan spesifik dengan apa yang dilihat menjadi obyek analisis
yang empiris, maka fungsi resepsi adalah dengan memberikan saran (Argani, 2014).
Persamaan pada penelitian ini yakni sama-sama meneliti mengenai pembelajaran
online atau daring ditengah pandemic covid-19. Sedangkan perbedaan pada penelitian
ini terletak pada objek penelitian. Penelitian ini mengkaji tentang analisis resepsi
bagaimana penerimaan khalayak terhadap system pembelajaran online atau daring
berbasis video digital melaui platform Google Classroom/Meet di tengah pandemi
covid 19. Pemaknaan khalayak terhadap pesan media pembelajaran dapat diukur
dengan analisis resepsi yang pertama diciptakan oleh Stuart Hall. Analisis resepsi
mengacu pada sebuah studi makna, produksi, dan pengalaman khalayak dalam
interaksi mereka dengan media. Teori ini berfokus pada prose decoding dan
interpretasi sebagai inti dari konsep analisis resepsi. Inti dari resepsi adalah untuk
menemukan pemahamn dan pembentukan makna (diambil dari sisi platform aplikasi
pembelajaran online yakni google classroom/meet) dengan penerima ( Mahasiswa
Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara Jakarta )15.
3.3. Subyek Penelitian
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, tidak dikenal dengan
populasi dan sampel seperti dalam penelitian kuantitatif karena penelitian berangkat
dari kasus keberadaan individu atau kelompok dalam situasi soaial tertentu dan
hasilnya hanya berlaku pada situasi sosial itu. Menurut Arikunto (2016:26) subjek
penelitian adalah memberi batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang
tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan.
Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian mempunyai peran yang sangat
strategis karena pada subjek penelitian, itulah data tentang variabel yang peneliti
amati. Pada penelitian kualitatif subjek penelitian disebut dengan istilah informan,
yaitu orang yang memberikan informasi tentang data yang diinginkan peneliti
berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun subjek utama (key
informan) dalam penelitian ini adalah tiga orang Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Dian Nusantara Jakarta.
Tabel 3.3.1 Daftar Informan dalam Penelitian
NO Nama Jabatan
1 Putri Amelia Mahasiswa Universitas Dian Nusantara
2 Rahmah Fauziah Mahasiswa Universitas Dian Nusantara
15
Swita Amallia Hapsari, H. P., 2019. ISSN:1412-7873; Online ISSN: 2598-7402. PEMANFAATAN GOOGLE
CLASSROOM SEBAGAI MEDIA, pp. Volume 18 No. 2, hlm. 225 - 233.
Famukhit, M. L., n.d. GOOGLE CLASSROOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN .
3 Yonathan Mahasiswa Universitas Dian Nusantara
17
UNIKOM_MUTIARA WIDIANINGTYAS_BAB III.pdf