Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

“Efektivitas Mahasiswa Universitas Dian Nusantara Dalam


Pembelajaran Online Di Era Digital Pada Saat Pandemi Covid-19”
Proposal Penelitian ini dibuat Untuk Memenuhi Penilaian Ujian Akhir Semester

Metode Penelitian Kualitatif

DOSEN PENGAMPU :

Kornelia Johana Dacosta, S.Ikom., M.Ikom

Disusun Oleh :

Winda Ningsih

211211052

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS BISNIS DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA

JAKARTA BARAT

2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Era digital merupakan era di mana semua aspek dalam kehidupan, termasuk dalam proses
pembelajaran yang terjadi lebih banyak memanfaatkan media digital. Karena pembelajaran
digital memerlukan kesiapan mahasiswa dan pengajar untuk berkomunikasi secara interaktif
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, seperti komputer/ laptop dengan
internet, smartphone dengan aplikasinya dan lainnya. Pada masa ini, teknologi informasi
telah menjadi tumpuan atau dasar kehidupan manusia, bahkan dalam bidang pendidikan di
Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan banyaknya pengaruh dari perkembangan pesat atas
internet dan teknologi digital yang erat sebagai tumpuan pergerakan dan konektivitas
manusia. Era ini juga akan memengaruhi berbagai aspek dari kegiatan manusia, khususnya
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di perguruan tinggi.1
Perkembangan pendidikan era digital memungkinkan mahasiswa mampu mendapatkan
pengetahuan berlimpah ruah serta cepat dan mudah. Perubahan pendidikan di era digital
mengharuskan pengajar memiliki kemampuan mengintegrasikan teknologi informasi dan
komunikasi ke dalam proses pembelajaran. Pembelajaran era digital saat ini sudah tidak lagi
berpusat pada guru atau dosen tetapi sudah bergeser. Pembelajaran saat ini harus berpusat
pada peserta didik (student center). 2
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat
dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari
sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan
proses pembelajaran. (Sanjaya, 2011:13-14).3
Sistem pembelajaran dengan mengintegrasikan koneksi internet dengan proses belajar
mengajar dikenal dengan sistem Online learning atau sistem belajar virtual, (Bentley,
Selassie, & Shegunshi, 2012). E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan
komputer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya
penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching
1
Azis, TN. (2019). Srategi Pembelajaran Era Digital. Annual Conference on Islamic Education and Sains. Vol 1. No.2 :
Islamisasi Ilmu Pengatahuan di Era Revolusi Industri 4.0
2
Chandrawati, S. R. (2010). Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran. Jurnal Cakrawala Kependidikan, 8 (2).
3
Sanjaya, 2011:13-14
materials berbasis web dan hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites, forum diskusi,
perangkat lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi
pendidikan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran, electronic
voting systems, dan lain-lain. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang
berbeda. 4
Online learning sampai saat ini masih dianggap sebagai terobosan atau paradigma baru
dalam kegiatan belajar mengajar dimana dalam proses kegiatan belajar mengajar antara
mahasiwa dan dosen tidak perlu hadir ruang kelas. Mereka hanya mengandalkan koneksi
internet untuk melakukan proses kegiatan belajar dan proses tersebut dapat dilakukan dari
tempat yang berjauhan. Karena kemudahan dan kepraktisan sistem perkuliahan virtual atau
online learning, tidak heran bila banyak universitas yang menggunakan perkuliahan online.
Dengan demikian pembelajaran online dapat dilakukan dari manapun mahasiswa dan dosen
berada. Sehingga kehadiran teknologi informasi bisa dimanfaatkan sebagai strategi
pembelajaran era digital dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas
mahasiswa dalam pembelajaran era digital.
Penyampaian materi melalui daring dapat bersifat interaktif sehingga mahasiswa mampu
berinteraksi dengan komputer sebagai media belajarnya. Sebagai salah satu contoh
mahasiswa yang menggunakan pembelajaran media elektronik atau menjalin hubungan
(browsing, chatting, vidiocall) melalui media elektronik, dalam hal ini komputer dan internet
nantinya akan memperoleh hasil belajar yang lebih efektif dan baik dari pada pembelajaran
konvensional.5
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan efektivitas serta kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kualitas hasil belajar mahasiswa. Penggunaan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar memiliki beberapa manfaat diantaranya: (1) Pengajaran akan
lebih menarik perhatian mahasiswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
mahasiswa, (2) Bahan pengajaran akan lebih jelas sehingga mahasiswa dapat memahami dan
menguasai tujuan pengajaran dengan baik, (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, (4)
Mahasiswa akan lebih banyak melakukan interaksi dalam kegiatan belajar sebab tidak hanya

4
Thomas Toth, 2003; Athabasca University, Wikipedia.
5
Hakim, L., & Khusniya, I. L. (2019) . EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BERBASIS DARING:SEBUAH BUKTI PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS . Universitas Islam Negeri Mataram: Jurnal Tatsqif.
mendengarkan penjelasan dosen tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
mendemonstrasikan dan lain – lain.6
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pembelajaran online learning efektif dan sudah sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa?
2. Apakah model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran online learning mudah
dimengerti oleh mahasiswa?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengetahui efektifitas pembelajaran online learning di era digital berdasarkan
pengamalan mahasiswa
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan online learning di era digital berdasarkan
pengalaman mahasiswa
3. Mengetahui harapan mahasiswa mengenai hal yang harus diperbaiki agar penerapan
online learning di era digital menjadi lebih baik
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dilampirkan peneliti, maka hasil penelitian yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi tolak ukur bagi penyelenggaraan pendidikan
sebagai tindak lanjut dari proses pembelajaran online learning.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat membantu melihat sejauh mana kefektifan
pembelajaran online yang dilaksanakan
b) Bagi Peneliti, penelitian ini dapat membantu mengetahui penggunaan pembelajaran
ini.
c) Bagi dosen, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam menggunakan model
pembelajaran kooperatif khususnya pembelajaran online learning dalam menyampaikan
materi pembelajaran secara kreatif dan lebih relevan.
6
Setyosari, P. (2008) . Pembelajaran Sistem Online: Tantangan dan Rangsangan. Dosen Jurusan TEP Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri.
d) Bagi universitas, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan agar dapat
mengembangkan metode pembelajaran online learning sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan.

BAB II
TUJUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu


Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada lima penelitian terdahulu yang memiliki
variabel dependen dan independent yang sama. Persamaan pada penelitian ini yakni sama-
sama meneliti mengenai pembelajaran online atau daring ditengah pandemic covid-19.
Sedangkan perbedaan pada penelitian ini terletak pada objek penelitian. Penelitian ini
mengkaji tentang analisis resepsi bagaimana penerimaan khalayak terhadap system
pembelajaran online atau daring berbasis video digital melaui platform Google
Classroom/Meet di tengah pandemi covid 19. Pemaknaan khalayak terhadap pesan media
pembelajaran dapat diukur dengan analisis resepsi yang pertama diciptakan oleh Stuart Hall.
Analisis resepsi mengacu pada sebuah studi makna, produksi, dan pengalaman khalayak
dalam interaksi mereka dengan media. Teori ini berfokus pada proses decoding dan
interpretasi sebagai inti dari konsep analisis resepsi. Inti dari resepsi adalah untuk
menemukan pemahamn dan pembentukan makna (diambil dari sisi platform aplikasi
pembelajaran online yakni google classroom/meet) dengan penerima ( Mahasiswa Ilmu
Komunikasi Universitas Dian Nusantara Jakarta )7. Berikut adalah penelitian terdahulu yang
digunakan :

Nama Peneliti Jenis Metodi dan Hasil Penelitian


dan Judul Penelitian Teori
Penelitian
Ananda Hadi Kualitatif Penelitian Model pembelajaran dengan kelas
Elyas Kepustakaan virtual (e-learning) merupakan
“Penggunaan (library Research) sebuah terobosan
metode baru dibidang pengajaran dan
pembelajaran E- pembelajaran, karena mampu
learning dalam meminimalkan perbedaan cara
meningkatkan mengajar dan materi, sehingga
kualitas memberikan standar kulitas
pembelajaran” pembelajaran yang lebih
7
Swita Amallia Hapsari, H. P., 2019. ISSN:1412-7873; Online ISSN: 2598-7402. PEMANFAATAN GOOGLE
CLASSROOM SEBAGAI MEDIA, pp. Volume 18 No. 2, hlm. 225 - 233.
konsisten. Sistem e-Learning
adalah mutlak diperlukan untuk
mengantisipasi perkembangan
jaman dengan dukungan
teknologi informasi dimana
semua menuju ke era digital, baik
mekanisme maupun konten.8
Sri Rahayu Kualitatif Penelitian Materi pemebelajaran
Chandrawati Kepustakaan disampaikan sesuai dengan
“Pemanfaatan E- (Library kenyataan sehingga mudah
learning dalam Research) dipahami, diserap dan
pemebelajaran” dipraktekan langsung oleh
mahasiswa. Apalagi jika
mahasiswa sendiri yang
merumuskan materi pembelajaran
dan cara penyampaian nya
disertai dengan ilustrasi, contoh,
demonstrasi, vidio dan
sebagainya9.
La Hadisa dan Kualitatif Studi kasus Pemanfaatan Teknologi Informasi
Wa Muna dalam dunia pendidikan
“Pengelolan merupakan satu terobosan yang
Teknologi luar biasa. Dukungan teknologi
Infromasi dalam informasi ini diharapkan dapat
menciptakan menjadi suatu inovasi dalam
model inovasi pembelajaran dengan banyak
pembelajaran (E- melibatkan komponen-komponen
learning) teknologi informasi didalamnya.
Teknologi informasi berhubungan
erat dengan sistem, teknologi
8
https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/juwarta/article/viewFile/4/3
9
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jckrw/article/download/183/256
informasi menjanjikan efisiensi,
kecepatan penyampaian
informasi, jangkauan yang global,
fleksibel dalam pengunaannya.
Oleh karena itu dalam era
globalisasi sektor pendidikan pun
tak luput dari jangkauannya, yaitu
dengan melibatkan teknologi di
dalamnya dapat menghasilkan
suatu sistem pendidikan. Dalam
tulisan ini dibahas mengenai
model pendidikan yang
melibatkan teknologi informasi
yang menjadi bagian dari inovasi
pembelajaran dengan
menggunakan teknologi
informasi yaitu E-Learning.
Meliputi pengertian dari E-
Learning,fungsi,manfaat,beberapa
kelebihan dan kelemahan E-
Learning, serta program dan
proses pembelajaran E- Learning.
Dengan demikian, jelas sudah
bahwa sistem pembelajaran E-
Learning, adalah suatu sistem
pembelajaran yang dapat
meningkatkan inovasi dalam
pembelajaran diera globalisasi
saat ini, dimana belajar atau
berinteraksi antara guru atau
dosen dan siswa juga
mahasiswa tidak lagi terhalang
oleh jarak, ruang dan waktu10.
Pipit Putri Kualitatif Penelitian pembelajaran jarak jauh dengan
Hariani, Sri Kepustakaan e-learning secara umum dapat
Ngayomi Yudha (Library memberikan pemahaman
Wastuti, Liza Research) terhadap mahasiswa sama halnya
Mahdelana, dan dengan perkuliahan tatap muka
Wahid Iskandar secara konvensional, namun
Barus tingkat kesempatan terhadap
“Pemanfaatan E- pemahaman yang diperoleh
learning pada menjadi tidak sama terhadap
pembelajaran setiap mahasiswa tergantung
jarak jauh di terhadap baik atau buruk nya
masa pandemi koneksi internet yang dimiliki
covid-19 masing masing mahasiswa, hal ini
dikarenakan apabila mahasiswa
memiliki koneksi terhadap
aplikasi e- learning kurang baik
maka kesempatan untuk
mengikuti diskusi materi menjadi
terhambat.
Oleh sebab itu pula maka
sebagian besar responden tidak
menginginkan pembelajaran
sepenuhnya menggunakan e-
learning atau aplikasi online
lainnya, mereka masih
mengharapkan pembelajaran
konvensional terjadi kembali
sebab pembelajaran jarak jauh

10
https://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/al-tadib/article/view/396/380
dengan e-learning menghabiskan
banyak biaya dalam
pelaksanaannya, kecuali
perkuliahan dengan e-learning
diblanded dengan perkuliahan
tatap muka secara konvensional.11
Puji Astuti dan Kualitatif model ADDIE menganalisis konten online
Febrian “Studi dengan tahapan: learning apa saja yang akan
Efektivitas Analysis, Design, dikembangkan, menganalisis
Pengembangan Development, kompetensi yang harus dicapai
konten E-learning Implementation, oleh mahasiswa, menganalisis
di Perguruan dan Evaluation. materi yang akan disampaikan
Tinggi sesuai dengan tuntutan12 .

2.2. Kajian Teoritis


Teori resepsi merupakan sebuah aplikasi historis dari tanggapan pembaca
terutama berkembang di Jerman ketika H. R Jauss menerbitkan tulisan berjudul Literary
Theory as a Challenge ti Literary Theory. Dimana fokus perhatiannya pada penerimaan
sebuah teks. Minat utamanya bukan pada tanggapan seorang pembaca tertentu pada suatu
waktu tertentu melainkan pada perubahan-perubahan tanggapan, interpretasi, dan
evaluasi pembaca umum terhadap teks yang sama atau teks-teks yang berbeda. (Nasbahry
Couto, 2011).
Teori Resepsi menantang otonomi teks dan implikasi rancangan yang baik sebuah
teks, dengan argumen bahwa interpretasi dan evaluasi tidak ditentukan oleh sifat alami
teks dan kebaikannya oleh pengarang, tetapi juga 8 oleh karakter si penerima atau
konsumen. Tetapi teori resepsi adalah suatu studi dengan pendekatan yang berbeda.
Ahli teori Resepsi menggunakan penemuan-penemuan riset empiris. Tetapi
mereka juga menyadari keluasan dari: proses, institusi, konteks dan struktur kondisi dan
batas-batas respon pengamat. Dalam tulisannya yang dimuat dalam Cultural

11
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/biblio/article/download/4656/4431
12
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/tatsqif/article/view/972/552
Transformation: The Politics of Resistance (1983,dalam Marris dan Tornham
1999:474,475), Morley mengemukakan tiga posisi hipotetis di dalam makna pembaca
teks (program acara) kemungkinan mengadopsi:

a. Dominant (atau ‘hegemonic’) reading : pembaca sejalan dengan kode-kode program


(yang didalamnya terkandung nilai-nilai,sikap, keyakinan dan asumsi) dan secara penuh
menerima makna yang disodorkan dan dikehendaki oleh si pembuat program.

b. Negotiated reading: pembaca dalam batas-batas tertentu sejalan dengan kode-kode


program dan pada dasarnya menerima makna yang disodorkan oleh si pembuat program namun
memodifikasikannya sedemikian rupa sehingga mencerminkan posisi dan minatminat
pribadinya.

c. Oppositional (‘counter hegemonic’) reading: pembaca tidak sejalan dengan kode-


kode program dan menolak makna atau pembacaan yang disodorkan, dan kemudian menentukan
frame alternatif sendiri di dalam menginterpretasikan pesan/program.

Teori Penerimaan adalah versi teori tanggapan pembaca yang menekankan penerimaan
pembaca. Hal ini lebih umum disebut penonton penerimaan dalam analisis model komunikasi.
Dalam studi sastra, teori penerimaan berasal dari karya Hans-Robert Jauss pada akhir tahun
1960. Itu paling berpengaruh selama 1970-an dan awal 1980-an di Jerman dan Amerika Serikat
(Fortier 132), di antara beberapa pekerjaan penting di Eropa Barat. Suatu bentuk teori resepsi
juga telah diterapkan untuk mempelajari historiografi, melihat sejarah Penerimaan (bawah).
Budaya teori Stuart Hall (1990:393) adalah salah satu pendukung utama teori resepsi, setelah
dikembangkan untuk media komunikasi dan studi dari pendekatan sastra dan sejarahberorientasi
disebutkan di atas.Pendekatan analisis tekstual berfokus pada ruang lingkup untuk "negosiasi"
dan "oposisi" pada bagian dari penonton. Ini berarti bahwa "teks"-baik itu buku, film, atau karya
kreatif lainnya-yang tidak hanya pasif diterima oleh penonton, tapi bahwa pembaca/pemirsa
menafsirkan makna teks berdasarkan latar belakang Producer encoder meaning Oppositional
Negotiated reading Dominant 10 budaya individu dan pengalaman hidup.

Pada dasarnya, makna teks tidak melekat dalam teks itu sendiri, tapi dibuat dalam
hubungan antara teks dan pembaca. Reception analysis, baik audience maupun konteks
komunikasi massa perlu dilihat sebagai suatu spesifik sosial tersendiri dan menjadi objek analisis
empiris. Perpaduan dari kedua pendekatan (sosial dan perspektif diskursif) itulah yang kemudian
melahirkan konsep produksi sosial terhadap makna (the social production of meaning).Analisis
resepsi kemudian menjadi pendekatan tersendiri yang mencoba mengkaji secara mendalam
bagaimana proses-proses aktual melalui makna wacana media diasimilasikan dengan berbagai
wacana dan praktik kultural audiensnya (Jensen, 1999:137). Pemanfaatan teori reception
analysis sebagai pendukung dalam kajian terhadap khalayak sesungguhnya hendak
menempatkan khalayak tidak semata pasif namun dilihat sebagai agen kultural (cultural agent)
yang memiliki kuasa tersendiri dalam hal menghasilkan makna dari berbagai wacana yang
ditawarkan media. Makna yang diusung media lalu bisa bersifat terbuka atau polysemic dan
bahkan bisa ditanggapi secara oposisif oleh khalayak (Fiske, 1987)13

BAB III
METOLOGI PENELITIAN
3.1. Paradigma Penelitian
Metode penelitan deskriptif ini dilakukan untuk menggambarkan proses atau
peristiwa yang sedang berlaku pada saat ini di lapangan yang dijadikan objek
penelitian, kemudian data atau informasinya dianalisis sehingga diperoleh suatu
13
SKRIPSI ELSE WULANDARI.pdf (iainbengkulu.ac.id)
pemecahan masalah peneliti menggunakan metode desktriptif ini dikarenakan
suatu perhatian pada informan yang menarik dari segi bagaimana para pelaku
komunikasi baik komunikator maupun komunikan melakukan interaksi.
Sementara penelitian ini menggunakan paradigma Post-Positivistik, dimana
paradigma Post-Positivistik menurut Creswell yang dikutip oleh Elvinaro
Ardianto dalam buku “Metodologi Penelitian Public Relations” menyatakan
bahwa:
Metode Deskriptif-Kualitatif termasuk paradigma Post-Positivistik, asumsi
dasar yang menjadi Inti Paradigma Penelitian Post Positivistik adalah:
Pengetahuan bersifat konjektural dan tidak berlandaskan apapun.
Karenanya kita tidak akan pernah mendapatkan kebernaran yang hakiki. Bukti
yang dibangun dalam penelitian seringkali lemah dan tidak sempurna. Penelitian
merupakan proses membuat klaim-klaim, kemudian menyaring menjadi klaim-
klaim yang sebenarnya jauh lebih kuat. Sedangkan pengetahuan dibentuk oleh
data, bukti dan pertimbangan logis, peneliti mengumpulkan informasi dengan
menggunakan instrument pengukuran tertentu yang diisi oleh partisipan atau
dengan melakukan observasi mendalam di lokasi penelitian. Peneliti harus mampu
mengembangkan pernyataan yang relevan dan benar, penyataan yang dapat
menjelaskan situasi yang sebenarnya atau mendeskripsikan relasi kasualitas dari
suatu persoalan. Aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap Objektif. Untuk
itulah penelitian Kuatitatif, standar validitas dan reabilitas menjadi sua aspek
penting yang wajib dipertimbangkan oleh peneliti.” (Cresswell, 2010: 10)14

3.2. Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, di
mana peneliti melakukan upaya eksplorasi pembelajaran daring menggunakan
aplikasi online yaitu dengan Google Meet dan kemudian melihat tanggapan secara
langsung dengan mewawancarai 3 Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Dian

14
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/796/9/UNIKOM_MUTIARA%20WIDIANINGTYAS_BAB%20III.pdf
Nusantara Jakarta sebagai pengguna aplikasi ini saat melakukan pembelajaran dengan
peneliti. Penelitian ini sifatnya eksplorasi, jadi tidak bertujuan untuk menguji
hipotesis atau membuat suatu generalisasi. Elemen rancangan penelitian ini
didasarkan pada fokus masalah yang diteliti, kesesuaian antara objek penelitian
dengan acuan teori, informan, instrumen, prosedur pengumpulan data dan analisis
data. Moleong (2017) berpendapat penelitian kualitatif dilakukan untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi
sumber. Danim (2002) menyebutkan penelitian kualitatif menuntut penelaahan secara
mendalam, tidak hanya sekedar mendengar mengenai apa dan bagaimana penelitian
kualitatif, namun memahami sepenuhnya sehingga proses kerja ilmiah dapat
menghasilkan produk yang memenuhi kriteria objektif. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif, maka yang digunakan adalah informan penelitian. Informan
penelitian dalam penelitian ini adalah 3 Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Dian Nusantara Jakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipan
dan angket tanggapan melalui google form dengan tidak melakukan hitungan
statistik. Angket google form digunakan untuk melihat efektivitas pembelajaran
daring berbasis video digital dengan platform Google Classroom. Teknik analisis data
menggunakan teknik analisis dari Stuart Hall yakni analisis resepsi.
Teori resepsi mempunyai argumen bahwa faktor kontekstual mempengaruhi
bagaimana khalayak memirsa atau membaca media. Faktor kontekstual termasuk
elemen identitas khalayak, persepsi pembaca atas pemberitaan, bahkan termasuk latar
belakang sosial, sejarah dan isu politik. Analisis resepsi juga dapat dikatakan sebagai
penanda suatu media maupun suatu pengalaman pada suatu peristiwa dan kejadian
yang di dalamnya terdapat pesan-pesan yang akan disampaikan. Agar audiens melihat
isi pesan yang disampaikan spesifik dengan apa yang dilihat menjadi obyek analisis
yang empiris, maka fungsi resepsi adalah dengan memberikan saran (Argani, 2014).
Persamaan pada penelitian ini yakni sama-sama meneliti mengenai pembelajaran
online atau daring ditengah pandemic covid-19. Sedangkan perbedaan pada penelitian
ini terletak pada objek penelitian. Penelitian ini mengkaji tentang analisis resepsi
bagaimana penerimaan khalayak terhadap system pembelajaran online atau daring
berbasis video digital melaui platform Google Classroom/Meet di tengah pandemi
covid 19. Pemaknaan khalayak terhadap pesan media pembelajaran dapat diukur
dengan analisis resepsi yang pertama diciptakan oleh Stuart Hall. Analisis resepsi
mengacu pada sebuah studi makna, produksi, dan pengalaman khalayak dalam
interaksi mereka dengan media. Teori ini berfokus pada prose decoding dan
interpretasi sebagai inti dari konsep analisis resepsi. Inti dari resepsi adalah untuk
menemukan pemahamn dan pembentukan makna (diambil dari sisi platform aplikasi
pembelajaran online yakni google classroom/meet) dengan penerima ( Mahasiswa
Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara Jakarta )15.
3.3. Subyek Penelitian
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, tidak dikenal dengan
populasi dan sampel seperti dalam penelitian kuantitatif karena penelitian berangkat
dari kasus keberadaan individu atau kelompok dalam situasi soaial tertentu dan
hasilnya hanya berlaku pada situasi sosial itu. Menurut Arikunto (2016:26) subjek
penelitian adalah memberi batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang
tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan.
Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian mempunyai peran yang sangat
strategis karena pada subjek penelitian, itulah data tentang variabel yang peneliti
amati. Pada penelitian kualitatif subjek penelitian disebut dengan istilah informan,
yaitu orang yang memberikan informasi tentang data yang diinginkan peneliti
berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun subjek utama (key
informan) dalam penelitian ini adalah tiga orang Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Dian Nusantara Jakarta.
Tabel 3.3.1 Daftar Informan dalam Penelitian

NO Nama Jabatan
1 Putri Amelia Mahasiswa Universitas Dian Nusantara
2 Rahmah Fauziah Mahasiswa Universitas Dian Nusantara

15
Swita Amallia Hapsari, H. P., 2019. ISSN:1412-7873; Online ISSN: 2598-7402. PEMANFAATAN GOOGLE
CLASSROOM SEBAGAI MEDIA, pp. Volume 18 No. 2, hlm. 225 - 233.
Famukhit, M. L., n.d. GOOGLE CLASSROOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN .
3 Yonathan Mahasiswa Universitas Dian Nusantara

3.4. Pengumpulan Data


Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai
penelitian terkait. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua jenis
sumber data, yaitu sebagai berikut :
A. Data Primer
Menurut Sugiyono (2018:456) Data primer yaitu sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Peneliti
menggunakan hasil wawancara yang didapatkan dari informan mengenai topik
penelitian sebagai data primer. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 07
November 2022. Sehubungan dengan adanya penerapan PPKM Covid-19 peneliti
tidak dapat melakukan wawancara secara langsung (face to face), namun peneliti
mendapatkan informasi dari wawancara melalui whatsapp dilaksanakan beberapa
kali sepanjang penelitian ini berlangsung
B. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2018:456) data sekunder yaitu sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder
adalah sesuai dengan buku, jurnal, dan artikel yang berkaitan dengan topik
penelitian mengenai Efektivitas Mahasiswa Universitas Dian Nusantara Dalam
Pembelajaran Online Di Era Digital Pada Saat Pandemi Covid-1916.
3.5. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai
sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam
(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dalam hal
analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa:
“Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview
transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own
16
http://repository.stei.ac.id/2172/4/BAB%20III.pdf
understanding of them and to enable you to present what you have discovered to
others”.(Sugiyono.2014:243)
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahanbahan lain, sehingga
dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data menjabarkannya ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada
orang lain.
Analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif.
Analisis digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga
hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dikemukakan di sini bahwa, analisa data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data
ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan
data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan
hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi
secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis
tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data
yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata
hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.17

17
UNIKOM_MUTIARA WIDIANINGTYAS_BAB III.pdf

Anda mungkin juga menyukai